BAB II Pelaksanaan Induksi PIGP

(1)

BAB II

PELAKSANAAN INDUKSI

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

N

o Kegiatan Tujuan Sasaran

Hasil yang diharapk an Wakt u (1

) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Persiapan dan Perencanaa n - buku pedoman - analisi kebutuhan - penugasan pembimbing Guru

pemula Tersedianya seluruh dokumen yang dibutuhka n Bulan ke-1

2 - Bimbingan dan Penilaian tahap 1 - Penilaian tahap 2 - Memotivasi guru pemula dalam menghadapi penilaian kinerja guru pemula

- Penilaian guru pemula

minimal baik - Penilaian guru

pemula minimal baik

Guru

pemula Guru pemula termotivas i dalam menghada pi penilaian kinerja guru pemula Guru pemula memperole h nilai baik

Bulan Ke 02 -09 Bulan Ke 10-11

3 Pelaporan - draf laporan - keputusan - pengajuan

sertifikat

Guru

pemula Guru pemula memperol eh sertifikat PIGP Bulan Ke-12


(2)

1. Penunjukan Guru Pembimbing

Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah atas dasar profesionalisme dan kemampuan komunikasi. Sekolah yang tidak memiliki pembimbing sebagaimana dipersyaratkan, kepala sekolah dapat menjadi pembimbing sejauh dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesionalitas dan kemampuan komunikasi. Jika kepala sekolah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala sekolah dapat meminta pembimbing dari satuan pendidikan yang terdekat dengan persetujuan pengawas dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat kewenangannya.

Kriteria guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pembimbing adalah, memiliki:

1) kompetensi sebagai guru profesional; 2) kemampuan bekerja sama dengan baik; 3) kemampuan komunikasi yang baik

4) kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;

5) pengalaman mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran yang sama dengan guru pemula, diprioritaskan yang telah memiliki; pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan memiliki jabatan sekurang-kurangnya sebagai Guru Muda.


(3)

1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, dan terbuka dengan guru pemula;

2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling

3) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah;

4) memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian guru pemula;

5) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;

6) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada pengawas sekolah;


(4)

2. Analisis Kebutuhan

Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula perlu melakukan Analisis Kebutuhan dengan mempertimbangkan ciri khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan Buku Pedoman, keberadaan organisasi profesi yang terkait, dan faktor-faktor pendukung lainnya


(5)

3. Panduan Kerja dan Instrumen a. Pembimbingan Tahap 1

Pembimbingan tahap 1 pada dasarnya adalah pembimbingan untuk mengembangkan kompetensi guru pemula. Pada pembimbingan ini diperlukan penilaian pembimbingan untuk mengetahui sub kompetensi yang sudah memenuhi standar dan yang belum. Kompetensi yang belum standar ini perlu dibimbing terus menerus hingga mencapai standar.

Pembimbingan Tahap 1 dilaksanakan pada bulan ke 2 (dua) sampai dengan bulan ke 9 (Sembilan) oleh pembimbing yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah. Pembimbingan tahap 1 bertujuan untuk membimbing guru pemula dalam proses pembelajaran secara bertahap dengan memberikan motivasi, arahan dan umpan balik untuk pengembangan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas dan menjalankan fungsinya dalam proses pembelajaran.

Pada bulan ke dua, guru pemula bersama pembimbing menyusun: (1) Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK) untuk tahun pertama masa induksi, (2) Silabus dan Rencana Pelaksanaan


(6)

Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan minggu-minggu pertama.

Pembimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses pembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina ekstrakurikuler. Pembimbingan proses pembelajaran meliputi penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran;membimbing dan melatih siswa; dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok

sesuai dengan beban kerja guru. Proses pembimbingan ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Pembimbingan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara (1) memberi motivasi dan arahan tentang penyusunan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa (2) memberi kesempatan kepada guru pemula untuk melakukan observasi pembelajaran guru lain, (3) melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi pedagogik dan professional dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi Pembelajaran.

Pembimbingan pelaksanaan tugas tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kepribadian dan sosial. Pembimbingan ini dilakukan


(7)

sekolah, (2) memberi motivasi dan arahan dalam menyusun program dan pelaksanaan program pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan yang diemban guru pemula, (3) melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi kepribadian dan sosial dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi Pembelajaran.

Setelah pembimbingan proses pembelajaran, maka dilakukan observasi pembelajaran oleh pembimbing sekurang- kurangnya 1 kali setiap bulan pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan ke 2 sampai dengan bulan ke 9.

