MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SMPN 12 BANDU

MANAJEMEN PESERTA DIDIK
DI SMPN 12 BANDUNG
MAKALAH OSBERVASI
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidika
yang diampu oleh: 1. Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd

disusun oleh:
NIM 1505010

Ahmad Fahruddin

NIM 1507104

Eka Fitri Rahayu

NIM 1500293

Nurul Azizah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan nikmatnya penyusun mampu menyelesaikan makalah
observasi yang berjudul

“Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung”.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
yang diampu oleh Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Yth. Ibu
Cicih Sutarsih dan Asisten Beliau Bapak Yudi yang tak hentinya senantiasa
membimbing kami. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak
terkait yang telah membantu dan memudahkan penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari

segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen
mata Pengelolaan Pendidikan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Bandung, 27 Oktober 2016

Kelompok

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
i
DAFTAR ISI .................................................................................................................
ii
BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................................

1
A. Latar Belakang .....................................................................................

1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
2
C. Tujuan ...................................................................................................
3
D. Manfaat .................................................................................................
3
E. Metode ...................................................................................................
3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................

3
A. Pengertian Manajemen Peserta Didik ................................................
3
B. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik ...................
5
C. Layanan Khusus Yang Menunjang Manajemen Peserta Didik ......
9

BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................................
17
A. Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung .........
B. Analisis Kebutuhan Peserta Didik di SMPN 12 Bandung ................
C. Proses Rekruitmen Peserta Didik di SMPN 12 Bandung .................
D. Seleksi Peserta Didik di SMPN 12 Bandung ......................................
E. Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung ................................................

F. Penempatan Peserta Didik (pembagian kelas)
di SMPN 12 Bandung............................................................................
G. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
di SMPN 12 Bandung............................................................................
H. Pencatatan dan Pelaporan di SMPN 12 Bandung ............................
I.

Pengelolaan Kelulusan dan Pemantauan Alumni
di SMPN 12 Bandung............................................................................

J.


Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta didik
di SMPN 12 Bandung............................................................................

K. Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik
di SMPN 12 Bandung ...........................................................................
L. Pelayanan Terhadap Siswa yang Berprestasi untuk Mengikuti
Event, Lomba atau Olimpiade di SMPN 12 Bandung ......................
M. Cara Menangani Kenakalan Siswa di SMPN 12 Bandung
N. Proses Pengelolaan Siswa Masuk dan Siswa Keluar ........................
(Mutasi Peserta Didik) di SMPN 12 Bandung ...................................
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................
A. Simpulan ...............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar

dan

proses

mengembangkan

pembelajaran

potensi

agar

peserta

dirinya untuk memiliki

didik


secara

aktif

kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI
No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab 1 ayat 1).
Keberhasilan dalam penyelenggararaan lembaga pendidikan (sekolah) akan
sangat bergantung kepada manajemen komponen-komponen penndukung
pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga
pelaksana dan sarana prasaranan (Nasihin, 2009).
Sesorang pendidik ataupun tenaga kependidikan diharuskan untuk
mengetahui cara pengelolaan perserta yang tepat agar peserta didik dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan perserta didik. Oleh karena itu calon pendidik
ataupun tenaga kependidikan diharuskan untuk mempelajari hal yang
berkaitan dengan pengelolaan peserta didik. Proses mempelajarai pengelolaan
peserta didik dapat ditempuh melalui mempelajari berbagai buku yang

membahas akan hal tersebut. namun, jikalau hanya mempelajari buku atau
teori, pemdidik ataupun tenaga kependidikan akan kurang pengalaman dan
kaku ketika menghadapi kenyataan sebenarnya.
Atas dasar hal tersebut maka dilakukanlah kegiatan observasi agar dapat
lebih memahami cara mengelola peserta didik dalam suatu lembaga
pendidikan (sekolah). Sekolah yang kami jadikan sampel adalah SMPN 12
Bandung yang terletak di..

.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung ?
2. Bagaimana Analisis kebutuhan peserta didik di SMPN 12 Bandung?
3. Bagaimana Proses Rekruitmen peserta didik di SMPN 12 Bandung?
4. Bagaimana Seleksi Peserta didik di SMPN 12 Bandung?
5. Bagaimana Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung?
6. Bagaimana Penempatan peserta didik (pembagian kelas) di SMPN 12
Bandung?

7. Bagaimana pembinaan dan pengembangan peserta didik di SMPN 12
Bandung?
8. Bagaimana Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung?
9. Bagaimana pengelolaan kelulusan dan dan Pemantauan Alumni di SMPN
12 bandung?
10. Layanan Khusus Apa sajakah yang menunjang Manajemen peserta didik
di SMPN 12 Bandung?
11. Bagaimana Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12
Bandung?
12. Bagaimana Pelayanan terhadap Siswa yang berprestasi untuk mengikuti
event, lomba ataupun olimpiade?
13. Bagaimana cara menangani kenakalan siswa di SMPN 12 Bandung?
14. Bagaimana Proses pengelolaan siswa masuk dan siswa keluar (mutasi
peserta didik di SMPN 12 Bandung?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat rumusan tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung ?
2. Mengetahui Analisis kebutuhan peserta didik di SMPN 12 Bandung?

3. Mengetahui Proses Rekruitmen peserta didik di SMPN 12 Bandung?
4. Mengetahui Seleksi Peserta didik di SMPN 12 Bandung?
5. Mengetahui Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung?
6. Mengetahui Penempatan peserta didik (pembagian kelas) di SMPN 12
Bandung?
7. Mengetahui pembinaan dan pengembangan peserta didik di SMPN 12
Bandung?
8. Mengetahui Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung?
9. Mengetahui pengelolaan kelulusan dan dan Pemantauan Alumni di SMPN
12 bandung?
10. Layanan Khusus Apa sajakah yang menunjang Manajemen peserta didik
di SMPN 12 Bandung?
11. Mengetahui Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12
Bandung?
12. Mengetahui Pelayanan terhadap Siswa yang berprestasi untuk mengikuti
event, lomba ataupun olimpiade?
13. Mengetahui cara menangani kenakalan siswa di SMPN 12 Bandung?
14. Mengetahui Proses pengelolaan siswa masuk dan siswa keluar (mutasi
peserta didik di SMPN 12 Bandung?


