S MBS 0902682 Chapter (3)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah Strategi Pembelajaran Aktif terdiri dari aktivitas siswa, aktivitas guru, segi program, situasi belajar, sarana belajar. Variabel terikat (dependent variable) adalah Prestasi Belajar yang terdiri dari nilai siswa.
Objek penelitian di SMK Sangkuriang 1 Cimahi, yaitu mengenai persepsi penerapan strategi pembelajaran aktif dan prestasi belajar. Sedangkan responden yang akan menjadi bahan penelitian adalah kelas XI Pemasaran 1 dan XI Pemasaran 2 pada mata pelajaran produktif pemasaran di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun maka pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) adalah pendekatan
cross sectional, yaitu “Metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam
satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”. Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan dianalisis mengenai pengaruh strategi pembelajaran aktif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI Pemasaran SMK Sangkuriang 1 Cimahi mata pelajaran produktif pemasaran
(2)
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. “Penelitian eksperimen diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, artinya memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat”. Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian cukup khas. Kekhasan tersebut diperhatikan oleh dua hal pertama penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat (Syaodih, 2006:194).
Metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.” (Sugiyono, 2010:107). Penelitian eksperimen memiliki 3 jenis yang masing-masing memiliki kekhasan, yakni pre-eksperimen, quasi eksperimen, dan true eksperimen. Berikut perbedaan dari ketiga jenis penelitian eksperimen.
TABEL 3.1
JENIS – JENIS PENELITIAN EKSPERIMEN
No Pre eksperimen Quasi eksperimen True eksperimen
1 Hanya 1 kelas (kelas eksperimen )
ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas
eksperimen )
Ada dua kelas (kelas kontrol dan kelas
eksperimen ) 2 Sampel dipilih secara
random
Sampel tidak dipilih secara random
Sampel dipilih secara random 3 Hanya pretest atau
postes aja yang diberikan
Dilakukan pretes dan
postes
Dilakukan pretest dan
posttest
4 Tidak diberikan evaluasi tes
Diberikan evaluasi tes saat awal dan akhir model
pembelajaran
Pemberian evaluasi tes diberikan secara
berkala (Muhibbin Syah, 2006:79)
Tabel 3.1 merupakan bukti dari penelitian yang diteliti adalah termasuk
(3)
eksperimen, sampel tidak dipilih secara random, dilakukannya pretest dan postest
serta diberikanya evaluasi tes saat awal dan akhir penerapan strategi pembelajaran di kedua kelas. Agar mendapat hasil yang berbeda Antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh dari strategi pembelajaran aktif (active learning) terhadap prestasi belajar siswa. Alasan peneliti memilih metode ini adalah karena peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan Antara prestasi belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif (active learning) dengan prestasi siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran aktif (active learning) pada mata pelajaran Produktif Pemasaran di kelas XI Pemasaran SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Strategi pembelajaran aktif (active learning) belum pernah digunakan guru pada mata pelajaran Produktif Pemasaran di sekolah tersebut, sehingga untuk mengetahui peneliti harus menggunakan metode penelitian eksperimen.
3.2.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan non-equivalent kontrol group design. Menurut Sugiyono (2010:116) “Non-equivalent kontrol group design hampir sama dengan pretest
-postest kontrol group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.” Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
(4)
O 1 X O 2
O 3 O 4
(Sugiyono,2010:116) GAMBAR 3.1 DESAIN PENELITIAN Keterangan :
O 1 : Tes awal (sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen
O 2 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
O 3 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
O 4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol
X : Penerapan strategi pembelajaran aktif (active learning)
Berdasarkan desain tersebut penelitian qua si eksperimen ini melibatkan dua kelompok peserta didik, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sama-sama diberikan pretest dan postest tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan strategi pembelajaran aktif (active learning) , sedangkan kelas kontrol tidak diberikan strategi pembelajaran aktif (active leanring).
3.2.2 Operasional Variabel
TABEL 3.2
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL /SUB-VARIABEL
KONSEP TEORITIS
KONSEP EMPIRIS NO
ITEM
INDIKATOR UKURAN SKALA
Pembelajaran Aktif (Active Learning) (Variabel X)
Metode diskusi adalah salah satu cara penyajian pelajaran dengan cara
menghadapkan peserta didik kepada suatu masalah yang dapat berbentuk pertanyaan yang bersifat
problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Abuddin nata,
Keaktifan siswa dalam ikut mempersiapkan kegiatan belajar mengajar
Tingkat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuan berpendapat tentang ide-ide dari masing-masing siswa
Ordinal 1
(5)
VARIABEL /SUB-VARIABEL
KONSEP TEORITIS
KONSEP EMPIRIS NO
ITEM
INDIKATOR UKURAN SKALA
2009:188) untuk mendorong
mengungkapkan ide-ide baru tentang materi yang dibahas dalam proses belajar mengajar Tingkat guru membangkitkan keaktifan siswa dalam setiap kegiatan seperti bertanya, menjawab, menengahi dan sebagainya
Ordinal 3
Adanya keikutsertaan guru dalam memantau dan mengkoordinir seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran Tingkat guru membantu siswa untuk menghargai pendapat temanya
Ordinal 4
Tingkat guru mengembangkan motivasi siswa untuk belajar lebih lanjut
Ordinal 5
Tingkat guru menarik perhatian siswa dengan cara mengaitkan materi pelajaran dengan diri siswa (umpamanya dengan pengalaman mereka
Ordinal 6
Keanekaragaman peralatan serta sarana penunjang pembelajaran Tingkat guru menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan
Ordinal 7
Tingkat guru terampil atau menguasai alat bantu
pembelajaran yang tersedia dan
(6)
VARIABEL /SUB-VARIABEL
KONSEP TEORITIS
KONSEP EMPIRIS NO
ITEM
INDIKATOR UKURAN SKALA
sesuai dengan materi yang diajarkan Tingkat guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan
Ordinal 9
Metode simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar, dengan tujuan untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep prinsip atau keterampilan tertentu (Abuddin nata,2009:192) Memilih jenis kegiatan dan mengatur siswa dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai sesuatu proses.
