MAKALAH PERANAN MOTIVASI BELAJAR DALAM M

MAKALAH
PERANAN MOTIVASI BELAJAR DALAM MENENTUKAN
KEBERHASILAN BELAJAR ANAK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Woro Apriliana, S.Psi, M.S
Oleh :
1. Riono Prabowo

1102415055

2. Ani Istiqomatunisa

3101415004

3. Yekti Utami

3601414010

4. Nisa Nurtanio


6102415018

5. Rosi Sakti Ardanensa

6102415053

6. Rohibatul Fahmi

7101415191

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Peranan
Motivasi Belajar dalam Menentukan Keberhasilan Anak. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah umum Psikologi Pendidikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Semarang, 20 Maret 2016

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................

i

KATA PENGANTAR.............................................................................


ii

DAFTAR ISI...........................................................................................

iii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................

1

B. Rumusan Masalah..........................................................

1


C. Tujuan.............................................................................

2

PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi........................................................

3

B. Pentingnya Motivasi Dalam Proses Belajar...................

5

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi.................

6

D. Teori-teori Motivasi.......................................................

10


E. Strategi Motivasi Belajar................................................

13

F.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................

iv

B. Saran...............................................................................

iv

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

v

iii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tercapainya prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu tujuan
adanya pendidikan dan pengajaran. Salah satu indicator tercapainya tujuan
tersebut bisa dilihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi
yang tinggi menunjukan siswa tersebut memiliki pengetahuan yang baik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi.
Dengan motivasi yang tinggi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun serta
memiliki konsentrasi dalam proses pembelajaran. Motivasi menyebabkan
adanya perubahan energi pada diri manusia sehingga akan berpengaruh
terhadap kejiwaan, perasaan serta emosi, untuk kemudian melakukan sebuah
tindakan atau sikap. Motivasi biasanya didorong oleh adanya tujuan atau
keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang. Oleh karena itu, motivasi
belajar menjadi sangat urgen terhadap keberhasilan seorang anak. seorang
anak yang memiliki motivasi yang kuat akan memiliki banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar sehingga hasil belajar anak tersebut akan menjadi
optimal.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1

Apakah yang dimaksud dengan motivasi ?

1.2.2

Seberapa penting motivasi belajar dalam menentukan keberhasilan
anak ?

1.2.3

Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ?

1.2.4

Bagaimana perbandingan teori-teori tentang motivasi ?

1.2.5

Bagaimana cara mengembangkan motivasi berprestasi ?


1.2.6

Bagaimana cara meningkatkan motivasi ?

1

1.3 Tujuan
1.3.1

Memahami pengertian motivasi

1.3.2

Memahami pentingnya motivasi dalam belajar

1.3.3

Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi motivai


1.3.4

Mengetahui teori-teori tentang motivasi

1.3.5

Mengetahui

dan

memahami

cara

berprestasi
1.3.6

Mengetahui cara meningkatkan motivasi

2


mengembangkan

motivasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi memiliki peran yang sangat urgen sebagai salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Kemudian apa
sebenarnya pengertian dari motivasi itu sendiri ? Sebagian besar pakar
psikologi

menyatakan

bahwa

motivasi

merupakan


konsep

yang

menjelaskan alasan seseorang dalam berperilaku. Pengertian tersebut
masih bersifat umum sehingga banyak dihadapkan pada pembahasan
spesifik tentang makna motivasi yang dilandasi berbagai asumsi dan
terminologi.

Konsep motivasi dalam literatur psikologi merupakan

konstruk hipotetik yang memberikan ketetapan menjelaskan tentang
kemungkinan sebab-sebab perilaku peserta didik.
Motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan
individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.
Motivasi mencakup didalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan
respons, dan kegigihan tingkah laku. Di samping itu istiah itu pun
mencakup sejumlah konsep seperti dorongan, kebutuhan, rangsangan,
ganjaran, penguatan, ketetapan tujuan, harapan, dsb.
Menurut kebanyakan definisi , motivasi mengandung tiga
komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang
tingkah laku manusia.
 Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal
ingatan, respons-respons efektif, dn kecenderungan mendapat kesenangan.
 Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu terhadap
sesuatu.

