Tarikh Al – ulum al – arabiyyah Kumpulan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikh Al-‘ulum al-‘Arabiyah Disusun Oleh: PBA 6A – 2011 PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

Tarikh Al – ulum al – arabiyyah
Kumpulan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Tarikh Al-‘ulum al-‘Arabiyah

Disusun Oleh:
PBA 6A – 2011

PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
2014-2015

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrohmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
mencurahkan rahmat nikmat dan karuniaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan
dosen sebagai penopang sarana belajar. Shalawat dan
salam


semoga

tercurahkan

kepada

baginda

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kepada
zaman penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang
ini.
Kumpulan Makalah yang ada di tangan pembaca ini
membahas tentang Tarikh Al – Ulum Al – Arabiyyah . Isi di
dalamnya kami susun dari beberapa sumber referensi,
dengan harapan kualitas serta wawasan pada materi ini
tidak terbatas. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Dengan segala kekurangan yang ada di dalam
makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Ciputat, 12 Juni 2014
Penulis
Kelompok 1
Isna Rahmah Sholihatin
Abdurrahman
Nurul Komariah
AL-TARIKH AL-‘ULUM AL-‘ARABIYYAH
BAB I
PENDAHULUAN
Peradaban arab telah berjalan dengan dimensi dan
zaman yag berbeda-beda , perkembangannya pun bersinar
dan terpancar luas. Bersinarnya peradaban Arab yang kita
ketahui

telah

ada

sejak


zaman

Abbasiyyah,

dan

mengandung nilai yang pasti terlebih setelah berdiri dan
merdekanya negara Arab yang menyebabkan lahirnya
banyak perubahan bagi kita dan khususnya bagi kehidupan
bangsa Arab.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan banyak
perubahan

pada

bangsa

Arab,


yang

didasari

dari

kebermacaman suku peradaban serta budaya nya.
Dari beberapa faktor tersebut diatas , maka bangsa
Arab bergegas melangkah , tidak dapat menahan diri

terhadap hajat ataupun keinginan mereka terhadap ilmu
dan pengetahuan yang bermacam-macam, yaitu hajat yang
mewajibkan / melazimkan perkembangan dalam rangka
menghadapi varitas hidup.
Kemudian merekapun memberanikan diri untuk mulai
mencintai

ilmu,

pembimbingnya


serta
dalam

menetapkan
talaqqi.

Yang

ulama

sebagai

demikian

itu

disebabkan karena mereka hidup di negri Nabi saw.yang
mencakup segala peradaban.
BAB II

PEMBAHASAN
A. AL-TARIKH AL-‘ULUM AL-‘ARABIYYAH
Pembahasan Tarikh Ulum memiliki karakteristik
tersendiri,

yang

menjadi

basic

segala

aspek

pengetahuan berdasarkan sejarah, karena tidak
semua pengetahuan adalah pengetahuan ilmiah.
Bahkan ada beberapa pengetahuan yang banyak
tidak diketahui , diantaranya adalah tentang seni,
perindustrian, huruf dan lain sebagainya, terutama

mengenai pengetahuan keagamaan, kebahasaan,
sejarah, sosial, serta politik.
Pada dasarnya, pengetahuan dibagi menjadi 2,
pengetahuan ilmiah dan pengetahuan / ilmu-ilmu

lama (diantaranya adalah ilmu kedokteran, kimia,
fisika, matematika, falak dan lain sebagainyai 1.
Adapun

pemakalah

akan

membahas

mengenai

pengetahuan ilmiah dan segala cakupannya.
Pengetahuan ilmiah, menuntut pembelajar untuk
menggunakan


akal,

seperti

halnya

apa

yang

dikatakan oleh Ibn Khaldun mengenai “’Ulum
al-‘Aqliyah (ilmu akali” yaitu ilmu yang dapat
diketahui

setiap

individu

melalui


ikhtibar

(percobaani, tahlil (analisisi dan akal. Sedangkan
kebalikan

dari

“al-‘Ulum

al-‘Aqliyyah”

adalah

“al-‘Ulum al-Naqliyyah” yaitu ilmu yang diadopsi
dari berbagai sumber, yang tidak diketahui sebab
dan

hakikatnya.


Al-Ulum

al-Naqliyyah

memiliki

karakteristik berdasarkan kaum serta bahasa yang
digunakan, serta terikat dengan zaman (waktui dan
makan

(tempati.

Berbeda

dengan

al-Ulum

al-‘Aqliyyah yang tidak terikat dengan tempat dan
waktu, karena ilmu akal bersifat objektif, dimana

akal dan logika manusia menjadi subjeknya. Akal
tidak dapat tergambar kecuali dengan keseluruhan,
maka

dari

itu,

pengetahuan

ilmiah

adalah

pengetahuan akal. Benar apa yang dikatakan oleh
Aristoteles bahwa “ ‫ ( ”ل علم إل با لكليات‬tidak ada ilmu
kecuali dengan keseluruhani, atau juga dengan
1

Abduh Hulwi dan Bahz Jabir, al-Wafi fi tarikhi al-‘Ulum ‘inda al-‘Arab, dar el-fikr al-lubnaniy:

libanon. Hal.8

aturan-aturan , undang-undang umum maupun
teori-teori

sehingga

menjadikan

hal

tersebut

menjadi disiplin ilmu baru2.
Adapun
dengan

mengenai
bahasa

menggunakan

ilmu-ilmu

arab

bahasa

yang

adalah
Arab

berkaitan

ilmu

sebagai

yang
bahasa

pembahasan ilmu tersebut, terikat dengan uslub
(gaya bahasa arabi, struktur, maupun bentuk kata
dalam bahasa Arab. Mayoritas ilmu Arab selalu
berkaitan dengan agama Islam, yang dibawa oleh
Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab, karena
beliau

adalah

keturunan

Arab

Quraisy,

serta

mu’jizat nya yang diturunkan dengan bahasa Arab
pula, yakni Al-Quran. Maka tidak heran jika banyak
orang ketika mendengar Bahasa Arab, spontan ia
berfikir mengenai Agama Islam.
B. CABANG-CABANG

ILMU

YANG

TERKAIT

DENGAN BAHASA ARAB
Disiplin

ilmu

yang

menggunakan

bahasa

Arab

sebagai bahasa utama nya dalam pembahasan
memiliki banyak cabang. Diantaranya adalah :
1. Ilmu al-Quran
Merupakan ilmu yang membahas berkaitan
dengan
2

al-Quran,

sebagian

pokok-pokok

Abduh Hulwi dan Bahz Jabir, al-Wafi fi tarikhi al-‘Ulum ‘inda al-‘Arab, dar el-fikr al-lubnaniy:

libanon. Hal.8

pembahasan ilmu al-quran dapat ditinjau dari
segi

turunnya

ayat,

urut-urutan

ayat,

pengumpulan ayat, penulisan ayat, pembacaan
ayat, tafsir ayat, i’jaz, naskh dan mansukh. 3
Menurut al-Zarqani, ilmu al-Quran terdiri dari
ilmu awqat wa mawatin al-nuzul, asbaab al-nuzul,
tawarikh al-nuzul, adabu tilawah al-quran, tajwid
al-quran, fawatih al-suwar, qiraat al-quran, rasm
al-quran, gharib al-qur’an, i’rab al-qur’an, bada’i
al-qur’an, ma’rifatil mukhkam wa al-mutasabbih,
nashah wa manshuh, tanasubi’ ayat al-qur’an,
amsal al-qur’an, jidal al-qur’an, qashah al-qur’an,
aqsamul qur’an, tafsir al-qur’an4.
Imam Zarqani juga menerangkan bahwa
ilmu tafsir dilahirkan dari ilmu quran, hanya saja
ilmu tafsir mengkaji al-quran dari segi arti dan
syarahnya, sedangkan ilmu al-quran mengkaji alquran dari segi lafadz dan keadaannya.
Manfaat dari ilmu al-quran adalah kembali pada
budaya serta keindahan yang begitu menawan
yang terkandung dalam al-quran, sebagai salah
satu bentuk menjaga kemukjizatan al-quran, juga
sebagai kunci bagi para mufassirin.
Banyak yang menyebutkan ilmu al-quran dalam
bentuk jama’ yaitu ‘ulum al-quran, hal demikian
merupakan isyarat bahwasannya ilmu alquran
3

