TEORI BELAJAR HUMANISTIK UNIVERSITAS GU

MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
TENTANG

“TEORI BELAJAR HUMANISTIK”
Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran
Yang Diampu oleh Bpk.Drs.Usman,M.Pd

Oleh:
NURUDIN
RENAN
RENA SUNARIANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya kepada kita

semua, sehingga kita masih bias melaksanakan segala yang diperintahkan-nya dan menjauhi
segala larangan-nya. Sholawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar MUHAMMAD
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada
orang tua yang telah memberian kasih sayang, doa, semagat, dan dukungan yang tak ternilai
harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.Usman,M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah belajar dan pembelajaran, dan semua teman

yang telah

memberikan motivasi dan dukungannya sehingga tugas ini dapat kami selesaikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,untuk itu segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa universitas gunung rinjani
pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.Aamiin ya rabbal alamiin.

Suralaga, 11 Oktiber 2013

Penyusun


DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar……………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..
C. Tujuan penulisan makalah………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian teori belajar humanistik………………………………
B. Tokoh-tokoh teori humanism………………………………………
1. Arthur Combs…………………………………………………..
2. Abraham Maslow……………………………………………….
3. Carl R. Rogers…………………………………………………..
C. Kekurangan dan kelebihan teori belajar humanistik…………….
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aliran humanistik

muncul pada tahun 90-an sebagai reaksi ketidakpuasan

terhadap pendekatan psikoanalisa dan behabvioristik. Sebagai sebuah aliran dalam psikologi,
aliran ini boleh dikatakan relative masih muda, bahkan beberapa ahlinya masih hidup dan
terus-menerus mengeluarkan konsep yag relevan dengan bidang pengkajian psikologi, yang
sangat menekankan pentingnya kesadaran, aktualisasi diri, dan ha-hal yang bersifat positif
tentang manusia.
Pengertian humanisik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam
dunia pendidikan yang beragam pula. Teori humanistik menyatakan bahwa bagian terpenting
dalam proses pembelajaran adalah unsure manusianya. Humanistik lebih melihat sisi
perkembangan kepribadian manusia dibandingkan berfokus pada “ketidaknormala”atau
“sakit”.manusia akan mempunyai kemampuan positif untuk menyembuhkan diri dari “sakit”
tersebut, sehingga sisi positif inilah yang ingin dikembangka oleh teori humanistik
Teori belajar humanistik bertujuan bahwa belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika telah memhami lingkungan dan dirinya

sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya
bukan dati sudut pandang pengamatnya. Teori belajar ini sifatnya lebih abstrak dan lebih
mendekati bidang ilmu filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi dibanding tentang psikologi
belajar. Teori humanistik lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu
sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan unttuk
membentuk manusia yang dicita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuk yang
paling ideal.
Selain teori behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanistik juga perlu
untuk dipahami. Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditunjukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori humanistik sifatnya
lebih abstrak dan mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi dari
pada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang
dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang
konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik

pada pemahaman tentang prosesbelajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini
dikaji oleh teori-teori belajar lainnya

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian teori belajar humanistik ?
2. Siapakah tokoh – tokoh dalam teori humanistik ?

C. Tujuan penulisan makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain adalah :
1.

Untuk dapat mengetahui teori belajar humanistik?

2. Untuk mengetahui tokoh – tokoh yang berperan dalam teori humanistik?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Humanistik
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar,
dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam

bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang biasa kita
amati dalam dunia keseharian. Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia pun mampu mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenali diri
mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi
yang ada dalam diri mereka.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam
pendekatan belajar yang dikemukakan oleh Ausubel. Pandangannya tentang belajar
bermakna atau “Meaningful Learning” yang juga tergolong dalam aliran kognitif ini,
mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna.Materi yang dipelajari
diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor
motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa
motivasi dan keinginan dari pihak si belajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan
baru kedalam struktur kognitif yang telah dimilikinya.Teori humanistik berpendapat bahwa
teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu
mencapai aktualisai diri, pemahama diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.

