HUTANG DAN SAHAM PREFEREN 4
MAKALAH
PENDANAAN JANGKA PANJANG
(HUTANG DAN SAHAM PREFEREN)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Manajemen Keuangan II
OLEH
KELOMPOK IV
SEMESTER V A PERBANKAN SYARIAH
ANDRE FAUZI
NUR HAMIDAH
SUNDARY PERTIWI
NUR HALIMAH
PRODI. PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA-LANGKAT
2017-2018
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur yang tak terhingga penyusun panjatkan kehadhirat Allah
SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Selanjutnya shalawat beserta salam penyusun sampaikan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita sebagai umatnya dari alam jahiliyah
sampai kedunia modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini yang
sangat diharapkan syafa’atnya dikemudian hari kelak. Makalah yang berjudul “Pendanaan
Jangka Panjang : Hutang dan Saham Preferen” ini penyusun ajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Keuangan II pada fakultas Ekonomi Islam Prodi. Perbankan
Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Jam’iyah Mahmudiyah (STAI-JM).
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali menemukan kesulitan dan hambatan
pada waktu penulisannya. Namun kesulitan dan hambatan tersebut dapat ditanggulangi
berkat keteguhan, ketabahan hati dan kerjasama yang telah membantu dalam spirit,
motivasi, dan material yang penyusun terima dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang pertama sekali penyusun sampaikan
kepada Allah SWT, kemudian ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada dosen
pembimbing yang telah mengarahkan penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan kepada segenap pembaca, kiranya dapat
menyempurnakan kejanggalan yang terdapat dalam penulisan ini, karena penyusun
berkeyakinan bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tanjung pura, 23 Oktober 2017
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB
I
:
PENDAHULUAN................................................................................................1
A.
Latar
Belakang.................................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah..............................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................2
A.
Hutang
Jangka
Panjang.....................................................................................2
B.
Saham
Preferen.................................................................................................7
BAB III : PENUTUP.........................................................................................................................10
A.Kesimpulan.......................................................................................................10
B.Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan
seperti misalnya long-term debt, saham preferen dan saham biasa. Hutang jangka panjang
ini dapat diperoleh melalui pinjaman di Bank atau dengan cara menjual obligasi. Obligasi
dan saham preferen merupakan jenis pendanaan dengan beban tetap atau fixed income
securities.
Keduanya memberikan pendapatan dengan jumlah yang tetap kepada pemiliknya.
Sementara itu perusahaan dapat pula memperoleh dana jangka panjang dengan menjual
saham biasa atau go public. Saham biasa merupakan surat berharga dengan penghasilan
tidak tetap atau variable income security karena pemegang saham biasa hanya akan
memperoleh pendapatan apabila perusahaan mendapatkan laba dan membagikannya
sebagai deviden. Besar kecilnya deviden sangat tergantung atas laba yang diperoleh dan
deviden payout ratio.
Saham biasa juga berbeda dengan obligasi dan saham preferen dalam harga pasar,
di mana harga saham biasa cenderung berfluktuasi sementara obligasi dan saham preferen
relative lebih stabil.
Dari pihak perusahaan, penggunaan obligasi dan saham preferen memberikan
manfaat berupa perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaan bunga dan
deviden untuk saham preferen yang kumulatif merupakan pengurang pajak. Dilihat dari
segi kepemilikannya, pemegang obligasi disebut juga sebagai sebagai kreditur sedangkan
pemegang saham biasa maupun saham preferen disebut juga sebagai pemilik perusahaan.
Ciri lain dalah bahwa obligasi memiliki jatuh tempo sedangkan saham biasa dan saham
preferen tidak memiliki jatuh tempo. Konsekuensi lain penggunaan obligasi ini adalah
bahwa ketidakmampuan membayar bunga dapat mengakibatkan kebangkrutan sedangkan
ketidakmampuan membayar deviden tidak berakibat apa-apa.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan secara jelas apa,
mengapa, dan bagaimana pendanaan jangka panjang itu, baik dalam bentuk utang jangka
panjang misalnya obligasi, maupun saham biasa dan saham preferen.
