LATENT PATH MODELING DALAM PENGUJIAN HUB

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

LATENT-PATH MODELING DALAM PENGUJIAN HUBUNGAN
KAUSAL ATAS MEKANISME TATA KELOLA, KINERJA BUSINESS
PROCESS OUTSOURCING, SERTA MANFAAT BAGI PERUSAHAAN
DALAM INDUSTRI PERBANKAN

PT Lautan Luas, Tbk., Jkt

,C

JESSICA CANDRA

Prodi S1 Akt FE Universitas Tarumanagara, Jkt
kurniawant@fe.untar.ac.id

A

LA

F.X. KURNIAWAN TJAKRAWALA


A

Jenis Sesi Paper: Full Paper

W

Abstract:The problem statements of this study are such follow how much thee predict
predictive causal

outsour
Business process outsourc
outsourcing, formal contract, relational governance, latent-path

U

Keywords:

R


N

IA

W

A

N

T

JA

K

R

A


tional governance)
gove
gov
relationship of the governance mechanisms factors (formal contracts and relational
on
ictive
ic
tive cau
causa
the performance of business process outsourcing (BPO); how much the predictive
causal relationship
ng industr
industry)
of the BPO’s performance to provide benefit of the company (in the banking
industry). The purpose of
relationsh
relationship
this study is to obtain empirical evidence that can predict the causal relationships
that occurs from
onal

nal govern
gov
the governance mechanism such as the formal contract and relational
governance
factors that may
O)) in order
orde to provide benefit for the
influence the performance of Business Process Outsourcing (BPO)
me
meth
company. This study used primary data obtained through the survey method.
The purposive sampling
ionna
ionnaires
method applied through the distribution of 170 sets of questionnaires
addressed to the respondents
ange bba
anki sector’s companies located in
who occupied the managerial level in the foreign-exchange
banking

Jakarta that listed on IDX Factbook 2013, as well as implemented
mplemen the outsourcing policy. The Latentnits
its of valid
v
Path Modeling applied to analyze the 41 units
questionnaires (usable responserate=24,12%). The three hypotheses in this study
tudy were
wer tested by implementing the technique of
hypothese
ypothes test proved able to predict that either formal
Partial Least Squares (PLS). The results of hypotheses
antly infl
contract or relational governance significantly
influenced the performance of BPO. Other evidence
resulted from the hypothesis testing also
o proved able to predict that BPO performance significantly
had positive impact in providing the benefit for the the banking sector’s companies.

F


K

modeling

O

1. PENDAHULUAN
UAN
AN

Y

Kegiatan outsourcing
outso cin di Indonesia relatif telah banyak diadopsi perusahaan dalam industri
outsour

T

r, perdaga
manufaktur,

perdagangan, maupun jasa. Regulasi mengenai kegiatan outsourcing di Indonesia dapat

R

uri pada UU Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 (pasal 64, 65 dan 66); Keputusan Menteri
ditelusuri

P

E

naga Ke
Ker
Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Kep.101/Men/VI/2004 tentang Tata Cara

P

R


O

Perjanj
Perjanji
Perjanjian
Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh; Kepmenakertrans No. 220/Men/X/2004 tentang
Sya
Syarat-syarat
Penyerahan Sebagai Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan lain. Khusus pada
sektor perbankan di Indonesia, peraturan mengenai alih-daya/outsourcing telah dirilis oleh Bank
Indonesia yaitu PBI No. 13/25/PBI/2011. Regulasi ini mengatur bahwa bank dapat melakukan
outsourcing atas pekerjaan penunjang pada alur kegiatan usaha bank termasuk di dalamnya
pengelolaan teknologi informasi.

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

1

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …


Business process outsourcing (BPO) menjadi fenomena yang terus berkembang yang berdampak
utama pada fungsi keuangan di seluruh dunia. Kompetisi global mengarahkan perusahaan untuk
memandang BPO sebagai peluang—tidak hanya mampu mereduksi biaya—dan juga melakukan
tranformasi bisnis secara utuh (Coghlan, 2007). Jiang, et al. (2006) menegaskan bahwa dengan meng-

,C

kegiatan bisnis inti mereka, sehingga dapat memaksimalkan efektivitas kegiatan operasional. Selain
iayaa
itu, dengan melakukan outsourcing, perusahaan juga dapat menurunkan atau mengurangi biaya

LA

peralatan serta tenaga kerja.

bekerjasa
Kinerja dari BPO tidak terlepas dari aturan formal yang mengikat pihak-pihak yang bekerjasam
bekerjasama

W


A

ang berhu
berhubu
agar bertindak dalam koridor yang telah disepakati, serta pola interaksi antar pihak yang
berhubungan.

A

ya mekani
meka
Selaras dengan itu, Leimester, et al. (2010) menekankan pentingnya
mekanisme tata

R

asional dal
ddalam menunjang
kelola/governance mechanism dalam ujud kontrak formal dan tata kelola relasional


K

05) telah m
kinerja BPO. Hasil penelitian sebelumnya oleh Miranda dan Kavan (2005)
menunjukkan bahwa

JA

ari
ri outsourcing.
outso
outsou
pendekatan tata kelola yang memadai tergantung pada maksud dari
Namun, banyak
kontrak yang tidak sesuai ekspektasi, dinegosiasi ulang, atau bahkan ddih
dihentikan. Dengan kegagalan

T

ou sourcing
out
sourc
untuk memenuhi harapan, tata kelola/governance usaha outsourcing
tetap menjadi masalah serius

A

N

yang memerlukan perhatian khusus. Mekanisme tata kelola, m
menurut Boulay (2013), memiliki dua

W

sil risetnya
risetny menunjukkan bahwa norma melampaui
hal kunci, yaitu kontrak dan norma-norma, dan hasil

IA

nistik.
kontrak dalam hal mengurangi perilaku oportunistik.

Relatif sedikitnya penelitian bidang akuntans
akuntansi manajemen di Indonesia yang mengangkat isu

R

N

erapan BPO,
B
governance mechanism dalam penerapan
memotivasi peneliti memberikan sumbangsih

U

misi
si akuntansi
akun
pemikiran kepada para akademisi
maupun praktisi (dalam hal ini adalah kalangan

K

elitian ini
perbankan) melalui hasil penelitian
ini. Penelitian ini mengangkat issu mekanisme tata kelola (kontrak

F

las nal
lasi
nal)) berkenaan dengan kinerja business process outsourcing yang pada
formal dan tata kelola relasional)

O

mpak pada
pad manfaat bagi perusahaan.
pa
akhirnya akan berdampak

Y

mu n m
mus
Adapun rumusan
masalah/pertanyaan penelitian: a)seberapa besar causal-predictive dari

T

ak formal
forma dan tata kelola relasional terhadap kinerja business process outsourcing (BPO);
faktor kontrak

R

apa besar causal-predictive kinerja BPO terhadap manfaat bagi perusahaan (dalam industri
b)seberapa

E

bankan)) Tujuan penelitian ini adalah: a) memperoleh bukti empiris guna memprediksi hubungan
bankan
perbankan).

O

P

kausal yyang terjadi dari faktor kontrak formal dan tata kelola relasional terhadap kinerja business

R

proc
process
outsourcing; b) memperoleh bukti empiris guna memprediksi hubungan kausal yang terjadi

P

A

outsourcing-kan tugas/pekerjaan tertentu kepada pihak lain, maka perusahaan dapat lebih fokus pada

dari kinerja business process outsourcing terhadap manfaat bagi perusahaan (dalam industri
perbankan).

