LAPORAN PRAKTIKUM DAN BATU BETON

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Praktik Konstruksi Batu dan Beton
yang dibina oleh Bapak Mujiyono

oleh :
Ahmad Ariffianyah

130522506266

Bagos Suhendro

130522506276

Dhya Ayu Larasati

130522506280

M. Fakhruddin M.


130522506272

Ricky Bagus B.

130522506267

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
APRIL 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan Makalah Laporan Konstruksi Batu Beton ini dengan baik tanpa
suatu halangan. Makalah ini kami buat sebagai persyaratan untuk mengikuti mata
kuliah Praktik Konstruksi Batu dan Beton.
Dalam pembuatan tugas ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Mujiyono selaku dosen pembimbing matakuliah Praktik Konstruksi Batu dan
Beton semester ini. Kami mengetahui bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan.

Kerenanya kami meminta kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 16 April 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

iii

BAB I


BOUWPLANK ................................................................................

1

BAB II PEMBESIAN FOOTPLATE .........................................................

11

BAB III PEMBESIAN SLOOF ....................................................................

20

BAB IV PEMASANGAN PONDASI BATU KALI ....................................

28

BAB V PEMASANGAN BATU BATA ......................................................

35


BAB VI PLESTERAN……………... ............................................................

43

iii

PEMASANGAN
BOUWPLANK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI
Bouwplank adalah semacam pembatas yang dipakai untuk menentukan titik
bidang kerja pada suatu proyek pendirian bangunan atau rumah. Bouwplank juga
berfungsi sebagai tempat penentuan untuk membuat dan meletakkan ukuran
bangunan yang akan didirikan dan sebagai media bentuk bagi proses pembuatan
pondasi.
Bouwplank biasa dibuat dari bahan yang sangat sederhana sekali yaitu

papan kayu kualitas rendah atau kelas C karena hanya digunakan untuk sementara
saja dan tidak butuh daya kekuatan yang begitu besar. Dan selain papan kayu,
pembuatan bouwplank juga membutuhkan kayu yang berbentuk panjang.
Kayu yang satu dipakai sebagai tiang pancang yang diletakkan pada pojok.
Sedangkan papan kayu digunakan sebagai alat untuk membuat garis bantu.
Pembuatan garis bantu ini pada umumnya menggunakan benang kenor yang
berwarna putih. Pembuatan bouwplank tersebut harus bias menggunakan jarak
tertentu dari titik atau lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat untuk membuat
lubang galian pondasi. Jarak yang paling tepat dan akurat menurut ahli bangunan
adalah sekitar satu meter.
Dalam memasang bouwplank tidak hanya memasang dengan mudah dan
sembarangan, namun ada persyaratan yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya.
Adapun syarat-syarat memasang bouwplank, antara lain :
1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang
akibat pelaksanaan galian
3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya


1

5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam
bangunan semua)
6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan
dinding batu bata.

1.2. TUJUAN
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara
bouwplank pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan
pekerjaan tersebut.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang
digunakan dan proses pemasangan bouplank dan mampu menyiapkan
bahan dan alat tersebut dengan benar.
3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara
pemasangan bouwplank yang datar dan tidak miring.

1.3. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan bowplank dengan benar.
2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai

dengan fungsinya.

2

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

Gambar 1. Denah Rencana Bangunan

Papan 2/20 x 400
Patok 3/5

Gambar 2. Rencana Bouwplank

3

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN
2.1.1. Persiapan Lokasi

Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk
menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan
pada tanggal 27 Januari 2015 di halaman utara gedung D9 Universitas
Negeri Malang.
Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum.
Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat
mengganggu jalannya praktikum seperti batu dan rumput.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat
A. BAHAN
1. Patok 3/5
2. Papan 2/20 x 400
3. Paku
B. ALAT
1. Patok besi
2. Gerobak
3. Waterpass
4. Palu/martil
5. Bodem
6. Benang

7. Roll meter
8. Gergaji kayu
9. Catut
10. Linggis
11. Unting-unting
12. Alat Sipat Datar (Selang Air)

4

13. Siku
14. Pensil

2.1.3. Persiapan K3
A. KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena
batu.
5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum

6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada
pekerjaan
8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja
sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN
A. Penentuan Garis As Pasangan Bangunan
1. Survei lokasi lapangan yang akan digunakan
2. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
3. Pasang patok-patok dengan jarak sesuai gambar kerja
4. Setelah semua patok terpasang, tunjuk salah satu patok yang akan
dijadikan acuan
5. Ukurlah dari patok satu ke patok yang lain dengan menggunakan
waterpass/selang air dan bubuhi tanda pada patok
B. Pemasangan Papan Bouwplank
1. Ambillah papan yang sudah diratakan dengan bagian atasnya,
2. Pasanglah papan tersebut ke patok yang sudah dibubuhi tanda garis
permukaan papan yang rata (harus tepat pada tanda garis)


5

3. Pasang paku di atas papan yang pertama (jumlah papan bouwplank 7
buah). Pasang paku juga bouwplank yang keempat, kemudian tarik
lurus benang dari bouwplank satu ke yang keempat.
4. Pasang paku di atas bouwplank yang kedua tariklah benang dari paku
pada papan ke -2 ke arah papan ke-3 dengan sudut 90° terhadap
benang 1-4 dengan rumus pythagoras 3:4:5. kemudian bubuhilah paku
pada bouwplank ke-3.
5. Ulangi langkah 1-4 untuk bouwplank ke-5 sampai 8.

6

BAB III
PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM
Kesimpulan dari hasil paktikum membuat rangkaian ini, bahwa dalam
pembuatan bouwplank ini :
1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang
akibat pelaksanaan galian.
3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya.
5. Kedudukan bouwplank harus tegak lurus 90°.

3.2. FAKTOR PENUNJANG
Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain :
1. Alat yang memadai untuk pelaksanaan pemasangan bouwplank.
2. Lahan yang luas untuk praktikum.
3. Cuaca yang cerah.
4. Pengarahan dari dosen yang jelas.
5. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam
kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA
Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :
1. Bahan papan yang kurang memadahi.
2. Lokasi yang jauh dari gudang penyimpanan.
3. Alat perlindungan diri yang kurang.

7

3.4. FOTO HASIL PRAKTIKUM

8

9

10

PEMBESIAN
FOOTPLATE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI
Pondasi foot plate terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah
kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras. Pondasi tapak ini dapat
dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat
langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan
pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah
sempit yang akan dikembangkan ke atas. Pondasi foot plat dipergunakan pada
kondisi tanah dengan daya dukung tanah (sigma) antara : 1,5 - 2,00 kg/cm2. Pondasi
foot plate ini biasanya dipakai untuk bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi
tanah yang baik dan stabil.
Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi dari
pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang. Beton adalah campuran
antara bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan bahan tambahan atau pengisi
yang terdiri dari pasir dan kerikildengan perbandingan tertentu ditambah air
secukupnya.
Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi biasanya berbentuk
bujur sangkar atau persegi panjang. Telapak kaki yang berbentuk bujur sangkar
biasanya terletak di bawah kolom bangunan bagian tengah. Sedangkan yang
berbentuk empatpersegi panjang ditempatkan pada bawah kolom bangunan tepi
atau samping agar lebih stabil. Luas telapak kaki pondasi tergantung pada beban
bangunan yang diterima dan daya dukung tanah yang diperkenankan, sehingga
apabila daya dukung tanahnya makin besar, maka luas pelat kakinya dapat dibuat
lebih kecil.

11

1.2. TUJUAN
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pembesian
foot plate pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan
pekerjaan tersebut.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang
digunakan dan proses pembesian foot plate dan mampu menyiapkan
bahan dan alat tersebut dengan benar.
3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pembesian
foot plate dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pembesian foot plate dengan
benar.
2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai
dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

Gambar 2. Detail Footplate

12

Gambar 3. Tampak Atas Footplate

13

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN
2.1.1. Persiapan Lokasi
Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk
menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan
pada tanggal 3 Februari 2015 di Laboratorium Batu Beton gedung D9
Universitas Negeri Malang.
Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum.
Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat
mengganggu jalannya praktikum.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat
A. BAHAN
1. Besi beton ∅12

