IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT LEARNING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS CERITA GUNA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS II SD N 3 KARANGRAJA
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT LEARNING PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS CERITA GUNA
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS II
SD N 3 KARANGRAJA
Ponidi1), Marilin Kristina2)
STMIK Pringsewu Lampung
oniponidi@yahoo.com1), marilin_kristina@yahoo.com2)
Abstrak
Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia menyebabkan
sebagian besar siswa kurang antusias mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh
guru, sehingga hasil belajar siswa rendah. Dengan kondisi tersebut guru berusaha
memperbaiki pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pokok menulis cerita melalui
pembelajaran Direct Learning di kelas II SDN 3 Karangraja. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas II SDN 3 Karangraja, yang berjumlah 25 siswa. Metode yang
digunakan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah metode Direct Learning. Data
yang diperoleh melalui hasil evaluasi siswa dan pengamatan oleh observer.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setiap siklus ada kemajuan terbukti pada siklus pertama minat peserta didik
mencapai 13 siswa (52,00%) dalam pembelajaran dan peserta didik yang tuntas
belajar pada perbaikan siklus I baru 13 siswa (52,0%). Pada perbaikan siklus II
terjadi peningkatan minat yaitu sebanyak 23 peserta didik (92,00%)). sedangkan
hasil belajar peserta didik semakin meningkat dengan ketuntasan belajar mencapai
23 siswa (92,0%). Hal ini membuktikan bahwa melalui metode Direct Learning
siswa dapat memecahkan permasalahan sendiri dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
materi pokok menulis cerita, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Kesimpulan
melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Direct Learning dapat
meningkatkan minta dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Minat Belajar, Metode Direct Learning, Menulis erita , Bahasa Indonesia.
landasan
I. Latara Belakang Masalah
Keterampilan
jenjang awal pendidikan sekolah yang
dasar
manusia
sebagai
Negara.
Lembaga
pendidikan
dasar
yang
mutlak harus dimiliki oleh setiap siswa
pembentukan
pribadi
menyelesaikan
pendidikan pada jenjang berikutnya.
Pendidikan dasar merupakan
memberikan
untuk
adalah
warga
keterampilan
berbahasa
ini
Indonesia.
Keterampilan
membekali
Indonesia
tersebut
siswanya dengan berbagai nilai, sikap,
memiliki
ilmu
serta kemampuan dan keterampilan
mengembangkan diri menjadi warga
dasar
yang lebih baik. Begitu pula di
seyogyanya
yang
dapat
cukup
kuat
sebagai
46
berbahasa
siswa
serta
dapat
dapat
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
lingkungan SD Negeri 3 Karangraja
dengan memilih dan menggunakan
siswa lebih sering dan mengerti dengan
metode dan media pembelajaran yang
bahasa keseharian atau pergaulan di
tepat
lingkungan
menggunakan media visual yang dapat
sekitar.
Pada
tahap
dan
variatif
yaitu
pembelajaran bahasa ini pula mereka
membantu
pertama mengenali serta memahami
ruang, waktu dan daya indera.
lingkungan sekitarnya, menyerap serta
menerapkan
nilai
keterbatasan
Di SD Negeri 3 Karang Raja
yang
sering mendapatkan kesulitan sehingga
berlaku dalam lingkungannya. Dalam
siswa dalam menulis hal ini dapat
kaitan
terlihat
ini
berbagai
mengatasi
dengan
penting
arti
Indonesia
di
karangan sederhana, mendeskripsikan
melalui
suatu benda ataupun ketika menulis
pendidikan tersebut diupayakan proses
cerita, mereka sering mengeluh dan
pembudayaan Bahasa Indonesia pada
terlihat bingung dengan apa yang
anak-anak yang lahir sebagai insan
mereka tulis.
pendidikan
Sekolah
sangat
Bahasa
Dasar,
karena
daerah.
ketika
disuruh
membuat
Berdasarkan hal tersebut maka
Sesuai dengan kenyataan yang
peneliti
meminta
terjadi pada saat ini, mata pelajaran
teman
bahasa Indonesia
mengidentifikasi
sering diremehkan
sejawat
bantuan
untuk
kepada
membantu
kekurangan
dari
oleh sebagian besar siswa, bahkan
pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
dianggap
yang
hasil diskusi ada beberapa masalah
membosankan, khususnya dalam aspek
yang dihadapi dalam pembelajaran
menulis. Pada tahap dunia pendidikan,
yang meliputi: (1) Kurangnya motivasi
menulis merupakan suatu tuntutan
dan minat siswa terhadap kegiatan
keterampilan yang harus dikuasai oleh
menulis; (2) Pengembangan strategi
manusia sebagai bahasa tulis.
pembelajaran
sebagai
pelajaran
yang
kurang
Mengingat pentingnya menulis
membangkitkan daya imajinasi siswa
bagi siswa, guru semestinya bisa
dalam bahasa maupun bersastra; (3)
membangkitkan
kegairahan
siswa
Media pembelajaran yang digunakan
untuk
serta
menjadikan
kurang sesuai sehingga siswa kurang
menulis
menulis itu merupakan pekerjaan yang
bersemangat dalam belajar
alami dan menyenangkan. Langkah
Berdasarkan dari identifikasi
utama yang bisa ditempuh adalah
masalah peneliti melakukan refleksi
47
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
diri dan diskusi dengan teman sejawat,
Metode
pengumpulan
dapat di ketahui bahwa kemungkinan
dilakukan dengan cara :
data
a. Dokumentasi
faktor penyebab rendahnya tingkat
materi
Metode dokumentasi yaitu
pembelajaran dan rendahnya keaktifan
mencari data mengenai berbagai hal
serta perhatian siswa dalam proses
yang menyangkut catatan, trankrip,
pembelajaran adalah.
