T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 Salatiga Semester I Tahun P

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 PELAKSANAAN TINDAKAN

Pada pelaksanaan tindakan meliputi tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Dari sub judul tersebut akan di uraikan satu-persatu. Yang pertama pada deskripsi prasiklus ini menjelaskan kondisi hasil belajar siswa sebelum diadakannya tindakan penelitian. Sub judul yang kedua yaitu deskripsi siklus I, pada deskripsi siklus I ini menjelaskan tahap-tahap awal sampai akhir penelitian yang pertama yaitu tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, keempat tahap refleksi dari pelaksanaan tindakan I. Sub judul yang ketiga yaitu deskripsi siklus II, pada deskripsi siklus II ini menjelaskan tahap-tahap awal sampai akhir penelitian yang pertama yaitu tahap perencanaan, kedua tahap pelaksanaan, ketiga tahap observasi, dan yang keempat tahap refleksi pelaksanaan tindakan siklus II.

1.1.1 Deskripsi Prasiklus

Pada deskripsi prasiklus ini di jelaskan kondisi proses dan hasil belajar IPA sebelum tindakan penelitian di laksanakan, peneliti melakukan observasi mengenai hasil belajar pada pelajaran IPA di SDN Sidorejo Lor 02 yang beralamat di Jl. Imam Bonjol 117 Kecamatan Sidorejo Lor 02 . Observasi tersebut di lakukan pada hari Senin, 14 November 2016 di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 . Subjek penelitian ini yaitu pada siswa kelas 4 yang berbentuk PTK SDN Sidorejo Lor 02 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 yang diampu oleh Bapak Suyitno, S.Pd.SD. Beliau sebagai guru kelas 4, ia mengampu semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali mata pelajaran yang telah diampu oleh guru-guru lain seperti mata pelajaran Pendidikan Agama, Penjas Orkes, Bahasa Inggris, dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Bapak Suyitno Pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 yang diampu oleh Bapak Suyitno, S.Pd.SD. Beliau sebagai guru kelas 4, ia mengampu semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali mata pelajaran yang telah diampu oleh guru-guru lain seperti mata pelajaran Pendidikan Agama, Penjas Orkes, Bahasa Inggris, dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Bapak Suyitno

Berdasarkan hasil observasi yang telah di lakukan, peneliti menemukan permasalahan yang muncul pada hasil belajar IPA kelas 4. Hasil yang mereka peroleh dari rekap nilai ulangan dari guru pengampu yang telah peneliti amati nilainya kurang memuaskan banyak nilai yang masih dibawah KKM. Pada saat pembelajaran IPA pada materi bagian bunga yang di lakukan oleh wali kelas pembelajaran tersebut hanya di lakukan dengan metode ceramah.

Guru kelas menganggap metode ceramah sangat efektif untuk menyampaikan materi pada siswa. Menurut beliau hal yang terpenting adalah materi tersebut dapat diterima siswa. Guru cenderung mengesampingkan proses belajar secara langsung ke luar kelas untuk membangun konsep pada materi yang di pelajari.

Selain metode ceramah didalam kelas guru tidak menggunakan media yang dapat mengembangkan antusias siswa untuk belajar. Pada dasarnya, penggunaan media untuk merangsang antusias siswa. Media dapat memberikan kesenangan dalam belajar, sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah diterima oleh siswa.

Beberapa faktor tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif. Akibatnya, siswa kesulitan dalam memahami pelajaran yang disampaikan, siswa cenderung jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran, aktivitas siswa lebih mengarah ke luar kegiatan pembelajaran bukan materi yang disampaikan oleh guru. Hasil observasi aktivitas guru pada prasiklus dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

No. Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

Jumlah Skor

1. Pra pembelajaran

2. Penyajian Kelas

3. Pembentukkan kelompok

4. Kerja kelompok

5. Presentasi kelas

7 Kegiatan Akhir

Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 15 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 6 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 6 skor. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang memperoleh skor 1 yaitu pada indikator 1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 1 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 6,7,8,9 untuk indikator 9 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 2 ialah 1 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 10,

11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 memperoleh skor 0 sehingga 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 memperoleh skor 0 sehingga

Aspek yang diamati

Diagram 4. 1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

No. Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

Jumlah Skor

1. Pra Pembelajaran

2. Penyajian Kelas

3. Pembentukan Kelompok

4. Kerja Kelompok

5. Presentasi Kelas

6. Tes

7 Kegiatan Akhir

10 1 Total

Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 6 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 4 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 4 skor. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 1,2 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 2 indikator yaitu idikator nomor 3,4 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 2 ialah 0 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5,6 memperoleh skor 0 skor sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah

0 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 0 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1

4.2 sebagai berikut.

