MEMAHAMI PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KA
MEMAHAMI PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARANGAN ILMIAH
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Estuning Dewi Hapsari, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
Haqul Bahroni ( 162110060 )
Ilham M.R ( 162110061 )
Imroatul M ( 162110062 )
M. Taufik ( 162110063 )
Miftakhul Ulum ( 162110064 )
M. David Ananta ( 162110065 )
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
PROGRAM SARJANA SEKOLAH TINGGI TEKNIK
DHARMA ISWARA MADIUN 2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun panjatkan
ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinnga penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(Pengantar, Pengertian Dasar serta Bunyi Bahasa dan Tata Bahasa)”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang penggunaan bahasa
baku dalam karya ilmiah.
Penyusun berterima kasih kepada Ibu Estuning Dewi Hapsari, S.Pd, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan
juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan makalah ini.
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan
kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik
yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna di masa yang akan datang.
Madiun,
Oktober 2016
Penyusun
2
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penulisan ................................................................1
B.Rumusan Masalah ..........................................................................2
C.Manfaat Penulisan ..........................................................................2
II PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM PEMBUATAN KARYA
ILMIAH(PENGANTAR HAKIKAT BAHASA, FUNGSI, UNSUR,DAN
BAHASA BAKU)
A.Hakikat, Fungsi, dan Unsur Bahasa.....................................................3
B.Ragam Bahasa dalam Tata Bahasa Indonesia........................................4
C.Bahasa Baku ................................................................................6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ..................................................................................9
B.Saran ....................................................................................... ..9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................10
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Mahasiswa memiliki ruang di setiap semester untuk menulis karya ilmiah.
Karya ilmiah sering menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Permasalahannya
bukan pada sedikit-banyaknya tugas menulis yang diberikan oleh dosennya, melainkan
bagaimana tatacara penulisannya yang baik dan benar. Diantara karya ilmiah yang
mereka harus tulis selama perkuliahan diantaranya, makalah, proposal penelitian,
proposal skripsi, laporan penelitian dan sebagainya. Sebagaimana dipahami bahwa
kegiatan menulis ilmiah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses
belajar yang dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap
semester mereka harus menulis karya ilmiah dalam berbagai bentuk dalam setiap
matakuliah yang mereka tempuh. dengan demikian mereka diharapkan akan memiliki
wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai apa yang disebut dengan karya
ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya. Namun, dalam menghadapi tugas menulis
di atas, banyak mahasiswa yang masih menganggapnya sebagai beban berat. Anggapan
tersebut timbul karena kegiatan menulis memang meminta banyak tenaga, waktu, serta
perhatian yang sungguh-sungguh.
Di samping itu menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki
oleh mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan kegunaannya, apalagi jika tugas
menulis itu dikaitkan dengan dengan mata kuliah yang bukan mata kuliah di bidangnya.
Dalam praktik penlisan tugas ilmiah tersebut, mahasiswa selalu berupaya semaksimal
mungkin untuk dapat menulis dengan baik. Di satu sisi ada mahasiswa yang sangat
tekun dan berusaha dengan banyak bertanya, dan membaca berbagai literatur serta rajin
ke perpustakaan untuk menghasilakan sebuah karya tulis. Namun sayangnya, sebagian
yang lain hanya potong kompas (short cut) untuk mendapat sebuah tulisan, baik dengan
copy paste (copas) tugas teman maupun sekedar copas dari internet, tanpa menambah
atau merubah sedikit pun tulisan tersebut. Hal ini terjadi tentu dikembalikan kepada
individu masing-masing mahasiswa, mereka menempatkan tugas menulis karya ilmiah
itu sebagai sebuah kewajiban ilmiah atau beban ilmiah.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku.
Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata/istilah baku, yang digunakan dengan
1
makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika pembentukannya dan cara
penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/istilah bahasa Indonesia. Untuk
keperluan ini Anda harus memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Misalnya, yang kita maksudkan seseorang mengamati bangunan, kata yang kita pakai
adalah "mengamati", bukan memandang meskipun kedua kata tersebut bersinonim atau
mempunyai makna yang mirip. Kedua, perhatikan "nilai rasa" dalam menggunakan
kata. Misalnya, kita mampu membedakan penggunaan kata Kamu, Saudara, Anda atau
penggunaan kata Beliau, mohon, minta, dan sebagainya. Ketiga, kita harus mampu
membedakan arti umum dan arti khusus sebuah kata. Kata yang digunakan adalah kata
dengan arti umum.
Penggunaan kata/istilah baku dengan makna yang tepat, dalam karya ilmiah
kalimat yang digunakan haruslah efektif dan efisien dan mengikuti kaidah-kaidah
penyusun kalimat. Kalimat dalam karya ilmiah selalu berupa kalimat lengkap,
mengikuti aturan tatabahasa, bernalar, efisien, dan hubungan antara unsur-unsurnya
cukup padu, Pada makalah ini, penulis mencoba memberikan pemahaman konsep dasar
hakikat menulis karya ilmiah. Harapan penulis tentu makalah ini dapat menjadi
guidance, petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami konsep dasar karya ilmiah dan
bagaimana tatacara penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa
selingkung di perguruan tinggi
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menggunakan bahasa baku dalam tata bahasa
2. Membedakan penggunaan bahasa baku dan tidak baku dalam sebuah tata bahasa
C. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Mengetahui bagaimana menggunakan bahasa baku dalam suatu tata bahasa
2. Menjelaskan perbedaan bahasa baku dan tidak baku dalam tata bahasa.
D. Manfaat Penilitian
BAB II
PEMBAHASAN
2
A.
Hakikat dan Fungsi Bahasa, dan Unsur Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat untuk
mengidentifikasi, bekerja sama, dan untuk berkomunikasi, bahasa terbentuk oleh suatu aturan,
kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata
kalimat.
Lambang dalam sistem bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Oleh karena itu, yang dianggap primer dalam bahasa ialah bahsa yang diucapkan atau yang
disebut bahasa lisan . Bahasa tulisan hanya bersifat sekunder
1. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a) Fungsi Umum
1. Untuk tujuan praktis, seperti mengadakan hubungan dalam pergaulan
sehari-hari.
2. Untuk tujuan artistik, seperti mengolah bahasa dengan cara yang indah
guna memenuhi kebutuhan estetis manusia, kebutuhan estetis manusia
seperti seni musik, puisi, dan lain-lain
3. Sebagai kunvi untuk mempelajari pengetahuan lain, seperti mempelajari
ilmu-ilmu tertentu.
4. Untuk tujuan filologis, yaitu mempelajari naskah-naskah kuno terdahulu.
b) Fungsi Khusus
1. Sebagai alat menjalankan administrasi negara, misalnya untuk menyusun
undang-undang atau surat kenegaraan.
2. Sebagai alat pemersatu berbagai suku.
3. Sebagai wadah penampung kebudayaan.
2. Unsur Bahasa
Suatu bahasa setidaknya memiliki dua unsur yaitu, sebagai berikut :
a) Kosa Kata
Semua kata yang dimiliki oleh suatu bahasa disebut kosa kata atau
perbendaharaan kata . Biasanya kosa kata disusun dalam suatu kamus. Kosa
kata sebagian besar berupa kata-kata. Sebagian kecilnya berupa istilah dan
ungkapan/idiom.
b) Tata Bahasa
Suatu himpunan kaidah atau patokan umum yang berdasarkan struktur bahasa
disebut tata bahasa atau kaidah bahasa. Struktur bahasa meliputi tata bunyi
(fonologi), tata bentuk (morfologi), dan tata kalimat (sintaksis).
B.
