AKUNTANSI DAN MANAJEMEN BIAYA Analisa Ka
AKUNTANSI DAN MANAJEMEN BIAYA
Analisa Kasus : Beauville Furniture Corporation
Disusun Oleh:
Ayu Anggita Triandini
1506810212
Kinantya Komala Nur Shabrina
1506810490
Zara Nuraisa
1506810856
Program Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
2016
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya/kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata
ajaran
lain,
kecuali
saya/kami
menyatakan
dengan
jelas
bahwa
saya/kami
menggunakannya. Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Nama Mahasiswa
: Ayu Anggita Triandini
Nomor Mahasiswa
: 1506810212
Nama Mahasiswa
: Kinantya Komala Nur Shabrina
Nomor Mahasiswa
: 1506810490
Nama Mahasiswa
: Zara Nuraisa
Nomor Mahasiswa
: 1506810856
Kelas
: F15-2S
Mata Ajaran
: Akuntansi Manajemen dan Biaya
Judul Makalah/Tugas : Analisa Kasus: Beauville Furniture Corporation
Hari, Tanggal
: Kamis, 25 Februari 2016
Nama Pengajar
: Dr. Christina Juliana
Ringkasan Kasus
Beauville Furniture Corporation adalah perusahaan yang memproduksi sofa, recliner, dan kursi
santai. Beauvile memiliki departemen, yaitu: Pabrik Penggergajian, Pabrik Kain, dan Pabrik
Furniture.
Pabrik penggergajian membeli kayu dari produsen kayu independen kemudian memprosesnya
menjadi 4 kategori, yaitu pertama dan kedua, biasa no 1, biasa no 2, dan biasa no 3. Semua
kategori digunakan oleh pabrik furnitur dan ditransfer at cost.
Pabrik kain bertanggung jawab untuk memproduksi kain yang akan digunakan oleh pabrik
furniture yang terdiri dari 3 jenis, yaitu : FB60, FB70, dan FB80. Pabrik ini memiliki 3 operasi
produksi yang terpisah secara tempat dan waktu masing-masing untuk satu jenis kain. Dalam
memproduksi kain terdapat 2 proses yaitu proses penenunan dan pembuatan pola serta proses
pewarnaan dan penggulungan. Semua kain yang diproduksi ditransfer seluruhnya ke Pabrik
Furniture at cost.
Pabrik Furniture berproduksi berdasarkan permintaan khusus konsumen. Konsumen menentukan
jumlah, gaya, jenis dan pola kain, dan kategori kayu yang diinginkan. Biasanya permintaan yang
diterima berjumlah banyak (minimal 500 unit). Pabrik ini memiliki 2 departemen produksi, yaitu
pemotongan dan pemasangan.
Selama 5 tahun terakhir, Beauville mengalami penurunan penjualan dan keuntungan. Beauville
sering kalah dalam bidding untuk model-model yang popular dimana Beauville menawarkan
harga $25 per unit, sementara pesaing menawarkan harga yang lebih rendah. Namun, Beauville
memenangkan bidding untuk model-model yang lebih sulit diproduksi dimana harga per unitnya
$60.
VP Finance kemudian melakukan analisis biaya perusahaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi ini. Sampai saat ini, pabrik penggergajian menggunakan physical units method dan
actual costing system. Namun, VP Finance berencana menggunakan sales value at split off
method untuk mengetahui efeknya. Untuk 2 pabrik lainnya menggunakan normal costing system.
Pabrik kain menggunakan process costing, sementara pabrik furniture menggunakan job order
costing. Overhead dihitung berdasarkan direct labor hours. Berdasarkan tinjauan VP Finance,
prosedur di pabrik kain sudah memuaskan karena 90% dari overhead terlihat wajar apabila
dihitung menggunakan direct labor hours. Namun, limbah material pada pabrik kain sangat
mengkhawatirkan sehingga VP Finance berencana untuk menyediakan standard cost sheet untuk
satu jenis kain.
Pada pabrik furniture, keadaannya lebih sulit. Keragaman produk menyebabkan distorsi pada
biaya produksi serta hanya 40% dari overhead dapat dijelaskan dengan direct labor hours. oleh
karena itu, VP Finance memutuskan untuk memasukkan data departemental sehingga efek
transfer antar departemen dapat dihitung. VP Finance juga memutuskan untuk mengeksplor
kemungkinan mengubah pabrik penggergajian dan pabrik kain menjadi profit center dan
mengubah kebijakan transfer pricing. Setelah berdiskusi dengan controller pabrik furniture, VP
Finance memutuskan menggunakan machine hours untuk menghitung overhead di departemen
pemotongan dan direct labor hours di departemen pemasangan. VP Finance memutuskan
menganalisa 2 job, yaitu : job A500 yang memproduksi 500 sofa dengan gaya yang sering
diminta dan menggunakan kain FB70 dan job B75 yang memproduksi 75 recliner berdesain
khusus.
