PERBANDINGAN PERFORMA SOFTWARE ROUTER PADA SIMULASI ROUTING OSPF MULTI AREA Guntoro Barovih

Guntoro, Perbandingan Performa Software Router,,,181

PERBANDINGAN PERFORMA SOFTWARE ROUTER PADA SIMULASI
ROUTING OSPF MULTI AREA

Guntoro Barovih
Prodi Teknik Informatika, Jl. Basuki Rahmat No. 5, Palembang
STMIK PALCOMTECH Palembang.
e-mail: guntorobarovih@gmail.com

1

Abstrak
Jaringan komputer merupakan infrastruktur komunikasi yang terus berkembang dan bertumbuh
yang melibatkan banyak perangkat keras jaringan. Router memiliki banyak bentuk mulai dari
router dalam bentuk fisik hingga router dalam bentuk perangkat lunak yang bisa
diimplementasikan dalam media komputer. Software router juga mendukung dinamic routing
seperti ospf. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan performa software router
meliputi packet loss dan waktu pengiriman packet serta perbedaan konfigurasi. Metode
pengembangan yang digunakan adalah NDLC berfokus pada langkah analisis, desain dan simulasi
prototype routing OSPF dalam simulasi multi area. Hasil yang didapatkan bahwa vyatta router os

lebih unggul jika dibandingkan dengan mikrotik router os dengan size packet data ICMP yang
dikirimkan lebih besar yaitu 64 byte jika dibandingkan dengan mikrotik yang hanya 59 byte
dengan waktu tertinggi 120 ms pada vyatta dan 945ms pada mikrotik walaupun packet loss samasama menyatakan 0% data yang tidak sampai. Vyatta router os memiliki konfigurasi yang sedikit
lebih rumit jika dibandingkan dengan mikrotik router os karena setiap selesai konfigurasi harus
disimpan.
Kata kunci : software router, Open Shortest Path First, multi area, NDLC.

Abstract

A computer network is a communications infrastructure that continues to grow and grow
that involves a lot of network hardware. The router has many forms ranging from router to
router in physical form in the form of software that can be implemented in computer
media. Software routers also support dynamic routing such as ospf. This research aims to
get a comparison of the performance of software routers include packet loss and packet
delivery time as well as the configuration differences. The method used is the NDLC
development focuses on the steps of the analysis, design and simulation of prototype
routing OSPF multi area in the simulation. The results obtained that the vyatta router
router os is superior when compared to the mikrotik router os with ICMP packet size of
data transmitted is greater i.e. 64 bytes compared to the mikrotik just 59 bytes with the
highest time 120 ms on the vyatta router and 945ms on mikrotik although packet loss

equally States 0% data not up. Vyatta router router os has a slightly more complicated
configuration if compared to the mikrotik router os because each completed configuration
should be saved.
Keywords : software router, Open Shortest Path First, multi area, NDLC

PENDAHULUAN

182. IT Journal, Vol. 4 No. 2 Oktober

2252-746X

Router bukanlah suatu teknologi baru di dunia jaringan komputer. Router banyak
digunakan sebagai perangkat perantara antara jaringan publik dan jaringan lokal atau biasa disebut
sebagai device gateway atau router gateway. Router pada prinsipnya sebagai penerus packet data
jaringan yang melintas didalamnya baik berbeda segmen atau network. Router dapat memberikan
data atau informasi dari satu jaringan ke berbagai jaringan lainnya[1]. Router tidak hanya dijadikan
sebagai penghubung antar network yang berbeda tetapi juga bisa dijadikan sebagai pemfilter atau
firewall[2]. Tidak hanya sebagai firewall saja tetapi router juga digunakan sebagai perangkat keras
jaringan yang menghubungkan jaringan lokal suatu perusahaan ke unit perusahaan lainnya melalui
jaringan public atau biasa disebut sebagai virtual private network (VPN)[3]. Perangkat router pada

