PENERAPAN TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF : Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013.

(1)

PENERAPAN TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF

DALAM PEMBELAJARAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF

(Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh Tuti Sumiyati

1204642

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

INDONESIASEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

oleh Tuti Sumiyati S.Pd. IKIP Bandung, 1997

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Tuti Sumiyati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR BAGAN xiv

DAFTAR GRAFIK xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1

B. Identifikasi Masalah 6

C. Rumusan Masalah 7

D. Tujuan Penelitian 7

E. Manfaat Penelitian 8

F. Anggapan Dasar 8

G. Definisi Operasional 9

H. Hipotesis Penelitian 10

BAB II TEKNIK ECOLA BERBASIS METAKOGNITIF DAN PEMBELAJARAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PARAGRAF

11

A. Teknik Ecola 11

1.Hakikat Teknik Ecola 11

2.Pengertian Teknik Ecola 11

3.Langkah-langkah Penerapan Teknik Ecola 12

B. Ihwal Paragraf 13

1. Pengertian Paragraf dan Gagasan Utama Paragraf 13

2. Komponen-komponen Paragraf 15

3. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf 16

4. Fungsi Paragraf 19

5. Jenis-jenis Paragraf dalam Kaitannya dengan Gagasan Utama

20 C. Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam Pembelajaran

Menemukan Gagasan Utama Paragraf

25

1. Pengertian Metakognitif 25

2. Strategi Pengembangan Metakognitif 26


(5)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Teknik Ecola dalam Pembelajaran Membaca Paragraf 31

5. Strategi Membaca Paragraf 32

D. Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf 36 1. Menemukan Gagasan Utama Paragraf sebagai Aspek

Kemampuan Membaca

36 2. Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

dalam Kurikulum

39 3. Pengukuran Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Paragraf

42 a. Bahan Tes Kemampuan Menemukan Gagasan

Utama Paragraf

42 b. Penyusunan Soal Tes Kemampuan Menemukan

Gagasan Utama Paragraf

45 c. Standarisasi Kemampuan Menemukan Gagasan

Utama Paragraf

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47

A. Metode Penelitian 47

B. Desain Penelitian Eksperimen 47

C. Teknik Pengumpulan Data 49

D. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian 51

1. Instrumen Perlakuan 51

2. Instrumen Pengumpul Data 59

3. Instrumen Tes 62

a. Kriteria Penyusunan Bahan Tes 62

b. Penyusunan Tes 63

c. Menentukan Validitas Instrumen 64

d. Menentukan Reliabilitas Instrumen 65

E. Teknik Pengolahan Data 66

1. Data Hasil Observasi Pembelajaran 66

2. Data Hasil Wawancara 67

3. Data Hasil Angket 67

4. Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

68

F. Sumber Data Penelitian 69

1. Populasi Penelitian 69

2. Sampel Penelitian 69

G. Paradigma Penelitian 69

H. Langkah-langkah Penelitian 72

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

74 A. Profil Proses Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama

Paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber

76 B. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam 78


(6)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf di Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber

1. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Menurut Data Hasil Observasi

78 2. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

Menurut Informasi Hasil Wawancara

87 3. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

Menurut Data Hasil Angket Proses Metakognitif

90 C. Perbedaan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Paragraf di Kelas Eksperimen yang Menggunakan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif dengan Kelas Kontrol yang Tidak Menggunakan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

93

1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf pada Kelompok Eksperimen

94 2. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Menemukan

Gagasan Utama Paragraf pada Kelompok Kontrol

140 3. Profil Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

186

a. Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik EcolaBerbasis Metakognitif

186

b. Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen yang Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

189

4. Profil Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol yang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif

191

a. Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrolyang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif

191

b. Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrolyang Tidak Menerapkan Teknik Ecola Berbasais Metakognitif

194

5. Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelompok Eksperimen

197 6. Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan

Utama Paragraf Kelompok Kontrol

218

D.Uji Sifat Data 231

1. Uji Normalitas Data 231

2. Uji Homogenitas Data 234

3. Analisis Regresi 237

E. Pengujian Hipotesis Penelitian 238

F. Pembahasan Hasil Penelitian 241


(7)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Utama Paragraf di Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber 2. Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam

Pembelajaran

243 3. Perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

251

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 256

1. Simpulan 256

2. Saran 260

DAFTAR PUSTAKA 262


(8)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Prosedur Membaca Paragraf 33

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Membaca pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

40 Tabel 2.3 Kriteria Penafsiran Kemampuan Menemukan Gagasan

Utama Paragraf dengan Skala Lima

46

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Penerapan Teknik Ecola dalam Pembelajaran

59 Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran

dengan Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

60

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara 61

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Proses Metakognitif Siswa pada Pembelajaran

62 Tabel 3.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Menemukan Gagasan

Utama Paragraf

63 Tabel 3.6 Kriteria PenafsiranPembelajaran Penerapan Teknik Ecola

Berbasis Metakognitif

67 Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Proses Metakognitif Siswa 67 Tabel 4.1 Proses Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama dengan

Menggunakan Teknik EcolaBerbasis Metakognitif

79 Tabel 4.2 Kegiatan Siswa pada Pembelajaran Menemukan Gagasan

Utama Paragraf dengan Menggunakan Teknik EcolaBebasis Metakognitif

83

Tabel 4.3 Data Angket Proses Metakognitif Siswa pada Pembelajaran 92 Tabel 4.4 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Pada Tes Awal Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban

135

Tabel 4.5 Rekapitulasi Persentase Jawaban Kelas Eksperimen pada Tes Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

136

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

pada Tes Akhir Kemampuan Menentukan Gagasan Utama


(9)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar Tabel 4.7 Persentase Jawaban Kelas Eksperimen pada Tes Akhir

Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

138 Tabel 4.8 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Kontrol

Pada Tes Awal Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar

180

Tabel 4.9 Rekapitulasi Persentase Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Tes Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

182

Tabel 4.10 Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Tes Akhir Kemampuan Menentukan Gagasan Utama Paragraf

Berdasarkan Pilihan Jawaban yang Benar

183

Tabel 4.11 Persentase Jawaban Kelas Kontrol pada Tes Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf

184 Tabel 4.12 Skor Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Paragraf Kelas Eksperimen

186 Tabel.4.13 Skor Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Paragraf Kelas Eksperimen

189 Tabel 4.14 Skor Awal Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Paragraf Kelas Kontrol

192 Tabel 4.15 Skor Akhir Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Paragraf Kelas Kontrol

194 Tabel 4.16 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Paragraf Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

197

Tabel 4.17 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Konvensional

218

Tabel 4.18 Selisih Rata-rata Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrrol

230 Tabel 4.19 Selisih Rata-rata Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan

Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

231 Tabel 4.20 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen 231 Tabel 4.21 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol 232 Tabel 4.22 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen 233 Tabel 4.23 Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol 233 Tabel 4.24 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen 234


(10)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Kelas Kontrol

Tabel 4.25 Uji Homogenitas Data Hasil Tes AkhirKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

235 Tabel 4.26 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Kelas Eksperimen

235 Tabel 4.27 Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Kelas Kontrol

236 Tabel 4.28 Daftar Analisis Variansi Regresi Kelas Eksperimen 237 Tabel 4.29 Daftar Analisis Variansi Regresi Kelas Kontrol 237 Tabel 4.30 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Tes Akhir (Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol)


(11)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian 71

Bagan 3.2 Alur Penelitian 73

Grafik 4.1 Grafik Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

78 Grafik 4.2 Grafik Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)

81 Grafik 4.3 Grafik Kategori Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan

Utama Paragraf Kelas Eksperimen

82 Grafik 4.4 Grafik Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)

81 Grafik 4.5 Grafik Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol

dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

83 Grafik 4.6 Grafik Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)

84 Grafik 4.7 Grafik Kategori Kemampuan Akhir Siswa Kelas Kontrol

dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

86 Grafik 4.8 Grafik Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)

87 Grafik 4.9 Grafik Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan

Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen

148 Grafik 4.10 Grafik Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan

Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Kontrol

193 Grafik 4.11 Grafik Peningkatan Kemampuan Awal dan

Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen

215 Grafik 4.12 Garfik Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan

Utama Kelas Kontrol

226 Grafik 4.13 Grafik Perbandingan Kemampuan Awal Menemukan

Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


(12)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik4.1 Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan Gagasan Utama ParagrafKelas Eksperimen

