S MBS 0902682 Chapter (1)

(1)

BAB I PENDAHULUA N

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan, demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila masalah pendidikan tidak pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah pribadi yang kompleks sehingga sulit dipelajari secara tuntas. Oleh karena itu, masalah pendidikan tak akan pernah selesai, sebab hakikat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupanya.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 (2003:3) dijelaskan mengenai pengertian pendidikan sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


(2)

Pengertian tersebut menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia diharapkan mampu mengarahkan peserta didik agar bisa mengembangkan potensi dirinya. Potensi tersebut terukur dari kemampuan peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual dalam kehidupan religiusnya, pengendalian diri dalam kehidupan masyarakat, kepribadian kokoh, kecerdasan intelegensi, akhlak mulia dan life skill

yang mampu memberi manfaat bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya atau dalam hal ini peserta didik harus memiliki kemampuan yang professional sesuai bidang ilmu yang dipelajarinya.

Lembaga pendidikan dilaksanakan melalui tingkatan yang bermacam-macam. Tingkatan tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu paling dasar, menengah dan tinggi. Tingkatan paling dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat. Tingkatan menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau yang sederajat. Tingkatan yang lebih tinggi dari menengah yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau bentuk lain yang sederajat.

Salah satu pendidikan pada tingkat menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan pekerjaan dalam suatu jabatan yang sah. Dapat dikatakan pendidikan


(3)

kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) disiapkan agar dapat bekerja mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan secara ulet dan gigih dengan dibekali Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk mengembangkan diri sendiri dalam bidang keahlian yang diminati. Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di kota Cimahi adalah SMK Sangkuriang 1 Cimahi merupakan salah satu SMK yang diharapkan menciptakan peserta didiknya untuk dapat bekerja secara terampil, berdisiplin dan berkepribadian sehingga mampu mengahadapi modernisasi, kompetensi dan globalisasi. Salah satu untuk menghadapi modernisasi, kompetensi dan globalisasi sekarang ini diperoleh dari kegiatan belajar siswa.

Belajar merupakan unsur utama dalam proses pendidikan untuk mencapai suatu keberhasilan. Keberhasilan atau tidaknya suatu proses pendidikan dapat dilihat atau diukur melalui nilai-nilai yang diperoleh para peserta didik. Untuk mencapai keberhasilan tersebut tidak diperoleh secara lancar tetapi terdapat masalah yaitu prestasi belajar yang berubah-ubah dan bahkan menurun. Hal tersebut terjadi pada siswa pemasaran 1 dan pemasaran 2 SMK Sangkuriang 1 Cimahi terdapat pada Tabel 1.1


(4)

TABEL 1.1

HASIL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS PEMASARAN 1 DAN PEMASARAN 2

No Rentang Nilai KKM XI Pemasaran 1 XI Pemasaran 2 1 Lebih dari 72 38,24% ( 13 siswa ) 70,58% (24 siswa) 2 Kurang dari 72 61,76% (21 siswa ) 29,42%(10 siswa) Jumlah 100% (34 siswa) 100% (34 siswa)

(Sumber: Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Peserta didik Semester 2, Juni 2012) Tabel 1.1 menunjukkan hasil pencapaian yang diperoleh siswa pada saat tes sumatif akhir untuk mata pelajaran Produktif Pemasaran Standar Kompetensi Mempersiapkan dana Mengoperasikan Peralatan Transaksi di Lokasi Penjualan. Dari kedua kelas pencapaian KKM nya bermasalah karena kurang dari standar yang sudah ditetapkan. Kelas yang memiliki pencapaian KKM terendah berada di kelas XI Pemasaran 1 dengan persentase 61,76% peserta didik yang tidak tuntas, sedangkan kelas yang memiliki pencapaian KKM yang lebih baik ada pada kelas XI Pemasaran 2 dengan persentase 29,42% siswa yang tidak tuntas. Dengan demikian, rendahnya nilai pencapaian siswa dalam tes sumatif akhir menjadi salah satu indikasi adanya masalah dalam prestasi belajar, terutama pada kelas XI Pemasaran 1 yang memiliki jumlah siswa terbanyak yang nilainya tidak tuntas dibanding XI Pemasaran 2. Berikut rincian data sebaran nilai UAS peserta didik pada kelas XI Pemasaran 1 dan Pemasaran 2 :