2. LANDASAN TEORI
Bersandar pada perspektif Akuntansi Manajemen, istilah outsourcing diartikan sebagai tindakan
mengalihkan tanggungjawab untuk menyelenggarakan proses internal organisasi kepada pihak luar

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

2

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

yang bertindak selaku penyedia jasa tertentu. Business process outsourcing (BPO) bermakna sebagai
kegiatan outsourcing atas proses bisnis pada dua fungsi perusahaan yaitu fungsi sumberdaya manusia
serta fungsi keuangan dan akuntansi. Pengertian ini dimaksudkan untuk membedakan BPO dengan
Information Technology Outsourcing (Krell, 2007). Seiring dengan perkembangan teknologi

,C

terandalkan sehingga memungkinkan inisiatif BPO kepada penyedia jasa lintas negara (Duening dan
Click, 2005).

LA

2.1. Transaction-Cost Economic Theory

A

un 1937, dan
d
Transaction-cost economic (TCE) dicetuskan pertama kali oleh Coase pada tahun

W

2)). Dala
Dalam kkonteks
kemudian dikembangkan oleh Williamson pada tahun 1975 (Goles dan Chin, 2002).

A

gelolaan
elolaan transaksi
tra
BPO, TCE pada hakikatnya merupakan teori yang menjelaskan mengenai pengelolaan
jual-

R

prod
beli barang dan/atau jasa sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya pr
produksi dan biaya

K

menghas
transaksi. Biaya produksi dalam konteks ini adalah semua biaya untuk menghasil
menghasilkan barang dan/atau

JA

menjelas
menjel
jasa secara internal, sedangkan biaya transaksi pada konteks inii menjelaskan
semua biaya dalam

T

asa diserta
diser
penyusunan perjanjian kesepakatan jual-beli barang dan/atau jasa
disertai dengan pemantauan kinerja

N

nsaks
saks jual
dan juga pembaharuan klausul kontrak kesepakatan transaksi
jual-beli tersebut (Joshi dan Stump,

A

1999 dalam Ahimbisibwe, et al. 2012).

W

2.2. Relational Exchange Theory

IA

n oleh M
Relational Exchange Theory dicetuskan
Macneil pada tahun 1980 (Goles dan Chin, 2002).

N

change
hange theory
th
Berkenaan dengan BPO, relational exchange
mengembangkan argumen bahwa norma-norma

R

kanisme pengaturan/tata kelola yang bersifat unik dan merupakan
relasional menjadi suatu jenis mekanisme

U

ipengaruh oleh faktor lain. Perilaku dari pihak-pihak (client-service
ujud kontrol endogen yang dipengaruhi

K

provider) yang melakukan perikata
perikatan berbasis norma relasional tidak dikendalikan melalui insentif

O

F

ainkan le
ataupun perintah, melainkan
lebih kepada moral pribadi masing-masing pihak (Joshi dan Stump,1999

Y

w et al.2
we
al.
dalam Ahimbisibwe,
al.2012).

T

es--based View Theory
es
2.3. Resources-based

R

esources
Resources-based
view (RBV) dicetuskan oleh Penrose pada tahun 1959 (Bolumolu, et al.

E

7). Teori
Teor RBV berargumen bahwa perusahaan pada hakikatnya dapat dipandang sebagai
2007).
Berkenaan dengan BPO, Rungtusanatham , et al. 2003

O

P

sekumpu
sekum
sekumpulan (bundle) sumberdaya.

R

men
menyatakan bahwa outsourcing menjadi cara bagi perusahaan (klien) untuk dapat memastikan

P

A

informasi terkini, pertumbuhan infrastruktur telekomunikasi global menjadi semakin kokoh dan

keamanan sumberdayanya dari beragam kemungkinan yang bisa terjadi pada lingkungan bisnisnya
supaya perusahaan tetap dapat bertahan (survive) dan memperbaiki kinerja operasionalnya. Bolumolu
et al. (2007) dan Marshall, et al. (2007) menegaskan bahwa dari perspektif teori RBV, aktivitas
outsourcing cocok dipilih sebagai strategi bersaing bagi perusahaan pada saat in-house kompetensi
dan kapabilitas tidak tersedia secara memadai. RBV menekankan pada upaya perusahaan untuk fokus
pada core-competence demi mendapatkan keunggulan kompetitif melalui analisis sumberdaya.

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

3

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

2.4. Agency Theory
Manakala perusahaan (klien) pengguna jasa BPO dari service-provider telah semakin erat
berhubungan, maka hal ini cenderung meningkatkan resiko opportunism (Häkansson & Lind, 2007).
Issu opportunism dalam aktivitas BPO, dapat dikaji secara lugas dari perspektif Agency theory yang

,C

argumen bahwa dalam kondisi ketidakpastian dan informasi yang tidak lengkap (asimetri informasi)

A

dikembangkan oleh Jensen dan Meckling tahun 1976 (Lambert, 2007). Teori ini mengembangkan

memunculkan dua masalah antara principal (perusahaan klien) dan agent (outsourcing servicei -

LA

h dimana
provider) yaitu adverse selection dan moral hazard. Adverse selection mengacu pada masalah
pihak principal tidak mampu memastikan bahwa pihak agent telah secara akuratt memen
memenuhi
memenu

W

A

ent dibayar
dibay oleh
kewajibannya untuk melakukan sesuatu yang mana karena hal inilah pihak agent

A

principal. Sedangkan moral hazard dalam konteks ini dimaknai sebagai masalah
h dimana agent yang

R

padan deng
de
menerima penugasan dari principal merasa tidak menerima insentif yang sepadan
dengan tugas yang

K

ti sekalip
sekalipun (Bolumolu, et al.
dberikan oleh principal kendati agent telah bekerja keras dan/atau teliti

JA

2007).

T

2.5. Kausalitas Mekanisme Tata Kelola dan Kinerja BPO

N

ncaku
cak p semua
sem issu yang bersifat kompleks
Mekanisme tata kelola (governance mechanism) mencakup

A

nageme
nagemen
tentang pengukuran kinerja, staffing and talent-management,
serta upaya membangun hubungan

W

ebih lanjut,
lan
lanj
dengan pihak lain (Leimeister, et al. 2010). Lebih
Miranda dan Kavan (2005) memilah

IA

urcing
rcing m
mekanisme tata kelola dalam aktivitas outsourcing
menjadi dua jenis yaitu arm’s length governance

N

governa
dan embedded governance. Arm’s length governan
governance berupa pola aturan formal yang tercermin dalam

R

edded ggovernance menekankan pada aspek sosial yang terujud
kontrak kerjasama. Sedangkan embedded

K

relational governance.

