PENINGKATAN PERAN INDONESIA DI KAWASAN P

SELAMAT DATANG

Saya akan menjadi Menteri

Lebih dari Pemenang
Padamu Negeri Kami Berjanji, Padamu Kami Berbakti,
Padamu Negeri Kami Mengabdi, Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

PPRA 55 UNTUK INDONESIA

PENINGKATAN PERAN INDONESIA DI KAWASAN PACIFIK SELATAN
GUNA MEMPERKUAT GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI
DALAM RANGKA KETAHANAN NASIONAL

103

Yakobus Stefanus Muda

BAB - II

BAB - I


LANDASAN
PEMIKIRAN

PENDAHULUAN
• MAKSUD DAN TUJUAN (2)
• RULING & SISTEMATIKA (3)
• METHODE PENDELATAN (4)
• PENGERTIAN (5)

SISTEMATIKA

• PARADIGMA NASIONAL (7)
• PERATURAN PER-UU-AN (8)
• LANDASAN TEORI (9)
• TINJAUAN PUSTAKA (10)

BAB - III

BAB - V


LANDASAN
PEMIKIRAN

KONDISI YG
DIHARAPKAN

BAB - VI
• KONDISI SAAT INI (21)

KONDISI SAAT INI (12)

IMPLIKASI (13

• KONTRIBUSI (22)

PERMASALAHAN (14)

• INDIKASI (23)


BAB - IV
PENGARUH BANG LINGSTRA
• GLOBAL (16)
• Regional (17)
• Nasional (18)
• PELUANG & KENDALA (19)

K–S- U

• KEBIHAJAN (25)
• STRATEGI (26)
• UPAYA (27)

BAB - VII
PENUTUP
• SIMPULAN (28)
• SARAN (29)

LINGKUP BAHASAN


1.Latar Belakang
2.Alur Pikir & Pola Pikir
3.Landasan Pemikiran
4.Kondisi Saat Ini

5.
6.
7.
8.

Pengaruh Banglingstra
Kondisi yg Diharapkan
Konsepsi
Penutup

LATAR BELAKANG
• Competitives advantage
Secara kodrati posisi geografis Indonesia terletak antara
pertemuan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta
pertemuan Benua Asia dan Benua Australia.


• Geopolitik & Geostrategi
Masih dibawa Pengaruh Amerika, Inggris dan Perancis dan
menerima bantuan dari negara tersebut termasuk dari
China dan Rusia.

• Sosial Budaya
Kesamaan dalam etnis dengan wilayah Indonesia di bagian
Timur seperti Papua, Maluku dan Maluku Utara, serta
Nusa Tenggara Timur yang berasal dari ras Polinesia dan
Melanesia.

BAGAIMANA PENGARUH
GEOSTRATEGI DAN

GEOPOLITIK INDONESIA DI
KAWASAN PACIFIK
SELATAN DALAM RANGKA
KETAHANAN NASIONAL ?


PENINGKATAN PERAN INDONESIA DI KAWASAN PACIFIK SELATAN
GUNA MEMPERKUAT GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI
DALAM RANG KA KETAHANAN NASIONAL
POKOK POKOK
PERSOALAN

PERAN
INDONESIA DI
KAWASAN
PACIFIK
SELATAN SAAT
INI

1. Belum
optimalnya
pengaruh Indonesia
dlm
menerapkan
geostrategi di Pasifik
Selatan

2. Belum
geopolitik
tentang
Selatan
3. Kualitas
Rendah

fokusnya
Indonesia
Pasifik

- PARADIGMA NASIONAL
- PERATURAN PER-UU-AN

KONSEPSI
PERAN INDONESIA DI
KAWASAN PASIFIK
SELATAN

SDM masih


4. Belum
Optimalnya
Pembangunan
di
Wilayah Timur

PERKEMBANGAN
LINGSTRA

POKOK-POKOK
PEMECAHAN PERSOALAN

PERAN
INDONESIA DI
KAWASAN ASIA
PASIFIK YG
DIHARAPKAN

MEMPERKUAT

GEOPOLITIK
DAN
GEOSTRATEGI

TANNAS
NASIONAL
TERCAPAI

PARADIGMA NASIONAL
PERATURAN PER-UU-AN

PROSES
SUBYEK

• KEMENKOPOLHUKAM

PERAN
INDONESIA
DI KAWASAN
PASISIK

SELATAN
SAAT INI

• KEMLU
• KEMHAN
• KEMEN PU
• MENDAGRI
• POLRI
• TNI
• BIN
• DPR

METODE

OBYEK

• DIPLOMAT
• KEMENT/
LEMBAGA


• KEBIJAKAN
POLITIK LN

• SARPRAS
• ANGGARAN

• IDENTIFIKASI
• RE-DESAIN
• OPTIMALISASI
• KEMITRAAN
• KOORDINASI
• MEDIASI
• LOBI & NEGOSIASI
• EVALUASI
• DIK & LAT
• SELEKSI
• GAKKUM
• INDUSTRIALISASI
• AKSELERASI
• PEMASARAN