Langkah observasi pembelajaran yang dilakukan oleh pembimbing (pembimbingan tahap 1), adalah sebagai berikut:

a. Pra Observasi

Pembimbing bersama guru pemula menentukan fokus observasi pembelajaran Fokus observasi maksimal lima elemen kompetensi inti dari setiap kompetensi inti pada setiap observasi pembelajaran. Fokus observasi ditandai dalam Lembar Hasil Observasi Pembelajaran dan Lembar Refleksi Pembelajaran sebelum dilaksanakannya observasi.

b. Pelaksanaan Observasi

Pada saat pelaksanaan observasi, pembimbing mengamati kegiatan pembelajaran guru pemula dan mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran sesuai dengan fokus dalam kompetensi yang telah disepakati.


(8)

c. Pasca Observasi

Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:

1) Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran setelah pembelajaran dilaksanakan.

2) Pembimbing dan guru pemula membahas hasil pembimbingan pada setiap tahap dan memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai

3) Guru pemula dan pembimbing menandatangani Lembar Hasil Observasi Pembelajaran. Pembimbing memberikan salinan Lembar Hasil Observasi kepada guru pemula.

b. Penilaian

Di akhir masa program induksi, dilakukan penilaian kinerja guru pemula. Penilaian kinerja guru pemula dilakukan sebagaimana penilaian kinerja yang diterapkan terhadap guru lain (senior) pada setiap tahun, dengan menggunakan Lembar Hasil Observasi Pembelajaran. Hasil penilaian kinerja pada akhir program induksi ditentukan berdasarkan kesebuatan antara pembimbing, kepala sekolah dan pengawas dengan mengacu pada prinsip professional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta Program Induksi dinyatakan Berhasil, jika semua elemen kompetensi pada penilaian tahap ke dua paling kurang memiliki kriteria nilai dengan kategori Baik. Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan elemen kompetensi guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi social


(9)

dinilai melalui observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling serta observasi pelaksanaan tugas lain yang relevan. Empat belas elemen kompetensi yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru Pemula:

a. Kompetensi pedagogik

1) Memahami latar belakang siswa 2) Memahami teori belajar

3) Pengembangan kurikulum

4) Aktivitas pengembangan pendidikan 5) Peningkatan potensi siswa

6) Komunikasi dengan siswa 7) Assessmen & evaluasi b. Kompetensi kepribadian

1) Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan dan hukum di Indonesia

2) Kepribadian matang dan stabil

3) Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggan menjadi guru

c. Kompetensi sosial

1) Berperilaku inklusf, objektif, dan tidak pilih kasih

2) Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah,orang tua, dan masyarakat

d. Kompetensi profesional

1) Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan standard kompetensi mata pelajaran dan tahap-tahap pengajaran

2) Profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri

c. Pelaporan

Penyusunan laporan hasil pembimbingan tahap 1 dilaksanakan pada bulan ke 9 setelah pembimbingan tahap 1 selesai dilakukan, dengan prosedur sebagai berikut :


(10)

a. Pembuatan draf laporan hasil pembimbingan yang didiskusikan dengan kepala sekolah.

b. Penentuan keputusan pada laporan hasil pembimbingan guru pemula dengan mempertimbangkan hasil observasi bimbingan dan tugas lain yang relevan, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori Baik.

c. Penandatangan laporan hasil pembimbingan oleh Pembimbing.

C. Deskripsi Pembimbingan

1. Tahap Persiapan dan Penyusunan Jadwal Pembimbingan

Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan ke-1 (kesatu) implementasi PIGP. Sekolah yang akan melaksanakan PIGP perlu melakukan hal-hal berikut:

 Kepala Sekolah

Dalam tahap persiapan kepala sekolah melakukan hal-hal berikut.

1) Melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait (Gunakan Form KS-01, KS-02)

2) Mempersipkan dan melaksankan pelatihan PIGP yang diikuti oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing, dengan pelatih seorang pengawas yang telah lulus program pendidikan dan pelatihan (Diklat) bagi pelatih PIGP.


(11)

3) Menyiapkan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain yang dapat membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah/madrasah (Gunakan Form KS-03).

4) Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan menerbitkan surat keputusan (SK) kepala sekolah.

5) Menyusun rencana tindak implementasi PIGP (Gunakan Form KS-04). 6) Menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan PIGP oleh Kepala Sekolah (Gunakan Form KS-05).