Tingkat guru memilih jenis peran yang akan dilakukan oleh siswa sesuai dengan materi yang
disampaikan
Ordinal 10
Tingkat guru menjelaskan bagaimana proses dari kegiatan peran yang dilakukan siswa
Ordinal 11
Tingkat guru membimbing kerjasama antara siswa dalam memainkan peran
Ordinal 12
Pemberi kemudahan atau fasilitator Tingkat guru menjadi seorang pembimbing dalam proses bermain peran
Ordinal 13
Tingkat guru mendukung suasana belajar dengan sikap yang sportif
Ordinal 14
Tingkat guru memberi pengertian tentang apa yang tercantum dalam materi
Ordinal 15
Sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran Tingkat guru menyediakan media yang digunakan pada saat bermain peran
(7)
VARIABEL /SUB-VARIABEL
KONSEP TEORITIS
KONSEP EMPIRIS NO
ITEM
INDIKATOR UKURAN SKALA
Tingkat guru memberikan kegiatan belajar di luar kelas
Ordinal 17
Tingkat guru mengefisienkan waktu untuk melakukan kegiatan belajar
Ordinal 18
Membahas bahan yang telah dibuat sebelumnya oleh guru Tingkat guru menjelaskan gambaran umum materi sehingga siswa mengetahui arah bahan pelajaran yang akan dibahas
Ordinal 19
Tingkat guru mengulang materi yang diberikan sebelum di mengerti oleh siswa pada proses pembelajaran
Ordinal 20
Tingkat guru memberikan kesimpulan atas materi yang diberikan
Ordinal 21
Model jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut anggota kelompok lainnya (Arends,1997:34). Semua anggota kelompok bekerja secara sinergis dalam mengembangkan kelompoknya Tingkat guru mengelompokkan siswa berdasarkan prestasi belajar
Ordinal 22
Tingkat guru mengarahkan kerjasama kelompok
Ordinal 23
Tingkat guru mengkondisikan kekompakkan kelompok
Ordinal 24
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya Tingkat guru mengajak siswa untuk perpartisipasi dalam kelompok
Ordinal 25
Tingkat guru memberikan tanggung jawab
(8)
VARIABEL /SUB-VARIABEL
KONSEP TEORITIS
KONSEP EMPIRIS NO
ITEM
INDIKATOR UKURAN SKALA
kepada individu dengan tugas materi yang diberikan Tingkat guru memberikan tanggung jawab individu terhadap anggota kelompoknya
Ordinal 27
Setiap anggota kelompok kesempatan untuk menyampaikan hasil kerjanya Tingkat guru berperan dalam pelaksanaan diskusi
Ordinal 28
Tingkat guru mendorong siswa untuk berperan melakukan tugasnya dalam proses diskusi
Ordinal 29
Tingkat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan interaksi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain
Ordinal 30
Komunikasi dalam kelompok harus merata pada setiap individu anggota kelompok, tidak boleh didominasi oleh siswa tertentu Tingkat guru berperan membantu mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik
Ordinal 31
Tingkat guru membangkitkan komunikasi antara peserta didik saat berdiskusi
Ordinal 32
Tingkat guru menghargai pendapat kelompok lain selama diskusi
Ordinal 33
Melakukan refleksi apakah
Tingkat guru menimbulkan
(9)
VARIABEL /SUB-VARIABEL
KONSEP TEORITIS
KONSEP EMPIRIS NO
ITEM
INDIKATOR UKURAN SKALA
sudah baik atau belum
rasa percaya diri setelah melakukan diskusi Tingkat guru memotivasi peserta didik setelah melakukan diskusi
Ordinal 35
Tingkat guru memberikan pemahaman tetang materi yang diajarkan setelah melakukan diskusi
Ordinal 36
Metode tutor teman sebaya adalah seorang teman atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru (semua kriteria menjadi tutor sebaya) dan ditugaskan untuk membantu siswa mengalami kesulitan belajar. (Udin S. Winataputra ,1999:380) Guru sebagai fasilitator, bukan penceramah Tingkat guru dalam memecahkan masalah yang di hadapi siswa dalam proses belajar mengajar
Ordinal 37
Tingkat guru sebagai juru selamat manakala masalah tidak dapat dipecahkan oleh siswa
Ordinal 38
Tingkat guru memberikan bantuan kepada siswa yang memerlukanya
Ordinal 39
Fokus pembelajaran pada siswa bukan pada guru
Tingkat guru memberikan pemahaman tentang keberanian siswa untuk menjadi seorang tutor dalam proses belajar
Ordinal 40
Tingkat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk barpartisipasi
(10)
VARIABEL /SUB-VARIABEL
KONSEP TEORITIS
KONSEP EMPIRIS NO
ITEM
INDIKATOR UKURAN SKALA
dalam proses pembelajaran Tingkat guru memberikan bantuan kepada tutor dalam kejelasan tutor dalam menjelasakan materi
Ordinal 42
Siswa belajar secara aktif
Tingkat guru mendominasi pembicaraan dalam kelas
Ordinal 43
Tingkat guru memberikan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri sendiri
Ordinal 44
Tingkat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan ide orang lain dengan ide sendiri
Ordinal 45
Metode group to group adalah salah satu metode belajar aktif yang menuntut siswa untuk berfikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya.
