PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SMA KATOLIK DI MEDAN.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN

GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS

DESKRIPSI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X

SMA KATOLIK DI MEDAN

T E S I S

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

O L E H:

Sr. MODESTA SITUNGKIR NIM. 8106122036

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat, hikmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam proses penulisan, penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan dari pembimbing dan motivasi dari keluarga serta dukungan dari rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Prof. Dr. Muhammad Badiran M.Pd dan Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang tulus kepada ketiga narasumber: Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., Dr. Mursyid, M.Pd., dan Dr. Hj. Rosmawati Harahap, M.Pd., yang telah banyak memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta kepada seluruh Bapak/Ibu dosen Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang dengan ketulusan hati telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pada sempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

Pertama: Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan di Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Kedua: Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd, Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Bapak Dr. Mursyid, M.Pd serta para staf administrasi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.

Ketiga: Adinda tercinta Prof. Dr. Sihol Situngkir, S.E., M.Ba dan keluarga yang selalu memberi motivasi dan memberikan segala perhatian dan doa-doa yang senantiasa menemani hidup penulis dan dalam penyelesaian studi penulis, serta semangat dan inspirasi dari keluarga besar Yayasan St. Yoseph yang selalu membantu penulis selama kuliah hingga Tesis ini selesai.

Kelima: Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan Program studi Teknologi Pendidikan angkatan XVIII Reguler B yang telah bersama-sama saling berbagi suka dan duka selama perkuliahan hingga lulus.


(5)

Kiranya seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan juga menjadi kemulian bagi Tuhan Yang Maha Kuasa. Akhirnya penulis mengakui dan sadar semua ini dapat diselesaikan bukan karena kekuatan sendiri, namun karena kasih, kemurahan dan pertolongan Tuhan yang selalu nyata kepada penulis. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah khasanah berpikir bagi yang membacanya, khususnya bagi dunia pendidikan.

Medan, 5 Juni 2012 Penulis


(6)

ABSTRACT

Sr. Modesta Situngkir, Registration Number. 8106122036. The Effect Of Instructional Strategy And Learning Style On Students Outcome In Indonesian of Writing Competence Grade X Catholic Senior High School Medan. Graduated Program, State University Of Medan.

The objectives of this research were to find out: (1) the difference betweeen students learning of outcome in Indonesian taught with Team Games Tournament learning strategy and Expository teaching learning strategy, (2) the difference of Indonesian learning of outcome writing competence between students of Indonesian with Visual Learning style and Auditori Learning style and (3) to find out whether there was any interaction effect between learning strategy with learning style on the students outcome of Indonesian in writing competence .

The population of this research was the students X Senior High School St. Yoseph Medan and students X Senior High School Budi Murni II Medan, involving 360 students, these sample were taken by using cluster random sampling method, the sample of this research was 86 students. The instrument that used the measure the outcome was test multiple choice with 5 options with 40 questions. To get data Learning Style used questionnaire valid according, for accord validity questionnaire was done by 40 students, from 24 questionnaire was taken 24 questionnaire used in reaseach. To get data the outcome in Indonesian used point biserial correlations formula and for Learning Style was using product moment formula. The research method used quasi experiment with factorial design 2x2. The data analysis technique was analysis of variance (ANOVA) two way at significant  = 0.05.

The finding of the research showed that: (1) the students outcome in Indonesian that taught by Teams Games Tournament instructional strategy had a higher than outcome the students outcome that taught by Expository instructional strategy, (2) the students outcome in Indonesian that taught by leaening Visual style is higher than Auditori thinking style and (3) be found interaction between learning strategy with learning style on the students outcome of Indonesian. Based on the result of study, it is concluded that for the students with high learning Visual style, Teams Games Tournament instructional strategy had learning and students taught Expository aided learning strategy students with learning Auditori style.


(7)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ……… ... ii

KATA PENGATAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A.Kerangka Teoretis ... 12

1.Hakikat Strategi Pembelajaran ... 12

a. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT... 19

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori... 28

2. Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia ... 32

3. Hakikat Gaya Belajar ... 41

a.Gaya Belajar Visual ... 46

b.Gaya Belajar Auditori ... 49

B.Penelitian Yang Relevan ... 52

C.Kerangka Berpikir ... 53

1. Perbedaan Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia siswa yang Diajarkan dengan strategi TGT dan Kemampuan Menulis Deskripsi siswa yang diajarkan dengan Strategi pembelajaran Ekspositori. ... 54

2. Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Peserta didik yang Memiliki Kecenderungan gaya belajar V isual dan Auditori. ... 58

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar Terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Peserta didik ... 59

D.Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 64

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 64


(8)

vi

D. Pengontrolan Perlakuan ... 66

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 68

F. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 71

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 75

H. Uji Coba Tes, Angket dan Instrumen Perlakuan Penelitian……… 76

I. Teknik Analisis data ... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 83

B. Persyaratan Analisis ... 96

C. Pengujian Hipotesis ... 102

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 110

E. Keterbatasan Penelitian ... 123

BAB IV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 125

B. Implikasi ... 126

C. Saran ... 130


(9)

vii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1 Nilai Rata-rata Hasil Ujian Formatif Bahasa Indonesia Kelas X SMA St. Yoseph Medan

