PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC JUMP TO BOXTERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JANGKIT PADA SISWA SMA NEGERI 2 KENDARI

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC JUMP TO BOXTERHADAP KEMAMPUAN
LOMPAT JANGKIT PADA SISWA SMA NEGERI 2 KENDARI
Oleh:
Saifu1 dan Abdul Saman2
Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UHO

Email: abdulsaman@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan plyometric jump to box terhadap
kemampuan lompat jangkit pada siswa SMA Negeri 2 Kendari. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa
SMA Negeri 2 Kendari yang berjumlah 978 orang, yang terdiri dari 591 orang putri dan 387 orang putra. Setelah
diseleksi berdasarkan variabel kendali maka jumlahnya menjadi 86 orang. Selanjutnya, ditentukan sampel
sebanyak 20 orang yang diperoleh dengan teknik random sampling. Sesuai dengan rancangan penelitian ini,
sampel terdiri 1 (satu) kelompok yang berjumlah 20 orang. Pelaksanaan program latihan yakni latihan plyometric
jump to box prinsip latihan yang diterapkan adalah prinsip kekhususan, dan dalam penelitian ini instrument yang
digunakan adalah tes kemampuan lompat jangkit. Dari hasil analisis data dengan menggunakan teknik uji statistic
uji-t, diperoleh ada pengaruh yang signifikan, dimana nilai thitung = 2,736 > ttabel = 1,729. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan plyometric jump to box terhadap kemampuan lompat jangkit pada siswa
SMA Negeri 2 Kendari.
Kata Kunci: Latihan plyometric jump to box, Kemampuan lompat jangkit

dibimbing dari dengan latihan fisik, jadi diperlukan

latihan yang dapat meningkatkan penguasaan teknik,
sekaligus meningkatkan kemampuan fisik yang
diperlukan dalam lompat jangkit. Metode yang cukup
efektif untuk meningkatkan kemampuan lompat
jangkit adalah latihan pliometrik.
Tujuan latihan plyometric adalah untuk
meningkatkan kekuatan power otot tungkai. Agar
latihan dapat memberikan hasil seperti yang
diharapkan
maka
harus
direncanakan
dan
diprogramkan dengan baik. Bentuk latihan plyometric
yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan fisik sekaligus memperbaiki kemampuan
melakukan lompat jangkit.Dalam penelitian ini,
peneliti ingin mengembangkan bentuk latihan
plyometric jump to box.
Latihan plyometricl jump to box merupakan

bentuk latihan untuk meningkatkan power otot
tungkai pada siswa SMA Negeri 2 Kendari. Selain
itu, alasan peneliti menggunakan sekolah tersebut
adalah peneliti melihat kemampuan dalam melakukan
teknik lompat jangkit masih belum maksimal, hal ini
terlihat siswa masih sering ragu dalam melakukan
tahap 3 kali jingkatan sebelum melompat ke bak
pasir. Kemudian, kurangnya semangat siswa dalam
melakukan lompatan. Penyebab lainnya berasal dari

PENDAHULUAN
Olahraga merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa.
Dengan adanya prestasi olahraga yang baik, harga
diri atau martabat suatu bangsa akan menjadi lebih
baik dimata bangsa atau Negara-negara lain. Untuk
mencapai hal tersebut, tentu tidaklah mudah dalam
meraihnya.
Lompat jangkit merupakan salah satu dalam
cabang olahraga atletik dan merupakan salah satu

yang diajarkan dalam pendidikan jasmani. Di dalam
lompat jangkit ada 5 tahap yang harus dikuasai oleh
pelompat, meliputi awalan, jingkat (lompatan
pertama), langkah (lompatan kedua), lompatan
(lompatan
ketiga), dan mendarat. Untuk
mendapatkan prestasi yang optimal dalam lompat
jangkit harus ditunjang dengan kemampuan fisik
yang prima dan penguasaan 5 tahap atau teknik
yang baik, karena tujuan lompat jangkit sama
dengan lompat jauh yaitu untuk mencapai jarak
lompatan sejauh-jauhnya.
Pelaksanaan latihan yang ada di dalam
ekstrakurikuler SMAN 2 Kendari kurang
memperhatikan faktor kemampuan fisik yang tepat
bagi seorang siswa. Selama ini program latihan
hanya bertumpu pada latihan teknik tanpa
1
2


