KAJIAN YURIDIS MENGENAI INTERPRETASI PIHAK KETIGA YANG BERKEPENTINGAN DALAM PRAKTEK PRAPERADILAN
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
KAJIAN YURIDIS MENGENAI INTERPRETASI
PIHAK KETIGA YANG BERKEPENTINGAN DALAM
PRAKTEK PRAPERADILAN
Oleh:
SETIYONO
Dosen Fakultas Hukum - Universitas Trisakti, Jakarta
setiyono@yahoo.com
ABSTRAK
Praperadilan merupakan suatu lembaga baru yang diintrodusir oleh
KUHAP. Adapun fungsi yang dimiliki oleh lembaga peraperadilan
adalah melakukan pengawasan horisontal terhadap adanya tindakan
penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh
instansi kepolisian selaku penyidik dan instansi kejaksaan selaku
penuntut umum. Pengawasan yang dilakukan tersebut merupakan
bagian dari implementasi integrtaed criminal justice system. Dalam
perkembangannya, muncul berbagai permasalahan pada lembaga
praperadilan. Salah satunya adalah adanya ketidakjelasan interpretasi
dalam KUHAP mengenai siapa yang dimaksud dengan pihak ketiga
yang berkepentingan dalam Pasal 80 KUHAP. Dengan didasarkan pada
putusan-putusan dalam berbagai kasus praperadilan terkait dengan
interpretasi pihak ketiga yang berkepentingan tersebut maka dalam
praktek dan perkembangannya terdapat perbedaan interpretasi yang
diberikan oleh para hakim. Penggunaan metode interpretasi tersebut
dilakukan dalam rangka melakukan penemuan hukum yang bertujuan
untuk menutupi aturan hukum in casu KUHAP yang tidak
menginterpretasikan secara jelas mengenai definisi pihak ketiga yang
berkepentingan.
Kata Kunci:
Kajian Yuridis, Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan, Praperadilan.
law.
Dirumuskannya
KUHAP
Pendahuluan
of
A. Latar Belakang
sebagaimana yang diatur dalam UndangUndang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 meru-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
pakan realisasi konkrit dari konsep
sebagai suatu instrumen umum (lex
negara hukum (rechtstaat). Adanya
generalis) yang berfungsi untuk mendu-
perangkat
kung pelaksanaan dan penerapan keten-
menjunjung tinggi hak asasi manusia
tuan hukum pidana materil memiliki
serta adanya jaminan persamaan kedu-
peran yang penting dan determinan
dukan baik dalam hukum (equality
dalam proses penegakkan hukum yang
before the law) maupun dalam peme-
didasarkan pada kerangka due process
rintahan bagi setiap warga negara, ter-
Eksistensi
Kitab
masuk
14
perundang-undangan
adanya
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
kewajiban
yang
untuk
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Pada
menjunjung tinggi hukum dan pemerin-
dasarnya,
lahirnya
tahan tersebut, merupakan karakteristik
KUHAP didasarkan pada dua alasan,
utama yang melekat pada konsep negara
yaitu alasan untuk menciptakan suatu
hukum (Al. Wisnubroto dan G. Widiar-
ketentuan yang dapat mendukung terse-
tana, 2005).
lenggaranya suatu peradilan pidana yang
Terkait dengan kedudukannya
adil (fair trial) dan alasan adanya
sebagai kaidah hukum publik, maka
urgensi untuk menggantikan produk
KUHAP memiliki asas keseimbangan
hukum acara yang bersifat kolonialistik
(M. Yahya Harahap, 2003). Hal tersebut
sebagaimana yang tercantum dalam Het
diartikan
selain
Herziene Inlandsch Reglement (HIR).
mengatur mengenai kepentingan masya-
Dalam pedoman pelaksanaan KUHAP
rakat (public interest) yang dilanggar
dijelaskan bahwa sebagai produk dari
juga mengatur secara seimbang kepen-
badan legislatif kolonial maka HIR
tingan pihak yang berstatus sebagai
belum memberikan jaminan dan perlin-
pelaku (Lilik Mulyadi, 2002).
dungan yang cukup terhadap hak asasi
bahwa
KUHAP
Selain itu, dalam kedudukannya
manusia. Dengan pertimbangan tersebut
sebagai kaidah hukum publik maka
maka KUHAP sebagai produk hukum
untuk melaksanakan ketentuan-keten-
nasional telah merumuskan ketentuan
tuan yang terdapat dalam KUHAP juga
yang lebih baik dari HIR (Departemen
diperlukan
publik
Kehakiman RI: Pedoman Pelaksanaan
mulai dari tahap awal sampai dengan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara
tingkat akhir, yang berupa tahap ekse-
Pidana, 1982).
institusi-institusi
kusi termasuk pengawasan dan pengamatan
pelaksanaan
putusan.
Dicantumkannya
pengaturan
Dalam
tentang hak-hak tersangka dan terdakwa,
melaksanakan tugas dan peran dari
adanya bantuan hukum pada semua
masing-masing institusi publik tersebut
tingkatan pemeriksaan, persyaratan dan
tentunya harus berpedoman pada prinsip
pembatasan
diferensiasi
prinsip
penangkapan atau penahanan, pengajuan
saling koordinasi. Kedua prinsip terse-
jenis-jenis upaya hukum yang lebih
but bertujuan untuk dapat terwujudnya
lengkap sampai dengan tingkat yang
suatu sistem peradilan pidana terpadu
paling
atau yang lebih dikenal dengan istilah
pengawasan terhadap pelaksanaan putu-
integrated criminal justice system (M.
san merupakan hal-hal yang sebelumnya
Yahya Harahap, 2003).
tidak
fungsional
dan
terhadap
akhir
diatur
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
serta
dalam
upaya
adanya
HIR.
paksa
bentuk
Pada
15
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
hakikatnya, pencantuman hal-hal seba-
serta berada dibawah pimpinan dan
gaimana yang telah diuraikan tersebut
pengawasan termasuk juga pembi-
diatas bukan hanya merupakan bagian
naan oleh Ketua Pengadilan Negeri ;
dari politik pembaruan terhadap keten-
4. Perihal
tata
pelaksanaan
fungsi
tuan hukum positif an sich namun juga
yustisial praperadilan
merupakan
merupakan bagian dari pembaruan ter-
bagian dari fungsi yustisial Penga-
hadap sistem hukum acara pidana yang
dilan Negeri itu sendiri.
bangsa
Dalam perkembangannya, lem-
Indonesia dan sistim nilai-nilai universal
baga praperadilan tersebut memiliki
(Al. Wisnubroto dan G. Widiartana,
berbagai permasalahan dalam penera-
2005).
pannya. Mulai dari adanya limitasi
menuju
pada
sistem
nilai
Dicantumkannya ketentuan ten-
pemeriksaan jenis upaya paksa yang
tang praperadilan sebagai suatu lembaga
berupa penangkapan dan penahanan saja
yang memiliki beberapa kewenangan
dan
tertentu oleh KUHAP juga merupakan
penyitaan dan pemeriksaan surat sampai
hal yang menambah perbedaan prinsipil
dengan ketidakjelasan mengenai inter-
antara KUHAP dengan HIR. Sebagai
pretasi pihak ketiga yang berkepen-
suatu lembaga baru yang diintrodusir
tingan dalam mengajukan sah tidaknya
oleh KUHAP maka praperadilan bukan
penghentian penyidikan atau penghen-
merupakan suatu lembaga yang berdiri
tian penuntutan.
tidak
termasuk penggeledahan,
sendiri. Menurut M. Yahya Harahap, SH
Berdasarkan kasus-kasus yang
dijelaskan bahwa praperadilan sebagai
pernah ada, maka hakim tidak memiliki
suatu lembaga baru memiliki karak-
interpretasi yang sama dalam mendefi-
teristik sebagai berikut: (M. Yahya
nisikan pihak ketiga yang berkepen-
Harahap, 2003).
tingan. Walaupun KUHAP tidak mem-
1. Eksistensinya merupakan satu kesa-
berikan penjelasan yang tegas mengenai
tuan yang melekat pada Pengadilan
definisi pihak ketiga yang berkepen-
Negeri;
tingan namun hakim tidak boleh meno-
2. Praperadilan merupakan suatu divisi
dari Pengadilan Negeri;
lak memberikan putusan terhadap suatu
perkara praperadilan dengan alasan tidak
3. Konsekuensinya sebagai divisi maka
adanya ketentuan yang memberikan
perihal administratif yustisial, per-
penjelasan yang tegas mengenai penger-
sonil, peralatan dan finansial men-
tian pihak ketiga yang berkepentingan.
jadi satu dengan Pengadilan Negeri
Dengan adanya ketidakjelasan tersebut
16
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
maka hakim diwajibkan untuk melakukan penemuan hukum (rechtsvinding)
B. Eksistensi Lembaga Praperadilan
dengan metode interpretasi (Sudikno
Mertokusumo dan A. Pitlo, 1993).