4

2.1 Komponen Strategi Pembelajaran 17

2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok 26

2.3 Tahap-tahap Strategi Pembelajaran TGT 27

2.4 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori 30 2.5 Perbandingan Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Auditori 44 2.6 Panduan Untuk Mengamati Tingkahlaku Siswa Dan

Kecenderungan Gaya Belajar Menurut Model Gaya Belajar VAK (Visual Dan Auditori)

51

2.7 Perbedaan Strategi Pembelajaran TGT dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori

57

2.8 Matrik Rancangan Penelitian 64

3.1 Perbedaan Prilaku Menurut Fungsi Visual dan Auditori 73 3.2 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa

Indonesia

74

3.3 Kisi-kisi Angket Gaya Belajar 75

3.4 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament

83

4.1 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori

85

4.2 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Memiliki Gaya Belajar Visual

86

4.3 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Memiliki Gaya Belajar Auditori

88

4.4 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya Belajar Visual

89

4.5 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya Belajar Auditori


(10)

viii

4.6 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori Berdasarkan Gaya Belajar Visual

92

4.7 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori Berdasarkan Gaya Belajar Auditori

94

4.8 Hasil Analisis Uji Normalitas Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa

98

4.9 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Dan Strategi Ekspositori

99

4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Dengan Gaya Belajar Visual dan Gaya Belajar Auditori

99

4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Interaksi strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar

100

4.12 Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa

101

4.13 Rangkuman Analisis Faktorial 2x2 101

4.14 Rangkuman Uji Scheffe 105


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1 Skenario Turnamen 26

4.1 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament

84

4.2 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia siswa yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Strategi Ekspositori

85

4.3 Deskripsi Data Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Yang Memiliki Gaya Belajar Visual

87

4.4 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia siswa yang Memiliki Gaya Belajar Auditori

88

4.5 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya Belajar Visual

90

4.6 Histogram Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Berdasarkan Gaya Belajar Auditori

91

4.7 Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori Berdasarkan Gaya Belajar Visual

93

4.8 Kemampuan Menulis Deskripsi Bahasa Indonesia Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Strategi Ekspositori Berdasarkan Gaya Belajar Auditori

94


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

TABEL HALAMAN

1 Silabus 135

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 138

3 Instrumen Tes Bahasa Indonesia 150

4 Angket Gaya Belajar 181

5 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen 194

6 Uji Prasyarat Data 197

7 Perhitungan Statistik Dasar Dan Distribusi Frekuensi 207

8 Pengujian Hipotesis 224

9 Uji Lanjut (Uji Schefee) 230


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam usaha mencerdaskan

kehidupan bangsa. Negara akan maju dan berkembang apabila diikuti dengan

peningkatan pendidikan yang lebih baik. Kemajuan pendidikan akan memberikan

dampak positif dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Dunia

pendidikan saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi

teknologi, pemakaian dan pemanfaatan teknologi seiring dengan itu juga dituntut

adanya penguasaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara itu, zaman

semakin bergulir dan masa depan berada di tangan para generasi muda yang akan

memegang peranan penting dalam setiap sektor kelak. Jika para peserta didik

tidak dibekali Bahasa Indonesia, tentu mereka telah kehilangan lingkungan

lingkungan berinteraksi dalam peradaban yang sedang berkembang.

Paradigma lama tentang proses pembelajaran yang bersumber pada teori

tabula rasa yang beranggapan bahwa dalam pikiran seorang anak seperti kertas

kosong dan siap menunggu coretan-coretan dari gurunya seperti kurang tepat lagi

digunakan oleh pendidik saat ini. Tuntutan pendidikan sudah banyak berubah.

Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana

anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan

pandangan konstruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung


(14)

2

melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat dan dengar.

Baik pemerintah dan pihak swasta yang perduli terhadap pendidikan terus

mengupayakan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan

sekolah menengah. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, namun

pelaksanaannya masih jauh dari yang diharapkan. Dalam berbagai forum diskusi

yang diselengarakan oleh berbagai pihak dapat disimpulkan bahwa mutu

pendidikan Indonesia masih rendah. Salah satu indikatornya adalah rendahnya

mutu pendidikan Indonesia yang ditandai dengan rendahnya hasil belajar

Indonesia yang diperoleh siswa. Hal ini disebabkan oleh bebagai faktor,

diantaranya penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat dan juga guru

yang kurang memperhatikan karakteristik gaya belajar siswa.

Sebagai fasilitator pendidikan, guru memiliki peran untuk memudahkan

siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Dalam pelayanan proses pembelajaran

perlu diciptakan suasana belajar yang nyaman melalui pengelolaan kelas yang

baik. Ini merupakan peran guru sebagai pengelola (learning manager).

Penyampaian materi dari guru kepada pebelajar tidak hanya melalui ceramah.

Seorang guru juga harus mampu menunjukkannya melalui tindakan. Membimbing

siswa agar dapat menemukan potensi dirinya dan memberikan semangat serta

motivasi kepada siswa merupakan peran guru sebagai pembimbing dan motivator.

Setelah proses pembelajaran berlangsung, maka seorang guru perlu mengadakan

evaluasi demi untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.


(15)

3

Guru sebagai tenaga pendidik dengan berbagai peran tersebut harus peka

dan tanggap terhadap segala perubahan yang ada di era globalisasi sekarang ini.