Dosen Jurusan Penjaskesrek FKIP UHO
Dosen Jurusan Penjaskesrek FKIP UHO

[29]

guru yang cenderung langsung mengadakan
pemanasan dan melakukan praktek lompat jangkit
tanpa memberikan motivasi, penjelasan tentang
otot-otot yang bekerja saat melakukan lompat
jangkit dengan benar. Selain itu juga, guru tidak
menjelaskan otot-otot yang harus dilatih guna
menghasilkan lompatan yang maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
melakukan penelitian dengan judul pengaruh
latihan plyometric jump to box terhadap
kemampuan lompat jangkit Siswa SMA Negeri 2
Kendari.

dengan fariasi lainnya akan tetapi mendarat pada dua
kaki, badan harus tetap pada garis lurus. Latihan ini

merangsang otot untuk berkontraksi lebih sering baik
saat memanjang (eccentric) maupun saat memendek
(concentric). Dilihat dari bentuk latihannya, latihan
ini cocok untuk meningkatkan kemampuan lompat
jangkit.
Prinsip-prinsip latihan yang diterapkan pada
latihan plyometric, menurut Sarwono & Ismaryanti
(1999) antara lain:
1. Memberi regangan (stretch) pada otot
Tujuan dari pemberian regangan yang
cepat pada otot-otot yang terlibat sebelum melakukan
kontraksi (gerak) secara fisiologis untuk :
a. Memberi panjang awal yang optimum pada otot
b. Mendapatkan tenaga elastis
c. Menimbulkan reflek regang
Maksud dari pemberian regangan pada otot
sebelum berkontraksi adalah untuk memberikan
panjang awal yang optimum pada otot untuk
berkontraksi. Panjang awal yang optimum pada otot
adalah pada saat otot dalam keadaan panjang istirahat

(resting length). Dalam keadaan panjang istirahat,
sarkomer mampu menimbulkan daya kontraksi
terbesar (Guyton, AC, 1986 dalam Wibintoro, 2009).
2. Beban lebih yang meningkat
Latihan plyometric harus menerapkan
beban lebih (overload) dalam hal beban atau tahanan
(resistive), kecepatan (temporal) dan jarak (spatial).
Tahanan atau beban yang overload biasanya pada
latihan plaiometrik diperoleh dari bentuk pemindahan
dari anggota badan atau tubuh yang cepat, seperti
menanggulangi akibat jatuh, meloncat, melambung,
memantul dan sebagainya.
3. Kekhususan latihan (specifity training)
Latihan pliometrik harus menerapkan
prinsip kekhususan, yaitu :
a. Kekhususan terhadap kelompok otot yang dilatih
atau kekhususan neuromuscular.
b. Kekhususan terhadap sistem energi utama yang
digunakan.
c. Kekhususan terhadap pola gerakan latihan

(Wibintoro, 2009).
Latihan
a. Pengertian Latihan
Menurut Tjalik Soegiarto (2002) latihan
merupakan proses yang sistematis dari berlatih, yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari
kian meningkat dengan metode yang memiliki tujuan.
Pada prinsipnya latihan merupakan proses perubahan

TINJAUAN PUSTAKA
Hakekat Latihan Plyometric Jump To Box
Plyometric berasal dari kata “plyethyein”
(Yunani) yang berarti untuk meningkatkan, atau
dapat pula diartikan dari kata “plio” dan “metric”
yang artinya more and measure, respectively yang
artinya penguluran (Radcliffe and Farentinos,
1985). Plyometric merupakan suatu metode untuk
mengembangkan
explosive power,
yang

