BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kewirausahaan dan Wirausaha - Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Parfum Di Jalan Ginting, Padang Bulan Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Kewirausahaan dan Wirausaha

  Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai ”the backbone of economy” yaitu saraf pusat perekonomian atau sebagai ”tailbone of economy,” yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa (Wirakusumo, dalam Suryana, 2006:14)

  Kewirausahaan dapat di defenisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (Crete new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko (Suryana, 2003:13). Sehingga pengertian pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.

  Pengertian kewirausahaan menurut Zimerer (dalam Suryana, 2006:14)

  

”entrepreneurship is applying creativity and innovation to solve the problems and

  adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya dalam memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

  Pengertian kewirausahaan menurut Drucker (dalam Suryana, 2006:2) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya suatu peluang. Bahkan, kewirausahaan secara sederhana sering juga diartikan sebagai prinsip atau kemampuan wirausaha (Soedjono dalam Suryana, 2006:14).

  Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende.

  Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa) dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.

  Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Suryana, 2006:15) : “an

  entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them”.

  Konsep tersebut menceritakan bahwa kewirausahaan tersebut merupakan keahlian seseorang dalam menciptakan suatu usaha baru, menghadapi resiko di menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha tersebut.

  Menurut Usman (dalam Suryana, 2006:15) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tanaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi dan misi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

  Menurut Swasono (dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelapor dalam bisnis, inovator, penanggung risiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha. Menurut Prawirokusumo (dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

  Wirausaha adalah pribadi unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Suryana, 2006:50).

  Secara sederhana wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2009:16).

  Menurut Meredith (Suryana, 2006:24) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

  Ciri-ciri Watak

  (1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme. (2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif. (3) Pengambilan resiko dan suka tantangan

  Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar. (4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran- saran dan kritik. (5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.

  Sumber : Suryana (2006)

  Menurut pengertian di atas maka yang dimaksud dengan minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan individu melalui ide- ide yang dimiliki untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, dapat menerima tantangan, percaya diri, kreatif dan inovatif serta mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan.

  Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996, hlm.1130) mengartikan wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”. Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan defenisi yang dikemukakan di atas sebagai berikut :

  “Wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan usaha miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko dalam menemukan peluang berusaha serta secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya dan mengatur permodalan operasinya”.

  Defenisi ini hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh karena itu, penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang memimpin usaha miliknya sendiri. Dengan demikian, dia bertanggung jawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya.

2.1.2 Usaha Kecil

  Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda-beda pada diri masing-masing. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksudka dalam undang-undang ini. (Bab 1 pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008)

  Keriteria usah kecil dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 adalah:

  1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha: atau

  2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasrakan jumlah pekerjanya, yaitu: 1. industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; 2. industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; 3. industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; 4. industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.

2.1.3 Keberhasilan Usaha

  Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul ”Pengembangan Wirausaha Usaha Baru” (2001), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari

  Menurut Anoraga (2002), Apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan).

  Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bias membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

  Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

  Business plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang

  menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi tentu akan memulai menyusun rencana dengan pertama-tama menyusun rencana pemasaran, kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan personalia) dan perencanaan keuangan.

2.1.4 Usaha Parfum

  Usaha parfum merupakan usaha yang menjual wewangian. Selain memberikan keharuman parfum membuat pemakainya lebih percaya diri, dengan parfum kita tidak perlu gelisah akan bau badan pun akan terhapuskan, bahkan tak sedikit yang menjadikan parfum sebagai kebutuhan pokok. Dewasa ini usaha parfum semakin mendapat sorotan. Selain tidak beresiko basi parfum menjanjikan penjualnya untuk mendulang rupiah. Anda bisa membuka usaha parfum dengan jenisnya yang tak sedikit, baik yang instan maupun yang refill atau bibit.

  Parfum dapat dijadikan salah satu solusi ditengah padatnya aktivitas. Semakin banyak keringat yang dikeluarkan resiko bau badan pun kian mengintai. Tak semua parfum harus di beli dengan harga menjulang, pengusaha parfum pun dapat menawarkannya sesuai isi kantong pelanggan.

  Selain memberikan keharuman, parfum dapat membuat pemakainya lebih percaya diri. Dengan adanya parfum, gelisah akan bau badan pun akan terhapuskan dan tak sedikit juga orang yang menjadikan parfum sebagai kebutuhan pokok. Dewasa ini usaha parfum semakin mendapat sorotan. Selain tidak beresiko basi parfum menjanjikan penjualnya untuk mendulang rupiah. Anda bisa membuka usaha parfum dengan jenisnya yang tak sedikit, baik yang instan maupun yang refill atau bibit .

  Menurut Anoraga (2002 : 38), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Business Plan adalah ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian usaha oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manajer. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.