umumnya memiliki dua versi router diantaranya router device atau biasa disebut sebagai router
dedicated dan router software atau biasa disebut sebagai router dalam bentuk sistem operasi. Router
dedicated memiliki harga yang jual yang berfariatif berdasarkan jenis dan kemampuan dari sistem
yang diusung. Seperti router dengan kemampuan terbatas seperti router cisco seri 2811 hanya
memiliki 2 fast ethernet dengan kemampuan static routing atau seris 1941 hanya memiliki 2 giga
ethernet yang sudah support dinamic routing tetapi harga yang dari tiap perangkat sangat mahal
mulai dari $400.00 sampai dengan $570.00[4]. Sebagian praktisi jaringan lebih memilih ke
alternatif router yang lebih murah seperti mikrotik router yang memiliki harga yang kompetitif
berkisar dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah tergantung dari sepesifikasi perangkat yang
digunakan dan juga tergantung pada skala perusahaan.
Router pada umumnya memiliki banyak protocol routing yang bisa digunakan seperti BGP,
RIP, EIGRP, OSPF, IS-IS. Ada routing protocol yang sifatnya umum yang bisa digunakan atau
diterapkan oleh router-router lain yang tidak satu brand tetapi ada juga routing protocol yang hanya
bisa digunakan dan dikenali oleh router yang senama atau 1 pabrikan yang sama seperti milik
cisco yang memiliki routing protocol khusus yang hanya bisa dikenali oleh sesama router cisco
seperti EIGRP dan IS-IS. Beberapa kasus software router sering digunakan sebagai pengganti
alternatif dari router dedicated yang memiliki biaya investasi dan operasional yang mahal, dan
untuk mendapatkan nilai yang diinginkan layak atau tidaknya menerapkan software router pada
jaringan perusahaan, maka sering dilakukan pengujian. Seperti membandingkan performa dari
router dedicated dan software router dalam penerapan routing protocol Border Gateway Protocol

(BGP) dimana didapatkan hasil kinerja dari software router yang diimplemntasikan ke dalam media
Personal Computer memiliki kemampuan yang sangat baik jika dibandingkan dengan router
dedicated [5]. Dibeberapa kasus lainnya software router diterapkan dalam teknik virtual software
router (VSRs) untuk melihat kinerja dari router yang dikembangkan, yang menjadi tolak ukur
untuk melihat kemampuan dari software router yang diterapkan salah satunya adalah dilihat dari
jumlah core pada CPU yang memungkinkan pengolahan data yang masuk kedalam media tersebut
bisa diproses dengan maksimal[6].
Efesiensi pengelolaan sumberdaya sangat berpengaruh pada efektifitas pemrosesan data
jaringan yang diterima oleh router yang digunakan, kunci dari efektifitas dan efesiensi sumberdaya
dari suatu router yang dibangun adalah konfigurasi yang dilakukan oleh admin terhadap router
yang digunakan, dimana hasil dari konfigurasi tersebut bisa digunakan sebagai parameter tuning di
konfigurasi berikutnya[7]. OSPF merupakan routing protocol yang memiliki jumlah lompatan
router yang sangat banyak berbeda dengan routing protocol yang lainya. OSPF banyak digunakan
sebagai routing protocol standar pada jaringan yang sangat besar, seperti jaringan telekomunikasi
selular untuk mencegak kemacetan link pada jalur komunikasi teleppon selular maka diperlukan
suatu teknik yang mampu mengefesiensikan sumberdaya dan troughput yang tinggi, maka
digunakan smart OSPF sebagai tunning dari OSPF konvensional[8].
OSPF merupakan routing protocol umum yang bisa di adopsi dan digunakan oleh routerrouter lain yang tidak 1 vendor pemproduksi router, baik tipe software router maupun router
dedicated. Software router sendiri memiliki banyak bentuk ada yang dalam bentuk sistem operasi
yang diterapkan pada personal komputer ada juga yang dalam bentuk aplikasi tambahan yang

diterapkan pada sistem operasi pada personal komputer sebagai aplikasi tambahan. Software router
dalam bentuk sistem operasi diantaranya mikrotik dan vyatta. Mikrotik Router OS dan vyatta
merupakan sistem operasi router yang memiliki basis di opensource tetapi memiliki karakteristik
yang berbeda. Pengguna dibebaskan untuk memilih jenis software router yang diinginkan, tetapi

