Pemetaan Mutu Pendidikan Tentang Penguasaan SK dan KD Mata Pelajaran Biologi Sasaran UN Tingkat SMA di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Pemetaan Mutu Pendidikan Tentang Penguasaan SK dan KD

Mata Pelajaran Biologi Sasaran UN Tingkat SMA di Kota

  

Bukittinggi dan Kabupaten Agam

Drs. Ristiono, M. Pd. dan Dr. Ahmad Fauzi, M. Si.

  

Kampus UNP Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang

Email: ristionosoegeng @ yahoo.com

Abstrak.

  Tujuan penelitian ini adalah mengungkap peta kompetensi dan faktor penyebab

peserta didik tidak menguasai kompetensi tertentu pada mata pelajaran Biologi sebagai salah

satu sasaran UN tingkat SMA di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Jenis penelitian

adalah penelitian deskriptif, bertujuan mendiskripsikan peta kompetensi dan faktor-faktor

penyebab peserta didik tidak menguasai kompetensi tertentu. Populasi dalam penelitian

adalah seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri maupun swasta di Kota Bukittinggi

dan Kabupaten Agam. Pemilihan sekolah sampel berdasarkan status sekolah (negeri dan

swatsa), klasifikasi (A/B/C), peringkat, dan lokasi (jauh dekat dari kota). Kegiatan penelitian

berupa studi literatur, penyusunan instrumen berupa lembar penilaian profesionalitas guru,

penilaian pelaksanaan guru di kelas, dan penilaian pelak-sanaan pembelajaran, dan terakhir

menganalisis data dengan teknik persentase dan analisis kualitatif berdasarkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan KKM > 60 untuk mendeskripsikan kompetensi

yang dikuasai, KKM < 60 untuk mendeskripsikan kompetensi yang kurang dikuasai, dan

KKM < 10% untuk pemetaan kompetensi yang paling bermasalah pada anak didik, diperoleh

hasil sebagai berikut; kompetensi pada mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN

selama periode 2009/2010 di Kota Bukittinggi tidak mengalami kenaikan persentase,

bahkan mengalami penurunan persentase. Peta persentase kelulusan mata pelajaran Biologi

periode 2009/2010 di Kota Bukittinggi mempunyai tingkat kelulusan < 75% dan di

Kabupaten Agam sebesar > 75 %. Beberapa kompetensi yang bermasalah (KKM < 60%)

terjadi di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Kompetensi paling bermasalah (KKM <

10%) tidak terjadi di Kota Bukit Tinggi dan Kabupaten Agam. Penyebab permasalahan pada

mata pelajaran Biologi di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam sebagian besar karena

permasalahan pada standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga pendidikan,

dan penilain dan sebagian kecil disebabkan oleh standar pembiayaan dan pengelolaan.

Kesimpulan penelitian ini adalah penguasaan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran

Biologi sebagai salah satu sasaran UN tingkat SMA di Kota Bukittinggi dan Kabupaten

Agam periode 2009/2010 cukup baik dan faktor penyebab permasalahan dapat dikategorikan

sangat rendah.

  Kata Kunci: Pemetaan, Mutu Pendidikan, SK, KD, UN, SMA PENDAHULUAN acuan sekolah dalam mengembangkan

  kurikulum tingkat satuan pendidikan Mutu pendidikan nasional selalu (KTSP) sesuai dengan karakteristik, diusahakan agar meningkat dari waktu ke kebutuhan potensi peserta didik, waktu. Hal ini menjadi prioritas utama, masyarakat dan lingkungannya. sesuai dengan yang diamanahkan melalui Pengembangan KTSP berdasarkan SNP UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem memerlukan langkah dan strategi yang Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Tahun harus dikaji berdasarkan analisis yang 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan cermat dan teliti. Analisis dilakukan (SNP). Pemerintah menetapkan Standar terhadap tuntutan kompetensi yang tertuang Nasional Pendidikan (SNP) yang menjadi dalam rumusan standar kompetensi (SK)

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  |243

  

Ristiono dan Ahmad Fauzi : Pemetaan Mutu Pendidikan Tentang Penguasaan SK dan

KD Mata Pelajaran Biologi Sasaran UN Tingkat SMA di Kota Bukittinggi dan Kabupaten

Agam

  dan kompetensi dasar (KD); mengenai kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan; serta peluang dan tantangan dalam memajukan pendidikan pada masa yang akan datang yang semakin dinamis dan kompleks.

