PENGARUH PBV DER EPS DPR DAN ROA TERHADA

PENGARUH PBV, DER, EPS, DPR DAN ROA TERHADAP
HARGA SAHAM (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN FOOD
AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BEI)
Gede Priana Dwipratama
Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma 2009
ABSTRAK
Menurut Sri Mulyani (www.ina.go.id, 2007), beberapa industri pengolahan
spesifik yang menunjukkan sangat kuat kenaikannya adalah makanan dan minuman.
pertumbuhan industri makanan dan minuman cukup baik yaitu mencapai antara 10
sampai 15 persen, di antaranya disebabkan adanya pergeseran produk-produk
pertanian tidak hanya dijual mentah tetapi diproses dulu menjadi makanan untuk
meningkatkan pendapatan.
Tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
performance dari perusahaan emiten, tingkat bunga, dividen yield, return investasi
saham, tingkat GNP, daya beli masyarakat, faktor kebijakan makro, dan lain
sebagainya Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis
keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah
rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang
lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan
pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan

perusahaan bagi para analisis yang lebih ahli dan berpengalaman dibanding analisis
yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah rasio-rasio
keuangan utama perusahaan yang meliputi PBV, DER, EPS, DPR dan ROA
mempunyai hubungan yang positif terhadap harga saham. Sampel yang digunakan
adalah 14 perusahaan yang terdaftar dalam sektor makanan dan minuman di BEI. Ada
dua variabel yang diangkat yaitu : harga saham sebagai dependent variable dan rasio
keuangan perusahaan sebagai independent variable.
Hasil penelitian menunjukkan hanya Earning Per Share (EPS) yang
mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan rasio keuangan yang lainnya
tidak berpengaruh. Sedangkan secara simultan, semua rasio keuangan (PBV, DER,
EPS, DPR dan ROA) berpengaruh terhadap harga saham.
Kata Kunci : PBV, DER, EPS, DPR, ROA, Harga Saham

ABSTRACT
According to Sri Mulyani (www.ina.go.id, 2007), several manufacture
industries that show a significant increasing is food and beverages industries. The
growth of food and beverages industries is quit good between 10% -15 %, this
happened because nowadays agriculture crops have been improving to a ready to eat
products that more valuable.

There are several factors that influence share price in the market. The factors
are emitens company performance, interests, deviden yield, macro economics policy,
etc. To appraise companies financial and achievment, financial analysis needs several
parameters. The common parameters that used is ratio / index, that connecting
financial datas one and another. Analysis and interpretation of diverse ratio can give a
better point of view in viewing companies financial and achievment for experienced
and experticed analyst rather than one that only based on financial data which not in
ratio.
The aim of this research is to know whether financial ratios which are PBV,
DER, EPS, DPR and ROA has a positive relation with stock price. 14 food and
beverages companies which registered ini BEI has been used as sample. There are
two main variable to be researched : stock price as dependent variable and companies
financial ratios as independent variable.
The result of this research shows only Earning Per Share (EPS) can influence
stock price partially, while other financial ratios not. All financial ratios (PBV, DER,
EPS, DPR and ROA) simultaneously influential to stock price.
Keyword : PBV, DER, EPS, DPR, ROA, Stock Price
1. PENDAHULUAN
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan
memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau

indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya.
Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan
yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan bagi para
analisis yang lebih ahli dan berpengalaman dibanding analisis yang hanya didasarkan
atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.
Dengan melihat pentingnya informasi rasio-rasio keuangan, maka dipandang
penting untuk mencari jawaban apakah Price Book Value, Debt to Equity Ratio,
Earning Per Share , Deviden Payout Ratio dan Return On Assets mempunyai
hubungan terhadap harga saham.
1.1

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah yaitu apakah saham-saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI pergerakan harga sahamnya dipengaruhi oleh rasio-rasio keuangan yaitu

variabel Price Book Value, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share , Deviden
Payout Ratio dan Return On Assets baik secara parsial (masing-masing) maupun
simultan (bersama-sama) ?

