T2 322013015 BAB III

(1)

BAB III

PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN

MODAL VENTURA

Berikut ini adalah tabel mengenai pokok-pokok perubahan dan tambahan pengaturan dalam upaya penyempuraan, pengaturan kegiatan usaha modal ventura:

Tabel 1.

“Periodisasi Perkembangan Kelembagaan

Peraturan Modal Ventura”

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang)

Pengaturan 1. PP 18

Tahun 1973 tentang Penyerta an Modal Negara untuk Pendirian 1. KepMenKeu. No. 250/KMK.04 /1995 Tentang Perusahaan Kecil dan menegah Pasangan 1. Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiay aan.


(2)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) Perusaha an Perseroa n dalam Bidang Pengemb angan Usaha Swasta Nasional. 2. Keppres 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiaya an. 3. KepMenK eu 1251/KM K.013/19 88 tentang Ketentua n dan Tata Cara Pelaksan aan Lembaga Pembiaya an. Usaha Dari Perusahaan Modal Ventura dan Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal Perusahaan Modal Ventura.

2. KMK No.

469/KMK.01 7/1995 3 Oktober 1995: Pendirian dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura.

3. KMK No.

58/KMK.017 /1999 tanggal 15 Februari 1999: Pengawasan Kegiatan Perusahaan 2. Permenk eu No. 18/PMK. 010/201 2 tentang Perusah aan Modal Ventura.


(3)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) 4. KepMenK eu Nomor: 1256/KM K.00/198 9 tanggal 18 Nopembe r 1989 yang menguba h Kepmenk eu 1251/88. 5. KepMenK eu 227/kmk .01/1994 : sektor: usaha perusaha an pasangan usaha dari perusaha an modal ventura dan perlakua n Modal Ventura Daerah sehingga lebih komprehensi f.


(4)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) perpajak an atas penyerta an modal dan atau pengaliha n penyerta an modal perusaha an modal ventura. Bidang Kegiatan Usaha Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu

Perusahaan Pasangan

Usaha (Investee Company)

untuk jangka waktu tertentu. (Pasal 2 ayat (1)

Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan /penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan


(5)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) Usaha (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu. (Pasal 1 angka 11 Keppres 61/88). KMK 250/1995). (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.

(Pasal 1 ayat (2) PMK 18/2012).

Status Hukum Pasal 1

ayat (2) PP 18 TAHUN 1973: didirikan bersama-sama oleh

Pasal 1 KMK 469/1995: Berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi Pasal 11 ayat (1) PMK 18/2012: Berbentuk Perseroan Terbatas


(6)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia dalam bentuk Perseroan (PERSERO); Pasal 3 ayat (2) KEPPRES 61 TAHUN 1988 dan ketentuan lebih lanjut dalam periode I PMV berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi. atau Koperasi Sifat Pertanggungja waban

Pasal 5 PP 18/73: Dikuasakan kepada Menteri Keuangan dan dapat Bagian Mengingat angka 4 KMK 59/99: Sesuai Anggaran Dasar.

Bab III PMK 18/2012: Sesuai Anggaran Dasar.


(7)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) dikuasakan dengan hak substitusi kepada seorang Menteri atau Pejabat Negara lainnya, dengan ketentuan bahwa Rancangan Anggaran Dasar PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.

Jangka Waktu Penyertaan

modal dalam setiap Perusahaan Pasangan Usaha Penyertaan modal perusahaan modal ventura pada setiap perusahaan pasangan Bersifat sementara dengan jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)


(8)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun. (Pasal 2 ayat (1) KMK 227/1994). usaha dilakukan selama perusahaan pasangan usaha tersebut belum menjual saham di bursa efek dan untuk jangka waktu tidak melebihi 10 (sepuluh) tahun. (Pasal 2 ayat (1) KMK 250/1995).

tahun. (Pasal 6 ayat (1) PMK 18/2012)

Permodalan Pasal 3 ayat

(1) PP 18 TAHUN 1973: Modal dasar PERSERO berjumlah Rp.10.000.0 00.000,-(sepuluh milyar rupiah). Pasal 3 ayat (2)

Pasal 1 KMK 469/1995: (a) Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b) Perusahaan, Patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp 10.000.000.000 Pasal 19 ayat (1) PMK 18/2012Per usahaan Nasional : (a) Koperasi memiliki simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah sebesar paling sedikit Rp.5.000.00


(9)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) KEPMENKE U 1251/KMK. 013/1988: (a) Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp 3.000.000.0 00 (tiga milyar rupiah); (b) Perusahaan , Patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp 10.000.000. 000 (sepuluh milyar rupiah); (c) Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.0 00 (tiga (sepuluh milyar rupiah); (c)Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah). 0.000,00 (lima miiar rupiah); (b) Perseroan Terbatas, modal disetor paling sedikit 10.000.000. 000,00 ( sepuluh miliar rupiah). Perusahaan Patungan, modal disetor paling sedikit sebesar Rp.30.000.0 00.000,00 (tiga puluh miliar rupiah).


(10)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) milyar rupiah).

Pengelolaan Pasal 5 ayat

(1) PP 18/73: Dikuasakan kepada Menteri Keuangan. Pasal 3 ayat (1) KEPPRES 61 TAHUN 1988: Bank; Lembaga Keuangan Bukan Bank; Perusahaan Pembiayaan . Pasal 57 PMK 18/2012Per usahaan Nasional.

Pengawasan Pasal 5 ayat

(2) PP 18/73: Menteri Keuangan dapat menyerahka n

Pasal 1 KMK 58/99: Menteri Keuangan, dengan dibantu oleh Direktorat Jenderal Lembaga Pasal 11 Perpres 9/2009: Menteri melakukan pengawasan dan pemeriksaan


(11)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) kekuasaan dengan hak substitusi kepada Menteri atau Pejabat Negara lainnya, dengan ketentuan bahwa Rancangan Anggaran Dasar PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri Keuangan. Keuangan dan PT Bahana. terhadap pembiayaan modal ventura.