Guntoro, Perbandingan Performa Software Router,,,183
tetap mengedepankan performa yang dihasilkan. Maka, untuk itu perlu dilakukannya pengujian
performa dan konfigurasi dari router OS yang bisa digunakan untuk bisa menjalankan routing
OSPF yang memiliki path hop yang banyak dalam skala jaringan multi area network.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian eksperimen yang pada
prinsipnya digunakan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung
fenomena sebab akibat (Causal-Effect Relationship)[9]. Metode yang digunakan dalam
mengembangkan dan merancang suatu jaringan digunakan metode Network Development Life
Cycle (NDLC)[5].

Gambar 1. Network Development Life Cycle[5]

Dalam penelitian ini tahapan-tahapan dari serangkaian aktifitas yang terdapat pada NDLC,
diantaranya :

a. Analysis
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam aktifitas analisis adalah menentukan kebutuhan
perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan, menentukan sample yang akan di uji
pada 2 jenis software router untuk mendapatkan performa yang diteliti, menentukan tools
yang digunakan untuk pengujian dan topologi jaringan multi area
b. Design
Pada tahapan ini, data yang hasilkan adalah desain topologi jaringan yang sama bagi kedua
software router yang diuji dan termasuk kerangka penelitian yang menjadi panduan dalam
melakukan penelitian untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
c. Simulation Prototyping
Pada tahapan ini, merupakan awal dari penerapan jaringan prototype yang telah di desain
topologi multi area pada tahap sebelumnya. Di tahapan ini simulasi prototype menggunakan
tools GNS3 yang mendukung dan bisa sinkronisasi dengan sistem virtual dimana software
router akan di implementasi
d. Implementation
Pada tahapan implementasi kedua software router yang akan dilakukan pengujian untuk
mendapatkan performa dari sistem tersebut. Software router diimplementasikan dalam bentuk
virtualisasi router yang diterapkan pada sistem virtual dan disinkronkan dengan tools
Simulator. Kondisi jaringan di buat dalam bentuk yang mendekati kondisi nyata.
e. Monitoring

Pada tahapan ini merupakan tahapan pengujian dari sistem yang diterapkan dimana software
router di buat sibuk menggunakan teknik stressing test dengan cara membanjiri paket data
didalamnya untuk melihat beban prosesor dan memori yang digunakan dan menyadap paket
data yang melintasinya untuk melihat beban kinerja jaringan yang dihasilkan.

184. IT Journal, Vol. 4 No. 2 Oktober
f.

2252-746X

Management
Pada tahap ini, merupakan akhir dari tahapan NDLC dimana hasil dari tahapan ini adalah
rekomendasi software router yang baik digunakan berdasarkan hasil dari pengujian yang telah
dilakukan.

Berdasarkan tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini berfokus
pada desain infrastruktur jaringan dan desain teknis yang menerapkan software router dalam
simulasi ospf routing dalam skema multi area dan simulasi prototyping. Desain ini merupakan
tahapan awal sebelum dilakukannya perngujian yang akan dilakukan untuk mendapatkan nilai
komparasi performa dalam hal ini dilihat dari lamanya waktu dalam pengiriman packet ICMP dan