merupakan komponen penting dalam pencapaian
prestasi sebagian atlet (Radcliffe and Farentinos,
1985). Chu (1992) menyatakan bahwa plyometric
adalah suatu metode latihan yang menitikberatkan
gerakan-gerakan
dengan
kecepatan
tinggi,
plyometric
melatih
untuk
mengaplikasikan
kecepatan pada kekuatan.
Latihan pliometrik akan memberikan manfaat
pada aspek yang dilatih jika dalam pelaksanaan dan
penerapannya dilakukan dengan tepat dan
memenuhi prinsip-prinsip latihan yang telah
disarankan. Dalam menyusun program latihan
pliometrik harus memperhatikan pedoman-pedoman
khusus yang mempengaruhi terhadap keberhasilan

latihan.
Bentuk latihan plyometric ada bermacammacam. Menurut Radcliffe dan Farentions (1985)
bentuk latihan plyometric dapat meningkatkan
explosive power dengan pembagian latihan untuk
meningkatkan leg dan hips (bound, hops, jump,
leaps, skips dan ricochets), trunk (kips, swings,
twists, flexion, dan extension) dan upper body
(presses, swings, dan throws).
Latihan jump to box yaitu dimulai dengan
berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian
melakukan lompatan ke depan dengan mendarat di
atas box. Kemudian lompat ke bawah lagi dan
lompat ke box dan seterusnya. Dapat juga dilakukan
[30]

kearah yang lebih baik, yaitu meningkatkan kualitas
fisik, kemampuan fungsional tubuh, dan kualitas
psikis seseorang. Latihan adalah aktivitas olahraga
yang sistematik dalam waktu yang lama,
ditingkatkan secara progresif dan individual yang

mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan
psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan (Bompa, 1994).
Menurut Sukadiyanto (2005) latihan
proses penyempurnaan kemampuan berolahraga
yang berisikan teori dan praktik, menggunakan
metode, dan aturan, sehingg dapat tercapai tepat
pada waktunya.

Hakekat Lompat Jangkit
a. Pengertian Lompat Jangkit
Lompat jangkit disebut juga dengan lompat
jingkat atau lompat tiga (triple jump). Istilah lompat
tiga, bukan berarti gerakannya hanya terdiri tiga
gerakan melompat saja yang dilakukan secara
berturut-turut. Akan tetapi gerakan sebenarnya terdiri
atas berjingkat (hop), melangkah (Step), dan
melompat (jump). Itulah sebabnya lompat jangkit
atau lompat tiga disebut pula “hop-step-jump”.
Dalam hal ini, Aip Syarifuddin (1992) menyatakan

“lompat jangkit adalah suatu bentuk gerakan lompat
yang merupakan rangkaian urutan gerak yang
dilakukan dengan berjingkat, melangkah, dan
melompat dalam usaha mencapai gerak sejauhjauhnya”. Sedangkan menurut Mochamad Djumidar
A. Widya (2004) menyatakan bahwa, lompat jangkit
adalah rangkaian suatu gerakan lari, lompat dengan
suatu gerakan yang cepat dari lompatan-lompatan
atau tumpuan yang telah ditentukan yaitu dua kali
jingkat yang sama dan satu kali kaki dengan gerakan
yang tidak terputus.

b. Prinsip-Prinsip Latihan
Menurut Sudwarjo (1993) menyatakan
bahwa, prinsip-prinsip latihan digunakan agar
pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara
tepat dan tidak merusak atlet. Sedangkan dalam
pemberian beban latihan harus memahami prinsipprinsip latihan yang sesuai dengan tujuan beban
latihan. Berkaitan dengan prinsip latihan Nosseck
(1982) menyatakan bahwa
prinsip-prinsip
latihan
merupakan garis
pedoman yang
hendaknya digunakan dalam latihan yang
terorganisir dengan baik.
Prinsip latihan merupakan garis pedoman
yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang
terorganisir dengan baik. Agar tujuan latihan
dapat di capai secara optimal, hendaknya di
terapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan
tepat. Dalam pemberian beban latihan harus
memahami prinsip-prinsip latihan yang sesuai
dengan tujuan latihan. Menurut Harsono (1988 )
prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan
meliputi; “(1) prinsip beban lebih (overload
principle), (2) prinsip perkembangan menyeluruh,
(3) prinsip spesialisasi, (4) prinsip individualisasi”.
Sedangkan menurut Bompa (1990) prinsip-prinsip
latihan yang harus diperhatikan meliputi:
“(1)
prinsip aktif dan bersungguh-sungguh saat berlatih,
(2) prinsip pengembangan menyeluruh, (3) prinsip
spesialisasi, (4) prisip individual,
(5) prinsip
latihan bervariasi, (6) prinsip modeling adalah
proses latihan”.