Hamzah (2003), studi alquran komprehensif, Gama Media :Yogyakarta

4

Al-zarqani, manahil al-irfan fi ulum al-quran, Darul Hadis: Kairo. 2001. Hal./jilid.24/1.

adalah ringkasan dari berbagai macam ilmu,
karena pembahasannya terbukukan dengan baik
dan berkaitan dengan Ilmu Agama dan Ilmu
Arab5.
2. Ilmu Hadits
Merupakan ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang disandarkan pada Nabi Muhammad
SAW,dari perkataan, taqrir ( sifati. jadi ilmu
hadits adalah ilmu-ilmu yang mempelajari atau
membahasa yang berkaitan dengan hadits nabi.
Ilmu hadis dibagi kedalam dua cakupan, yaitu ai.
Ilmu hadis riwayah dan bi. Ilmu hadis dirayah.
Anjuran untuk mempelajari ilmu hadis riwayah,
sebagaimana ulama hadis menyepakati, terdapat
dalam alquran surat al-hujurat ayat 6 , yang
artinya “ hai orang-orang yang beriman, apabila
datang kepadamu datang orang fasiq dengan
membawa berita, maka perjelaslah (telusurii”,
selain

itu

juga

banyak

hadis

lain

yang

menerangkan tentang hal tersebut.
Ayat

tersebut

tadi

merupakan

sebuah

prinsip dasar untuk usaha mencari kebenaran
dalam menerima Khabar (haditsi serta menjadi

5

Muhammad Zarqani, Manahil al-‘’Irfan fi ‘Ulum al-Quran, Darul Hadis: kairo, 2001.hal./jilid.

25/1

cara seorang muhaddits dalam meneliti dan
menukil hadis untuk yang lainnnya6.

3. Ilmu Ushul Fiqh dan Fiqh
Merupakan
(

ilmu

aturan-aturan/

pembahasan
memperoleh
perbuatan

tentang

ketentuan-ketentuan

yang

dijadikan

hukum-hukum

dari

kaidah-kaidah

dalil-dalilnya

i

sarana

dan
untuk

syara,

mengenai

yang

terperinci.

Maksud dari kaidah-kaidah itu dijadikan saran
untuk

memperoleh

hukum-hukum

syara

mengenai perbuatan yakni : bahwa kaidah-kaidah
tersebut adalah cara atau jalan yang ditempuh
untuk

memperoleh

sebagaimana

yang

hukum-hukum
terdapat

dalam

syara
rumusan

ushul fiqh. Sedangkan ilmu fiqh adalah ilmu
dengan hukum-hukum syariat yang diamalkan
oleh mukallifin dari dalil-dalilnya yang terperinci.
Jumhur
ushul

ulama

(termasuk

mengatakan

bahwa

ilmu

didalamnya

ushul

fiqhi

merupakan ilmu yang benar-benar matang dan
tidak akan habis termakan ruang dan waktu.
Sedangkan ilmu fiqh masuk kedalam ilmu yang
6

Mahmud Thahan, Taysir Mustalah al-Hadits, Dar el-Fikr: Beirut. Hal.9

matang, akan tetapi bisa saja hangus oleh
waktu7.

Syekh

Sadr

al-Dien

ibn

Murahhal 8

mengatakan “ hendaknya manusia mengamalkan
fiqh, dan memeerkuat Ushulpppph

4. Ilmu Nahwu dan Sharf (morfologi-sintaksis)
Ilmu Nahwu adalah ilmu yang mempelajari
kaidah-kaidah bahasa Arab untuk mengetahui
bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika
masih dalam satu kata maupun telah tersusun
menjadi kalimat. Termasuk didalamnya adalah
pembahasan sharaf. Oleh karena itu Sharf adalah
bagian dari ilmu Nahw yang ditekankan kepada
pembahasan bentuk katadan keadaanya ketika
mufrad.9
Ilmu nahwu juga banyak diartikan sebagai
ilmu

yang

mempelajari

kaidah-kaidah

untuk

mengetahui hal ihwal akhir kata-kata arab (syakli
yang terangkai dalam tarkib (strukturi yang satu
7

Syekh Yasin al-Fadani, al-Fawaid al-Jinniyyah, Dar el-Mahjah el-Baidhaa’. 2008. Hal.102

8

Sadr al-Dien yaitu Muhammad ibn ‘Umar ibn Makki ibn ‘Abd al-Shomad, merupakan Imam

cerdas dalam mazhab dan ilmu-ilmu ushul. Beliau mengajar di Damaskus, kemudian pada akhir
umurnya, beliau mengajar di Kairo berdasarkan mazhab al-Syafi’i. Beliau wafat pad tahun 716,
salah satu karyanya adalah “al-Asybah wa al-Nadzaair”.
9

www.nahwusharaf.wordpress.com/senin/10-03-2014

dengan yang lainnya baik secara i’rab maupun
bina’ (bentuk katai nya10.
Penggagas ilmu nahwu adalah abu al-aswad alduwali.
5. Ilmu al-Ushul al-Nahwiy
Adalah disiplin ilmu yang mempelajar untuk
membangun ilmu nahwu baik masalah maupun
praktik

yang

didefinisikan
darinya

ada

sebagai

lahir

didalamnya.
dalil-dalail

cabang-cabang

Bisa

juga

nahwu

yang

dan

bagian-

bagiannya11. Adapun tokoh-tokoh dalam ilmu ini
diantaranya

adalah

Ibnu

sirraj,

ibnu

Jinni,

al-‘Anbary , dan Ibn Madha’.
6. Ilmu Lughah (Linguistik) wa Fiqh al-Lughah
Ilmu Lughah (linguistiki adalah ilmu yang
membahas mengenai bahasa, serta menjadikan
bahasa gtersebut sebagai objek, mempelajari
bahasa dari segi sifat, sejarah, perbandingan,
misalnya mempelajari hubungan kata , kelompok

10

Ahmad al-Hasyimi, al-Qawaid al-Asasiyah Li Lughati al-‘Arabiyyah. Dar ibn al-Jauzi: 2009.

Hal. 9
11

http//www.jurnalingua.com/edisi-2009/9-vol-1-0-1/68-pengaruh-pemikiran-ibnu-madha-

tentang-ushul-al-nahwi-al-arabi-dalam-memahami-teks-keagamaan.html.diakses pada tanggal 10
maret 2013

kata,

bahasa12.

struktur

linguistik

ini

adalah

Adapun

setiap

objek

kegiatan

dari
yang

berkaitan dengan bahasa bagi manusia zaman
klasik

maupun

modern,

bahasa

yang

hidup

maupun yang telah mati, tanpa melihat sisi
gramatical mistake nya. Linguistik tidak hanya
mempelajari atau membahas mengenai bahasa
arab , Inggris ataupun Almenia, tetapi juga
membahas Bahasa itu sendiri, baik dari segi
bentuk bahasanya, lahjah (logati, maupun hal-hal
yang berkaitan bahasa lainnya.
Sedangkan Fiqh al-Lughah adalah ilmu yang
mempelajari bahasa yang berhubungan dengan
filsafat, serta pemahamannya13. Tetapi banyak
linguis yang menyamakan antara ilmu al-lughah
dengan

fiqh

al-lughah,

disebabkan

karena

mereka menyimpulkan makna kata “faqaha” dan
“’alimah adalah sama, yakni tau dan faham14.
7. Ilmu al-Balaghah
Balaghah secara bahasa adalah sampai atau
mencapai.

