GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KESUKSESAN PERUS

MAKALAH
ENTREPRENEURSHIP
GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KESUKSESAN
PERUSAHAAN

Disusun oleh:
Ivan Heru Saputra
1.31.13.017

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2017

ABSTRAK
GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KESUKSESAN PERUSAHAAN
Oleh:
Ivan Heru Saputra (NIM. 13113017)
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Pemimpin merupakan seseorang yang mampu mengarahkan setiap organisasi maupun
sebuah tim kerja kepada tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu perusahaan
ditentukan oleh gaya pemimpin untuk memimpin, jadi sebagaimana pemimpin tersebut
mendapatkan simpatik dari para anggotanya, karena dengan tujuan menciptakan suasana
kerja sama yang nyaman.
Kualitas manusia berpengaruh terhadap maju atau hancurnya perusahaan, ini di
karenakan rendahnya kualitas tingkah laku manusia yang berada di dalam perusahaan
tersebut. Untuk itu diperlukan adanya suatu manajemen yang baik. Karena hakikatnya
Manajemen sumber daya manusia merupakan seseorang yang dapat menyusun langkahlangkah perencanaan, penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun organisasional.

1

DAFTAR ISI
COVER
ABSTRAK....................................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................2
1.3 Manfaat Bagi Masyarakat..............................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................7
2.1 Pengusaha......................................................................................................4
2.1.1 Wiraswasta.............................................................................................5
2.1.2 Wirausaha..............................................................................................5
2.2 Kepemimpinan..............................................................................................7
2.3 Fungsi Kepemimpinan...................................................................................8
2.4 Peranan Kepemimpinan.................................................................................9
2.5 Tipe-Tipe Kepemimpinan............................................................................10
2.6 Model Kepemimpinan.................................................................................14
2.7 Tanggung Jawab Dan Wewenang Kepemimpinan......................................16

BAB III PROSES DAN HASIL...............................................................................18
3.1 Menentukan Gaya Kepemimpinan..............................................................18
3.2 Penyesuaian Gaya........................................................................................20
3.2 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Sukses Bisnis.....................................21


2

BAB IV KESIMPULAN...........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat pesat, banyak

bertumbuhan pengusaha-pengusaha baru sehingga berdampak pada persaingan antar
pengusaha semakin ketat. Banyak cara yang dilakukan oleh para pengusaha untuk menang
dari persaingan dalam membuka usaha, masing-masing dari mereka berusaha membenahi
perusahaannya dalam segala aspek mulai dari produksi, pemasaran, keuangan, karyawan dan
juga pembenahan di dalam organisasi perusahaan, maka dari itu para pengusaha harus pintarpintar memenuhi tuntutan beroperasi seefektif dan seefisien mungkin agar dapat bertahan dan

menang terhadap para pesaingnya.
Seiring dengan banyaknya persaingan di antara pengusaha, dampak positifnya
pengusaha tersebut mendapatkan banyak pelajaran dari persaingan tersebut, kemudian ketika
mendirikan perusahaan maka pengusaha tersebut dapat bertahan dan dapat berkembang
membangun perusahaannya menjadi skala yang lebih besar. Tumbuhnya skala perusahaan
akan menimbulkan meluasnya kegiatan-kegiatan, seperti proses produksi, distribusi, dan lainlain sehingga diperlukan banyak perubahan dari dari sisi manajemen perusahaan. Karena
semakin besar skala perusahaan maka semakin besar pula masalah yang dihadapi sehingga
memerlukan manajemen perusahaan yang baik dan yang handal.
Kompleksitas masalah yang dihadapi perusahaan akan menimbulkan banyak
pendapat dari orang-orang yang berada di dalam perusahaan tersebut, hal ini mengakibatkan
sulitnya mendapatkan titik terang saat perusahaan mendapatkan masalah, maka dibutuhkan
satu orang yang dapat memimpin dan menghimpun semua pendapat yang disampaikan

1

orang-orang menjadi satu titik terang untuk memecahkan suatu masalah. Pemimpin di suatu
perusahaan

2


2

merupakan suatu unsur yang menentukan berkembangnya perusahaan, gagal atau berhasilnya
suatu perusahaan ditentukan oleh gaya kepemimpinan suatu pemimpin. Tanpa melupakan
peranan penting dari unsur-unsur perusahaan lainnya, pemimpin merupakan komponen dasar
yang penting dari setiap perusahaan, maka dari itu pemimpin dituntut memiliki gaya
kepemimpinan dimana ia dapat bekerjasama dan dapat meminimalisir apa permasalahan yang
berada di dalam kelompok kerja sehingga dapat mencapai tujuan utama perusahaan.