b. Teknik Lompat Jangkit
Teknik merupakan rangkuman metode
yang dipergunakan dalam melakukan gerakan pada
suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu
proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang
olahraga atau dengan kata lain teknik merupakan
pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif yang
memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam
latihan atau perlombaan.
Teknik lompat jangkit merupakan faktor
yang sangat penting dan harus dikuasai seorang atlet
pelompat. Teknik lompat jangkit terdiri dari beberapa
bagian
yang
dalam
pelaksanaannya
harus
dirangkaikan secara baik dan harmonis. Menurut
Gerry A. Carr (2000) menyatakan bahwa “ dalam
lompat jangkit sangat dituntut pada kemampuan
memantul yaitu kemampuan untuk melompat,
mendarat, dan melompat lagi”. Sedangkan Menurut
Aip Syarifuddin (1992) menyatakan bahwa “lompat
jangkit dapat dibagi tiga ke dalam berjingkat (hop),
melangkah (step), dan melompat (jump)”. Selain itu
juga Eddy Purnomo (2007) menyatakan “faktorfaktor yang sangat menentukan untuk mencapai
prestasi lompat jangkit adalah awalan, gerakan
jingkat (hop), gerakan langkah (step), gerakan lompat
(jump), dan mendarat”.
[31]

melakukan pemanasan, setelah melakukan pemanasan
barulah tester melakukan tes kemampuan lompat
jangkit.

Berdasarkan dua pendapat tersebut
menunjukan bahwa, teknik lompat jangkit terdiri
lima tahapan yaitu awalan, jingkat (hop), langkah
(step), melompat (jump), dan mendarat. Kelima
tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan
dengan harmonis dan tidak terputus-putus agar
dapat mencapai prestasi yang optimal.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
a. Deskripsi Kemampuan melakukan Lompat
Jangkit
Berdasarkan hasil analisis deskriptif kemampuan
lompat jangkit siswa, diketahui:
a. Rata-rata kemampuan melakukan lommpat
jangkit siswa SMA Negeri 2 Kendari pada pretes adalah 8,36 dengan standar deviasi 0,64.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah eksperimen. Metode eksperimen
merupakan metode yang memberikan atau
menggunakan suatu gejala yang disebut latihan.
Dengan latihan yang diberikan tersebut, akan
terlihat hubungan sebab-akibat sebagai pengaruh
dari pelaksanaan latihan.
Rancangan
penelitian
ini
adalah
menggunakan teknik randomized pre-test post-test
one group design”. Pada desain ini terdapat
pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena
dapat membandingakn dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan (Sugiyono, 2007).
Tes dilakukan di SMA Negeri 2 Kendari.
Sebelum tes dimulai, tester, terlebih dahulu

b. Rata-rata (Mean) kemampuan lompat jangkit
siswa SMA Negeri 2 Kendari pada post-test
adalah 8,88 dengan standar deviasi (SD) adalah
0,62.
c. Kemampuan maksimal lompat jangkit siswa
SMA Negeri 2 Kendari pada pre-test adalah 9,82
dan kemapuan minimal 7,44.
d. Kemmpuan maksimal lompat jangkit siswa SMA
Negeri 2 Kendari pada post-test adalah 10,10 dan
kemampuan minimal 7,84.