D. Manfaat
Setelah dibuatnya makalah ini baik bagi penulis ataupun bagi pembaca
diharapkan dapat memahami cara manajemen peserta didik pada lembaga
pendidikan (sekolah) Khususnya pada Sekolah Menengah Pertama.
E. Metode
Untuk kegiatan observasi kali ini, kami menggunakan metode “Direct
observation” yaitu dengan langsung menuju tempat yang kami observasi.
Setelah sampai di tempat observasi kemudian kami melakukan wawancara
dengan Wakil kepala sekolah Bidang Kesiswaan. Selain itu, kami juga
menggunakan metode pengumpul data, yaitu dengan melihat rekapan-rekapan
dokumen yang berhubungan dengan pengelolaan peserta didik. Sebelum kami
melakukan wawancara kami melihat keadaan di sekitar sekolah, melihat
keunikan dari sekolah tersebut dan menyiapkan pertanyaan yang nantinya
akan kami tanyakan pada saat wawancara.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Peserta didik
B. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang
C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta didik
1.

Analisis kebutuhan peserta didik

2.

Rekruitmen peserta didik

3.

Seleksi peserta didik

4.

Orientasi/MPLS

5.

Penempatan peserta didik (pembagian kelas)
Dalam lembaga pendidikan, sebelum mengikuti proses pembelajaran
peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan,
terlebih dahulu ditempatkan dan dikelompkkkan dalam lembaga belajar.
Pengelompokkkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah
sebagian besar didasarkan pada sistem kelas.
Menurut William A. Jeager dalam pengelompokkan peserta didik dapat
didsarkan kepada:
a. Fungsi Integrasi, yaitu pengelompokkkan yang didasarkan atas
kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokkan ini
didasarkan

menurut

jenis

kelamin,

umur

dan

sebagainya.

Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran
yang bersifat klasikal.

b. Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta didik berdasarkan
kepada perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu peserta didik,
seperti minat, bakat, kemampuan, dan sebagainya. Pengelompokkan
berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran individual.
Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, dasar-dasar pengelompokkan
peserta didik ada 5 macam, yaitu:
a. Friendship Grouping
Pengelompokkan peserta diidik didasarkan pada kesukaan di dalam
memilih teman antar peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal ini
peserta didik mempunyai kebebasan di dalam memilih teman untuk
dijadikan sebagai anggota kelompoknya.
b. Achievement Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai
oleh siswa. Dan pengelompokkan ini biasanya diadakan pencampuran
antara peserta didi yang berprestasi tinggi dengan peserta didik yang
berprestasi rendah.
c. Aptitude Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas kemampuan dan bakat
yang sesuai dengan apa yang dimiliki pesert didik itu sendiri.
d. Attention or Interest Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas perhatian atau minat
yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri. Pengelompokkan
ini didasari oleh adanya peserta didik yang mempunyai bakat dalam
bidang tertentu namun si peserta didik tersebut tidak senang dengan
bakat yang dimilikinya.
e. Intelligence Grouping
Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas hasil tes intelegensi
yang diberikan kepada peserta didik itu sendiri.
6.

Pembinaan dan pengembangan peserta didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak
mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal di masa
yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman

belajar, peserta didik harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan
yang biasanya di lembaga pendidikan kegiatan ini dibagi menjadi dua
macam, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam
kurikulum yang pelaksanannya dilakukan pada jam-jam pelajaran.
Kegiatan kuriuler dalm bentuk proses belajar mengajar di kelas dengan
nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Setiap
peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler.
Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang peserta didik yang
dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada di luar ketentuan yang
telah ada di dalam kurikulum. Kegiatan ekstra kurikuler biasanya
terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik
setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstra
kurikuler, biasanya peserta didik bisa memilih kegiatan mana yang dapat
mengembangkan kemampuan dirinya. Bisa dikatakan kegiatan ekstra
kurikuler adalah sebuah wadah kegiatan peserta didik di luar pelajaran.
Contoh kegiatan ekstra kurikuler: OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah),
ROHIS (Rohani Islam), kelompok Karate, kelompok Silat, kelompok
Basket, Pramuka, kelompok teater, dan lain-lain.
Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan peserta didik diproses
untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan. Tidak ada anggapan bahwa kegiatan kurikuler lebih penting
dari kegiatan ekstra kurikuler dan sebaliknya karena kedua kegiatan ini
saling menunjang dalam proses pembinaan dan pengembangan
kemampuan peserta didik.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukut
melalui proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (guru). Ukuran
yang sering digunakan adalah naik kelas bagi peserta didik yang belum
mencapai tingkat akhir serta lulus dan tidak lulu bagi peserta didik di
tingkat akhir sebuah lembaga pendidikan (kelas). Penilaian oleh guru
didasarkan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku di lembaga pendidikan
(sekolah) tersebut.

7.

Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik dimulai sejak peserta
didik itu diterima di sekolah tersebut sampai mereka tamat atau
meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan dilakukan agar pihak lembaga
dapat memberikan bimbingan yang optimal pada pesrta didik. Sedangkan
pelaporan dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihakpihak terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik di lembaga
tersebut. Peralatan dan peralatan yang diperlukan untuk pencatatan dan
pelaporan biasanya berupa:
a. Buku induk siswa (buku pokok atau stambuk), buku ini bersis catatan
tentang peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut. Setiap
pencatatan di buku ini disertai dengan nomor pesesrta/stambuk), dan
dilengkapi pula dengan data-data lain untuk setiap peserta didik.
b. Buku klapper, pencatatan buku yang diambil dari buku induk.
Penulisan disusun berdasarkan abjad dilakukan untuk memudahkan
pencarian data peserta didik kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.
c. Daftar presensi, diperlukan untuk mengetahui frekuensi kehadiran
peserta didik agar dapat diketahui/dikontrol biasanya dipegang oleh
petugas khusus sedangkan untuk memeriksa kehadiran peserta didik di
kelas pada jam-jam pelajaran, daftar hadir dipegang oleh guru.
d. Buku catatan pribadi peserta didik, berisi data setiap peserta didik dan
lebih lengkap dari pada buku induk. Buku ini berisi: identitas peserta
didik, keterangan mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan
kesehatan, riwayat pendidikan serta hasil belajar, data psikologis
(sikap, minat, dan cita-cita) dan juga kegiatan di luar sekolah.
Biasanya buku ini disimpan di ruang BP dan dikerjakan petugas BP.
e. Daftar nilai, dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus untuk
mencatat hasil tes peserta didik pada bidang studi/mata pelajaran
tertentu. Dalam daftar ini dapat diketahui kemajuan belajar peserta
didik. Nilai-nilai ini digunakan sebagai bahan olahan nilai raport.
f. Buku legger, legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang
studi untuk setiap peserta didik. Pengisian/pencatatan nilai dalam

legger dikerjakan wali kelas sebagai bahan pengisian raport.
Pencatatan nilai-nilai dalam legger dilakukan sesuai dengan
pembagian raport.
g. Buku raport, merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar peserta
didik kepada orang tua/ wali atau kepada peserta didik itu sendiri.
Selain prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran, tingkah
laku peserta didik dan sebagainya.
Semua buku atau daftar tersebut saling melengkapi dan berhubungan satu
sama lain. Dengan demikian pihak sekolah dapat mencatat semua aspek
yang diperlukan mengenai segala hal yang berhubungan dengan peserta
didik.
8.

Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dalam manajemen peserta
didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah)
tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh
peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program
pendidikan di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian
akhir, maka kepada peserta didik tersbut diberikan surat keterangan lulus
atau sertifikat. Umumnya surat keterangan tersebut sering disebut ijazah
atau Surat Tanda Tamat Belajar.
Ketika peserta didik lulus dari sekolah, hubungan formal antara peserta
didik dan lembaga telah selesai. Namun, diharapakan hubungan antara
alumni dan sekolah tetap pelajaran. Hubungan ini, bisa dimanfaatkan
lembaga pendidikan (sekolah) untuk menjaring berbagai informasi,
misalnya informasi tentang mata pelajaran mana yang sangat membantu
untuk studi selanjutnya dan mungkin informasi tentang lapangan
pekerjaan yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya.
Hubungan antara alumni dan sekolah dapat diperlihara dengan adanya
pertemuan-pertemuan biasa yang disebut reuni dan dengan adanya
organisasi alumni, misalnya IKA (Ikatan Alumni). Prestasi alumni dari
lembaga pendidikan perlu dicatat atau didata oleh lembaga pendidikan
untuk mempromosikan lembaga pendidikannya.

D. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik
1.

Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam PP No. 20 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No. 29
tahun 1990 tentang pendidikan menengah digunakan istilah bimbingan.
Pengertian bimbingan menurut PP No. 20 tahun 1990 Bab X pasal 27,
yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Menurut Hendyat
Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa
dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya
kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal,
sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat.
Fungsi bimbingan sekolah ada tiga, yaitu.
a. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis
sekolah

lanjutannya,

memilih

program,

memilih

lapangan

pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-citanya.
b. Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif
lainnya untuk menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan
dengan minat, kemampuan, dan cita-cita peserta didik.
c. Fungsi

penyesuaian,

yaitu

membantu

peserta

didik

dalam

menyesuaikan diri dengan bakat, minat dan kemampuannya untuk
mencapai perkembangan yang optimal.
Tujuannya dilakukakan bimbingan di sekolah antara lain.
a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri.
b. Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis
pekerjaan serta persyaratannya.
c. Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat.
d. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

e. Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan
bertolak pada bakat, minat dan kemampuannya.
f. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya dan
berbagai nilai.
g. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat dan bakatnya dalam
perencanaan masa depan baik yang menyangkut pendidikan maupun
pekerjaan yang tepat.
h. Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial.
Ruang lingkup bimbingan di sekolah, yaitu.
a. Layanan kepada peserta didik.
1) Dilihat dari jenis permasalahan yang dihadapi peserta didik,
mencakup bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
pendidikan, bimbingan pekerjaan (bimbingan karir).
2) Dilihat dari urutan kegiatan, mencakup: layanan orientasi,
layanan pengumpulan data pribadi, layanan orientasi, laysns
pengumpulan data pribadi, layanan pemberian informasi, layanan
penempatan, layanan penyuluhan, layanan pengiriman (referal),
layanan tinda lanjut.
b. Layanan kepada guru.
c. Layanan kepada kepala sekolah.
d. Layanan kepada calon peserta didik.
e. Layanan kepada calon peserta didik (feeder school).
f. Layanan kepada orang tua.
g. Layanan kepada dunia kerja, terutama dilaksanakan di sekolah
kejuruan.
h. Layanan kepada lembaga-lembaga dan masyarakat lainnya.
2.

Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan layanan yang dimaksudkan untuk membantu
peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah, melayani informasiinformasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui

koleksi bahan pustaka. Perpustakan merupakan perangkat kelengkapan
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Tujuan perpustakaan sekolah, yaitu.
a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca
khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan.
b. Mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan
bahan pustaka secara efektif dan efisien.
c. Meletakkan dasar kearah belajar mandiri.
d. Memupuk bakat dan minat.
e. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari atas usaha dan tanggung jawab
sendiri.
Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan, yaitu.
a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar
mengajar.
b. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan
konsultasi bagi peserta dan pendidik.
c. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif
yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera
mengembangkan daya kreatif.
d. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan
menarik sehingga pendidikan peserta didik tertarik dan terbiasa dalam
menggunakan fasilitas perpustakaan.
Penyelenggara perpustakaan adalah guru yang ditunjuk oleh kepala
sekolah baik sebagai ahli perpustakaan atau guru yang ditugaskan
diperpustakaan dan telah mendapatkan kursus/latihan sebelumnya.
Layanan perpustakaan bertujuan untuk menyajikan informasi untuk
peningkatan proses belajar mengajar serta rekreasi bagi semua warga
sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. Secara operasional
layanan perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi, referensi, dan

