NILAI SOSIAL DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTATOER

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-7

NILAI SOSIAL DALAM NOVEL GADIS PANTAI
KARYA PRAMOEDYA ANANTATOER
Rr. Dwi Astuti
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu
email: dwiastutistkip@gmail,com
Abstract
This study aims at describing social value found in a novel, Gadis Pantai by
Ananata Toer that including vital, material, and spiritual value. This study used
qualitative method and content analysis. The result of study shows that this novel
contains material, vital, and spiritual value. Material value is dominated by a gold,
the jewelry given by Bendoro to Gadis Pantai in order to viewed as high level
people. Vital value is dominated by house equipment which related to the life of
Gadis Pantai and spiritual value found in her life. Based on the social value, the
author asks the reader fighting for equal right at that time.
Keywords: social value, novel, Gadis Pantai.

1. PENDAHULUAN
Karya sastra diciptakan sebagai hasil
dialog,


komtemplasi

dan

terhadap

lingkungan

pengarang
kehidupan.

Sebagai

kontemplasi

dan

dan


mengenal

filsafat

bersikap

dan

hidup,

bagaimana

bertingkah

laku

di

dialog,


masyarakat, serta mampu berinteraksi

reaksi

pengarang

dengan alam sebagai wadah kehidupan.

dan

kehidupan,

Karya sastra dapat dikatakan sebagai

miniatur

dokumen sosial yang lebih dahulu disebut

kehidupan dengan segala persoalannya.


jalan keempat kebenaran. Lewat sastra

Tema,

pengarang

pembaca seringkali jauh lebih baik dari

bersumber dari kehidupan masyarakat.

lewat tulisan sosiologi manapun juga,

Pengangkatan

dapat

terhadap
karya

lingkungan

sastra

ide

hasil

reaksi

Melalui karya sastra, pembaca dapat

merupakan

dan

gagasan

kehidupan

sosial


masyarakat ke dalam bentuk karya sastra
menyangkut
permasalahatan

pula

permasalahatan-

yang

masyarakat secara imajinatif.

terjadi

di

menghayati

hakikat


eksistensi

menulis dengan segala permasalahannya.
Karya

sastra

tidak

selalu

bisa

diperlakukan sebagai dokumen sosial
budaya,

karya

sastra


Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

selalu

1

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-7

memanfaatkan

dan

menanggapi

masyarakat yang baik adalah masyarakat

kenyataan-kenyataan

sosial


budaya

yang memiliki nilai sosial yang positif.

meskipun

penyampaiannya

Dalam kehidupan sosial ada yang bersifat

cara

metaforis

yang

positif dan ada yang bersifat negatif. Oleh

dilukiskan mungkin tidak sama dengan


sebab itu penulis berusaha menggali

kenyataan

nilai-nilai sosial dalam novel “Gadis

Namun

atau

simbolis

sosial

melalui

dan

budaya

karya

sehari-hari.
sastra

dapat

Pantai”

dengan

harapan

dapat

diketahui melalui bagaimana kehidupan

menjembatani untuk memperbaikai nilai

sosial masyarakat pada masa itu.

sosial yang mulai ditinggalkan

Karya sastra dapat dipahami dari
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.

oleh

masyarakat pada saat ini.
Novel merupakan salah satu karya

sangat

sastra yang digunakan pengarang sebagai

menarik dituangkan dalam suatu karya

wadah untuk menuangkan ide-ide untuk

sastra sejauh karya sastra itu masih

menunjukkan watak kepribadian mereka

berupa

serta

Unsur

kehidupan

aspek

memang

mimesis.

Refleksi

faktor-faktor

apa

saja

yang

kehidupan ini merupakan imitasi dan

mempengaruhi karya mereka. Seperti

imajinasi pengarang terhadap bentuk

faktor sosial dalam masyarakat yang

kehidupan manusia yang terlibat dan

dapat dilihat dari segi bahasa yang

terjadi

digunakan

di

masyarakat

yang

bisa

pengarang

untuk

seolah-olah

menyampaikan nilai sosial apa saja yang

berada dalam permasalahan tersebut.

terjadi dalam masyarakat pada saat itu.