1.2

Identifikasi Masalah
Kerja sama yang baik diantara para karyawan merupakan kunci kesuksesan

perusahaan untuk

menjadi perusahaan besar, namun kerja sama antara karyawan dan

pimpinan merupakan aspek terpenting yang tidak dapat dilupakan, kerja sama antara
pimpinan dan karyawan harus ditingkatkan agar tercipta suatu kerja sama yang serasi, dimana

masing-masing dari mereka dapat saling menghormati, saling mengerti akan hak dan
kewajibannya, dan dapat bekerjasama dalam menjalani roda perusahaan untuk mencapai
suatu tujuan bersama. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan, diperlukan pemimpin
yang dapat mengatur dan berinisiatif untuk menghasilkan suatu pola kerja yang konsisten,
agar saat mendapatkan masalah, bawahannya dapat menyelesaikan masalah bersama agar
tidak keluar jalur dari tujuan utama perusahaan.
Untuk mencapai tujuan dari perusahaan tidak semudah yang dibayangkan karena
dibutuhkan kekonsistenan dari pola perilaku kerja agar dapat mempengaruhi orang-orang
yang berada dalam suatu lingkungan kerja, pola perilaku yang konsisten inilah yang di sebut
gaya kepemimpinan, gaya kepemimpinan yang berhasil yaitu pemimpin yang dapat
mengontrol gaya kepemimpinannya sendiri yaitu yang dapat memodifikasi dan
mengidentifikasi gaya kepemimpinannya agar sesuai dengan situasi kerja, maka
diperlukannya masukan dan penilaian yang dilakukan pemimpin oleh bawahannya tentang

3

bagaimana gaya cara ia memimpin. Apabila telah sesuai dengan penilaian para bawahannya
maka menimbulkan kenyamanan dari bawahannya untuk bekerja sama dengan pemimpin,
sehingga berdampak produktivitas kerja yang meningkat dan akhirnya akan terjadi integrasi
dengan jabatan atau perusahaannya.


1.3

Manfaat bagi Masyarakat
Tema yang di angkat dari karya ilmiah ini membahas tentang bagaimana

hubungannya antara suatu perusahaan dan pemimpin, jadi sedikit banyaknya akan membahas
tentang bagaimana cara gaya memimpin suatu perusahaan agar mencapai tujuan bersama, di
dalamnya akan mengupas berbagai hal peranan pemimpin dalam menciptakan produktivitas
perusahaan.
Dengan mengetahui peran pemimpin di dalam perusahaan diharapkan bisa menjadi
pengetahuan bagi pembaca sebagai referensi jikalau kelak akan membangun sebuah
perusahaan berskala besar, dengan mengetahui bagaimana cara menjadi pemimpin
diharapkan pembaca dapat mengimplementasikan langsung kelapangan untuk terjun menjadi
pemimpin, tidak mesti di suatu perusahaan namun bisa di dalam organisasi, sehingga
pembaca dapat mendapatkan pengetahuan dalam mempengaruhi pemikiran anggotanya untuk
bersama-sama mencapai cita-cita tujuan dari sebuah organisasi atau perusahaan.
.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Pengusaha
Pengusaha adalah seseorang atau sekelompok tim yang melakukan kegiatan usaha

kemudian menghasilkan suatu barang atau jasa. Pengusaha pun melakukan kegiatannya
dengan tujuan mendapatkan penghasilan berupa uang atau barang guna mencapai
kemakmuran hidup, ketekunan dan keuletanlah yang termasuk ciri pengusaha yang memiliki
tekad mencapai kemakmuran hidup. Artinya kalau berbicara seorang pengusaha, tidak jauh
dari kegiatan usaha untuk mencapai keuntungan baik langsung maupun tidak langsung.
Dalam melakukan sebuah usaha seorang pengusaha tidak bisa menjalankan bisnisnya
sendiri, ia membutuhkan sebuah tim yang handal di bidangnya agar menjadi tenaga kerja
dapat menjalankan roda bisnis yang dilakukannya. Apabila seorang pengusaha sukses
tersebut telah memiliki perusahaan yang cukup besar, tenaga kerja ahli sangat penting untuk
ikut berperan dalam menyelesaikan masalah yang semakin banyak, maka dari itu dibutuhkan
tenaga kerja yang banyak dan handal dalam bidangnya.
Tidak hanya berbicara tentang tim pengusaha pun ada yang bisa menjalankan roda
bisnisnya seorang diri, biasnya pengusaha tersebut belum memiliki usaha yang berskala besar

namun cenderung berskala kecil, sehingga untuk menangani kegiatan bisnisnya ia masih bisa
menanganinya sendiri, namun jika usaha yang dijalankannya semakin berkembang
kemungkinan besar pengusaha tersebut akan sulit menanganinya seorang diri maka
pengusaha tersebut tetap membutuhkan tenaga kerja untuk membantu pekerjaannya.

4

5

Pengusaha bisa di bedakan dari perkembangan usaha yang dilakukannya, ada usaha
yang dapat berkembang ada pula usaha yang tidak berkembang, pengusaha yang berkembang
mampu mengembangkan usahanya dengan pemikiran yang kreatif dan maju sehingga setiap
kegiatan yang dilakukan usahanya selalu berorientasi ke depan, sedangkan pengusaha yang
usahanya diam di tempat atau tidak berkembang pengusaha tersebut tidak memiliki gagasangagasan yang baru untuk mengembangkan usahanya, bisa di lihat pengertian pengusaha
menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014: 26) adalah orang yang dapat di kategorikan
sebagai Wiraswasta atau Wirausaha (teori ekonomi modern), bila usahanya stagnan atau tidak
berkembang maka pengusaha tersebut disebut sebagai Wiraswasta sedangkan bila usahanya
tumbuh, berkembang dan maju maka pengusaha tersebut disebut sebagai Wirausaha. Jadi
pengusaha dapat di bedakan menjadi wiraswasta yaitu usahanya yang tidak berkembang, dan
wirausaha yang usahanya berkembang atau biasa di sebut dengan entrepreneur.