Ilmu

mempelajari
12
13

mengenai

adalah

ilmu

penyampaian

yang
makna

Ramadhan Abd al-Thawwab, al-Madkhal Ila ‘Ilm al-Lughah, Dar el-Rafi’i: Riyadh, 1982. Hal.7
Emil Badi’ Yaqub, Fiqh al-Lughah al-Arabiyyah wa Khashaisuha,

Islamiyyah: Beirut, 1982. Hal.30
14

balaghah

Ibid., 28

Dar el-Tsaqafah al-

yang agung secara jelas dengan menggunakan
kata-kata yang benar dan fasih, yang memiliki
kesan dalam hati dan cukup menarik, serta
sesuai setiap kalimatnya kepada kondisi atau
situasi
bicara15.

sekaligus
Ilmu

orang-orang
balaghah

yang

adalah

ilmu

diajak
juga

mempelajari rasa bahasa, keindahan kata serta
kalimat .
Cakupan ilmu balaghah ada tiga, yaitu: Ilmu
Bayan, Ilmu Ma’ani dan Ilmu Badi’.
8. Ilmu al- Ashwat (fonologi)
Ilmu ini mempelajari bunyi bahasa, dari segi
sifat dan makhrajnya, bagaimana terjadinya,
sifat-sifatnya yang berbeda, yang membedakan
antara bunyi satu dengan yang lainnya, sehingga
kedudukan bunyi dalam kata maupun kalimat
dapat difahami16. Adpun objek dari ilmu al-ashwat
dalah bunyi (suarai manusia yang hidup. Salah
satu tokoh yang cukup masyhur pada saat mula
munculnya ilmu ashwat adalah Khalil ibn Ahmad
al-Farahidi (175 Hi, yang banyak meluangkan
waktunya untuk meneliti ilmu ashwat.

15

‘Ali al-Jarim, al-Balaghah al-Wadihah, Raudhatu Press: Jakarta . 2007. Hal.10

16

Ramadhan Abd al-Thawwab, al-Madkhal ila ‘il al-Lughah, Dar el-Rafi’i: Riyadh. 1982. Hal.13

9. Ilmu al-dilalah (semantik)
Dalam bahasa Arab, ‘ilm al-dilalah terdiri
atas dua kata: ‘ilm yang berarti pengetahuan,
dan al-dilalah yang bberarti penunjukkan atau
makna.

Jadi,

‘ilm al-dilalah

menurut bahasa

adalah ilmu pengetahuan tentang makna. Secara
terminologis, ‘ilm al-dilalah sebagai salah satu
cabang linguistik (‘llm al-lughahi yang telah
berdiri sendiri adalah ilmu yang mempelajari
tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran
mufradat (kosakatai maupun pada tataran tarkiib
(strukturi17.
Ruang lingkup kajian ‘ilm al-dilalah berkisar
pada : a. Al-daal, b. Perkembangan makna, c.
majaaz.
Ilmu dilalah dan cabang ilmu lughah lainnya
tidak dapat terpisahkan, seperti halnya cabang
ilmu

lughah

(penunjuki

yang

membutuhkan

sebagai

penolong

dilalah
untuk

melaksanakan sebuah analisis18.
10.

Ilmu al-uslub (stilistika)
Uslub

berasal

dari

kata

salaba-yaslubu-

salban yang berarti merampas, merampok dan
17

Moh. Matsna HS., Orientasi Semantik al-Zamakhsyari, Anglo Media: Jakarta. 2006. Hal. 3

18

Ahmad Mukhtar Umar, ‘Ilm al-Dilaalah, Dar el-Urubah: Kuwait . 1982. Hal. 13

mengupas. Kemudian terbentuk kata uslub yang
berarti jalan, jalan diantara pepohonan, serta
cara mutakallim dalam berbicara (menggunakan
kalimati.

11.

Ilmu al-adab
Adab (sastrai merupakan salah satu seni

dari seni-seni bahasa, yang dicari oleh banyak
manusia semenjak ia diciptakan Allah. Tabiat
manusia, membutuhkan serta condong untuk
mendapatkan waktu luang, kenikmatan serta
hiburan,

maka

sastra

hadir

dengan

segala

seninya, yang dapat membawa manusia untuk
melupakan segala kegundahan dan kegalauan
hati, serta dapat menumbuhkan semangat baru 19.
Ilmu adab adalah suatu ilmu yang membahas
mengenai keadaan bahasa serta sastra seperti
puisi dan prosa yang diciptakan oleh anak-anak
pengguna bahsa itu dalam berbagai masa. Dalam
pengertian umum adalah ilmu yang mempelajari
deskripsi kronologis sesuai perjalanan zaman
yang terhimpun dalam buku-buku.

19

Abdul ‘Aziz ibn Muhammad Faishol, al-Adab al-‘Arabiy wa Taarikhuhu, Jamiah al-Imam

Muhammad ibn Su’ud al-Islamiyyah: Saudi. Hal. 21.

Ilmu adab juga diartikan sebagai ilmu ytang
menggambarkan kehidupan dengan segala hal
yang terjadi didalamnya, baik suka maupun duka,
cita maupun lara yang diungkapkan dengan
fikiran matang , dengan uslub (stilistikai yang
indah,

serta

dapat

menimbulkan

khayalan-

khayalan bagi pendengarnya.20

C. URGENSI AL-‘ULUM AL-‘ARABIYYAH
Ada dua poin penting yang berkaitan dengan
pentingnya mempelajari bahasa Arab, yaitu:
1. Sebagai sumber ilmu
2. Sebagai pemersatu ummat
A.
Sepanjang

Sumber
sejarah,

Ilmu

bahasa

Arab

merupakan

bahasa yang memiliki cabang ilmu yang indah dan
kekuatan
dipahami.

sastra
Para

yang

kokoh

ulama

sehingga

mengatakan

mudah
bahwa

seseorang sebelum dia membaca teks Arab dia
sudah

bisa

paham baik dia berbahasa Arab aktif maupun pasif.
Berbeda dengan bahasa lain dimana seseorang
20

Ibid., 5

harus membacanya terlebih dahulu baru kemudian
dia

bisa

Bahasa

Arab

paham.

merupakan

sumber

keilmuan

terutama ilmu-ilmu keislaman, karena al-Qu’an, alhadits,

al-atsar

serta

penjelasan

para

ulama

terdahulu menggunakan bahasa Arab. Kita tidak
bisa memahaminya kecuali dengan bahasa Arab. Ini
adalah bagian dari mukjizat al-Qur’an yaitu memiliki
standar bahasa yang baku yaitu bahasa Arab.
Bahasa Arab merupakan sumber keilmuan karena
terdapat beberapa hal sebagai berikut:
1.

Sarana

mencapai

kemuliaan

Ilmu adalah kemuliaan dan tidak bisa diraih kecuali
dengan bahasa. Oleh karena itu, Allah Subhanahu
wa ta’ala telah memberi kemuliaan pada bahasa
Arab

dengan

dua

yaitu:

a. Standar bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arabp
Allah

memilih

bahasa

Arab

sebagai

bahasa

wahyu-Nya agar umat manusia bisa memahaminya
dengan

mudah.

b. Memilih dan mengutus rasul-Nya dari orang Arab
untuk seluruh alamp
2.

Sarana

Memahami

Agama

Bahasa arab merupakan sarana yang paling
penting untuk memahami agama Islam. Hal ini

karena al-Qur’an, al-hadits, al-atsar, tafsir, dan
penjelasan

para

menggunakan

ulama

bahasa

sebagian

Arab.

besar

Untuk

bisa

memahaminya kita membutuhkan sarana yaitu
bahasa Arab.
B.

Pemersatu

Ummat

Sebagai seorang muslim, kita meyakini bahwa
bahasa Arab bukanlah bahasa orang Arab semata,
akan tetapi merupakan bahasa kaum muslimin di
seluruh dunia yang dengannya kaum muslimin
menyatu dalam beberapa aspek ibadah dan dengan
tujuan

ini

pula

menggunakan

Allah

menurunkan

al-Qur’an

bahasa

Arab.

bahasa

Jika bahasa Arab hanya menjadi bahasa orang
(bangsai Arab saja maka tidak mungkin Allah
menurunkan al-Qur’an dengan bahasa Arab. Hal itu
bertentangan dengan firman-firman-Nya, seperti
yang telah dijelaskan pada pembahasan mengenai
“sumber

ilmu”.