bimbingan membaca. Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengan
sasarang yang ditujunya, yaitu.
a. Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut:
1) Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subyek yang menjadi
bidang;
2) Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan
alat audio-visual dan lain-lain;
3) Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata
pelajaran tertentu;
4) Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan penelitian yang
diperlukan oleh guru dalam rangka meningkatkan profesinya;
5) Untuk SD menyediakan jam bercerita, pembacaan buku, dan
permainan boneka;
6) Mengisi jam pelajaran yang kosong.
b. Layanan kepada peserta didik, meliputi:
1) Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas
cakrawala kurikulum;
2) Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta didik
memperdalam

pengetahuannya

mengenai

subyek

yang

diminatinya;
3) Menyediakan bahan untuk meningkatkan keterampilan;
4) Menyediakan

kemudahan

untuk

membantu

peserta

didik

mengadakan penelitian;
5) Meningkatkan minat baca peserta didik dengan cara mengadakan
bimbingan membaca, bagaimana menggunakan perpustakaan,
mengenalkan jenis-jenis koleksi, buku, bercerita, membaca keras,
membuat isi ringkas, kliping dan lain-lain.
c. Layanan terhadap manajemen sekolah
Perpustakaan secara aktif membantu pimpinan sekolah dan guru
dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan, pemanduan dan penilaian
program pendidikan di sekolah.
Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah adalah.

a. Sebagai perangkat pendidikan di sekolah, perpustakaan berfungsi
sebagai pusat belajar dan mengajar, pusat informasi, pusat peneliti
sederhana dan rekreasi sehat.
b. Unit pelaksana teknis, perpustakaan sekolah dipimpin oleh seorang
kepala perpustakaan yang dibawah dan bertanggung jawab kepada
kepala sekolah. Perpustakaan melaksanakan kegiatan teknis yang
mencakup keadaan, pengolahan, penyusunan buku dan katalog.
Sedangkan kegiatan layanan sirkulasi, layanan buku rujukan dan
layanan baca.
c. Mata rantai dalam sistem nasional layanan di perpustakaan, dalam
rangka meningkatkan kemampuan menyediakan bahan-bahan yang
dibutuhkan, perpustakaan dapat melakukan kerja sama dengan
perpustakaan lain. Koleksi perpustakaan sekolah terutama terdiri dari
bahan pustaka yang menjadi bahan pokok dan penunjang kurikulum
sekolah yang sesuai dengan jenis dan jenjangnya.
Jenis koleksi perpustakaan di sekolah terdiri dari.
a. Bahan cetak seperti buku, majalah, surat kabar, brosur, pamflet,
guntingan surat kabar, majalah dan sebagainya.
Bahan bukan cetak, seperti karya tulis guru dan murid, peta gambar,
globe, relif, slide, filmstrif, film, peta rekaman, dan sebagainya.
Menurut isi/cakupannya, koleksi perpustakaan sekolah yang berupa
buku, terdiri atas: buku-buku teks, buku-buku teks pelengkap, buku-buku
rujukan seperti kamus, ensiklopedia, almanak, buku tahunan, terbitan
pemerintah,

buku-buku

bacaan

fiksi/rekaan

dan

sebagainya.

Perbandingan koleksi buku non fiksi dan fiksi adalah untuk SD 60:40,
untuk SMP 70:30, dan untuk SLTA 75:25.

Jumlah koleksi dasar

disarankan dengan perbandingan 10 judul buku untuk seorang murid.
Koleksi dasar 50% dari jumlah koleksi minimal. Selanjutnya, untuk
pengembangan diperlukan setiap tahun penambahan koleksi kurang lebih
10% dari jumlah koleksi yang ada. Selanjutnya diperlukan 10% lagi
untuk pemeliharaan dan penggantian.

Sebelum dipinjamkan, bahan pustaka perlu diorganisasikan/diolah
berdasarkan peraturan dan ketentuan yang telah dibakukan. Untuk
klasifikasi digunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification),
untuk katalogisasi mempergunakan peraturan katalogisasi Indonesia.
Untuk

teknis

pelaksanaan

digunakan

pedoman

penyelenggaraan

perpustakaan sekolah.
Tenaga perpustakaan terdiri dari.
a. Pustakawan adalah seorang guru pustakawan, yaitu guru yang
disamping tugas mengajar juga mengolah perpustakaan. Untuk ini
diperlukan pendidikan ilmu dan teknologi perpustakaan kurang lebih 6
bulan (630 jam). Guru perpustakaan mempunyai kedudukan sejajar
dengan guru.
b. Tenaga pembantu, adalah tenaga pustakawan pembantu dan tenaga
administrasi dapat seorang guru atau tenaga administrasi dengan
pengetahuan perpustakaan sedikitnya 120 jam.
Sekolah dengan murid 250-300 orang membutuhkan satu orang
pustakawan

pembantu

sekaligus

menjabat

kepala

perpustakaan.

Sedangkan sekolah dengan jumlah murid 300-700 orang membutuhkan
dua orang tenaga pustakawan pembantu. Sekolah dengan jumlah murid
750 orang ke atas, memerlukan satu orang pustakawan dibantu oleh
seorang pustakawan pembantu. Pada jam-jam tertentu di luar jam
pelajaran, beberapa murid yang berprestasi dapat diikuti sertakan dalam
pengelolaan perpustakaan sekolah, jumlahnya dua sampai empat orang
secara bergiliran.
Gedung atau ruang perpustakaan berfungsi sebagai.
a. Tempat penyimpanan bahan pustaka.
b. Tempat aktivitas layanan perpustakaan.
c. Tempat bekerja petugas perpustakaan.
Lokasi perpustakaan mempunyai persyaratan berada di pusat gedung
sekolah sehingga mudah dicapai dan tempatnya tenang.