Tabel 4.1 Deskripsi kemampuan melakukan lompat jangkit pada pre-test dan post-test
Kemampuan Lompat Jangkit
Kelompok

Min
Max
(m)
(m)
Pre-test
7.44
9.82
Post-tes
7.84
10.10
b. Uji Homogenitas Varians Data
Untuk menguji varians atau homogenitas
dari populasi diambil menjadi sampel, digunakan
rumus sebagai berikut:
F=

Varians Terbesar
Varians Terkecil

Diketahui nilai Varians antara pre-test (X1)
dan post test (X2) adalah:
S12 = 0,41
S22 = 0,39
Dengan demikian nilai varians antara data
pre test (X1) dan post test (X2), maka pengujian
dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
F=

Varians Terbesar
Varians Terkecil
[32]

Mean

S

S2

8.36
8.88

0,64
0,62

0,41
0,39

F=

0,41
0,38

F = 1,07
Perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh)
Sebesar 1,07 dan Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 20
dan dk pembilang 20 ditemukan nilai sebesar 2,12.
Jadi Fh < dari Ft (Fhitung = 1,07 < Ftabel = 2,12). Pada
kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung <
Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data kemampuan
melakukan lompat jangkit memiliki kesamaan varians
atau data berasal dari populasi yang homogen.
Sehingga memenuhi syarat untuk dilanjutkan dengan
uji-t.

c. Uji Hipotesis penelitian
Pengujian hipotesis penelitian yang diajukan,
digunakan rumus uji statistik (uji-t):

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis statistic deskriptif
dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan lompat
jangkit pree-test = 8,36 m, dan pada post-test = 8,88
m. Ini menunjukan bahwa latihan pliometrik jump to
box yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan
lompat jangkit siswa.
Peningkatan kemampuan lompat jangkit
diakibatkan oleh meningkatnya kemampuan otot betis
(M. Gastronemis, M. Soleus ekstentsor halusis
longus, ekstensor digitorum longus) dan otot pada
tumit dengan perantara urat keting, baik peningkatan
unsure kekuatan maupun daya ledak otot tungkai
bawah. Selain itu juga diakibatkan oleh menguatnya
otot persendian atau pergelangan kaki. Meningkatnya
kemampuan unsur kondisi fisik tersebut tidak terlepas
dari pengaruh latihan jump to box yang diberikan
secara teratur dan sistematik. Peningkatan kekuatan
pada otot dan sendi yang terlibat dengan sendirinya
akan meningkatkan kemampuan melakukan lompat
jangkit.
Kenyataan ini menunjukan bahwa kelompok
yang diberi perlakuan yang sesuai dengan unsur
kondisi fisik yang dibutuhkan, dalam hal ini latihan
jump to box akan memberikan konstribusi yang
signifikan terhadap kemampuan lompat jangkit.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh menunjukan
bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima, bahwa latihan plyometric jump to box
berpengaruh positif terhadap kemampuan lompat
jangkit siswa SMA Negeri 2 Kendari.
Berdasarkan hasil uji-t dan post-test
kelompok eksperimen menunjukan bahwa ada
pengaruh dari latihan jump to box terhadap
kemampuan melakukan lompat jangkit dimana Thitung
= 2,736 > ttabel (19:0,05) = 1,729. Hasil ini
menunjukan bahwa antara pree-test dan post-test
mengalami peningkatan kemampuan melakukan
lompat jangkit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
Harsono (1989), menyatakan bahwa latihan fisik pada
prinsipnya adalah sesuatu proses yang sismetris dari
berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulangulang, dengan menambah jumlah beban latihan serta
intensitas lainnya.

t=
Sx1x2 =

)

=
=
=
= 0,63
t=
t=
t=
t=

t=
t = 2,736
Dalam pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel
dengan ketentuan :
- Jika = thitung < = ttabel maka H0 diterima dan H1
ditolak
- Jika = thitung > = ttabel maka H0 ditolak dan H1
diterima
Hasil pengujian diperoleh thitung = 2,736.
Nilai ttabel dengan taraf kepercayaan = 0,05; dk (n 1) = 20 – 1 = 19 diperoleh harga sebesar 1,729
dengan demikian thitung > ttabel (thitung = 2,736 > ttabel
= 1,729). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa :
jika thitung pada α = 0,05 dk = 19, maka dapat
dinyatakan ada pengaruh latihan plyometric jump to
box terhadap kemampuan melakukan lompat jangkit
siswa SMA Negeri 2 Kendari.

