PSIKOLOGI REMAJA KARAKTERISTIK DAN PERMA

PSIKOLOGI REMAJA,KARAKTERISTIK, DAN PERMASALAHANNYA
Vania Wiliana,Devi Puspita Wijayanti
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris,Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jl Raya Dukuh Waluh,PO BOX 202 Purwokerto 53182
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris,Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jl Raya Dukuh Waluh
Email: vaniawiliana@gmail.com
ABSTRAK
Fokus permasalahan dalam artikel ini adalah psikologi remaja,karakteristik,dan
permasalahannya.Maka dijelaskan bahwa remaja adalah masa yang penuh dengan
permasalahan.Tujuan artikel ini yaitu ingin mengetahui tentang psikologi remaja,karakteristik,dan
permasalahannya.Permasalahan tentang remaja ini sering terjadi di lingkungan sekolah dan teman
sepermainan.Permasalahan ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi tentang permasalahan
remaja.Merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan
pada diri remaja.Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan
dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.Permasalahan akibat perubahan fisik banyak
dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas.Permasalahan alkohol dan obatobatan terlarang.Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat
memprihatinkan.Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan
rokok, alkohol dan narkoba.Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang
diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja
pria dan wanita.Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana

mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak
boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ
reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya.Beberapa
remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikapsikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.
Kata kunci:Permasalahan,remaja,karakteristik,perubahan
seksual.

fisik,dan

mengendalikan

dorongan

ABSTRACT
The problem of this article is adolescent psychology, characteristics and problems.Then explained
that adolescence is a time of problems.The purpose of this article is to know about adolescent
psychology, characteristics and problems.The problem of youth is often the case in the school
environment and playmates.This problem can be used to identify on adolescent problems.Summarizes
some of the characteristics of young people that can lead to various problems in the adolescent
self.Some adolescent problems that arise are usually associated with characteristics present in

adolescent self.Many problems due to physical changes experienced by the early teens when they
reached puberty.The problem of alcohol and drugs.The use of alcohol and illicit drugs lately been
very alarming.Risk behaviors are most often committed by juveniles is the use of cigarettes, alcohol
and drugs.One result of the functioning of gonadotrofik hormone produced by the hypothalamus
gland is a sense of mutual interest between male and female adolescents.Problem of Sexual
adolescents are ranged the problem of how to control sexual impulses,the conflict between what is
permissible and what not to do, the "abnormality" that happened with regard to their reproductive
organs, sexual abuse, homosexuality, pregnancy and abortion, etc. Some teens also complained about
the way parents treat their authoritarian, or the attitudes of parents who are too rigid or not
understanding the interests of teenagers.
Keywords: Problems, teens, characteristics, physical changes, and control sexual urges.

Perkembangan Psikologi Remaja. Bicara tentang psikologi remaja tentu tak lepas dari perkembangan
psikologis remaja, yang mana dapat dikatakan suatu fase perkembangan yang dialami seseorang
ketika memasuki usia 12-22 tahun.Pada fase perkembangan psikologi remaja, anak harus mampu
meninggalkan sifat kekanak-kanakannya.
Perkembangan Psikologi Remaja
Siapa Remaja itu?
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal,
15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.
Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua setelah keluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan
individu. Terpengaruh tidaknya individu dengan teman sebaya tergantung pada persepsi individu
terhadap kelompoknya, sebab persepsi individu terhadap kelompok sebayanya akan menentukan
keputusan yang diambil nantinya.
Kelompok sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu tempat teman sebayanya dapat melakukan
sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan
oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka menentukan jati dirinya, namun apabila nilai yang
dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai negatif maka akan menimbulkan bahaya bagi
perkembangan jiwa individu.
Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga mengakibatkan melemahnya ikatan individu dengan
orang tua, sekolah, norma-norma konvensional. Selain itu, banyak waktu yang diluangkan individu di
luar rumah bersama teman-teman sebayanya dari pada dengan orang tuanya adalah salah satu alasan
pokok pentingnya peran teman sebaya bagi individu.
Peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat,
penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai model pakaian yang sama dengan
anggota kelompok yang popular maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya
menjadi besar.
Menurut Gerungan (1986) kenakalan remaja muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara

individu sosial dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat
berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati.
Remaja dapat meniru (imitasi) kenakalan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Sementara itu sugesti
bahwa kebutuhan-kebutuhan dan penggunaan NAPZA adalah remaja yang semula baik menjadi
nakal. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya yang mengarahkan remaja nakal atau tidak juga
ditentukan bagaiman persepsi remaja terhadap kelompok teman sebaya tersebut.
Teman sebaya adalah tempat memperoleh informasi yang tidak didapat di dalam keluarga, tempat
menambah kemampuan dan tempat kedua setelah keluarga yang mengarahkan dirinya menuju
perilaku yang baik serta memberikan masukan (koreksi) terhadap kekurangan yang dimilikinya, tentu
saja akan membawa dampak positif bagi remaja yang bersangkutan.