Sesuai dengan kebutuhan siswa dan memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi siswa Tingkat guru memberikan tugas kepada kelompok sesuai dengan materi
Ordinal 46
Tingkat guru memberikan contoh tugas kepada peserta didik sesuai materi yang diberikan
Ordinal 47
Memberikan kewenangan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan bertanggung jawab
Tingkat guru menghormati ide-ide siswa tentang materi yang dipelajari
Ordinal 48
Tingkat guru memberikan peluang kepada siswa untuk mengambil
(11)
VARIABEL /SUB-VARIABEL
KONSEP TEORITIS
KONSEP EMPIRIS NO
ITEM
INDIKATOR UKURAN SKALA
keputusan sendiri tentang masalah pelajaran yang dihadapinya Tingkat guru memberikan pilihan keputusan kepada para anggota kelompoknya
Ordinal 50
Mengembangkan motivasi siswa Tingkat guru mengetahui keingintahuan siswa terhadap materi yang diberikan
Ordinal 51
Tingkat guru memberikan dorongan kebutuhan belajar yang berasal dari dalam diri siswa
Ordinal 52
Tingkat guru memberikan harapan akan cita-cita siswa untuk mangerti materi yang diberikan
Ordinal 53
Prestasi belajar (Variabel Y) Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Tu’u (2004:75)
Nilai Angka yang
diperoleh peserta didik setelah selesai pembelajaran
Rasio
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data berdasarkan sumbernya data dibedakanya menjadi dua, yaitu data Primer dan data Sekunder. Menurut Husein Umar (2003:64), “Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku
(12)
langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu”, dengan kata lain data Primer diperoleh secara langsung. Data Sekunder menurut Husein Umar (2003:84), “Data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel, dan jurnal ilmiah. “Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data Primer dan data Sekunder. Berdasarkan hal tersebut, maka sumber data yang diperoleh untuk menunjang penelitian ini di antaranya :
TABEL 3.3
SUMBER DAN JENIS DATA
No Data Jenis
1 Penerapan strategi pembelajaran yang diterapkan guru mata
pelajaran mempersiapkan dan mengoperasikan peralatan transaksi di lokasi penjualan
Primer
2 Penerapan strategi pembelajaran aktif Primer
3 Data prestasi peserta didik setelah penerapan pembelajaran aktif Primer
4 Rekapitulasi nilai UAS mata pelajaran Sekunder
5 Daftar nilai ulangan harian kelas XI Pemasaran semester ganjil Sekunder
6 Daftar nilai ulangan harian kompetensi mempersiapkan dan
mengoperasikan peralatan transaksi di lokasi penjualan
Sekunder
7 Daftar jumlah kelas dan siswa SMK Sangkuriang 1 Cimahi Sekunder
8 Profil SMK Sangkuriang 1 Cimahi Sekunder
3.2.4 Populasi dan Sampel 3.2.4.1Populasi
Penelitian yang dilakukan selalu berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan dan menganalisis suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang penting. Menurut Riduwan (2006:54 “ Populasi merupakan merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Sedangkan
(13)
menurut Sugiyono (2010: 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitianya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan. Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah peserta didik Pemasaran 1 sebanya 34 peserta didik dan Pemasaran 2 sebanyak 34. jadi populasi dalam penelitian ini adalah 64 peserta didik.
3.2.4.2 Sampel
Mendapatkan data merupakan suatu objek yang paling utama dalam proses penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu obyek penelitian yang telah ditentukan populasi dari obyek yang akan diteliti. Langkah selanjutnya ialah mencari sampel yang bertujuan memudahkan dalam meneliti obyek peelitian. Menurut Sugiyono (2010:118), yang dimaksud dengan sampel adalah “Bagian dari jumlah karekteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.” Dalam penelitian ini akan diambil jumlah sampel sesuai dengan jumlah populasinyanya. Maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian populasi atau sensus
(14)
karena mengambil sampel seluruh populasi atau dinamakan sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2010:124) :
Sampling jenuh adalah teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sampel jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, peserta didik XI Pemasaran 1 dan XI Pemasaran 2 sebanyak 68 siswa maka sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi. Dalam hal ini peserta didik kelas XI Pemasaran I siswa menjadi kelas eksperimen sebanyak 34 siswa dan XI Pemasaran II menjadi kelas kontrol sebanyak 34 siswa.