  Untuk pencapaian kualitas pembelajaran dan pencapaian kompetensi diperlukan kriteria minimal pelaksanaan pendidikan. Kriteria minimal tersebut mencakup: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan hanya sedikit yang memenuhi kriteria minimal. Jika semua kriteria minimal tidak dipenuhi, apakah penguasaan kompetensi dapat dicapai oleh lulusan? Bagaimanakah cara guru untuk memfasilitasi pembelajarannya agar kompetensi lulusan bermutu?. Ketidak- puasan berjenjang terjadi, dimana kalangan SMP menganggap lulusan SD kurang baik, begitu juga kalangan SMA beranggapan bahwa lulusan SMP kurang baik, dan seterusnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Fakta ini menunjukkan, bahwa segala usaha yang selama ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan belum mampu menyelesaikan masalah pendidikan.

  Hasil analisis mutu pembelajaran melalui RPP yang digunakan guru dalam pembelajaran khususnya di Bukittinggi dan Kabupaten Agam menunjukkan rumusan indikator dan tujuan pembelajaran sebagian besar memuat kompetensi aspek kognitif, penilaian pembelajaran kurang sesuai dengan indikator yang dirumuskan, dan metode serta media yang digunakan kurang menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.Proses pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar secara holistik. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya, sehingga banyak yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran kurang menyentuh domain afektif dan psikomotor

  Meskipun sudah ada upaya untuk memecahkan masalah tersebut, seperti MGMP telah berupaya mengembangkan dan melaksanakan kurikulum, beberapa penelitian tindakan kela,, pengembangan perangkat pembelajaran berorientasi life

  skill , studi peningkatan kemampuan tenaga

  pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah menengah di Kotamadya Padang, Sumatera Barat, tetapi belum menyelesaikan masalah secara holistik (keseluruhan).

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif, bertujuan mendiskripsikan peta kompetensi mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN periode 2009/2010 di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Populasi dalam penelitian adalah seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dikelola oleh pemerintah dan swasta di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Pemilihan sekolah sampel didasarkan atas empat pertimbangan, yaitu status sekolah (negeri dan swatsa), klasifikasi (A/B/C), peringkat dan lokasi (jauh dekat dari kota). Berdasarkan empat kriteria di atas maka dipilih sekolah-sekolah sampel di Kota Bukittinggi, yaitu SMAN 2 Bukittinggi, SMAN 4 Bukittinggi, SMAS Karya Bhakti dan SMAS Pembangunan. Sekolah-sekolah sampel di Kabupaten Agam yaitu SMAN 3 Lubuk Basung, SMAN IV Koto, SMAN 1 Banuhampu SMAN 1 Empat Nagari, SMAN 1 Matur, dan SMAN 1 Candung. Setelah dilakukan pemilihan sekolah-

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  |245

  sekolah sampel, dilakukan pemilihan informan penelitian yaitu orang yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam mengungkap faktor-faktor penyebab rendahnya kompetensi peserta didik pada kompetensi tertentu. Informan penelitian dari Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam dari unsur siswa, unsur guru, dan unsur kepala sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan focus group discussion

  (FGD) dengan menghadirkan peneliti dan informan penelitian pada lokasi tertentu.

