Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Cafe Mandiri Dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA CAFE MANDIRI DAN CAFÉ JOULIE

KOMPLEKS SETIA BUDI 2 MEDAN

Oleh:

ERFANDY PRASETYO 060502047

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA CAFE MANDIRI DAN CAFÉ JOULIE

KOMPLEKS SETIA BUDI 2 MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha Cafe Mandiri dan Café Joulie kompleks Setia Budi 2 Medan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong keberhasilan usaha pada Cafe Mandiri dan Café Joulie.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mendorong keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada Cafe Mandiri dan Café Joulie. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik Cafe Mandiri dan Café Joulie berserta karyawannya. teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara dan observasi langsung kepada pemilik Cafe Mandiri dan Café Joulie. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.

Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Cafe Mandiri dan

Café Joulie Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS THAT PROMOTE SUCCESS BUSINESS TO BUSINESS AND INDEPENDENT CAFE CAFÉ JOULIE

LOYAL MIND 2 COMPLEX FIELD

This study aims to Know the factors that drive business success in the business Cafe Mandiri and Café Joulie complex Medan Setia Budi 2. It is important to know what factors are driving the success of the business in the Cafe Independent and Café Joulie.

Results from this study is that there is a positive and significant correlation between the factors that drive the success of entrepreneurs to the success of a new venture in the Cafe Independent and Café Joulie. population in this study is the owner of Cafe Mandiri and Café Joulie along with employees. sampling technique using interviews and direct observation to owners and Cafe Cafe Self Joulie. The analysis method used is descriptive (qualitative) that which includes the collection of data to test hypotheses or answer questions concerning the current status of the study subjects.

From the interview shows, all the answers are positive or "yes", then the factors that encourage entrepreneurs to Cafe Mandiri and Café Joulie field success

in the new venture is a factor of marketing, production, organization and management and finance. In other words, H0 is rejected and H1 accepted.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Terima kasih yang tak terkira saya ucapkan kepada kedua Orang Tua Tersayang atas segala kasih sayang, doa dan dukungannya, serta kesabarannya selama ini. Peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., MSi., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Marhayanie, SE, MSi., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi., selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Ibu Dra. Marhaini, MS., selaku Dosen Pembimbing peneliti. Peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah membimbing dan mengarahkan peneliti dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.


(5)

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan penelitian skripsi ini

7. Kepada seluruh Dosen Departemen Manajemen, Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi, untuk semua jasa dalam memberikan ilmu dan bantuan selama perkuliahan.

8. Kepada seluruh keluarga besar terutama untuk Atok tercinta, terima kasih atas doanya.

9. Kepada seluruh teman-temanku khususnya angkatan 2006 terima kasih serta semua teman-teman di Fakultas Ekonomi USU, terima kasih untuk semangat, doa, dan dukungannya.

10.Kepada K’Sri terima kasih atas segala bantuan, semangat, doa, dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

Peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal alamin.

Medan, Januari 2013 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan ... 9

2.1.2 Pengertian Usaha Kecil ... 10

2.1.3 Faktor – faktor yang mendorong Keberhasilan Usaha ... 11

2.1.4 Keberhasilan Usaha ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Batasan Operasional ... 21

3.4 Definisi Operasional ... 22

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 24

3.6 Populasi ... 25

3.7 Sampel ... 25

3.8 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.9 Metode Pengumpulan Data ... 26

3.10 Metode Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Gambaran Umum perusahaan ... 28

4.1.1 Gambaran Umum Cafe Mandiri ... 28

4.1.1.1 Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan ... 29

4.1.1.2 Struktur Organisasi Café Mandiri ... 30

4.1.1.3 Gambaran Umum Produk Café Mandiri ... 31

4.1.2 Gambaran Umum café joulie ... 32

4.1.2.1 Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan 32 4.1.2.2 Struktur Organisasi Cafe Joul ... 33

4.1.2.3 Gambaran Umum Produk Café Joulie ... 35

4.2 Hasil Penelitian ... 35


(7)

4.2.2 Faktor-faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha 36

4.2.2.1 Faktor Pemasaran Dan Penjualan ... 36

4.2.2.2 Faktor Keuangan ... 38

4.2.2.3 Faktor SDM ... 40

4.2.2.4 Keberhasilan Usaha ... 41

4.3 Pembahasan ... 43

BAB V Kesimpulan Dan Saran ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Data Operasional Variabel ... 21 Tabel 3.1. Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif 21 Tabel 3.2. Defenisi Operasional Variabel ... 23 Tabel 3.3. Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 24 Tabel 4.1 Data Pribadi Pemilik Cafe Mandiri Dan Cafe Joulie ... 36 Tabel 4.2 Pertanyaan Responden Terhadap Faktor Pemasaran Pada Café

Mandiri ... 37 Tabel 4.3 Pertanyaan Responden Terhadap Faktor Pemasaran Pada

Café Joulie ... 38 Tabel 4.4 Pertanyaan Responden Terhadap Faktor Keuangan Pada

Cafe Mandiri ... 39 Tabel 4.5 Pertanyaan Responden Terhadap Faktor Keuangan Pada

Café Joulie ... 39 Tabel 4.6 Pertanyaan Responden Terhadap Faktor SDM Pada

Café Mandiri ... 40 Tabel 4.7 Pertanyaan Responden Terhadap Faktor SDM Pada Café Joulie 41 Tabel 4.8 Pertanyaan Responden Terhadap Keberhasilan Pada Café Mandiri 42 Tabel 4.9 Pertanyaan Responden Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Café

Joulie ... 42 Tabel 4.10 Penilaian pemilik usaha Café Mandiri terhadap faktor

keberhasilan usaha ... 46 Tabel 4.11 Penilaian pemilik usaha Café Joulie terhadap faktor keberhasilan

usaha ... 47 Tabel 4.12 Penilaian Karyawan Café Mandiri terhadap faktor kebehasilan


(9)

Tabel 4.13 Penilaian Karyawan Café Joulie terhadap faktor keberhasilan

usaha ... 49

Tabel 4.14 Penilaian karyawan Café Mandiri terhadap faktor keberhasilan

usaha ... 50 Tabel 4.15 Penilaian karyawan Café Joulie terhadap faktor keberhasilan

usaha ... 51 Tabel 4.16 Perbandingan kategori aspek-aspek pribadi dan sosial menurut

empat sumber ... 52 Tabel 4.17 Ukuran Keberhasilan Usaha ... 53


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 19 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Cafe Mandiri ... 31 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Cafe Joulie ... 34


(11)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENDORONG KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA CAFE MANDIRI DAN CAFÉ JOULIE

KOMPLEKS SETIA BUDI 2 MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha Cafe Mandiri dan Café Joulie kompleks Setia Budi 2 Medan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong keberhasilan usaha pada Cafe Mandiri dan Café Joulie.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara faktor-faktor yang mendorong keberhasilan wirausahawan terhadap keberhasilan usaha baru pada Cafe Mandiri dan Café Joulie. populasi dalam penelitian ini adalah pemilik Cafe Mandiri dan Café Joulie berserta karyawannya. teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara dan observasi langsung kepada pemilik Cafe Mandiri dan Café Joulie. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.

Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban adalah positif atau “Ya”, maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Cafe Mandiri dan

Café Joulie Medan meraih keberhasilan dalam usaha baru adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.


(12)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS THAT PROMOTE SUCCESS BUSINESS TO BUSINESS AND INDEPENDENT CAFE CAFÉ JOULIE

LOYAL MIND 2 COMPLEX FIELD

This study aims to Know the factors that drive business success in the business Cafe Mandiri and Café Joulie complex Medan Setia Budi 2. It is important to know what factors are driving the success of the business in the Cafe Independent and Café Joulie.

Results from this study is that there is a positive and significant correlation between the factors that drive the success of entrepreneurs to the success of a new venture in the Cafe Independent and Café Joulie. population in this study is the owner of Cafe Mandiri and Café Joulie along with employees. sampling technique using interviews and direct observation to owners and Cafe Cafe Self Joulie. The analysis method used is descriptive (qualitative) that which includes the collection of data to test hypotheses or answer questions concerning the current status of the study subjects.

From the interview shows, all the answers are positive or "yes", then the factors that encourage entrepreneurs to Cafe Mandiri and Café Joulie field success

in the new venture is a factor of marketing, production, organization and management and finance. In other words, H0 is rejected and H1 accepted.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Semakin padatnya jadwal kegiatan masyarakat di Kota Medan membuat masyarakat membutuhkan tempat makan yang memiliki akses yang mudah untuk dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama keluarga, teman sekolah, kuliah maupun rekan kerja. Kota Medan memiliki banyak tempat makanan yang menyediakan fasilitas untuk tempat berkumpul dan bersantai, salah satunya adalah café. Dengan kondisi masyarakat Kota Medan yang semakin sibuk dengan aktivitas masing-masing mereka membutuhkan tempat untuk beristirahat dari rutinitas mereka sehari-hari. Oleh karena itu beberapa masyarakat memilih café sebagai tempat tujuan mereka.