majalah,
penguasaan
siswa
terhadap
Memperhatikan
kelas
untuk
masalah
yang
diambil
direct
(mitra
catatan
catatan
penelitian),
harian
kolaborator
nilai
siswa,
maupun catatan perkembangan siswa
Pengunaan
learning.
dari
pembelajaran,
dengan
melakukan pembelajaran menggunakan
model
agenda,
penelitian ini metode dokumentasi
mengatasi
terjadi,
rapat,
catatan nilai dan sebagainya. Dalam
kendala
tersebut penulis mengadakan penelitian
tindakan
notulen
dalam proses pembelajaran.
model direct learning diharapkan akan
b. Observasi
mempermudah dalam memahami dan
Observasi yaitu pengamatan
memperdalam keterampilan menulis
dengan
menggunakan
indera
cerita untuk meningkatkan motivasi
penglihatan. Metode observasi adalah
belajar
cara-cara
siswa
sehingga
dapat
menganalisis
dan
meningkatkan hasil belajar pada siswa
mengadakan
kelas II SD Negeri 3 Karangraja.
sistematis mengenai tingkah laku
II. METODE PENELITIAN
Penelitian
metode
deskriptif
ini
menggunakan
kuantitaif.
menggambarkan
melihat
individu
atau
atau
secara
mengamati
kelompok
Metode
ini
secara
digunakan
untuk melihat dan mengamati secara
penelitian diskriptif kuantitatif, peneliti
berusaha
dengan
langsung.
Pada
pencatatan
langsung keadaan di lapangan agar
kegiatan
peneliti memperoleh gambaran yang
penelitian yang dilakukan pada objek
lebih luas tentang permasalahan yang
tertentu secara jelas dan sistematis
diteliti (Irawan Soehartono, 2008:
(Sukardi, 2004: 14). Penelitian deskriptif
69).
bertujuan untuk memberikan gambaran
Metode
tentang suatu hubungan antara dua gejala
observasi
dilaksanakan dengan cara melihat
atau lebih (Irawan Soehartono, 2008:
kegiatan
35).
belajar
mengajar
secara
langsung yang berhubungan dengan
penelitian. Observasi dilaksanakan di
48
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
lingkungan
sekolah
pembelajaran
Indonesia
sangat
pada
Pendidikan
dilaksanakan.
membantu
saat
diperoleh
Bahasa
mengetahui
Observasi
untuk
dengan
tujuan
prestasi
untuk
belajar
yang
dicapai siswa juga untuk memperoleh
dapat
respon
siswa
terhadap
kegiatan
mempelajari perkembangan aktivitas
pembelajaran serta aktivitas siswa
siswa dan keterlibatan dalam proses
selama proses pembelajaran.
pembelajaran
Pendidikan
Bahasa
Tingkat
Indonesia
keberhasilan
atau
persentase keberhasilan siswa setelah
c. Tes
proses
Metode tes digunakan untuk
belajar
mengajar
setiap
mengukur kemampuan siswa dalam
putarannya dilakukan dengan cara
menguasai materi pelajaran yang telah
memberikan evaluasi berupa soal tes
diberikan oleh guru. Metode tes dalam
tertulis pada setiap akhir putaran.
penelitian
ini
diberikan
Analisis ini dihitung dengan
secara
bertahap, setelah siswa mengikuti
menggunakan
metode-metode
yang
yaitu Ketuntasan belajar berdasarkan
yang
kurikulum tingkat satuan pendidikan
disampaikan
pengajaran
oleh
guru
bersangkutan.
(KTSP).
statistik
Siswa
sederhana
dinyatakan
tuntas
belajar bila telah mencapai hasil/ nilai
III. ANALISIS DATA
Data-data
sesuai
yang
diperlukan
KKM
68
pelajaran
bahasa
dalam penelitian ini diperoleh melalui
Dinyatakan
tuntas
observasi
dikelas
pengolahan
pembelajaran
diskusi,
metode
observasi
tersebut
untuk
mata
Indonesia.
belajar
telah
bila
mencapai
75% dari KKM. Guna menghitung
aktivitas siswa dan guru, dan tes
prosentase
formatif.
