SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL (SI-PI)
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL : 1. INFPRMASI DAN KOMUNIKASI.
2. PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI. 3. PENGENDALIAN PREVENTIF, DETEKTIF DAN
KOREKTIF. 4. PENGENDALIAN UMUM DAN APLIKASI. 5. KERAHASIAAN DAN PRIVASI. 6.
INTEGRITAS DAN KEANDALAN PEMROSESAN. 7. AUTHORAZATION/ACCESS CONTROL.

Dosen :
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Oleh :
YOHANES AGUNG NUGROHO
55516120049

FAKULTAS MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA MERUYA
JAKARTA
2017

1. Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan contohnya, baik yang di impelementasikan pada perusahaan sesuai
referensi yang mencakup tiga point:
a. Pengendalian preventif, detektif dan korektif.

b. Integritas dan keandalan pemrosesan.
1

c.

Authorization/access control

Penjelasannya sebagai berikut:
a. Pengendalian preventif, detektif dan korektif
Pengendalian Preventif merupakan pengendalian yang diterapkan untuk mencegah terjadinya kecurangan. Berguna
untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum ada masalah. Pengendalian preventif bisa meliputi karyawan yang
kompeten dan dapat dipercaya, penggunaan komputer yang memadai, prosedur pencatatan yang layak.
-

-

-

Contoh implementasi di dalam perusahaan:
Mempekerjaan personil akuntansi yang berkualitas tinggi

Pemisahan tugas pegawai yang memadai
Mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas dan informasi.
Dibuatnya standar operasional prosedur untuk suatu kegiatan entitas
Dibuatnya pemisahan fungsi dalam suatu entitas
Dibuatnya rentang otorisasi dalam suatu entitas
Memeriksa program baru atau berkas-berkas baru yang mengandung makro dengan program anti virus sebelum dipakai
Menyadarkan pada setiap pemakai untuk waspada terhadap virus.
Pengendalian Detektif dirancang untuk menemukan terjadinya kecurangan. Pengendalian ini mencakup pemeriksaan dan
perbandingan seperti catatan kinerja dan pemeriksaan independen atas kinerja. kegiatan pengendalian yang dilakukan
dalam rangka mencari atau mendeteksi adanya suatu permasalahan dan mencari akar permasalahan tersebut, atau dengan
kata lain pengendalian yang dilakukan dimana telah terdapat suatu permasalahan.
Contoh implementasi di dalam perusahaan:
Konfirmasi dengan pemasok utang usaha
Penggunaan teknik-teknik komputer seperti limit transaksi, kata kunci, pengeditan, dan sistem pemeriksaan seperti audit
internal
Dilakukan rekonsiliasi kas
Dilaksanakannya audit secara periodik
Secara rutin menjalankan program antivirus untuk mendeteksi infeksi virus
Melakukan pembandingan ukuran-ukuran berkas untuk mendeteksi perubahan ukuran pada berkas
Melakukan pembandingan tanggal berkas untuk mendeteksi perubahan tanggal berkas.

Pengendalian Korektif dirancang untuk memastikan bahwa tindakan korektif diambil untuk memperbaiki hal-hal yang
tidak diharapkan atau untuk memastikan bahwa hal-hal tersebut (seperti penyalahgunaan, otorisasi yang tidak layak, atau
pencurian) tidak terulang. Kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi jika terdapat suatu
permasalahan yang menyebabkan resiko tidak tercapainya tujuan organisasi, yang telah ditemukan pada kegiatan
pengendalian preventif maupun detektif.
Contoh implementasi di dalam perusahaan:
Pemeliharaan backup copies atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan
memasukkan data
Dilakukannya perbaikan suatu sistem informasi atas kesalahan data yang disebabkan adanya eror dalam sistem informasi
suatu entitas
Memastikan pem-backup-an yang bersih
Memiliki rencana terdokumentasi tentang pemulihan infeksi virus
Menjalankan program antivirus untuk menghilangkan virus dan program yang tertular.

b. Integritas dan keandalan pemrosesan
Integritas (integrity) adalah pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat waktu dan diotorisasi. Sebuah sistem
dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem tersebut secara
keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja. Tujuan utama
2


dari pengendalian aplikasi adalah untuk melindungi, mendeteksi, dan mengoreksi kesalahan dalam transaksi ketika
mengalir melalui berbagai tahap dalam program pemrosesan data.