 Pembimbing

Dalam tahap persiapan, pembimbing melakukan analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan, pengalaman guru pemula, keberadaan organisasi profesi yang terkait, melakukan identifikasi kompetensi pembimbing (Evaluasi Diri Pembimbing, Form PB-01), menyusun Rencana Tindak Pembimbingan oleh Pembimbing (PB-02), menyusun jadwal kegiatan pembimbingan guru pemula (PB-03), mengisi cheklist tugas pembimbing dalam PIGP (PB-04), dan menyusun prioritas pembimbingan guru pemula (PB-05).


(12)

 Pengawas Sekolah

Sebelum melakukan tahap persiapan, pengawas sekolah mempelajari buku-buku panduan dan modul PIGP. Selanjutnya pengawas sekolah melakukan perencanaan pengawasan dalam PIGP dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengisi format identifikasi tanggung jawab pengawas sekolah dalam PIGP (PS-01)

2) Analisis Kebutuhan Sekolah

Penyelenggara PIGP (PS-02)

3) Menyusun program kepengawasan

tahunan (PS-03) dan program pengawasan semester (PS-04)

4) Menyusun rencana tindak

pengawasan PIGP 05), Jadwal Kegiatan Pengawasan PIGP (PS-06), Jadwal Kegiatan Monitoring (PS-07), dan menyiapkan instrumen monitoring PIGP (PS-08).

5) Memberikan pelatihan PIGP bagi

kepala sekolah dan calon pembimbing. Pelatihan dapat dilakukan di setiap sekolah atau bersama-sama di KKG, KKKS, atau diselenggarakan oleh dinas pendidikan setempat.

2. Orientasi Sekolah dan Lingkungannya.

Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala


(13)

sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama dilakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Kepala Sekolah

Setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah, selanjutnya kepala sekolah memperkenalkan guru pemula kepada dewan guru, karyawan sekolah, siswa, dan masyarakat sekitar.

b. Pembimbing

Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pembimbing dalam tahap pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya kepada guru pemula adalah:

1) memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula

2) memperkenalkan guru pemula kepada siswa; dan

3) mendiskusikan rencana pembimbingan dan pengembangan keprofesian guru pemula (PB-06).

.c. Guru Pemula

Setelah guru pemula diperkenalkan dengan lingkungan sekolah/madrasah oleh kepala sekolah dan pembimbing, selanjutnya guru pemula melakukan hal-hal berikut.

1) Melakukan evaluasi diri (gunakan Form GP-01a/ Form GP-01b dan GP-02a dan GP-02b)

2) Mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi.


(14)

3) Mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru. 4) Mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar

dsekolah/madrasah.

5) Mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

3. Perangkat Pembelajaran

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing adalah sebagai berikut.

1) Membimbing guru pemula dalam menyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran/satuan layanan bimbingan dan konseling. Dalam membimbing penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran mempedomani Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan, serta panduan/juknis terkait. Dalam pembimbingan penyusunan perencanaan pembelajaran (Silabus dan RPP/Satuan Layanan), pembimbing dapat membimbing secara langsung atau dapat pula bersama guru lain yang sejenis dalam MGMP sekolah ataupun tingkat kabupaten/kota. Ini merupakan bagian dari tahapan perencanaan pembelajaran (plan) dalam lesson study. Penyusunan dokumen perencanaan pembelajaran (lesson plan/RPP/Satuan layanan) dapat pula dilakukan secara bersama-sama dengan beberapa guru sejenis dan dosen untuk memperkaya ide-ide.


(15)

Penyusunan perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut.

> Analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat mengarah pada permasalahan materi pembelajaran, pedagogi, dan fasilitas, serta permasalahan lainnya. Dengan teridentifikasinya permasalahan diharapkan guru dapat menentukan strategi pembelajaran efektif dan efisien.

> Guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran atau

lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, lembar kerja siswa, dan asesmen.

4. Observasi Pembelajaran

Melakukan observasi pembelajaran secara berkala. Proses observasi pembelajaran dan pembimbingan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu praobservasi, observasi, dan pascaobservasi.

> Pra-observasi

Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) indikator kinerja dari keseluruhan indikator kinerja sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula.