digunakan rumus sebagai berikut :
metode
dalam
belajar
jumlah siswa yang tuntas
x 100 %
jumlah total siswa
Guna mengetahui keefektifan
suatu
ketuntasan
kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa
data. Pada penelitian ini menggunakan
Hasil
teknik analisis deskriptif kuantitatif,
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
yaitu suatu metode penelitian yang
(KKM) belajar yang dikelompokkan
bersifat menggambarkan kenyataan
kedalam 2 kategori yaitu tuntas dan
atau fakta sesuai dengan data yang
tidak tuntas sebagai berikut:
49
perhitungan
dikonsultasikan
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
a. Rencana (Planing)
Tabel 3.2
Perencanaan adalah mengembangkan
Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar
Kriteria
rencana tindakan yang secara kritis
Kualifikasi
untuk meningkatkan apa yang telah
ketuntasan
≥ 68
Tuntas
terjadi. Rencana PTK hendaknya
< 68
Tidak Tuntas
cukup
Prosedur
Pembelajaran
Penelitian
untuk
dapat
diadaptasikan dengan pengaruh yang
(Depdikbud. 2007: 11)
Desain
fleksibel
Perbaikan
tidak dapat diduga dan kendala yang
Tindakan
belum
kelihatan.
hendaknya
Kelas
Rencana
disusun
PTK
berdasarkan
kepada hasil pengamatan awal yang
reflektif.
Peneliti
melakukan
hendaknya
pengamatan
awal
terhadap situasi kelas dalam konteks
situasi sekolah secara umum. Dari
sini
peneliti
akan
mendapatkan
gambaran umum tentang masalah
yang ada.
Hasil pengamatan awal terhadap
proses yang terjadi dalam situasi
Gambar 3.1 : Siklus PTK Model
Kemmis dan McTaggart (Fitri
Yuliawati dkk, 2012: 24)
Desain
penelitian
yang ingin diperbaiki dituangkan
dalam
bentuk
lapangan
yang
catatan-catatan
lengkap
yang
dipergunakan berbentuk siklus model
menggambarkan
Kemmis dan McTaggrat. Siklus ini
cuplikan
tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi
pembelajaran dalam situasi yang
beberapa kali hingga tercapai tujuan
akan ditingkatkan atau diperbaiki.
yang diharapkan. Desain penelitian ini
Kemudian catatan-catatan lapangan
adalah
perencanaan,
dan
tersebut dicermati bersama untuk
strategi
penelitian
rangka
melihat masalah-masalah yang ada
yang
dan aspek-aspek apa yang perlu
mengendalikan
mungkin
struktur
dalam
penyimpangan
terjadi
dan
atau
ditingkatkan
menjawab
pertanyaan yang mungkin terjadi.
50
dengan
episode
untuk
jelas
proses
memcahkan
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
masalah yang terjadi dalam proses
data yang berupa proses kinerja
belajar mengajar.
PBM.
d. Refleksi (Reflection)
b. Tindakan (Acting)
Tindakan yang dimaksud di sini
Refleksi
adalah
dilakukan
merenungkan suatu tindakan persis
secara sadar dan terkendali, yang
seperti yang telah dicatat dalam
merupakan
observasi.
Refleksi
berusaha
cermat dan bijaksana. Praktik diakui
memahami
proses,
masalah,
sebagai gagasan dalam tindakan dan
persoalan, dan kendala yang nyata
tindakan
sebagai
dalam tindakan strategis. Refleksi
pengembangan
biasanya dibantu oleh diskusi di
tindakan
variasi
itu
pijakan
yang
praktik
digunakan
bagi
yang
adalah
antara
tindakan yang disertai niat untuk
Melalui diskusi, refleksi memberikan
memperbaiki
PTK
dasar perbaikan rencana. Refleksi
didasarkan atas pertimbangan teoritis
(perenungan) merupakan kegiatan
dan empiris agar hasil yang diperoleh
analisis, interpretasi dan eksplanasi
berupa peningkatan PBM optimal.
(penjelasan)
informasi
c. Observasi (Observing)
Observasi
berfungsi
mendokumentasikan
dan
dan
tindakan-tindakan berikutnya, yaitu
keadaan.
peneliti
mengingat
kolaborator.
terhadap
yang
semua
diperoleh
dari
observasi atas pelaksanaan tindakan.
untuk
pengaruh
tindakan terkait. Observasi perlu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum
direncanakan dan juga didasarkan
melaksanakan
dengan keterbukaan pandangan dan
penelitian pada siklus I, terlebih
pikiran
responsif.
dahulu peneliti mencari data awal nilai
seluruh
keterampilan menulis pada pelajaran
proses tindakan terkait, pengaruhnya
Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN
(yang disengaja dan tidak disengaja),
3 Karangraja. Guna mengetahui ada
keadaan
tidaknya
Objek
serta
bersifat
observasi
dan
adalah
kendala
tindakan
peningkatan
keterampilan
direncanakan dan pengaruhnya, serta
menulis pada siswa kelas II. Peneliti
persoalan lain yang timbul dalam
terlebih dahulu melakukan tindakan
konteks terkait. Observasi dalam
awal,
PTK adalah kegiatan pengumpulan
keterampilan
yaitu
melakukan
observasi
menulis siswa tanpa
menerapkan metode Direct Learning.
51
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
dilakukan
masih rendahnya minat belajar siswa
dengan tujuan untuk memperoleh data
pada Bahasa Indonesia, maka peneliti
yang
bersama kolaborator sepakat untuk
Penelitian
tahap
nantinya
awal
digunakan
sebagai
yang
melakukan penelitian pada siklus I,
diperoleh sesudah penerapan metode
adapun hasil pada siklus I dapat dilihat
Direct Learning. Adapun hasil pada
sebagai berikut:
pembanding
data
penelitian
Tabel 4.2
Rekapitulasi hasil observasi minat
belajar siswa pada Siklus I
pra siklus dapat di lihat pada table
berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi hasil Pra siklus minat
belajar siswa
Berdasarkan pada hasil Tabel 4.2
Berdasarkan
pada
Tabel
4.1.