Aspek yang diamati

Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

Tabel 4.3

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Prasiklus No.

23 100% Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 50-56 terdapat 4 siswa dengan presentase 17,39% dari jumlah semua siswa, nilai antara 57-63 terdapat 3 siswa dengan presentse 13,04 % dari jumlah semua siswa, nilai antara 64-69 terdapat 6 siswa dengan presentase 26,06% dari jumlah semua siswa, nilai antara 70-77 terdapat 4 siswa dengan presentase 17,39% jumlah semua siswa, nilai antara 78-84 terdapat 6 siswa dengan presentase 26% dari jumlah semua siswa. Dari data di atas nilai terendah adalah 50, nilai tertinggi 84 dan nilai rata-rata dari jumlah siswa yaitu 68, (daftar nilai prasiklus terlampir). Berdasarkan tabel 4.1 dapat di gambarkan dalam diagram sebagai berikut : Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 50-56 terdapat 4 siswa dengan presentase 17,39% dari jumlah semua siswa, nilai antara 57-63 terdapat 3 siswa dengan presentse 13,04 % dari jumlah semua siswa, nilai antara 64-69 terdapat 6 siswa dengan presentase 26,06% dari jumlah semua siswa, nilai antara 70-77 terdapat 4 siswa dengan presentase 17,39% jumlah semua siswa, nilai antara 78-84 terdapat 6 siswa dengan presentase 26% dari jumlah semua siswa. Dari data di atas nilai terendah adalah 50, nilai tertinggi 84 dan nilai rata-rata dari jumlah siswa yaitu 68, (daftar nilai prasiklus terlampir). Berdasarkan tabel 4.1 dapat di gambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Rentang nilai IPA prasiklus

Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus

Berdasarkan nilai yang di dapatkan dari hasil ulangan IPA di atas pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 pada semester 1 maka peneliti merasa perlu diadakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ), sebagai upaya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPA melalui penelitian tindakan kelas yang di laksanakan melalui siklus I dan siklus

II. Berdasarkan nilai ulangan harian IPA pada pokok bahasan perbandingan dan skala menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah KKM > 75 dapat di lihat dalam tabel ketuntasan sebagai berikut.

Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Prasiklus

10 43,4 % Belum Tuntas

Berdasarkan tabel 4.5 ketuntasan belajar siswa prasiklus dapat di ketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (>70) sebanyak 10 siswa dengan presentase 43,4 % dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM (<70) sebanyak 13 dengan presentase 56,6% dari jumlah seluruh siswa. Dari hasil tersebut dapat di ketahui bahwa presentse jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat di lihat pada diagram 4.5 sebagai berikut.

Tuntas 43%

Belum Tuntas 57%

Diagram 4.6 Ketuntasan belajar Prasiklus

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah yang dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester 1 kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 maka peneliti masih perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model Kotekstual ( Contexstual Teaching And Learning ), sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang di laksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus II.

1.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada deskripsi siklus ini akan diadakan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Pada kegiatan siklus I dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2x35 menit.

1.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini yang harus di persiapkan meliputi penyusunan RPP dan perangkatnya serta perencanaan tes evaluasi yang di lakukan pada Pada tahap perencanaan ini yang harus di persiapkan meliputi penyusunan RPP dan perangkatnya serta perencanaan tes evaluasi yang di lakukan pada