3

 Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus
menguatkan reinforce intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan
individu
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau mengunggah seseorang agar tumbuh keinginan dan
kemaunnya untuk melakukansesuatu sehingga dapat diperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu. Bagi para guru , tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau memacu para siswanya aga rtimbul keinginan dan
kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai
tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam
kurikulum sekolah.
Banyak pakar psikologi yang mengaitkan motivasi dan belajar
untuk menggambarkan proses yang dapat memunculkan dan mendorong
perilaku, memberikan arah atau tujuan perilaku, memberikan peluang
terhadap perilaku yang sama, serta mengarahkan pada pilihan perilaku
tertentu. Dengan memotivasi pesera didik, seorang pendidik akan mampu
membantu peserta didik untuk memulai belajar, mempelajari materi apa
yang pendidik tawarkan serta dapat membantu peserta didik agar berusaha
keras dalam belajarnya. Selain itu, motiv peserta didik juga sangat
berpengaruh terhadap cara belajar serta apa yang mereka pelajari. Hal ini
dikarenakan motif merupakan kondisi yang mempengaruhi kesiapan
dalam melanjutkan kegiatan belajar.
Pengetahuan tentang motivasi kadang-kadang saling bertentangan,
sehingga sebagian pendidik mendasarkan secara radisional untuk
meningkatkan motivasi belajar seperti dengan intuisi, akal sehat , dan
coba-coba. Hal ini tentu saja menimbulkan ketergantungan pendidik
terhadap kurikulum yang cenderung kaku dan tidak kontekstual. Dalam
hal ini keterpaduan model atau teori motivasi harus terorganisir secara
terpadu dengan kondisi lapangan.

4

Motivasi merupakan komponen yang sangat penting dalam belajar
namun paling sulit untuk diukur. Keinginan belajar tiap-tiap peserta didik
didasari

oleh

berbagai

faktor

seperti

kemampuan,

kepribadian,

karakteristik tugas belajar, penghargaan belajar, lingkungan serta perilaku
dari si pendidik itu sendiri. Motivasi peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran juga bervariasi, diantaranya ingin bertemu dengan
pendidiknya, ingin bertemu temannya, ingin naik kelas, ingin belajar dan
lain sebagainya.
Motivasi adalah proses internal yang mengaktifkan, mamandu, dan
memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus ( Slavin, 1994 dalam
Ahmad Rifa’I, dkk, 2012 ). Intensitas dan arah motivasi dapat bervariasi
namun sulit untuk dipisahkan. Intensitas motivasi tergantung pada
intensitas dan arah motivasi pada berbagai kegiatan.
Selain untuk membuat peserta didik melakukan aktivitas belajar,
motivasi juga menentukan berapa banyak peserta didik dapat belajar dari
aktivitas yang dilakukan atau informasi yang didapatkan. Peserta yang
termotivasi akan menunjukan proses kognitif yang tinggi dalam belajar,
menyerap, dan mengingat apa yang telah dipelajari. Setiap individu
memiliki minat yang berbeda-beda, yang tentu saja dapat menjadi salah
satu faktor yang memotivasi untuk melakukan sesuatu.
B. Pentingnya Motivasi Belajar
Peran motivasi dalam menentukan keberhasilan belajar anak memang sangat
penting. Anak yang termotivasi akan mencapai tujuan dengan lebih baik
dibandingkan dengan anak yang yang tidak termotivasi. Anak yang tidak
memiliki motivasi belajar tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak
tersebut. hal tersebut juga sering menjadi masalah karena pada umumnya prestasi
belajarnya akan rendah. Oleh karena hal-hal tersebut, peran motivasi bukan hanya
penting, namun juga akan memperlancar proses belajar dan hasil yang didapatkan.
Secara historic pendidik selalu mengetahui kapan peserta didik perlu dimotivasi