2.1.1

Wiraswasta
Wiraswasta dalam arti singkat seseorang yang tidak bisa mengembangkan

usahanya dikarenakan ia berdiri sendiri untuk menjalankan usahanya, namun
wiraswasta memiliki jiwa yang tangguh dalam menjalani usahanya, pengertian
wiraswasta menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:26) adalah orang yang berjiwa
pejuang, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dan
landasan berdiri di atas kaki sendiri.
2.1.2

Wirausaha
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa kreatif yang memiliki

pemikiran untuk dapat bisa mengembangkan usahanya ke arah yang lebih besar dan
memiliki jiwa yang inovatif untuk membuat usahanya semakin unggul. Berikut
pengertian wirausaha menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:26) adalah orang yang

6


berjiwa kreatif dan inovatif yang mempu mendirikan, membangun, mengembangkan,
memajukan dan menjadikan perusahaannya unggul.
Dari pengertian sebelumnya digambarkan pengusaha sebagai seseorang yang
menjalankan usaha dan menghasilkan sesuatu berupa barang atau jasa, baik usahanya dapat
berkembang atau tidak itu ditentukan oleh usaha dari pengusaha itu sendiri, berikut sifat-sifat
yang dapat menggambarkan pengusaha secara umum:
1. Selalu mencari cara untuk mendapatkan penghasilan baik berupa uang maupun barang
untuk menunjang kehidupannya.
2. Selalu menciptakan persaingan baru di dunia bisnis, dengan bermunculan pengusaha
baru tentunya bisnis baru banyak bermunculan sehingga persaingan bisnis semakin
ketat.
3. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:26) berjiwa pejuang, gagah, luhur, berani
dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha.
4. Berjiwa pemimpin, normalnya pengusaha bisa menjadi pemimpin dalam tim, karena
mempunyai pemikiran yang dapat mempengaruhi pemikiran orang-orang dalam tim.
5. Sifatnya tidak mau kalah dalam arti ia tidak ingin kalah bersaing dalam persaingan
bisnis.
6. Memiliki sifat percaya diri, sifat yang dimiliki pengusaha untuk bisa menentukan
langkah atau tindakan.
7. Berani mengambil risiko, untuk menentukan langkah menjadi pengusaha tentunya
seseorang sudah mengerti apa risiko terburuknya ketika melangkah untuk mendirikan
usaha.
8. Memiliki segudang mimpi, karena normalnya pengusaha memiliki pemikiran yang
berorientasi kedepan, pengusaha selalu memiliki cita-cita kelak jika usahanya
berkembang semakin besar.

7

2.2

Kepemimpinan
Banyak pendapat dari berbagai macam ahli tentang defensi kepemimpinan, namun

umumnya didefinisikan pada pola perilaku yang dilakukan orang seseorang untuk
mempengaruhi pemikiran seseorang sehingga dapat menuruti apa yang di perintahkan orang
tersebut. Pendapat para ahli dapat di simak tentang definisi kepemimpinan pada beberapa
kutipan, diantaranya Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:346) Kepemimpinan adalah
proses mengarahkan, menginstruksikan atau memengaruhi orang lain atau organisasi untuk
melaksanakan suatu tugas atau tujuan organisasi. Berdasarkan defensi dari kedua ahli di atas,
kepemimpinan dapat disimpulkan sebagai seseorang yang dapat mengatur dan berinisiatif
untuk menghasilkan suatu pola kerja yang konsisten, dan mampu mempengaruhi bawahannya
agar dapat bekerjasama saat mendapatkan masalah, sehingga tidak keluar jalur dari tujuan
utama perusahaan.
Kepemimpinan merupakan salah satu ciri pengusaha, pengusaha memiliki sifat
kepemimpinan karena telah terbentuk dari pola pemikiran pengusaha itu sendiri, sebelum
menjadi pengusaha sukses tentunya pengusaha tersebut sebelumnya memulai bisnisnya
dengan pemikiran sendiri sehingga tanpa disadari pola fikir kepemimpinan terbentuk karena
pengusaha tersebut memiliki banyak cara untuk membuat usaha itu sukses, maka terlahir
dengan sendirinya sikap mempengaruhi orang lain di dalam sebuah perusahaan, serta
memiliki sifat yang supel terhadap orang lain. Seperti penjelasan sifat kepemimpinan oleh
Eddy Soeryanto Soegoto (2014:29) dimana sifat kepemimpinan memiliki sifat berjiwa
pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran atau kritik yang
membangun.

8

2.3

Fungsi Kepemimpinan
Pemimpin dalam artian luas adalah seseorang yang dapat mempengaruhi seseorang