Dalam Islam, ada beberapa ibadah yang tidak bisa
dikerjakan
diantaranya
1p

kecuali

dengan
sebagai

bahasa

arab,
berikut:
Shalat

Shalat tidak sah kecuali dengan bahasa arab,
mulai dari panggilan untuk shalat (adzan dan

iqamahi, dan saat melakukan shalat yang diawali
dengan takbiratul ihram, bacaan ayat-ayat alQur’an,

dzikir-dzikir,

diucapkan

dan

dengan

2p

Dzikir-Dzikir

salam,

semua

bahasa
Dan

itu
arab.

Do’a-Do’a

Dzikir dan do’a pada asalnya mengunakan bahasa
Arab.
D.KARYA-KARYA DAN PARA TOKOH ILMU ARAB
 Ilmu Hadits
1. IMAM BUKHARI
Al-Adab al-Mufrad, Adh-Dhu'afa ash-Shaghir, AtTarikh ash-Shaghir, At-Tarikh al-Ausath, At-Tarikh
al-Kabir,

At-Tafsir

al-Kabir,

Al-Musnad

al-Kabir,

Kazaya Shahabah wa Tabi'in, Kitab al-Ilal, Raf'ul
Yadain fi ash-Shalah, Birr al-Walidain, Kitab adDu'afa, Asami ash-Shahabah, Al-Hibah, Khalq Af'al
al-Ibad, Al-Kuna, dan Al-Qira'ah Khalf al-Imam
2. IMAM AT-TIRMIDZI
Sunan at-Tirmidzi, Kitab Al-‘Ilal, Kitab At-Tarikh,
Kitab Asy-Syama’il an-Nabawiyyah, Kitab Az-Zuhd,
dan Kitab Al-Asma’ wal-kuna. Paling besar dan
terkenal serta beredar luas adalah Al-Jami’.
3. IMAM MUSLIM

Al-Jamius Syahih, Al-Musnadul Kabir Alar Rijal,
Kitab al-Asma' wal Kuna, Kitab al-Ilal, Kitab alAqran, Kitab Sualatihi Ahmad bin Hanbal, Kitab alIntifa' bi Uhubis Siba', Kitab al-Muhadramain, Kitab
Man Laisa Lahu illa Rawin Wahidin, Kitab Auladus
Sahabah, dan Kitab Auhamul Muhadisinp Kitabnya
yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius
Syahihatau Syahih Muslim.
4. IMAM NASA’I
As Sunan Ash Shughra, As Sunan Al Kubra, Al
Kuna, Khasha`isu ‘Ali, ‘Amalu Al Yaum wa Al Lailah,
At Tafsir, Adl Dlu’afa wa al Matrukin, Tasmiyatu
Fuqaha`i
man

Al

Amshar, Tasmiyatu

lam yarwi

‘anhu

ghaira

rajulin

wahid,Dzikru man haddatsa ‘anhu Ibnu Abi Arubah,
Musnad

‘Ali

bin

Abi

Thalib,Musnad

Hadits

Malik, Asma`u ar ruwah wa at tamyiz bainahum, Al
Ikhwah, Al Ighrab, Musnad Manshur bin Zadzan,
dan Al Jarhu wa ta’dilp

1p

Ilmu Ushul Fiqh
Muhammad bin Idris al-Syafi’i : Al-Risalah

2p

Abu al-Ma’ali abd Al-Malik ibn Abdillah al-

Juwaini : Al-Burhan fi ushul al-fiqh
3p

Abu Al-Husein Al-Bashri : Al-MU’tamad fi

Ushul al-Fidh
4p

Abu hamid Al-Ghazali : Al-Muntashfa min

‘ilm al-Ushul
5p

fakhr al-Dien al-Razi : Al-Mahsul fi ‘Ilm al-

Ushul
6p

Saif al- Dien al-Amidi : Al-Ihkam fi Ushul al-

Ahkam
7p

al-Qadi al-Baidawi : Minhaj al-Wushul fi ‘Ilm

al-Ushul
8p

Abu Ya’la al-Farra’ al-Hanbali : Al-‘Uddah fi

Ushul al-Fiqh
9p

Muwafaq al-Dien Ibnu Qudamah al-Maqdisi :

Raudah Al-nazir wa Jannah al-Munazir


Ilmu Al-Balaghah

1.

Hasan bin Tsabit

2.

Abu-Thayyib

3.

Umru’ al-Qais

4.

Abu Tammam (Habib bin Aus Ath-Tha’ii

5.
6.
7.

Jarir bin Athiyah al-Tamimi
Ibn Khayyath,
Ibn Ta’awidzi

Majaz al-Qur’an yang bernama Ilmu Majazil
Qur’an. Ibnu Quthaibah menulis kitab Ta’wil Musykil
al-Qur’an,

dan

Al-Farra’

menulis

kitab

Ma’anil

Qur’an yang meski kebanyakan berisi kajian ilmu
Nahwu,

tapi

juga

menyinggung

kajian

ilmu

Balaghah. Sedangkan al-Rumani menyusun kitab
An-Naktu Fi I’jazil Qur’an. Dan Al-Jahizh dipandang
sebagai tokoh yang sangat berjasa dalam sejarah
perkembangan ilmu Balaghah secara umum dan
ilmu Bayan secara khusus, lewat karya tulisnya
yang berjudul al-Bayan wa al-Tabyin.



Ilmu Nahwu Sharf

1p

Abu Faraj Al-Ashbahani : Akhbar Al-Ilma As-

Syawa'ir Al-Hanat
2p

Abu 'Ala Al-Ma'ari : Zahir Al-Adhudi; Syarh

Ba'dh Abyat Sibawaih
3p

Abu Qasim At-Tanukhi

4p

Abu Hatim

5p

Ibnu 'Aqil: Syarh Alfiyah Ibnu Malik

6p

Ibnu Faris : Maqayis Al-Lughah

7p

Ibnu Nahwiyah : Syarh Alfiyah Ibnu Mu'thi

8p

Ibnu Sidi : Al-Mutsallats



Ilmu Tafsir

Diantara

tokoh

mutaqaddimin

mufassir

adalah:

pada

masa

Khulafaurrasyidin

(Abu

Bakar, Umar, Utsman,
Alii, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud,
Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin
Zubair dan Aisyah. Namun yang paling banyak
menafsirkan dari mereka adalah Ali bin Abi
Tholib, Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin
Abbas yang mendapatkan do’a dari Rasulullah


Ilmu Al-Ushlub

1.

Al-Rummani : al-Nukat fi I’jaz al-Quran

2.

Al-Khatabi : Bayan I’jaz al-Quran

3.

Al-Baqillani

4.

Abdul

Qahir

Al-Jurjani

:

Dala’il

al-

I’jaz dan Asrar al-Balaghah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa arab
adalah

ilmu

yang

menggunakan

bahasa

Arab

sebagai bahasa pembahasan ilmu tersebut, terikat
dengan uslub (gaya bahasa arabi, struktur, maupun
bentuk kata dalam bahasa Arab.
Ilmu Arab memiliki banyak cabang sebagaimana
yang telah disebutkan diatas, diantaranya adalah:

-

Ilmu Quran

-

Ilmu Hadits

-

Ilmu Ushul Fiqh dan Fiqh

-

Ilmu Nahwu dan Sharf

-

Ilmu Balaghah

-

Ilmu Ashwat

-

Ilmu Lughah

-

Ilmu Dilalah

-

Ilmu Adab, dan lain sebagainya, dimana

seluruh

disiplin

ilmu

tersebut

memiliki

tokoh

penggagas serta karya-karya monumentalnya.

Kelompok 2
Ema Fitriani
Cucun Cunaya
Fahmi Abdullah
ILMU AL – QUR’AN
BAB I . PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

, ‫ آمسسرا بسسالمعروف‬, ‫القرآن هو الكتاب المبارك المنزل على محمد رسسسول ا داعيا إلى الخسسير‬
‫ناهيا عن المنكر لخإراج الناس من الظلمات إلى النور‬21
Al-Qur’an 22 merupakan sumber rujukan utama yang
menempati posisi sentral bagi seluruh disiplin ilmu ke
Islaman.