Tata ruang, ruang perpustakaan diatur agar layanan berlangsung
lancar, memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari,
dan pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik.
Dekorasi, cat ruangan tidak menyilaukan dan tidak suram.
Penerangan, jika mungkin menggunakan cahaya matahari sebagai
sumber penerangan tetapi tidak langsung kena buku.
Suhu udara, ruangan diusahakan sejuk sehingga menunjang senang
belajar diperpustakaan. Suhu yang baik sekitar 220C dengan kelembaban
45-50%. Jika tidak dapat menggunakan penyejuk udara tanamilah pohonpohon penyejuk.
Jenis ruangan, ruangan perpustakaan dibagi berdasarkan aktivitas
perpustakaan, yaitu.
a. Ruangan penyimpan koleksi bahan pustaka
b. Ruangan penerbitan berkala
c. Ruangan alat audio-visual
d. Ruangan baca
e. Ruangan pengolahan
f. Ruangan layanan pembaca
g. Ruangan pustakawan
h. Ruangan serba guna
i. Ruangan antar-ruangan
Jenis perabotan dan perlengkapan perpustakaan yang diperlukan
adalah sebagai berikut.
a. Meja sirkulasi/layanan
b. Rak penitipan/loker
c. Rak buku
d. Rak majalah
e. Rak surat kabar
f. Meja baca dan kursi
g. Meja belajar
h. Katalog kabinet
i. Rak atlas

j. Papan pengumuman/papan panjang
k. Perabot (mebelair) dan perlengkapan untuk ruangan pengolahan.
3.

Layanan kantin/kafetaria
Kantin/warung sekolah diperlukan pada tiap sekolah supaya makanan
yang dibeli peserta didik dijamin kebersihannya dan cukup mengandung
gizi dan supaya peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar
lingkungan sekolah. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin
sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan
yang bersih dan bergizi. Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang
dalam atau keluarga karyawan sekolah yang bersangkutan, agar segala
makanan yang dijual di kantin tersebut terjamin dan bermanfaat bagi
peserta didik.

4.

Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya berbentuk wadah yang
bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah.
Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan
murid dan lingkungan hidupnya. Programnya sebagai berikut.
a. Mencapai lingkungan hidup yang sehat.
b. Pendidikan kesehatan.
c. Pemeliharaan kesehatan di sekolah.
Maksud dari mencapai lingkungn hidup yang sehat, sekolah harus
memenuhi persyaratan “school plant”, misalnya gedung sekolah harus
ditanami rumput, air yang bersih, WC tersedia dan memenuhi
persyaratan serta dibersihkan setiap hari, ruangan kelas harus bersih dan
nyaman.
Pendidikan dimulai dengan cara memberikan informasi bahwa hidup
sehat merupakan modal utama dalam kehidupan misalnya tempat tinggal
yang sehat mandi dua kali sehari, makanan bergizi, dan sebagainya.
Peran guru dalam pendidikan kesehatan, sebagai berikut.
a. Guru harus menegur peserta didik yang berpakaian dan berbadan
kotor.

b. Guru mengajak peserta didik untuk membersihkan lingkungan sekolah
atau kerja bakti.
c. Pemeriksaan kesehatan umum maupun khusus diadakan secara
berkala.
d. Diajarkan hidup sehat, lingkungan sehat, pemberantasan penyakit.
Penyelenggara UKS memerlukan kerja sama antara seluruh warga
sekolah. Setiap warga sekolah hendaknya menjalankan tugas sebaikbaiknya. Kepala sekolah dan para guru sebagai penanggung jawab
umum, sedangkan peserta didik membantu pelaksanaan UKS, dengan
piket secara bergiliran. Di samping ada penanggung jawab umum, ada
penanggung jawab bidang pendidikan kesehatan, bidang kebersihan
lingkungan kelas sehat, bidang pemeliharaan (pemeriksaan) kesehatan
dan penanggung jawab mengenai usaha-usaha yang dijalankan sekolah
(misalnya: kantin sekolah, usaha berternak, bertelur, dan lain-lain).
5.

Layanan Transportasi sekolah
Sarana angkutan (transportasi) merupakan salah satu penunjang untuk
kelancaran proses belajar mengajar. Peserta didik akan merasa aman dan
dapat masuk/pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi
diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan
pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan
oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta (misalnya dengan cara
abodemen).

6.

Layanan Asrama
Bagi peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya
diperlukan adanya asrama. Manfaat asrama bagi peserta didik, yaitu.
a. Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya
terutama jika berbentuk tugas kelompok.
b. Sikap tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama
dan pendidik.
c. Jika diantara peserta didik mempunyai kesulitan (kiriman dari orang
tua terlambat, sakit, dan sebagainya) dapat saling membantu.

d. Meringankan kecemasan orang tua terhadap putra-putrinya.
e. Mengendalikan tingkah laku remaja yang kurang baik (negatif)
Manfaat asrama bagi pendidik/ petugas asrama, yaitu.
a. Mengetahui, memahami dan menguasai tingkah laku peserta didik,
bukan hanya terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah.
b. Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada
peserta didik.
7.

Studi kasus
Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh kegiatan
penerimaan siswa baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, Kepala Sekolah
terlebih dahulu membentuk panitia berdasarkan pedoman dari Dinas
Pendidikan setempat. Panitia yang sudah dibentuk diformalkan dengan
Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah. Susunan panitianya sebagai
berikut
Ketua