U

dalam jalinan hubungan antaraa pihak perusahaan (klien) dengan service-provider yang disebut

F

maknai
akna sebagai
s b
Kontrak formal dimaknai
suatu mekanisme terstruktur yang bersifat resmi yang mengatur

O

k-pihak tertentu yang merepresentasikan adanya janji dan kewajiban daru pihak
perikatan antar pihak-pihak

Y

me
k
tertentu untuk melak
melakukan
suatu tindakan di kemudian hari. Pada hakikatnya, kontrak formal

T

penug
mencakup penugasa
penugasan legal yang berfokus pada hasil terstruktur dan secara eksplisit menggunakan

E

R

am kebija
beragam
kebijakan untuk memantau dan memberi ganjaran atas perilaku tertentu yang disepakati

P

Leimeister et al. 2010). Kontrak formal yang dirancang dengan baik akan membantu untuk
(Leimeister,

P

R

O

menge
mengem
mengembangkan
kepercayaan antar organisasi dengan meningkatkan komunikasi terbuka, pemecahan

ma
masalah
bersama dan saling mendukung antara pihak (Ahimbisibwe, et al. 2012).
Vendor dan klien dapat membangun ikatan sosial dan pribadi sambil membahas kewajiban

kontraktual. Kewajiban ini akan membantu selama kontrak outsourcing, terutama apabila terjadinya
konflik. Ini mendorong perilaku berbasis kepercayaan dan mengurangi frekuensi situasi konflik.
Selama negosiasi dan implementasi kontrak, selanjutnya pihak saling mengenal satu sama lain dan
membangun struktur tata kelola relasional, yang mendukung kinerja BPO tinggi (Jyoti dan Aurora,

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

4

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

2013). Kontrak Formal sangat penting untuk keberhasilan kinerja BPO, dan penegakan kontrak akan
berdampak positif terhadap keberhasilan BPO (Leimeister, et al. (2010); Du dan Liao (2010); Rai, et
al. (2010); Wullenweber, et al. (2008) serta Fritsch, et al. (2007).
Tata kelola relasional dapat dimaknai sebagai pendekatan norma informal yang berfokus pada

,C

perilaku yang dikehendaki. Pada mekanisme ini, aturan dan harapan tidaklah berlaku secara

A

hubungan sosial dan antar-personal dari pihak-pihak yang terkait untuk memantau dan mendorong

aan
eksplisit/formal (Lee, et al. 2004). Lingkungan yang kooperatif dibentuk oleh kepercayaan,

LA

elanjutan
anjutan
fleksibilitas, komitmen, komunikasi dan atribut relasional lainnya. Durasi dan karakter berkelanjutan
sil penelitian
peneli
penelitia
menciptakan ikatan pribadi dan ikatan antara pihak-pihak. (Leimester et al., 2010). Hasil

W

A

2010);; Frits
2010)
Fr
Fritsch, et
Ahimbisibwe, et al. (2012); Leimeister, et al. (2010); Rai et al, (2010); Swar, et al.(2010);

A

al berpeng
berpenga
al, (2007) telah membuktikan secara empiris bahwa faktor tata kelola relasional
berpengaruh positif

R

terhadap kinerja BPO.

K

ajukanlah hipotesis
h
Berdasarkan uraian landasan teori yang telah disajikan, maka diajukanlah
penelitian

JA

sebagai berikut:

PO.
¾ H 1 . Kontrak formal berpengaruh positif terhadap kinerja BPO.

N

T

p kkinerja
nerja BP
BPO.
¾ H 2 . Tata Kelola Relasional berpengaruh positif terhadap

A

2.6. Kausalitas Kinerja BPO dan Manfaat bagi Perusahaan
ahaan
haan

W

an
n menin
BPO dilaksanakan untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan kinerja perusahaan. Meskipun jenis

IA

outsourcing memberikan keuntungan bagi organisasi,
rganisasi
ganisasi namun demikian hal tersebut tidak membantu

N

sii kompetitifnya.
komp
kompe
perusahaan dalam mempengaruhi posisi
Akan tetapi, hal ini telah memberikan

R

kesempatan bagi vendor untuk mengembangkan
gembangk kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi.

U

uktivitas
ktivitas ddan kualitas organisasi klien dan membuat organisasi lebih
BPO akan meningkatkan produktivitas

F

)..
(Bharadwaj, et al. 2010).

K

peningkatan kinerja bisnis organisasi dan memajukan tujuan strategis
ana peni
kompetitif. BPO menjadi sarana

O

adap
dap prof
pro
Efek BPO terhadap
profitabilitas dan efisiensi biaya dapat diukur dari sudut pandang akuntansi

Y

peni
k
dapat berupa pening
peningkatan
profitabilitas yang disebabkan oleh pengurangan biaya atau oleh

T

an
n pendapatan.
pen
pendap
peningkatan
BPO berdampak pada segi efisiensi biaya yang lebih tinggi dengan

E

R

hasilkan ooutput yang sama namun dengan biaya lebih rendah. (Fritsch, et al. 2007).
menghasilkan

P

Berdasa
Berdasarkan
uraian landasan teori yang telah disajikan, maka diajukanlah hipotesis penelitian

P

R

O

sebaga berikut:
sebagai
¾ H 3 . Kinerja BPO berpengaruh positif terhadap manfaat bagi perusahaan.
Adapun hubungan kausal dari setiap konstruk sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis di atas dapat
disimak pada Model Penelitian dalam Gambar 1.

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

5

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

KONTRAK
FORMAL

H1
(+)
H3
(+)

MANFAAT BAGI
PERUSAHAAN

A

KINERJA
BPO

,C

H2
(+)

LA

TATA KELOLA
RELASIONAL

W

A

Gambar 1. Model Penelitian

A

3. METODE PENELITIAN

R

3.1. Desain Penelitian dan Teknik Sampling

Populasi dalam

JA

K

Penelitian ini menerapkan metode survei untuk mendapatkan data pri
primer.
prim

aan
an di se
sekt perbankan. Pemilihan
penelitian ini adalah personil jenjang manajerial pada perusahaan
sektor

T

sampling
mplin Adapun kriteria penarikan
sampel berlangsung dengan menerapkan teknik purposive sa
sampling.

N

den berada pada jabatan supervisor,
sampel yang menjadi subyek penelitian ini yaitu: a) respon
responden

A

manajer/kabag dan direktur; b) responden bekerja pada sekt
sektor perbankan yang berlokasi di Jakarta

W

den beker
dan terdaftar di IDX Factbook 2013; c) responden
bekerja pada sektor perbankan yang menerapkan

IA

onden bekerja
bek
kebijakan alih-daya (outsourcing); d) responden
pada sektor perbankan yang berstatus bank

N

rektori perbankan
pe
devisa sebagaimana tercantum dalam direktori
indonesia.

R

dikator re
Penelitian ini menggunakan indikator
reflektif yaitu indikator yang dianggap merepresentasikan

U

ali,, 2011
ali
201
konstruk/variabel laten (Ghozali,
2011). Adapun jumlah sampel yang seyogyanya dipilih pada

K

indikat reflektif yaitu minimal lima hingga 10 kali jumlah indikatornya
penelitian yang menerapkan indikator

F

eh karena
kka
(Ferdinand, 2014). Oleh
seluruh indikator dalam penelitian ini berjumlah 33, maka

Y

O

p l sejum
ditetapkanlah sampel
sejumlah 170 yang disebar melalui pos, email, maupun pengiriman langsung.

T

onalisasi dan Pengukuran Konstruk
3.2. Operasionalisasi

R

kator reflektif
ref
Indikator
dipakai untuk menjelaskan konstruk eksogen maupun endogen. Indikator

E

ektif
ktif dalam
dala penelitian ini diukur melalui instrumen Skala Likert dengan rentang satu hingga lima,
reflektif

O

P

dimana aangka 1= Sangat Tidak Setuju; 2= Tidak Setuju; 3= Netral; 4= Setuju; 5= Sangat Setuju.