BANG LINGSTRA

FEED BACK

PARTISIPASI
INDONESIA DI
KAWASAN
PASIFIK SELATAN

MEMPERKUAT
GEOPOLITIK DAN
GEOSTRATEGI

TANNAS
NASIONAL
TERCAPAI

PARADIGMA
NASIONAL

PANCASILA

UUD 1945

Nilai-nilai
Pancasila

Pembukaan
Aline 1 & 4

WAWASAN
NUSANTARA

GEOSTRATEGI
&
GEOPOLITIK

PERATURAN
PER-UU-AN

UU No. 37
Tahun 2009
HUBUNGAN
LUAR NEGERI

UU No. 2
Tahun 2002

UU No. 3
Tahun 2002

UU No.34

POLRI

PERTAHANAN
NEGARA

TENTARA
NASIONAL IND.

UU No. 17
Tahun 2007
RPJPN Tahun
2005-2025

LANDASAN
TEORI

TEORI
PARTISIPASI

TEORI
HUB. INT.

TEORI
POLITIK INT.

TEORI
POLITIK L.N

1. Echols
Shadily
2. Sumaryadi

1. Johari
2. Couloumbis
dan Wolfe

Hobbes,
Niebuhr, dan
Thucydides

Wijaya

TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia di Pasifik Selatan oleh Dwi
Sri Wahyuni
Indonesia dan kawasan Pasifik Selatan yang berdekatan secara geografis dan
memiliki kesamaan sumber daya alam di bidang perikanan dan kelatan
menjadikan kedua aktor tersebut saling bekerja sama dengan kebutuhan
negara masing-masing. Kerjasama ini bergerak di bidang ekonomi dan politik .
Judul ini berkaita karena saling melengkapi antara judul tersebut dengan peran
indonesia di kawasan Pasifik Selatan yaitu penulis ini ingin mengetahui
mengapa Indonesia dan negara – negara Pasifik mengadakan hubungan kerja
sama bidang poltik dan ekonomi serta mengetahui bentuk implementasi dalam
kerjasama Indonesia di kawasan pasifik selatan.
Dari hasil penelitian buku iini menunjukkan bahwa latar belakang hubungan
kerjasama Indonesia dan negara-negara Pasifik Selatan didasari oleh
kebutuhan dan kepentingan masing-masing tiap negara. Indonesia banyak
memberi bantuan berupa kerjasama teknis seperti capacity building di bidang
ekonomi dan good governance di bidang politik kepada negara-negara Pasifik
Selatan (Fiji, Vanuatu, Papua Nugini), sebab negara-negara di Pasifik Selatan
minim akan kemajuan pembangunan negaranya yang disebakan oleh kapasitas
sumber daya manusia yang kurang, demografi yang jumlahnya sedikit, serta
akses yang sulit dijangkau. Hal ini memberikan masukan juga terhadap
penulisan ini yang juga akan menkaji lagi tentang hambatan dan pokok-pokok
persoalana yang akan dihadapi oleh indonesia untuk dapat berperan aktif di
Pasifik Selatan.

Hubungan Indonesia dengan negaranegara Pasifik Selatan oleh Yumma
Sani Anshari G
Penelitian ini menuliskan bahwa peranan dan posisi Indonesia di Pasifik
Selatan, sebagai negara yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kerjasama dengan
negara lain. Indonesia memiliki berbagai kesamaan budaya dan potensi
kekuatan ekonomi yang akan melatar belakangi lahirnya berbagai kerjasama
antara Indonesia dan negara-negara di Pasifik Selatan lainnya. Hubungannya
dengan judul kami adalah meningkatkan peran Indonesia di wilayah pasifik
selatan dengan cara kejasama bilateral dan mumltilateral agar Indonesia bisa
berperan aktif dalam perkembangan isu-isu yang terjadi di wilayah ini. Serta
dapat memperkuat geopolitik dan geostrategi Indonesia.
Dalam penulisan ini juga berkaitan tetntang peran Indonesia di Kawasan Pasifik
Selatan terutama dalam memperjuangkan masalah-masalah tertentu dalam
forum internasional. Kawasan Pasifik Selatan menempati urutan kedua dalam
prioritas politik luar negeri Indonesia setelah kawasan Asia Tenggara. Stabilitas
dan keamanan diwilayah tersebut sangat penting dan berpengaruh bagi negara
Indonesia dalam hal pertahanan. Akan tetapi, keuntungan yang dimiliki oleh
Indonesia atas letaknya berdekatan dengan Pasifik Selatan, tak hanya
berdampak positif saja tetapi bisa saja berdampak negatif. Dampat negatif ini
dapat dilihat dari sikap negara-negara tertentu dikawasan tersebut dapat
menjadi gangguan bagi stabilitas Indonesia dan merugikan citra Indonesia di
forum internasional.

