Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Pengotan - Kecamatan Bangli - Kabupaten Bengotan.

(1)

LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE XII TAHUN 2016

DESA/BANJAR : PENGOTAN/BANJAR DELOD DESA

KECAMATAN : BANGLI

KABUPATEN : KINTAMANI

NAMA MAHASISWA :KARTINA BEEVI BINTI KASIRUL FAK/PS :KEDOKTERAN/PENDIDIKAN DOKTER NIM :1102005199

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kegiatan KKN PPM XIII ini dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan KKN-PPM ini terdiri dari kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat di Desa Pengotan serta pendampingan keluarga. Dalam penyelesaian program Keluarga Dampingan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagi pihak yaitu:

1. Ns. Ni Made Dian Sulistiowati, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.J, selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberi dukungan, pengarahan dan pendampingan terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan program dengan baik.

2. Bapak I Wayan Suardana, selaku Kepala Desa Pengotan yang membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program di Keluarga Dampingan.

3. Bapak I Nengah Sukara, selaku kepala keluarga dampingan yang telah bekerjasama dengan baik dan terbuka.

4. Teman-teman KKN PPM Periode XIII di Desa Pengotan yang telah memberikan pendapat dalam pemecahan masalah yang penulis hadapi.

Akhirnya, penulis berharap semoga dengan laporan pendampingan keluarga ini dapat dimanfaatkan oleh para pihak yang terlibat dalam program ini guna mencapai sasaran sesuai yang diharapkan.

Bangli, Agustus 2016


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN... 1

1.1. Profil Keluarga Dampingan... 1

1.2. Ekonomi Keluarga Dampingan... 3

1.2.1. Pendapatan Keluarga... 3

1.2.2. Pengeluaran Keluarga... 4

BAB II IDENTIFIKASI DAN PERMASALAHAN PRIORITAS... 2.1.Permasalahan Keluarga... 5

2.2.Masalah Prioritas... 5

2.2.1. Masalah Kesehatan... 5

2.2.2. Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat... 6

2.2.3. Masalah Ekonomi... 6

BAB III USULAN SOLUSI MASALAH... 7

3.1. Program...7

3.2. Jadwal Kegiatan... 8

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA... 9

4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga... 9

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga... 15

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga... 15

BAB V PENUTUP... 16

5.1. Kesimpulan... 16

5.2. Rekomendasi... 16 LAMPIRAN


(6)

(7)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1Profil Keluarga Dampingan

Data demografis keluarga dampingan seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Data Demografi Keluarga Dampingan No. Nama

Hubungan dengan

KK

Umur JK Pendidikan Status Pekerjaan

1 I Nengah

Sukara KK

50

tahun L Tamat SD Menikah

Buruh Tani dan Pedagang Keranjang 2 Ni Nengah

Ranti Istri

44

tahun P Tamat SMP Menikah

Tidak bekerja

3 I Wayan

Candra Anak

30

tahun L Tamat SMP Menikah

Pembuat Tempat

Lilin 4 Ni Nengah

Seriasih Anak

25

tahun P Tamat SMP Menikah

Tidak bekerja 5 Ni Nyoman

Indahyani Menantu

27

tahun P Tamat SD Menikah

Tidak bekerja 6 I Komang

Sukara Cucu

7

tahun L -

Belum

Menikah Bersekolah

Keluarga dampingan, dengan kepala keluarga (KK) I Nengah Sukara terdiri dari 5 orang, yaitu KK, Istri KK, anak KK, menantu KK dan cucu KK. Anak KK yang perempuan tidak tinggal bersama KK karena sudah bernikah. Pekerjaan KK adalah sebagai buruh tani, istri KK tidak bekerja tetapi membantu KK di rumah. Anak KK bekerja sebagai pembuat tempat lilin, sementara menantu KK tidak bekerja. Meskipun anak KK sudah menikah, anak KK masih tinggal bersama KK. Cucu KK bersekolah di SDN 1 Pengotan.