Ragam Bahasa
Sebenarnya setiap bahasa memiliki kesamaan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata
kata, tata kalimat, dan tata makna. Namun, faktor pemakai bahasa, seperti usia, pendidikan,
agama, profesi dan latar belakang daerah, menyebabkan bahasa menjadi tidak seragam. Oleh
karena itu munculah ragam bahasa. di indonesia sendiri memiliki tujuh ragam bahasa yaitu
sebagai berikut :
3
1. Idiolek
Ragam bahasa yang bersifat perseorangan disebut idiolek. Setiap orang yang
memiliki ciri khas pribadi dalam pemakaian lafal, tata bahasa, ataupun pilihan kata
yng dimiliki.
2. Dialek
Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari
wilayah tertentu disebut dengan dialek. ada tiga jenis dialek yaitu :
a. Dialek Regional adalah variasi bahasa yang dipakai didaerah tertentu.
Contoh : Bahasa Jawa dialek Medan, Bahasa Melayu dialek Jakarta, dan
sebagainya.
b. Dialek Sosial adalah dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu
atau dipakai untuk menandai srata sosial tertentu.
Contoh : Dialek Wanita, Dialek Remaja, dan sebagainya.
c. Dialek Temporal adalah dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu.
Contoh : Dialek Melayu pada Jaman Sriwijaya, Dialek Bali pada Jaman
Majapahit, dan sebagainya.
3. Sosiolek
Adalah ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyrakat dari
golongan tertentu.
Contoh : Ragam Bahasa Mahasiswa, Ragam Bahasa, Remaja Masjid, dan
sebagainya.
4. Fungsiolek
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu.
Contoh : Ragam Bahasa Penilitian, Ragam Bahasa Jurnalistik, dan
sebagainya.
5. Bahasa Baku
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi
Contoh : Karya Ilmiah
6. Bahasa Tidak Balu
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau tidak resmi
7. Bahasa Lisan dan Tulisan
Ragam bahasa menurut sarana terbagi menjadi dua, yaitu ragam bahasa lisan
dan tulisan, Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang digunakan secara lisan,
sedangkan ragam bahasa tulisan dalah ragam bahasa yang digunakan secara
tertulis.
Dalam pemakaian ragam bahasa lisan, komunikasi biasanya disertai dengan
mimik, gerak-gerik anggota tubuh, dan intonasi ucapan. Sementara itu dalam
ragam bahasa tulisan, konunikasi dibantu dengan pemakaian tanda baca.
Contoh :
Bahasa Lisan
Bahasa Tulisan
4
Galih : “Kemarin ada berita bahwa ada orang
yang dapat menggandakan uang.”
Ratna : Ahh, “Aku sudah tau berita itu orang
yang tinggal di Probolinggo itu kan?.”
Galih : “iya betul. Akan tetapi entah betul atau
tidak sekarang dia masih dalam pemeriksaan
oleh polisi karena dugaan penipuan.
Ratna : “benar juga sih.. kalau dilogika pun
tidak masuk akal juga, buat apa lagi dia dia cari
dana kemana-mana dan melakukan penipuan
kalau memang bisa menggandakan uang.”
C.
Di Probololinggo Jawa Timur ada seseorang
bernama Dimas Kanjeng Taat yang dapat
menggandakan uang, ternyata setelah di usut
oleh pihak kepolisian setempat orang tersebut
diduga melakukan penipuan.
Bahasa Baku
Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok dan dasar ukuran
atau standar. Ciri- ciri bahasa baku ditandai oleh lima hal yaitu sebagai berikut :
1. Penggunaan Kaidah Tata Bahasa
Maksudnya ialah menggunakan kata-kata dalam bahasa indonesia yang sesuai dengan
aturan tata bahasa. Bahasa baku dalam penggunaan kaidah tata bahasa baku meliputi hal
berikut :
a) Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara konsisten dan eskplisit.
Contoh :
5
Bahasa Tidak Baku
Ilham injak kotoran ayam.
Bus jalan terlalu pelan.
Bahasa Baku
Ilham menginjak kotoran ayam.
Bus berjalan terlalu pelan.
b) Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk
secara konsisten dan eksplisit.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Trisno tahu anaknya menjadi
juara kelas.