2. Besi beton ∅10
3. Besi beton ∅8

4. Kawat bendrat

B. ALAT
1. Catut
2. Kunci pembengkok
3. Meja kerja
4. Pemotong besi
5. Siku
6. Meteran

2.1.3. Persiapan K3
A. KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.

14

3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena
batu.
5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum
6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada
pekerjaan
8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja
sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN
1. Siapkan besi dengan ø 12 mm
2. Potong besi dengan menggunakan pemotong besi dengan ukuran 70 cm
sebanyak 8 buah.
3. Selanjutnya bengkokkan besi dengan alat bantu tatakan yang telah di buat
pada meja kerja dan bengkokkan menggunakan pembengkok besi ukuran
12 mm.
4. Langkah awal bengkokkan besi panjang 70 cm dengan ukuran putaran
membentuk huruf v.
5. Selanjutnya pada ujung yang satunya ulangi seperti langkah tadi, dengan
membengkokan ukuran putaran membentuk huruf v.
6. Dan ulangi langkah pembengkokan pada ujung besi tulangan pada ke 8 besi
tulangan yang telah kita potong
7. Setelah semua besi tulangan pada ujung-ujungnya kita bengkokan,
kemudian rakit besi hingga membentuk bagian bawah footplate.
8. Potong besi ukuran ø 10 sebanyak 4 buah sepanjang 135 cm dan 50 cm
sebanyak 4 buah untuk bagian kaki footplat.
9. Bengkokkan besi-besi tersebut pada ujungnya membentuk huruf v.
10. Kemudian rangkai besi ø 10 diatas besi ø 12 menggunakan bendrat sehingga
membentuk kaki footplat.

15

11. Potong besi ø 12 sepanjang 100 cm untuk baguan tubuh footplate, kemudian
bengkokkan bagian bawah sepanjang 20 cm sehingga membentuk huruf l
menggunakan kunci pembengkok diatas meja tatatakan.
12. Kemudian rangkai besi itu ditengah-tengah kaki footplate menggunakan
bendrat tegak lurus 90° sehingga membentuk bagian kolom.
13. Potong besi ø 8 berukuran 65 cm sebanyak 4 buah untuk begel kolom
14. Bengkokkan besi ø 8 untuk begel.
15. Pasang begel tesebut ke bagian kolom besi dengan jarak 15cm rangkai
menggunakan bendrat.

16

BAB III
PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM
Kesimpulan dari hasil paktikum membuat rangkaian besi tulangan footplate ini,
bahwa dalam pemotongan, pembengkokan, dan perakitan jarak antar besi satu
dengan besi lainnya harus benar-benar tepat, serta dalam pengikatan menggunakan
kawat baja (bendrat) juga harus benar-benar terikat secara kuat. Karena jika
dilakukan tidak dengan tepat maka di hasil akhir akan terlihat bagian – bagian yang
tidak sempurna dan begel akan dapat bergeser secara mudah.

3.2. FAKTOR PENUNJANG
Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain :
1. Lahan yang cukup untuk praktikum.
2. Pengarahan dari dosen yang jelas.
3. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam
kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA
Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :
1. Alat dan bahan yang tidak memadai untuk pelaksanaan pembesian
footplate.
2. Alat pelindungan diri yang kurang.

17

3.4. FOTO HASIL PRAKTIKUM

18

19

PEMBESIAN
SLOOF

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI
Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas
pondasi. Gunanya ialah untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju
pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata
pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding
pondasi dengan kolom.
Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai
satu, lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah
diameter 10 mm (4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm
berjarak 15 cm ( d 8 – 15). Dibawah ini gambar sloof untuk bangunan rumah tinggal
lantai satu.
Pekerjaan membuat sloof adalah proses pengecoran kerangka besi sloof
diatas pondasi dengan adukan beton 1 : 2 : 3 didalam cetakan papan cor yang sudah
di seting atau di bentuk. Pekerjaan Sloof terdiri dari beberapa material antara lain :
1. Kerangka besi sloof yang sudah dianyam sesuai dengan ukuran dan volume
pekerjaan.
2. Papan Cor untuk mencetak adukan beton.
3. Benang nilon untuk mal as pondasi dan kelurusan pemasangan papan cor
sloof.
4. Paku papan untuk perekat papan cor.
5. Bahan atau material adukan beton meliputi, semen, pasir, batu split dan air.
6. Tukang atau pekerja yang mengerjakan pekerjaan sloof.