Pada dasarnya, eksistensi lembaga praperadilan diatur dalam Bab I
Berdasarkan hal tersebut maka
Pasal 1 angka 10 dan Bab X Bagian
dalam tulisan ini penulis mencoba untuk
Kesatu Pasal 77 sampai dengan Pasal 83
membahas
permasalahan
KUHAP. Menurut etimologinya, prape-
interpretasi pihak ketiga yang berkepen-
radilan terdiri dari dua suku kata, yaitu
tingan dalam praktek praperadilan yang
pra dan peradilan. Kata “pra” itu sendiri
terjadi selama ini. Adapun pembahasan
diartikan
yang dilakukan oleh penulis bersifat
“peradilan”
terbatas dengan menggunakan empat
proses
contoh kasus mengenai praperadilan
saksi-saksi
yang terkait dengan segi penerapan
pengadilan dalam rangka mencari kebe-
interpretasi pihak ketiga yang berke-
naran
pentingan. Walaupun pada saat ini
Anwar, Chalimah Suyanto dan Sunanto,
terdapat usulan untuk menghapuskan
1989). Dengan demikian dapat disim-
lembaga praperadilan dan selanjutnya
pulkan bahwa praperadilan diartikan
digantikan
hakim
sebagai proses pemeriksaan voluntair
komisaris sebagaimana yang terdapat
yang dilakukan sebelum pemeriksaan
dalam
Undang-
terhadap pokok perkara berlangsung di
Undang (RUU) KUHAP, namun tulisan
pengadilan. Adapun yang dimaksud
ini tidak bertujuan untuk menolak
dengan pokok perkara dalam hal ini
lembaga hakim komisaris dan tetap
adalah suatu dakwaan tentang telah
mempertahankan lembaga praperadilan.
terjadinya suatu tindak pidana, yang
Pada
sedang dalam tahap penyidikan atau
mengenai
dengan
Revisi
konsep
Rancangan
dasarnya,
tulisan
ini
hanya
bertujuan untuk memperlengkap lite-
sebelum,
diartikan
pemeriksaan
dan
materil
sedangkan
kata
sebagai
suatu
atas
barang
(H.A.K.
tersangka,
bukti
oleh
Mochamad
penuntutan (Darwan Prinst, 1993).
ratur keilmuan dan pengetahuan bidang
Di
Amerika
Serikat,
istilah
hukum yang telah ada sebelumnya,
praperadilan lebih dikenal dengan istilah
khususnya untuk memberikan suatu
pre trial. Namun terdapat perbedaan
deskripsi yang jelas mengenai praktek
antara lembaga praperadilan dengan
interpretasi pihak ketiga dalam permo-
lembaga pre trial. Dalam lembaga pre
honan praperadilan.
trial
memiliki
kewenangan
untuk
meneliti ada atau tidak adanya dasar
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
17
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
hukum yang cukup untuk mengajukan
diajukan ke Pengadilan Negeri (S.
suatu penuntutan terhadap suatu perkara
Tanubroto, 1983 : 74).
Berdasarkan
pidana didepan pengadilan. Sementara
ruang
itu, ruang lingkup praperadilan bersifat
kewenangan
limitatif
telah
dasarnya, lembaga praperadilan ber-
ditentukan dalam Pasal 77 huruf a dan b
fungsi sebagai lembaga yang melakukan
KUHAP dan Pasal 95 KUHAP, yaitu
pengawasan secara horisontal terhadap
sebagai berikut:
tindakan yang dilakukan oleh instansi
1. Memeriksa dan memutus sah atau
kepolisian selaku penyidik dan instansi
tidaknya penangkapan dan penahan;
kejaksaan selaku penuntut umum. Oleh
2. Memeriksa dan memutus sah atau
karena itu, praperadilan memiliki peran
sebagaimana
yang
tidaknya penghentian penyidikan
yang
atau penghentian penuntutan;
penyimpangan
3. Memeriksa
dan
memutus
tersebut
lingkup
penting
maka
untuk
dan
pada
meminimalisir
penyalahgunaan
ganti
wewenang (abuse of power) dalam
kerugian dan atau rehabilitasi bagi
pelaksanaan proses penegakan hukum.
seorang yang perkara pidananya
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
dihentikan pada tingkat penyidikan
pengawasan horisontal dari lembaga
atau penuntutan;
praperadilan
4. Memeriksa dan memutus terhadap
dengan
tersebut
tujuan
umum
adalah
sesuai
dibentuknya
tuntutan ganti kerugian yang diaju-
KUHAP, yaitu untuk menciptakan suatu
kan
ahli
proses penegakan hukum yang dida-
warisnya atas penangkapan atau
sarkan pada kerangka due process of law
penahanan serta tindakan lain tanpa
(R.
alasan yang berdasarkan undang-
Loebby
undang
kekeliruan
fungsi pengawasan horisontal terhadap
mengenai orang atau hukum yang
proses pemeriksaan pendahuluan yang
diterapkan ;
dilakukan oleh lembaga praperadilan
oleh
tersangka
atau
karena
atau
Soeparmono,
Loqman,
2003).
dijelaskan
Menurut
bahwa
5. Memeriksa dan memutus permin-
tersebut juga merupakan bagian dari
taan rehabilitasi yang diajukan oleh
kerangka sistem peradilan pidana ter-
tersangka atas penangkapan atau
padu (Loebby Loqman, 1987).
penahanan tanpa alasan berdasarkan
undang-undang
18
atau
Fungsi pengawasan yang dila-
kekeliruan
kukan oleh lembaga praperadilan ter-
mengenai orang atau hukum yang
sebut pada dasarnya identik dengan
diterapkan, yang perkaranya tidak
lembaga Rechter Commisaris yang ter-
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
dapat di Belanda atau lembaga Judge
mengajukan upaya praperadilan, yaitu
d’Instruction yang terdapat di Perancis
adanya tindakan penghentian penyidikan
(Andi Hamzah, 2001). Kedua lembaga
oleh pihak penyidik atau adanya tinda-
yang muncul dari sistem hukum civil
kan penghentian penuntutan oleh pihak
law
tersebut
memiliki
kewenangan
penuntut umum.
melakukan pemeriksaan atas sah atau
Penghentian penyidikan meru-
tidaknya upaya paksa. Sedangkan dalam
pakan suatu tindakan dari penyidik
sistem common law system, lembaga
untuk tidak melanjutkan proses peme-
praperadilan identik dengan lembaga
riksaan atas suatu perkara tindak pidana
pre-trial yang terdapat di Amerika
yang sedang ditanganinya sesuai dengan
Serikat
prinsip
ketentuan yang berlaku (Darwan Prinst,
Habeas Corpus yang pada dasarnya
1993). Menurut pasal 109 ayat (2)
menjelaskan bahwa dalam masyarakat
KUHAP juncto Buku Petunjuk Pelak-
beradab maka pemerintah harus selalu
sanaan Proses Penyidikan Tindak Pidana
menjamin hak kemerdekaan seseorang
Kepolisian RI telah dijelaskan bahwa
(Luhut M.P. Pangaribuan, 2005).
proses penyidikan atas suatu perkara
yang
menerapkan
pidana dapat dihentikan dengan didasar-
C. Pengaturan Pihak Ketiga Yang
kan pada alasan-alasan sebagai berikut :
Berkepentingan Dalam KUHAP
a. Tidak terdapatnya bukti yang cukup;
Pada dasarnya, istilah pihak
b. Peristiwa yang dilakukan penyi-
ketiga yang berkepentingan ini diatur
dikan tersebut bukan merupakan
secara tegas dalam ketentuan Pasal 80
tindak pidana ;
KUHAP yang
menerangkan
bahwa
c. Penyidikan dihentikan demi hukum
permintaan untuk melakukan pemerik-
dengan alasan sebagai berikut :
saan mengenai sah atau tidak sahnya
c.1.
Tersangka meninggal dunia ;
penghentian
c.2.
Tuntutan tindak pidana telah
penyidikan
(SP3)
atau
penghentian penuntutan (SKPP) dapat
diajukan
kepada
Ketua
Pengadilan
Negeri dengan disertai alasan-alasan
kadaluarsa ;
c.3.
Pengaduan dicabut bagi delik
aduan ;
yang menjadi dasar permintaan tersebut.
c.4. Tindak pidana tersebut telah
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
memperoleh putusan hakim
disimpulkan terdapat dua hal pokok
yang
yang menjadi dasar alasan bagi pihak
yang tetap dan pasti.
berkekuatan
hukum
ketiga yang berkepentingan untuk dapat
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
19
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Dalam
hal
telah
nai sah atau tidaknya penghentian
menghentikan penyidikan maka berda-
penyidikan atau penghentian penuntutan
sarkan ketentuan Pasal 109 ayat (2)
hanya dapat diajukan oleh pihak-pihak
KUHAP
memberi-
tertentu, yaitu:
tahukan hal tersebut kepada penuntut
a. Penyidik ;
umum, tersangka atau keluarganya. Oleh
b. Penuntut umum ;
sebab itu, dapat dikatakan bahwa pasal
c. Pihak ketiga yang berkepentingan.
maka
penyidik
penyidik
tersebut memberikan jaminan kepastian
Terkait dengan perihal subyek
hukum bagi tersangka (Darwan Prinst,
tersebut maka KUHAP hanya membe-
1993).
rikan definisi yang jelas dan tegas
Penghentian penuntutan adalah
tentang siapa yang dimaksud dengan
suatu tindakan dari penuntut umum
penyidik dan penuntut umum. Namun
untuk tidak melimpahkan perkara pidana
sebaliknya, walaupun KUHAP hanya
ke Pengadilan dengan didasarkan pada
memberikan rekognisi mengenai adanya
alasan-alasan yang sah untuk itu sesuai
pihak ketiga yang berkepentingan dalam
dengan ketentuan yang berlaku (Darwan
ketentuan Pasal 80, tetapi KUHAP tidak
Prinst, 1993). Menurut Pasal 140 ayat
memberikan
(2) KUHAP dijelaskan bahwa penun-
mengenai siapa saja yang dapat dikate-
tutan terhadap suatu tindak pidana dapat
gorikan sebagai pihak ketiga yang
dihentikan
berkepentingan. Secara logika hukum
dengan
didasarkan
pada
interpretasi
yang
jelas
alasan-alasan sebagai berikut:
yang sempit, maka yang dimaksud
a. Tidak terdapat cukup bukti;
dengan
b. Peristiwa yang yang dituntut terse-
pentingan adalah saksi korban tindak
but bukan merupakan tindak pidana;
pidana atau pelapor. Selain itu, muncul
c. Perkara
yang
berke-
pendapat berbeda yang mengatakan
alasan
bahwa pengertian pihak ketiga yang
penuntutan sudah daluarsa, adanya
berkepentingan tersebut harus diinter-
putusan hakim yang sudah berke-
pretasikan secara luas. Dengan demi-
kuatan hukum tetap (ne bis in idem)
kian, tidak hanya terbatas pada saksi
dan tidak adanya pengaduan dalam
korban atau pelapor saja tetapi juga
hal tindak pidana aduan (Darwan
harus mencakup masyarakat luas yang
Prinst, 1993).