KONDISI SAAT INI

• Komisi Pasific Selatan didirikan berdasarkan persetujuan Canbera
pada tahun 1947 oleh Belanda, Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Australia dan
Selandia Baru.

• Forum Pasific Selatan didirikan pada tanggal 5 Agustus 1971 oleh
Australia dan Selandia Baru serta beberapa negara merdeka (Departemen
Penerangan RI, 1985: 5).

• Semangat Regionalisme tampaknya kuat sekali, sehingga

masyarakat Pasific Selatan tidak mengalami kesulitan untuk menentukan identitas
kawasannya.

• Geopolitik negara-negara asing

di kawasan ini adalah Amerika
Serikat, Perancis, Jepang, Uni Soviet, Cina (Ronald Nangoi, 1982: 731)

FAKTA-FAKTA

• Memiliki Perjanjian Kerjasama antara Indonesia dan
beberapa negara di Kawasan Pacifik SelatanPosisi
• Semamgat etnisitas telah membuat semakin meningkatnya
gerakan untuk memperjuangkan hak Kesetaraan
• Tumbuhnya gerakan, United Liberation Movement for West
Papua (ULMWP)
• Kasus dugaan Kekerasan Hak Asasi Manusia (HAM)
• .

FAKTA-FAKTA

• Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Penyelenggaraan

Forum Persaudaraan Masyarakat Melanesia
Indonesia merupakan kerjasama dengan 5 Propinsi di

Indonesia (Melanesia : Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua
Barat, NTT)

• Komitmen Indonesia terhadap
pembangunan Papua, di tanggapi serius oleh
pemerintah Indonesia dengan adanya Otsus (Otonomi Khusus).

• Komitmen Indonesia thd HAM

FAKTA-FAKTA

FAKTA-FAKTA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pancasila & UUD 45 (Alinea I & 4)
Wawasan Nusatara
Posisi Geografis, SKA
Hubungan Kerjasama PNG, Fiji
Etnis Melanesia di 5 Propinsi
Komitmen Indonesia thd HAM
Pengaruh Indonesia di ASEAN
Komitmen thd Pembangunan
Papua
9. Forum-Forum di Pacifik dan PBB

S
S

1. Pembangunan di Wilayah Timur
belum optimal
2. Dugaan masalah HAM
3. Berkembangnya semangat
etnisitas
4. Tumbuhnya gerakan, United
Liberation Movement for West
Papua (ULMWP)
5. Masuknya Isu HAM di Forum PBB

W
W

Implikasi Peran Indonesia di Pasifik Selatan
terhadap geopolitik dan geostrategi Indonesia

Peran Indonesia di daerah
Pasifik Selatan memang
masih kurang optimal

Pemerintah Indonesia
menganggap wilayah Pasifik
Selatan sebagai kawasan
yang penting bagi
Indonesia.

Implikasi Geostrategi dan Geopolitik Indonesia
terhadap Ketahanan Nasional
Isu Pelanggaran HAM yang
oleh LSM luar ULMWP di bawa

forum
intenasional PBB

ke

yang tanggapi kurang serius
oleh pemerimtah Indonesia.
Hal ini bisa menjadi ancaman
bagi keutuhan NKRI di masa
mendatang dan menurunkan
ketangguhan Ketahanan
Nasional bangsa Indonesia.