3.2.5 Prosedur Penelitian
Prosedur yang akan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan berikut ini adalah proses tahapan yang dilakukan :
1. Tahap persiapan : dilakukan penentuan populasi dan sampel serta persiapan pembuatan RPP, bahan ajar, dan instrumen penelitian
2. Tahapan pretest : dilakukan tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan 3. Tahapan pelaksanaan pembelajaran : dilakukan kegiatan pembelajaran
kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran aktif (active learning), sedangkan kelompok kontrol menggunakan strategi pembelajaran pasif
(15)
4. Tahapan postest : dilakukan tes akhir untuk mengetahui prestasi belajar kelas eksperimen dan kontrol setelah diberi perlakuan
5. Tahapan analisis data : dilakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik yang membandingkan Antara hasil pretest dan postes kelas eksperimen dan kontrol setelah diberi perlakuan
6. Tahapan uji hipotesis : dilakukan penarikan kesimpulan untuk menolak atau menerima hasil hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.
7. Tahapan penarikan kesimpulan : dilakukan penarikan kesimpulan penelitian berdasarkan uji hipotesis
Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
(16)
Telah Kompetensi Mata Pelajaran Pemasaran
Observasi awal ke sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian
Perumusan Masalah (Studi Pendahuluan)
Studi literature tentang metode pembelajaran dan kurikulum
pemasaran SMK kelas XI
Menyusun Perangkat Pembelajaran
Pembuatan media pembelajaran
Penyusunan instrument penelitian : instrumen tes dan lembar observasi
Judgement :
Uji validitas isi dan valididtas konstruksi
Uji coba instrument tes
Penentuan Sampel
Kelas Eksperimen Tes awal
Kelas kontrol
Implementasi Pembelajaran Implementasi Pembelajaran
Tes Akhir Tes Akhir
Observasi Perbaikan
(17)
GAMBAR 3.2 ALUR PENELITIAN
3.2.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan secara kombinasi, secara langsung atau tidak langsung. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis dari para ahli melalui sumber bacaan yang berhubungan dan menunjang terhadap variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini, Antara lain mengenai strategi pembelajaran aktif (active learning) dan prestasi belajar siswa.
2. Studi Lapangan , yaitu pengamatan dan peninjauan langsung terhadap objek yang
sedang diteliti yaitu guru dan siswa kelas XI Pemasaran SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Observasi dalam penelitian dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung aktivitas guru dan siswa serta menilai kinerja siswa selama proses pembelajaran. 3. Wawancara, tidak tersruktur, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2010: 197). Wawancara ini dilakukan
Analisis Data dan Pembahasan
(18)
kepada tim guru bidang studi Pemasaran SMK Sangkuriang 1 Cimahi berkaitan dengan kondisi peserta didik kelas XI Pemasaran.
4. Instrumen penelitian dalam bentuk Tes
Menurut Mochtar Bukhori dalam Suharsimi Arikunto (2009:32), ”Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid.” adapun tahap yang dilakukan adalah :
1) Tahap persiapan terdiri dari :
a. Studi pustaka untuk memperoleh landasan teori
b. Sudi kurikulum untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum c. Studi pendahuluan untuk memperoleh data mengenai kondisi
dilapangan
d. Persiapan penyusunan strategi yaitu merancang, mempelajari dan mengkaji masalah pembelajaran yang cocok.
e. Menyusun rencana pembelajaran, skenario pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS) dan evaluasi .
2) Tahap Pelaksanaan
a. Menyusun strategi pembelajaran aktif(active learning) b. Melaksanakan uji coba instrument
c. Melaksanakan pretes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(19)
e. Melaksanakan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
3) Tahap akhir
a. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir serta instrumen lainnya b. Menganalisis dan membawa temuan penelitian
c. Menarik kesimpulan 5. Kuesioner
Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu peserta didik kelas eksperimen di SMK Sangkuriang 1 Cimahi. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator dari kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut :
Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan.
a. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabanya. Jenis instrumen yang digunakan dalam kuesioner merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
b. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala ordinal.
(20)
6. Instrumen dalam bentuk Lembar Observasi
Data observasi ini digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan strategi pembelajaran . pengelolaan data yang dilakukan dengan cara mencari prosentase keterlaksanaan model pembelajaran yang digunakan. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah sebagai berikut:
a Menghitung jumlah jawaban yang observer isi pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.
b Melakukan perhitungan presentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
%Keterlaksanaan Model = Jumlah perolehan skor
Jumlah skor maksimal x100%
c Hasilnya kemudian dikonsultasikan ke dalam kategori keterlaksanaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
TABEL 3.4
KATEGORI KETERLAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN Presentase Keterlaksanaan(%) Interpretasi
0,0-24,5 Sangat Kurang
25,0-37,5 Kurang
37,6-62,5 Sedang
62,6-87,5 Baik
87,6-100 Sangat Baik
Sumber: Hake (1998:64)
Presentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya.
(21)
3.2.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable melalui uji validitas dan reliabilitas sehingga didapat data yang baik dan benar sebuah penelitian.
3.2.7.1 Hasil Validitas Instrumen
Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat kesamaan Antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan keshahihan suatu instrument. Validitas merupakan instrumen yang dapat mengukur kebenaran sesuatu yang diperlukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 168)
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :
= −
2
− 2 2− 2
(22)
= koefisien korelasi Antara variable X dan Y, dua variable yang dikorelasikan.
X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal n = jumlah siswa atau responden
Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan tabel 3.4 berikut ini :
TABEL 3.5
INTERPRETASI NILAI r
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi
Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup
Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak Rendah
Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah
Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat Rendah
Suharsimi Arikunto (2010:75)
Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan. Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan taraf signifikan. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :
= − 2 1− � ²㤹
(Sugiyono, 2010:250)
Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika thitung ≥ t tabel
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika thitung < t tabel
Perhitungan validitas instrument penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson. Berdasarkan hasil
(23)
perhitungan dengan bantuan program Mocrosoft excel 2007 diperoleh hasil dari 53 item yang ditanyakan dalam angket. Untuk lebih jelasnya berikut uji validitas instrument :
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
(ACTIVE LEARNING)(X)
No Pernyataan thitung ttabel Ket.