20

1.2. TUJUAN
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pembesian
sloof pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan
tersebut.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang
digunakan dan proses pembesian sloof dan mampu menyiapkan bahan
dan alat tersebut dengan benar.
3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara pembesian
sloof dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pembesian sloof dengan benar.
2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai
dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

Gambar 1. Tulangan Sloof

21

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN
2.1.1. Persiapan Lokasi
Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk
menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan
pada tanggal 24 Februari 2015 di Laboratorium Batu Beton gedung D9
Universitas Negeri Malang.
Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum.
Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat
mengganggu jalannya praktikum.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat
A. BAHAN
1. Besi beton ∅10
2. Besi beton ∅4

3. Kawat bendrat

B. ALAT
1. Catut
2. Kunci pembengkok
3. Meja kerja
4. Pemotong besi
5. Meteran
6. Siku

2.1.3. Persiapan K3
A. KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.

22

4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena
batu.
5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum
6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada
pekerjaan
8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja
sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN
1. Siapkan besi dengan ø 10 dan ø 4 mm.
2. Potong besi dengan menggunakan pemotong besi ø 10 dengan ukuran
panjang 5 dan 3 m sebanyak 4 buah dan potong besi ø 4 sepanjang 50 cm
sebanyak 54 buah.
3. Selanjutnya bengkokkan besi dengan alat bantu tatakan yang telah di buat
pada meja kerja dan bengkokkan menggunakan pembengkok besi ukuran
10 dan 4 mm.
4. Langkah awal bengkokkan besi panjang 5 dan 3 m dengan ukuran putaran
membentuk huruf v.
5. Selanjutnya pada ujung yang satunya ulangi seperti langkah tadi, dengan
membengkokan ukuran putaran membentuk huruf v.
6. Potongan besi ø 4 yang telah dipotong bentuk menjadi begel untuk mengikat
besi ukuran ø 10.
7. Setelah semua besi tulangan pada ujung-ujungnya kita bengkokan,
kemudian masukkan besi tulangan ke dalam begel yang telah kita buat.
8. Kemudian susun begel dengan jarak 15 cm.
9. Setelah itu, ikat begel yang paling ujung terlebih dahulu menggunakan
kawat baja (bendrat).
10. Kemudian buat tatakan dari dua bilah kayu, sebagai perletakan besitulangan
dan begel yang akan di rangkai.
11. Selanjutnya ikat semua begel pada sisi atas menggunakan kawat baja
(bendrat).

23

12. Setelah terikat semua balik perletakannya, dan ikat kembali begel yang
belum terikat menggunakan kawat baja ( bendrat ).
13. Setelah semua begel terikat, cek kembali satu – persatu ikatan,dan pastikan
jarak begel sesuai dengan yang kita tentukan.
14. Besi tulangan sloff telah terangkai dengan sempurna dan siap untuk di
pasang.

24

BAB III
PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM
Kesimpulan dari hasil paktikum membuat rangkaian besi tulangan sloff ini, bahwa
dalam pemotongan, pembengkokan, dan perakitan jarak antar begel harus benar –
benar tepat , serta dalam pengikatan menggunakan kawat baja ( bendrat ) juga harus
benar-benar terikat secara kuat. Karena jika dilakukan tidak dengan tepat maka di
hasil akhir akan terlihat bagian – bagian yang tidak sempurna dan begel akan dapat
bergeser secara mudah.

3.2. FAKTOR PENUNJANG
Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain :
1. Lahan yang cukup untuk praktikum.
2. Pengarahan dari dosen yang jelas.
3. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam
kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA
Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :
1. Alat dan bahan yang tidak memadai untuk pelaksanaan pembesian
footplate.
2. Alat pelindungan diri yang kurang.