Sastra juga dapat dibuat berupa hal yang

Melalui

terjadi dalam realita kehidupan manusia

pengarang,

itu sendiri. Melalui aspek-aspek sosial,

menganalisis nilai sosial apa saja yang

pengarang mampu menggambarkan nilai

terkandung dalam novel “Gadis Pantai”

sosial pada masa itu.

karya Pramoedya Anantatoer.

mempengaruhi

pembaca

bahasa
penulis

yang

digunakan

mencoba

untuk

Setiap hari kita tidak pernah lepas

Novel Gadis Pantai merupakan karya

dari kehidupan sosial. Sebuah kehidupan

terbaik Pramoedya.Novel dengan latar

sosial

suatu

daerah Lasem (Jepara) awal abad 19 ini

disebut

dengan

bercerita tentang seorang gadis nelayan

dikatakan

bahwa

berumur 14 tahun yanag dibawa orang

akan

perkumpulan
masyarakat,

membentuk
yang
bisa

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

2

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-7

tuanya untuk dijadikan “wanita utama”

laut dengan perahu. Disana pengikutnya

seorang “Bendoro”atau priyayi

dibunuh dan Mardinah tidak diberi

yang

masih bangsawan. Di rumah tersebut

tempat

sehingga

yang juga dihuni oleh para agus atau

dengan

salah

anak-anak lelaki dari para wanita utama

dianggap tidak waras ternyata Mardinah

sebelumnya (yang sudah tidak ada lagi),

bermaksut melenyapkan Gadis Pantai

gadis pantai dilayani oleh seorang wanita

karena

pelayan tua, yaitu embok yang menghibur

bangsawan lain untuk menjodohkan sang

kesedihan karena juah dari orang tua.

Bendoro dengan putrinya dengan imbalan

Kemudian pada sutu hari uang Gadis

ia

Pantai hilang, Embok meminta para Agus

tersebut. Selanjutnya Gadis Pantai yang

tersebut untuk mengakui bila tekah

kembali ke rumah Bendoro melahirkan

mencuri uang Gadis Pantai yang hilang.

seorang bayi. Namun setelah tiga bulan

Namun akibatnya Embok tersebut diusir,

Gadis

meskipun Agus yang terbukti mencuri

bayinya

diusir juga.

ayahnya guna membeli perahu. Gadis

Pengganti Embok adalah seorang
perempuan

muda,

Mardinah,

ia

terpaksa

satu

penduduk

telah

menjadi

berjanji

istri

Pantai

kelima

dipaksa

dengan

menikah
yang

kepada

bangsawan

meninggalkan

diberi

uang

untuk

Pantai yang hancur hatinya tidak bersedia

anak

pulang dan memilih berpisah dengan

seorang juru tulis, yang tergolong sebagai

keluarganya. Ia ingin pergi ke kota Mbok

sorang priyayi. Pada suatu hari ketika

pelayannya dulu.

menjenguk orang tuanya di desa nelayan,

Perjalanan

hidup

Gadis

Pantai

Mardinah yang mengantar Gadis Pantai

selanjutnya

ke desanya beberapa waktu yang lalu

sayangnya kisah ini tidak akan ada kisah

kembali lagi dengan empat orang laki-

selanjutnya karena naskah buku ke dua

laki yang memaksa Gadis Pantai untuk

dan ke tiga ini telah dibakar oleh Orde

ikut, seolah-olah diminta pulang oleh

Baru. Hal ini sangat disayangkan karena

Bendoro. Namun orang tua Gadis Pantai

pengungkapan kisah Gadis Pantai ini

yang

seolah

sangat

sedang

Keberpihakan

curiga

kampung
diserang

berpura-pura

nelayan
bajak

laut.

tersebut

Mardinah

dan

pengikutnya dibawa mengungsi ke tengah

tentu

indah

sangat

dan

menarik,

mengharukan.

Pramoedya

pada

masyarakat kecil memang sangat nyata
dalam

novel

ini.

Sang

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

bangsawan

3

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-7

digambarkan

rajin

beribadah,

cinta

mendalam tentang apa yang dibahas

kebersihan bahkan menyatakan kaum

(Semi, 1996:24). Metode yang digunakan

nelayan sebagai kaum yang kurang

dalam penelitian ini adalah metode

beriman, kotor, sehingga miskin, dan

kualitatif.

berdosa karena tidak beribadah. Namun

mengandalkan bukti berdasarkan logika

digambarkan dibalik semua itu Bendoro

sistematis, prinsip angka, atau metode

adalah seoarang laki-laki yang kejam dan

sitatistik. Pembicaraan yang sebenarnya,

gemar mempermainkan wanita muda

isyarat, dan tindakan sosial lainnya

golongan miskin untuk kesenangannya

adalah bahan mental untuk penelitian

sendiri, yaitu mengambilnya sebagai istri,

kualitatif (Deddy Mulyana, 2003:150).