POKOK PERSOALAN

BAB –IV
PENGARUH BANG LINGSTRA

GLOBAL (16)
REGIONAL (17)
NASIONAL (18)
PELUANG DAN KENDALA (19)

BANG LINGSTRA
Indonesia menjadi sorotan
internasional ketika negara-negara
Melasenia mendukung LSM Papua
ULMWP terhadap pelanggaran
HAM yang di bawa ke forum HAM
PBB.
• Melanesian Spearhead Group
telah memberikan tempat
kepada Papua sebagai peninjau.
• Asia-Pacific Economic
Cooperation atau Kerjasama
Ekonomi Asia Pasifik.
• Hubungan diplomasi Indonesia
dengan negara Kawasan Pasifik
Selatan






Ideologi : Pancasila (Alinea I&IV)
Politik : Otonomi Khusus
Ekonomi : Dana Otsus
Sosial Budaya : Forum
Persaudaraan Masy. Melanesia
Ind.
• Keamanan : Penegakan Hukum

PELUANG DAN KENDALA
1) Indonesia adalah anggota Dewan
HAM PBB selama 4 Periode, Penggagas
komisi HAM antar pemerintah ASEAN.
2) Hubungan diplomasi antara
Indonesia dengan beberapa negara di
kawasan pasifik timur, Indonesia
masuk kedalam anggota MSG
3) Kerjasama APEC atau Kerjasama
Ekonomi Asia Pasifik dalam bertujuan
mengukuhkan pertumbuhan ekonomi
dan mempererat komunitas negaranegara di Asia Pasifik.

1) Dukungan Negara MSG
kepada ULMWP
2) Diplomasi Indonesia yang
tergolong lambat dan kurang
terhadap negara-negara di
kawasan pasifik selatan.
3) Pembangunan belum
optimal di Wilayah Timur
Indonesia.

Peran Indonesia di Kawasan Pasifik selatan Yang Diharapkan



• Geostrategi semakin meningkat,
Peningkatan Kerjasama di
berbagai bidang
• Geopolitik semakin meningkat,
Aktif dalam Forum MSG & Forum
Pacifik Selatan




Dugaan Isu HAM di PBB tidak
berkembang dan PBB mendukung
Indonesia, Papua adalah masalah
dalam negeri Indonesia
ULMWP tidak mendapat dukungan di
MSG
Indonesia Masuk dalam keanggotaan
MSG

Kontribusi : Geostrategi  Geopolitik  Ketahanan Nasional

Indikasi Keberhasilan
• Masuknya Indonesia ke dalam keanggotaan MSG.
• Tanggapan positif dari Indonesia pada sidang HAM di
Forum PBB oleh 6 Negara di kawasan Pasifik selatan.
• Optimalnya kerjasama di segala bidang dengan
negara-negara kawasan Pasifik Selatan.
• Pembangunan Nasional merata di Wilayah Indonesia
Timur.

Kebijakan :
͞Optimalisasi Peran Indonesia di kawasan Pasifik Selatan͟

STRATEGI
• (Geostrategi) Meningkatkan pengaruh
Indonesia di wilayah Pasifik Selatan
• (Geopolitik) Meningkatkan kerja sama
ekonomi dan politik
• Mengoptimalkan peningkatan pendidikan
(capacity building) guna meningkatkan
SDM di Kawasan Pasifik selatan
• Mewujudkan Pembanguan nasional di
wilayahPapua

Meningkatkan Pengaruh Indonesia di Wilayah Pasifik Selatan

1
Strategi

U
P
A
Y
A

Reposisi Kebijakan Luar Negeri
(Menkopolhukan, Menlu)
Penanganan Isu dugaan Pelanggaran
HAM (Menkopolhukan, Menlu)
Memperkuat Forum Pacifik
(Presiden-> Menlu, Menkopolhukan)

Membangun Citra Positif ttg Papua
(Kemendagri, Pemda Papua, Kemen PU
dan Kemenristek Dikti)

Meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik di wilayah pasisik selatan
Kerjasama Ekonomi
(Kemenlu, Kemendag dan Kementerian Perindustrian)

2
Strategi

Forum-forum Bilateral
(Kemenlu, Kemendag dan Kadin serta Swasta)
Konferensi Tingkat Tinggi Pacific Island Development
Forum (Kemenlu, Kementerian Polhulkam,
Kementerian Perindutrian dan Pedagangan)

Kerjasama Teknologi
(Kemelu, Kemenristik, Kemenetrian Perdagangan dan
kementerian pedagangan )

Mengoptimalkan peningkatan pendidikan (capacity building) demi
meningkatkan SDM di Kawasan Pasifik selatan,

3
Strategi

U
P
A
Y
A

Pengembangan Kualitas SDM melalui
Pendidikan (Kemenlu, Kemendiknas,
Menkopohulkam dan Kementristek)
Peningkatan Peran Pemda dalam
Peningkatan Pengembangan SDM (Pemda
dan Dinas Pendidikan)

