IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT LEARNING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS CERITA GUNA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS II SD N 3 KARANGRAJA

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT LEARNING PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS CERITA GUNA
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS II
SD N 3 KARANGRAJA
Ponidi1), Marilin Kristina2)
STMIK Pringsewu Lampung
oniponidi@yahoo.com1), marilin_kristina@yahoo.com2)

Abstrak
Rendahnya minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia menyebabkan
sebagian besar siswa kurang antusias mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh
guru, sehingga hasil belajar siswa rendah. Dengan kondisi tersebut guru berusaha
memperbaiki pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi pokok menulis cerita melalui
pembelajaran Direct Learning di kelas II SDN 3 Karangraja. Subjek penelitian ini

adalah siswa kelas II SDN 3 Karangraja, yang berjumlah 25 siswa. Metode yang
digunakan dalam perbaikan pembelajaran ini adalah metode Direct Learning. Data
yang diperoleh melalui hasil evaluasi siswa dan pengamatan oleh observer.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setiap siklus ada kemajuan terbukti pada siklus pertama minat peserta didik
mencapai 13 siswa (52,00%) dalam pembelajaran dan peserta didik yang tuntas
belajar pada perbaikan siklus I baru 13 siswa (52,0%). Pada perbaikan siklus II
terjadi peningkatan minat yaitu sebanyak 23 peserta didik (92,00%)). sedangkan
hasil belajar peserta didik semakin meningkat dengan ketuntasan belajar mencapai
23 siswa (92,0%). Hal ini membuktikan bahwa melalui metode Direct Learning
siswa dapat memecahkan permasalahan sendiri dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
materi pokok menulis cerita, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Kesimpulan
melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode Direct Learning dapat
meningkatkan minta dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Minat Belajar, Metode Direct Learning, Menulis erita , Bahasa Indonesia.
landasan

I. Latara Belakang Masalah

Keterampilan


jenjang awal pendidikan sekolah yang
dasar

manusia

sebagai

Negara.

Lembaga

pendidikan

dasar

yang

mutlak harus dimiliki oleh setiap siswa


pembentukan

pribadi

menyelesaikan

pendidikan pada jenjang berikutnya.

Pendidikan dasar merupakan

memberikan

untuk

adalah

warga

keterampilan


berbahasa

ini

Indonesia.

Keterampilan

membekali

Indonesia

tersebut

siswanya dengan berbagai nilai, sikap,

memiliki

ilmu


serta kemampuan dan keterampilan

mengembangkan diri menjadi warga

dasar

yang lebih baik. Begitu pula di

seyogyanya

yang

dapat

cukup

kuat

sebagai
46


berbahasa

siswa
serta

dapat
dapat

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
lingkungan SD Negeri 3 Karangraja

dengan memilih dan menggunakan

siswa lebih sering dan mengerti dengan

metode dan media pembelajaran yang


bahasa keseharian atau pergaulan di

tepat

lingkungan

menggunakan media visual yang dapat

sekitar.

Pada

tahap

dan

variatif

yaitu


pembelajaran bahasa ini pula mereka

membantu

pertama mengenali serta memahami

ruang, waktu dan daya indera.

lingkungan sekitarnya, menyerap serta
menerapkan

nilai

keterbatasan

Di SD Negeri 3 Karang Raja

yang


sering mendapatkan kesulitan sehingga

berlaku dalam lingkungannya. Dalam

siswa dalam menulis hal ini dapat

kaitan

terlihat

ini

berbagai

mengatasi

dengan

penting


arti

Indonesia

di

karangan sederhana, mendeskripsikan

melalui

suatu benda ataupun ketika menulis

pendidikan tersebut diupayakan proses

cerita, mereka sering mengeluh dan

pembudayaan Bahasa Indonesia pada

terlihat bingung dengan apa yang


anak-anak yang lahir sebagai insan

mereka tulis.

pendidikan
Sekolah

sangat
Bahasa

Dasar,

karena

daerah.