Rekapitulasi hasil observasi minat
Rekapitulasi hasil observasi minat
belajar
belajar siswa
pelaksanaan pembelajaran, diperoleh
dalam
pelaksanaan
diperoleh
mengikuti
pembelajaran,
keterangan
siswa
dalam
mengikuti
keterangan sebagai berikut :
sebagai
a) Pada studi awal, dari 25 siswa,
berikut :
hanya 5 siswa yang menunjukkan
a) Hasil studi awal diperoleh data
minat dalam belajar atau (20,00 %).
untuk
siswayang
telah
b)
Pada
Siklus
I,
siswa
yang
bersunguh-sungguh menujukan
menunjukkan peningkatan minat
minat
dalam belajar meningkat menjadi
dalam
belajar,minat
belajar siswa ada 5 siswa, atau
13 siswa atau (52,00%).
(20,00%).
c) Dari studi awal ke Siklus I, minat
b) Terdapat
20
siswa,
atau
belajar siswa naik (32,00%).
(80,00%) yang belum benar-
Proses pembelajaran yang telah di
benar dalam menujukan minat
lakukan pada siklus I merupakan suatu
belajar, ini berarti masih rendah
acuan untuk memperoleh nilai dalam
dan
menentukan
belum
mencapai
Ketuntasan.
proses
selanjutnya.
Berkitan dengan adanya hasil pada
Berkitan dengan adanya hasil
siklus I yang menunjukan masih
pada pra siklus yang menunjukan
rendahnya minat belajar siswa pada
52
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
Bahasa
Indonesia,
maka
peneliti
V. PEMBAHASAN
bersama kolaborator sepakat untuk
Pada perbaikan pembelajaran
melakukan penelitian pada siklus II,
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
adapun hasil pada siklus II dapat
peneliti
dilihat sebagai berikut:
menggunakan
model
pembelajaran direct learning dengan
Tabel 4.3
Rekapitulasi hasil observasi minat
belajar siswa pada Siklus II
lebih memberikan kesempatan siswa
untuk lebih aktif. Ternyata dengan cara
belajar
yang
demikian,
mendapat
respon yang sangat baik, dari hasil tes
yang didapat di akhir pelajaran, 92 %
siswa sudah mendapat nilai 68 ke atas,
Berdasarkan
Rekapitulasi
belajar
pada
hasil
siswa
Tabel
observasi
dalam
4.3
meskipun masih
minat
ada 2 siswa yang
mendapat nilai di bawah 68.
mengikuti
Dari hasil pembelajaran yang
pelaksanaan pembelajaran, diperoleh
dilakukan peneliti dari pembelajaran
keterangan sebagai berikut:
awal atau pra siklus sampai dengan
a) Pada studi awal,
dari
25 siswa,
perbaikan pembelajaran siklus II, maka
hanya 5 siswa yang menunjukkan
peneliti berkesimpulan bahwa dengan
peningkatan minat
menggunakan metode direct learning
belajar atau
(20,00%).
b) Pada
Siklus
menunjukkan
pada pelajaran Bahasa Indonesia materi
I,
siswa
yang
menulis cerita dapat meningkatkan
peningkatan
minat
hasil belajar siswa kelas II di SD
belajar meningkat menjadi 13 siswa
Negeri 3 Karangraja
atau (52,00%).
c) Pada
Siklus
menunjukkan
Tabel 4.4 Perbandingan nilai dari
II,
siswa
yang
peningkatan
minat
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
belajar meningkat menjadi 23 siswa
atau (92,00%).
d) Dari studi awal ke Siklus I, minat
atau
kesungguhan
belajar
naik
(32,00%), dan dari Siklus I ke Siklus
Grafik 4.1 Presentase Perolehan nilai
II, minat atau kesungguhan belajar
persiklus
siswa naik(40,00%).
53
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
sampai siklus II, dimana
nilai
rata-rata siklus I 66,80 meningkat
13,80 point menjadi 80,60 pada
siklus II.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Kebudayaan.
(2007). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan
Penelitian
Tindakan
Kelas (PTK) yang dilakukan pada
Fitri Yuliawati, dkk. (2012). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
kelas II di SDN 3 Karangraja dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:.
a.
Melalui
penggunaan
direct learning
pada
metode
Irawan
mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi
menulis cerita di kelas II dapat
Sukardi. (2004). Metodologi penelitian
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
meningkatkan minat belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pengamatan
observer yang telah dilakukan pada
siswa
mulai
dari
pra
siklus,
kemudian siklus I sampai Siklus II
dan terjadi peningkatan disetiap
siklusnya yaitu dari pra siklus
20,00% meningkat 32,00% pada
siklus I menjadi 52,00% kemudian
meningkat 40,00 % pada siklus II
menjadi 92,00%.
b. Melalui
penggunaan
direct learning
pada
Soehartono.
(2008).
