3. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM

3
FILSAFAT
KETUHANAN DALAM
ISLAM

QS Thaha {20}:14

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah,
tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku.

Pengertian Ilah
 Perkataan ilah, tidak selamanya berarti Tuhan Allah, tetapi

juga bisa mempertuhankan hawa nafsunya. (QS Al-Furqon,
25: 43), atau mempertuhankan raja atau penguasa seperti
Fir’aun mengatakan kepada pembesar kaumnya, aku tidak
mengetahui ada Tuhan selain Aku. (QS Al-Qhasash, 28: 38).
 Kata ilah diambil dari akar kata a-la-ha yang mempunyai
arti antara lain tenteram, tenang, lindungan, cinta dan

sembah (ibadah). Semua kata ini relevan dengan sifat-sifat
dan kekhususan Zat Allah dalam Al-Qur’an. Perkataan ilah
dalam bentuk tunggal (mufrad: ilahun), ganda (mutsanna:
ilaahaini), dan banyak (jamak; aalihatun). Kata ilah berarti
Tuhan Allah, bila kata Ilah dihubungkan dengan kata Allah
atau sifat-sifat Allah, seperti dalam ayat Al-Qur’an:
 “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada
Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.” (QS Al-Baqarah, 2:63).

QS Al Ikhlas

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Pemikiran Manusia ttg
Tuhan

 Tiap-tiap agama pada umumnya berdasar atas

kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib, dan cara
hidup tiap-tiap manusia yang percaya pada agama di
dunia ini amat erat hubungannya dengan kepercayaan
kepada kekuatan gaib tersebut. Kekuatan gaib itu
 Kekuatan gaib menurut dinamisme adalah kekuatan
batin yang rahasianya tidak dapat diketahui dan
merupakan kekuatan batin misterius yang disebut
“mana”. Dinamisme mengajarkan kepada pemeluknya
supaya memperoleh “mana” yang baik atau kekuatan
gaib yang baik sebanyak-banyaknya dan menjauhi
mana yang jahat sejauh-jauhnya. Timbulnya
kepercayaan ini karena masyarakat primitif belum dapat
membedakan antara materi dan roh, dan tidak jelas pula
apakah mana atau kekuatan batin yang misterius
selamanya berarti kekuatan gaib, ataukah berarti roh.

(Lanjutan):
 Sementara ada pula masyarakat primitif yang


berpendapat bahwa semua benda baik yang
bernyawa atau tidak bernyawa mempunyai roh.
Paham ini disebut “animisme”, dari kata Latin
“anima” yang berarti jiwa. Bagi mereka roh itu
tersusun dari suatu zat atau materi yang “halus”
sekali, yang menyerupai uap atau udara. Menurut
faham masyarakat primitif roh itu makan,
mempunyai bentuk dan mempunyai umur.

Kekuatan Roh
Roh itu mempunyai kekuatan dan
kehendak, bisa merasa senang dan
menjadi marah. Kalau ia marah dapat
membahayakan
bagi hidup manusia.
Oleh sebab itu keridhoannya harus dicari,
harus diusahakan agar ia jangan marah,
dengan jalan memberi makan,
menyajikan korban kepadanya

dan mengadakan pesta-pesta
khusus untuk dia.

Pemikiran umat Islam ttg
Tuhan
 Awal atau permulaan meyakini suatu Agama

adalah mengetahui dan meyakini adanya Allah
(awaluddin ma’rifatullah).
 Jalan mengetahui dan meyakini adanya Allah
dalam Agama Samawi, atau semua agama yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi atau
RasulNya untuk disampaikan kepada umat
manusia, tidak terjadi seperti perkembangan
pemikiran adanya Tuhan, mulai dalam bentuk
Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme
dan akhirnya baru sampai kepada Monoteisme.

(Lanjutan):
 Perkembangan pemikiran dalam Agama Samawi,


dalam pemikiran masyarakat Islam, langsung
mengetahui dan meyakini adanya Tuhan Allah,
tanpa melalui perkembangan pemikiran seperti
dalam pemikiran masyarakat primitif.
 Dalam Agama Samawi pemikiran langsung
meyakini Adanya Tuhan Allah, oleh karena
menurut Agama Samawi setiap umat
mempunyai Rasul atau utusan Allah. Hal ini
ditegaskan dalam Al-Qur’an

QS Yunus {10} 47

Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah
datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara
mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun)
tidak dianiaya.