(5)

TABEL 1.2

RINCIAN SEBARAN NILAI TES SUMATIF UJIAN AKHIR SEMESTER 3 MATA PELAJARAN MEMPERSIAPKAN DAN MENGOPERASIKAN PERALATAN TRANSAKSI DI LOKASI PENJUALAN SISWA KELAS XI

PEMASARAN 1 DAN 2

Rentang Nilai Pemasaran 1 Pemasaran 2

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

82-91 2 5,88% 0 0%

72-81 11 32,35% 24 70,58%

71-61 20 58,82% 10 29,41%

Dibawah 61 1 2,94% 0 0%

Jumlah 34 100% 34 100%

(Sumber: Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Peserta didik Semester 3, Desember 2012) Pada data sebelumnya menunjukan prestasi belajar siswa kelas XI Pemasaran 1 dan 2 pada semester ganjil yang mengalami nilai KKM yang rendah. Pada Pemasaran 1 dari 34 peserta didik, 13 orang yang lulus melewati batas KKM, 20 orang atau 58,82% berada pada nilai yang hampir mendekati batas KKM, dan 1 orang atau 2,94% jauh dari KKM yang diharapkan. Dengan demikian siswa kelas XI Pemasaran 1 sebanyak 61,76% peserta didik berada dibawah KKM yang ditentukan. Sedangkan prestasi belajar siswa pada kelas XI Pemasaran 2 dari 34 siswa, 10 siswa atau 29,41% siswa hampir mendekati nilai KKM dan 24 siswa diatas nilai KKM. Dengan demikian siswa kelas XI Pemasaran 2 sebanyak 70,58% berada di atas KKM. Pada data berikut terlihat, rata-rata prestasi belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil nilai ulangan harian per bab kompetensi. Berikut data selengkapnya pada tabel 1.3:


(6)

TABEL 1.3

NILAI AKUMULASI ULANGAN HARIAN MATA PELAJARAN

MEMPERSIAPKAN DAN MENGOPERASIKAN PERALATAN TRANSAKSI DI LOKASI PENJUALAN SISWA KELAS XI PEMASARAN 1 DAN 2

Rentang Nilai Pemasaran 1 Pemasaran 2

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

92-100 0 0% 0 0%

82-91 1 2,94% 0 0%

72-81 28 82,35% 32 91,11%

71-61 0 0% 2 5,88%

Dibawah 61 5 14,7% 0 0%

Jumlah 34 100% 34 100%

(Sumber: Nilai Ulangan Harian Kompetensi Bab Mempersiapkan dan Mengoperasikan Peralatan Transaksi di Lokasi Penjualan Semester 4, April 2013)

Data tersebut merupakan nilai akumulasi ulangan harian mata pelajaran mempersiapkan peralatan di lokasi penjualan. Pada kelas XI pemasaran 1 yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 28 siswa atau 82,35 % sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu sebanyak 5 siswa atau 14,7%. Pada kelas XI Pemasaran 2 yang mendapat nilai diatas KKM yaitu sebanyak 32 siswa atau 91,11% dan yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 2 siswa atau 5,88%.

Berdasarkan penjabaran sebelumnya maka dapat dilihat terdapat masalah pada proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh penurunan prestasi belajar pada ulangan akhir semester. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan penurunan prestasi belajar, maka perlu mengadakan identifikasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.


(7)

”Faktor intern yaitu adalah faktor yang berasal dari dalam individu sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu” (Slameto,2010:54).

Faktor intern terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis dan kelelahan. Faktor jasmani meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi, minat, bakat, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah meliputi guru, metode pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, hubungan peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, standar pengajaran, keadaan gedung, dan tugas

Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut salah satu faktor yang sangat penting adalah guru. Peran guru dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa tidak terlepas dari kinerja guru tersebut. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat 1 menyebutkan ”kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.”