: Kepala Sekolah

Sekretaris I

: Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Sekretaris II

: Kepala TU

Bendahara

: Bendahara Sekolah

Anggota
: TU dan Guru (jumlah sesuai kebutuhan)
Setelah terbentuk panitia, langkah selanjutnya membuat pengumuman
kepada masyarakat, agar calon pendaftar mengetahui syarat-syarat
memasuki sekolah tersebut. Kemudian, melaksanakan seleksi bagi calon
siswa yang mendaftar. Tiga kebijakan sekolah dalam penentuan peserta
didik yang diterima, yaitu peserta didik yang diterima, peserta didik yang
cadangan diterima, peserta didik yang tidak diterima. Bagi peserta didik
yang diterima langsung melakukan daftar ulang dan melengkapi
persyaratan yang telah ditentukan sekolah.
Setelah siswa diterima di sekolah, pihak sekolah mempunyai
tanggungjawab untuk memberikan suatu program penyesuaian calon
peserta didik kepada situasi sekolah mereka yang baru, biasanya program
ini disebut sebagai orientasi. Masa orientasi ini dilakukan dalam
beberapa hari (biasanya di sekolah dilakukan dalam sepekan). Dalam

orientasi diperkenalkan lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial
sekolah. Bahkan secara rinci orientasi mengenalkan tata tertib sekolah,
guru dan staf TU sekolah, perpustakaan sekolah, layanan khusus yang
ada di sekolah, program studi sekolah, cara belajar efektif dan efisien di
sekolah serta organisasi kesiswaan yang ada di sekolah.
Setelah siswa mengikuti masa orientasi, dilakukan pembagian kelas.
Pembagian kelas biasanya menggunakan tipe kelas yang heterogen tanpa
ada pertimbangan menempatkan kelas berdasarkan suku, nilai, agama
maupun gender. Pembagian kelas dibagi berdasarkan rasio dengan ruang
kelas yang ada. Setelah terbentuk kelas, barulah peserta didik mengikuti
program pembelajaran dalam bentuk mata pelajaran/bidang studi yang
harus ditempuh oleh peserta didik selama di kelas. Di samping itu, siswa
juga bisa mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi sekolah yang sifatnya
ekstra kurikuler dan dilakukan di luar jam mata pelajaran/bidang studi.
Dalam proses pembelajaran dilakukan penilaian terhadap peserta didik.
Penilaian dilakukan untuk melihat kemajuan peserta didik dan
menentukan naik atau tidak naik kelas berikutnya (bagi kelas 1 dan kelas
2), serta penentuan lulus dan tida lulus bagi kelas 3. Hasil penilaian yang
dilakukan oleh pihak sekolah ini dilaporkan kepada orang tua/wali siswa.
Laporan kepada orang tua disebut buku raport. Sedangkan siswa yang
lulus dari sekolah diberikan ijazah/STTB

BAB III
PEMBAHASAN
E. Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung
Proses pengelolaan peserta didik dimulai sejak penerimaan peserta didik
baru (ppdb) yang titik acuannya berdasarkan jalur pendidikan yang ditentukan
oleh dinas pendidikan dan peraturan walikota. Yakni dengan melakukan
seleksi nilai UN.
Setelah dinyatakan diterima, peserta didik akan mengikuti serangkaian
acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS). Siswa akan mendapat demo mengenai
organisasi ekstrakurikuler yang ada di SMPN 12 Bandung dan kemudian
diarahkan untuk mengikuti salah satu organisasi yang telah disediakan.
Peserta didik kemudian menempuh pembelajaran sesuai dengan kelasnya
masing-masing. Pada kenaikan ke kelas 8, peserta didik akan mengalami
pemecahan kelas. Namun, pada kenaikan kekelas 9 akan dikembalikan
kekelas semula.
Peserta didik lalu mengikuti serangkaian persiapan ujian hingga Ujian
Nasional (UN) dan difasilitasi hingga mendaftar ke jenjang selanjutnya.
F. Analisis Kebutuhan Peserta Didik di SMPN 12 Bandung
Untuk penerimaan siswa baru tahun 2015, SMPN 12 Bandung
memberikan kuota peserta didik sebanyak 342 siswa, dengan jumlah siswa
laki-laki dan perempuan yang seimbang. Kebutuhan peserta didik SMPN 12
Bandung disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas kelas, dengan satu
kelas berisi 38 orang siswa. Peserta didik di SMPN 12 Bandung berasalah
dari beragam jalur penerimaan, diantaranya jalur prestasi akademik dan
olahraga; jalur bantuan siswa kurang mampu; dan gabungan wilayah.

G. Proses Rekruitmen Peserta Didik di SMPN 12 Bandung
Penerimaan peserta didik baru di SMPN 12 Bandung melalui beberapa
tahapan yang kesemuanya melalui seleksi nilai Ujian Nasional (UN) dengan
pengumuman yang dilakukan secara online melalui website khusus yang
dibuat oleh pihak pemerintahan.
Calon siswa akang melakukan pendaftaran melalui pihak sekolah dengan
melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Pihak sekolah lalu
menginput data calon peseta didik untuk diseleksi secara otomatis melalui
website yang disediakan pihak pemerintah. Ada berbagai jalur yang
ditawarkan dengan kuotanya masing-masing. Seperti jalur regular, prestasi,
siswa kurang mampu, siswa luar kota dan lain-lain.
Setelah mendapatkan peserta didik sesuai dengan kuota yang disediakan
oleh pihak sekolah, lalu diadakan proses pendaftaran kembali (daftar ulang)
dimana peserta didik yang telah diterima datang ke SMPN 12 Bandung
dengan membawa dokumen prasyarat dan ketentuan lainnya.
Setelah melalui proses administrasi, peserta didik kemudian mengikuti
serangkaian acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan
kemudian dinyatakan resmi menjadi siswa SMPN 12 Bandung.
H. Seleksi Peserta Didik di SMPN 12 Bandung
Seleksi peserta didik di SMPN 12 Bandung melalui beberapa jalur
dengan kuota yang disediakan oleh sekolah melalui persetujuan dan peraturan
walikota dan dinas pendidikan setempat. Yakni :
a.

Jalur regular
Jalur reguler sendiri memiliki beberapa criteria diantaranya calon peserta
didik dalam wilayah (berdasarkan peraturan walikota) yakni calon siswa
yang berdomisili dekat dengan sekolah (±2 km), calon peserta didik jalur
afirmasi, calon peserta didik gabungan wilayah, dan calon peserta didik
luar kota. Kuota jalur regular adalah yang terbesar yakni 60% dari
keseluruhan penerimaan calon peserta didik. Dengan ketentuan calon
peserta didik dalam wilayah lebih diutamakan daripada yang lainnya
begitupun jalur afirmasi.

b.