Guru dituntut untuk dapat memenuhi sejumlah prinsip pembelajaran tertentu, di

antaranya guru harus memperhatikan kebutuhan dan perbedaan individual,

mengembangkan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif, kreatif

dan menyenangkan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran siswa secara

akurat dan komprehensif. Untuk dapat mengimplementasikan kurikulum dengan

baik tampaknya masih ditemukan berbagai kendala, seperti persoalan rendahnya

motivasi dan kemampuan guru itu sendiri, rasio antara guru dengan siswa yang

tidak seimbang, dan keterbatasan sarana. Semua itu menuntut guru untuk dapat

mengelola pembelajaran dan mengembangkan bentuk–bentuk strategi pembelajaran yang lebih tepat dan sesuai.

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan dalam mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang

dilaksanakan di lembaga pendidikan sehingga setelah selesai proses pembelajaran

peserta didik kompeten dalam berkomunikasi baik secara lisan dan tulisan. Selain

tujuan umum, tujuan khusus dari pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta

didik diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan Bahasa Indonesia baik

secara lisan dan tulisan dengan menggunakan kalimat sederhana sampai dengan

kalimat yang rumit atau sukar.

Pengajaran Bahasa Indonesia berlandaskan pada empat komponen, yaitu

membaca, berbicara, mendengar, menulis. Di antara komponen ini membaca memiliki implikasi yang paling kompeten dalam membentuk peserta didik


(16)

4

menjadi manusia yang berilmu pengetahuan dan menguasai teknologi. Pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sisi lain juga menuntut

masyarakat yang gemar menulis.

Proses belajar yang efektif antara lain juga dilakukan melalui menulis.

Dengan menulis pengalaman pribadi dalam betuk narasi sederhana, akan memberi

arti penting bagi seorang individu, seseorang dapat mengingat dan dan

merefleksikan informasi dan pengetahuan sekaligus dapat mengembangkan daya

imajinasi dan daya pikir dari informasi yang diperolehnya.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain yang pada

hakekatnya menulis bersifat produktif dan ekspresif karena menuntut

keterampilan mengolah grafologi, struktur bahasa dan kosakata (Tarigan, 2005:3).

Pada kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan,

kiranya tidak berlebihan bila sering diperdengarkan bahwa keterampilan atau

kompetensi menulis merupakan suatu cirri dari orang terpelajara. Sehubungan

dengan hal tersebut Morsey (1976;122) menyatakan bahwa menulis dipergunakan

oleh seorang terpelajar untuk mencatat atau merekam, menyakinkan,

melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi; dan maksud serta tujuan dapat

tercapai dengan baik jika dapat menyusun pikirannya dan menutarakannya dengan

jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan

struktur kalimat.

Menulis pada hakikatnya melibatkan tiga komponen dasar dari membaca,


(17)

5

kemudian mengasosiasikan dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem tulisan

yang digunakan sedangkan proses decoding (penyandian) merujuk pada proses

penterjemahan rangkaian grafis ke kata-kata. Sementara proses meaning

(memahami makna) berlangsung melalui dua proses yaitu proses perseptual dan

kognitif (Rahim, 2005:3).

Kemampuan menulis juga sama halnya dengan tiga kemampuan bahasa

lainnya, yang merupakan proses perkembangan. Artinya menulis menuntut

pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan

pengajaran langsung menjadi penulis yang baik. Hal ini juga dijelaskan Taringan

(2005:8) dalam menulis yang baik dituntut gagasan-gagasan yang tersusun secara

logis, diekspresikan dengan jelas dan ditata dengan menarik.

Adapun indikator keberhasilan belajar dari siswa merupakan nilai ulangan

harian yang dilaksanakan oleh pemerintah setiap semester sebagai evaluasi guru

terhadap kualitas peserta didik secara global. Namun pada penelitian ini peneliti

mengambil acuan pada data hasil belajar siswa yakni nilai rata-rata siswa ujian

semester yang dilakukan dilaksanakan dalam tiga tahun terakhir.

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Akhir Semester Bahasa Indonesia Kelas X SMA St.Yoseph Medan.

TAHUN AJARAN SEMESTER 1 SEMESTER II KKM

2008/2009 70,68 70,00 70,00

2009/2010 71,50 72,11 75,00

2010/2011 72,45 72,68 75,00

Sumber : Dokumen SMA St.Yoseph Medan

Berdasarkan fenomena di atas, strategi pembelajaran dianggap penyebab


(18)

6

pembelajaran yang selama ini dipergunakan oleh guru di SMA St. Yoseph Medan

menjadi pemicu pemerolehan nilai rata-rata semester ganjil yang rendah.

Sehingga diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang lebih efektif yang dapat

memberikan pembelajaran yang sudah dilakukan menyenangkan namun lebih

efektif dalam memberikan keberhasilan pembelajaran di SMA St. Yoseph Medan.

Dengan demikian dibutuhkan guru yang kreatif, inovatif yang selalu berorientasi

untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dalam

mengatasi persoalan.

Strategi yang dipergunakan selama ini dirasakan belum efektif karena para

guru belum memahami pentingnya menarik perhatian siswa dengan cara

memaparkan manfaat informasi yang terdapat dalam materi teks yang dibacanya

sehingga informasi tersebut dapat lebih bermanfaat dalam kehidupannya

sehari-hari. Siswa menjadi pasif dan tidak percaya diri dalam mengemukakan

pendapatnya khususnya bagi peserta didik yang kurang memahami materi teks

bacaan yang diajarkan.