140 Grafik4.2 Skor Tes Awal dan Tes Akhir Tes Kemampuan Menemukan

Gagasan Utama ParagrafKelasKontrol

185 Grafik4.3 Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen

dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

188 Grafik4.4 Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)

188 Grafik4.5 Kategori Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama

Paragraf Kelas Eksperimen

190 Grafik4.6 Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Kelas Eksperimen (Berdasarkan Jenis Paragraf)

191 Grafik4.7 Kategori Kemampuan Awal Siswa Kelas Kontrol

dalam Menemukan Gagasan Utama Paragraf

193 Grafik4.8 Kemampuan Awal Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Kelas Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)

194 Grafik4.9 Kategori Kemampuan Akhir Siswa Kelas Kontrol dalam

Menemukan Gagasan Utama Paragraf

196 Grafik4.10 Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas

Kontrol (Berdasarkan Jenis Paragraf)

196 Grafik4.11 Peningkatan Kemampuan Awal dan Kemampuan

Akhir Kelas Eksperimen

218 Grafik4.12 Peningkatan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama

Kelas Kontrol

229 Grafik4.13 Perbandingan Kemampuan Awal Menemukan Gagasan

Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

229 Grafik 4.14 Perbandingan Kemampuan Akhir Menemukan Gagasan

Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol


(13)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 SK Judul Penetapan Judul Penelitian dan

Pembimbing Penulisan Tesis

266

Lampiran 2 SK Perpanjangan Pembimbing Penulisan Tesis 268 Lampiran 3 Rekomendasi Izin Melakukan Sudi

Lapangan/Observasi

270

Lampiran 4 Surat Pernyataan Kelayakan Instrumen Penelitian 271 Lampiran 5 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian 273 Lampiran 6 Kisi-kisi dan Instrumen Tes Kemampuan

Menemukan Gagasan Utama Paragraf

274

Lampiran 7 RPP Uji Coba Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

287

Lampiran 8 LKS Pembelajaran 290

Lampiran 9 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Penerapan Teknik Ecola dalam Pembelajaran

296

Lampiran 10 Kisi-kisi dan Instrumen Observasi Aktivitas Siswa pada PembelajaranMenerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

299

Lampiran 11 Pedoman Wawancara 302

Lampiran 12 Kisi-kisi dan Angket Proses Metakognitif 303 Lampiran 13 Data Skor dan Nilai Tes Awal (pretes) dan Tes

Akhir (Posttest) Kemampuan Menemukan Gagasan Utama Paragraf Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

307

Lampiran 14 Uji Normalitas Data 309

Lampiran 15 Uji Homogenitas Data 313


(14)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 17 T-Tes Uji Hipotesis 319

Lampiran 18 Foto-foto Kegiatan Penelitian 320


(15)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf (Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 1 Cibeber

Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012/2013)

Penelitian dilatarbelakangi oleh: 1) adanya berbagai fakta yang menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa tergolong rendah; dan 2) kemampuan menemukan gagasan utama paragraf sangat penting dalam upaya memahami suatu bacaan. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas teknik Ecola berbasis metakognitif sebagai cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Matching Pretest-Posttest Control Group Design). Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes, observasi, angket, dan wawancara. Eksperimen dilaksanakan terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber Kabupaten Cianjur yang berjumlah 37 orang sebagai kelas eksperimen dan 37 orang sebagai kelas kontrol. Temuan dari penelitian antara lain menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes akhir kemampuan menemukan gagasan utama paragraf siswa kelas eksperimen adalah 68,57 yang berkategori sedang, sedangkan nilai rata-rata tes akhir siswa kelas kontrol adalah 59,54 yang berkategori rendah. Temuan lainnya adalah adanya hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan thit ung(3,33)>tta bel(1,990)(α:0,05)>(2,6385)(α:0,01)

dalam db:72. Oleh karena itu, H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, rata-rata nilai hasil tes akhir (postes) kemampuan menemukan gagasan utama paragraf kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan rata-rata nilai kemampuan menemukan gagasan utama paragraf kelas kontrol. Hasil pengujian hipotesis tersebut bermakna bahwa baik pada tingkat kepercayaan 95% maupun 99%, kemampuan menemukan gagasan utama paragraf siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran membaca dengan teknik Ecola(Extending Concept through Language Activities) berbasis metakognitif berbeda secara signifikan dengan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran membaca dengan teknik tanya jawab. Pembelajaran membaca dengan menerapkan teknik Ecola berbasis metakognitif lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf daripada dengan menerapkan teknik tanya jawab.


(16)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf


(17)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Peranan membaca sangat penting bukan hanya bagi kalangan akademisi, yakni kalangan masyarakat yang dalam kegiatan sehari-harinya berkutat dengan buku dan bacaan sumber-sumber ilmu pengetahuan lainnya. Melainkan, membaca juga sangat penting bagi masyarakat pada umumnya. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh informasi yang dibutuhkannya untuk kehidupan sehari-hari sebagai manusia, untuk kepentingan studi, dan pekerjaan. Oleh karena itu, kedudukan kemampuan membaca terutama dalam pembelajaran bahasa, dan umumnya dalam pendidikan semakin terasa pentingnya. Wajarlah, jika dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dicantumkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

Budaya membaca yang hendak dikembangkan melalui pendidikan itu mengandung arti terciptanya masyarakat yang gemar dan sekaligus memiliki kemampuan membaca yang baik. Upaya pendidikan memang merupakan cara yang dipandang paling tepat dalam membentuk masyarakat yang berbudaya baca. Dalam lembaga pendidikan ditanamkan dan dikembangkan upaya-upaya pendidikan untuk membentuk sikap positif terhadap bacaan dan kegiatan membaca. Melalui lembaga pendidikan pula dapat dilakukan berbagai latihan untuk meningkatkan kemampuan membaca. Upaya-upaya tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan masyarakat, warga negara yang mampu menyerap informasi sejalan dengan derasnya perkembangan teknologi informasi, untuk dapat membangun bangsa yang sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju. Dengan kemampuan dan budaya membaca, sebuah bangsa akan memiliki kemampuan/kekuatan untuk membangun bangsanya. Mengenai hal itu, tepat


(18)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekali ungkapan Leo Fay (dalam Harjasujana, 1988: 4) “Toread is to process a power for transcending whatever physicalpower human can master”, „mampu membaca berarti memiliki kekuatan yang sanggup mengungguli kekuatan fisik apapun yang bisa dihimpun manusia‟.

Namun demikian, hasil-hasil penelitian berkaitan dengan minat dan kebiasaan membaca siswa menunjukkan bahwa minat dan kebiasaan membaca siswa di Indonesia masih rendah. Yusuf (2008: 4) mengemukakan bahwa dari studi yang dilaksanakan oleh InternationalAssociation for the Evaluation of Education Achievement (IAEEA) tahun 1999 diketahui bahwa keterampilan membaca kelas IV Sekolah Dasar kita berada pada tingkat terendah di Asia Timur. Demikian juga Yusuf (2008: 3) mengemukakan hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2000 yang menunjukkan bahwa literasi membaca siswa-siswa Indonesia dapat digolongkan sangat rendah dibandingkan dengan siswa-siswa seusia mereka di dunia internasional. Selanjutnya, hasil riset InternationalAssociation for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA) (Mardiya, 2009: 1; Hanani, 2008: 2) yang dipublikasikan 28 November 2007 -dari 41 negara yang diteliti- menempatkan Indonesia dalam kelompok negara belahan bumi bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika Selatan. Hal ini berarti kenyataannya mayoritas masyarakat kita belum melek baca. Membaca hanya sekadar kebutuhan untuk memenuhi pelajaran di sekolah atau untuk pekerjaan tertentu boleh jadi cukup baik; tetapi membaca sebagai kegemaran tampaknya belum melekat kuat pada sebagian besar masyarakat kita. Berkaitan dengan hal itu, kemampuan membaca siswa SMP kita juga tergolong sangat rendah. Hal ini terindikasi dari sangat rendahnya nilai hasil UN mata pelajaran bahasa Indonesia. Sebagaimana pendapat Kepala Balitbang Kemdiknas, Mansyur (2011) yang menyatakan bahwa sangat rendahnya nilai bahasa Indonesia akibat lemahnya kemampuan membaca.