Remaja memiliki kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang
dewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif,
belajar, menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar
bekerjasama.
Lingkungan di sekolahnya adalah tempat sehari- hari dimana dia bersosialisasi bersama temantemannya, tentunya juga dengan pergaulan yang baik dan buruk. Berada di sisi dan bergaul langsung
dengan teman- teman sekolahnya merupakan cara terbaik seorang remaja berkomunikasi, pergaulan
mereka pun tentunya di penuhi dengan pergaulan yang negatif dan juga pergaulan yang positif.
Salah satu pergaulan positif adalah mereka bisa belajar dan berbagi cerita bersama, tentunya ini akan
meningkatkan rasa pertemanan dan juga persaudaraan mereka. Ada kalanya remaja untuk saling

berbagi curahan hati, hal ini juga bisa membuat mereka lebih berpikir positif dan juga belajar untuk
memberi dan menerima saran dari temannya yang tentu saja dalam hal yang positif.

Pergaulan di lingkungan sekolah juga tidak selamanya positif, dalam hal negatif, misalnya ada
beberapa teman yang sering datang terlambat, tidak mentaati peraturan di sekolah mereka, tidak
mengerjakan tugas mereka, dalam hal ujian mereka juga tidak jujur, dan bahkan sampai terjadi
perkelahian antar teman di sekolahnya. Hal- hal negatif seperti ini bisa saja menular pada temantemannya yang lain, dampak negatif yang buruk, yang terkadang ada satu dua remaja yang membawa
dampak buruk ini dari luar dan menyebarkan di sekolah. Banyak yang terbawa pergaulan negatif
dikarenakan mereka terlalu sering bersama dan bergaul dalam hal tidak baik.

Selain lingkungan sekolah, lingkungan rumah juga berpengaruh sangat pada kepribadian seorang
remaja. Keluarga yang harmonis, saling menyayangi, membantu satu sama lain dan mementingkan
kepentingan orang lain bisa membawa hal positif bagi perilaku remaja. Sebaliknya juga jika suasana
di rumah begitu runyam, seringnya terjadi pertengkaran antara orang tua atau bahkan antara sodara
mereka sendiri, terkadang hal ini malah membuat remaja menjadi stres dan akhirnya tidak betah di
rumah.. jika seorang remmaja sudah tidak betah tinggal di rumah, tentu dia akan berkeliaran ke
tempat dimana teman- temannya berkumpul.

Saran positif yang diberikan temannya tentu akan sedikit demi sedikit merubah perilakunya, namun
jika temannya malah memprovokasinya, yang dikhawatirkan adalah remaja itu lari ke dalam dunia

gelap yang menghancurkan masa depannya sendiri. Jangan sampai hal ini terjadi, remaja yang masih
dalam masa perkembangan dan juga masa emosi yang tidak stabil, maka orang dewasa harus lebih
mementingkannya dan memberi perhatian lebih pada mereka.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada
masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley
Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress)
sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status
identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity

achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja
yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri
remaja.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1.

Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.


2.

Ketidakstabilan emosi.

3.

Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.

4.

Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.

5.

Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang
dengan orang tua.

6.

Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi

semuanya.

7.

Senang bereksperimentasi.

8.

Senang bereksplorasi.

9.

Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.

10.

Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahanperubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan
pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun

beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa
permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada
diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.
Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami
pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan
fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik
yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering
membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini
sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 4070% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya,
khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun
ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski &
Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang
berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan

yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body
image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia
(Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak
terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa

kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka
bereksperimentasi dan berskplorasi.
Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan.
Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini
sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang
kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa.
Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba yaitu karena
ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun
untuk kompensasi.


Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua,
supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah,
perceraian dan perpisahan orang tua.



Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan
sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek

dan kepuasan hedonis, dll.



Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang
memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.



Cinta dan Hubungan Heteroseksual



Permasalahan Seksual



Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua



Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama

Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan
remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal.
Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol dan
narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan munculnya penggunaan alkohol dan
narkoba pada remaja:

Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus
adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik ini bisa
meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat
kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”.
Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan
juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang
saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa cemburu. Tidak
semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid & Fei ditemukan
bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan
dengan permasalahan dengan teman.
Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta
kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan
mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai
masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya
dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar masalah bagaimana
mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak
boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ
reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya (Santrock,
2003, Hurlock, 1991).
Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi hubungan
orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang
meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran,
dan pergaulan menuju kebebasan.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah
kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflikkonflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan
terlarang maupun kenakalan remaja.
Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau
sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.

Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka
terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada
dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang
harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja
akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan
nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto,2011,Perkembangan psikologi remaja,http://belajarpsikologi.com/perkembanganpsikologis-remaja/#
Zuwaily,2013, Pengertian dan Pengaruh Teman Sebaya,
http://zuwaily.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-dan-pengaruh-teman-sebaya.html#.VyYbptJcSko
Eva,2014, Pengaruh negatif dan positif lingkungan terhadap perilaku remaja,
http://evadstreaklov.blogspot.co.id/2014/10/pengaruh-negatif-dan-positif-lingkungan.html#
Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi Perkembangan: Pengantar
dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.