25

3.4. FOTO HASIL PRAKTIKUM

26

27

PEMASANGAN
BATU KALI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI
Pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai macam beban, baik
horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya yaitu untuk
menahan beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan konstruksi.
Pondasi merupakan elemen penting dalam pembangunan sebuah bangunan. Sebab
kuat atau lemahnya suatu bangunan sangat ditentukan oleh kekokohan dari
konstruksi pondasinya. Keberadaan pondasi berfungsi sebagai landasan dari
bangunan di atasnya sekaligus akan menjamin mantabnya kedudukan suatu
bangunan. Dengan demikian keberadaan pondasi harus bersifat statis. Artinya,
tidak boleh mengalami pergeseran, baik secara vertikal maupun horizontal.
Pondasi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini :
1. Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami
pergeseran.
2. Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah
yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan,
efek gempa bumi.
3. Mampu menahan pengaruh unsur kimiawi dalam tanah, baik yang organik
maupun non organik.
4. Mampu menahan tekanan air.
Untuk bangunan rumah tinggal berlantai satu biasanya menggunakan pondasi
batu kali. Pondasi jenis ini sangat baik karena jika batu kali tersebut ditanam di
dalam tanah maka kualitasnya tidak berubah.
Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan
batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan
pengikat berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi
dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu besar seperti
rumah tinggal. Pondasi batu kali biasanya berbentuk trapesium dengan lebar bagian

28

atasnya minimal 25 cm. Ukuran ini sengaja tidak disamakan dengan ukuran
lebarnya dinding karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi ketepatan dalam
pemasangan pondasi. Ketidaktepatan dalam pemasangan pondasi akan merubah
fungsi pondasi itu sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya disesuaikan
dengan berat beban di atasnya. Tetapi standar umum yang dipakai biasanya berkisar
antara 70-80 cm.
Untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan biasanya
sekitar 25 cm, dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi
sekaligus kokoh. Pada bagian dasar dari konstruksi pondasi batu kali merupakan
lapisan pasir setebal 5-10 cm yang berfungsi untuk meratakan tanah dasar. Setelah
itu baru batu kali dipasang dengan posisi berdiri. Di antara celah batu tersebut diisi
pasir sampai padat sehingga mampu mendukung beban yang berada di atasnya.
Susunan model seperti ini sekaligus berfungsi sebagai drainase sehingga bisa
mengeringkan air tanah yang berada di sekitarnya. Untuk menjaga agar pondasi
batu kali tidak cepat rusak ataupun basah terkena air tanah maka badan pondasi
diplester kasar yang tebalnya sekitar 1,5 cm.
Adapun syarat-syarat umum untuk standar pembuatan pondasi batu kali adalah
sebagai berikut :
1. Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami
pergeseran.
2. Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah
yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan
dan efek gempa bumi.
3. Mampu menahan unsur kimiawi dalam tanah baik yang organik maupun
non organik.
4. Mampu menahan tekanan air
1.2. TUJUAN
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara
pemasangan pondasi batu kali pada pekerjaan suatu proyek dan mampu
melaksanakan pekerjaan tersebut.

29

2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang
digunakan dalam proses pemasangan pondasi batu kali dan mampu
menyiapkan bahan dan alat tersebut dengan benar.
3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara
pemasangan pondasi batu kali dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pemasangan pondasi batu kali
dengan benar.
2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai
dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

Gambar 1. Pondasi Pasangan Batu Kali

30

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN
2.1.1. Persiapan Lokasi
Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk
menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan
pada tanggal 17 Maret 2015 di halaman samping gedung D9
Universitas Negeri Malang.
Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum.
Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat
mengganggu jalannya praktikum seperti batu dan rumput.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat
A. BAHAN
1. Batu kali belah
B. ALAT
1. Profil pondasi
2. Palu kayu
3. Benang
4. Paku
5. Meteran
6. Roda sorong

2.1.3. Persiapan K3
A. KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena
batu.

31

5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum
6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada
pekerjaan
8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja
sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN
1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Pasang benang pada sisi luar profil (lebar bawah profil 60 cm dan lebar atas
profil 30 cm) untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
3. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
4. Susun batu- batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping)
dengan tinggi 25 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut
sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu
kosong tersebut dengan air.
5. Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan
adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut
rata.