Larangan Pasal 5

Keppres 61/88: Perusahaan Pembiayaan dilarang menarik dana secara

Pasal 9

Perpres 9/2009: Perusahaan Pembiayaan dilarang menarik dana secara


(12)

Indikator Periode 1 (mulai tahun 1973-1995) Periode 2 (mulai tahun 1995-1999) Periode 3 (2009-sekarang) langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro; Deposito; Tabungan; Surat Sanggup Bayar (Promissory Note). Perusahaan Perdaganga

n Surat

Berharga. langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro; Deposito; Tabungan dan/atau bentuk

lainnya yang dipersamaka n dengan itu.

Untuk lebih memahami tabel di atas, Penulis akan menarasikan dalam bentuk kalimat seperti di bawah ini:

a. Periode 1 (mulai tahun 1973-1995)

Modal ventura diatur dalam PP 18 Tahun 1973 tentang Penyertaan Modal Negara untuk Pendirian


(13)

Perusahaan Perseroan dalam Bidang Pengembangan Usaha Swasta Nasional; Keppres 61 Tahun 1988

tentang Lembaga Pembiayaan; KepMenKeu

1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan; KepMenKeu Nomor: 1256/KMK.00/1989 tanggal 18 Nopember 1989 yang mengubah Kepmenkeu 1251/88; dan

KepMenKeu 227/kmk.01/1994: sektor: usaha

perusahaan pasangan usaha dari perusahaan modal ventura dan perlakuan perpajakan atas penyertaan modal dan atau pengalihan penyertaan modal perusahaan modal ventura.

Bidang kegiatan usaha dalam periode ini ialah Perusahaan Modal Ventura melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu.

Status hukum dalam periode ini terbagi menjadi dua, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun


(14)

1973: didirikan bersama-sama oleh Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia dalam bentuk

Perseroan (PERSERO). Sedangkan pada Keppres

Nomor 61 Tahun 1988 dan ketentuan lebih lanjut dalam periode I PMV berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi.

Sifat pertanggungjawaban dalam periode ini yaitu dikuasakan kepada Menteri Keuangan dan dapat dikuasakan kembali dengan hak substitusi kepada seorang Menteri atau Pejabat Negara lainnya, dengan ketentuan bahwa Rancangan Anggaran Dasar PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.

Jangka waktu dalam periode ini yaitu tidak boleh melebihi jangka waktu sepuluh tahun. Permodalan dalam periode ini terbagi menjadi dua, yaitu: dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun1973 menyebutkan bahwa pemodal dalam kegiatan ini yaitu Negara Republik Indonesia dan


(15)

Bank Indonesia. Modal dasar PERSERO berjumlah

Rp.10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah).

Sedangkan dalam Kepmenkeu 1251/KMK.013/1988 pemodalnya adalah: (a) Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b) Perusahaan Patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan (c) Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah).

Pengelolaan dalam periode ini dapat dikuasakan kepada Menteri Keuangan, atau menurut Keppres Nomor 61 Tahun 1988 dapat dikuasakan kepada Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan Pembiayaan.

Sistem pengawasan dalam periode ini yaitu

berada pada Menteri Keuangan, dan dapat

menyerahkan kekuasaan dengan hak substitusi kepada Menteri atau Pejabat Negara lainnya, dengan


(16)

PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri Keuangan.

Larangan dalam periode ini ketika Perusahaan Pembiayaan menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro; Deposito; Tabungan;

Surat Sanggup Bayar (Promissory Note), dan

Perusahaan Perdagangan Surat Berharga.

b. Periode 2 (mulai tahun 1995-1999)

Modal ventura diatur dalam KepMenKeu. No. 250/KMK.04/1995 tentang Perusahaan Kecil dan Menegah Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura dan Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan

Modal Perusahaan Modal Ventura; KMK No.

469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang Pendirian dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura; dan KMK No. 58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari 1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan Modal Ventura Daerah.


(17)

Bidang kegiatan usaha dalam periode ini ialah Perusahaan Modal Ventura melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu.

Status hukum dalam periode ini berbentuk

Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi. Sifat

pertanggungjawaban dalam periode ini sesuai dengan Anggaran Dasar. Jangka waktu dalam periode ini yaitu tidak boleh melebihi jangka waktu sepuluh tahun.

Permodalan dalam periode ini ialah: (a) Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b) Perusahaan Patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan (c) Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah).


(18)

Sistem pengawasan dalam periode ini yaitu berada pada Menteri Keuangan dengan dibantu oleh Dirjen Lembaga Keuangan dan PT. Bahana.

c. Periode 3 (mulai tahun 2009-sekarang)

Modal ventura diatur dalam Perpres Nomor. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan dan

Permenkeu No. 18/PMK.010/2012 tentang

Perusahaan Modal Ventura.

Bidang kegiatan usaha dalam periode ini ialah Perusahaan Modal Ventura yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.

Status hukum dalam periode ini berbentuk

Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi. Sifat


(19)

Anggaran Dasar. Jangka waktu dalam periode ini yaitu bersifat sementara dengan jangka waktu paling lama sepuluh tahun.

Permodalan dalam periode ini ialah:

Perusahaan Nasional: (a) Koperasi memiliki simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah sebesar paling sedikit Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); (b) Perseroan Terbatas, modal disetor paling sedikit

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Perusahaan Patungan, modal disetor paling sedikit sebesar Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah).