Data tahun lalu
Pabrik Penggergajian
Joint Manufacturing Costs $900,000
Pabrik Kain
Budgeted overhead $1,200,000 (50% fixed)
Practical volume (direct labor hours) 120,000 hours
Actual overhead $1,150,000 (50% fixed)
Actual hours worked :
Departmental data on Fabric FB70 (actual costs and actual outcomes)
Proposed standard cost sheet for Fabric FB70 (for the Coloring and Bolting Department only):
Pabrik Furniture
Departmental data (budgeted)
Data terkait job A500 dan job B75
Pertanyaan
1. Alokasikan joint manufacturing costs ke setiap kategori, dan hitung biaya per board foot
untuk setiap kategori
a. Menggunakan physical units method of allocation
b. Menggunakan sales value at split off method
Metode mana yang harus digunakan pabrik penggergajian?
Metode yang lebih baik digunakan oleh pabrik penggergajian adalah metode sales value
at split off karena lebih menggambarkan perbedaan harga pada setiap perbedaan kategori
atau kualitas.
Apa efek pada biaya di setiap job jika pabrik penggergajian mengubah ke sales value at
split off method?
Efek pada job A500 : biaya material kayu kategori biasa no 1 meningkat menjadi $400
yang didapat dari 20,000 board feet * ($0.14 - $0.12)
Efek pada job AB75 : biaya material kayu kategori pertama dan kedua meningkat
menjadi $132 yang didapat dari 2,200 board feet * ($0.18 - $0.12)
2. Hitung plantwide overhead rate untuk pabrik kain
Plantwide overhead = budgeted overhead / practical volume direct labor hours
= $1,200,000 / 120,000 hours
= $10/hour
3. Hitung over/underapplied overhead untuk pabrik kain
Applied overhead
= rate * actual hours
= $10 * 118,000 hours
= $1,180,000
Overapplied overhead= Actual Overhead – Applied Overhead
= $1,150,000 - $1,180,000
= $30,000
4. Hitung cost per bolt untuk kain FB70 menggunakan weighted average method
Weaving and Pattern Department
Step 1: Physical Flow Schedule
Units started and completed = units completed – units BWIP
= 80,000 – 20,000
= 60,000
Units started
= units started and completed + units EWIP
= 60,000 + 20,000
= 80,000
Step 2: Equivalent Unit
Step 3: Unit Costs
Unit costs = units material costs + units conversion costs
= ($80,000+$320,000)/100,000 units + ($18,000+$22,000+$208,000 + ($10*28,000
hours))/88,000 units
= $4 + $6
= $10
Step 4: Cost of Goods Transferred Out
Cost of goods transferred out = units completed * unit costs
= 80,000 units * $10
= $800,000
Coloring and Bolting Department
Step 1: Physical Flow Schedule
Units started and completed = units completed – units BWIP
= 3,200 – 400
= 2,800
Units started
= units started and completed + units EWIP
Units started
= units started and completed + units EWIP
= 2,800 + 400
= 3,200
Step 2: Equivalent Unit
Step 3: Unit Costs
Unit costs = units transferred in material + units material costs + units conversion costs
= ($100,000+$800,000)/3,600 units + ($8,000+$82,000)3,600 units + ($6,600+$9,000+
$99,400+($10*14,000 hours))/3,400 units
= $250 + $25 + $75
= $350
Step 4: Cost of Goods Transferred Out
Cost of goods transferred out = units completed * unit costs
= 3,200 units * $350
= $1,120,000
5. Asumsi proses penenunan dan pola bukan merupakan proses terpisah dan benang yang
digunakan untuk setiap kain berbeda dalam hal biaya. Dalam kasus ini, apakah process
costing akan cocok untuk proses ini? Pendekatan costing apa yang akan
direkomendasikan? Jelaskan.
Atas asumsi di atas lebih baik jika menggunakan job order costing karena bahan yang
berbeda dalam hal harga juga akan mempengaruhi biaya produksi. Jika menggunakan
process costing, harga benang yang berbeda-beda tersebut pada akhirnya akan dijadikan
satu sehingga tidak terlalu mencerminkan harga bahan yang sebenarnya.