Metode diskusi
1. Keaktifan siswa dalam ikut mempersiapkan kegiatan belajar mengajar
1
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuan berpendapat tentang ide-ide dari masing-masing siswa
3,753 1,701 Valid
2
Guru mendorong mengungkapkan ide-ide baru tentang materi yang dibahas dalam proses belajar mengajar
3.304 1,701 Valid
3 Guru membangkitkan keaktifan siswa dalam setiap
kegiatan seperti bertanya, menjawab, dan menengahi. 2,505 1,701 Valid
2. Adanya keikutsertaan guru dalam memantau dan mengkoordinir seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran
4 Guru membantu siswa untuk menghargai pendapat
temannya -0.021 1,701
Tidak Valid
5 Guru mengembangkan motivasi siswa untuk belajar
lebih lanjut -0,3 1,701
Tidak Valid 6
Guru menarik perhatian siswa dengan cara
mengaitkan materi pelajaran dengan diri siswa (misalnya dengan pengalaman mereka
3,278 1,701 Valid
3. Keanekaragaman peralatan serta sarana penunjang peralatan pembelajaran
7 Guru menggunakan sumber belajar yang sesuai
dengan kompetensi yang dikembangkan 3,31 1,701 Valid
8
Guru terampil atau menguasai alat bantu pembelajaran yang tersedia dan sesuai dengan materi yang diajarkan
3,669 1,701 Valid
9 Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang dikembangkan 3,518 1,701 Valid
Metode simulasi
1. Memilih jenis kegiatan dan mengatur siswa dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai suatu proses
10 Guru memilih jenis peran yang akan dilakukan oleh
siswa sesuai dengan materi yang disampaikan 3,457 1,701 Valid
11 Guru menjelaskan bagaimana proses dari kegiatan
peran yang dilakukan siswa 0,899 1,701
Tidak Valid
12 Guru membimbing kerja sama antara siswa dalam
memainkan peran 2,581 1,701 Valid
2. Pemberi kemudahan atau fasilitator
(24)
No Pernyataan thitung ttabel Ket. bermain peran
14 Guru mendukung suasana belajar dengan sikap yang
sportif 3,856 1,701 Valid
15 Guru memberi pengertian tentang apa yang tercantum
dalam materi 2,744 1,701 Valid
3. Sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
16 Guru menyediakan media yang digunakan pada saat
bermain peran 3,288 1,701 Valid
17 Guru memberikan kegiatan belajar di luar kelas 6,2 1,701 Valid
18 Guru mengefisienkan waktu untuk melakukan
kegiatan belajar 4,695 1,701 Valid
4. Membahas bahan yang telah dibuat sebelumnya oleh guru
19 Guru menjelaskan gambaran umum materi sehingga
siswa mengetahui arah bahan pelajaran yang akan dibahas
3,09 1,701 Valid
20 Guru mengulang materi yang diberikan sebelum di
mengerti oleh siswa pada proses pembelajaran 3,002 1,701 Valid
21 Guru memberikan kesimpulan atas materi yang
diberikan 2,896 1,701 Valid
Jigsaw
1. Semua anggota kelompok bekerja secara sinergis dalam mengembangkan kelompoknya
22 Guru mengelompokan siswa berdasarkan prestasi
belajar 4,401 1,701 Valid
23 Guru mengarahkan kerja sama kelompok 4,542 1,701 Valid
24 Guru mengkondisikan kekompakan kelompok 6,701 1,701 Valid
2. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya
25 Guru mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam
kelompok 5,071 1,701 Valid
26 Guru memberikan tanggung jawab kepada individu
dengan tugas materi yang diberikan 2,953 1,701 Valid
27 Guru memberikan tanggung jawab individu terhadap
anggota kelompoknya -0,65 1,701
Tidak Valid 3. Setiap anggota kelompok berkesempatan untuk menyampaikan hasil
kerjanya
28 Guru berperan dalam pelaksanaan diskusi 3,346 1,701 Valid
29 Guru mendorong siswa untuk berperan melakukan
tugas dalam proses diskusi 5,493 1,701 Valid
30 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan interaksi antara kelompok satu dengan kelompok lain
6,708 1,701 Valid
4. Komunikasi dalam kelompok harus merata pada setiap individu anggota kelompok, tidak boleh didominasi oleh siswa tertentu
31 Guru berperan membantu mengembangkan
kemampuan komunikasi interpersonal peserta didik 5,444 1,701 Valid
(25)
No Pernyataan thitung ttabel Ket. saat berdiskusi
33 Guru menghargai pendapat kelompok lain selama
diskusi 4,045 1,701 Valid
5. Melakukan refleksi apakah sudah baik atau belum
34 Guru menimbulkan rasa percaya diri setelah
melakukan diskusi 4,103 1,701 Valid
35 Guru memotivasi peserta didik setelah melakukan
diskusi 4,188 1,701 Valid
36 Guru memberikan pemahaman tentang materi yang
diajarkan setelah melakukan diskusi -0,8 1,701
Tidak Valid Metode Tutor Sebaya
1. Guru sebagai fasilitator bukan sebagai penceramah
37 Guru dalam memecahkan masalah yang di hadapi
siswa dalam proses belajar mengajar 0,409 1,701
Tidak Valid
38 Guru sebagai juru selamat manakala masalah tidak
dapat dipecahkan oleh siswa 3,671 1,701 Valid
39 Guru memberikan bantuan kepada siswa yang
memerlukanya 5,484 1,701 Valid
2. Fokus pembelajaran pada siswa bukan pada guru
40 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjadi seorang tutor dalam proses pembelajaran 3,667 1,701 Valid