Pemahaman terhadap belajar yang diidealkan menjadi teori humanistik dapat
memanfaatkan teori belajar apapun asal tujuannya memanusiakan manusia. Hal ini
menjadikan teori humanistik bersifat sangat eklektik. Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap
pendirian atau pendekatan belajar tertentu akan ada kebaikan dan ada pula klemahannya.
Dalam arti ini elektisisme suatu sistim dengan membiarkan unsur-unsur tersebut dalam

keadaan sebagaimana adanya atau aslinya. Teori humanistik akan memanfaatkan teori-teori
apapun asal tujuanya tercapai yaitu memanusiakan manusia.
Manusia adalah makhluk yang kompleks. Banyak ahli didalam menyusun teorinya
hanya terpukau pada aspek tertentu yang sedang menjadi pusat perhatiannya. Dengan
pertimbangan – pertimbangan tertentu setiap ahli melakukan penelitiannya dari sudut
pandangnya masing – masing dan menganggap bahwa keterangannya tentang bagaimana
manusia itu belajar adalah sebagai keterangan yang paling memadai. Maka akan terdapat
berbagai teori tentang belajar sesuai pandangan masing –masing.

B. Tokoh – Tokoh Teori Humanistik
Tokoh penting dalam teori belajar humanitik secara teoritik antara lain adalah :
Arthur Combs, Abraham Maslow, dan Carl Rogers..
1. Arthur Combs
Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakan perilaku-perilaku batiniah yang

menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain. Agar dapat memahami orang lain,
seseorang harus melihat dunia orang lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa tentang
dirinya. Itulah sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus mengubah
persepsinya. Sesungguhnya para ahli psikologi humanistik melihat dua bagian belajar, yaitu
diperoleh informasi baru dan personalisasi informasi baru tersebut:
1) Pemerolehan informasi baru
Peserta didik akan tertarik dan bersemangat untuk belajar jika apa yang dipelajari
akan menjadi suatu informasi baru yang bermakna dan bermanfaat bagi dirinya.
2) Personalisasi informasi baru
Informasi baru yang dipahami peserta didik itu bukan hasil transfer langsung dari
guru ke peserta didik. Peserta didik sendirilah yang mecerna dan mengolah apa yang
disampaikan oleh guru menjadi sesuaidan bermakna. Atrinya informasi itu diperolehnya
sendiri dan peserta didik menjadi pemilik informasi tersebut. Peran guru disini adalah sebagai
pembimbing yang mengarahkan.
Keliru jika guru berpendapatbahwa murid akan mudah belajar kalua bahan pelajaran
disusun dengan rapid an disampaikan dengan baik, tetapi arti dan maknanya tidak melekat
pada bahan ajar itu, murid sendirilah yang mencerna dan menyerap arti dan makna bahan

pelajaran tersebut ke dalam dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah
bagaimana pelajaran itu disampaikan,tetapi bagaimana membantu murid memetik arti dan

makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut dengan hidup dan kehidupan
mereka, guru boleh bersenang hati bahwa misinya telah berhasil.
Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang (dunia) dari pusat lingkaran
lingkaran (persepsi diri),semakin kurang pengaruhnya terhadap seseoarang. Sebaliknya,
semakin dekat hal-hal tersebut dengan pusat lingkaran, maka semakin besar pengaruhnya
terhadap seseorang dalam berperilaku. Jadi jelaslah maka semakin

banyak hal yang

dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena tidak ada kaitanya sama sekali dengan dirinya.
2. Abraham Maslow
Abraham H. Maslow adalah tokoh yang menonjol dalam psikologi humanistik.
Karyanya di bidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali terhadap upaya memahami
motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang penting didasrkan atas asumsi bahwa dalam
diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan
atau menghalangi pertumbuhan.
Maslow, berpendapat, bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari
kebutuhan jasmaniah yang paling asasi sampai dengan kebutuhan tertinggi. Kebutuhan
tersebut terbagi dalam lima tingkatan yaitu:
1. Kebutuhan jasmaniah atau dasar (basic needs), seperti makan, minum, tidur, dan sex

menuntut sekali untuk dipuaskan.
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan kesehatan, keamanan
lingkungan, lapangan kerja, sumber daya, dan terhindar dari bencana.
3. Kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingnees needs), butuh cinta,
persahabatan, dan keluarga,kebutuhan menjadi anggota kelompok, dan sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs), butuh kepercayaan diri, harga diri,
prestasi, dan penghargaan dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), moralitas, kreativitas, dan
ekspresi diri.
Maslow membedakan antara empat kebutuhan pertama dengan satu kebutuhan yang
berikutnya (kebutuhan teratas). Keempat kebutuhan yang pertama disebut deficiency needs
(kebutuhan yang timbul karena kekurangan) pemenuhan kebutuhan ini pada
umumnyabergantung pada orng lain.