1.2

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan utama perusahaan (Price Book
Value, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share , Deviden Payout Ratio dan
Return On Assets) secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan makanan
dan minuman tahun 2003 – 2007.
2. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan utama perusahaan (Price Book
Value, Debt to Equity Ratio, Earning Per Share , Deviden Payout Ratio dan
Return On Assets) secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan
makanan dan minuman tahun 2003 – 2007
1.3

Kajian Teoritis

1.3.1

Pengertian Saham

Saham (Weston dan Copeland, 2004:56) adalah tanda penyertaan modal pada
perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham
untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut.
1.3.2

Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2003:57), ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik
turunnya harga saham, yaitu :
a.
Deviden
b.
Pemecahan Saham
c.
Pembelian Kembali Saham
d.
Penerbitan Saham
1.3.3 Pengertian PBV, DER, EPS, DPR dan ROA
a.
Price Book Value (PBV)
Rasio PBV ini di definisikan sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham

terhadap nilai bukunya sendiri.
b.
Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio DER (Diah Andarini, 2007:20) dipergunakan untuk mengukur tingkat
penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan.
c.
Earning per Share (EPS)
Rasio Earning per Share digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan.

d.

Deviden Payout Ratio (DPR)
Menurut Warsono (2003:275), Deviden Payout Ratio merupakan rasio hasil
perbandingan antara deviden dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham
biasa.
e.
Return On Assets (ROA)
Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
bersih setelah pajak dari total aset yang digunakan untuk operasional perusahaan.

2

METODE PENELITIAN

2.1

Objek Penelitian
Terdapat 14 perusahaan yang menjadi sampel penelitian dan termasuk dalam
kelompok perusahaan food and beverage, yaitu :
1.
PT. Ades Water Indonesia Tbk.
2.
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
3.
PT. Cahaya Kalbar Tbk.
4.
PT. Davomas Abadi Tbk.
5.
PT. Delta Djakarta Tbk.
6.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
7.
PT. Mayora Indah Tbk.
8.
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
9.
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
10. PT. Siantar TOP Tbk.
11. PT. Sekar Laut Tbk.
12. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
13. PT. Tunas Baru Lampung Tbk.
14. PT. Ultrajaya Milk Tbk.
2.2

Variabel Peneltian
Sebagai variabel bebas (independent variable) secara konsep dalam penelitian
ini adalah :
1.
2.
3.

4.
5.

Price Book Value (PBV).
Debt to Equity Ratio (DER).
Earning Per Share (EPS).
Deviden Payout Ratio (DPR).
Return On Assets (ROA).

Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data berupa laporan keuangan Bursa
Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id dan dari Pusat Referensi Pasar Modal
(PRPM) di BEI.

Hipotesis
Dalam penelitian ini akan dirumuskan hipotesis, yaitu :
H1a : Price Book Value mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham.
H1b : Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh positif terhadap harga
saham.
H1c : Earning Per Share mempunyai pengaruh positif terhadap harga

saham.
H1d : Deviden Payout Ratio mempunyai pengaruh positif terhadap harga
saham.
H1e : Return On Assets mempunyai pengaruh positif terhadap harga
saham.
H1f : Variabel PBV, DER, EPS, DPR, ROA secara bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap harga saham.
2.5

Teknik Pengolahan Data
2.5.1
Uji Normalitas
Menurut R. Gunawan Sudarmanto (2003:105), salah satu uji persyaratan yang
harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametik yaitu uji normalitas data
populasi.
2.5.2
Uji Asumsi Klasik
Regresi linier berganda dengan persamaan Y =β0 + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3
-β 4 X4 + β5 X5 + ℮. Persamaan regresi di atas harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator).

a. Autokorelasi
Menurut R. Gunawan Sudarmanto (2003:142), autokorelasi merupakan
korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti
sata time series) atau urutan tempat / ruang (data cross section), atau korelasi
yang timbul pada dirinya sendiri.
b. Multikoliniearitas
Menurut R. Gunawan Sudarmanto (2003:136), uji asumsi tentang
multikolinearitas ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya
hubungan yang linear antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel
bebas (independen) lainnya.
c. Heteroskesdastisitas
Menurut R. Gunawan Sudarmanto (2003:147), uji asumsi heteroskedastisitas
ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi residual absolut sama atau
tidak sama untuk semua pengamatan.
2.5.3
1.