atau sekelompok orang hingga seseorang tersebut dapat di ajak kerja sama dengan pemimpin
tersebut, untuk mempengaruhi seseorang pemimpin yang baik harus memiliki sikap yang
baik pula, yaitu yang tidak menganggap orang lain sebagai bawahan sehingga pemimpin
semena-mena memerintah orang tersebut, karena itu bisa mempengaruhi rasa peduli
seseorang untuk bekerja sama dengan pemimpin tersebut, namun pemimpin harus memiliki
sifat yang bisa menjadi contoh bagi bawahannya, seperti ramah, sopan, dan tidak semenamena memerintah.
Dalam perusahaan pemimpin sangat berpengaruh terhadap arah dari tujuan
perusahaan maka dari itu pemimpin diharuskan bisa membuat tim yang kompak dan dapat
bekerja sama secara tim, untuk mencapai keinginan seperti itu pemimpin memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Penerjemah pendapat
Tidak di pungkiri dalam sebuah tim banyak pemikiran dan gagasan yang berbedabeda, di sinilah fungsi utama pemimpin harus bisa menerjemahkan akan gagasangagasan agar mendapatkan suatu kebijaksanaan dan keputusan untuk bisa melakukan
kegiatan.
2. Sebagai pengadil
Seperti di jelaskan oleh Eddy Soeryanto Soegoto (2014:347) tanggung jawab
keadilan terletak di tangan pemimpin dengan keahliannya yang khas dan ditunjuk
secara khusus. Pemimpin harus memiliki keahlian sebagai pengadil karena saat
terjadi dua gagasan berbeda pemimpin harus bisa menjadi penengah agar tidak timbul
berdebatan hingga perselisihan.
3. Memecahkan masalah

9

Masalah yang timbul dalam berorganisasi tidak hanya timbul karena perbedaan
pendapat, namun masalah seperti proses kerja pun sering timbul, maka dari itu
sebelum menjadi pemimpin setidaknya kita memahami bahkan ahli dalam bidang
yang dipimpinnya, karena ketika datang masalah pada proses kerja pemimpin bisa
menjadi pemberi nasihat pada anggota agar bisa memecahkan masalah tersebut.
4. Sebagai pemberi inspirasi
Pemimpin harus bisa memberikan saran dan inspirasi kepada anggota dengan
kemahirannya berkomunikasi, Seperti di jelaskan oleh Eddy Soeryanto Soegoto
(2014:348) pemimpin yang pandai berkomunikasi dan publistik sehingga dapat
memberikan inspirasi kepada orang lain.
2.4

Peranan Kepemimpinan
Menurut pendapat Eddy Soeryanto Soegoto (2014:384) pemimpin yang baik harus

bisa memberikan suatu manfaat bagi orang lain, maka peranan pemimpin harus bisa
memajukan orang-orang lain berikut cara-caranya yaitu :
1. Apresiasi
Beri pujian terhadap hal-hal positif yang dilakukan karyawan anda. Pujian dan
kehangatan secara personal akan membangkitkan sengat berprestasi karyawan.
Studi menujukan bahwa pengakuan memiliki dampak positif pada kinerja, baik
sendiri maupun di kombinasikan dengan penghargaan keuangan. Menggabungkan
penghargaan keuangan angan nonkeuangan hampir dua kali lebih efektif
dibandingkan dengan menggunakan penghargaan tersebut secara terpisah.
2. Harapan dan optimisme
Pemimpin yang bijak akan mewariskan perubahan dengan penuh sengat. Berikan
harapan dan optimisme bahwa hari esok akan lebih baik lagi.
3. Berikan pengetahuan baru dan cara-cara baru

10

Berikan pengetahuan dan cara-cara baru kepada karyawan anda agar mereka dapat
mengatasi masalah pekerjaan dan bekerja dengan lebih baik lagi. Jadikan kehadiran
anda membantu karyawan lebih percaya diri.
4. Keteladanan
Sikap anda yang rendah hati, kepemimpinan anda yang kuat dan tegas namun “cool”
bisa menjadi teladan yang baik.
5. Inspirasi
Pemimpin tidak haus melakukan perubahan sampai hal-hal yang kecil. Cukup
memberikan inspirasi maka staf anda anak menjabarkan dan melaksanakan lebih
lanjut.
2.5

Tipe-Tipe Kepemimpinan
Tidak semua pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang sama, ini dapat dilihat

dari ciri-ciri pemimpin tersebut dalam memperlakukan anggotanya, peran serta dalam
kegiatan tim, cara mengambil keputusan dan lain sebagainya, tipe-tipe pemimpin menurut
Eddy Soeryanto Soegoto (2014:351-353) di bedakan menjadi 6, berikut tipe-tipe tersebut:

1. Tipe Otokratis
Ciri-cirinya antara lain:mengandalkan kepada kekuatan/kekuasaan.
a. Menganggap dirinya paling berkuasa
b. Keras dalam mempertahankan prinsip
c. Jauh dari para bawahan
d. Perintah diberikan secara paksa
2. Tipe Laissez Faire
Ciri-cirinya antara lain:
a. Memberi kebebasan kepada para bawahan

11

b. Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
c. Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan
d. Tidak mempunyai wibawa
e. Tidak ada koordinasi dan pengawasan yang baik
3. Tipe Paternalistik
Ciri-cirinya antara lain:
a.

Pemimpin bertindak sebagai bapak

b.

Memperlakukan bawahan seperti orang yang belum dewasa

c.

Selalu memberikan perlindungan

d.

Keputusan ada di tangan pemimpin

4. Tipe Militeristik
Ciri-cirinya antara lain:
a. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b. Menggunakan sistem komando/perintah
c. Segala sesuatu bersifar formal
d. Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku
5. Tipe Demokratis
Ciri-cirinya Antara lain:
a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
b. Bersifat terbuka
c. Bawahan di beri kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru
d. Dalam pengambilan keputusan utamakan musyawarah untuk mufakat
e. Menghargai potensi individu
6. Tipe Open Leadership

12

Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak delman
pengambilan keputusan . dalam tipe ini keputusan ada di tangan pemimpin.