dalam hal ini diwakili oleh Lembaga
didasarkan
demi
ketiga
hukum,
dengan
ditutup
pihak
pada
Ditinjau dari sudut subyeknya,
Swadaya Masyarakat. atau Organisasi
maka permohonan praperadilan menge-
Masyarakat lainnya (M. Yahya Harahap,
20
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
2003). Perluasan interpretasi tersebut
kannya tersebut Pemohon berhasil
didasarkan pertimbangan bahwa dampak
menemukan bukti petunjuk adanya
yang muncul dari terjadinya suatu tindak
keterlibatan importir dan indentor.
pidana adalah berupa kerugian terhadap
Oleh karena itu, Pemohon menga-
kepentingan publik (public interest),
jukan surat kepada Kejaksaan Ting-
baik dalam arti individu sebagai bagian
gi Jawa Timur (Termohon) dan
dari komunitas publik atau kelompok
Kejaksaan Agung yang meminta
masyarakat secara keseluruhan.
agar dilakukan peninjauan kembali
terhadap petitum requisitoir yang
D. Perkembangan
Interpretasi
berisi tindakan pengembalian barang
Pihak Ketiga Yang Berkepen-
bukti kepada Importir dalam kasus
tingan Dalam Praktek Pra-
yang berbeda, yaitu atas nama
peradilan
Terdakwa
Dalam bagian ini penulis akan
menggunakan
empat
Purnomo
Henny.
Kejati Jawa Timur memberikan
kasus
tanggapan yang berbeda atas surat
praperadilan yang terkait dengan pene-
tersebut, dan selanjutnya meng-
rapan interpretasi mengenai pihak ketiga
hentikan penyidikan atas perkara
yang
akan
tersebut. Dengan adanya penghen-
mendeskripsikan secara singkat menge-
tian penyidikan secara diam-diam
nai kasus posisi, pertimbangan hakim
tersebut, selanjutnya Pemohon, yang
dan hasil putusan akhir dari masing-
sebelumnya mengundurkan diri dari
masing kasus.
jabatannya selaku Jaksa, menga-
1. Perkara Praperadilan Mengenai
jukan
berkepentingan.
contoh
R.
Penulis
permohonan
praperadilan
Penghentian Penyidikan Kasus
mengenai sah atau tidaknya peng-
Holden Camira Yang Dilakukan
hentian penyidikan tersebut kepada
Oleh
Pengadilan
Kejaksaan
Tinggi
Jawa
Negeri
Surabaya.
Timur Pada Tahun 1987.
Permohonan praperadilan tersebut
Kasus ini berawal dari ditunjuknya
diajukan oleh Pemohon dengan
Sdr. Moch. Amien, SH (Pemohon)
didasarkan
selaku penyidik untuk melakukan
sebagai pihak ketiga yang berkepen-
penyidikan terhadap adanya dugaan
tingan,
tindak pidana manipulasi dan penye-
untuk mencegah timbulnya kerugian
lundupan di Pelabuhan Tanjung
negara.
pada
khususnya
kapasitasnya
kepentingan
Perak Surabaya. Dalam penyidiLex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
21
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Dalam Putusan Pengadilan Negeri
Putusan
Surabaya
untuk selanjutnya mengadili sendiri
Nomor
12/Pid.Praper/
Tinggi
dan
1987 PN.Sby hakim telah mem-
dengan
berikan pertimbangan yang pada
banding dari Pemohon tidak dapat
dasarnya
diterima.
menjelaskan
bahwa
dengan memilih untuk berhenti dan
mengundurkan
diri
dari
status
menyatakan
permohonan
2. Perkara Praperadilan Mengenai
Penghentian
Penuntutan
Yang
sebagai seorang Jaksa Penyidik
Dilakukan Oleh Kejaksaan Negeri
adalah merupakan suatu penegasan
Surabaya Pada Tahun 1996.
dari diri Pemohon sendiri bahwa
Kasus ini berawal dari dihenti-
Pemohon bukan merupakan pihak
kannya penuntutan pihak Kejaksaan
ketiga yang menderita kerugian baik
Negeri Surabaya (Termohon) terha-
materiil maupun moril. Oleh karena
dap perkara dugaan tindak pidana
itu, Hakim tidak melihat adanya
penggelapan, penipuan dan pelasuan
nestapa dan penderitaan yang benar-
surat atau keterangan yang dilaku-
benar terjadi pada diri Pemohon
kan
yang muncul sebagai akibat dari
Hendrawan
adanya tindak pidana. Oleh karena
alasan yang digunakan sebagai dasar
itu, maka status atau sifat dari diri
dalam penerbitan SKPP Nomor:R-
Pemohon tidak termasuk dalam
105/P.5.9/Epo.1/VII/1996 tertanggal
pengertian pihak ketiga yang berke-
30 Juli 1996 adalah bahwa per-
pentingan
80
buatan yang dilakukan oleh Ter-
KUHAP. Berdasarkan pertimbangan
sangka bukan merupakan tindak
tersebut maka Pengadilan Negeri
pidana dan hubungan kerjasama
Surabaya
putusan
antara Tersangka dengan PT.SAC
permohonan
Nusantara (Pemohon) merupakan
praperadilan dari Pemohon tidak
hubungan keperdataan. Selanjutnya
dapat diterima. Selanjutnya putusan
Pemohon yang diwakili oleh Rudy
tersebut dikuatkan oleh Pengadilan
M.G. Schulz dalam kapasitasnya
Tinggi
selaku Presiden Direktur menga-
dengan
menurut
Pasal
memberikan
menyatakan
Surabaya
Nomor
01/Pid/Pralan/1988/PT.Sby
22
Pengadilan
dan
jukan
oleh
Tersangka
Setyabudi.
permohonan
Jacob
Adapun
praperadilan
dalam tingkat kasasi telah diberikan
kepada Pengadilan Negeri Surabaya.
putusan oleh Mahkamah Agung RI
Termohon
yang
yang mempermasalahkan kapasitas
menyatakan
membatalkan
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
mengajukan
jawaban
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Pemohon yang bukan merupakan
sebagai pribadi dan bukan mewakili
sebagai pihak ketiga yang bekepen-
kepentingan Perseroan. Oleh karena
tingan. Dalam putusannya Nomor:
itu, maka Pemohon Terbanding in
07/Pid.Prap/198/PN.Sby tertanggal
casu Rudy M.G. Schulz bukan
5 Desember 1998 telah memberikan
merupakan
pertimbangan yang mengakui bahwa
berkepentingan,
Pemohon merupakan pihak ketiga
membatalkan putusan tingkat per-
yang
tama serta menyatakan SKPP Ter-
berkepentingan
karena
itu
dan
oleh
memutuskan
untuk
menerima permohonan Pemohon
pihak
ketiga
dan
yang
selanjutnya
mohon (Pembanding) adalah sah.
3. Perkara Praperadilan Mengenai
dan selanjutnya menyatakan SKPP
Penghentian
yang diterbitkan Termohon tidak
Dilakukan Oleh Kejaksaan Tinggi
sah.
Kalimantan Timur Pada Tahun
Terhadap putusan tersebut, Termo-
1998.
hon
Kasus ini berawal dari dihenti-
mengajukan
upaya
hukum
Penyidikan
Yang
banding, dalam hal mana Pengadilan
kannya
proses
Tinggi Surabaya dalam putusannya
perkara
dugaan
Nomor: 340/Pid/1998/PT.Sby ter-
penyalahgunaan Pajak Bumi dan
tanggal 7 Januari 1999 telah mem-
Bangunan (PBB) dan Pembagian
batalkan putusan tingkat pertama
Hasil Penerimaan (PHB) PBB oleh
dengan pertimbangan bahwa Pemo-
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur
hon (Terbanding) bukan merupakan
(Termohon)
pihak ketiga yang berkepentingan
SKPP No. Print. 171/R4/F.PK.I/
sebagaimana yang dimaksud dalam
II1998 tertanggal 3 November 1998.
Pasal
ini
Terhadap penerbitan SKPP tersebut
bahwa
selanjutnya diajukan permohonan
dalam BAP yang telah ditandatangni
praperadilan oleh Ikatan Keluarga
tertulis bahwa pekerjaan Rudy M.G.
Besar Laskar Ampera (IKBLA) Arif
Schulz adalah sebagai pengusaha,
Rahman Hakim (Pemohon) kepada
sedangan dalam Laporan Polisi
Pengadilan
tertulis
Dalam
80
didasarkan
KUHAP.
pada
Hal
alasan
pekerjaannya
sebagai
penyidikan
tindak
dengan
Negeri
atas
pidana
menerbitkan
Samarinda.
pertimbangannya
Majelis
Presiden Direktur PT.SAC Nusan-
Hakim berpendapat bahwa IKBLA
tara. Berdasarkan hal tersebut maka
merupakan badan hukum sesuai
Rudy
dengan akta pendiriannya dan oleh
M.G.