Penawaran Program Scholarship forml &
Informal (Pemda & Kemendiknas)

Mewujudkan Pembanguan nasional di wilayah Papua

4
Strategi

U
P
A
Y
A

Pembangunan infrastruktur (Kementerian
dalam negeri berserta Kemen PU & PR
berkeja sama dengan Dinas Pekerjaan
Umum)

Good Governance
(Presiden bersama Kemenko Polhukam
dan Kemendagri)
Program peningkatkan kesejahteraan rakyat
Papua (Kementerian sosial dan DPR
berkerjasama dengan pemda Papua)

SIMPULAN

1. Mengoptimalkan pengaruhnya Indonesia di Pacifik Selatan dengan
konsep geostrategic (kerjasama ekonomi, social budaya, capacity
building)
2. Mengoptimalkan pengaruh geopolitik Indonesia di Kawasan Pacifik
Selatan (Aktif dalam Forum MSG, Forum Asia Pacific-> ASEAN/APEC)
3. Optimalisasi pembangunan Nasional di wilayah Indonesia Timur (SDM,
Infrastruktur, Capacity Building, Kerjasama antar Wilayah)

SARAN

1. Presiden RI dengan Kemenlu dan Kemenko Polhulkam berkerjasama
dalam menanggapi isu pelanggaran HAM di papua yang sudah
masuk kedalam agenda rapat Forum PBB.
2. Kemenlu dan Kemenko Pohulkam berkerja sama untuk
meningkatakan diplomasi Indonesia kepada negara yang ada di
wilayah Pasifik Selatan.

Terima Kasih

Instrumen HAM Internasional yang Telah
Diratifikasi Indonesia
1. Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949. Telah diratifikasi dengan UU No. 59
Tahun 1958
2. Konvensi Tentang Hak Politik Kaum Perempuan – Convention of Political
Rights of Women. Telah diratifikasi dengan UUD No. 68 tahun 1958
3. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan – Convention on the Elmination of Discrimination againts
Women. Telah diratifikasi dengan UU No. 7 tahun 1984.
4. Konvensi Hak Anak – Convention on the Rights of the Child. Telah
diratifikasi dengan Kepres 36 tahun 1990.
Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak mengenai Perdagangan Anak dan,
prostitusi Anak, dan Pornografi Anak – Optional Protocol to the Convention
on the rights of The child on the sale of children, child prostitution dan child
pornography. Telah ditandatangani pada tanggal 24 sepetember 2001.

6. Konvensi Internasional terhadap Anti Apartheid dalam Olahraga –
International Convention Againts Apartheid in Sports. Telah
diratifikasi dengan UU No. 48 tahun 1993.
7. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman
Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan, atau
merendahkan martabat Manusia – Toture Convention. Telah
diratifikasi dengan UU No. 5 tahun 1998.
8. Konvensi orgnisasi Buruh Internasional No. 87, 1998 tth Kebebasan
Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi – ILO
(International Labour Organisation) Convention No. 87, 1998
Concerning Freedom Association and Protection on the Rights to
Organise. Telah diratifikasi dengan UU No. 83 tahun 1998.
9. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk
Diskriminasi Rasial – Convention on the Elemination of Racial
Discrimination. Telah diratifikasi dengan UU No. 29 Tahun 1999

Protokol tambahan Konvensi Hak Anak mengenai Keterlibatan Anak dalam
Konflik Bersenjata – Optional Protocol to the Convention on the Rights of
the child on the Involvement of the Children ini Armend Conflict. Telah
ditandatangani pada 24 September 2001.

10. Optional protokol Konvensi tentang Penghapusan Semua Bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan – Convention on the Elmination of
Discrimination Againt Women. Telah ditandatangi pada Maret 2000
tetapi belum bisa diratifikasi.

5. Konvensi Pelarangan, Pengembangan, Produksi dan Penyimpanan Senjata
Biologis dan Penyimpanannya serta pemusnahannya – Convention on the
Prohobition of the Development, Production and Stockpilling of
Bacteriological (Biological) and Toxic Weaponsand on their Destruction.
Telah diratifikasi denga Kepres No. 58 tahun 1991.

11. Konvensi Internasional untuk penghentian Pembiayaan terorisme
– International Convention for the Supression of the Financing
Terrorism. Telah ditandatangani pada 24 September 2001.

ALINEA 1 "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan."
ALINEA 4 ”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."