Dari berbagai macam tipe-tipe kepemimpinan ada kelebihan dan kekurangannya,
berikut tiga jenis kepemimpinan kelebihan dan kekurangannya:
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan ini adalah :
a. Dengan ketegasan dari gaya kepemimpinannya, tipe ini bisa di terapkan pada
perusahaan yang memiliki karyawan yang kurang disiplin, sehingga dapat
tercipta kerangka kerja yang sesuai harapan pemimpin.
b. Tanggung jawab sepenuhnya pada satu orang, hal positifnya keputusan dapat
di ambil tanpa banyak perdebatan
Kekurangannya adalah :
a. Dengan tipe yang mempunyai pendapat sendiri, sehingga bawahannya tidak
ikut serta dalam memecahkan masalah sehingga bawahan tidak bisa belajar
dari masalah yang di hadapi.
b. Karena keseringan di perintah maka kurangnya inisiatif bawahan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan
c. Bawahan merasa tidak nyaman karena pemimpin menekan bawahannya.
2. Gaya Kepemimpinan Demokrasi (Demokratis)
Kelebihan dari gaya kepemimpinan ini adalah :
a. Kemampuan bawahannya dapat terasah hingga terampil karena bawahannya
selalu di ikut sertakan dalam memecahkan masalah.

13

b. lebih bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan.
c. Bawahan diberi kebebasan berpendapat sehingga bawahan bisa menyalurkan
ide-ide kreatif dan timbul rasa inisiatif.
d. Lebih siap jika diberi wewenang jabatan yang lebih tinggi karena telah terasah
keterampilannya saat menjalakan pekerjaan.
e. Bawahan dapat membantu pemimpin dalam menghadapi persoalan, jadi dapat
saling mengisi kekurangan.
f. Banyaknya interaksi antara bawahan dan atasan sehingga mengurangi
ketegangan

di

dalam

kelompok

dan

mengurangi

perdebatan

yang

menimbulkan konflik.
Kekurangannya adalah :
a. Tipe kepemimpinan ini antara bawahan dan atasan harus sering berkomunikasi,
sehingga harus banyak membutuhkan koordinasi dan komunikasi agar tidak
terjadi miskomunikasi.
b. Banyaknya pendapat berdampak pada waktu yang relatif lama dalam
mengambil keputusan.
c. Diperlukan adanya rasa menghargai dan toleransi pada kedua belah pihak
karena jika tidak dapat menimbulkan perbedaan pendapat.
3. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Kelebihan dari gaya kepemimpinan ini :
a. Bawahan dapat secara bebas mengembangkan inovasinya, sehingga rasa
kreativitasnya dapat tersalurkan sehingga dapat membuat gagasan baru bagi
perusahaan .
b. Bawahan merasa nyaman karena tidak terkekang oleh perintah pemimpin karena
bawahan diberi kebebasan bekerja.

14

Kekurangannya adalah :
a. Namun jika terlalu di beri kebebasan maka ada kemungkinan terjadi
penyimpangan dari peraturan yang berlaku bagi bawahan, jika sudah terjadi
dapat terganggunya proses kerja sehingga akan menimbulkan keterlambatan
waktu dari berbagai kegiatan perusahaan
b. Pemimpin sering sibuk sendiri dengan tugas-tugas mengakibatkan bawahannya
jarang berjumpa sehingga rasa kerja sama dengan pemimpin agak kurang.
Kurang kontrolnya dalam kegiatan perusahaan banyak peluang bawahan untuk membuat
permasalahan yang besar dalam perusahaan.

Dilihat dari tipe-tipe kepemimpinan di atas banyak perbedaan yang sangat menonjol
jika dilihat dari ciri-cirinya, itu merupakan gaya kepemimpinan yang bisa membuat maju atau
mundurnya suatu tim atau organisasi, hal tersebut tentu harus di sesuaikan dengan keadaan
para anggotanya, apakah anggotanya bisa menerima gaya kepemimpinan yang di terapkan
ataukah tidak, karena jika dipaksakan nanti banyak permasalahan yang timbul dikarenakan
para anggotanya kurang peduli sehingga tidak bisa dilakukan kerja sama sebagai sebuah
anggota dalam tim atau organisasi.
2.6

Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam proses ia memimpin, baik

dari gaya, perilaku dan cara-cara pemimpin berfikir dalam mengambil keputusan. Berbagai
model kepemimpinan dibedakan berdasarkan gaya memerintah, mengambil keputusan dan
gaya

berkomunikasi.

Menurut

Eddy

Soeryanto

kepemimpinan dibagi menjadi 5 diantaranya:
1. Model Otokratis dan demokratis

Soegoto

(2014:353-355)

model

15

Pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri. Ciri
kepemimpinan yang menonjol adalah ketegasan disertai perilaku yang berorientasi
pada penyelesaian tugas.
Pemimpin bergaya

demokratik

akan

mengajak

bawahannya

untuk

berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol adalah menjadi pendengar yang
baik disertai perilaku memberikan perharian pada kepentingan dan kebutuhan
bawahan.
2. Model interaksi Atasan-Bawahan
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seorang bergantung pada
integrasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauh mana interaksi
tersebut memengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan
Seorang akan mengambil pemimpin yang efektif, apabila:
 Hubungan atasan bawahan dikategorikan baik.
 Tugas yang harus di kerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang
tinggi.
 Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat
3. Model situasional
Efektivitas kepemimpinan seseorang bergantung