P

R

P
ene
Penelitian
ini memposisikan skala Likert ke dalam kategori Skala Interval dengan merujuk pada
pendapat Hair, et al. (2014), McBride (2010), Jogiyanto (2010), Lyons (2009), maupun Vander stoep

& Johnston (2009).
Dalam menentukan item-item indikator reflektif atas konstruk eksogen maupun endogen,
penelitian ini mengacu pada hasil penelitian Ahimbisibwe, et al. (2012); Leimeister, et al.(2010);
Wullenweber, et al. (2008); Daityari, et al.(2008); Fritsch, et al. (2007); serta Sen dan Shiel (2006).
Penelitian ini memuat dua konstruk eksogen yaitu konstruk Kontrak Formal (KF) yang

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

6

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

direpresentasikan melalui enam indikator dan konstruk Tata Kelola Relasional (TKR) yang
direpresentasikan dengan 14 indikator. Selain itu, penelitian ini juga memuat dua konstruk endogen
yaitu konstruk Kinerja Business Process Outsourcing (BPO) yang direpresentasikan melalui tujuh
indikator serta enam indikator reflektif untuk menjelaskan konstruk Manfaat Bagi Perusahaan (MBP).

A

Operasionalisasi konstruk dalam penelitian ini ditampilkan pada Lampiran 1 dalam Appendiks.

,C

3.3. Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis.
Leas
Penelitian ini menerapkan latent-path modeling yang akan dianalsis dengan metode Partial Least

LA

predictive
edictive
Square (PLS). Ghozali (2011) menyatakan bahwa Metode PLS cocok untuk causal-predictive

A

nsyaratka uji
nsyaratkan
analysis, dan oleh karena metode ini tidak mengasumsikan data normal maka tidak mensyaratkan

W

normalitas. Pengolahan data untuk keperluan pengujian hipotesis dilakukan dengan aplikasi

A

am
m pene
peneliti
SmartPLS-v.2. Aplikasi tersebut memiliki tiga piranti pokok yang relevan dalam
penelitian ini yaitu

R

menu PLS Algoritma; Bootstrapping; serta Blindfolding.

K

erupa
rupa nilai
nil loading-factor dari
Output dari PLS Algoritma yang dipakai dalam penelitian ini berupa

JA

disebut
isebut ju
indikator konstruk; nilai composite reliability; path-coefficient (disebut
juga original sample); serta

T

aso
a
kausal prediktif antar
koefisien determinasi (R2). Path coefficient mencerminkann pola asosiasi

N

ootstr
otst appin digunakan untuk mengetahui
konstruk terkait (Ghozali, 2011). Sedangkan teknik Bootstrapping

A

signifikansi parameter hasil olahan PLS Algoritma, yang dit
ditampilkan melalui t-value, dengan cut-

W

ari tt-tabe
tab
off—menurut Ghozali (2011)—yaitu lebih besar dari
t-tabel/1,64
(p-value lebih kecil dari 0,10); lebih

IA

ari
ri 0,05); atau lebih besar dari t-tabel/2.58 (p-value lebih
besar dari t-tabel/1.96 (p-value lebih kecil dari

N

kecil dari 0,01).

R

g melalui
melalu dua tahap yaitu Uji Model Pengukuran (Outer Model)
Pengujian hipotesis berlangsung

U

er Model).
Model
Mode Uji Validitas dan Reliabilitas berlangsung pada Outer
dan Uji Model Struktural (Inner

K

Model Test. Uji Validitas menggun
menggunakan kriteria Convergent Validity, dimana indikator reflektif

F

askan
skan suatu
su
dianggap valid menjelaskan
konstruk jika memiliki nilai loading-factor lebih besar dari 0,50,

O

aii idealnya
idealn adalah 0,70. Disamping Convergent Validity, juga terdapat kriteria
kendati ambang nilai

Y

Valid ddengan mengamati besaran nilai AVE/Average Variance Extracted dengan
Discriminant Validity

T

ilai
lai lebih
leb besar dari 0,50 (Ghozali, 2011). Adapun Uji Reliabilitas berlangsung dengan
ambang nilai

E

R

gunakan kriteria
k
menggunakan
Composite Reliability, dimana suatu kontruk dikatakan bernilai baik bila nilai

P

R

O

P

omposite Reliability lebih besar atau sama dengan 0,70 (Ghozali 2011).
Composite
Sed
Se
Sedangkan Uji Model Struktural/Inner Model Test, menurut Hair, et al. (2014) dievaluasi dengan

me
mengamati nilai Koefisien Determinasi/R2 (ambang nilai 0,75; 0,50; 0,25 yang masing-masing
mengindikasikan bahwa proporsi varians konstruk endogen yang dapat dijelaskan oleh konstruk
eksogen

bersifat

substansial,

moderat,

lemah);

signifikansi

t-statistik

dari

nilai

Path

Coefficient/Original Sample; f2 effect size (dengan ambang nilai 0,35; 0,15; 0,02 yang masing-masing
mengindikasikan bahwa konstruk eksogen memiliki effect besar, medium, kecil terhadap konstruk

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

7

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

endogen); Stone-Geisser’s Q2 value yang digunakan untuk menilai relevansi prediktif konstruk
eksogen terhadap suatu konstruk endogen.
Lebih lanjut, menurut Hair, et al. (2014) f2 effect size maupun Q2value dihitung dengan formula

¾ Q2 value = 1 –

…(Persamaan 2)

,C

…(Persamaan 1)

LA

¾ f2 effect size =

A

sebagai berikut:

merupakan nilai R2 dari konstruk endogen manakala suatu konstruk eksogen diikutsertakan
kutsertak
kutsertakan
onstruk ek
eks
merupakan nilai R2 dari konstruk endogen manakala suatu konstruk
eksogen

A

dalam model.

W

dikeluarkan dari model. Sementara itu, Stone-Geisser’s Q2 value pada inner model
odel test
tes diperoleh

R

A

ni estimasi dari
melalui fungsi menu Blindfolding dari aplikasi Smart-PLS, yang ditunjukkann oleh nilai

K

Persamaa 2. Ambang nilai
Construct Crossvalidated Redundancy yang sejatinya identik dengan Persamaan

JA

erdapat relevansi
re
prediktif dari
untuk Q2 adalah lebih besar dari nol untuk menyatakan bahwa terdapat
dalah sua
suatu ukuran untuk menilai
konstruk eksogen terhadap konstruk endogen. f2 effect size adalah

N

T

ruk en
endog
besarnya dampak relatif dari konstruk eksogen terhadap konstruk
endogen.

W

A

4. HASIL DAN DISKUSI
4.1. Hasil Statistik Deskriptif Responden Penelitian
tian
an

IA

Kuesioner yang diidtribusikan kepadaa respond
responden dalam penelitian ini berjumlah 170 satuan.