Analisa Kasus : Beauville Furniture Corporation
Disusun Oleh:
Ayu Anggita Triandini
1506810212
Kinantya Komala Nur Shabrina
1506810490
Zara Nuraisa
1506810856
Program Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
2016
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya/kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata
ajaran
lain,
kecuali
saya/kami
menyatakan
dengan
jelas
bahwa
saya/kami
menggunakannya. Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Nama Mahasiswa
: Ayu Anggita Triandini
Nomor Mahasiswa
: 1506810212
Nama Mahasiswa
: Kinantya Komala Nur Shabrina
Nomor Mahasiswa
: 1506810490
Nama Mahasiswa
: Zara Nuraisa
Nomor Mahasiswa
: 1506810856
Kelas
: F15-2S
Mata Ajaran
: Akuntansi Manajemen dan Biaya
Judul Makalah/Tugas : Analisa Kasus: Beauville Furniture Corporation
Hari, Tanggal
: Kamis, 25 Februari 2016
Nama Pengajar
: Dr. Christina Juliana
Ringkasan Kasus
Beauville Furniture Corporation adalah perusahaan yang memproduksi sofa, recliner, dan kursi
santai. Beauvile memiliki departemen, yaitu: Pabrik Penggergajian, Pabrik Kain, dan Pabrik
Furniture.
Pabrik penggergajian membeli kayu dari produsen kayu independen kemudian memprosesnya
menjadi 4 kategori, yaitu pertama dan kedua, biasa no 1, biasa no 2, dan biasa no 3. Semua
kategori digunakan oleh pabrik furnitur dan ditransfer at cost.
Pabrik kain bertanggung jawab untuk memproduksi kain yang akan digunakan oleh pabrik
furniture yang terdiri dari 3 jenis, yaitu : FB60, FB70, dan FB80. Pabrik ini memiliki 3 operasi
produksi yang terpisah secara tempat dan waktu masing-masing untuk satu jenis kain. Dalam
memproduksi kain terdapat 2 proses yaitu proses penenunan dan pembuatan pola serta proses
pewarnaan dan penggulungan. Semua kain yang diproduksi ditransfer seluruhnya ke Pabrik
Furniture at cost.
Pabrik Furniture berproduksi berdasarkan permintaan khusus konsumen. Konsumen menentukan
jumlah, gaya, jenis dan pola kain, dan kategori kayu yang diinginkan. Biasanya permintaan yang
diterima berjumlah banyak (minimal 500 unit). Pabrik ini memiliki 2 departemen produksi, yaitu
pemotongan dan pemasangan.
Selama 5 tahun terakhir, Beauville mengalami penurunan penjualan dan keuntungan. Beauville
sering kalah dalam bidding untuk model-model yang popular dimana Beauville menawarkan
harga $25 per unit, sementara pesaing menawarkan harga yang lebih rendah. Namun, Beauville
memenangkan bidding untuk model-model yang lebih sulit diproduksi dimana harga per unitnya
$60.
VP Finance kemudian melakukan analisis biaya perusahaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi ini. Sampai saat ini, pabrik penggergajian menggunakan physical units method dan
actual costing system. Namun, VP Finance berencana menggunakan sales value at split off
method untuk mengetahui efeknya. Untuk 2 pabrik lainnya menggunakan normal costing system.
Pabrik kain menggunakan process costing, sementara pabrik furniture menggunakan job order
costing. Overhead dihitung berdasarkan direct labor hours. Berdasarkan tinjauan VP Finance,
prosedur di pabrik kain sudah memuaskan karena 90% dari overhead terlihat wajar apabila
dihitung menggunakan direct labor hours. Namun, limbah material pada pabrik kain sangat
mengkhawatirkan sehingga VP Finance berencana untuk menyediakan standard cost sheet untuk
satu jenis kain.
Pada pabrik furniture, keadaannya lebih sulit. Keragaman produk menyebabkan distorsi pada
biaya produksi serta hanya 40% dari overhead dapat dijelaskan dengan direct labor hours. oleh
karena itu, VP Finance memutuskan untuk memasukkan data departemental sehingga efek
transfer antar departemen dapat dihitung. VP Finance juga memutuskan untuk mengeksplor
kemungkinan mengubah pabrik penggergajian dan pabrik kain menjadi profit center dan
mengubah kebijakan transfer pricing. Setelah berdiskusi dengan controller pabrik furniture, VP
Finance memutuskan menggunakan machine hours untuk menghitung overhead di departemen
pemotongan dan direct labor hours di departemen pemasangan. VP Finance memutuskan
menganalisa 2 job, yaitu : job A500 yang memproduksi 500 sofa dengan gaya yang sering
diminta dan menggunakan kain FB70 dan job B75 yang memproduksi 75 recliner berdesain
khusus.