Schulz
bertindak
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
23
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
karena itu adalah sah sebagai subyek
Agung (MA) sependapat dengan
hukum. Terkait dengan hal tersebut,
pertimbangan
maka
mewakili
Samarinda. Menurut MA dijelaskan
masyarakat luas in casu masyarakat
bahwa pada dasarnya Pasal 80
Kalimantan Timur dapat disebut
KUHAP tidak memiliki penjelasan
sebagai saksi korban karena dengan
otentik, sehingga dapat dilakukan
dihentikannya penyidikan terhadap
interpretasi a contrario in terminis
perkara
penyalahgunaan
dari pengertian penyidik dan penun-
dana PBB dan PHB tersebut dapat
tut umum dalam Pasal 1 angka (1)
menimbulkan kerugian bagi masya-
dan angka (6) KUHAP. Istilah
rakat.
maka
penyidik dan penuntut umum ditem-
IKBLA dapat bertindak sebagai
patkan dalam posisi mendahului
pihak ketiga yang berkepentingan.
istilah pihak ketiga yang berkepen-
Pengadilan
memberikan
tingan, dan karenanya maka pihak
pertimbangan dan putusan yang
ketiga yang berkepentingan sepa-
berbeda
PN
tutnya diartikan sebagai setiap orang
Tinggi
baik perorangan maupun kelompok
berpendapat bahwa IKBLA bukan
orang yang memiliki hak dan kewa-
merupakan
yang
jiban untuk menegakkan hukum,
berkepentingan menurut Pasal 80
keadilan dan kebenaran demi kepen-
KUHAP. Hal tersebut didasarkan
tingan masyarakat luas termasuk
pertimbangan bahwa IKBLA tidak
dalam hal ini IKBLA. Namun
mendapatkan surat kuasa khusus
terhadap putusan PK-I tersebut diba-
dari anggota IKBLA dan adanya
talkan dengan acara PK-II. Namun
intervensi dari masyarakat yang
dalam tulisan ini tidak akan dijelas-
bahwa
dirugikan
kan karena tidak ada pertimbangan
dengan penerbitan SP3. Seandainya
yang membahas interpretasi pihak
IKBLA beranggapan bahwa prape-
ketiga yang berkepentingan.
IKBLA
yang
dugaan
Dengan
demikian
Tinggi
dengan
Samarinda.
putusan
Pengadilan
pihak
mereka
ketiga
tidak
radilan tersebut diajukan dalam
24
dan
putusan
PN
4. Perkara Praperadilan Mengenai
kerangka class action maka hal
Penghentian
tersebut hanya dapat digunakan
Dilakukan Oleh Kejaksaan Agung
dalam perkara lain.
RI Pada Tahun 2000.
Dalam upaya peninjauan kembali
Pengajuan praperadilan dalam kasus
pertama (PK-I) maka Mahkamah
ini
berawal
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Penyidikan
dari
Yang
dihentikannya
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Texmaco
berkepentingan yang diberikan oleh para
Marimutu
hakim tersebut disebabkan oleh faktor
Sinivasan oleh Kejaksaan Agung RI
belum adanya interpretasi otentik yang
(Termohon)
surat
jelas dan tegas dalam KUHAP. Hal
PRIN-64/F/Fpk/1/05/2000
tersebut merupakan kelemahan yang
tertanggal 16 Mei 2000. Indonesia
dimiliki oleh KUHAP sehingga menim-
(ICW)
bulkan adanya ketidakpastian hukum.
selanjutnya mengajukan permoho-
Pada dasarnya, interpretasi yang diberi-
nan praperadilan kepada Pengadilan
kan oleh hakim dalam rangka melaku-
Negeri
Dalam
kan penemuan hukum untuk menutupi
putusannya, PN Jakarta Selatan
suatu aturan hukum yang tidak jelas dan
menerima dan menyetujui eksepsi
tidak lengkap (Sudikno Mertokusumo,
dari Termohon yang menyatakan
2001). Namun demikian, penulis berha-
bahwa ICW bukan merupakan pihak
rap agar dalam mencari dan merumus-
ketiga yang berkepentingan. Dalam
kan interpretasi tersebut maka sebaiknya
pertimbangannya dijelaskan bahwa
yang mendekati dan mencerminkan
ICW tidak memiliki kewenangan
nilai-nilai dan rasa keadilan masyarakat
yang
(public justice).
penyidikan
perkara
dengan
Tersangka
Nomor
berdasarkan
Corruption
Watch
Jakarta
tegas
Selatan.
untuk
mengajukan
permohonan praperadilan dalam hal
mana hal tersebut tidak dinyatakan
D. Penutup
secara tegas dalam akta pendirian
Kesimpulan
ICW.
Selain
tidak
Berdasarkan uraian pembaha-
memiliki pengakuan yuridis dalam
san sebagaimana yang telah dikemuka-
Undang-Undang Korupsi sebagai-
kan di atas, maka selanjutnya dapat
mana pengakuan yang dimiliki oleh
dirumuskan beberapa konklusi sebagai
WALHI
berikut :
dalam
itu,
ICW
Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 dan juga
1. KUHAP dan penjelasannya tidak
tidak jelasnya masyarakat mana
mengatur secara tegas mengenai
yang dirugikan atas penerbitan SP3
pengertian pihak ketiga yang berke-
tersebut.
pentingan dalam perkara prapera-
Dengan didasarkan pada kasus-
dilan terkait dengan pemeriksaan
kasus diatas maka penulis melihat
tentang
bahwa munculnya perbedaan interpre-
pengehentian penyidikan atau peng-
tasi
mengenai
pihak
ketiga
sah atau
tidak
sahnya
yang
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
25
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
hentian penuntutan sebagai yang
akan memberikan jaminan kepastian
diatur dalam Pasal 80 KUHAP.
hukum bagi masyarakat.
2. Dampak dari adanya ketidakjelasan
3. Dalam
merumuskan
interpretasi
mengenai pengertian pihak ketiga
yang
yang berkepentingan tersebut maka
sebaiknya yang mengakomodir dan
hakim
mencerminkan nilai-nilai dan rasa
wajib
untuk
melakukan
metode interpretasi dalam rangka
melakukan
penemuan
jelas
dan
tegas
tersebut
keadilan masyarakat.
hukum
(rechtsvinding).
Daftar Pustaka
3. Konsekuensi dari tidak diaturnya
Al. Wisnubroto dan G. Widiartana,
secara tegas dan jelas terhadap
”Pembaharuan Hukum Acara
pengertian mengenai pihak ketiga
Pidana”, Citra Aditya Bakti,
yang berkepentingan tersebut maka
Bandung, 2005.
dalam praktek timbul perbedaan
Andi Hamzah, ”Hukum Acara Pidana
interpretasi yang diberikan oleh para
Indonesia”,
hakim khususnya yang memeriksa
Jakarta, 2001.
dan memutus mengenai sah atau
Darwan
Prinst,
Sinar
Grafika,
”Praperadilan
Dan
tidaknya penghentian penyidikan
Perkembangannya
atau penghentian penuntutan.
Praktek”, Citra Aditya Bakti,
Di
Dalam
Bandung, 1993.
Saran
Departemen
Berdasarkan beberapa hasil
Kehakiman
Republik
”Pedoman
Indonesia,
kesimpulan sebagaimana yang telah
Pelaksanaan
dikemukakan
Undang Hukum Acara Pidana”,
oleh
penulis,
maka
selanjutnya dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Perlu
adanya
Undang-
Jakarta, 1982.
H.A.K. Mochamad Anwar, Chalimah
suatu
interpretasi
Suyanto
dan
otentik yang jelas dan tegas dalam
“Praperadilan”,
KUHAP, khususnya terkait dengan
Jakarta, 1989.
Sunanto,
Ind-Hill-Co,
interpretasi pihak ketiga yang berke-
Kepolisian Republik Indonesia, “Buku
pentingan dalam perkara prapera-
Petunjuk Pelaksanaan Proses
dilan.
Penyidikan
2. Dengan adanya interpretasi yang
2000.
jelas dan tegas tersebut tentunya
26
Kitab
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Tindak
Pidana”,
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Lilik Mulyadi, “Hukum Acara Pidana :
Kerugian
Sutu Tinjauan Khusus Terhadap
KUHAP”,
Surat Dakwaan, Eksepsi Dan
Bandung, 2003.
Putusan Peradilan”, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2002.
Dalam
Mandar
Maju,
S. Tanubroto, ”Peranan Praperadilan
Dalam Hukum Acara Pidana”,
Loebby Loqman, “Pra-Peradilan Di
Indonesia”, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1987.
Luhut
Ganti
Alumni, Bandung, 1983.
Sudikno
Mertokusumo,
”Penemuan
Hukum : Sebuah Pengantar”,
M.P.
Pangaribuan,
Acara
Pidana
Resmi
Di
:
“Hukum
Surat-Surat
Pengadilan
Liberty, Yogyakarta, 2001.
_________, dan A. Pitlo, ”Bab-Bab
Oleh
Tentang Penemuan Hukum”,
Advokat: Praperadilan, Eksepsi,
Citra Aditya Bakti, Bandung,
Pledoi,
Duplik,
1993.
Banding,
Kasai,
Memori
Peninjauan
Kembali”, Djambatan, Jakarta,
2005.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana.
Varia Peradilan, Nomor 42 Tahun IV,
_________, ”Interpretasi Pihak Ketiga
Maret, 1989.
Yang Berkepentingan Dalam
Tindak
Pidana
Korupsi”,
Dictum Jurnal Kajian Putusan
Pengadilan, Edisi 2, 2004.
M.
Yahya
Harahap,
”Pembahasan
Permasalahan Dan Penerapan
KUHAP
:
Penyidikan
Penuntutan”,
Sinar
dan
Grafika,
Jakarta, 2003.
_________, ”Pembahasan Permasalahan
Dan
Penerapan
KUHAP
:
Pemeriksaan Sidang Pengadilan,
Banding,
Peninjauan
Kasasi
Dan
Kembali”,
Sinar
Grafika, Jakarta, 2003.