Regresi Linier Berganda
Koefisien Korelasi (r/R)
Adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel X dan Y

2.

Koefisien Determinasi (r2/R2)
Adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y).
3.
Kesalahan Standar Estimasi
Digunakan untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi.
4.
Pesamaan Regresi berganda
Dalam analisis regresi, untuk mengetahui hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain menggunakan persamaan
estimasi.
Y =β0 + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3 + β 4 X4 + β5 X5 + ℮
Dimana :
Y = Harga saham
β = Konstanta
X1 = PBV
X2 = DER
X3 = EPS
X4 = DPR
X5 = ROA
℮ = Residual (variabel kesalahan)
2.5.4
Uji Regresi Secara Parsial (Uji-t)
Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh bebas secara
individu terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lain bersifat
konstan.
2.5.5
Uji Regresi Secara Simultan (Uji-F)
Uji simultan (serempak) dilakukan untuk mengetahui apakah variable
bebas (X1-5) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel terikat (Y) dan sekaligus juga untuk menguji hipotesis
pertama.
2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1
3.1.1

Pengujian Data
Uji Normalitas

Keterangan
PBV
DER
EPS
DPR
ROA

Tabel 3.1
Ringkasan Hasil Analisis Normalitas
Asymp.Sig.(2-tailed)
Alpha
Kondisi
0.592
0.05
Asy > Alp
0.630
0.05
Asy > Alp
0.054
0.05
Asy > Alp
0.599
0.05
Asy > Alp
0.083
0.05
Asy > Alp

Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

3.1.2 Uji Asumsi Klasik
3.1.2.1 Autokorelasi
Berdasarkan hasil pengujian, nilai Durbin Watson yang diperoleh adalah
1.798. Nilai tersebut mendekati angka 2, maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.

Daerah
Keraguraguan

Daerah
Keraguraguan

Tidak ada autokorelasi
positif dan tidak ada
autokorelasi negatif

1.21
1.65
1.798
2.35
(Diah Andarini, 2007:71)
Gambar 3.1
Kurva Identifikasi Gejala Autokorelasi

2.79

3.1.2.2 Multikolinearitas

No
1
2
3
4
5

Variabel
PBV - DER
PBV - EPS
PBV - DPR
PBV - ROA
DER - EPS

Tabel 3.4
Korelasi
Korelasi
0.389
0.173
0.171
(0.420)
(0.108)

No
6
7
8
9
10

Variabel
DER - DPR
DER - ROA
EPS - DPR
EPS - ROA
DPR - ROA

Korelasi
0.125
0.209
0.395
0.450
0.333

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel bebas
tidak ada yang mendekati satu. Maka dari cara yang digunakan untuk menguji
multikolinearitas, dapat diambil kesimpulan tidak terjadi multikolinearitas.

3.1.2.3 Heteroskesdastisitas
Tabel 3.5
Ringkasan Hasil Analisis Heteroskesdastisitas
Keterangan
Signifikansi
Alpha
Kondisi
Kesimpulan
Tidak terjadi
PBV (X1) - AX1
0.659
0.05
Sig > Alp Heteroskesdastisitas
Tidak terjadi
DER (X2) - AX2
0.794
0.05
Sig > Alp Heteroskesdastisitas
Tidak terjadi
EPS (X3) - AX3
0.493
0.05
Sig > Alp Heteroskesdastisitas
Tidak terjadi
DPR (X4) - AX4
0.523
0.05
Sig > Alp Heteroskesdastisitas
Tidak terjadi
ROA (X5) - AX5
0.072
0.05
Sig > Alp Heteroskesdastisitas
3.1.3

Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan SPSS, dapat diketahui halhal penting dalam analisis regresi, yaitu :
1.

