Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan docx
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
Bab 2
GAMBARAN UMUM LOKASI
PEKERJAAN
2.1
GAMBARAN UMUM
Bagan alir kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan Studi Potensi Embung WS CidanauCiujung-Cidurian DAS Ciujung adalah sebagai berikut:
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 1
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 2
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 3
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 4
Gambar 2.1 Bagan Alir Kegiatan
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap
kegiatan utama seperti berikut :
1.)
Kegiatan I
: Kegiatan Persiapan
2.)
Kegiatan II
: Kegiatan Penentuan Alternatif Lokasi Embung
3.)
Kegiatan III : Kegiatan Survei Lapangan
4.)
Kegiatan IV : Kegiatan Analisis Data
5.)
Kegiatan V
6.)
Kegiatan VI : Kegiatan Laporan
7.)
Kegiatan VII : Diskusi
2.2
: Kegiatan Desain Embung
KEGIATAN I: PERSIAPAN
2.2.1 Persiapan Administrasi dan Mobilisasi Personil
Pekerjaan persiapan ini akan dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik yang telah
cukup berpengalaman dalam menangani pekerjaan yang sejenis, sehingga diharapkan dapat
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disediakan untuk itu. Segala sesuatu yang terkait
dengan masalah administrasi tersebut akan selalu di bawah pengawasan Team Leader yang
bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan.
Kegiatan mobilisasi personil selanjutnya dilakukan sejalan dengan selesainya persiapan
administrasi. Konsultan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menugaskan tenaga ahli
yang cukup berpengalaman sesuai dengan bidang disiplin ilmu masing-masing untuk
mengawasi, mengkoordinir dan menganalisis semua aktivitas pekerjaan agar diperoleh
standar kualitas yang cukup tinggi.
2.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan mengumpulkan laporan
perencanaan, hasil studi, kebijakan, yang terkait dengan permasalahan di sekitar lokasi
pekerjaan serta peta yang tersedia dari berbagai instansi Pemerintah atau swasta terkait.
Pengumpulan data terdiri atas data-data yang bersifat data dasar diantaranya peta topografi
yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan besaran-besaran yang menyangkut luasan,
arah dan posisi.
Data sekunder lainnya didapatkan dengan melakukan koordinasi terhadap instansi terkait,
seperti Bappeda, BPN, Dinas Kehutanan, BMG, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas
Pengairan dan Instansi Terkait lainnya.
2.2.3 Orientasi Lapangan dan Survei Pendahuluan
Orientasi lapangan bertujuan untuk mengenal area yang akan disurvei juga untuk
memberikan gambaran mengenai data awal untuk penentuan embun dan lokasi tepatnya
yang akan dipilih sehingga sehingga kegiatan survei selanjutnya dapat melanjutkan hasil
dari orientasi lapangan.
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 6
2.3
KEGIATAN II: PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI EMBUNG
2.3.1 Kajian Data Sekunder Dan Lokasi Studi Terdahulu
Setelah konsultan mendapatkan data sekunder dan hasil studi terdahulu, konsultan akan
melakukan kajian data dan hasil lokasi terdahulu, kajian dilakukan untuk mengetahui
kekurangan dari studi terdahulu sehingga dapat disempurnakan pada studi saat ini.
2.3.2 Kompilasi dan Komparasi Data Calon Lokasi Embung
Untuk menentukan lokasi yang cocok atau tidaknya dalam menempatkan embung, banyak
masalah harus diperhitungkan. Pembahasan berikut akan menyajikan prinsip-prinsip dasar
yang dibutuhkan untuk menentukan lokasi embung, sebagai dasar untuk mengembangkan
embung di sungai, memastikan kemampuan untuk memenuhi persyaratan dan dapat
berfungsi seperti yang direncanakan.
Secara umum, pendekatan untuk mengetahui tata letak dioptimalkan dari embung dan
struktur terkait, seperti katup, intake, dll, yang membutuhkan percobaan dan modifikasi
berulang kali hingga tata letak yang paling sesuai dapat dikembangkan. Sangat mudah
untuk mengetahui bahwa lokasi embung, panjang puncak embung, ruang yang cukup
untuk mengatur katup, dan masalah lain yang disebutkan dalam prinsip-prinsip akan
diintegrasikan untuk membuat keputusan akhir.
2.4
KEGIATAN III: KEGIATAN SURVEI LAPANGAN
Dalam melaksanakan pekerjaan “Studi Potensi Embung di WS Cidanau-CiujungCidurian DAS Ciujung”, beberapa kegiatan lapangan yang akan dilaksanakan antara lain:
1. Survei Topografi
2.
3.
4.
5.