Gogon jatuh, dahan yang ia naiki
patah.
Bahasa Baku
Trisno tahu bahwa anaknya
menjadi juara kelas
Gogon jatuh karena dahan yang ia
naiki patah.
c) Pemakaian pola frasa untuk predikat: aspek + pelaku + kata kerja secara
konsisten.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Mantel rajutan saya sudah bawa.
Jalur selanjutnya Anda akan
lewati jembatan gantung.
Bahasa Baku
Mantel rajutan sudah saya bawa
Jalur selanjutnya akan Anda
lewati jembatan gantung.
d) Pemakaian Konstruksi sintetis.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Dia punya sepeda
Bikin besar
Kasih tahu
Bahasa Baku
Sepedanya
Membesarkan
Memberitahukan
e) Menghindari pemakaian unsur gramatikal daerah.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Isyana ngarang lagu baru.
Teman saya motornya rusak
Bahasa Baku
Isyana mengarang lagu baru.
Motor teman saya rusak.
2. Penggunaan kata-kata baku
Maksudnya ialah kata – kata yang berupa kata-kata umum yang sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Cantik banget
Duit
6
Bahasa Baku
Sangat cantik
Uang
3. Penggunaan Ragam Resmi dalam Ragam Tulis
Maksudnya ialah kata-kata yang di gunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Diesempurnakan (EYD).
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Berkali²
Makan dikantin
Melipat gandakan
Bahasa Baku
Berkali-kali
Makan di Kantin
Melipatgandakan
4. Penggunaan Lafal Baku dalam Ragam Lisan.
Maksudnya ialah pelafalan kata bebas dari ciri-ciri lafal dialek daerah.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
[kalo’]
[abis]
Bahasa Baku
[kalaw]
[habis]
5. Penggunaan Kalimat Secara Efektif
Maksudnya ialah kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat
menyampaiakan pesan pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca,
seperti yang dimaksud pembicara atau penulis, keaktifan tersebut dapat dicapai
melalui hal-hal berikut :
a. Susuna kalimat menurut aturan tata bahasa yang benar
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Hakim menghukum jessica denagn
hukuman penjara dua tahun dan
temannya
Bahasa Baku
Hakim menghukum jessica dan
kelompoknya dengan hukuman
penjara dua tahun.
b. Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yanng logis didalam kalimat.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Pertunjukan belum dimulai padahal
malam ini hujan.
Bahasa Baku
Pertunjukan belum dimulai padahal
sudah pukul 19.00 WIB.
c. Penggunaan kata secara tepat dan efisien.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Pengunjung obyek wisata pantai di
Pacitan tahun ini naik.
7
Bahasa Baku
Pengunjung obyek wisata pantai di
Pacitan tahun ini bertambah.
d. Penggunaan variasi kalimat atau pemberian tekananpada unsur kalimat yang
ingin ditonjolkan.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Dia makan dengan tergesa-gesa.
BAB III
PENUTUP
8
Bahasa Baku
Makanlah dia dengan tergesa-gesa.
A. KESIMPULAN
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Penting
tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan seperti jumlah penutur, luas penyebaran,
dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya. Bahasa Indonesia
mempunyai kedudukan yang lebih penting daripada bahasa daerah. Kedudukan yang penting
itu sekali-kali bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar kecilnya jumlah
kosakata atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya
ungkapnya.
Beberapa pengertian dasar berkenaan dengan bahasa adalah pengertian yang meliputi
pengertian tentang beberapa bunyi, pengertian tentang pembentukan kata, pengertian tentang
kalimat, dan pengertian bahasa baku
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik,
harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan
salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita ke depannya. Amiinn.
B.
SARAN
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita harus selalu menggali potensi
yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara
mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke
depannya. Amiinn.
DAFTAR PUSTAKA
9
Prihantini.Ainia.2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B first.
