PEKERJAAN PEMERIKSAAN PANEL LISTRIK DI A

PEKERJAAN PEMERIKSAAN PANEL LISTRIK
DI AREA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA

Disusun oleh kelompok 3
Rama Maulana
Yayan Hendrik H
Ronaldo Victor Tulung

PT.PAMA PERSADA NUSANTARA
TAHUN 2015

BAB I
PENJELASAN UMUM
Kebutuhanakan energi listrik meningkat pesat seiring dengan pesatnya kemajuan
teknologi, sekarang listrik telah di gunakan untuk berbagai keperluan mulai dari skala rumah
tangga sampai skala besar di dunia industri.Untuk itu, kontinuitasnya perlu mendapat
perhatian lebih untuk menjaga penyalurannya suatu sistem kelistrikan dan mutlak di
perlukan.
Aktivitas pengontrolan penyaluran listrik tentunya membutuhkan komponen
komponen kontrol yang mampu melakukan kegiatan tersebut, juga perlu ditempatkan pada
tempat yang layak ( panel ) sehingga pelayanan dengan mudah dilakukan dan aman. Panel

Hubung Bagi (PHB) merupakan sarana yang tepat.
Panel hubung bagi adalah peralatan yang berfungsi sebagai penerima energi listrik
dari PLN dan selanjutnya mendistribusikan sekaligus mengontrol penyaluran energi listrik
melalui sirkit panel utama dan cabang ke PHB cabang atau langsung melalui sirkit akhir ke
beban yang berupa beberapa titik lampu dan melalui kotak kontak ke peralatan pemanfaatan
listrik yang berada di dalam bangunan.
Sesuai dengan kegunaan dari panel listrik,maka dalam perancangannya harus sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku serta standart panel listrik yang ada. Untuk
penempatan panel listrik hendaknya disesuaikan dengan situasi bangunan dan terletak di
tempat yang mudah terjangkau. Panel juga harus mendapat ruang yang cukup luas sehingga
pemeliharaan ,perbaikan, pelayanan dan lalu lintas dapat di lakukan dengan mudah dan aman.

Makalah Ahli K3 Listrik
PT. Pamapersada Nusantara
Tahun 2015

Page 2

BAB II
IDENTIFIKASI KECELAKAAN KERJA

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh setiap teknisi K3 listrik dalam menangani atau
melakukan pekerjaan pemeriksaan panel.
1. Tegangan Sentuh,
Tegangan sentuh dapat dibagi menjadi dua, yaitu: sentuhan langsung (menyentuh
langsung bagian konduktor yang dalam kondisi normal bertegangan) dan sentuhan
tidak langsung (menyentuh bagian konduktor yang tidak bertegangan pada kondisi
normal).
Batas besaran arus listrik yang mengalir melalui tubuh manusia berdasarkan pengaruh
langsung yang dirasakan:
a. Arus Persepsi (0,7 – 1,1 mA)
Listrik mengalir melalui tubuh dari tegangan nol sampai memberi pengaruh karena
rangsangan saraf sehingga terasa nyeri dan bergetar dan tidak membahayakan.
b. Arus Mempengaruhi Otot (10,5 – 16 mA)
Rasa sakit mulai terasa maka lama kelamaan akan mempengaruhi otot sehingga otot –
otot di dekat konduktor kaku dan menyebabkan tangan tidak dapat lepas darinya.
c. Arus Fibrilasi (≥50 mA dalam waktu lebih dari 1 detik)
Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang mempengaruhi
otot, maka dapat mengakibatkan orang pingsan bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
d. Arus Reaksi

Arus Reaksi adalah arus yang terkecil yang dapat menjadikan orang terkejut. Hal ini
cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan kecelakaan berikutnya, seperti jatuh,
jatuhnya peralatan yang sedang dipegang dll.

Makalah Ahli K3 Listrik
PT. Pamapersada Nusantara
Tahun 2015

Page 3

2. Arc Flash
Arc flash merupakan salah satu efek yang ditimbulkan oleh kejadian arching yang
terjadi antar penghantar bertegangan yang terpisah dengan jarak yang sangat dekat
sehingga menimbulkan loncatan electron.
Efek dari loncatan electron akan menimbulkan panas berlebih bahkan memicu
timbulnya api. Bahaya yang ditimbulkan dari Arc Flash berupa luka bakar.

3. Arc Blast
Arc blast merupakan efek susulan dari kejadian arching. Efek yang ditimbulkan,
yaitu:

a. Blast / Suara, yaitu: dampak yang terjadi akibat short circuit berupa ledakan besar
pada panel,dan juga akibat dari kegagalan sistem proteksi panel tersebut.hal ini dapat
mengakibatkan bahaya rusaknya fungsi pendengaran secara temporer maupun
permanen terhadap korban ledakan.
b. Shrapnel / Projectile, yaitu: Suatu dampak yang terjadi dimana adanya ledakan atau
Blasts disertai pecahan pecahan material atau komponen komponen di dalam panel
tersebut.hal ini dapat mengakibatkan luka yang cukup serius pada korban.
c. Pressure Wave, yaitu: Tekanan atau dorongan yang cukup besar yang terjadi pada
korban akibat terjadinya ledakan pada panel.sehingga hal ini menyebabkan korban
terpelanting dan dapat mengakibatkan bahaya sekunder atau kecelakaan susulan.

Makalah Ahli K3 Listrik
PT. Pamapersada Nusantara
Tahun 2015

Page 4

BAB III
TEKNIS PEKERJAAN
Dalam eksekusi pekerjaan pemeriksaan panel listrik langkah-langkah pekerjaan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pencatatan dan pengecekan data teknis peralatan listrik.
2. Pengecekan warna panel sesuai dengan standar perusahaan (warna orange).
3. Pengecekan ketersediaan Kartu Inspeksi Peralatan (KIP) untuk setiap peralatan.
4. Pengecekan visual kondisi fisik panel listrik secara menyeluruh.
5. Pengecekan kondisi alat ukur panel dan lampu tanda dan memastikan berfungsi
dengan baik.
6. Pengecekan ketersediaan dan kondisi fisik gland cable pada sisi IN-OUT kabel
penghantar panel.
7. Pengecekan kondisi emergency switch.
8. Pengecekan ketersediaan wiring panel sesuai dengan aktual di lapangan.
9. Pengecekan ketersediaan dan kondisi fisik face plate.
10. Pengecekan kondisi pengawatan pada panel listrik.
11. Pengecekan warna kabel (R-S-T-N-PE) sesuai dengan standar PUIL.
12. Pengecekan ketersediaan penoomoran kabel.
13. Pemeriksaan kondisi konektor/scun pada kabel & terminal pada setiap sambungan.
14. Pemeriksaan visual dan pengukuran grounding dan bonding pada panel.
15. Pemeriksaan visual kondisi perlatan proteksi listrik.

Makalah Ahli K3 Listrik

PT. Pamapersada Nusantara
Tahun 2015

Page 5

BAB IV
PERENCANAAN K3
Mengutip dari Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I NO.KEP.186/MEN/1999
mengenai tugas dan wewenang Ahli K3 Listrik, salah satu tugas utama dari seorang
Ahli K3 Listrik adalah membuat dan memastikan peraturan K3 Listrik di tempat kerja
berjalan efektif dan efisien.
Adapun perencanaan K3 Listrik yang dibuat adalah berdasarkan hasil
identifikasi bahaya dari setiap pekerjaan listrik pada bab sebelumnya, yaitu:
1. Bahaya tegangan sentuh
Pengendalian bahaya tegangan sentuh dapat ditangani dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Eliminasi bahaya dengan mematikan sumber tegangan utama pada panel yaitu
dengan cara menon-aktifkan MCB Main.
b. Memasang penghalang / police line di sekitar area kerja untuk mencegah orang
yang tidak berkepentingan untuk memasuki area kerja.

c. Teknisi yang melakukan pekerjaan di panel diwajibkan memakai APD berupa
sarung tangan kulit dengan Kelas 00 (Maksimal 500 volt). Di samping itu, teknisi
ybs juga wajib mengenakan helm safety, baju kerja lengan panjang, celana
panjang, serta sepatu safety.

2. Bahaya Arch Flash dan Arch Blast
APD yang diperlukan untuk penanggulangan bahaya kejadian arching didapatkan
dari perhitungan hazard risk category. Dari nilai hazard risk category tersebut dapat
ditentukan APD yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan kelistrikan di suatu
jaringan instalasi.

Makalah Ahli K3 Listrik
PT. Pamapersada Nusantara
Tahun 2015

Page 6

Disamping itu, khususnya untuk area panel listrik perlu di-klasifikasikan area
akses yang pada umumnya dibagi menjadi 3 area sebagai berikut:
a. Prohibited Area (Radius = ± 1 inch untuk tegangan kerja 480 Volt),

Prohibited Area hanya boleh diakses oleh pekerja yang memiliki kualifikasi dan
mengenakan APD sesuai dengan hazard risk category yang ditentukan.
b. Restricted Area (Radius = ± 12inch untuk tegangan kerja 480 Volt),
Restricted Area hanya boleh diakses oleh pekerja yang memiliki kualifikasi (pada
umumnya pengawas pekerjaan/supervisor) namun mengenakan APD tidak sesuai
dengan hazard risk category pekerjaan.
c. Limited Area (Radius = ± 3 feet 6 inches untuk tegangan kerja 480 Volt),
Limited Area boleh diakses oleh orang yang tidak memiliki kualifikasi pekerjaan
dan tidak mengenakan APD sesuai hazard risk category namun, wajib didampingi
oleh orang yang qualified.

Makalah Ahli K3 Listrik
PT. Pamapersada Nusantara
Tahun 2015

Page 7

BAB V
PENGENDALIAN PEKERJAAN DENGAN K3


Setelah mengetahui standar APD yang sesuai dengan jenis pekerjaan tersebut,
maka kebijakan-kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan K3 tersebut,
beberapa hal yang perlu dilakukan yang berhubungan dengan pengendalian pekerjaan
agar dapat berjalan lancar dan terhindar dari kecelakaan:
1. Pemasangan pemberitahuan mengenai bahaya kejadian arching di lokasi tertentu.
Informasi yang bisa didapatkan adlah berupa:
- Radius prohibited,restricted, dan limited area.
- Besaran estimasi incident energy.
- Daftar APD/PPE yang diwajibkan.
- PIC untuk area pekerjaan tersebut.
2. Demarkasi area kerja yang dibagi menjadi Prohibited, Restricted, dan Limited
Area.
3. Penyediaan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan hazard risk category area
tersebut.

4. Menyediakan peralatan kerja (tools) yang berisolasi sesuai dengan tegangan kerja
tertinggi di area tersebut.

Makalah Ahli K3 Listrik
PT. Pamapersada Nusantara

Tahun 2015

Page 8

LAMPIRAN

Tegangan (Volt)

Kurva Tegangan Sentuh vs Waktu
350
300
250
200
150
100
50
0

Tegangan DC
Tegangan AC


5

1

0.5

0.2

0.1 0.05 0.03

Waktu (detik)

Kurva Perbandingan Tegangan Sentuh Yang Diijinkan Dibandingkan Dengan Waktu Sentuh.

Peringatan Tanda Bahaya Arch Flash di Area Panel

Tabel Pembagian Hazard Risk Category
Makalah Ahli K3 Listrik
PT. Pamapersada Nusantara
Tahun 2015

Page 9