Survei Hidrologi/Hidrometri
Survei Sosial Ekonomi
Survei Geoteknik dan Mekanika Tanah
Survei Lingkungan
2.4.1 Survei Topografi
Pengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan data-data/detail lapangan
sesuai dengan fungsi, kegunaan dan kebutuhan yang diperlukan dalam survei dan
pemetaan ini. Data-data /detail lapangan tersebut dihitung dan diproses melalui persyaratan
dan tingkat ketelitian yang dikehendaki untuk dapat disajikan dalam bentuk suatu peta
/gambar-gambar yang memenuhi syarat dengan tingkat ketelitian yang tertentu juga,
sehingga peta dan gambar-gambar tersebut mewakili keadaan lapangan sesuai fungsi dan
kegunaannya. Skala peta/gambar-gambar merupakan produk akhir dari kegiatan ini
2.4.2 Survei Hidrologi/Hidrometri
Survei Hidrologi / Hidrometri dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
beberapa hal sebagai berikut :
1)
Mengadakan pengukuran kecepatan arus pada lokasi pekerjaan.
2)
Mengadakan inventarisasi data-data sekunder hidrologi yang telah ada sebelumnya
yang berhubungan dengan wilayah studi.
3)
Mengadakan inventarisasi data- data hidrogeologi yang telah ada sebelumnya yang
berhubungan dengan wilayah studi.
2.4.3 Survei Sosial Ekonomi
Survei lapangan ini untuk mendapatkan informasi data kondisi kependudukan, sosial dan
ekonomi didaerah study. Pelaksanaan survei dilapangan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)
bagian, yaitu :
a) Survei Kuantitatif
Dilaksanakan dengan penyebaran kuisioner, dimana tujuan survei ini adalah untuk
mendapatkan informasi dan kondisi sosial-ekonomi di lokasi proyek. Informasi
tersebut bermanfaat untuk mengetahui tingkat kehidupan penduduk sehingga tujuan
proyek dapat dicapai melalui pengembangan potensi yang mereka miliki saat ini.
b) Survei Kualitatif
Metode ini juga dilaksanakan melalui penyebaran kuisioner, tetapi lebih bertujuan
untuk mengetahui aspirasi serta persepsi penduduk tentang manfaat kehadiran
proyek. Berdasarkan hal ini pihak pelaksana proyek dapat menetapkan
kebijaksanaan pembangunan prasarana dan sarana yang sesuai dengan keinginan
serta kehendak penduduk sekitar sebagai penerima manfaat langsung dari kehadiran
proyek.
c) Survei Purposive
Survei ini merupakan metode pengumpulan data melalui wawancara. Responden
dari survei ini adalah para tokoh dan pemuka masyarakat yang ada di lokasi proyek,
para pejabat serta kepala desa. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui
kondisi lokasi proyek dan akan sangat bermanfaat bagi persiapan serta evaluasi
suatu pembangunan fisik proyek
2.4.4 Survei Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
Penyelidikan geologi teknik bertujuan untuk menyelidiki dan menentukan secara pasti
sifat, susunan, tebal, tipe dan tekstur berbagai lapisan tanah bawah dan luas serta keadaaan
bermacam-macam bahan yang ada di dalam kedalaman lokasi yang dimaksud untuk
digunakan dalam pekerjaan pra-desain.
Ruang lingkup pekerjaan penyelidikan geologi dan mekanika tanah meliputi :
1).
Hand Bor
2).
Sondir
3).
Test Pit
4).
Penyelidikan laboratorium mekanika tanah
5).
Pelaporan
2.4.5 Survei Lingkungan
Kegiatan survei lingkungan dilakukan untuk memberikan gambaran lokasi perkerjaan dari
segi lingkungan, terutama keadaan perairan. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengambilan sampel yang didapatkan di lapangan
2.5
KEGIATAN IV: ANALISIS DATA
2.5.1 Analisa Data Topografi
Keseluruhan pelaksanaan tata cara pengukuran mengacu pada Standar Perencanaan yang
berlaku. Pencatatan, reduksi dan proses hasil (Gambar) harus memperhatikan berbagai hal
sebagai berikut :
a. Perhitungan harus disertai sketsa arah pengukuran agar memudahkan pemeriksaan.
b. Station pengamat matahari harus tercantum pada sketsa.
c. Hitungan poligon dan waterpass kerangka utama harus dilakukan dengan perataan
Bowditch, Metode Dell atau perataan kwadrat kecil.
d. Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan.
1. Salah penutup sudut poligon.
2. Salah linier poligon beserta harga toleransinya.
3. Salah penutup waterpass beserta harga toleransinya.
4. Perhitungan dilakukan dalam sistem proyeksi yang sudah ada sesuai dengan data
referensi / awal pengukuran.
e. Perhitungan dilakukan dengan sistem proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
atau sistem proyeksi yang sudah ada, sesuai dengan data referensi/awal pengukuran.
f. Ketelitian peta / gambar.
1. Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai kesalahan lebih
dari 0,3 mm diukur dari titik kontrol horizontal terdekat.
2. Titik kontrol vertikal, posisi horizontalnya tidak boleh mempunyai kesalahan lebih
dari 0,6 mm diukur dari garis atau titik kontrol horizontal terdekat.
3. 90 % (sembilan puluh persen) dari bangunan penting seperti embung, dam,
jembatan, saluran, dan sungai tidak mempunyai kesalahan lebih dari 0,6 mm diukur
dari garis grid atau titik kontrol horizontal terdekat. Sisanya 5 % tidak boleh
mempunyai kesalahan lebih dari 1,2 mm.
g. Pada sambungan lebar peta satu dengan yang lain, garis kontur, bangunan, saluran
sungai harus tepat tersambung.
2.5.2 Analisa Data Hidrologi/Hirdometri
Analisa hidrologi dimaksudkan untuk mengetahui debit banjir rencana, angkutan sedimen
dan kebutuhan air irigasi, dan lain-lain yang akan dipakai sebagai dasar dalam mereview
embung dan saluran.
2.5.3 Analisa Data Sosial Dan Ekonomi
Berdasarkan atas data kependudukan dan sosial ekonomi yang telah diperoleh selama
survei lapangan, selanjutnya dilakukan Analisis dan kajian yang lebih mendalam terhadap
kondisi kependudukan dan sosial ekonomi masyarakat di daerah studi.
Proyeksi kependudukan dilakukan untuk mengetahui prediksi jumlah penduduk untuk
beberapa tahun mendatang. Dalam kegiatan Analisis ini lebih ditekankan pada kondisi
demografi dan prediksi jumlah penduduk untuk beberapa tahun yang akan datang. Prediksi
jumlah penduduk ini disesuaikan dengan rencanan kebutuhan air yang akan datang.
2.5.4 Analisa Data Geoteknik/Mekanika Tanah
Contoh tanah yang diambil, baik tanah asli maupun contoh tanah terganggu akan dilakukan
beberapa macam percobaan di laboratorium, sehingga data parameter dan sifat-sifat
tanahnya dapat diketahui, jenis dan macam percobaan yang dilakukan adalah sebagal
berikut:
a.
Soil Properties
- Unit Weight (Berat isi)
- Specific Gravity (Berat jenis)
- Moisture Content
b.
Grain Size Analysis/Hydrometer
c.
Insitu Bulk dan Dry Density
d.
Shear Strength Characteristic
e.
Atterberg Limit
f.
Triaxial Test
g.
Consolidation Test
h.
Permeability Test
i.
Litholoic Caharteristi
2.5.5 Analisa Data Lingkungan
Berdasarkan data-data survei lingkungan yang telah dilakukan dibuat analisis untuk
melakukan tinjauan terhadap aspek-aspek lingkungan yang ada, potensi gangguan
lingkungan, potensi dampak pembangunan embung, potensi-potensi lainnya untuk
dilakukan antisipasi usulan penanganannya.
2.6
KEGIATAN V: KEGIATAN PRA DESAIN EMBUNG
Batasan-batasan embung kecil (untuk embung besar tidak masuk dalam kriteria tersebut)
adalah sebagai berikut :
Luas daerah tadah hujan maksimum 100 Ha atau 1 Km2
b. Tinggi tubuh embung maksimum 10 m untuk tipe urugan dan 6 m untuk tipe graviti
atau komposit, dimana tinggi tubuh embung diukur dari permukaan galian pondasi
terdalam hingga ke puncak tubuh embung
c. Kapasitas tampung embung maksimum 100.000 m
a.
d.
panjang jaringan pipa tidak boleh lebih panjang dari 3000 m (Kriteria Design Embung
Kecil Untuk Daerah Semi Kering Di Indonesia, Puslitbang Pengairan, Balitbang Pekerjaan Umum,
Departemen Pekerjaan Umum, 1994)
e.
Volume embung yang dilaksanakan minimal 500 m3. (Pedoman Teknis Pengembangan
Embung Pertanian, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2017
2.6.1 Pra Desain Embung
2.6.1.1 Kapasitas Tampungan Embung
Fungsi utama dari embung adalah untuk menyediakan penampungan air yang merupakan
aspek terpenting, dalam keberadaan sebuah embung karena dengan adanya tampungan, air
dapat diatur dan dikendalikan penggunaannya demi kesejahteraan masyarakat.