10
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Estuning Dewi Hapsari, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
Haqul Bahroni ( 162110060 )
Ilham M.R ( 162110061 )
Imroatul M ( 162110062 )
M. Taufik ( 162110063 )
Miftakhul Ulum ( 162110064 )
M. David Ananta ( 162110065 )
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
PROGRAM SARJANA SEKOLAH TINGGI TEKNIK
DHARMA ISWARA MADIUN 2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun panjatkan
ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehinnga penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(Pengantar, Pengertian Dasar serta Bunyi Bahasa dan Tata Bahasa)”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang penggunaan bahasa
baku dalam karya ilmiah.
Penyusun berterima kasih kepada Ibu Estuning Dewi Hapsari, S.Pd, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan
juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan makalah ini.
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan
kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik
yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna di masa yang akan datang.
Madiun,
Oktober 2016
Penyusun
2
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penulisan ................................................................1
B.Rumusan Masalah ..........................................................................2
C.Manfaat Penulisan ..........................................................................2
II PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM PEMBUATAN KARYA
ILMIAH(PENGANTAR HAKIKAT BAHASA, FUNGSI, UNSUR,DAN
BAHASA BAKU)
A.Hakikat, Fungsi, dan Unsur Bahasa.....................................................3
B.Ragam Bahasa dalam Tata Bahasa Indonesia........................................4
C.Bahasa Baku ................................................................................6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ..................................................................................9
B.Saran ....................................................................................... ..9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................10
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Mahasiswa memiliki ruang di setiap semester untuk menulis karya ilmiah.
Karya ilmiah sering menjadi masalah tersendiri bagi mahasiswa. Permasalahannya
bukan pada sedikit-banyaknya tugas menulis yang diberikan oleh dosennya, melainkan
bagaimana tatacara penulisannya yang baik dan benar. Diantara karya ilmiah yang
mereka harus tulis selama perkuliahan diantaranya, makalah, proposal penelitian,
proposal skripsi, laporan penelitian dan sebagainya. Sebagaimana dipahami bahwa
kegiatan menulis ilmiah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses
belajar yang dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap
semester mereka harus menulis karya ilmiah dalam berbagai bentuk dalam setiap
matakuliah yang mereka tempuh. dengan demikian mereka diharapkan akan memiliki
wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai apa yang disebut dengan karya
ilmiah dan bagaimana tatacara penulisannya. Namun, dalam menghadapi tugas menulis
di atas, banyak mahasiswa yang masih menganggapnya sebagai beban berat. Anggapan
tersebut timbul karena kegiatan menulis memang meminta banyak tenaga, waktu, serta
perhatian yang sungguh-sungguh.
Di samping itu menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki
oleh mahasiswa. Ada pula kelompok yang meragukan kegunaannya, apalagi jika tugas
menulis itu dikaitkan dengan dengan mata kuliah yang bukan mata kuliah di bidangnya.
Dalam praktik penlisan tugas ilmiah tersebut, mahasiswa selalu berupaya semaksimal
mungkin untuk dapat menulis dengan baik. Di satu sisi ada mahasiswa yang sangat
tekun dan berusaha dengan banyak bertanya, dan membaca berbagai literatur serta rajin
ke perpustakaan untuk menghasilakan sebuah karya tulis. Namun sayangnya, sebagian
yang lain hanya potong kompas (short cut) untuk mendapat sebuah tulisan, baik dengan
copy paste (copas) tugas teman maupun sekedar copas dari internet, tanpa menambah
atau merubah sedikit pun tulisan tersebut. Hal ini terjadi tentu dikembalikan kepada
individu masing-masing mahasiswa, mereka menempatkan tugas menulis karya ilmiah
itu sebagai sebuah kewajiban ilmiah atau beban ilmiah.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku.
Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata/istilah baku, yang digunakan dengan
1
makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika pembentukannya dan cara
penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/istilah bahasa Indonesia. Untuk
keperluan ini Anda harus memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Misalnya, yang kita maksudkan seseorang mengamati bangunan, kata yang kita pakai
adalah "mengamati", bukan memandang meskipun kedua kata tersebut bersinonim atau
mempunyai makna yang mirip. Kedua, perhatikan "nilai rasa" dalam menggunakan
kata. Misalnya, kita mampu membedakan penggunaan kata Kamu, Saudara, Anda atau
penggunaan kata Beliau, mohon, minta, dan sebagainya. Ketiga, kita harus mampu
membedakan arti umum dan arti khusus sebuah kata. Kata yang digunakan adalah kata
dengan arti umum.
Penggunaan kata/istilah baku dengan makna yang tepat, dalam karya ilmiah
kalimat yang digunakan haruslah efektif dan efisien dan mengikuti kaidah-kaidah
penyusun kalimat. Kalimat dalam karya ilmiah selalu berupa kalimat lengkap,
mengikuti aturan tatabahasa, bernalar, efisien, dan hubungan antara unsur-unsurnya
cukup padu, Pada makalah ini, penulis mencoba memberikan pemahaman konsep dasar
hakikat menulis karya ilmiah. Harapan penulis tentu makalah ini dapat menjadi
guidance, petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami konsep dasar karya ilmiah dan
bagaimana tatacara penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan bahasa
selingkung di perguruan tinggi
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menggunakan bahasa baku dalam tata bahasa
2. Membedakan penggunaan bahasa baku dan tidak baku dalam sebuah tata bahasa
C. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Mengetahui bagaimana menggunakan bahasa baku dalam suatu tata bahasa
2. Menjelaskan perbedaan bahasa baku dan tidak baku dalam tata bahasa.
D. Manfaat Penilitian
BAB II
PEMBAHASAN
2
A.
Hakikat dan Fungsi Bahasa, dan Unsur Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat untuk
mengidentifikasi, bekerja sama, dan untuk berkomunikasi, bahasa terbentuk oleh suatu aturan,
kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata
kalimat.
Lambang dalam sistem bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Oleh karena itu, yang dianggap primer dalam bahasa ialah bahsa yang diucapkan atau yang
disebut bahasa lisan . Bahasa tulisan hanya bersifat sekunder
1. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a) Fungsi Umum
1. Untuk tujuan praktis, seperti mengadakan hubungan dalam pergaulan
sehari-hari.
2. Untuk tujuan artistik, seperti mengolah bahasa dengan cara yang indah
guna memenuhi kebutuhan estetis manusia, kebutuhan estetis manusia
seperti seni musik, puisi, dan lain-lain
3. Sebagai kunvi untuk mempelajari pengetahuan lain, seperti mempelajari
ilmu-ilmu tertentu.
4. Untuk tujuan filologis, yaitu mempelajari naskah-naskah kuno terdahulu.
b) Fungsi Khusus
1. Sebagai alat menjalankan administrasi negara, misalnya untuk menyusun
undang-undang atau surat kenegaraan.
2. Sebagai alat pemersatu berbagai suku.
3. Sebagai wadah penampung kebudayaan.
2. Unsur Bahasa
Suatu bahasa setidaknya memiliki dua unsur yaitu, sebagai berikut :
a) Kosa Kata
Semua kata yang dimiliki oleh suatu bahasa disebut kosa kata atau
perbendaharaan kata . Biasanya kosa kata disusun dalam suatu kamus. Kosa
kata sebagian besar berupa kata-kata. Sebagian kecilnya berupa istilah dan
ungkapan/idiom.
b) Tata Bahasa
Suatu himpunan kaidah atau patokan umum yang berdasarkan struktur bahasa
disebut tata bahasa atau kaidah bahasa. Struktur bahasa meliputi tata bunyi
(fonologi), tata bentuk (morfologi), dan tata kalimat (sintaksis).
B.