N

Sebanyak 70 satuan kuesioner berhasil
diperoleh kembali dari para responden—yang bekerja pada
il diperol

R

tujuh bank yang listed di IDX Factbook
hanya terdapat 41 satuan kuesioner yang terisi
book 2013—namun
20

K

U

usable response-rate
r
lengkap dan dapat diolah (usable
sebesar 24,12%). Tabulasi dari karakteristik
ku data jjenis kelamin, rentang usia responden, jumlah karyawan di tempat
responden yang menyangkut

O

F

esponde posisi/jabatan responden, serta strata pendidikan responden dalam
esponden,
kerja, masa kerja responden,

Y

ng dapat
apat ddisimak dalam Tabel 1.
penelitian ini, yang

P

R

O

P

E

R

T

Tabel 1
Statistik Deskriptif Responden
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Responden
Rentang Usia
Responden

Jumlah
Karyawan di
tempat
Responden
bekerja

Laki-laki
Perempuan
Total
21-30
31-40
> 40
Total
”
101 - 300
301 - 500
> 500
Total

Frequency
19
22
41
20
17
4
41
5
8
18
10
41

Valid
Percent
46,34%
53,66%
100,00%
48,78%
41,46%
9,76%
100,00%
12,20%
19,51%
43,90%
24,39%
100,00%

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

8

,C
LA

39,02%
100,00%
90,24%
9,76%
0,00%
%
100,00%

A

Strata
Pendidikan
Responden

16
41
37
4
0
41

W

Unit Kerja
(Departemen)
Responden

A

Posisi/Jabatan
Responden

17
17
7
41
32
9
41
9
16

R

”WDKXQ
6-10 tahun
>10 tahun
Total
Supervisor
Manajer
Total
Securities
Consumer Credits
and Credit Cards
Domestic Payments
Total
S1
S2
S3
Total

Masa Kerja
Responden

Valid
Percent
41,46%
41,46%
17,08%
100,00%
78,05%
21,95%
100,00%
21,96%
39,02%

Frequency

Karakteristik Responden

A

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

K

4.2. Hasil Statistik Deskriptif Konstruk Penelitian

JA

Tabel 2 menyajikan hasil uji statistik deskriptif yang memuatt kisaran te
teoretis; kisaran aktual;
rerata; serta deviasi standar atas empat konstruk yaitu Kontrak Formal (KF),
(K Tata Kelola Relasional

T

rta Manfaat
Manf
(TKR), Kinerja Business Process Outsourcing (BPO), serta
bagi Perusahaan (MBP) yang

A

N

menjadi obyek penelitian ini.

IA

W

Tabel
abel 2
Deskrip
Stastistik Deskripti
Deskriptif Konstruk

N

Konstruk

Kisaran
Aktual
6 - 30
14 - 70
7 - 35
6 - 30

Mean
3,99
4,09
4,10
4,06

Std.
Deviasi
0,94
0,81
0,81
0,92

K

U

R

KONTRAK FORMAL
TATA KELOLA RELASIONAL
ASIONA
KINERJA BPO
MANFAAT BAGI
GI PERUSAHAAN
PERUS

Kisaran
Teoritis
6 - 30
14 - 70
7 - 35
6 - 30

F

4.3. Hasil Uji Model Pengukuran
enguku
engukur
(Outer Model Test)

O

Outer Model Test
dilaksanakan melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil Uji Validitas
est
st dila
dil
melalui nilai converg
conver
convergent validity olahan PLS algoritma dari aplikasi SmartPLS-v.2 tercermin pada
ding-facto
ding
-fact dari 33 indikator reflektif (KF1,KF2,..,hingga MBP6). Seluruh nilai loadingnilai loading-factor
indikato reflektif dari keempat konstruk menunjukkan hasil lebih besar dari ambang nilai 0,50.
factor indikator
engan demikian
de
Dengan
semua indikator reflektif atas konstruk KF, TKR, BPO, dan MBP telah memiliki
validit yang baik.
validitas
Adapun nilai discriminant validity yang diwakili oleh AVE—dengan ambang nilai lebih besar
dari 0,5—menunjukkan bahwa konstruk eksogen KF dan TKR masing-masing bernilai 0,7073 dan
0,5172, yang mengindikasikan bahwa indikator reflektif mampu merepresentasikan konstruknya.
Selanjutnya nilai AVE pada konstruk endogen BPO dan MBP masing-masing sebesar 0,5423 dan
0,6746 yang bermakna bahwa indikator reflektif mampu merepresentasikan konstruknya. Hasil uji

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

9

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

validitas dengan convergent validity maupun discriminant validity ditampilkan dalam Tabel 3 dan
secara grafis pada Gambar 2.
Setelah melalui teknik bootstrapping, secara empiris menunjukkan hasil bahwa seluruh indikator
dapat merefleksikan konstruk terkait (KF, TKR, BPO, dan MBP) secara signifikan. Hal ini tercermin
pada nilai t-statistik indikator reflektif yang menunjukkan angka lebih besar dari ambang nilai 2,58 (t-

,C

A

tabel), yang dapat disimak dalam Tabel 3 dan pada Gambar 3.

Y

O

F

K

P

R

O

P

E

R

T

MANFAAT
T
BAGI
PERUSAHAAN
USAHAA
(MBP)
MBP)
BP)

LA

0,5172

Nilai R2

Nilai Q2

A

0,7073

Composite
Reliability
0,9354

AVE



0,9368
0,936
93688





0,5423

0,8908

0,7407

0,3517

0,6746

0,9255

0,8149

0,5443

N

T

JA

R

A

W



W

A

t-Stat *
Indikator
17,2896
17,4861
21,1299
14,1257
10,7808
17,6049
11,9656
9,1951
8,1870
15,5992
8,9612
8,8891
8,56500
11,4623
46233
462
77,9995
,999
99955
4,9082
4,9082
6,4819
6,48
4
115,9888
9,7251
7,5318
14,675
5,0188
11,6284
4,4703
15,2361
17,5493
6,0283
19,7172
8,4593
7,2784
11,4993
10,3732
12,6254

IA

U

KINERJA
BUSINESS
PROCESS
OUTSOURCING
(BPO)

Loading
Factor
0,8552
0,7723
0,8798
0,8376
0,8299
0,8668
0,7896
0,7298
0,6815
0,7583
0,7063
0,7734
0,6981
0,8254
0,6633
0,5034
0,7130
0,8048
48
0,7170
,7170
0,6445
0,6445
0,8310
0,831
00,5593
5
0,7237
0,6358
0,7797
0,8426
0,7395
0,8812
0,8059
0,7955
0,8097
0,7878
0,8441

N

TATA KELOLA
RELASIONAL
(TKR)

Kode
Indikator
KF1
KF2
KF3
KF4
KF5
KF6
TKR1
TKR2
TKR3
TKR4
TKR5
TKR6
TKR7
TKR8
TKR9
TKR10
TKR11
TKR12
TKR13
TKR14
BPO1
BPO2
2
BPO3
PO
O
BPO4
BPO5
BPO6
BP
BPO
BPO7
B
MBP1
MBP2
MBP3
MBP4
MBP5
MBP6

R

Konstruk
(Variabel Laten)
KONTRAK
FORMAL (KF)

K

Tabel 3
r’ss Q2
Rangkuman Hasil Uji Validitas, Signifikansi Indikator, Uji Reliabilitas, R2, dan Stone-Geisser’s

Note: * t-stat > 2.58, sig. pada p < 0.01
N
No

Hasil Uji Reliabilitas menampilkan nilai composite reliability dari seluruh konstruk dalam
penelitian ini (KF dengan nilai sebesar 0,9354; TKR dengan nilai 0,9368; BPO dengan nilai 0,8908;
serta MBP dengan nilai 0,9255) yang menampilkan nilai lebih dari ambang nilai 0,70. Hal ini
sekaligus menunjukkan bahwa seluruh konstruk pada penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.
Hasil uji reliabilitas tersaji pada Tabel 3.