Metode
penelitian sosial. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
metode
mata
pelajaran bahasa Indonesia materi
menulis cerita di kelas II dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan nilai hasil
belajar yang diperoleh dari siklus I
54
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT LEARNING PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS CERITA GUNA
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS II
SD N 3 KARANGRAJA
Ponidi1), Marilin Kristina2)
STMIK Pringsewu Lampung
oniponidi@yahoo.com1), marilin_kristina@yahoo.com2)
Abstrak
Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia menyebabkan
sebagian besar siswa kurang antusias mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh
guru, sehingga hasil belajar siswa rendah. Dengan kondisi tersebut guru berusaha
memperbaiki pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pokok menulis cerita melalui
pembelajaran Direct Learning di kelas II SDN 3 Karangraja. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas II SDN 3 Karangraja, yang berjumlah 25 siswa. Metode yang
digunakan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah metode Direct Learning. Data
yang diperoleh melalui hasil evaluasi siswa dan pengamatan oleh observer.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setiap siklus ada kemajuan terbukti pada siklus pertama minat peserta didik
mencapai 13 siswa (52,00%) dalam pembelajaran dan peserta didik yang tuntas
belajar pada perbaikan siklus I baru 13 siswa (52,0%). Pada perbaikan siklus II
terjadi peningkatan minat yaitu sebanyak 23 peserta didik (92,00%)). sedangkan
hasil belajar peserta didik semakin meningkat dengan ketuntasan belajar mencapai
23 siswa (92,0%). Hal ini membuktikan bahwa melalui metode Direct Learning
siswa dapat memecahkan permasalahan sendiri dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
materi pokok menulis cerita, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Kesimpulan
melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Direct Learning dapat
meningkatkan minta dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Minat Belajar, Metode Direct Learning, Menulis erita , Bahasa Indonesia.
landasan
I. Latara Belakang Masalah
Keterampilan
jenjang awal pendidikan sekolah yang
dasar
manusia
sebagai
Negara.
Lembaga
pendidikan
dasar
yang
mutlak harus dimiliki oleh setiap siswa
pembentukan
pribadi
menyelesaikan
pendidikan pada jenjang berikutnya.
Pendidikan dasar merupakan
memberikan
untuk
adalah
warga
keterampilan
berbahasa
ini
Indonesia.
Keterampilan
membekali
Indonesia
tersebut
siswanya dengan berbagai nilai, sikap,
memiliki
ilmu
serta kemampuan dan keterampilan
mengembangkan diri menjadi warga
dasar
yang lebih baik. Begitu pula di
seyogyanya
yang
dapat
cukup
kuat
sebagai
46
berbahasa
siswa
serta
dapat
dapat
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
lingkungan SD Negeri 3 Karangraja
dengan memilih dan menggunakan
siswa lebih sering dan mengerti dengan
metode dan media pembelajaran yang
bahasa keseharian atau pergaulan di
tepat
lingkungan
menggunakan media visual yang dapat
sekitar.
Pada
tahap
dan
variatif
yaitu
pembelajaran bahasa ini pula mereka
membantu
pertama mengenali serta memahami
ruang, waktu dan daya indera.
lingkungan sekitarnya, menyerap serta
menerapkan
nilai
keterbatasan
Di SD Negeri 3 Karang Raja
yang
sering mendapatkan kesulitan sehingga
berlaku dalam lingkungannya. Dalam
siswa dalam menulis hal ini dapat
kaitan
terlihat
ini
berbagai
mengatasi
dengan
penting
arti
Indonesia
di
karangan sederhana, mendeskripsikan
melalui
suatu benda ataupun ketika menulis
pendidikan tersebut diupayakan proses
cerita, mereka sering mengeluh dan
pembudayaan Bahasa Indonesia pada
terlihat bingung dengan apa yang
anak-anak yang lahir sebagai insan
mereka tulis.
pendidikan
Sekolah
sangat
Bahasa
Dasar,
karena
daerah.
ketika
disuruh
membuat
Berdasarkan hal tersebut maka
Sesuai dengan kenyataan yang
peneliti
meminta
terjadi pada saat ini, mata pelajaran
teman
bahasa Indonesia
mengidentifikasi
sering diremehkan
sejawat
bantuan
untuk
kepada
membantu
kekurangan
dari
oleh sebagian besar siswa, bahkan
pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
dianggap
yang
hasil diskusi ada beberapa masalah
membosankan, khususnya dalam aspek
yang dihadapi dalam pembelajaran
menulis. Pada tahap dunia pendidikan,
yang meliputi: (1) Kurangnya motivasi
menulis merupakan suatu tuntutan
dan minat siswa terhadap kegiatan
keterampilan yang harus dikuasai oleh
menulis; (2) Pengembangan strategi
manusia sebagai bahasa tulis.
pembelajaran
sebagai
pelajaran
yang
kurang
Mengingat pentingnya menulis
membangkitkan daya imajinasi siswa
bagi siswa, guru semestinya bisa
dalam bahasa maupun bersastra; (3)
membangkitkan
kegairahan
siswa
Media pembelajaran yang digunakan
untuk
serta
menjadikan
kurang sesuai sehingga siswa kurang
menulis
menulis itu merupakan pekerjaan yang
bersemangat dalam belajar
alami dan menyenangkan. Langkah
Berdasarkan dari identifikasi
utama yang bisa ditempuh adalah
masalah peneliti melakukan refleksi
47
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
diri dan diskusi dengan teman sejawat,
Metode
pengumpulan
dapat di ketahui bahwa kemungkinan
dilakukan dengan cara :
data
a. Dokumentasi
faktor penyebab rendahnya tingkat
materi
Metode dokumentasi yaitu
pembelajaran dan rendahnya keaktifan
mencari data mengenai berbagai hal
serta perhatian siswa dalam proses
yang menyangkut catatan, trankrip,
pembelajaran adalah.