Pengajaran kemampuan menulis saat ini yang dipergunakan oleh

guru/pengajar diduga masih kaku dan cenderung membosankan, dimana belum

memahami pentingnya memaparkan tujuan membaca teks atau materi untuk

menggugah perhatian dan minat peserta didik serta melibatkan siswa dalam gemar

menulis. Salah satu strategi pembelajaran yang diduga dapat memaksimalkan

belajar peserta didik adalah dengan strategi belajar yang menyenangkan lewat


(19)

7

Strategi pembelajaran Team Game Tournament merupakan penerapan

pembelajaran untuk memaksimalkan belajar, buat belajar aktif dengan cara

episodik. Bila memungkinkan, perlu dirancang aktifitas yang melibatkan siswa

dalam kegiatan fisik selain berbicara, mendengarkan, membaca dan melihat.

Ciptakan pengalaman belajar yang benar-benar adalah pengalaman. Belajar

episodik itu mudah, hal ini berlangsung sepanjang waktu secara alamiah.

Sebaliknya, pengingatan semantik membutuhkan sangat banyak motivasi internal,

dipicu sendiri oleh bahasa, dan adalah hal yang paling lemah dalam sistem

pengingatan karena dalam masa evolusi yang sangat lama, semantik merupakan

yang paling akhir berkembang.

Secara umum, pembelajaran kooperatif TGT memiliki prosedur belajar

yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Team

Games Tournament dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim. Dalam TGT siswa memainkan game akademik dengan anggota tim

lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. TGT memiliki dimensi

kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan

saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan

mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain,

tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam game temannya tidak boleh

membantu, memastikan, telah terjadi tanggungjawab individual. Permainan TGT

berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka.

Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan berusaha untuk menjawab


(20)

8

bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor maksimal buat kelompoknya.

Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai review materi pelajaran, sehingga

materi tersebut dapat bertahan lama didalam pikiriran anak.

Selain itu faktor penting penentu keberhasilan pembelajaran adalah

karakteristik peserta didik. Meril (1979) mengungkapkan bahwa kondisi

pengajaran yang harus dijadikan pijakan dalam mengembangkan atau menetapkan

strategi pembelajaran yang digunakan adalah karakteristik peserta didik. Agar

hasil belajar dapat mendekati atau sesuai dengan tujuan pembelajaran, strategi

pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Karakteristik peserta didik adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi tetapi

merupakan salah satu kondisi pembelajaran yang harus dijadikan pijakan dalam

memilih dan mengembangkan proses pembelajaran agar lebih sesuai dan

memudahkan peserta didik untuk belajar. (Dick dan Reiser, 1989). Jadi agar

perancang pembelajaran atau guru harus meletakkan karakteristik peserta didik

sebagai acuan di dalam mendesain strategi pembelajaran.

Karakteristik peserta didik dalam hal ini adalah gaya belajar. Gaya belajar

dari peserta merupakan hal yang penting guru ketahui sehingga dapat memahami

pebelajar dan menentukan strategi apa yang diperlukan untuk mengajar dalam

proses pembelajaran selanjutnya. Prinsip yang tidak boleh terabaikan adalah saat

guru menjalankan fungsinya sebagai pembimbing, guru dituntut menyadari bahwa

peserta didik adalah orang yang unik, peserta didik yang keunikannya sebagai


(21)

9

Selama ini guru hanya menggunakan satu cara saja dalam mengajar, yaitu

gaya visual. Guru mengajar dengan menggunakan media papan tulis atau dengan

menggunakan buku (visual). Peserta didik menggunakan buku (visual)

mengerjakan tugas secara tertulis (visual) dan mengerjakan tes secara tertulis

(visual). Oleh karena itu dengan menggunakan hanya satu gaya belajar saja hal

tersebut merupakan dasar bagi terjadinya masalah yang ada bagi pembelajar.

Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan kemampuan menulis

maka perlu dilakukan suatu penelitian penggunaan strategi pembelajaran yang

mengikut sertakan peserta didik dalam berpikir tentang pesan teks, saat

melakukannya juga peserta didik didorong untuk memanfaatkan latar belakang

pengetahuan tentang topik dan pengetahuan mereka sesuai dengan jalan pikiran

mereka sendiri dan yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dan latar belakang masalah maka dapat

diidentifikasi masalah berkenaan dengan penelitian ini; apakah proses

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA sudah sesuai dengan hakekat mata

pelajaran Bahasa Indonesia di SMA khususnya komponen pembelajaran

keterampilan menulis? Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan selama

ini? Apakah strategi pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Indonesia kurang

menarik perhatian peserta didik? Apakah strategi pembelajaran yang digunakan

sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik? Strategi pembelajaran yang


(22)

10

Bagaimana hubungan strategi pembelajaran ekspositori dan hasil belajar peserta

didik? Apakah strategi pembelajaran Team Games Tournament dapat

meningkatkan kemampuan belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa

Indonesia? Apakah strategi pembelajaran ekspositori dapat meningkatkan

kemampuan belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah

ada perbedaan hasil belajar dengan strategi pembelajaran Team Games

Tournament dan strategi pembelajaran ekspositori? Apakah ada pengaruh pada hasil belajar peserta didik dengan mengetahui gaya belajarnya? Apakah dengan

gaya belajar yang berbeda dan dengan strategi pembelajaran yang berbeda akan

menghasilkan hasil belajar yang berbeda? Apakah dengan mengetahui dan

memodifikasi gaya belajar yang ada guru dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik? Apakah dengan mengetahui gaya belajarnya peserta didik dapat

meningkatkan hasil belajarnya? Apakah latar belakang pengetahuan peserta didik

mempengaruhi gaya belajar dan hasil belajar peserta didik?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka banyak pertanyaan yang

dijawab sehubungan dengan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia.