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

10

K

R

A

W

A

LA

,C

A

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

Gambar 3. Hasil Uji Bootstrapping (dengan SmartPLS v.2)

O

P

E

R

T

JA

martPLS vv.2)
Gambar 2. Hasil Uji PLS Algoritma (dengan SmartPLS

P

R

4 4 Hasil Uji Model Struktural (Inner Model Test)
4.4.
Tabel 3 dan Gambar 2 menampilkan nilai Koefisien Determinasi (R2) dari konstruk KF, TKR,

BPO, dan MBP. Olahan data dengan menu PLS Algoritma memberikan nilai R2 untuk konstruk
Kinerja Business Process Outsourcing (BPO) sebesar 74,07%, dan untuk konstruk Manfaat Bagi
Perusahaan (MBP) sebesar 81,49%. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa: a) konstruk eksogen KF
dan TKR mampu menjelaskan secara moderat dan cenderung ke substansial (R2 melebihi ambang
nilai 0,50 hampir mendekati ambang nilai 0,75) atas variabilitas konstruk endogen BPO; b) konstruk

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

11

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

BPO mampu menjelaskan secara substansial (R2 sebesar 81,49% melebihi ambang nilai 0,75)
terhadap variabilitas konstruk MBP.
Selanjutnya Persamaan 1 diterapkan saat menghitung f2 effect size dari konstruk eksogen KF dan
TKR terhadap BPO. Adapun hasil bahwa f2 effect size dari konstruk KF terhadap konstruk BPO

konstruk eksogen KF berpengaruh medium terhadap konstruk endogen BPO. Demikian halnya

,C

bangg
dengan f2 effect size dari TKR terhadap BPO yang juga berpengaruh medium—telah melebihi ambang

A

adalah sebesar 0,15—sama dengan ambang nilainya yaitu 0,15—yang mengindikasikan bahwa

LA

nilai 0,15—karena hanya sebesar 0,1712. Perhitungan Stone-Geisser’s Q2 value yang menggunakan
gunakan
unakan

wa konstruk
konstru
kons
Persamaan 2 dengan menu blinfolding pada aplikasi SmartPLS, menunjukkan bahwa

W

A

ogen MBP.
MBP
MB Oleh
endogen BPO memiliki Q2 value sebesar 0,3517, dan 0,5443 untuk konstruk endogen

A

wa terdap
terdapat relevansi
karena Q2 value lebih besar dari nol, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa

R

prediktif dari konstruk eksogen KF dan TKR terhadap BPO serta antara konstruk BPO terhadap

JA

K

ampilkan
mpilkan pada
pa Tabel 3.
konstruk MBP. Hasil dari perhitungan Stone-Geisser’s Q2value juga ditampilkan

N

Original
Sample
ple
le
4417
0,4417
0.44555
0.445
0,9027
0,902

A

H1
H2
H3

Kausal Prediktif
antar Konstruk
.)ĺ%32
7.5ĺ%32
%32ĺ0%3

W

Hipotesis

T

Tabel 4
tesis
esis
Rangkuman Hasil Uji Hipotesis

S
t – Stat

2,0487 *
2,2031 *
32,4108 **

Hasil Uji
Hipotesis
Menolak H 0
Menolak H 0
Menolak H 0

IA

Note: * t-stat > 1,96 sig. padaa p < 0.05; **
* t-stat > 2,58 sig. pada p < 0,01

N

4.5. Hasil Uji Hipotesis Satu (H 1 )

R

Kontrak Formal (KF) berpengaruh positif terhadap kinerja
an Kont
Kontr
Hipotesis satu (H 1 ) menyatakan

U

Business Process Outsourcing (BPO). Tabel
4 dan Gambar 2 menunjukkan nilai path coefficient
T

K

sebesar 0,4417 yang mencerminkan
minkan bahwa hubungan kausal prediktif antar konstruk bersifat positif.

F

Signifikansi dari path coefficient
ditunjukkan oleh nilai t-statistik sebesar 2,0487 (lebih besar dari
coeffi
coeffici

O

ignifika pada p-value lebih kecil dari 0,05, yang dapat disimak pula pada
1,96/t-tabel) yang signifika
signifikan

Y

maupu Tabel 4. Secara statistik, penelitian ini berhasil menolak H 0 . Dengan
Gambar 3 maupun

T

maka penelitian ini berhasil memprediksi bahwa Kontrak Formal (KF) berpengaruh
nya H 1 m
terdukungnya

E

R

positiff terhadap Kinerja Business Process Outsourcing (BPO) secara signifikan. Hasil ini konsisten

P

engan hasil
ha
dengan
penelitian Leimeister, et al. (2010); Du dan Liao (2010); Rai, et al. (2010);

P

R

O

Wullen
Wullenweber,
et al. (2008) serta Fritsch, et al, (2007).

4 Hasil Uji Hipotesis Dua (H 2 )
4.6.
Hipotesis dua (H 2 ) menyatakan Tata Kelola Relasional (TKR) berpengaruh positif terhadap
kinerja Business Process Outsourcing (BPO). Tabel 4 dan Gambar 2 menunjukkan nilai path
coefficient sebesar 0,4455 yang mencerminkan bahwa hubungan kausal prediktif antar konstruk
bersifat positif. Signifikansi dari path coefficient ditunjukkan oleh nilai t-statistik sebesar 2,2031
(lebih besar dari 1,96/t-tabel) yang signifikan pada p-value lebih kecil dari 0,05, yang disajikan pula

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

12

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

pada Tabel 4 maupun Gambar 3. Secara statistik, penelitian ini berhasil menolak H 0 . Dengan
terdukungnya H 2 maka penelitian ini berhasil memprediksi bahwa Tata Kelola Relasional (TKR)
berpengaruh positif secara signifikan terhadap Kinerja BPO. Hasil ini konsisten dengan hasil
penelitian Ahimbisibwe, et al. (2012); Leimeister, et al. (2010); Rai et al, (2010); Swar, et al.(2010);

A

Fritsch, et al, (2007).

,C

4.7. Hasil Uji Hipotesis Tiga (H 3 )
Hipotesis tiga (H 3 ) menyatakan kinerja Business Process Outsourcing (BPO) berpengaruh positif
positif

LA

ai path
terhadap Manfaat Bagi Perusahaan (MBP). Tabel 4 dan Gambar 2 menunjukkan nilai

A

coefficient sebesar 0,9027 yang mencerminkan bahwa hubungan kausal prediktif antar
konstruk
ntar konst
kon

W

k sebesar
sebesa 332,4108
bersifat positif. Signifikansi dari path coefficient ditunjukkan oleh nilai t-statistik

A

01,
1, yang di
(lebih besar dari 2,58/t-tabel) yang signifikan pada p-value lebih kecil dari 0,01,
disajikan pula

R

asil menolak
men
menol
H 0 . Dengan
pada Tabel 4 maupun Gambar 3. Secara statistik, penelitian ini berhasil

K

terdukungnya H 3 maka penelitian ini berhasil memprediksi bahwa Kinerja
nerja
erja BP
BPO berpengaruh positif

JA

ini konsisten dengan hasil
secara signifikan terhadap manfaat bagi perusahaan (MBP). Hasil in

T

penelitian Fritsch, et al, (2007).