Budaya masyarakat kita lebih condong kepada budaya-dengar daripada budaya-baca. Aktivitas membaca bagi sebagian masyarakat kita memang


(19)

3

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belum membudaya (Zuchdi, 2008: 12). Ironisnya, kondisi memprihatinkan tersebut diperparah dengan hadirnya media audi-visual yang disebut pesawat televisi, dan media canggih lainnya. Masyarakat kita menjadi semakin malas membaca untuk mencari informasi dan pengetahuan karena beranggapan sudah cukup dengan mendengarkan berbagai informasi dari media tersebut. Dalam pandangan Alfathri Adlin (Zuchdi, 2008: 13), masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat praliterasi yang dihantam oleh gelombang posliterasi (televisi, internet, handphone, dan sebagainya). Publikasi Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 (Hanani, 2008: 4; Karyono, 2007: 2) mendeskripsikan bahwa membaca bagi masyarakat Indonesia belum menjadi kegiatan sebagai sumber untuk mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%). Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka mendapatkan informasi dari televisi dan radio daripada membaca. Dengan data ini terbukti bahwa membaca belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat.

Berhubungan dengan kondisi di atas, perlu dipikirkan upaya-upaya untuk membuat masyarakat agar memiliki kebiasaan membaca sebagai kegemaran dan kebutuhan sehari-hari. Harus ada upaya untuk menggeser tradisi membaca pada masyarakat yang hanya membaca untuk kepentingan akademik atau pekerjaan ke arah tradisi membaca sepanjang hayat. Oleh karena itu, dibutuhkan terbukanya ruang, akses informasi, dan partisipasi secara luas agar masyarakat terbiasa dan gemar membaca. Untuk itu berbagai cara dan kegiatan harus dilakukan. Cara dan kegiatan itu pada intinya haruslah berkenaan dengan upaya memupuk sikap positif terhadap membaca yakni menanamkan kegemaran atau kebiasaan membaca sejak dini kepada anak. Perlu pula memperkaya bacaan yang menarik dan mudah diperoleh anak. Selain itu, upaya-upaya tersebut hendaklah dilakukan secara kolaboratif dan sinergis. Sebagaimana ditegaskan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, bahwa urusan pembudayaan membaca


(20)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak bisa diselesaikan hanya dengan undang-undang, tetapi justru harus dikembangkan kesadaran kolektif bagi masyarakat agar gemar membaca (Depdiknas, 2009: 2). Kesadaran kolektif memang diperlukan untuk membangun lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya kegemaran membaca, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Upaya pendidikan dan pembelajaran di sekolah-sekolah, terarah pada pembentukan peserta didik dan generasi muda yang gemar membaca dan terampil membaca. Oleh karena itu, Misdan dan Harjasujana mengemukakan, bahwa pendidikan ialah upaya untuk menghasilkan orang dewasa yang literat yang mahir membaca dan yang membaca secara teratur (Misdan dan Harjasujana, 1987: 81).

Dengan demikian, membaca sebagai keterampilan berbahasa, menjadi sangat penting untuk dikuasai oleh peserta didik. Akan tetapi, meskipun sebagai keterampilan, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat kompleks. Dalam kegiatan membaca terlibat berbagai faktor yang mempengaruhi aktivitas membaca. Kegiatan membaca melibatkan berbagai aspek pembaca, bacaan, dan lingkungan pembaca (Nurhadi, 1987: 13-14). Kerumitan membaca juga dikemukakan Crawley dan Mountain (Rahim, 2005: 2). Mereka menjelaskan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Oleh karena itu, mengingat betapa pentingnya, dan kompleksnya membaca, upaya-upaya meningkatkan kemampuan membaca mesti mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.

Banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan hakikat membaca sebagai keterampilan berbahasa. Namun, dari berbagai pendapat itu, dapat disimpulkan hakikat membaca yang utama, yaitu bahwa membaca merupakan upaya memperoleh makna bahasa tertulis secara tepat. Membaca pada hakikatnya merupakan kegiatan yang rumit, yang melibatkan banyak hal, antara lain aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Kerumitan proses


(21)

5

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, pada dasarnya, tiada lain adalah untuk memperoleh makna dari suatu bacaan itu. Baik pada kegiatan membacadalam hati maupun pada kegiatan membaca nyaring (membacakan), kegiatan membaca selalu berujung pada pemerolehan makna bacaan itu. Hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat (Zuchdi, 2008: 19).

Dengan demikian, pembelajaran membaca di sekolah, yang perlu mendapat perhatian ialah bagaimana siswa mampu memahami gagasan atau ide-ide yang terdapat pada suatu bacaan. Satuan-satuan ide atau gagasan bacaan biasanya terdapat pada paragraf. Oleh karena itu, ketepatan menemukan gagasan dalam paragraf-paragraf sangat menentukan pemahaman terhadap wacana tersebut secara keseluruhan sehingga membentuk suatu informasi yang lengkap, utuh dan bermakna.Pemahaman terhadap isi paragraf merupakan keterampilan membaca yang sangat penting. Hampir dalam setiap kegiatan membaca, pembaca selalu dihadapkan pada sejumlah paragraf. Oleh karena itu, kepada siswa perlu diberikan latihan secara intensif dan terarah dengan teknik yang tepat. Untuk itu ada beberapa cara yang dikemukakan para ahli. Salah satu cara meningkatkan kemampuan memahami bacaan antara lain melalui teknik Ecola (Extending Concept trought Language Activities).Ecola yang dikembangkan oleh Smith-Burke adalah usaha untuk mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan membaca (Zuchdi, 2008:147-148). Dengan Ecola keempat keterampilan berbahasa dilakukan oleh siswa. Mereka membaca wacana, menuliskan hasil interpretasi sesuai tujuan, berbicara dan mendengarkan dalam aktivitas diskusi untuk saling bertukar gagasan. Teknik ini dipandang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Selain itu, teknik ini juga dipandang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yakni prinsif komunikatif dan integratif. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa penelitian pernah dilakukan. Wahab (2010), misalnya, melakukan penelitian tentang penggunaan model investigasi kelompok (Group Investigation) berkaitan dengan kemampuan membaca


(22)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman teks bacaan. Kesimpulan penelitian tersebut membuktikan bahwa model investigasi kelompok mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks bacaan secara signifikan. Penggunaan teknik Ecola untuk peningkatan keefektifan membaca pernah diteliti oleh Darmiyati Zuchdi, dkk. (2006) dengan judul “Peningkatan Efektivitas Membaca Mahasiswa dengan Teknik Ecola(Extending Concept through Language Activities)”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Ecoladapat meningkatkan komprehensi membaca para mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan skor komprehensi membaca tersebut diperoleh dari perbedaan skor rerata pre-test dengan skor rerata post-test. Peningkatan skor rerata pada saat post test secara keseluruhan 2,1875.Penelitian tersebut dilaksanakan terhadap mahasiswa dengan metode penelitian tindakan kelas. Adapun objek penelitiannya adalah kemampuan (komprehensi) membaca secara umum. Bagaimana halnya jika teknik Ecola digunakan dalam pembelajaran membaca pada siswa SMP?

Ada hal lain yang menarik mengenai teknik Ecola, di satu sisi, dan kerumitan membaca di sisi lain. Salah satu prinsip pembelajaran dengan teknik Ecola antara lain adanya tahap self monitoring.Pada tahap ini,para siswa didorong untuk mengungkapkan kebingungan mereka, melakukan interpretasi secara mandiri, dan melakukan diskusi tentang strategi untuk memahami bacaan secara baik.Proses yang hampir sama terjadi pada kegiatan belajar umumnya, dan pada kegiatan membaca khususnya, yang menerapkan metakognitif. Flavel (dalam Jonassen, 2000: 14) memberikan definisi metakognitif sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri. Tampaknya, pada penerapan teknik Ecola terkandung proses metakognisi.

Dilatarbelakangi oleh hal-hal yang diuraikan tersebut, merupakan hal yang menarik jika dilakukan suatu penelitian mengenai penerapan teknik Ecola dalam


(23)

7

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konstelasinya dengan metakognitif pada pembelajaran membaca di SMP. Penelitian difokuskan pada kemampuan dalam menemukan gagasan utama paragraf. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian ini bermaksud menguji coba penerapan teknik Ecolaberbasis metakognitif dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf.