Pengelolaan dalam periode ini dapat dikuasakan kepada Perusahaan Nasional. Sistem pengawasan dalam periode ini yaitu dimiliki oleh Menteri Keuangan. Larangan dalam periode ini ketika Perusahaan Pembiayaan menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro;


(20)

Deposito; Tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

A. Perkembangan Peraturan Perundang-undangan

yang Mengatur tentang Modal Ventura

Awalnya pengaturan modal ventura diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, disebutkan bahwa modal ventura diakui sebagai salah satu model penyaluran pembiayaan. Dalam keputusan tersebut ditentukan bahwa perusahaan modal ventura adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu. Bentuk hukum perusahaan modal ventura adalah Perseroan Terbatas atau Koperasi. Saham perusahaan modal ventura dapat dimiliki oleh WNI dan/atau badan hukum Indonesia (usaha patungan). Pemilikan saham oleh


(21)

Badan Usaha Asing ditentukan sebesar-besarnya 85% dari modal yang disetor.

Perusahaan modal ventura dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk Giro, Deposito, Tabungan, Surat Sanggup Bayar (Promissory Note), tetapi dapat menerbitkan Surat Sanggup Bayar hanya sebagai jaminan atas hutang kepada Bank yang menjadi krediturnya.

Setelah pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, selanjutnya dikeluarkan Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

Peraturan ini merupakan pelaksanaan lebih lanjut mengenai lembaga pembiayaan seperti yang telah disebut Keppres Nomor 61 Tahun 1988.

Kemudian keputusan tersebut diubah dan


(22)

Nomor 468 Tahun 1995. Dalam Keputusan Menteri

Keuangan dinyatakan, lembaga pembiayaan

melakukan kegiatan yang antara lain meliputi usaha modal ventura, kegiatan modal ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha untuk:

a. Pengembangan suatu penemuan baru;

b. Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal

usahanya mengalami kesulitan dana;

c. Membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan;

d. Membantu perusahaan yang berada pada tahap

kemunduran;

e. Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa;

f. Pengembangan berbagai penggunaan teknologi

baru dan alih teknologi, baik dari dalam maupun dari luar negeri; dan


(23)

Penyertaan modal dalam setiap perusahaan pasangan usaha bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 tahun. Penarikan kembali penyertaan modal oleh perusahaan modal ventura dalam segala bentuknya, dilaporkan kepada menteri keuangan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dilaksanakan.

Sebelum melakukan kegiatan usaha,

perusahaan modal ventura wajib memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan. Izin usaha diberikan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap. Izin usaha berlaku selama perusahaan modal ventura masih menjalankan usahanya. Terhadap pemberian izin usaha tidak dikenakan biaya. Perusahaan modal ventura wajib secara jelas mencantumkan Anggaran Dasar kegiatan pembiayaan yang dilakukannya. Jumlah modal disetor atau simpanan pokok dan


(24)

simpanan wajib bagi perusahaan modal ventura ditetapkan sebagai berikut:

a. Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya

Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).

b. Perusahaan Patungan Indonesia dan Asing

sekurang-kurangnya Rp25.000.000.000,- (dua

puluh lima miliar rupiah).

c. Koperasi sekurang-kurangnya Rp 5.000.000.000,-

(lima miliar rupiah).

Pembinaan dan pengawasan perusahaan modal

ventura dilakukan oleh Menteri Keuangan.

Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh Departemen Keuangan dan dibantu oleh Bank Indonesia yang diatur dengan surat keputusan bersama.

Perusahaan pembiayaan yang memperoleh izin usaha lebih dari satu kegiatan pembiayaan wajib memilih untuk menjadi perusahaan pembiayaan lain

atau perusahaan modal ventura. Perusahaan


(25)

modal ventura dilarang melakukan transaksi Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Kartu Kredit, dan Pembiayaan Konsumen. Perusahaan modal ventura

yang melakukan kegiatan pembiayaan yang

bertentangan dengan ketentuan dalam keputusan ini dihentikan kegiatan-kegiatannya atau dicabut izin usahanya.

Penghentian kegiatan atau pencabutan izin usaha dilakukan setelah:

a. Diberikan peringatan secara tertulis kepada yang bersangkutan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan; dan

b. Dilakukan pembekuan kegiatan atau izin usaha untuk jangka waktu 6 (enam) bulan sejak peringatan terakhir.

Apabila sebelum berakhirnya masa pembekuan telah dilakukan perbaikan, maka kegiatan atau izin usaha diberlakukan kembali. Akan tetapi apabila sampai dengan berakhirnya masa pembekuan tidak


(26)

juga dilakukan perbaikan, kegiatan dihentikan atau izin usahanya dicabut.

Peraturan selanjutnya yang mengatur mengenai modal ventura ialah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Pada prinsipnya kegiatan modal ventura tidak termasuk dalam bisnis bank. Tetapi secara insidentil dan dalam hal tertentu, yakni dalam hal adanya kredit macet, bank dibenarkan untuk menyertakan modalnya ke dalam perusahaan debitur dengan ketentuan sampai masanya bank

tersebut harus menarik kembali penyertaan

modalnya. Jadi memang mirip kegiatan modal ventura.

Perusahaan modal ventura yang pertama di Indonesia yakni PT. Bahana Pembina Usaha Indonesia (BAHANA), yang saham-sahamnya dipegang oleh Departemen Keuangan dan Bank Indonesia. Dengan demikian Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1973 juga merupakan dasar hukum dan tonggak


(27)

sejarah mengenai berdirinya perusahaan modal ventura di Indonesia.

Karena perusahaan modal ventura adalah badan hukum yang dapat berbentuk Perseroan Terbatas atau Perusahaan Perseroan yang modalnya

terbagi dalam bentuk saham, maka bentuk

penyertaan modal pada perusahaan pasangan usaha dilakukan dengan investasi pembelian saham. Apabila perusahaan pasangan usaha setuju mengembangkan perusahaan dengan bekerja sama dengan perusahaan modal ventura dalam bentuk penyertaan modal, baik penyertaan dalam bentuk pembelian saham yang sudah ada maupun dalam bentuk penambahan modal perseroan, ini berarti perusahaan modal ventura menyetorkan sejumlah uang sebagai harga saham yang akan dikuasainya. Dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 ditentukan, penyetoran atas saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau bentuk lainnya. Dalam Pasal


(28)

34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 ditentukan, penambahan modal perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Apabila penyertaan modal ini dilakukan melalui

pembelian sebagian besar saham perusahaan

pasangan usaha, maka akan berlaku ketentuan mengenai pengambilalihan, yang tentunya harus sudah mendapat persetujuan RUPS.