pada

pemilihan

gaya

kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan
jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah
perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan
atasan – bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut gaya kepemimpinan yang dapat
digunakan adalah:
 Memberi tahukan, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan



tugas dan kinerja anak buahnya,
Menjual, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan



untuk bertanya bila kran jelas.
Mengajak bawahan ikut serta, pemimpin memberikan kesempatan untuk



menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
Melakukan pendelegasian. Pemimpin melimpahkan keputusan

pelaksanaan tugas kepada bawahannya.
4. Model jalan tujuan

dan

16

Pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu
menujukan jalan pada bawahan dengan memberi kejelasan tugas dan perhatian atas
kepentingan dan kebutuhan bawahannya.
5. Model peran serta bawahan
Model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan yang harus disesuaikan dengan struktur tugas yang akan dilaksanakan
bawahanya.
Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaina
ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta
bawahan dalam pengambilan keputusan. Beruk dan tingkat [heran serta bawahan
tersebut, “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang dipecahkan
melalui pengambilan keputusan.
Model kepemimpinan membantu seorang calon pemimpin untuk menentukan cara ia
memimpin suatu sekumpulan orang, agar dapat terbentuknya suatu kerja sama dan
menyanggupi perintah pimpinan dengan tujuan mencapai visi dan misi organisasi tersebut.
2.7

Tanggung Jawab dan Wewenang Kepemimpinan
Pemimpin memiliki peranan penting dalam melaksanakan tanggung jawab dan

wewenang dalam menjalankan perusahaan, berikut beberapa tanggung jawab yang harus
dimiliki pemimpin :

a. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2014:354) memberi tahukan. Pemimpin memberi
instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.
b. Eddy Soeryanto Soegoto (2014:354) Mengajak Bawahan Ikut serta, pemimpin
memberikan kesempatan bawahannya untuk dapat menyampaikan ide-ide sebagai

17

dasar pengambilan keputusan.
c. Pemimpin harus bisa mengapresiasi kinerja bawahannya dengan memberikan hadiah
jika berprestasi.
d. Eddy Soeryanto Soegoto (2014:354) Melakukan Pendelegasian. Pemimpin
Melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahanya
e. Menghilangkan masalah yang ada pada perusahaan
f. Mampu memberikan arahan atas hasil penilaian yang dilakukan pemimpin kepada
bawahannya, agar tercipta keefektifan dalam melaksanakan pekerjaan.
g. Memberikan perhatian kepada bawahan, yaitu bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan agar kegiatan tersebut efektif

dan bersinergi dalam mencapai tujuan

perusahaan.

Berdasarkan kutipan di atas, tanggung jawab adalah suatu wewenang yang harus bisa
di jalankan oleh pemimpin, intinya pemimpin harus bisa mengarahkan karyawan atau
anggotanya serta dapat bekerja sama agar dapat melaksanakan tugasnya yang telah di
tentukan.
Wewenang kepemimpinan adalah hak untuk bertindak atau mempengaruhi tingkah
laku orang yang sedang dipimpinnya dalam hal ini bawahannya, pemimpin yang di beri
wewenang telah memiliki hak yang di tetapkan dalam menentukan kebijaksanaan,
menentukan keputusan, dan menyelesaikan pertentangan. Dengan demikian wewenang hanya
berfokus kepada hak bukan kekuasaan, jadi wewenang tidak bisa dijadikan senjata untuk
menguasai suatu kelompok.

BAB III
PROSES DAN HASIL
3.1 Menentukan Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan

menentukan kesuksesan suatu perusahaan, karena gaya

kepemimpinan sangat berpengaruh pada proses kerja yang dilakukan oleh sebuah kelompok,
gaya kepemimpinan juga menentukan rasa peduli para anggota terhadap pimpinannya, karena
sewajarnya kepedulian seorang anggota kepada pemimpin menentukan komunikasi kerja saat
akan bekerja sama. Pemimpin memiliki wewenang agar para anggotanya dapat mematuhi apa
perintahnya, tentu tidak bisa dengan paksaan namun harus dari kesadaran anggotanya
tersebut, maka tugas seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi pikiran anggotanya agar
dapat di ajak bekerja sama.
Untuk menentukan gaya kepemimpinan tentunya harus di sesuaikan dengan
perusahaan yang di dirikan, penyesuaian tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam cara
memimpin, karena memimpin tidak seolah-olah memerintah namun memimpin harus dapat
berkomunikasi

kemudian

mempengaruhi

pikiran

para

anggotanya,

karena

dalam

berorganisasi memiliki sebuah tujuan yang harus dicapai bersama dengan para anggotanya.
Seperti di jelaskan pada uraian teori sebelumnya banyak gaya kepemimpinan dengan cara
yang berbeda-beda, seperti gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otoriter dan
lain-lain. Untuk menentukan gaya kepemimpinan yang cocok kita harus paham akan faktorfaktor yang mempengaruhi kepemimpinan karena faktor-faktor tersebut bisa menjadi
gambaran struktural cara memimpin, berikut faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
kepemimpinan.

