BAB II

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perawatan

Menurut Mohamed Ben-Daya (2009), Perawatan adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan peranan (fungsional) suatu sistem produksi peralatan, sehingga pada saat dibutuhkan dapat dipakai sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan melakukan perencanaan dan penjadwalan tindakan perawatan terhadap peralatan yang beroperasi untuk mencegah terjadinya kerusakan (breakdown) yang dapat membuat peralatan tidak beroperasi dan tidak ada produk yang dihasilkan sehingga terjadi kerugian pada perusahaan

Perawatan harus dapat memberikan keandalan yang tepat, ketersediaan, efisiensi dan kemampuan untuk memproduksi pada kualitas yang tepat untuk sistem produksi dan sesuai dengan kebutuhan karakteristik. Untuk memastikan sistem tetap berjalan dengan baik, maka harus mengurangi kondisi kerusakan, dengan demikian meningkatkan kelangsungan sistem produksi.

2.1.1 Tujuan Utama Perawatan

Menurut Mohamed Ben-Daya (2009), Tujuan utama dari perawatan adalah untuk mencegah terjadinya penurunan atau penyimpangan fungsi peralatan yang dapat mengancam tidak hanya bagian produksi, akan tetapi juga pada peralatan yang beroperasi.

Perawatan juga merupakan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan dan juga memperbaiki kerusakan. Adapun tujuan dari perawatan adalah:

1. Untuk bisa mencapai kebutuhan produksi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Supaya peralatan dapat beroperasi semaksimal mungkin.


(2)

3. Untuk menjamin keselamatan operator yang mengoperasikan peralatan tersebut.

4. Untuk menjaga kualitas produksi pada tingkat yang tepat dan juga untuk kelancaran aktivitas produksi sehingga tidak terganggu proses produksi. 5. Untuk mencegah terjadinya kerusakan (breakdown).

2.1.2 Jenis-jenis Perawatan

2.1.3 Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance)

Menurut R. Keith Mobley (2008), Perawatan terencana adalah perawatan yang dilakukan secara terorganisir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu yang akan datang dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun jenis perawatan terencana diantaranya yaitu

2.1.4 Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance)

Menurut R. Keith Mobley (2008), Perawatan tak terencana adalah perawatan darurat, yang didefinisikan sebagai perawatan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada mesin/peralatan. Pada umumya sistem perawatan merupakan metode tak terencana, dimana mesin/peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga akhirnya peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diperlukannya perbaikan atau perawatan.

2.1.5 Pengertian Perawatan Prediksi (Predictive Maintenance)

Perawatan prediksi merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan pencegahan (Preventive Maintenance). Kegiatan yang dilakukan pada predictive maintenance ini meliputi monitoring, pengecekan vibrasi, pengecekan korosi, pengecekan crack, melakukan alignment dan unbalance untuk menambah data supaya bisa melakukan tindakan perbaikan selanjutnya.

Perawatan prediksi juga dilakukan untuk mendeteksi masalah baru dan untuk mencegah kegagalan suatu sarana dengan melakukan pemeriksaan


(3)

terhadap mesin/peralatan. Perencanaan terhadap predictive maintenance dapat dilakaukan berdasarkan hasil data dari operator yang mengoperasikan mesin/peralatan tersebut dan dapat diserahkan ke departemen maintenance guna untuk dilakukan tindakan terhadap mesin/peralatan yang beroperasi sehingga tidak terjadi kerugian pada perusahaan tersebut.

Tujuan utama dari prediktif maintenance adalah untuk mengeliminasi gangguan pada mesin dengan menerapkan teknologi yang sesuai untuk pengukuran kondisi dari sebuah mesin dan sebagai tindak lanjut pelaksanaan tindakan korektif

2.1.6 Metode Pelaksanaan perawatan Prediktif

1.Pemilihan Perlatan

Tidak perlu seluruh peralatan mesin dipelihara secara prediktif, tetapi langkah yang lebih baik adalah memilih peralatan-peralatan yang kritis atau mahal, juga dipengaruhi oleh fungsi dan kondisi spesifik suatu peralatan misalnya: piston, turbocharger, governor, jacket water pump, generator, compressor.