Metode

kualitatif

tidak

mengusirnya begitu sudah bosan, dan

Sumber data yang digunakan dalam

mengambil anaknya begitu saja tanpa

penelitian ini adalah studi pustaka yang

belas

kasihan.

perempuan

Lebih

golongan

buruk

lagi

berasal dari novel “Gadis Pantai” karya

priyayi

ikut

Pramoedya Anantatoer ditunjang dengan

mendukung sistem yang merendahkan

buku-buku

perempuan

itu

memiliki hubungan yang relefan dengan

golongan feodal ikut membantu penjajah

sumber penelitian, baik itu berupa buku,

dalam

sendiri.

surat kabar, majalah dan lain sebagainya.

Berdasarkan gambaran cerita tersebut

Sedangkan data dalam penelitian ini

maka peneliti tertarik untuk menganalisis

adalah kutipan paragraf, kutipan kalimat-

dari segi nilai sosialnya.

kalimat, dan penggalan-penggalan dialog

itu

sendiri.

menindas

Selain

rakyat

pendukung

lain

yang

yang mengadung nilai-nilai sosial yang
diambil dari novel “Gadis Pantai” karya

2. METODE PENELITIAN
Pada

penelitian

menggunakan

ini

metode

penulis

Pramoedya Anantatoer.

penelitian

Analisis data yang digunakan dalam

kualitatif. Metode kualitatif merupakan

penelitian ini adalah telaah prosa atau

prosedur penelitian yang menjelaskan

kajian analisis pustaka yang meliputi

data secara deskriptif, dan umumnya

empat

dipergunakan

mengeksplorasi

menerus dan bersamaan dilakukan selama

aspek humaniora seperti sastra, dalam

dan setelah pengumpulan data yaitu

rangka mendapatkan gambaran secara

mengumpulkan

untuk

kegiatan

yang

data,

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

secara

reduksi

terus

data,

4

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-7

pemaparan data, penarikan kesimpulan,
dan memaparkanya dalam bentuk tertulis.

Emas

memiliki

nilai

material.

Sebagai Gadis yang lahir di pinggir
pantai

memakai

kalung

emas

bermimpipun sang Gadis tidak pernah

3. PEMBAHASAN
Menurut Hendropuspito (1985:23),

karena itu merupakan hal yang mustahil,

nilai sosial adalah segala sesuatu yang

ia hanya seorang putri dari seorang

dihargai masyarakat karena mempunyai

nelayan biasa yang penghasilanya hanya

daya guna fungsional bagi perkembangan

cukup untuk mkan sehari-hari. Dari

kehidupan manusia. Notonegoro (dalam

zaman dahulu sampai sekarang emas

Dhohiri, 2007 : 31-32) membedakan nilai

merupakan barang yang bernilai tinggi

sosial menjadi 3, yaitu nilai Material,

dan memberikan manfaat bagi manusia.

nilai Vital, dan Nilai Kerohanian. Nilai

Memakai perhiasan emas dapat juga

material adalah segala sesuatu yang

dapat menaikkan status pemakainya,

berguna bagi manusia dan bernilai karena

dengan

materi tersebut. Contoh : emas. Emas

terbuat dari emas baik kalung, cincin,

bernilai karena bentuk dan warnanya

gelang, ataupun giwang akan terlihat

yang bagus dapat menjadi perhiasan bagi

sebagai orang yang “kaya”. Selain itu,

manusia. Dalam novel Gadis Pantai karya

emas

Pramoedya

Pantai

tabungan, bila membutuhkan uang maka

dipakaikan pakaian yang bagus dan

bisa dijual lagi. Dengan demikian emas

perhiasan emas agar terlihat cantik dan

memang memilik nilai material yang bisa

anggun. Hal ini terdapat dalam kutipan di

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-

bawah ini:

hari.

Anantatoer

Gadis

Ia dibawa ke kota. Tubuhnya dibalut

mengunakan

juga

dapat

perhiasan

dijadikan

yang

sebagai

Nilai vital adalah segala sesuatu yang

kain dan kebaya yang tak pernah

berguna

bagi

manusia

dalam

diimpikam bakal punya. Selembar kalung

melaksanakan berbagai aktivitas dan

emas tipis sekarang menghias lehernya

bernilai karena kegunaannya. Contoh:

dan berbentuk medallion jantung dari

kompor.

Kompor

mempunyai

emas, membuat kalung itu manis tertarik

tertentu

karena

digunakan

ke bawah. (GP:12).

memasak makanan. Jika kompor tersebut

nilai
untuk

rusak, maka kompor menjadi tidak

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

5

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-7

bernilai karena tidak dapat digunakan.