18

19

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan::
1. Faktor Kemampuan Personal
Kemampuan seseorang bisa terbentuk dari lingkungan keluarga ataukah lingkungan
pergaulan, namun ada juga karena potensi sejak pemimpin dilahirkan ke muka bumi.
Kehebatan suatu pemimpin bila jiwa pemimpin itu terbentuk sejak ia lahir, karena dengan
bakatnya yang alami akan semakin terasah dengan lingkungan yang banyak mengedukasi
tentang kepemimpinan, namun hal tersebut bisa berbalik jika jiwa pemimpin tersebut tidak
bisa dikendalikan, karena bisa berdampak buruk terhadap lingkungan bermasyarakat, sudah
banyak contohnya suatu tokoh yang memiliki jiwa pemimpin namun tidak bisa
mengontrolnya maka orang tersebut bisa menjadi preman, itu sangat tidak di benarkan karena
kepemimpinannya bisa di pergunakan untuk menindas orang. Namun tidak bisa di remehkan
juga kemampuan kepemimpinan yang terbentuk karena di asah karena bisa jadi gaya
kepemimpinannya bisa membuat kesuksesan suatu tuan.
2. Faktor Jabatan
Jabatan adalah wewenang yang diberikan karena kepercayaan untuk menempati
jabatan tersebut, itu bisa karena prestasi yang telah di capai oleh orang tersebut. Jabatan
berpengaruh terhadap pengaruh pada perusahaan, jika di di ibaratkan ada dua orang
mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang
lain tidak memiliki jabatan maka akan kalah pengaruhnya terhadap tim.
3. Faktor Situasi
Situasi cenderung di definisikan sebagai kondisi perilaku gaya kepemimpinan, situasi
menentukan jenis gaya pemimpin yang di butuhkan misalnya situasi tidak menentu dan kacau
akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Kemudian jika sebuah
organisasi tidak ada kemajuan dari program kerja maka dibutuhkan gaya kepemimpinan yang
misionaris.

20

Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini bukan suatu hal yang menentukan keberhasilan
sebuah tim satu-satunya, bisa jadi para anggota dalam tim memiliki pemikiran yang lebih
maju dibanding pimpinannya sendiri, kemudian gaya kepemimpinan bukan hal yang mutlak
harus di turuti, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki
keunggulan masing-masing. perbedaan situasi atau keadaan tertentu maka dibutuhkan juga
gaya kepemimpinan yang otoriter yang dapat memanajemen bawahannya, walaupun pada
umumnya gaya kepemimpinan yang demokratis lebih baik. Dalam penerapannya tinggal kita
bagaimana memilih gaya kepemimpinan yang cocok bila diterapkan di suatu kumpulan
orang, baik dalam keluarga, organisasi, perusahaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
menuntut diterapkannya gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.

3.2 Penyesuaian Gaya
Penyesuaian gaya dapat dilakukan dengan cara penelitian, dimana nantinya kita
mengumpulkan data dari para anggota, bisa dengan cara kuesioner maupun langsung
wawancara. Bisa dimulai dari membuat rumusan masalah, desain penelitian dan metode
pengambilan data. Bisa dilihat dari metode penelitian dari Eddy Soeryanto Soegoto
(2007:112) tahap pengumpulan data merupakan tahap yang menentukan keberhasilan
penelitian kita, dengan cara pembuatan rumusan masalah, desain penelitian, menentukan alat
pengambilan data, cara membuatnya serta menentukan teknik sampling-nya.
Kadang dalam memilih gaya kepemimpinan ketidaksesuaian selalu datang. Bisa jadi
pemimpin yang otoriter memimpin anggotanya yang suka dengan gaya kepemimpinan yang
demokrasi, maka timbul ketidaksesuaian yang menimbulkan kurangnya terbentuk kerja sama
tim, dikarenakan ketidakcocokan ini para anggotanya pun tak peduli dengan apa perintah
pemimpin, sehingga pemimpin tidak bisa mempengaruhi para anggotanya. Pada kasus seperti
ini maka di perlukan penyesuaian gaya kepemimpinan, penyesuaian gaya ini adalah suatu

21

perilaku pemimpin yang sesuai dengan kehendak dari suatu lingkungan tertentu, maka
pemimpin perlu memiliki sifat keluwesan gaya, jadi pemimpin dapat menyesuaikan gaya
memimpinnya terhadap suatu tim agar menghindari ketidakcocokan. Dengan demikian,
seseorang pemimpin yang mempunyai tingkat gaya yang sempit dapat efektif sepanjang
periode waktu tertentu asalkan pemimpin tersebut tetap berada pada situasi yang
memungkinkan, Jadi jelaslah bahwa tingkat gaya ini sesuai dengan keefektifan suatu
penyesuaian gaya. Tingkat gaya yang luas atau besar tidaklah akan menjamin keefektifan
suatu perilaku gaya pemimpin.
Bila dilihat pada penjelasan di atas telah banyak dijelaskan gaya kepemimpinan,
namun untuk menentukan gaya mana yang sesuai masih sulit ditentukan. Dalam mengkaji
gaya kepemimpinan sedikitnya dapat dikaji dari tiga pendekatan yaitu pendekatan sifat,
pendekatan perilaku dan pendekatan situasional.
3.3