2.Pengumpulan data sejarah mesin

Riwayat mesin dapat dipakai sebagai pendekatan teknik pemantauan dan analisa pemeliharaan. Data/informasi tersebut dapat berupa : data desain, data sejarah mesin dan data sejarah operasi mesin lain yang sejenis (jika ada). 3.Pemasangan alat-alat sensor

Pemasangan alat-alat sensor pada bagian-bagian tertentu untuk dapat memantau kondisi peralatan sangat diperlukan. Pemantauan itu meliputi : tingkat vibrasi, temperature,tekanan,laju aliran,korosi, dan lain-lain

4.Pemantauan rutin


(4)

Pemantauan dilaksanakan ketika unit sedang beroperasi atau unit sedang stop, tergantung pada objek yang akan dipantau.

2.1.7 Pengertian Inspeksi

Menurut Syukran (2013), yang dimaksud teknik Inspeksi dalam hal ini adalah suatu cara atau metode melakukan pemeriksanaan kondisi teknis peralatan kerja agar alat kerja tersebut dapat dioperasikan secara efisien dan aman (tidak membahayakan). Masalah inspeksi dalam pelaksanaannya akan menyangkut berbagai aspek, di mana aspek yang satu dengan aspek lainnya saling berkaitan. Aspek-aspek tersebut antara lain :

a. Adanya alat yang harus diinspeksi.

b. Adanya Operator Inspeksi (Inspector) yang melakukan inspeksi. c. Adanya peralatan yang digunakan untuk inspeksi.

d. Persyaratan hasil inspeksi harus dipenuhi.

e. Adanya fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan inspeksi.

f. Harus memiliki standarisasi yang dipakai untuk pedoman pelaksanaan inspeksi.

g. Adanya metode untuk melakukan inspeksi pada alat tersebut. h. Adanya data teknis yang dihasilkan setelah pelaksanaan inspeksi. i. Harus sesuai Standart Operasional Prosedure (SOP).

2.2 Pengertian Pompa

Pompa merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberikan energi kinetik atau energi potensial pada fluida non compressible (cairan) shingga fluida tersebut dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Setiap pompa memiliki karakteristik sendiri tergantung pada desain dari pompa tersebut.


(5)

Merupakan pompa yang sangat umum digunakan, biasanya sekitar 70% pompa yang digunakan pada kilang minyak merupakan jenis pompa sentrifugal. Cara kerja pompa ini ialah dengan mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (tekanan) melalui suatu impeller yang berputar di dalam casing. Impeller tersebut berupa piringan berongga yang memiliki sudu-sudu melengkung dan diputar oleh motor penggerak. Putaran dari impeller akan memberikan gaya sentrifugal terhadap cairan dan diarahkan ke sisi discharge. Sebelum cairan tersebut keluar melalui discharge, sebelumnya akan ditahan oleh casing sehingga menimbulkan tekanan alir. Untuk menjaga agar didalam casing selalu terisi cairan, maka pada saluran isap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve). Kosongnya cairan di dalam impeller dapat menyebabkan masuknya udara dan menimbulkan kavitasi.

Pompa Centrifugal memiliki dua komponen utama yaitu:

a. Komponen-komponen yang berputar terdiri dari: impeller dan poros b. Komponen-komponen teteap terdiri dari: Casing, tutup casing, dan

bantalan

Gambar 2.1 Pompa Centrifugal

2.2.2 Bagian-Bagian Pompa Centrifugal

23

A.Stuffing Box B.Packing C.Shaf D.Shaf Sleeve E.Fan

F.Casing

G.Eye of Impeller H.Impeller

I.Casing Wear Ring J.Impeller


(6)

Gambar 2.2 Bagian-Bagian pompa centrifugal

A. Klasifikasi pompa centrifugal menurut Kapasitas : 1. Kapasitas rendah < 20 m3 / jam

2. Kapasitas menengah 20 -:- 60 m3 / jam 3. Kapasitas tinggi > 60 m3 / jam

B. Klasifikasi pompa centrifugal menurut jumlah suction 1. Single suction

2. Double duction

C.Klasifikasi pompa centrifugal menurut tekanan discharge 1. Rendah < 5 Kg / cm2

2.Tekanan Tekanan menengah 5 -:- 50 Kg / cm2 3.Tekanan tinggi > 50 Kg / cm2

D.Klasifikasi pompa Centrifugal berdasarkan aliran arah impeller:

1. Aliran Radial : Zat cair yang keluar dari impeller akan tegak lurus arah shaft


(7)

2. Aliran Campuran : Aliran zat cair pada pompa waktu meninggalkan impeller akan bergerak sepanjang permukaan kerucut, miring sehingga komponen kecepatannya akan berarah radial dan aksial

3. Aliran Aksial : Zat cair yang meninggalkan impeller akan bergerak sepanjang permukaan silinder ( arah Aksial )

E. Klasifikasi pompa centrifugal berdasarkan jenis Impeler

Impeller adalah komponen yang berputar dari pompa sentrifugal yang berfungsi untuk mentransfer energi dari motor dengan mempercepat cairan keluar dari pusat rotasi.impeller biasanya berbentuk silinder pendek dengan inlet terbuka untuk menerima cairan yang masuk dan baling-baling untuk mendorong cairan secara radial.Impeler terbuat dari material logam cor melalui proses pengecoran logam.Berikut adalah jenis-jenis impeller:

 Impeller tertutup  Setengah terbuka  Terbuka

Gambar 2.3 Jenis-Jenis Impeller F.Klasifikasi Pompa centrifugal berdarkan Jenis rumah pompa

 Pompa volute : adalah rumah pompa yang berbentuk seperti keorang atau siput

 Pompa diffuser : adalah pompa yang keliling impellernya dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah keong

G.Klasifikasi pompa centrifugal menurut jumlah tingkat


(8)

 Pompa satu tingkat : adalah pompa yang head total berasal dari satu impeller sehingga relative rendah

 Pompa lebih dari satu tingkat : adalah pompa yang menggunakan beberapa impeller yang dipasang berderet pada satu poros

H.Klasifikasi pompa centrifugal menurut letak poros  Poros horizontal

 Poros vertikal 2.3 Motor Listrik

Menurut Sumant (1995), Motor listrik adalah mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi gerak mekanik,. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di industri. Motor listrik dalam dunia industri seringkali disebut dengan istilah “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

Gambar 2.4 Motor listrik 2.4 Pengertian Bearing

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik


(9)

Gambar 2.5 Bearing 2.4.1 Klasifikasi Bearing

A. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros  Bantalan luncur

Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.

 Bantalan gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat. B.Berdasarkan arah beban terhadap poros

 Bantalan radial

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.  Bantalan aksial

Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.  Bantalan gelinding khusus

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.


(10)

2.5 Pengertian Pondasi Pada Mesin

Pondasi mesin merupakan salah satu bagian terpenting dalam bangunan industri. Berbagai tipe pondasi mesin dibuat sesuai dengan jenis mesin yang akan ditempatkan diatasnya. Dari tahapan perencanaan dan pelaksanaan pondasi mesin meliputi: perencanaan berat pondasi mesin, masalah pada saat pengeboran, masalah kualitas beton. Pada perencanaa berat pondasi harus benar-benar kuat untuk menahan getaran (vibrasi) pada mesin dan tidak boleh sampai menganggu kenyamanan orang yang ada di sekitarnya. Struktur atau pondasi mesin harus direncanakan mampu me-mute-kan getaran dari mesin sehingga tidak mengganggu orang. Selain itu struktur dan pondasi harus mampu menahan beban dinamis dari mesin saat mesin beroperasi. Mesin yang bergetar (vibrating machine) berbeda dengan mesin statis karena memiliki getaran selama mesin bekerja yang menghasilkan adanya gaya dinamis. Pondasi yang menopang mesin yang bergetar (pompa, kompressor, motor elektrik, turbin) harus didesain mampu manahan beban dinamik dan dampak getarannya harus dalam batasan yang ditentukan.

Gambar 2.6 Pondasi yang menopang Motor dan Pompa

2.6. Getaran atau Vibrasi

Adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan. Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran merupakan fenomena yang umum terjadi pada struktur mesin. Setiap struktur mesin yang memiliki massa dan kekakuan merupakan sistem getaran.


(11)

Kebanyakan mesin dan struktur rekayasa mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan.

2.6.1.Analisa Vibrasi

Analisa digunakan untuk menentukan kondisi mekanis dan oprasional dari suatu perlatan.vibrasi adalah gerakan yang dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis,misalnya mesin atau mekanis lainnya.keuntungan dari analisa vibrasi adalah bahwa analisa vibrasi dapat mengidentifikasi munculnya masalah sebelum menjadi serius dan menyebabkan downtime yang tak terencana.hal ini dapat dicapai dengan melakukan monitoring secara reguler terhadadap getaran mesin baik secara kontinou atau pun interval waktu yang terjadwal.monitoring vibrasi secara reguler dapat mendeteksi cacat pada suatu bantalan,kehilangan mekanis,keausan, kehilangan mekanis.Analisa vibrasi juga dapat mendeteksi missaligment dan Unbalance sebelum kondisi ini menyebabkan keurusakan pada bentalan dan poros

Trending terhadap tingkat vibrasi dapat mengidentifikasi praktek pemeliharaan yang buruk seperti instalasi dan penggantian bantalan yang buruk. 2.6.2 Parameter Vibrasi

Vibrasi adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu yang disebabkan oleh gaya.vibrasi memiliki 3 parameter sebagai tolak ukur yaitu:

A.Frekuensi

Adalah banyaknya priode vibrasi yang terjadi dalam satu putaran waktu.besarnya frekuensi yang timbul pada saat terjadinya vibrasi dapat menhidentifikasi jenis gangguan yang terjadi.gangguan yang terjadi pada mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau menghasilkan contoh frekuensi yang jelas atau menghasilkan contoh frekuensi yang yang dapat dijadikan sebagai bahan pengamatan

B.Amplitudo

Adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan.Amplitudo dari sinyal vibrasi mengidentifikasi besarnya


(12)

gangguan yang terjadi.makin tinggi amplitudo yang ditunjukan menandakan makin besarnya gangguan yang terjadi,besarnya amplitudo bergantung pada tipe mesin yang ada.pada mesin yang masih bagus dan baru biasanya tingkat vibrasinya bersifat relatif.

Dua buah gelombang dengan frekuensi yang sama tetapi dengan amplitudo yang berbeda amplitudo adalah simpangan vibrasi.

Ada tiga cara untuk menggambarkan besarnya amplitudo yaitu: 1. Displacement (perpindahan) = mills inch atau micron ( µm )

Displacement adalah ukuran dari pada jumlah gerakan pada suatu benda,dimana hal ini menunjukan sejauh mana benda bergerak manju mundur(bolak-balik) pada saat mengalami vibrasi. displacememnt adalah perubahan tempat atau posisi dari suatu objek atau benda menuju titik pusat(dalam hal ini masa benda berada dalam posisi netral).besarnya gaya dari dispacement dapat diketahui dari amplitude yang dihasilkan.makin tinggi amplitude yang ditunjukan,makin keras atau tinggi pula vibrasi yang dihasilkan.

2.Velocity (kecepatan) = inch/s atau mm/s

Velocity adalah jumlah waktu yang dibutuhkan pada saat terjadi displacement(dalam hal kecepatan).velocity adalah suatu indikator yang paling baik untuk mengetahui masalah vibrasi (contohnya unbalance, mechanical loosess dan kerusakan pada bearing) pada mesin berkecepatan sedang.

3. Acceleration (percepatan) = g, mm/s2, inch/s2

Acceleration adalah jumlah waktu yang dibutuhkan pada saat terjadi velocity.acceleration adalah parameter yang sangat penting dalam analisa mesin-mesin yang berputar (rotary equipment) dan sangat berguna sekali dalam mendeteksi getaran kerusakan bearing dan masalah pada gearbox.


(13)

Untuk amplitudo vibrasi (displacement,velocity,accelation ) dapat dinyatakan dalam peak to peak (pk-pk), peak(pk), average, dan root mean square(RMS).angka peak to peak tidak selalu dapat ditampilkan pada setiap alat vibrasi

C.Fase

Merupakan priode waktu yang di butuhkan untuk mencapai satu gelombang vibrasi sempurna yaitu satu puncak dan satu lembah atau 3600 2.6.3 Alat Bantu Dalam Perawatan

Dalam Perawatan (Maintenance) diperlukan berapa alat yang dapat digunakan untuk memudahkan proses perawatan mesin seperti dalam aspek vibrasi. Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan perawatan pada pompa kita dapat melakukan pengecekan vibrasi dari bagian-bagian komponen seperti bearing pompa dan motor.

2.6.4 Alat Ukur Vibrasi

Dalam pengambilan data suatu vibrasi agar informasi mengenai data vibrasi tersebut mempunyai arti,maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan.ada beberapa alat standar yang dapat digunakan dalam suatu pengukuran getaran antara lain:

A. Pen Vibration

Adalah alat ukur getaran yang biasanya digunakan pada mesin yang menghasilkan getaran pada penggunaannya. Dengan analisa getaran dapat diketahui kondisi, problem, dan kerusakan mesin.


(14)

Gambar 2.7 Pen Vibration

B. Vibration Analayzer

Merupakan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitudo dan frekuensi getaran yang akan dianalisa.karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan,Frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut.Alat ini biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang biasanya juaga menyediakan beberapa pilihan skala.alat ini juga menyediakan data spektrum dari getaran yang terjadi yaitu data amplitudo terhadap frekuensi,data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan pada suatu mesin.dalam pengoprasiannya vibration analyzer membutuhkan seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi


(15)

2.6.5 Teknik Pengukuran Getaran

Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing housing dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin dengan bearing housing karena melalui bearing tersebut gaya vibrasi dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin tersebut

Disamping karakteristik getaran ada hal-hal lain yang harus diperhatikan seperti: Amplitudo, frekuensi dan phase, ada karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu arah dari gerakan vibrasi, hingga perlu bagi kita untuk mengukur vibrasi dari berbagai arah.

Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial.

Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu getaran.

Gambar 2.9 Lokasi pengukuran pada Pompa Horizontal


(16)

2.7 Standard Pengukuran Vibrasi

Dalam membicarakan vibrasi kita harus mengetahui batasan - batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) atau mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan perbaikan. standard mengenai batasan-batasan level getaran yang umum digunakan,Dalam menganalisa getaran pada pompa sentrifugal saya menggunakan standard ISO

2.7.1 Standard ISO

Standar ISO dibangun oleh komite teknis yang terdiri dari pakar sektor teknis,bisnis dan industri.Para pakar ini berpartisipasi sebagai perwakilan dari negara-negara ISO (saat ini memiliki anggota 145 negara).komite teknik bertemu,berdiskusi,berdebat dan berargumentasi hingga mereka mendapat consensus yang kemudian menjadi sebuah draft kesepakatan.Draft kesepakatan ini bernama Draft international standard (DIS) dan kemudian diedarkan kepada semua negara yang menjadi anggota ISO untuk ditanggapi.DIS yang sudah disepakati dan sudah dimodifikasi menjadi draft final yang dikenal dengan Final Draft International Standard (FDIS).Draft ini diedarkan kesemua anggota dan lalu dilakukan pemilihan hingga pada dokumen akhir menjadi International standard.

Hampir semua Standard vibrasi disusun oleh komite teknik TC108 (Mechanical Vibrations and Shock). TC108 beranggotakan 22 negara dan peninjau dari 25 negara.hingga bulan mei 2003.TC108 menerbitkan 98 standard.

Berkenaan dengan vibrations severity. ISO mengeluarkan beberapa Standard,seperti pada tabel dibawah ini.


(17)

Tabel 2.1 ISO 7919 series dan ISO 10816 series

2.7.2 Satuan-Satuan Pengukuran

Ada beberapa satuan-satuan yang digunakan dalam pengukuran vibrasi yaitu:

 Harga RMS (Root Mean Square) merupakan harga yang sering digunakan untuk mengklasifikasi keparahan getaran dari suatu mesin. Harga RMS ini mengukur harga energi efektif yang dipakai untuk menghasilkan getaran pada suatu mesin.Dalam standard yang standard yang dirilis oleh Internation Standard Organization ( ISO ) tentang vibrasi menganjurkan untuk memakai RMS sebagai tingkat acuan keparahan Vibrasi.

 Harga peak to peak adalah harga amplitudo dari gelombang sinusoida mulai dari batas atas sampai batas bawah. Pengukuran dispalacement suatu getaran biasanya menggunakan harga peak to peak dengan satuan mils atau micron. Peak to Peak juga merupakan suatu satuan standard yang dianjurkan oleh International Standard Organization ( ISO ).

 Harga peak adalah harga peak to peak dibagi dua atau setengah dari harga peak to peak.


(18)

2.7.3 Standard ISO 2372

Standard ISO yang paling banyak digunakan seorang analis sebagai suatu indicator tingkat vibrasi. Standard ini dapat digunakan sebagi acuan batasan tingkat vibrasi yang bisa diterima berbagai macam mesin dan standard ini lebih sering digunakan untuk melihat kekuatan kontruksi atau pondasi pada motor dan pompa. Standard ini menggunakan parameter velocity-RMS untuk mengidentifikasi tingkat keparahan vibrasi.

Tabel 2.2 Standard ISO 2372

Keterangan Tabel:

 Class I : Motor dengan daya 15 Kw

 Class II : Motor dengan daya 15-75 Kw dan tidak terikat pada pondasi yang special

 Class III : Motor dengan daya >75 Kw dan terikat secara kaku pada pondasi berat yang relative kaku terhadap arah getaran

 Class IV : motor dengan daya >75 Kw dan terikat pada pondasi yang relative lunak terhadap arah pengukuran vibrasi


(19)

Standard ISO yang paling banyak digunakan seorang analis sebagai suatu indicator tingkat vibrasi dan merupakan series kedua dari pengembangan ISO 10816-3.ISO standard ini berfokus pada pompa jenis rotodynamic (seperti pompa sentrifugal) untuk aplikasi industri. Standard ini menggunakan parameter velocity-RMS dan displacement RMS untuk mengidentifikasi tingkat keparahan vibrasi

Tabel 2.3 Standard ISO 10816-7

Keterangan Tabel:

 Kategori I = Pompa wajib memiliki tingkat keandalan, ketersediaan dan keamanan yang tinggi (misalnya pompa untuk cairan beracun dan / atau berbahaya; untuk aplikasi kritis, minyak dan gas, kimia khusus, nuklir atau kekuasaan Aplikasi tanaman)

 Kategori II = Pompa untuk aplikasi umum (misalnya pompa untuk cairan yang tidak berbahaya seperti air)

 Zona A berwarna biru langit = Getaran baik dan dibawah dari getaran yang diizinkan


(20)

 Zona B berwarna hijau = Getaran baik dan dapat dioprasikan dalam jangka waktu lama dan tanpa larangan

 Zona C berwarna kuning = Getaran dari mesin masih dalam batas toleransi dan hanya dioprasikan dalam jangka waktu terbatas

 Zona D berwarna merah = Getaran dalam ambang batas bahaya dan dapat terjadi kerusakan sewaktu-waktu

2.7.4.1 Penjelasan Secara Rinci ISO 10816-7

Tabel 2.4 Batas zona evaluasi vibrasi (velocity) pada pompa rotodynamic dengan power diatas 1 Kw

Zon

a Deskripsi

Batas vibrasi velocity

mm/s (RMS)

Kategori I Kategori II

≤ 200 kW >200 kW ≤200 kW >200 kW A

Pada zona ini biasanya kondisi mesin masih baru dan kondisi

mesin sangat baik

2.5 3.5 3.2 4.2

B

Mesin dengan vibrasi dalam zona ini aman untuk operasi jangka

panjang.

4.0 5.0 5.1 6.1

C

Mesin dengan vibrasi dalam zona umumnya dapat dioperasikan untuk jangka waktu yang pendek

sampai waktu dilakukannya perbaikan pada mesin

6.6 7.6 8.5 9.5

D

Nilai vibrasi dalam zona ini dianggap berbahaya dan dapat

menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada mesin.

>6.6 >7.6 >8.5 >9.5

Batas maksimum ALARM 5.0 6.3 6.4 7.6

Batas maksimum TRIP 8.3 9.5 10.6 11.9

Tabel 2.5 Batas zona evaluasi vibrasi(dispalcement) pada pompa rotodynamic dengan kecepatan diatas 600 rpm


(21)

Zone Deskripsi

Batas vibrasi

displacement

µm (peak to peak)

A Biasanya kondisi mesin saatkomisioning/baru 50

B Pengoperasian jangka panjangmasih diijinkan 80

C Pengoperasian jangka pendekmasih diijinkan 130

D Pengoperasian dengan resikokerusakan sangat tinggi >130

Batas maksimum ALARMa 100

Batas maksimum TRIPa 160

Keterangan dari tabel 1.1 dan tabel 1.2

Alarm : Untuk memberikan peringatan bahwa terjadi vibrasi tinggi atau terjadi perubahan signifikan, di mana tindakan perbaikan mungkin diperlukan. Secara umum, jika situasi ALARM terjadi, peralatan masih dapan dioperasikan dalam untuk jangka pendek, sementara penyelidikan dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab perubahan vibrasi dan menentukan tindakan perbaikan.

Trip : Seebagai batas vibrasi maksimum saat mesin beroperasi karena tingginya vibrasi dapat menyebabkan mesin mengalami kerusakan. Jika batas TRIP terlampaui, tindakan segera harus segera dilakukan tindakan untuk mengurangi vibrasi atau mesin harus dimatikan

2.8 Penyebab-penyebab Munculnya Getaran Pada Pompa Centrifugal Tabel 2.6 Penyebab-penyebab munculnya getaran pompa centrifugal


(22)

Masalah Penyebab masalah Tidak Seimbang

(unbalance)

1.tidak sejajar 2.kebisingan

3.masalah kelistrikan 4. kelebihan Beban

5.Buruknya konstruksi pondasi Pengikisan Mekanik 1.ketidak sejajaran

2.Kebisingan 3.Tekanan Tidak Sejajar

(missaligment)

1.Kendornya baut pengikat kaki-kaki peralatan pada pondasi

2. Sifat elastis ganjal ( Springy Shims ) 3. soft-foot

Kelistikan bermasalah tidak meratanya gaya medan magnet yang bekerja pada rotot atau stator

Kerusakan Bearing 1.kavitasi

2.bearing mengalami korosi 3.kontaminasi

4.kelebihan beban

5.temperature bearing tinggi

Kavitasi Berubahnya fase cairan yang sedang dialirkan dari fase cair menjadi fase uap sehingga menimbulkan gelembung-gelembung

Mechanical loosness Kerenggangan pada suatu mesin akibat adanya kerenggangan baut,kerengangan bearing, dan keretakan dipondasi


(1)

Tabel 2.1 ISO 7919 series dan ISO 10816 series

2.7.2 Satuan-Satuan Pengukuran

Ada beberapa satuan-satuan yang digunakan dalam pengukuran vibrasi yaitu:

 Harga RMS (Root Mean Square) merupakan harga yang sering digunakan untuk mengklasifikasi keparahan getaran dari suatu mesin. Harga RMS ini mengukur harga energi efektif yang dipakai untuk menghasilkan getaran pada suatu mesin.Dalam standard yang standard yang dirilis oleh Internation Standard Organization ( ISO ) tentang vibrasi menganjurkan untuk memakai RMS sebagai tingkat acuan keparahan Vibrasi.

 Harga peak to peak adalah harga amplitudo dari gelombang sinusoida mulai dari batas atas sampai batas bawah. Pengukuran dispalacement suatu getaran biasanya menggunakan harga peak to peak dengan satuan mils atau micron. Peak to Peak juga merupakan suatu satuan standard yang dianjurkan oleh International Standard Organization ( ISO ).

 Harga peak adalah harga peak to peak dibagi dua atau setengah dari harga peak to peak.


(2)

2.7.3 Standard ISO 2372

Standard ISO yang paling banyak digunakan seorang analis sebagai suatu indicator tingkat vibrasi. Standard ini dapat digunakan sebagi acuan batasan tingkat vibrasi yang bisa diterima berbagai macam mesin dan standard ini lebih sering digunakan untuk melihat kekuatan kontruksi atau pondasi pada motor dan pompa. Standard ini menggunakan parameter velocity-RMS untuk mengidentifikasi tingkat keparahan vibrasi.

Tabel 2.2 Standard ISO 2372

Keterangan Tabel:

 Class I : Motor dengan daya 15 Kw

 Class II : Motor dengan daya 15-75 Kw dan tidak terikat pada pondasi yang special

 Class III : Motor dengan daya >75 Kw dan terikat secara kaku pada pondasi berat yang relative kaku terhadap arah getaran

 Class IV : motor dengan daya >75 Kw dan terikat pada pondasi yang relative lunak terhadap arah pengukuran vibrasi


(3)

Standard ISO yang paling banyak digunakan seorang analis sebagai suatu indicator tingkat vibrasi dan merupakan series kedua dari pengembangan ISO 10816-3.ISO standard ini berfokus pada pompa jenis rotodynamic (seperti pompa sentrifugal) untuk aplikasi industri. Standard ini menggunakan parameter velocity-RMS dan displacement RMS untuk mengidentifikasi tingkat keparahan vibrasi

Tabel 2.3 Standard ISO 10816-7

Keterangan Tabel:

 Kategori I = Pompa wajib memiliki tingkat keandalan, ketersediaan dan keamanan yang tinggi (misalnya pompa untuk cairan beracun dan / atau berbahaya; untuk aplikasi kritis, minyak dan gas, kimia khusus, nuklir atau kekuasaan Aplikasi tanaman)

 Kategori II = Pompa untuk aplikasi umum (misalnya pompa untuk cairan yang tidak berbahaya seperti air)

 Zona A berwarna biru langit = Getaran baik dan dibawah dari getaran yang diizinkan


(4)

 Zona B berwarna hijau = Getaran baik dan dapat dioprasikan dalam jangka waktu lama dan tanpa larangan

 Zona C berwarna kuning = Getaran dari mesin masih dalam batas toleransi dan hanya dioprasikan dalam jangka waktu terbatas

 Zona D berwarna merah = Getaran dalam ambang batas bahaya dan dapat terjadi kerusakan sewaktu-waktu

2.7.4.1 Penjelasan Secara Rinci ISO 10816-7

Tabel 2.4 Batas zona evaluasi vibrasi (velocity) pada pompa rotodynamic dengan power diatas 1 Kw

Zon

a Deskripsi

Batas vibrasi velocity mm/s (RMS)

Kategori I Kategori II ≤ 200 kW >200 kW ≤200 kW >200 kW A

Pada zona ini biasanya kondisi mesin masih baru dan kondisi

mesin sangat baik

2.5 3.5 3.2 4.2

B

Mesin dengan vibrasi dalam zona ini aman untuk operasi jangka

panjang.

4.0 5.0 5.1 6.1

C

Mesin dengan vibrasi dalam zona umumnya dapat dioperasikan untuk jangka waktu yang pendek

sampai waktu dilakukannya perbaikan pada mesin

6.6 7.6 8.5 9.5

D

Nilai vibrasi dalam zona ini dianggap berbahaya dan dapat

menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada mesin.

>6.6 >7.6 >8.5 >9.5

Batas maksimum ALARM 5.0 6.3 6.4 7.6

Batas maksimum TRIP 8.3 9.5 10.6 11.9

Tabel 2.5 Batas zona evaluasi vibrasi(dispalcement) pada pompa rotodynamic dengan kecepatan diatas 600 rpm


(5)

Zone Deskripsi

Batas vibrasi displacement µm (peak to

peak) A Biasanya kondisi mesin saatkomisioning/baru 50 B Pengoperasian jangka panjangmasih diijinkan 80 C Pengoperasian jangka pendekmasih diijinkan 130 D Pengoperasian dengan resikokerusakan sangat tinggi >130

Batas maksimum ALARMa 100

Batas maksimum TRIPa 160

Keterangan dari tabel 1.1 dan tabel 1.2

Alarm : Untuk memberikan peringatan bahwa terjadi vibrasi tinggi atau terjadi perubahan signifikan, di mana tindakan perbaikan mungkin diperlukan. Secara umum, jika situasi ALARM terjadi, peralatan masih dapan dioperasikan dalam untuk jangka pendek, sementara penyelidikan dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab perubahan vibrasi dan menentukan tindakan perbaikan.

Trip : Seebagai batas vibrasi maksimum saat mesin beroperasi karena tingginya vibrasi dapat menyebabkan mesin mengalami kerusakan. Jika batas TRIP terlampaui, tindakan segera harus segera dilakukan tindakan untuk mengurangi vibrasi atau mesin harus dimatikan

2.8 Penyebab-penyebab Munculnya Getaran Pada Pompa Centrifugal Tabel 2.6 Penyebab-penyebab munculnya getaran pompa centrifugal


(6)

Masalah Penyebab masalah Tidak Seimbang

(unbalance)

1.tidak sejajar 2.kebisingan

3.masalah kelistrikan 4. kelebihan Beban

5.Buruknya konstruksi pondasi Pengikisan Mekanik 1.ketidak sejajaran

2.Kebisingan 3.Tekanan Tidak Sejajar

(missaligment)

1.Kendornya baut pengikat kaki-kaki peralatan pada pondasi

2. Sifat elastis ganjal ( Springy Shims ) 3. soft-foot

Kelistikan bermasalah tidak meratanya gaya medan magnet yang bekerja pada rotot atau stator

Kerusakan Bearing 1.kavitasi

2.bearing mengalami korosi 3.kontaminasi

4.kelebihan beban

5.temperature bearing tinggi

Kavitasi Berubahnya fase cairan yang sedang dialirkan dari fase cair menjadi fase uap sehingga menimbulkan gelembung-gelembung

Mechanical loosness Kerenggangan pada suatu mesin akibat adanya kerenggangan baut,kerengangan bearing, dan keretakan dipondasi