Kitab

suci

ini,

di

samping

menjadi

al-

huda (petunjuki, juga sebagai al-bayyinat (penjelasi serta
menjadi al-furqan (pemisah antara yang benar dan yang
salahi yang diturunkan dalam kurun waktu kurang lebih
23 tahun lamanya.Al-Qur’an adalah kalammullah yang
diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. lewat perantara
malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber
ilmu

bagi

kaum

muslimin

yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup
segala aspek, baik aqidah, ibadah, etika, mu’amalah dan
sebagainya. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an,
Surah An-Nahl : 89
‫بس تِس ْبسيَساسنًساس َوسنَس ّزس ْلسنَساس َعسلَس ْيس َكس‬
‫سسلِس ِمسيس َسنس اس ْلس ِكستَس س َس‬
ْ ‫شس ْسىس ٍءس َوس َهس َدسىس َوس َرس ْسحس َمسةًس َسوسبُس‬
َ ‫لّس ُكس ّلس‬
ْ ‫شس َسرسىس لِس ْلس ُمس‬
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qurani
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta
rahmat

dan

berserah diri”.

kabar

gembira

bagi

orang-orang

yang

23

Al-qur’anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal
dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu
pengetahuan.

ia

diturunkan

Allah

kepada

Rasulullah,

21

(‫ مطبعه العلوم‬i, ‫ المنهاج فى اللدب وتارخية‬, ‫ محمود احمد ناصف‬1 ‫ ص‬,
Dalam memberikan definisi tentang Al-Qur’an, para ulama berbeda-beda, sangat
ditentuakan oleh disiplin ilmu mereka. Baca lebih lengkap; Drs. Ahmad Musthafa
Hadna,SQ.Problematika Menafsirkan Al-Qur’an, (Cet. I, Semarang, Bina Utama, 1993), h. 12-15
22

23

Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang : PT.
Tanjung Mas Inti, t. th.), h. 415

Muhammad
suasana

s.a.w.

yang

untuk

gelap

mengeluarkan

menuju

manusia

yang

terang,

dari
serta

membimbing mereka kejalan yang lurus. Rasulullah s.a.w
menyampaikan Qur’an itu kepada para sahabatnya – orangorang Arab asli apabila mereka mengalami ketidakjelasan
dalam memahami berdasarkan naluri mereka. apabila
mereka mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu
ayat, mereka menanyakannya kepada rosulullah s.a.w. 24
Mempelajari
perbendaharaan

isi
baru,

al-Qur’an

akan

memperluas

menambah

pandangan

dan

pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu
menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita
akan lebih yakin akan keunikan isinya yang menunjukan
Maha Besarnya Allah sebagai penciptanya. .Firman Allah
dalam al-Qur’an, Surah al-A’raf : 52
‫صس ْلسنَس سهُس َعسلَسىس ِعس ْلس ٍمس ُهس ًدسىس َسوس َسرس ْسحس َمسةًس لّسقَس ْسوس ٍمس يُس سْؤ ِمسنُسوس َسنس‬
ّ ‫بس فَس‬
ٍ ‫َوسلَسقَس ْدس ِجس ْئسنَسس ُهس ْمس بِس ِكستَس س‬
“Dan

sesungguhnya

Kami

telah

mendatangkan

sebuah Kitab (Al Qurani kepada mereka yang Kami telah
menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami, menjadi
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Karena itu,
ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa
Arab dapat mengerti isi al-Qur’an. Lebih dari itu, ada
orang

yang

menafsirkan

merasa
al-Qur’an

telah

dapat

dengan

memahami

bantuan

dan

terjemahnya

sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang
24

Mannna Khalil al-Qattan diterjemahkan Drs. Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu
Qur’an, (bogor: pustaka litera Antar Nusa, 2010i, h. 1

Arab sendiri banyak yang tidak mengerti kandungan alQur’an. Bahkan di antara para sahabat dan tabi’in ada
yang salah memahami al-Qur’an karena tidak memiliki
kemampuan untuk memahaminya. Oleh karena itu, untuk
dapat mengetahui isi kandungan al-Qur’an secara benar
diperlukanlah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana
tata cara menafsirkan al-Qur’an, yaitu “Ulum al-Qur’an.
Ulum

al-Qur’an merupakan

ilmu

yang

sangat

diperlukan untuk mengungkapkan rahasia-rahasia yang
terkandung

dalam

al-Qur’an

hikmah.

Dan

semakin

hendak

memperkokoh

sebagai

tampak
tali

sumber

segala

keluhurannya

Karena

ikatan

dengan

al-Qur’an

sebagai pegangan manusia dalam kehidupannya untuk
mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akherat AsySyurbashi telah mencatata : “Karya yang termulia ialah
buah

kesangupan menafsirkan dan menta’wilkan

Qur’an”.

25

al-

Untuk dapat menafsirkan al-Qur’an diperlukan

pengetahuan yang cukup, yakni ulum al-Qur’an.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian pada latar belakang di atas,

maka dapatlah dirumuskan permasalahan yang akan
menjadi inti

pembahasan

dalam

makalah

ini,

yakni

sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian Ulum al-Qur’an dan Konsep

Dasar nya ?

25

Ahmad Asy-Syurbashi, Sejarah Tafsir Al-Qur’an, Terjemahan Tim Pustaka Firdaus,
(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1985), Cet. I, h. 15

2. Hal-hal

apakah

yang

pembahasan Ulum

menjadi

ruang

al-Qur’an dan

lingkup

bagaimana

urgensinya ?
3. Bagaimana

perkembangan Ulum

al-Qur’an

dan

tokoh-tokoh nya?
4. Bagaimana Koreslasinya dengan bahasa Arab ?

II. PEMBAHASAN
A.

Konsep Dasar Ulum Al-Qur’an
Secara etimologi, kata Ulum al-Qur’an berasal dari

bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan
“al-Qur’an”.

Kata ulum adalah

kata “ilmuh yang

berarti

bentuk

ilmu-ilmu.

jama’

dari

ulum

yang

Kata

disandarkan kepada kata Al-Qur’an telah memberikan
pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah
ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi
keberadaanya
pemahaman

sebagai
terhadap

dalamnya. 26 Kata
‘ilm, sebagai

Al-Qur’an
petunjuk

‘ulum adalah

maupun
yang

segi

terkandung

bentuk

bentuk verbal-noun dari

dari

jamak
bahasa

di
dari

Arab

dengan akar kata ‘alima – ya’lamu – ‘ilman yang berarti
“mendapatkan atau mengetahui sesuatu dengan jelas”
atau

“menjangkau

sesuatu

dengan

keadaan

yang

sebenarnya"27 Sedangkan al-Qur’an yang dimaksud disini
adalah firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw., melalui malaikat Jibril guna menjadi
26
27

http://auliyahamdi.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Dr. Mardan, M.Ag. Al-Qur’an : Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara Utuh,
(Jakarta: Pustaka Mapan, 2009), h. 15

peringatan,

petunjuk,

tuntunan,

dan

hukum

dalam

kehidupan umat manusia untuk menuju kebahagiaan
hidup baik di dunia maupun di akhirat. 28
Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai
definisi yang telah dikemukakan oleh ulama, antara lain,
al-Sayuthiy dalam kitab Itmamu al-Dirayah mengatakan
bahwa ulum

al-Qur’an adalah

ilmu

yang

membahas

tentang keadaan al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya,
adabnya

makna-maknanya,

lafadz-lafadznya

maupun

baik

yang

yang

berhubungan

berhubungan

dengan

hukum-hukumnya, dan sebagainya”. Hal senada juga
dikemukakan
definisi ulum

oleh

Al-Zarqany,

al-Qur’an, yaitu

beliau

memberikan

“beberapa

pembahasan

yang berhubungan dengan al-Qur’an al-Karim dari segi
turunya,
bacaanya,

urutanya,

pengumpulanya,

penafsiranya,

penulisanya,

kemu’jizatanya,

nasikh

mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan
keraguan terhadapnya, dan sebagainya”. 29
kata ‘ulum jamak dari kata ‘ilmu berarti al-fahmu wal
idrak (“paham dan menguasai”i. kemudian arti kata ini
berubah menjadi masalah-masalah yang beraneka ragam
yang disusun secara ilmiah. jadi yang dimaksud dengan
‘ulumul Qur’an ialah