41 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi dalam proses pembelajaran 5,85 1,701 Valid
42 Guru memberikan bantuan kepada tutor dalam
kejelasan materi 3,37 1,701 Valid
3. Siswa belajar secara aktif
43 Guru mendominasi pembicaraan dalam kelas 4,365 1,701 Valid
44 Guru memberikan kepada siswa untuk melakukan
penilaian diri sendiri 5,89 1,701 Valid
45 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan ide orang lain dengan ide sendiri 4,406 1,701 Valid
Metode group to group
1. Sesuai dengan kebutuhan siswa dan memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi siswa
46 Guru memberikan tugas kepada kelompok sesuai
dengan materi 2,928 1,701 Valid
47 Guru memberikan contoh tugas kepada peserta didik
sesuai materi yang diberikan 3,236 1,701 Valid
2. Memberikan kewenangan kepada siswa untuk berpikir secara kritis dan bertanggung jawab
48 Guru menghormati ide-ide siswa tentang materi yang
dipelajari 2,921 1,701 Valid
49 Guru memberikan peluang kepada siswa untuk
mengambil keputusan sendiri tentang masalah pelajaran yang dihadapinya
2,266 1,701 Valid
50 Guru memberikan pilihan keputusan kepada para
(26)
No Pernyataan thitung ttabel Ket. 3. Mengembangkan motivasi siswa
51 Guru mengetahui keingintahuan siswa terhadap
materi yang diberikan 3,243 1,701 Valid
52 Guru memberikan dorongan kebutuhan belajar yang
berasal dari dalam diri siswa 4,26 1,701 Valid
53 Guru memberikan harapan akan cita-cita siswa untuk
mengerti materi yang diberikan 2,94 1,701 Valid
Perhitungan validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 diperoleh hasil dari 40 item soal tes prestasi belajar. Untuk lebih jelasnya, berikut rincian hasil uji validitas instrument soal :
TABEL 3.7
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN SOAL No soal R t hitung t tabel Keterangan
1 -0,09 -0,49 1,697 Tidak Valid
2 0 0,1 1,697 Tidak Valid
3 0,43 2,63 1,697 Valid
4 0,5 2,9 1,697 Valid
5 0,5 3,5 1,697 Valid
6 0,17 0,92 1,697 Tidak Valid
7 0,47 2,94 1,697 Valid
8 0,33 1,91 1,697 Valid
9 0,04 0,23 1,697 Tidak Valid
10 0,4 2,4 1,697 Valid
11 0,38 2,26 1,697 Valid
12 0,44 2,66 1,697 Valid
13 -0,1 -0,3 1,697 Tidak Valid
14 0,44 2,66 1,697 Valid
15 0,51 3,25 1,697 Valid
16 0,3 1,8 1,697 Valid
17 0 -0,2 1,697 Tidak Valid
18 0,6 4,7 1,697 Valid
19 0,4 2,3 1,697 Valid
20 0,5 3,2 1,697 Valid
21 0,43 2,61 1,697 Valid
22 0,56 3,75 1,697 Valid
23 0,2 1 1,697 Tidak Valid
24 0,4 2,6 1,697 Valid
25 0,55 3,57 1,697 Valid
(27)
No soal R t hitung t tabel Keterangan
27 0,54 3,47 1,697 Valid
28 -0,1 -0,3 1,697 Tidak Valid
29 0,5 3,18 1,697 Valid
30 0,38 2,28 1,697 Valid
31 0,91 1,73 1,697 Valid
32 0,3 0,91 1,697 Tidak Valid
33 0,3 2 1,697 Valid
34 0,13 0,72 1,697 Tidak Valid
35 0,75 6,19 1,697 Valid
36 0,59 4,03 1,697 Valid
37 0,36 2,08 1,697 Valid
38 0,44 2,66 1,697 Valid
39 0,37 2,21 1,697 Valid
40 0,4 2,39 1,697 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013
Berdasarkan Tabel tersebut pada instrumen soal variabel prestasi belajar (Y) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada no soal 35 yang bernilai 6,19 sedangkan untuk nilai terendah berada pada no soal 1 yang bernilai -0,49. 3.2.7.2Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa ”sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” (Suharsimi Arikunto, 2009:178)
”Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi akurasi dan kredibilitas suatu alat ukur.” Asep Hermawan (2006:126). Jika suatu instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian
(28)
reliabilitas penelitian dilakukan dengan rumus Spearman Brown pembelahan awal akhir dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
� = �½½
+�½½
Dimana :
�½½ = korelasi Antara skor-skor setiap belahan tes
�� = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
Adapun tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrument yang diperoleh digunakan tabel 3.8 berikut :
TABEL 3.8
INTERPRETASI RELIABILITAS
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
(Suharsimi Arikunto, 2010:75)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrument yang digunakan berupa angket dan soal diketahui bahwa semua variable realiabel karena rhitung lebih besar
daripada rtabel yakni 0,9625 hal ini bisa dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 3.9
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
No Variabel rhitung rtabel Ket
1 Strategi pembelajaran aktif (active learning) 0,9625 0,361 Reliabel
2 Prestasi belajar 0,9445 0,361 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
Berdasarkan hasil reliabilitas, variable strategi pembelajaran aktif (active learning) memperoleh nilai 0,9625 yang terkategori dalam kriteria reliabilitas
(29)
sangat tinggi sedangkan untuk variable prestasi belajar memperoleh nilai 0,9445 yang terkategori sangat tinggi.