  Faktor-faktor yang mendorong Keberhasilan Usaha adalah : 1. Pengetahuan Kewirausahaan

  Pengetahuan Kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi.

  a.

  Pengetahuan Langsung Merupakan pengetahuan yang diterima berdasarkan pengalaman sendiri, yaitu berdjasarkan usia atau lamanya seseorang menjalankan usaha.

  b.

  Pengetahuan Tidak Langsung (pengalaman orang lain) Pengalaman orang lain adalah pernah tidaknya seorang wirausaha terlibat dalam pengelolaan usaha sejenis sebelum dia memulai usaha sendiri dan bisa diperoleh dari pengalaman kerja pada suatu organisasi 2. Strategi Pemasaran wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. a.

  Strategi Produk Segala sesuatu yang berkenaan dengan produk merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran, agar dapat diyakinkan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang betul-betul dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

  b. Strategi Harga Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan

  c. Strategi Lokasi dan Window display Lokasi merupakan tempat usaha parfum itu melakukan proses penjualan, tempat meiayani konsumen, dapat juga diartikan sebagai tempa untuk memajangkan produk atau barang yang dijual. Konsumen dapat melihat langsung barang yang diproduksi atau dijual baik jenis, jumlah maupun harganya yaitru dengan kategori strategis atau tidak strategis. Di samping lokasi, perlu juga dipikirkan tata letak sebagai tempat melakukan kegiatan usaha. Tata letak ini dikenal dengan nama kenyarnanan, kesehatan dan keseiamatan kerja yang lebih baik sehingga memberikan motivasi tinggi kepada para tenaga kerja. Di samping itu, pelanggan ataupun betah berbelanja atau berurusan dengan usaha tersebut. d. Strategi Promosi Merupakan cara pengusaha parfum untuk memasarkah atau menarik calon pembeli untuk membeli barang atau produk parfum tersebut.

  3. Manajemen Permodalan dan Keuangan Manajemen permodalan dan keuangan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam Usaha untuk menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan tujuan usaha yaitu berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak dan arus kas sesudah pajak.

  4. Peluang Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan-keputusan penting, dan menghasilkan keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya. Peluang atau kesempatan tidak datang berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai (Pandji, 2004:246).

  Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu: 1. Menemukan gagasan.

  2. Mengindefikasi peluang yang ada.

  3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan.

2.2 Penelitian Terdahulu

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ulina (2008), melakukan penelitian dengan judul "Analisi Faktor-Faktor Yang Mendorong

  Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaz Medan". Tujuan penelitian ini adalah

  mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta

  

Accessories Sun Plaza dan mengetahui faktor-faktor yang paling dominan

  mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza.

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitompul (2006), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

  Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Dhuonet Dan Tripel Gnet)”.

  mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru DHUOnet dan TRIPEL Gnet.

  Diperoleh kesimpulan bahwa rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. Oleh karena itu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikut pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha (business plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta keuangan.

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual bertujuaan untuk mengemukakan secara umum mengenai objek penelitian yang dilakukak dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan, dan keberhasilan usaha.

  Pengetahuan kewirausahaan yaitu menggambarkan kemampuan untuk mengenali atau menciptakan kesempatan dan mengambil tindakan yang ditujukan untuk mewujudkan praktek pengetahuan yang inovatif terhadap berbagai produk.

  Strategi pemasaran merupakan pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi usaha dalam bisnis, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

  Modal memberikan kemungkinan bagi seorang wirausahawan untuk tempat usaha. Modal yang tidak memadai dan pengelolaan keuangan yang lemah dapat merusak suatu usaha, meskipun ide dasar usahanya baik dan produknya diterima pasar. Salah satu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah seorang wirausaha mengetahui informasi tentang manajemen permodalan dan keuangan (Machfoedz, 2005:60).

  Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bias membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

  Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan dapat mendorong keberhasilan usaha.

  Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti yang digambarkan dalam skema berikut:

  Pengetahuan Kewirausahaan

  Keberhasilan Usaha Strategi Pemasaran

  Parfum Manajemen

  Permodalan dan Keuangan

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Cafe Mandiri Dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan

8 99 75

Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Parfum Di Jalan Ginting, Padang Bulan Medan

7 121 131

Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik Di Jalan Djamin Ginting, P.Bulan Medan

3 71 69

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 PengertianKewirausahaan - Pengaruh Managerial Skill Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kota Medan

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil - Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (Tst) Di Jalan Halat Medan

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan - Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Tauko Medan

1 4 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Usaha Kecil - Pengaruh Faktor Internal, Eskternal Dan Strategi Terhadap Daya Saing Usaha Kecil Menengah Pada Pengusaha Bika Ambon Di Medan

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Wirausaha - Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Cafe Mandiri Dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Cafe Mandiri Dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan

0 0 8

Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Cafe Mandiri Dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan

0 1 10