32

BAB III
PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM
Kesimpulan dalam praktikum batu kali ini untuk membuat pondasi batu kali,
ukuran batu yang digunakan biasanya sekitar 25 cm, dengan demikian batu kali
harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi sekaligus kokoh. Pada bagian dasar
dari konstruksi pondasi batu kali merupakan lapisan pasir setebal 5-10 cm yang
berfungsi untuk meratakan tanah dasar. Setelah itu baru batu kali dipasang dengan
posisi berdiri. Di antara celah batu tersebut diisi pasir sampai padat sehingga
mampu mendukung beban yang berada di atasnya. Susunan model seperti ini
sekaligus berfungsi sebagai drainase sehingga bisa mengeringkan air tanah yang
berada di sekitarnya. Untuk menjaga agar pondasi batu kali tidak cepat rusak
ataupun basah terkena air tanah maka badan pondasi diplester kasar yang tebalnya
sekitar 1,5 cm.
3.2. FAKTOR PENUNJANG
Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain :
1. Alat yang memadai untuk pelaksanaan pembesian balok.
2. Cuaca yang cerah.
3. Pengarahan dari dosen yang cukup jelas.
4. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam
kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA
Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :
1. Bahan yang kurang memadahi untuk pemasangan batu kali.
2. Lahan yang kurang luas untuk praktikum.

33

3.4. FOTO HASIL PRAKTIKUM

34

PEMASANGAN
BATU BATA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI
Batu bata merah adalah jenis material bangunan buatan yang terbuat dari
tanah liat atau tanah lempung yang dicetak sesuai standar ukuran pasaran kemudian
dibakar. Merupakan salah satu yang paling banyak digunakan untuk bahan
membuat dinding rumah atau bangunan . Salah satu keuntungan adalah batu bata
merah memiliki adhesi yang sangat kuat dari adukan semen dan pasir. Hal ini
menyebabkan dinding terbuat dari batu bata merah pair memiliki struktur yang kuat
dan kokoh. Batu bata merah tersedia dalam berbagai ukuran, sesuai dengan daerah
manufaktur. Ukuran batu bata biasanya memiliki panjang 18 cm, dan lebar 8 cm,
dan tinggi 8 cm. Ada juga panjang 18 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm.
Cara Memasang batu bata Pasangan batu bata pada sebuah dinding rumah
merupakan sebuah pekerjaan yang mudah namun sebenarnya membutuhkan
ketelitian dalam pelaksanaanya, pasangan batu bata yang tidak baik akan
menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti dinding retak, dinding
bergelombang, dinding miring atau bahkan akibat yang paling fatal adalah
kerobohan pasangan dinding batu bata.
Dalam pembuatan campuran adukan untuk pasangan batu bata harus sesuai
standar pekerjaan agar tidak terjadi keruntuhan dari kekurangan semen sebagai
bahan pengikat pasangan batu bata. perbandingan campuran adukan yang umum
digunakan antara lain 1 pc : 6 ps misalnya dengan perbandingan satu ember semen
dicampur dengan enam ember pasir. perbandingan ini menyesuaikan kualitas
dinding yang direncanakan serta pada posisi mana dinding dipasang apakah
berhubungan langsung dengan cuaca luar atau pada lokasi yang terlindung.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan tembok, tembok batu diberi
pilaster. Pilaster ini gunanya untuk memperkuat kedudukan tembok agar kuat
mendukung beban di atasnya. Pasangan pilaster pada umumnya dipasang ditempat
tempat tertentu dengan ukuran sesuai kebutuhan, ada kalanya pilaster sebagai
35

hiasan (pemanis) ruangan belaka. Cara memasang pilaster tetap mengacu pada
ikatan pasangan yang berlaku untuk tebal tembok yang telah ditentukan oleh ukuran
pilaster tersebut, sedang ikatan untuk tembok disebelahnya tetap digunakan seperti
aturan terdahulu. Untuk itu diberikan beberapa contoh pilaster pada pertemuan ½
pasangan batu bata. Dengan penggambaran siar satu garis.

1.2. TUJUAN
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara
pemasangan batu bata pada pekerjaan suatu proyek dan mampu
melaksanakan pekerjaan tersebut.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang
digunakan dan proses pemasangan batu bata dan mampu menyiapkan
bahan dan alat tersebut dengan benar.
3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara
pemasangan batu bata dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pemasangan batu bata dengan
benar.
2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai
dengan fungsinya.