ketika

disuruh

membuat

Berdasarkan hal tersebut maka
Sesuai dengan kenyataan yang

peneliti

meminta

terjadi pada saat ini, mata pelajaran

teman

bahasa Indonesia

mengidentifikasi

sering diremehkan

sejawat

bantuan
untuk

kepada

membantu

kekurangan

dari

oleh sebagian besar siswa, bahkan

pembelajaran yang dilaksanakan. Dari

dianggap

yang

hasil diskusi ada beberapa masalah

membosankan, khususnya dalam aspek

yang dihadapi dalam pembelajaran

menulis. Pada tahap dunia pendidikan,

yang meliputi: (1) Kurangnya motivasi

menulis merupakan suatu tuntutan

dan minat siswa terhadap kegiatan

keterampilan yang harus dikuasai oleh

menulis; (2) Pengembangan strategi

manusia sebagai bahasa tulis.

pembelajaran

sebagai

pelajaran

yang

kurang

Mengingat pentingnya menulis

membangkitkan daya imajinasi siswa

bagi siswa, guru semestinya bisa

dalam bahasa maupun bersastra; (3)

membangkitkan

kegairahan

siswa

Media pembelajaran yang digunakan

untuk

serta

menjadikan

kurang sesuai sehingga siswa kurang

menulis

menulis itu merupakan pekerjaan yang

bersemangat dalam belajar

alami dan menyenangkan. Langkah

Berdasarkan dari identifikasi

utama yang bisa ditempuh adalah

masalah peneliti melakukan refleksi
47

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
diri dan diskusi dengan teman sejawat,

Metode

pengumpulan

dapat di ketahui bahwa kemungkinan

dilakukan dengan cara :

data

a. Dokumentasi

faktor penyebab rendahnya tingkat
materi

Metode dokumentasi yaitu

pembelajaran dan rendahnya keaktifan

mencari data mengenai berbagai hal

serta perhatian siswa dalam proses

yang menyangkut catatan, trankrip,

pembelajaran adalah.

majalah,

penguasaan

siswa

terhadap

Memperhatikan

kelas

untuk

masalah

yang

diambil

direct

(mitra

catatan
catatan

penelitian),

harian

kolaborator
nilai

siswa,

maupun catatan perkembangan siswa

Pengunaan

learning.

dari

pembelajaran,

dengan

melakukan pembelajaran menggunakan
model

agenda,

penelitian ini metode dokumentasi

mengatasi

terjadi,

rapat,

catatan nilai dan sebagainya. Dalam

kendala

tersebut penulis mengadakan penelitian
tindakan

notulen

dalam proses pembelajaran.

model direct learning diharapkan akan

b. Observasi

mempermudah dalam memahami dan

Observasi yaitu pengamatan

memperdalam keterampilan menulis

dengan

menggunakan

indera

cerita untuk meningkatkan motivasi

penglihatan. Metode observasi adalah

belajar

cara-cara

siswa

sehingga

dapat

menganalisis

dan

meningkatkan hasil belajar pada siswa

mengadakan

kelas II SD Negeri 3 Karangraja.

sistematis mengenai tingkah laku

II. METODE PENELITIAN
Penelitian
metode

deskriptif

ini

menggunakan

kuantitaif.

menggambarkan

melihat

individu

atau

atau

secara

mengamati

kelompok

Metode

ini

secara

digunakan

untuk melihat dan mengamati secara

penelitian diskriptif kuantitatif, peneliti
berusaha

dengan

langsung.

Pada

pencatatan

langsung keadaan di lapangan agar

kegiatan

peneliti memperoleh gambaran yang

penelitian yang dilakukan pada objek

lebih luas tentang permasalahan yang

tertentu secara jelas dan sistematis

diteliti (Irawan Soehartono, 2008:

(Sukardi, 2004: 14). Penelitian deskriptif

69).

bertujuan untuk memberikan gambaran

Metode

tentang suatu hubungan antara dua gejala

observasi

dilaksanakan dengan cara melihat

atau lebih (Irawan Soehartono, 2008:

kegiatan

35).

belajar

mengajar

secara

langsung yang berhubungan dengan
penelitian. Observasi dilaksanakan di

48

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
lingkungan

sekolah

pembelajaran
Indonesia
sangat

pada

Pendidikan

dilaksanakan.
membantu

saat

diperoleh

Bahasa

mengetahui

Observasi

untuk

dengan

tujuan

prestasi

untuk

belajar

yang

dicapai siswa juga untuk memperoleh

dapat

respon

siswa

terhadap

kegiatan

mempelajari perkembangan aktivitas

pembelajaran serta aktivitas siswa

siswa dan keterlibatan dalam proses

selama proses pembelajaran.