-

Pengendalian Pemrosesan dan Penyimpanan Data
Pengendalian-pengendalian umum yang membantu mempertahankan integritas pemrosesan data dan penyimpanan data
adalah sebagai berikut:
Kebijakan dan prosedur
Fungsi pengendalian data
Prosedur rekonsiliasi
Rekonsiliasi data eksternal
Pelaporan penyimpangan
Pemeriksaan sirkulasi data
Nilai default
Pencocokan data
Label file
Mekanisme perlindungan penulisan
Mekanisme perlindungan database
Pengendalian konversi data

Pengamanan data
Pengendalian yang Berhubungan dengan Beberapa Prinsip Keandalan
Pengendalian berikut ini sesuai untuk beberapa prinsip keandalan, yaitu: perencanaan strategis dan penganggaran,
mengembangkan rencana keandalan sistem, dan melaksanakan dokumentasi.
Tabel Ringkasan Pengendalian Umum Utama Keandalan
Kategori
Pengendalian

Ancaman/Risiko

Pengendalian

Perencanaan
strategis dan
penganggaran

Sistem Informasi
mendukung strategi
bisnis, kurangnya
penggunaan sumber

daya, kebutuhan
informasi tidak
dipenuhi atau tidak
dapat ditanggung

Rencana strategis berlapis yang secara periodik
dievaluasi, tim penelitian dan pengembangan untuk
menilai dampak teknologi baru atas jalannya bisnis,
anggaran untuk mendukung rencana strategis.

Mengembangkan Ketidakmampuan
rencana
untuk memastikan
keandalan sistem keandalan sistem

Memberikan tanggung jawab perencanaan ke pihak
manajemen puncak; secara terus-menerus meninjau dan
memperbarui rencana; mengidentifikasi,
mendokumentasikan, dan menguji kebutuhan, tujuan,
kebijakan, dan standar keandalan pemakai;

mengidentifikasi dan meninjau seluruh persyaratan hukum
yang baru maupun yang telah diubah; mencatat
permintaan pemakai atas perubahan; mendokumentasikan,
menganalisis, dan melaporkan masalah dalam hal
keandalan sistem; menetapkan tanggung jawab
kepemilikan, penyimpanan, akses, dan pemeliharaan atas
sumber daya informasi; mengembangkan program
kesadaran atas keamanan serta mengkomunikasikannya
pada seluruh pegawai; meminta pegawai baru untuk
menandatangani perjanjian keamanan; melaksanakan
penilaian risiko atas seluruh perubahan dalam lingkungan
sistem.

3

c.

-

Authorization/access control

Aktivitas Pengendalian (Control Activites) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk
memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi.
Aktivitas pengendalian dikelompok dalam kategori:
1. Pengendalian komputer (computer control).
2. Pengendalian fisik (phisycal control).
Pengendalian Komputer (Computer Control)
Terbagi atas dua kelompok umum yaitu
Pengendalian umum (general control); berkaitan dengan perhatian pada keseluruhan perusahaan, seperti pengendalian
atas pusat data, basis data perusahaan, pengembangan sistem, dan pemeliharaan program.
Pengendalian aplikasi (application control); memastikan integritas sistem tertentu seperti aplikasi pemrosesan pesanan
penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggunaan.
Pengendalian Fisik (Physical Control)
Aktivitas ini dilakukan secara manual, seperti penjagaan aktiva secara fisik, atau dapat melibatkan penggunaan komputer
untuk mencatat berbagai transaksi atau pembaruan akun. Pengendalian fisik tidak berkaitan dengan logika komputer yang
sesungguhnya melakukan pekerjaan akuntansi ini.
Enam kategori aktivitas pengendalian fisik:

1. Otorisasi transaksi
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai
dengan tujuan pihak manajemen. Otorisasi umum diberikan pada para personel operasional untuk melakukan oprasi rutin.