Dialog Nabi Ibrahim dengan
ayahnya


Terjemahan QS Al An aam
 Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya

Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai
tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu
dalam kesesatan yang nyata". 74
 Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tandatanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi,
dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk
orang-orang yang yakin. 75
 Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala
bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada
yang tenggelam".76
 Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah
Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata:
"Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".

Informasi ttg Tuhan datang dari

Allah
 Al-Baqarah 123: “Umat manusia itu satu. Setelah timbul

perselisihan di antara mereka. Allah mengutus para nabi
sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan.
Allah membekali mereka kitab yang benar sebagai pedoman
dan petunjuk guna memutuskan perselisihan sesama
mereka. Mereka tidak memperselisihkan kitab itu, melainkan
perselisihan mereka adalah sentimen kelompok. Selanjutnya
Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman
dan selalu memberi petunjuk jalan yang lurus.”
 QS Yunus, 10:19: “Manusia pada mulanya hidup rukun,
bersatu dalam satu agama, sebagaimana satu keluarga,
tetapi setelah berkembang biakdan setelah kepentingan
mereka berlain-lain, timbullah berbagai kepercayaan yang
menimbulkan perpecahan.
 QS Al-Anbiya, 21:92: “Sesungguhnya agama yang diturunkan
Allah itu satu adanya, yaitu agama Tauhid. Oleh karena itu
seharusnya manusia menganut satu agama tetapi mereka
telah berpecah belah, mereka semuanya akan kembali

kepada Allah dan Allah akan menghakimi mereka”.

Argumentasi adanya Tuhan
1. Argumen Ontologis:
Argumen ontologis dimajukan buat pertamakali

oleh Plato
dengan teori ideanya. Menurut Plato tiap-tiap yang
ada di alam ini mesti ada ideanya. Yang dimaksud
dengan idea adalah devinisi atau konsep universal
dari setiap sesuatu. Contohnya kuda mempunyai
idea atau konsep universal, dan konsep ini berlaku
untuk tiap-tiap kuda yang ada di alam nyata. Idea
kuda itu adalah faham, gambaran atau konsep
universal yang berlaku untuk seluruh kuda.

2. Argumen Kosmologis: 
 Argumen Kosmologis ini dimajukan Aristoteles dengan teorinya

setiap benda yang dapat ditangkap dengan pancaindera

mempunyai materi dan bentuk. Bentuk terdapat dalam bendabenda sendiri, dan bentuklah yang membuat materi
mempunyai bangunan atau rupa. Bentuk bukan merupakan
bayangan, tetapi bentuk merupakan hakikat sesuatu, bentuk
adalah kekal dan tak berubah-ubah. Tetapi, dalam alam
pancaindera terdapat perubahan. Perubahan menghendaki
dasar, dan dasar inilah yang dimaksud materi oleh Aristoteles.
Materi berubah, tetapi bentuk kekal.
 Antara bentuk dan materi ada hubungan gerak. Yang
menggerakkan ialah bentuk dan yang digerakkan adalah
materi, yaitu bentuk menggerakkan potensialitas untuk
menjadi aktualitas. Penggerak yang tak bergerak ini mesti dan
wajib mempunyai wujud (wajibul wujud) dan inilah yang
disebut Penggerak Pertama. Bentuk dalam arti penggerak
pertama mustilah sempurna - sesempurnanya, hanya dan
merupakan akal.

3. Argumen Teleologis
Telos berarti tujuan, Teleologis berarti serba tujuan.
Alam yang teleologis yaitu alam yang diatur menurut
sesuatu tujuan tertentu. Dengan kata lain alam ini

dalam keseluruhannya berevolusi dan beredar kepada
sesuatu tujuan tertentu. Bagian-bagian dari alam ini
mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang
lainnya dan bekerja sama dalam menuju tercapainya
tujuan-tujuan tertentu. Hal ini tak ubahnya seperti jam.
Bagian-bagian dari jam itu, mulai dari paku yang
sekecil-kecilnya sampai pada per, jarum panjang,
jarum pendek, piring dengan angka-angkanya, dan
nikel dengan jarum bungkusnya, masing-masing
mempunyai tugas dan semua bekerja sama untuk
tujuan tertentu, yaitu menyatakan waktu bagi manusia.