2.6.1.2 Rencana Teknik Pondasi
Keadaan geologi pada pondasi embung sangat mempengaruhi pemilihan tipe embung, oleh
karena itu penelitian dan penyelidikan geologi perlu dilaksanakan dengan baik. Pondasi
suatu embung harus memenuhi 3 (tiga) persyaratan penting yaitu (Soedibyo,1993) :
a. Mempunyai daya dukung yang mampu menahan bahan dari tubuh embung dalam
berbagai kondisi.
b. Mempunyai kemampuan penghambat aliran filtrasi yang memadai sesuai dengan
fungsinya sebagai penahan air.
c. Mempunyai ketahanan terhadap gejala-gejala sufosi (piping) dan sembulan (boiling)
yang disebabkan oleh aliran filtrasi yang melalui lapisan-lapisan pondasi tersebut.
2.6.1.3 Perencanaan Tubuh Embung
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kemiringan Lereng Embung
Tinggi Bangunan Utama Embung
Tinggi Gelombang Akibat Tiupan Angin (Hw)
Tinggi Gelombang Akibat Gempa
Kenaikan Muka Air Karena Angin
Tinggi Jagaan
Lebar Mercu Embung
2.6.2 Pra Desain Pelimpah & Bangunan Pelengka
Pelimpah merupakan bangunan yang sangat vital bagi embung tipe urugan, hal ini karena
fungsi pelimpah sebagai bangunan pengaman konstruksi embung terhadap bahaya
overtopping.
Penentuan letak bangunan pelimpah, harus dipilih pada kondisi geologi yang memenuhi
syarat. Namün demikian perlu juga dipertimbangkan terhadap kondisi topografi, hidrolis
dan fasilitas lainnya yang terkait dan pemanfaatan hasil bahan galian untuk timbunan perlu
dipertimbangkan pula
2.6.3 Analisa Hidrolika dan Stabilitas Bangunan
2.6.3.1 Analisa Hidrolika
a. Tinggi Embung
b. Tinggi ruang bebas (tinggi jagaan, freeboard)
c. Tinggi air untuk operasi Embung
2.6.3.2 Stabilitas Tubuh embung
a. Aliran Filtrasi
b. Stabilitas Embung Tipe Urugan
c. Analisis Gaya-Gaya yang Bekerja
2.6.4 Penggambaran Desain
Penggambaran dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku, diantaranya yaitu dibuat
menggunakan Kertas Kalkir ukuran A1 dan selanjutnya dibuat penggandaannya dalam
kertas Lightdruck ukuran A1. Selain itu, perlu dibuat juga ukuran A3 yang merupakan
pengecilan gambar dari skala A1.
2.6.5 Penyusunan BOQ dan RAB
Berdasarkan hasil perencanaan teknis maka konsultan akan menyusun BOQ. Dalam
melaksanakan perkerjaan ini konsultan didasarkan atas gambar-gambar desain yang
definitif dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. BOQ dihitung dan
dikelompokkan sesuai dengan item jenis pekerjaan. Hasil akhir dari BOQ akan
didiskusikan dengan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan koreksi dan masukan sebelum
dipergunakan dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
2.6.6 Penyusunan Analisis Kelayakan Ekonomi
Tujuan utama dari analisa kelayakan adalah menilai apakah suatu proyek layak untuk
dikembangkan terhadap besarnya investasi yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek
bersangkutan. Dalam analisa ekonomi terdapat kompetisi dalam penggunaan kapital
(modal) terhadap penggunaan lain yang sejenis dalam memberikan keuntungan. Tingkat
pengembalian bunga yang dipergunakan oleh Pemerintah Indonesia dan pemberi dana
untuk proyek-proyek pertanian yang sejenis adalah minimum 10% tetapi lebih baik bila
12%.
2.7
KEGIATAN VI : PELAPORAN
Adapun jenis laporan yang perlu dibuat dalam pekerjaan ini antara lain :
1.
Laporan RMK
2.
Laporan Bulanan
3.
Draft Laporan Pendahuluan
4.
Laporan Pendahuluan
5.
Draft Laporan Interim
6.
Laporan Interim
7.
Draf Laporan Akhir
8.
Laporan Akhir
9.
Executive Summary
10. Laporan Penunjang
-
Laporan Topografi dan Buku Ukur
-
Laporan Hidrologi
-
Laporan Analisa Sosial Ekonomi
-
Laporan Penyelidikan Geotek/Mektan
-
Nota Perencanaan
-
BOQ dan Rencana Anggaran Biaya
-
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan
11. Gambar Desain
-
Gambar Kalkir Ukuan A1
-
Blue Print/Cetak Biru ukuran A1
-
Copy Gambar Ukuran A3
12. Seluruh Laporan dan Gambar dalam bentuk External Hardisk
2.8
KEGIATAN VII : DISKUSI
1. Diskusi Laporan Pendahuluan
2. Diskusi Laporan Interim
3. Diskusi Laporan Akhir
Bab 2
GAMBARAN UMUM LOKASI
PEKERJAAN
2.1
GAMBARAN UMUM
Bagan alir kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan Studi Potensi Embung WS CidanauCiujung-Cidurian DAS Ciujung adalah sebagai berikut:
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 1
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 2
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 3
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 4
Gambar 2.1 Bagan Alir Kegiatan
LAPORAN BULAN KE-1 (26 Jan-22 Feb 2018)
Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap
kegiatan utama seperti berikut :
1.)