Contohnya; prosedur untuk mengesahkan pembelian persediaan dari pemasok yang ditunjuk hanya ketika tingkat
persediaan jatuh pada titik pemesanan ulang yang ditetapkan.
2. Pemisahan fungsi
Pemisahan tugas karyawan adalah salah satu aktivitas pengendalian yang paling penting untuk meminimalkan
fungsi yang tidak boleh disatukan. Fungsi yang tidak boleh disatukan adalah antara:
- Authorization
- Recording
- Custody
3. Supervisi
Supervisi adalah pengendalian penyeimbang dari ketidakberadaan pengendalian pemisahan pada operusahaan
kecil atau dalam berbagai area fungsional yang kekurangan personel. Asumsi yang digunakan adalah perusahaan
mempekerjakan personel yang kompeten dan dapat dipercaya.
4. Pencatatan akuntansi
Pencatatan Akuntansi (Accounting Record) perusahaan terdiri atas dokumen sumber, jurnal, dan buku besar yang
menangkap esensi ekonomi dari berbagai transaksi dan menyediakan jejak audit berbagai peristiwa ekonomi. Perusahaan
harus memelihara jejak audit dengan dua alasan yaitu: Pertama; informasi ini dibutuhkan untuk melakukan operasi harian.
Kedua; jejak audit memainkan peranan penting dalam audit keuangan perusahaan.
5. Pengendalian akses (Acces Control)
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa hanya personel yang sah saja yang memiliki akses ke aktivitas
perusahaan. Pengendalian akses memainkan bagian penting dalam menjaga aktiva yang terdiri dari akses secara langsung

atau tidak langsung. Akses langsung dicontohkan peralatan keamanan fisik, seperti; kunci, lemari besi, pagar, dan sistem
alarm elektronik serta infra merah. Akses tidak langsung yaitu aktiva berwujud akses ke catatan dan dokumen yang
mengendalikan penggunaan, kepemilikan dan pengaturan aktiva.

6. Verifikasi independen (Verification Procedures)
4

-

Prosedur adalah pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan dan kesalahan
penyajian. Verifikasi berbeda dengan supervisi karena terjadi setelah fakta,oleh seseorang yang tidak secara langsung
terlibat dalam transaksi atau pekerjaan yang diverifikasi.
Melalui prosedur verifikasi independen, pihak manajemen dapat mengakses:
1. Kinerja individu
2. Integritas sistem pemrosesan transaksi
3. Kebenaran data yang terdapat dalam catatan akuntansi.
Contoh verifikasi independen meliputi:
Rekonsiliasi total batch pada titik-titik tertentu selama pemrosesan transaksi.
Membandingkan aktiva fisik dengan catatan akuntansi.
Rekonsiliasi berbagai akun buku pembantu dengan akun pengendaliannya.

Mengkaji laporan manajemen (baik komputer atau manual) yang meringkas berbagai aktivitas bisnis.

2. Implementasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal di perusahaan dan kendalanya serta rekomendasi
perberbaikan di masa yang akan datang
Profil Perusahaan Blue Bird Group
Blue Bird Group merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi berkualitas di Indonesia khusunya di
Jakarta, didirikan pada tahun 1972 berawal hanya dengan 25 taksi dan hingga kini telah mencapai sekitar 17.000 armada.
Blue Bird melayani lebih dari tiga juta penumpang per bulan di seluruh negeri, Blue Bird Group baris jasa meliputi
berbagai spektrum, dari taksi khusus yang ditargetkan pada pasar yang lebih tinggi (Silver Bird), mobil sewa (Golden
Bird), charter bus (Big Bird) dan kontainer truk (Iron Bird).
Bagian dari kesuksesan Blue Bird Group adalah kemampuan dalam mempertahankan standar kualitas yang
tinggi dan pelayanan yang memuaskan selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya mendapatkan reputasi sebagai mitra
transportasi yang paling dapat diandalkan. Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird Group saat ini tidak luput dari
perbaikan sistem informasi manajemen Blue Bird dengan memanfaatkan teknologi terbaru guna meningkatkan kualitas
dan pelayanannya terhadap pelanggan, hal ini menjadikan jasa taksi Blue Bird lebih unggul dibandingkan jasa taksi
lainnya.
Blue Bird telah memiliki susunan organisasi yang menyertakan CIO sebagai salah satu pemegang kebijakan
atrategis di perusahaan. Divisi Teknologi Informasi berada langsung dibawah Vice President Business Development,
bersama dengan Divisi Corporate Image, Total Manajemen Quality, dan Public Relation. Dalam hal ini Blue Bird telah
sadar bahwa penggunaan sistem dan teknologi informasi merupakan faktor penting dalam pengembangan bisnis
perusahaan.
Implementasi Sistem Informasi dan Pengendalian Internal Pada Perusahaan ANTAM
Penerapan praktik terbaik Corporate Governance secara konsisten dan berkesinambungan merupakan komitmen penuh
dari ANTAM dalam pengelolaan ANTAM dengan menjaga keseimbangan antara kepentingan pemegang saham maupun
kepentingan stakeholders lainnya. Dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG), ANTAM tidak hanya sekedar
memenuhi kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan saja, tetapi bersungguh-sungguh menerapkannya dalam
segala kegiatan operasional ANTAM yang dijalankan dengan senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip GCG yaitu
Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness.
Sebagai wujud penerapan GCG yang komprehensif, ANTAM berupaya untuk dapat mengadopsi standar terbaik yang
berlaku secara internasional seperti Australian Securities Exchange (ASX) Corporate Governance Principles and
Recommendations yang diterbitkan oleh ASX Corporate Governance Council tahun 2010 dan ASEAN Corporate
Governance Scorecard yang diterbitkan oleh ASEAN Capital Market Forum, serta standar yang berlaku di Indonesia
seperti Pedoman GCG yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006, standar
penerapan GCG untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Negara BUMN,
yaitu Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-01/MBU/2011 dan SK-16/S MBU/2012.