Pendiri usaha kecil menengah harus memiliki pengalaman wirausahawan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai suatu usaha bisnis. Mereka menyadari kelemahan dan kemudian mencari keterampilan yang mereka perlukan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Misalnya, diketahui bahwa keberhasilan penjualan secara langsung ditentukan oleh pemasaran dan perencanaan promosi, dan bahwa rencana strategi bisnis merupakan perekat yang mengikat semua bagian perencanaan menjadi satu sehingga semuanya saling mendukung antara yang satu dengan yang lain (Machfoedz, 2005:12). Cafe dari

café. Arti secara harafiah adalah

kemudian menjadi tempat di mana seseorang bisa minum-minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya. DiCafe berarti semacam tempat


(14)

sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang bisa makan makanan ringan. Menurut Eugene Chan - Director Of Return Cafe adalah tempat yang biasa dipakai untuk bertemu dengan teman, relasi atau kolega, Cafe adalah jenis

restaurant yang paling sederhana dengan menu yang sangat sederhana pula. Jam buka Cafe secara umum dimulai malam hingga pagi hari (06.00 pm - 02.00 am) tetapi beberapa Cafe buka mulai pagi hingga malam hari (10.00 pm -10.00 am). Tempat yang biasa untuk membuka Cafe adalah sebuah rumah yang didekorasi dan ditata dengan baik, dan terkadang shopping mall juga merupakan tempat yang cocok untuk sebuah Cafe. Tempat seperti ini biasanya lebih ramai dibandingkan

restaurant karena banyak tamu keluar-masuk dan harganya terjangkau. Sedangkan pengertian Cafe sendiri adalah sesuai dengan definisi suatu Cafe yaitu menyediakan tempat untuk bersantai dan diselingi dengan minuman dan makanan ringan. Seperti banyak orang ketahui bahwa Kota Medan adalah kota surganya wisata kuliner di Indonesia. Fenomena ini telah menjadi hal yang tidak asing lagi bagi orang kebanyakan. Sejumlah sentra kuliner juga terpapar di berbagai ruas kota dari daerah pinggiran sampai inti kota. Oleh karena itu banyak para wirausaha yang berlomba-lomba membuka Cafe. Hal ini dapat di lihat dari contoh dari gaya hidup masyarakat di zaman sekarang adalah menghilangkan kejenuhan di Cafe atau yang sangat berkembang di kota Medan. Banyaknya masyarakat yang duduk berkumpul bersama teman-teman atau keluarga disuatu Cafe atau telah memberi nilai kepuasan bagi mereka.


(15)

Café termasuk kedalam kategori usaha kecil menengah, pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia sering dipahami dengan sudut pandang yang berbeda berdasarkan pengklasifikasian menurut berbagai instansi pemerintah. Menurut Departemen Perindustrian (1993), Usaha Kecil Menengah (UKM) didefinisikan sebagai perusahaan yang dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI), memiliki total asset tidak lebih dari Rp 600 juta (diluar area perusahaan dan perkebunan). Sedangkan menurut Biro Pusat Statistik (BPS), definisi UKM lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

Walaupun café ini termasuk kategori usaha kecil, namun diperlukan jiwa wirausaha. Seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Wirausahawan perlu mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problem manajerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausahawan adalah seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala risiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005:9).

Semakin banyak orang membuka usaha dari waktu ke waktu. Beberapa di antara mereka mampu bertahan dan bahkan berkembang tetapi banyak juga yang gagal. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena


(16)

pendirinya mempunyai modal besar pada saat mengawali usaha mereka, hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa usaha mereka dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang mereka kerjakan. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan. Seorang wirausaha dituntut untuk mampu menilai peluang dan kesempatan bisnis secara tepat, serta mengelola sumber daya dan dana secara baik melalui keputusan yang tepat yang memberi pengaruh kepada perolehan laba. Di samping itu wirausaha sebagai individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya (Ranto, 2007:22).

Seorang wirausahawan yang berhasil tentunya memiliki faktor-faktor keberhasilan yang mendorong keberhasilan usaha menurut Hendro (2011:47)

• Faktor peluang,

• Faktor manusia (SDM),

• Faktor keuangan,

• Faktor organisasi,

• Faktor perencanaan,

• Faktor pengelolaan usaha,

• Faktor pemasaran dan penjualan,

• Faktor administrasi,

• Faktor peraturan pemerintah,politik, sosial,ekonomi dan budaya lokal,


(17)

Menurut Suryana (2006:67) faktor-faktor keberhasilan usaha :

• Kemampuan dan kemauan

• Tekad yang kuat dan kerja keras

• Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya Menurut Zimmerer (2008:133) faktor-faktor keberhasilan usaha :

• Kompeten dalam hal manajerial

• Berpengalaman

• Mampu mengendalikan keuangan

• Memiliki perencanaan yang baik

• Lokasi strategis

• Bersungguh-sungguh dalam berusaha

Peneliti memilih usaha Café Mandiri sebagai objek penelitian dimana usaha tersebut bergerak dalam bidang pelayanan pangan. Bisnis yang bergerak dalam usaha pelayanan pangan di kota Medan saat ini jumlahnya cukup banyak, salah satunya adalah Cafe Mandiri. Cafe Mandiri sebagai objek penelitian karena berlokasi di pusat keramaian yang berada di daerah perumahan, yaitu di Jalan Gagak Hitam tepatnya di kompleks Setia Budi 2 Medan. Dengan melihat sejarah

Cafe ini yang berkembang dengan pesat yang dahulunya hanya merupakan sebuah warung kecil dengan fasilitas seadanya, dengan kerja keras dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, Cafe ini terus berkembang terlihat dari atmosfir

Cafe yang berbeda jauh dari sebelumnya saat awal mula berdiri. Cafe Mandiri yang dirintis oleh Bapak Uci telah menjalankan usahanya selama 4 tahun, yakni berdiri pada tanggal 7 September 2007 hingga saat ini.


(18)

Cafe Mandiri telah banyak dikenal oleh masyarakat Medan, produk yang dihasilkan di Cafe ini pun halal dan aman untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat dan Cafe ini dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan bisnis makanan yang semakin tajam di kota Medan, bahkan

Cafe Mandiri semakin menunjukkan kemampuannya untuk terus berkembang dengan pesat. Hal ini membuktikan bahwa Cafe Mandiri yang bergerak di bidang jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya, dan ditopang oleh strategi yang dijalankan yaitu dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan menetapkan harga yang sesuai dengan kualitas produk, memberikan kenyamanan kepada konsumen, serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga mampu mempertahankan keberhasilan yang diperoleh, seperti yang telah dilakukan oleh Cafe Mandiri hingga saat ini.

Penelitian ini juga menggunakan perbandingan pada Cafe Joulie yang terletak di Jalan Gagak Hitam tepatnya di kompleks Setia Budi 2 Medan dimana lokasi berada di daerah perumahan untuk menganalisis faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha. Peneliti menggunakan perbandingan pada Cafe

tersebut karena Cafe Joulie juga merupakan usaha baru yang dirintis dari awal. Usaha ini dirintis pada tanggal 7 Oktober 2006 yang mana pada saat itu usaha makanan ini masih sangat sederhana sekali. Pada waktu itu usaha ini hanya bermodalkan 1 steling dan berjualan di depan ruko milik orang lain. Usaha ini dirintis oleh Bapak Joshua dan keluarganya.


(19)

Daerah kompleks Setia Budi 2 Medan menjadi lokasi tetap usaha makanan tersebut hingga pada saat ini. Kemudian pada tahun 2008 usaha ini juga terus mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal ini dilihat dari jumlah pelanggan yang datang, baik itu dari kalangan menengah ke atas maupun dari menengah kebawah.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 Juni sampai dengan tanggal 15 Juli tahun 2012 pada usaha Cafe Mandiri dan Cafe

Joulie di Jalan Gagak Hitam kompleks Setia Budi 2 sudah melakukan usaha sejak tanggal 7 September 2007 bagi Cafe Mandiri, dan tanggal 7 Oktober 2006 bagi

Cafe Joulie. Kedua cafe tersebut sama-sama merintis dibidang kuliner dengan menyediakan makanan atau minuman yang hampir sama seperti nasi goreng. Dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan keberhasilan usaha menurut Hendro (2011:47), Suryana (2006:67), dan Zimmerer (2008:133) kepada pemilik usaha cafe.

Fenomena tersendiri bagi setiap cafe di kota Medan yang memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Setiap usaha memiliki cara tersendiri dalam mengembangkan dan menjalankan usahanya.

Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha

cafe, sehingga penulis memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Cafe Mandiri dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan”.