1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama siklus I ini di laksanakan pada minggu pertama, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) dengan Kompetensi Dasar 2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur bunga serta fungsinya. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) menunjukkan bagian-bagian nama bunga (2) membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna (3) menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga (4) menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti meyusun tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) adalah : (1) melalui pengamatan tumbuhan secara langsung di luar kelas siswa dapat menyebutkan nama bagian-bagian bunga (2) melalui pengamatan secara langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna. (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan paling sedikit 4 fungsi bagian-bagian bunga (4) melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu perbedaan bunga sempurna dan tidak sempurna, bagian-bagian nama bunga, fungsi bagian-bagian bunga dan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa bunga sepatu dan bunga-bunga lainnya seperti bunga bougenvil, anggrek yang berada di luar kelas. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar kegiatan pada saat siswa berkelompok dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti mempelajari 1) Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama siklus I ini di laksanakan pada minggu pertama, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) dengan Kompetensi Dasar 2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur bunga serta fungsinya. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) menunjukkan bagian-bagian nama bunga (2) membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna (3) menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga (4) menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti meyusun tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) adalah : (1) melalui pengamatan tumbuhan secara langsung di luar kelas siswa dapat menyebutkan nama bagian-bagian bunga (2) melalui pengamatan secara langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna. (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan paling sedikit 4 fungsi bagian-bagian bunga (4) melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu perbedaan bunga sempurna dan tidak sempurna, bagian-bagian nama bunga, fungsi bagian-bagian bunga dan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa bunga sepatu dan bunga-bunga lainnya seperti bunga bougenvil, anggrek yang berada di luar kelas. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi, lembar kegiatan pada saat siswa berkelompok dan lembar observasi. Selanjutnya peneliti mempelajari

2) Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut pada pertemuan pertama yang membedakan pertemuan kedua ini adalah materi yang akan di pelajari yaitu menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga. Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) dengan Kompetensi Dasar 2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur bunga serta fungsinya. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna (2) menunjukkan bagian-bagian nama bunga (3) menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga (4) menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti meyusun tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) adalah : (1) melalui pengamatan secara langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna. (2) melalui pengamatan tumbuhan secara langsung di luar kelas siswa dapat menyebutkan nama bagian-bagian bunga (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan paling sedikit 4 fungsi bagian-bagian bunga (4) melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu perbedaan bunga sempurna dan tidak sempurna, bagian- bagian nama bunga, fungsi bagian-bagian bunga dan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa bunga sepatu dan bunga-bunga lainnya yang berada di luar kelas. Selain itu peneliti 2) Pertemuan Kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut pada pertemuan pertama yang membedakan pertemuan kedua ini adalah materi yang akan di pelajari yaitu menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga. Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) dengan Kompetensi Dasar 2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur bunga serta fungsinya. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna (2) menunjukkan bagian-bagian nama bunga (3) menyebutkan fungsi dari bagian-bagian bunga (4) menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti meyusun tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) adalah : (1) melalui pengamatan secara langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan bunga sempurna dan tidak sempurna. (2) melalui pengamatan tumbuhan secara langsung di luar kelas siswa dapat menyebutkan nama bagian-bagian bunga (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan paling sedikit 4 fungsi bagian-bagian bunga (4) melalui tanya jawab siswa dapat menyebutkan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu perbedaan bunga sempurna dan tidak sempurna, bagian- bagian nama bunga, fungsi bagian-bagian bunga dan peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa bunga sepatu dan bunga-bunga lainnya yang berada di luar kelas. Selain itu peneliti

3) Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga ini berisi mengenai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga ini di gunakan untuk tes evaluasi tentang materi yang telah di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu materi tentang bunga sempurna dan tidak sempurna, fungsi bagian-bagian bunga serta peran serangga terhadap perkembangbiakan tumbuhan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil mata pelajaran IPA menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) pada siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02. Sebelum diadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang bagian-bagian bunga yang telah di pelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Setelah itu guru mengadakan tes evaluasi selama 2 x35 menit.

1.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi

Pelaksanaan tindakan dan observasi di uraikan menjadi tiga kali pertemuan setiap pertemuan 2 x 35 menit, masing-masing pertemuan di uraikan pelaksanaan tindakan dan hasil observasi aan di uraikan pada pertemuan pertama dan kedua. Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran pada siklus I sedangkan observasi akan menguraikan hasil observasi melalui lembar observasi. Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I yaitu sebagai berikut . Pertemuan pertama

a) Pelaksanaan tindakan Kegiatan awal pada kegiatan elaborasi pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian peneliti meminta ketua kelas a) Pelaksanaan tindakan Kegiatan awal pada kegiatan elaborasi pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian peneliti meminta ketua kelas

Setelah kegiatan awal disampaikan, di lanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi guru menggali pengetahuan siswa tentang bunga serta nama bagian bunga. Guru bertanya jawab tentang nama bagian-bagian bunga pada materi sebelumnya dengan mengamati bunga masing-masing kelompok, guru menjelaskan nama dan fungsi dari bunga tersebut sedangkan siswa mengamati bunga secara langsung di luar kelas bagian-bagian bunga yang diamatinya. Guru melibatkan siswa untuk menuliskan nama-nama bagian-bagian bunga serta fungsinya di depan kelas.