ilmu yang membahas masalah-

masalah yang berhubungan dengan Qur’an dari segi
asbabun

nuzul,

“sebab-sebab

turunnya

Qur’an”,

pengumpulan san penertiban Qur’an, pengetahuan tentang
28
29

Ibid., h. 18
http://auliyahamdi.blogspot.com/2012/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Surah-surah mekah dan Madinah, An-nasikh wal mansukh,
almuhkam wal mutasyabih dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan Qur’an. terkadang ilmu ini dinamakan
juga Usulut Tafsir (dasar-dasar tafsiri, karena yang dibahas
berkaitan dengan beberapa masalah yang harus diketahui
oleh seorang mufasir sebagai sandaran dalam menafsirkan
Qur’an.30
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ulum
al-Qur’an adalah
berhubungan

yang

dengan

keberadaanya
pemahaman

ilmu

membahas

Al-Qur’an,

sebagai

yang

dari

aspek

maupun

aspek

baik

Al-Qur’an

kandunganya

hal-hal

sebagai

pedoman

dan

petunjuk bagi manusia atau ilmu-ilmu yang berhubungan
dengan berbagai aspek yang terkait dengan keperluan
membahas al-Qur’an.
Dengan
term

ilmu

pengetahuan

pengetahuan
berkenaan

demikian, ‘ulum
yang
dengan

al-Qur’an sebagai

yang

berkenaan

terkandung
keadaan

dalam

al-Qur’an,

suatu
dengan

al-Qur’an,
dan

yang

digunakan untuk menggali kandungan al-Qur’an. Dalam
pada

itu, ‘ulum

al-Qur’an

berarti

‘suatu

ilmu

yang

membahas dan menjelaskan keadaan-keadaan al-Qur’an
dari

segi

penafsiran

ayat-ayatnya,

segi

penjelasan

maksud-maksudnya, segi sebab nuzulnya, segi nasikh
mansukhnya, segi munsabahnya, segi uslub-uslubnya,
segi rupa-rupa qiraatnya, segi rasm kalimat-kalimatnya,
30

Mannna Khalil al-Qattan diterjemahkan Drs. Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu
Qur’an, (bogor: pustaka litera Antar Nusa, 2010i, h. 1

dan lain-lain yang berhubungan dengan keadaan alQur’an.31
B.

Ruang

Lingkup

‘Ulum

Al-Qur’an dan

Urgensinya
1.

Ruang Lingkup Pembahasan ‘Ulum Al-Qur’an
Dari beberapa literatur yang ada, ditemukan adanya

keaneka ragaman pengklasipikasian dalam membahas
masalah

ruang

lingkup

pembahasan

‘ulum

al-

Qur’anp Ulum al-Qur’an merupakan suatu ilmu yang
mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Ulum
al-Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya dengan
Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu
tafsir

maupun

ilmu-ilmu

bahasa

Arab,

seperti

ilmu balaghah dan ilmu I’rab al-Qur’an. Disamping itu,
masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di dalamnya.
Dalam kitab Al- Itqan, As-Sayuthi menguraikan sebanyak
80 cabang ilmu. Dari tiap-tiap cabang terdapat beberapa
macam cabang ilmu lagi. Kemudian dia mengutip Abu
Bakar Ibnu al_Araby yang mengatakan bahwa ulum alQur’an terdiri dari 77450 ilmu. Hal ini didasarkan kepada
jumlah kata yang terdapat dalam al-Qur’an dengan
dikalikan empat. Sebab, setiap kata dalam al-Qur’an
mengandung makna Dzohir, batin, terbatas, dan tidak
terbatas.

Perhitungan

sudut mufrodatnya.
31

ini

Adapun

masih
jika

dilihat

dilihat

dari

dari

sudut

Dr. Mardan, M.Ag. Al-Qur’an : Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara Utuh,
(Jakarta: Pustaka Mapan, 2009),hh. 18-19

hubungan kalimat-kalimatnya, maka jumlahnya menjadi
tidak terhitung. 32
Dalam pembahasan tentang ruang lingkup ‘ulum alQur’an, Dr. Mardan mengutif pendapat Dr. M. Quraish
Shihab,

bahwa

materi-materi

cakupan ‘ulum

al-

Qur’an dapat dibagi ke dalam empat komponen, yaitu :
(1i pengenalan terhadap al-Qur’an, (2i kaedah-kaedah
tafsir, (3i metode-metode tafsir, dan (4i kitab-kitab tafsir
dan para mufassir.
komponen pertama mencakup beberapa hal, yakni:
(ai sejarah al-Qur’an, (bi rasm (bentuk tulisani al-Qur’an,
(ci

I’jaz

(kemukjizatani

al-Qur’an,

(di

munasabah

(kemiripan kedekatani al-Qur’an, (ei qashas (kisah-kisahi
al-Qur’an, (fi jadal al-Qur’an (gi aqsam (sumpuahi alQur’an, (hi amtsal (perumpamaani al-Qur’an, (ii nasikh
dan mansukh (dibatalkan dan membatalkani al-Qur’an, (ji
muhkam dan mutasyabih (kokoh dan samari, (ki al-qiraat
(bacaani, dan sebagainya.
Komponen
ketentuan

yang

kedua,
harus

mencakup
diperhatikan

;

(ai

ketentuan-

menafsirkan

al-

Qur’an, (bi sistematika yang hendaknya ditempuh dalam
mengurai penafsiran, dan (ci patokan-patokan khusus
yang membantu pemahaman ayat-ayat al-Qur’an, baik
dari ilmu-ilmu bantu seperti bahasa dan ushul fikih
maupun yang ditarik langsung dari penggunaan alQur’an.
32

Dikutip dari internet (Mudzakir Fauzi)

Komponen ketiga, mencakup metode-metode tafsir
yang

dikemukakan

coraknya

oleh

ulama mutaqaddimin dengan

masing-masing,

ma’tsur (riwayati,
diterimanya

yakni: al-ra’yu (akali,

al-isyariy,

suatu

pengembangannya.

disertai

penafsiran
Disamping

itu,

al-

syarat-syarat

serta
juga

metode
mencakup

metode-metode ulama mutaakhkhirin dengan keempat
coraknya,

yakni: tahliliy (analitiki,

ijmaliy (globali,

muqaaran (perbandingani, dan mawdhu’iy (tematikip
Komponen

keempat,

mencakup

pembahasan

tentang kitab-kitab tafsir, baik yang lama maupun yang
baru, yang berbahasa Arab, Inggeris, atau Indonesia,
dengan

mempelajari

biografi,

latar

belakang

dan

kecendrungan pengarangnya, metode dan prinsip-prinsip
yang digunakan, serta keistimewaan dan kelemahannya.
2. Urgensi ‘Ulum Al-Qur’an
Pada

bagian

pengertian ‘ulum
dipahami

terdahulu

al-Qur’an, dari

bahwa ‘ulum

telah

dikemukakan

pengertian

al-Qur’an sebagai

itu
term

dapat
ilmu

adalah ilmu pengetahuan yang dengan dapat dipahami
tafsir al-Qur’an dalam segala aspeknya, maka ulum alQur’an sangat erat hubungannya dengan tafsir al-Qur’an.
Bahkan menurut Dr. H. M. Quraish Shihab, ulum alQur’an hakekat adalah sama dengan ilmu tafsir, yakni
sebagai

ilmu

alat

untuk

menafsirkan

al-Qur’an,

mengeluarkan serta menjelaskan pengertian-pengertian
yang terkandung di dalamnya.
Dengan demikian, urgensi ulum al-Qur’an terlihat
dengan jelas dalam kaitannya dengan tafsir al-Qur’an,
yaitu

untuk

menafsirkan

kandungannya

dengan

al-Qur’an
sempurna,

dan

memahami

bahkan

untuk

menerjemahkannya. Maka ulum al-Qur’an disini benarbenar

sangat

diperlukan,

karena

dengan

ilmu-ilmu

tersebut, seorang mufassir dapat menafsirkan al-Qur’an
dengan baik dan benar. Ilmu-ilmu ini pada hakekatnya
menjadi alat untuk tafsir. Oleh karena itu, ilmu-ilmu itulah
yang disebut dengan ilmu tafsir atau ilmu-ilmu al-Qur’an.
Selain

itu,

urgensi ulum

al-Qur’an kaitannya

dengan

tafsir, adalah antara lain:
a.