Dari karakteristik keluarga di atas, dapat dilihat beberapa hal yang potensial menjadi masalah. Permasalahan yang berkemungkinan adalah anggota keluarga yang bekerja memiliki pekerjaan sebagai buruh tani, membuat keranjang dan pembuat lilin dengan penghasilan yang relatif rendah dan waktu pemasukan yang tidak teratur.


(8)

Keluarga dampingan tinggal dalam satu pekarangan yang cukup luas, terdiri dari 6 bangunan yang terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1 dapur, dan 1 tempat meletak keranjang dan kayu bakar . Rumah keluarga dampingan merupakan bangunan sederhana yang tergolong agak tua dan dibangun di atas tanah yang sendiri.

DENAH RUMAH KK DAMPINGAN

k

Keterangan :

1. Pintu Masuk 5. Kamar Tidur Anak

2. Tempat Meletak keranjang dan kayu bakar 6. Kamar Tidur Anak 3. Kamar Mandi 7. Kamar Tidur KK , Istri

4. Penampungan air 8. Dapur

1 3

2 4 5

7 6


(9)

Semua bangunan rumah dibuat dengan semen dan batu. Lantai bangunan juga dibuat dengann semen yang bertutup tikar. Atap semua bangunan dibuat dengan seng. Kamar tidur anak berukuran 4 x 5 meter dan kamar tidur KK dan istri kurang lebih 4 x 6 meter. Kamar tidur terdiri dari 1 kasur, 1 almari, dan beberapa barang barang yang diletakan dibawah dibungkus dengan kardus dan kresek.. Kamar tidur dengan satu pintu dan jendela sehingga memungkinkan masuknya sinar matahari dan supaya terdapat pengudaraan yang baik ke dalam rumah. Di setiap tingkap terdapat penjaringan buat menghalang nyamuk.

Keluarga biasanya mandi di kamar mandi dengan sumber air mandi adalah air hujan dan air yang dibeli dari pedagang air. Kamar mandi KK terlihat kotor dan kurang terawat. Lantai kamar mandi menggunakan berkeramik, terdapat bak penampung air, dan jamban. Tempat penampungan air merupakan tanah yang digali cukup dalam dengan dinding dari semen. Air yang ditampung merupakan air hujan yang dialiri melalui bambu di bawah pinggir atap. Air yang ditampung akan disaring menggunakan kain supaya lebih bersih.

Dapur KK terbuat dari dinding batu dengan atap seng dan lantai semen. Tempat meletakkan keranjang dan kayu bakar yang dimiliki oleh KK merupakan bangunan dengan dinding semen dengan atap seng dan lantai tanah.

1.2Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga dampingan diperoleh dari KK, istri KK dan anak cowok KK yang tinggal bersama KK. Pendapatan keluarga ini tidak menentu setiap bulannya karena tergantung dari jumlah hasil ladang jeruk dan kol yang didapat dan dari hasil penjualan kernjang. Keranjang yang dibuat dijual kepada pedagang kol dan jeruk dengan harga Rp 6,000 per keranjang. Diperkirakan rata-rata pendapatan yang diperoleh per bulan antara Rp 600.000,00 – Rp 900.000,00.


(10)

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Penghasilan keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan dikatakan bahwa pendapatan tersebut terkadang tidak cukup untuk membiayai kehidupan keluarga mereka. Pemenuhan kebutuhan hidup adalah terutama untuk biaya makan, sisanya untuk keperluan listrik, keperluan air, dan upacara adat. Pengeluaran perkapita keluarga dampingan rata-rata Rp 1.200.000,00 per bulan.

Keluarga dampingan termasuk dalam keluarga miskin sehingga mereka bisa mendapatkan pengobatan gratis dari puskesmas (Jamkesmas). KK mengatakan walaupun KK memiliki kartu pengobatan gratis dari puskesmas (Jamkesmas), KK tidak pernah menggunakan kartu ini. KK mengatakan jika ada keluarga yang sakit, KK lebih sering berobat sendiri dengan menggunakan pengobatan herbal yang menggunakan tumbuh-tumbuhan dan sering ke praktek dokter di Kota Bangli sekiranya tidak sembuh-sembuh. Keluarga dampingan mengatakan mendapatkan bantuan dari desa berupa beras setiap 6 bulan sekali.