Pada kegiatan eksplorasi guru membentuk siswa menjadi 10 kelompok untuk melakukan diskusi masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. masing- masing kelompok mendapatkan lembar kerja kelompok untuk kegiatan percobaan dalam memecahkan masalah. Selama proses diskusi berlangsung guru memberikan motivasi, arahan, serta bimbingan pada setiap kelompok. Proses diskusi selama 20 menit. Setelah semua kelompok menyelesaikan diskusinya, perkelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya yang dimulai dari kelompok

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan yang terakhir kelompok 10. Saat kegiatan presentasi kelompok, kelompok yang lain memperhatikan dan memberikan tanggapan pada kelompok yang berpresentasi. Setelah semua kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi, guru mengevaluasi proses pemecahan masalah apakah siswa sudah mampu memecahkan masalah dengan baik dan benaratau belum, ternyata ada 2 kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda dan kurang tepat, kemuadian guru meluruskan jawaban kelompok yang kurang tepat dalam memecahkan masalah.

Pada kegiatan konfirmasi guru membahas hasil pekerjaan siswa yang masih salah, guru menanyakan kembali pelajaran yang telah di pelajari selama pelajaran yang telah di laksanakan. Kemudian guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaikan materi yang akan di pelajari pada materi yang akan datang. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam dan doa.

b) Observasi Kegiatan observasi di lakukan oleh Bapak Suyitno, S.Pd selaku guru kelas untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru dan aktivitas siswa, masing-masing indikator dalam lembar observasi yang terdiri dari 22 indikator aktivitas guru, dan 10 indikator aktivitas siswa masing- masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1 dan 0 Skor 1 berarti terlaksana, skor 0 berarti tidak terlaksana. Kemudian skor akan di jumlahkan dan di interpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi aktivitas guru yaitu untuk total berjumlah 6 dengan kategori kurang. Hasil observassi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama di jelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1

No. Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

Jumlah Skor

1. Pra pembelajaran

3,4

1,2

2. Penyajian Kelas

5,6,7

8,9

3. Pembentukkan kelompok

10,11

4. Kerja kelompok

12,13

14 1

5. Presentasi kelas

7 Kegiatan Akhir

2 Total

19,20

21,22

11 11 11

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 11 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 11 skor. Pada aspek 1 terdapat 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang memperoleh skor 1 yaitu pada indikator 1,2 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 5,6,7,8,9 untuk indikator 5,6,7 memperoleh skor 0 sedangkan indikator 8 dan 9 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 2 ialah 2 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 untuk indikator 14 memperoleh 1 skor sedangkan indikator 12,13 memperoleh skor 0 skor sehingga jumlah skor pada aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 15,16,17 untuk indikator 17 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 15, 16 memperoleh skor 0 sehingga skor pada aspek 5 ialah 1 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 18 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6 ialah 0 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22 indikator untuk indikator 21,22 memperoleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek 7 ialah 2 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus 1 pertemuan 1 adalah 11 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru prasiklus dapat di lihat pada diagram 4.6 sebagai berikut.

Aspek yang diamati

Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I

No. Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

Jumlah Skor

1. Pra Pembelajaran

2. Penyajian Kelas

3. Pembentukan Kelompok

4. Kerja Kelompok

5. Presentasi Kelas

6. Tes

7 Kegiatan Akhir

10 1 Total

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 4 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 6 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 6 skor. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2. Indikator yang memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 3,4 untuk indikator 4 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 3 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 2 adalah 1 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5,6 untuk indikator 6 memperoleh skor 1 sedangkan untuk indikator 5 memproleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh pada aspek nomor

3 adalah 1. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 7 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 0 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek

6 ialah 0 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 yang memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 7 ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 adalah 6 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa prasiklus dapat di lihat pada diagram 4.7 sebagai berikut.