3.2.7.3Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal disebut indeks kesukaran, untuk mengetahuinya dapat menggunakan :
�= ��
Dimana :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal menggunakan kriteria (Arikunto, 2010:210) pada tabel 3.10 berikut :
TABEL 3.10
INTERPRETASI HARGA INDEKS KESUKARAN
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar
0,00 < P 0,3 Sukar 0,31 P 0,70 Sedang 0,71 P < 1,00 Mudah
1,00 Terlalu Mudah
3.2.7.4Daya Pembeda
Daya beda bertujuan menguji kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa berkemampuan rendah. Pada daya pembeda siswa dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang berkemampuan pandai dan rendah. Perhitungan daya pembeda menggunakan rumus sebagai berikut :
(30)
�= �� −
�
� = PA– PB
Dimana :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai daya pembeda yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya beda butir soal dengan menggunakan kriteria (Suharsimi Arikunto, 2010:218) sebagai berikut :
TABEL 3.11
INTERPRETASI DAYA PEMBEDA
Tingkat Kesukaran Niali Daya Pembeda
Soal dibuang Negatif
Jelek 0,00-0,20
Cukup 0,21-0,40
Baik 0,41-0,70
Baik Sekali 0,71-1,00
3.2.8 Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh nilai pretest dan postest pada kedua kelas dihitung selisih Antara pretest dan postest untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut :
� � = −
(31)
Skor gain normal ini diiterpretasikan untuk menyatakan kriteria peningkatan hasil belajar siswa. Berikut adalah kriteria penigkatan pembelajaran berdasarkan nilai rat-rata gain ternormalisasi :
TABEL 3.12
KRITERIA KATEGORI PENINGKATAN PEMBELAJARAN Gain
Ternormalisasi
Kriteria 0,00< h ≤0,30 Rendah 0,30< h ≤0,70 Sedang 0,70< h ≤1,00 Tinggi
(Hake, 1998:64) 3.2.8.1Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi chi-kuadrat.
Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut : a. Menentukan rentang skor (r)
= ��慜� � − � �
(Nana Sudjana, 1992:47) b. Menentukan banyak kelas interval (k)
= 1−3.3 log (Nana Sudjana, 1992:47) c. Menentukan panjang kelas interval (p)
=
d. Membuat tabel distribusi frekuensi e. Menghitung Mean (rata-rata X)
= = �−�−1�� � �� �− �−1
(Nana Sudjana, 1992:67)
(32)
M = mean (rata-rata)
Fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval
f. Menentukan simpangan baku (SD)
�= �� �− 2 −1 Keterangan :
S = simpangan baku (standard deviasi )
= mean (rata-rata)
Fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval
n = jumlah responden g. Menghitung harga baku (Z)
= −
� (Ngalim Purwanto, 2001:104)
Keterangan : Z = harga baku K = batas kelas
= mean (rata-rata) S = simpangan baku
h. Menghitung luas interval (Li)
Li = L1 – L2
Keterangan :
L1 = nilai peluang baris atas
L2 = nilai peluang baris bawah
i. Menghitung frekuensi ekspektasi harapan (ei) � = � . �筽�
j. Menghitung Chi-Kuadrat (χ2)
(33)
�2 = � � 2
� (Suharsimi Arikunto, 2009:259)
Keterangan : χ2
= chi kuadrat hitung
�= frekuensi ekspetasi harapan
�= frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas xt
Hasil perhitungan �2hitung selanjutnya dibandingkan dengan �2tabel dengan
ketentuan sebagai berikut : 1) Tingkat kepercayaan 95% 2) Derajat kebebasan (dk = k – 1) 3) Apabila �2
hitung < �2tabel berarti data berdistribusi normal
3.2.8.2Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians populasi, apakah populasi mempunyai varians yang sama atau berbeda dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat tabel skor dari dua kelompok data
b. Pengujian varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut
�= �
� �
c. Mengkonsultasikan harga F hitung di atas pada tabel F dengan derajat
kebebasan dk pembilang (k-1) dan dk penyebut (k-1) dengan tarap kesalahan ditetapkan 1 %. Jika diperoleh harga F hitung < F tabel maka dikatakan bahwa
data tersebut homogen. 3.3 Pengujian Hipotesis
(34)
Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata – rata pada tes awal (pretest), tes akhir (postest) dan gain, dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian rumus Uji t (Sugiyono, 2009:138) adalah : a. Karena jumlah kedua sampel sama n1 = n2 maka rumus yang digunakan
adalah:
= 1− 2 �12
n1+ �22 n2 Keterangan :
1
X
= nilai rata – rata kelompok eksperimen 2X
= nilai rata – rata kelompok kontrol S1 = varian kelompok eksperimen S2 = varian kelompok kontroln1 = jumlah responden kelompok eksperimen n2 = jumlah responden kelompok kontrol b. Menentukan derajat kebebasan
dk = n1+n2 - 2
c. Menentukan nilai t dari tabel statistik
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut :
Jika: t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
(1)
sangat tinggi sedangkan untuk variable prestasi belajar memperoleh nilai 0,9445 yang terkategori sangat tinggi.