Kegiatan I
: Kegiatan Persiapan
2.)
Kegiatan II
: Kegiatan Penentuan Alternatif Lokasi Embung
3.)
Kegiatan III : Kegiatan Survei Lapangan
4.)
Kegiatan IV : Kegiatan Analisis Data
5.)
Kegiatan V
6.)
Kegiatan VI : Kegiatan Laporan
7.)
Kegiatan VII : Diskusi
2.2
: Kegiatan Desain Embung
KEGIATAN I: PERSIAPAN
2.2.1 Persiapan Administrasi dan Mobilisasi Personil
Pekerjaan persiapan ini akan dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik yang telah
cukup berpengalaman dalam menangani pekerjaan yang sejenis, sehingga diharapkan dapat
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disediakan untuk itu. Segala sesuatu yang terkait
dengan masalah administrasi tersebut akan selalu di bawah pengawasan Team Leader yang
bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan.
Kegiatan mobilisasi personil selanjutnya dilakukan sejalan dengan selesainya persiapan
administrasi. Konsultan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menugaskan tenaga ahli
yang cukup berpengalaman sesuai dengan bidang disiplin ilmu masing-masing untuk
mengawasi, mengkoordinir dan menganalisis semua aktivitas pekerjaan agar diperoleh
standar kualitas yang cukup tinggi.
2.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan mengumpulkan laporan
perencanaan, hasil studi, kebijakan, yang terkait dengan permasalahan di sekitar lokasi
pekerjaan serta peta yang tersedia dari berbagai instansi Pemerintah atau swasta terkait.
Pengumpulan data terdiri atas data-data yang bersifat data dasar diantaranya peta topografi
yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan besaran-besaran yang menyangkut luasan,
arah dan posisi.
Data sekunder lainnya didapatkan dengan melakukan koordinasi terhadap instansi terkait,
seperti Bappeda, BPN, Dinas Kehutanan, BMG, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas
Pengairan dan Instansi Terkait lainnya.
2.2.3 Orientasi Lapangan dan Survei Pendahuluan
Orientasi lapangan bertujuan untuk mengenal area yang akan disurvei juga untuk
memberikan gambaran mengenai data awal untuk penentuan embun dan lokasi tepatnya
yang akan dipilih sehingga sehingga kegiatan survei selanjutnya dapat melanjutkan hasil
dari orientasi lapangan.
“Studi Potensi Embung WS Cidanau-Ciujung-Cidurian DAS Ciujung”
II - 6
2.3
KEGIATAN II: PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI EMBUNG
2.3.1 Kajian Data Sekunder Dan Lokasi Studi Terdahulu
Setelah konsultan mendapatkan data sekunder dan hasil studi terdahulu, konsultan akan
melakukan kajian data dan hasil lokasi terdahulu, kajian dilakukan untuk mengetahui
kekurangan dari studi terdahulu sehingga dapat disempurnakan pada studi saat ini.
2.3.2 Kompilasi dan Komparasi Data Calon Lokasi Embung
Untuk menentukan lokasi yang cocok atau tidaknya dalam menempatkan embung, banyak
masalah harus diperhitungkan. Pembahasan berikut akan menyajikan prinsip-prinsip dasar
yang dibutuhkan untuk menentukan lokasi embung, sebagai dasar untuk mengembangkan
embung di sungai, memastikan kemampuan untuk memenuhi persyaratan dan dapat
berfungsi seperti yang direncanakan.
Secara umum, pendekatan untuk mengetahui tata letak dioptimalkan dari embung dan
struktur terkait, seperti katup, intake, dll, yang membutuhkan percobaan dan modifikasi
berulang kali hingga tata letak yang paling sesuai dapat dikembangkan. Sangat mudah
untuk mengetahui bahwa lokasi embung, panjang puncak embung, ruang yang cukup
untuk mengatur katup, dan masalah lain yang disebutkan dalam prinsip-prinsip akan
diintegrasikan untuk membuat keputusan akhir.
2.4
KEGIATAN III: KEGIATAN SURVEI LAPANGAN
Dalam melaksanakan pekerjaan “Studi Potensi Embung di WS Cidanau-CiujungCidurian DAS Ciujung”, beberapa kegiatan lapangan yang akan dilaksanakan antara lain:
1. Survei Topografi
2.
3.
4.
5.