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Sukses Bisnis
Kepemimpinan berpengaruh terhadap suatu organisasi untuk bisa berhasil atau bahkan

gagal. Tak heran banyak ungkapan yang mengatakan bahwa kegagalan pelaksanaan suatu
pekerjaan pemimpinlah yang harus bertanggung jawab, hal ini dikarenakan posisi pemimpin
berada dalam posisi yang sangat penting.
Keberhasilan suatu perusahaan tidak dipungkiri karena sumber daya manusia yang
bekerja pada perusahaan memiliki keahlian yang baik dalam bidangnya, maka dari itu
diperlukanlah manajemen sumber daya manusia yang bisa merekrut anggota tim yang
memiliki keahlian yang baik. Di tegaskan oleh pendapat Eddy Soeryanto Soegoto
(2011:134) Di dalam organisasi penting untuk menentapkan program manajemen kinerja,
dimana program manajemen kinerja merupakan sebuah proses. Program manajemen kinerja
pada dasarnya adalah sebuah proses dalam manjemen sumber daya manusia. Manajemen
sumber daya manusia pada dasarnya merupakan langkah-langkah perencanaan, penarikan

22

seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan baik individu maupun organisasional. Untuk itu diperlukan adanya suatu manajemen
yang baik.
Kualitas manusia berpengaruh terhadap maju atau hancurnya perusahaan, ini di
karenakan rendahnya kualitas tingkah laku manusia yang berada di dalam perusahaan
tersebut. Di sinilah peran penting perekrutan manajemen yang handal, di sini pula peran
pemimpin sangat berpengaruh dalam melakukan perekrutan manajemen yang handal, maka
dari Aiu pemimpin harus selektif dalam hal memilih kriteria kepala manajemen. Kemampuan
kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor yang membuat manajer bekerja dengan baik.
Manajer yang berpengalaman berpengaruh terhadap kesuksesan suatu bisnis, karena
dengan kemampuan manajemennya bisa dapat memanajemen segala kegiatan dalam
perusahaan. Namun, tidak hanya faktor keterampilan manajemen dasar saja yang di butuhkan
karena itu tidak cukup untuk meraih sebuah keberhasilan, diperlukan lebih pengalaman akan
hal tersebut.
Sering manajer itu di ibaratkan sebagai pimpinan yang dapat semena-mena untuk
memerintah dan mengambil keputusan, karena itu kesalahan besar, bila dilihat dari pengertian
Keterampilan kepemimpinan yang baik dan

yaitu pemimpin yang dapat

membangun,

mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai
kesuksesan, sudah jelas ini bukan wewenang seorang manajer. Seorang pemimpin bisa
menjabat sebagai manajer, sedangkan tidak semua manajer bisa dikatakan pimpinan, karena
tidak semua manajer memiliki jiwa pemimpin. Dengan demikian, keterampilan
kepemimpinan diperlukan untuk memaksimalkan tujuan organisasi.

BAB IV
KESIMPULAN
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya,
para pemimpin dituntut harus bisa menguasai pemikiran bawahannya agar mereka bisa diajak
bekerja sama guna mencapai tujuan kerja yang telah di tentukan.
Untuk menentukan gaya kepemimpinan tentunya harus di sesuaikan dengan
perusahaan yang di dirikan, penyesuaian tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam cara
memimpin, karena memimpin tidak seolah-olah memerintah namun memimpin harus dapat
berkomunikasi

kemudian

mempengaruhi

pikiran

para

anggotanya,

karena

dalam

berorganisasi memiliki sebuah tujuan yang harus dicapai bersama dengan para anggotanya.
Keberhasilan suatu perusahaan tidak dipungkiri karena sumber daya manusia yang
bekerja pada perusahaan memiliki keahlian yang baik dalam bidangnya, maka dari itu
diperlukanlah manajemen sumber daya manusia yang bisa merekrut anggota tim yang
memiliki keahlian yang baik.
Gaya kepemimpinan yang membuat kesuksesan sebuah perusahaan, harus di
sesuaikan dengan anggota yang dipimpinnya, cara menyesuaikannya bisa melalui riset
dengan cara kuesioner ataukah wawancara secara langsung dengan bawahannya.

23

DAFTAR PUSTAKA
[1] Soegoto E. S (2011). Penerapan Manajemen Kinerja Dengan Pendekatan Balanced
Scorecard Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi,
Bandung
[2] Soegoto E. S (2014). Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung (edisi revisi),
Bandung
[3] Soegoto E. S (2007). Marketing Research The Smart Way to Solve a Problem,
Bandung
[4] Widodo Aryanto SE., MCom, “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Sukses bisnis” .

(Online)https://konsultanpelatihan.com/pengaruh-kepemimpinan-terhadap-suksesbisnis/ (di akses tanggal 17 Juni 2017).
[5] HG Cahyadi, 2006 “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Peningkatan

Produktivitas Kerja” (Online)
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/10364/1084/bab123.pdf?
sequence=3 (di akses tanggal 13 Juni 2017)
[6] Faisal Affif, Kepemimpinan Berbasis Kewirausahaan (Online)

http://sbm.binus.ac.id/files/2013/04/KEPEMIMPINAN-BERBASISKEWIRAUSAHAAN.pdf (Di akses tanggal 13 Juni 2017)
[7] Bustanul Arifin Noer, Entrepreneurial Leader – Sosok Pemimpin Bisnis, Sosial, Dan
Pemerintahan Dari Perspektif Barat, Jawa/Sunda, Dan Islam
[8] (Online) http://personal.its.ac.id/files/pub/5470-bustanul-ie-entrepreneurial

%20leader3%20-%20BUSTANUL%20ARIFIN%20NOER.pdf (Di akses tanggal 13
Juni 2017)