perbedaan konfigurasi dari multi software router yang diterapkan di dalam tahapan ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kebutuhan perangkat lunak
Kebutuhan perangkat keras yang digunakan antaralain software router yang berbasis pada
sistem operasi router yaitu router OS dan Vyatta OS. Virtual box sebagai sistem virtual komputer
yang digunakan untuk membuat komputer virtual sebagai wadah dari software router yang akan di
uji. Spesifikasi komputer virtual yang dijadikan wadah dari software router meliputi memori
512Mb, 4 ethernet virtual, 2Gb ruang penyimpanan dan prosesor dual core. GNS3 tools simulasi
yang mampu melibatkan atau mengintegrasikan sistem virtual ke dalam simulasi sebagai tool
skema jaringan sehingga bisa mendekati kondisi real yang sebenarnya.
Analisis kebutuhan perangkat keras
Kebutuhan perangkat keras yang digunakan adalah perangkat komputer yang mendukung
virtualisasi dengan kecepatan prosesor sebesar 3.0Ghz dengan arsitektur multi core prosesor
didalamnya, memori sebesar 8 Ghz, ruang penyimpanan hardisk sebesar 250Ghz yang nantinya
digunakan sebagai penampung image dari software router yang divirtualisasikan serta kartu
jaringan phisic yang nantinya dijadikan sebagai kartu jaringan virtual.
Arsitektur jaringan Multi Area
Sebelum dilakukannya evaluasi performa dari software router yang digunakan, maka
dilakukan perancangan topologi jaringan multi area yang akan menjadi panduan dalam
penerapannya nanti. Topologi ini menjadi topologi panduan yang sama bagi kedua software router

yang digunakan pada saat pengujian nanti. Topologi yang digunakan merupakan topologi jaringan
multi area dalam penerapan ospf routing protocol yang menggambarkan jaringan kompleks pada 2
area yang berbeda yaitu area ISP dan area pengguna atau client ISP tampak pada gambar 2.

Gambar 2. Topologi jaringan multi area OSPF

Guntoro, Perbandingan Performa Software Router,,,185
Adapun atribut yang diskenariokan dalam desain topologi jaringan yang merupakan acuan
dalam pengujian nanti, meliputi atribut pengalamatan IP atau ip address antar software router
hingga ke workstation dalam tiap-tiap area, ID dari masing-masing software router yang
diposisikan menjadi router serta pengelompokan area-area yang sudah ditentukan. Atribut tersebut
tampak pada tabel 1.
Tabel 1. Atribut pada software router

Nama Router
R1
R1
R1
R2
R2

R4
R4
R3
R3
R5
R5

IP Address
192.168.4.9
10.10.10.9
10.10.10.13
10.10.10.10
10.10.10.17
10.10.10.18
195.160.1.10
10.10.10.14
10.10.10.21
10.10.10.22
200.210.1.1


CIDR
/24
/30
/30
/30
/30
/30
/24
/30
/30
/30
/24

Interface
ether1
ether2
ether3
ether1
ether2
ether1
ether2
ether1
ether2
ether1
ether2

Identify
10.2.2.2
10.2.2.2
10.2.2.2
10.3.3.3
10.3.3.3
10.6.6.6
10.6.6.6
10.4.4.4
10.4.4.4
10.5.5.5
10.5.5.5

Area
Backbone Area
Backbone Area
Backbone Area
Backbone Area
Area 1
Area 1
Local Area
Backbone area
Area 2
Area 2
Local Area

Atribut konfigurasi yang dilakukan pada 2 jenis router yang digunakan dalam penerapan
simulasi OSPF yang nantinya digunakan untuk melihat performa dari masing-masing router
diantaranya tampak pada tabel 2 yang berisi informasi atribut konfigurasi dari vyatta router OS dan
tabel 3 yang berisi informasi atribut konfigurasi untuk Mikrotik Router OS.
Tabel 2. Atribut konfigurasi Vyatta Router OS

Router

Skenario
Penerapan
hostname

Konfigurasi
ip

Router1

Penerapan
OSPF

Router2

Penerapan
hostname

Konfigurasi
$ configure
$ set system host-name router1
$ commit
$ save
$ configure
$ set interfaces ethernet eth1 address 192.168.4.9/24
$ edit interfaces ethernet eth1
$ set desctiption “link to local”
$ set interfaces ethernet eth2 address 10.10.10.9/30
$ edit interfaces etehrnet eth2
$ set description “link to router2”
$ set interfaces ethernet eth3 address 10.10.10.13/30
$ edit interfaces ethernet eth3
$ set description “link to router3”
$ set interfaces loopback lo address 10.2.2.2/24
$ commit
$ save
$ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 10.10.10.8/30
$ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 10.10.10.12/30
$ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 192.168.4.0/24
$ set protocols ospf log-adjacency-changes
$ set protocols ospf parameters router-id 10.2.2.2
$ commit
$ save
$ configure
$ set system host-name router2