Sementara

itu,

nilai

kerohanian

Nilai Vital terdapat dalam kutipan di

adalah segala sesuatu yang berguna bagi

bawah ini:

kebutuhan rohani manusia. Contoh: pergi

Di

dalam

kamar

tidur

bujang

ke pengajian atau mendengarkan ceramah

meletakkan bungkusan di atas meja rias,

bagi

membukanya dan mengeluarkan anduk,

kerohanian terdapat dalam kutipan di

sikat gigi, pasta, selop jerami, buatan

bawah ini:

Jepang, sisir yang bertangkai perak,

Ia

berbagai minyak wangi bedak dalam

mengubah

kaleng jelas buatan luar negeri (GP: 26).

menghadapinya, membuka bangku lipat

Ketiak Gadis Pantai pertama kali

jemaah

agama

menggigil

Islam.

waktu

tempat

tempat

Quran,

bambu

dari

Benodro
duduknya

mengeluarkan

dalam

Nilai

kitap

bilah

dan

ia

masuk ke kamarnya seorang pelayan

mengawasi

memberikan berbagai alat perlengkapan

Seumur hidup baru kali ini dia menggigil,

mandi

kecantikan.

kenangan pada belaian tangannya yang

alat-alat

lembut hilang.. Bismillahirohmanirrohim,

serta

Perlengkapan

alat
mandi

dan

memberinya

perintah.

kecantikan merupakan peralatan yang

sekali

memiliki nilai vital. Perlengkapan mandi

permadani. Ia tak mampu menirukan. Ia

dan alat-alat kecantikan dari zaman

tak pernah diajarkan demikian, tanpa

dahulu sampai sekarang tentu berbeda.

sepengetahuannya setitik air mata telah

Pada zaman dahulu orang menggunakan

membasahi tepi lubang rukuhnya. (GP:

alat dan bahan kecantikan yang alami

37)

lagi

menatapnya

di

atas

sedangkan sekarang tentu lebih modern.

Kutipan di atas mengandung nilai

Bahkan ada yang sampai mengubah

keagamaan selain solat ada kuwajiban

bentuk dengan operasi plastik namun

lain yang harus dilakukan orang Islam

sebagai konsumen tentu harus lebih bisa

yaitu

memilih mana yang baik dan mana yang

kegitan membaca dan memahami isi Al

buruk,

menciptakan

Quran agar dapat diambil hikmahnya dan

manusia tentu dengan segala kekurangan

dijadikan pedoman dalam hidup. Hal itu

dan kelebihannya.

juga

karena

Tuhan

mengaji.

dialami

Mengaji

Gadis

merupakan

Pantai

selesai

melaksanakan sholat Bendoro menyuruh

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

6

Jurnal Pesona Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-7

Gadis

Pantai

mengikuti

ucapannya,

namun karena ia tidak pernah belajar
membaca

Quran

maka

memperjuangkan kesetaraan kelas sosial
yang terjadi pada masa itu.

membaca

“basmalah” saja ia tidak bisa. Selama

5. DAFTAR PUSTAKA

menjadi istri Bendoro, Gadis Pantai

Deddy Mulyana. 2003. Metode Penelitian

diajarkal hal-hal tentang agama bahkan

Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

didatangkan

Rosdakarya.

guru

ngaji

untuk

mengajarinya tentang hal keagamaan.
Dari hal di atas maka dapat di ambil
hikmah sebagai orang tua harus selalu
mengajarkan belajar hal tentang agama
sejak dini agar bisa dijadikan pedoman
dalam hidup.

4. SIMPULAN
Bedasarkan pembahasan mengenai

Hendropuspito. O.C. 1985. Sosiologi
Agama. Yogyakarta : Kanisius.
Pramoedya Anantatoer. 2006. Gadis
Pantai. Jakarta : Lentera Dipan Tata.
Semi, MA. 1990. Metode Penelitian
Sastra. Bandung : Angkasa.
Taufiq Rohman Dhohiri. 2007. Sosiologi.
Suatu Kajian Kehidupan Masyrakat.
Yudhistira.

nilai sosial yang telah dilakukan penulis
maka dapat disimpilkan bahwa dalam
novel Gadis Pantai karya Prameodya
Anantatoer mengandung nilai sosial yaitu
nilai material, nilai vital, dan nilai
kerohanian. Nilai-nilai tersebut sangat
berkaitan dengan latar belakang cerita
novel

tersebut.

Pramoedya

ingin

memperjuangkan keselarasan kelas pada
yang ada pada saat itu, dimana kaum
atasan selalu menindas kaum bawahan
bahkan

cenderung

menindas

bangsa

sendiri. Melalui karya ini Pramoedya
ingin

menajak

pembaca

agar

ikut

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

7