5

sehingga aktivitas belajar menjadi menyenangkan, arus komunikasi lancar,
menurunkan kecemasan peserta didik, meningkatkan kreativitas dan aktivitas
belajar.
Selain motivasi, kemampuan dankualitas pembelajaran juga menjadi faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam proses belajar. peserta didik diberi tugas
sesuai dengan kemampuannya karena jika tidak sesuai mereka tidak mampu
melakukannya walaupun memiliki motivasi yang tinggi.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Sikap
Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi dan emosi yang
dihasilkan dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan,
peristiwa,

atau

objek

tertentu

secara

menyenangkan

atau

tidak

menyenangkan. Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan
belajar peserta didik karena sikap itu membantu peserta didik dalam
merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada perilau yang dapat
membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap juga akan membantu
seseorang merasa aman di suatu lingkungan yang pada mulanya tampak
asing. Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang
untuk mereaksi secara lebih otomatis. Sikap akan membuat kehidupan
lebih sederhana dan membebaskan seseorang dalam mengatasi unsureunsur kehidupan sehari-hari yang bersifat unik.
Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar mengajar. Sikap diperoleh
melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku
peran (pendidik-murid, orang tua-anak, dsb.). karena sikap itu dipelajari,
sikap juga dapat dimodifikasi dan diubah. Pengalaman baru secara konstan
mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun
sebaliknya. Sikap merupakan proses yang dinamik, sehingga media dan
kehidupan seseorang secara konstan akan selalu mempengaruhinya. Sikap
dapat membantu secara personal karena berkaitan dengan harga diri yang
positif atau dapat merusak secara personal karena adanya intensitas

6

perasaan gagal. Sikap berada pada diri seseorang sepanjang waktu dan
secara konstan sikap itu mempengaruhi perilaku dan belajar. Seorang
pendidik harus meyakini bahwa sikapnya akan memiliki pengaruh aktif
terhadap motivasi belajar anak pada saat awal pembelajaran.
b. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu
kekuatan internal yang memandu peserta didik untuk mencapai tujuan.
Perolehan tujuan merupakan kemampuan melepaskan atau mengakhiri
perasaan kebutuhan dan tekanan.
Kebanyakan kebutuhan bertindak sebagai kekuatan internal yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan . semakin kuat seseorang
merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya

untuk mengatasi

perasaan yang menekan didalam memenuhi kebutuhannya. Tekanan ini
dapat diterjemahkan ke dalam suatu keinginan ketika individu menyadari
adanya perasaan dan berkeinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Keinginan biasanya mengarahkn kepada kepuasan atau kenikamatan.
Itulah apa yang ingin dilakukan oleh peserta didik. Apabila peserta didik
membutuhkan atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka
cenderung sangat termotivasi. Pendidik dapat menumbuhkan motivasi
belajar berdasarkan pada kebutuhan yang dirasakan oleh peserta didik.
Pendekatan yang paling terkenal terhadap konsep kebutuhan adalah yang
dikembangkan

oleh

Maslow.

Teori

holistik

dan

dinamik

ini

mengasumsikan bahwa pemenuhan kebutuhan merupakan prinsip yang
paling penting yang mendasari perkembangan manusia. Hierarkhi
kebutuhan yang disusun sesuai dengan prepotensi. Perepotensi berarti
bahwa apabila kebutuhan dipenuhi pada satu tingkatan, maka tingkatan
kebutuhan

yang

lebih

tinggi

akan

menjadi

penentu

di

dalam

mempengaruhi perilaku seseorang. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan
paling rendah, sementara kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan
paling tinggi.. apabila kebutuhan yang lebih rendah tidak terpenuhi secara

7

sempurna, maka sulit bagi kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya
mempengaruhi perilaku seseorang.
c. Rangsangan
Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman
dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Apapun
kualitasnya, stimulus yang unik akan menarik perhatian setiap orang dan
cenderung mempertahankan keterlibatan diri secara aktif terhadap stimulus
tersebut.
Rangsangan secara langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar
peserta didik. Apabila peserta didik tidak memperhatikan pembelajaran,
maka sedikit sekali belajar akan terjadi pada diri peserta didik tersebut.
Proses pembelajaran dan materi yang terkait dapat membuat sekumpulan
kegiatan belajar. Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk
mempelajari sesuatu dan memiliki nilai positif terhadap materi
pembelajaran. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan
peserta didik yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya
menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran.
d. Afeksi
Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosioanl kecemasan,
kepedulian, dan pemikiran dari individu atau kelompok pada waktu
belajar. Tidak ada kegiatan belajar yang terjadi di dalam kevakuman
emosional. Peserta didik merasakan sesuatu saat belajar dan emosipeserta
didik tersebut dapat memotivasi perilakunya kepada tujuan. Beberapa
faktor psikologi menyatakan bahwa emosi merupakan penggerak utama
perilaku, dan banyak pakar psikologi menerima gagasan bahwa pikiran
perasaan itu berinteraksi dan juga memandu pada perubahan perilaku.
Setiap lingkungan belajar secara konstan