(20)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “faktor–faktor apakah yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha Cafe Mandiri dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha Cafe Mandiri dan Café

Joulie kompleks Setia Budi 2 Medan.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Wirausaha

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para wirausahawan dalam berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong dalam keberhasilan usaha.

b. Bagi Penulis

Sebagai bahan meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan dalam faktor-faktor pendorongnya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti objek lain.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Wirausaha

Seorang wirausaha merupakan seorang pejuang yang tangguh. Seorang wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tetapi begitu usahanya berkembang, maka wirausahawan tersebut akan berubah menjadi penolong bagi beberapa orang ataupun banyak orang. Karena dengan usaha yang didirikannya banyak keluarga yang akan tertolong kehidupan ekonominya.

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006:16).

(Mas’ud Machfoedz, 2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri


(22)

ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007:21).

2.1.2. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada sebagian benak orang sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi. Sebenarnya bukan hal-hal seperti itu. Usaha kecil adalah jika memiliki sepuluh gerobak untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai dua atau tiga bahkan lebih cabang.

Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan,


(23)

badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Panji Anoraga, 2002:45).

Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha

Faktor-faktor yang mendorong Keberhasilan Usaha menurut beberapa ahli adalah :


(24)

1. Faktor peluang

Sebagai seorang wirausahawan, anda harus membuat dan menemukan strategi yang tepat untuk usaha anda, bukan usaha orang lain. Disamping itu anda harus menciptakan peluang yang tidak hanya bersifat momentum tetapi benar-benar peluang bisnis. Peluang yang tepat adalah rangkaian yang kuat dan muncul dari penyatuan benang merah antara AKU-BISNIS-PASAR. 2. Faktor manusia (SDM)

a. Yang merencanakan dengan matang itu membutuhkan SDM yang berkualitas.

b. Melakukan pelaksanaan yang sesuai dan tepat dengan perencanaan secara kreatif dalam mengatasi masalah dan itu membutuhkan SDM yang handal sebagai manajer yang hebat.

c. Mengawasi suatu pekerjaan sesuai dengan perencanaan dan target yang dibutuhkan. Controller yang hebat mencakup quality control, financial control serta supervisor.

d. Mengembangkan suatu usaha itu membutuhkan orang yang hebat dalam memasarkan dan menjual, yaitu marketer dan seller

e. Faktor kepemimpinan atau leadership juga merupakan salah satu faktor penting yaitu gaya kepemimpinan.

3. Faktor keuangan

a. Pengendalian biaya dan anggaran


(25)

c. Perencanaan dan penetapan harga produk, biaya (perinciannya), rugi laba dan lain-lain.

d. Perhitungan resiko keuangan sehingga risiko keuangan bisa dikendalikan dengan baik.

e. Stuktur biaya seperti margin (batas) kontribusi, laba berbanding penjualan, biaya berbanding penjualan, dan lain-lain.

4. Faktor organisasi

Ibarat sebuah pohon yang memiliki batang yang kokoh dan kuat, organisasi usaha itu harus terstruktur dengan baik. Organisasi usaha juga tidak statis tetapi dinamis, kreatif, dan berwawasan kedepan.

5. Faktor perencanaan

a. Perencanaan visi, misi, strategi jangka panjang dan pendek b. Perencanaan operasional dan program-program pemasaran c. Perencanaan produk

d. Perencanaan informasi teknologi e. Perencanaan pendistribusian produk

f. Perencanaan jumlah produk yang akan dijual 6. Faktor pengelolaan usaha

a. Quality : mutu produk, mutu operasioanal, mutu pelayanan harus bagus b. Time : waktu penyelesaian produk, waktu pekerjaan, waktu perbaikan juga

penting dan menunjang mutu produk.

c. Cost : mutu yang bagus perlu biaya yang tinggi belum tentu menghasilkan mutu yang baik.


(26)

7. Faktor pemasaran dan penjualan

Faktor pemasaran dan penjualan memainkan peranan penting bagi kelancaran usaha. Ilmu penjualan adalah The Embryo of Entrepreneurial Skill.

8. Faktor administrasi

Tanpa pencatatan dan dokumentasi yang baik dan pengumpulan serta pengelompokan data administrasi, maka stategi, taktik, perencanaan pengembangan, program-program dan arah perusahaan menjadi tidak berjalan sesuai harapan karena hanya dilakukan berdasarkan feeling atau perasaan anda saja.

9. Faktor peraturan pemerintah, politik, sosial, ekonomi dan budaya lokal. a. Peraturan pemerintah dan peraturann daerah seperti pajak, retribusi,

pendapatan daerah, dan lain-lain b. Legalitas dan perizinan

c. Situasi ekonomi dan politik

d. Perkembangan budaya lokal yang harus diikuti e. Lingkungam sosial yang berbeda di setiap daerah f. Faktor-faktor pendamping lainnya.

10. Catatan Bisnis

Catatan usaha atau bisnis akan membantu kita mengetahui sejauh mana kita menjalankan usaha, sampai dimana, mengapa sampai disini, karena apa kita begini, dan lain-lain.

Contohnya:


(27)

b. SDM : jenis posisi dan bagian, jumlah karyawan dan lain-lain c. Pemasaran : omset

d. Produksi : jumlah produksi, kualitas dan lain-lain Menurut Suryana (2006 : 67) faktor keberhasilan usaha yaitu: 1. Kemampuan dan kemauan

Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi seorang wirausaha yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras

Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihkan ketika ada kesempatan.

Menurut Zimmerer (2008 : 133) faktor keberhasilan usaha yaitu:

1. Pengendalian biaya secara ketat ( biaya tenaga kerja, 15 persen sampai 18 persen dari penjualan dan biaya bahan makanan, 35 persen sampai 40 persen dari penjualan).

2. Manajer toko yang terlatih, dapat diandalkan dan jujur 3. Pengawasan yang ketat terhadap pembuangan sampah. 4. Pemilihan tempat yang cermat (lokasi yang tepat). 5. Kualitas makanan yang tinggi.


(28)

7. Kebersihan.

8. Layanan yang ramah dan penuh perhatian dari staf pramusaji yang terlatih dengan baik.

Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya (Kasmir, 2006: 172).

2.1.4. Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa


(29)

membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Utomo (2009) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Rumah Kue Maisyaroh dan Al Baik Bakery and Cakes

Medan)”, didalam penelitian ini menggunakan metode analisis data menggunakan sakala pengukuran Guttman dan menggunakan metode statistik deskriptif dimana menghasilkan kesimpulan bahwa faktor rencana produksi dan manajemen adalah yang paling dominan sebagai faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru pada Rumah Kue Maisyaroh dan Al Baik Bakery and Cakes Medan.

Penelitian yang dilakukan oleh Matondang (2006) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone di Sepanjang Jalan Letda Sujono Pada Tahun 2006)”, dibentuk kesimpulan bahwa faktor yang paling utama


(30)

yang mendorong wirausahawan untuk memulai usaha kecil di sepanjang Jalan Letda Sujono Medan adalah Tension, Modalities (faktor ketergantungan).

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2004:49).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual secara skematik, yaitu sebagai berikut:

1. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis. 2. Faktor pemasaran

Faktor pemasaran dan penjualan memainkan peranan penting bagi kelancaran usaha. Ilmu penjualan adalah The Embryo of Entrepreneurial Skill. Yang meliputi:

a. Price b. Product c. Place d. Promotion e. Pelayanan


(31)

3. Faktor keuangan a. Pengendalian biaya b. Pencairan dana investasi

c. Perencanaan biaya (perinciannya). 4. Faktor SDM

a. Memiliki SDM (manajer) yang handal dapat memecahkan masalah secara kreatif.

b. Mengawasi suatu pekerjaan sesuai target yang dibutuhkan.

c. Faktor kepemimpinan atau leadership juga merupakan salah satu faktor penting yaitu gaya kepemimpinan

Secara sederhana kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat digambarkan dalam Gambar 2.1 sebagai berikut :

Sumber : Hendro (2011:47), Suryana (2006:67) dan Zimmerer (2008:133), diolah Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Faktor yang telah peneliti pilih memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha café yang diteliti. Hal ini dapat dilihat dari faktor pemasaran, pemilik café

telah memilih lokasi yang strategis, lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapannya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut.

Keberhasilan usaha

1. Faktor pemasaran 2. Faktor keuangan 3. Faktor SDM


(32)

Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya kemudian di ikuti dengan pengolahan harga dan produk yang baik yang mana akan menghasilkan kualitas yang baik pula. Begitu juga pada pelayanan yang diberikan kepada konsumen harus dapat memberikan kesan yang mendalam bagi konsumen.