  Kegiatan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan. Tahapan pertama yaitu studi literatur dan penyusunan instrumen. Penyusunan instrumen dilakukan setelah analisis terhadap SK/KD yang bermasalah pada mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN. Penyusunan instrumen bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor penyebab SK/KD bermasalah. Tahapan kedua dalam penelitian ini adalah pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data dilakukan di Kota Bukittinggi dan di Kabupaten Agam dipusatkan di Kota Lubuk Basung. Tahapan ketiga adalah analisis data kompetensi yang bermasalah dan pengungkapan faktor-faktor penyebab permasalahan. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder berupa CD hasil UN periode 2009/2010, diperoleh dari Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas) bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Data primer berupa data profesionalitas guru, data penilaian pelaksanaan guru di kelas, dan data pelaksanaan pembelajaran diperoleh menggunakan teknik Focus Group Discusion (FGD) di Kotamadya dan Kota Kabupaten dengan menghadirkan siswa, guru dan kepala sekolah sebagai informan penelitian. Intrumen penelitian adalah lembar penilaian profesionalitas guru, lembar penilaian pelaksanaan guru di kelas, dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran. Data yang dikumpulkan ditampilkan dalam bentuk Tabel dan Grafik. Data dianalisis menggunakan teknik persentase dan analisis kualitatif. Teknik analisis data menggunakan Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) untuk memetakan penguasaan kompetensi peserta didik terhadap SK/KD tertentu pada mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN. KKM > 60 digunakan untuk mendeskripsikan kompetensi yang dikuasai, KKM < 60 untuk mendeskripsikan kompetensi yang kurang dikuasai, dan KKM < 10 untuk mendeskripsikan kompetesi yang paling bermasalah bagi peserta didik pada mata pelajaran Biologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Hasil analisis data terhadap kompetensi pada mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN selama periode 2009/2010 di Kota Bukittinggi menemukan bahwa tidak mengalami kenaikan persentase kelulusan secara konsisten. Hasil analisis data terhadap kompetensi pada mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN selama periode 2009/2010 di Kabupaten Agam menemukan bahwa mata pelajaran Biologi mengalami penurunan persentase.

  Berdasarkan analisis data dari 12 standar kompetensi yang dijabarkan menjadi 40 kompetensi dasar yang diujikan dan tercakup di dalamnya indikator pencapaian hasil belajar, maka di Kota Bukittinggi,sebanyak 12 dari 40 kompetensi (30%) kompetensi dasar tidak dikuasai oleh peserta didik dan sebesar 70% kompetensi yang diujikan dikuasai siswa. Adapun kompetensi yang tidak dikuasai oleh peserta didik: 2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan, 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi, 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara

  

Ristiono dan Ahmad Fauzi : Pemetaan Mutu Pendidikan Tentang Penguasaan SK dan

KD Mata Pelajaran Biologi Sasaran UN Tingkat SMA di Kota Bukittinggi dan Kabupaten

Agam

  kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan, 7.1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia, 7.5. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia, 7.6. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia, proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi pada manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan), 7.7. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan dan pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia, 9.2. Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat,

  10.1. Menjelaskan konsep gen, ADN, dan kromosom, 10.2. Menjelaskan hubungan gen (DNA)-RNA-polipeptida dan proses sintesis protein, 10.4. Menerapkan prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat

  11.2. Mengkomunikasikan hasil studi evolusi biologi.

  Dari kompetensi dasar yang bermasalah tersebut, indikator yang bermasalah adalah: (1) Mengidentifikasi organisme (2) Menjelaskan proses perkembangbiakan tumbuhan berbiji, (3) Menjelaskan akibat kerusakan lingkungan bagi ekosistem tertentu, (4) Mengidentifikasi organ pada sistem ekskresi manusia, (5) Mengidentifikasi fungsi hormon/ sistem koordinasi, (6) Menjelaskan fungsi organ pada alat indera (7) Menjelaskan proses pada sistem reproduksi, (8) Mengidentifikasi tahap/hasil/ciri-ciri respirasi an aerob, Mengidentifikasi tahap tertentu respirasi sel. Menjelaskan tahap sintesis protein dan Menginterpretasikan kasus/pembuktian asal-usul kehidupan.