Koefisien Korelasi (r/R)
Digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y.
Tabel 3.6
Koefisien Korelasi
No
Variabel
Korelasi No
Variabel
Korelasi
1 HRG_SHM - PBV
0.312 11 DER - DPR
0.125
2 HRG_SHM - DER
(0.066) 12 DER - ROA
0.209
3 HRG_SHM - EPS
0.946 13 EPS - DPR
0.395
4 HRG_SHM - DPR
0.269 14 EPS - ROA
0.450
5 HRG_SHM - ROA
0.303 15 DPR - ROA
0.333
6 PBV - DER
0.389
7 PBV - EPS
0.173
8 PBV - DPR
0.171
9 PBV - ROA
(0.420)
10 DER - EPS
(0.108)
Sumber : Hasil Analisis
a.
Harga Saham dengan Price Book Value
Koefisien korelasi sebesar 0.312 yang berarti hubungan harga
saham dengan PBV adalah lemah dan searah.
b.
Harga Saham dengan Debt to Equity Ratio
Hubungan antara variabel harga saham dengan DER sebesar 0.066 yang berarti hubungan harga saham dengan DER adalah sangat
lemah dan tidak searah.

c.

Harga Saham dengan Earning Per Share
Koefisien korelasi sebesar 0.946 yang berarti hubungan harga
saham dengan EPS adalah kuat dan searah.
d.
Harga Saham dengan Deviden Payout Ratio
Hubungan variabel harga saham dengan DPR sebesar 0.269
yang berarti hubungan harga saham dengan DPR adalah lemah dan
searah.
e.
Harga Saham dengan Return On Assets
Hubungan variabel harga saham dengan ROA sebesar 0.303
yang berarti hubungan harga saham dengan ROA adalah lemah dan
searah.
f.
Price Book Value dengan Debt to Equity Ratio
Hubungan variabel PBV dengan DER sebesar 0.389 yang
berarti hubungan PBV dengan DER adalah lemah dan searah.
g.
Price Book Value dengan Earning Per Share
Hubungan variabel PBV dengan EPS sebesar 0.173 yang
berarti hubungan PBV dengan EPS adalah lemah dan searah.
h.
Price Book Value dengan Deviden Payout Ratio
Hubungan variabel PBV dengan DPR sebesar 0.171 yang
berarti hubungan PBV dengan DPR adalah lemah dan searah.
i.
Price Book Value dengan Return On Assets
Hubungan variabel PBV dengan ROA sebesar -0.420 yang
berarti hubungan PBV dengan ROA adalah sangat lemah dan tidak
searah.
j.
Debt to Equity Ratio dengan Earning Per Share
Hubungan variabel DER dengan EPS sebesar -0.108 yang
berarti hubungan DER dengan EPS adalah sangat lemah dan tidak
searah.
k.
Debt to Equity Ratio dengan Deviden Payout Ratio
Hubungan variabel DER dengan DPR sebesar 0.125 yang
berarti hubungan DER dengan DPR adalah lemah dan searah.
l.
Debt to Equity Ratio dengan Return On Assets
Hubungan variabel DER dengan ROA sebesar 0.209 yang
berarti hubungan DER dengan ROA adalah lemah dan searah.
m.
Earning Per Share dengan Deviden Payout Ratio
Hubungan variabel EPS dengan DPR sebesar 0.395 yang
berarti hubungan EPS dengan DPR adalah lemah dan searah.
n.
Earning Per Share dengan Return On Assets
Hubungan variabel EPS dengan ROA sebesar 0.450 yang
berarti hubungan EPS dengan ROA adalah lemah dan searah.
o.
Deviden Payout Ratio dengan Return On Assets
Hubungan variabel DPR dengan ROA sebesar 0.333 yang
berarti hubungan DPR dengan ROA adalah lemah dan searah.