N

langs
ang ung, maka hasil uji dengan menu
Apabila dikaji terhadap hubungan kausal tidak langsung,

A

jukkan
ukkan ba
bootstrapping—dari aplikasi SmartPLS-v.2—menunjukkan
bahwa konstruk KF berpengaruh secara

W

path-coef
coe
tidak langsung terhadap konstruk MBP dengan path
path-coefficient
bernilai positif sebesar 0,3987 dan

IA

(tt-stat seb
se
signifikan pada p-value lebih kecil dari 0,05 (t-stat
sebesar 2,015). Demikian halnya dengan konstruk

N

ung
ng terha
TKR yang juga berpengaruh tidak langsung
terhadap konstruk MBP secara positif dengan nilai path-

R

ikan
ik
an pada p-value lebih kecil dari 0,05 (t-stat sebesar 2,2240).
coefficient sebesar 0,4022 dan signifikan

U

4.8. Diskusi

K

kan bahwa
ba
bah
kontrak formal memberikan pengaruh yang positif terhadap
Hasil uji H 1 menunjukkan

O

F

ess Ou
Outs
kinerja Business Process
Outsourcing yang bermakna bahwa apabila kontrak formal dapat terstruktur
inerja
nerja B
dengan baik makaa kkinerja
BPO juga akan memberikan hasil yang baik pula. Kontrak adalah salah satu

Y

sstruktur hubungan bisnis dan memberikan dampak pada kinerja BPO. Oleh karena
kelengkapan dalam str

R

T

itu, ujud kontrak atas hubungan outsourcing sangat penting untuk diperhatikan mulai dari rincian,

E

g lingkup dimana agar tidak terjadi perilaku oportunistik dari vendor serta harapan yang dikejar
ruang

P

R

O

P

ari hasil kerjasama antara kedua pihak.
dari
K
Kontrak
formal menjadi platform awal dan diperlukan untuk hubungan outsourcing. Tujuan dari

kkontrak formal adalah untuk meminimalkan biaya proses sambil memastikan pengiriman kuantitas
dan kualitas yang diinginkan serta mengurangi biaya layanan outsourcing. Ketika sebuah organisasi
menggunakan jasa vendor eksternal, klien harus memastikan bahwa vendor bertindak dalam
kepentingan terbaik klien. Oleh karena itu, kontrak formal tertulis untuk membatasi oportunistik
perilaku vendor (Leimester, et al., 2010). Dengan menetapkan tujuan tingkat pelayanan yang ketat
dan negosiasi harga yang kompetitif, klien menentukan tingkat kualitas yang diinginkan dan

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

13

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

penghematan biaya. Kontrak juga memberikan perbaikan kualitas dan merangsang inovasi (Miranda
dan Kavan, 2005). Jika kontrak terstruktur dengan baik, maka akan membentuk suatu hubungan
outsourcing yang baik dan yang akhirnya akan meningkatkan kinerja BPO (Leimester, et al., 2010).
Hasil uji H 2 menunjukkan bahwa tata kelola relasional memberikan pengaruh yang positif

,C

dibangun dengan baik antara kedua pihak maka kinerja BPO juga akan memberikan hasil yang baik

A

terhadap Business Process Outsourcing yang bermakna bahwa apabila tata kelola relasional dapat

ngg
pula dan sesuai dengan harapan klien. Tata kelola relasional bermakna membangun hubungan ya
yang

LA

una
na agar
baik antara kedua pihak yang terikat kontrak kerja. Hubungan yang dibangun disini berguna
hingga dap
da
selama proses kerja tidak terjadi konflik yang dapat menghambat proses kerja sehingga
dapat

W

A

merugikan baik pihak klien maupun vendor. Oleh karena itu, hubungan relasional sangatlah ppenting

A

an proyek yang akan
dalam membangun hubungan bisnis karena merupakan kunci dalam kelancaran

R

dikerjakan.

K

Penelitian ini mengindikasikan bahwa hubungan informal antara klien ddan vendor yang baik

JA

kepe
ke
menyebabkan keberhasilan outsourcing. Kerjasama dibentuk oleh kepercayaan,
fleksibilitas,
anjutan menciptakan
men
m
komitmen, komunikasi dan lainnya. Durasi dan karakter berkelanjutan
ikatan pribadi dan

T

yang signifikan
signif
sig
hubungan antara para pihak yang memiliki pengaruh yang
pada pemberian manfaat

A

N

elah men
outsourcing. Leimeister, et al. (2010). Kepercayaan telah
menjadi berpengaruh dalam keberhasilan

W

an kekhaw
outsourcing dan hubungan BPO karena meredakan
kekhawatiran tentang oportunisme, mengurangi

IA

ada komp
beban monitoring, memberikan kepercayaan pada
kompetensinya para mitra, dan berbagi risiko mitra
berikan kesuksesan
kke
pertukaran informasi. Hal ini dapat memberikan
pada hubungan BPO karena pentingnya

R

N

komunikasi dan berbagi informasi untuk mengembangkan pemahaman tentang kebutuhan,

U

n demiki
kemampuan, dan kinerja. Dengan
demikian, kepercayaan merupakan kebutuhan untuk menentukan

K

tujuan sepenuhnya.

F

ukk bahwa
ukka
ba
bah
Kinerja BPO memiliki pengaruh positif terhadap manfaat bagi
Hasil uji H 3 menunjukkan

O

ermakna
rmakna bahwa BPO memberikan banyak manfaat terhadap perusahaan atau
perusahaan yang bermakna

Y

me
gun
organisasi yang meng
menggunakan
jasa provider outsourcing. Berbagai macam keuntungan serta manfaat

T

yang dapat dirasakan misalnya efisiensi biaya, pengurangan biaya proses, penghematan sumber daya

R

a, efisens
efis
ens waktu, dan pengurangan biaya overhead. Kinerja perusahaan klien menjadi lebih
manusia,
efisensi

E

ningkat kkarena lebih dapat fokus dalam mengerjakan bisnis inti dari perusahaannya. Vendor
meningkat

O

P

pemasok tenaga ahli dapat membantu klien mengerjakan proyek yang membutuhkan tenaga ahli
pemas

P

R

dala
dalam pengerjaannya.
Keuntungan utama dari BPO adalah dapat membantu meningkatkan fleksibilitas perusahaan,
khususnya dengan mengubah biaya tetap menjadi biaya variable. Biaya variabel membantu
perusahaan menanggapi perubahan kapasitas yang diperlukan dan perusahaan tidak perlu untuk
berinvestasi dalam aset, sehingga membuat perusahaan lebih fleksibel.

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

14

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

5. SIMPULAN, LIMITASI, DAN IMPLIKASI
5.1. Simpulan
Hasil uji hipotesis H 1 , H 2 , serta H 3 menunjukkan bahwa H 0 ditolak, dengan demikian hasil
penelitian ini secara empiris dapat memprediksi bahwa faktor Kontrak Formal dan Tata Kelola

,C

Processes Outsourcing; kemudian Kinerja Business Processes Outsourcing yang semakin baik

A

Relasional—masing-masing—memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap Kinerja Business

kan)
memberikan manfaat yang semakin tinggi pula bagi perusahaan (dalam industri perbankan).