Keterbatasan ruang lingkup lokasi, subjek penelitian, waktu penelitian dan

variabel penelitian menyebabkan penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup:

1. Hasil belajar kemampuan menulis Bahasa Indonesia dalam ranah kognitif

dengan materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA semester genap


(23)

11

2. Strategi pembelajaran penelitian ini adalah menggunakan strategi

pembelajaran Team Games Tournament dan strategi ekspositori dalam

pembelajaran kemampuan menulis Bahasa Indonesia.

3. Gaya belajar dikategorikan atas kategori visual dan auditori

4. Materi pelajaran bahasa Indonesia didasarkan pada kurikulum 2004 untuk

mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester Genap dengan ruang

lingkup pokok bahasan Kemampuan Menulis.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang

dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah hasil belajar Bahasa Indonesia kompetensi menulis peserta didik yang

diajar dengan strategi pembelajaran Team Games Tournament daripada

peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik yang

memiliki gaya belajar visual dan auditori ?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar

dalam mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran


(24)

12

Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia peserta didik. Secara khusus penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui :

1. Hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik yang melalui proses pembelajaran

kemampuan menulis dengan strategi pembelajaran Team Games Tournament

lebih tinggi dari diajar dengan strategi pembelajaran Ekspositori.

2. Perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik yang memiliki gaya

belajar visual dan gaya belajar auditori

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar dalam mempengaruhi

hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

menambah khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran

dan hubungannya dengan gaya belajar peserta didik serta pengaruhnya terhadap

hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik di SMA St.Yoseph Medan.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

terutama kepada pihak sekolah tentang ada tidaknya pengaruh strategi

pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran Team Games Tournament

serta gaya belajar terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik. Bila hasil

penelitian ini menyatakan bahwa kedua strategi pembelajaran memberi pengaruh

yang berbeda terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia, maka pihak sekolah/guru

dapat menggunakannya dalam pembelajaran terutama untuk pembelajaran mata


(25)

122 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan terhadap hasil penelitian

yang dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa :

1. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan menggunakan

Strategi pembelajaran Teams Games Tournament lebih tinggi dari hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan menggunakan Strategi

pembelajaran Ekspositori.

2. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual lebih

tinggi daripada hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki Gaya

Belajar Auditori.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan Strategi pembelajaran dan Gaya Belajar

dalam mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Dari hasil

pengujian lanjut ternyata siswa yang memiliki Gaya Belajar Visual

memperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia lebih tinggi jika diajar dengan

menggunakan Strategi pembelajaran Teams Games Tournament daripada

Strategi pembelajaran Ekspositori, sedangkan siswa yang memiliki Gaya

Belajar Auditori lebih tinggi hasil belajarnya jika diajar dengan Strategi

pembelajaran Ekspositori daripada Strategi pembelajaran Teams Games


(26)

123

B. IMPLIKASI

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan

bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang dibelajarkan dengan Strategi

pembelajaran Teams Games Tournament lebih tinggi daripada hasil belajar

Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan Strategi pembelajaran Ekspositori,

hasil temuan ini dijadikan pertimbangan bagi guru-guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia untuk menggunakan Strategi pembelajaran Teams Games Tournament

khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA. Oleh karena itu

temuan penelitian perlu dipertimbangkan dan disosialisasikan kepala sekolah

maupun para guru yang mengajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Strategi pembelajaran

Teams Games Tournament diharus dapat memahami tahapan-tahapan pembelajaran pada kompetensi menulis karena mesti menyesuaikan pemilihan

kata yang sesuai dengan konteks dan bermakna agar hasil belajar siswa dapat

lebih meningkat. Dengan Strategi pembelajaran ini, siswa-siswa yang memiliki

Gaya Belajar Visual dapat melaksanakan pembelajaran sendiri dan menemukan

sendiri secara langsung, dengan demikian akan terjadi penguatan pada struktur

kognitif siswa dan proses pengembangan sikap semakin kreatif dan belajar tim

dalam mengaplikasikan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dan dapat

meningkatkan hasil belajar.

Dengan menggunakan Strategi pembelajaran Teams Games Tournament

siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya sebagai usaha

memahami dan mendalami pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan guru.


(27)

124

menemukan informasi yang terkandung. Dengan cara ini siswa tetap terbimbing

dalam melakukan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran, bila telah

sesuai dengan tahapan-tahapan maka kemudahanpun akan diperoleh siswa .

Demikian juga dalam Strategi pembelajaran Ekspositori dapat dijadikan

pertimbangan bagi guru untuk membelajarkan siswa yang memiliki

kecenderungan Gaya Belajar Auditori. Dalam penyajiannya Strategi pembelajaran

Ekspositori bersifat linier memungkinkan bagi seorang guru mengarahkan siswa

dalam memahami materi yang disajikan dimana guru memotivasi siswa tentang

tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa yang memiliki Gaya Belajar

Auditori cenderung lebih suka mendengarkan penjelasan dari seorang guru tanpa

langsung berinisiatif untuk menemukan informasi atau materi pelajaran, dengan

demikian guru perlu melakukan pendekatan kepada siswa agar dapat merubah

perilakunya untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya sehingga perolehan hasil

belajarnya minimal sama dengan hasil belajar yang memiliki Gaya Belajar Visual.