Faktor keuangan juga memiliki pengaruh yang cukup besar dimana pengendalian biaya serta perencanaan biaya kerja telah direncanakan dengan baik, dan kesemua faktor tersebut ditutup dengan manajemen yang handal dengan gaya kepemimpinan yang tepat untuk usaha café tersebut. Hasilnya dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota perusahaan tersebut bertambah.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian, Kuncoro (2003:8).“Data deskriptif dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam wawancara, ataupun observasi”.

Tabel 3.1

Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif

Pendekatan Kuantitatif Pendekatan Kualitatif

Metode Penelitian Kuantitatif Metode Penelitian Kualitatif

Mencari Fakta atau Penyebab Berusaha memehami perilaku manusia

Fenomena sosial Dari sudut pandang pelaku

Pendekatan logis positivism Pendekatan fenomenologi

Pengukuran terkontrol Tidak terkontrol

Obyektif, dari sudut pandang pengamat Subyektif, dari sudut pandang pelaku

Hipotesis-deduktif Deskriptif, induktif

Berorientasi hasil Berorientasi proses

Reliabilitas adalah penting Validitas adalah penting

Berjarak dengan data Dekat dengan data

Datanya hard dan dapat diduplikasikan Datanya real dan lengkap

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di Cafe Mandiri dan Cafe Joulie yang terletak di Jalan Gagak Hitam tepatnya di kompleks Setia Budi 2 Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Juni 2012 sampai Juli 2012.

3.3. Batasan Operasional Variabel

Peneliti ingin menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor-faktor


(34)

yang mendorong keberhasilan usaha dan dalam hal ini usaha Cafe Mandiri dan

Café Joulie kompleks Setia Budi 2 Medan di Jalan Gagak Hitam Medan . Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah

• Faktor pemasaran

• Faktor keuangan

• Faktor SDM

• Keberhasilan Usaha

3.4. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Faktor pemasaran

Faktor pemasaran dan penjualan memainkan peranan penting bagi kelancaran usaha. Ilmu penjualan adalah The Embryo of Entrepreneurial Skill. Yang meliputi:

a. Price b. Product c. Place d. Promotion e. Pelayanan


(35)

2. Faktor keuangan

a. Pengendalian biaya dan anggaran b. Pencairan dana investasi

c. Perencanaan biaya (perinciannya) 3. Faktor SDM

a. Memiliki SDM (manajer) yang handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif.

b. Mengawasi suatu pekerjaan sesuai dengan perencanaan dan target yang dibutuhkan.

d. aktor kepemimpinan atau leadership juga merupakan salah satu faktor penting yaitu gaya kepemimpinan

1. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis. Tabel 3.2

Defenisi Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Skala

1. Faktor pemasaran 1. Strategi Produk 2. Strategi Harga 3. Strategi Lokasi 4. Strategi Promosi 5. Pelayanan

Likert

2. Faktor keuangan 1. Pengendalian biaya 2. Pencairan dana investasi

3. Perencanaan biaya (perinciannya)


(36)

Tabel 3.2. (Lanjutan)

No. Variabel Indikator Skala

3.

Faktor SDM

1. Memiliki supervisor yang handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif

2. Mengawasi suatu pekerjaan sesuai target yang dibutuhkan..

3. Faktor kepemimpinan atau

leadership juga merupakan salah satu faktor penting yaitu gaya kepemimpinan

Likert

4 Keberhasilan Usaha 1. Keuntungan usaha 2. Perkembangan usaha 3. Jumlah penjualan 4. Pertumbuhan usaha

5. Peningkatan hasil produksi

Likert

Sumber : Hendro (2011:47), Suryana (2006:67) dan Zimmer (2005:133), diolah 3.5. Skala Pengukuran Variabel

Variabel faktor yang mendorong keberhasilan usaha cafe diukur dengan menggunakan skala pengukuran Likert.

Tabel 3.3

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Pilihan Jawaban Bobot

Sangat setuju 4

Kurang setuju 3

tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Dari hasil jawaban responden terhadap pertanyaan yang dibagikan dapat diambil faktor yang paling dominan terhadap faktor-faktor keberhasilan usaha yaitu:


(37)

• Faktor pemasaran

• Faktor keuangan

• Faktor SDM

3.6. Populasi

Penelitian ini merupakan studi kasus dua cafe. Maka populasi yang

respresentatif dalam penelitian ini adalah Cafe Mandiri Kompleks Setia Budi 2 Medan dan Cafe Joulie yang juga terletak di Kompleks Setia Budi 2 Medan.

3.7. Sampel

Sampel dalam penelitian ini orang yang berperan penting misalnya : -Pemilik

-Karyawan

Dalam menjalankan usaha cafe yang diteliti yaitu pemilik dari Cafe Mandiri Kompleks Setia Budi 2 Medan dimana dari mereka dapat diperoleh informasi dan data penting dalam keseluruhan pelaksanaan aktivitas usaha mereka yang telah berhasil.

3.8. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih, yaitu wawancara terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.


(38)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.9. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pemilik Cafe Mandiri Kompleks Setia Budi 2 Medan dan Cafe Joulie yang juga terletak di Kompleks Setia Budi 2 Medan.

2. Observasi

Melakukan pengamatan langsung pada subjek yang akan diteliti di lokasi penelitian, dalam hal ini di Cafe Mandiri Kompleks Setia Budi 2 Medan dan Cafe Joulie yang juga terletak di Kompleks Setia Budi 2 Medan, untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

3.10. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif


(39)

diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.


(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum perusahaan

4.1.1. Gambaran Umum Cafe Mandiri

Cafe Mandiri adalah salah satu cafe yang berhasil di Kompleks Setia Budi 2. Usaha Cafe Mandiri dapat bertahan dan berkembang seperti sekarang tentu saja berkat kerja keras pemilik dan para karyawannya. Pencapaian kesuksesan dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan kerja keras. Begitu juga halnya dalam menjalankan usaha bisnis diperlukan kerja keras agar dapat terus maju dan berkembang.

Café Mandiri didirikan di pusat keramaian yang berada di daerah perumahan, yaitu di Jalan Gagak Hitam tepatnya di Kompleks Setia Budi 2 Medan. Dengan melihat sejarah cafe ini yang berkembang dengan pesat yang dahulunya hanya merupakan sebuah warung kecil dengan fasilitas seadanya, dengan kerja keras dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, cafe ini terus berkembang terlihat dari atmosfir cafe yang berbeda jauh dari sebelumnya saat awal mula berdiri. Cafe Mandiri yang dirintis oleh Bapak Uci telah menjalankan usahanya selama 4 tahun, yakni berdiri pada 7 September 2007 hingga saat ini.

Café Mandiri memiliki 7 karyawan yang di rekrut dari masyarakat umum.

Cafe Mandiri telah banyak dikenal oleh masyarakat Medan, produk yang dihasilkan di cafe ini pun halal dan aman untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat dan cafe ini dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan bisnis makanan yang semakin tajam di kota Medan, bahkan


(41)

Cafe Mandiri semakin menunjukkan kemampuannya untuk terus berkembang dengan pesat. Hal ini membuktikan bahwa Cafe Mandiri yang bergerak di bidang jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya, dan ditopang oleh strategi yang dijalankan yaitu dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan menetapkan harga yang sesuai dengan kualitas produk, memberikan kenyamanan kepada konsumen, serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehingga mampu mempertahankan keberhasilan yang diperoleh, seperti yang telah dilakukan oleh Cafe Mandiri hingga saat ini.

4.1.1.1. Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan Visi usaha Cafe Mandiri adalah:

1. Menjadikan usaha yang berguna bagi diri, keluarga dan orang lain dari waktu ke waktu

2. Menjadikan perusahaan skala dunia Misi usaha Cafe Mandiri adalah:

1. Bekerja adalah ibadah

2. Menjadikan manusia yang layak dan mulia 3. Masa depan gemilang bersama-sama Tata nilai Cafe Mandiri adalah:

1. Professional 2. Ketepatan


(42)

4. Disipilin

5. Bekerja bersama 6. Kepercayaan 7. Cepat tanggap

Budaya perusahaan Cafe Mandiri adalah: 1. Kualitas

2. Peningkatan berkelanjutan 3. Saling menghormati 4. Bersyukur

4.1.1.2. Struktur Organisasi Café Mandiri

Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menentukan dan memperjelas tentang pembagian-pembagian suatu sistem komunikasi yang serasi sehingga dapat mencapai suatu koordinasi yang baik dan efisien.

Struktur organisasi pada Cafe Mandiri mengunakan struktur organisasi garis yaitu bahwa seorang atasan memberikan wewenang kepada seorang bawahan yang bertanggung jawab kepada atasan sesuai dengan tugas yang dilimpahkan.


(43)

Bagan organisasi adalah sebagai berikut :

Sumber: Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Cafe Mandiri 4.1.1.3. Gambaran umum Produk Cafe Mandiri

Produk-produk makanan dan minuman yang dijual pada Cafe Mandiri ini terdiri dari berbagai macam produk makanan antara lain adalah nasi gila Jakarta, nasi goreng spesial, nasi timbel, sup buntut, indomie goreng, indomie kuah, kentang goreng, dan lain-lain. Minuman yang disajikan juga beraneka ragam yaitu terdiri dari teh, kopi, susu, aneka jus, teh tarik, kopi tarik dan lain-lain.

Produk yang paling spesial dari Cafe Mandiri ini adalah nasi gila Jakarta yang memiliki rasa yang enak, pedas dan memiliki cita rasa khas tersendiri. Hal inilah yang membuat para pelanggan sangat menyukai menu nasi gila Jakarta tersebut. Adapun harga perporsi untuk nasi gila Jakarta tersebut adalah Rp. 15.000. Kisaran harga menu yang ditawarkan Café Mandiri dimulai dari Rp.8000 sampai dengan Rp.30.000. Dilihat dari harga menu yang ditawarkan, Cafe

Mandiri memiliki ciri dikunjungi oleh konsumen menengah ke atas. Pemilik Usaha

Pengawas


(44)

4.1.2. Gambaran Umum Cafe Joulie

Cafe Joulie didirikan pada tanggal 7 Oktober 2006 di Jalan Gagak Hitam tepatnya di Kompleks Setia Budi 2 Medan dimana lokasi berada di daerah perumahan untuk menganalisis faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha. Peneliti menggunakan perbandingan pada cafe tersebut karena Cafe Joulie juga merupakan usaha baru yang dirintis dari awal.

Usaha ini dirintis di bulan Oktober 2006 yang mana pada saat itu usaha makanan ini masih sangat sederhana sekali. Pada waktu itu usaha ini hanya bermodalkan 1 steling. Usaha ini dirintis oleh Bapak Joshua dan keluarganya.

Cafe Joulie memiliki 5 karyawan yang direkrut dari masyarakat umum. 4.1.2.1. Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan. Visi usaha Cafe Joulie adalah:

1. Menjadikan usaha yang dapat dijalankan secara turun temurun untuk keluarganya.

2. Menjadikan perusahaan yang mengutamakan rasa dan kualitas terbaik bagi pelanggan.

Misi usaha Cafe Joulie adalah :

1. Menjadikan usaha lebih sukses dimasa yang akan datang 2. Mengutamakan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan


(45)

Tata Nilai Usaha Cafe Joulie adalah: 1. Jujur

2. Bersikap sopan dan santun saat melayani pelanggan 3. Sabar

4. Mengutamakan kebersihan

5. Mau menerima kritik dan saran dari pelanggan Budaya Perusahaan Cafe Joulie adalah:

1. Mengutamakan kualitas

2. Kepuasaan pelanggan adalah kebahagian pemilik 4.1.2.2. Struktur Organisasi Cafe Joulie

Usaha keluarga ini memiliki struktur organisasi yang sederhana. Bapak Joshua sebagai pendiri usaha dan pemilik usaha keluarga membawahi istri dan anak-anaknya serta keponakannya sebagai orang yang dipercaya untuk membantunya dalam mengelola usaha keluarga.

Struktur organisai pada usaha Cafe Joulie ini menggunakan struktur organisai garis yaitu bahwa seorang atasan memberikan wewenang langsung pada bawahan yang bertanggung jawab kepada atasan sesuai dengan tugas yang dilimpahkan.


(46)

Bagan organisasinya adalah sebagai berikut:

Sumber : Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Cafe Joulie Pembagian tugas dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pemilik

Pemilik usaha ini adalah Bapak Joshua dan sang istri sebagi pemimpin dalam menjalankan usahanya dan memiliki wewenang penuh dalam menentukan peraturan dan pengambil keputusan.

b. Anak pemilik usaha

Anak sebagai orang yang dipercayakan pemilik sebagai supervisor. c. Keponakan pemilik usaha

Keponakan dipercayakan sebagai kasir dan sebagai orang yang membuat laporan keuangan.

d. Karyawan

Pemilik Usaha

Istri Pemilik Usaha

Anak Pemilik Usaha

Karyawan Karyawan Karyawan


(47)

Karyawan sebagai pramusaji yang bertugas untuk melayani pelanggan yang akan membeli dan tugas-tugas lainnya untuk membantu pemilik mengelola usaha.

4.1.2.3. Gambaran Umum Produk Café Joulie

Produk-produk makanan dan minuman yang dijual pada Cafe Joulie ini terdiri dari berbagai macam makanan antara lain adalah internet (indomie telur kornet), nasi goreng special, ifu mie goreng, bihun goreng, kwetiau goreng, martabak dan lain-lain. Minuman yang disajikan juga beraneka ragam yaitu terdiri dari teh, susu, coca cola, fanta, sprite, teh botol, dan aneka jus.

Produk yang paling spesial dari Cafe Joulie ini adalah internet (indomie telur kornet ) kuah yang memiliki rasa enak dan nikmat. Hal inilah yang membuat para pelanggan sangat menyukai menu internet (indomie telur kornet) kuah tersebut. Adapun harga perporsi untuk internet (indomie telur kornet) kuah adalah Rp. 8.000,- . Kisaran harga menu yang ditawarkan Café Joulie dimulai dari Rp.8000 sampai dengan Rp.15.000. Dilihat dari harga menu yang ditawarkan,

Cafe Joulie memiliki ciri dikunjungi oleh konsumen menengah ke bawah.

4.2. Hasil Penelitian

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan analisis faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penulis melakukan penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Juni 2012 – Juli 2012.


(48)

Responden dalam penelitian ini adalah para pengusaha Cafe Mandiri dan

Cafe Joulie. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari nama pengusaha, usia, status, pendidikan, lama berwirausaha dan modal awal usaha.

Tabel 4.1

Data Pribadi Pemilik Cafe Mandiri dan Cafe Joulie.

No

Nama

Responden (tahun) Umur Status Pendidikan Terakhir Modal Awal 1. Bapak Uci 46 Menikah S1 (Sarjana) Rp. 50.000.000,- 2. Bapak Joshua 45 Menikah S1 (Sarjana) Rp. 13.500.000,- Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.1 menerangkan bahwa dari segi usia, kedua pengusaha yang menjadi responden seluruhnya berusia diatas 40 tahun. Dari segi status 100% dari kedua pengusaha sudah menikah. Pengusaha Cafe Mandiri Merupakan tamatan S1 (Sarjana) dan pengusaha Cafe Joulie merupakan tamatan S1 (Sarjana) Tidak satupun dari kedua pengusaha Cafe tersebut yang pendidikannya sampai SMA. 4.2.2. Faktor-faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha

Peneliti meneliti faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha terhadap keberhasilan usaha Cafe Mandiri dan Cafe Joulie. Di dalam wawancara telah diajukan pertanyaan–pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha kepada para responden. Hasil wawancara yang berisikan pertanyaan-pertanyaan kemudian ditabulasi dan disajikan dalam tabel sebagaimana diuraikan berikut ini.


(49)

Peneliti melihat faktor pemasaran dan penjualan merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha, maka peneliti akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini ada 5 (lima) indikator dalam 5 (lima) pertanyaan sebagai petunjuk untuk mengetahui pemilik usaha cafe yang akan diwawancarai berpendapat bahwa faktor pemasaran seperti strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan layout, strategi promosi dan pelayanan merupakan faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada Cafe Mandiri dan

Cafe Joulie.

Tabel 4.2

Pertanyaan Responden Terhadap Faktor Pemasaran Pada Café Mandiri

No Hal yang dinilai Rating Nilai

4 3 2 1

1 Strategi produk  3,00

2 Strategi harga  4,00

3 Strategi lokasi  4,00

4 Strategi promosi  4,00

5 Pelayanan  4,00

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.2 “strategi produk”, pemilik usaha Café Mandiri memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. “Strategi harga” pemilik usaha Café

Mandiri memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00, begitu juga pada “strategi lokasi dan strategi promosi” juga dengan nilai 4,00. Serta “pelayanan” juga dengan nilai 4,00.


(50)

Tabel 4.3

Pertanyaan Responden Terhadap Faktor Pemasaran Pada Café Joulie

No Hal yang dinilai Rating Nilai

4 3 2 1

1 Strategi produk  2,00

2 Strategi harga  3,00

3 Strategi lokasi  4,00

4 Strategi promosi  300

5 Pelayanan  3,00

Sumber : Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.3 “strategi produk”, pemilik usaha Café Joulie memberikan tanda silang pada kolom 2 dengan nilai 2,00. “Strategi harga” pemilik usaha Café

Joulie memberikan tanda pada kolom 3 dengan nilai 3,00. Pada “strategi lokasi” pemilik usaha memberikan tanda silang pada 4 dengan nilai 4,00 sedangkan pada “strategi promosi” pemilik usaha Café Joulie memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. Kemudian pada pelayanan pemilik usaha Café Joulie memberi tanda pada kolom 3 dengan nilai 3,00.

4.2.2.2. Faktor Keuangan

Peneliti melihat faktor keuangan merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha, maka penulis akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini terdapat tiga pertanyaan yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui apakah pemilik usaha yang akan diwawancarai berpendapat bahwa faktor keuangan merupakan faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada Cafe Mandiri dan Cafe Joulie.


(51)

Tabel 4.4

Pertanyaan Responden Terhadap Faktor Keuangan Pada Cafe Mandiri

No Hal yang dinilai Rating Nilai

4 3 2 1

1 Pengendalian biaya  3,00

2 Pencairan dana investasi  4,00

3 Perencanaan biaya (perincian)  3,00

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Pada tabel 4.4 “Pengendalian biaya”, pemilik usaha Café Mandiri memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. “Pencairan dana investasi” pemilik usaha Café Mandiri memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00. Pada “Perencanaan biaya (perincian)” pemilik usaha memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00.

Tabel 4.5

Pertanyaan Responden Terhadap Faktor Keuangan Pada Cafe Joulie

No Hal yang dinilai

Rating

Nilai

4 3 2 1

5 Pengendalian biaya  3,00

6 Pencairan dana investasi  2,00

7 Perencanaan biaya (perincian)  3,00

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.5 “Pengendalian biaya”, pemilik usaha Café Joulie memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. “Pencairan dana investasi” pemilik usaha Café Joulie memberikan tanda silang pada kolom 2 dengan nilai 2,00. Pada “Perencanaan biaya (perincian)” pemilik usaha memberikan tanda silang pada


(52)

4.2.2.3. Faktor SDM

Peneliti melihat faktor SDM merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha, maka penulis akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini terdapat tiga pertanyaan yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui apakah pemilik usaha yang akan diwawancarai berpendapat bahwa faktor SDM merupakan faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada Cafe

Mandiri dan Cafe Joulie.

Tabel 4.6

Pertanyaan Responden Terhadap Faktor SDM pada Cafe Mandiri

No Hal yang dinilai Rating Nilai

4 3 2 1

1 Memiliki Supervisor yang handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif

3,00 2 Mengawasi suatu pekerjaan sesuai yang

dibutuhkan.

3,00 3 Faktor kepemimpinan atau leadership

merupaka faktor yang penting  4,00

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.6 “Memiliki Supervisor yang handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif”, pemilik usaha Café Mandiri memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. “Mengawasi suatu pekerjaan sesuai yang dibutuhkan.” pemilik usaha Café Mandiri juga memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. Hanya pada “Faktor kepemimpinan atau leadership merupaka faktor yang penting” pemilik usaha memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00.


(53)

Tabel 4.7

Pertanyaan Responden Terhadap Faktor SDM pada Cafe Joulie

No Hal yang dinilai Rating Nilai

4 3 2 1

1 Memiliki Supervisor yang handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif

3,00 2 Mengawasi suatu pekerjaan sesuai yang

dibutuhkan.

3,00 3 Faktor kepemimpinan atau leadership

merupakan faktor yang penting

3,00 Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.7 “Memiliki Supervisor yang handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif”, pemilik usaha Café Joulie memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. “Mengawasi suatu pekerjaan sesuai yang dibutuhkan.” pemilik usaha Café Joulie juga memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. Pada “Faktor kepemimpinan atau leadership merupakan faktor yang penting” pemilik usaha memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. 4.2.2.4. Keberhasilan Usaha

Peneliti melihat bahwa usaha Cafe Mandiri dan Cafe Joulie sudah mencapai taraf keberhasilan, peneliti menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini ada 4 (empat) indikator dalam enam pertanyaan yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui pemilik usaha merasa bahwa cafe yang telah dijalankan sudah mencapai taraf keberhasilan.


(54)

Tabel 4.8

Pertanyaan Responden Terhadap Keberhasilan Usaha pada Cafe Mandiri

No Hal yang dinilai Rating Nilai

4 3 2 1

1 Keuntungan usaha  4,00

2 Perkembangan usaha  3,00

3 Jumlah penjualan  4,00

4 Pertumbuhan usaha  3,00

5 Peningkatan produksi  4,00

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.8 “Keuntungan usaha”, pemilik usaha Café Mandiri memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00. “Perkembangan usaha.” pemilik usaha Café Mandiri juga memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. Pada “Jumlah penjualan” pemilik usaha memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00. “Pertumbuhan usaha.” pemilik usaha Café Mandiri juga memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. Pada “Peningkatan produksi” pemilik usaha memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00.

Tabel 4.9

Pertanyaan Responden Terhadap Keberhasilan Usaha pada Cafe Joulie

No Hal yang dinilai Rating Nilai

4 3 2 1

1 Keuntungan usaha  3,00

2 Perkembangan usaha .  3,00

3 Jumlah penjualan  4,00

4 Pertumbuhan usaha  4,00

5 Peningkatan produksi  4,00

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.9 “Keuntungan usaha”, pemilik usaha Café Joulie memberikan tanda silang pada kolom 3 dengan nilai 3,00. “Perkembangan usaha.” pemilik


(55)

Pada “Jumlah penjualan” pemilik usaha memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00. “Pertumbuhan usaha.” pemilik usaha Café Joulie juga memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00. Pada “Peningkatan produksi” pemilik usaha memberikan tanda silang pada kolom 4 dengan nilai 4,00.

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara langsung yang dilakukan kepada pemilik Cafe

Mandiri dan Cafe Joulie terdapat tiga faktor yang mendorong keberhasilan suatu usaha yaitu, faktor pemasaran, faktor keuangan dan faktor SDM. Ketiga faktor ini sangat mendukung dan mempengaruhi kesuksesan dan keberhasilan suatu usaha. Seperti yang didefinisikan bahwa sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. (Nasution, 2001:12).

Dalam mengembangkan usahanya cafe Mandiri dan cafe Joulie juga merespon setiap saran maupun kritikan yang datang, baik itu dari pelanggan cafe

maupun dari karyawan cafe itu sendiri, karena menurut cafe Mandiri dan cafe

Joulie saran maupun kritikan itu merupakan sarana pendukung dalam mengembangkan usahanya menjadi lebih baik, selain itu juga dapat menambah pelanggan yang lebih banyak lagi dengan menciptakan suasana yang berbeda dari sebelumnya yang disesuaikan dengan suasana hati pelanggannya dan juga faktor keuangan yang mendukung.


(56)

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan kedua pemilik usaha, baik melalui wawancara langsung atau dengan memberikan kuesioner dapat diketahui bahwa strategi harga dan produk yang digunakan Café Mandiri adalah strategi penentuan harga Kompetitif (Relative Pricing / Harga Relatif). Strategi harga relative price adalah menentukan harga di atas, di bawah atau sama dengan tingkat harga persaingan di mana gerakan harganya mengikuti gerakan pesaing. Selain itu suasana cafe juga dapat mendukung berjalannya strategi pemasaran dalam menjalankan kedua cafe tersebut.

Strategi lokasi yang digunakan Café Mandiri: A . Kedekatan Kepada Pemasok

Perusahaan menempatkan diri dekat dengan bahan mentah dan pemasok disebabkan oleh:

1. Barang-barang yang mudah rusak menjadi busuk. 2. Biaya transportasi

3. Jumlah produk yang sangat banyak B . Pendekatan Kepada Pasar

Sangat penting untuk berada di lokasi yang sangat dekat dengan pelanggan. Terutama organisasi jasa restoran yang mendapati bahwa kedekatan dengan pasar (konsumen) merupakan faktor lokasi yang utama.

Strategi promosi yang dilakukan café mandiri:

Memakai brosur dan selebaran yang di berikan kepada masyarakat sekitar Kompleks Setia Budi Indah 2 serta menempelkannya pada papan pengumuman, menempelkan pada wiper mobil atau menggantungkan iklan pada pintu pagar.


(57)

Hal ini dilakukan mengingat biaya yang dikeluarkan relatif rendah.

Sedangkan promosi yang dilakukan Cafe Joulie dilakukan dari mulut ke mulut antar pelanggannya.

Pengendalian biaya produksi (bahan) dalam Café Mandiri:

Penyediaan bahan dengan kuantitas dan kualitas yang disyaratkan dan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Contoh pengendalian biaya pada Café Mandiri:

• Bahan yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya.

• Jumlah yang diperoleh harus dapat dipertanggungjawabkan.

• Jumlah yang dipergunakan harus sesuai dengan yang dimaksudkan penggunaannya

Perencanaan biaya dalam Café Mandiri mencakup berapa biaya yang akan dikeluarkan seperti biaya:

• Upah tenaga kerja

• Jumlah pengeluaran untuk pembelian bahan pokok

• Tagihan air, listrik, dan pajak bangunan

• Biaya yang digunakan untuk fasilitas bangunan seperti meja, steling, dan lain-lain

Di sini peneliti juga menggunakan responden silang (cross tab) yang untuk mengetahui kemampuan dari seorang pemilik usaha atas faktor-faktor keberhasilan usaha yang dirintisnya.


(58)

Tabel 4.10

Penilaian pemilik usaha Cafe Mandiri terhadap faktor keberhasilan usaha

No Hal yang dinilai Rating Nilai Kategori

4 3 2 1

1 Strategi produk  3,00 R

2 Strategi harga  4,00 T

3 Strategi lokasi  4,00 T

4 Strategi promosi  4,00 T

5 Pelayanan  4,00 T

6 Pengendalian biaya  3,00 R

7 Pencairan dana investasi  4,00 T

8 Perencanaan biaya (perincian)  3,00 R

9

Memiliki Supervisor yang handal

yang dapat memecahkan masalah secara kreatif

 3,00 R

10 Mengawasi suatu pekerjaan sesuai

yang dibutuhkan.

 3,00 R

11 Faktor kepemimpinan atau leadership

merupakan faktor yang penting 

4,00 T

0 0 0 0 3,5

4 Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.10 menggambarkan isian pemilik usaha Cafe Mandiri yang dilanjutkan dengan pemberian nilai untuk masing-masing butir, kemudian mencari nilai rata-rata butir. Dalam tabel tersebut terlihat rata-rata nilainya adalah 3,54. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan atau mengkategorikan nilai butir-butir yang langsung menunjukkan kedudukan peringkat butir yang bersangkutan. Caranya adalah membandingkan nilai-nilai setiap butir dengan rata-rata nilai semua butir sebagai pembatas.


(59)

• Nilai yang berada diatas rata-rata menunjukkan kategori ”tinggi” disingkat T.

• Nilai rata-rata dan lebih rendah dari rata-rata menunjukkan kategori ”rendah” disingkat R.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa strategi promosi sudah tinggi, tetapi pengendalian biaya masih rendah. Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa yang menunjukkan kategori T adalah butir-butir: 2, 3, 4, 5, 7,11. Butir-butir lainnya tergolong kategori ”rendah”. Melalui angket ini pemilik usaha dapat mengetahui faktor-faktor keberhasilan usaha mana saja yang masih perlu ditingkatkan.

Tabel 4.11

Penilaian pemilik usaha Cafe Joulie terhadap faktor keberhasilan usaha

No Rating Nilai Kategori

Hal yang dinilai 4 3 2 1

1 Strategi produk  2,00 R

2 Strategi harga  3,00 T

3 Strategi lokasi  4,00 T

4 Strategi promosi  3,00 T

5 Pelayanan  3,00 T

6 Pengendalian biaya  3,00 T

7 Pencairan dana modal ivestasi  2,00 R

8 Perencanaan biaya (perincian)  3,00 T

9

Memiliki Supervisor yang handal

yang dapat memecahkan masalah secara kreatif

 3,00 T

10 Mengawasi suatu pekerjaan sesuai

yang dibutuhkan.

 3,00 T

11 Faktor kepemimpinan atau leadership merupakan faktor yang penting

 3,00 T

0 0 0 0 2,90 Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)


(60)

Tabel 4.11 menggambarkan isian pemilik usaha Cafe Joulie yang dilanjutkan dengan pemberian nilai untuk masing-masing butir, kemudian mencari nilai rata-rata butir. Dalam tabel tersebut terlihat rata-rata nilainya adalah 2,90. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan atau mengkategorikan nilai butir-butir yang langsung menunjukkan kedudukan peringkat butir yang bersangkutan. Caranya adalah membandingkan nilai-nilai setiap butir dengan rata-rata nilai semua butir sebagai pembatas.

• Nilai yang berada diatas rata-rata menunjukkan kategori ”tinggi” disingkat T.

• Nilai rata-rata dan lebih rendah dari rata-rata menunjukkan kategori ”rendah” disingkat R.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa strategi harga sudah tinggi, tetapi strategi produk masih rendah. Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa yang menunjukkan kategori T adalah butir-butir: 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11. Butir-butir lainnya tergolong kategori ”rendah”. Dengan melalui angket ini pemilik usaha dapat mengetahui faktor-faktor keberhasilan usaha mana saja yang masih perlu ditingkatkan.

Tabel 4.12

Penilaian karyawan Cafe Mandiri terhadap faktor keberhasilan usaha

No

Rating Jumlah

responden Jumlah nilai Rata-rata nilai Kategori

Hal yang dinilai 4 3 2 1

1 Strategi produk 1 2 0 0 3 10 3,33 T

2 Strategi harga 0 0 3 0 3 6 2 R

3 Strategi lokasi 1 1 1 0 3 9 3 T

4 Strategi promosi 3 0 0 0 3 12 4 T

5 Pelayanan 3 0 0 0 3 12 4 T

6 Pengendalian biaya 2 1 0 0 3 11 3,66 T

7 Pencairan dana investasi 0 2 1 0 3 8 2,66 R

8 Perencanaan biaya

(perincian)


(61)

handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif 10

Mengawasi suatu pekerjaan sesuai yang dibutuhkan.

0 1 2 0 3 7 2,33 R

11

Faktor kepemimpinan atau leadership merupakan faktor yang penting

1 2 0 0 3 10 3,33 T

12 9 10 2 2,93

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.12 menunjukkan penilaian karyawan di Cafe Mandiri terhadap pemilik usaha Cafe Mandiri. Hal-hal yang dinilai persis sama dengan hal-hal yang dinilai sendiri oleh pemilik usaha, sehingga hasilnya dapat dibandingkan dan disejajarkan. Kolom jumlah nilai menunjukkan nilai untuk butir yang sebaris, setelah dihitung dengan cara mengalikan banyaknya responden atau frekuensi nilai masing-masing butir, yang dilanjutkan dengan kolom berikutnya, yaitu kolom kategori yang menunjukkan klasifikasi atau kategori “tinggi” disingkat (T) atau “rendah” disingkat (R).

Cara menentukan kategori yaitu menggunakan rata-rata nilai untuk semua nilai butir 2,93. Nilai inilah yang digunakan sebagai pembatas antara kategori “tinggi” dengan kategori “rendah”.

Tabel 4.13

Penilaian karyawan Cafe Joulie terhadap faktor keberhasilan usaha

No Hal yang dinilai

Rating Jumlah responden Jumlah nilai Rata-rata nilai Kate gori

4 3 2 1

1 Strategi produk 0 1 2 0 3 7 2,33 R

2 Strategi harga 1 2 0 0 3 10 3,33 T

3 Strategi lokasi 2 1 0 0 3 11 3,66 T

4 Strategi promosi 0 1 2 0 3 7 2,33 R

5 Pelayanan 1 2 0 0 3 10 3,33 T

6 Pengendalian biaya 0 2 1 0 3 8 2,66 R

7 Pencairan dana investasi 0 0 3 0 3 6 2 R

8 Perencanaan biaya (perincian)

2 1 0 0 3 11 3,66 T


(62)

memecahkan masalah secara kreatif

10 Mengawasi suatu pekerjaan

sesuai yang dibutuhkan.

2 1 0 0 3 11 3,66 T

11

Faktor kepemimpinan atau leadership merupakan faktor yang penting

1 2 0 0 3 10 3,33 T

10 11 9 0 3,11

Sumber : Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Tabel 4.13 menunjukkan penilaian karyawan di Cafe Joulie terhadap pemilik usaha Cafe Joulie. Hal-hal yang dinilai persis sama dengan hal-hal yang dinilai sendiri oleh pemilik usaha dan karyawan Cafe Joulie, sehingga hasilnya dapat dibandingkan dan disejajarkan. Cara menghitung nilai, mencari rata-rata per butir dan menentukan kategori sama dengan sudah dilakukan pada tabel 4.12. dalam tabel 4.13 juga terlihat symbol untuk kategori T dan R. Oleh karena rata-rata nilai semua butir untuk angket karyawan pemilik cafe joulie 3,11 , maka nilai itulah yang digunakan sebagai pembatas antara kategori ‘tinggi” dan “rendah”.

Tabel 4.14

Penilaian karyawan Cafe Mandiri terhadap faktor keberhasilan usaha

No Hal yang dinilai

Rating Jumlah respond en Jumlah nilai Rata-rata nilai Kateg ori 4 3 2 1

1 Strategi promosi 3 0 0 0 3 12 4 T

2 Pelayanan 3 0 0 0 3 12 4 T

3 Pengendalian biaya dan anggran

2 1 0 0 3 11 3,66 T

4 Strategi produk 1 2 0 0 3 10 3,33 T

5

Faktor kepemimpinan atau leadership merupaka faktor yang

penting

1 2 0 0 3 10 3,33 T

6 Strategi lokasi 1 1 1 0 3 9 3 T

7 Pencairan dana investasi

0 2 1 0 3 8 2,66 R

8

Mengawasi suatu pekerjaan sesuai yang dibutuhkan.

0 1 2 0 3 7 2,33 R


(63)

(perincian)

10 Strategi harga 0 0 3 0 3 6 2 R

11

Memiliki Supervisor yang handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif

0 0 2 1 3 5 1,66 R

12 9 10 2 2,93

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Pada tabel 4.14 menunjukkan penilaian karyawan Cafe Mandiri terhadap pemilik Cafe Mandiri dengan urutan dari nilai yang tertinggi sampai dengan nilai yang terendah yang dapat dilihat berdasarkan rata-rata nilai dan kategorinya.

Tabel 4.15

Penilaian karyawan Cafe Joulie terhadap faktor keberhasilan usaha

No

Rating Jumlah respond en Jumlah nilai Rata-rata nilai Kateg ori Hal yang dinilai

4 3 2 1

1

Memiliki Supervisor yang handal yang dapat memcahkan masalah secara kreatif

3 0 0 0 3 12 4 T

2 Perencanaan biaya (perincian)

2 1 0 0 3 11 3,66 T

3

Mengawasi suatu pekerjaan sesuai yang dibutuhkan.

2 1 0 0 3 11 3,66 T

4 Strategi harga 1 2 0 0 3 10 3,33 T

5 Pelayanan 1 2 0 0 3 10 3,33 T

6

Faktor kepemimpinan

atau leadership merupaka faktor yang

penting

1 2 0 0 3 10 3,33 T

7 Strategi Lokasi 1 1 1 0 3 9 3 T

8 Pengendalian biaya dan anggran

0 2 1 0 3 8 2,66 R

9 Strategi produk 0 1 2 0 3 7 2,33 R

10 Strategi promosi 0 1 2 0 3 7 2,33 R

11 Pencairan dana investasi

0 0 3 0 3 6 2 R

11 13 9 0 3,11


(64)

Pada tabel 4.15 juga menunjukkan penilaian karyawan Cafe Joulie terhadap pemilik Cafe Joulie dengan urutan dari nilai yang tertinggi sampai dengan nilai yang terendah yang dapat dilihat berdasarkan rata-rata nilai dan kategorinya.

Tabel ini membandingkan nilai mana yang masuk kedalam kategori T (tinggi) dan R (rendah) dari faktor-faktor keberhasilan usaha yang diurutkan menurut para pemilik usaha Café Mandiri (PUCM), pemilik usaha Cafe Joulie (PUCJ), karyawan Cafe Mandiri (KCM) dan karyawan Cafe Joulie (KCJ).

Tabel 4.16 Perbandingan kategori faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha menurut empat sumber

No Rating

Hal yang dinilai PUCM PUCJ KCM KCJ

1 Strategi produk R R T R

2 Strategi harga T T R T

3 Strategi lokasi T T T T

4 Strategi promosi T T T R

5 Pelayanan T T T T

5 Pengendalian biaya R T T R

6 Pencairan dana investasi T R R R

7 Perencanaan biaya (perincian) R T R T

8

Memiliki supervisor yang handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif

R T

R T

9 Mengawasi suatu pekerjaan sesuai

yang dibutuhkan.

R T

R T

10 Faktor kepemimpinan atau leadership merupakan faktor yang penting

T T

T T

Sumber: Hasil penelitian, 2012 (data diolah)

Dari tabel rekapitulasi pendapat empat sumber tersebut dapat diketahui bahwa terdapat variasi menarik. Ada aspek yang menurut pemilik usaha Cafe

Mandiri sudah tinggi yaitu strategi harga, tapi menurut karyawan Cafe Mandiri rendah, artinya mereka menghendaki agar pemilik usaha dapat lebih


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2005. Kewirausahaan. Penerbit : Alfabeta cetakan kesembilan, Bandung.

Anoraga, Pandji. 2004. Manajemen Bisnis. Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta.

Anoraga, Pandji dan Sudantoko, H.Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, Dan Usaha Kecil. Penerbit : PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Penerbit Salemba Empat.

Hakim Matondang, Indra. 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone di Sepanjang Jalan Letda Sujono Pada Pada Tahun 2006)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU Medan (Tidak dipublikasikan).

Harefa, Andrias. 2000. Berwirausaha Dari Nol : 10 Kiat Sukses Dengan Modal Seadanya. Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi. 2008. Pengantar Kewirausahaan. Penerbit : USU Press, Medan.

Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Penerbit Erlangga.

Iwantono, Sutrisno. 2002. Kiat Sukses Berwirausaha. Penerbit : PT Grasindo, Jakarta.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Penerbit : PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga

Kunto Utomo, Dipo. 2009. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru”(Studi kasus pada Rumah Kue Maisyaroh dan Al-Baik Bakery and cakes Medan). Skripsi Fakultas Ekonomi Manajemen USU Medan (Tidak dipublikasikan).

Longenecker, Justin G. Moore Carlon W dan Petty, William J. 2001. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Penerbit : PT. Salemba Empat, Jakarta.


(2)

Machfoedz, Mas’ud. 2005. Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan Implementasi. Penerbit : BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wira Usaha Baru. Penerbit : Yayasan Humaniora & Asian Community Trust (ACT), Medan.

Ranto, Basuki. 2007. Manajemen Usahawan Indonesia No. 10/TH. XXXVI Oktober. Bagian Publikasi Lembaga Management FEUI, Jakarta.

Salim, Peter. 1993. Advanced English – Indonesian Dictionary. Penerbit: Modern English Press fourth edition, Jakarta.

Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit : CV. Alfabet, Bandung. Zimmerer, Thomas dan Norman M. Scarborough. 2008. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Penerbit PT.Prenhallindo, Jakarta.

---, Thomas dan Norman M. Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Penerbit Salemba Empat.


(3)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG

KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA CAFE MANDIRI KOMPLEKS SETIA BUDI 2 MEDAN

Para pengusaha yang terhormat,

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu saudara/i untuk menjawab dan mengisi daftar pertanyaan wawancara atas penelitian tentang faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha cafe kompleks setia budi 2 Medan. Saya mohon Anda dapat menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda cross (X) pada jawaban anda yang Anda pilih dan menuliskan jawaban Anda pada tempat yang disediakan pada bagian I yaitu Identitas Responden. Sedangkan pertanyaan pada bagian II menyediakan jawaban dengan pilihan Ya atau Tidak. Masing-Masing responden hanya diberi kesempatan memilih 1 (satu) jawaban dengan cara memberikan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia.


(4)

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ...

2. Status*) : a. Menikah b. Belum Menikah

3. Umur*) : a. Di bawah 20 tahun d. 41-50 tahun b. 21-30 tahun e. Di atas 50 thn c. 31-40 tahun

4. Pendidikan*) : a. SD e. S1 (Sarjana) b. SMP f. S2

c. SMA g. S3 (Doktor) d. Diploma

5. Tempat/ Tgl. Lahir : ... 6. Alamat sakarang : ... ... 7. Lama berwirausaha : ... 8. Nama Usaha : ... 9. Memulai Usaha :

(Tgl/Bln/Thn) : .../.../...

10.Alamat Usaha : ... 11. Jumlah karyawan : ...orang


(5)

DAFTAR WAWANCARA Pendorong keberhasilan usaha

Faktor Pemasaran

No Pertanyaan 5 4 3 2 1

1 Saya menjalankan strategi produk dalam usaha yang saya rintis 2 Dalam menetapkan harga saya

mempertimbangkan harga dengan produk yang saya jual dengan kualitasnya

3 Saya memperhatikan lokasi dalam merintis usaha

4 Saya melakukan promosi dalam memasarkan produk yang saya jual

5 Pelayanan yang saya berikan kepada konsumen sudah cukup baik

Faktor Keuangan 6 Saya memperhatikan pengendalian

biaya

7 Saya mencatat pencairan dana modal kerja

8 Saya melakukan perencanaan (perinciannya),?


(6)

Faktor SDM 9 Saya memiliki SDM (manajer) yang

handal yang dapat memecahkan masalah secara kreatif

10 Saya dapat mengawasi suatu pekerjaan sesuai dengan target

11 faktor kepemimpinan atau leadership juga merupakan salah satu faktor penting

Keberhasilan Usaha 12 keuntungan dari usaha saya sudah

dapat ditabung

13 Usaha yang saya rintis mengalami perkembangan seperti bertambahnya jumlah pelanggan

14 Usahayang sya rintis mengalami peningkatan pada hasil produksinya

15 laba yang saya dapatkan sekarang sudah menutupi modal awal

16 Saya berencana untuk membuka cabang baru

17 perkembangan usaha selama ini dirasakan cukup memuasakan