Aspek yang diamati

Diagram 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus 1 pertemuan ke II di jelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat di lihat pada tabel 4.8 sebagai berikut

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

No. Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

Jumlah Skor

1. Pra pembelajaran

2. Penyajian Kelas

3. Pembentukkan kelompok

4. Kerja kelompok

5. Presentasi kelas

7 Kegiatan Akhir

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 14 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 14 skor. Pada aspek siklus 1 pertemuan II terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang memperoleh skor 1 yaitu pada indikator 1,3,4 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 3 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator yaitu idikator nomor 5,6,7,8,9 untuk indikator 5,8,9 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 6,7 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 2 berjumlah 3 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 untuk indikator 14 memperoleh 1 skor sedangkan 12, dan 13 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas guru dapat di ketahui hasil penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 14 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 14 skor. Pada aspek siklus 1 pertemuan II terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1,2,3,4. Indikator yang memperoleh skor 1 yaitu pada indikator 1,3,4 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 3 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari 5 indikator yaitu idikator nomor 5,6,7,8,9 untuk indikator 5,8,9 memperoleh skor 1 sedangkan indikator 6,7 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 2 berjumlah 3 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 berjumlah 2 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 12,13,14 untuk indikator 14 memperoleh 1 skor sedangkan 12, dan 13 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di

15, 16 memperoleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 ialah 1 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 18 memproleh skor 1 sehingga skor yang memperoleh aspek 6 ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19,20,21,22 untuk indikator yang memproleh skor 1 ialah pada indikator 20,21,22 sedangkan untu indikator 19 memperoleh skor 0 sehingga skor pada aspek 7 ialah 3 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus 1 adalah 14 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus 1 pertemuan 2 dapat di lihat pada diagram 4.7 sebagai berikut.

Aspek yang diamati

Diagram 4.8 Diagram Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa di peroleh dari lembar observasi yang dapat di jelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan II

No. Aspek yang Diamati

Skor Penilaian

Jumlah Skor

1. Pra Pembelajaran

2. Penyajian Kelas

3. Pembentukan Kelompok

4. Kerja Kelompok

5. Presentasi Kelas

6. Tes

7 Kegiatan Akhir

10 1 Total

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah 1 sebanyak 8 item sehingga jumlah skor keseluruhan yang di peroleh 8 skor. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2 yang memperoleh skor

1 sehingga jumlah skor aspek 1 adalah 2 skor. Pada aspek penyajian kelas terdiri dari

2 indikator yaitu indikator nomor 3,4 untuk indiktor 3,4 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 2 adalah 2 skor. Pada aspek pembentukan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5,6 untuk indikator 6 memperoleh skor 1 sedangkan untuk indikator 5 memproleh skor 0 sehingga skor yang di peroleh pada aspek 3 adalah 1 skor. Pada aspek kerja kelompok terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 7 memperoleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 4 ialah 1 skor. Pada aspek presentasi kelas terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 8 memperoleh skor

0 sehingga skor yang di peroleh aspek 5 adalah 0 skor. Pada aspek tes terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 9 memproleh skor 1 sehingga skor yang di peroleh aspek 6 ialah 1 skor. Pada aspek kegiatan akhir terdiri dari 1 indikator yaitu indikator 10 indikator yang di peroleh skor 1 ialah pada indikator 10 sehingga skor yang di peroleh aspek 6 ialah 1 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 adalah 8 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 pertemuan II dapat di lihat pada diagram 4.9 sebagai berikut.