(11)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga

Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan adalah perekonomian yang rendah, lingkungan fisik yang masih kurang bersih, serta perilaku hidup bersih dan sehat yang belum diterapkan secara sempurna. Dengan perekonomian yang rendah, keluarga ini sulit memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sehingga pengeluaran harus ditekan serendah mungkin. Masalah kesehatan dialami oleh KK sendiri, dimana KK mengeluh sering nyeri pada ulu hati sejak 3 tahun yang lalu. Untuk keadaan lingkungan fisik, kondisi rumah terlihat kurang terawat dengan bangunan yang terkesan sudah tua. Kemudian didapatkan bahwa budaya hidup bersih dan sehat pada keluarga dampingan yang belum diterapkan.

2.2 Masalah Prioritas

Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan, maka dapat dipilih tiga masalah prioritas untuk dibantu pemecahannya, antara lain:

2.2.1 Permasalahan Kesehatan

Permasalahan kesehatan yang ditemukan pada keluarga dampingan adalah dari kepala keluarga yaitu I Nengah Sukara, laki-laki berusia 50 tahun, yang mengalami keluhan nyeri ulu hati sejak 3 tahun yang lalu. Keluhan nyeri ulu hati ini dikatakan muncul hilang timbul dan tidak menentu. Nyeri ulu dirasakan sangat perih dan KK dikatakan sering sendawa. Pada awalnya, nyeri ulu hati dirasakan hanya perih namun setelah itu, KK memeriksa diri di prakter dokter di Kota Bangli. Dokter mengatakan pasien mempunyai maag dan memberikan obat. Penderita mengatakan tidak mengkonsumsi obat untuk penyakitnya dan hanya meminum obatan herbal yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Keluarga dampingan mengatakan walaupun memiliki kartu jaminan kesehatan (JKBM), keluarga dampingan tidak pernah menggunakan kartu ini. KK mengatakan jika ada keluarga yang sakit, KK lebih memilih untuk tidak berobat dan hanya beristirahat saja di rumah. Penderita lebih memilih untuk meminum obat tradisional yang dibuat sendiri dari tumbuh-tumbuhan apabila rasa nyerinya timbul sehingga saat ini penderita tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun.


(12)

2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Pada keluarga ini, budaya hidup bersih dan sehat belum diterapkan. Anggota keluarga ini memiliki kebiasaan mandi hanya sekali sehari karena cuaca dingin dan ketersediaan air yang terbatas. Cuci tangan dilakukan sebelum dan setelah makan tetapi tidak menggunakan sabun ataupun air yang mengalir. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) dilakukan di jamban di rumah. Keluarga dikatakan mencuci tangan setelah BAB. Pakaian biasanya diganti setiap 1-2 hari sekali. Pakaian dicuci sendiri dan dijemur di rumah. Menu makanan sehari-hari biasanya berupa nasi, sayur, tempe, tahu sedangkan konsumsi daging seperti ikan atau ayam sangat kurang. Menurut KK, mereka lebih sering menkonsumsi daging babi dari ikan terutamanya apabila terdapat acara agama.

2.2.3 Permasalahan Ekonomi

Perekonomian keluarga ini dikatakan masih belum mencukupi karena terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Kondisi rumah yang ditempati dapat dikatakan cukup layak huni walaupun bangunannya terlihat tua dan kurang terawat. Pendapatan yang diperoleh KK dan keluarga sebagai buruh tani dan pembuat keranjang dikatakan tidak menentu dan tergantung dari hasil kebun yang dapat dijual. Rumah keluarga KK berdiri diatas tanah seluas 4 are.


(13)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program

Berdasarkan beberapa masalah di atas, mahasiswa mengambil semua masalah yang harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat membantu keluarga yang di dampingi. Masalah yang diutamakan untuk dicarikan pemecahannya adalah masalah yang sesuai dengan bidang keahlian yang didalami selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana: 1. Permasalahan kesehatan.

2. Perilaku hidup bersih dan sehat. 3. Permasalahan ekonomi.

Kegiatan yang telah dilakukan adalah survei lapangan ke keluarga dampingan. Kegiatan perkenalan diperlukan pertama kali untuk lebih mengakrabkan mahasiswa kepada keluarga dampingan supaya memudahkan komunikasi. Selain itu, dilakukan observasi pada keadaan rumah secara langsung dengan meminta ijin ke keluarga dampingan terlebih dahulu.

Terdapat tiga masalah prioritas yang dapat diselesaikan oleh mahasiswa. Permasalahan tersebut meliputi permasalahan kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta permasalahan ekonomi. Kunjungan dilakukan dengan mencari informasi mengenai penyakit yang dialami. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada penderita dan anggota keluarganya juga dilakukan terkait dengan masalah kesehatan yang dialaminya.


(14)

3.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kunjungan Keluarga Dampingan

No. Hari/Tanggal Jenis Kegiatan

1 Sabtu, 30 Juli 2016 Perkenalan dengan keluarga dampingan

2 Minggu, 31 Juli 2016 Sosialisasi mendalam dengan keluarga dampingan

3 Rabu, 3 Agustus 2016 Mendiskusi dan sharing mengenai adat dan budaya sosial di Bali dan Malaysia

4 Jumat, 5 Agustus 2016 Survei keadaan lingkungan rumah dan lingkungan di sekitar rumah KK

5 Sabtu, 6 Agustus 2016 Mengidentifikasi masalah yang ada dalam keluarga

6 Minggu, 7 Agustus 2016 Melihat dan mencari faktor risiko kesehatan dalam keluarga

7 Rabu,10 Agustus 2016

Anamnnesis riwayat penyakit sekarang dan sebelumnya, perjalanan penyakit, riwayat kesehatan keluarga

8 Khamis,11 Agustus 2016 Anamnesis riwayat pribadi/sosial 9 Minggu,14 Agustus 2016 Pemeriksaan tanda vital dan fisik umum

10 Senin, 15 Agustus 2016 KIE perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga KK

11 Selasa, 16 Agustus 2016 KIE untuk datang ke pusat pelayanan kesehatan untuk memeriksakan anggota keluarga

12 Rabu, 17 Agustus 2016 KIE terkait dengan keluhan kesehatan KK 13 Jumat, 19 Agustus 2016 KIE dan pemecahan masalah personal 14 Sabtu, 20 Agustus 2016 Membantu mengajar les buat cucu KK

15 Minggu, 21 Agustus 2016

Berkunjung ke ladang jeruk dan melihat cara membuat keranjang

16 Senin, 22 Agustus 2016 Penyerahan sembako kepada keluarga dampingan


(15)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Pelakasanaan Pendampingan Keluarga

4.1.1 Kunjungan 1

Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2016

Jenis Kegiatan : Perkenalan dengan keluarga KK dampingan.

Kunjungan pertama, mahasiswa melakukan perkenalan dengan keluarga dampingan. Pada kunjungan pertama, mahasiswa bertemu dengan KK, istri KK, menantu KK dan cucu KK, sedangkan anak KK melakukan pekerjaan di luar rumah. Didapatkan bahwa anggota keluarga KK terdiri dari 5 orang, yaitu KK, istri KK, 2 orang anak KK, menantu KK dan seorang cucu KK. Keluarga dampingan tinggal di sebuah rumah yang berdiri di atas tanah milik KK sendiri, berukuran kurang lebih seluas 4 are.

4.1.2 Kunjungan 2

Hari/Tanggal : Minggu, 31 Juli 2016

Jenis Kegiatan: Sosialisasi mendalam dengan keluarga dampingan.

Pada kunjungan kedua, mahasiswa melakukan sosialisasi yang lebih mendalam dengan keluarga dampingan agar dapat mengenal dengan lebih akrab. Mahasiswa temukan mengenai pekerjaan, penghasilan serta pengeluaran keluarga, serta aktivitas seharian keluarga.

4.1.3 Kunjungan 3

Hari/Tanggal : Rabu, 3 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Mendiskusi dan sharing mengenai adat dan budaya sosial di Bali dan Malaysia Pada kunjungan ketiga, mahasiswa dan keluarga sering bercerita dan sharing mengenai bagaimana mahasiswa bisa merantau jauh sehingga di Bali dan bagaimana adat dan sosial di Bali dan di Malaysia. Mahasiswa mendapat informasi mengenai adat dan budaya di Bali.


(16)

4.1.4 Kunjungan 4

Hari/Tanggal : Jumat, 5 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Survei keadaan lingkungan rumah dan lingkungan di sekitar rumah KK

Pada kunjungan kali ini, mahasiswa meminta ijin untuk melihat keadaan rumah dan lingkungan sekitar rumah. Mahasiswa juga meminta ijin untuk berfoto rumah untuk tujuan dokumentasi dan diberikan keijinan oleh keluarga.

4.1.5 Kunjungan 5

Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Mengidentifikasi masalah yang ada dalam keluarga.

Pada kunjungan keempat mahasiswa ke keluarga dampingan, kami membicarakan masalah-masalah yang sering muncul dan menjadi beban pikiran keluarga, seperti masalah perekonomian dan masalah kesehatan. Didapatkan bahwa pengeluaran yang dikeluarkan oleh keluarga ini lebih banyak dibandingkan pemasukan rata-rata keluarga ini tiap bulannya. Hal ini dikatakan karena besaranya pengeluaran bila terdapat upacara-upacara adat tertentu dan karena hasil lading yang tidak menentu dan mengikut musim. Selain permasalah ekonomi, KK juga mengaku memiliki masalah kesehatan yang pernah dialami dan mengenai beliau lebih memilih pengobatan tradisional daripada pengobatan modern.

4.1.6 Kunjungan 6

Hari/Tanggal : Minggu, 7 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Melihat dan mencari faktor risiko kesehatan dalam keluarga

Pada kunjungan ke lima, kami membicarakan mengenai keluhan KK yang sering merasakan nyeri pada ulu hati yang dialami sejak 3 tahun yang lalu. Budaya makan tidak mengikut waktu menjadi factor risiko terhadap keluhan ini. KK didapatkan kadang-kadang makan telat atau tidak makan akibat bekerja di lading dan karena kekurangan uang. Beliau juga mengaku suka makan jeruk yang banyak dan suka makan makanan yang pedas.


(17)

4.1.7 Kunjungan 7

Hari/Tanggal : Rabu, 10 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Anamnnesis riwayat penyakit sekarang dan sebelumnya, perjalanan penyakit, riwayat kesehatan keluarga

Permasalahan kesehatan yang ditemukan pada keluarga dampingan adalah kepala keluarga yaitu I Nengah Sukara pernah mengalami nyeri ulu hati sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri ulu dirasakan sangat perih dan KK dikatakan sering sendawa. Pada awalnya, nyeri ulu hati dirasakan hanya perih namun setelah itu, KK memeriksa diri di prakter dokter di Kota Bangli. Dokter mengatakan pasien mempunyai maag dan memberikan obat. Penderita mengatakan tidak mengkonsumsi obat untuk penyakitnya dan hanya meminum obatan herbal yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Saat ini penderita tidak mengkonsumsi obat-obatan untuk keluhannya. Riwayat kencing manis, asma, penyakit jantung, dan hipertensi disangkal oleh penderita.

4.1.8 Kunjungan 8

Hari/Tanggal : Khamis, 11 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Anamnesis riwayat pribadi sosial

Riwayat kelahiran dan pertumbuhan normal. Penderita menyelesaikan sekolah dasarnya. Penderita menikah dengan istrinya saat berusia 24 tahun. Penderita saat ini bekerja sebagai buruh tani dan pembuat bakul keranjang. Penderita memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol apabila mempunyai acara. Tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami hal yang sama seperti penderita. Riwayat hipertensi, penyakit jantung, asma, dan penyakit ginjal dalam keluarga juga disangkal. Riwayat kencing manis terdapat pada ibu penderita.