majalah,
penguasaan
siswa
terhadap
Memperhatikan
kelas
untuk
masalah
yang
diambil
direct
(mitra
catatan
catatan
penelitian),
harian
kolaborator
nilai
siswa,
maupun catatan perkembangan siswa
Pengunaan
learning.
dari
pembelajaran,
dengan
melakukan pembelajaran menggunakan
model
agenda,
penelitian ini metode dokumentasi
mengatasi
terjadi,
rapat,
catatan nilai dan sebagainya. Dalam
kendala
tersebut penulis mengadakan penelitian
tindakan
notulen
dalam proses pembelajaran.
model direct learning diharapkan akan
b. Observasi
mempermudah dalam memahami dan
Observasi yaitu pengamatan
memperdalam keterampilan menulis
dengan
menggunakan
indera
cerita untuk meningkatkan motivasi
penglihatan. Metode observasi adalah
belajar
cara-cara
siswa
sehingga
dapat
menganalisis
dan
meningkatkan hasil belajar pada siswa
mengadakan
kelas II SD Negeri 3 Karangraja.
sistematis mengenai tingkah laku
II. METODE PENELITIAN
Penelitian
metode
deskriptif
ini
menggunakan
kuantitaif.
menggambarkan
melihat
individu
atau
atau
secara
mengamati
kelompok
Metode
ini
secara
digunakan
untuk melihat dan mengamati secara
penelitian diskriptif kuantitatif, peneliti
berusaha
dengan
langsung.
Pada
pencatatan
langsung keadaan di lapangan agar
kegiatan
peneliti memperoleh gambaran yang
penelitian yang dilakukan pada objek
lebih luas tentang permasalahan yang
tertentu secara jelas dan sistematis
diteliti (Irawan Soehartono, 2008:
(Sukardi, 2004: 14). Penelitian deskriptif
69).
bertujuan untuk memberikan gambaran
Metode
tentang suatu hubungan antara dua gejala
observasi
dilaksanakan dengan cara melihat
atau lebih (Irawan Soehartono, 2008:
kegiatan
35).
belajar
mengajar
secara
langsung yang berhubungan dengan
penelitian. Observasi dilaksanakan di
48
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
lingkungan
sekolah
pembelajaran
Indonesia
sangat
pada
Pendidikan
dilaksanakan.
membantu
saat
diperoleh
Bahasa
mengetahui
Observasi
untuk
dengan
tujuan
prestasi
untuk
belajar
yang
dicapai siswa juga untuk memperoleh
dapat
respon
siswa
terhadap
kegiatan
mempelajari perkembangan aktivitas
pembelajaran serta aktivitas siswa
siswa dan keterlibatan dalam proses
selama proses pembelajaran.
pembelajaran
Pendidikan
Bahasa
Tingkat
Indonesia
keberhasilan
atau
persentase keberhasilan siswa setelah
c. Tes
proses
Metode tes digunakan untuk
belajar
mengajar
setiap
mengukur kemampuan siswa dalam
putarannya dilakukan dengan cara
menguasai materi pelajaran yang telah
memberikan evaluasi berupa soal tes
diberikan oleh guru. Metode tes dalam
tertulis pada setiap akhir putaran.
penelitian
ini
diberikan
Analisis ini dihitung dengan
secara
bertahap, setelah siswa mengikuti
menggunakan
metode-metode
yang
yaitu Ketuntasan belajar berdasarkan
yang
kurikulum tingkat satuan pendidikan
disampaikan
pengajaran
oleh
guru
bersangkutan.
(KTSP).
statistik
Siswa
sederhana
dinyatakan
tuntas
belajar bila telah mencapai hasil/ nilai
III. ANALISIS DATA
Data-data
sesuai
yang
diperlukan
KKM
68
pelajaran
bahasa
dalam penelitian ini diperoleh melalui
Dinyatakan
tuntas
observasi
dikelas
pengolahan
pembelajaran
diskusi,
metode
observasi
tersebut
untuk
mata
Indonesia.
belajar
telah
bila
mencapai
75% dari KKM. Guna menghitung
aktivitas siswa dan guru, dan tes
prosentase
formatif.
digunakan rumus sebagai berikut :
metode
dalam
belajar
jumlah siswa yang tuntas
x 100 %
jumlah total siswa
Guna mengetahui keefektifan
suatu
ketuntasan
kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa
data. Pada penelitian ini menggunakan
Hasil
teknik analisis deskriptif kuantitatif,
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
yaitu suatu metode penelitian yang
(KKM) belajar yang dikelompokkan
bersifat menggambarkan kenyataan
kedalam 2 kategori yaitu tuntas dan
atau fakta sesuai dengan data yang
tidak tuntas sebagai berikut:
49
perhitungan
dikonsultasikan
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
a. Rencana (Planing)
Tabel 3.2
Perencanaan adalah mengembangkan
Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar
Kriteria
rencana tindakan yang secara kritis
Kualifikasi
untuk meningkatkan apa yang telah
ketuntasan
≥ 68
Tuntas
terjadi. Rencana PTK hendaknya
< 68
Tidak Tuntas
cukup
Prosedur
Pembelajaran
Penelitian
untuk
dapat
diadaptasikan dengan pengaruh yang
(Depdikbud. 2007: 11)
Desain
fleksibel
Perbaikan
tidak dapat diduga dan kendala yang
Tindakan
belum
kelihatan.
hendaknya
Kelas
Rencana
disusun
PTK
berdasarkan
kepada hasil pengamatan awal yang
reflektif.
Peneliti
melakukan
hendaknya
pengamatan
awal
terhadap situasi kelas dalam konteks
situasi sekolah secara umum. Dari
sini
peneliti
akan
mendapatkan
gambaran umum tentang masalah
yang ada.
Hasil pengamatan awal terhadap
proses yang terjadi dalam situasi
Gambar 3.1 : Siklus PTK Model
Kemmis dan McTaggart (Fitri
Yuliawati dkk, 2012: 24)
Desain
penelitian
yang ingin diperbaiki dituangkan
dalam
bentuk
lapangan
yang
catatan-catatan
lengkap
yang
dipergunakan berbentuk siklus model
menggambarkan
Kemmis dan McTaggrat. Siklus ini
cuplikan
tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi
pembelajaran dalam situasi yang
beberapa kali hingga tercapai tujuan
akan ditingkatkan atau diperbaiki.
yang diharapkan. Desain penelitian ini
Kemudian catatan-catatan lapangan
adalah
perencanaan,
dan
tersebut dicermati bersama untuk
strategi
penelitian
rangka
melihat masalah-masalah yang ada
yang
dan aspek-aspek apa yang perlu
mengendalikan
mungkin
struktur
dalam
penyimpangan
terjadi
dan
atau
ditingkatkan
menjawab
pertanyaan yang mungkin terjadi.
50
dengan
episode
untuk
jelas
proses
memcahkan
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
masalah yang terjadi dalam proses
data yang berupa proses kinerja
belajar mengajar.
PBM.
d. Refleksi (Reflection)
b. Tindakan (Acting)
Tindakan yang dimaksud di sini
Refleksi
adalah
dilakukan
merenungkan suatu tindakan persis
secara sadar dan terkendali, yang
seperti yang telah dicatat dalam
merupakan
observasi.
Refleksi
berusaha
cermat dan bijaksana. Praktik diakui
memahami
proses,
masalah,
sebagai gagasan dalam tindakan dan
persoalan, dan kendala yang nyata
tindakan
sebagai
dalam tindakan strategis. Refleksi
pengembangan
biasanya dibantu oleh diskusi di
tindakan
variasi
itu
pijakan
yang
praktik
digunakan
bagi
yang
adalah
antara
tindakan yang disertai niat untuk
Melalui diskusi, refleksi memberikan
memperbaiki
PTK
dasar perbaikan rencana. Refleksi
didasarkan atas pertimbangan teoritis
(perenungan) merupakan kegiatan
dan empiris agar hasil yang diperoleh
analisis, interpretasi dan eksplanasi
berupa peningkatan PBM optimal.
(penjelasan)
informasi
c. Observasi (Observing)
Observasi
berfungsi
mendokumentasikan
dan
dan
tindakan-tindakan berikutnya, yaitu
keadaan.
peneliti
mengingat
kolaborator.
terhadap
yang
semua
diperoleh
dari
observasi atas pelaksanaan tindakan.
untuk
pengaruh
tindakan terkait. Observasi perlu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum
direncanakan dan juga didasarkan
melaksanakan
dengan keterbukaan pandangan dan
penelitian pada siklus I, terlebih
pikiran
responsif.
dahulu peneliti mencari data awal nilai
seluruh
keterampilan menulis pada pelajaran
proses tindakan terkait, pengaruhnya
Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN
(yang disengaja dan tidak disengaja),
3 Karangraja. Guna mengetahui ada
keadaan
tidaknya
Objek
serta
bersifat
observasi
dan
adalah
kendala
tindakan
peningkatan
keterampilan
direncanakan dan pengaruhnya, serta
menulis pada siswa kelas II. Peneliti
persoalan lain yang timbul dalam
terlebih dahulu melakukan tindakan
konteks terkait. Observasi dalam
awal,
PTK adalah kegiatan pengumpulan
keterampilan
yaitu
melakukan
observasi
menulis siswa tanpa
menerapkan metode Direct Learning.
51
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
dilakukan
masih rendahnya minat belajar siswa
dengan tujuan untuk memperoleh data
pada Bahasa Indonesia, maka peneliti
yang
bersama kolaborator sepakat untuk
Penelitian
tahap
nantinya
awal
digunakan
sebagai
yang
melakukan penelitian pada siklus I,
diperoleh sesudah penerapan metode
adapun hasil pada siklus I dapat dilihat
Direct Learning. Adapun hasil pada
sebagai berikut:
pembanding
data
penelitian
Tabel 4.2
Rekapitulasi hasil observasi minat
belajar siswa pada Siklus I
pra siklus dapat di lihat pada table
berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi hasil Pra siklus minat
belajar siswa
Berdasarkan pada hasil Tabel 4.2
Berdasarkan
pada
Tabel
4.1.
Rekapitulasi hasil observasi minat
Rekapitulasi hasil observasi minat
belajar
belajar siswa
pelaksanaan pembelajaran, diperoleh
dalam
pelaksanaan
diperoleh
mengikuti
pembelajaran,
keterangan
siswa
dalam
mengikuti
keterangan sebagai berikut :
sebagai
a) Pada studi awal, dari 25 siswa,
berikut :
hanya 5 siswa yang menunjukkan
a) Hasil studi awal diperoleh data
minat dalam belajar atau (20,00 %).
untuk
siswayang
telah
b)
Pada
Siklus
I,
siswa
yang
bersunguh-sungguh menujukan
menunjukkan peningkatan minat
minat
dalam belajar meningkat menjadi
dalam
belajar,minat
belajar siswa ada 5 siswa, atau
13 siswa atau (52,00%).
(20,00%).
c) Dari studi awal ke Siklus I, minat
b) Terdapat
20
siswa,
atau
belajar siswa naik (32,00%).
(80,00%) yang belum benar-
Proses pembelajaran yang telah di
benar dalam menujukan minat
lakukan pada siklus I merupakan suatu
belajar, ini berarti masih rendah
acuan untuk memperoleh nilai dalam
dan
menentukan
belum
mencapai
Ketuntasan.
proses
selanjutnya.
Berkitan dengan adanya hasil pada
Berkitan dengan adanya hasil
siklus I yang menunjukan masih
pada pra siklus yang menunjukan
rendahnya minat belajar siswa pada
52
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
Bahasa
Indonesia,
maka
peneliti
V. PEMBAHASAN
bersama kolaborator sepakat untuk
Pada perbaikan pembelajaran
melakukan penelitian pada siklus II,
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
adapun hasil pada siklus II dapat
peneliti
dilihat sebagai berikut:
menggunakan
model
pembelajaran direct learning dengan
Tabel 4.3
Rekapitulasi hasil observasi minat
belajar siswa pada Siklus II
lebih memberikan kesempatan siswa
untuk lebih aktif. Ternyata dengan cara
belajar
yang
demikian,
mendapat
respon yang sangat baik, dari hasil tes
yang didapat di akhir pelajaran, 92 %
siswa sudah mendapat nilai 68 ke atas,
Berdasarkan
Rekapitulasi
belajar
pada
hasil
siswa
Tabel
observasi
dalam
4.3
meskipun masih
minat
ada 2 siswa yang
mendapat nilai di bawah 68.
mengikuti
Dari hasil pembelajaran yang
pelaksanaan pembelajaran, diperoleh
dilakukan peneliti dari pembelajaran
keterangan sebagai berikut:
awal atau pra siklus sampai dengan
a) Pada studi awal,
dari
25 siswa,
perbaikan pembelajaran siklus II, maka
hanya 5 siswa yang menunjukkan
peneliti berkesimpulan bahwa dengan
peningkatan minat
menggunakan metode direct learning
belajar atau
(20,00%).
b) Pada
Siklus
menunjukkan
pada pelajaran Bahasa Indonesia materi
I,
siswa
yang
menulis cerita dapat meningkatkan
peningkatan
minat
hasil belajar siswa kelas II di SD
belajar meningkat menjadi 13 siswa
Negeri 3 Karangraja
atau (52,00%).
c) Pada
Siklus
menunjukkan
Tabel 4.4 Perbandingan nilai dari
II,
siswa
yang
peningkatan
minat
Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
belajar meningkat menjadi 23 siswa
atau (92,00%).
d) Dari studi awal ke Siklus I, minat
atau
kesungguhan
belajar
naik
(32,00%), dan dari Siklus I ke Siklus
Grafik 4.1 Presentase Perolehan nilai
II, minat atau kesungguhan belajar
persiklus
siswa naik(40,00%).
53
ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X
Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
sampai siklus II, dimana
nilai
rata-rata siklus I 66,80 meningkat
13,80 point menjadi 80,60 pada
siklus II.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Kebudayaan.
(2007). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan
Penelitian
Tindakan
Kelas (PTK) yang dilakukan pada
Fitri Yuliawati, dkk. (2012). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
kelas II di SDN 3 Karangraja dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:.
a.
Melalui
penggunaan
direct learning
pada
metode
Irawan
mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi
menulis cerita di kelas II dapat
Sukardi. (2004). Metodologi penelitian
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
meningkatkan minat belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pengamatan
observer yang telah dilakukan pada
siswa
mulai
dari
pra
siklus,
kemudian siklus I sampai Siklus II
dan terjadi peningkatan disetiap
siklusnya yaitu dari pra siklus
20,00% meningkat 32,00% pada
siklus I menjadi 52,00% kemudian
meningkat 40,00 % pada siklus II
menjadi 92,00%.
b. Melalui
penggunaan
direct learning
pada
Soehartono.
(2008).
Metode
penelitian sosial. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
metode
mata
pelajaran bahasa Indonesia materi
menulis cerita di kelas II dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan nilai hasil
belajar yang diperoleh dari siklus I
54