Sedangkan satu kebutuhan yang lain dinamakan growth needs (kebutuhan untuk tumbuh) dan
pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri.
Apabila seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang tingkatannya lebih
rendah tadi, maka motivasi lalu diarahkan kepada terpenuhinyankebutuhan aktualisasi diri,
yaitu kebutuhan untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu.
Bagaimana cara aktualisasi diri ini tampil,tidaklah sama pada setiap orang. Sesudah

kebutuhan ini, muncul kebutuhan untuk tahu dan mengerti, yakni dorongan untuk mencari
tahu, memperoleh ilmu dan pemahaman.
Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting. Dalam proses
belajar-mengajar misalnya, guru mestinnya memperhatikan teori ini. Apabila guru
menemukan kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak tertentu tidak mengerjakan
pekerjaan rumah, mengapa anak tidak dapat tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa
anak-anak tidak memiliki motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bias
menyalahkan anak atas kejadian ini secara langsung, sebelum memahami barangkali ada
proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak yang berada di bawah kebutuhan untuk tahu dan
mengerti.bisa jadi anak-anak tersebut belum atau tidak melakukan makan pagi yang cukup,
smalaman tidak tidur dengan nyenyak, atau ada masalah pribadi/keluarga yang membuatnya
cemas dan takut, dan lain-lain.
3. Carl R. Rogers
Metode yang diterapkan Rogers dalam psikoterapi awalnya disebut non directive atau
terapi yang berpusat pada klien (client centered therapy), dan pioneer dalam risetnya pada
proses terapi. Pendekatan terapi yang berpuast pada klien dari Rogers sebagi metode untuk
memahami orang lain, menangani masalah-masalah gangguan

emosional. Rogers

berkeyakinan bahwa pandangan humanistik dan holism terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami diri dan pada akhirnya menyadari untuk
mengembangkan diri secara utuh dan lebih dapat menjadi dirinya sendiri.
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
1) Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman
dengan fleksibel sehingga timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan banyak mengalami
emosi (emosional) baik yang positif maupun yang negative.

2) Kehidupan ekstansial
Kualitas dari kehidupan ekstansial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya
sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung
menyesuaikan diri sebagai respon atas pengalaman selanjutnya.
3) Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seorang membuka diri terhadap pengalaman
itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasakannya benar
(timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu
situasi dengan sangat baik.
4) Perasaan bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya
paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Orang
yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan
percaya masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa pada masa lampau
sehingga ia dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupanya dan merasa mampu
melakukan apa yang saja yang ingin dilakukanya.
5) Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka
sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan cirri-ciri bertingkah
laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respon atas
stimulus kehidupan yang beraneka ragam disekitarnya.
Carl R. Rogers merupakan ahli psikologi humanistik yang gagasan-gagasnnya
berpengaruh terhadap pikiran dan praktek psikologi di semua bidang, baik klinis, pedidikan,
dan lain-lain. Lebih khusus dalam bidang pendidikan , Rogers mengutarakan pendapat
tentang prinsis-prinsip belajar humanistik.Dalam buku Freedom to Learn, Rogers
mengemukakan prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting adalah sebagia berikut :
1) Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
2) Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai
relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
3) Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri
dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

4) Tugas-tugas belajar yang mengancam diri mudah dirasakan dan diasimilasikan
apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
5) Apabila ancaman terhadap diri peserta didik rendah, pengalaman dapat diperoleh
dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
6) Belajar yang bermakna diperoleh peserta didik dengan melakukannya.
7) Belajar diperlancar jika peserta didiknya dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggung jawab terhadap proses belajar.
8) Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi peserta didik seutuhnya, baik
perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang
mendalam dan lestari.
9) Keprcayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan,kreativitas, lebih mudah dicapai
terutama jika peserta didiknya dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik dirinya
sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
10) Belajar yang paling berguna secara social di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman
dan penyatuan kedalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rogers diatas, secara
singkat inti prinsip belajar humanism adalah sebagai berikut :
1. Hasrat untuk Belajar
Menurut Rogers,manusia mempunyai hasrat alamiah untuk belajar. Hal ini terbukti
dengan tingginya rasa ingin tau anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi
lingkungan. Dorongan ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan
humanistik. Di dalam kelas yang humanism anak-anak diberi kesempatan dan bebas untuk
memuaskan dorongan ingin tahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukan apa
yang penting dan berarti tentang dunia di sekitarnya.
2. Belajar yang berarti
Belajar akan mempunyai arti atau mekne apabila apa yang dipelajari relevan dengan
kebutuhan dan maksud anak. Artinya, anak akan belajar adengan cepat apabila yang
dipelajari mempunyai arti baginya.