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimana diuraikan pada latar belakang masalah, bahwa teknik Ecolayang dikembangkan oleh Smith-Burke adalah usaha untuk mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan membaca (Tierney, 1995: 239). Penelitian mengenai upaya peningkatan kemampuan membaca bersangkut-paut dengan hal-hal lain yang cukup luas, antara lain: aspek pembaca, aspek bacaan, dan aspek lingkungan yang masing-masing mencakup pula sub-subaspeknya. Agar terfokus secara jelas, maka penelitian ini dibatasi pada upaya penemuan teknik pembelajaran membaca. Adapun aspek pembaca yang diteliti adalah siswa sekolah menengah pertama.

C. Rumusan Masalah

Penelitian ini bermaksud menguji coba teknik Ecolaberbasis metakognitif sebagai salah satu cara meningkatkan pemahaman pembaca terhadap bacaan. Agar terarah, penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. bagaimana profil proses pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber?

2. bagaimanapenerapan teknik Ecolaberbasis metakognitif dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber? 3. apakah terdapat perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf

antara kelas yangmenggunakanTeknik Ecola Berbasis Metakognitif dengan kelas yang tidak menggunakan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif?


(24)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik Ecolaberbasis metakognitif sebagai cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan:

1. profil proses pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber;

2. penerapan teknik Ecolaberbasis metakognitif dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf di kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber; dan

3. ada tidak adanya perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf di kelas yang menggunakan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan kelas yang tidak menggunakan teknik Ecola berbasis metakognitif.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan semakin menambah bukti empiris dan bermanfaat bagi pengembangan teori atau konsep tentang proses pemahaman bacaan dan teknik untuk meningkatkan pemahaman bacaan. Dengan demikian, proses penemuan gagasan utama paragraf khususnya, dan pemahaman paragraf umumnya, tidak lagi menjadi suatu kesulitan bagi siswa. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut:

1. bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk menambah teknik-teknik pembelajaran keterampilan membaca;

2. bagi siswa, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf;

3. bagi sekolah, hasil penelitian ini akan menjadi masukan untuk terus-menerus meningkatkan profesionalisme guru dalam tugasnya;


(25)

9

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. bagi pembaca yang menaruh perhatian terhadap pentingnya membaca, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau inspirasi untuk meningkatkan upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca siswa khususnya, dan masyarakat pada umumnya; dan

5. bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan dan perbandingan bagi penelitian sejenis di tempat lain.

F. Anggapan Dasar

Ada beberapa asumsi (anggapan dasar) yang menjadi titik tolak penelitian ini.

1. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

2. Hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat .

3. Pembelajaran merupakan upaya-upaya guru untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

4. Kemampuan menemukan paragraf merupakan aspek keterampilan membaca yang sangat penting dalam rangka membentuk pemahaman yang utuh.

G. Definisi Operasional

Dalam judul penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar terbentuk suatu penafsiran yang sama di antara peneliti dan pembaca. Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf adalah kegiatan pembelajaran keterampilan membaca yang dilaksanakan oleh seorang guru dengan melalui tahapan kegiatan:

a. menentukan tujuan untuk membaca paragraf;

b. membaca paragraf untuk menemukan gagasan utama pargraf; c. mewujudkan pemahaman melalui aktivitas menulis;


(26)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. melaksanakan diskusi dan klarifikasi bagaimana menentukan gagasan utama tiap paragraf; dan

e. menulis serta membandingkan hasil pemaknaan.

Pembelajaran difokuskan pada penemuan gagasan utama paragraf. Bahan pembelajaran disajikan dalam bentuk bacaan yang memuat paragraf dengan berbagai letak gagasan utama, di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf (induktif), di awal dan diakhir paragraf (campuran), dan paragraf yang tidak secara eksplisit mengandung gagasan utama (naratif dan deskriptif). Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan teknik Ecolaberbasis metakognitif dan menerapkan teknik tanya jawab. Sebelum pembelajaran dilakukan tes awal dan setelahnya dilakukan tes akhir untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan, signifikan atau tidaknya perbedaan tersebut antara pembelajaran yang menerapkan teknik Ecolaberbasis metakognitif dan yang menerapkan teknik tanya jawab.

2. Kemampuan menemukan gagasan utama paragraf adalah skor hasil tes kemampuan membaca yang difokuskan pada penemuan gagasan utama paragraf yang eksplisit dan implisit. Penemuan gagasan utama paragraf yang eksplisit meliputi gagasan utama pada awal paragraf (deduktif), pada akhir paragraf (induktif), pada awal dan akhir paragraf (campuran), berbahan wacana jenis nonfiksi ilmiah dan nonilmiah, sedangkan penemuan gagasan utama paragraf implisit meliputi paragraf naratif (cerita) dan deskriptif (gambaran) berbahan wacana berjenis fiksi. Skor hasil tes kemudian dikategorikan atas kemampuan sangattinggi, tinggi, sedang, rendah, dansangatrendah.

G. Hipotesis Penelitian

Dalam rangka menentukan ada atau tidak adanya pengaruh penerapan teknik Ecola pada kemampuan menemukan gagasan utama paragraf, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.


(27)

11

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hipotesis Nol (H0)

Tidak terdapat perbedaan kemampuan dalam menemukan gagasan utama paragraf siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber antara siswa yang belajar dengan penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan siswa yang belajar dengan menggunakan teknik tanya jawab.

Notasi statistik yang digunakan untuk hipotesis ini, yaitu H0: (µ1 = µ2). 2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan dalam menemukan gagasan utama paragraf siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cibeber antara siswa yang belajar dengan penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan siswa yang belajar dengan menggunakan teknik tanya jawab.

Notasi statistik yang digunakan untuk hipotesis ini, yaitu H0: (µ1 ≠ µ2) pada taraf nyata α = 0,05 untuk tingkat kepercayaan 95%.


(28)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan prosedur, metode, dan desain penelitian eksperimen.

A. Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian,metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode eksperimen. Metode ini digunakan sesuai dengan variabel dan masalah penelitian.

Metode ini digunakan untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif pada pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf. Pengaruh yang dimaksud adalah kemampuan menemukan gagasan utama paragraf. Penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif pada pembelajaran menemukan gagasan utama paragrafmerupakan upaya perlakuan (treatment) atau variabel bebas (independentvariable) dinotasikan dengan X, sedangkan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf merupakan variabel bergantung atau variabel terikat (dependent variable) dan dinotasikan dengan Y.

Dalam penelitian ini, pengolahan data dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Upaya penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf terlebih dahulu dideskripsikan secara kualitatif. Selanjutnya, untuk menentukan perbedaan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan analisis secara kuantitatif, yaitu analisis secara statistik dengan teknik uji beda rata-rata nilai antara hasil pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kontrol.


(29)

48

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu model penelitian eksperimen kuasi, yaitu Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Matching Pratest-Posttest Control Group Deign). Pada rancangan eksperimen ini, peneliti membentuk dua kelompok, yaitu satu kelompok sebagai kelas eksperimen, dan satu kelompok sebagai kelas kontrol. Penentuan kedua kelompok dilakukan berdasarkan karakteristik yang sama, yakni memiliki kemampuan yang sama menurut tes penempatan rombongan belajar yang dilakukan sekolah.

Pada tahap awal ditetapkan dua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memiliki karakteristik yang sama. Lalu, kedua kelas diberi tes awal dengan alat tes yang sama. Kemudian, kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran membaca untuk menemukan gagasan utama paragraf dengan menerapkjan teknik Ecolaberbasis metakognitif. Adapun kelas kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran membaca untuk menemukan gagasan utama paragraf dengan teknik konvensional. Terakhir, kedua kelas diberi tes akhir dengan alat tes yang sama.