Aspek yang diamati

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

1.1.2.3 Hasil Tindakan

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil belajar mata pelajaran IPA SDN Sidorejo Lor 02 yang di peroleh melalui tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ke tiga siklus I dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur bunga dengan fungsinya. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM berarti belum tuntas. Untuk hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.2 tabel nilai IPA Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil belajar mata pelajaran IPA SDN Sidorejo Lor 02 yang di peroleh melalui tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ke tiga siklus I dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur bunga dengan fungsinya. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM berarti belum tuntas. Untuk hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.2 tabel nilai IPA

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA siklus I No. Rentang

Presentase nilai

Jumlah siswa

6 26% Jumlah siswa

5. 87-94

23 100% Nilai Rata-rata

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat di ketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 55-56 terdapat 2 siswa dengan presentase 8,69% dari jumlah semua siswa, nilai antara 63-70 terdapat 1 siswa dengan presentase 4,34% dari jumlah semua siswa, nilai antara 71-78 terdapat 9 siswa dengan presentase 21,73% dari jumlah semua siswa, nilai antara 79-86 terdapat 5 siswa dengan presentase 21,73% dari jumlah semua siswa. Nilai tertinggi 94, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata dari semua siswa 79,45. (daftar nilai siklus I terlampir) Berdasarkan tabel 4.12 dapat di gambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Rentang Nilai IPA Siklus 1

Diagram 4.10 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus 1

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM > 70) data perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10 sebagai berikut.

Tabel 4.11 Kriteria Ketuntasan Minimal Siklus 1

Kategori

Keterangan

Banyaknya siswa

Belum Tuntas

Jumlah siswa

Berdasarkan tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa siklus I dapat di ketahui bahwa yang mendapatkan nilai di atas KKM (> 70) sebanyak 20 siswa dengan presentase 87 % dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM (< 70) sebanyak 3 siswa dengan presentase 13 % dari jumlah seluruh siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil belajar pada Berdasarkan tabel 4.11 ketuntasan belajar siswa siklus I dapat di ketahui bahwa yang mendapatkan nilai di atas KKM (> 70) sebanyak 20 siswa dengan presentase 87 % dari jumlah seluruh siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM (< 70) sebanyak 3 siswa dengan presentase 13 % dari jumlah seluruh siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil belajar pada

13%

Tuntas > 70 Belum Tuntas < 70

87%

Diagram 4.11 Ketuntasan Belajar Siklus I

1.1.2.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang di laksanakan pada siklus I. Refleksi ini di gunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga di lakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching and Learning ), kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang di lakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini di lakukan oleh peneliti dan guru observer serta perwakilan dari beberapa siswa kelas 4. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching and Learning ), evaluasi tersebut ditujukan bagi peneliti dan guru observer serta siswa. Dari diskusi yang di lakukan di ketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Kontekstual ( Contexstual Teaching and Learning ) guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara bagi siswa dengan menggunakan alat peraga secara nyata siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi. Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 11 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 11 item sehingga jumlah skor yang di peroleh 11 skor. Pada siklus I pertemuan kedua indikator aktivitas guru yang mendapat skor 0 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 14 item sehingga jumlah skor yang di peroleh 14 skor. Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 22 item, hasil presentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 77,6 %, selanjutnya pertemuan kedua meningkat menjadi 81%.Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram 4.12 peningkatan presentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut :

se

ta 79.00%

n se

re 78.00%

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Diagram 4.12 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 Pertemuan 1 dan 2

Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh melalui hasil observasi aktivitas siswa dapat di ketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas siswa berjumlah 10 indikator pada siklus I pertemuan pertama indikator yang mendapat skor 0 sebanyak 4 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 6 item sehingga jumlah skor yang di peroleh 6 skor. Pada siklus I pertemuan kedua indikator aktivitas siswa yang mendapat skor 0 sebanyak 2 item, indikator dengan jumlah skor 1 sebanyak 8 item sehingga jumlah skor yang di peroleh 8 skor. Hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 10 item, hasil presentase aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 74,50 %, selanjutnya pertemuan kedua meningkat menjadi 83 %. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram 4.12 peningkatan presentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut :

se 78.00%

n ta se re 76.00% P

Diagram 4.13 Peningkatan Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 dan 2

Hasil evaluasi yang di peroleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I mencapai

79,46% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 90%. Masih ada 3 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 70. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 02 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 68,8% menjadi 79,45% setelah pelaksanaan tindakan siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 68,8% menjadi 79,45%.

Berdasarkan hasil belajar siswa yang di peroleh dari proses pembelajaran pada siklus

I terdapat kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum maksimal, yaitu sebagai berikut.

a. Masih ada beberapa siswa pada saat pembelajaran belum mengikuti secara optimal dalam kegiatan diskusi pemecahan masalah. Dari kekurangan di atas, maka peneliti mengadakan analisis konsultasi dengan guru kelas Bapak Suyitno, S.Pd. tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah berlangsung sehingga di dapatkan penyelesaian dari kekurangan tersebut sebagai berikut.

a. Peneliti agar dalam pelaksanaan kegiatan diskusi seluruh anggota kelompok dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik.