Hasil simpulan ketiga menunjukkan bahwa siswa yang memiliki Gaya

Belajar Visual memperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia yang lebih tinggi

apabila dibelajarkan dengan menggunakan Strategi pembelajaran Teams Games

Tournament. Sedangkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang memiliki Gaya Belajar Auditori akan meninggkat apabila dibelajarkan dengan menggunakan

Strategi pembelajaran Ekspositori. Penggunaan Strategi pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik siswa maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna,

sehingga pembelajaran akan lebih efektif, efisien dan memiliki daya tarik. Namun

perlu disadari bahwa tidak ada satu Strategi pembelajaran yang paling sesuai


(28)

125

Dalam merancang Strategi pembelajaran yang tepat untuk setiap

karakteristik siswa diperlukan penataan dan perancangan yang tepat dan

terkoordinasi agar terjadi interaksi yang efektif sehingga siswa terlibat aktif dan

suasana pembelajaran yang kondusif yang akan menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran.

Pembelajaran yang didasarkan pada karakteristik siswa, terbukti memberi

pengaruh terhadap perolehan hasil belajar. Guru yang menempatkan Gaya Belajar

Visual sebagai salah satu karakteristik siswa, perlu memperhatikan hal-hal

berikut: 1) Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia hendaknya perlu mengetahui

terlebih dahulu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa,

sebagai bahan apersepsi materi pembelajaran dapat diterima dengan baik dan

bermakna; 2) Proses pembelajaran hendaknya dirancang dengan memberikan

kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan aspek kognitif yang dimikinya

dan dapat memperkaya pengalaman belajar yang dapat merangsang kemampuan

berpikir ; 3) Guru perlu mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa sebagai salah

satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar, dengan demikian guru

dapat menggunakan strategi yang berbeda untuk setiap siswa.

Dalam pembelajaran mata bahasa Indonesia, akan diperoleh hasil belajar

yang baik apabila dalam menyampaikan materi pelajaran, guru dapat menerapkan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan minat siswa. Oleh

karenanya guru yang profesional adalah guru yang terus meramu dan merancang

strategi pembelajaran yang menarik dan efektif untuk mencapai tujuan belajar.


(29)

126

Teams Games Tournament dan Ekspositori) pada kelompok subyek yang berbeda karakteristiknya, akan memberikan hasil belajar yang berbeda pula.

Berdasarkan simpulan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan

gaya belajar siswa terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Perolehan hasil belajar

siswa yang mempunyai gaya belajar visual, menunjukkan hasil belajarnya lebih

tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajar auditori, walau diajar dengan

strategi pembelajaran yang bervariasi. Karena baik diajar dengan strategi Teams

Games Tournament maupun Ekspositori, kelompok ini tetap mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi dari kelompok yang mempunyai gaya belajar auditori.

Sebaliknya bagi siswa yang mempunyai gaya belajar auditori, hasil belajar yang

diperoleh lebih baik bila diajar dengan strategi ekspositori. Walaupun demikian,

agar pemerolehan hasil belajar lebih efektif, penggunaan strategi pembelajaran

dan gaya belajar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Guru harus

memperhatikan gaya belajar yang dimiliki siswa untuk merancang susunan

pembelajaran; 2) Guru dapat memilih dan mengembangkan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, struktur materi

pembelajaran, yang sesuai dengan karakter siswa, kondisi serta sistem prasarana

dan prasarana yang ada di sekolah; 3) Seharusnya guru dapat melakukan penilaian

terhadap strategi pembelajaran yang digunakan selama ini, dan apabila ternyata

tidak efektif, dapat melakukan revisi, atau meninggalkannya dan selanjutnya

mengembangkan sendiri strategi atau meninggalkannya dan selanjutnya

mengembangkan sendiri strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan


(30)

127

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan keterbatasan penelitian, maka

dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru perlu memperhatikan karakteristik siswa, karena gaya belajar yang

merupakan aspek kognitif memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil

belajar siswa.

2. Untuk membelajarkan materi yang lebih praktis pada pelajaran bahasa

Indonesia, hendaknya alokasi waktu yang dibutuhkan lebih banyak, sehingga

siswa dapat mengaplikasikan ilmunya untuk kegiatan-kegitan yang nyata,

sehingga bidang studi ini lebih membumi dalam struktur kognisi mereka.

3. Oleh strategi pembelajaran Teams Games Tournament sesuai dan sangat

menolong siswa yang memiliki gaya belajar visual dalam meningkatkan hasil

belajar bahasa Indonesia, maka disarankan khususnya pada para guru bidang

studi bahasa Indonesia untuk menggunakannya dalam membelajarkan bahasa

Indonesia pada materi membaca berita khusus pada kemampuan membaca.

4. Dikarenakan tes hasil belajar yang disusun hanya mengukur ranah kognitif,

sebaiknya penelitian lanjutan juga mengukur ranah psikomotorik.

