Peran Identitas Etnis Dalam Komunikasi Antarbudaya Pada Komunitas India Tamil di Kampung Madras Kota Medan

  LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS Data diri informan ; Nama : TTL/Usia : Jenis Kelamin : Agama : Alamat : 1.

  Sudah berapa lama tinggal di Kampung Madras? 2. Bergaulnya dengan Etnis Tamil sajakah atau semua Etnis? 3. Bahasa apa yang anda gunakan dengan keluarga atau pun orang lain? 4. Anda sendiri mengapa masih menganggap bahasa Tamil itu penting? 5. Pernahkah anda mengalami hambatan saat berkomunikasi? 6. Adakah pertemuan atau perkumpulan khusus sesama Etnis Tamil? 7. Pernahkah terjadi masalah atau konflik di Kampung Madras? 8. Bagaimana tanggapan anda tentang Etnis Tamil yang ada di Kampung Madras? 9. Apakah budaya Tamil masih kental di Kampung Madras? 10.

  Kebudayaan Tamil anda dapatkan dari mana? 11. Apa saja atribut yang masih dipakai masyarakat Etnis Tamil yang ada di

  Kampung Madras? 12. Pakaiannya bagaimana? 13.

  Masih kah pakai kalung, potu, ataupun gelang? 14. Masih adakah cucuk hidung bagi perempuan, dan cucuk telinga bagi laki-laki, apa maknanya?

  15. Hari raya kebesaran India Tamil itu apa saja, dan masihkah dilaksanakan disini dengan meriah?

  Di sini masih banyak yang jualan makanan India Tamil? 18. Apakah masih selalu makan masakan India Tamil? 19. Apakah mewariskan kebudayaan India Tamil ke anak-anak?

  Tamilnya? 21. Menurut anda budaya apa saja yang sudah memudar dari masyarakat Etnis

  Tamil yang di Kampung Madras ini? 22. Menurut anda perlukah identitas etnis itu dipertahankan? 23. Bagaimana pandangan anda tentang masyarakat yang bukan Etnis India

  Tamil yang ada di Kampung Madras? 24. Bagaimana harapan anda untuk budaya Tamil di Kampung Madras ini?

  

Transkip Wawancara Pengerjaan Skripsi

  PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS Data diri informan ; Nama : Raunandas TTL/Usia : 71 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Budha Alamat : Jl. Cik Ditiro 27 B

  P : Sudah berapa lama tinggal di Kampung Madras? I : Saya disini sejak lahir. Sejak kakek nenek saya juga sudah lahir disini.

  Sekarang umur saya sudah 71 tahun. Jadi ya memang sudah asli sini saya. Jadi kepling aja saya sudah 30 tahun lebih, sekarang masih tetap kepling tapi sebagian kerjaan saya sudah saya bagikan dengan anak saya, kan saya juga sudah mulai tua. Jadi nanti anak saya yang bantu-bantu jugalah.

  P : Bergaulnya dengan Etnis Tamil sajakah atau semua Etnis? I : Ya kalo bergaul kita sudah pasti sama semua orang. Sama semua warga disini.

  Mau itu orang Tamil atau pun yang bukan karna kan warga saya di Kampung Madras ini beragam etnis, beragam agama ya macam-macamlah. Di sini bukan orang India semuanya. Dulu ini memang tempatnya orang India, tapi kalo sekarang sudah bermacamlah malah orang kita China pun sudah banyak disini, jadi ya berbaurlah dengan semua orang.

  P : Bahasa apa yang anda gunakan dengan keluarga atau pun orang lain? I : Kalo dirumah saya dengan istri memang kadang menggunakan bahasa Tamil.

  Tapi lebih sering kita pake bahasa Indonesia. Kalo dirumah saya dan istri masih bisa bahasa Tamil, baca bisa tulispun bisa. Kalo anak-anak saya sudah tidak begitu bisa lagi. Karna sudah sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia. Kalo bahasa Tamil sendiri paling sedikit lah. Sekedar mengerti saja lah.

  P : Anda sendiri mengapa masih menganggap bahasa Tamil itu penting? I : Bahasa Tamil dan Indonesia sama pentingnya, maunya bisalah dua-duanya. P : Pernahkah anda mengalami hambatan saat berkomunikasi?

  I : Kalo masalah salah saat berkomunikasi ya gak pernah-lah. Karna semua yang di Kampung Madras ini 100 persen udah menggunakan Bahasa Indonesia. Kita orang Tamil pun lancar bahasa Indonesia, jadi ya memang gak pernah salah komunikasi disini. Masyarakat Tamil mudah bergaul, makanya masalah atau konflik pun nggak pernah terjadi disini.

  P : Adakah pertemuan atau perkumpulan khusus sesama Etnis Tamil? I : Kalo pertemuan formal gadak. Ya paling pertemuan-pertemuan pas ibadah.

  Misalnya ke kuil, ke gereja, ke mesjid.

  P : Pernahkah terjadi masalah atau konflik di Kampung Madras? I : Nggak pernah.

  

P : Bagaimana tanggapan anda tentang Etnis Tamil yang ada di Kampung

Madras?

  I : Semua etnis itu bagus, pasti bagus. Medan ini lain daerah lain. Medan ini daerah yang tidak panatik. Liat ajalah contohnya Kampung Madraskan semua etnis ada disini, semua agama ada. Semuanya disini berbaur. Orang kita Tamil hormati mereka punya budaya, orang tiu pun begitu, saling menghormati. Maka ada istilah ini Medan bung, semua etnis ada disini dan bisa berbaur dengan sangat baik.

  P : Apakah budaya Tamil masih kental di Kampung Madras?

  I : Budaya Tamil disini ya masih tetap ada. Tapi ya udah gak kayak di India asli lagi kan kita orang Tamil disini sudah sejak lahir. Jadi ya memang sudah berbaur dengan semua budaya yang ada. Kalo dibilang kental gak kental lagi tapi masih tetap ada. Kayak Deepavali masih ada, Thaipusem itu yang upacara besar yang masih selalu dijalankan. Kalo orang Tamil agama lain ada yang masih menjalankan atau ada yang sudah mengikuti sesuai agamanya.

  P : Kebudayaan Tamil anda dapatkan dari mana?

  I : Dari orang tua saya, dari leluhur dulu. Kalo dari sekolah kan memang tidak ada disini jadi ya kita dapatkan dari kita punya orang tualah.

  P : Apa saja atribut yang masih dipakai masyarakat Etnis Tamil yang ada di Kampung Madras?

  I : Bisa kita tengoklah ya, dari baju India yng dipake orang India Tamil wakttu pergi beribdah ke kuil, ato kepesta. Pottu, kalung untuk perempuan yang punya suami.

  P : Pakaiannya bagaimana?

  I : Kalo disini pakaiannya semua orang Tamil yang ada di Kampung Madras ya meggunakan pakaian biasa sehari-hari yang kayak kita pakai sekarang ini. Yang saya pake, yang kamu juga pake, sama saja. Baju India yang untuk perempuankan sari dan yang laki-laki ada westi. Itu dipake pas acara-acara tertentu saja pastinya. Kayak pasa hari-hari penting ato hari-hari besar India. Kalo mau ke ibadah, misalnya ke kuil. Dan kalo pas acara pesta.

  P : Masih kah pakai kalung, potu, ataupun gelang?

  I : Kalo soal kalung itu kayak tali benang yang besar itu kan untuk perempuan yang mempunyai suami. Itu tandanya ikatan dengan suami. Jadi kan kita kan jadi gak sembarang kalo mislanya mau lihat orang. Tali ato kalung itu bukan kayak kalug emas dia kayak tali benang tapi lebih besar-lah. Kalo potu juga orang kita Tamil di Kampung Madras masih pake potu yang dijidat itu kalo masalah warna sekarang ini sudah sama aja. Yang penting itukan identitas kita sebagai orang India Tamil.

  

P : Masih adakah cucuk hidung bagi perempuan, dan cucuk telinga bagi

laki-laki, apa maknanya?

  I : Iya masih ada yang melaksanakannya ada juga yang enggak.

  P : Hari raya kebesaran India Tamil itu apa saja, dan masihkah dilaksanakan disini dengan meriah?

  I : Perayaan disini Deepavali dan Thaipusem. Semua masyarakat India Tamil yang agama Hindu atao agama lain semua merayakannya. Pergi ke kuil sama- sama. Kalo hari Deepavali dan Thaipusem biasanya yang bukan orang India Tamil mendatangi rumah kita yang Tamil.

  P : Apa ciri khas dari India Tamil?

  I : Baju India nya, dari makanan karinya, aksesorinyalah kayak pottu, gelang sama kalungnya.

  P : Di sini masih banyak yang jualan makanan India Tamil?

  I : Masih lah, masih banyak yang jualan makanan india, tapi ada juga yang bukan orang India Tamil yang jualan, kayak China dan Jawa.

  P : Apakah masih selalu makan masakan India Tamil?

  Kalau makanan semua kita makan. Mau makan India makanan Medan pun kita makan. Tapi lebih sering dirumah makan makanan Medan kayak sayur bening, kalo makanan India kita orang Tamil makan yang kari-kari saja.

  P : Apakah mewariskan kebudayaan India Tamil ke anak-anak?

  I : iyalah pasti. Namanya orangtua sudah pasti kita orang Tamil mengajari ke anak-anak tentang kebudayaan India Tamil.

  

P : Menurut anda bagaimana dengan anak muda Etnis Tamil sekarang

budaya Tamilnya?

  I : Sudah kurang peduli-lah. Nggak ada kayaknya berusaha tetap mencari tahu kebudayaan asli mereka. Padahal kan sekloah juga nggak ada sekeloh Inida. Apa yang diajarkan ya diterima saja, dan juga sudah mulai mengikuti kebudayaan lain. Tapi kan itu juga karena perkembangan teknologi juga jadi lupa sama budaya.

  

P : Menurut anda budaya apa saja yang sudah memudar dari masyarakat

Etnis Tamil yang di Kampung Madras ini?

  I : Mungkin sudah banyak. Yang paling mendasar contohnya aja sudah tak tau lagi dia bahasa Tamil. Karena disini kan jarang menggunakan bahasa Tamil. Tapi kebudayaan-kebudayaan lain masih tetap dipake. Paling yang menggunakan bahasa Tamil disini orang-orang tua ajalah.

  P : Menurut anda perlukah identitas etnis itu dipertahankan? I : iya lah itu perlu supaya tetap ada kebudayaan Tamil di Kampung Madras. P : Bagaimana pandangan anda tentang masyarakat yang bukan Etnis India Tamil yang ada di Kampung Madras?

  I : Semua etnis itu bagus, pasti bagus. Medan ini lain daerah lain. Medan ini daerah yang tidak panatik. Liat ajalah contohnya Kampung Madraskan semua etnis ada disini, semua agama ada. Semuanya disini berbaur. Orang kita Tamil hormati mereka punya budaya, orang tiu pun begitu, saling menghormati. Maka ada istilah ini Medan bung, semua etnis ada disini dan bisa berbaur dengan sangat baik.

  P : Bagaimana harapan anda untuk budaya Tamil di Kampung Madras ini?

  I : Supaya semua masyarakat yang Etnis India Tamil ataupun yang bukan Tamil bisa tetap menjaga toleransi dan saling menghargai di Kampung Madras ini.

  

Transkip Wawancara Pengerjaan Skripsi

  PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS Data diri informan ; Nama : M. Manogren TTL/Usia : 03 Maret 1963/ 51 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Hindu Alamat : Jl. Kebun Bunga No 18 E Kampung Madras No Hp/email : 081260003075

  P : Sudah berapa lama tinggal di Kampung Madras?

  I : Sudah lama-lah. Saya lahir disini, dan mulai kakek, nenek dan orang tua saya juga sudah lahir disini. Saya kira-kira lima puluh satu tahun sudah tinggal disini.

  P : Bergaulnya dengan Etnis Tamil sajakah atau semua Etnis?

  I : Bergaulnya dengan semua etnislah. Etnis Tamil iya, Etnis lain juga. Disini ada orang kita Cina (Tionghoa), Batak, Tapanuli, Jawa. Semua orang kita kawani. Karena kan kita akan komunikasi dengan semua tetangga kita.

  P : Bahasa apa yang anda gunakan dengan keluarga atau pun orang lain?

  I : Kalo saya masih lancar Bahasa Tamil, tapi sama keluarga lebih sering pake bahasa Indonesia. Bahasa Tamil dikeluarga saya tidak begitu dimengerti. Istri dan anak saya hanya mengerti sedikit-sedikit saja. Dan karena memang lebih sering pake bahasa Indonesia. Kalau kami ngumpul atau pun sedang duduk dan ngobrol- ngobrol kami lebih sering menggunakan bahasa Indonesia.

  P : Anda sendiri mengapa masih menganggap bahasa Tamil itu penting?

  I : Ya sangat pentinglah. Karena kan itu bahasa daerah kita. Itulah identitas kita, biar orang tau kita orang Tamil.

  P : Pernahkah anda mengalami hambatan saat berkomunikasi?

  I : Gak pernah ada hambatan saat berkomunikasi dengan orang-orang luar Etnis Tamil. Di Kampung Madras ini kan terdiri dari beberapa etnis. Ada Jawa, Batak, Tapanuli India tapi semua memiliki toleransi yang sangat baik. Silaturahimnya bagus sekali. Sampai-sampai orang-orang yang bukan orang Tamil ada juga yang bisa mengerti bahasa Tamil. Contohnya tetangga saya, beberapa teman saya. Walaupun gak sempurna. Misalnya dengan manggil paman, atau adik dalam bahasa Tamil itu mereka bisalah.

  P : Adakah pertemuan atau perkumpulan khusus sesama Etnis Tamil?

  I : Perkumpulan paling pas ibadah saja, itupun sesuai agamanya ya. Agama islam beribadah di masjidlah, Kristen atau Protestan di Gereja, Hindu di Kuil dan Budha di Vihara. Pas ibadah itulah mereka kita-kita kumpul, sama pemuka agamanya masing-maisng-lah. Sebenarnya hubungan langsung ke India itu sudah gak ada lagi. Kami tahu kampung kami, asal kami dari India. Tapi sanak kelurga kami gatau ada atau nggak di India. Dulu ada Forum Perkumpulan Masyarakat Tamil Sumatera Utara, Indonesia. Himpunan orang Tamil walaupun beragam agama. Tujuannya supaya ada menjalin suatu kerukunan diantara masyarakat Tamil. Dan sebagai orang Tamil yang lahir di Indonesia. Itu dia bergerak dibidang sosial untuk membantu orang yang membutuhkan. Dan membantu anak Tamil yang lulus sekolah ingin melanjutkan kuliah ke India, dengan kerja sama dengan India itu juga untuk membantu program pemerintah. Ini semacam perpanjangan tangan pemerintah. Sekarang masih ada tapi sudah tidak aktif lagi, sudah mandet.

  P : Pernahkah terjadi masalah atau konflik di Kampung Madras?

  I : Dulu pernah ada tapi bukan konflik lah, ada semacam salah tafsiran saja antar warga sini, apa pastinya saya sudah lupa, dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan, dan sekarang udah gak ada lagi. Tak pernah ada masalah di Kampung Madras ini. Semua aman disini, gak ada yang anggar jago.

  

P : Bagaimana tanggapan anda tentang Etnis Tamil yang ada di Kampung

Madras?

  I : Masyarakat Tamil yang ada Medan adalah orang Tamil yang paling baik diseluruh Indonesia. Kita orang Tamil ini pun mudah bergaul, bisa hidup dimana saja. Di Medan hidup dengan beragam budaya, agama. Nah orang Tamil di Medan ditempah dengan kemajemukan itu. Makanya orang Tamil di Medan itu bisa sangat baik dibandingkan didaerah lain. Bisa hidup dengan toleransi yang sangat baik. Orang Tamil disinilan sudah banyak yang menikah dengan agama atau etnis dengan budaya selain Tamil tak ada masalah, tak seperti Syikh. Kalo dibebrapa daerah masih sesama Tamil aja mereka menikah. Rasa nasional orang Tamil itu tinggi di Indonesia, karena dapat berbaur dengan budaya yang ada di Indonesia, begitu juga bahasa Indonesia yang sering digunakan bukan bahasa Tamil. Saya bangga jadi orang Indonesia.

  P : Apakah budaya Tamil masih kental di Kampung Madras?

  I : Masyarakat Tamil yang agama Hindu masih ada yang kental. Karena masih sering menjalankan budaya-budaya India Tamil. Dari perayaan hari besar, upacara, berpakaian dihari tertentu. Kalo bahasa Tamil memang sudah tidak semua mengerti lagi orang Tamil disini. Tapi selain agama Hindu budaya Tamilnya sudah mulai luntur. Ada yang masih pakai budaya Tamil tapi ada yang tidak. Kebanyakan sih sudah tidak pakai lagi, semua sudah adobsi sesuai agama yang dipeluknya.

  P : Kebudayaan Tamil anda dapatkan dari mana? I : Kebudayaan Tamil itu itu didapatkan secara turun-temurun dari leluhur kitalah.

  Diajarkan oleh orang tua, leluhur. Di keluarga dulu. Kalau dari lingkungan sekolah saya tidak dapatkan. Karna kan disini gak ada sekolah untuk khusus India Tamil. Etnis Tamil ada 5 agama kecuali Konghuju.

  P : Apa saja atribut yang masih dipakai masyarakat Etnis Tamil yang ada di Kampung Madras? I : Sudah pasti bisa dilihat dari pakaianya. Kalo ada hari-hari penting, hari besar.

  Misalnya kalo pergi ke kuil barulah pake baju India. Tapi kalo sehari-hari masih tetap pake baju biasa. Ada lagi potu, potu itulah salah satu tanda kalo orang pakae itu berarti dia India Tamil. Sama untuk perempuan pake tali yang dijadikan kalung. Itu tandanya seorang perempuan yang puny suami. Dia bukan kalung emas, jadi kayak tali benang tapi lebih besar.

  P : Pakaiannya bagaimana?

  I : Pakaian yang kayak saya bilang tadi sehari-harinya pake baju biasalah. Di sini gak ada lagi yang sehari-harinya pake sari. Ada mungkin satu-dua orang. Kalo pake baju India itulah mau ke kuil ato ke pesta ato pas hari raya India.

  P : Masih kah pakai kalung, potu, ataupun gelang?

  I : Kalung yang untuk perempuan yang punya suami masih pake kalo disini. Potu juga masih pake kan itu yang menandakan kalo kita ini orang Tamil. Beda sama yang lain gak ada tandanya. Kalo gelang itukan hanya asesori yang biasa dipake kita orang Tamil. Untuk mempercantik ajalah.

  

P : Masih adakah budaya cucuk hidung bagi perempuan dan cucuk telinga

bagi laki-laki, dan apa maknanya?

  I : Masih ada, kalo untuk perempuan itu menandakan dia itu sudah dewasa. Kalo laki-laki juga telinganya di cucuk berarti dia udah dewasa.

  

P : Hari raya kebesaran India Tamil itu apa saja, dan masihkah

dilaksanakan disini dengan meriah?

  I : Deepavali itu seperti hari raya Etnis India, semua India termasuk Tamil. Hari dimana Hari Tahun baru untuk India Tamil. Itu ada pada kira-kira bulan-bulan Oktober atau Nopemberlah. Ya untuk pergantian tahunlah. Jadi perayaan Deepavali dan Thaipusem yang masih ramai dan besar dilaksanakan di Kampung Madras ini, kita pergi kekuil, anak-anak pakai baju baru ada yang pasang kembang api dan lilin. Di sini juga biasanya orang rumah masak-masak kue makanan enak lah. Tetangga juga ada yang datang bertamu kerumah kita. Terus ada p erayaan Thaipusam. Biasanya antara bulan Januari dan Februari , tujuannya untuk

  

nazar kayak penebusan dosa seperti itulah kira-kira untuk acara-acara yang besar yang

masih ada di Kampung Madras.

  P : Apa ciri khas dari India Tamil?

  I : Salam khas India Tamil mungkin masih digunakan saat bersapaan dengan orang tua. Merapatkan kedua tangan dan sedikit membungkuk. Tapi kebanyakan Tamil yang sudah masuk agama lain tidak lagi menggunakan salam seperti itu. Salam kayak gitukan lebih sering digunakan untuk Tamil yang agama Hindu. Jadi kalo sidah agama lain ya salamnya sesuai agama merekalah.

  P : Di sini masih banyak yang jualan makanan India Tamil?

  I : Dibilang banyak gak jugalah, tapi pastinya ada kan disini awalnya kita orang India semua, jadi masih adalah yang jual martabak, makanan India kayak kari- karian, nasi briani, minuman India.

  P : Apakah masih selalu makan masakan India Tamil?

  I : Tidaklah, sudah terbiasa dengan makanan Indonesia. 80% makan masakan orang Medan. Dirumah kami pun ada sayur lodeh, tauco, sambal, sayur bening yang bukan makanan khas India Tamil. Paling yang masih kami makan itu Kari sebagai makanan khas India. Istri masih masak makanan India. Bedaya dinegara lain Tamil itu masih dekat dengan India. Misalnya di Malaysia, orang Tamil itu masih kental dengan masakan India. Begitu juga dengan bahasa Tamil, dan pakaianya pun masih kental seperti India.

  P : Apakah mewariskan kebudayaan India Tamil ke anak-anak?

  I : Iyalah mewariskan ke anak-anak dan istri saya. Misalnya membiasakan anak- anak pakai baju India kayak sari. Pake gelang-gelangan. Ada cucuk idung pas aqil balik untuk perempuan. Dan laki-laki cucu telinga tapi disini sudah jarang cucuk telinga laki-laki begitu juga dengan perempuan. Anak-anak saya bisa menggunakan bahasa Tamil tapi tidak begitu sempurna paling ada 30% lah. Karena kan anak-anak sekarang ini pun bergaul dengan semua orang bukan hanya sesama Etnis Tamil. Mereka kan bersosial di sekolah dan diluar rumah. Dirumah paling ada berapa jam lah mereka lebih banyak disekolah dan diluar. Kan jadi sudah jarang menggunakan budaya Tamil, sperti bahasa Tamillah contohnya. Dan istri saya saja kalau saya ngomong dengannya pakai bahasa Tamil dia gak mau cakap Tamil tapi dia mengerti. Tapi kalau saya bawa keluar negeri waktu itu ke Malaysia dia mau cakap Tamil. Lucu kan? Kalau saya gak peduli dimana pun dan seramai apapun orang kalau ada orang India saya bahasa Tamil.

  

P : Menurut anda bagaimana dengan anak muda Etnis Tamil sekarang

budaya Tamilnya?

  I : Yang saya lihat sudah mulai luntur identitasnya sebagai orang Tamil. Bahasa daerah Tamilnya sendiri aja mereka sudah tidak terlalu banyak yang mengerti. Misalnyalah walaupun kita tetap menggunakan bahasa tamil dengan mereka tapi mereka mejnawabnya dengan bahasa Indonesia. Dulu ada sekolah bahasa Tamil di Kampung Madras. Tapi gadak yang mau lagi anak-anaknya jadi sekarang gak buka lagi. Karena jam disekolah sudah padat sekali. Beda sama dulu pulang sekolah sampai tengah hari saja. Dan siangnya sekolah Tamil. Kalau sekarang anak-anaknya kan sudah mengikuti kemajuan teknologi. Ya usaha kita tetap aja masih ngomong dengan mereka menggunakan bahasa Tamil walaupun mungkin gak selalu didengar tapikan lama-lama terekam paling tidak sedikit di otak mereka. Karena nanti pas keluar Indonesia baru terasa. Di negara lain orang-orang Tamil masih kental dengan bahasa Tamilnya. Harusnya bahasa Indonesia harus dipelajari namun bahasa daerah jangan ditinggalkan.

  

P : Menurut anda budaya apa saja yang sudah memudar dari masyarakat

Etnis Tamil yang di Kampung Madras ini?

  I : Dari bahasalah yang paling keliatan kali. Di sini sudah mulai tak ngerti lagi orang-orang India Tamilnya.

  P : Menurut anda perlukah identitas etnis itu dipertahankan?

  I : Perlulah supaya kita dan orang lain identitas tentang etnis kita Tamil itu gimana. Karena walaupun kita semua orang Indonesi kan pasti ada yang membedakan kita dengan yang lain, baik itu etnis, budaya atau agama.

  P : Bagaimana pandangan anda tentang masyarakat yang bukan Etnis India Tamil yang ada di Kampung Madras?

  I : Semua orang di Medan ini orang apapun, etnis dan agama apapun kita semuanya bagus-bagus hubungannya. Tempahan Indonesia ini khususnya Medan ya bagus-bagus. Karena kita orang terbiasa hidup di lingkungan yang beragam suku, etnis, agama, ras. Toleransi dan tolong menolongya cukup baik. Kalo sedang kita orang Tamil ada acara, mereka datang. Kalo mereka ada acara kitapun datang.

  P : Bagaimana harapan anda untuk budaya Tamil di Kampung Madras ini?

  I : Kedepannya ya masyarkat Tamil itu harus lebih banyak menjaga kerukunan, kerukunan antar agama, antar etnis, kedua masyarakat Tamil harus tetap menjaga budaya yang bisa diterima dizaman ini harus dipertahankan.

  

Transkip Wawancara Pengerjaan Skripsi

  PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS Data diri informan ; Nama : Siwa Kalyani TTL/Usia : Medan. 04 Agustus 1957/57 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Hindu Alamat : Kampung Madras Hobby : Memasak

  P : Sudah berapa lama tinggal di Kampung Madras ?

  I : Iya saya tinggal disini sudah lama-lah. Sudah sejak kakek, nenek dan orang tua saya sudah tinggal disini. Saya pun sejak lahir disini sekarang umur sudah 57 tahun-lah

  P : Bergaulnya dengan Etnis Tamil sajakah atau semua Etnis? I : Berbaur dengan semua etnislah kan tetangga saya ada dari semua etnis ada.

  Disini memang dulu kan semua orang Tamil, tapi sekarang sudah banyak juga etnis lain, ada China ada batak, jawa macam-macamlah. Semua orang disini baik- baik. Kalo kita pas alagi ada acara ya saling membantu. Kalo pas hari raya juga saling mengunjungi kerumah-rumah.

  P : Bahasa apa yang anda gunakan dengan keluarga atau pun orang lain?

  I : “Di rumah masih kental dengan bahasa Tamil. Saya, sama anak sama suami dirumah masih pake bahasa ibu-lah ya. Karena dirumah selalu bahasa Tamil, sampe anjing peliharaan kami pun mengerti bahasa Tamil. Ya rugi-lah ya kalau bahasa ibu kita tidak pakai. Karena dari kakek saya pun kami dibiasakan menggunakan bahasa Tamil. Anak saya pun pande bahasa Tamil. Beda dengan kawan-kawanya yang sudah banyak yang tidak mengerti bahasa daerahnya sendiri. Karena-kan memang generasi anak saya pun sudah banyak tidak bisa menggunakan bahasa Tamil. Kalau dengan orang lain ya kita pake bahasa

  Indonesia-lah ya. Karena orang Tamil yang disini pun gak semua bisa bahasa Tamil. Kalau sesama Tamil yang mengerti bahasa Tamil tetap menggunakan bahasa Tamil. Tapi yang tidak mengerti ya pasti pake bahasa Indonesia-lah.

  P : Anda sendiri mengapa masih menganggap bahasa Tamil itu penting?

  I : Ya penting-lah. Kita-kan orang Tamil masak gak bisa bahasa asal kita sendiri ya malu-lah. Kita pun baca doa mantra-mantra yang ada di kuil itu masih pake bahasa Tamil.

  P : Pernahkah anda mengalami hambatan saat berkomunikasi?

  I : Gak pernah ada masalah kendala dengan bahasa. Tidak pernah ada maslah salah pengertian dalam bahasa dengan sini, dengan yang bukan orang Tamil. Pokoknya semua hubungan disini bagus semua kan sudah lebih sering pake Bahasa Indonseia-lah. Biar china biar India semua bisa pake Bahasa Indonesia. Semuanya berkawan sejak saya tinggal disini tidak pernah gadoh sama siapapun. Boleh tanya tetangga saya disini.

  P : Adakah pertemuan atau perkumpulan khusus sesama Etnis Tamil?

  I : Ada perkumpulan sendiri Etnis Tamil. Ibu darma wanita, khusunya untuk agama Hindu saja. Kalau untuk semua agama perkumpulan orang Tamil itu gadak ya.

  P : Pernahkah terjadi masalah atau konflik di Kampung Madras?

  I : Konflik atau masalah tidak pernah ada ya disini. Karena toleransinya orang sini itu sangat bagus ya. Dari warga sampe lurahnya semua bagus. Semua berbaur semua etnis. Rasa tolong-menolongnya kuat kalilah.

  P : Bagaimana tanggapan anda tentang Etnis Tamil?

  I : Etnis Tamil ini paling baik-lah ya, bagus orang-orangnya, buktinya saja ya bisa berbaur sama semua orang, kita orang Tamil ini bisa masuk dengan etnis apa saja. Mau yang etnis sama, etnis lain. Kan di Kampung Madras ini udah bukan orang

  Tamil aja yang ada, udah macam-macam-lah. Disini ada kita orang China, batak, jawa. Orang kita Tamil ini mudah bergaul dan bisa hidup dengan macam-macam orang.

  P : Apakah budaya Tamil masih kental di Kampung Madras?

  I : Kalau di Kampung Madras sudah mulai kurang ya. Misalnya aja mulai kurang itu kayaknya dalam bahasa Tamil yang sudah tidak banyak lagi yang mengenalnya. Padahal kan bahasa itu sangat-lah penting. Kalo macam hari raya India itu masih tetap ada. Perayaan Deepavali yang masih rame disini sama

Thaipusem . Itukan acara hari rayanya orang Tamil jadi masih tetap dalah disini.

Semua orang Tamil disini masak kue, beli baju baru, ya samalah dengan hari raya agama lainnya.

  P : Kebudayaan Tamil anda dapatkan dari mana?

  I : Kalo saya dapat budaya Tamil dulunya dapat dari orang tua, sekolah, baca buku. Bahasa Tamil pun saya dapat dari baca buku Tamil dan sekolah Tamil dulu ada disini itu ada di kuil untuk anak-anak Tamil disitu belajar senua tentang Tamil. Sekarang sudah gak ada lagi, karena sudah gadak yang mau anak-anak Tamil ini sudah gak peduli lagi.

  P : Apa saja atribut yang masih dipakai masyarakat Etnis Tamil yang ada di Kampung Madras?

  I : Orang kita Tamil masih lah pake potu yang dijidat itu. Ada lagi kalung tali yang tandanya perempuan yang udah punya suami.

  P : Pakaiannya bagaimana?

  I : Kalo baju ya sehari-hari kita pake baju biasa. Kalo ke kuil atao kita pergi pesta barulah kita pake baju India. Tapi kita tetap pake baju yang sopanlah. Orang Tamil disini bajunya sopan-sopan.

  P : Masih kah pakai kalung, potu, ataupun gelang?

  I : Masih lah, kalo kalung masih kayak saya ini. Kalungnya dari tali bahannya kayak-kayak benang tapi lebih besar . itu kan tandanya perempuna yang pake itu, berarti dia punya suami. Kalo suaminya udah meninggal atau cerai dia harus bukalah. Kalo potu masih semua kita orang Tamil rata-rata pake. Kalo masalah warna sudah suka hati. Dan yang sekarang saja dia sudah kayak stiker ditempel aja dijidat.

  

P : Masih adakah cucuk hidung bagi perempuan, dan cucuk telinga bagi

laki-laki, apa maknanya?

  I : Itu juga masih ada, untuk yang perempuan dicucuk hidungnya, laki-laki cucuk telinganya. Itu tandanya mereka sudah dewasalah.

  

P : Hari raya kebesaran India Tamil itu apa saja, dan masihkah

dilaksanakan disini dengan meriah?

  I : Itu ada banyak tapi yang masih sering ada disini paling Deepavali dan

  

Thaipusem . Masih rame di Kampung Madras ini. Rame-rame pergi kuil-lah. Kalo

Deepavali kan acara tahun baru Tamil sama semua India didunia. Kalo Thaipusem

  artinya kegiatan untuk bayar nazar dan penebusan dosa kita. kan itu perayaan Itukan acara hari rayanya orang Tamil jadi masih tetap dalah disini. Semua orang Tamil disini masak kue, beli baju baru, ya samalah dengan hari raya agama lainnya. Rumah-rumah kita juga semua dihiasi biar cantik. Kampung Madras ini ramai dengan asesori India. Semua orang kita Tamil pasti rayakan walau pun yang Muslim, Kristen ato pun Budha. Mereka pun kalo hari raya mereka juga rayakan- lah disini.

  P : Apa ciri khas dari India Tamil?

  I : Banyak ya, mulai dari budaya dan kebiasaan orang Tamil. Beda masyarakat Tamil dengan yang lain itu, dari pakaiannya harus sopan. Pakaian perempuan pakai sari, laki-laki pakaian westi. Tapi baik laki-laki maupun perempuan sekarang ini ada yang mau ada yang enggak. Pergi ke Kuil pun ada yang pake ada yang pake baju biasa juga. Tapi kalau keseharian gak lah pake sari. Kan gak mungkin lah kita pake sari setiap hari. Karna kan mungkin kita udah mulai lahir disini, sudah berbaur, paling masih terus pake celana punjabi, celana panjang punjabi. Paling pake sari pake acara-acara seperti nikah. Bedanya sari itu antara janda dan tidak. Kalau dulu kan janda sarinya pake warna muda-muda, bukan yang terang. Tapi sekrang udah lebih hebat baju janda dari pada yang biasanya. Karena jaman yang modern tu jugalah. Janda kan gadak pake kalung yang menandakan ikatan, sama patunya juga beda, biasanya gak pake lagi. Patu tanda yang dijidat itu yang makein suami biasanya. Budaya Tamil yang masih ada disini itu cucuk lidah masih ada. Tujuannya itu untuk niat atau seperti nazar gitu. Syaratnya harus puasa kalau sembarang bisa berdarah gitu. Saya tidak pake cucuk lidah, karena saya gak suka. Itu identitas inida Tamil. Cucuk hidung itu menandakan aqil balikh perempuan saya ga cucuk karena saya gak suka. Kalo laik-laki Hindu khususnya cucuk kuping. Tapi kan disini saja sudah jarang kali yang kayak gitu.

  P : Di sini masih banyak yang jualan makanan India Tamil?

  I : Kayaknya gak banyaklah, tapi masih ada. Banyak ya paling ada di Pagaruyung yang buka malam-malam itukan. Tapi pun itu ada juga yang jualan kita orang China. Sekitar rumah kita ini pun kan masih adalah yang jual makanan India.

  P : Apakah masih selalu makan masakan India Tamil?

  I : Makan akita sekarang udah terbiasa dengan masakan Indonesia, masakan Medanlah. Kalo masakan India kami sudah jarang makan. Seperti nasi briyani, kacang-kacangan, roti India sama kari-kari. Paling saat ini itu yang masih makan kari-kari. Kari ayam, ikan. Tapi itu pun jarang. Paling seminggu dua kali, pelin sering masak sambal, gule sayur bening. Malah pergi India pun kami gak bisa makan masakan sana. Kalau pergi ke India kami disana pake bahasa Indonesia kan orang India sana gak ngerti jadi kami bisa ngomong-ngomong rahasia kan mereka gk ngerti. Dari namakan kami masih kental dengan Tamil India.

  P : Apakah mewariskan kebudayaan India Tamil ke anak-anak?

  I : Kalau saya ke anak saya ajarkan bahasa Tamil, saya biasakan jadi anak saya bisa baca tulis bahasa Tamil. Alhasil anak saya pun bisa tidak seperti teman- temannya yang bahasa Tamil pun tidak bisa pake. Kan kita harus tau budaya dan agama jugalah.

  

P : Menurut anda bagaimana dengan anak muda Etnis Tamil sekarang

budaya Tamilnya?

  I : Anak sekarang memang sudah berkurang ya tentang budaya Tamilnya. Tapi anak sekarang sudah banyak yang buka internet. Biasanya anak buka internet dan semua mereka bisa dapat dari sana tentang Tamil. Tapi supaya anak sekarang juga mengenal budaya tamil itu banyak buku-buku Tamil yang sudah jadi bahasa Indonesia.

  P : Menurut anda budaya apa saja yang sudah memudar dari masyarakat Etnis Tamil yang di Kampung Madras ini?

  I : Banyaklah. Karna kan kita sudah lama juga hidup di Kampung Madras ini, pastilah ada yang luntur. Kayak bahasa Tamil kita orang Tamil aja kan sudah banyak yang tak bisa. Budaya pake baju juga kan yang kayak saya bilang tadi kita sudah gak pake baju India lagi sehari-hari.

  P : Menurut anda perlukah identitas etnis itu dipertahankan? I : Ya perlulah yakan. Itukan yang membedakan kita sama orang-orang lain.

  Identitas itukan tanda kita. Kalo orang India Tamil itu kulinya hitam manis, hidungnya mancung.

  P : Bagaimana pandangan anda tentang masyarakat yang bukan Etnis India Tamil yang ada di Kampung Madras?

  I : Kalo orang Medan itukan ada yang keras ada yang lembut. Sama kayak orang Etnis Tamil, itu suaranya keras juga. Tapi ada yang lembut juga. Toleransinya juga semua etnis di Medan ini sangat bagus ya. Semua saling menghargailah.

  P : Bagaimana harapan anda untuk budaya Tamil di Kampung Madras ini?

  I : Untuk mempertahankan budaya Tamil itu bisalha dimulai dari keluarga seperti bahasa. Di rumah-rumah ibadah juga saat ini sudah disalurkan itu budaya-budaya

  Tamil. Itu sangat perlulah, gak bisa kita hilangkan. Harapan untuk etnis Tamil biar lebih maju lagi, biar lebih dikenal orang lagi. Budaya Tamil itu jangan ditinggalkan, apa lagi bahasa kan itu sangat penting sebagai identitas. Karena sudah mulai luntur. Misalnya teman anak saya yang cuma bebrapa orang yang bisa, bahkan ada yang sama sekali tidak bisa. Pernah ada orang Tamil belanja, saya pake bahasa Tamil, ternyata dia sama sekali gak ngerti.

  

Transkip Wawancara Pengerjaan Skripsi

  PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS Data diri informan ; Nama : Sanjay TTL/Usia : Medan, 14 Juli 1976 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Hindu Alamat : Jl. T. Umar No. 67 Hobby : Mengajar

  P : Sudah berapa lama tinggal di Kampung Madras ?

  I : Saya sudah sejak lahir disini jadi sudah 38 tahun lamanya. Bahkan kakek- nenek dan orang tua saya juga sudah lahir disini.

  P : Bergaulnya dengan Etnis Tamil sajakah atau semua Etnis?

  I : Kita disini bergaulnya dengan semua etnis. Hubungan sesama Etnik Tamil sangat baik, yang bukan Tamil juga baik. Saya sebagai kepala lingkungan juga merasa sesama hubungannya sangat baik. Semua berbaur. Dengan lain etnis pun sangat berbaur.

  P : Bahasa apa yang anda gunakan dengan keluarga atau pun orang lain?

  I : Dalam keseharian saya menggunakan bahasa Indonesia tapi kadang-kadang pake bahasa Tamil. Tapi lebih sering pake bahasa Indonesia. Karena sudah terbiasa pake bahasa Indonesia. Kita Etnis Tamil ni jauh lebih tinggi rasa nasionalisnya, beda sama etnis lain kayak Thionghoa yang masih pake bahasa mereka. Misalnya mereka berkumpul ada lima orang, tiga orang suku lain mereka yang dua lagi pake bahasa China. Kalo orang Tamil ada lima orang kumpul, empat orang Tamil yang satu enggak, mereka tetap pake bahasa Indonesia. Kalau dirumah saya anak-anak masih mengerti bahasa Tamil.

  P : Anda sendiri mengapa masih menganggap bahasa Tamil itu penting?

  I : Sudah pasti penting. Itukan salah satu identitas kita. Banyak identitas kita bahasa yang paling bisa terlihat. Kita kan warga Indonesia tapi bahasa Tamil itu sangat penting itulah salah satu budaya kita yang perlu kita jaga.

  P : Pernahkah anda mengalami hambatan saat berkomunikasi?

  I : Sejak saya disini belum pernah ada salah paham karena komunikasi. Karena kan semua orang disini lebih sering pake Bahasa Indonesia. Kalo pun seperti orang China yang masih kental sama bahasanya itu dirumah aja.

  P : Adakah pertemuan atau perkumpulan khusus sesama Etnis Tamil?

  I : Perkumpulan khusus Etnik Tamil ada tapi di kuil. Itu khususnya agama Hindu tiap selasa dan jumat saat ibadah. Untuk perkumpulan semua Etnis Tamil dan semua agama tidak ada.

  P : Pernahkah terjadi masalah atau konflik di Kampung Madras?

  I : Dulu ada masalah antara sesama Etnis Tamil, karena masalah-masalah organisasi-lah. Dan itu dulu sekali saya sudah tak ingat lagi pun. Waktu itu saya ingatnya dipertemukan semua pihak yang ikut dan sudah didamaikan. Tapi masalah itu sudah selesai gak ada lagi sekarang ini. Kalau sama lain Etnis Tamil gak pernah ada masalah, orang Tamil aman semua.

  P : Bagaimana tanggapan anda tentang Etnis Tamil?

  I : Padangan tentang India Tamil saya melihat budayanya itu bagus, memang betul-betul menghormati semuanya. Tapi pada saat ini sudah kurang dari semua pihak masyarakat, jadi budaya-budaya itu sudah jauh berkuranglah. Terutama dari bahasa ajalah kita lihat sudah banyak yang gak tau. Termasuk saya sendiri 50% sudah hilang. Harus ada upaya menggerakkan lagi. Dulu mendapatkan ilmu tentang budaya Tamil itu dari orang tua saya. Kalau disekolah gak didapatkan. Anak-anak dirumah diajarkanlah budaya Tamil itu terutama pada ibunya yang dominan mengajari anak-anak dirumah. Dimulai dari pakaian, tata cara berdoa, makanan khas India Tamil. Orang Tamil itu saya melihat tipenya pekerja keras, bicaranya tegas dan mau berbaur dengan suku lain,bisa masuk dengan suku orang kita batak, melayu, China dia tidak tertalu membeda-bedakan. Tidak panatik dengan etnisnya. Beda dengan punjabi yang lebih tertutup. Itu orang Tamil di Medan ya, kalau daerah lain lebih tertutup. Misalnya saja yang dari Malaysia kayak di USU itu orang Tamilnya lebih dominan tertutup. Mereka lebih ke mereka aja. Orang Tamil di Kampung Madras ini bisa terbuka sudah ditempah berbaur karena hidup di beragam etnis dan agama, sudah kayak orang pribumi aslilah.

  P : Apakah budaya Tamil masih kental di Kampung Madras? I : Dikampung Madras kan ada lima agama, semua rumah ibadah juga ada disini.

  Kalau sekarang kebudayan disini lebih keagamanya masing-masing. Ada acara keagaman ya semua menjalankan dengan agamanya masing-masing dan kadang ikut berbaur jugalah. Agama muslim atau kristen ada juga yang masih menjalankan kebudayaan Tamil kayak Depawali atau Thaipusem-lah. Dari pakaian masih terlihat-lah, walopun beda-beda agama tapi pakaiankan India masih pake-lah.

  P : Kebudayaan Tamil anda dapatkan dari mana? I : Dari orang tua ya pastinya, dari leluhur turun temurun. P : Apa saja atribut yang masih dipakai masyarakat Etnis Tamil yang ada di Kampung Madras?

  I : Dari pakaiannya ya. Kalo ada pesta, acara hari raya, ato pas ibadah ke kuil itu masih pake pakaian India. Potu juga masih pake kalo orang Tamil, mau itu perempuan ato laki-laki. Dan kalung untuk perempuan yang nikah dan masih punya suami.

  P : Pakaiannya bagaimana?

  I : Pakaian sehari-hari ya kayak kita ini pakaian biasa yang sopan pastinya. Kayak bialng tadi kalo ada acara, ato ke kuil barulah pake pakaian India.

  P : Masih kah pakai kalung, potu, ataupun gelang?

  I : Kalung untuk perempuan Tamil masih pake lah kalo disini. Itu menandakan kalo dia punya suami. Potu juga masih semua kita orang Tamil masih pake. Kalo warna kan sekarang sudah suka hati saja yang penting ada potu dijidat. India Tamil itu juga identik dengan gelangnya. Tidak ada makna tertentu itu hanya aksesori saja Tamil punya. Tapi ada juga sebagai penangkal kalau yang kepercayaanlah, percaya gak percaya lah, saya gak pake itu soalnya. Bisa dibeli dan di syaratkan di kuil sebagai penangkal. Gelang itu untuk sebagai aksesori saja mempercantik lah untuk perempuan.

  

P : Masih adakah cucuk hidung bagi perempuan, dan cucuk telinga bagi

laki-laki, apa maknanya?

  I : Iya itu masih ada, itu artinya mereka sudah dewasa. Kita biasanya buat itu di kuil dengan pesta lah. Masak-masak dan makan sama-sama kita disana.

  

P : Hari raya kebesaran India Tamil itu apa saja, dan masihkah

dilaksanakan disini dengan meriah?

  I : Deepavali tentu masih ada, itu perayaan hari tahun barunya orang India disini rame. Pergi ke kuil, dirumah juga masak-masak kue. Sama Thaipusem juga masih dirayakan rame di Kampung Madras ini.

  P : Apa ciri khas dari India Tamil?

  I : Ciri khas India Tamil yang masih ada sampai sekarang selain pakaian dan bahasa agama mayoritas Hindu, walaupun ada juga Islam, Kristen, Budha. Kalung yang dipakai perempuan Tamil itu menandakan dia sudah menikah dan juga potu. Entis Tamil yang beragama selain Hindu jarang pakai itu kalung dan potu. Tapi kadang ada juga yang beragama Islam, Kristen masih ada membawa beberapa adat Tamil, contohnya pakaiannya sari, makanan dirumahnya kayak kari tetap pake. Mengikuti kematian upacara Tamil Hindu. Termasuk Depawali pun ada yang masih merayakan. Walaupun kemeriahannya kadang di buat dirumah masing-masing saja dengan masak-masak tidak ikut ke kuil.

  P : Di sini masih banyak yang jualan makanan India Tamil?

  I : Yang kita lihat di Kampung Madras ini ,asih ada jualan makanan. Bukan hanya makanan yang jual-jual perlengakapan India juga masih ada. Kayak baju sama asesorinya juga masih banyak disini.

  P : Apakah masih selalu makan masakan India Tamil?

  I : Kami makanan masih terbiasa dengan masakan India, walaupun tetap makan masakan Medan. Contohnya berbagai makanan kari, rotinya. Kalau nasi briyani jarang itu kalau mau beli diluar karena masaknya repot. Kalau saya ambil rantang saya cari rantang kita orang India, karena pas rasanya. Boleh-lah sekali-sekali makan masakan Medan, tapi lebih sering makan India. Masakan Medan kadang- kadang saja kayak sambal, dan sayurannya.

  P : Apakah mewariskan kebudayaan India Tamil ke anak-anak?

  I : Anak-anak kalau secara khusus gak ada ajaran tentang budaya Tamil, karena udah gak mau anak-anaknya. Mereka diajarinya atau dikasih tentang budaya Tamil ya sambilan saja. Misalnya dari keluarga sajalah. Itulah padahal yang perlu dipertahankan untuk identitas kita. Ya merasa sedihlah karena anak muda sekarang sudah memudar pengetahuan budaya Tamilnya.

  

P : Menurut anda bagaimana dengan anak muda Etnis Tamil sekarang

budaya Tamilnya?

  I : Anak muda Tamil sudah jarang ikuti budaya Tamil, paling 20%lah. Kebanyakan suah terpengaruh budaya lain. Disekolah waktunya sudah lamakan, tapi gak ada ajaran India. Sudah masuk budaya lainlah yang ada di Medan.

  

P : Menurut anda budaya apa saja yang sudah memudar dari masyarakat

Etnis Tamil yang di Kampung Madras ini?

  I : Budaya yang sudah mulai memudar dilihat dari bahasa sajalah, adat istiadatnya misalnya dulu kalo Depawali itu saling mengunjungi sekarang sudah mulai jarang. Dulunnya juga agama Hindu hari jumat ramai-ramai kekuil. Dulu juga kalau ada kemalangan banyak yang membantu tapi sekarang sudah jarang. Kalau upacara kematian itu 90% masih dikremasi (dibakar). Tapi di Deli Tua atau

  Tanjung Morawa. Di Kampung Madras tidak ada tempat pembakaran. Dan abunya dibuang ke laut Belawan. Kalau agama Islam dan Kristen sudah dikubur biasanya.

  P : Menurut anda perlukah identitas etnis itu dipertahankan?

  I : YA perlulah. Sangat perlu itu untuk pertahanan etnis kita supaya orang lain tahu ada perbedaan kita dengan yang lain. Supaya orang-orang juga mudah kenal kitakan. Kayak dari kita punya budaya, itukan keunikan tersendiri bagi kita. Nah untuk dapat mempertahankan budaya Tamil itu dengan harus ada gerakan dari tokoh-tokoh masayarakat Tamil yang dapat memajukan masyarakat Tamil ini. Pembelajaran tentang budaya Etnis Tamil juga perlu dibuat semacam training. Dikasih tau tentang India Tamil yang sudah mulai merosot.

  P : Bagaimana pandangan anda tentang masyarakat yang bukan Etnis India Tamil yang ada di Kampung Madras?

  I : Orang Medan itu tegas, bicara apa adanya dan sulit untuk diadu domba, toleransinya bagus. Sangat tinggi toleransinya. Dikampung Madras tidak pernah ada masalah walaupun disni tinggal beragam etnis dan agama. Kalau orang Tamil buat acara disini semua bantu. Semua saling membantu bukan hanya sesama entis saja. Sampe saat ini Kampung Madras ini aman. Mau orang luar pun datang kesini aman-aman saja.

  P : Bagaimana harapan anda untuk budaya Tamil di Kampung Madras ini?

  I : Kedepannya Etnis Tamil ini maunya tingkat ekonomilah bisa lebih baik lagi dan tingkat pertisipasinya dalam pemerintahan, misalnya bisa jadi pemimpinlah misalnya. Orang Tamil di Indonesia ini banyakkan miskin-miskin kalau di negara lain malah hebat-hebat. Di Medan memang paling banyak India Tamil.

  

Transkip Wawancara Pengerjaan Skripsi

  PERAN IDENTITAS ETNIS DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PADA KOMUNITAS INDIA TAMIL DI KAMPUNG MADRAS Data diri informan ; Nama : Rekha TTL/Usia : Medan, 11 Januari 1983 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Budha Alamat : Jalan Cik Ditiro Belakang Hobby : Memasak

  P : Sudah berapa lama tinggal di Kampung Madras? I : Sejak lahirlah. Kan kedua orang tua saya pun sudah sejak lahir tinggal disini.

  Jadi udah 27 tahunlah sam dengan umur saya sekarang.

  P : Bergaulnya dengan Etnis Tamil sajakah atau semua Etnis?

  I : Dengan semua etnis-lah, semua agama kita tak pilih-pilih berkawan. Karena kan kita semua hidup di Kampung Madras ini dengan semua etnis macam-macam

  P : Bahasa apa yang anda gunakan dengan keluarga atau pun orang lain?

  I : Dirumah pake bahasa Indonesia, sama kawan-kawan pun pake basaha Indonesia. Saya tidak begitu ngerti cakap Tamil. Dirumah yang masih pake cakap Tamil paling ibu sama bapaklah. Kami semua anak-anaknya hanya sedikit saja mengerti. Dari kecil dibiasakan dengan bahasa Indonesia, pernah ikut sekolah bahasa Tamil tapi isinya anak-anak ssemua udah malulah kita sudah besar ikut mereka yang masih kecil.

  P : Anda sendiri mengapa masih menganggap bahasa Tamil itu penting?