Selain dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995, berlaku pula ketentuan-ketentuan yang mengatur segi perdata dalam perundang-undangan seperti berikut ini:

1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang

Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan pelaksanaannya. Berlakunya undang-undang ini apabila bentuk hukum Perusahaan Modal Ventura adalah perusahaan perseroan.

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang


(29)

apabila perusahaan modal ventura melakukan jual beli saham di Pasar Modal.

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

Ketentuan Pokok Agraria dan Peraturan

Pelaksanaannya. Berlaku undang-undang ini apabila perusahaan modal ventura mengadakan perjanjian mengenai dan berurusan dengan hak-hak atas tanah.

4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang

Wajib Daftar Perusahaan dan Peraturan

pelaksanaannya. Berlakunya undang-undang ini apabila perusahaan modal ventura berurusan dengan pendaftaran, pendaftaran ulang, dan pendaftaran likuidasi perusahaan.

5. Undang Nomor 12 Tahun 1995,

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991, Undang-Undang-Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1991 dan Peraturan

pelaksanaannya, semua tentang Perpajakan.


(30)

perusahaan modal ventura wajib membayar pajak bumi dan bangunan, penghasilan, pertambahan nilai, serta pajak jenis lainnya. Dengan demikian dasar hukum berlakunya modal ventura ditinjau dari berbagai undang-undang dan peraturan hukum antara lain dari segi hukum perdata, segi hukum publik, dan dari segi hukum administratif

B. Perkembangan Peraturan Perundang-Undangan

yang Mengatur tentang Modal Ventura Mulai Sebelum Diatur dalam Peraturan Perundang-undangan, Setelah Diatur dalam Peraturan Perundang-undangan, dan Modal Ventura Saat Ini.

1.Modal Ventura Sebelum Diatur dalam

Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia. Keberadaan modal ventura secara resmi di mulai sejak akhir perang dunia kedua yang ditandai

dengan berdirinya American Research and


(31)

melakukan investasi perusahaan yang baru berkembang dan belum dikenal oleh masyarakat luas. Dalam operasionalnya, ARDC melakukan investasi pada perusahaan (PPU) yang memiliki kriteria sebagai berikut:

2. memiliki teknologi baru atau konsep-konsep

pemasaran yang baru atau inovasi terbaru;

3. mengizinkan campur tangan signifikan dari

investor dalam pengelolaan perusahaan;

4. operasional PPU dilakukan oleh pekerja yang memiliki kompetensi terbaik dan berintegritas. 5. produk atau proses yang dimiliki setidaknya telah

melewati tahap prototipe awal dan dilindungi oleh hak paten, hak cipta, atau perjanjian perdagangan rahasia.

6. menunjukkan kondisi yang memungkinkan untuk

dilakukannya divestasi pada waktu yang tidak terlalu lama.


(32)

7. berpeluang untuk memberikan nilai tambah atas investasi yang sudah ditanamkan.

Perilaku berinvestasi yang dilakukan oleh ARDC memberikan gambaran awal mengenai pola kerja dalam industri modal ventura. Aturan investasi yang diterapkan banyak diterapkan oleh perusahaan modal ventura lain karena dianggap berhasil memberikan imbal hasil yang memuaskan investor.1

2.Modal Ventura Setelah Diatur dalam

Peraturan Perundang-undangan di Indonesia. Usaha ini baru diperkenalkan melalui Kebijakan Paket Deregulasi tanggal 20 Desember 1988 (Pakdes 1988) yang diikuti dengan dikeluarkannya Kepres Nomor 61 Tahun 1988 yang telah diperbarui kembali melalui Perpres Nomor 9 Tahun 2009 tentang Perusahaan Pembiayaan. Keberadaan pembiayaan modal ventura ini adalah untuk mengeliminasi

1

Tim Studi Potensi Perusahaan Modal Ventura sebagai Altenatif Investasi, Op. Cit., hlmn., 8.


(33)

kendala umum yang selama ini dihadapi oleh usaha kecil seperti keterbatasan modal, kemampuan manajemen, dan teknologi yang memadai. Sebagai lembaga bisnis, usaha modal ventura tentu saja berorientasi untuk memperoleh keuntungan yang besar, mengingat usaha ini mempunyai tingkat risiko yang tinggi (high risk capital). Meskipun demikian, bukan berarti usaha modal ventura ini tidak mempunyai misi humanistik (humanistic institution), yaitu lembaga penolong bagi usaha lemah agar dapat mengembangkan usahanya.

Pada umumnya, investasi ini dilakukan dalam

bentuk penyertaan modal secara tunai yang

dilakukan dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha. Kebanyakan dana ventura ini berasal dari sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank investasi dan institusi keuangan lainnya yang melakukan pengumpulan dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi. Penyertaan modal


(34)

yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura kebanyakan dilakukan terhadap perusahaan yang baru berdiri sehingga belum memiliki riwayat operasional yang dapat menjadi catatan guna

memperoleh suatu pinjaman.2

Pembiayaan dengan pola modal ventura juga masih menimbulkan beberapa persoalan apabila dicermati dari sudut pandang pengembangan UMKM terutama bagi Perusahaan Pasangan Usaha. Hal ini disebabkan dalam praktik, apabila perusahaan menunjukkan gejala kegagalan, perusahaan yang bersangkutan cenderung diambilalih (take over) atau dilikuidasi oleh Perusahaan Modal Ventura (PMV).3

Melalui lembaga pembiayaan para pelaku bisnis bisa mendapatkan dana atau modal yang dibutuhkan. Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena fungsinya hampir mirip sama dengan bank.