5. Karakteristik siswa yang dijadikan variabel moderator dalam penelitian ini

adalah gaya belajar. Disarankan untuk penelitian lanjut, melibatkan

karakteristik siswa yang lain guna melengkapi kajian penelitian ini, seperti

bakat, tingkat kreativitas, dan lain sebagainya

6. Diadakannya pelatihan bagi guru dalam peningkatan kemampuan penguasaan


(31)

128

7. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut dalam penggunaan strategi


(32)

132

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. dalam http://puslata.ut.net diakses pada Januari 2012

Ansari, B.I (2009). Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Yayasan Pena: Banda

Ausubel, D. P. (1978), Novak J. D & Hanesian, H. Educational Pcychology, A cognitive view, New York: Holt, Rinehart and Winston

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evalusi Pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom, B.S, et-al. 1997. Handbook on information and Summative evaluation of student learning. Chiacago Publishing. Mc. Grew Hijji. Inc.

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Bigge, Morris L. (1982). Learning Theories For Teachers. New York: Harper & Row.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Davies, Ivor K. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Rajawali

Davies, Ivor K. (1981). Instructional Technique. New York: McGraw-Hill Book Company.

Degeng, I N. S. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud.

DePorter (2004). Quantum Learning. Bandung: Penerbit Kaifa

Dick, W. & Carey, L. (2005). The Systematic Design of Instructional. New York: Longman.

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Driscoll, Marcy P. (1993). Psyichology of Learning for Instruction. Boston: Florida State University.

Gagne, Robert M & Driscoll, Marcy P. (1989). Essentials of Learnings for Instruction. New Jersey: Prentice Hall.


(33)

133

Gardner, H. (1983). Frames Of Maind The Theory Of Multiple Intelligences. Basic Books, A Division Of Harper Collins Publishers, Inc.

Ginnis, P. (2008). Trik dan Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Mengajar di Kelas. Alis Bahasa oleh Wasi Dewanto. Jakarta : Indeks Gunawan. 2004. Born to be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gunawan, Adi.W. 2004. Genius Learning. Jakarta: Gramedia

Hamid, Abdul K. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosisal. Bandung: FIPS IKIP Bandung

Ihsan, H. Fuad. (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandarwassid & Dadang. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung. Sekolah Pasca Sarjana UPI: Remaja Rosdakarya:

Joyce, B. & Weil, M. 1986. Model of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall, inc.

Keefe (1987).Learning styles.Theory and Practice,Reston. Virginia:National Association of Secondary School Principles(NASSP)

Keraf, Gorys (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Lie, A. (2008). Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

McCleland, David C. (1949). The Projective Expresion Of Needs. American Psychological Association. Inc

Miarso, Yusufhadi. (2005). Menyemaih Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kecana.

Nasution, S. (2006). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

--- (2005). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Natawidjaja, Rochman. (1979). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Mutiara.


(34)

134

Nunan, D. (1999). Second Language Teaching and Learning. Canada: Heinle and Heinle Publishers

Nur dkk.(2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS. Nurhadi. 2003. Contekstual Teaching and Learning. Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto, N. M. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ratumanan, Tanwey Gerson. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa.

Reigeluth, C. M. (1983). Instructional Design Theories and Models: an Overview of their Current Status, Instructional Design: What is it? New Jersey: Publishers Hildshale.

Rina. (2011). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap hasil belajar Bahasa Inggris pada kemampuan membaca Siswa SMP St. Yoseph Medan. Tesis. UNIMED

Romizwoski, A. J. (1981). Designing Instructional Systems, (Desicion Making in Course Planning and Curriculum Design). London: Kogan Page.

Rusyan, A. Tabrani. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Siska. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Muhammadiyah 02 Medan. Tesis. UNIMED

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (1983). Cooperative Learning. Maryland: John Hopkins University

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Suherman, Eman. (2008). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Suparman,Atwi(1997).Desain Instruksional,Jakarta:PAU-PPAI-UI

Suparman, M. Atwi. (2001) Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka


(1)

Teams Games Tournament dan Ekspositori) pada kelompok subyek yang berbeda karakteristiknya, akan memberikan hasil belajar yang berbeda pula.

Berdasarkan simpulan terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Perolehan hasil belajar siswa yang mempunyai gaya belajar visual, menunjukkan hasil belajarnya lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai gaya belajar auditori, walau diajar dengan strategi pembelajaran yang bervariasi. Karena baik diajar dengan strategi Teams Games Tournament maupun Ekspositori, kelompok ini tetap mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi dari kelompok yang mempunyai gaya belajar auditori. Sebaliknya bagi siswa yang mempunyai gaya belajar auditori, hasil belajar yang diperoleh lebih baik bila diajar dengan strategi ekspositori. Walaupun demikian, agar pemerolehan hasil belajar lebih efektif, penggunaan strategi pembelajaran dan gaya belajar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Guru harus memperhatikan gaya belajar yang dimiliki siswa untuk merancang susunan pembelajaran; 2) Guru dapat memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, struktur materi pembelajaran, yang sesuai dengan karakter siswa, kondisi serta sistem prasarana dan prasarana yang ada di sekolah; 3) Seharusnya guru dapat melakukan penilaian terhadap strategi pembelajaran yang digunakan selama ini, dan apabila ternyata tidak efektif, dapat melakukan revisi, atau meninggalkannya dan selanjutnya mengembangkan sendiri strategi atau meninggalkannya dan selanjutnya mengembangkan sendiri strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kondisi sekolah, siswa dan sistem pendukung lainnya.


