PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM B

PERSAMAAN KEDUDUKAN
WARGA NEGARA DALAM
BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
Disusun oleh :
1. Anggia Nauli Saragih
2. Dini Raudhatul Jannah
3. Eko Wahyu
4. Nepri Hardiyano
5. Nindya Mawarni
6. Ria Maryani

AGAMA
Menganut kepercayaan merupakan
hak asasi manusia yang dianut
dalam Pasal 29 ayat (2) UUD 1945
menyatakan bahwa, “negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.”


2. Kasus Poso
Kasus Poso merupakan potret buram hubungan Islam
dan Kristen di Indonesia. Persaingan antara pemeluk
Islam dan Kristen sebenarnya telah ada semenjak era
kolonial, tetapi baru pada Era Reformasi persaingan
tersebut berubah menjadi konflik berdarah.
 Fase pertama berlangsung pada tanggal 25-30
Desember 1998 dipicu oleh penyerangan terhadap
Ridwan (21 tahun) yang sedang tidur-tiduran di
masjid oleh tiga pemuda Kristen yang sedang
mabuk. Peristiwa tersebut kemudian disusul dengan
penyerangan oleh massa Herman Parimo ke sejumlah
rumah milik warga muslim. Peristiwa tersebut diakhiri
dengan ditangkapnya Herman Primo yang diadili pada
awal Januari 1999.

Konflik Poso fase kedua terjadi
pada 15-21 April 2000. Konflik
jilid kedua dipicu oleh

perkelahian antara pemuda
Kristen dan pemuda Islam.
Peristiwa tersebut disusul
dengan perusakan dan
pembakaran rumah, kios, serta
bangunan sekolah milik warga
Kristen dan mengakibatkan

Konflik Poso Fase ketiga terjadi
pada 23 Mei-10 Juni 2000.
kerusuhan tersebut dimulai
dengan kehadiran pasukan ninja
pimpinan Fabianus Tibo. Pada
pertengahan Mei mulai terjadi
pembunuhan yang dilakukan
oleh kelompok Tibo. Puncaknya
adalah pembunuhan sekitar 200
santri di Pesantren Walisongo.

Konflik Poso mengakibatkan 504

orang meninggal, 313 orang
terluka, dan sebanyak 7022
rumah terbakar, 1378 rumah
rusak berat dan 690 rumah rusak
ringan, 31 tempat ibadah rusak,
sebuah Pesantren rusak, dan
berbagai fasilitas lainnya.
Konflik fase ketiga adalah yang
paling berdarah

masalah agama atau kepercayaan itu
adalah masalah hubungan individu pada
Tuhannya, jadi siapapun tidak boleh
menyuruh orang lain pindah agama atau
apapun dan tidak berhak utuk berusaha
menyingkirkan agama lain.
Ujung-ujungnya, muncul tekanan dari
berbagai Negara atau kelompok di luar
negeri, agar Indonesia memberikan ruang
kebebasan beragama yang lebih besar

kepada golongan minoritas Kristen. 

PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan hak asasi
manusia bahkan pemerintah
telah mengaturnya dalam Pasal
31 dan 32 UUD 1945 menyatakan
bahwa setiap warga negara
mempunyai hak dan kedudukan
yang sama dalam masalah
pendidikan dan kebudayaan.
Pasal 31 ayat (1) berbunyi,
“Setiap warga negara berhak

“Selama ini masih terpusat, hanya
sekolah-sekolah tertentu yang relatif
bagus yang menghasilkan lulusan
pandai, karena senjata mereka
lengkap, namun bagaimana dengan
sekolah-sekolah pinggiran,”

“Kalau seperti sekarang ini, bagaimana
sekolah-sekolah pinggiran harus
bersaing dengan sekolah favorit.
Untuk mendapatkan siswa-siswa yang
potensial saja mereka pasti sudah
kalah lebih dulu,”

Contoh :
Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas
bertaraf Internasional diperlukan dana kurang lebih dari
puluhan juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati
golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang
maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan
akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus
globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret
mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas
menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di
saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus
bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan
anak mereka di sekolah biasa. Maka, ketimpangan ini

dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi
konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang
sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam
masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan
ketidakadilan tidak diredam (Hanakristina,2010).

pada pemanfaatan subsidi pendidikan
antara anak–anak kota dan desa ada
kecenderungan kuat, bahwa anak asal
perkotaan memperoleh manfaat yang
lebih besar dari subsidi pendidikan.
Dan anak-anak kota mendapatkan
fasilitas yang lebih memadai daripada
anak-anak yang tinggal di desa,
misalnya saja transportasi dan
teknlogi canggih.

pembukaan kelas unggulan atau kelas
akselerasi hanya akan membuat kesenjangan
sosial diantara peserta didik, orang tua dan

masyarakat. Yang masuk di kelas unggulan
belum tentu memang unggul, tetapi ada juga
yang diunggul-unggulkan karena KKN. Yang
tidak masuk kelas unggulan belum tentu
karena tidak unggul otaknya tapi karena
dananya tidak unggul. Begitu juga kelas
akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik,
tapi para orang tua mereka mencari jalan
bagaimana supaya anaknya bisa masuk kelas
tersebut.

KEBUDAYAAN
1. BAHASA
Bahasa adalah alat atau
perwujudan budaya yang
digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau
berhubungan, baik lewat
tulisan, lisan, ataupun gerakan
(bahasa isyarat)


Fungsi Bahasa :
1. manusia dapat menyesuaikan diri
dengan adat istiadat, tingkah laku,
tata krama masyarakat.
2. alat untuk berekspresi, berkomunikasi
, dan alat untuk adaptasi sosial.
3. mengadakan hubungan dalam
pergaulan sehari-hari, mewujudkan
seni (sastra) dan untuk
mengeksploitasi ilmu pengetahuan
dan teknologi.

2. KESENIAN
Kesenian mengacu pada nilai
keindahan (estetika) yang berasal
dari ekspresi hasrat manusia akan
keindahan yang dinikmati dengan
mata ataupun telinga. Sebagai
makhluk yang mempunyai cita rasa

tinggi, manusia menghasilkan
berbagai corak kesenian mulai dari
yang sederhana hingga perwujudan
kesenian yang kompleks.