R. Soeparmono,
”Praperadilan
Dan
Penggabungan Perkara Gugatan
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
27
Praktek Praperadilan
KAJIAN YURIDIS MENGENAI INTERPRETASI
PIHAK KETIGA YANG BERKEPENTINGAN DALAM
PRAKTEK PRAPERADILAN
Oleh:
SETIYONO
Dosen Fakultas Hukum - Universitas Trisakti, Jakarta
setiyono@yahoo.com
ABSTRAK
Praperadilan merupakan suatu lembaga baru yang diintrodusir oleh
KUHAP. Adapun fungsi yang dimiliki oleh lembaga peraperadilan
adalah melakukan pengawasan horisontal terhadap adanya tindakan
penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh
instansi kepolisian selaku penyidik dan instansi kejaksaan selaku
penuntut umum. Pengawasan yang dilakukan tersebut merupakan
bagian dari implementasi integrtaed criminal justice system. Dalam
perkembangannya, muncul berbagai permasalahan pada lembaga
praperadilan. Salah satunya adalah adanya ketidakjelasan interpretasi
dalam KUHAP mengenai siapa yang dimaksud dengan pihak ketiga
yang berkepentingan dalam Pasal 80 KUHAP. Dengan didasarkan pada
putusan-putusan dalam berbagai kasus praperadilan terkait dengan
interpretasi pihak ketiga yang berkepentingan tersebut maka dalam
praktek dan perkembangannya terdapat perbedaan interpretasi yang
diberikan oleh para hakim. Penggunaan metode interpretasi tersebut
dilakukan dalam rangka melakukan penemuan hukum yang bertujuan
untuk menutupi aturan hukum in casu KUHAP yang tidak
menginterpretasikan secara jelas mengenai definisi pihak ketiga yang
berkepentingan.
Kata Kunci:
Kajian Yuridis, Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan, Praperadilan.
law.
Dirumuskannya
KUHAP
Pendahuluan
of
A. Latar Belakang
sebagaimana yang diatur dalam UndangUndang-
Undang Nomor 8 Tahun 1981 meru-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
pakan realisasi konkrit dari konsep
sebagai suatu instrumen umum (lex
negara hukum (rechtstaat). Adanya
generalis) yang berfungsi untuk mendu-
perangkat
kung pelaksanaan dan penerapan keten-
menjunjung tinggi hak asasi manusia
tuan hukum pidana materil memiliki
serta adanya jaminan persamaan kedu-
peran yang penting dan determinan
dukan baik dalam hukum (equality
dalam proses penegakkan hukum yang
before the law) maupun dalam peme-
didasarkan pada kerangka due process
rintahan bagi setiap warga negara, ter-
Eksistensi
Kitab
masuk
14
perundang-undangan
adanya
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
kewajiban
yang
untuk
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Pada
menjunjung tinggi hukum dan pemerin-
dasarnya,
lahirnya
tahan tersebut, merupakan karakteristik
KUHAP didasarkan pada dua alasan,
utama yang melekat pada konsep negara
yaitu alasan untuk menciptakan suatu
hukum (Al. Wisnubroto dan G. Widiar-
ketentuan yang dapat mendukung terse-
tana, 2005).
lenggaranya suatu peradilan pidana yang
Terkait dengan kedudukannya
adil (fair trial) dan alasan adanya
sebagai kaidah hukum publik, maka
urgensi untuk menggantikan produk
KUHAP memiliki asas keseimbangan
hukum acara yang bersifat kolonialistik
(M. Yahya Harahap, 2003). Hal tersebut
sebagaimana yang tercantum dalam Het
diartikan
selain
Herziene Inlandsch Reglement (HIR).
mengatur mengenai kepentingan masya-
Dalam pedoman pelaksanaan KUHAP
rakat (public interest) yang dilanggar
dijelaskan bahwa sebagai produk dari
juga mengatur secara seimbang kepen-
badan legislatif kolonial maka HIR
tingan pihak yang berstatus sebagai
belum memberikan jaminan dan perlin-
pelaku (Lilik Mulyadi, 2002).
dungan yang cukup terhadap hak asasi
bahwa
KUHAP
Selain itu, dalam kedudukannya
manusia. Dengan pertimbangan tersebut
sebagai kaidah hukum publik maka
maka KUHAP sebagai produk hukum
untuk melaksanakan ketentuan-keten-
nasional telah merumuskan ketentuan
tuan yang terdapat dalam KUHAP juga
yang lebih baik dari HIR (Departemen
diperlukan
publik
Kehakiman RI: Pedoman Pelaksanaan
mulai dari tahap awal sampai dengan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara
tingkat akhir, yang berupa tahap ekse-
Pidana, 1982).
institusi-institusi
kusi termasuk pengawasan dan pengamatan
pelaksanaan
putusan.
Dicantumkannya
pengaturan
Dalam
tentang hak-hak tersangka dan terdakwa,
melaksanakan tugas dan peran dari
adanya bantuan hukum pada semua
masing-masing institusi publik tersebut
tingkatan pemeriksaan, persyaratan dan
tentunya harus berpedoman pada prinsip
pembatasan
diferensiasi
prinsip
penangkapan atau penahanan, pengajuan
saling koordinasi. Kedua prinsip terse-
jenis-jenis upaya hukum yang lebih
but bertujuan untuk dapat terwujudnya
lengkap sampai dengan tingkat yang
suatu sistem peradilan pidana terpadu
paling
atau yang lebih dikenal dengan istilah
pengawasan terhadap pelaksanaan putu-
integrated criminal justice system (M.
san merupakan hal-hal yang sebelumnya
Yahya Harahap, 2003).
tidak
fungsional
dan
terhadap
akhir
diatur
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
serta
dalam
upaya
adanya
HIR.
paksa
bentuk
Pada
15
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
hakikatnya, pencantuman hal-hal seba-
serta berada dibawah pimpinan dan
gaimana yang telah diuraikan tersebut
pengawasan termasuk juga pembi-
diatas bukan hanya merupakan bagian
naan oleh Ketua Pengadilan Negeri ;
dari politik pembaruan terhadap keten-
4. Perihal
tata
pelaksanaan
fungsi
tuan hukum positif an sich namun juga
yustisial praperadilan
merupakan
merupakan bagian dari pembaruan ter-
bagian dari fungsi yustisial Penga-
hadap sistem hukum acara pidana yang
dilan Negeri itu sendiri.
bangsa
Dalam perkembangannya, lem-
Indonesia dan sistim nilai-nilai universal
baga praperadilan tersebut memiliki
(Al. Wisnubroto dan G. Widiartana,
berbagai permasalahan dalam penera-
2005).
pannya. Mulai dari adanya limitasi
menuju
pada
sistem
nilai
Dicantumkannya ketentuan ten-
pemeriksaan jenis upaya paksa yang
tang praperadilan sebagai suatu lembaga
berupa penangkapan dan penahanan saja
yang memiliki beberapa kewenangan
dan
tertentu oleh KUHAP juga merupakan
penyitaan dan pemeriksaan surat sampai
hal yang menambah perbedaan prinsipil
dengan ketidakjelasan mengenai inter-
antara KUHAP dengan HIR. Sebagai
pretasi pihak ketiga yang berkepen-
suatu lembaga baru yang diintrodusir
tingan dalam mengajukan sah tidaknya
oleh KUHAP maka praperadilan bukan
penghentian penyidikan atau penghen-
merupakan suatu lembaga yang berdiri
tian penuntutan.
tidak
termasuk penggeledahan,
sendiri. Menurut M. Yahya Harahap, SH
Berdasarkan kasus-kasus yang
dijelaskan bahwa praperadilan sebagai
pernah ada, maka hakim tidak memiliki
suatu lembaga baru memiliki karak-
interpretasi yang sama dalam mendefi-
teristik sebagai berikut: (M. Yahya
nisikan pihak ketiga yang berkepen-
Harahap, 2003).
tingan. Walaupun KUHAP tidak mem-
1. Eksistensinya merupakan satu kesa-
berikan penjelasan yang tegas mengenai
tuan yang melekat pada Pengadilan
definisi pihak ketiga yang berkepen-
Negeri;
tingan namun hakim tidak boleh meno-
2. Praperadilan merupakan suatu divisi
dari Pengadilan Negeri;
lak memberikan putusan terhadap suatu
perkara praperadilan dengan alasan tidak
3. Konsekuensinya sebagai divisi maka
adanya ketentuan yang memberikan
perihal administratif yustisial, per-
penjelasan yang tegas mengenai penger-
sonil, peralatan dan finansial men-
tian pihak ketiga yang berkepentingan.
jadi satu dengan Pengadilan Negeri
Dengan adanya ketidakjelasan tersebut
16
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
maka hakim diwajibkan untuk melakukan penemuan hukum (rechtsvinding)
B. Eksistensi Lembaga Praperadilan
dengan metode interpretasi (Sudikno
Mertokusumo dan A. Pitlo, 1993).