1.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada deskripsi siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari siklus I yang akan di uraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, dan refleksi. Kegiatan pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing- masing pertemuan berlangsung selama 2x35 menit.

1.1.3.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan akan menjelaskan mengenai perencanaan yang akan di lakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan model Konteksual ( Contexstual Teaching and Learning ) yang meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan di laksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan di adakan pada pertemuan terakhir siklus II yaitu pertemuan ke tiga. Tindakan pembelajaran pada siklus II merupakan hasil tindak lanjut dan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada kegiatan pembelajaran siklus II di laksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut

1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama pada siklus II di laksanakan pada minggu kedua bulan November. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) dengan Kompetensi Dasar 2.3 menjelaskan hubungan antara struktur daun dengan fungsinya. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) membedakan penggolongan daun berdasarkan struktur tulang daun, (2) menunjukkan bagian-bagian nama daun (3) menyebutkan fungsi dari bagian-bagian daun (4) menyebutkan fungsi daun pada kehidupan sehari- hari (5) menyebutkan kegunaan daun bagi kehidupan. Setelah indikator dirumuskan kemudia peneliti menyusun tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Tujuan pembelajaran yang hendak di capai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) adalah (1) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian daun berupa tangkai daun, helai daun, dan tulang daun (2) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan daun berdasarkan jumlah helainya berupa daun tunggal dan daun

majemuk (3) melalui diskusi kelompok, siswa dapat membedakan daun berdasarkan susunan tulang daun berupa tulang menyirip, melengkung dan sejajar (4) melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan fungsi daun bagi tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yaitu tentang (1) bagian- bagian pada daun (2) daun berdasarkan jumlah helai daun pada satu tangkai (3) daun berdasarkan struktur tulang daun (4) fungsi daun berdasarkan bagian-bagian daun (5) fungsi daun bagi tumbuhan. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini di gunakan untuk membantu proses pembelajaran yang berupa daun - daun yang berada taman yaitu di luar kelas. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kegiatan siswa saat berkelompok. Selanjutnya peneliti mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 4 pada siklus II pertemuan pertama agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

(2) Pertemuan kedua Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini sebagai tindak lanjut pada pertemuan pertama yang membedakan dari pertemuan pertama adalah materi yang akan di pelajari yaitu tentang (1) daun berdasarkan struktur tulang daun (2) fungsi daun berdasarkan bagian-bagian daun (3) fungsi daun bagi tumbuhan. Sebelum melakukan pembelajaran pada siklus II pembelajaran kedua peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) menggunakan model Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning ) dengan kompetensi dasar 2.3 menjelaskan hubungan antara struktur daun dengan fungsinya. Alokasi yang ditentukan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) menyebutkan fungsi dari bagian-bagian daun (2) menyebutkan macam-macam daun bertulang melengkung, menyirip, dan sejajar (3) menyebutkan kegunaan daun bagi tumbuhan. Tujuan yang hendak di capai melalui kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua melalui model pembelajaran Kontekstual ( Contexstual Teaching And Learning )

adalah (1) melalui pengamatan daun secara langsung di luar kelas, siswa dapat membedakan daun berdasarkan jumlah helainya berupa daun tunggal dan daun majemuk (2) melalui diskusi kelompok, siswa dapat membedakan daun berdasarkan susunan tulang daun berupa tulang menyirip, melengkung dan sejajar. (3) melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan fungsi daun bagi tumbuhan. Di lanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP tentang daun serta fungsi bagian-bagian daun. Selanjutnya peneliti menyiapkan media dan alat peraga yaitu berupa daun-daun yang berada di luar kelas tepatnya pada taman sekolah. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar kegiatan siswa saat berkelompok. Selanjutnya peneliti mempelajari materi yang akan di ajarkan di kelas 4 pada siklus II pertemuan kedua agar pembelajaran bisa berjalan sesuai tujuan yang ingin di capai.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24