Membuka kemungkinan untuk memahami al-Qur’an
dengan baik.

b.

Mampu menafsirkan al-Qur’an secara baik dan
mudah.

c.

Menjadi senjata ampuh untuk melawan tantangan
dari lawan Islam. 33
Jelaslah bahwa urgensi ulum al-Qur’an menempati

posisi yang sangat penting untuk dapat memahami isi
kandungan al-Qur’an dengan baik dan benar. Artinya,
seorang mufassir dalam menafsirkan al-Qur’an tidak akan
mendapatkan hasil yang maksimal tanpa adanya ulum alQur’anp
33

Lihat, Dr. Mardan, M.Ag. Al-Qur’an : Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara
Utuh, (Jakarta: Pustaka Mapan, 2009), hh. 21-22

C.

Perkembangan dan Tokoh-tokoh “Ulum Al-

Qur’an
Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan
macamnya, ulum al-Qur’an tidak lahir sekaligus. Ulum alQur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui
proses pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi al-Qur’an
dari segi keberadaanya dan segi pemahamanya.
Di masa Rasulullah Saw. dan para sahabat, ulum alQur’an belum dikenal sebagai suatu ilmu yang berdiri
sendiri dan tertulis. Para sahabat adalah orang-orang
Arab asli yang dapat merasakan struktur bahasa Arab
yang tinggi dan memahami apa yang diturunkan kepada
Rasulullah,

dan

memahami

bila

menemukan

ayat-ayat

tertentu,

kesulitan

dalam

mereka

dapat

menanyakan langsung kepada Rasulullah.
Di

zaman Khulafa’u

Rasyiddin sampai

dinasti

umayyah wilayah islam bertambah luas sehingga terjadi
pembauran antara orang Arab dan bangsa-bangsa yang
tidak

mengetahui

bahasa

Arab.

Keadaan

demikian

menimbulkan kekhawatiran sahabat akan tercemarnya
keistimewaan

bahasa

arab,

bahkan

dikhawatirkan

tentang bacaan al-Qur’an yang menjadi sebuah standar
bacaan

mereka.

Untuk

mencegah

kekhawatiran

itu,

disalinlah dari tulisan-tulisan aslinya sebuah al-qur’an
yang disebut mushaf imam. Dan dari salinan inilah suatu

dasar ulum al-Qur’an yang disebut Al-rasm Al-Utsmani.
Kemudian, ulum al-Qur’an memasuki masa pembukuanya
pada abad ke-2 H. Para ulama memberikan prioritas
perhatian mereka kepada ilmu tafsir karena fungsinya
sebagai umm

al-ulum

al-Qur’aniyyahp Para

penulis

pertama dalam tafsir adalah Syu’bah ibn al-Hajjaj (160 Hi,
Sufyan Ibn Uyaynah (198 Hi, dan Wali Ibn al-Jarrah (197
Hi. dan pada abad ke-3 muncul tokoh tafsir yang
merupakan
berbagai

mufassir

pendapat

pertama
dan

yang

membentangkan

mentarjihsebagianya.

Beliau

adalah Ibn jarir atThabari (310 Hi. Selanjutnya sampai
abad

ke-13 ulum

al-Qur’an terus

berkembang

pesat

dengan lahirnya tokoh-tokoh yang selalu melahirkan buah
karyanya

untuk

terus

melengkapi

pembahasan-

pembahasan yang berhubungan dengan ilmu tersebut.
Diantara sekian banyak tokoh-tokoh tersebut, Jalaluddin
al-bulqini (824 Hi pengarang kitab Mawaqi’ Al-ulum min
Mawaqi’ al-Nujum dipandang As-Suyuthi sebagai ulama
yang

mempelopori

penyusunan ulum

al-Qur’an yang

lengkap. Sebab, dalam kitabnya tercakup 50 macam ilmu
Al-Qur’an. Jalaluddin al-Syuyuthi (991 Hi menulis kitab AlTahhir fi Ulum al-Tafsir . Penulisan kitab ini selesai pada
tahun 873 H. kitab ini memuat 102 macam ilmu-ilmu AlQur’an. Karena itu, menurut sebagian ulama, kitab ini
dipandang

sebagai

kitab ulum

al-Qur’an paling

lengkap..Al-Syuyuthi belum merasa puas dengan karya
monumental ini sehingga ia menyusun lagi kitab Al-Itqan

fi Ulum Al-Qur’an . Didalamnya dibahas 80 macam ilmuilmu Al-Qur’an secara padat dan sistematis. Menurut AlZarqani, kitab ini merupakan pegangan bagi para peneliti
dan penulis dalam ilmu ini. Sampai saat ini bersamaan
dengan masa kebangkitan modern dalam perkembangan
ilmu-ilmu agama, para ulama masih memperhatikan akan
ilmu Qur’an ini. Sehingga tokoh-tokoh ahli Qur’an masih
banyak hingga saat ini di seluruh dunia. 34
Dari

keterang

perkembangan ulum

di

atas,

untuk

al-Qur’an dapat

lebih
dibagi

jelasnya,
kepada

empat fase,35 yaitu :
1.

Abad I dan II Hijrah
Fase ini dibagi kepada tiga masa, yaikni : (ai Masa

Rasulullah, Abu Bakar dan Umar bin al-Khattab, ulum alQur’an belum dibukukan, karena pada umumnya para
sahabat dapat memahami al-Qur’an, (bi Pada masa
Utsman bin Afan, perbedaan bacaan terhadap al-Qur’an
mulai muncul dikalangan umat Islam, maka khalifah
Utsman mengambil kebijaksanaan untuk mengadakan
penulisan al-Qur’an, maka dikenallah “Mushhaf Utsmanih,
dan usaha pengkodifikasian ini merupakan langkah awal
munculnya ulum al-Qur’an yang kemudian dinamai ‘Ilmu
Rasm al-Qur’anh; (ci Pada masa khalifah Ali Bin Abi
Thalib, orang-orang non-Arab banyak yang masuk Islam
dan mereka tidak menguasai bahasa Arab, maka Ali
34
35

Dikutip dari internet (Mudzakir Fauzi)

Lihat, Dr. Mardan, M.Ag. Al-Qur’an : Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara
Utuh, (Jakarta: Pustaka Mapan, 2009),hh. 23-26

mengambil

kebijaksanaan

dengan

memerintahkan

panglimanya (Abu Azwad ad-Duwaliyi untuk menyusun
kaidah-kaidah

bahasa

Arab

untuk

dijadikan

acuan

membaca al-Qur’an. Inilah yang dikenal sebagai perintis
lahirnya ilmu nahwu dan I’rab al-Qur’an.
Ada beberapa cabang “ulum al-Qur’anh yang sudah
lahir pada masa ini, yaitu : ilmu tafsir, ilmu azbabun
nuzul, ilmu makki, ilmu madani, ilmu nasikh mansukh,
ilmu gharib al-Qur’an. Tokoh-tokoh yang yang dianggap
sebagai

peletak

batu

pertama ulum

al-Qur’an pada

periode ini, antara lain : para khalifah dari Khulafaur
Rasyidin, Ibn Anas, Ibn Mas’ud, Said bin Tsabit, Mujahid,
Qatadah, Hasan Bashri, Malik bin Anas, dan lain-lain.
2.

Abad III dan IV Hijrah
Pada periode ini, para ulama semakin giat menulis

tafsir,

karya-karya

mereka

dibidangulum

al-

Qur’an semakin banyak, di antaranya ; (ai Ali bin alMadani (w. 234 Hi, ia menulis Ilm Asbab al-Nuzul, (bi Abu
‘Ubaid Qasim bin Salam (w. 224 Hi, ia menulisiIlm Nasikh
Mansukh, (ci Muhammad bin Khalaf Mursaban (w. 309 Hi,
ia menulis al-Hawiy fi ‘Ulum al-Qur’an , (di Muhammad
Ayub Idris (w. 309 Hi, ia menulis Ilm Makki wa Madani
3.