pembelajaran

Pendidikan

Bahasa

Tingkat

Indonesia

keberhasilan

atau

persentase keberhasilan siswa setelah

c. Tes

proses

Metode tes digunakan untuk

belajar

mengajar

setiap

mengukur kemampuan siswa dalam

putarannya dilakukan dengan cara

menguasai materi pelajaran yang telah

memberikan evaluasi berupa soal tes

diberikan oleh guru. Metode tes dalam

tertulis pada setiap akhir putaran.

penelitian

ini

diberikan

Analisis ini dihitung dengan

secara

bertahap, setelah siswa mengikuti

menggunakan

metode-metode

yang

yaitu Ketuntasan belajar berdasarkan

yang

kurikulum tingkat satuan pendidikan

disampaikan

pengajaran
oleh

guru

bersangkutan.

(KTSP).

statistik

Siswa

sederhana

dinyatakan

tuntas

belajar bila telah mencapai hasil/ nilai
III. ANALISIS DATA
Data-data

sesuai
yang

diperlukan

KKM

68

pelajaran

bahasa

dalam penelitian ini diperoleh melalui

Dinyatakan

tuntas

observasi

dikelas

pengolahan

pembelajaran

diskusi,

metode
observasi

tersebut

untuk

mata

Indonesia.
belajar

telah

bila

mencapai

75% dari KKM. Guna menghitung

aktivitas siswa dan guru, dan tes

prosentase

formatif.

digunakan rumus sebagai berikut :
metode

dalam

belajar

jumlah siswa yang tuntas
x 100 %
jumlah total siswa

Guna mengetahui keefektifan
suatu

ketuntasan

kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa
data. Pada penelitian ini menggunakan

Hasil

teknik analisis deskriptif kuantitatif,

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

yaitu suatu metode penelitian yang

(KKM) belajar yang dikelompokkan

bersifat menggambarkan kenyataan

kedalam 2 kategori yaitu tuntas dan

atau fakta sesuai dengan data yang

tidak tuntas sebagai berikut:
49

perhitungan

dikonsultasikan

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018

a. Rencana (Planing)

Tabel 3.2

Perencanaan adalah mengembangkan

Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar
Kriteria

rencana tindakan yang secara kritis

Kualifikasi

untuk meningkatkan apa yang telah

ketuntasan
≥ 68

Tuntas

terjadi. Rencana PTK hendaknya

< 68

Tidak Tuntas

cukup

Prosedur

Pembelajaran

Penelitian

untuk

dapat

diadaptasikan dengan pengaruh yang

(Depdikbud. 2007: 11)
Desain

fleksibel

Perbaikan

tidak dapat diduga dan kendala yang

Tindakan

belum

kelihatan.

hendaknya

Kelas

Rencana

disusun

PTK

berdasarkan

kepada hasil pengamatan awal yang
reflektif.

Peneliti

melakukan

hendaknya

pengamatan

awal

terhadap situasi kelas dalam konteks
situasi sekolah secara umum. Dari
sini

peneliti

akan

mendapatkan

gambaran umum tentang masalah
yang ada.
Hasil pengamatan awal terhadap
proses yang terjadi dalam situasi

Gambar 3.1 : Siklus PTK Model
Kemmis dan McTaggart (Fitri
Yuliawati dkk, 2012: 24)
Desain

penelitian

yang ingin diperbaiki dituangkan
dalam

bentuk

lapangan

yang

catatan-catatan

lengkap

yang

dipergunakan berbentuk siklus model

menggambarkan

Kemmis dan McTaggrat. Siklus ini

cuplikan

tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi

pembelajaran dalam situasi yang

beberapa kali hingga tercapai tujuan

akan ditingkatkan atau diperbaiki.

yang diharapkan. Desain penelitian ini

Kemudian catatan-catatan lapangan

adalah

perencanaan,

dan

tersebut dicermati bersama untuk

strategi

penelitian

rangka

melihat masalah-masalah yang ada

yang

dan aspek-aspek apa yang perlu

mengendalikan
mungkin

struktur
dalam

penyimpangan

terjadi

dan

atau

ditingkatkan

menjawab

pertanyaan yang mungkin terjadi.
50

dengan
episode

untuk

jelas
proses

memcahkan

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
masalah yang terjadi dalam proses

data yang berupa proses kinerja

belajar mengajar.