(16)

Lima indikator kinerja yang menjadi obyek dalam fokus observasi dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang didasarkan pada hasil observasi sebelumnya. Fokus observasi yang telah disepakati ditulis di Lembar Refleksi Pembelajaran/Pembimbingan (GP-03a atau GP-03b) dan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (PS/KS/PB-02a atau PS/KS/PB-02b) serta pada Lembar Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas/BK/Konselor. (PS/KS/PB-03a atau PS/KS/PB-03b)

> Pelaksanaan Observasi

Pembimbing melakukan observasi pembelajaran yang dilaksanakan guru pemula. Hasil observasi pembelajaran ditulis di Lembar Pengamatan dan Pemantauan Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas/BK/Konselor Pemula (PS/KS/PB-01). Dalam konteks pendekatan lesson study, jika guru pemula melaksanakan pembelajaran sebagai guru model dalam open lesson, para observer mencatat hasil pengamatannya di Lembar Observasi Pembelajaran pada Open Lesson (U-01). Pada saat observasi pembelajaran ini, para observer disarankan untuk mengungkap berbagai fakta/fenomena aktivitas proses belajar siswa yang menarik untuk didiskusikan dalam kegiatan refleksi.


(17)

- Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran Guru Mata Pelajaran/Kelas (GP-05a) atau Lembar Refleksi Pembimbingan Guru BK/Konselor (GP-05b) setelah selesai pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan,

- Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan pembimbingan yang telah dilaksanakan. Dalam tahap ini dapat menggunakan pendekatan lesson study, dengan tata cara sebagai berikut:

 Refleksi dipimpin oleh seorang moderator (kepala sekolah, pembimbing, atau observer yang ditunjuk), dan didampingi oleh seorang notulis yang bertugas untuk mencatat hal-hal penting yang didiskusikan dalam refleksi.

 Moderator memperkenalkan diri dan membuka diskusi.

 Moderator memberikan kesempatan pertama kepada guru pemula untuk melakukan refleksi diri untuk menyampaikan ketercapaian target pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada beberapa siswa saat pembelajaran.

 Moderator memberikan kesempatan observer untuk menyampaikan hasil pengamatan (komentar), dengan ketentuan sebagai berikut:

 Pengamat menyampaikan terima kasih kepada guru model yang telah bersedia membuka kelas dan diobservasi.


(18)

 Pengamat dalam menyampaikan komentar hendaknya terfokus pada: (a) proses belajar siswa; (b) pencapaian tujuan/kompetensi siswa, dan (c) pelajaran berharga yang dipetik oleh observer.

 Pengamat dalam menyampaikan komentar dengan kalimat yang santun, halus, bijak, dan tidak berkesan menggurui, serta menggunakan kata pembelajaran kita” untuk mengomentari proses pembelajaran.

 Pengamat menganalisis hasil pengamatan serta menyampaikan alternatif solusi.

 Pengamat sebaiknya tidak mengulang menyampaikan hasil pengamatan yang telah disampaikan oleh pengamat lain.  Moderator tidak perlu menyimpulkan karena berbagai alternatif

solusi dapat diterapkan pada pembelajaran sehari-hari oleh masing-masing peserta refleksi.

Secara lebih lengkap tata cara melaksanakan kegiatan lesson study dapat dilihat pada tata tertib melaksanakan lesson study

(Form U-04).

- Pembimbing menyampaikan catatan hasil pengamatannya dan hasil pengamatan para observer, selanjutnya dikonfirmasi kebenarannya oleh guru pemula.


(19)

indikator-pada Instrumen Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pemula (PS/KS/PB-02a) bagi guru mata pelajaran/kelas atau Instrumen Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor (PS/KS/PB-02b) dan pada Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas (PS/KS/PB-04a) bagi guru mata pelajaran/kelas pemula atau

Lembar Hasil Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor (PS/KS/PB-04b) bagi guru BK/Konselor pemula. Kemudian mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan (Gunakan Form PS/KS/PB 01 dan Form PS/KS/PB.02a atau Form PS/KS/PB.02b). Dalam hal pemberian nilai, pembimbing menggunakan Form PS/KS/PB.02a atau Form PS/KS/PB.02b.

- Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula dan pembimbing untuk diarsipkan sebagai dokumen portofolio penilaian proses (assessment for learning) (Gunakan Form PB 08a/Form PB 08b).

4. Observasi Pembelajaran (melalui Lesson Study) a. Lesson Study

Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas danmutual learning untuk membangun komunitas


(20)

belajar. Secara sederhana lesson study dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.

b. Tipe Lesson Study

Lesson study dapat dilaksanakan dalam dua tipe berikut ini:  Lesson study berbasis sekolah (School Based Lesson Study)

Lesson study berbasis sekolah merupakan kegiatan lesson study

yang dilaksanakan oleh semua guru untuk semua mata pelajaran dan kepala sekolah di suatu sekolah, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa menyangkut semua bidang studi yang diajarkan.