Data tahun lalu
Pabrik Penggergajian
Joint Manufacturing Costs $900,000
Pabrik Kain
Budgeted overhead $1,200,000 (50% fixed)
Practical volume (direct labor hours) 120,000 hours
Actual overhead $1,150,000 (50% fixed)
Actual hours worked :
Departmental data on Fabric FB70 (actual costs and actual outcomes)
Proposed standard cost sheet for Fabric FB70 (for the Coloring and Bolting Department only):
Pabrik Furniture
Departmental data (budgeted)
Data terkait job A500 dan job B75
Pertanyaan
1. Alokasikan joint manufacturing costs ke setiap kategori, dan hitung biaya per board foot
untuk setiap kategori
a. Menggunakan physical units method of allocation
b. Menggunakan sales value at split off method
Metode mana yang harus digunakan pabrik penggergajian?
Metode yang lebih baik digunakan oleh pabrik penggergajian adalah metode sales value
at split off karena lebih menggambarkan perbedaan harga pada setiap perbedaan kategori
atau kualitas.
Apa efek pada biaya di setiap job jika pabrik penggergajian mengubah ke sales value at
split off method?
Efek pada job A500 : biaya material kayu kategori biasa no 1 meningkat menjadi $400
yang didapat dari 20,000 board feet * ($0.14 - $0.12)
Efek pada job AB75 : biaya material kayu kategori pertama dan kedua meningkat
menjadi $132 yang didapat dari 2,200 board feet * ($0.18 - $0.12)
2. Hitung plantwide overhead rate untuk pabrik kain
Plantwide overhead = budgeted overhead / practical volume direct labor hours
= $1,200,000 / 120,000 hours
= $10/hour
3. Hitung over/underapplied overhead untuk pabrik kain
Applied overhead
= rate * actual hours
= $10 * 118,000 hours
= $1,180,000
Overapplied overhead= Actual Overhead – Applied Overhead
= $1,150,000 - $1,180,000
= $30,000
4. Hitung cost per bolt untuk kain FB70 menggunakan weighted average method
Weaving and Pattern Department
Step 1: Physical Flow Schedule
Units started and completed = units completed – units BWIP
= 80,000 – 20,000
= 60,000
Units started
= units started and completed + units EWIP
= 60,000 + 20,000
= 80,000
Step 2: Equivalent Unit
Step 3: Unit Costs
Unit costs = units material costs + units conversion costs
= ($80,000+$320,000)/100,000 units + ($18,000+$22,000+$208,000 + ($10*28,000
hours))/88,000 units
= $4 + $6
= $10
Step 4: Cost of Goods Transferred Out
Cost of goods transferred out = units completed * unit costs
= 80,000 units * $10
= $800,000
Coloring and Bolting Department
Step 1: Physical Flow Schedule
Units started and completed = units completed – units BWIP
= 3,200 – 400
= 2,800
Units started
= units started and completed + units EWIP
Units started
= units started and completed + units EWIP
= 2,800 + 400
= 3,200
Step 2: Equivalent Unit
Step 3: Unit Costs
Unit costs = units transferred in material + units material costs + units conversion costs
= ($100,000+$800,000)/3,600 units + ($8,000+$82,000)3,600 units + ($6,600+$9,000+
$99,400+($10*14,000 hours))/3,400 units
= $250 + $25 + $75
= $350
Step 4: Cost of Goods Transferred Out
Cost of goods transferred out = units completed * unit costs
= 3,200 units * $350
= $1,120,000
5. Asumsi proses penenunan dan pola bukan merupakan proses terpisah dan benang yang
digunakan untuk setiap kain berbeda dalam hal biaya. Dalam kasus ini, apakah process
costing akan cocok untuk proses ini? Pendekatan costing apa yang akan
direkomendasikan? Jelaskan.
Atas asumsi di atas lebih baik jika menggunakan job order costing karena bahan yang
berbeda dalam hal harga juga akan mempengaruhi biaya produksi. Jika menggunakan
process costing, harga benang yang berbeda-beda tersebut pada akhirnya akan dijadikan
satu sehingga tidak terlalu mencerminkan harga bahan yang sebenarnya.