186. IT Journal, Vol. 4 No. 2 Oktober

Konfigurasi
ip

Penerapan
OSPF

Penerapan
hostname

Konfigurasi
ip

Router3

Penerapan
OSPF

Penerapan
hostname

Konfigurasi
ip
Router4

Penerapan
OSPF

$ commit
$ save
$ configure
$ set interfaces ethernet eth1 address 10.10.10.10/30
$ edit interfaces ethernet eth1
$ set desctiption “link to router1”
$ set interfaces ethernet eth2 address 10.10.10.17/30
$ edit interfaces etehrnet eth2
$ set description “link to router4”
$ set interfaces loopback lo address 10.3.3.3/24
$ commit
$ save
$ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 10.10.10.8/30
$ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 10.10.10.16/30
$ set protocols ospf log-adjacency-changes
$ set protocols ospf parameters router-id 10.3.3.3
$ commit
$ save
$ configure
$ set system host-name router3
$ commit
$ save
$ configure
$ set interfaces ethernet eth1 address 10.10.10.14/30
$ edit interfaces ethernet eth1
$ set desctiption “link to router1”
$ set interfaces ethernet eth2 address 10.10.10.21/30
$ edit interfaces etehrnet eth2
$ set description “link to router5”
$ set interfaces loopback lo address 10.4.4.4/24
$ commit
$ save
$ set protocols ospf area 0.0.0.0 network 10.10.10.12/30
$ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 10.10.10.20/30
$ set protocols ospf log-adjacency-changes
$ set protocols ospf parameters router-id 10.4.4.4
$ commit
$ save
$ configure
$ set system host-name router4
$ commit
$ save
$ configure
$ set interfaces ethernet eth1 address 10.10.10.18/30
$ edit interfaces ethernet eth1
$ set desctiption “link to area1”
$ set interfaces ethernet eth2 address 195.160.1.10/24
$ edit interfaces etehrnet eth2
$ set description “link to local area1”
$ set interfaces loopback lo address 10.6.6.6/24
$ commit
$ save
$ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 10.10.10.16/30
$ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 195.160.1.0/24

2252-746X

Guntoro, Perbandingan Performa Software Router,,,187

Penerapan
hostname

Konfigurasi
ip

Router5

Penerapan
OSPF

$ set protocols ospf log-adjacency-changes
$ set protocols ospf parameters router-id 10.6.6.6
$ commit
$ save
$ configure
$ set system host-name router5
$ commit
$ save
$ configure
$ set interfaces ethernet eth1 address 10.10.10.22/30
$ edit interfaces ethernet eth1
$ set desctiption “link to router3”
$ set interfaces ethernet eth2 address 200.210.1.1/24
$ edit interfaces etehrnet eth2
$ set description “link to local area2”
$ set interfaces loopback lo address 10.5.5.5/24
$ commit
$ save
$ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 10.10.10.20/30
$ set protocols ospf area 0.0.0.1 network 200.210.1.0/24
$ set protocols ospf log-adjacency-changes
$ set protocols ospf parameters router-id 10.5.5.5.
$ commit
$ save

Berdasarkan hasil konfigurasi yang telah dilakukan pada software router vyatta router os
didapatkan hasil pengujian yang menyatakan sangat baik dimana packet loss berada di bawah atau
berada di nilai 0%, hasil pengujian menggunakan pengiriman packet ICMP atau ping dari router 4
ke router 1 tampak pada gambar 3.

Gambar 3. Hasil pengujian ping dari router 4 ke router 1

Informasi table routing yang didapatkan oleh router 4 untuk mencapai router 1 pada sisi
backbone menuju area 2 tampak pada gambar 4.

188. IT Journal, Vol. 4 No. 2 Oktober

2252-746X

Gambar 4. Table routing OSPF router 4 ke router 1 backbone area 2

Tampak pada tabel 3 menunjukkan atribut konfigurasi dari mikrotik router os yang
diterapkan pada perangkat software router yang digunakan.
Tabel 3. Atribut konfigurasi Mikrotik Router OS

Router
Router1

Skenario
Penerapan ip
address

Penerapan
OSPF
Router2

Penerapan ip
address

Penerapan
OSPF
Router3

Penerapan ip
address

Penerapan
OSPF
Router4

Penerapan ip
address

Penerapan
OSPF
Router5

Penerapan ip
address

Konfigurasi
/ip address add address 192.168.4.9/24 interface=ether1
/ip address add address 10.10.10.9/30 interface=ether2
/ip address add address 10.10.10.13 interface=ether3
/interface bridge add name=loopback
/ip address add address 10.2.2.2/32 interface=loopback
/routing ospf network add network 10.10.10.8/30 area=backbone
/routing ospf network add network 10.10.10.12/30 area=backbone
/routing ospf network add network 192.168.4.0/24 area=backbone
/ip address add address 10.10.10.10/30 interface=ether1
/ip address add address 10.10.10.17/30 interface=ether2
/interface bridge add name=loopback
/ip address add address 10.3.3.3/32 interface=loopback
/routing ospf network add network 10.10.10.8/30 area=backbone
/routing ospf area add area-id=0.0.0.2 name=area1
/routing ospf network add network 10.10.10.16/30 area=area1
/ip address add address 10.10.10.14/30 interface=ether1
/ip address add address 10.10.10.21/30 interface=ether2
/interface bridge add name=loopback
/ip address add address 10.4.4.4/32 interface=loopback
/routing ospf network add network 10.10.10.12/30 area=backbone
/routing ospf area add area-id=0.0.0.2 name=area2
/routing ospf network add network 10.10.10.20/30 area=area2
/ip address add address 10.10.10.18/30 interface=ether1
/ip address add address 195.160.1.10/24 interface=ether2
/interface bridge add name=loopback
/ip address add address 10.6.6.6/32 interface=loopback
/routing ospf area add area-id=0.0.0.2 name=area1
/routing ospf network add network 10.10.10.16/30 area=area1
/routing ospf network add network 195.160.1.0/24 area=area1
/ip address add address 10.10.10.22/30 interface=ether1
/ip address add address 200.210.1.1/24 interface=ether2

Guntoro, Perbandingan Performa Software Router,,,189

Penerapan
OSPF

/interface bridge add name=loopback
/ip address add address 10.5.5.5/32 interface=loopback
/routing ospf area add area-id=0.0.0.2 name=area2
/routing ospf network add network 10.10.10.20/30 area=area2
/routing ospf network add network 200.210.1.0/24 area=area2

Berdasarkan hasil konfigurasi didapatkan bahwa pengujian test koneksi menggunakan
pengiriman packet icmp sebanyak 30 packet yang dikirim hanya sebagian kecil paket yang tidak
sampai dan bisa dinyatakan packet loss di bawah 0% pada pengujian tampak pada gambar 5.

Gambar 5. Pengujian koneksi dari router 4 ke router 1

Informasi table routing yang dimiliki oleh router 4 menuju router 1 pada jalur backbone
menuju area 2 tampak pada gambar 6.

Gambar 6. Table routing OSPF router 4 ke router 1 backbone area 2

190. IT Journal, Vol. 4 No. 2 Oktober

2252-746X

KESIMPULAN
Adapun simpulan yang didapatkan dari penerapan software router dalam simulasi OSPF
routing multi area, diantaranya :
1. Dari hasil pengujian yang dilakukan pada 2 software router yang digunakan didapatkan bahwa
mikrotik router os memiliki waktu tertinggi dalam mengirimkan packet ICMP dari router 4 ke
router 1 area backbone menuju area 2 dengan lama waktu tertinggi 945 ms dengan packet size
56 byte. Packet size ICMP yang digunakan oleh mikrotik router os lebih kecil jika
dibandingkan dengan vyatta router os yang menggunakan 64 byte dimana didapatkan waktu
yang digunakan adalah sebesar 120ms.
2. Dari data packet loss kedua software router yang diterapkan sama-sama mendapatkan nilai 0%
dalam kinerja jaringan berparameterkan packetloss.
3. Dari sisi konfigurasi pada software router yang digunakan didapatkan bahwa configurasi
mikrotik router os lebih mudah jika dibandingkan dengan konfigurasi vyatta router os, dimana
setiap kali sesudah melakukan konfigurasi pada router vyatta harus melakukan perintah
penyimpanan sebelum keluar dari konfigurasi router. Pendekatan yang digunakan oleh vyatta
router os dalam melakukan konfigurasi lebih mendekati penyimpanan suatu file berbeda seperti
yang diterapkan oleh mikrotik router os yang lebih real konfigurasi router yang sesungguhnya.
4. Mikrotik software router merupakan software router yang berbayar walapun dalam konteks
opensource. Berbeda dengan vyatta router os yang memiliki lisensi public yang tidak di
privatisasi atau berbayar yang bisa digunakan oleh banyak orang tetapi memiliki kemampuan
yang lebih baik dibandingkan dengan mikrotik router.
SARAN
Kurangnya device perangkat keras komputer yang diposisikan sebagai rouuter yang
digunakan dalam penerapan software router menjadi kendala dalam menerapkan perbandingan
software router secara real sehingga nilai perbandingan dalam hal performa waktu pengiriman
packet ICMP lebih nayata. Diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa menggunakan multi
software router dalam satu arsitektur jaringan untuk melihat pola real packet data jaringan yang
melintas dalam suatu jaringan, sehingga terlihat mana yang memiliki waktu proses yang lebih lama
dalammeneruskan packet data jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

Puspitasari, Feby Nila. 2007. Implementasi Mikrotik Sebagai Solusi Router Murah dan
Mudah. Seminar Nasional Teknologi (SNT) Yogyakarta, hal. 1-14. ISSN 1978-9777.

[2]

Riadi, Imam. 2011. Optimalisasi Keamanan Jaringan Menggunakan Pemfilter Aplikasi
Berbasis Mikrotik. Jurnal Sistem Informasi Universitas Achmad Dahlan (JUSI) vol 1. No.
1, hal. 71-80. ISSN :2087-8737.

[3]

Suryani. 2007. Implementasi Private Network - WAN dalam dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah
Teknologi Informasi (JUTI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, vol. 6, No. 1,
hal 31-38. ISSN : 1412-6389.

[4]

Cisco.
2016.
Router
price.
Tersedia
dalam
http://www.ciscostore.in/index.php?route=product/category&path=35 (diakses 11 Agustus
2016).

[5]

Barovih, Guntoro. 2015. Simulasi Routing BGP pada PC Router Berbasis Opensource.
Jurnal Teknologi dan Informatika (TEKNOMATIKA) STMIK PalComTech, vol. 5, no. 1,
hal. 82-91. ISSN : 2087-9571.

Guntoro, Perbandingan Performa Software Router,,,191
[6]

Cessa, Roberto Rojas., Salehin, Khondaker M., dan Egoh, Komlan. 2011. Experimental
Performance Evaluation of a Virtual Software Router. IEEE Workshop on Local and
Metopolitan Area Networks (LANMAN), vol. 18, hal. 1-2. ISBN : 978-1-4577-1264-7.

[7]

Meyer, Torsten., Raumer, Daniel., Wohlfart, Florian., Wolfinger, Bernd E., and Carle
Georg. 2014. Low Latency Packet Processing in Software Routers. International
Symposium on Performance Evaluation of Computer and Telecomunication Systems
(SPECTS 2014), hal. 556-563.

[8]

Nakahodo, Yasunori., Naito, Takashi., dan Oki, Eiji. 2014. Implementation of Smart-OSPF
in Hybrid Software-Defined Network. IEEE International Conference on Network
Infrastructure and Digital Content, vol. 4, hal. 374-378. ISSN : 2374-0272.

[9]

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kopetensi dan Praktiknya. Bumi Aksara.
Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124