5

Sesuai dengan visi, misi, tujuan dan strategi, serta ruang lingkup kegiatan operasional ANTAM yang terus berkembang
dan kebijakan ekspansi usaha di bidang eksplorasi dan pemrosesan hasil tambang serta produk derivatifnya, ANTAM
selalu berusaha untuk menerapkan GCG secara konsisten agar tujuan komitmen penerapan GCG yang dibangun dapat
tercapai. Adapun tujuan penerapan GCG di ANTAM adalah sebagai berikut:


Meningkatkan kinerja ANTAM dengan proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan berhati-hati (prudent)
dengan selalu memperhatikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
mengendalikan risiko yang timbul, serta menghindari benturan kepentingan.



Meningkatkan profesionalisme dan pengembangan sumber daya manusia ANTAM dengan melakukan penilaian
kinerja yang lebih obyektif, transparan dan wajar, serta membangun struktur organisasi yang efisien dengan
fungsi, sistem dan pertanggungjawaban yang jelas.



Mengoptimalkan potensi dan nilai tambah sumber daya alam secara ekonomis dengan pengelolaan risiko yang
lebih efektif.



Memastikan bahwa pengelolaan keuangan dilakukan secara prudent dan terkendali, dan menyusun laporan
keuangan ANTAM secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dengan suatu sistem pengendalian internal
yang handal dan manajemen risiko yang sehat.



Meningkatkan kepercayaan investor, kreditur dan pemegang saham dengan selalu melakukan pengkinian
data/informasi yang materiil dan relevan secara transparan, akurat, berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.



Memperhatikan kepentingan stakeholders ANTAM dengan memperjelas hak dan kewajiban masing-masing
pihak, serta melaksanakan hubungan usaha yang sehat dan bertanggung jawab.



Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan ikut berperan aktif melestarikan lingkungan, khususnya di sekitar
kegiatan operasi ANTAM.

Struktur tata kelola perusahaan secara garis besar tergambarkan pada organ utama ANTAM yaitu Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar ANTAM dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, masing-masing organ mempunyai peran penting dalam penerapan GCG dan
menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing untuk kepentingan ANTAM. RUPS merupakan wadah
para pemegang saham yang memiliki wewenang yang tidak dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Direksi
bertanggung jawab penuh atas pengelolaan ANTAM sesuai amanah yang diberikan, sedangkan Dewan Komisaris
melakukan pengawasan yang memadai terhadap pengelolaan yang dilakukan oleh Direksi serta melakukan penasihatan
agar kinerja ANTAM lebih baik. Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Fungsi Direktur
Independen pada sistem satu Dewan sebagaimana berlaku di ASX terwakili oleh Dewan Komisaris dalam sistem dua
Dewan. Dewan Komisaris dan Direksi ANTAM memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai ANTAM
yang menunjukkan keseimbangan hubungan kedua organ tersebut untuk memelihara keberlanjutan usaha ANTAM dalam
jangka panjang.
Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, dan manajemen senior terus meningkatkan
kapabilitas di dalam proses pengawasan dan pengelolaan perusahaan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masingmasing. Semua pihak juga berupaya untuk memperkuat hubungan kerja satu sama lain. Singkatnya, ANTAM menyadari
pentingnya hubungan kerja yang harmonis serta kerjasama diantara organ-organ tata kelola, manajemen dan staf untuk
mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di ANTAM secara berkelanjutan. Untuk mendukung fungsi
pengawasan, Dewan Komisaris telah membentuk tiga Komite Penunjang Dewan Komisaris yakni Komite Audit,
Komite Good Corporate Governance, Nominasi dan Remunerasi (GCG-NR) dan Komite Manajemen Risiko.
Setiap Komite diketuai oleh anggota Dewan Komisaris, dan tugas serta tanggung jawab masing-masing Komite tercantum
dalam masing-masing piagam yang dimiliki. Evaluasi kinerja Dewan Komisaris dilakukan melalui Komite GCG-NR
6

dengan metode self assessment dengan indikator sebagaiman tercantum dalam Charter Dewan Komisaris.Hasil kinerja
dilaporkan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan Key Performance Indicators (KPIs) dan hasilnya
dilaporkan di dalam RUPS. Evaluasi kinerja Komite Penunjang Dewan Komisaris dilakukan menggunakan sistem selfassessment. Evaluasi dilakukan menggunakan beberapa kriteria seperti kehadiran di rapat Komite. Sebagai tambahan,
Komite juga dievaluasi menggunakan aspek pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab Komite.
Di level manajemen, ANTAM mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja untuk mengevaluasi kinerja manajemen
senior yang didasarkan pada beberapa faktor kunci seperti manajemen biaya, inovasi dan proses operasional. Kinerja
masing-masing senior manajemen terhubung dengan kinerja Direksi yang keseluruhannya berada dalam sistem Key
Performance Indikator. Setiap tahun Direksi bertemu dengan senior manajemen dari unit bisnis di dalam forum Rapat
Pimpinan untuk mengevaluasi dan memberi masukan terhadap kinerja masing-masing unit bisnis.
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan dilaksanakan oleh ANTAM dengan memberlakukan Pedoman Kebijakan Tata Kelola
Perusahaan (Corporate Governance Policy), Standar Etika Perusahaan (Code of Conduct, COC), Pedoman Kerja
(Charter) Dewan Komisaris, Charter Direksi, CharterKomite Penunjang Dewan Komisaris, Charter Internal Audit,
Pedoman Kebijakan Manajemen Perusahaan (Corporate Management Policy), Pedoman Kebijakan Manajemen Risiko,
serta kebijakan-kebijakan lainnya seperti Sistem dan Prosedur Operasional (Standard and Operating Procedure) serta
Instruksi Kerja (Work Instructions). Soft structure Good Corporate Governance (GCG) ini dipublikasikan dalam portal
internal dan situs ANTAM, serta selalu dikaji secara berkala setiap tahun dan dilakukan revisi untuk disesuaikan dengan
situasi dan kondisi ANTAM yang berjalan, praktik terbaik GCG serta penyesuaian terhadap peraturan perundangan yang
berlaku.
Anggaran Dasar (AD) Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir sebagaimana yang termaktub dalam
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Tahunan Nomor 67 tanggal 31 Maret 2015 jo. Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 9 tanggal 8 Desember 2015, keduanya dibuat dihadapan Notaris Fathiah Helmi,
S.H., Notaris di Jakarta Selatan, yang perubahan-perubahan sebagaimana dinyatakan dalam akta-akta tersebut telah
diberitahukan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia, sebagaimana
penerimaannya dinyatakan dalam Surat dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor AHUAH.01.030927518 tanggal 27 April 2015 dan Surat dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor AHUAH.01.03.0986321 tanggal 8 Desember 2015, dan juga telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM
sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-0934135.AH.01.02.tahun 2015
tanggal 27 April 2015.
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Tahunan Nomor 67 tanggal 31 Maret 2015 dapat diunduh di sini.
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 9 tanggal 8 Desember 2015 dapat diunduh di sini.
Beberapa peningkatan untuk mengimplementasikan GCG ke seluruh enititas Perusahaan dilakukan antara lain dengan
melakukan restrukturisasi organisasi yang terencana dan efisien serta secara berkala melakukan perekrutan dan
pengembangan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan meningkatnya aktivitas perkembangan usaha ANTAM;
penyempurnaan Sistem Manajemen Kinerja dan Sistem Manajemen Unjuk Kerja untuk mendukung sistem penilaian
kinerja yang lebih obyektif dan wajar, mereview secara berkala atas kesesuain Management Policy, Standard Operating
Procedure (SOP) dan Work Instruction (WI), khususnya untuk aktivitas baru ANTAM; melakukan penyempurnaan atas
sistem pengendalian internal; memberlakukan penerapan manajemen risiko di seluruh lini kegiatan usaha ANTAM; dan
melakukan sosialisasi dan internalisasi penerapan GCG di ANTAM.
Guna mengetahui tingkat penerapan GCG di Perusahaan, ANTAM melakukan penilaian penerapan GCG secara konsisten
setiap tahunnya sejak tahun 2004. Penilaian dilakukan oleh Pihak Independen dengan menggunakan parameter SK16/MBU/2012 dari Kementerian BUMN, Pedoman GCG Indonesia-KNKG, ASX Corporete Governance Principles &
Recommendations dan ASEAN CG Scorecard. Selain itu ANTAM secara aktif ikut serta dalam penilaian Corporate
Governance Perception Index (CGPI) dari Indonesia Institute of Corporate Governance (IICG) dan memperoleh
predikat Most Trusted Company. Hasil penilaian penerapan GCG di ANTAM ini juga dilaporkan dalam RUPS.
7

Dalam rangka menegakkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) dan Standar
Etika (Code of Conduct) di PT ANTAM (Persero) Tbk (ANTAM), dengan ini diumumkan hal-hal sebagai berikut:


Dewan Komisaris, Direksi, seluruh jajaran pegawai ANTAM, dan entitas anak ANTAM (Insan
ANTAM) DILARANG untuk menerima hadiah atau gratifikasi dalam bentuk apapun, baik secara langsung
maupun tidak langsung dari seluruh stakeholders ANTAM, termasuk tetapi tidak terbatas pada Hari Raya Idul
Fitri.



Sekiranya ada pihak-pihak yang mengetahui adanya Insan ANTAM yang meminta/menerima hadiah atau
gratifikasi kepada/dari stakeholders dengan mengatasnamakan pribadi maupun ANTAM, dimohon untuk
melaporkan kepada kami melalui email: whistleblowing@antam.com, dengan mencantumkan identitas yang jelas.



Sehubungan dengan maraknya penawaran produk (feronikel, emas, perak dan logam mulia lainnya, & batubara),
penawaran sponsorship kegiatan tertentu yang mengatasnamakan ANTAM, Direksi ANTAM, maupun afiliasi
ANTAM lainnya, serta penipuan berkedok rekrutmen pegawai, kami menghimbau kepada masyarakat agar
berhati-hati terhadap berbagai upaya penipuan tersebut. ANTAM TIDAK PERNAH memungut biaya apapun
dalam setiap tahapan rekrutmen pegawai dan TIDAK PERNAH BEKERJA SAMA dengan pihak manapun
untuk pengurusan akomodasi dan transportasi.



Pertanyaan, laporan serta informasi-informasi lain menyangkut ANTAM dapat ditujukan ke:
Email : corsec@antam.com
Twitter : @OfficialAntam
Facebook : PT ANTAM (Persero) Tbk

8

DAFTAR PUSTAKA
1.
Hapzi Ali, 2016, Modul Sistem Informasi & Pengendalian Internal. Mercu Buana
2.
Hapzi Ali, 2009, Sistem Informasi Manajemen, Berbasis Teknologi Informasi, Hasta Cipta Mandiri, Jogyakarta
3.
http://konsep-e-business.blogspot.co.id/2013/02/strategi-e-business_25.html
4.
https://dosen.perbanas.id/dukungan-teknologi-informasi-pada-tujuan-bisnis-perusahaan-bagian-1/?print=print
5.
https://cholinsimpelunik.wordpress.com/2014/03/13/manajemen-strategik-dalam-perusahaan-taksi/
6.
https://hersintapusdika.wordpress.com/
7.
http://williamglgrr.blogspot.co.id/2014/11/pengendalian-sistem-informasi.html
8.
http://didikpoltek.blogspot.co.id/2012_07_01_archive.html
9.
https://simaalways.wordpress.com/2013/10/23/sistem-informasi-akutansi-sistem-informasi-akutansi-etika-penipuan-danpengendalian-internal/
10. http://priyohanweersyah.blogspot.co.id/2011/12/pengendalian-sistem-informasi.html
11. http://kemal-muhammad.blogspot.co.id/2012/09/pentingnya-pengndalian-korektif-dalam.html
12. http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=5&lang=id

9