Koefisien Determinasi (r2/R2)
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.935. Hal ini berarti 93.5%
harga saham perusahaan makanan dan minuman bisa dijelaskan dengan
variabel PBV, DER, EPS, DPR dan ROA. Sedangkan sisanya (100% - 93.5%
= 6.5%) dijelaskan oleh faktor lain.
3.
Kesalahan Standar Estimasi
Nilai standar estimasi sebesar Rp. 7,630.92 (satuan yang dipakai
adalah variabel terikat yaitu harga saham). Bandingkan dengan nilai standar
deviasi harga saham sebesar Rp. 23,659.46 lebih besar dari standard error of
estimate yang hanya Rp. 7,630.92.
4.
Persamaan Regresi Berganda
Untuk mengetahui pengaruh hubungan PBV (X1), DER (X2), EPS
(X3), DPR (X4), ROA (X5) terhadap Harga Saham (Y), maka digunakan
analisis regresi linier berganda yang dapat dirumuskan, yaitu :
Y =β0 + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3 + β 4 X4 + β5 X5 + ℮
Dimana :
Y = Harga saham
β = Konstanta
X1 = PBV
X2 = DER
X3 = EPS
X4 = DPR
X5 = ROA
℮ = Residual (variabel kesalahan)
2.

Tabel 3.7
Tabel Uji-t
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1 (Constant)
-2511.793
PBV
2360.566
DER
469.604
EPS
15.585
DPR
-127.387
ROA
-52.063
a Dependent Variable: HRG_SHM

Standardize
t
d
Coefficients
Std. Error
Beta
4295.010
-.585
2948.427
.136
.801
4076.658
.016
.115
2.261
.999 6.893
98.105
-.136 -1.298
195.024
-.048 -.267

Sig.

.575
.446
.911
.000
.230
.796

Y = - 2511.793 + 2360.566 PBV + 469.604 DER + 15.585 EPS - 127.387 DPR
- 52.063 ROA + 11472.524 e
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan Konstanta sebesar - 2511.793
menyatakan bahwa jika tidak ada PBV, DER, EPS, DPR dan ROA maka harga
saham adalah - Rp. 2,511.793.

a.
Price Book Value (PBV)
Koefisien regresi untuk PBV (X1) sebesar 2360.566. Berarti jika PBV (X1)
naik sebesar 1 satuan, maka harga saham (Y) akan mengalami kenaikan
sebesar 2360.566 satuan.
b.

Debt to Equity Ratio (DER)
Koefisien regresi untuk DER (X2) sebesar 469.604. Berarti jika DER
(X2) naik sebesar 1 satuan, maka harga saham (Y) akan mengalami kenaikan
sebesar 469.604 satuan.
c.
Earning Per Share (EPS)
Koefisien regresi untuk EPS (X3) sebesar 15.585. Berarti jika EPS (X3) naik
sebesar 1 satuan, maka harga saham (Y) akan mengalami kenaikan sebesar
15.585 satuan.
d.

Deviden Payout Ratio (DPR)
Koefisien regresi untuk DPR (X4) sebesar -127.387. Berarti jika DPR
(X4) naik sebesar 1 satuan, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan
sebesar 127.387 satuan.
e.
Return On Assets (ROA)
Koefisien regresi untuk ROA (X5) sebesar -52.063. Berarti jika ROA
(X5) naik sebesar 1 satuan, maka harga saham (Y) akan mengalami penurunan
sebesar 52.063 satuan.
3.1.4 Uji Regresi Secara Parsial (Uji-t)
1.
PBV (X1) terhadap Harga Saham (Y)
H0 diterima dan H1 ditolak bila –t tabel