Survei Hidrologi/Hidrometri
Survei Sosial Ekonomi
Survei Geoteknik dan Mekanika Tanah
Survei Lingkungan
2.4.1 Survei Topografi
Pengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan data-data/detail lapangan
sesuai dengan fungsi, kegunaan dan kebutuhan yang diperlukan dalam survei dan
pemetaan ini. Data-data /detail lapangan tersebut dihitung dan diproses melalui persyaratan
dan tingkat ketelitian yang dikehendaki untuk dapat disajikan dalam bentuk suatu peta
/gambar-gambar yang memenuhi syarat dengan tingkat ketelitian yang tertentu juga,
sehingga peta dan gambar-gambar tersebut mewakili keadaan lapangan sesuai fungsi dan
kegunaannya. Skala peta/gambar-gambar merupakan produk akhir dari kegiatan ini
2.4.2 Survei Hidrologi/Hidrometri
Survei Hidrologi / Hidrometri dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
beberapa hal sebagai berikut :
1)
Mengadakan pengukuran kecepatan arus pada lokasi pekerjaan.
2)
Mengadakan inventarisasi data-data sekunder hidrologi yang telah ada sebelumnya
yang berhubungan dengan wilayah studi.
3)
Mengadakan inventarisasi data- data hidrogeologi yang telah ada sebelumnya yang
berhubungan dengan wilayah studi.
2.4.3 Survei Sosial Ekonomi
Survei lapangan ini untuk mendapatkan informasi data kondisi kependudukan, sosial dan
ekonomi didaerah study. Pelaksanaan survei dilapangan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)
bagian, yaitu :
a) Survei Kuantitatif
Dilaksanakan dengan penyebaran kuisioner, dimana tujuan survei ini adalah untuk
mendapatkan informasi dan kondisi sosial-ekonomi di lokasi proyek. Informasi
tersebut bermanfaat untuk mengetahui tingkat kehidupan penduduk sehingga tujuan
proyek dapat dicapai melalui pengembangan potensi yang mereka miliki saat ini.
b) Survei Kualitatif
Metode ini juga dilaksanakan melalui penyebaran kuisioner, tetapi lebih bertujuan
untuk mengetahui aspirasi serta persepsi penduduk tentang manfaat kehadiran
proyek. Berdasarkan hal ini pihak pelaksana proyek dapat menetapkan
kebijaksanaan pembangunan prasarana dan sarana yang sesuai dengan keinginan
serta kehendak penduduk sekitar sebagai penerima manfaat langsung dari kehadiran
proyek.
c) Survei Purposive
Survei ini merupakan metode pengumpulan data melalui wawancara. Responden
dari survei ini adalah para tokoh dan pemuka masyarakat yang ada di lokasi proyek,
para pejabat serta kepala desa. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui
kondisi lokasi proyek dan akan sangat bermanfaat bagi persiapan serta evaluasi
suatu pembangunan fisik proyek
2.4.4 Survei Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
Penyelidikan geologi teknik bertujuan untuk menyelidiki dan menentukan secara pasti
sifat, susunan, tebal, tipe dan tekstur berbagai lapisan tanah bawah dan luas serta keadaaan
bermacam-macam bahan yang ada di dalam kedalaman lokasi yang dimaksud untuk
digunakan dalam pekerjaan pra-desain.
Ruang lingkup pekerjaan penyelidikan geologi dan mekanika tanah meliputi :
1).
Hand Bor
2).
Sondir
3).
Test Pit
4).
Penyelidikan laboratorium mekanika tanah
5).
Pelaporan
2.4.5 Survei Lingkungan
Kegiatan survei lingkungan dilakukan untuk memberikan gambaran lokasi perkerjaan dari
segi lingkungan, terutama keadaan perairan. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengambilan sampel yang didapatkan di lapangan
2.5
KEGIATAN IV: ANALISIS DATA
2.5.1 Analisa Data Topografi
Keseluruhan pelaksanaan tata cara pengukuran mengacu pada Standar Perencanaan yang
berlaku. Pencatatan, reduksi dan proses hasil (Gambar) harus memperhatikan berbagai hal
sebagai berikut :
a. Perhitungan harus disertai sketsa arah pengukuran agar memudahkan pemeriksaan.
b. Station pengamat matahari harus tercantum pada sketsa.
c. Hitungan poligon dan waterpass kerangka utama harus dilakukan dengan perataan
Bowditch, Metode Dell atau perataan kwadrat kecil.
d. Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan.
1. Salah penutup sudut poligon.
2. Salah linier poligon beserta harga toleransinya.
3. Salah penutup waterpass beserta harga toleransinya.
4. Perhitungan dilakukan dalam sistem proyeksi yang sudah ada sesuai dengan data
referensi / awal pengukuran.
e. Perhitungan dilakukan dengan sistem proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
atau sistem proyeksi yang sudah ada, sesuai dengan data referensi/awal pengukuran.
f. Ketelitian peta / gambar.
1. Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai kesalahan lebih
dari 0,3 mm diukur dari titik kontrol horizontal terdekat.
2. Titik kontrol vertikal, posisi horizontalnya tidak boleh mempunyai kesalahan lebih
dari 0,6 mm diukur dari garis atau titik kontrol horizontal terdekat.
3. 90 % (sembilan puluh persen) dari bangunan penting seperti embung, dam,
jembatan, saluran, dan sungai tidak mempunyai kesalahan lebih dari 0,6 mm diukur
dari garis grid atau titik kontrol horizontal terdekat. Sisanya 5 % tidak boleh
mempunyai kesalahan lebih dari 1,2 mm.
g. Pada sambungan lebar peta satu dengan yang lain, garis kontur, bangunan, saluran
sungai harus tepat tersambung.
2.5.2 Analisa Data Hidrologi/Hirdometri
Analisa hidrologi dimaksudkan untuk mengetahui debit banjir rencana, angkutan sedimen
dan kebutuhan air irigasi, dan lain-lain yang akan dipakai sebagai dasar dalam mereview
embung dan saluran.
2.5.3 Analisa Data Sosial Dan Ekonomi
Berdasarkan atas data kependudukan dan sosial ekonomi yang telah diperoleh selama
survei lapangan, selanjutnya dilakukan Analisis dan kajian yang lebih mendalam terhadap
kondisi kependudukan dan sosial ekonomi masyarakat di daerah studi.
Proyeksi kependudukan dilakukan untuk mengetahui prediksi jumlah penduduk untuk
beberapa tahun mendatang. Dalam kegiatan Analisis ini lebih ditekankan pada kondisi
demografi dan prediksi jumlah penduduk untuk beberapa tahun yang akan datang. Prediksi
jumlah penduduk ini disesuaikan dengan rencanan kebutuhan air yang akan datang.
2.5.4 Analisa Data Geoteknik/Mekanika Tanah
Contoh tanah yang diambil, baik tanah asli maupun contoh tanah terganggu akan dilakukan
beberapa macam percobaan di laboratorium, sehingga data parameter dan sifat-sifat
tanahnya dapat diketahui, jenis dan macam percobaan yang dilakukan adalah sebagal
berikut:
a.
Soil Properties
- Unit Weight (Berat isi)
- Specific Gravity (Berat jenis)
- Moisture Content
b.
Grain Size Analysis/Hydrometer
c.
Insitu Bulk dan Dry Density
d.
Shear Strength Characteristic
e.
Atterberg Limit
f.
Triaxial Test
g.
Consolidation Test
h.
Permeability Test
i.
Litholoic Caharteristi
2.5.5 Analisa Data Lingkungan
Berdasarkan data-data survei lingkungan yang telah dilakukan dibuat analisis untuk
melakukan tinjauan terhadap aspek-aspek lingkungan yang ada, potensi gangguan
lingkungan, potensi dampak pembangunan embung, potensi-potensi lainnya untuk
dilakukan antisipasi usulan penanganannya.
2.6
KEGIATAN V: KEGIATAN PRA DESAIN EMBUNG
Batasan-batasan embung kecil (untuk embung besar tidak masuk dalam kriteria tersebut)
adalah sebagai berikut :
Luas daerah tadah hujan maksimum 100 Ha atau 1 Km2
b. Tinggi tubuh embung maksimum 10 m untuk tipe urugan dan 6 m untuk tipe graviti
atau komposit, dimana tinggi tubuh embung diukur dari permukaan galian pondasi
terdalam hingga ke puncak tubuh embung
c. Kapasitas tampung embung maksimum 100.000 m
a.
d.
panjang jaringan pipa tidak boleh lebih panjang dari 3000 m (Kriteria Design Embung
Kecil Untuk Daerah Semi Kering Di Indonesia, Puslitbang Pengairan, Balitbang Pekerjaan Umum,
Departemen Pekerjaan Umum, 1994)
e.
Volume embung yang dilaksanakan minimal 500 m3. (Pedoman Teknis Pengembangan
Embung Pertanian, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2017
2.6.1 Pra Desain Embung
2.6.1.1 Kapasitas Tampungan Embung
Fungsi utama dari embung adalah untuk menyediakan penampungan air yang merupakan
aspek terpenting, dalam keberadaan sebuah embung karena dengan adanya tampungan, air
dapat diatur dan dikendalikan penggunaannya demi kesejahteraan masyarakat.