2 Harian Bisnis Indonesia, Loc. Cit. 3 Sunaryo, Loc. Cit.


(35)

Dalam prakteknya sekarang ini lembaga pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis ketika membutuhkan dana atau barang modal untuk kepentingan perusahaan.

Sejalan dengan itu, sejak tahun 1988

pemerintah telah menempuh berbagai kebijakan untuk lebih memperkuat sistem lembaga keuangan nasional melalui pengembangan dan perluasan berbagai jenis lembaga keuangan, diantaranya lembaga pembiayaan, dengan tujuan memperluas

penyediaan pembiayaan alternatif bagi dunia

bisnis/usaha sejalan dengan semakin meningkatnya

kebutuhan dana untuk menunjang kegiatan usaha.4

Di dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan

4

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001, hal. 281


(36)

Lembaga Pembiayaan, kepada perusahaan lembaga pembiayaan diberikan izin untuk melakukan kegiatan di bidang modal ventura dan juga usaha leasing, anjak piutang, pembiayaan konsumen serta kartu kredit. Namun demikian, sebagian besar perusahaan yang memperoleh semua izin usaha tersebut tidak melakukan izin usaha modal ventura dengan berbagai alasan, antara lain disebabkan oleh karakteristik bisnis modal ventura ini sangat berbeda dengan sifat dan usaha pembiayaan lainnya. Akibatnya, beberapa waktu lama kemudian, usaha modal ventura masih

belum berkembang.5

Langkah berikutnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah memisahkan kegiatan usaha Modal Ventura dari kegiatan lembaga pembiayaan lainnya melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor

469/KMK.017/1995 tentang Pendirian dan


(37)

Pembinaan Usaha Modal Ventura. Dengan pemisahan itu tersebut minat investor untuk mendirikan perusahaan modal ventura pun meningkat.

3.Modal Ventura Saat Ini.

Direktorat Perbankan dan Usaha Jasa

Pembiayaan melalui Subdirektorat Modal Ventura sedang melakukan upaya penyempurnaan peraturan

perundangan di bidang modal ventura.

Penyempurnaan dimaksud untuk mengubah

ketentuan dalam KMK 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pelaksanaan Lembaga Keuangan, KMK No.

469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang Pendirian dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura, dan KMK No. 58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari 1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan Modal Ventura Daerah sehingga lebih komprehensif.

Pokok-pokok perubahan dan tambahan


(38)

meliputi pengaturan kegiatan usaha modal ventura, larangan dan batasan yang perlu diindahkan oleh

perusahaan modal ventura, penyempurnaan

ketentuan mengenai pendirian perusahaan modal

ventura, dan ketentuan mengenai pelaporan

perusahaan modal ventura.

Peraturan perundang-undangan di bidang modal ventura sampai saat ini, diantaranya:

1) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61 Tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Lembaga Pembiayaan;

2) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember

1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Pelaksanaan Lembaga Keuangan;

3) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 250/KMK.04/1995 tanggal 2 Juni 1995 tentang Perusahaan Kecil dan Menengah Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura dan


(39)

Perlakuan Perpajakan atas Penyertaan Modal Perusahaan Modal Ventura;

4) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober

1995 tentang Pendirian dan Pembinaan

Perusahaan Modal Ventura;

5) Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari 1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan Modal Ventura Daerah;

6) Perpres No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga

Pembiayaan; dan

7) Permenkeu No. 18/PMK.010/2012 tentang

Perusahaan Modal Ventura

C. Bagan Terkait dengan Perkembangan Peraturan

tentang Modal Ventura

Pengertian modal ventura adalah Penyertaan Negara dalam modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) didirikan secara bersama-sama oleh


(40)

Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia (PP No 18 Tahun 1973), sementara Kepres 61 Tahun 1988, Kepmenkeu 1251/KMK.013/1988 mendefinisikan Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee Company). Pengertian dalam perkembangan pengaturan dengan disahkanya Pepres Nomor. 9 Tahun 2009 dan Permenkeu Nomor.

18/PMK.010/2011. Perusahaan Modal Ventura

(Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan

pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu

tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.


(41)

Pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan investasi modal ventura dalam mekanisme modal ventura secara konvensional dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan modal ventura itu sendiri sebagai badan hukum, atau dengan kata lain suatu perusahaan modal ventura dapat sebagai venture capital fund dan dalam waktu yang sama menjadi

managemet venture capital company. Oleh karena itu, kebijakan dan analisis investasi dilaksanakan oleh perusahaan modal ventura yang bersangkutan.

D. Analisis

Untuk melaksanakan pembangunan yang

berkesinambungan akan memerlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak biasa hanya mengandalkan sumber pemerintah saja, partisipasi masyarakat sangat diharapkan untuk ikut

aktif melakukan melalui keikutsertaan dalam


(42)

mencanangkan program industrialisasi sebagai pilar perekonomian.

Menurut Thorstein Bunde Veblen merupakan suatu fenomena evolusi, dimana segala sesuatunya

terus-menerus mengalami perubahan. Pola perilaku seseorang dalam masyarakat disesuaikan dengan

kondisi sosial sekarang, perilaku tersebut cocok dan diterima maka perilaku akan disesuaikan dengan lingkungan. Keadaan dari lingkungan inilah yang

disebut Veblen sebagai “institusi”. Dalam hal ini

hendaknya jelas bahwa yang dimaksudkan Veblen

dengan “institusi” bukan institusi kelembagaan dalam

artian fisik mleainkan dalam artian yang terkait dengan nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan serta budaya, yang semuanya terrefleksikan dalam kegiatan ekonomi.6

6

http://noldysalindeho.blogspot.com/2013/10/sejarah-pemikiran-ekonomi-aliran.html, diakses tanggal 20 Januari 2015


(43)

Suatu institusi muncul dan berkembang untuk

meminumkan biaya transaksi sehingga dapat

meningkatkan kinerja perekonomian. Biaya transaksi dalam pengembangan ekonomi kecil yang berkaitan dengan modal yang akan diberikan kepada pengusaha

kecil dan menengah. Kebijakan pemerintah

memberikan modal kepada usaha kecil dan menengah mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan ekonomi yang sekarang sedang berjalan.