Ragam Bahasa
Sebenarnya setiap bahasa memiliki kesamaan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata
kata, tata kalimat, dan tata makna. Namun, faktor pemakai bahasa, seperti usia, pendidikan,
agama, profesi dan latar belakang daerah, menyebabkan bahasa menjadi tidak seragam. Oleh
karena itu munculah ragam bahasa. di indonesia sendiri memiliki tujuh ragam bahasa yaitu
sebagai berikut :
3
1. Idiolek
Ragam bahasa yang bersifat perseorangan disebut idiolek. Setiap orang yang
memiliki ciri khas pribadi dalam pemakaian lafal, tata bahasa, ataupun pilihan kata
yng dimiliki.
2. Dialek
Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat dari
wilayah tertentu disebut dengan dialek. ada tiga jenis dialek yaitu :
a. Dialek Regional adalah variasi bahasa yang dipakai didaerah tertentu.
Contoh : Bahasa Jawa dialek Medan, Bahasa Melayu dialek Jakarta, dan
sebagainya.
b. Dialek Sosial adalah dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu
atau dipakai untuk menandai srata sosial tertentu.
Contoh : Dialek Wanita, Dialek Remaja, dan sebagainya.
c. Dialek Temporal adalah dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu.
Contoh : Dialek Melayu pada Jaman Sriwijaya, Dialek Bali pada Jaman
Majapahit, dan sebagainya.
3. Sosiolek
Adalah ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyrakat dari
golongan tertentu.
Contoh : Ragam Bahasa Mahasiswa, Ragam Bahasa, Remaja Masjid, dan
sebagainya.
4. Fungsiolek
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu.
Contoh : Ragam Bahasa Penilitian, Ragam Bahasa Jurnalistik, dan
sebagainya.
5. Bahasa Baku
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi
Contoh : Karya Ilmiah
6. Bahasa Tidak Balu
Adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi informal atau tidak resmi
7. Bahasa Lisan dan Tulisan
Ragam bahasa menurut sarana terbagi menjadi dua, yaitu ragam bahasa lisan
dan tulisan, Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang digunakan secara lisan,
sedangkan ragam bahasa tulisan dalah ragam bahasa yang digunakan secara
tertulis.
Dalam pemakaian ragam bahasa lisan, komunikasi biasanya disertai dengan
mimik, gerak-gerik anggota tubuh, dan intonasi ucapan. Sementara itu dalam
ragam bahasa tulisan, konunikasi dibantu dengan pemakaian tanda baca.
Contoh :
Bahasa Lisan
Bahasa Tulisan
4
Galih : “Kemarin ada berita bahwa ada orang
yang dapat menggandakan uang.”
Ratna : Ahh, “Aku sudah tau berita itu orang
yang tinggal di Probolinggo itu kan?.”
Galih : “iya betul. Akan tetapi entah betul atau
tidak sekarang dia masih dalam pemeriksaan
oleh polisi karena dugaan penipuan.
Ratna : “benar juga sih.. kalau dilogika pun
tidak masuk akal juga, buat apa lagi dia dia cari
dana kemana-mana dan melakukan penipuan
kalau memang bisa menggandakan uang.”
C.
Di Probololinggo Jawa Timur ada seseorang
bernama Dimas Kanjeng Taat yang dapat
menggandakan uang, ternyata setelah di usut
oleh pihak kepolisian setempat orang tersebut
diduga melakukan penipuan.
Bahasa Baku
Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok dan dasar ukuran
atau standar. Ciri- ciri bahasa baku ditandai oleh lima hal yaitu sebagai berikut :
1. Penggunaan Kaidah Tata Bahasa
Maksudnya ialah menggunakan kata-kata dalam bahasa indonesia yang sesuai dengan
aturan tata bahasa. Bahasa baku dalam penggunaan kaidah tata bahasa baku meliputi hal
berikut :
a) Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara konsisten dan eskplisit.
Contoh :
5
Bahasa Tidak Baku
Ilham injak kotoran ayam.
Bus jalan terlalu pelan.
Bahasa Baku
Ilham menginjak kotoran ayam.
Bus berjalan terlalu pelan.
b) Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk
secara konsisten dan eksplisit.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Trisno tahu anaknya menjadi
juara kelas.