Lesson study berbasis MGMP/KKG (Cross School Lesson Study)

Lesson study berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)/Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan kegiatan lesson study yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran sejenis dalam satu sekolah atau guru-guru mata pelajaran sejenis dari beberapa sekolah yang tergabung dalam organisasi profesi seperti KKG atau MGMP.

c. Tahap Pelaksanaan Lesson Study

Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan

(merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara


(21)

improvement). Skema kegiatan Lesson Study diperlihatkan pada Skema 3 berikut in

d. Siklus Kegiatan Lesson Study

1. PLAN (Merencanakan)

Peningkatan mutu pembelajaran melalui Lesson Study dimulai dari tahap merencanakan (Plan) yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang berorientasi pada bagaimana membelajarkan siswa dan berpusat pada siswa, agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi atau guru-guru dan dosen dapat pula berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide. Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran.


(22)

Permasalahan dapat berupa pemahaman materi pelajaran dan pedagogi tentang metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran lebih efektif dan efisien atau bagaimana menyiasati kekurangan fasilitas pembelajaran. Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran atau lesson plan, teaching materials berupa media pembelajaran, dan lembar kerja siswa, serta instrumen asesmen. Teaching materials yang telah dirancang perlu diujicoba sebelum diterapkan di dalam kelas. Agar perencanaan lebih berkualitas, kegiatan perencanaan dapat dilakukan dalam beberapa kali pertemuan (misal 2–3 kali pertemuan).

Pertemuan yang sering dilakukan dalam workshop antara guru-guru (jika memungkinkan menghadirkan dosen) dalam rangka merencanakan pembelajaran, diharapkan dapat terbentuk kolegalitas antara guru dengan guru dan dosen dengan guru, sehingga dosen atau guru tidak merasa lebih tinggi satu sama lain. Mereka berbagi pengalaman dan saling belajar sehingga melalui kegiatan ini terbentuk mutual learning (saling belajar).

Dalam setiap langkah dari kegiatan lesson study tersebut, guru memperoleh kesempatan untuk melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang biasa dilakukan, memilih alternatif model pembelajaran yang akan digunakan, merancang rencana pembelajaran, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif


(23)

2. DO (Melaksanakan)

Langkah kedua dalam Lesson Study adalah melaksanakan pembelajaran (Do) untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan dalam tahap merencanakan (Plan). Dalam perencanaan telah disepakati guru yang akan mengimplementasikan pembelajaran (guru model) dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah (pada tipe lesson study berbasis MGMP/KKG). Langkah ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain dari sekolah yang bersangkutan atau dari sekolah lain bertindak sebagai pengamat (observer) pembelajaran. Dalam kegiatan observasi pembelajaran dapat juga melibatkan dosen-dosen atau mahasiswa sebagai observer. Dalam kegiatan (open lesson) tersebut diharapkan kepala sekolah terlibat dalam pengamatan pembelajaran dan memandu kegiatan ini. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya dilakukan briefieng kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada aktivitas belajar siswa yang meliputi interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan bahan ajar, antar siswa dengan guru.

Lembar observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum pembelajaran dimulai. Para pengamat dipersilahkan mengambil


(24)

tempat di ruang kelas yang memungkinkan dapat mengamati aktivitas siswa. Biasanya para pengamat berdiri di sisi kiri dan kanan di dalam ruang kelas agar aktivitas siswa teramati dengan baik. Selama proses pembelajaran berlangsung para pengamat tidak menganggu aktivitas dan konsentrasi siswa dan guru model. Para pengamat dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran dalam bentuk video atau foto untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut tanpa mengganggu aktivitas belajar. Keberadaan para pengamat di dalam ruang kelas di samping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung dan bukan untuk mengevaluasi guru.

3. SEE (Merefleksi)

Kegiatan refleksi sebaiknya dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat mengajukan pendapat atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan di kelas. Dalam kegiatan refleksi, dalam konteks PIGP, refleksi dapat dilakukan oleh sekurang-kurangnya guru pemula dan pembimbing, guru pemula dengan kepala sekolah dan/atau pengawas, atau guru pemula dengan pembimbing, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru observer lainnya. Dalam acara ini,


(25)

pemandu diskusi. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam refleksi adalah sebagai berikut:

1) Moderator membuka kegiatan refleksi pada waktu yang telah ditetapkan, diawali dengan mengucapkan terima kasih kepada guru model dan meminta applaus dari pengamat yang hadir.