Pada dasarnya, eksistensi lembaga praperadilan diatur dalam Bab I
Berdasarkan hal tersebut maka
Pasal 1 angka 10 dan Bab X Bagian
dalam tulisan ini penulis mencoba untuk
Kesatu Pasal 77 sampai dengan Pasal 83
membahas
permasalahan
KUHAP. Menurut etimologinya, prape-
interpretasi pihak ketiga yang berkepen-
radilan terdiri dari dua suku kata, yaitu
tingan dalam praktek praperadilan yang
pra dan peradilan. Kata “pra” itu sendiri
terjadi selama ini. Adapun pembahasan
diartikan
yang dilakukan oleh penulis bersifat
“peradilan”
terbatas dengan menggunakan empat
proses
contoh kasus mengenai praperadilan
saksi-saksi
yang terkait dengan segi penerapan
pengadilan dalam rangka mencari kebe-
interpretasi pihak ketiga yang berke-
naran
pentingan. Walaupun pada saat ini
Anwar, Chalimah Suyanto dan Sunanto,
terdapat usulan untuk menghapuskan
1989). Dengan demikian dapat disim-
lembaga praperadilan dan selanjutnya
pulkan bahwa praperadilan diartikan
digantikan
hakim
sebagai proses pemeriksaan voluntair
komisaris sebagaimana yang terdapat
yang dilakukan sebelum pemeriksaan
dalam
Undang-
terhadap pokok perkara berlangsung di
Undang (RUU) KUHAP, namun tulisan
pengadilan. Adapun yang dimaksud
ini tidak bertujuan untuk menolak
dengan pokok perkara dalam hal ini
lembaga hakim komisaris dan tetap
adalah suatu dakwaan tentang telah
mempertahankan lembaga praperadilan.
terjadinya suatu tindak pidana, yang
Pada
sedang dalam tahap penyidikan atau
mengenai
dengan
Revisi
konsep
Rancangan
dasarnya,
tulisan
ini
hanya
bertujuan untuk memperlengkap lite-
sebelum,
diartikan
pemeriksaan
dan
materil
sedangkan
kata
sebagai
suatu
atas
barang
(H.A.K.
tersangka,
bukti
oleh
Mochamad
penuntutan (Darwan Prinst, 1993).
ratur keilmuan dan pengetahuan bidang
Di
Amerika
Serikat,
istilah
hukum yang telah ada sebelumnya,
praperadilan lebih dikenal dengan istilah
khususnya untuk memberikan suatu
pre trial. Namun terdapat perbedaan
deskripsi yang jelas mengenai praktek
antara lembaga praperadilan dengan
interpretasi pihak ketiga dalam permo-
lembaga pre trial. Dalam lembaga pre
honan praperadilan.
trial
memiliki
kewenangan
untuk
meneliti ada atau tidak adanya dasar
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
17
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
hukum yang cukup untuk mengajukan
diajukan ke Pengadilan Negeri (S.
suatu penuntutan terhadap suatu perkara
Tanubroto, 1983 : 74).
Berdasarkan
pidana didepan pengadilan. Sementara
ruang
itu, ruang lingkup praperadilan bersifat
kewenangan
limitatif
telah
dasarnya, lembaga praperadilan ber-
ditentukan dalam Pasal 77 huruf a dan b
fungsi sebagai lembaga yang melakukan
KUHAP dan Pasal 95 KUHAP, yaitu
pengawasan secara horisontal terhadap
sebagai berikut:
tindakan yang dilakukan oleh instansi
1. Memeriksa dan memutus sah atau
kepolisian selaku penyidik dan instansi
tidaknya penangkapan dan penahan;
kejaksaan selaku penuntut umum. Oleh
2. Memeriksa dan memutus sah atau
karena itu, praperadilan memiliki peran
sebagaimana
yang
tidaknya penghentian penyidikan
yang
atau penghentian penuntutan;
penyimpangan
3. Memeriksa
dan
memutus
tersebut
lingkup
penting
maka
untuk
dan
pada
meminimalisir
penyalahgunaan
ganti
wewenang (abuse of power) dalam
kerugian dan atau rehabilitasi bagi
pelaksanaan proses penegakan hukum.
seorang yang perkara pidananya
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
dihentikan pada tingkat penyidikan
pengawasan horisontal dari lembaga
atau penuntutan;
praperadilan
4. Memeriksa dan memutus terhadap
dengan
tersebut
tujuan
umum
adalah
sesuai
dibentuknya
tuntutan ganti kerugian yang diaju-
KUHAP, yaitu untuk menciptakan suatu
kan
ahli
proses penegakan hukum yang dida-
warisnya atas penangkapan atau
sarkan pada kerangka due process of law
penahanan serta tindakan lain tanpa
(R.
alasan yang berdasarkan undang-
Loebby
undang
kekeliruan
fungsi pengawasan horisontal terhadap
mengenai orang atau hukum yang
proses pemeriksaan pendahuluan yang
diterapkan ;
dilakukan oleh lembaga praperadilan
oleh
tersangka
atau
karena
atau
Soeparmono,
Loqman,
2003).
dijelaskan
Menurut
bahwa
5. Memeriksa dan memutus permin-
tersebut juga merupakan bagian dari
taan rehabilitasi yang diajukan oleh
kerangka sistem peradilan pidana ter-
tersangka atas penangkapan atau
padu (Loebby Loqman, 1987).
penahanan tanpa alasan berdasarkan
undang-undang
18
atau
Fungsi pengawasan yang dila-
kekeliruan
kukan oleh lembaga praperadilan ter-
mengenai orang atau hukum yang
sebut pada dasarnya identik dengan
diterapkan, yang perkaranya tidak
lembaga Rechter Commisaris yang ter-
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
dapat di Belanda atau lembaga Judge
mengajukan upaya praperadilan, yaitu
d’Instruction yang terdapat di Perancis
adanya tindakan penghentian penyidikan
(Andi Hamzah, 2001). Kedua lembaga
oleh pihak penyidik atau adanya tinda-
yang muncul dari sistem hukum civil
kan penghentian penuntutan oleh pihak
law
tersebut
memiliki
kewenangan
penuntut umum.
melakukan pemeriksaan atas sah atau
Penghentian penyidikan meru-
tidaknya upaya paksa. Sedangkan dalam
pakan suatu tindakan dari penyidik
sistem common law system, lembaga
untuk tidak melanjutkan proses peme-
praperadilan identik dengan lembaga
riksaan atas suatu perkara tindak pidana
pre-trial yang terdapat di Amerika
yang sedang ditanganinya sesuai dengan
Serikat
prinsip
ketentuan yang berlaku (Darwan Prinst,
Habeas Corpus yang pada dasarnya
1993). Menurut pasal 109 ayat (2)
menjelaskan bahwa dalam masyarakat
KUHAP juncto Buku Petunjuk Pelak-
beradab maka pemerintah harus selalu
sanaan Proses Penyidikan Tindak Pidana
menjamin hak kemerdekaan seseorang
Kepolisian RI telah dijelaskan bahwa
(Luhut M.P. Pangaribuan, 2005).
proses penyidikan atas suatu perkara
yang
menerapkan
pidana dapat dihentikan dengan didasar-
C. Pengaturan Pihak Ketiga Yang
kan pada alasan-alasan sebagai berikut :
Berkepentingan Dalam KUHAP
a. Tidak terdapatnya bukti yang cukup;
Pada dasarnya, istilah pihak
b. Peristiwa yang dilakukan penyi-
ketiga yang berkepentingan ini diatur
dikan tersebut bukan merupakan
secara tegas dalam ketentuan Pasal 80
tindak pidana ;
KUHAP yang
menerangkan
bahwa
c. Penyidikan dihentikan demi hukum
permintaan untuk melakukan pemerik-
dengan alasan sebagai berikut :
saan mengenai sah atau tidak sahnya
c.1.
Tersangka meninggal dunia ;
penghentian
c.2.
Tuntutan tindak pidana telah
penyidikan
(SP3)
atau
penghentian penuntutan (SKPP) dapat
diajukan
kepada
Ketua
Pengadilan
Negeri dengan disertai alasan-alasan
kadaluarsa ;
c.3.
Pengaduan dicabut bagi delik
aduan ;
yang menjadi dasar permintaan tersebut.
c.4. Tindak pidana tersebut telah
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
memperoleh putusan hakim
disimpulkan terdapat dua hal pokok
yang
yang menjadi dasar alasan bagi pihak
yang tetap dan pasti.
berkekuatan
hukum
ketiga yang berkepentingan untuk dapat
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
19
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Dalam
hal
telah
nai sah atau tidaknya penghentian
menghentikan penyidikan maka berda-
penyidikan atau penghentian penuntutan
sarkan ketentuan Pasal 109 ayat (2)
hanya dapat diajukan oleh pihak-pihak
KUHAP
memberi-
tertentu, yaitu:
tahukan hal tersebut kepada penuntut
a. Penyidik ;
umum, tersangka atau keluarganya. Oleh
b. Penuntut umum ;
sebab itu, dapat dikatakan bahwa pasal
c. Pihak ketiga yang berkepentingan.
maka
penyidik
penyidik
tersebut memberikan jaminan kepastian
Terkait dengan perihal subyek
hukum bagi tersangka (Darwan Prinst,
tersebut maka KUHAP hanya membe-
1993).
rikan definisi yang jelas dan tegas
Penghentian penuntutan adalah
tentang siapa yang dimaksud dengan
suatu tindakan dari penuntut umum
penyidik dan penuntut umum. Namun
untuk tidak melimpahkan perkara pidana
sebaliknya, walaupun KUHAP hanya
ke Pengadilan dengan didasarkan pada
memberikan rekognisi mengenai adanya
alasan-alasan yang sah untuk itu sesuai
pihak ketiga yang berkepentingan dalam
dengan ketentuan yang berlaku (Darwan
ketentuan Pasal 80, tetapi KUHAP tidak
Prinst, 1993). Menurut Pasal 140 ayat
memberikan
(2) KUHAP dijelaskan bahwa penun-
mengenai siapa saja yang dapat dikate-
tutan terhadap suatu tindak pidana dapat
gorikan sebagai pihak ketiga yang
dihentikan
berkepentingan. Secara logika hukum
dengan
didasarkan
pada
interpretasi
yang
jelas
alasan-alasan sebagai berikut:
yang sempit, maka yang dimaksud
a. Tidak terdapat cukup bukti;
dengan
b. Peristiwa yang yang dituntut terse-
pentingan adalah saksi korban tindak
but bukan merupakan tindak pidana;
pidana atau pelapor. Selain itu, muncul
c. Perkara
yang
berke-
pendapat berbeda yang mengatakan
alasan
bahwa pengertian pihak ketiga yang
penuntutan sudah daluarsa, adanya
berkepentingan tersebut harus diinter-
putusan hakim yang sudah berke-
pretasikan secara luas. Dengan demi-
kuatan hukum tetap (ne bis in idem)
kian, tidak hanya terbatas pada saksi
dan tidak adanya pengaduan dalam
korban atau pelapor saja tetapi juga
hal tindak pidana aduan (Darwan
harus mencakup masyarakat luas yang
Prinst, 1993).
dalam hal ini diwakili oleh Lembaga
didasarkan
demi
ketiga
hukum,
dengan
ditutup
pihak
pada
Ditinjau dari sudut subyeknya,
Swadaya Masyarakat. atau Organisasi
maka permohonan praperadilan menge-
Masyarakat lainnya (M. Yahya Harahap,
20
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
2003). Perluasan interpretasi tersebut
kannya tersebut Pemohon berhasil
didasarkan pertimbangan bahwa dampak
menemukan bukti petunjuk adanya
yang muncul dari terjadinya suatu tindak
keterlibatan importir dan indentor.
pidana adalah berupa kerugian terhadap
Oleh karena itu, Pemohon menga-
kepentingan publik (public interest),
jukan surat kepada Kejaksaan Ting-
baik dalam arti individu sebagai bagian
gi Jawa Timur (Termohon) dan
dari komunitas publik atau kelompok
Kejaksaan Agung yang meminta
masyarakat secara keseluruhan.
agar dilakukan peninjauan kembali
terhadap petitum requisitoir yang
D. Perkembangan
Interpretasi
berisi tindakan pengembalian barang
Pihak Ketiga Yang Berkepen-
bukti kepada Importir dalam kasus
tingan Dalam Praktek Pra-
yang berbeda, yaitu atas nama
peradilan
Terdakwa
Dalam bagian ini penulis akan
menggunakan
empat
Purnomo
Henny.
Kejati Jawa Timur memberikan
kasus
tanggapan yang berbeda atas surat
praperadilan yang terkait dengan pene-
tersebut, dan selanjutnya meng-
rapan interpretasi mengenai pihak ketiga
hentikan penyidikan atas perkara
yang
akan
tersebut. Dengan adanya penghen-
mendeskripsikan secara singkat menge-
tian penyidikan secara diam-diam
nai kasus posisi, pertimbangan hakim
tersebut, selanjutnya Pemohon, yang
dan hasil putusan akhir dari masing-
sebelumnya mengundurkan diri dari
masing kasus.
jabatannya selaku Jaksa, menga-
1. Perkara Praperadilan Mengenai
jukan
berkepentingan.
contoh
R.
Penulis
permohonan
praperadilan
Penghentian Penyidikan Kasus
mengenai sah atau tidaknya peng-
Holden Camira Yang Dilakukan
hentian penyidikan tersebut kepada
Oleh
Pengadilan
Kejaksaan
Tinggi
Jawa
Negeri
Surabaya.
Timur Pada Tahun 1987.
Permohonan praperadilan tersebut
Kasus ini berawal dari ditunjuknya
diajukan oleh Pemohon dengan
Sdr. Moch. Amien, SH (Pemohon)
didasarkan
selaku penyidik untuk melakukan
sebagai pihak ketiga yang berkepen-
penyidikan terhadap adanya dugaan
tingan,
tindak pidana manipulasi dan penye-
untuk mencegah timbulnya kerugian
lundupan di Pelabuhan Tanjung
negara.
pada
khususnya
kapasitasnya
kepentingan
Perak Surabaya. Dalam penyidiLex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
21
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Dalam Putusan Pengadilan Negeri
Putusan
Surabaya
untuk selanjutnya mengadili sendiri
Nomor
12/Pid.Praper/
Tinggi
dan
1987 PN.Sby hakim telah mem-
dengan
berikan pertimbangan yang pada
banding dari Pemohon tidak dapat
dasarnya
diterima.
menjelaskan
bahwa
dengan memilih untuk berhenti dan
mengundurkan
diri
dari
status
menyatakan
permohonan
2. Perkara Praperadilan Mengenai
Penghentian
Penuntutan
Yang
sebagai seorang Jaksa Penyidik
Dilakukan Oleh Kejaksaan Negeri
adalah merupakan suatu penegasan
Surabaya Pada Tahun 1996.
dari diri Pemohon sendiri bahwa
Kasus ini berawal dari dihenti-
Pemohon bukan merupakan pihak
kannya penuntutan pihak Kejaksaan
ketiga yang menderita kerugian baik
Negeri Surabaya (Termohon) terha-
materiil maupun moril. Oleh karena
dap perkara dugaan tindak pidana
itu, Hakim tidak melihat adanya
penggelapan, penipuan dan pelasuan
nestapa dan penderitaan yang benar-
surat atau keterangan yang dilaku-
benar terjadi pada diri Pemohon
kan
yang muncul sebagai akibat dari
Hendrawan
adanya tindak pidana. Oleh karena
alasan yang digunakan sebagai dasar
itu, maka status atau sifat dari diri
dalam penerbitan SKPP Nomor:R-
Pemohon tidak termasuk dalam
105/P.5.9/Epo.1/VII/1996 tertanggal
pengertian pihak ketiga yang berke-
30 Juli 1996 adalah bahwa per-
pentingan
80
buatan yang dilakukan oleh Ter-
KUHAP. Berdasarkan pertimbangan
sangka bukan merupakan tindak
tersebut maka Pengadilan Negeri
pidana dan hubungan kerjasama
Surabaya
putusan
antara Tersangka dengan PT.SAC
permohonan
Nusantara (Pemohon) merupakan
praperadilan dari Pemohon tidak
hubungan keperdataan. Selanjutnya
dapat diterima. Selanjutnya putusan
Pemohon yang diwakili oleh Rudy
tersebut dikuatkan oleh Pengadilan
M.G. Schulz dalam kapasitasnya
Tinggi
selaku Presiden Direktur menga-
dengan
menurut
Pasal
memberikan
menyatakan
Surabaya
Nomor
01/Pid/Pralan/1988/PT.Sby
22
Pengadilan
dan
jukan
oleh
Tersangka
Setyabudi.
permohonan
Jacob
Adapun
praperadilan
dalam tingkat kasasi telah diberikan
kepada Pengadilan Negeri Surabaya.
putusan oleh Mahkamah Agung RI
Termohon
yang
yang mempermasalahkan kapasitas
menyatakan
membatalkan
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
mengajukan
jawaban
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Pemohon yang bukan merupakan
sebagai pribadi dan bukan mewakili
sebagai pihak ketiga yang bekepen-
kepentingan Perseroan. Oleh karena
tingan. Dalam putusannya Nomor:
itu, maka Pemohon Terbanding in
07/Pid.Prap/198/PN.Sby tertanggal
casu Rudy M.G. Schulz bukan
5 Desember 1998 telah memberikan
merupakan
pertimbangan yang mengakui bahwa
berkepentingan,
Pemohon merupakan pihak ketiga
membatalkan putusan tingkat per-
yang
tama serta menyatakan SKPP Ter-
berkepentingan
karena
itu
dan
oleh
memutuskan
untuk
menerima permohonan Pemohon
pihak
ketiga
dan
yang
selanjutnya
mohon (Pembanding) adalah sah.
3. Perkara Praperadilan Mengenai
dan selanjutnya menyatakan SKPP
Penghentian
yang diterbitkan Termohon tidak
Dilakukan Oleh Kejaksaan Tinggi
sah.
Kalimantan Timur Pada Tahun
Terhadap putusan tersebut, Termo-
1998.
hon
Kasus ini berawal dari dihenti-
mengajukan
upaya
hukum
Penyidikan
Yang
banding, dalam hal mana Pengadilan
kannya
proses
Tinggi Surabaya dalam putusannya
perkara
dugaan
Nomor: 340/Pid/1998/PT.Sby ter-
penyalahgunaan Pajak Bumi dan
tanggal 7 Januari 1999 telah mem-
Bangunan (PBB) dan Pembagian
batalkan putusan tingkat pertama
Hasil Penerimaan (PHB) PBB oleh
dengan pertimbangan bahwa Pemo-
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur
hon (Terbanding) bukan merupakan
(Termohon)
pihak ketiga yang berkepentingan
SKPP No. Print. 171/R4/F.PK.I/
sebagaimana yang dimaksud dalam
II1998 tertanggal 3 November 1998.
Pasal
ini
Terhadap penerbitan SKPP tersebut
bahwa
selanjutnya diajukan permohonan
dalam BAP yang telah ditandatangni
praperadilan oleh Ikatan Keluarga
tertulis bahwa pekerjaan Rudy M.G.
Besar Laskar Ampera (IKBLA) Arif
Schulz adalah sebagai pengusaha,
Rahman Hakim (Pemohon) kepada
sedangan dalam Laporan Polisi
Pengadilan
tertulis
Dalam
80
didasarkan
KUHAP.
pada
Hal
alasan
pekerjaannya
sebagai
penyidikan
tindak
dengan
Negeri
atas
pidana
menerbitkan
Samarinda.
pertimbangannya
Majelis
Presiden Direktur PT.SAC Nusan-
Hakim berpendapat bahwa IKBLA
tara. Berdasarkan hal tersebut maka
merupakan badan hukum sesuai
Rudy
dengan akta pendiriannya dan oleh
M.G.
Schulz
bertindak
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
23
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
karena itu adalah sah sebagai subyek
Agung (MA) sependapat dengan
hukum. Terkait dengan hal tersebut,
pertimbangan
maka
mewakili
Samarinda. Menurut MA dijelaskan
masyarakat luas in casu masyarakat
bahwa pada dasarnya Pasal 80
Kalimantan Timur dapat disebut
KUHAP tidak memiliki penjelasan
sebagai saksi korban karena dengan
otentik, sehingga dapat dilakukan
dihentikannya penyidikan terhadap
interpretasi a contrario in terminis
perkara
penyalahgunaan
dari pengertian penyidik dan penun-
dana PBB dan PHB tersebut dapat
tut umum dalam Pasal 1 angka (1)
menimbulkan kerugian bagi masya-
dan angka (6) KUHAP. Istilah
rakat.
maka
penyidik dan penuntut umum ditem-
IKBLA dapat bertindak sebagai
patkan dalam posisi mendahului
pihak ketiga yang berkepentingan.
istilah pihak ketiga yang berkepen-
Pengadilan
memberikan
tingan, dan karenanya maka pihak
pertimbangan dan putusan yang
ketiga yang berkepentingan sepa-
berbeda
PN
tutnya diartikan sebagai setiap orang
Tinggi
baik perorangan maupun kelompok
berpendapat bahwa IKBLA bukan
orang yang memiliki hak dan kewa-
merupakan
yang
jiban untuk menegakkan hukum,
berkepentingan menurut Pasal 80
keadilan dan kebenaran demi kepen-
KUHAP. Hal tersebut didasarkan
tingan masyarakat luas termasuk
pertimbangan bahwa IKBLA tidak
dalam hal ini IKBLA. Namun
mendapatkan surat kuasa khusus
terhadap putusan PK-I tersebut diba-
dari anggota IKBLA dan adanya
talkan dengan acara PK-II. Namun
intervensi dari masyarakat yang
dalam tulisan ini tidak akan dijelas-
bahwa
dirugikan
kan karena tidak ada pertimbangan
dengan penerbitan SP3. Seandainya
yang membahas interpretasi pihak
IKBLA beranggapan bahwa prape-
ketiga yang berkepentingan.
IKBLA
yang
dugaan
Dengan
demikian
Tinggi
dengan
Samarinda.
putusan
Pengadilan
pihak
mereka
ketiga
tidak
radilan tersebut diajukan dalam
24
dan
putusan
PN
4. Perkara Praperadilan Mengenai
kerangka class action maka hal
Penghentian
tersebut hanya dapat digunakan
Dilakukan Oleh Kejaksaan Agung
dalam perkara lain.
RI Pada Tahun 2000.
Dalam upaya peninjauan kembali
Pengajuan praperadilan dalam kasus
pertama (PK-I) maka Mahkamah
ini
berawal
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Penyidikan
dari
Yang
dihentikannya
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Texmaco
berkepentingan yang diberikan oleh para
Marimutu
hakim tersebut disebabkan oleh faktor
Sinivasan oleh Kejaksaan Agung RI
belum adanya interpretasi otentik yang
(Termohon)
surat
jelas dan tegas dalam KUHAP. Hal
PRIN-64/F/Fpk/1/05/2000
tersebut merupakan kelemahan yang
tertanggal 16 Mei 2000. Indonesia
dimiliki oleh KUHAP sehingga menim-
(ICW)
bulkan adanya ketidakpastian hukum.
selanjutnya mengajukan permoho-
Pada dasarnya, interpretasi yang diberi-
nan praperadilan kepada Pengadilan
kan oleh hakim dalam rangka melaku-
Negeri
Dalam
kan penemuan hukum untuk menutupi
putusannya, PN Jakarta Selatan
suatu aturan hukum yang tidak jelas dan
menerima dan menyetujui eksepsi
tidak lengkap (Sudikno Mertokusumo,
dari Termohon yang menyatakan
2001). Namun demikian, penulis berha-
bahwa ICW bukan merupakan pihak
rap agar dalam mencari dan merumus-
ketiga yang berkepentingan. Dalam
kan interpretasi tersebut maka sebaiknya
pertimbangannya dijelaskan bahwa
yang mendekati dan mencerminkan
ICW tidak memiliki kewenangan
nilai-nilai dan rasa keadilan masyarakat
yang
(public justice).
penyidikan
perkara
dengan
Tersangka
Nomor
berdasarkan
Corruption
Watch
Jakarta
tegas
Selatan.
untuk
mengajukan
permohonan praperadilan dalam hal
mana hal tersebut tidak dinyatakan
D. Penutup
secara tegas dalam akta pendirian
Kesimpulan
ICW.
Selain
tidak
Berdasarkan uraian pembaha-
memiliki pengakuan yuridis dalam
san sebagaimana yang telah dikemuka-
Undang-Undang Korupsi sebagai-
kan di atas, maka selanjutnya dapat
mana pengakuan yang dimiliki oleh
dirumuskan beberapa konklusi sebagai
WALHI
berikut :
dalam
itu,
ICW
Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 dan juga
1. KUHAP dan penjelasannya tidak
tidak jelasnya masyarakat mana
mengatur secara tegas mengenai
yang dirugikan atas penerbitan SP3
pengertian pihak ketiga yang berke-
tersebut.
pentingan dalam perkara prapera-
Dengan didasarkan pada kasus-
dilan terkait dengan pemeriksaan
kasus diatas maka penulis melihat
tentang
bahwa munculnya perbedaan interpre-
pengehentian penyidikan atau peng-
tasi
mengenai
pihak
ketiga
sah atau
tidak
sahnya
yang
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
25
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
hentian penuntutan sebagai yang
akan memberikan jaminan kepastian
diatur dalam Pasal 80 KUHAP.
hukum bagi masyarakat.
2. Dampak dari adanya ketidakjelasan
3. Dalam
merumuskan
interpretasi
mengenai pengertian pihak ketiga
yang
yang berkepentingan tersebut maka
sebaiknya yang mengakomodir dan
hakim
mencerminkan nilai-nilai dan rasa
wajib
untuk
melakukan
metode interpretasi dalam rangka
melakukan
penemuan
jelas
dan
tegas
tersebut
keadilan masyarakat.
hukum
(rechtsvinding).
Daftar Pustaka
3. Konsekuensi dari tidak diaturnya
Al. Wisnubroto dan G. Widiartana,
secara tegas dan jelas terhadap
”Pembaharuan Hukum Acara
pengertian mengenai pihak ketiga
Pidana”, Citra Aditya Bakti,
yang berkepentingan tersebut maka
Bandung, 2005.
dalam praktek timbul perbedaan
Andi Hamzah, ”Hukum Acara Pidana
interpretasi yang diberikan oleh para
Indonesia”,
hakim khususnya yang memeriksa
Jakarta, 2001.
dan memutus mengenai sah atau
Darwan
Prinst,
Sinar
Grafika,
”Praperadilan
Dan
tidaknya penghentian penyidikan
Perkembangannya
atau penghentian penuntutan.
Praktek”, Citra Aditya Bakti,
Di
Dalam
Bandung, 1993.
Saran
Departemen
Berdasarkan beberapa hasil
Kehakiman
Republik
”Pedoman
Indonesia,
kesimpulan sebagaimana yang telah
Pelaksanaan
dikemukakan
Undang Hukum Acara Pidana”,
oleh
penulis,
maka
selanjutnya dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Perlu
adanya
Undang-
Jakarta, 1982.
H.A.K. Mochamad Anwar, Chalimah
suatu
interpretasi
Suyanto
dan
otentik yang jelas dan tegas dalam
“Praperadilan”,
KUHAP, khususnya terkait dengan
Jakarta, 1989.
Sunanto,
Ind-Hill-Co,
interpretasi pihak ketiga yang berke-
Kepolisian Republik Indonesia, “Buku
pentingan dalam perkara prapera-
Petunjuk Pelaksanaan Proses
dilan.
Penyidikan
2. Dengan adanya interpretasi yang
2000.
jelas dan tegas tersebut tentunya
26
Kitab
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
Tindak
Pidana”,
Setiyono – Kajian Yuridis Mengenai Interpretasi Pihak Ketiga Yang Berkepentingan Dalam
Praktek Praperadilan
Lilik Mulyadi, “Hukum Acara Pidana :
Kerugian
Sutu Tinjauan Khusus Terhadap
KUHAP”,
Surat Dakwaan, Eksepsi Dan
Bandung, 2003.
Putusan Peradilan”, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2002.
Dalam
Mandar
Maju,
S. Tanubroto, ”Peranan Praperadilan
Dalam Hukum Acara Pidana”,
Loebby Loqman, “Pra-Peradilan Di
Indonesia”, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1987.
Luhut
Ganti
Alumni, Bandung, 1983.
Sudikno
Mertokusumo,
”Penemuan
Hukum : Sebuah Pengantar”,
M.P.
Pangaribuan,
Acara
Pidana
Resmi
Di
:
“Hukum
Surat-Surat
Pengadilan
Liberty, Yogyakarta, 2001.
_________, dan A. Pitlo, ”Bab-Bab
Oleh
Tentang Penemuan Hukum”,
Advokat: Praperadilan, Eksepsi,
Citra Aditya Bakti, Bandung,
Pledoi,
Duplik,
1993.
Banding,
Kasai,
Memori
Peninjauan
Kembali”, Djambatan, Jakarta,
2005.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana.
Varia Peradilan, Nomor 42 Tahun IV,
_________, ”Interpretasi Pihak Ketiga
Maret, 1989.
Yang Berkepentingan Dalam
Tindak
Pidana
Korupsi”,
Dictum Jurnal Kajian Putusan
Pengadilan, Edisi 2, 2004.
M.
Yahya
Harahap,
”Pembahasan
Permasalahan Dan Penerapan
KUHAP
:
Penyidikan
Penuntutan”,
Sinar
dan
Grafika,
Jakarta, 2003.
_________, ”Pembahasan Permasalahan
Dan
Penerapan
KUHAP
:
Pemeriksaan Sidang Pengadilan,
Banding,
Peninjauan
Kasasi
Dan
Kembali”,
Sinar
Grafika, Jakarta, 2003.
R. Soeparmono,
”Praperadilan
Dan
Penggabungan Perkara Gugatan
Lex Jurnalica Vol.4 No.1, Desember 2006
27