Gogon jatuh, dahan yang ia naiki
patah.
Bahasa Baku
Trisno tahu bahwa anaknya
menjadi juara kelas
Gogon jatuh karena dahan yang ia
naiki patah.
c) Pemakaian pola frasa untuk predikat: aspek + pelaku + kata kerja secara
konsisten.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Mantel rajutan saya sudah bawa.
Jalur selanjutnya Anda akan
lewati jembatan gantung.
Bahasa Baku
Mantel rajutan sudah saya bawa
Jalur selanjutnya akan Anda
lewati jembatan gantung.
d) Pemakaian Konstruksi sintetis.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Dia punya sepeda
Bikin besar
Kasih tahu
Bahasa Baku
Sepedanya
Membesarkan
Memberitahukan
e) Menghindari pemakaian unsur gramatikal daerah.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Isyana ngarang lagu baru.
Teman saya motornya rusak
Bahasa Baku
Isyana mengarang lagu baru.
Motor teman saya rusak.
2. Penggunaan kata-kata baku
Maksudnya ialah kata – kata yang berupa kata-kata umum yang sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Cantik banget
Duit
6
Bahasa Baku
Sangat cantik
Uang
3. Penggunaan Ragam Resmi dalam Ragam Tulis
Maksudnya ialah kata-kata yang di gunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Diesempurnakan (EYD).
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Berkali²
Makan dikantin
Melipat gandakan
Bahasa Baku
Berkali-kali
Makan di Kantin
Melipatgandakan
4. Penggunaan Lafal Baku dalam Ragam Lisan.
Maksudnya ialah pelafalan kata bebas dari ciri-ciri lafal dialek daerah.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
[kalo’]
[abis]
Bahasa Baku
[kalaw]
[habis]
5. Penggunaan Kalimat Secara Efektif
Maksudnya ialah kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat
menyampaiakan pesan pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca,
seperti yang dimaksud pembicara atau penulis, keaktifan tersebut dapat dicapai
melalui hal-hal berikut :
a. Susuna kalimat menurut aturan tata bahasa yang benar
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Hakim menghukum jessica denagn
hukuman penjara dua tahun dan
temannya
Bahasa Baku
Hakim menghukum jessica dan
kelompoknya dengan hukuman
penjara dua tahun.
b. Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yanng logis didalam kalimat.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Pertunjukan belum dimulai padahal
malam ini hujan.
Bahasa Baku
Pertunjukan belum dimulai padahal
sudah pukul 19.00 WIB.
c. Penggunaan kata secara tepat dan efisien.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Pengunjung obyek wisata pantai di
Pacitan tahun ini naik.
7
Bahasa Baku
Pengunjung obyek wisata pantai di
Pacitan tahun ini bertambah.
d. Penggunaan variasi kalimat atau pemberian tekananpada unsur kalimat yang
ingin ditonjolkan.
Contoh :
Bahasa Tidak Baku
Dia makan dengan tergesa-gesa.
BAB III
PENUTUP
8
Bahasa Baku
Makanlah dia dengan tergesa-gesa.
A. KESIMPULAN
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Penting
tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan seperti jumlah penutur, luas penyebaran,
dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya. Bahasa Indonesia
mempunyai kedudukan yang lebih penting daripada bahasa daerah. Kedudukan yang penting
itu sekali-kali bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar kecilnya jumlah
kosakata atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya
ungkapnya.
Beberapa pengertian dasar berkenaan dengan bahasa adalah pengertian yang meliputi
pengertian tentang beberapa bunyi, pengertian tentang pembentukan kata, pengertian tentang
kalimat, dan pengertian bahasa baku
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik,
harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan
salah satunya dengan cara mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita ke depannya. Amiinn.
B.
SARAN
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan yaitu kita harus selalu menggali potensi
yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan salah satunya dengan cara
mempelajari makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke
depannya. Amiinn.
DAFTAR PUSTAKA
9
Prihantini.Ainia.2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: B first.
10