Kompetensi kepribadian merupakan karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh guru sebagai individu yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi


(8)

teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat. Guru memiliki kompetensi sosial digunakan untuk berkomunikasi lisan, tulis dan atau isyarat secara santun; menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional serta bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan /atau seni yang diampunya. Guru harus menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu dan konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, yang meliputi, Pertama pemahaman terhadap peserta didik. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik dan perkembangan kognitif.

Kedua, yaitu perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode, serta penilaian, dalam sutu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk


(9)

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu komponen pedagogik yang harus dimiliki oleh guru yang akan melaksanakan pembelajaran.

Ketiga, pelaksanaan pembelajaran di kelas adalah inti dari penyelenggaraan pendidikan dengan ditandai oleh adanya :

1. Pengelolaan kelas merupakan kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas

2. Media merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang guru pilih seperti cetak, media audio, media audio visual. Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar seperti buku pedoman dan literatur lainnya.

3. Penggunaan model atau metode pembelajaran penting dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran merupakan acuan atau petunjuk sebagai rencana yang digunakan pengajar yang digunakan dalam aktifitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu


(10)

sedangkan metode pembelajaran merupakan prosedur, urutan langkah-langkah dan cara guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Keempat, evaluasi prestasi belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Kelima, pengembangan peserta didik dilakukan untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya melalui berbagai cara antara lain ekstrakurikuler, pengayaan dan bimbingan dan konseling.

Semua unsur tersebut di atas harus dimiliki dan dilaksanakan oleh guru. Salah satunya adalah cara pemilihan strategi/metode pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting seorang guru memilih strategi pembelajaran yang tepat pada setiap pembelajaran berlangsung. Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pendekatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran dan pembelajar, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan efisien (Budiwati dan Permana, 2010:72).

Menurut J.J Hasibuddin dan Moedjiono (2002:3) strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru-murid di dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Pengertian strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan guru-murid di dalam peristiwa pembelajaran. Strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan menurut Kemp (Wina Sanjaya, 2008:126)


(11)

bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran yang dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi dapat diimplementasikan dalam beberapa metode.

Macam-macam strategi yang telah digunakan sekarang sangat beranekaragam. Berdasarkan informasi yang yang peneliti peroleh didapatkan ketika melakukan prapenelitian bahwa strategi pembelajaran yang sering digunakan oleh guru produktif di SMK Sangkuriang 1 Cimahi adalah strategi pembelajaran biasa.

Guru hanya sekedar memberi catatan saja dan ketika masuk guru hanya memberikan metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah (guru menjelaskan materi), tanya jawab dan penugasan berupa pemberian soal. Siswa lebih berperan sebagai penerima yaitu mendengarkan, mencatat dan menjawab soal yang diberikan guru. Akibat dari semua itu siswa hanya berfikir bagaimana caranya agar dapat mengalahkan siswa lainnya di kelas. Dengan kondisi suasana tersebut siswa akan menjadi bosan, jenuh. Sebenarnya terdapat metode pembelajaran lain yang dapat diterapkan pada mata pelajaran produktif pemasaran sehingga tercipta kondisi belajar yang lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Melihat kondisi demikian, perlu adanya penggunaan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan menjadikan proses belajar mengajar (PBM) optimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapa. Penggunaan metode tersebut tentunya berkaitan dengan strategi pembelajaran. hartono (2008:2)


(12)

mengungkapkan salah satu alternative untuk pencapaian tujuan pembelajaran adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif (active learning) yang berbasis

student centered.