Desain metode eksperimen dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Kelas Perlakuan M O X O

Kelas Kontrol M O C O

(Fraenkel dan Wallen, 2007: 275). Keterangan:

M : Kelas Eksperimen M : Kelas Kontrol

O : Pengukuran awal dan pengukuran akhir

X : Perlakuan pembelajaran menentukan gagasan utama paragraf dengan menggunakan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif


(30)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki karakteristik yang sama atau homogen. Karakteristik yang sama dalam penelitian ini adalah kesamaan atau kemiripan rata-rata hasil tes penempatan rombongan belajar.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara lengkap dan akurat, dalam penelitian ini digunakan teknik-teknik observasi pembelajaran, wawancara, angket, dan tes. 1. Teknik Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran membaca dengan teknik Ecola berbasis metakognitif dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama paragraf. Pembelajaran ini merupakan perlakukan (treatment) terhadap kelas eksperimen. Observasi dilakukan untuk mengamati penerapan teknik Ecola dalam pembelajaran pada kelas eksperimen.

Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini karena data yang diperlukan hanya dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat. Adapun pelaksana pembelajaran adalah guru model (Siti Suliastini, S. Pd.) yang sudah dilatih terlebih dahulu sehingga layak menerapkan teknik Ecola.Dengan demikian, hasil pengamatan diharapkan lebih akurat, tidak bias.

Pengamatan dilakukan secara langsung saat pembelajaran dilaksanakan. Peneliti sebagai pengamat hadir di kelas pembelajaran, akan tetapi tidak melibatkan diri dalam kegiatan. Menurut Sugiyono (2008: 145), jenis teknik observasi seperti ini disebut teknik observasi nonpartisipan. Observasi dilaksanakan berdasarkan pedoman observasi yang sudah dibuat berdasarkan kisi-kisi-kisi dan mendapat judgement dari dua orang ahli. Berdasarkan pedoman yang


(31)

50

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah disiapkan, observasi yang diterapkan termasuk observasi terstruktur (Sugiyono, 2008: 146).

2. Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru yang melakukan uji coba pembelajaran dengan teknik Ecolaberbasis metakognitif (treatmen). Tujuan wawancara ini antara lain untuk menkonfirmasi berbagai hal mengenai penerapan teknik pembelajaran yang diujicobakan. Selain itu, diupayakan pula terkumpul data berupa pendapat, tanggapan, kesan, penilaian, serta kendala-kendala yang dihadapi.

Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan pokok yang memungkinkan ditindaklanjuti dengan pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban responden. Oleh karena itu, wawancara seperti ini termasuk wawancara tidak berstruktur (Sugiyono, 2008: 140).

3. Teknik Angket

Teknik angket digunakan untuk mengetahui proses metakognitif siswa selama mengikuti pembelajaran membaca dengan teknik Ecola berbasis metakognitif. Angket diberikan kepada siswa yang tergabung dalam kelas eksperimen.

Teknik angket ini digunakan karena data proses metakognitif siswa bersifat psikologis dan relatif komplek s. Oleh karena itu, lebih tepat jika digunakan teknik angket. Adapun data aktivitas fisik siswa yang konkret selama mengikuti pembelajaran dikumpulkan melalui teknik observasi.

Angket disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang disertai pilihan

jawaban “ya” atau “tidak”. Berdasarkan hal ini, maka angket ini


(32)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan siswa SMP Negeri 1 Cibeber dalam menemukan gagasan utama paragraf.

Teknik tes dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut. a. Tes Awal

Tes awal diberikan sebelum proses pembelajaran membaca. Tes awal diberikan kepada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaranmembaca dengan teknik Ecola berbasis metakognitif dan terhadap kelas kontrol yang menerapkan teknik tanya jawab.

b. Tes Akhir

Tes akhir diberikan setelah perlakuan pembelajaran diberikan, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

D. Instrumen Pengumpul Data Penelitian

Dalam pengumpulan data penelitian digunakan instrumen pengumpul data. Sesuai dengan teknik yang digunakan, pada penelitian ini digunakan instrumen berupa lembar panduan observasi, panduan wawancara, angket, dan perangkat tes kemampuan menemukan gagasan utama paragraf. Selain itu, digunakan pula instrumen perlakuan pembelajaran penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif. Sejalan dengan tahap-tahap penggunaanya, instrumen-instrumen tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Instrumen Perlakuan

a. Ancangan Model Pembelajaran dengan Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif


(33)

52

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran membaca dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama paragraf sangat strategis dalam keseluruhan pembelajaran membaca. Satuan-satuan ide atau gagasan pada bacaan biasanya terdapat pada paragraf. Oleh karena itu, ketepatan menemukan gagasan dalam paragraf-paragraf sangat menentukan pemahaman terhadap wacana tersebut secara keseluruhan sehingga membentuk suatu informasi yang lengkap, utuh, dan bermakna. Pemahaman terhadap isi paragraf merupakan keterampilan membaca yang sangat penting. Hampir dalam setiap kegiatan membaca selalu dihadapkan pada sejumlah paragraf. Oleh karena itu pula, tujuan pembelajaran membaca yang paling mendasar adalah agar siswa mampu memahami makna bacaan yang terdapat pada paragraf-paragraf itu dalam rangka memahami makna seluruh bacaan. Apa pun jenis bacaannya, apa pun strategi yang digunakan, membaca selalu berujung pada upaya menemukan makna bacaan. Meskipun tujuan pemahaman bacaan tersebut beragam sesuai dengan kebutuhan.

Dengan dermikian, pembelajaran membaca di sekolah, yang perlu mendapat perhatian lebih serius ialah bagaimana siswa mampu memahami gagasan atau ide-ide yang terdapat pada paragraf-paragraf pembangun suatu bacaan. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan berkenaan dengan hal tersebut adalah sebagai berikut:

a) pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas, 2006: 3);

b) membaca merupakan keterampilan berbahasa yang sangat kompleks, melibatkan berbagai faktor yang mempengaruhi aktivitas membaca. Kegiatan membaca melibatkan berbagai aspek pembaca, bacaan, dan lingkungan pembaca (Nurhadi, 1987: 13-14), membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan


(34)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim, 2005: 2);

c) hakikat membaca adalah memperoleh makna yang tepat (Zuchdi, 2008: 19); d) dalam rangka memperoleh pemahaman bacaan secara keseluruhan,

pemahaman terhadap gagasan utama paragraf sangat strategis karena setiap paragraf dalam bacaan mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.

Sehubungan dengan hal itu, perlu berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan dan memahami gagasan utama paragraf. Salah satu cara meningkatkan kemampuan memahami bacaan antara lain melalui teknik Ecola (Extending Concept trought Language Activities).

Ecola yang dikembangkan oleh Smith-Burke adalah usaha untuk

mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan membaca (Tierney, 1995: 239). Dengan Ecola keempat keterampilan berbahasa dilakukan oleh siswa. Mereka membaca wacana, menuliskan hasil interpretasi sesuai tujuan, berbicara dan mendengarkan dalam aktivitas diskusi untuk saling bertukar gagasan. Teknik ini dipandang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Selain itu, teknik ini juga dipandang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa yakni prinsif komunikatif dan integratif. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa penelitian pernah dilakukan. Wahab (2010), misalnya, melakukan penelitian tentang penggunaan model investigasi kelompok (Group Investigation) berkaitan dengan kemampuan membaca pemahaman teks bacaan. Kesimpulan penelitian tersebut membuktikan bahwa model investigasi kelompok mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks bacaan secara signifikan. Penggunaan teknik Ecola untuk peningkatan keefektifan membaca pernah diteliti oleh Darmiyati Zuchdi, dkk. (2006) dengan judul “Peningkatan Efektivitas Membaca Mahasiswa dengan Teknik Ecola(Extending Concept through Language


(35)

54

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Activities)”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik Ecola dapat meningkatkan komprehensi membaca para mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan skor komprehensi membaca tersebut diperoleh dari perbedaan skor rerata pre-test dengan skor rerata post-test. Peningkatan skor rerata pada saat post test secara keseluruhan 2,1875. Adapun objek penelitian adalah kemampuan (komprehensi) membaca secara umum. Bagaimana halnya jika teknik Ecola digunakan dalam pembelajaran membaca pada siswa SMP?

Penelitian ini akan dilakukan terhadap penerapan teknik Ecola pada pembelajaran dengan kompetensi dasar menemukan gagasan utama paragraf. Ditinjau dari sisi penerapannya sebagai teknik pembelajaran mungkin penelitian ini bukan hal yang baru. Akan tetapi, ditinjau dari segi sumber data, yakni siswa SMP, kiranya penelitian ini perlu dilakukan karena relatif baru. Selain itu, penerapan teknik Ecola pada pembelajaran ini juga disertai dengan penekanan pada peranan metakognitif siswa. Oleh karena itulah, penerapan teknik Ecola ini disebut berbasis metakognitif. Flavel (dalam Jonassen, 2000: 14) mendefinisikan metakognitif sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar. Sementara itu, menurut Margaret W. Matlin (Desmita, 2006 : 137), metakognitif

adalah “knowledge and awareness about cognitive processes – or our thought about thinking”.

Ringkasnya, metakognisi merujuk pada pengetahuan seseorang tentang fungsi intelektual yang datang dari pikiran mereka sendiri serta kesadaran mereka untuk memonitor dan mengontrol fungsi ini. Metakognisi melibatkan kegiatan menganalisis cara berpikir yang sedang berlangsung. Dalam tugas membaca, pembaca yang memperlihatkan metakognisinya, memilih keterampilan dan teknik membaca yang cocok dengan tugas membaca tertentu (Bobbs dan Mooer dalam Rahim, 2005: 102-103).


(36)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metakognitif sangat berkaitan erat dengan Ecola, terutama pada aspek self monitoring. Melalui strategi metakognitif, pembaca mengalokasikan perhatian yang signifikan untuk mengendalikan, memantau, dan evaluasi proses membaca (Pressley 2000; Pressley, Brown, El-Dinary, & Afflerbach 1995 dalam Cubukcu, 2008: 85). Pembaca yang baik memiliki kemampuan metakognisi, mengetahui apa yang akan dilakukan, serta kapan dan bagaimana melakukannya (Rahim, 2008: 103). Siswa dapat menggunakan strategi metakognitif dalam pembelajaran meliputi tiga tahap berikuti, yaitu: merancang apa yang hendak dipelajari; memantau perkembangan diri dalam belajar; dan menilai apa yang dipelajari. Strategi metakognitif dapat digunakan untuk setiap pembelajaran bidang studi apapun. Hal ini penting untuk mengarahkan siswa agar bisa secara sadar mengontrol proses berpikir dan pembelajaran yang dilakukan siswa. (Lidnillah, 2008 :7).

2) Tujuan

Penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf ini secara umum bertujuan agar siswa memiliki kemampuan yang memadai dalam menemukan gagasan utama paragraf. Selain itu, secara khusus penerapan teknik ini bertujuan untuk:

a) menemukan teknik pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran menemukan dan memahami gagasan utama paragaraf;

b) mengatasi kendala pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf yang kenyataannya memang relatif rumit bagi siswa;

c) memfasilitasi siswa dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf yang kenyataannya memang relatif rumit; dan

d) memberikan inspirasi bagi peningkatan proses pembelajaran mata pelajaran apa pun yakni dengan mengaplikasikan aspek metakognitif yang memang penting peranannya dalam proses kogntif.


(37)

56

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Prinsip Dasar

Pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf dengan teknik Ecola diawali oleh konsep Extending Concept through Language Activities (Ecola) yang dikembangkan oleh Smith-Burke (1982). Konsep pembelajaran ini berusaha untuk mengintegrasikan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk tujuan pengembangan kemampuan membaca. Dengan Ecola keempat keterampilan berbahasa dilakukan oleh siswa. Mereka membaca wacana, menuliskan hasil interpretasi sesuai tujuan, berbicara dan mendengarkan dalam aktivitas diskusi untuk saling bertukar gagasan. Menurut Tierney (1995: 239) Ecola dibangun melalui lima tahap yaitu: (1) menentukan tujuan yang komunikatif untuk membaca, (2) membaca dalam hati untuk sebuah tujuan dan standar tugas, (3) mewujudkan pemahaman melalui aktivitas menulis, (4) melaksanakan diskusi dan klarifikasi atas pemaknaan, dan (5) menulis dan membandingkan. Tierney, (1995: 239), juga menjelaskan bahwa Ecola difokuskan pada kemampuan alamiah membaca dan kebutuhan memonitor untuk memastikan bahwa interpretasi mereka tepat.

Sehubungan dengan konsep teknik Ecola tersebut, maka penerapan teknik Ecola dalam pembelajaran hendaknya berprinsip pada hal-hal berikut:

a) pengelolaan tempat belajar sebaiknya memungkinkan terciptanya intensitas interaksi antarsiswa dan antara guru dengan siswa yang tinggi;

b) Pengelolaan siswa dilakukan secara beragam, individual, berpasangan, kelompok kecil, atau klasikal dengan suasana yang memungkinkan setiap siswa memperoleh peluang sama untuk menunjukkan dan mengembangkan potensinya. Namun, mesti ada saat seluruh siswa untuk berdiskusi secara kelompok atau klasikal;

c) Kegiatan pembelajaran direncanakan secara matang dan dikelola secara cermat. Guru perlu merencanakan pertanyaan, informasi awal, tugas dan alat belajar yang menantang, memberikan umpan balik (dan arahan) yang tepat dan memadai, serta penyediaan program penilaian yang memungkinkan


(38)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semua siswa mampu „unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance)‟ sebagai hasil belajar.

d) Materi bacaan disediakan guru atau disediakan siswa dengan bantuan guru dengan memperhatikan kesesuaian isi, bahasa, dan keterbacaannya dengan mengunakan berbagai sumber;

e) Guru berperan sebagai inspirator, motivator, fasilitator, direktor (pengarah) dan evaluator agar siswa mengerahkan segenap pengetahuan dan kemampuannya sehingga mereka menyadari betul apa tujuan belajar, bagaimana caranya, dan dapat memantau keberhasilannya dalam pembelajaran.

4) Sintaks

Pembelajaran dengan menggunakan teknik Ecola dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.

a) Menentukan tujuan yang komunikatif

Guru mendorong dan memfasilitasi siswa agar melakukan diskusi kelas untuk menentukan tujuan membaca mereka. Para siswa menentukan sendiri tujuan mereka dalam membaca. Namun, siswa dapat menentukan tujuan mereka dengan mempertimbangkan alasan guru ketika memberikan bacaan.

b) Membaca dalam Hati

Para siswa diingatkan dengan tujuan mereka membaca sehingga memunculkan kesadaran bahwa mereka harus dapat mendukung interpretasi mereka dengan ide-ide dari bacaan, yang didasarkan latar belakang pengetahuan atau alasan-alasan mereka. Dalam hal ini perlu ditekankan pentingnya pengetahuan mereka, kesadaran akan cara membaca yang tepat, serta pentingnya kejelasan tercapai tidaknya tujuan mereka membaca.


(39)

58

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari tahap ini adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk melakukan pemantauan diri dan mulai belajar untuk mengungkapkan apa yang tidak mereka mengerti. Selama melakukan tahap ini, setiap siswa menuliskan tanggapan atas seluruh pertanyaan dan tujuan membaca. Dalam menuliskan tanggapan, para siswa dapat menjamin bahwa jawaban mereka akan dijamin kerahasiaannya. Mereka didorong untuk menginterpretasikan dan menulis tentang segala yang membingungkan. Untuk mengklarifikasi masalah-masalah yang ditemui tersebut, para siswa didorong untuk bertanya kepada siswa lainnya. Hal ini merupakan tanggung jawab dari siswa yang lain untuk menjelaskan pengalamannya bagaimana mereka menghadapi masalah yang sama. d) Diskusi

Para siswa diorganisasikan ke dalam kelompok yang tidak lebih dari empat orang dan diberi batas waktu. Mereka diharapkan mendiskusikan hasil interpretasi mereka, membandingkan tanggapan, dan mengubah kesimpulan mereka. Setiap siswa diharapkan melakukan tukar gagasan dan menerangkan dasar kesimpulan mereka.

e) Menulis dan Membandingkan

Baik dalam kelompok kecil maupun secara individual, siswa memunculkan interpretasi yang lain. Jika hal tersebut dilakukan dalam kelompok, maka konsensus yang terjadi harus diperkaya dengan diskusi dan kesepakatan. Setelah meninjau hasil interpretasi yang telah dilengkapi, para siswa didorong untuk mendiskusikan perubahan interpretasi yang telah dibuat untuk mengungkapkan strategi yang mereka temukan.

Dalam tahap akhir ini guru mengkondisikan agar para siswa melakukan refleksi perihal proses yang telah mereka lakukan, sejauhmana keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, serta kendala apa dialami dan bagaimana mengatasi kendala itu.


(40)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Evaluasi

Penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif ini bertujuan utama agar siswa memiliki kemampuan yang memadai dalam menemukan gagasan utama paragraf. Oleh karena itu, evaluasi pembelajaran yang dilakukan adalah:

a) Evaluasi Akhir (pascates)

Setelah selesai pembelajaran siswa diberi tes kemampuan menemukan gagasan utama paragraf. Perangkat tes terdiri atas bahan bacaan berupa paragraf-paragraf yang berbeda-beda letak gagasan utama (kalimat utama) dan jenis bacaannya (sastra dan nonsastra). Tiap paragraf bacaan itu disertai pertanyaan mengenai gagasan utama paragraf tersebut. Skor jawaban tes tersebut lalu diolah menjadi nilai dan diklasifikasikan menurut kriteria tertentu sehingga tiap siswa dapat ditentukan kategori kemampuannya, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

b) Evaluasi Proses

Hasil pembelajaran yang dikuasai siswa setelah pembelajaran sangat bergantung kepada prosesnya. Oleh karena itu, evaluasi proses juga penting untuk menilai kinerja belajar siswa. Selain itu, evaluasi proses ini juga bermanfaat untuk menentukan dampak penerapan teknik pembelajaran terhadap aktivitas dan proses belajar siswa.

Pada saat siswa mengikuti pembelajaran, guru atau pengamat melakukan evaluasi proses dengan cara mengamati kegiatan siswa. Aspek yang diamati antara lain aktivitas, kesungguhan, kerja sama, tanggung jawab, dan kreativitas. b. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan konsep, prinsip, dan langkah-langkah pembelajaran penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif. RPP berfungsi sebagai panduan bagi guru model (pelaku eksperimen) ketika menerapkan teknik Ecola berbasis metakognitif dalam pembelajaran. Instrumen berupa RPP selengkapnya terlampir.


(41)

60

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Pengumpul Data a. Pedoman Observasi

Dalam kegiatan observasi digunakan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan (pedoman observasi). Panduan observasi ini merujuk kepada lembar observasi yang sudah biasa digunakan.Namun, pedoman observasi tersebut dimodifikasi sesuai dengan rumusan masalah penelitian, yakni bagaimana penerapan teknik Ecola dalam pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf. Pedoman observasi tersebutdisusun berdasarkan kisi-kis i berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Observasi Penerapan Teknik EcolaBerbasis Metakognitif pada Pembelajaran

Variabel Indikator Aspek yang

Diamati Nomor Butir 1. Pra pembelajaran 2. Membuka pembelajaran 3. Kegiatan Inti 4. Penutup

Pelaksanaan Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognif dalam Menentukan Gagasan Utama Paragraf

1. Pra pembelajaran 2. Membuka pembelajaran 3. Kegiatan Inti

a. Penguasaan materi b. Pendekatan/strategi c. Pemanfaatan sumber

belajar/media pembelajaran d. Pembelajaran yang

memicu dan memelihara keterlibatan siswa e. Penilaian proses dan

hasil belajar 4. Penutup

1. Kesiapan 2. Pembukaan 3. Kegiatan Inti

pembelajaran a.Penguasaan materi b.Strategi pembelajaran c.Pemanfaatan media d.Pembelajaran yang interaktif e.Penilaian proses dan hasil pembelajaran 4. Penutup

1,2 3 s.d 6

7 s.d 12 13 s.d 18 19 s.d 20 21 s.d 26

27, 28


(42)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran dengan Menerapkan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif

Variabel Indikator Aspek yang Diamati Nomor Butir

1. Pra

Pembelajaran

2. Membuka

Pembelajaran 3. Kegiatan Inti 4. Penutup

Pelaksanaan Penerapan Teknik Ecola

1. Pra Pembelajaran

2. Membuka

Pembelajaran 3. Kegiatan Inti

a. Hubungan wawasan pengetahuan dengan materi pembelajaran b. Motivasi belajar c. Responsif terhadap penggunaan sumber belajar/media pembelajaran d. Pembelajaran yang kondusif, aktif, dan tertib e. Responsif

terhadap penilaian proses dan hasil belajar

4. Penutup

1. Kesiapan 2. Pembukaan 3. Kegiatan Inti

Pembelajaran a. Hubungan wawasan/

pengetahuan dengan materi pembelajaran b. Motivasi belajar c. Responsif dalam

penggunaan sumber/media pembelajaran.

d. Pembelajaran yang aktif, interaktif, responsif, dan kondusif

e. Respon terhadap penilaian proses dan hasil

4. Penutup

1,2 3 s.d 6

7 s.d 11

12 s.d 19 20 s.d 22

23 s.d 27

28, 29

30, 31

Pedoman observasi yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi tersebut, sebelum digunakan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan dilakukan penilaian/pertimbangan (judgement) oleh dua orang ahli dalam bidang bahasa dan metode penelitian pendidikan bahasa, yakni Dr. Isah Cahyani, M. Pd. dan Dr. Dadang Anshori, M. Si. Instrumen (pedoman observasi) pembelajaran selengkapnya disertakan sebagai lampiran.


(43)

62

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berupa beberapa panduan pertanyaan yang diajukan kepada guru pelaksana perlakuan penerapan teknik Ecola berbasis metakognitif pada kelas eksperimen.

Untuk memperoleh data atau informasi hasil wawancara yang tepat dan diupayakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) perumusan tujuan wawancara secara jelas sesuai dengan tujuan penelitian; 2) perumusan pertanyaan wawancara secara jelas dan spesifik; dan

3) pengajuan pertanyaan-pertanyaan susulan guna memperjelas jawaban.

Sebelum digunakan, pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini pun terlebih dahulu diberi penilaian (judgement) oleh dua orang ahli dalam bidang bahasa dan metode penelitian pendidikan bahasa, yakni Dr. Isah Cahyani, M. Pd. dan Dr. Dadang Anshori, M. Si. sehingga telah mengalami perbaikan.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu kepada pedoman wawancara sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

NO. POKOK PERTANYAAN

FREKUENSI

WAWANCARA JUMLAH

1 2 3 f %

1. Teknik Ecola sebagai teknik yang baru

2. Ketertarikan guru terhadap teknik Ecola,

3. Kesungguhan melaksanakan teknik Ecola

4. Manfaat teknik Ecola 5. Teknik Ecola sebagai teknik

alternatif c. Angket

Angket terdiri atas 20 butir pernyataan mengenai proses metakognitif siswa. Masing-masing pernyataan disertai pilihan jawaban “ya” dan “tidak”.


(1)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

empirik lebih efektif untuk meningkatkan kemampuansiswa SMP dalam menemukan gagasan utama paragraf. Pada pelaksanaan pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf dengan menerapkan teknik Ecola berbasis metakognitif perlu memperhatikan pengelolaan tempat belajar yang memungkinkan terciptanya intensitas interaksi antarsiswa dan antara guru dengan siswa yang tinggi, pengelolaan siswa dilakukan secara beragam, baik secara individual, berpasangan, kelompok kecil, maupun secara klasikal dengan suasana yang memungkinkan setiap siswa memperoleh peluang sama untuk menunjukkan dan mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada guru-guru bahasa Indonesia di SMP agar teknik

Ecolaberbasis metakognitif dapat dijadikan salah satu alternatif teknik

pembelajaran menemukan gagasan utama paragraf.

2. Untuk dapat mengetahui keefektifan teknik Ecola berbasis metakognitif lebih komprehensif, disarankan agar teknik tersebut diujicobakan pada populasi yang lebih luas dengan teknik sampel acak (random sampling).

3. Pada penerapan Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia diorientasikan pada pembelajaran yang berbasis teks. Selain itu, mengingat ada relevansi antara langkah-langkah teknik Ecola dengan pendekatan saintifik sebagai strategi implementasi Kurikulum 2013, teknik Ecola sebaiknya diujicobakan pada pembelajaran membaca berbasis teks dengan berbagai jenisnya.


(2)

262

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf


(3)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abidin, Y. (2008). Strategi membaca: teori dan pembelajarannya. Bandung: Rizqi Press..

Akhadiah, S., Arsjad, M.G., dan Ridwan, S.H. (1996). Pembinaan kemampuan

menulis bahasa indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Alwi, H.,dkk.(2003). Tata bahasabakubahasaindonesia. Jakarta: PN.BalaiPustaka..

Arifin, E. Z.(2003). Dasar-dasar penulisan karya ilmiah. Jakarta: PT. Grasindo. Blakey, E. dan Spence, S. (2008). Developing metacognition. [Online].

Tersedia:http://www.education.com/reference/article/Ref_Dev_Metacognitio n/ [27 Juli 2013]

Cahyani, I. dkk. (2011). Menulis proposal. Bandung: CV. Bintang WarliArtika. Cha/JPNN. (2011). Lagi, nilai UN bahasa Indonesia jeblok. [Online]. Tersedia:

http://www.jpnn.com/read/2011/06/01/93793/Lagi,-Nilai-UN-Bahasa-Indonesia-Jeblok- [24 Juli 2013]

Çubukcu, F. (2008). “How to enhance reading comprehension throughmetacognitive strategies”. Dalam The Journal Of International

Social Research [Online]. Volume 1/2 Winter 2008, 83-93. Tersedia:

http://www.sosyalarastirmalar.com/cilt1/sayi2/sayi2pdf/cubukcu_feryal.pdf Dahl,D.(2011). Metacognitive strategies for reading comprehension.

[Online]. Tersedia:http://www.fortheloveofteaching.net/2011/01/ metacognitive-strategies-for-reading.html // [ 24 Juli 2013].

Djajasudarma, T. F. (2010). Wacana pemahaman dan hubungan antarunsur. Bandung: PT Refika Aditama.

Depdiknas. (2006) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2003). Pelayanan profesional kurikulum 2004: kegiatan belajar

mengajar yang efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.

Desmita.(2006).Psikologi perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Fraenkel, J.R.dan Wallen, N.E.(2007). How to design and evaluate researc in


(4)

263

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hanani, S. (2008). Membangun minat baca murid melalui optimalisasi

perpustakaan sekolah berbasis masyarakat sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan[Online]. Tersedia:

http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah-poster-session-pdf/SilfiaHanani-MembangunMinatBaca.pdf[ 24 Juli 2013].

Haras, K.A dan Mulyati, Y. (Tanpa Tahun). “Pembelajaran membaca. Disajikan pada Lokakarya Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS) Bagi Guru Tingkat SD/Mi dan SMP/MTs. Tahun 2013.

Harjasujana, A.S. (1988). Nusantara yang literat: Secercah sumbang saran

terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. (Pidato

Pengukuhan Guru Besar). Bandung: IKIP Bandung.

Harjasujana, A.S. (1993). ”Proses pemahaman wacana dalam kegiatan membaca”, dalam Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni: membaca dan masalahnya.22, Tahun 1993.10 - 16.

Hurmali, T. (2011). Seni dan strategi membaca cepat tanpal lupa. Yogyakarta: Sophia Timur Publisher.

Iskandarwassid, dan Sunendar, D.(2008). Strategi pembelajaranbahasa. Bandung: SekolahPascasarjana UPI dan PT RemajaRosdaKarya.

Jonassen, D.(2000). Toward a Design theory of problem solving to appear in

educational technologi : research and depelopement. [online]. Tersedia:

http://www.coe.missouri.edu/~jonassen/PSPaper%20 final.pdf

Karyono, H. (2007). Menumbuhkan minat baca sejak dini[Online]. Tersedia:

http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Jurnal-Perpustakaan-Sekolah/menumbuhkan-minat-baca-sejak-usia-dini.html.[ 24 Juli 2013]. Keraf,G. (1989). Komposisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, H.(1993). Kamus linguistik edisi ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lidinillah, D. A. M. (2012). Perkembangan metakognitif dan pengaruhnya pada

kemampuan belajar anak.

[Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/KD.../Perkembangan%20Meta kognitif.pdf? [14 Mei 2013]

Mardiya (2009). Tinjauan ilmiah: Mengembangkan Perpustakaan sekolah

berbasis masyarakat dalam rangka mendongkrak minat baca siswa sekolah dasar[Online]. Tersedia:


(5)

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Misdan, U. dan Harjasujana, A.S.(1987). Proses Belajar Mengajar Membaca. Bandung: Yayasan BFH.

Mokhtari K. dan Reichard C.A. (2002). “Assessing students’ metacognitive awareness of reading strategies”. Dalam Journal of Educational

Psychology.[Online]. Vol. 94, No. 2, 249–259.

Tersedia:http://209.129.155.125/learningconnection/ctl/FIGs/jumpstart/MAR SIpacket.pdf. [ 24 Juli 2013].

Nurgiyantoro, B.(2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, B., Gunawan dan Marzuki. (2009). Statistik terapan untuk

penelitian ilmu-ilmu sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurhadi. (1987). Membaca cepat dan efektif. Bandung: C.V. Sinar Baru.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.(2008). Kamus bahasa Indonesia. Jakarta: PusatBahasa.

Rahim, F. (2005). Pengajaran membaca di sekolah dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ramlan, M. (1993). Paragraf: alur pikiran dan kepaduannya dalam bahasa

Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.

Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan sastra Indonesia dalamgamitanpendidikan. Bandung: C.V. Diponegoro.

Sakri, A. (1992). Bangun paragraf bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Sarimanah,E. (2009). “Pembelajaran membaca berbasis metakognitif”, dalam

Bahasa dan sastra dalam persfektif pendidikan. Bandung: Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Soedjito dan Mansur H. (1986). Keterampilan menulis paragraf. Bandung: CV Remaja Karya.

Sugiyono (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta.

Suherman, dkk. (2001). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika UPI. Bandung.

Tampubolon, DP. (1987). Kemampuanmembaca: Teknik membaca efektif dan


(6)

265

Tuti Sumiyati, 2014

Penerapan Teknik Ecola Berbasis Metakognitif Dalam Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Paragraf

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarigan, H.G. (1990). Membacasebagai keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, J. (2008). Membina keterampilan menulis paragraf dan pengembanganya. Bandung: Angkasa.

Tierney, R.J., Readence, J.E., dan Dishner, E. K. (1995). Reading strategies and

prcactices: A Compedium. Boston: Allyn and Bacon

Wahab, J. (2010). Peningkatan kemampuan membaca pemahaman teks bacaan

melalui model investigasi kelompok (group investigation) (studi aplikatif pada siswa kelas XI SMA Negeri 4 Kota Ternate). Tesis. Bandung:

Pascasarjana UPI.

Wirasasmita, S. (1981). “Studi keterbacaan”. Mimbar Pendidikan: 16 Oktober

1981, 42 – 54.

Yusuf, S. (2008). Analisis tes PISA: Literasi membaca, matematika, dan sains [Online]. Tersedia: http://forumliterasi.blogspot.com/2008/11/analisis-tes-pisa-literasi-membaca.html[ 24 Juli 2013].

Yusuf, S. (2008). Literasi membaca siswa indonesia[Online]. Tersedia:

http://suhendrayusuf.blogspot.com/2008/02/literasi-membaca-siswa-indonesia.html[ 24 Juli 2013].

Zuchdi, D. (2008). Strategi meningkatkan kemampuan membaca: peningkatan


Dokumen yang terkait

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA PADA SISWA KELAS VIII SMP RAUDLATUL HIKMAH TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 96

Sistem Informasi Akademik di SMK An-Nahl Cibeber Kabupaten Cianjur

0 6 188

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/20

0 4 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Padangcermin Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/20

0 6 48

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

PENERAPAN PRAKTIKUM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Materi Pokok Cir

3 19 67

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Merbau mataram Tahun Pelajaran 2012/2013

0 8 59

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MANUSIA (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Merbau mataram Tahun Pelajaran 2012/2013

0 6 59

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP ( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Krui Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA WACANA DENGAN TEKNIK DISKUSI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PERUMNAS WAY KANDIS BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 55