4.1.9 Kunjungan 9

Hari/Tanggal : Minggu, 14 Agustus 2016


(18)

Dari pemeriksaan tanda vital, didapatkan: Keadaan umum : sakit ringan

Kesadaran : GCS E4V5M6

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Frekuensi nadi : 84 kali/menit, kuat, teratur Frekuensi nafas : 18 kali/menit, teratur Suhu : 36,6ºC

Dari pemeriksaan fisik umum, didapatkan: Kepala : normocephali

Mata : konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-) THT : telinga: hiperemis (-), sekret (-), nyeri (-)

hidung: hiperemis (-), sekret (-), edema (-) tenggorokan: tonsil T1/T1, hiperemis (-)

Thoraks : cor: S1S2, tunggal, regular, murmur (-)

pulmo: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/- Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal

hepar/lien tidak teraba

Vertebrae : jejas (-), nyeri ketok sudut CVA (-) Ekstremitas : hangat +/+ edema −/−

+/+ −/−

4.1.10 Kunjungan 10

Hari/Tanggal : Senin, 15 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : KIE perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga KK

Pengetahuan keluarga ini terhadap perilaku hidup bersih dan sehat masih kurang. Anggota keluarga memiliki kebiasaan mandi sehari sekali dengan keterbatasan air dan iklim dingin di desa. Cuci tangan dilakukan sebelum dan setelah makan tetapi tidak menggunakan sabun ataupun air yang mengalir. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) dilakukan di jamban di rumah. Keluarga dikatakan mencuci tangan setelah BAB. Pakaian biasanya diganti setiap 1-2 hari sekali. Pakaian dicuci sendiri dan dijemur di rumah. Menu makanan sehari-hari biasanya berupa nasi, sayur, tempe, tahu sedangkan konsumsi daging seperti ikan atau ayam sangat kurang. Menurut


(19)

KK, mereka lebih sering menkonsumsi daging babi dari ikan terutamanya apabila terdapat acara agama. Keluarga disarankan untuk meningkatkan kebiasaan hidup bersih dan sehat dengan membiasakan mencuci tangan menggunakan sabun dan dengan air mengalir dan mandi minimal dua kali sehari. Selain itu, perlu diperhatikan juga kebersihan air konsumsi dalam rumah tangga karena persediaan air bersih yang didapatkan dari air hujan. Keluarga disarankan untuk menjaga kebersihan air bersih dari tempat penampungan hingga proses memasak air hingga mendidih agar air yang dikonsumsi bersih.

4.1.11 Kunjungan 11

Hari/Tanggal : Selasa, 16 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : KIE untuk datang ke Pusat Pelayanan Kesehatan memeriksakan keluhan KK dan anggota keluarga lain

Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan KIE pada KK dan anggota keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan seperti posyandu dan puskesmas sekiranya mempunyai keluhan.

4.1.12 Kunjungan 12

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : KIE terkait dengan keluhan kesehatan KK

Pada kunjungan ini, mahasiswa mengambil kesempatan untuk menjelaskan kemungkinan penyakit yang diderita oleh KK yaitu maag. Pada penderita ini, disarankan agar mengurangi konsumsi makanan pedas dan makan tepat waktu yang menjadi faktor risiko maag. Penderita juga disarankan meningkatkan konsumsi air putih dan kurangkan berfikir masalah keluarga supaya mengurangi faktor risiko.

4.1.13 Kunjungan 13

Hari/Tanggal : Jumat, 19 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : KIE dan pemecahan masalah personal

KK mengatakan walaupun KK memiliki kartu jaminan kesehatan (JKBM), KK tidak pernah menggunakan kartu ini. KK mengatakan jika ada keluarga yang sakit, KK lebih memilih untuk tidak berobat dan berobat secara tradisional menggunakan tumbuh-tumbuhan di sekitar


(20)

rumahnya. Untuk masalah ini, penderita disarankan berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan agar penyakit yang diderita dapat ditangani dengan baik.