Ekonomi kelembagaan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan dorongan dan pola prilaku

konsumsi masyarakat. Pemberian modal

bagi usaha kecil dan menengah ikut menyumbang perilaku konsumsi dalam perkembangan ekonomi masyarakat, dan berusaha menghindari perbuatan yang akan merugikan orang banyak. Tetapi dengan

pemberian modal dalam masyarakat mampu

memberikan solusi yang terbaik, dan tidak terlalu tertarik dengan kepentingan masyarakat banyak.


(44)

Menurut Landreth dan Colandar membagi

aliran Kelembagaan dalam ilmu ekonomi

kelembagaan lama (old institutional economics) dan ilmu ekonomi kelembagaan baru (new institutional

Economics). Mengkombinasikan dari kedua

pandangan tersebut, pertama akan dikemukakan aliran ekonomi kelembagaan lama, kedua quasi dan aliaran ekonomi kelembagaan baru. Ketiga aliran ekenomi yang di kemukakan oleh Landreth dan

Colandar menitik beratkan bahwa ekonomi

kelembagaan masuk untuk mewartakan pada kegiatan ekonomi yang dipengaruhi oleh tata letak antarpelaku ekonomi.7 Peran ekonomi kelembagaan

sangat strategi dan penting untuk perkembangan ekonomi dengan memberikan modal bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya.

7

https://mutosagala.wordpress.com/2012/03/05/pembangunan-ekonomi-indonesia-pendekatan-teori-ekonomi-kelembagaan.


(45)

Dalam dunia ekonomi, usaha modal ventura sangat penting dalam membantu perusahaan guna

mengembangkan usahanya. Penyertaan modal

dilakukan oleh perusahaan modal ventura ini

kebanyakan dilakukan terhadap

perusahaan-perusahaan yang baru berdiri, kegiatan modal ventura dilakukan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Oleh karena itu, modal ventura juga berperan sebagai salah satu sumber

pembiayaan alternative yang potensial untuk

menunjang perekonomian nasional.

Menurut Dahlan Siamat dengan melihat struktur perekonomian Indonesia, modal ventura dinilai lebih cocok diarahkan untuk membantu pengembangan sektor usaha kecil dan menengah yang secara kuantitas jumlahnya jauh lebih banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Kebijakan penguatan usaha kecil dan menengah melalui


(46)

berbagai deregulasi sejak tahun 1983 telah memacu perkembangan dunia usaha berkembang dengan cepat. Munculnya berbagai lembaga keuangan secara variatif sebagai sumber pembiayaan pembangunan menunjukkan kebutuhan untuk mengembangkan

lembaga-lembaga keuangan konvensional yang

dirasakan memadai dalam mengikuti perkembangan dunia usaha.8

Usaha kecil dan menengah memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu Negara atau daerah. Peran penting usaha kecil dan menengah telah mendorong banyak negara termasuk Indonesia yang berupaya mengembangkan usaha kecil dengan cara memberikan bantuan modal kepada usaha kecil dan menengah sebagai salah satu upaya pemberdayaan pelaku usaha kecil, banyaknya lembaga-lembaga keuangan mampu memberikan

8 Dahlan Siamat, Modal Ventura: Alternatif Pembiayaan Usaha


(47)

kontribusi bagi para pelaku usaha kecil dan menengah dalam memberikan modal.

Sebagai lembaga bisnis, usaha modal ventura berorentasi untuk memperoleh keutungan yang besar mengingat usaha modal ventura mempunyai tingkat resiko yang tinggi. Namun demikian, bukan berarti usaha modal ventura ini tidak mempunyai misi humanistic (humanistic institution) sebagai lembaga

penolong bagi usaha lemah agar dapat

mengembangkan usahanya.

Meskipun masih terbatasnya

ketentuan-ketentuan yang secara khusus mengatur soal modal ventura, tidak berarti akan menghambat pemanfaatan

modal ventura sebagai alternatif pembiayaan,

menurut Satjipto Rahardjo. Bagaimanapun

masyarakat akan menemukan hukumnya sendiri, manakala hubungan-hubungan privat dalam bidang ekonomi yang tidak dapat dicegah mengharuskan mereka menyelesaikan persoalannya. Sebagaimana


(48)

diketemukan oleh Stewart Mc Caulay, apabila pada suatu ketika orang menyadari pada penggunaan sarana hukum formal, maka pertimbangan yang mendasarinya semata-mata tidaklah murni hukum, melainkan kepentingan-kepentingan pribadi.9

Penyelidikan Mc Caulay termasuk ke dalam hukum perdata yang dasar motor penggeraknya adalah kehendak bebas mereka masing-masing orang. Berbagai alasan yang dapat dikemukakan bahwa prospek modal ventura pada masa yang akan datang akan cukup cerah.10

Pendapat para ahli tersebut senada dengan analisis Penulis, mengingat pokok-pokok perubahan

dan tambahan pengaturan dalam upaya

penyempurnaan tersebut meliputi pengaturan

kegiatan usaha modal ventura, larangan dan batasan

9 Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Alumni, Bandung, 1990, hlmn.,

72,

10 Sri Redjeki Hartono, Aspek Hukum Kegiatan Perusahaan Modal Ventura,

Laporan Hasil Penelitian, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Jakarta, 1995/1996, hlmn., 34.


(49)

yang perlu diindahkan oleh perusahaan modal

ventura, penyempurnaan ketentuan mengenai

pendirian perusahaan modal ventura, serta ketentuan mengenai pelaporan perusahaan modal ventura.