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu hutang Jangka Panjang
2. Apa itu saham preferen
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUTANG JANGKA PANJANG
hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak
ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan
sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut
tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri. disimpulkan hutang jangka panjang adalah
utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih
dari satu siklus operasi normal perusahaan (mana yang lebih panjang), dan dengan
menggunakan aktiva tidak lancar yang ada atau dengan menimbulkan kewajiban jangka
panjang lainnya atau dengan mengalihkan menjadi modal saham.1
terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan hutang jangka pendek mengenai waktu
pelunasan atau jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari satu
tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus
dibayar atau hutang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka
panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis.
Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk yang disebut
perjanjian kredit. Perjanjian krdit ini berisikan jumlah hutang yang diberikan, tingkat
bunga, syarat-syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan
jaminan dan lain-lain.
Jenis – Jenis Hutang Jangka Panjang
a. Obligasi
Obligasi adalah surat pernyataan hutang perusahaan yang mengeluarkan obligasi
tersebut, pengertian lain Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang dapat
dipindah tangankan dan berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Karakteristik Obligasi
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan
jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi
1 Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998,
hlm. 73
2
obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan
aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa
pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun,
adapula yang 10 tahun.
3. Principal dan Coupon rate
Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit
obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo.
Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par
value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, nominal rate
adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang
obligasi
setiap
tahun.
Besarnya
pembayaran
bunga
setiap
tahun
kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan
besarnya coupon.
4. Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan
secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan
triwulan, semesteran, atau tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.
Jenis – Jenis obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:2
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang
berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan
publik (public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
2 Syamsuddin Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo. Jakarta Utara, 2011 Hlm. 393 395
3
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga
secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada
saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan
(benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan
swasta.
3. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1) Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.
Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
a) Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya
dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga
b) Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya
dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
c) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham
anak perusahaan yang dimilikinya.
2) Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan
tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
4. Dilihat dari segi nilai nominal:
1) Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu
nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2) Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
5. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
1) Konvensional
Bonds:
obligasi
menggunakan sistem kupon bunga.
4
yang
diperhitungan
dengan
2) Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal
dua macam obligasi syariah, yaitu:
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah)
bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal
obligasi diterbitkan.
b. Kredit Investasi (Term Loans)
Yaitu suatu kontrak dimana peminjam setuju untuk membuat serangkaian
pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada waktu tertentu kepada pemilik dana.
Biasanya yang bertindak sebagai debitur (borrower) adalah perusahaan yang
membutuhkan dana, sedangkan kreditur (lender) adalah bank atau instuisi keuangan
lainnya. Jangka waktu peminjaman (maturity) berkisar 2 hingga 15 tahun, tidak jarang
pula sampai mencapai 30 tahun.
Term Loans banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil karena dapat
diproses secara cepat, fleksibel dalam pembuatan perjanjian hutang dan biaya
administrasi yang lebih rendah. Hutang ini pada umumnya teramortisasi (pokok
pinjaman dikembalikan secara bertahap) dan terbuka untuk pembuatan perjanjian
hutang (convenant) yang spesifik.
Bunga term loans bias tetap (fixed interest rate) atau berubah-rubah (floating
interest rate). Belakangan ini floating rate lebih banyak digunakan untuk mengurangi
risiko kreditur karena suku bunga cenderung semakin variatif.
c. Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak.
Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan
misalnya berupa tanah atas gedung.3 Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada
waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan
dengan pinjaman yang bersangkutan.
3 Siti Amaroh, Manajemen Keuangan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, Kudus, 2008, hlm. 118-119
5
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari
satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kreditkredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak
dijumpai dalam praktik.
Karakteristik Pembiayaan Hutang Jangka Panjang
Pembiayaan hutang jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang jatuh tempo
di lebih dari 1 tahun, umumnya antara 5 hingga 20 tahun. Untuk persyaratan umum dalam
perjanjian hutang dengan pelunasan jangka panjang ini sendiri memiliki sejumlah kriteria
meliputi:4
Penyimpanan data-data dan pelaporan.
Pembayaran pajak.
Memelihara bisnis yang termasuk sebagai bagian dari perusahaan yang mengajukan
hutang atau pinjaman.
Persyaratan umum dalam penyusunan perjanjian pinjaman jangka panjang biasanya
meliputi hal-hal yang ada dibawah ini:
1. Peminjam diharuskan melakukan pencatatan akuntansi sesuai prinsip-prinsip umum
yang ada dalam akuntansi (yang dapat diterima).
2. Menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang sebelumnya diaudit secara
periodic.
3. Peminjam diharuskan untuk membayar pajak sekaligus kewajiban lain-lain yang
jatuh tempo.
4. Peminjam harus mampu mempertahankan semua fasilitas milik perusahaan pada
kondisi baik agar selalu berada dalam keadaan sedang berjalan.
5. Penerima perjanjian hutang dalam jangka panjang biasanya juga harus
menjaminkan aktiva tetap pada pemberi pinjaman ke dalam bentuk hipotek.
6. Membatasi jumlah pinjaman selanjutnya dengan melarang tambahan pinjamannya
maupun mengharuskan pinjaman tambahan yang dimaksud menjadi subordinasi
terhadap pinjaman yang sebelumnya.
Faktor utama pengaruh tingkat bunga pinjaman yaitu patokan biaya uang, waktu jatuh
tempo, resiko pinjaman dan besarnya pinjaman. Pinjaman jangka panjang dapat dilihat
melalui berbagai sisi yaitu seperti yang ada dibawah ini:
4 Ibid. 123
6
Pemegang pinjaman jangka panjang (investor, kreditur). Segi resiko: hutang disukai
karena mampu memberikan prioritas yang baik dalam segi pendapatan ataupun
likuidasi terhadap pemegangnya. Sementara dari segi pendapatan si pemegang
pinjaman akan mendapatkan pengembalian secara tetap kecuali pendapatan
obligasi. Dalam segi pengendalian biasanya perusahaan tidak memiliki hak suara.
Penerbitan hutang jangka panjang (emitren, debitur).
Resiko Hutang Jangka Panjang
Disamping keuntungan atau kebermanfaatan utang jangka panjang yang dapat
diperoleh perusahaan. Terdapat resiko yang dapat diderita oleh perusahaan. Berbagai
resiko utang jangka panjang diantaranya :5
1. Resiko yang diterima akan semakin besar seiring dengan semakin lama jangka
waktu pada pinjaman dana dan pelunasannya.
2. Jumlah sumber dana pinjaman sangat terbatas.
3. Apapun namanya, hutang merupakan beban yang menjadi tanggung jawab bagi
perusahaan.
4. Tanggal jatuh tempo sudah pasti/tetap dan tidak memandang kondisi perusahaan.
5. Nilai saham yang dimiliki perusahaan dapat terpengaruh oleh besarnya jumlah
utang jangka panjang.
B. SAHAM PREFEREN (PREFERRED STOCK)
Saham preferen adalah suatu surat berharaga yang dijual oleh suatu perusahaan
dengan menunjukan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) yang dapat memberi
pengembangannya berupa pendapatan yang tetap dalam bentuk deviden yang akan
diterima setiap kuartal (tiga bulan).6
Saham preferen merupakan saham yang pemegangnya mempunyai hak lebih
dibandingkan dengam hak pemilik saham biasa.
Pemegang saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dulu dan memiliki
hak suara yang lebih dibandingkan dengan pemegang saham biasa contohnya seperti hak
suara dalam pemilihan direksi sehingga dalam membayar ketepatan pembayaran dividen
preferen agar tidak lengser para manajemen berusaha semaksimal mungkin.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu
antara obligasi dan saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap
5 James C. Van Home, John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-prinsip manajemen keuuangan, Salemba Empat,
Jakarta Selatan, 2012, hlm. 87
6 Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998,
hlm. 89
7
(seperti bunga obligasi), tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya
seperti yang dikehendaki oleh investor
Persamaan saham preferen dengan obligasi yaitu:
Terdapat klaim atas keuntungan dan aktiva sebelumnya dalam perusahaan tersebut
Devidennya akan tetap selama masa berlaku atas saham tersebut
Memiliki hak tebus yang bisa dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Macam-Macam Saham Preferen7
1. Saham preferen kumulatif.
Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap
tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini
merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya.
Apabila dalam satu tahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada tahun-tahun
berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu sehingga dapat
mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
2. Saham preferen tidak kumulatif.
Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam
saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh
pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada deviden
yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan
mendapat prioritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak
seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak
menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya
tidak akan dibayar ditahun kemudian.
3. Saham preferen partisipasi.
Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya tidak terbatas
dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping memperoleh deviden tetap
juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai
sasaran yang telah digariskan.
4. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks).
Adalah saham preferen yang dapat diukur dengan surat berharga lain yang
dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak
konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa.
Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam
7 Ibid, 92-95
8
pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap
keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.
Karakteristik Saham Preferen
Saham Preferen juga memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut:
Saham preferen memiliki berbagai tingkat yang dapat diterbitkan dengan
karakteristik yang berbeda
Dalam hal pembagian dividen yaitu dalam tagihan terhadap aktiva dan pendapatan
memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan saham biasa
Apabila dividen kumulatif dari periode sebelumnya belum terbayar maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
Saham preferen termasuk dalam konvertibilitas atau dapat ditukar menjadi saham
biasa, dengan syarat jika kesepakatan dibentuk antara pemegang saham dan
organisasi penerbit.
Contoh Saham Preferen
Dibawah ini merupakan contoh saham preferen yaitu sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
9
Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya
akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sunber
yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat
melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang.
Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat
mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan
cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi
tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar
bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah
tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu
perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembagalembaga keuangan.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu antara
obligasi dan saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya seperti yang
dikehendaki oleh investor.
B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam materi ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan materi
ini. Penulis banyak berharap agar para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan berikutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 1998
Amaroh Siti, Manajemen Keuangan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, Kudus, 2008
Van Home James C., John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-prinsip manajemen keuuangan,Salemba
Empat, Jakarta Selatan, 2012
Jusup Al. Haryono. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2.Yogyakarta, STIE YKPN. 2001
Syamsuddin Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo. Jakarta Utara, 2011
11
PENDANAAN JANGKA PANJANG
(HUTANG DAN SAHAM PREFEREN)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Manajemen Keuangan II
OLEH
KELOMPOK IV
SEMESTER V A PERBANKAN SYARIAH
ANDRE FAUZI
NUR HAMIDAH
SUNDARY PERTIWI
NUR HALIMAH
PRODI. PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA-LANGKAT
2017-2018
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur yang tak terhingga penyusun panjatkan kehadhirat Allah
SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Selanjutnya shalawat beserta salam penyusun sampaikan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita sebagai umatnya dari alam jahiliyah
sampai kedunia modern yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini yang
sangat diharapkan syafa’atnya dikemudian hari kelak. Makalah yang berjudul “Pendanaan
Jangka Panjang : Hutang dan Saham Preferen” ini penyusun ajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Keuangan II pada fakultas Ekonomi Islam Prodi. Perbankan
Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Jam’iyah Mahmudiyah (STAI-JM).
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali menemukan kesulitan dan hambatan
pada waktu penulisannya. Namun kesulitan dan hambatan tersebut dapat ditanggulangi
berkat keteguhan, ketabahan hati dan kerjasama yang telah membantu dalam spirit,
motivasi, dan material yang penyusun terima dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang pertama sekali penyusun sampaikan
kepada Allah SWT, kemudian ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada dosen
pembimbing yang telah mengarahkan penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan kepada segenap pembaca, kiranya dapat
menyempurnakan kejanggalan yang terdapat dalam penulisan ini, karena penyusun
berkeyakinan bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tanjung pura, 23 Oktober 2017
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB
I
:
PENDAHULUAN................................................................................................1
A.
Latar
Belakang.................................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah..............................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................2
A.
Hutang
Jangka
Panjang.....................................................................................2
B.
Saham
Preferen.................................................................................................7
BAB III : PENUTUP.........................................................................................................................10
A.Kesimpulan.......................................................................................................10
B.Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan
seperti misalnya long-term debt, saham preferen dan saham biasa. Hutang jangka panjang
ini dapat diperoleh melalui pinjaman di Bank atau dengan cara menjual obligasi. Obligasi
dan saham preferen merupakan jenis pendanaan dengan beban tetap atau fixed income
securities.
Keduanya memberikan pendapatan dengan jumlah yang tetap kepada pemiliknya.
Sementara itu perusahaan dapat pula memperoleh dana jangka panjang dengan menjual
saham biasa atau go public. Saham biasa merupakan surat berharga dengan penghasilan
tidak tetap atau variable income security karena pemegang saham biasa hanya akan
memperoleh pendapatan apabila perusahaan mendapatkan laba dan membagikannya
sebagai deviden. Besar kecilnya deviden sangat tergantung atas laba yang diperoleh dan
deviden payout ratio.
Saham biasa juga berbeda dengan obligasi dan saham preferen dalam harga pasar,
di mana harga saham biasa cenderung berfluktuasi sementara obligasi dan saham preferen
relative lebih stabil.
Dari pihak perusahaan, penggunaan obligasi dan saham preferen memberikan
manfaat berupa perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaan bunga dan
deviden untuk saham preferen yang kumulatif merupakan pengurang pajak. Dilihat dari
segi kepemilikannya, pemegang obligasi disebut juga sebagai sebagai kreditur sedangkan
pemegang saham biasa maupun saham preferen disebut juga sebagai pemilik perusahaan.
Ciri lain dalah bahwa obligasi memiliki jatuh tempo sedangkan saham biasa dan saham
preferen tidak memiliki jatuh tempo. Konsekuensi lain penggunaan obligasi ini adalah
bahwa ketidakmampuan membayar bunga dapat mengakibatkan kebangkrutan sedangkan
ketidakmampuan membayar deviden tidak berakibat apa-apa.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menjelaskan secara jelas apa,
mengapa, dan bagaimana pendanaan jangka panjang itu, baik dalam bentuk utang jangka
panjang misalnya obligasi, maupun saham biasa dan saham preferen.
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu hutang Jangka Panjang
2. Apa itu saham preferen
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUTANG JANGKA PANJANG
hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak
ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan
sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut
tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri. disimpulkan hutang jangka panjang adalah
utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih
dari satu siklus operasi normal perusahaan (mana yang lebih panjang), dan dengan
menggunakan aktiva tidak lancar yang ada atau dengan menimbulkan kewajiban jangka
panjang lainnya atau dengan mengalihkan menjadi modal saham.1
terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan hutang jangka pendek mengenai waktu
pelunasan atau jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari satu
tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.
Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus
dibayar atau hutang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka
panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis.
Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk yang disebut
perjanjian kredit. Perjanjian krdit ini berisikan jumlah hutang yang diberikan, tingkat
bunga, syarat-syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan
jaminan dan lain-lain.
Jenis – Jenis Hutang Jangka Panjang
a. Obligasi
Obligasi adalah surat pernyataan hutang perusahaan yang mengeluarkan obligasi
tersebut, pengertian lain Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang dapat
dipindah tangankan dan berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Karakteristik Obligasi
1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)
Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan
jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi
1 Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998,
hlm. 73
2
obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan
aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.
2. Jangka waktu obligasi
Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa
pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun,
adapula yang 10 tahun.
3. Principal dan Coupon rate
Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit
obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo.
Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par
value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, nominal rate
adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang
obligasi
setiap
tahun.
Besarnya
pembayaran
bunga
setiap
tahun
kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.
Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan
besarnya coupon.
4. Jadwal pembayaran
Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan
secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan
triwulan, semesteran, atau tahunan.
5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah.
Jenis – Jenis obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:2
1. Dilihat dari sisi penerbit:
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang
berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan
publik (public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
2 Syamsuddin Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo. Jakarta Utara, 2011 Hlm. 393 395
3
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga
secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada
saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan
(benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan
swasta.
3. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:
1) Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.
Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
a) Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya
dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga
b) Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya
dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
c) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham
anak perusahaan yang dimilikinya.
2) Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan
tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
4. Dilihat dari segi nilai nominal:
1) Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu
nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
2) Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai
nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
5. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
1) Konvensional
Bonds:
obligasi
menggunakan sistem kupon bunga.
4
yang
diperhitungan
dengan
2) Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal
dua macam obligasi syariah, yaitu:
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten.
Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah)
bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal
obligasi diterbitkan.
b. Kredit Investasi (Term Loans)
Yaitu suatu kontrak dimana peminjam setuju untuk membuat serangkaian
pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada waktu tertentu kepada pemilik dana.
Biasanya yang bertindak sebagai debitur (borrower) adalah perusahaan yang
membutuhkan dana, sedangkan kreditur (lender) adalah bank atau instuisi keuangan
lainnya. Jangka waktu peminjaman (maturity) berkisar 2 hingga 15 tahun, tidak jarang
pula sampai mencapai 30 tahun.
Term Loans banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil karena dapat
diproses secara cepat, fleksibel dalam pembuatan perjanjian hutang dan biaya
administrasi yang lebih rendah. Hutang ini pada umumnya teramortisasi (pokok
pinjaman dikembalikan secara bertahap) dan terbuka untuk pembuatan perjanjian
hutang (convenant) yang spesifik.
Bunga term loans bias tetap (fixed interest rate) atau berubah-rubah (floating
interest rate). Belakangan ini floating rate lebih banyak digunakan untuk mengurangi
risiko kreditur karena suku bunga cenderung semakin variatif.
c. Hutang Hipotik
Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak.
Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan
misalnya berupa tanah atas gedung.3 Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada
waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan
dengan pinjaman yang bersangkutan.
3 Siti Amaroh, Manajemen Keuangan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, Kudus, 2008, hlm. 118-119
5
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari
satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kreditkredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak
dijumpai dalam praktik.
Karakteristik Pembiayaan Hutang Jangka Panjang
Pembiayaan hutang jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang jatuh tempo
di lebih dari 1 tahun, umumnya antara 5 hingga 20 tahun. Untuk persyaratan umum dalam
perjanjian hutang dengan pelunasan jangka panjang ini sendiri memiliki sejumlah kriteria
meliputi:4
Penyimpanan data-data dan pelaporan.
Pembayaran pajak.
Memelihara bisnis yang termasuk sebagai bagian dari perusahaan yang mengajukan
hutang atau pinjaman.
Persyaratan umum dalam penyusunan perjanjian pinjaman jangka panjang biasanya
meliputi hal-hal yang ada dibawah ini:
1. Peminjam diharuskan melakukan pencatatan akuntansi sesuai prinsip-prinsip umum
yang ada dalam akuntansi (yang dapat diterima).
2. Menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang sebelumnya diaudit secara
periodic.
3. Peminjam diharuskan untuk membayar pajak sekaligus kewajiban lain-lain yang
jatuh tempo.
4. Peminjam harus mampu mempertahankan semua fasilitas milik perusahaan pada
kondisi baik agar selalu berada dalam keadaan sedang berjalan.
5. Penerima perjanjian hutang dalam jangka panjang biasanya juga harus
menjaminkan aktiva tetap pada pemberi pinjaman ke dalam bentuk hipotek.
6. Membatasi jumlah pinjaman selanjutnya dengan melarang tambahan pinjamannya
maupun mengharuskan pinjaman tambahan yang dimaksud menjadi subordinasi
terhadap pinjaman yang sebelumnya.
Faktor utama pengaruh tingkat bunga pinjaman yaitu patokan biaya uang, waktu jatuh
tempo, resiko pinjaman dan besarnya pinjaman. Pinjaman jangka panjang dapat dilihat
melalui berbagai sisi yaitu seperti yang ada dibawah ini:
4 Ibid. 123
6
Pemegang pinjaman jangka panjang (investor, kreditur). Segi resiko: hutang disukai
karena mampu memberikan prioritas yang baik dalam segi pendapatan ataupun
likuidasi terhadap pemegangnya. Sementara dari segi pendapatan si pemegang
pinjaman akan mendapatkan pengembalian secara tetap kecuali pendapatan
obligasi. Dalam segi pengendalian biasanya perusahaan tidak memiliki hak suara.
Penerbitan hutang jangka panjang (emitren, debitur).
Resiko Hutang Jangka Panjang
Disamping keuntungan atau kebermanfaatan utang jangka panjang yang dapat
diperoleh perusahaan. Terdapat resiko yang dapat diderita oleh perusahaan. Berbagai
resiko utang jangka panjang diantaranya :5
1. Resiko yang diterima akan semakin besar seiring dengan semakin lama jangka
waktu pada pinjaman dana dan pelunasannya.
2. Jumlah sumber dana pinjaman sangat terbatas.
3. Apapun namanya, hutang merupakan beban yang menjadi tanggung jawab bagi
perusahaan.
4. Tanggal jatuh tempo sudah pasti/tetap dan tidak memandang kondisi perusahaan.
5. Nilai saham yang dimiliki perusahaan dapat terpengaruh oleh besarnya jumlah
utang jangka panjang.
B. SAHAM PREFEREN (PREFERRED STOCK)
Saham preferen adalah suatu surat berharaga yang dijual oleh suatu perusahaan
dengan menunjukan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) yang dapat memberi
pengembangannya berupa pendapatan yang tetap dalam bentuk deviden yang akan
diterima setiap kuartal (tiga bulan).6
Saham preferen merupakan saham yang pemegangnya mempunyai hak lebih
dibandingkan dengam hak pemilik saham biasa.
Pemegang saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dulu dan memiliki
hak suara yang lebih dibandingkan dengan pemegang saham biasa contohnya seperti hak
suara dalam pemilihan direksi sehingga dalam membayar ketepatan pembayaran dividen
preferen agar tidak lengser para manajemen berusaha semaksimal mungkin.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu
antara obligasi dan saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap
5 James C. Van Home, John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-prinsip manajemen keuuangan, Salemba Empat,
Jakarta Selatan, 2012, hlm. 87
6 Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1998,
hlm. 89
7
(seperti bunga obligasi), tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya
seperti yang dikehendaki oleh investor
Persamaan saham preferen dengan obligasi yaitu:
Terdapat klaim atas keuntungan dan aktiva sebelumnya dalam perusahaan tersebut
Devidennya akan tetap selama masa berlaku atas saham tersebut
Memiliki hak tebus yang bisa dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Macam-Macam Saham Preferen7
1. Saham preferen kumulatif.
Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang devidennya setiap
tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata lain saham ini
merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap tahunnya.
Apabila dalam satu tahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada tahun-tahun
berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu sehingga dapat
mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
2. Saham preferen tidak kumulatif.
Saham ini merupakan kebalikan dari saham preferen kumulatif. Dalam
saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak akan memperoleh
pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu periode ada deviden
yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham preferen akan
mendapat prioritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu sehingga tidak
seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya, kadangkala tidak
menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada tahun sebelumnya
tidak akan dibayar ditahun kemudian.
3. Saham preferen partisipasi.
Saham ini merupakan saham preferen dalam hak devidennya tidak terbatas
dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping memperoleh deviden tetap
juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden manakala perusahaan mencapai
sasaran yang telah digariskan.
4. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks).
Adalah saham preferen yang dapat diukur dengan surat berharga lain yang
dikeluarkan oleh perusahaan lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak
konversi ditujukan untuk dapat ditukarnya saham preferen dengan saham biasa.
Meskipun saham preferen umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam
7 Ibid, 92-95
8
pembagian deviden akan tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap
keberadaan perusahaan sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.
Karakteristik Saham Preferen
Saham Preferen juga memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut:
Saham preferen memiliki berbagai tingkat yang dapat diterbitkan dengan
karakteristik yang berbeda
Dalam hal pembagian dividen yaitu dalam tagihan terhadap aktiva dan pendapatan
memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan saham biasa
Apabila dividen kumulatif dari periode sebelumnya belum terbayar maka dapat
dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
Saham preferen termasuk dalam konvertibilitas atau dapat ditukar menjadi saham
biasa, dengan syarat jika kesepakatan dibentuk antara pemegang saham dan
organisasi penerbit.
Contoh Saham Preferen
Dibawah ini merupakan contoh saham preferen yaitu sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
9
Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang pelunasannya
akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sunber
yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Apabila perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat
melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang.
Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan dapat
mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila reputasi perusahaan
cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi
tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar
bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah
tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu
perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembagalembaga keuangan.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu antara
obligasi dan saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi), tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya seperti yang
dikehendaki oleh investor.
B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam materi ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan materi
ini. Penulis banyak berharap agar para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan berikutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta, 1998
Amaroh Siti, Manajemen Keuangan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, Kudus, 2008
Van Home James C., John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-prinsip manajemen keuuangan,Salemba
Empat, Jakarta Selatan, 2012
Jusup Al. Haryono. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2.Yogyakarta, STIE YKPN. 2001
Syamsuddin Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo. Jakarta Utara, 2011
11