3.2.7.3Hasil Pengujian Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal disebut indeks kesukaran, untuk mengetahuinya dapat menggunakan :
�=
�� Dimana :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal menggunakan kriteria (Arikunto, 2010:210) pada tabel 3.10 berikut :
TABEL 3.10
INTERPRETASI HARGA INDEKS KESUKARAN
Nilai P Kriteria
0,00 Terlalu Sukar
0,00 < P 0,3 Sukar
0,31 P 0,70 Sedang
0,71 P < 1,00 Mudah
1,00 Terlalu Mudah
3.2.7.4Daya Pembeda
Daya beda bertujuan menguji kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa berkemampuan rendah. Pada daya pembeda siswa dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang berkemampuan pandai dan rendah. Perhitungan daya pembeda menggunakan rumus sebagai berikut :
(2)
�=
�� −
�
� = PA – PB Dimana :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai daya pembeda yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan daya beda butir soal dengan menggunakan kriteria (Suharsimi Arikunto, 2010:218) sebagai berikut :
TABEL 3.11
INTERPRETASI DAYA PEMBEDA Tingkat Kesukaran Niali Daya Pembeda Soal dibuang Negatif
Jelek 0,00-0,20
Cukup 0,21-0,40
Baik 0,41-0,70
Baik Sekali 0,71-1,00
3.2.8 Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh nilai pretest dan postest pada kedua kelas dihitung selisih Antara pretest dan postest untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut :
� � = −
(3)
Skor gain normal ini diiterpretasikan untuk menyatakan kriteria peningkatan hasil belajar siswa. Berikut adalah kriteria penigkatan pembelajaran berdasarkan nilai rat-rata gain ternormalisasi :
TABEL 3.12
KRITERIA KATEGORI PENINGKATAN PEMBELAJARAN Gain
Ternormalisasi
Kriteria
0,00< h≤0,30 Rendah 0,30< h≤0,70 Sedang 0,70< h≤1,00 Tinggi
(Hake, 1998:64)
3.2.8.1Uji Normalitas Data
Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi chi-kuadrat.
Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut : a. Menentukan rentang skor (r)
= ��慜� � − � �
(Nana Sudjana, 1992:47) b. Menentukan banyak kelas interval (k)
= 1−3.3 log (Nana Sudjana, 1992:47)
c. Menentukan panjang kelas interval (p)
=
d. Membuat tabel distribusi frekuensi e. Menghitung Mean (rata-rata X)
= = �−�−1�� �
�� �− �−1
(Nana Sudjana, 1992:67)
(4)
M = mean (rata-rata)
Fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval f. Menentukan simpangan baku (SD)
�= �� �− 2
−1
Keterangan :
S = simpangan baku (standard deviasi )
= mean (rata-rata)
Fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
Xi = tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval n = jumlah responden
g. Menghitung harga baku (Z)
= −
� (Ngalim Purwanto, 2001:104)
Keterangan : Z = harga baku K = batas kelas
= mean (rata-rata) S = simpangan baku
h. Menghitung luas interval (Li) Li = L1 – L2
Keterangan :
L1 = nilai peluang baris atas L2 = nilai peluang baris bawah
i. Menghitung frekuensi ekspektasi harapan (ei) � = � . �筽�
j. Menghitung Chi-Kuadrat (χ2)
(5)
�2 = � � 2
� (Suharsimi Arikunto, 2009:259)
Keterangan : χ2
= chi kuadrat hitung
�= frekuensi ekspetasi harapan
�= frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas xt
Hasil perhitungan �2hitung selanjutnya dibandingkan dengan �2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Tingkat kepercayaan 95% 2) Derajat kebebasan (dk = k – 1) 3) Apabila �2
hitung < �2tabel berarti data berdistribusi normal
3.2.8.2Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians populasi, apakah populasi mempunyai varians yang sama atau berbeda dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat tabel skor dari dua kelompok data
b. Pengujian varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut �= �
� �
c. Mengkonsultasikan harga F hitung di atas pada tabel F dengan derajat kebebasan dk pembilang (k-1) dan dk penyebut (k-1) dengan tarap kesalahan ditetapkan 1 %. Jika diperoleh harga F hitung < F tabel maka dikatakan bahwa data tersebut homogen.
(6)
Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata – rata pada tes awal (pretest), tes akhir (postest) dan gain, dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian rumus Uji t (Sugiyono, 2009:138) adalah : a. Karena jumlah kedua sampel sama n1 = n2 maka rumus yang digunakan
adalah:
= 1− 2
�12 n1+
�22 n2 Keterangan :
1
X
= nilai rata – rata kelompok eksperimen2
X
= nilai rata – rata kelompok kontrol S1 = varian kelompok eksperimen S2 = varian kelompok kontroln1 = jumlah responden kelompok eksperimen n2 = jumlah responden kelompok kontrol b. Menentukan derajat kebebasan
dk = n1+n2 - 2
c. Menentukan nilai t dari tabel statistik
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut :
Jika: t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima