PENGARUH MASERAT LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP HISTOLOGI PANKREAS MENCIT (MUS MUSCULUS SWISS WEBTER) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN.
PENGARUH MASERAT LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP HISTOLOGI PANKREAS MENCIT
(Mus musculus Swiss Webster) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi
Oleh: FIRSDA YUNITA
0901973
PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
Pengaruh Maserat Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Histologi Pankreas Mencit (Mus musculus Swiss Webster) Jantan yang Diinduksi Aloksan
Oleh Firsda Yunita
0901973
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Dr. H. Saefudin, M.Si. NIP. 196307011988031003
Pembimbing II
Dra. Soesy Asiah Soesilawati, M. Si. NIP. 195904011983032002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
(3)
PENGARUH MASERAT LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP HISTOLOGI PANKREAS MENCIT
(Mus musculus Swiss Webster) JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Oleh: FIRSDA YUNITA
0901973
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi
© Firsda Yunita 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(4)
(5)
Pengaruh Maserat Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Histologi Pankreas Mencit (Mus musculus Swiss Webter) Jantan yang Diinduksi Aloksan
ABSTRAK
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh maserat lidah buaya (Aloe vera) terhadap histologi pankreas mencit (Mus musculus) jantan yang diinduksi aloksan telah dilakukan. Aloksan disuntikan sebanyak 0.65 ml/100 gram BB secara intravena. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 25 ekor mencit putih jantan dikelompokkan menjadi lima kelompok, setiap kelompok perlakuan kecuali kelompok kontrol netral diinduksi aloksan sebanyak 0.65 ml/100 gram BB dan diberi terapi dengan pemberian ekstrak daun Aloe vera sebanyak 0.70 gram/100 gram BB/hari, 1.05 gram/100 BB/hari, atau 1.40 gram/100 gram BB/hari. Mencit diberi perlakuan dengan pemberian oral maserat lidah buaya selama 30 hari. Pada hari ke-31 mencit dibedah dan diambil pankreas lalu dibuat preparat. Dihitung jumlah pulau Langerhans dan luas pulau Langerhans dalam satu preparat dengan tiga pengulangan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa maserat Aloe vera dapat memperbaiki gambaran histologi pulau Langerhans yang diinduksi aloksan. Dosis Aloe vera 0.70 ml/100 gram BB/hari merupakan dosis efektif dalam memperbaiki gambaran histologi pulau Langerhans yang diinduksi aloksan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa maserat lidah buaya berpengaruh untuk memperbaiki pulau Langerhans pankreas mencit yang diinduksi aloksan.
(6)
Aloe vera Leaf Gel Macerate Effect to Male Mice (Mus musculus Swiss Webter) Pancreatic Histology with Alloxan-Induced
ABSTRACT
Research with the aim to determine the Aloe vera maserat effect on the histology of the mice (Mus musculus) pancreatic with alloxan-induced male has been done. Alloxan was induced into mice body as much as 0,65 ml/100 g BW intravenously. This research was conducted using 25 male white mice were grouped into five groups, each treatment group except the neutral control group with alloxan-induced as much as 0.65 ml/100 g BW/day and were treated with Aloe vera leaf gel macerate as much 0.70 g/100 g BW/day, 1.05 g/100 g BW/day, or 1.40 g/100 g BW/day. Mice were treated with Aloe vera maserat oral administration for 30 days. On day 31, mice were dissected and pancreas were taken and made preparations. Calculated vast number of islands and islets of Langerhans in the preparations with three repetitions. The results of the data analysis showed that administration of Aloe vera maserat can fix pancreatic histology with alloxan-induced. Aloe vera dose of 0.70 ml/100 g body BW/day is an effective dose in improving pancreatic histology with alloxan-induced. Based on the results of this study concluded that administration of Aloe vera maserat effect can improve the mice islets of Langerhans of the pancreas with alloxan-induced.
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Batasan Masalah ... 2
D. Tujuan ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 3
F. Asumsi ... 3
G. Hipotesis ... 4
BAB II MASERAT LIDAH BUAYA, HISTOLOGI PANKREAS MENCIT JANTAN, DAN INDUKSI ALOKSAN A. Maserat Lidah Buaya ... 5
B. Histologi Pankreas Mencit Jantan ... 11
C. Induksi Aloksan ... 14
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17
B. Desain Penelitian ... 17
C. Populasi dan Sampel ... 18
D. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 18
(8)
1. Tahap Persiapan ... 19
a. Persiapan Alat dan Bahan ... 19
b. Persiapan Hewan Uji Coba (Mus musculus) ... 19
c. Pembuatan maserat Aloe vera ... 19
2. Tahap Pelaksanaan ... 20
a. Penginduksian aloksan ... 20
b. Pemberian maserat Aloe vera ... 20
3. Tahap pembuatan preparat histologi pankreas ... 21
a. Pengambilan Organ Pankreas ... 21
b. Pembuatan Preaparat Histologi ... 21
c. Pewarnaan Hematoxilin-Eosin ... 22
4. Pengamatan dan Analisis Data ... 23
5. Alur Penelitian ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan ... 25
1. Jumlah Pulau Langerhans Pankreas Mencit ... 25
2. Luas Pulau Langerhans ... 27
3. Gambaran Histologi Pankreas Mencit ... 29
B. Pembahasan ... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37
B. Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN ... 44
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Komponen-komponen dalam lidah buaya ...10 3.1 Pengaturan Randomisasi Mencit ...18 3.2 Hasil randomisasi mencit dan jenis perlakuan ... 18 4.1 Rata-Rata Jumlah Pulau Langerhans Preparat Pankreas
Mencit (1000x) ...26 4.2 Rata-Rata Luas Pulau Langerhans Preparat Pankreas Mencit
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Aloe vera (lidah buaya) yang dijadikan maserat ...7
2.2 Mencit (hewan uji coba) ... 11
2.3 Anatomi Tikus ...12
2.4 Histologi pankreas tikus ... 13
3.1 Bagan Alur Penelitian ... 24
4.1 Grafik Rerata Hasil Pengukuran Jumlah Pulau Langerhans Mencit (µ) ...27
4.2 Grafik Rerata Hasil Perhitungan Luas Pulau Langerhans Mencit (pulau). ...28
4.3 Perbandingan preparat pankreas kontrol normal dan kontrol positif ...29
4.4 Perbandingan preparat pankreas kontrol normal dan perlakuan I ...30
4.5 Perbandingan preparat pankreas kontrol normal dan perlakuan II ...30
4.6 Perbandingan preparat pankreas kontrol normal dan perlakuan III ...31
4.7 Perbandingan preparat pankreas kontrol positif dan perlakuan I ...31
4.8 Perbandingan preparat pankreas kontrol positif dan perlakuan II ...32
4.9 Perbandingan preparat pankreas kontrol positif dan perlakuan III ...32
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Data Jumlah dan Luas Pulau Langerhans Pankreas
Mencit Persatuan Luas Pandang ...44 1.1 Data Jumlah Pulau Langerhans Pankreas Mencit
Persatuan Luas Pandang ...44 1.2 Data Luas Pulau Langerhans Pankreas Mencit
Persatuan Luas Pandang ...45 2 Data Berat Badan Mencit selama Aklimatisasi ...46 3 Data Berat Badan Mencit selama Perlakuan ...48 4 Uji Statistika Hasil Pengukuran Jumlah Pulau
Langerhans Pankreas Mencit Setelah Diberi Perlakuan Maserat Daun Aloe vera dengan Software SPSS 18 for
Windows ...50 4.1 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Jumlah
Pulau Langerhans Pankreas Mencit (Mus musculus)
Persatuan Luas Pandang ...50 4.2 Hasil Uji Homogenitas Levene Jumlah Pulau
Langerhans Pankreas Mencit (Mus musculus)
Persatuan Luas Pandang ...50 4.3 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata (Kruskall-Wallis)
Jumlah Pulau Langerhans Pankreas Mencit (Mus
musculus) Persatuan Luas Pandang ...51 4.4 Hasil Uji Perbandingan Post Hoc Tukey Jumlah Pulau
Langerhans Pankreas Persatuan Luas Pandang Mencit
(12)
5 Uji Statistika Hasil Pengukuran Luas Pulau Langerhans Mencit Setelah Diberi Perlakuan Maserat Daun Aloe vera dengan Software SPSS 18 for
Windows ...52
5.1 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pengukuran Luas Pulau Langerhans (Mus musculus) ...52
5.2 Hasil Uji Homogenitas Levene Pengukuran Luas Pulau Langerhans Mencit (Mus musculus) ...52
5.3 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata (ANOVA) Pengukuran Luas Pulau Langerhans Mencit (Mus musculus) ...53
5.4 Hasil Uji Perbandingan Post Hoc Tukey Luas Pulau Langerhans Pankreas Persatuan Luas Pandang Mencit (Mus musculus) ...53
6 Uji Statistika Hasil Pengukuran Berat Badan Mencit Setelah Diberi Perlakuan Maserat Daun Aloe vera dengan Software SPSS 18 for Windows ... 54
6.1 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pengukuran Berat Badan Mencit (Mus musculus) ...54
6.2 Hasil Uji Homogenitas Levene Pengukuran Berat Badan Mencit (Mus musculus) ...54
6.3 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata (ANOVA) Pengukuran Berat Badan Mencit (Mus musculus) ...55
7.1 Daftar Alat yang Digunakan Dalam Penelitian ...56
7.2 Daftar Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian ...57
8 Tabel Konversi Penghitungan Dosis Aloksan ...58
9 Gambar Kegiatan Penelitian ...59
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kadar gula (glukosa) darah merupakan refleksi dari keadaan nutrisi, dan fungsi endokrin. Suatu keadaan ketika kadar glukosa darah sangat tinggi melebihi kadar normal disebut hiperglikemia. Hiperglikemia umumnya terjadi akibat kegagalan sekresi insulin dan atau kerja insulin (El-Soud et al., 2007). Hiperglikemia juga dapat disebabkan apabila sel beta dalam pulau Langerhans tidak dapat menghasilkan insulin atau mengalami defisiensi insulin. Defisiensi insulin menyebabkan gangguan proses biokimia dalam tubuh, yaitu penurunan asupan glukosa ke dalam sel dan peningkatan pelepasan glukosa dari hati ke dalam sirkulasi darah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan tingginya kadar gula darah pada tubuh, jika kondisi ini berlanjut maka tubuh akan menderita diabetes. Penyakit metabolik seperti diabetes cenderung meningkat, dimana angka mortalitas dan morbiditas cukup tinggi. Perlu dicari suatu obat alternatif dari bahan alami yang mengandung bahan aktif yang berfungsi sebagai penurun kadar glukosa darah dan dapat mempercepat regenerasi sel beta pankreas.
Tumbuhan yang mengandung flavonoid, glikosida, alkaloid, terpenoid, dan keratenoid mempunyai efek sebagai anti-diabetes (Kim et al., 2006). Obat-obatan dari bahan kimia memiliki efek tertentu seperti menyebabkan hipoglikemia pada dosis yang lebih tinggi, kerusakan pada hati, asidosis laktat dan diare (Helal
et al., 2003). Hal ini dikarenakan efek samping obat-obatan dari bahan kimia yang
digunakan, sehingga ada kebutuhan untuk agen yang tidak menimbulkan efek samping selama masa pengobatan. Penggunaan tanaman obat yang mempunyai potensi anti-diabetes dalam pengobatan modern penderita DM dapat mengurangi resiko efek samping pada penggunaan dalam waktu yang lama. Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan sebagai tanaman obat anti-diabetes adalah
Aloe vera (lidah buaya).
Penelitian ini diharapkan dapat menemukan pengaruh maserat lidah buaya terhadap histologi pankreas mencit jantan hiperglikemia. Berkaitan dengan hal-hal
(14)
2
tersebut, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan hewan uji mencit putih jantan yang diinduksi aloksan monohidrat yang dimaksudkan untuk merusak sel-sel beta pankreas. Keberhasilan dari agen anti-hiperglikemia ini perlu dibuktikan secara empiris salah satunya melalui pengamatan terhadap pankreas, yang merupakan organ penghasil insulin. Penelitian ini dilakukan dengan melihat histologi organ pankreas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang ada pada tugas akhir ini adalah “Bagaimana pengaruh pemberian maserat lidah buaya (Aloe
vera) terhadap histologi pankreas mencit (Mus musculus Swiss Webster) jantan
yang diinduksi aloksan?”.
Dari rumusan masalah yang ada maka dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian yang diajukan ialah:
1. Apakah pengaruh dari pemberian maserat lidah buaya (Aloe vera) terhadap histologi pankreas mencit (Mus musculus Swiss Webster) jantan yang diinduksi aloksan?
2. Berapakah dosis efektif maserat lidah buaya (Aloe vera) dalam mempengaruhi histologi pankreas mencit (Mus musculus Swiss Webster) jantan yang diinduksi aloksan?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian eksperimental ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai, maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan (Mus musculus Swiss Webster) usia empat bulan.
2. Sampel daun Aloe vera didapat dari tempat budidaya lidah buaya di daerah Subang.
(15)
3
4. Parameter yang diteliti adalah jumlah pulau Lengerhans dan luas pulau Langerhans pankreas mencit (Mus musculus Swiss Webster) jantan pada setiap perlakuan.
5. Dosis aloksan yang digunakan adalah 0,65 ml/100 gram BB yang diberikan sekali pada awal perlakuan (Nugrahani, 2008).
6. Dosis ekstak Aloe vera yang digunakan terdiri dari 3 dosis, yaitu 0,70 ml/ 100 gram BB/ hari; 1,05 ml/ 100 gram BB/ hari; 1,40 ml/ 100 gram BB/ hari.
D. Tujuan Penilitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian maserat lidah buaya (Aloe vera) terhadap histologi pankreas mencit (Mus
musculus Swiss Webster) jantan yang diinduksi aloksan, khususnya terhadap
jumlah dan luas pulau Langerhans.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh pemberian maserat lidah buaya (Aloe vera) terhadap histologi pankreas mencit (Mus musculus Swiss Webster) jantan yang diinduksi aloksan serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
F. Asumsi
1. Senyawa toksin, diabetogenik (aloksan) dapat membuat degenerasi sel β Langerhans pankreas sehingga mengakibatkan produksi insulin sangat rendah atau berhenti sama sekali (Nugroho, 2006).
2. Sel β merupakan terbanyak dalam pulau Langerhans, kerusakan sel β pulau Langerhans dalam jumlah besar ditandai dengan penurunan jumlah dan luas pulau Langerhans (Vessal et al., 2003).
3. Aloe emodin, antrakuinon, dan turunan zat flavonoid lainnya yang terkandung didalam Aloe vera merupakan zat anti-hiperglikemia (Widowati W., 2008).
(16)
4
4. Senyawa aktif golongan polifenol dan antioksidan pada tanaman mempunyai aktivitas antioksidan dan anti-diabetes (Widowati, 1997). 5. Pemberian agen anti-diabetes masih dapat merangsang kemampuan sel β
Langerhans pankreas untuk mensekresi insulin (Helal et al., 2003).
G. Hipotesis
Berdasarkan asumsi-asumsi yang disebutkan, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah pemberian maserat daun Aloe vera berpengaruh terhadap histologi pankreas mencit jantan (Mus musculus Swiss Webster) yang diinduksi aloksan.
(17)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan pengadaan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 2003).
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dimana terdapat kelompok perlakuan dan kontrol dengan faktor lingkungan yang homogen (Nazir, 2003). Kelompok hewan uji terdiri dari lima kelompok. Kelompok perlakuan pemberian maserat Aloe vera terdiri dari tiga kelompok. Masing-masing kelas diberi perlakuan dengan pemberian maserat daun
Aloe vera 0,70 ml/100 gram BB/hari; 1,05 ml/100 gram BB/hari; 1,40 ml/100
gram BB/hari. Kemudian terdapat kontrol netral, kelompok ini terdiri dari kelompok mencit yang tidak diberi perlakuan, lalu kontrol positif, tidak diberi maserat Aloe vera namun diberi aloksan. Banyaknya pengulangan (replikasi) yang dilakukan diperoleh dari Gomez & Gomez (1995) yaitu:
(T – 1) (r – 1) > 15 (5 – 1) (r – 1) > 15 4r – 4 > 15
r > 19/4 Keterangan: T = jumlah perlakuan
r > 5 r = jumlah replikasi
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah pengulangan yang dilakukan untuk setiap perlakuan ialah r > 5. pengulangan yang dibutuhkan pada setiap kelompok sebanyak 5 kali atau 5 ekor mencit sehingga jumlah total mencit yang digunakan sebanyak 25 ekor ditunjukkan dari hasil perhitungan diatas. Setiap mencit diberi nomor (125) dan setiap kandang diberi tanda (AE) untuk
(18)
18
menunjukkan kelompok yang berbeda. Setelah itu, randomisasi dilakukan untuk pengelompokan setiap mencit sehingga didapatkan kelompok mencit yang akan menempati setiap kandang.
Tabel 3.1 Pengaturan Randomisasi Mencit.
1C 2A 3E 4E 5C
6C 7E 8A 9A 10C
11B 12D 13A 14D 15D 16B 17E 18D 19E 20C 21B 22B 23D 24B 25A
Tabel 3.2 Hasil randomisasi mencit dan jenis perlakuan.
Kandang Perlakuan NomorMencit
A Kontrol netral 2 25 8 13 9
B Kontrol positif 22 11 16 21 24
C Aloe vera 0,70 ml/ 100 g BB/ hari 10 5 1 20 6 D Aloe vera 1,05 ml/ 100 g BB/ hari 12 23 14 15 18 E Aloe vera 1,40 ml/ 100 g BB/ hari 17 4 19 3 7
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mencit (Mus musculus) jantan. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah pulau Langerhans pankreas mencit (Mus musculus) jantan usia empat bulan.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Perlakuan dilakukan di kandang mencit pribadi di Geger Kalong, Bandung. Pengamatan sampel dilakukan di Laboratorium Struktur Tumbuhan Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini yaitu kurang lebih dua bulan.
(19)
19
E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian dipersiapkan. Daftar alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yang digunakan terdapat pada Lampiran 7.
b. Persiapan Hewan Uji Coba (Mus musculus)
Hewan yang digunakan adalah 25 ekor mencit (Mus musculus) jantan albino dengan berat sekitar (20-30 gram). Mencit ini didapat pertama kali saat berumur tiga bulan dan sebelum ke tahap perlakuan, seluruh hewan percobaan diaklimatisasi selama 30 hari hingga usianya mencapai empat bulan. Penimbangan berat badan dilakukan selama aklimatisasi dan selama perlakuan. Dua puluh lima ekor mencit (Mus musculus) ini dipelihara dalam lima kandang yang dipelihara di rumah di kawasan Geger Kalong. Kandang mencit terbuat dari wadah plastik berukuran 28 cm x 30 cm x 12 cm. Wadah plastik diberi medium tempat hidup mencit berupa serutan kayu. Bagian atas bak ditutupi ram kawat untuk mencegah mencit keluar dari kandang. Kandang diberi tempat minum mencit sebanyak satu buah setiap kandang. Keadaan selama aklimatisasi dan perlakuan dikontrol pada kisaran lingkungan yang tetap dengan tujuan agar hewan uji beradaptasi dengan kondisi yang akan ditempati selama percobaan. Selama percobaan suhu ruangan berkisar antara 23oC-27oC. Makanan yang diberikan adalah PC 551 sebanyak 5 gram/ekor mencit dan minum berupa air matang dengan cara ad libitum. Pencahayaan dilakukan selama 12 jam/hari dari pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB.
c. Pembuatan Maserat Lidah Buaya (Aloe vera)
Pembuatan maserat lidah buaya dilakukan dengan. Metode maserasi atau perendaman (Pachanawan et al., 2008) dengan beberapa modifikasi. Pelarut yang digunakan dalam pembuatan maserat ini adalah alkohol 70%. Sampel Aloe vera
(20)
20
adalah daun lidah buaya yang berasal dari perkebunan lidah buaya di Subang, Jawa Barat. Determinasi didasarkan pada buku klasifikasi Conqruist. Dilanjutkan dengan pemilihan daun yang berdaging banyak.
Tanaman direndam pada pelarut dengan perbandingan 1:2 (w/v), pada penelitian ini digunakan 500 gram potongan gel yang telah dianginkan selama 48 jam untuk menghilangkan eksudatnya dan dilarutkan dalam 1 L alkohol 70%. Perendaman dilakukan selama 72 jam untuk melarutkan komponen bioaktifnya kemudian dilakukan penyaringan bertahap untuk memisahkan larutan dengan ampas potongan tanaman. Terakhir dilakukan evaporasi alkohol pada suhu ruang untuk menghasilkan ekstrak dalam akuades. Hasil ekstrak akhir diuji kandungannya dengan menggunakan GCMS OP-2010 Ultra yang dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik UPI Bandung.
2. Tahap Pelaksanaan a. Penginduksian Aloksan
Aloksan merupakan derivat pirimidin sederhana yang merusak sel beta pankreas sehingga menurunkan produksi insulin. Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan induksi pemberian aloksan untuk menciptakan keadaan hiperglikemik pada mencit (Mus musculus). Aloksan yang didapatkan dalam bentuk serbuk 10 gram yang kemudian dilarutkan dengan akuades sebanyak 1 L. Dalam percobaan ini mencit disuntikan aloksan sebanyak 0,65 ml/ 100 gram BB secara intravena melalui ekor (Nugrahani, 2008). Hewan percobaan yang telah diadaptasi selama 1 minggu diinduksi dengan aloksan 0,65 ml/ 100 gram BB secara intravena melalui ekornya. Pemberian aloksan dilakukan satu sekali lalu untuk melihat pengaruhnya dilakukan optimasi selama 72 jam (Simanjuntak et al., 2002).
b. Pemberian Maserat Aloe vera
Pemberian maserat Aloe vera dilakukan selama 30 hari secara gavage, satu kali dalam sehari. Tiap mencit dalam kelompok perlakuan diberi maserat Aloe
(21)
21
perlakuan. Jarum gavage digunakan pada saat pemberian maserat lidah buaya terhadap hewan uji, dimana hewan percobaan dibagi 5 kelompok :
a. Kelompok I adalah kelompok kontrol netral yang tidak diberi induksi apapun.
b. Kelompok II adalah kelompok kontrol positif yaitu hewan yang diberi induksi aloksan namun tidak diberi maserat Aloe vera.
c. Kelompok III adalah kelompok hewan hasil induksi aloksan yang diberi maserat lidah buaya dengan dosis 0,70 ml/ 100 gram BB/ hari
d. Kelompok IV adalah kelompok hewan hasil induksi aloksan yang diberi maserat lidah buaya dengan dosis 1,05 ml/ 100 gram BB/ hari.
e. Kelompok V adalah kelompok hewan hasil induksi aloksan yang diberi maserat lidah buaya dengan dosis 1,40 ml/ 100 gram BB/ hari.
Penggunaan tabel konversi Laurence & Bacharach (1964) digunakan dalam penentuan dosis yang didasarkan pada penelitian yang pernah dilakukan pada tikus putih dengan nilai konversi tikus putih 200 gram ke mencit 20 gram senilai 0,14 (Lampiran 7).
3. Tahap Pembuatan Preparat Histologi Pankreas a. Pengambilan Organ Pankreas
Pada akhir perlakuan (hari ke-30 pasca induksi aloksan dan maserat Aloe
vera) semua mencit dilakukan pembedahan dengan penyayatan pada kulit dan otot
abdominal hingga rongga perut terbuka. Selanjutnya dilakukan pengambilan organ pankreas. Pankreas yang telah dipisahkan dari tubuh hewan dibersihkan dengan larutan NaCl 0,9% lalu diukur panjang dan beratnya. Setelah itu, organ pankreas difiksasi dengan formalin 10% sampai tahap pembuatan blok parafin.
b. Pembuatan Preparat Histologi
Pembuatan preparat histopatologi pada organ pankreas dilakukan dengan prosedur sebagai berikut;
i. Fiksasi
(22)
22
ii. Dehidrasi
Pankreas yang sudah difiksasi dengan formalin dipindahkan kedalan larutan alkohol bertingkat (60 %, 70 %, 80 %, 90 %, 96 %, alkohol absolut) masing-masing selama 2 jam.
iii. Penjernihan
Setelah itu organ dimasukan kedalam larutan alkohol absolut yang dicampur dengan xilol (1:1) selama 10 menit. Kemudian organ dipindahkan kedalam xilol murni selama 15 menit.
iv. Penanaman
Organ yang sudah jernih dipindahkan kedalam campuran xilol parafin lunak (1:1) lalu dimasukan kedalam oven dengan suhu 48oC selama 30 menit. Setelah itu dipindahkan kedalam parafin lunak murni lalu dimasukan kembali kedalam oven dengan suhu 48oC selama 1 jam. Lalu dipindahkan lagi kedalam parafin keras dan dimasukan kedalam oven 58oC selama 1.5 jam. Setelah itu dilakuakan embedding (penanaman organ di blok) dengan ukuran blok 2x1.
v. Penyayatan
Setelah pembuatan blok selesai diamkan blok parafin sampai keras dan siap untuk disayat. Setelah itu masing-masing blok disayat dengan ketebalan 4 (empat) mikron dengan alat mikrotom, lalu lembaran-lembaran atau pita parafin hasil penyayatan dilekatkan diatas object glass yang sudah diberi larutan Haupt dan akuades dan dapat dilakukan pewarnaan.
c. Pewarnaan Hematoksilin Eosin
Pewarnaan yang akan dilakukan adalah pewarnaan hematoxylin-eosin. Pewarnaan hematoksilin-eosin (HE) termasuk dalam jenis pewarnaan ganda (double straining) karena dua jenis zat warna digunakan untuk pengamatan struktur umum jaringan. Pada pewarnaan ganda umumnya pewarna yang digunakan satu bersifat asam dan yang lain bersifat basa. Kekontrasan dan pengenalan bagian tertentu dapat lebih cepat dan lebih jelas terlihat disebabkan perpaduan sifat tersebut bagian-bagian yang bersifat asidofilik dan basofilik.
(23)
23
Tahapan yang dilakukan dalam pewarnaan HE dimulai dengan proses deparafinisasi, yaitu penghilangan parafin dengan memasukkan preparat ke dalam seri larutan xilol III, xilol II, dan xilol I. Kemudian dilanjutkan dengan proses rehidrasi, yaitu dengan memasukkan preparat ke dalam seri larutan alkohol absolut sampai alkohol 70% secara berurutan. Preparat diwarnai dengan pewarna hematoksilin dilanjutkan dengan pencucian dalam akuades. Setelah itu preparat diwarnai dengan eosin lalu preparat dimasukan kedalam alkohol bertingkat mulai alkohol 70% sampai alkohol absolut setelah itu dilakukan penjernihan (clearing) dengan xilol murni. Sediaan ditutup dengan cover glass (mounting) dan siap untuk dilakukan pengamatan di bawah mikroskop.
4. Pengamatan dan Analisis Data
Parameter pengamatan adalah perubahan gambaran histologi pankreas mencit secara kuantitatif, yaitu jumlah pulau Langerhans dan luas pulau Langerhans. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya, dan mikrometer serta didokumentasikan dengan pemotretan menggunakan digital camera (Nikon Coolpix S4100). Penghitungan jumlah pulau Langerhans, dilakukan pada tiga lapang pandang pada satu preparat pada perbesaran 1000x yang berbeda secara acak pada setiap preparat jaringan. Penghitungan luas pulau Langerhans dilakukan satu lapang pandang pada satu preparat pada perbesaran 1000x yang berbeda secara acak pada setiap preparat jaringan. Data yang didapatkan diuji nilai normalitas, homogenitas dan signifikansinya.
Test of Normality (Kolmogorov-Smimov) digunakan untuk uji normalitas
dan Test of Homogenity of Variances (Levene Statistic) digunakan untuk uji homogenitas. Data yang berdistribusi normal atau bervarian homogen dianalisis secara statistik parametrik yaitu, analisis varian (ANOVA). Data yang memiliki nilai signifikansi dibawah 0,5 pada uji ANOVA kemudian diuji lebih lanjut dengan uji lanjut Post Hoc LSD untuk mengetahui data yang tidak memiliki perbedaan signifikan terhadap data lainnya. Software PASW Statistics 18 digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini.
(24)
24
5. Alur Penelitian
Urutan penjelasan mengenai prosedur penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:
(25)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian maserat Aloe vera dapat memperbaiki kerusakan pada pankreas yang disebabkan oleh induksi aloksan. Perbaikan tersebut dilihat dari meningkatnya jumlah dan luas pulau Langerhans pankreas mencit. Dosis maserat Aloe vera 0,70 ml/100 gram BB merupakan dosis efektif dalam perbaikan pulau Langerhans pankreas mencit.
B. Saran
Penelitian perlu dilanjutkan dengan pewarnaan imunohistokima untuk mengetahui korelasi lebih spesifik antara distribusi sel β pankreas dengan perbaikan pulau Langerhans. Waktu pemberian maserat Aloe vera perlu ditambah guna mengetahui lebih lanjut hasil yang ditunjukkan dari pemberian maserat.
(26)
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.
Banerjee, M. & Bhonde, R. R. (2003). Islet Generation From Intra Islet
Precursor Cells of Diabetic Pancreas: In Vitro Studies Depicting In Vivo Differentiation. Jop,4(4), 137-145.
Baynes, J. W. & Dominiczak, M. H. (2005). Medical Biochemistry (2nd ed.). China: Elsivier Mosby.
Bernard, C., Berthault, M. F., Saulnier, C., & Ktorza, A. (1999). Neogenesis vs.
Apoptosis as Main Components of Pancreatic β Cell Mass Changes in Glucose-Infused Normal and Mildly Diabetic Adult Rats, FASEB Journal,
13:1195-1205.
Bloom, H., Briggs, L. H., & Cleverley, B. (1959). Physical Properties of
Anthraquinone and Its Derivatives. Part I. Infrared spectra. Journal of the
Chemical Society (Resumed), 33: 178-185.
Boorman, G. A., & Beth, W. G. (1999). Pathology of The Mouse. USA: Cache River Press. Pp 191-193.
Butler, A. E., Janson, J., Bonner-Weir, S., Ritzel, R., Rizza, R. A., & Butler, P. C. (2001). Cell Deficit and Increased Cell Apoptosis in Humans with Type 2
Diabetes. Diabetes, 32: 102-110.
Conqruist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press.
Doxey. (1995). Platelet-Derived Growth Factor Levels in Wounds of Diabetic
Rat. Life Sciences, 1111-1123.
El-Soud, N. H., Khalil, M. Y., Hussein, J. S., Oraby, F., & Farrag, A. H. (2007).
Antidiabetic Effects of Fenugreek Alkaliod Extract in Streptozotocin Induced Hyperglycemic Rats. Journal of Applied Sciences Research,
1073-1083.
Fit. (1983). Aloe vera: The Miracle Plant. Anderson World Books. Inc., Mountain View. Florida. USA.
(27)
39
Furnawanthi, I. (2002). Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Ganiswarna. (1995). Farmakologi dan Terapi. Ed ke-4. Diterjemahkan oleh Rianto Setiabudy, dkk. Jakarta: FKUI.
Gerritson M. E., Carley W. W., Ranges G. E., Shen C. P., & Phan S. A. (1995).
Flavonoids Inhibit Cytokine-Induced Endothelial Cell Adhesion Protein Gene Expression. Am J Pathol, 147(2): 278-92.
Gomez K. A., & Gomez A. A. (1995). Statistical For Agricultural Research. USA: John Wiley & Son. Inc.
Guyton A. C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh Irawati Setiawan. Jakarta: EGC.
Guz, Y., Nasir, I., & Teitelman, G. (2001). Regeneration of Pancreatic β Cells From Intra-Islet Precursor Cells in an Experimental Model of Diabetes.
Endocrinology, 142(11): 4956-4968.
Hamman, J. H. (2008). Composition and Applications of Aloe vera Leaf Gel. Journal of Molecules, 13: 1599-1616.
Handa, S. S., Khanuja, S. P. S., Longo, G., & Rakesh, D. D. (2008). Extraction
Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. Trieste: International
Centre for Science and High Technology.
Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tetumbuhan. Bandung. ITB.
Helal, E. G., Hasan, M. H., Mustafa, A. M., & Al-Kamel, A. (2003). Effect of
Aloe vera Extract on Some Physiological Parameters in Diabetic Albino Rats. The Egyptian Journal of Hospital Medicine, 53-61.
Henry, R. (1979). An Up Dated Review of Aloe vera. Cosm. and Toiletri, 94: 2-50 Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid 1. Badan Litbang
Kehutanan (Penerjemah), Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.
Hii, C. S. T. & Howell, S. L. (1985). Effects of Flavonoids on Insulin Secretion
and 45Ca2+ Handling in Rat Islets of Langerhans. Journal of
(28)
40
Hu, Y., Xu, J., & Hu, Q. (2003). Evaluation of Antioxidant Potential of Aloe vera
(Aloe barbadensis Miller) extracts. Journal of Agricultural and Food
Chemistry, 51(26), 7788-7791.
IM Walde, S. S., Dohle, C., Schott-Ohly, P., & Gleichmann, H. (2002). Molecular
Target Structures in Alloxan Induced diabetes in mice. Life Sciences,
71(14), 1681-1694.
Irianto K. (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: Irama Widya.
Kalaivani, A., Umamaheswari, A., Vinayagam, A., & Kalaivani, K. (2008).
Anti-Hyperglycemic and Antioxidant Properties of Cassia Auriculataleaves and Flowers on Alloxan Induced Diabetic Rats. Pharmacologyonline, 204-217.
Kim, J. S., Ju , J. B., Choi , C. W., & Kim, S. C. (2006). Hypoglycemic and
Antihyperlipidemic Effect of Four Korean Medicinal Plants in Alloxan Induced Diabetic Rats. American Journal of Biochemistry and
Biotechnology, 154-160.
Klein, G., Kim, J., Himmeldirk, K., Cao, Y., & Chen, X. (2007). Antidiabetes and
Anti-obesity Activity of Lagerstroemia speciosa. Antidiabetic compounds
from banaba, 401–407.
Laurence, D. R. & Bennet, P. N. (1992). Clinical Pharmacology. Ed ke-7. New York: Churcil Livingstone.
Laurence J., & Bacharach, M. (1964). Analytical Toxology. Philadelphia: CRC Press.
Lienhard, G. E., Slot, J. W., James, D. E., & Mueckler, M. M. (1992). How Cells
Absorb Glucose. Scientific American, 86-91.
Malaisse, W. J., Lagae, F. M., Sener, A. & Pipeleers, D. G. (1982). Determinants
of The Selective Toxicity of Alloxan to The Pancreatic B Cell. Proc. Nad
Acad. Sci. USA 79 , 927-930.
Mukkamala, Ravindranath, Weiss, & Richard G. (1996). Physical Gelation of
Organic Fluids by Anthraquinone-Steroid-Based Molecules. Structural Features Influencing The Properties of Gels. Langmuir, 12.6: 1474-1482.
(29)
41
Musthafa, Z. (2000). Peran Antioksidan dalam Penghambatan Aterosklerosis
pada Tikus Wistar Diabetes Melitus. Cermin Dunia Kedokteran, 32-33.
Moriwaki, K. (1994). Genetic in Wild Mice. Its Application to Biomedical Research. Tokyo: Karger.
Morsy, E. M. (1991). The Final Technical Report of Aloe vera: Stabilization and
Processing for The Cosmetics Beverage and Food Industries. Aloe
Industry and Technology Institute. Phoenix. USA.
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nihlatussania, S. (2012). Keefektifan Insektisida Nabati dengan Dua Metode
Ekstraksi yang Berbeda. Bogor: IPB.
Nugrahani, A. R. (2008). Uji Penurunan Kadar Glukosa Darah Infusa Herba
Daun Sendok (Plantago mayor L.) pada Kelinci Jantan yang Dibebani Glukosa. Surakarta. UMS.
Nugroho, A. E. (2006). Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi Dan
Mekanisme Aksi Diabetogenik. Biodiversitas, 378-382.
Noor, A., Gunasekaran, S., Soosai Manickam, A., & Vijayalakshmi, M. A. (2008). Antidiabetic Activity of Aloe vera and Histology of Organs in
Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Current science, 94(8), 1070-1076.
Nuraliev, I. U. N., & Avezov, G. A. (1992). The Efficacy of Quercetin in Alloxan
Diabetes. Eksperimental'naia i klinicheskaia farmakologiia, 55(1), 42.
Pachanawan A, Pumkhachorn P, & Rattanachaikunsopon P. (2008). Potential of
Psidium guajava Supplemented Fish Diets in Controlling Aeromonas hydrophila Infection in Tilapia (Oreochromis niloticus). International
Journal of Pharma and Bio Sciences, 106: 419–424.
Pecere, T., Gazzola, M.V., Mucignat, C., Parolin, C., Vecchia, F.D., Cavaggioni, A., Basso, G., Diaspro, A., Salvato, B., Carli, M. & Palu, G. (2000).
Aloe-emodin is a new type of anticancer agent with selective activity against neuroectodermal tumor. Cancer Res, 60: 2800–2804.
Purwaningsih S., Salamah E., & Ayuningrat, E. (2008). Penapisan awal
komponen bioaktif dari kijing taiwan (Anadonta woodiana Lea.) sebagai senyawa antioksidan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 11(2): 119-132.
(30)
42
Ressang A. A. (1963). Patologi Khusus Veteriner. Denpasar: Bali Cattle Desease. Rattan, S. I. S., Eskildsen-Helmond, Y. E. G., & Beedholm, R. (2004). Molecular
Mechanisms of Anti-Aging Hormetic Effects of Mild Heat Stress on Human Cells. Biol Toxicol Med, 2(2): 105–16.
Runiana, E. D. (2009). Distribusi Sel Insulin Pankreas pada Tikus Hiperglikemia
yang Diberi Diet Tempe. Bogor: IPB.
Schloithe, Ann C., Woods. C. M., & Saccone, Gino T. P. (1995). An isolated rat
pancreas preparation for studying pancreatic spinal mechano sensitive and chemosensitive afferent activity. Department of Surgery. Flinders
University. Adelaide, South Australia.
Scoebi, Ian N. (2007). Atlas of Diabetes Mellitus 3th. Informa. UK Ltd.
Setijono, M. M. (1985). Mencit (Mus musculus) Sebagai Hewan Percobaan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed ke-2. Diterjemahkan: Brahn U. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Simanjuntak JW, Badjongga HT, Yulinah, & Andreanus AS. (2002). Pengaruh
Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia jack) pada Organ Reproduksi, Testosteron dan Perilaku Seksual Tikus Sprague Dawley Jantan dan Mencit ddY Jantan. Sekolah Farmasi. Bandung. ITB.
Skinner, H. A. (1949). The Origin of Medical Term. The Williams and Wilkins. Baltimore.
Slack, J. M. W. (1995). Developmental Biology of The Pancreas. ICRF Developmental Biology Unit, Department of Zoology, Oxford University, South Parks Road, UK.
Squires, J. E. (2003). Applied Animal Endocrinology. UK: CABI Publishing. Szkudelski, T. (2001). The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B
Cells of The Rat Pancreas. Physiological Research, 50(6), 537-546.
Tjokroprawiro, A. (2001). Diabetes Melitus, Klasifikasi, Diagnosa dan Terapi. Gramedia Pustaka Utama.
(31)
43
Vesal, M., Zal, F., & Vaseei, M. (2003). Effects of Teucrium Polium on Oral
Glucose Tolerance Test, Regeneration of Pancreatic Islets and Activity of Hepatic Glucokinase in Diabetic Rats. Archives of Iranian Medicine, 6(1):
35-39.
Voigt, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Watkins D, Cooperstein SJ, & Lazarow. (2008). A. Effect of alloxan on
permeability of pancreatic islet tissue in vitro.
Widowati , W. (2008). Potensi Antioksidan Sebagai Antidiabetes. JKM, 1-11. Widowati, L., Dzulkarnain, B., & Sa'roni. (1997). Tanaman Obat untuk Dibetes
Mellitus. Cermin Dunia Kedokteran, 53-60.
Winarto, A. (2007). Pengaruh Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Gambaran Sel β Pankreas dan Efek Hipoglikemik Glibenklamid pada Tikus Jantan galur wistar Diabetik. Fakultas Kedokteran Hewan.
Bogor: IPB.
Yagi, A. (1997). Isolation and Characterization of The Glycoprotein Fraction
with Aproliferation-Promoting Activity on Human and Hamster Cells In-Vitro from Aloe vera Gel. Planta Medica, 63: 18-21.
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.
Banerjee, M. & Bhonde, R. R. (2003). Islet Generation From Intra Islet
Precursor Cells of Diabetic Pancreas: In Vitro Studies Depicting In Vivo Differentiation. Jop,4(4), 137-145.
Baynes, J. W. & Dominiczak, M. H. (2005). Medical Biochemistry (2nd ed.). China: Elsivier Mosby.
Bernard, C., Berthault, M. F., Saulnier, C., & Ktorza, A. (1999). Neogenesis vs.
Apoptosis as Main Components of Pancreatic β Cell Mass Changes in Glucose-Infused Normal and Mildly Diabetic Adult Rats, FASEB Journal,
13:1195-1205.
Bloom, H., Briggs, L. H., & Cleverley, B. (1959). Physical Properties of
Anthraquinone and Its Derivatives. Part I. Infrared spectra. Journal of the
Chemical Society (Resumed), 33: 178-185.
Boorman, G. A., & Beth, W. G. (1999). Pathology of The Mouse. USA: Cache River Press. Pp 191-193.
Butler, A. E., Janson, J., Bonner-Weir, S., Ritzel, R., Rizza, R. A., & Butler, P. C. (2001). Cell Deficit and Increased Cell Apoptosis in Humans with Type 2
Diabetes. Diabetes, 32: 102-110.
Conqruist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press.
Doxey. (1995). Platelet-Derived Growth Factor Levels in Wounds of Diabetic
Rat. Life Sciences, 1111-1123.
El-Soud, N. H., Khalil, M. Y., Hussein, J. S., Oraby, F., & Farrag, A. H. (2007).
Antidiabetic Effects of Fenugreek Alkaliod Extract in Streptozotocin Induced Hyperglycemic Rats. Journal of Applied Sciences Research,
1073-1083.
Fit. (1983). Aloe vera: The Miracle Plant. Anderson World Books. Inc., Mountain View. Florida. USA.
(2)
Furnawanthi, I. (2002). Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Ganiswarna. (1995). Farmakologi dan Terapi. Ed ke-4. Diterjemahkan oleh Rianto Setiabudy, dkk. Jakarta: FKUI.
Gerritson M. E., Carley W. W., Ranges G. E., Shen C. P., & Phan S. A. (1995).
Flavonoids Inhibit Cytokine-Induced Endothelial Cell Adhesion Protein Gene Expression. Am J Pathol, 147(2): 278-92.
Gomez K. A., & Gomez A. A. (1995). Statistical For Agricultural Research. USA: John Wiley & Son. Inc.
Guyton A. C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Diterjemahkan oleh Irawati Setiawan. Jakarta: EGC.
Guz, Y., Nasir, I., & Teitelman, G. (2001). Regeneration of Pancreatic β Cells From Intra-Islet Precursor Cells in an Experimental Model of Diabetes.
Endocrinology, 142(11): 4956-4968.
Hamman, J. H. (2008). Composition and Applications of Aloe vera Leaf Gel. Journal of Molecules, 13: 1599-1616.
Handa, S. S., Khanuja, S. P. S., Longo, G., & Rakesh, D. D. (2008). Extraction
Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. Trieste: International
Centre for Science and High Technology.
Harborne, J. B. (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tetumbuhan. Bandung. ITB.
Helal, E. G., Hasan, M. H., Mustafa, A. M., & Al-Kamel, A. (2003). Effect of
Aloe vera Extract on Some Physiological Parameters in Diabetic Albino Rats. The Egyptian Journal of Hospital Medicine, 53-61.
Henry, R. (1979). An Up Dated Review of Aloe vera. Cosm. and Toiletri, 94: 2-50 Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid 1. Badan Litbang
Kehutanan (Penerjemah), Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.
Hii, C. S. T. & Howell, S. L. (1985). Effects of Flavonoids on Insulin Secretion
and 45Ca2+ Handling in Rat Islets of Langerhans. Journal of
(3)
Hu, Y., Xu, J., & Hu, Q. (2003). Evaluation of Antioxidant Potential of Aloe vera
(Aloe barbadensis Miller) extracts. Journal of Agricultural and Food
Chemistry, 51(26), 7788-7791.
IM Walde, S. S., Dohle, C., Schott-Ohly, P., & Gleichmann, H. (2002). Molecular
Target Structures in Alloxan Induced diabetes in mice. Life Sciences,
71(14), 1681-1694.
Irianto K. (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: Irama Widya.
Kalaivani, A., Umamaheswari, A., Vinayagam, A., & Kalaivani, K. (2008).
Anti-Hyperglycemic and Antioxidant Properties of Cassia Auriculataleaves and Flowers on Alloxan Induced Diabetic Rats. Pharmacologyonline, 204-217.
Kim, J. S., Ju , J. B., Choi , C. W., & Kim, S. C. (2006). Hypoglycemic and
Antihyperlipidemic Effect of Four Korean Medicinal Plants in Alloxan Induced Diabetic Rats. American Journal of Biochemistry and
Biotechnology, 154-160.
Klein, G., Kim, J., Himmeldirk, K., Cao, Y., & Chen, X. (2007). Antidiabetes and
Anti-obesity Activity of Lagerstroemia speciosa. Antidiabetic compounds
from banaba, 401–407.
Laurence, D. R. & Bennet, P. N. (1992). Clinical Pharmacology. Ed ke-7. New York: Churcil Livingstone.
Laurence J., & Bacharach, M. (1964). Analytical Toxology. Philadelphia: CRC Press.
Lienhard, G. E., Slot, J. W., James, D. E., & Mueckler, M. M. (1992). How Cells
Absorb Glucose. Scientific American, 86-91.
Malaisse, W. J., Lagae, F. M., Sener, A. & Pipeleers, D. G. (1982). Determinants
of The Selective Toxicity of Alloxan to The Pancreatic B Cell. Proc. Nad
Acad. Sci. USA 79 , 927-930.
Mukkamala, Ravindranath, Weiss, & Richard G. (1996). Physical Gelation of
Organic Fluids by Anthraquinone-Steroid-Based Molecules. Structural Features Influencing The Properties of Gels. Langmuir, 12.6: 1474-1482.
(4)
Musthafa, Z. (2000). Peran Antioksidan dalam Penghambatan Aterosklerosis
pada Tikus Wistar Diabetes Melitus. Cermin Dunia Kedokteran, 32-33.
Moriwaki, K. (1994). Genetic in Wild Mice. Its Application to Biomedical Research. Tokyo: Karger.
Morsy, E. M. (1991). The Final Technical Report of Aloe vera: Stabilization and
Processing for The Cosmetics Beverage and Food Industries. Aloe
Industry and Technology Institute. Phoenix. USA.
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nihlatussania, S. (2012). Keefektifan Insektisida Nabati dengan Dua Metode
Ekstraksi yang Berbeda. Bogor: IPB.
Nugrahani, A. R. (2008). Uji Penurunan Kadar Glukosa Darah Infusa Herba
Daun Sendok (Plantago mayor L.) pada Kelinci Jantan yang Dibebani Glukosa. Surakarta. UMS.
Nugroho, A. E. (2006). Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi Dan
Mekanisme Aksi Diabetogenik. Biodiversitas, 378-382.
Noor, A., Gunasekaran, S., Soosai Manickam, A., & Vijayalakshmi, M. A. (2008). Antidiabetic Activity of Aloe vera and Histology of Organs in
Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Current science, 94(8), 1070-1076.
Nuraliev, I. U. N., & Avezov, G. A. (1992). The Efficacy of Quercetin in Alloxan
Diabetes. Eksperimental'naia i klinicheskaia farmakologiia, 55(1), 42.
Pachanawan A, Pumkhachorn P, & Rattanachaikunsopon P. (2008). Potential of
Psidium guajava Supplemented Fish Diets in Controlling Aeromonas hydrophila Infection in Tilapia (Oreochromis niloticus). International
Journal of Pharma and Bio Sciences, 106: 419–424.
Pecere, T., Gazzola, M.V., Mucignat, C., Parolin, C., Vecchia, F.D., Cavaggioni, A., Basso, G., Diaspro, A., Salvato, B., Carli, M. & Palu, G. (2000).
Aloe-emodin is a new type of anticancer agent with selective activity against neuroectodermal tumor. Cancer Res, 60: 2800–2804.
Purwaningsih S., Salamah E., & Ayuningrat, E. (2008). Penapisan awal
komponen bioaktif dari kijing taiwan (Anadonta woodiana Lea.) sebagai senyawa antioksidan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 11(2): 119-132.
(5)
Ressang A. A. (1963). Patologi Khusus Veteriner. Denpasar: Bali Cattle Desease. Rattan, S. I. S., Eskildsen-Helmond, Y. E. G., & Beedholm, R. (2004). Molecular
Mechanisms of Anti-Aging Hormetic Effects of Mild Heat Stress on Human Cells. Biol Toxicol Med, 2(2): 105–16.
Runiana, E. D. (2009). Distribusi Sel Insulin Pankreas pada Tikus Hiperglikemia
yang Diberi Diet Tempe. Bogor: IPB.
Schloithe, Ann C., Woods. C. M., & Saccone, Gino T. P. (1995). An isolated rat
pancreas preparation for studying pancreatic spinal mechano sensitive and chemosensitive afferent activity. Department of Surgery. Flinders
University. Adelaide, South Australia.
Scoebi, Ian N. (2007). Atlas of Diabetes Mellitus 3th. Informa. UK Ltd.
Setijono, M. M. (1985). Mencit (Mus musculus) Sebagai Hewan Percobaan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed ke-2. Diterjemahkan: Brahn U. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Simanjuntak JW, Badjongga HT, Yulinah, & Andreanus AS. (2002). Pengaruh
Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia jack) pada Organ Reproduksi, Testosteron dan Perilaku Seksual Tikus Sprague Dawley Jantan dan Mencit ddY Jantan. Sekolah Farmasi. Bandung. ITB.
Skinner, H. A. (1949). The Origin of Medical Term. The Williams and Wilkins. Baltimore.
Slack, J. M. W. (1995). Developmental Biology of The Pancreas. ICRF Developmental Biology Unit, Department of Zoology, Oxford University, South Parks Road, UK.
Squires, J. E. (2003). Applied Animal Endocrinology. UK: CABI Publishing. Szkudelski, T. (2001). The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B
Cells of The Rat Pancreas. Physiological Research, 50(6), 537-546.
Tjokroprawiro, A. (2001). Diabetes Melitus, Klasifikasi, Diagnosa dan Terapi. Gramedia Pustaka Utama.
Utami, P & Tim Lentera. (2003). Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes
(6)
Vesal, M., Zal, F., & Vaseei, M. (2003). Effects of Teucrium Polium on Oral
Glucose Tolerance Test, Regeneration of Pancreatic Islets and Activity of Hepatic Glucokinase in Diabetic Rats. Archives of Iranian Medicine, 6(1):
35-39.
Voigt, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Watkins D, Cooperstein SJ, & Lazarow. (2008). A. Effect of alloxan on
permeability of pancreatic islet tissue in vitro.
Widowati , W. (2008). Potensi Antioksidan Sebagai Antidiabetes. JKM, 1-11. Widowati, L., Dzulkarnain, B., & Sa'roni. (1997). Tanaman Obat untuk Dibetes
Mellitus. Cermin Dunia Kedokteran, 53-60.
Winarto, A. (2007). Pengaruh Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.)
Terhadap Gambaran Sel β Pankreas dan Efek Hipoglikemik Glibenklamid pada Tikus Jantan galur wistar Diabetik. Fakultas Kedokteran Hewan.
Bogor: IPB.
Yagi, A. (1997). Isolation and Characterization of The Glycoprotein Fraction
with Aproliferation-Promoting Activity on Human and Hamster Cells In-Vitro from Aloe vera Gel. Planta Medica, 63: 18-21.