LA

litian
tian ini.
Terdukungnya ketiga hipotesis ini sekaligus mengkonfirmasi Masalah maupun Tujuan penelitian
awab deng
den
Seberapa kuat hubungan kausal antar konstruk eksogen terhadap konstruk endogen terjawab
dengan

W

A

ang bera
berada pada
perhitungan f2 effect size dari konstruk KF dan TKR terhadap konstruk BPO yang

A

eisser’s Q2 value yang
kategori medium. Daya prediksi hubungan kausal tercermin dari nilai Stones-Geisser’s

R

erdapat rele
re
lebih besar dari nol dan sekaligus mengindikasikan bahwa secara statistik terdapat
relevansi prediktif

K

nstruk
struk BPO
BP terhadap konstruk
antara konstruk KF dan TKR terhadap konstruk BPO, dan antara konstruk

JA

MBP.

T

5.2. Limitasi

N

ni ad
adalah:
h a) penelitian ini tidak menerapkan
Sejumlah hal yang menjadi limitasi dalam penelitian ini
adalah:

A

igunakan
gunakan relatif sedikit (N= 41, useful responsenon response-bias test; b) data sampel yang dapat digunakan

W

LS tidak mensyaratkan dilakukannya uji normalitas,
rate hanya 24,12%); c) oleh karena metode PLS

IA

idak no
maka terdapat kemungkinan bahwa data tidak
normal; d) tidak tertutup kemungkinan bahwa

N

agaimana mestinya; e) responden semata berasal dari sektor
responden tidak mengisi kuesioner sebagaimana

R

sa; f) pen
pe
perbankan dengan status bank devisa;
penelitian
ini tidak melibatkan responden dari sisi vendor

U

jasa outsourcing; g) penelitian ini hanya menggunakan konstruk mekanisme tata kelola (governance

K

antesed
antese
mechanism) sebagai konstrukk anteseden
atas konstruk kinerja BPO.

O

F

5.3. Implikasi

ia ini ssetidaknya dapat menyuguhkan rujukan bagi praktisi sektor perbankan
ian
Hasil penelitian

T

Y

ntingny kontrak formal atas kebijakan melakukan outsourcing, serta pentingnya pola
ntingnya
mengenai pentingnya

R

an/gover
an/govern
pengaturan/governansi
dalam hubungan informal yang terjalin antar pihak yang berinteraksi hingga

E

bentuk suatu
ssu
membentuk
pola pengaturan/tata kelola yang memadai demi pencapaian kinerja yang optimal

P

R

O

P

yang pada akhirnya akan memberikan manfaat ekonomi bagi industri perbankan.
R
Relatif sulitnya menemukan literatur penelitian bidang akuntansi manajemen di Indonesia yang

m
mengulas hubungan kausal antara mekanisme tata kelola/governance mechanism dan BPO
menjadikan hasil penelitian ini memiliki state of art karena setidaknya telah menyajikan hasil
penelitian yang unik untuk kasus Indonesia dan berkontribusi memperkaya topik penelitian bagi para
peneliti akuntansi di Indonesia, khususnya dalam bidang akuntansi manajemen dan keperilakuan.
Oleh karena itu untuk kasus di Indonesia—studi empiris dengan responden yang berasal dari industri
jasa selain perbankan (seperti maskapai penerbangan; perhotelan; asuransi), manufaktur, serta

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

15

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

perdagangan—kiranya masih sangat dimungkinkan bagi para peneliti akuntansi di Indonesia untuk
menindaklanjuti hasil penelitian ini melalui replikasi dan/atau adaptasi baik dengan menggunakan
teknik PLS-SEM ataupun Covariance-based SEM. Bila para peneliti berikutnya berminat untuk
menggunakan teknik Covariance-based SEM, maka perlu memperbanyak jumlah sampel hingga

,C

faktor kontrak formal dan tata kelola relasional sebagai konstruk eksogen atas kinerja BPO, namun

A

memenuhi persyaratan yang semestinya. Penelitian ini hanya mengkaji mekanisme tata kelola melalui

in
n
untuk penelitian selanjutnya dapat menyertakan dan/atau memodifikasi dengan konstruk-konstruk llain

LA

ungkinan
ngkinan
seperti: trust; perilaku oportunistik; faktor kontinjensi; client-vendor relationship, yang kemungkinan
b
ba
berimbas pada kinerja penerapan BPO dalam memberikan benefit bagi perusahaan. Benefit bagi

A

W

A

perusahaan masih dapat difokuskan pada jenis-jenis financial impacts.

R

DAFTAR PUSTAKA

JA

K

actual
tual gov
gove
Ahimbisibwe, A., Nangoli, S. dan Tusiime, W. 2012. Formal contractual
governance mechanisms,
opport
contract contingencies, inter-organizational trust, supplierr opportun
opportunism and outsourcing
ral sciences,
sciences
scien
performance. International journal of business and behavioral
(2): 7-20.

N

T

Bolumole, Y. A., Frankel, R., dan Naslund, D. 2007. Developing
framework for logistics
ing a theoretical
theo
the
outsourcing. Transportation journal, 46 (2): 35-54.

W

A

governan
Boulay, J. 2013. Contractual governance, relational governance:
why do firms continue drafting?.
869.
Journal of applied business research, 29: 863-869.

N

IA

Bharadwaj, S.S., Saxena, K.B.C. dan Halemane,
M.D. 2010. Building successful relationship in
mane, M.D
loratory study. European journal of information system
business process outsourcing: an exploratory
(19): 168-180.

U

R

t counter the threats and exploit the opportunities of the
Coghlan, J. 2007. We must keep on our toes to
BPO trend. Financial management,
ement,, March:1
ement
M

F

K

Daityari, A., Saini, A.K., dan Gupta, R
R. 2008. Antecedents of success in business process outsourcing:
an empirical study of the ind
indian bpo sector. BVICAM’s International Journal of Information
Technology. 27-36.

Y

O

Duening, T.N. dan Click, R.
R.L. 2005. Essential of business process outsourcing. San Fransisco: John
Wiley & Sons,
ns, IInc.
nc
nc.

R

T

Du, Z. dan Liao, X. 2010. Well-defined processes and their effect on business process outsourcing
or’s succ
suc
vendor’s
success: an integrated framework. Proceeding of the 2010 international conference on
e-business
business intelligence. Atlantis Press. 27-36.

P

R

O

P

E

Ferdinand,
rdinand, A. 2014. Structural equation modeling dalam penelitian manajemen: aplikasi modelm
mod
model rumit dalam penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi doktor (edisi 5). Semarang:
Badan Penerbit Undip.
B

Fritsch, M., Wahrenburg, M., Hackethal, A., dan Wuellenweber, K. 2007. The impact of business
Fr
F
process outsourcing on firm performance and the influence of governance: a long term study in
the
german
banking
industry.
Working
paper.
(diakses
pada
laman
http://ssrn.com/abstract=1076422)

Ghozali, I. 2011. Structural equation modeling metode alternatif dengan partial least square (edisi
ketiga). Semarang: Badan Penerbit Undip.
Goles, T., dan Chin, W.W. 2002. Relational exchange theory and IS outsourcing: developing a scale
to measure relationship factors. Information systems outsourcing. 222-250.

Sim posium N asional Akuntansi X IX , Lam pung, 20 16

16

Latent-Path M odeling dalam Pengujian Hubungan Kausal antara Mekanism e …

Hair, J.F., Hult, G.T.M., Ringle, C.M., dan Sarstedt, M. 2014. A primer on partial least squares
structural equation modeling (pls-sem). SAGE Publication, Inc.
Hakansson, H., dan Lind, J. 2007. Accounting in an interorganizational setting. Handbook of
management accounting research. E