Menurut Silberman (2006:xxii) belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi komprehensi. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikit tentang materi pelajaran. Silberman (2006) menuliskan 101 metode pembelajaran yang termasuk ke dalam strategi pembelajaran aktif (active learning), lima diantaranya digunakan dalam prosedur penelitian ini. Pertama, dengan menerapkan metode diskusi. Kedua, dengan menerapkan jigsaw. Ketiga, dengan menerapkan metode tutor sebaya. Keempat, dengan menerapkan group to group dan yang kelima, dengan menerapkan metode simulasi. Kemudian kelima metode tersebut dikolaborasikan untuk menghasilkan PBM yang dinamis sehingga memunculkan proses pembelajaran yang efektif. Seperti halnya menurut Makmun (2004:155) bahwa guru selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat dalam mengajar sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

Melalui strategi pembelajaran aktif (active learning), siswa sebagai peserta didik diharapkan dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan serta menjadi PBM lebih menarik dan menyenangkan. Siswa dituntut untuk mengolah dan


(13)

mengorganisasi bahan, menyampaikan konsep, serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan uraian tersebut untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran aktif (active learning) maka perlu dilakukan penelitian tentang

”Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif (Active learning) Terhadap Prestasi belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Produktif Pemasaran“.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, pandangan umum yang masih dianut guru dalam proses belajar mengajar sampai sekarang ialah bahwa dalam proses belajar mengajar, pengetahuan dialihkan guru ke siswa (transmisi). Pola pengembangan ini menyebabkan aktivitas siswa dalam proses belajar pasif. Sehingga proses pembelajaran tidak merangsang siswa, kreatif dan memilih kemampuan kerjasama dalam kelompok. Fenomena kegiatan pendidikan masih jauh dari yang diharapkan maka untuk menciptakan pendidikan yang baik, sudah saatnya guru harus menguasai strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa karena peran seorang guru sangatlah penting dalam meningkatkan kompetensi siswa.

Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara skematis dalam pengajaran yang dilaksanakannya untuk meningkatkan kesempatan belajar siswa dan memperbaiki kualitas mengajar. Tugas guru tidak hanya sekedar


(14)

mengajar (teaching) dan mendidik, jika diamati secara seksama strategi-strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru masih berpusat pada guru sebagai penyampai materi (Yushepa, 2002:20).

Kecenderungan guru otoriter dan instruktif menjadikan komunikasi satu arah. Disini guru yang berperan aktif sementara siswa pasif hanya menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, ini berarti guru kurang memberi peluang dan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa menjadi pasif dan situasi ini bertentangan dengan siswa belajar aktif.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Kemungkinan menurunya prestasi belajar siswa diakibatkan karena penggunaan strategi pembelajaran yang sama, maka SMK sangkuriang 1 Cimahi perlu melakukan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa XI Pemasaran 1 pada mata pelajaran produktif pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.


(15)

3. Bagaimana pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif terhadap hasil belajar siswadengan tujuan untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi .

2. Gambaran prestasi belajar siswa XI Pemasaran 1 pada mata pelajaran produktif pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

3. Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.5 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :


(16)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya tambahan pustaka bagi kegiatan ilmiah mengenai strategi pembelajaran aktif sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi SMK Sangkuriang 1 Cimahi mengenai strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar, sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan terhadap kebijakan sekolah dalam merancang strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.


(1)

bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran yang dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi dapat diimplementasikan dalam beberapa metode.

Macam-macam strategi yang telah digunakan sekarang sangat beranekaragam. Berdasarkan informasi yang yang peneliti peroleh didapatkan ketika melakukan prapenelitian bahwa strategi pembelajaran yang sering digunakan oleh guru produktif di SMK Sangkuriang 1 Cimahi adalah strategi pembelajaran biasa.

Guru hanya sekedar memberi catatan saja dan ketika masuk guru hanya memberikan metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah (guru menjelaskan materi), tanya jawab dan penugasan berupa pemberian soal. Siswa lebih berperan sebagai penerima yaitu mendengarkan, mencatat dan menjawab soal yang diberikan guru. Akibat dari semua itu siswa hanya berfikir bagaimana caranya agar dapat mengalahkan siswa lainnya di kelas. Dengan kondisi suasana tersebut siswa akan menjadi bosan, jenuh. Sebenarnya terdapat metode pembelajaran lain yang dapat diterapkan pada mata pelajaran produktif pemasaran sehingga tercipta kondisi belajar yang lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Melihat kondisi demikian, perlu adanya penggunaan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan menjadikan proses belajar mengajar (PBM) optimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapa. Penggunaan metode tersebut tentunya berkaitan dengan strategi pembelajaran. hartono (2008:2)


(2)

mengungkapkan salah satu alternative untuk pencapaian tujuan pembelajaran adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif (active learning) yang berbasis student centered.