  Hasil analisis peta kompetensi peserta didik pada mata pelajaran Biologi tahun 2009/2010 di Kabupaten Agam dapat dilihat, bahwa dari 40 kompetensi yang diujikan, sekitar 30% yang tidak dikuasai oleh peserta didik (memperoleh nilai di bawah KKM 60) dan 70% siswa menguasai kompetensi yang diujikan (memperoleh nilai diatas KKM 60).

  Hasil analisis data terhadap peta persentase kelulusan mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN periode 2009/2010 di Kota Bukittinggi menemukan bahwa mata pelajaran Biologi mempunyai tingkat kelulusan < 75%, sebaliknya di Kabupaten Agam ditemukan bahwa mata pelajaran Biologi mempunyai tingkat kelulusan > 75 %. Hasil analisis data terhadap jumlah kompetensi yang bermasalah (KKM < 60%) terjadi pada mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN periode 2009/2010 di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam . Kompetensi yang paling bermasalah (KKM < 10%) tidak terjadi pada mata pelajaran Biologi di Kota Bukittinggi maupun Kabupaten Agam.

  Hasil identifikasi Standar Nasional Pendidikan bermasalah pada mata pelajaran Biologi di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam sebagian besar disebabkan oleh permasalahan pada standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga pendidikan, penilaian, dan sebagian kecil disebabkan oleh standar pembiayaan dan pengelolaan. Hasil analisis data terhadap masalah faktor-faktor penyebab rendahnya penguasaan peserta didik pada kompetensi tertentu berdasarkan Standar Nasional Pendidikan di Kota Bukittinggi adalah tentang model-model pemecahan masalah untuk masing-masing standar isi, media, pendalaman materi, alat laboratorium, pelatihan remedial, efektivitas, lokakarya,

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  |247

  training, workshop, lesson study, persepsi siswa, multimedia, variasi metode, dan olimpiade; tentang proses adalah multimedia, pelatihan, seminar, motivasi,

  IT, variasi metode, bahan ajar, sosialisasi, dan koordinasi; tentang kompetensi lulusan adalah evaluasi, optimalisasi, sumber belajar, lingkungan, pelatihan, pemusatan proses belajar, remedial, forum ilmiah, penlaian seluruh aspek, kontekstual; tentang pendidik dan tenaga kependidikan adalah pelatihan, pengembangan diri, kegiatan ilmiah, metode, sertifikasi, monitoring; tentang sarana dan prasarana adalah sumber daya, efektivitas waktu, pelatihan, maksimalisasi, lingkungan, bahan ajar, media; tentang pembiayaan adalah anggaran dana; tentang pengelolaan adalah keikut- sertaan dalam forum, pengawas, mitra, sosialisasi, efektivitas, peran serta; tentang penilaian adalah monitoring, lokakarya, kesesuaian tuntutan, instrument evaluasi, asessmen, portofolio, dan remedial. Hasil analisis data terhadap faktor-faktor penyebab rendahnya penguasaan peserta didik pada kompetensi tertentu berdasarkan Standar Nasional Pendidikan ditinjau dari segi guru di Kabupaten Agam ditemukan berkaitan dengan model-model pemecahan masalah untuk masing-masing standar: isi yaitu media, pendalaman materi, alat laboratorium, demonstrasi, pelatihan, remedial, efektivitas, lokakarya, training, workshop, lesson study, variasi metode, buku dan olimpiade; tentang proses adalah multimedia, pelatihan, seminar, motivasi,