Jalur siswa kurang mampu (Rawan melanjutkan)

Jalur rawan melanjutkan pendidikan (siswa kurang mampu) adalah jalur
bagi calon peserta didik yang sulit atau tidak memungkinkan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Dengan ketentuan harus
membuktikannya dengan beberapa kelengkapan dokumen diantaranya :
Surat Keterangan Kurang Mampu (SKTM), Kartu Perlindungan Sosial
(KPS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selain itu juga dilampirkan
surat keterangan penghasilan orang tua.
Jalur ini diberi kuota sebesar 20% berdasarkan peraturan walikota dan
dinas pendidikan. Jalur ini juga mengutamakan calon peserta didik
wilayah dalam atau yang berdomisili dekat dengan sekolah atau berada
dalam satu wilayah.
c.

Jalur prestasi akademik, seni dan olahraga
Calon peserta didik yang akan melalui jalur prestasi diwajibkan
melampirkan sertifikat atau bukti apapun mengenai prestasi yang telah
diraihnya. Prestasi-prestasi yang telah diraih pun difilter kembali sesuai
dengan tingkatannya. Yakni, prestasi tingkat nasional akan lebih
berkesempatan daripada prestasi tingkat daerah dan selanjutnya.
Jalur prestasi diberikan kuota sebanyak 10% dari jumlah seluruh calon
peserta didik yang akan diterima di SMPN 12 Bandung.

I.

Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung
a. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Setelah siswa dinyatakan di terima di SMPN 12 bandung. Maka
seluruh siswa diwajibkan untuk mengikuti Masa Pengelana lingkungan
sekolah. Kegiatan MPLS di SMPN 12 bandung tidak terlalu beda dengan
rangkaian MPLS di sekolah-sekolah lain. MPLS ini bertujuan untuk
mengenalkan lingkunan sekolah kepada siswa baru.
pada proses MPLS siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan
tersebut. pada proses ini nantinya siswa-siswa yang berpotensi atau
memiliki kemampuan lebih dalam organisasi akan di jaring untuk
nantinya diikutkan dalam kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa).
b. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

Pada kegiatan ini siswa akan diberikan wawasan seputar
kepemimpina,n. kegiatan ini tidak di ikuti oleh seluruh siswa baru,
namun hanya siswa yang terpilih dalamk kegiatan MPLS. Kegiatan ini
bertuuan agar siswa-siswa yang telah di latih dapat menjadi generasi
enerus organisasi-organisasi sebelumnya di sekolah terutama OSIS.
c. Penjaringan Ekstrakurikuler
Setalah rangkaian MPLS dan Rangkaian LDK selesai dilaksanakan.
Sekolah akan langsung melakukann penjaringan ekstrakurikuler.
Ekstrakulikuler dapat di ikuti oleh seluruh siswa yang ingin
mengikutinya. Ekstra kulikuler di SMPN 12 bandung berada di bawah
kepengurusan OSIS.
Adapun Ektrakurikuler yang ada pada SMPN 12 Bandung dibagi
terhadap berbagai bidang sebagi berikut
1.

Bidang Organisasi
a) Pramuka
b) PMR
c) Paskibraka

2.

Olahraga Prestasi
a) Baket
b) Voli
c) Futsal

3.

Bela Diri
a) Karate
b) Tekwondo
c) Silat

4.

Keagamaan
a) Baca Tulis Al-Quran
b) Dewan Kemakmuran Masjid

J.

Penempatan Peserta Didik (pembagian kelas) di SMPN 12 Bandung
SMPN 12 Bandung menerima siswa sekitar 342 orang dengan setiap
kelas berjumlah ±38 orang. Penempatan peserta didik untuk setiap kelas

dilihat berdasar gender dan kemudian dibagi secara merata untuk setiap kelas,
tidak berdasarkan hasil psikotest atau yang lainnya, penempatan ini dilakukan
untuk siswa yang baru diterima oleh sekolah (kelas 7). Dari cara penempatan
peserta didik, dapat dilihat menurut pendapat Hendyat Soetopo dasar
pengelompokkan di SMPN 12 Bandung itu adalah Achievement Grouping
karena ada pencampuran peserta didik.
Kemudian untuk kenaikan tingkat yaitu saat siswa di kelas 8, siswa
kembali dipecah dan dilakukan penempatan yang berbeda dari kelas 7. Ini
dilakukan dengan alasan peserta didik itu mempunyai teman baru (mengenal
teman lainnya), peserta didik bisa bersosialisasi, dan peserta didik bisa
merasakan suasana kelas yang berbeda. Untuk siswa yang merasa tidak sesuai
dengan kelas baru yang ditempatinya, siswa bisa mengajukan keberatan dan
dipindahkan ke kelas yang lain di minggu awal saat siswa baru memasuki
kelas 8.
Setelah penempatan peserta didik dipecah di kelas 8, ketika mereka naik
tingkat ke kelas 9, siswa dikembalikan penempatannya sama seperti kelas 7,
penempatan sama di sini adalah dengan teman-teman yang sama saat dia di
kelas 7. Ini dilakukan agar tidak menyulitkan saat pelaksanaan UN.
K. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik di SMPN 12 Bandung
Seperti yang kita ketahui lembaga pendidikan (sekolah) dalam
pembinaan dan pengembangan peserta didik melakukan kegiatan yang
disebut kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Untuk kegiatan kurilkuler, khususnya di SMPN 12 Bandung kegiatannya
masih dalam bentuk proses belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran
umumnya, misalnya Bahasa Indonesia, Matematika dan sebagainya. Yang
menarik dari kegiatan kurikuler di SMPN 12 Bandung adalah mereka
mempunyai mata pelajaran kesenian yang siswanya diwajibkan bisa
menggunakan satu alat musik dan kemudian siswa menampilkan hasil belajar
mereka dalam sebuah pagelaran. Dengan adanya kesenian ini siswa bisa
mengasah kemampuannya dan mengembangkan dirinya sehingga mereka