36

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

Gambar 1. Detail Pasangan Batu Bata Tampak Depan

37

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN
2.1.1. Persiapan Lokasi
Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk
menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan
pada tanggal 24 Maret 2015 di selatan gedung D9 Universitas Negeri
Malang.
Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum.
Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat
mengganggu jalannya praktikum.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat
A. BAHAN
1. Batu bata
2. Semen
3. Kapur
4. Pasir
5. Air
B. ALAT
1. Waterpass
2. Benang
3. Cetok
4. Ember
5. Sekop
6. Cangkul
7. Selang
8. Unting-unting
9. Siku rangka
10. Profil

38

2.1.3. Persiapan K3
A. KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena
batu.
5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum
6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada
pekerjaan
8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja
sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN
1. Siapkan bahan-bahan yang diperlukan, seperti : batu bata, pasir sungai,
semen abu-abu / kapur, dan air . Sebelumnya anda harus menghitung
kebutuhan batu bata dengan cara yang akan mengukur lapangan
berpasangan dan kemudian berbagi dengan kebutuhan batu bata per meter
persegi.
2. Siapkan alat-alat yang akan digunakan, antara lain, sekop, cangkul, palu,
benang tukang , paku , sendok semen , ember plastik
3. Siapkan pasir dan semen portland sesuai kebutuhan, tidak terlalu banyak ,
karena terlalu banyak campuran akan mudah mengeras jika dibiarkan saja
terlalu lama . Pasir dan semen dicampur dengan perbandingan 3:1.
Perbandingan ini akan menghasilkan kombinasi yang kuat.
4. Setelah bahan dicampur dengan baik , kemudian disiram dengan air .
Biarkan pertama sampai air meresap ke dalam adukan semen . Aduk
merata campuran basah.
5. Mengukur kesamaan tinggi menggunakan selang kecil yang telah diisi
dengan air , sehingga pasangan batu bata memiliki ketinggian yang sama .
39

6. Letakkan sendok adukan semen menggunakan sekitar 2 cm , lalu
meletakkan batu bata di atasnya dengan posisi horizontal . Tinggalkan
jarak antara batu bata sekitar 2 cm , kemudian diisi dengan mortar .
7. Pada akhir tiang kontak dengan batu bata biasanya dipotong menjadi dua .
8. Lakukan ini secara bertahap , untuk mendapatkan pemasangan batu bata
agar lurus.

40

BAB III
PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum yaitu dalam pemasangan batu
bata harus di perhatikan kelurusan, kedataran dan kerapiannya. Ketrampilan dalam
pemasangan batu bata, membuat spesi, membuat profil untuk pasangan dinding
batu bata dan pemasangan benang harus sesuai agar pasangan batu bata terlihat rapi

3.2. FAKTOR PENUNJANG
Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain :
1. Alat yang memadai untuk pelaksanaan pemasangan batu bata.
2. Lahan yang luas untuk praktikum.
3. Cuaca yang cerah.
4. Pengarahan dari dosen yang cukup jelas.
5. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam
kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA
Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :
1. Perlindungan diri yang kurang.
2. Bahan yang tidak sesuai sehingga mengakibatkan hasil yang tidak
sempurna.

41

3.4. FOTO HASIL PRAKTIKUM

42

PEKERJAAN
PLESTERAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. DESKRIPSI MATERI
Plesteran adalah suatu lapisan sebagai penutup permukaan dinding baik luar
atau dalam bangunan dari pasangan bata merah atau batu cetak, yang berfungsi
sebagai perata permukaan, memperindah dan memperkedap dinding.
Fungsi dari plesteran tembok/dinding antara lain:
1. Sebagai pelindung tembok/dinding dari pengaruh cuaca
2. Menambah kekokohan atau kekuatan dinding/tembok
3. Meratakan permukaan dinding/tembok
Di dalam pelaksanaannya, pekerjaan plesteran dapat dibagi atas 3 lapis utama,
antara lain :
1. Lapis pertama yang disebut kamprotan dengan tebal 3 mm, dari campuran
semen-pasir yang encer dan berfungsi untuk menyeragamkan permukaan
dinding, pelekatan badan plesteran dan mengurangi penyusutan.
2. Lapis kedua yang disbut badan plesteran setebal 6 – 10 mm, dari campuran
semen-pasir yang plastis berfungsi untuk mengatur kerataan plesteran
permukaan dinding.
3. Lapis ketiga yang disebut acian setebal 2 mm, dari pasta semen (dapat juga
ditambah pasir halus), dan berfungsi sebagai penghalus permukaan dan
pelindung dari pengaruh cuaca.
Untuk pasangan plesteran tembok/dinding, ada beberapa syarat pemasangannya
diantaranya adalah :
1. Permukaan harus rata dan tegak
2. Ketebalan plesteran antara 11 mm - 16 mm
3. Tidak ada retak-retak pada plesteran

43

1.2. TUJUAN
1. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara plesteran
pada pekerjaan suatu proyek dan mampu melaksanakan pekerjaan
tersebut.
2. Memberi petunjuk kepada mahasiswa bahan-bahan dan alat-alat yang
digunakan dan proses plesteran dan mampu menyiapkan bahan dan alat
tersebut dengan benar.
3. Memberi petunjuk kepada mahasiswa supaya mengetahui cara plesteran
dan cara merangkainya.