dipengaruhi oleh reaksi

emosional peserta didik. Demikian pula karena peserta didik dalam belajar
seringkali berkaitan dengan perasaan sukses dan gagal, maka perasaan
personalnya secara terus menerus akan tidak menentu.keadaan emosi

8

peserta didik pada kegiatan belajar memiliki pengaruh penting. Misalnya
peserta didik menyatakan bahwa dia lupa mengerjakan tugas yang harus
diselesaikan sehingga merasa cemas.
Afeksi dapat menjadi motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif
pada waktu belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong peserta
didik untuk belajar keras. Integritas emosi dan berfikir peserta didik itu
dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi kekuatan terpadu yang
positif, sehingga akan menimbulkan kegiatan belajar yang efektif.
e. Kompetensi
Teori kompetensi mengasumsikan bahwa peserta didik secara alamiah
berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif.
Peserta didik secara intrinsik termotivasi untuk menguasai lingkungan dan
mengerjakan tugas-tugasnya secara berhasil agar menjadi puas.
Di dalam situasi pembelajaran, rasa kompetisi pada diri peserta didik itu
akan timbul apabila menyadari bahwa pengetahuan atau kompetensi yang
diperoleh telah memenuhi standar yang telah ditentukan . Hal ini biasanya
muncul pada akhir proses belajar ketika peserta didik telah mampu
menjawab berbagai pertanyaan yang telah diajukan oleh pendidik. Apabila
peserta didik mengetahui seberapa baik dia mampu melakukan apa yang
sedang ia pelajari dan dapat membuatpernyataan internal.
Apabila peserta didik mengetahui bahwa ia merasa mampu terhadap apa
yang telah dipelajari, dia akan merasa percaya diri. Hal ini datang dari
kesadaran peserta didik bahwa dia secara internasional telah menguasai
apa yang telah dipelajari berdasarkan pada kemampuan dan usahanya
sendiri. Hubungan antara kompetensi dan kepercayaan diri adalah saling
melengkapi. Kompetensi memberikan peluang pada kepercayaan diri
untuk berkembang dan memberikan dukungan emosional terhadap usaha
tertentu dalam menguasai ketrampilan dan pengetahuan baru. Perolehan
kompeten dari belajar baru selanjutnya menunjang kepercayaan diri, yang
selanjutnya dapat menjadi factor pendukung dan motivasi belajar.
f. Penguatan

9

Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan
kemungkinn respon. Perilaku seseorang dapat dibentuk kurang lebih sama
melalui penerapan penguatan poditif atau negative.penggunaan peristiwa
penguatan yang efektif, seperti penghargaan terhadap hasil karya peserta
didik, pujian, penghargaan social, dan perhatian, dinyatakan sebagai
variable penting di dalam perancangan pembelajaran.
Di dalam teori penguatan, penguatan yang positif memainkan peranan
penting. Penguat positif menggambarkan konsekuensi atas peristiwa itu
sendiri. Penguat positif dapat membentuk nyata misalnya uang, atau dapat
berupa social seperti afeksi. Peserta didik dalam belajar akan disertai
dengan usaha yang lebih besar dan belajar lebih efektif apabila perilaku
belajarnya diperkuat secara positif oleh pendidik.
Penguat negatif merupakan stimulus aversif ataupun peristiwa yang harus
diganti atau dikurangi intensitasnya. Contoh pendidik menyatakan kepada
peserta didik bahwa gaya membawa siswa pada waktu membaca sangat
membosankan sehingga harus dihentikan.karena penguatan negative
merupakan pendekatan aversif, maka prosedur ini sangat potensial
berbahaya dalam mendorong belajar peserta didik.
D. Teori Motivasi Belajar
Banyak teori tentang motivasi peserta didik, berikut disajikan tentang
teori-teori kontemporer tentang motivasi yang menjelaskan alasan-alasan
mengapa anak melakukan sesuatu. Berikut beberapa teori adalah teori
yang berasal dari belajar behavioral, kebutuhan manusia, disonansi,
kepribadian, dan atribusi. Kemudia dilanjutkan pembahasan penggunaan
intensif belajar dan strategi meningkatkan motivasi peserta didik.
1. Teori belajar behavioral
Konsep motivasi erat hubungannya dengan bahwa perilaku yang
diperkuat dimasa lalu adalah lebih mungkin diulangi lagi dibandingkan
dengan perilaku yang tidak diperkuat atau tidak dihukum. Para pakar