4. Argumen Moral:
Di antara argumen-argumen yang ada tentang adanya
Tuhan, argumen morallah pada pendapat ahli-ahli
filosof agama yang terpenting dan terkuat. Argumen
moral ini banyak dihubungkan dengan nama Immanuel
Kant. Beliau berpendapat bahwa manusia mempunyai
perasaan moral yang tertanam dalam jiwa dan
sanubarinya. Orang merasa bahwa ia mempunyai

kewajiban untuk menjauhi perbuatan-perbuatan buruk
dan menjalankan perbuatan-perbuatan baik. Perasaan
berkewajiban melakukan perbuatan baik dan menjauhi
perbuatan buruk itu bukan tergantung pada akibatakibat yang akan timbul dari perbuatan itu. Ia harus
berbuat baik semata-mata karena perintah yang
datang dari hati sanubarinya untuk berbuat baik

Hakekat Mengenal Allah
Sesungguhnya hakikat dari Zat Allah SWT itu tidak
mungkin dima’rifati (dikenal atau diketahui) oleh akal
pikiran dan juga pasti tidak dapat dicapai betapa
keadaan yang sebenarnya. Sebabnya, adalah karena
akal pikiran manusia itu sudah tentu tidak akan dapat
menjangkau hal tersebut, karena manusia itu tidak
diberi petunjuk dan jalan untuk menemukan-Nya dan
mencapai-Nya. Akal manusia ini sekalipun bagaimana
cerdik dan pandainya, meskipun sudah begitu kuat
penangkapannya, tetapi tetap terbatas dalam suatu
batas tertentu dan belum mampu untuk mema’rifati
hakikat berbagai benda yang dilihatnya sehari-hari.

QS Al An aam {6}:103

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang
Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang
Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

QS Yunus {10}:5

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan
bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilahmanzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda- tanda (kebesaran-Nya) kepada
orang-orang
yang mengetahui.

Buah dari Iman kepada
Allah
 Adanya perasaan bebas dalam jiwa. Terhindar dari belenggu

orang lain. Hal ini terujud, karena adanya rasa iman yang
mantap dan pengakuan, bahwa Allah adalah Zat yang
menghidupkan dan mematikan, yang merendahkan dan
mengangkat, yang memberikan bencana dan manfaat, yang
mengabulkan permintaan dan menolaknya.
 Adanya iman, dapat membangkitkan sifat berani dalam jiwa,
tidak takut mati dan senang berjuang untuk menegakkan
kebenaran. Karena iman mengajarkan, bahwa yang
memberikan umur hanyalah Allah. Umur itu tidak akan
berkurang karena maju dan berani dalam peperangan, dan
tidak pula ia akan bertambah karena mundur. Banyak orang
yang meninggal di atas tempat tidurnya yang empuk dan
banyak pula yang selamat meskipun ia berada di tengahtengah berkecamuknya pergolakan dan peperangan.

(Lanjutan):
 Adanya iman dapat menumbuhkan keyakinan, bahwa

Allah-lah yang memberi rizki. Manakala rizki telah
diberikan, tak seorang pun yang dapat menghalanginya
walaupun orang itu tamak atau benci .
 Adanya Iman, dapat menimbulkan kekuatan-kekuatan
moral pada manusia dan bahkan dapat menghubungkan
manusia dengan Dzat Yang Maha Tinggi, yaitu Allah
sebagai Sumber Kebaikan, Keindahan dan
Kesempurnaan. Dengan demikian, manusia akan
merasakan nilai dirinya lebih tinggi dan lebih besar
daripada materi-materi duniawi lainnya. Ia tahu,
kebaikan dan kebahagiaan itu terletak pada kemuliaan
dan kehormatan yang tercerminkan pada perbuatanperbuatan yang baik (shaleh).

(Lanjutan):
 Dengan adanya iman Allah memberikan kehidupan sejahtera

kepada orang-orang mukmin di dunia. Kehidupan sejahtera
ini, suatu bukti kasih Allah kepada orang mukmin. Adanya
petunjuk Allah, beserta pertolongan-Nya dalam menghadapi
musuh-musuhnya. Allah menjaga mereka dari bencana yang
akan menimpa dirinya. Allah mengangkatnya apabila ia
tergelincir ke dalam lembah yang menyesatkan, apalagi
terperosok dalam lembah kesenangan hidup materi
yang sesat yang dilakukan dengan jalan sesat pula.