Abad V, VI, VII, dan VIII Hijrah
Pada

fase

ini,

karya-karya

dalam ulum

al-

Qur’an semakin banyak dan lengkap. Lafal-lafal al-Qur’an
sudah

mulai

menjelaskan

diberi

penjelasan,

tentang

majaz

ulama

sudah

al-Qur’an,

hal

mulai
ini

dimaksudkan untuk meenunjukkan bahwa pengertian
teksnya

bukanlah

arti

yang

sesungguhnya

yang

diinginkan oleh al-Qur’an itu, misalnya; kulliyat dan
juz’iyyat. Tokoh-tokoh yang ada pada fase ini, antara lain;
(ai Ibn ‘Abd al-Salam (w. 660 Hi, ia menulis Ilm Majaz alQur’an, (bi Ali bin Sa’id al-Kufiy (w. 430 Hi, ia menulis alBurhan fi ‘Ulum al-Qur’an, (ci Badruddin al-Zarkaziy, ia
menulis al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, (di Ibn Qayyim, ia
menulisAqsam al-Qur’anpi.
4.

Abad IX – XV Hijrah
Pada

periode

ini,

ulama ulum

al-Qur’an semakin

banyak, karya-karya mereka semakin sempurna dengan
aneka ragam buku-buku mereka, di antaranya ; (ai
Jamaluddin Bayquniy, ia menulis Mawaqi’ al-‘Ulum min
Mawaqi’

al-Nujum, (bi

Zarqaniy,

ia

Muhammad

menulis Manahil

‘Abd

al-‘Irfan

al-‘Azhim

fi ‘Ulum

al-

Qur’an, (ci Muhammad Shadiq Rafi’iy, I’jaz al-Qur’anp
D.

Korelasi Ilmu Al-Qur’an Dengan Bahasa Arab
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Karena itu,

ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa
Arab dapat mengerti isi al-Qur’an. Lebih dari itu, ada
orang

yang

menafsirkan

merasa
al-Qur’an

telah

dapat

dengan

memahami

bantuan

dan

terjemahnya

sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang
Arab sendiri banyak yang tidak mengerti kandungan alQur’an. Bahkan di antara para sahabat dan tabi’in ada
yang salah memahami al-Qur’an karena tidak memiliki

kemampuan untuk memahaminya. Oleh karena itu, untuk
dapat mengetahui isi kandungan al-Qur’an secara benar
diperlukanlah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana
tata cara menafsirkan al-Qur’an, yaitu “Ulum al-Qur’an.
Adakah korelasi antara bahasa arab dengan al-Qur’an
Al-qur’an adalah kitab suci yang diturunkan dalam bahasa
Arab. Hal ini disebutkan sendiri al-qur’an, setidaknya dalam
9 ayat, yaitu (QS.Yusuf 12;2i, (QS.ar-Ra’d 11;37i, (QS.Thaha
20;113i,

(QS.az-Zumar

39;28i,

(QS.Fushshilat

41;3i,

(QS.asy-Syura 42;7i, (QS.az-Zukhruf 43;3i, (QS.al-Ahqaf
46;12i, (QS.an-Nahl 16;103i.36 Kesembilan ayat tersebut
menyatakan adanya hubungan yang tidak bisa dipisahkan
anrata al-qur’an dengan bahasa arab. Hubungan itu telah
menjadikan bahasa arab sebagai medium yang efektif
untuk menyampaikan pesan-pesan al-qur’an, dan al-qur’an
pun telah menjadikan bahasa arab memperoleh status yang
universal yang dinikmatinya sejak abad pertengahan, ketika
ia muncul sebagai salah satu bahasa penting dunia hungga
kini.
Hubungan

bahasa

hubungan

mediatif,

arab

bagi

yaitu

al-qur’an

sebagai

alat

tidak

sekedar

bantu

yang

digunakan untuk mediasi tersampaikan dan terpahaminya
sebagai kitab suci agama islam ini. Bahasa arab juga telah
menjadi bahasa yang kaya dan ekspresif yang secara
signifikan mampu mengekspresikan nilai-nilai islam ke
dalam identitas budaya dan kultural bangsa-bangsa yang
36

Muhammad Fu’ad ‘Abdul Baqi,al Mu’jam al Mufahras li Alfazh al-Qur’an al Karim
(Beirut: Dar al-Fikr,1987), CetpI, hp456

berbahasa arab.37 Ketiadaan hubungan antara bahasa arab
dengan islam, bisa jadi bahasa arab tidak akan pernah
mengalami proses asimilasi dengan islam secara timbal
balik sebagaimana yang telah dialaminya, dan sangat
mungkin tidak akan mampu melampaui batas-batas jazirah
arab dengan cepat dalam gelombang pergerekan yang
cukup besar.
Hubungan bahasa arab dengan islam dan al-qur’an terjalin
begitu luas mencakup tidak saja dalam penggunaan bahasa
itu sebagai sarana mengkomunikasikan agama islam dan
pesan-pesan

religinya.

Ada

sejumlah

factor

yang

menjadikan hubungan tersebut berbeda dengan apa yang
telah terjadi di dalam kitab suci lainberikut bahasa-bahasa
digunakannya.

Al-qur’an

telah

sedemikian

dekat

diasosiasikan dengan bahasa arab sehingga memperoleh
status yang semi-resmi. Secara implicit ini berarti bahwa
orang

yang

telah

mengaku

muslim

tidak

mungkin

mengabaikan peranan yang dimainkan bahasa arab dalam
keyakinannya

memeluk

islam.

Karena

itu

melibatkan

hubungan dan keakraban dengan bahasa arab.
Keakraban yang dimaksud mulai dari hal penghafalan dan
pembacaan ayat-ayat al-qur’an dalam bahasa arab, hingga
ketika menunaikan ritual sehari-hari. Kitab-kitab suci lain
boleh jadi memberikan dampak ke dalam bahasa asli yang
dengannya ia pertama kali muncul. Tetapi dampak alqur’an terhadap bahasa arab tampak lebih asosiatif dan
akrab. Hamper tak terbantahkan bahwa kitab suci yang
37

Anwar Cheyne, The Arabic Language: Its Role in History (Minnesota: 1969), hp89

muncul dalam bahasa tertentu selanjutnya diterjemahkan
ke dalam bahasa-bahasa lain yang digunakan sebagai
bacaan dan medium penunaian ritual-ritualnya. Namun
dalam kasus al-qur’an, meski telah diterjemahkan ke dalam
bahasa-bahasa

lain, terjemahan-terjemahan itu tidak

pernah benar-benar dapat menggantikan bahasa aslinya,
terutama sebagai bahasa peribadatan. Dalam konteks ini,
bahasa arab tetap menjadi bahasa ritual islam, terlepas
apakah

seorang

muslim

adalah

penutur

asli

(native

speakeri bahasa arab atau bukan.
Menurut pendapat lain juga mengatakan bahwa al-qur’an
turun dengan bahasa arab dikarenakan Rasulullah saw dan
para

mukhatab

pertamanya

menggunakan

bahasa

tersebut. Satu hal lagi, nantinya akan timbul pertanyaan
jika tidak berbahasa arab; mengapa al-qur’an turun dengan
bahasa lain, padahal para mukhatab awalnya berbahasa
arab? Al-qur’an sendiri juga menyatakan dalam ayat
Fushilat, ayat ke 44 “dan jikalau kami jadikan al-qur’an itu
suatu bacaan dalam bahasa selain arab, tentulah mereka
mengatakan: “mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?
“apakah (patut al-qur’ani dalam bahasa asing sedang (rasul
adalah orangi arab?” oleh karena itu, kondisi alamiyah yang
telah menuntut al-qur’an turun dengan bahasa arab. 38
Hanya saja dengan merujuk kepada sebagian ayat-ayat suci
al-qur’an, kita akan mendapati sisi-sisi lain dari turunnya

38

(eraalquran.wordpress.com/5 apr 2007i

kitab mulai ini dengan bahasa arab. Berikut sisi-sisi
tersebut:
1. Bahasa atab merupakan factor terpenting dalam
rangka diterimanya al-qur’an oleh bangsa ar