10

behavioral menyatakan bahwa tidak perlu memisahkan teori belajar
dengan motivasi, karena motivasi merupakan produk dari sejarah
penguatan. Peserta didik diperkuat untuk belajar akan termotivasi untuk
belajar, namun bagi peserta didik yang tidak mendapatkan penguatan
dalam belajar maka anak itu tidak termotivasi untuk belajar.
a. Hadiah dan Penguatan
Alasan mengapa sejarah penguatan tidak cukup mampu
menjelaskan motivasi adalah karena motivasi manusia itu sangat
kompleks dan terbatas pada lingkungan. Pada umumnya anak
beranggapan bahwa menjadi seorang pendidik baru yang pegawai
negeri menerima gaji sebesar satu juta rupiah tiap bulan, itu
merupakan nominal penguatan. Namun nilai nominal tersebut akan
berbeda fungsi bila dikaitkan dengan berbagai kondisi.
b. Menetapkan Nilai penguatan
Untuk mentapkan nilai penguatan dari suatu hadiah tidak
dapat ditetapkan secara tepat, karena sangat ditentukan oleh banyak
factor. Ketika penddik mengatakan “saya ingin kamu semua
mengumpulkan

laporan

tugas

tepat

waktu,

karena

akan

menentukan nilai kamu”. Dalam hal ini mungkin pendidik mengira
bahwa nilai merupakkan penguat yang efektif bagi peserta didik.
Ternyata tidak demikian, bagi peserta didik yang mengalami
kegagalan di sekolah, pencapaian rangking tidak dianggap penting
bagi mereka. Apabila pendidik menyatakan “pekerjaanmu bagus”
pernyataan ini dapat memperkuat peserta didik yang telah
menyelesaikan tugasnya.
2. Teori kebutuhan manusia
Abraham maslow merupakan pakar kebutuhan, banyak kebutuhan
dasar yang semuanya harus dipenuhi . seperti makan, rasa aman, cinta dan
perawatan harga diri yang positif. Setiap anak berbeda kepentingannya di

11

dalam memenuhi kebutuhannya. Maslow mengidentifikasikan dua jenis
kebutuhan, kebutuhan dasar merupakan kebutuhan akibat kekurangan dan
meta kebutuhan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dari hirarki
paling bawah sebelum mencapai hirarki paling atas. Hirarki kebutuhan
yang diekmbangkan oleh Maslow dan kemudian dimodifikasikan oleh
Root.
a. Hirarki kebutuhan dari Maslow
Setiap manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang berbeda,
namun kebutuhan mana yang akan mereka penuhi pada saat tertentu.
Dalam teori Maslow kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki harus
dipenuhi terlebih dahulu sebelum mencoba mencoba memenuhi
kebutuhan yang diatasnya.
Konsep lain yang diperkenalkan oleh oleh Maslow adalah
perbedaan antara kebutuhan kekurangan dan kebutuhan pertumbuhan.
Kebutuhan

defisiensi

(fisik,

keamanan,

kasih

sayang,

dan

penghargaan) merupakan kebutuhan bagi kesejahteraan fisik dan
psikis. Kebutuhan ini harus dipenuhi, dan apabila terpenuhi, maka
motivasi anak untuk melanjutkan pemenuhannya akan menurun.
Berbeda dengan itu, kebutuhan pertumbuhan, seperti kebutuhan untuk
mengetahui

dan memahami sesuatu, mengapresiasikan anak lain,

tidak pernah dipenuhi secara sempurna. Semakin anak itu mampu
memenuhi kebutuhan untuk mengetahui dan memahami dunia
sekitarnya, semakin besar motivasinya untuk lebih banyak belajar.
b. Aktualisasi Diri
Aktualisasi ditandai oleh adanya penerimaan diri dan anak
lain, spontanitas, terbuka, relative tegas namun demokratis, mudah
bergaul , kreatif, humoris, dan mandiri mereka sehat secara psikis.
Maslow menempatkan dorongan aktualisasi diri pada hirarki
kebutuhan yang paling tinggi, dan pencapaian kebutuhan yang paling
penting itu tergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan yang ada di
bawahnya.