Implikasi Hasil Penelitian dengan Pendidikan
Penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan konstribusi dalam bidang olahraga itu
sendiri khususnya kepada siapapun yang berprofesi
[33]

sebagai tenaga olahraga
seperti pelatih dan
instruktur olahraga pada cabang atletik lompat
jangkit. Bagi pelatih cabang olahraga atletik bisa
memberlakukan program latihan seperti ini kepada
atletnya sebagai kombinasi dari program-program
latihan yang sudah ada sehingga atlet tidak merasa
bosan. Hal ini juga sesuai dengan salh satu prinsip
latihan yaitu prinsip variasi.
Penulis menyarankan agar dalam proses
belajar mengajar bagi guru dapat berjalan dengan
baik dan lancer pada materi Lompat Jangkit kiranya
hasil penelitian ini bisa menjadi pertimbangan
dalam memberikan tugas-tugas kepada siswanya
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di
capai.

DAFTAR PUSTAKA
A, Carr Gerry. 2000. Atletik untuk Sekolah. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Bompa, Tudor O.,1990. Theory and Methodology of
Training; the Key to Athletic Performance.
Dubuque, Iowa: Kendall / Hunt Publishing
Company.
Bompa, Tudor. O 1994. Power Trining For Sport :
Plyometrics For Maximum Power
Development. Canada : Coaching
Association of Canada Publishing.
Eddy Purnomo. 2007. Pedoman Mengajar Dasar
Gerak Atletik.
Chu, Donald A. 1992. Jumping Into Pliometris,
California : Leisure Press Champaign,
Illinois
Harsono. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mochamad Djumidar A. Widya 2004 Belajar
berlatih gerak-gerak dasar atletik dalam
bermain. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Nosek Josef, 1982. General Theory of Training,
Lagos National Institut For Sport. Pan
Africa Press.
Sarwono & Ismaryati. 1999. Laporan Penelitian
Pengaruh Metode Kombinasi Latihan
Sirkuit Pliometrik, Berat Badan dan Waktu
Reaksi
Terhadap
Kelincahan.
Surakarta:FKIP UNS
Soegiarto,
Tjalik
2002.
Fisiologi
Olahraga.Yogyakarta: FIK UNY.
Sudjarwo.1993. Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS
Press.
Sugiyono. 2007. Populasi dan Sampel. Bandung:
CV. Alfabeta.
Sukadiyanto 2005. Pengantar Teori dan Metodologi
Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK.UNY.
Syarifuddin, Aip, 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud
Wibintoro, G. 2009. Perbedaan Pengaruh Latihan
Pliometrik Dengan Istirahat 1: 5 dan
Istirahat 1 : 10 Terhadap Peningkatan
Power Otot Tungkai Pada Pemain Putri
Usia 10-14 Tahun Club Bola Voli Vita
Surakarta. Skripsi. Universita Sebelas
Maret.

KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan uji-t pada taraf signifikan 0,05, maka
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: ada
pengaruh latihan plyometric jump to box terhadap
kemampuan lompat jangkit siswa SMA Negeri 2
Kendari di mana thitung = 2,736 > ttabel 1,729.
b. Saran
Hasil penelitian ini, membuktikan bahwa
dengan memberikan latihan jump to box secara
teratur dapat meningkatkan kemampuan lompat
jangkit. Adapun hal-hal yang dapat penulis
sarankan adalah sebagai berikut:
1. Disarankan kepada para pelatih dan Pembina
khususnya olahraga lompat jankit kiranya dapat
menerapkan latihan jump to box sebagai salah
satu bentuk latihan untuk meningkatkan
kemampuan lompat jangkit.
2. Disarankan kepada peneliti lain, kiranya dapat
melakukan
penelitian
lanjutan
dengan
melibatkan bentuk-bentuk latihan lain yang
turut mempengaruhi peningkatan kemampuan
melakukan lompat jangkit.
3. Kepada mahasiswa dapat menjadikan rujukan
ilmiah dalam menambah wawasan ilmu
keolahragaan maupun ilmu kependidikan
sebagai guru maupun pelatih.

[34]

Dokumen yang terkait

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25