MANAJEMEN ISU KRISIS DAN KONFLIK (1)

MANAJEMEN ISU KRISIS DAN
KONFLIK
Disusun oleh:
1. Alvin Norman
2. Putri Harsanti
3. Ayu Maulidha
4. Danastri Pasthika
5. Rika Faizah Marta

(201041228)
(201041285)
(201341197)
(201341216)
(201341219)

BAB I
PENDAHULUAN
Tawuran antar warga manggarai dan warga tambak
selalu menjadi agenda perbincangan karena konfliknya
yang terus berulang, masalah ini bukan perkara baru dan
jangan dianggap perkara yang remeh. Penyimpangan

seperti tawuran antar warga menjadi kerusuhan yang
mungkin saja dapat mengakibatkan menghilangnya nyawa
seseorang. Tawuran antar warga merupakan fenomena
sosial masyarakat bawah yang banyak menghadapi
masalah sosial ekonomi dan lingkungan seperti
pengangguran, kemiskinan, tempat tinggal yang padat, dan
kumuh. Jadi tawuran sejatinya merupakan bentuk dari
protes sosial.

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
studi kasus.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan
wawancara dan observasi langsung ke narasumber yaitu pada pihak
polisi yang berada di Polsek Manggarai.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati melalui studi kasus dan wawancara
mendalam.

C. Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara spontan dilakukan dengan mewawancarai
secara langsung kepada narasumber tanpa ada
persiapan, tetapi memahami kasus yang akan ditanyai
kepada narasumber.
2) Observasi
3) Sumber Informasi dalam penelitian ini adalah anggota
Polisi, Polsek Manggarai, Jakarta Selatan.
4) Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada tanggal 20
November 2015 di Kantor Polsek Manggarai, Jakarta
Selatan.

BAB III
HASIL PENELITIAN

Faktor – faktor Yang Menyebabkan

Terjadinya Tawuran:
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
3. Faktor lingkungan

Dampak Dari Tawuran
PERTAMA, warga atau masyarakat (dan
keluarganya tentunya) yang telibat tawuran jelas
mengalami dampaknya, contohnya apabila warga
tersebut cidera atau bahkan tewas dalam kejadian
itu.
KEDUA, rusaknya sarana dan fasilitas umum
seperti toko, bus, halte, dan lain-lain.
KETIGA, yang cukup mengkhawatirkan adalah
berkurangnya rasa kepercayaan dari pihak
lingkungan ia tinggal kepada si pelaku tawuran.

Hasil wawancara kelompok kita dengan narasumber salah satu pihak polisi di
Polsek Jatinegara yang bernama Pak Dewandeko, adalah sebagai berikut:
1) Apa penyebab konflik antar warga ini?

Kalau penyebabnya itu gak bisa dipastikan, tapi kadang-kadang masalahnya
tentang masalah pacaran, maksudnya dia apel kerumah pacarnya. Yang kedua
petasan, petasan itu biasanya sebagai tanda kalau tawuran baru dimulai. Ini kan
masalahnya ada macem-macem. Ada juga tawuran yang internal kelurahan
Manggarai, cuma karena beda RW aja ada. Penyebabnya yang itu pacaran,
parkiran, itu bisa.
2) Bagaimana cara mengatasinya?
Di panggil semua tokoh-tokoh masyarakat , tokoh agama sama pemudapemudanya. Itu semua dipanggil termasuk camat sama lurahnya antara kedua
belah pihak yang berseteru tuh berdua, terus dicariin solusinya. Diselesaikan
dengan cara kekeluargaan dengan catatan apabila dikemudian hari nanti ada
warga tersebut mengulang tawuran harus ditindak lanjuti dengan prosedur
hukum.

Kaitan dengan Teori Komunikasi
Dalam konflik ini kami mengaitkan dengan teori
Behaviorisme. Tokoh aliran ini adalah John B. Watson
(1878 – 1958) yang di Amerika dikenal sebagai bapak
Behaviorisme. Teorinya memumpunkan perhatiannya pada
aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku
berbahasa serta hubungan antara stimulus dan respons pada

dunia sekelilingnya. Menurut teori ini, semua perilaku,
termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya
rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan
diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan.

BABA IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari apa yang dipaparkan di atas adalah tindakan tawuran memang
meresahkan masyarakat lainnya, tetapi di satu pihak mereka menganggap tawuran
tersebut adalah sesuatu yang tidak mereka anggap buruk, karena suatu alasan yang lain.
Dan sampai sekarang masalah tawuran di Kota Jakarta masih sering terjadi, khususnya
diwilayah manggarai karena aparat serta pihak-pihak yang lain masih melihat suatu
permasalahannya dari sudut luarnya saja dan masih menganggap pelaku tawuran
tersebut adalah seorang kriminil, kurangnya transparansi dari pihak-pihak keluarga
ataupun lingkungan. Seharusnya masalah ini tidak diselesaikan dengan cara yang
keras, harus ada pendekatan-pendekatan yang lebih dalam kepada para pelaku.
B. Saran
Berdasrkan hasil penelitian yang telah kami lakukan terhadap permasalahan dan
konflik tawuran yang terjadi antara warga, kami harapkan dapat menjadi bahan

masukan dan kajian untuk upaya yang lebih baik, dan dapat menjadi bahan
perbandingan dalam pelaksaanan tugas-tugas tawuran khusunya diwilayah Manggarai.

DOKUMENTASI