12

c. Implikasi dalam Pendidikan
Pentingnya teori Maslow pada pendidik adalah tentang
hubungan antara kebutuhan akan kekurangan dan kebutuhan akan
pertumbuhan. Peserta didik yang sangat lapar dan sedanf menghadapi
keadaan bahaya fisik, akan memiliki sedikit energy psikologis dalam
belajar.
Kebutuhan paling penting di sekolah yaitu tentang afeksi dan
penghargaan. Apabila peserta didik tidak merasa mampu dan tidak
disukai maka tidak punya motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan
pertumbuhan yang lebih tinggi.
E. Strategi motivasi belajar
Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik
peserta didik sebanyak mungkin. Hal ini berarti bahwa peserta didik harus
mampu menarik minat dan meningkatkan hasrat ingin tahu peserta didik
terhadap materi yang disajikan. (Slavin,1994). Untuk mencapai kearah itu
ada beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam meningkatkan
motivasi intrinsik peserta didik.
1. Membangkitkan Minat Belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat peerta didik adalah sangat
penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu
sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang
penting adalah membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik mengenai
pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu
meningkatkan motivasi intrisik peserta didik untuk mempelajari materi
pembelajaran yang disajikan oleh pendidik. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah memberikan pilihan kepada peserta didik tentang materi
pembeajaran yang akan dipelajari dancara-cara mempelajarinya.
2. Mendorong Rasa Ingin Tahu

13

Pendidik yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk
membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu peserta didik di dalam
kegiatan pembelajaran. Pendidik biologi misalnya secara sembunyisembunyi melepaskan katak di depan kelas sehingga mengejutkan peserta
didik. Cara yang dilakukan oleh pendidik ini dapat membangkitkan hasrat
ingin tahu peserta didik tentang apa yang terjadi, dan mengapa peristiwa
itu terjadi, dan begitu seterusnya. Metode pembelajaran studi kasus,
diskoveri, lingkuiri, diskusi, curah pandang, dan sejenisnya merupakan
bebeapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin
tahu peserta didik.
3. Menggunakan Variasi Metode Penyajian Yang Menarik
Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalu
penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan
variasi metode penyajian. Misalnya, untuk membangkitkan minat belajar
peserta didik dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, mengundang
pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permainan peran, dan
lainnya.
a. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif
untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
seperti :
 Bagaimana cara membuatnya?
 Bagaimana cara mengaturnya?
 Bagaimana proses bekerjanya?
 Bagaimana proses mengerjakannya?
Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru
atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau
seseorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu protes,
misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue,
dsb. Perhatian siswa dipusatkan kepada hal-hal dianggap penting oeh

14

pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang penting.
Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan
tidak tertuju kepada hal lain. Pada metode ini siswa dapat mengurangi
kesaahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau
mendengarkan keterangan guru. Sebab siswa memperoleh persepsi
yang jelas dari hasil pengamatannya. Bila siswa turut aktif dalam
berdemonstrasi , maka siswa akan memperoleh pengaaman praktek
untuk mengembangkankecakapan dan ketrampilan. Beberapa masalah
yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab waktu
mengamati proses demonstrasi.
b. Metode simulasi
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja
(dari fakta simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seolaholah). Teknik simulasi berorientasi kepada tujuan-tujuan tingkah laku.
Latihan-latihan ketrampilan menuntut praktek yang dilaksanakan di
dalam suatu kehidupn nyata atau dalam situasi simulasi yang
mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyata-nyatanya. Latihan
dalam bentuk simulasi pada dasarnya berlatih melaksanakan tugastugas yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Teknik
simulasi digunakan pada keempat kategori keterampilan yakni
kognitif,

psikomotor,

keterampilan

tersebut

reaktif,

dan

diperlukan

interaktif.
untuk

Keterampilanmengembangkan

keterampilan-keterampilan produktif yang lebih kompleks.
Tujuan simulasi
 Untuk melatih keterampilan tertentu, baik besifat professional maupun
bagikehidupan sehari-hari
 Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip
 Untuk latihan memecahkan masalah
Bentuk-bentuk simulasi menurut Gilstrap berdasarkan sifat tiruannya
yaitu: role playing, psikodrama, sosiodrama, dan permainan. Sedangkan