1.3. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan plesteran dengan benar.
2. Mahasiswa dapat menggunakan bahan dan alat yang tersedia sesuai
dengan fungsinya.

1.4. GAMBAR KERJA (SHOPDRAWING)

Gambar 1. Plesteran

44

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. PERSIAPAN
2.1.1. Persiapan Lokasi
Pada tahap persiapan lahan atau lokasi bisa dimaksudkan untuk
menyiapkan lokasi praktikum. Untuk praktikum kali ini dilaksanakan
pada tanggal 31 Maret 2015 di selatan gedung D9 Universitas Negeri
Malang.
Pertama, yang harus dilaksanakan adalah mengecek lokasi praktikum.
Kedua, membersihkan lokasi praktikum dari benda yang dapat
mengganggu jalannya praktikum.

2.1.2. Persiapan Bahan dan Alat
A. BAHAN
1. Pasir
2. Semen
3. Kapur
4. Air
B. ALAT
1. Cangkul
2. Sekrop
3. Roskam
4. Cetok
5. Waterpass
6. Benang
7. Selang
8. Ember

2.1.3. Persiapan K3
A. KESELAMATAN KERJA

45

1. Pakailah jas lab agar pakaian kita tidak kotor.
2. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
3. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
4. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena
batu.
5. Teliti kembali gambar kerja sudah betul apa belum
6. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
7. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan konsentrasi pada
pekerjaan
8. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja
sambil bergurau.

3.2. METODE PELAKSANAAN
1. Siapkan bahan, tempat pekerjaan dan alat-alat yang diperlukan.
2. Saring pasir dengan menggunakan ayakan pasir.
3. Pindahkan pasir halus ke dalam gerobak dorong kemudian letakkan di dekat
lokasi adonan.
4. Buat adonan plester dengan perbandingan 1 pcc : 2 pasir.
5. Basahi dinding pasangan bata dengan air.
6. Pasang paku di setiap sisi pojok dinding pasangan bata.
7. Tentukan ketebalan plesteran dengan menghubungkan benang antar paku
satu sama lain, diukur dari sisa ketebalan dindig pasangan batu bata yang
muncul.
8. Buat kepala plesteran dengan cara memplester sisi kanan dan kiri sesuai
tebal benangan dengan menggunakan roskam.
9. Plester keseluruhan sisi dinding pasangan bata yang belum di plester.
10. Setelah itu ratakan dan haluskan dengan menggunakan mistar penghalus.

46

BAB III
PENUTUP

3.1. DESKRIPSI HASIL PRAKTIKUM
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa untuk pasangan plesteran
tembok/dinding, ada beberapa syarat pemasangannya diantaranya adalah
permukaan harus rata dan tegak, ketebalan plesteran antara 11 mm - 16 mm, dan
tidak ada retak-retak pada plesteran.

3.2. FAKTOR PENUNJANG
Adapun faktor penunjang untuk kelancaran praktikum ini, antara lain :
1. Alat dan bahan yang memadai untuk pelaksanaan pembesian balok.
2. Lahan yang luas untuk praktikum.
3. Cuaca yang cerah.
4. Pengarahan dari dosen yang cukup jelas.
5. Kerjasama kelompok yang kompak, sehingga memudahkan dalam
kelancaran pelaksanaan praktikum.

3.3. KENDALA
Kendala yang terjadi pada saat praktikum, antara lain :
1. Pelindung diri yang kurang.
2. Ketebalan tembok yang berbeda, mengakibatkan sulitnya menyamakan
ketebalannya karena kemampuan teknik saat pelaksanaannya yang kurang.

47

3.4. FOTO HASIL PRAKTIKUM

48

49