3. Belajar tanpa ancaman atau hukuman
Belajar mudah dilakukan dan hasilanya dapat disimpan dengan baik apabila
berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman atau hukuman. Proses belajar akan
berjalan lancer manakala murid dapat menguji kemampuanya, dapat mencoba pengalamanpengalaman baru atau membuat kesalahan-kesalahan tan pa mendapat kecaman yang
biasanya menyinggung perasaan.
4. Belajar atas inisiatif sendiri
Belajar akan paling bermakna apabila hal itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan
melibatkan perasaan dan pikiran si pelajar. Mampu memilih arah arah belajarnya sendiri
sangatlah memberikan motivasi dan mengulurkan kesempatan kepada murid untuk “belajar
bagaimana caranya belajar” (to learn how to learn). Tidak perlu diragukan bahwa menguasai
bahan pelajaran itu penting, akan tetapi tidak ebih penting daripada memperoleh kecakapan
untuk mencari sumber, merumuskan masalah, menguji hipotesis atau asumsi, dan menilai
hasil. Belajar atas inisiatif sendiri memusatkan perhatian murid baik paa proses maupun hasil
belajar.
Belajar atas inisiatif sendiri juga mengajar murid menjadibebas, tidak bergantung, dan
percaya pada diri sendiri. Apabila murid belajar atas inisiatif sendiri, ia memiliki kesempatan
untuk menimbang-nimbang dan membuat keputusan, menentukan pilihan dan melekukan
penilaian. Dia juga lebih bergantung pada dirinya sendiri dan kuran bersandar pada penilaian
pihak lain.
Disamping atas inisiatif sendiri, belajar juga harus melibatkan semua aspek pribadi,
kognitif, maupun afektif. Rogers dan para ahli humanistik yang lain menanamkan jenis
belajar ini sebagai whole – person learning belajar dengan seluruh pribadi, belajar dengan
pribadi yang utuh. Para ahli humanistik percaya, bahwa belajar dengan tipwe ini akan
menghasilkan perasaan memiliki (feeling of belonging) pada diri murid. Dengan demikian,
murid akan merasa terlibat dalam belajar, lebih bersemangat menangani tugas-tugas dan yang
terpenting adalah senantiasa bergairah untuk terus belajar.
5. Belajar dan perubahan
Prinsip terakhir yang dikamukakan oleh Rogers ialah bahwa yang paling bermanfaat
ialah belajar tentang proses belajar. Menurut Rogers, diwaktu-waktu yang lampau murid

belajar mengenai fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang statis. Waktu itu dunia lambat
berubah, dan apa yang diperoleh di sekolah sudah dipandang cukup untuk memenuhi tuntutan
zaman. Saat ini perubahan merupakan fakta hidup yang sentral. Ilmu Pengetahuan dan
teknologi selalu maju dan melaju.apa yang dipalajari di masa lalu tidak membekali orang
untuk hidup dan berfungsi baik di masa kini dan masa yang akan datang. Dengan demikian,
yang dibutuhkan saat ini adalah orang yang mampu belajar di lingkungan yang sedang
berubah dan akan terus berubah.

C. Kekurangan dan kelebihan teori belajar humanistik
1. Kekurangan
Peserta didik kesulitandalam mengenali diri dan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.
2. Kelebihan
Dalam pembelajaran pada teori ini siswa dituntutuntuk berusaha agar lambat laun mampu
mencapai aktualisai diri dengan sebaik-baiknya.
Selain itu Teori humanistik mempunyai pengaruh yang signifikan pada ilmu psikologi dan
budaya populer. Sekarang ini banyak psikolog yang menerima gagasan ini ketika teori
tersebut membahas tentang kepribadian, pengalaman subjektif manusia mempunyai bobot
yang lebih tinggi daripada relitas

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.
2. Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah:
Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
1. B. Saran
Perlu adanya kajian yang lebih mendalam dan lebih luas tentang teori ini dan
aplikasinya dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Teori Belajar Humanistik (online). (trimanjuniarso.files.wordpress.com).
/2008/02/teori belajar humanism.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta :PT Rineka Cipta.
Karwono.2010.Belajar

Dan

Pembelajaran

Serta

Pemanfaatan

Sumber

Belajar.Ciputat:Cerdas Jaya.
Rahmahana, Ratna Syifa’a. 2008. Psikologi Humanistik dan Aplikasinya dalam Pendidikan.
Jurnal Pendididkan Islam,1-1-2008 : 99 – 114.

Dokumen yang terkait

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62