4.1.14 Kunjungan 14

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Membantu mengajar les buat cucu KK

Mahasiswa membantu mengajar les buat cucu KK yang masih sedang bersekolah di kelas 2 di SDN 1 Pengotan.

4.1.15 Kunjungan 15

Hari/Tanggal : Minggu, 21 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Berkunjung ke ladang jeruk dan melihat cara membuat keranjang

Mahasiswa meluangkan masa bersama KK dampingan dengan mengunjungi ke ladang jeruk. Mahasiswa mendapat jeruk daripada keluarga dampingan. Mahasiswa juga melihat cara membuat keranjang sebagai pengalaman.

4.1.16 Kunjungan 16

Hari/Tanggal : Senin, 22 Agustus 2016

Jenis Kegiatan : Penyerahan sembako kepada keluarga dampingan.

Kegiatan keluarga dampingan diakhiri dengan pemberian sembako yang dapat membantu ekonomi keluarga dampingan.


(21)

4.2 Hasil

Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 15 kali, didapatkan:

1. Dari anamnesis, didapatkan penderita diduga mengalami maag karena pola makan yang tidak teratur .

2. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan: a. Status present: dalam batas normal. b. Status general: dalam batas normal.

3. Peningkatan pemahaman penderita dan anggota keluarganya terkait dengan masalah kesehatan yang dialaminya.

4. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat menciptakan suatu lingkungan kondusif sebagai tempat tinggal penderita.

4.3 Kendala

Kendala yang ditemukan saat melakukan kegiatan keluarga dampingan adalah: 1. Sulitnya menemui keluarga dalam jumlah yang lengkap.


(22)

1 BAB V

PENUTUP 5.1 Simpulan

1. Keluarga dampingan di desa Pengotan memiliki lingkungan fisik tempat tinggal yang kurang bersih dan sehat, serta masih adanya persepsi yang salah tentang konsep sehat-sakit di lingkungan keluarga yang kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat pendidikan.

2. Selama kegiatan KKN-PPM ini, khususnya di desa Pengotan telah dilakukan beberapa konsep kedokteran keluarga terutama menyangkut promosi kesehatan dengan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi serta motivasi baik kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang penyakit yang sedang atau pernah diderita.

5.2 Rekomendasi

1. Seluruh anggota keluarga hendaknya turut mendukung proses pengobatan penderita dengan ikut menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekitar. 2. Persepsi sehat-sakit yang salah di keluarga dampingan diubah secara perlahan

dengan melibatkan dukungan kader-kader kasehatan dan peran serta pihak puskesmas yang lebih intensif misalnya dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan bagaimana hidup bersih dan sehat yang baik.


(23)

2 REFERENSI

LPPM. 2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM). Badung : LPPM.


(24)

3 LAMPIRAN


(25)

(26)

(27)

(1)

1 BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Keluarga dampingan di desa Pengotan memiliki lingkungan fisik tempat tinggal yang kurang bersih dan sehat, serta masih adanya persepsi yang salah tentang konsep sehat-sakit di lingkungan keluarga yang kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat pendidikan.

2. Selama kegiatan KKN-PPM ini, khususnya di desa Pengotan telah dilakukan beberapa konsep kedokteran keluarga terutama menyangkut promosi kesehatan dengan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi serta motivasi baik kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang penyakit yang sedang atau pernah diderita.

5.2 Rekomendasi

1. Seluruh anggota keluarga hendaknya turut mendukung proses pengobatan penderita dengan ikut menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekitar. 2. Persepsi sehat-sakit yang salah di keluarga dampingan diubah secara perlahan

dengan melibatkan dukungan kader-kader kasehatan dan peran serta pihak puskesmas yang lebih intensif misalnya dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan bagaimana hidup bersih dan sehat yang baik.


(2)

2 REFERENSI

LPPM. 2016. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM). Badung : LPPM.


(3)

3 LAMPIRAN


(4)

(5)

(6)