(2)

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan keterbatasan penelitian, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru perlu memperhatikan karakteristik siswa, karena gaya belajar yang merupakan aspek kognitif memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa.

2. Untuk membelajarkan materi yang lebih praktis pada pelajaran bahasa Indonesia, hendaknya alokasi waktu yang dibutuhkan lebih banyak, sehingga siswa dapat mengaplikasikan ilmunya untuk kegiatan-kegitan yang nyata, sehingga bidang studi ini lebih membumi dalam struktur kognisi mereka. 3. Oleh strategi pembelajaran Teams Games Tournament sesuai dan sangat

menolong siswa yang memiliki gaya belajar visual dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia, maka disarankan khususnya pada para guru bidang studi bahasa Indonesia untuk menggunakannya dalam membelajarkan bahasa Indonesia pada materi membaca berita khusus pada kemampuan membaca. 4. Dikarenakan tes hasil belajar yang disusun hanya mengukur ranah kognitif,

sebaiknya penelitian lanjutan juga mengukur ranah psikomotorik.

5. Karakteristik siswa yang dijadikan variabel moderator dalam penelitian ini adalah gaya belajar. Disarankan untuk penelitian lanjut, melibatkan karakteristik siswa yang lain guna melengkapi kajian penelitian ini, seperti bakat, tingkat kreativitas, dan lain sebagainya

6. Diadakannya pelatihan bagi guru dalam peningkatan kemampuan penguasaan materi, merancang strategi pembelajaran sangat diperlukan


(3)

7. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut dalam penggunaan strategi pembelajaran untuk mengetahui hasil yang lebih akurat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. dalam http://puslata.ut.net diakses pada Januari 2012

Ansari, B.I (2009). Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Yayasan Pena: Banda

Ausubel, D. P. (1978), Novak J. D & Hanesian, H. Educational Pcychology, A cognitive view, New York: Holt, Rinehart and Winston

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evalusi Pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom, B.S, et-al. 1997. Handbook on information and Summative evaluation of student learning. Chiacago Publishing. Mc. Grew Hijji. Inc.

Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Bigge, Morris L. (1982). Learning Theories For Teachers. New York: Harper &

Row.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Davies, Ivor K. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Rajawali

Davies, Ivor K. (1981). Instructional Technique. New York: McGraw-Hill Book Company.

Degeng, I N. S. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud.

DePorter (2004). Quantum Learning. Bandung: Penerbit Kaifa

Dick, W. & Carey, L. (2005). The Systematic Design of Instructional. New York: Longman.

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta

Driscoll, Marcy P. (1993). Psyichology of Learning for Instruction. Boston: Florida State University.

Gagne, Robert M & Driscoll, Marcy P. (1989). Essentials of Learnings for Instruction. New Jersey: Prentice Hall.


(5)

Gardner, H. (1983). Frames Of Maind The Theory Of Multiple Intelligences. Basic Books, A Division Of Harper Collins Publishers, Inc.

Ginnis, P. (2008). Trik dan Taktik Mengajar Strategi Meningkatkan Pencapaian Mengajar di Kelas. Alis Bahasa oleh Wasi Dewanto. Jakarta : Indeks Gunawan. 2004. Born to be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Gunawan, Adi.W. 2004. Genius Learning. Jakarta: Gramedia

Hamid, Abdul K. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosisal. Bandung: FIPS IKIP Bandung Ihsan, H. Fuad. (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandarwassid & Dadang. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung. Sekolah Pasca Sarjana UPI: Remaja Rosdakarya:

Joyce, B. & Weil, M. 1986. Model of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall, inc. Keefe (1987).Learning styles.Theory and Practice,Reston. Virginia:National

Association of Secondary School Principles(NASSP) Keraf, Gorys (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Lie, A. (2008). Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

McCleland, David C. (1949). The Projective Expresion Of Needs. American Psychological Association. Inc

Miarso, Yusufhadi. (2005). Menyemaih Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kecana.

Nasution, S. (2006). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

--- (2005). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Natawidjaja, Rochman. (1979). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Mutiara. Nolker, H. & Schoenfeldt, E. (1983). Pendidikan Kejuruan. Jakarta: Gramedia.


(6)

Nunan, D. (1999). Second Language Teaching and Learning. Canada: Heinle and Heinle Publishers

Nur dkk.(2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS. Nurhadi. 2003. Contekstual Teaching and Learning. Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto, N. M. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ratumanan, Tanwey Gerson. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya:

Unesa.

Reigeluth, C. M. (1983). Instructional Design Theories and Models: an Overview of their Current Status, Instructional Design: What is it? New Jersey: Publishers Hildshale.

Rina. (2011). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap hasil belajar Bahasa Inggris pada kemampuan membaca Siswa SMP St. Yoseph Medan. Tesis. UNIMED

Romizwoski, A. J. (1981). Designing Instructional Systems, (Desicion Making in Course Planning and Curriculum Design). London: Kogan Page.

Rusyan, A. Tabrani. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Siska. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Muhammadiyah 02 Medan. Tesis. UNIMED

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R.E. (1983). Cooperative Learning. Maryland: John Hopkins University Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Suherman, Eman. (2008). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Suparman,Atwi(1997).Desain Instruksional,Jakarta:PAU-PPAI-UI

Suparman, M. Atwi. (2001) Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka