INVESTASI BIOFUEL DI INDONESIA tahun
Indonesia: Menggali Potensi Bahan Bakar Nabati
R
esiko ketergantungan ekonomi akan bahan
bakar fosil dan peningkatan kepedulian
terhadap perubahan iklim telah berperan
dalam menunjang pengembangan pemanfaatan
Bahan Bakar Nabati (BBN).
Dengan dukungan pemerintah dan kuatnya
kinerja sektor komoditas, sebuah industri
yang secara ekonomis dapat berkelanjutan
dan berkembang pesat telah tercipta secara
mendunia, bersamaan dengan itu pula
membuka peluang untuk penanaman modal.
Indonesia mengambil sikap untuk mengurangi
ketergantungan akan bahan bakar fosil tersebut
melalui pengembangan sektor bioenergi
dengan target pemerintah sebesar 17% untuk
energy-mix nasional pada tahun 2025 berasal
dari sumber-sumber yang terbarukan.
Indonesia menempati peringkat kedua di dunia
dalam keaneka-ragaman hayati (biodiversity);
dan memiliki potensi persediaan bahan baku
yang sangat tinggi untuk memproduksi BBN
sebagai sumber energi alternatif.
Dokumen ini menjelaskan kebijakan-kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan program
BBN di Indonesia dan peluang penanaman
modal beserta insentif yang ada pada bidang
ini.
Daftar isi
Bahan Bakar Nabati
• Mengenai BBN: Bahan Bakar Dari Produk Pertanian
3
• Biosolar & Solar Hijau (Green Diesel)
• Pure Plant Oil (PPO) atau Straight Vegetable Oil (SVO)
• Bioethanol
Upaya Pemerintah
4
• Komitmen Pemerintah Indonesia
• Pemerintah Indonesia menyediakan insentif
khusus bagi para penanam modal:
• Jaminan Penanaman modal dan Perjanjian Perlindungan
Cetak Biru BBN
•
•
•
•
5
Desa Mandiri Energi
Road Map Pemanfaatan BBN Nasional
Tim Nasional Pengembangan BBN
Kawasan Khusus BBN
Penanaman Modal Hijau
6
• Dana Pengembangan BBN
• Lembaga Keuangan BBN
• Kesempatan Penanaman Modal Lainnya
Informasi Penanam Modal
•
•
•
Penanaman Modal Publik
Sumber Informasi Tambahan
Ringkasan
7
Bahan Bakar Nabati
MENGENAI BBN: BAHAN BAKAR DARI PRODUK PERTANIAN
Biosolar & Solar Hijau (Green Diesel)
Bioethanol
Biosolar merupakan bahan bakar cair terbarukan yang
diproduksi secara lokal, sehingga dapat membantu mengurangi
ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak mentah.
Alkohol anhydrous diproduksi dari fermentasi gula tebu,
singkong, sari gula palem atau jagung. Bioethanol dapat
digunakan sabagai bahan bakar untuk transportasi dengan
komposisi hingga 15% bioethanol, tanpa membutuhkan
peralatan khusus.
Bahan bakar tersebut diproses dari sumber hayati seperti minyak
sawit, minyak jarak (Jatropha Curcas), minyak kelapa, minyak
kedelai dan siap digunakan untuk kendaraan bermesin solar.
Biosolar dapat digunakan sebagai pengganti atau tambahan
untuk bahan bakar solar, serta memberikan hasil tenaga yang
serupa dengan bahan bakar solar konvensional.
Solar hijau/ Green Diesel adalah perpaduan dari minyak nabati
olahan dan minyak mentah yang diproses pada suatu kilang
minyak tanpa penambahan methanol.
Target konsumsi untuk bioethanol ditargetkan mencapai 5%
(1,48 juta kL), 10% (2,78 juta kL) dan 15% (6,28 juta kL) dari
total konsumsi BBM (premium) secara berturut-turut pada
tahun 2010, 2015 dan 2025.
Keunggulan Bioethanol
Peraturan Pemerintah dan Panduan untuk Energi Terbarukan
telah menetapkan pengukuran guna menjamin tingkat produksi
Biosolar di Indonesia dapat mencapai 2,41 kilo Liter (kL) pada
tahun 2010, 4,52 juta kL pada tahun 2015 dan 10,22 juta kL
pada 2025, atau 10%, 15% dan 20% dari total konsumsi solar pada
setiap tahun tersebut diatas.
Pure Plant Oil (PPO) atau
Straight Vegetable Oil (SVO)
PPO/SVO merupakan minyak nabati murni yang belum melalui
perubahan kimia dari sifat-sifat aslinya
• Minyak Sawit, Straight Jatropha Oil
(SJO) dan Minyak Kedelai semuanya
dapat digunakan sebagai pengganti
bahan bakar solar dengan komposisi
hingga 15% PPO (85% solar) tanpa
memerlukan peralatan khusus,
dimana pemanfaatan maximum dapat
mencapai hingga 100% dengan sebuah
konvertor.
• Dapat menggantikan minyak tanah
hingga 20% PPO (+80% solar).
• Dapat menggantikan Marine Fuel
Oil (MFO) hingga 100% PPO tanpa
peralatan khusus.
Target konsumsi bagi minyak tanah nabati
(biokerosene) di Indonesia diperkirakan
mencapai 1 juta kL, 1,8 juta kL dan 4,07 kL
berturut-turut pada tahun 2010, 2015 dan
2025. Sebagai tambahan, PPO yang digunakan
sebagai pembangkit tenaga listrik, diharapkan
mencapai 0,4 juta kL, 0,74 juta kL dan 1,69
juta kL pada kurun waktu yang sama.
Sebuah Kendaraan
Berbahan Bakar
Fleksibel/ Flexible
Fuel Vehicle (FFV)
dapat berjalan dengan
menggunakan 100%
Bioethanol.
Bahan bakar terbarukan
Mengurangi polusi dan emisi gas rumah
kaca (greenhouse gas emission)
Mendukung Mekanisme Pembangunan Bersih
Tidak mencemari air tanah
Lebih murah dari pembuatan BBM
Mudah untuk ditukar pakai
Mendukung petani indonesia
Mengurangi ketergantungan akan impor
minyak mentah
Kebun pembibitan Jarak Pagar, Sukabumi, Jawa Barat
Keunggulan Minyak Jarak (Jatropha Curcas)
Kemudahan
Dapat tumbuh pada daerah kering
maupun kawasan dengan curah hujan
tinggi juga pada tanah dengan lapisan
tanah yang tipis.
Cepat menghasilkan
Pada keadaan tanah yang kurang subur
seperti tanah yang rusak karena api
atau tanah yang seringkali ditanami,
pohon jarak dapat menjadi bahan
pertanian yang baik bagi perbaikan
lingkungan pada semua jenis tanah yang
tidak terpakai.
Dapat langsung tumbuh dari tanaman
yang dipotong atau biji hingga mencapai
tinggi 3 – 5m.
Sangat tahan hama dan penyakit
Sebagian dari tanaman ini memiliki
khasiat sebagai obat, kulit kayunya
mengandung tannin dan bunganya
menarik lebah hingga berperan sebagai
penghasil madu yang dapat mengurangi
zat karbon dari atmosir, menyimpannya
dalam lapisan-lapisan kayu, membantu
terbentuknya produksi tanah karbon.
3
Upaya Pemerintah
KOMITMEN PEMERINTAH INDONESIA:
KEBIJAKAN DAN INSENTIF
engan dikeluarkannya Inpres No.1/2006 mengenai
Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Sebagai Sumber Energi
Alternatif, pemerintah Indonesia telah membuat suatu
komitmen yang tegas dalam mengembangankan potensi BBN di
Indonesia.
D
MEMAKSIMALKAN
PERAN DUNIA
USAHA
MENDORONG
PARTISIPASI
MASYARAKAT
Pemerintah Indonesia menyediakan
insentif khusus bagi para penanam modal:
• Bea materai yang nominal.
• Persetujuan kerjasama dengan 50 negara untuk menghindari
pajak berganda.
• Membebaskan dari bea impor.
• Pajak Pendapatan Penanaman modal dalam bentuk
pengurangan pendapatan kena pajak hingga 30% dari
penanaman modal hingga 6 (enam) tahun.
• Percepatan depresiasi dan amortisasi
• Fasilitas perhitungan kerugian yang dibawa sampai 10
(sepuluh) tahun.
• 10 % pajak penghasilan pada dividen (bagian laba yang
diterima), dan bisa lebih kecil jika digabungkan dengan
perjanjian pajak lainnya.
• Pemerintah juga memberlakukan PP no. 146 tahun 2000 dan
PP no. 12 tahun 2001 tentang impor atau penyerahan barang
atau jasa tertentu yang dibebaskan dari pajak pertambahan
nilai.
DESA MANDIRI ENERGI/ DME
PLASMA (Usaha Kecil Menegah)
50 ha
50 ha
50 ha
50 ha
50 ha
50 ha
INTI (Koperasi/UKM)
Kapasitas
5
250
Campuran
Solar/ Minyak Tanah
tenaga kerja
liter/jam
Minyak Jarak Murni
PMA (Penanaman Modal Asing) atau Perusahaan FDI (Foreign
Direct Investment) dapat didirikan dengan mitra kerja asing
dan Indonesia atau dengan 100% kepemilikan asing dengan
masa hingga 15 tahun, selanjutnya 5% dari kepemilikan harus
di dilepaskan kepada orang Indonesia atau pelaku bisnis melalui
penempatan secara langsung atau tidak langsung kepada Bursa
Pembeli Siaga
PT PLN
Pabrik Biosolar
Kapasitas 300 ton/tahun
Strategi terpadu untuk penerapan program pengem
dikembangkan, didukung dengan insentif iskal bag
Efek Indonesia.
Jaminan penanaman modal dan perjanjian
perlindungan
• Jaminan Persetujuan Penanaman Modal (Investment
Guarantee Agency/IGA) dengan negara-negara ASEAN.
• Promosi Penanaman Modal Bilateral dan Perjanjian
Perlindungan dengan 55 negara.
• Indonesia adalah anggota dari MIGA (Multilateral Investment
Guarantee Agency) yang akan melindungi penanaman modal
terhadap berbagai resiko politik.
• Indonesia telah menjadi anggota yang menandatangani
ICSID (International Center on the Settlement of Investment
Disputes) untuk menangani perselisihan penanaman modal
asing.
Road Map Pemanfaatan BBN Nasio
2007 - 2010
Konsumsi
Biosolar
Bioethanol
5% Konsumsi Premium
1.48 juta kL
Biokerosene
1 juta kL
PPO
Strategi terpadu dalam pelaksanaan program pengembangan BBN
telah dikembangkan melalui upaya-upaya yang dilakukan pada
berbagai tingkat pemerintahan dan melalui suatu pendekatan
yang disusun TIMNAS BBN sejak awal.
4
10% Konsumsi Solar
2.41 juta kL
Pembangkit Listrik
Konsumsi BBN
0.4 juta kL
2% dari energy mix
5.29 juta kL
Cetak Biru BBN
TIM NASIONAL PENGEMBANGAN BBN
SEBUAH PROGRAM
EKONOMI DALAM
MENGURANGI
MEMPERKUAT
KETERGANTUNGAN PEREKONOMIAN
SUBSIDI
PEMERINTAH
P
embudidayan tanaman
penghasil BBN merupakan fokus
pemerintah dengan rencana
pembukaan lahan baru sebesar 6
liter/jam
Minyak Jarak Mentah
atau
juta hektar untuk budidaya tebu,
singkong, sawit dan jarak pagar.
engan KEPPRES no.10/2006, Pemerintah telah membentuk
Tim Nasional Pengembangan BBN untuk Percepatan
Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran (TIMNAS BBN),
dengan mandat untuk menyusun suatu cetak biru bagi program
pengembangan BBN untuk mempercepat pemanfaatan BBN di
Indonesia.
D
Pelaksanaan yang berhasil dalam tantangan ini memiliki implikasi
positif bagi masa depan Indonesia dalam berbagai bidang,
termasuk dalam terciptanya lapangan kerja, pengurangan
kemiskinan dan pembangkit tenaga listrik dari sumber – sumber
yang terbarukan.
Pengembangan BBN merupakan proses padat karya intensif dan
menuntut kerjasama antar semua tingkat pemerintahan; dari
tingkat pusat dan propinsi hingga pedesaan, baik dari sektor
pertanian maupun swasta. Cetak biru TIMNAS BBN mendukung
dan mengkoordinasikan komunikasi yang berkesinambungan
antara pemerintah, sektor umum dan kelompok-kelompok terkait
dengan kebijakan multi-faktor yang menandakan tahapan baru
dalam mendorong penggunaan BBN di Indonesia.
kg/jam
Biji Jarak Pagar
DME memegang peranan penting
dalam mendorong pemanfaatan
BBN dan penetapan lahan.
Diagram berikut ini menggambarkan
contoh mekanisme DME berbasis
Jarak Pagar.
Pertamina
mbangan BBN telah
gi para penanam modal.
onal
2011 - 2015
2016 - 2025
15% Konsumsi Solar
4,52 juta kL
20% Konsumsi Solar
10,22 juta kL
10% Konsumsi Premium
2,78 juta kL
15% Konsumsi Premium
6,28 juta kL
1,8 juta kL
4,07 juta kL
0,74 juta kL
1,69 juta kL
3% dari energy mix
9,84 juta kL
5% dari energy mix
22,26 juta kL
Cetak biru ini telah menetapkan target agar produksi dan konsumsi
dapat tercapai melalui tolok ukur kebijakan dan mekanisme
yang saling menunjang, memperlancar proses perizinan terkait,
penyusunan kebijakan yang menjamin konsumsi BBN dalam
negeri, serta tolok ukur lain dalam pembentukan harga BBN yang
bersaing.
Tolok ukur ini diperkuat dengan penciptaan mekanisme harga
BBN yang transparan dan eisien melalui peran aktif dari
Pertamina dan PLN sebagai pembeli siaga (standby-purchaser)
dalam menjamin target konsumsi. Kebijakan relevan tambahan
pada pengembangan DME dan KKBBN serta penetapan lokasi
pemanfaatan lahan seluas 6 juta hektar yang diperuntukan bagi
budidaya tanaman BBN sebagai bentuk pelaksanaan PERPRES
No.1/2006.
Inti daripada cetak biru TIMNAS BBN terletak pada pendekatan
multi-faktor dalam membangun kepedulian dan dukungan pada
semua tingkatan proses pengembangan BBN. Dari penyuluhan
penerapan teknologi dan keahlian yang diberikan untuk membantu
pengelolaan budidaya tanaman dan pengembangan DME pada
tingkat propinsi, pemberian insentif iskal dan keuangan bagi
para penanam modal di semua tingkatan siklus produksi BBN,
hingga penyusunan mekanisme harga dan pembelian BBN yang
berlanjut untuk distribusi serta pemanfaatannya, cetak biru
TIMNAS BBN mengarah pada pembentukan lingkungan penanaman
modal yang transparan dan kondusif.
Kawasan Khusus BBN/ KKBBN
K
KBBN merupakan suatu tahapan penting dari program
pengembangan BBN di Indonesia. Kawasan-kawasan tertentu
pada seluruh kepulauan Indonesia yang berukuran lebih dari
10,000 ha di pulau Jawa atau 100,000 ha di luar pulau Jawa telah
ditetapkan sebagai Kawasan Khusus BBN berdasarkan evaluasi
ukuran kawasan potensial bagi pengembangan, juga observasi
kawasan dengan kriteria tertentu.
Penetapan kriteria ini
menjamin kawasan tersebut telah memenuhi standar dasar untuk
infrastruktur, termasuk transportasi dan persyaratan kebutuhan
tenaga kerja yang diperlukan bagi produksi BBN yang efektif.
KKBBN juga mengikuti panduan konservasi yang ketat dengan
penetapan kawasan yang secara jelas menunjukkan kawasan
industri, kawasan garapan dan kawasan konservasi bukan garapan.
KKBBN lebih lanjut memudahkan proses penanaman modal dalam
industri BBN yang berperan sebagai tempat pelayanan satu atap
dalam mengeluarkan lisensi dan perizinan.
5
Penanaman modal Hijau
PENANAMAN MODAL DALAM SEKTOR ENERGI TERBARUKAN
S
umber daya alam yang kaya dan beraneka ragam, potensi
pasar yang besar, tenaga kerja yang bersaing, lokasi strategis
yang mengatur jalur vital komunikasi laut internasional dan
ekonomi yang berorientasi pada pasar terbuka, memungkinkan
Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang besar bagi
penanaman modal asing.
Kesempatan penanaman modal pada sektor BBN di Indonesia
berkembang pesat pada berbagai tingkatan.
Mulai dari
perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia hingga penanaman modal langsung maupun
yang merupakan bentuk kerjasama (joint-venture), sejumlah
kesempatan penanaman modal tersebut telah diciptakan melalui
upaya-upaya pemerintah untuk mempercepat pemanfaatan
sumber-sumber energi terbarukan pada tingkat nasional.
Sejalan dengan tata cara percepatan proyek-proyek BBN dan
berbagai iskal serta insentif keuangan bagi para penanam modal,
TIMNAS BBN telah menetapkan dua alternatif penanaman modal
bagi modal publik dan swasta untuk disalurkan kepada proyekproyek BBN.
Dana Pengembangan BBN
•
•
•
Dana privat dengan tenor 10 tahun,
dibentuk di bawah Skema Kontrak
Penanaman Modal Kolektif (Collective
Investment Contract Scheme) yang
tertutup di antara Bank Kustodian dan
Manajer Penanaman modal.
Bank Kustodian akan berperan sebagai
perwalian (trustee) bagi kepentingan
para penanam modal.
Ditawarkan kepada tidak lebih dari
100 pihak dengan keseluruhan jumlah
penanam modal yang berpartisipasi
dalam Dana Pengembangan BBN
dibatasi hingga 49 pihak.
Institusi Penanaman
Modal Dalam Negeri
Penanam Modal Asing
DANA PRIVAT
Komite Penanaman Modal
akan menetapkan panduan
penanaman modal dan
melaksanakan studi
kelayakan untuk proyek
BBN potensial.
Komite
Penanaman Modal
Kepala Komite Penanaman
Modal adalah individu yang
telah disetujui dan/atau
ditunjuk langsung oleh
penanam modal
Manager
Penanaman Modal
Proyek
Sawit
Bank Kustodian
Proyek
Jarak Pagar
Proyek
Tebu
Proyek
Singkong
Lembaga Keuangan BBN (Biofuel Finance Institution /BFI)
Pemerintah Indonesia
BFI
bertanggung
jawab untuk
mendanai
proyek BBN
potensial
baik secara
langsung,
maupun
dalam bentuk
dukungan
kredit
Badan Multilateral
LEMBAGA KEUANGAN
BBN
Proyek
Sawit
Penanam Modal
Proyek
Proyek
Jarak Pagar
Proyek
Tebu
BFI diciptakan sebagai lembaga
independen dan dimiliki bersama (coowned) oleh Pemerintah Indonesia, Badan
Multilateral (Multilateral Agencies) dan
penanam modal privat.
•
Pemerintah Indonesia akan memegang
kepemilikan minoritas dari BFI dengan
kepemilikan saham di bawah 50%.
•
Dana Pemerintah Indonesia (modal
sponsor) akan dibayarkan sebagai
pinjaman subordinate dan modal disetor
penuh (paid-up capital) sedangkan dana
Badan Multilateral (modal sponsor) akan
dibayarkan sebagai modal disetor penuh
(paid-up capital).
•
BFI akan mengangkat modal sponsor
untuk menarik penanaman modal
tambahan dari sektor privat sebagai
bentuk pendanaan proyek BBN melalui
pendanaan langsung ataupun dukungan
kredit.
Proyek
Singkong
Penanam Modal
Ekuitas Privat
Sponsor Ekuitas
6
•
Penanam Modal
Privat
Informasi Penanam modal
PENANAMAN MODAL PUBLIK
RINGKASAN
D
ekayaan akan keanekaragaman hayati Indonesia dan
potensi yang besar bagi perkembangan pemanfaatan
bioenergi, bersama dengan strategi terpadu dan insentif
untuk pengembangan penanaman modal oleh Pemerintah, serta
posisi negara yang strategis, akan memaksimalkan pengembalian
jangka panjang yang menjanjikan dari pengelolaan BBN.
engan memperbaiki daya beli konsumen dan meningkatkan
stabilitas makro, penanaman modal publik dalam perusahaan
BBN di Indonesia mewakili suatu kesempatan dengan potensi
pertumbuhan yang luar biasa.
Industri BBN di Indonesia telah siap untuk tumbuh dengan
pengupayaan berbagai inisiatif nasional.
Pertemuan Losari pada tanggal 1 Juli 2006,
140%
LSIP
AALI
JCI
telah menandakan tahapan baru dalam
K
BBN merupakan bahan bakar yang diolah dari produk-produk
pertanian termasuk Biosolar, Green Diesel, PPO atau SVO dan
Bioethanol.
120%
bidang Energi Terbarukan di Indonesia
INPRES No.1/2006 mengenai Penyediaan dan Pemanfaatan BBN
Sebagai Salah Satu Sumber Energi Alternatif, mewakili komitmen
dari Pemerintah bagi potensi pengembangan BBN di Indonesia.
Rencana-rencana yang termasuk didalamnya adalah pembukaan 6
juta hektar lahan baru untuk pembudidayaan tanaman penghasil
BBN, menciptakan 3,5 juta tenaga kerja tambahan dan penawaran
insentif khusus kepada para penanam modal dengan menyediakan
jaminan dan perlindungan penanaman modal.
100%
80%
60%
40%
20%
0%
12/22/2005
-20%
6/20/2006
12/17/2006
Graik di atas menandakan pergerakan rata-rata 14 hari pada saham PT Astra
Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) serta
Indeks Komposit Jakarta pada penghujung tahun (17 Desember, 2006)
anduan, peraturan dan pengawasan pasar modal dari hari ke
hari dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
yang secara teratur mengatur kegiatan pasar modal yang adil dan
eisien, juga melindungi kepentingan dari para penanam modal
dan publik. Bapepam memiliki kewenangan untuk memberi
perizinan, persetujuan, pendaftaran efektif kepada para peserta
pasar modal dan memberikan laporan pendaftaran efektif.
P
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Bapepam dan pasar modal
di Indonesia dapat dilihat pada www.bapepam.go.id
Strategi terpadu pelaksanaan program BBN terletak pada
kelompok kerja yang diciptakan khusus untuk keperluan ini yaitu
Tim Nasional Pengembangan BBN untuk Percepatan Pengurangan
Kemiskinan dan Pengangguran (TIMNAS BBN). Ukuran-ukuran yang
sosialisasikan dalam cetak biru TIMNAS BBN termasuk penyusunan
mekanisme harga BBN yang transparan dan eisien, dengan peran
aktif Pertamina dan PLN untuk menjamin target konsumsi dan
lebih lanjut memperkuat pasar BBN di Indonesia sebagai pembeli
siaga.
Terdapat beberapa pilihan bentuk penanaman modal, termasuk
Dana Pengembangan BBN, Lembaga Keuangan BBN, penyertaan
modal pada perusahaan-perusahaan BBN yang terdaftar
secara publik dan kesempatan-kesempatan lainnya. Informasi
penanaman modal, lisensi dan pemantauan informasi juga
tersedia pada TIMNAS BBN.
SUMBER-SUMBER TAMBAHAN
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan badan
pelayanan penanaman modal Pemerintah Indonesia yang didirikan
dengan tujuan memberikan pelayanan satu atap (one-stop
service) kepada para penanam modal yang ingin menanamkan
modal di Indonesia. BKPM menyediakan pelayanan sebagai
berikut:
•
Pelayanan Informasi Penanaman modal.
•
Persetujuan dan Perizinan Penanaman modal.
•
Pemantauan dan Evaluasi Penanaman modal.
BKPM menyediakan informasi terkini dalam penanaman modal di
Indonesia melalui website www.bkpm.go.id
Untuk Informasi lebih lanjut :
TIMNAS BBN
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta12160, Indonesia
Telepon +62 21 739-2517
Fax +62 21 725-1930
[email protected]
7
Investasi
Masa Depan
Kita Bersama
Energi
Terbarukan
Pengurangan
Kemiskinan
Penciptaan
Lapangan
Kerja
R
esiko ketergantungan ekonomi akan bahan
bakar fosil dan peningkatan kepedulian
terhadap perubahan iklim telah berperan
dalam menunjang pengembangan pemanfaatan
Bahan Bakar Nabati (BBN).
Dengan dukungan pemerintah dan kuatnya
kinerja sektor komoditas, sebuah industri
yang secara ekonomis dapat berkelanjutan
dan berkembang pesat telah tercipta secara
mendunia, bersamaan dengan itu pula
membuka peluang untuk penanaman modal.
Indonesia mengambil sikap untuk mengurangi
ketergantungan akan bahan bakar fosil tersebut
melalui pengembangan sektor bioenergi
dengan target pemerintah sebesar 17% untuk
energy-mix nasional pada tahun 2025 berasal
dari sumber-sumber yang terbarukan.
Indonesia menempati peringkat kedua di dunia
dalam keaneka-ragaman hayati (biodiversity);
dan memiliki potensi persediaan bahan baku
yang sangat tinggi untuk memproduksi BBN
sebagai sumber energi alternatif.
Dokumen ini menjelaskan kebijakan-kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan program
BBN di Indonesia dan peluang penanaman
modal beserta insentif yang ada pada bidang
ini.
Daftar isi
Bahan Bakar Nabati
• Mengenai BBN: Bahan Bakar Dari Produk Pertanian
3
• Biosolar & Solar Hijau (Green Diesel)
• Pure Plant Oil (PPO) atau Straight Vegetable Oil (SVO)
• Bioethanol
Upaya Pemerintah
4
• Komitmen Pemerintah Indonesia
• Pemerintah Indonesia menyediakan insentif
khusus bagi para penanam modal:
• Jaminan Penanaman modal dan Perjanjian Perlindungan
Cetak Biru BBN
•
•
•
•
5
Desa Mandiri Energi
Road Map Pemanfaatan BBN Nasional
Tim Nasional Pengembangan BBN
Kawasan Khusus BBN
Penanaman Modal Hijau
6
• Dana Pengembangan BBN
• Lembaga Keuangan BBN
• Kesempatan Penanaman Modal Lainnya
Informasi Penanam Modal
•
•
•
Penanaman Modal Publik
Sumber Informasi Tambahan
Ringkasan
7
Bahan Bakar Nabati
MENGENAI BBN: BAHAN BAKAR DARI PRODUK PERTANIAN
Biosolar & Solar Hijau (Green Diesel)
Bioethanol
Biosolar merupakan bahan bakar cair terbarukan yang
diproduksi secara lokal, sehingga dapat membantu mengurangi
ketergantungan Indonesia terhadap impor minyak mentah.
Alkohol anhydrous diproduksi dari fermentasi gula tebu,
singkong, sari gula palem atau jagung. Bioethanol dapat
digunakan sabagai bahan bakar untuk transportasi dengan
komposisi hingga 15% bioethanol, tanpa membutuhkan
peralatan khusus.
Bahan bakar tersebut diproses dari sumber hayati seperti minyak
sawit, minyak jarak (Jatropha Curcas), minyak kelapa, minyak
kedelai dan siap digunakan untuk kendaraan bermesin solar.
Biosolar dapat digunakan sebagai pengganti atau tambahan
untuk bahan bakar solar, serta memberikan hasil tenaga yang
serupa dengan bahan bakar solar konvensional.
Solar hijau/ Green Diesel adalah perpaduan dari minyak nabati
olahan dan minyak mentah yang diproses pada suatu kilang
minyak tanpa penambahan methanol.
Target konsumsi untuk bioethanol ditargetkan mencapai 5%
(1,48 juta kL), 10% (2,78 juta kL) dan 15% (6,28 juta kL) dari
total konsumsi BBM (premium) secara berturut-turut pada
tahun 2010, 2015 dan 2025.
Keunggulan Bioethanol
Peraturan Pemerintah dan Panduan untuk Energi Terbarukan
telah menetapkan pengukuran guna menjamin tingkat produksi
Biosolar di Indonesia dapat mencapai 2,41 kilo Liter (kL) pada
tahun 2010, 4,52 juta kL pada tahun 2015 dan 10,22 juta kL
pada 2025, atau 10%, 15% dan 20% dari total konsumsi solar pada
setiap tahun tersebut diatas.
Pure Plant Oil (PPO) atau
Straight Vegetable Oil (SVO)
PPO/SVO merupakan minyak nabati murni yang belum melalui
perubahan kimia dari sifat-sifat aslinya
• Minyak Sawit, Straight Jatropha Oil
(SJO) dan Minyak Kedelai semuanya
dapat digunakan sebagai pengganti
bahan bakar solar dengan komposisi
hingga 15% PPO (85% solar) tanpa
memerlukan peralatan khusus,
dimana pemanfaatan maximum dapat
mencapai hingga 100% dengan sebuah
konvertor.
• Dapat menggantikan minyak tanah
hingga 20% PPO (+80% solar).
• Dapat menggantikan Marine Fuel
Oil (MFO) hingga 100% PPO tanpa
peralatan khusus.
Target konsumsi bagi minyak tanah nabati
(biokerosene) di Indonesia diperkirakan
mencapai 1 juta kL, 1,8 juta kL dan 4,07 kL
berturut-turut pada tahun 2010, 2015 dan
2025. Sebagai tambahan, PPO yang digunakan
sebagai pembangkit tenaga listrik, diharapkan
mencapai 0,4 juta kL, 0,74 juta kL dan 1,69
juta kL pada kurun waktu yang sama.
Sebuah Kendaraan
Berbahan Bakar
Fleksibel/ Flexible
Fuel Vehicle (FFV)
dapat berjalan dengan
menggunakan 100%
Bioethanol.
Bahan bakar terbarukan
Mengurangi polusi dan emisi gas rumah
kaca (greenhouse gas emission)
Mendukung Mekanisme Pembangunan Bersih
Tidak mencemari air tanah
Lebih murah dari pembuatan BBM
Mudah untuk ditukar pakai
Mendukung petani indonesia
Mengurangi ketergantungan akan impor
minyak mentah
Kebun pembibitan Jarak Pagar, Sukabumi, Jawa Barat
Keunggulan Minyak Jarak (Jatropha Curcas)
Kemudahan
Dapat tumbuh pada daerah kering
maupun kawasan dengan curah hujan
tinggi juga pada tanah dengan lapisan
tanah yang tipis.
Cepat menghasilkan
Pada keadaan tanah yang kurang subur
seperti tanah yang rusak karena api
atau tanah yang seringkali ditanami,
pohon jarak dapat menjadi bahan
pertanian yang baik bagi perbaikan
lingkungan pada semua jenis tanah yang
tidak terpakai.
Dapat langsung tumbuh dari tanaman
yang dipotong atau biji hingga mencapai
tinggi 3 – 5m.
Sangat tahan hama dan penyakit
Sebagian dari tanaman ini memiliki
khasiat sebagai obat, kulit kayunya
mengandung tannin dan bunganya
menarik lebah hingga berperan sebagai
penghasil madu yang dapat mengurangi
zat karbon dari atmosir, menyimpannya
dalam lapisan-lapisan kayu, membantu
terbentuknya produksi tanah karbon.
3
Upaya Pemerintah
KOMITMEN PEMERINTAH INDONESIA:
KEBIJAKAN DAN INSENTIF
engan dikeluarkannya Inpres No.1/2006 mengenai
Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Sebagai Sumber Energi
Alternatif, pemerintah Indonesia telah membuat suatu
komitmen yang tegas dalam mengembangankan potensi BBN di
Indonesia.
D
MEMAKSIMALKAN
PERAN DUNIA
USAHA
MENDORONG
PARTISIPASI
MASYARAKAT
Pemerintah Indonesia menyediakan
insentif khusus bagi para penanam modal:
• Bea materai yang nominal.
• Persetujuan kerjasama dengan 50 negara untuk menghindari
pajak berganda.
• Membebaskan dari bea impor.
• Pajak Pendapatan Penanaman modal dalam bentuk
pengurangan pendapatan kena pajak hingga 30% dari
penanaman modal hingga 6 (enam) tahun.
• Percepatan depresiasi dan amortisasi
• Fasilitas perhitungan kerugian yang dibawa sampai 10
(sepuluh) tahun.
• 10 % pajak penghasilan pada dividen (bagian laba yang
diterima), dan bisa lebih kecil jika digabungkan dengan
perjanjian pajak lainnya.
• Pemerintah juga memberlakukan PP no. 146 tahun 2000 dan
PP no. 12 tahun 2001 tentang impor atau penyerahan barang
atau jasa tertentu yang dibebaskan dari pajak pertambahan
nilai.
DESA MANDIRI ENERGI/ DME
PLASMA (Usaha Kecil Menegah)
50 ha
50 ha
50 ha
50 ha
50 ha
50 ha
INTI (Koperasi/UKM)
Kapasitas
5
250
Campuran
Solar/ Minyak Tanah
tenaga kerja
liter/jam
Minyak Jarak Murni
PMA (Penanaman Modal Asing) atau Perusahaan FDI (Foreign
Direct Investment) dapat didirikan dengan mitra kerja asing
dan Indonesia atau dengan 100% kepemilikan asing dengan
masa hingga 15 tahun, selanjutnya 5% dari kepemilikan harus
di dilepaskan kepada orang Indonesia atau pelaku bisnis melalui
penempatan secara langsung atau tidak langsung kepada Bursa
Pembeli Siaga
PT PLN
Pabrik Biosolar
Kapasitas 300 ton/tahun
Strategi terpadu untuk penerapan program pengem
dikembangkan, didukung dengan insentif iskal bag
Efek Indonesia.
Jaminan penanaman modal dan perjanjian
perlindungan
• Jaminan Persetujuan Penanaman Modal (Investment
Guarantee Agency/IGA) dengan negara-negara ASEAN.
• Promosi Penanaman Modal Bilateral dan Perjanjian
Perlindungan dengan 55 negara.
• Indonesia adalah anggota dari MIGA (Multilateral Investment
Guarantee Agency) yang akan melindungi penanaman modal
terhadap berbagai resiko politik.
• Indonesia telah menjadi anggota yang menandatangani
ICSID (International Center on the Settlement of Investment
Disputes) untuk menangani perselisihan penanaman modal
asing.
Road Map Pemanfaatan BBN Nasio
2007 - 2010
Konsumsi
Biosolar
Bioethanol
5% Konsumsi Premium
1.48 juta kL
Biokerosene
1 juta kL
PPO
Strategi terpadu dalam pelaksanaan program pengembangan BBN
telah dikembangkan melalui upaya-upaya yang dilakukan pada
berbagai tingkat pemerintahan dan melalui suatu pendekatan
yang disusun TIMNAS BBN sejak awal.
4
10% Konsumsi Solar
2.41 juta kL
Pembangkit Listrik
Konsumsi BBN
0.4 juta kL
2% dari energy mix
5.29 juta kL
Cetak Biru BBN
TIM NASIONAL PENGEMBANGAN BBN
SEBUAH PROGRAM
EKONOMI DALAM
MENGURANGI
MEMPERKUAT
KETERGANTUNGAN PEREKONOMIAN
SUBSIDI
PEMERINTAH
P
embudidayan tanaman
penghasil BBN merupakan fokus
pemerintah dengan rencana
pembukaan lahan baru sebesar 6
liter/jam
Minyak Jarak Mentah
atau
juta hektar untuk budidaya tebu,
singkong, sawit dan jarak pagar.
engan KEPPRES no.10/2006, Pemerintah telah membentuk
Tim Nasional Pengembangan BBN untuk Percepatan
Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran (TIMNAS BBN),
dengan mandat untuk menyusun suatu cetak biru bagi program
pengembangan BBN untuk mempercepat pemanfaatan BBN di
Indonesia.
D
Pelaksanaan yang berhasil dalam tantangan ini memiliki implikasi
positif bagi masa depan Indonesia dalam berbagai bidang,
termasuk dalam terciptanya lapangan kerja, pengurangan
kemiskinan dan pembangkit tenaga listrik dari sumber – sumber
yang terbarukan.
Pengembangan BBN merupakan proses padat karya intensif dan
menuntut kerjasama antar semua tingkat pemerintahan; dari
tingkat pusat dan propinsi hingga pedesaan, baik dari sektor
pertanian maupun swasta. Cetak biru TIMNAS BBN mendukung
dan mengkoordinasikan komunikasi yang berkesinambungan
antara pemerintah, sektor umum dan kelompok-kelompok terkait
dengan kebijakan multi-faktor yang menandakan tahapan baru
dalam mendorong penggunaan BBN di Indonesia.
kg/jam
Biji Jarak Pagar
DME memegang peranan penting
dalam mendorong pemanfaatan
BBN dan penetapan lahan.
Diagram berikut ini menggambarkan
contoh mekanisme DME berbasis
Jarak Pagar.
Pertamina
mbangan BBN telah
gi para penanam modal.
onal
2011 - 2015
2016 - 2025
15% Konsumsi Solar
4,52 juta kL
20% Konsumsi Solar
10,22 juta kL
10% Konsumsi Premium
2,78 juta kL
15% Konsumsi Premium
6,28 juta kL
1,8 juta kL
4,07 juta kL
0,74 juta kL
1,69 juta kL
3% dari energy mix
9,84 juta kL
5% dari energy mix
22,26 juta kL
Cetak biru ini telah menetapkan target agar produksi dan konsumsi
dapat tercapai melalui tolok ukur kebijakan dan mekanisme
yang saling menunjang, memperlancar proses perizinan terkait,
penyusunan kebijakan yang menjamin konsumsi BBN dalam
negeri, serta tolok ukur lain dalam pembentukan harga BBN yang
bersaing.
Tolok ukur ini diperkuat dengan penciptaan mekanisme harga
BBN yang transparan dan eisien melalui peran aktif dari
Pertamina dan PLN sebagai pembeli siaga (standby-purchaser)
dalam menjamin target konsumsi. Kebijakan relevan tambahan
pada pengembangan DME dan KKBBN serta penetapan lokasi
pemanfaatan lahan seluas 6 juta hektar yang diperuntukan bagi
budidaya tanaman BBN sebagai bentuk pelaksanaan PERPRES
No.1/2006.
Inti daripada cetak biru TIMNAS BBN terletak pada pendekatan
multi-faktor dalam membangun kepedulian dan dukungan pada
semua tingkatan proses pengembangan BBN. Dari penyuluhan
penerapan teknologi dan keahlian yang diberikan untuk membantu
pengelolaan budidaya tanaman dan pengembangan DME pada
tingkat propinsi, pemberian insentif iskal dan keuangan bagi
para penanam modal di semua tingkatan siklus produksi BBN,
hingga penyusunan mekanisme harga dan pembelian BBN yang
berlanjut untuk distribusi serta pemanfaatannya, cetak biru
TIMNAS BBN mengarah pada pembentukan lingkungan penanaman
modal yang transparan dan kondusif.
Kawasan Khusus BBN/ KKBBN
K
KBBN merupakan suatu tahapan penting dari program
pengembangan BBN di Indonesia. Kawasan-kawasan tertentu
pada seluruh kepulauan Indonesia yang berukuran lebih dari
10,000 ha di pulau Jawa atau 100,000 ha di luar pulau Jawa telah
ditetapkan sebagai Kawasan Khusus BBN berdasarkan evaluasi
ukuran kawasan potensial bagi pengembangan, juga observasi
kawasan dengan kriteria tertentu.
Penetapan kriteria ini
menjamin kawasan tersebut telah memenuhi standar dasar untuk
infrastruktur, termasuk transportasi dan persyaratan kebutuhan
tenaga kerja yang diperlukan bagi produksi BBN yang efektif.
KKBBN juga mengikuti panduan konservasi yang ketat dengan
penetapan kawasan yang secara jelas menunjukkan kawasan
industri, kawasan garapan dan kawasan konservasi bukan garapan.
KKBBN lebih lanjut memudahkan proses penanaman modal dalam
industri BBN yang berperan sebagai tempat pelayanan satu atap
dalam mengeluarkan lisensi dan perizinan.
5
Penanaman modal Hijau
PENANAMAN MODAL DALAM SEKTOR ENERGI TERBARUKAN
S
umber daya alam yang kaya dan beraneka ragam, potensi
pasar yang besar, tenaga kerja yang bersaing, lokasi strategis
yang mengatur jalur vital komunikasi laut internasional dan
ekonomi yang berorientasi pada pasar terbuka, memungkinkan
Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang besar bagi
penanaman modal asing.
Kesempatan penanaman modal pada sektor BBN di Indonesia
berkembang pesat pada berbagai tingkatan.
Mulai dari
perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia hingga penanaman modal langsung maupun
yang merupakan bentuk kerjasama (joint-venture), sejumlah
kesempatan penanaman modal tersebut telah diciptakan melalui
upaya-upaya pemerintah untuk mempercepat pemanfaatan
sumber-sumber energi terbarukan pada tingkat nasional.
Sejalan dengan tata cara percepatan proyek-proyek BBN dan
berbagai iskal serta insentif keuangan bagi para penanam modal,
TIMNAS BBN telah menetapkan dua alternatif penanaman modal
bagi modal publik dan swasta untuk disalurkan kepada proyekproyek BBN.
Dana Pengembangan BBN
•
•
•
Dana privat dengan tenor 10 tahun,
dibentuk di bawah Skema Kontrak
Penanaman Modal Kolektif (Collective
Investment Contract Scheme) yang
tertutup di antara Bank Kustodian dan
Manajer Penanaman modal.
Bank Kustodian akan berperan sebagai
perwalian (trustee) bagi kepentingan
para penanam modal.
Ditawarkan kepada tidak lebih dari
100 pihak dengan keseluruhan jumlah
penanam modal yang berpartisipasi
dalam Dana Pengembangan BBN
dibatasi hingga 49 pihak.
Institusi Penanaman
Modal Dalam Negeri
Penanam Modal Asing
DANA PRIVAT
Komite Penanaman Modal
akan menetapkan panduan
penanaman modal dan
melaksanakan studi
kelayakan untuk proyek
BBN potensial.
Komite
Penanaman Modal
Kepala Komite Penanaman
Modal adalah individu yang
telah disetujui dan/atau
ditunjuk langsung oleh
penanam modal
Manager
Penanaman Modal
Proyek
Sawit
Bank Kustodian
Proyek
Jarak Pagar
Proyek
Tebu
Proyek
Singkong
Lembaga Keuangan BBN (Biofuel Finance Institution /BFI)
Pemerintah Indonesia
BFI
bertanggung
jawab untuk
mendanai
proyek BBN
potensial
baik secara
langsung,
maupun
dalam bentuk
dukungan
kredit
Badan Multilateral
LEMBAGA KEUANGAN
BBN
Proyek
Sawit
Penanam Modal
Proyek
Proyek
Jarak Pagar
Proyek
Tebu
BFI diciptakan sebagai lembaga
independen dan dimiliki bersama (coowned) oleh Pemerintah Indonesia, Badan
Multilateral (Multilateral Agencies) dan
penanam modal privat.
•
Pemerintah Indonesia akan memegang
kepemilikan minoritas dari BFI dengan
kepemilikan saham di bawah 50%.
•
Dana Pemerintah Indonesia (modal
sponsor) akan dibayarkan sebagai
pinjaman subordinate dan modal disetor
penuh (paid-up capital) sedangkan dana
Badan Multilateral (modal sponsor) akan
dibayarkan sebagai modal disetor penuh
(paid-up capital).
•
BFI akan mengangkat modal sponsor
untuk menarik penanaman modal
tambahan dari sektor privat sebagai
bentuk pendanaan proyek BBN melalui
pendanaan langsung ataupun dukungan
kredit.
Proyek
Singkong
Penanam Modal
Ekuitas Privat
Sponsor Ekuitas
6
•
Penanam Modal
Privat
Informasi Penanam modal
PENANAMAN MODAL PUBLIK
RINGKASAN
D
ekayaan akan keanekaragaman hayati Indonesia dan
potensi yang besar bagi perkembangan pemanfaatan
bioenergi, bersama dengan strategi terpadu dan insentif
untuk pengembangan penanaman modal oleh Pemerintah, serta
posisi negara yang strategis, akan memaksimalkan pengembalian
jangka panjang yang menjanjikan dari pengelolaan BBN.
engan memperbaiki daya beli konsumen dan meningkatkan
stabilitas makro, penanaman modal publik dalam perusahaan
BBN di Indonesia mewakili suatu kesempatan dengan potensi
pertumbuhan yang luar biasa.
Industri BBN di Indonesia telah siap untuk tumbuh dengan
pengupayaan berbagai inisiatif nasional.
Pertemuan Losari pada tanggal 1 Juli 2006,
140%
LSIP
AALI
JCI
telah menandakan tahapan baru dalam
K
BBN merupakan bahan bakar yang diolah dari produk-produk
pertanian termasuk Biosolar, Green Diesel, PPO atau SVO dan
Bioethanol.
120%
bidang Energi Terbarukan di Indonesia
INPRES No.1/2006 mengenai Penyediaan dan Pemanfaatan BBN
Sebagai Salah Satu Sumber Energi Alternatif, mewakili komitmen
dari Pemerintah bagi potensi pengembangan BBN di Indonesia.
Rencana-rencana yang termasuk didalamnya adalah pembukaan 6
juta hektar lahan baru untuk pembudidayaan tanaman penghasil
BBN, menciptakan 3,5 juta tenaga kerja tambahan dan penawaran
insentif khusus kepada para penanam modal dengan menyediakan
jaminan dan perlindungan penanaman modal.
100%
80%
60%
40%
20%
0%
12/22/2005
-20%
6/20/2006
12/17/2006
Graik di atas menandakan pergerakan rata-rata 14 hari pada saham PT Astra
Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) serta
Indeks Komposit Jakarta pada penghujung tahun (17 Desember, 2006)
anduan, peraturan dan pengawasan pasar modal dari hari ke
hari dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
yang secara teratur mengatur kegiatan pasar modal yang adil dan
eisien, juga melindungi kepentingan dari para penanam modal
dan publik. Bapepam memiliki kewenangan untuk memberi
perizinan, persetujuan, pendaftaran efektif kepada para peserta
pasar modal dan memberikan laporan pendaftaran efektif.
P
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Bapepam dan pasar modal
di Indonesia dapat dilihat pada www.bapepam.go.id
Strategi terpadu pelaksanaan program BBN terletak pada
kelompok kerja yang diciptakan khusus untuk keperluan ini yaitu
Tim Nasional Pengembangan BBN untuk Percepatan Pengurangan
Kemiskinan dan Pengangguran (TIMNAS BBN). Ukuran-ukuran yang
sosialisasikan dalam cetak biru TIMNAS BBN termasuk penyusunan
mekanisme harga BBN yang transparan dan eisien, dengan peran
aktif Pertamina dan PLN untuk menjamin target konsumsi dan
lebih lanjut memperkuat pasar BBN di Indonesia sebagai pembeli
siaga.
Terdapat beberapa pilihan bentuk penanaman modal, termasuk
Dana Pengembangan BBN, Lembaga Keuangan BBN, penyertaan
modal pada perusahaan-perusahaan BBN yang terdaftar
secara publik dan kesempatan-kesempatan lainnya. Informasi
penanaman modal, lisensi dan pemantauan informasi juga
tersedia pada TIMNAS BBN.
SUMBER-SUMBER TAMBAHAN
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merupakan badan
pelayanan penanaman modal Pemerintah Indonesia yang didirikan
dengan tujuan memberikan pelayanan satu atap (one-stop
service) kepada para penanam modal yang ingin menanamkan
modal di Indonesia. BKPM menyediakan pelayanan sebagai
berikut:
•
Pelayanan Informasi Penanaman modal.
•
Persetujuan dan Perizinan Penanaman modal.
•
Pemantauan dan Evaluasi Penanaman modal.
BKPM menyediakan informasi terkini dalam penanaman modal di
Indonesia melalui website www.bkpm.go.id
Untuk Informasi lebih lanjut :
TIMNAS BBN
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta12160, Indonesia
Telepon +62 21 739-2517
Fax +62 21 725-1930
[email protected]
7
Investasi
Masa Depan
Kita Bersama
Energi
Terbarukan
Pengurangan
Kemiskinan
Penciptaan
Lapangan
Kerja