15

menurut Hyman dalam bukunya Ways of Teaching, simulasi merupakan
salah satu metode yang termasuk ke dalam kelompok

role playing.

Bentuk-bentuk role playing yang lain adalah sosiodrama, permainan, dan
dramatisasi.
Beberapa contoh simulasi:
 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
 Memeberikan perawatan terhadap bayi yang baru lahir
 Menolong penderita menggunakan pot dan urinal
 Memberikan makanan kepada pasien yang tak dapat makan sendiri
Dengan mengadakan simulasi dengan topik-topik seperti diatas, siswa
akan memperoleh keterampilan yang diharapkan dikuasai tanpa harus
segera langsung terjun ke dalam situasi yang sebenarnya. Sebagai latihan
sebelum melaksanakan pekerjaan dalam situasi yang sebenarnya, simulasi
merupakan cara belajar yang menguntungkan untuk melatih keterampilan
tertentu.
4. Membangun Peserta Didik Dalam Merumuskan Tujuan Belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras
untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan
sendiri, dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain. Oleh
karena itu pendidik hendaknya mendorong dan membantu peserta didik
agar merumuskan dan mencapai tujuan belajarnya sendiri. Cara lain yang
dapat dilakukan adalah apabila pendidik yang merumuskan tujuan
pembelajaran, maka sampaikan tujuan pembelajaran itu kepada peserta
didik agar mereka merasa memiliki tujuan pembelajaran tersebut. Perasaan
memiliki tujuan pembelajaran itu pada akhirnya akan melahirkan dorongan
untuk memperolehnya.
Robert M. Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar sesuai
dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mngemukakan
delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam
16

kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga pada
gilirannya , membutuhkan sekian macam kondisi belajar untuk
pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah :
a. Ketrampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem lingkungan sekolah
b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam
arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah
c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi atau fakta.
Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang
d. Keterampilan motorik yang diperoleh dari sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dsb.
e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang, atau
kejadian.

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan motivasi yang tinggi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun serta
memiliki konsentrasi dalam proses pembelajaran. Motivasi menyebabkan adanya
perubahan energi pada diri manusia sehingga akan berpengaruh terhadap
kejiwaan, perasaan serta emosi, untuk kemudian melakukan sebuah tindakan atau
sikap.
Motivasi merupakan komponen yang sangat penting dalam belajar namun
paling sulit untuk diukur. Dengan memotivasi pesera didik, seorang pendidik akan
mampu membantu peserta didik untuk memulai belajar, mempelajari materi apa
yang pendidik tawarkan serta dapat membantu peserta didik agar berusaha keras
dalam belajarnya. Selain itu, motiv peserta didik juga sangat berpengaruh
terhadap cara belajar serta apa yang mereka pelajari. Hal ini dikarenakan motif
merupakan kondisi yang mempengaruhi kesiapan dalam melanjutkan kegiatan
belajar.
B. Saran
Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta
didik sebanyak mungkin. Pendidik yang terampil harus mampu menggunakan
cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu peserta didik di dalam
kegiatan pembelajaran. Selain itu untuk menumbuhkan keinginan belajar para
siswa, para pendidik perlu memperhatikan metode-metode pembelajaran yang
efektif dan tepat sehingga peserta didik dapat menerima ilmu pengetahuan yang
disampaikan oleh pendidik dengan mudah.

iv

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Rifa’i RC, Chatrina Tri Anni. 2015. Psikologi Pendidikan. Unnes Press.
Semarang
J.J Hasibuan, Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya
Offset. Bandung.
Oemar Hamalik, 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bumi Aksara. Jakarta

v