mempunyai pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan
datang.
Sedangkan untuk kegiatan ekstra kurikuler di SMPN 12 Bandung,
mempunyai sekitar 14 ekstra kurikuler yang merupakan tuntutan dari
kurikulum. Penjaringan untuk ekstra kurikuler ini dilakukan saat kegiatan
pengenalan sekolah (MPLS) telah selesai dan sebelumnya dilaksanakan semo
untuk setiap kegiatan ekstra kurikuler yang diharapkan siswa bisa mengetahui
apa yang dilakukan di setiap ekstra kurikuler dan mereka bisa memlih ekstra
kurikuler yang mereka minati dan sesuai dengan bakat dan minat siswa itu
sendiri, untuk di SMPN 12 Bandung mempunyai kebijakan bahwa siswa
tidak wajib mengikuti ekstra kurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler di SMPN 12
Bandung terbagi menjadi dua macam, yaitu ekstra organisasi murni (inti)
seperti pramuka, PMR, dan PASUSPARA (PASKIBRA) dan ekstra pilihan.
Khusus untuk ekstra

pilihan, terbagi menjadi: ekstra olahraga misalnya

basket, voli dan futsal; ekstra bela diri misalnya karate, taekwondo, dan
pencak silat; ekstra keagamaan misalnya BTQ dan DKM; ekstra seni
misalnya kabaret; dan ekstra akademik misalnya KIR dan English Club.
Semua ekstra kurikuler berada di bawah OSIS. Dengan adanya ekstra
kurikuler ini diharapkan siswa dapat mengembangkan diri dan menambah
pengalaman yang sesuai dengan bakat dan minat siswa yang tidak mereka
dapatkan di kegiatan kurikuler.
L. Pencatatan dan Pelaporan di SMPN 12 Bandung
Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung sama seperti pencatatan
pelaporan pada umumnya. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pun
sama, yaitu.
1.

Buku induk siswa

2.

Buku klapper

3.

Daftar presensi

4.

Daftar mutasi peserta didik

5.

Buku catatan pribadi peserta didik

6.

Daftar nilai

7.

Buku legger

8.

Buku raport

M. Pengelolaan Kelulusan dan Pemantauan Alumni di SMPN 12 Bandung
Peserta didik yang lulus di SMPN 12 Bandung sama dengan pengelolaan
kelulusan pada umumnya. Di SMPN 12 Bandung ketika peserta didik
dinyatakan selesai mengikuti seluruh program pendidikan dan lulus ujian
akhir siswa diberikan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).
Untuk pemantauan alumni, kita belum mengetahui secara pasti
bagaimana pemantauan alumni di SMPN 12 Bandung, sehingga kita belum
bisa menyimpulkan pemantauan alumni di SMPN 12 Bandung itu seperti apa.
N. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta didik di SMPN 12
Bandung
Layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik di SMPN 12
Bandung, yaitu.
1. Layanan bimbingan dan konseling.
2. Layanan perpustakaan
3. Layanan kantin
4. Layanan kesehatan
Sedangkan untuk layanan transportasi sekolah dan asrama tidak disediakan
oleh sekolah. Karena penerimaan siswa didahulukan/diutamakan kepada
masyarakat di sekitar SMPN 12 Bandung itu sendiri
O. Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung
Struktur organisasi di SMPN 12 Bandung memiliki keunikan tersendiri.
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan wakil kepada sekolah bidang
kesiswaan dijelaskan bahwasanya beliau tidak memiliki wakil staf. Namun,
beliau memilki tiga staf yang posisinya di setarakan antar staf yang kemudian
di beri tugas pada bidangnya masing-masing. Tiga staf tersebut adalah 1.
Bidang Keuangan, 2. Bidang kesekretariatan, dan 3. Bidang lapangan.
1.

Staf Bidang keuangan
Staf Bidang keungan oleh waka kesiswaan diberikan tugas untuk
memegang dan mendata perputaran uang yang berkaitan dengan kegiatan
kesiswaan.

2.

Staf Bidang Kesekretariatan

Staf Bidang kesekretariatan memiliki tugas pokok untuk mengurus halhal yang berkaitan dengan administrasi penulisan ataupun pendataan
yang berkaitan dengan kegiatan kesiswaan. Salah satu tanggung jawab
dari staf bidang ini adalah untuk mendata setiap surat yang masuk dan
keluar.
3.

Staf Bidang Lapangan
Staf Bidang Lapangan disebut Pula staf Bidang kesiswaan oleh Waka
kesiswaan di SMPN 12 bandung. Hal tersebut karena staf bidang
lapangan inilah yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan siswa
ataupu pengurus OSIS.
Masa Jabatan staf pada tiap bidang berlaku satu periode atau satu tahun.

Pada tahun berikutnya tiap staf berganti bidang, semisal yang awalnya staf
bidang

keungan

ditahun

berikutknya

akan

menjadi

staf

bidang

kesekretariatan, staf bidang kesekretariatan menjadi staf bidang lapangan
begitupun seterusnya. Berdasarkan penjelasan waka kesiswaan SMPN 12 hal
tersebut dilakukan agar staf-stafnya memiliki pengalaman yang memadai
sehingga akan terbentuk generasi-generasi penerusnya di kemudian hari.
P. Pelayanan Terhadap Siswa yang Berprestasi untuk Mengikuti Event,
Lomba atau Olimpiade di SMPN 12 Bandung
Adapun langkah-langkah pelayanan terhadap siswa yang berprestasi
untuk mengikuti event, lomba atau olimpiade di SMPN 12 Bandung adalah
sebagai berikut:
1.

Pemberian Informasi akan lomba-lomba yang di adakan oelh pihak di
luar

2.

Penyeleksian tingakat sekolah

3.

Bimbingan bagi yang memilki kemampuan lebih

4.

Pemberian dispensasi pada siswa yang mengikuti lomba di luar saat jam
mata pelajaran.
Di SMPN 12 bandung Siswa-siswa yang berprestasi tak hanya dari

bidang mata pelajaran namun juga ada dari bidang-bidang olehraga atau
bidang lain. Pendataan siswa yang memiliki kemampuan lebih di bidang

selain mata pelajaran di dapatkan dari data sisw