2) Moderator menjelaskan aturan main tentang cara memberikan komentar atau mengajukan umpan balik. Aturan tersebut meliputi tiga hal berikut: (1) Selama diskusi berlangsung, hanya satu orang yang berbicara (tidak ada yang berbicara secara bersamaan); (2) Setiap pesertadiskusi memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara; dan (3) Pada saat mengajukan pendapat, observer harus mengajukan bukti-bukti hasil pengamatan sebagai dasar dari komentar yang disampaikannya (tidak berbicara berdasarkan opini).

3) Guru yang melakukan pembelajaran (guru model) diberi kesempatan berbicara paling awal untuk melakukan refleksi diri, yakni mengomentari proses pembelajaran yang telah dilakukannya. Pada kesempatan itu, guru tersebut harus mengemukakan apa yang telah terjadi di kelas yakni kejadian apa yang sesuai harapan, kejadian apa yang tidak sesuai harapan, dan apa yang berubah dari rencana semula (15 sampai 20 menit).

4) Moderator memberi kesempatan kepada kepala sekolah atau yang mewakili yang juga menjadi anggota kelompok pada saat pengembangan rencana pembelajaran untuk memberikan komentar tambahan.


(26)

5) Moderator memberi kesempatan kepada observer untuk menyampaikan hasil pengamatannya. Ketika muncul fakta/permasalahan pembelajaran yang menarik maka moderator dapat meminta observer lain untuk memberikan pendapatnya. Pada kesempatan ini tiap observer memiliki peluang yang sama untuk menyampaikan fakta-fakta yang diamatinya sekaligus memberikan alternatif solusi berdasarkan pengalamannya.

6) Jika ada tenaga ahli yang hadir, moderator dapat mempersilahkan tenaga ahli tersebut untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang pembelajaran yang telah berlangsung, setelah masukan-masukan yang dikemukakan observer dianggap cukup.

7) Diakhir diskusi refleksi moderator tidak perlu menyampaikan simpulan/rekomendasi tertentu dari hasil refleksi, namun dalam kontek PIGP pembimbing, kepala sekolah, atau pengawas dapat memberikan arahan, rekomendasi, justifikasi tertentu untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

8) Dalam kontek lesson study regular, diakhir sesi moderator menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh partisipan dan mengumumkan rencana kegiatan lesson study berikutnya.

5. Penilaian oleh Pembimbing (Penilaian Tahap 1)Penilaian Tahap Pertama

Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran


(27)

tahap pertama merupakan penilaian proses (asesment for learning) sebagai bentuk pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil pembelajaran dan pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan.

Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran dan pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan atau minimal 6 (enam) kali selama masa penilaian tahap pertama menggunakan Form PB 09a/Form PB 09b dan Form PB09c. Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara reguler, dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.

Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya penilaian tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan bimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian tahap pertama ini pengawas melakukan


(28)

pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam pelaksanaan bimbingan dan penilaian guru pemula.

b. Proses Penilaian Tahap Kedua

Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah, yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (asesment of learning) yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali (Gunakan Form PS/KS.01a atau PS/KS.01b.). Observasi pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan, dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau pengawas wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula. Langkah observasi pembelajaran


(29)

dalam kontek penilaian dan pembimbingan yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:

1) Pra-observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan sub-kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah (Gunakan Form KS 07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form PS 06b),dan lembar refleksi yang akan diisi oleh guru pemula (Gunakan Form GP 03a/Form GP 03b).

2) Pelaksanaan Observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan (Gunakan Form KS 07a/Form KS 07b atau Form PS 06a/Form PS 06b).

3) Pasca-observasi


(30)

a) Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksakan (Form GP 03a/Form GP 03b).

b) Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/pembimbingan.

c) Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai. Kegiatan b) dan c) dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan lesson study.

d) Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas sekolah/madrasah menandatangani lembar hasil observasi pembelajaran guru mata pelajaran/kelas Pemula (PS/KS-01a atau lembar hasil observasi pembimbingan guru BK/Konselor Pemula (PS/KS-01b). Kepala sekolah memberikan salinan lembar tersebut kepada guru pemula.

Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir PIGP ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel, dan demokratis. Peserta PIGP dinyatakan berhasil, jika semua indicator kinerja pada penilaian tahap kedua paling kurang memiliki nilai baik (KS-09a atau


(31)

Metode Penilaian

Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009). Penilaian berdasarkan penerapan kompetensi dalam melaksanakan kegiatan pokok pada tugas utama guru. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi guru). Kegiatan pokok guru adalah kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru (pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru). Sedangkan tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).


(32)

Penilaian dapat dilakukan melalui observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru. Penilaian dilakukan dalam dua tahap. Penilaian tahap pertama yang dilakukan oleh pembimbing bersamaan dengan proses pembimbingan pada bulan kedua samapai bulan kesembilan (assessment for learning). Penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas pada bulan kesepuluh dan kesebelas. Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda centang (√) dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian menjadi masukan atau umpan balik untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.

Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk memperoleh nilai kinerja baik.

Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja guru yang lebih fokus pada penerapan kompetensi pedagogik dan profesional, dan instrumen/lembar observasi untuk mengukur penerapan kompetensi kepribadian dan sosial dalam melaksanakan kegiatan pokok/tugas utama guru, baik guru mata pelajaran, guru kelas, maupun guru BK/Konselor. Instrumen penilaian


(33)

1) Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran untuk guru mata pelajaran atau guru kelas.

2) Instrumen penilaian kinerja pelaksanaan pembimbingan untuk BK/Konselor.

3) Instrumen Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula

Pemberian Nilai Kinerja Guru Pemula

Setelah bukti-bukti kinerja diperoleh melalui pengamatan dan/atau pemantauan penilai dapat menentukan nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

> Penentuan Skor Butir Indikator Kinerja (Penetapan Pernyataan “Ya” atau “Tidak”)

Skor butir indikator kinerja ditentukan berdasarkan pernyataan “ya” atau “tidak” yang telah ditetapkan. Penetapan “ya” atau tidak pada setiap butir penilaian indikator kinerja berdasarkan hasil kajian/analisis berbagai dokumen dan/atau analisa catatan pengamatan dan/atau pemantauan yang dapat menggambarkan secara utuh untuk setiap butir penilaian. Butir indikator kinerja yang dinyatakan “ya” memiliki skor satu, sedangkan yang dinyatakan “tidak” memiliki skor 0.


(34)

Skor Indikator Kinerja =

Total Pernyataan “Ya” Total Pernyataan “Ya” maksimal

X 100 Berdasarkan catatan hasil pengamatan, pemantauan, wawancara, studi (penggalian) dokumen, dan bukti-bukti berupa data lain yang dikumpulkan selama proses penilaian kinerja guru, penilai menentukan setiap skor indikator kinerja dengan rumus sebagai berikut:

Hasil perhitungan di atas, dikonversi ke skor 4-3-2-1, dengan cara menetapkan skor pada rentang sebagai berikut:

No Rentang skor Skor

1. 0<x≤25% 1

2. 25%<x≤50% 2

3. 50%<x≤75% 3

4. 75%<x≤100% 4

1) Penentuan Nilai Kinerja Guru Pemula

a. Nilai Kinerja Guru adalah rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-72 (guru BK/Konselor)

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru rentang 14-56 (guru mata pelajaran/kelas) atau rentang 14-72 (guru BK/Konselor) dengan cara menjumlahkan semua skor indikator kinerja.

b. Nilai Kinerja Guru Konversi 100

Untuk menentukan Nilai Kinerja Guru Konversi 100 dapat dilakukan dengan cara membagi total skor indikator kinerja perolehan dibagi


(35)

Nilai Kinerja Guru Pemula Konversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan 56

x 100 =

Nilai Kinerja Guru Pemula Konversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan 72

x 100 =

pelajaran/guru kelas dan 72 untuk guru BK/Konselor) dikalikan dengan 100. maka

Nilai Kinerja Guru Pemula konversi 100 dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

2) Nilai Kinerja Guru BK/Konselor

c. Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru

Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai Kinerja berikut:

Nilai Kinerja Sebutan

91- 100 Amat Baik

76 – 90 Baik

61 - 75 Cukup

51 – 60 Sedang


(36)

Pemberian Nilai Kepribadian dan Sosial

Penilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan melalui pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran dan/atau pemantauan, serta wawancara di luar pelaksanaan pembelajran. Hasil pengamatan, pemantauan dan wawancara dikaji/analisis, untuk menentukan Nilai Kepribadian dan Sosial Guru Pemula dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penetapan pernyataan “ya” atau “tidak, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) “ya”, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

b) “tidak”, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

2) Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan “ya”, dan 0 untuk pernyataan “tidak”

3) Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas

4) Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas.

5. Tahap Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut:


(37)

a. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama. Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru mata pelajaran/kelas pemula (KS-07a) atau rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru BK/Konselor Pemula (KS-07b).

b. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pada program Induksi Guru Pemula atau Guru BK/Konselor oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah (09a atau KS-09b).

c. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.

d. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta PIGP telah berhasil menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru pemula dinyatakan berhasil jika:


(38)

1) Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76) 2) Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3)

3) Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76) Selanjutnya, laporan hasil pelaksanaan PIGP berisi: a. Data sekolah/madrasah;

b. Waktu pelaksanaan PIGP; c. Data guru pemula peserta PIGP;

d. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing; e. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama; f. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;

g. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah/madrasah.

h. Pengawas sekolah menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

Secara lengkap dapat dilihat pada Form KS-11. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan PIGP:

a. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus CPNS dan PNS mutasi dari jabatan lain disampaikan oleh kepala sekolah/madrasah kepada Kepala Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah.


(39)

b. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus bukan PNS disampaikan oleh Kepala Sekolah/Madrasah kepada penyelenggara pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Format sertifikat PIGP dapat dilihat pada Form U-05.

D. Deskripsi dan Hasil Penilaian Tahap I E. Pembimbing Tugas Lain


(40)

(1)

Nilai Kinerja Guru Pemula Konversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan 56

x 100 =

Nilai Kinerja Guru Pemula Konversi 100

Jumlah Skor Indikator Kinerja Perolehan 72

x 100 =

pelajaran/guru kelas dan 72 untuk guru BK/Konselor) dikalikan dengan 100. maka

Nilai Kinerja Guru Pemula konversi 100 dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Nilai Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas

2) Nilai Kinerja Guru BK/Konselor

c. Penentuan Kategori Nilai Kinerja Guru

Kategori Nilai Kinerja Guru Pemula dapat dilihat pada tabel Nilai Kinerja berikut:

Nilai Kinerja Sebutan 91- 100 Amat Baik

76 – 90 Baik

61 - 75 Cukup


(2)

Pemberian Nilai Kepribadian dan Sosial

Penilaian kepribadian dan sosial guru pemula dilakukan melalui pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran dan/atau pemantauan, serta wawancara di luar pelaksanaan pembelajran. Hasil pengamatan, pemantauan dan wawancara dikaji/analisis, untuk menentukan Nilai Kepribadian dan Sosial Guru Pemula dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penetapan pernyataan “ya” atau “tidak, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) “ya”, jika terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

b) “tidak”, jika tidak terdapat bukti yang mendukung butir penilaian

2) Menentukan skor butir: skor 1 untuk pernyataan “ya”, dan 0 untuk pernyataan “tidak”

3) Menghitung skor indikator penilaian dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas

4) Menghitung Nilai dan Kategori Nilai Kepribadian dan Sosial dengan ketentuan sebagaimana ketentuan penilaian kinerja di atas.

5. Tahap Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap kedua, dengan prosedur sebagai berikut:


(3)

a. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan penilaian tahap pertama. Selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang, atau kurang. Untuk menentukan keputusan nilai kinerja guru pemula, kepala sekolah membuat rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru mata pelajaran/kelas pemula (KS-07a) atau rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru BK/Konselor Pemula (KS-07b).

b. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Mata Pelajaran/Kelas Pada program Induksi Guru Pemula atau Guru BK/Konselor oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan pengawas sekolah/madrasah (09a atau KS-09b).

c. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.

d. Pengajuan penerbitan sertifikat PIGP dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik. Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta PIGP telah berhasil menyelesaikan PIGP dengan nilai baik. Guru pemula


(4)

1) Nilai kinerja minimal Baik (minimal 76) 2) Setiap skor indikator kinerja minimal Baik (3)

3) Setiap Nilai Kepribadian dan Sosial minimal Baik (76) Selanjutnya, laporan hasil pelaksanaan PIGP berisi: a. Data sekolah/madrasah;

b. Waktu pelaksanaan PIGP; c. Data guru pemula peserta PIGP;

d. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing; e. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama; f. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;

g. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala sekolah/madrasah.

h. Pengawas sekolah menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

Secara lengkap dapat dilihat pada Form KS-11. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan PIGP:

a. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus CPNS dan PNS mutasi dari jabatan lain disampaikan oleh kepala sekolah/madrasah kepada Kepala Dinas Pendidikan/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah.


(5)

b. Laporan hasil pelaksanaan PIGP yang berstatus bukan PNS disampaikan oleh Kepala Sekolah/Madrasah kepada penyelenggara pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan/Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Format sertifikat PIGP dapat dilihat pada Form U-05.

D. Deskripsi dan Hasil Penilaian Tahap I E. Pembimbing Tugas Lain


(6)