Menurut Silberman (2006:xxii) belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi komprehensi. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikit tentang materi pelajaran. Silberman (2006) menuliskan 101 metode pembelajaran yang termasuk ke dalam strategi pembelajaran aktif (active learning), lima diantaranya digunakan dalam prosedur penelitian ini. Pertama, dengan menerapkan metode diskusi. Kedua, dengan menerapkan jigsaw. Ketiga, dengan menerapkan metode tutor sebaya. Keempat, dengan menerapkan group to group dan yang kelima, dengan menerapkan metode simulasi. Kemudian kelima metode tersebut dikolaborasikan untuk menghasilkan PBM yang dinamis sehingga memunculkan proses pembelajaran yang efektif. Seperti halnya menurut Makmun (2004:155) bahwa guru selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat dalam mengajar sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

Melalui strategi pembelajaran aktif (active learning), siswa sebagai peserta didik diharapkan dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan serta menjadi PBM lebih menarik dan menyenangkan. Siswa dituntut untuk mengolah dan


(3)

mengorganisasi bahan, menyampaikan konsep, serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan uraian tersebut untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran aktif (active learning) maka perlu dilakukan penelitian tentang ”Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif (Active learning) Terhadap Prestasi

belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Produktif Pemasaran“.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, pandangan umum yang masih dianut guru dalam proses belajar mengajar sampai sekarang ialah bahwa dalam proses belajar mengajar, pengetahuan dialihkan guru ke siswa (transmisi). Pola pengembangan ini menyebabkan aktivitas siswa dalam proses belajar pasif. Sehingga proses pembelajaran tidak merangsang siswa, kreatif dan memilih kemampuan kerjasama dalam kelompok. Fenomena kegiatan pendidikan masih jauh dari yang diharapkan maka untuk menciptakan pendidikan yang baik, sudah saatnya guru harus menguasai strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa karena peran seorang guru sangatlah penting dalam meningkatkan kompetensi siswa.

Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara skematis dalam pengajaran yang dilaksanakannya untuk meningkatkan kesempatan belajar siswa dan memperbaiki kualitas mengajar. Tugas guru tidak hanya sekedar


(4)

mengajar (teaching) dan mendidik, jika diamati secara seksama strategi-strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru masih berpusat pada guru sebagai penyampai materi (Yushepa, 2002:20).

Kecenderungan guru otoriter dan instruktif menjadikan komunikasi satu arah. Disini guru yang berperan aktif sementara siswa pasif hanya menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, ini berarti guru kurang memberi peluang dan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga siswa menjadi pasif dan situasi ini bertentangan dengan siswa belajar aktif.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Kemungkinan menurunya prestasi belajar siswa diakibatkan karena penggunaan strategi pembelajaran yang sama, maka SMK sangkuriang 1 Cimahi perlu melakukan strategi pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

2. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa XI Pemasaran 1 pada mata pelajaran produktif pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.


(5)

3. Bagaimana pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif terhadap hasil belajar siswadengan tujuan untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan strategi pembelajaran aktif pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi .

2. Gambaran prestasi belajar siswa XI Pemasaran 1 pada mata pelajaran produktif pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

3. Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif pemasaran di kelas XI Pemasaran 1 SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

1.5 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :


(6)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memperkaya tambahan pustaka bagi kegiatan ilmiah mengenai strategi pembelajaran aktif sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi SMK Sangkuriang 1 Cimahi mengenai strategi pembelajaran aktif terhadap prestasi belajar, sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan terhadap kebijakan sekolah dalam merancang strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.