Artinya bahwa, walaupun keberadaan

pembiayaan modal ventura ini adalah untuk mengeliminasi kendala umum yang selama ini dihadapi oleh usaha kecil seperti keterbatasan modal,

kemampuan manajemen, dan teknologi yang

memadai. Tetapi, usaha modal ventura mempunyai tingkat risiko yang tinggi (high risk capital) sehingga

diperlukan intervensi pemerintah dalam

pengaturannya guna melindungi para pihak,

khususnya pihak yang lemah.

Bahwa pemerintah terus melakukan

penyempurnaan mengenai modal ventura dalam peraturan perundang-undangan, itu dapat dilihat bahwa modal ventura dari masa ke masa mengalami kemajuan, khususnya bagi UKM.


(50)

Jika dilihat dari tabel yang telah Penulis analisis per periode tersebut di atas, walaupun beberapa indikator masih sama pengaturannya dari periode ke periode, tetapi tetap dapat dilihat kemajuannya, khususnya dapat dilihat dalam indikator-indikator: a. Bidang Kegiatan Usaha: dalam Periode 1 dan 2

masih mengatur soal hal yang sama, yaitu Perusahaan Modal Ventura melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke

dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha

(Investee Company) untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan dalam Periode 3, pengaturannya lebih komprehensif dan detail, yaitu Perusahaan Modal

Ventura yang melakukan usaha

pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau


(51)

pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.

b. Status hukum dalam periode 1 terbagi menjadi dua, Peraturan Pemerintah 18 Tahun 1973: didirikan bersama-sama oleh Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia dalam bentuk Perseroan (PERSERO). Sedangkan pada Keppres Nomor 61 Tahun 1988 dan ketentuan lebih lanjut dalam periode I PMV berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi. Lebih lanjut Status hukum dalam periode 2 berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi. Sifat pertanggungjawaban dalam periode ini sesuai dengan Anggaran Dasar. Jangka waktu dalam periode ini yaitu tidak boleh melebihi jangka waktu sepuluh tahun. Sedangkan dalam periode 3 tidak terdapat pererubahan.

c. Sifat pertanggung jawaban: dalam hal

pertanggungjawaban mengacu pada status badan


(52)

singnifikan, pertanggung jawaban kegiatan modal ventura sejalan dengan status badan hukum dan pengaturannya tentang PT (Perseroan Terbatas) yang terdapat dalam anggaran dasar.

d. Jangka waktu: tidak terdapat perubahan baik di periode 1, periode 2, dan periode 3. Jangka waktu Penyertaan modal perusahaan modal ventura pada setiap perusahaan pasangan usaha dilakukan selama perusahaan pasangan usaha tersebut belum menjual saham di bursa efek dan untuk jangka waktu tidak melebihi 10 (sepuluh) tahun. e. Permodalan: Permodalan dalam Periode 1 terbagi

menjadi dua, yaitu: dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1973, yang menyebutkan bahwa pemodal dalam kegiatan ini yaitu Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia. Modal dasar PERSERO berjumlah Rp.10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah). Sedangkan dalam Kepmenkeu 1251/KMK.013/1988 pemodalnya adalah: (a)


(53)

Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b)

Perusahaan Patungan sekurang-kurangnya

sebesar Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan (c) Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah). Permodalan dalam Periode 2 ialah: (a) Perusahaan Swasta

Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp

3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b) Perusahaan

Patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp

10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan (c) Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah). Sedangkan permodalan dalam Periode 3 mengalami kenaikan yang cukup

signifikan, yaitu: Perusahaan Nasional: (a)

Koperasi memiliki simpanan pokok, simpanan

wajib, dan hibah sebesar paling sedikit

Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); (b) Perseroan Terbatas, modal disetor paling sedikit


(54)

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Perusahaan Patungan, modal disetor paling sedikit sebesar Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar

rupiah). Artinya, dilihat dari periode

perkembangannya, Periode 3 dipandang dari sudut permodalan ini mengalami kenaikan yang cukup

signifikan dibanding dengan kedua periode

sebelumnya.

f. Pengelolaan: Pengelolaan dalam periode 1 diambil alih oleh Menteri Keuangan, atau menurut Keppres 61/1988 dapat dikuasakan kepada Bank, Lembaga

Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan

Pembiayaan. Sedangkan dalam Periode 3,

pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan

Nasional. Artinya, dalam hal ini pemerintah telah memberikan kepercayaan terhadap prospek modal

ventura dengan menyerahkan sistem

pengelolaannya kepada Perusahaan Nasional, bukan oleh Menteri Keuangan sendiri.


(55)

g. Pengawasan: dalam periode 1 dilakukan oleh

Menteri Keuangan atau dapat diserahkan

kekuasaan dengan hak substitusi kepada Menteri atau Pejabat Negara lainnya, dengan ketentuan bahwa Rancangan Anggaran Dasar PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari

Menteri Keuangan.dalam periode 2 Mentri

Keuangan dibantu oleh Direktorat Jendral

Lembaga Keuangan dan Penujukan PT.BAHANA. Sendangkan periode 3 Pengawasan dilakukan oleh Mentri Keuangan mengikuti Pengelolaan yang dilakukan oleh Perusahaan Nasional.

h. Larangan: dalam periode 1 Perusahaan

Pembiayaan dilarang menarik dana secara

langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro;

Deposito; Tabungan; Surat Sanggup Bayar

(Promissory Note). Perusahaan Perdagangan Surat Berharga. Periode 2 tidak terdapat perubahan, Perubahan periode 3 larangan kegiatan modal


(56)

ventura memuat Deposito; Tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Tentunya, dari periode ke periode pengaturan mengenai modal ventura yang tertuang di dalam peraturan perundang-undangan, Keputusan dan Peraturan Presiden, dan Keputusan dan Peraturan Menteri Keuangan, mengalami kemajuan. Artinya dari periode 1 sampai periode 3, prospek modal ventura ke tahun-tahun berikutnya dapat dipastikan akan lebih baik dan menjanjikan.