PBM.
d. Refleksi (Reflection)

b. Tindakan (Acting)
Tindakan yang dimaksud di sini

Refleksi

adalah

dilakukan

merenungkan suatu tindakan persis

secara sadar dan terkendali, yang

seperti yang telah dicatat dalam

merupakan

observasi.

Refleksi

berusaha

cermat dan bijaksana. Praktik diakui

memahami

proses,

masalah,

sebagai gagasan dalam tindakan dan

persoalan, dan kendala yang nyata

tindakan

sebagai

dalam tindakan strategis. Refleksi

pengembangan

biasanya dibantu oleh diskusi di

tindakan

variasi

itu

pijakan

yang

praktik

digunakan

bagi

yang

adalah

antara

tindakan yang disertai niat untuk

Melalui diskusi, refleksi memberikan

memperbaiki

PTK

dasar perbaikan rencana. Refleksi

didasarkan atas pertimbangan teoritis

(perenungan) merupakan kegiatan

dan empiris agar hasil yang diperoleh

analisis, interpretasi dan eksplanasi

berupa peningkatan PBM optimal.

(penjelasan)
informasi

c. Observasi (Observing)
Observasi

berfungsi

mendokumentasikan

dan

dan

tindakan-tindakan berikutnya, yaitu

keadaan.

peneliti

mengingat

kolaborator.

terhadap
yang

semua

diperoleh

dari

observasi atas pelaksanaan tindakan.

untuk
pengaruh

tindakan terkait. Observasi perlu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum

direncanakan dan juga didasarkan

melaksanakan

dengan keterbukaan pandangan dan

penelitian pada siklus I, terlebih

pikiran

responsif.

dahulu peneliti mencari data awal nilai

seluruh

keterampilan menulis pada pelajaran

proses tindakan terkait, pengaruhnya

Bahasa Indonesia siswa kelas II SDN

(yang disengaja dan tidak disengaja),

3 Karangraja. Guna mengetahui ada

keadaan

tidaknya

Objek

serta

bersifat

observasi

dan

adalah

kendala

tindakan

peningkatan

keterampilan

direncanakan dan pengaruhnya, serta

menulis pada siswa kelas II. Peneliti

persoalan lain yang timbul dalam

terlebih dahulu melakukan tindakan

konteks terkait. Observasi dalam

awal,

PTK adalah kegiatan pengumpulan

keterampilan

yaitu

melakukan

observasi

menulis siswa tanpa

menerapkan metode Direct Learning.
51

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
dilakukan

masih rendahnya minat belajar siswa

dengan tujuan untuk memperoleh data

pada Bahasa Indonesia, maka peneliti

yang

bersama kolaborator sepakat untuk

Penelitian

tahap

nantinya

awal

digunakan

sebagai
yang

melakukan penelitian pada siklus I,

diperoleh sesudah penerapan metode

adapun hasil pada siklus I dapat dilihat

Direct Learning. Adapun hasil pada

sebagai berikut:

pembanding

data

penelitian

Tabel 4.2
Rekapitulasi hasil observasi minat
belajar siswa pada Siklus I

pra siklus dapat di lihat pada table
berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi hasil Pra siklus minat
belajar siswa

Berdasarkan pada hasil Tabel 4.2
Berdasarkan

pada

Tabel

4.1.

Rekapitulasi hasil observasi minat

Rekapitulasi hasil observasi minat

belajar

belajar siswa

pelaksanaan pembelajaran, diperoleh

dalam

pelaksanaan
diperoleh

mengikuti

pembelajaran,
keterangan

siswa

dalam

mengikuti

keterangan sebagai berikut :

sebagai

a) Pada studi awal, dari 25 siswa,

berikut :

hanya 5 siswa yang menunjukkan

a) Hasil studi awal diperoleh data

minat dalam belajar atau (20,00 %).

untuk

siswayang

telah

b)

Pada

Siklus

I,

siswa

yang

bersunguh-sungguh menujukan

menunjukkan peningkatan minat

minat

dalam belajar meningkat menjadi

dalam

belajar,minat

belajar siswa ada 5 siswa, atau

13 siswa atau (52,00%).