2.6.1.2 Rencana Teknik Pondasi
Keadaan geologi pada pondasi embung sangat mempengaruhi pemilihan tipe embung, oleh
karena itu penelitian dan penyelidikan geologi perlu dilaksanakan dengan baik. Pondasi
suatu embung harus memenuhi 3 (tiga) persyaratan penting yaitu (Soedibyo,1993) :
a. Mempunyai daya dukung yang mampu menahan bahan dari tubuh embung dalam
berbagai kondisi.
b. Mempunyai kemampuan penghambat aliran filtrasi yang memadai sesuai dengan
fungsinya sebagai penahan air.
c. Mempunyai ketahanan terhadap gejala-gejala sufosi (piping) dan sembulan (boiling)
yang disebabkan oleh aliran filtrasi yang melalui lapisan-lapisan pondasi tersebut.
2.6.1.3 Perencanaan Tubuh Embung
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kemiringan Lereng Embung
Tinggi Bangunan Utama Embung
Tinggi Gelombang Akibat Tiupan Angin (Hw)
Tinggi Gelombang Akibat Gempa
Kenaikan Muka Air Karena Angin
Tinggi Jagaan
Lebar Mercu Embung
2.6.2 Pra Desain Pelimpah & Bangunan Pelengka
Pelimpah merupakan bangunan yang sangat vital bagi embung tipe urugan, hal ini karena
fungsi pelimpah sebagai bangunan pengaman konstruksi embung terhadap bahaya
overtopping.
Penentuan letak bangunan pelimpah, harus dipilih pada kondisi geologi yang memenuhi
syarat. Namün demikian perlu juga dipertimbangkan terhadap kondisi topografi, hidrolis
dan fasilitas lainnya yang terkait dan pemanfaatan hasil bahan galian untuk timbunan perlu
dipertimbangkan pula
2.6.3 Analisa Hidrolika dan Stabilitas Bangunan
2.6.3.1 Analisa Hidrolika
a. Tinggi Embung
b. Tinggi ruang bebas (tinggi jagaan, freeboard)
c. Tinggi air untuk operasi Embung
2.6.3.2 Stabilitas Tubuh embung
a. Aliran Filtrasi
b. Stabilitas Embung Tipe Urugan
c. Analisis Gaya-Gaya yang Bekerja
2.6.4 Penggambaran Desain
Penggambaran dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku, diantaranya yaitu dibuat
menggunakan Kertas Kalkir ukuran A1 dan selanjutnya dibuat penggandaannya dalam
kertas Lightdruck ukuran A1. Selain itu, perlu dibuat juga ukuran A3 yang merupakan
pengecilan gambar dari skala A1.
2.6.5 Penyusunan BOQ dan RAB
Berdasarkan hasil perencanaan teknis maka konsultan akan menyusun BOQ. Dalam
melaksanakan perkerjaan ini konsultan didasarkan atas gambar-gambar desain yang
definitif dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. BOQ dihitung dan
dikelompokkan sesuai dengan item jenis pekerjaan. Hasil akhir dari BOQ akan
didiskusikan dengan Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan koreksi dan masukan sebelum
dipergunakan dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
2.6.6 Penyusunan Analisis Kelayakan Ekonomi
Tujuan utama dari analisa kelayakan adalah menilai apakah suatu proyek layak untuk
dikembangkan terhadap besarnya investasi yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek
bersangkutan. Dalam analisa ekonomi terdapat kompetisi dalam penggunaan kapital
(modal) terhadap penggunaan lain yang sejenis dalam memberikan keuntungan. Tingkat
pengembalian bunga yang dipergunakan oleh Pemerintah Indonesia dan pemberi dana
untuk proyek-proyek pertanian yang sejenis adalah minimum 10% tetapi lebih baik bila
12%.
2.7
KEGIATAN VI : PELAPORAN
Adapun jenis laporan yang perlu dibuat dalam pekerjaan ini antara lain :
1.
Laporan RMK
2.
Laporan Bulanan
3.
Draft Laporan Pendahuluan
4.
Laporan Pendahuluan
5.
Draft Laporan Interim
6.
Laporan Interim
7.
Draf Laporan Akhir
8.
Laporan Akhir
9.
Executive Summary
10. Laporan Penunjang
-
Laporan Topografi dan Buku Ukur
-
Laporan Hidrologi
-
Laporan Analisa Sosial Ekonomi
-
Laporan Penyelidikan Geotek/Mektan
-
Nota Perencanaan
-
BOQ dan Rencana Anggaran Biaya
-
Spesifikasi Teknis dan Metode Pelaksanaan
11. Gambar Desain
-
Gambar Kalkir Ukuan A1
-
Blue Print/Cetak Biru ukuran A1
-
Copy Gambar Ukuran A3
12. Seluruh Laporan dan Gambar dalam bentuk External Hardisk
2.8
KEGIATAN VII : DISKUSI
1. Diskusi Laporan Pendahuluan
2. Diskusi Laporan Interim
3. Diskusi Laporan Akhir