  IT, lesson study, variasi metode, bahan ajar, sosialisasi, dan koordinasi; tentang kompetensi lulusan adalah pengamatan langsung, pengalaman belajar, evaluasi, optimalisasi, sumber belajar, lingkungan, pelatihan, pusatkan proses, remedial forum ilmiah, penlaian seluruh aspek, kontekstual; tentang pendidik dan tenaga kependidikan adalah pelatihan, pengembangan diri, kegiatan ilmiah, metode, sertifikasi, monitoring; tentang sarana dan prasarana adalah sumber daya, efektif waktu, pelatihan, maksimalisasi, lingkungan, bahan ajar, dan media; tentang pembiayaan adalah anggaran dana; tentang, pengelolaan adalah ikut serta dalam forum ilmiah, tindak lanjut, pengawas, pengembangan, mitra, sosialisasi, efektivitas, dan peranserta; tentang penilaian adalah monitoring, kesesuaian tuntutan, instrument, evaluasi, asessmen, portofolio, dan remedial.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian, ternyata penguasaan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran Biologi sebagai salah satu sasaran UN tingkat SMA periode 2009/2010 di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam baik dan faktor penyebab permasalahan dapat dikategorikan rendah.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, khususnya kepada Direktur penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas yang telah memberikan dana pelaksanaan penelitian hibah penelitian pemetaan dan peningkatan mutu pendidikan yang berjudul

  ―Pendekatan

  Holistik Untuk Meningkatkan Penguasaan Standar Kompetensi Dan Kompentensi Dasar Mata Pelajaran Sasaran Ujian Nasional Tingkat SMA Di Kota Bukit Tinggi Dan Kabupaten Agam

  ‖. Dibiayai oleh Dana DIPA PD2M Ditjen Dikti Depdiknas Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor 432/UN35.2/PG/2011. Tanggal 09 September 2011. Kami yakin tanpa kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

  • + UN Festiyed. (2005).

  Pasca Sarjana UNP Padang. ______________.(2006). Upaya Mening-

  EFEKTIFITAS JAMUR Trichoderma harzianum DAN

  28 Desember 2010 diunduh tanggal 1 Juni 2011

  

  Rhineka Cipta Yuris Tentang Pendidikan Holistik

  Baru Pendidikan Nasional . Jakarta:

  Tilaar, H.A.R. (Ed.). 2004. Paradigma

  Laporan Penelitian PHK-A2, Lemlit. UNP.

  katkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Fisika dengan Model PBI (Problem Based Instruction) di Kelas VII.3 SMP N di Padang .

  Pengembangan Kurikulum Fisika FMIPA UNP Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill ), Makalah Seminar Kurikulum,

  

Ristiono dan Ahmad Fauzi : Pemetaan Mutu Pendidikan Tentang Penguasaan SK dan

KD Mata Pelajaran Biologi Sasaran UN Tingkat SMA di Kota Bukittinggi dan Kabupaten

Agam

  Fasli Jalal (2006), CD Data Guru + HDI

  Rancangan Media Transparansi Berwarna dan Modul sebagai Sarana Mengaktifkan Siswa Mengkonstruksi Penge-tahuan dalam Belajar Kimia , Laporan Penelitian Hibah Bersaing, DP2M Dikti, Lemlit. UNP.

  Hibah Penelitian Potensi Pendidikan Kota/Kabupaten 2009, Lemlit. UNP. Elizar, 2007,

  Tenaga Pendidik dalam Mengimplemen- tasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendikan Sekolah Menengah di Kotamadya Padang Sumatera Barat .

  Aljufri B. Syarif. Festiyed, Syakbaniah (2009). Studi Peningkatan Kemampuan

  , Hibah Kompetisi (PHK)-A2, Jurusan Fisika FMIPA UNP.

  ”Research Based Learning (RBL)” untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Mahasiswa yang Berorientasi Life Skill dalam Matakuliah Termodinamika di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang

  Ahmad Fauzi, Syakbaniah, dan Murtiani, 2007, Penerapan Model Pembelajaran