(20,00%).

c) Dari studi awal ke Siklus I, minat

b) Terdapat

20

siswa,

atau

belajar siswa naik (32,00%).

(80,00%) yang belum benar-

Proses pembelajaran yang telah di

benar dalam menujukan minat

lakukan pada siklus I merupakan suatu

belajar, ini berarti masih rendah

acuan untuk memperoleh nilai dalam

dan

menentukan

belum

mencapai

Ketuntasan.

proses

selanjutnya.

Berkitan dengan adanya hasil pada

Berkitan dengan adanya hasil

siklus I yang menunjukan masih

pada pra siklus yang menunjukan

rendahnya minat belajar siswa pada
52

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018
Bahasa

Indonesia,

maka

peneliti

V. PEMBAHASAN

bersama kolaborator sepakat untuk

Pada perbaikan pembelajaran

melakukan penelitian pada siklus II,

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

adapun hasil pada siklus II dapat

peneliti

dilihat sebagai berikut:

menggunakan

model

pembelajaran direct learning dengan

Tabel 4.3
Rekapitulasi hasil observasi minat
belajar siswa pada Siklus II

lebih memberikan kesempatan siswa
untuk lebih aktif. Ternyata dengan cara
belajar

yang

demikian,

mendapat

respon yang sangat baik, dari hasil tes
yang didapat di akhir pelajaran, 92 %
siswa sudah mendapat nilai 68 ke atas,
Berdasarkan
Rekapitulasi
belajar

pada

hasil

siswa

Tabel

observasi
dalam

4.3

meskipun masih

minat

ada 2 siswa yang

mendapat nilai di bawah 68.

mengikuti

Dari hasil pembelajaran yang

pelaksanaan pembelajaran, diperoleh

dilakukan peneliti dari pembelajaran

keterangan sebagai berikut:

awal atau pra siklus sampai dengan

a) Pada studi awal,

dari

25 siswa,

perbaikan pembelajaran siklus II, maka

hanya 5 siswa yang menunjukkan

peneliti berkesimpulan bahwa dengan

peningkatan minat

menggunakan metode direct learning

belajar atau

(20,00%).
b) Pada

Siklus

menunjukkan

pada pelajaran Bahasa Indonesia materi
I,

siswa

yang

menulis cerita dapat meningkatkan

peningkatan

minat

hasil belajar siswa kelas II di SD

belajar meningkat menjadi 13 siswa

Negeri 3 Karangraja

atau (52,00%).
c) Pada

Siklus

menunjukkan

Tabel 4.4 Perbandingan nilai dari
II,

siswa

yang

peningkatan

minat

Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

belajar meningkat menjadi 23 siswa
atau (92,00%).
d) Dari studi awal ke Siklus I, minat
atau

kesungguhan

belajar

naik

(32,00%), dan dari Siklus I ke Siklus
Grafik 4.1 Presentase Perolehan nilai

II, minat atau kesungguhan belajar

persiklus

siswa naik(40,00%).
53

ISSN : 2598-6244
P-ISSN: 2622-819X

Jurnal Inventa Vol II. No 2 September 2018

sampai siklus II, dimana

nilai

rata-rata siklus I 66,80 meningkat
13,80 point menjadi 80,60 pada
siklus II.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Kebudayaan.
(2007). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan

Penelitian

Tindakan

Kelas (PTK) yang dilakukan pada
Fitri Yuliawati, dkk. (2012). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.

kelas II di SDN 3 Karangraja dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:.
a.

Melalui

penggunaan

direct learning

pada

metode

Irawan

mata

pelajaran Bahasa Indonesia materi
menulis cerita di kelas II dapat

Sukardi. (2004). Metodologi penelitian
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

meningkatkan minat belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan pengamatan
observer yang telah dilakukan pada
siswa

mulai

dari

pra

siklus,

kemudian siklus I sampai Siklus II
dan terjadi peningkatan disetiap
siklusnya yaitu dari pra siklus
20,00% meningkat 32,00% pada
siklus I menjadi 52,00% kemudian
meningkat 40,00 % pada siklus II
menjadi 92,00%.
b. Melalui

penggunaan

direct learning

pada

Soehartono.
(2008).
Metode
penelitian sosial. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

metode
mata

pelajaran bahasa Indonesia materi
menulis cerita di kelas II dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan nilai hasil
belajar yang diperoleh dari siklus I
54

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25