Perusahaan modal ventura dapat menjadi mitra yang baik dalam pengembangan usaha bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, sehingga memberikan manfaat bagi pengembangan usaha, khususnya bagi usaha kecil yang membutuhkan modal dan membantu kelancaran pertumbuhan usaha kecil dan menengah dengan cara memberikan penyertaan modal kepada para pelaku usaha kecil. Pemberian modal mampu menciptakan kondisi usaha


(57)

yang baik bagi pengusaha kecil dan menengah agar para pelaku usaha kecil dapat mampu menjadi pengusaha yang dapat diandalkan.

Perusahaan modal ventura dapat menjadi wadah dan penyalur, dimana para pemodal yang memiliki dana ingin menyalurkan dananya tersebut kepada pihak perusahaan lain yang membutuhkan. Perusahaan modal ventura dalam menjalankan usaha penyertaan kepada perusahaan pasangan usaha adalah pihak yang dapat memberikan pelatihan dan pendampingan dibidang administrasi, akuntansi, manajemen dan pemasaran serta bidang lainnya yang mendukung kegiatan usaha perusahaan modal ventura.


(1)

singnifikan, pertanggung jawaban kegiatan modal ventura sejalan dengan status badan hukum dan pengaturannya tentang PT (Perseroan Terbatas) yang terdapat dalam anggaran dasar.

d. Jangka waktu: tidak terdapat perubahan baik di periode 1, periode 2, dan periode 3. Jangka waktu Penyertaan modal perusahaan modal ventura pada setiap perusahaan pasangan usaha dilakukan selama perusahaan pasangan usaha tersebut belum menjual saham di bursa efek dan untuk jangka waktu tidak melebihi 10 (sepuluh) tahun. e. Permodalan: Permodalan dalam Periode 1 terbagi

menjadi dua, yaitu: dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1973, yang menyebutkan bahwa pemodal dalam kegiatan ini yaitu Negara Republik Indonesia dan Bank Indonesia. Modal dasar PERSERO berjumlah Rp.10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah). Sedangkan dalam Kepmenkeu 1251/KMK.013/1988 pemodalnya adalah: (a)


(2)

Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b)

Perusahaan Patungan sekurang-kurangnya

sebesar Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan (c) Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah). Permodalan dalam Periode 2 ialah: (a) Perusahaan Swasta

Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp

3.000.000.000 (tiga milyar rupiah); (b) Perusahaan

Patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp

10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan (c) Koperasi sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah). Sedangkan permodalan dalam Periode 3 mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu: Perusahaan Nasional: (a) Koperasi memiliki simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah sebesar paling sedikit Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); (b) Perseroan Terbatas, modal disetor paling sedikit


(3)

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Perusahaan Patungan, modal disetor paling sedikit sebesar Rp.30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar

rupiah). Artinya, dilihat dari periode

perkembangannya, Periode 3 dipandang dari sudut permodalan ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding dengan kedua periode sebelumnya.

f. Pengelolaan: Pengelolaan dalam periode 1 diambil alih oleh Menteri Keuangan, atau menurut Keppres 61/1988 dapat dikuasakan kepada Bank, Lembaga

Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan

Pembiayaan. Sedangkan dalam Periode 3,

pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan

Nasional. Artinya, dalam hal ini pemerintah telah memberikan kepercayaan terhadap prospek modal

ventura dengan menyerahkan sistem

pengelolaannya kepada Perusahaan Nasional, bukan oleh Menteri Keuangan sendiri.


(4)

g. Pengawasan: dalam periode 1 dilakukan oleh

Menteri Keuangan atau dapat diserahkan

kekuasaan dengan hak substitusi kepada Menteri atau Pejabat Negara lainnya, dengan ketentuan bahwa Rancangan Anggaran Dasar PERSERO harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari

Menteri Keuangan.dalam periode 2 Mentri

Keuangan dibantu oleh Direktorat Jendral Lembaga Keuangan dan Penujukan PT.BAHANA. Sendangkan periode 3 Pengawasan dilakukan oleh Mentri Keuangan mengikuti Pengelolaan yang dilakukan oleh Perusahaan Nasional.

h. Larangan: dalam periode 1 Perusahaan

Pembiayaan dilarang menarik dana secara

langsung dari masyarakat dalam bentuk: Giro;

Deposito; Tabungan; Surat Sanggup Bayar

(Promissory Note). Perusahaan Perdagangan Surat

Berharga. Periode 2 tidak terdapat perubahan, Perubahan periode 3 larangan kegiatan modal


(5)

ventura memuat Deposito; Tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Tentunya, dari periode ke periode pengaturan mengenai modal ventura yang tertuang di dalam peraturan perundang-undangan, Keputusan dan Peraturan Presiden, dan Keputusan dan Peraturan Menteri Keuangan, mengalami kemajuan. Artinya dari periode 1 sampai periode 3, prospek modal ventura ke tahun-tahun berikutnya dapat dipastikan akan lebih baik dan menjanjikan.

Perusahaan modal ventura dapat menjadi mitra yang baik dalam pengembangan usaha bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, sehingga memberikan manfaat bagi pengembangan usaha, khususnya bagi usaha kecil yang membutuhkan modal dan membantu kelancaran pertumbuhan usaha kecil dan menengah dengan cara memberikan penyertaan modal kepada para pelaku usaha kecil. Pemberian modal mampu menciptakan kondisi usaha


(6)

yang baik bagi pengusaha kecil dan menengah agar para pelaku usaha kecil dapat mampu menjadi pengusaha yang dapat diandalkan.

Perusahaan modal ventura dapat menjadi wadah dan penyalur, dimana para pemodal yang memiliki dana ingin menyalurkan dananya tersebut kepada pihak perusahaan lain yang membutuhkan. Perusahaan modal ventura dalam menjalankan usaha penyertaan kepada perusahaan pasangan usaha adalah pihak yang dapat memberikan pelatihan dan pendampingan dibidang administrasi, akuntansi, manajemen dan pemasaran serta bidang lainnya yang mendukung kegiatan usaha perusahaan modal ventura.