PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIFDALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK.

(1)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIFDALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

DISERTASI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari

SyaratuntukMemperolehGelarDoktorIlmuPendidikan dalamBidangIlmuPengetahuanAlam

Oleh: Sigit Saptono NIM. 1007237

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2015


(2)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK


(3)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK


(4)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Pujisyukurpenulispanjatkankehadirat Allah SWT yang

telahmemberikanrahmat, hidayah,

dankekuatankepadapenulissehinggadapatmenyelesaikandisertasidenganjudulPenge mbanganProgram Integrasi AtributAsesmen Formatif dalam Perkuliahan Biologi Sel (IAAF-BS) untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Berpikir Analitik. Penelitianinidilatarbelakangiolehbeberapahasilpenelitianterdahulu yang merekomendasikanpentingnyakemampuanberpikirtingkattinggisebagaitujuanperkul iahan di perguruantinggi.Penelitianinimencobamemberikan program alternatifintegrasiatributasesmenformatifdalamperkuliahandalamBiologiSeluntukm engembangkankemampuanberpikirtingkattinggi, yaitupenalarandanberpikiranalitik.

Penyelesaianpenyusunandisertasiinitidakterlepasdaribantuandankerjasama

berbagaipihak, baiksecaramorilmaupunmarteriil.Untukitu,

penulispatutmenyampaikanterimakasihdanpenghargaansetinggi-tingginyakepada: 1. Prof. Dr. Hj. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd., selakupromotor yang

selalumeluangkanwaktu, tenaga,

danpikirannyauntukmembimbingdengansabardankritisdalammemberikanmasuk ansejakperkuliahankajianmandiri, penyusunaninstrumenpenelitian, penulisanmakalah-makalah, baikuntuk seminar maupunjurnal, hinggatersusunnyadisertasi.

2. Dr. Saefudin, MSi.,selakuko-promotor yang

selalumembukapeluanguntukmelakukandiskusisecarakritis di tengahkesibukanbeliausejakperkuliahankajianmandiri, rencanapenelitian, penyusunanpublikasi, hinggapenyusunandisertasi.

3. Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed.,selakuanggotapembimbing yang selalumeluangkanwaktuuntukmembimbingdanmemberimasukansecarakritissej

akperkuliahankajianmandiri, rencanapenelitian,


(5)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. PimpinanSekolahPascasarjana UPI, terutamaKetua Program Studi IPA Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si., dandilanjutkanoleh Dr. Ari Widodo, M.Ed., yang telahmemfasilitasipenulisdalammenempuhstudi.

5. PimpinanUniversitasNegeri Semarang, RektorUnnes, Dekan FMIPA, danKeyuaJurusanBiologi yang telahmengijinkanuntukmelanjutkanstudi, besertasegenapdosen yang telahmemberikanmotivasiuntukpenyelesaianstudi. 6. DirektoratJendralPendidikanTinggi yang telahmemberikanbeasiswa BPPS

selamamenempuhstudidanhibahdisertasi doctor untukpenelitiandisertasi.

7. SegenapBapakdanIbudosen SPs UPI yang

telahmemberikanbekalilmudalampenyusunandisertasi.

8. Teman-temankuliah Program DoktorPendidikan IPA angkatan 2010, yang telahmenunjukkankerjasama yang baikselama proses penyelesaianstudi.

9. Isteridananak-anakku, yang

telahmemberikanmotivasidankekuatanselamaproses penyelesaianstudi.

Kepadakedua orang tuaku, TarpijoPrijosarodja (Alm.) danSoemijatoen (Almh.), sayamengucapkanterimakasihatasasuhan, motivasihidup, dandoa yang tulus. Demikianjuga, kepadakakak-kakakdanadik-adikku, terimakasihatasperhatian, bimbingan, danmotivasinya.TerimakasihjugasayatujukankepadaBapak/Ibuguru yang telahmembimbingdenganpenuhkesabaranselamasayamenempuhpendidikan formal.Teriringdoa yang tulus, semogakebaikansemuapihak yang telahmembantupenyelesaiandisertasiinimendapatkanberkah yang setimpaldari Allah SWT.

Penulisandisertasiinimasihterbatas,

olehsebabitumasihmemungkinkanuntukdiperdalamdandiperluasmelaluipenelitianla

njutan.Saran dankritik yang

membangunsangatpenulisharapkanuntukkesempurnaandisertasiini.Akhirnya, semogapemikirandalamtulisaninidapatmemberikaninspirasi,


(6)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Bandung, November 2015


(7)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIFDALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL(IAAF-BS)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

ABSTRAK

PenelitiandenganmetodeResearch and Development

inidifokuskanpadapengembangan program

IntegrasiAtributAsesmenFormatifdalamperkuliahanBiologiSel (IAAF-BS) yang dapatditerapkanuntukmeningkatkankemampuanpenalarandanberpikiranalitik.

Program IAAF-BS mencakupsilabusperkuliahan yang

menitikberatkanpadapelaksanaan proses perkuliahandanbalikan, sertapencapaianperkembangankemampuanberpikirtingkattinggi.

Pemikiranbarudalampenelitianiniadalah program pembelajaran IAAF-BS yang menggambarkanenamtahapanbelajarterintegrasiatributasesmenformatif,

yaituidentifikasitujuan, interpretasifenomena, penemuankonsep, organisasipenalaran, analisisrelevansi, danreviupembelajaran.Sejumlah 109 orang

mahasiswa program Studi S1 PendidikanBiologi yang

mengikutiperkuliahanBiologiSelmenjadisubjekdalampenelitianini.

Kemampuanpenalaran yang diukurmeliputiaspekkorelasi, proporsional, danprobabilitas.Kemampuanberpikiranalitik yang diukurmeliputiidentifikasi ide

utama, argumentasi,

dankomparasi.Perkembangankeduakemampuandiukurmenggunakantugasindividu, tugaskelompokpembuatanpetakonsepdanlaporanreviuartikel, dankuispada proses perkuliahan, sertatespadaawaldanakhirperkuliahan. Hasilimplementasi program menunjukkankemajuanbelajarmahasiswaselama proses perkuliahan,

kontribusipositifatributasesmen yang diintegrasikan,

sertaperkembangankemampuanpenalarandanberpikiranalitikpadaakhirperkuliahan. Temuanpenelitianmengindikasikanbahwasecaraindividuperkembangankemampua nmahasiswabervariasi,

terdapatkorelasiantarapenguasaankonsepdenganperkembangankemampuanpenalar

andanberpikiranalitik, danseluruhaspekkemampuan yang

diukurmengalamiperkembangandenganbaik,

kecualikemampuanargumentasi.Hasilpenelitianberimplikasipadapemanfaatanases men yang tidakhanyaberfungsiuntukmenentukannilaikelulusanmahasiswa, tetapidapatdigunakansebagaiindikatorkemajuanbelajardanbalikanuntukmeningkat kankualitasperkuliahanBiologi Sel.

Kata kunci: Program IAAF-BS, BiologiSel, kemampuanpenalaran,


(8)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DEVELOPMENT OF IFAA-CB(INTEGRATION OF FORMATIVE ASSESSMENT ATTRIBUTES IN CELL BIOLOGY COURSE)PROGRAM

TO PROMOTE REASONING AND ANALYTICAL THINKING SKILLS

ABSTRACT

A study focused on Cell Biology course program development to promote reasoning and analytical thinking skills has been carried out. Research and Development method was conducted to develop Integration of Formative Assessment Attributes (IFAA-CB) program. IFAA-CB program consists of syllabus, it was arranged to reach higher order thinking skills and provided feedback to adjust ongoing learning. Learning programwas consists of six stages, learning goals identification, phenomena interpretation, concepts invention, reasoning organization, relevance analysis, and review. The new idea of this study is formative assessment attributes that integrated on each learning stage. The research participant was109 students of biology department who take Cell Biology course. We have measured students’ correlational, proportional, probability in reasoning skills, and identification main idea, argumentation, comparative in analytical thinking skills. Students’ reasoning and analytical thinking skills were measured by individual task, improving concept map and articlereport in peer, quizzes, and test.Research results showed that students have learning progression during course, formative assessment attributes gave positive contribution, and development both of students’ reasoning and analytical thinking at the end of course. The findings revealed that individually, there was variation in reasoning and analytical thinking development, students’ concept mastery have significant correlation with both of ability, and all skills improved well, except students’ argumentation. Implication for instruction is Cell Biology faculty should not only concern on assessment as a tool to judge students’ grade, but they should use it also as learning progression indicator and feedback to improve learning process.

Keywords: IFAA-CB program, Cell Biology, reasoning ability,


(9)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK


(10)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ………

LEMBAR PENGESAHAN ………. PERNYATAAN ………... KATA PENGANTAR ………. ABSTRAK ………... DAFTAR ISI ………

DAFTAR TABEL ………

DAFTAR GAMBAR ………... DAFTAR LAMPIRAN ……… BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ………...

C. Ruang Lingkup Penelitian ………

D. Tujuan Penelitian ……….

E. Manfaat Penelitian ………

F. Sistematika Disertasi ………

BAB II. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK DALAM BIOLOGI SEL MELALUI IMPLEMENTASI ASESMEN FORMATIF

A. Teori Belajar yang Melandasi Kemampuan Berpikir ………..

B. Klasifikasi Kemampuan Berpikir ……….

C. Paradigma Pendidikan Sains di Perguruan Tinggi ………... D. Penalaran dan Berpikir Analitik dalam Biologi Sel ……….

E. Peran Asesmen Formatif dalam Pembelajaran ……….

F. Penerapan Asesmen Formatif dalam Pembelajaran ………..………... G. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ………. BAB III. METODE PENELITIAN

i ii iii iv vi viii

xi xiii

xv

1 8 9 10 10 11

13 16 23 26 29 34 38


(11)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

A. Paradigma Penelitian ………

B. Desain Penelitian ………..

C. Prosedur Penelitian ………...

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……….

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ………

F. Partisipan dalam Penelitian ………..

G. Data, Sumber, dan Instrumen Penelitian ………..

H. Pengembangan Instrumen ………

I. Analisis Data ………

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Pengembangan Program IAAF-BS ………

a. Penyusunan Program IAAF-BS ………...

1) Silabus IAAF-BS ………

2) Program Pembelajaran IAAF-BBS ………

b. Uji Coba Program IAAF-BS ………

1) Hasil Uji Coba Pelaksanaan Silabus IAAF-BS ………….. 2) Hasil Uji Coba Program Pembelajaran IAAF-BS ……….. a) Uji Coba I: Keterlaksanaan Program IAAF-BS ……... b) Uji Coba II: Keterlaksanaan Program IAAF-BS …….. c) Uji Coba Kebermaknaan Program IAAF-BS ... 2. Kemajuan Belajar Mahasiswa selama Implementasi Program

IAAF-BS ……….

a. Kemajuan Belajar pada Kemampuan Penalaran ……….. b. Kemajuan Belajar pada Kemampuan Berpikir Analitik ..……. 3. Kemampuan Penalaran dan Berpikir Analitik Mahasiswa

Sebelum dan Setelah Implementasi Program IAAF-BS ………… a. Perkembangan Kemampuan Penalaran Mahasiswa

1) Perkembangan Kemampuan Penalaran berdasarkan

Rata-44 46 46 50 52 53 53 55 64 70 70 70 70 78 82 82 85 85 93 102 110 110 115 120 120


(12)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

rata ……….. 2) Perkembangan Kemampuan Penalaran berdasarkan

Individu ………... b. Perkembangan Kemampuan Berpikir Analitik Mahasiswa ….

1) Perkembangan Kemampuan Berpikir Analitik

berdasarkan Rata-rata ……….

2) Perkembangan Kemampuan Berpikir Analitik

berdasarkan Individu ………..

4. Kontribusi Atribut Asesmen Formatif selama Implementasi

Program IAAF-BS ……….

5. Kemampuan Penalaran dan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan Gender ……….. a. Kemampuan Penalaran Berdasarkan Perbedaan Gender ……. b. Kemampuan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan

Gender ……….. 6. Kemampuan Penalaran dan Berpikir Analitik Berdasarkan

Perbedaan Kemampuan Awal ……… a. Kemampuan Penalaran Berdasarkan Perbedaan Kemampuan Awal ………. b. Kemampuan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan

Kemampuan Awal ………

B. Pembahasan ………..

C. Keunggulan dan Kelemahan Program IAAF-BS ………. BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………..

B. Rekomendasi ………

DAFTAR PUSTAKA ………..

120 126

131 131 136

143

148 148 150

152 152 154 157 190

193 196 198


(13)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Data, sumber data, dan instrumen penelitian ……….. 53

3.2. Aspek pengamatan pelaksanaan model pembelajaran IAAF-BS …... 55

3.3. Hasil uji validitas item soal kuis I dan II ……… 58

3.4. Penggantian item soal penalaran dan berpikir analitik dalam Biologi Sel ………... 60

3.5. Hasil uji validitas item soal kemampuan penalaran dan berpikir analitik dalam Biologi Sel ……….. 61

3.6. Hasil uji reliabilitas soal kemampuan penalaran dan berpikir analitik dalam Biologi Sel ………... 63

3.7. Kriteria skor kelayakan silabus ……….. 65

3.8. Kriteria skor peta konsep ………... 66

3.9. Kriteria skor kemampuan berpikir tingkat tinggi ………... 68

3.10. Data dan teknik analisisnya ……… 68

4.1. Silabus mata kuliah Biologi Sel sebelum pengembangan ………….. 71

4.2. Silabus mata kuliah Biologi Sel hasil pengembangan (IAAF-BS) … 73 4.3. Perbandingan silabus mata kuliah Biologi Sel sebelum dan setelah pengembangan (IAAF-BS) ………. 76

4.4. Rekapitulasi hasil konfirmasi silabus dengan rubrik ……….. 77

4.5. Tahapan belajar program IAAF-BS ………... 79

4.6. Pelaksanaan uji coba silabus IAAF-BS ……….. 84

4.7. Hasil pengamatan proses perkuliahan Membran Plasma pada uji coba I program pembelajaran IAAF-BS ……… 85

4.8. Persentase komposisi lipid pada beberapa membran plasma …..…... 90 4.9. Hasil pengamatan proses perkuliahan Organel Penghasil Energi


(14)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pada uji coba II program pembelajaran IAAF-BS ……… 94 4.10. Perbandingan pelaksanaan program pembelajaran IAAF-BS pada

hasil uji coba I dan II ……….. 102

4.11. Beberapa judul artikel hasil penelitian yang direviu oleh mahasiswa

pada tahap uji coba program ……….. 105

4.12. Kemampuan pendukung penalaran rata-rata mahasiswa berdasarkan

hasil kuis ………. 114

4.13. Judul artikel hasil penelitian yang direviu oleh mahasiswa pada

tahap implementasi ………. 117

4.14. Kemampuan pendukung berpikir analitik rata-rata mahasiswa

berdasarkan hasil kuis ……….... 119

4.15. Perkembangan kemampuan penalaran mahasiswa dalam Biologi Sel pada beberapa aspek yang teridentifikasi melalui hasil pretest dan

posttest ……… 123

4.16. Kategori hasil pretest dan posttest pada kemampuan penalaran

dalam Biologi Sel ………... 125

4.17. Perkembangan kemampuan penalaran seluruh mahasiswa dalam

Biologi Sel ……….. 126

4.18. Perkembangan setiap aspek kemampuan penalaran mahasiswa

dalam Biologi Sel berdasarkan skor pretest dan posttest …………... 127 4.19. Perkembangan kemampuan berpikir analitik mahasiswa dalam

Biologi Sel pada beberapa aspek yang teridentifikasi melalui hasil

pretest dan posttest………. 133

4.20. Kategori hasil pretest dan posttest pada kemampuan berpikir

analitik dalam Biologi Sel ……...………... 135

4.21. Perkembangan kemampuan berpikir analitik mahasiswa dalam

Biologi Sel berdasarkan skor pretest dan posttest ……….. 136 4.22. Perkembangan setiap aspek kemampuan berpikir analitik

mahasiswa dalam Biologi Sel berdasarkan skor pretest dan posttest.. 138 4.23. Korelasi antara penguasaan konsep dengan kemampuan penalaran

dan berpikir analitik ……….…... 142

4.24. Korelasi antara aspek kemampuan penalaran dan berpikir

analitik……… 143

4.25. Kontribusi atribut self- dan peer-assessment, dan kemajuan belajar

terhadap perolehan skor posttest………

145 4.26. Hasil uji-t skor posttest kemampuan penalaran dalam Biologi Sel

antara mahasiswa laki-laki dan perempuan setelah implementasi

program IAAF-BS ………... 149 4.27. Hasil uji-t skor posttest pada setiap aspek kemampuan penalaran

dalam Biologi Sel antara mahasiswa laki-laki dan perempuan

setelah implementasi program IAAF-BS ………... 150 4.28. Hasil uji-t skor posttest kemampuan berpikir analitik dalam Biologi

Sel antara mahasiswa laki-laki dan perempuan setelah implementasi


(15)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.29. Hasil uji-t skor posttest pada setiap aspek kemampuan berpikir analitik dalam Biologi Sel antara mahasiswa laki-laki dan

perempuan setelah implementasi program IAAF-BS ……… 152

4.30. Hasil uji-t skor pretest dan posttest kemampuan penalaran dalam Biologi Sel berdasarkan perbedaan kemampuan awal ………... 153

4.31. Hasil Uji-t skor posttestpada setiap aspek kemampuan penalaran dalam Biologi Sel antarkelompok mahasiswa dengan kemampuan awal berbeda setelah implementasi program IAAF-BS ………. 154

4.32. Hasil uji-t skor pretest dan posttest kemampuan berpikir analitik dalam Biologi Sel berdasarkan perbedaan kemampuan awal ……… 155

4.33. Hasil Uji-t skor posttestpada setiap aspek kemampuan berpikir analitik dalam Biologi Sel antarkelompok mahasiswa dengan kemampuan awal berbeda setelah implementasi program IAAF-BS.. 156

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1. Struktur membran plasma pada sel darah merah ……… 26

2.2. Contoh peta konsep tentang struktur dan fungsi kloroplas ………… 29

2.3. Interelasi antara asesmen dengan komponen lain dalampembelajaran sains ………. 32

2.4. Kontinum asesmen formatif ………... 33

2.5. Siklus implementasi asesmen formatif ………... 36

2.6. Kerangkapembelajaran Integrasi Atribut Asesmen Formatifdalam Biologi Sel (IAAF-BS) ……….. 37

2.7. Struktur program IAAF-BS ……… 41

3.1. Paradigma penelitian ……….. 45

3.2. Desain Penelitian ……….... 46

3.3. Alur Penelitian ……… 47

3.4. Program IAAF-BS dalam perkuliahan Biologi Sel ……… 49

3.5. Alur pengembangan instrumen tes ……….……… 59

4.1. Skema pembelajaran IAAF-BS ………... 78

4.2. Salah satu bentuk balikan terhadap hasil kuis ……….. 83

4.3. Membran plasma sebagai kompartemen sel dan organel sel ……….. 88


(16)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.5. Foto dan model mitokondria ……….. 97

4.6. Skema pembentukan energi melalui tiga tahapan metabolisme di

mitokondria ……… 98

4.7. Diagram proses transfer elektron H2O dan fiksasi CO2 di kloroplas.. 98 4.8. Sampel peta konsep hasil diskusi mahasiswa

tentangMembranPlasma pada tahap uji coba program

………. 103

4.9. Rerata skor setiap aspek peta konsep pada tahapan uji coba …….... 104 4.10. Rerata skor setiap aspek reviu artikel penelitian pada tahapan uji

coba …….. ………. 106

4.11. Kemampuan pendukung penalaran dan berpikir analitik berdasarkan hasil kuis pada tahapan uji coba …….. ……….. 108 4.12. Perkembangan kemampuan penalaran mahasiswa berdasarkan tugas

individu ………... 111

4.13. Perkembangan kemampuan mahasiswa berdasarkan rerata skor yang diperoleh dalam pembuatan peta konsep pada tahap

implementasi ……….. 112

4.14. Perkembangan kemampuan berpikir analitik mahasiswa

berdasarkan tugas individu ………. 116

4.15. Perkembangan kemampuan mahasiswa berdasarkan rerata skor

yang diperoleh dalam reviu artikel pada tahap implementasi ……… 118 4.16. Sebaran skor pretest dan posttest mahasiswa pada aspekkemampuan

penalaran dalam Biologi Sel ……….. 121

4.17. Peningkatankemampuan rata-rata mahasiswa pada setiap aspek

penalaran berdasarkan hasil pretest dan posttest……… 122 4.18. Sebaran skor pretest dan posttest mahasiswa pada ranah

kemampuan berpikir analitik dalam Biologi Sel ……… 131 4.19. Peningkatankemampuan rata-rata mahasiswa pada setiap aspek

berpikir analitik berdasarkan hasil pretest dan posttest……….. 132 4.20. Skor pretest dan posttest berdasarkan jumlah mahasiswa …………. 170


(17)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK


(18)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1-A. Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Biologi Sel IAAF-BS ……... 207

1-B. Hasil Studi Pendahuluan ……… 238

2-A. Rubrik Kelayakan Silabus ……….. 248

2-B. Hasil Penskoran Silabus berdasarkan Rubrik ………. 249

3-A. Hasil Observasi Pembelajaran ……… 250

3-B. Catatan Rekaman Pelaksanaan Balikan Kuis ………. 254

4-A. Rubrik Peta Konsep ……… 259

4-B. Hasil Penskoran Peta Konsep berdasarkan Rubrik ...………..……... 260

4-C. Peta Konsep Membran Plasma, Mitokondria, dan Nukleus ………... 261

5-A. Rubrik Laporan Reviu Artikel ……….... 264

5-B. Hasil Penskoran Laporan Reviu Artikel berdasarkan Rubrik ....…… 265

6-A. Tugas Individu ……… 266

6-B. Rubrik Tugas Individu ……….... 268

6-C. Hasil Penskoran Tugas Individu berdasarkan Rubrik ……….... 269

7-A. Kisi-kisi Soal Kuis I dan II ...……….. 270

7-B. Soal dan Kunci Jawaban Kuis I dan II ...……… 272

7-C. Hasil Penskoran Kuis I dan II ………. 284

7-D. Deskripsi Kemajuan Belajar Mahasiswa ……… 287

8-A. Kisi-kisi Soal Penalaran dan Berpikir Analitik dalam Biologi Sel … 293 8-B. Soal Penalaran dan Berpikir Analitik dalam Biologi Sel dan Kunci Jawaban …………... 296 8-C. Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep ………. 310

8-D. Soal Penguasaan Konsep dan Kunci Jawaban ………... 311

9-A. Hasil Penskoran Pretest Penalaran dalam Biologi Sel ...………….. 319

9-B. Hasil Penskoran Posttest Penalaran dalam Biologi Sel ……….. 320

9-C. Hasil Penskoran Pretest Berpikir Analitik dalam Biologi Sel ……... 321


(19)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

10-A. Sebaran Jawaban Pretest-Posttest Kemampuan Penalaran pada

Tahap Implementasi ... 323

10-B. Sebaran Jawaban Pretest-Posttest Kemampuan Berpikir Analitik pada Tahap Implementasi ………... 324

11-A. JawabanPretest dan Posttest Kemampuan Penalaran Berdasarkan Perbedaan Gender ………... 325

11-B. Jawaban Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan Gender ……….. 326

12-A. Jawaban Posttest Kemampuan Penalaran Berdasarkan Perbedaan Kemampuan Awal ..……… 327

12-B. Jawaban Posttest Kemampuan Berpikir Analitik Berdasarkan Perbedaan Kemampuan Awal ……… 328

13-A. Hasil Penskoran Tugas Kelompok (peer-assessment) pembuatan peta konsep dan laporan reviu artikel penelitian pada kelompok uji coba ……… 329

13-B. Hasil penskoran kuis pada kelompok uji coba ……….. 330

14-A. Angket Tanggapan Mahasiswa ……….. 332

14-B. Tanggapan Mahasiswa pada Uji Coba Program ……… 333

14-C. Tanggapan Mahasiswa pada Implementasi ……… 334

15 Tingkat Kesukaran Soal Penalaran dan Berpikir Analitik dalam Biologi Sel ……….. 335


(20)

1

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi pendidikan sains menekankan pada implementasi prinsip, konsep, dan keterkaitan sains dengan kehidupan sehari-hari melalui proses pembelajaran. Salah satu aspek yang sedang menjadi fokus berbagai kajian penelitian dalam bidang pendidikan sains adalah peran science teaching sebagai proses membelajarkan materi sains, dan science learning sebagai proses latihan dan retensi yang dilakukan peserta didik terkait materi sains yang sedang dipelajari (NRC,1996;2013). Gagasan tersebut mengisyaratkan bahwa pembelajaran sains hendaknya lebih memperhatikan proses perolehan pengetahuan dan keterampilan, dandapat melakukan refleksi terhadap pencapaian kemampuan. Secara eksplisitNRC (National Research Council)merekomendasikan agar pembelajaran sains sebaiknya mengedepankan teaching for understanding.

Beberapa hasil penelitian (Coletta et al.,2007; Reynolds & Moskovitz, 2008; Fencl, 2010; Noblitt et al., 2010; Reynolds et al., 2012) mendeskripsikan bahwa implementasi proses pembelajaran sains di perguruan tinggi cenderung identik dengan informasimateridengan cakupan luas. Hal tersebut dapat berdampak pada penguasaan kemampuan dan perkembangan keterampilan mahasiswa dalam meniti karirnya. Meskipun aspek penguasaan materi, keluasan cakupan materi dibutuhkan dalam pembelajaran sains untuk memahami fenomena-fenomenayang terjadi di alam,namun kondisi tersebut tidak cukup untuk meyakinkan bahwa peserta didik dapat memahami seluruh materi yang dipelajari. Salah satu indikator pemahaman mahasiswa terhadap cakupan materi sains adalah kemampuan dalam berbagai keterampilan berpikir, antara lain keterampilan menjelaskan, mengumpulkan bukti, memberikan contoh, menggeneralisasi, mengaplikasikan konsep, membuat


(21)

2

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

analogi, menggunakan penalaran (reasoning), serta menyajikan konsep sains dalam situasi yang baru (Janssenet al.,2009; Fry et al.,2009).

Di Indonesia, tujuan pendidikan di perguruan tinggi ditegaskan melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Pada Bab II tentang Tujuan dan Arah Pendidikan, pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya. Kualifikasi lain yang harus terpenuhi lulusan pendidikan tinggi adalah mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya danmampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan keahliannya. Kualifikasi lulusan sarjana (S1) yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tersebut ditegaskan oleh Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012 tentangKerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Berdasarkan KKNI, lulusan S1 memiliki kesetaraan kualifikasi jenjang 6 yang dimasukkan ke dalam kelompok jabatan teknisi atau analis. Kompetensijenjang 6 (termasuk lulusan S1) harus memiliki kualifikasi kemampuan mengaplikasikan dan memanfaatkan ilmupengetahuan dan teknologi. Selain itu, lulusan S1 juga harusmenguasai konsep teoretis bidang pengetahuanserta mampu memformulasikan penyelesaian masalahprosedural, sehinggamampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasidan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagaisolusi alternatif secara mandiri dan kelompok.

Untuk memenuhi standar kualifikasi lulusan S1 perguruan tinggi sesuai dengan harapan yang tertuang dalam Kepmendiknas Nomor


(22)

3

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

232/U/2000 dan Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 8 Tahun 2012tersebut, tentu tidak hanya dibutuhkan penguasaan cakupan materi yang luas dalam proses pembelajaran. Kemampuan serta keterampilan berpikir dan bertindak menjadi faktor yang sangat menentukan. Oleh sebab itu, pembelajaran di perguruan tinggi seharusnya memperhatikan dan menerapkan skema atau learning of higher order thinking skills. Fryet al. (2009) memberikan gambaran bahwaskema pembelajaran berpikir tingkat tinggi menekankan pada pemahaman terhadap materi dan perkembangan kreativitas mahasiswa, seperti mampu memahami dan mengkonstruk ulang pengetahuan berdasarkan fakta, menganalisis hubungan antara pengetahuannya dengan pengetahuan lain yang relevan, serta mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking) dan membangun kreativitas (creativity).

Pembelajaran sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi berlaku juga bagi pendidikan calon guru sains (mahasiswa program pendidikan). Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan, mengingat peran guru dalam proses pembelajaran sulit tergantikan (DeBoer, 1991). Oleh sebab itu, sebaiknya program pendidikan calon guru sains dapat memberikan kesempatan kepada calon guru untuk berlatih mengembangkan kemampuan berpikir mereka.Bahkan, sudah sejak lamaAssociation for Supervision and

Curriculum Development(McTighe & Schollenberger, 1985)memberikan

saran agar pengembangan kurikulum pendidikan tinggi hendaknya memperhatikan perkembangan kemampuantingkat tinggi, seperti penalaran, konseptualisasi, analisis,dan pemecahan masalah.

Biologi Sel merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa program Pendidikan Biologi(calon guru mata pelajaran Biologi). Biologi Sel berperan sebagai mata kuliah dasar untuk memahami kompleksitas materi ajar dalam mata kuliah lain yang berhubungan dengan fisiologi. Pembelajaran Biologi Sel memiliki peran yang sangat penting dalam melatih pemahaman, kemampuan penalaran, aplikasi


(23)

4

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

konsep,berpikir analitik, serta pengembanganwawasan mahasiswa tentang fenomena kehidupan yang berhubungan dengan struktur sel, fungsi sel, serta hubungan antara struktur dan fungsi sel dalam kehidupan makhluk hidup. Karakteristik Biologi Sel yang spesifik, seperti fenomena kehidupan sel sebagai suatu sistem yang unik, hanya dapat diamati menggunakan teknologi tinggi. Untuk dapat memahami sistem yang terjadi pada sel diperlukanpendekatan molekuler dengan menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.Karakteristik tersebutmemberikan kontribusi positif bagi perkembangan kemampuan berpikir mahasiswa.

Pada umumnya pembelajaran Biologi Sel di perguruan tinggi tidak disertai dengan pengamatan atau eksperimen secara langsung sebagaimana beberapa materi biologi yang lain.Untuk memahamikonsep-konsep Biologi Sel diperlukan kemampuan penalaran yang logis, berpikir analitik, dankemampuan menghubungkan antara konsep yang satu dengan lainnya.Sebagai implikasinya, dalam prosespembelajaran Biologi Sel diperlukanstimulus berpikir aktif, serta tugas dan latihan yang relevan untuk pengembangan kemampuan tersebut. Dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa calon guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam memahami Biologi Sel, maka mereka akan mampu mengolah, merakit, dan merepresentasikan materi Biologi Sel dengan benar. Sebaliknya, jika kemampuan berpikir jarang atau bahkan tidak pernah dilatihkan dan dikembangkankepada mahasiswa selama proses pembelajaran, maka penguasaan materi Biologi Sel akan lebih mengarah pada proses menghafalkan sejumlah cakupan materi.

Hasil penelitian Wilsonet al. (2006) menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan mahasiswa yang tidak mampu memahami fenomena respirasi sel dan fotosintesis yang terjadi dalam sel tumbuhan. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalahkurangnya kesempatan mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan


(24)

5

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

untuk menemukan solusi masalah. Mahasiswa lebih banyak menghafalkan reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel daripada memahami reaksi-reaksi kimia tersebutataumencoba menemukan keterkaitan faktor-faktor yang menyebabkan reaksi kimia tersebut terjadi. Temuan lain(Kitchenet al., 2003; Lynd-Balta, 2006; Parker et al., 2012)mendeskripsikan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap Biologi Sel masih kurang memenuhi harapan.Hal tersebut disebabkan oleh terlalu banyaknya konten atau cakupan materi yang harus dipelajari. Sebaiknya,program perkuliahanBiologi Sel direncanakan lebih dari sekedar mempelajari buku teks dan menyimak informasi. Selain itu, proses pembelajaran seharusnyadiupayakan agar dapatmengembangkan kemampuan berpikir kritismahasiswa.

Studi terbatas untuk mengidentifikasi kemampuan penalarandan berpikir analitikmahasiswa calon guru dalam Biologi Sel telah dilakukan Saptono & Rustaman(2011).Identifikasi melalui tesdilakukanpada akhir semesterterhadap mahasiswa semester III dan V program studi S1 Pendidikan Biologi yang telah mengikuti perkuliahan Biologi Sel. Hasil studi tersebutmemberi gambaran bahwa mahasiswa belum mampu menggunakan kemampuan penalaran dan berpikir analitikdengan baik untuk menanggapi beberapa masalah yang diajukan. Sebagian besar mahasiswa belum mampu menghubungkan antara pengetahuan yang satu dengan pengetahuan lainnya. Mahasiswa juga belum mampu menginterpretasikan sejumlah data dengan benar. Meskipun studi tersebut terbatas, tetapi cukup memberikan penguatan terhadap beberapa penelitian dengan hasil yang tidak jauh berbeda (Kitchenet

al., 2003; Wilsonet al., 2006;Parker et al., 2012).

Beberapa faktor diyakinimenjadi penyebab mahasiswa kurang mampu mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir analitiknya dalam pembelajaran Biologi Sel. Hasil penelitian Quitadamo & Kurtz (2007), Smithet al.(2008),dan Gotwals &Songer (2009) menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan para pengajar lebih banyak mengembangkan pembelajaran


(25)

6

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dengan memberikan materi sebanyak-banyaknya, dengan harapan mahasiswa akan mampu memahami dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Faktor penting lain yang banyak dilalaikan pengajar adalah menjawab pertanyaan “sudah memahami apa sajakah mahasiswa pada saat ini?” Banyak pengajar lebih terkonsentrasi pada pencapaian struktur dan cakupan materi pembelajaran yang telah disusun pada silabus.

Pada aspek asesmen, Noblitt et al. (2010) dan Lemons & Lemons (2013) memberikan gambaran bahwapengajar perguruan tinggi selalu melakukan asesmen terhadap hasil belajarmahasiswa.Namun demikian, asesmen yang dilakukan lebih menitikberatkan pada tes akhir pembelajaranuntuk menentukan nilai mahasiswa. Hasil asesmen lebih banyak dimanfaatkan untuk memberi nilai kepada mahasiswa. Dapat dikatakan bahwa pengajar perguruan tinggi cenderung melakukan assessment of

learning(asesmen untuk penilaian hasil belajar)dibandingkan assessment for learning(asesmen untuk peningkatan kualitas pembelajaran).

Gagasan Black & William (1998b) tentang asesmen formatif menginspirasi banyak ahli pendidikan sains untuk memperhatikan proses penerapan asesmen formatif dalam pembelajaran.Proses asesmen formatif dilakukan selama pembelajaran berlangsung guna memahami kemajuan peserta didik dalam belajar, serta memperoleh informasi tentang bagaimana pengajar mengembangkan pembelajaran dan kultur pembelajaran yang berlangsung (Black &Harrison,2001a; Torrance & Pryor, 2002; Hall & Burke, 2004; Furtak & Ruiz-Primo, 2008). Penerapan asesmen formatif dapat membantu pengajar memperoleh balikan (feedback)tentang proses pembelajaran yang dikembangkan dan memanfaatkannya, sehingga kemajuan akademis peserta didik dapat terpantau perkembangannya (Popham, 2011).

Kajian tentang asesmen formatif telah dilakukan oleh para peneliti. Namun demikian, peran asesmem formatif dalam pembelajaran yang dikaji tidak mencakup atribut secara keseluruhan, melainkan secara terpisah, seperti


(26)

7

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kajian tentang peran atribut self- dan peer-assessment dalam proses pembelajaran (Black & Harrison, 2001b; Powers, 2002; Noonan & Duncan, 2005), peran atribut kemajuan belajar dalam mencapai tujuan belajar (Heritage, 2008; Anderson, 2010), dan peran atribut balikan guna perbaikan proses pembelajaran (Black & Harrison, 2001a; Cook, 2009). Lingkup penelitian yang dilakukan lebih banyak pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Black &Harrison,2001a; Power, 2002; Noonan & Duncan, 2005; Furtak & Ruiz-Primo, 2008;Gotwals & Songer, 2009).

Permasalahan asesmen yang diangkat dalam penelitian pada jenjang pendidikan tinggi lebih banyak mengarah pada pengukuran dan penilaian kemampuan mahasiswa pada akhir perkuliahan (Croweet al., 2008; Bao et

al., 2009; Richmondet al., 2010; Shi et al.,2010; Fisheret al., 2011; Lemons

& Lemons, 2013). Selain itu, efektivitasbentuk tugasdalam pelaksanaan asesmen untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa juga dijadikan permasalahan penelitian (Lynd-Balta, 2006; Quitadamo & Kurtz, 2007; Reynolds & Moskovitz, 2008; Fencl, 2010; Libarkin & Ording, 2012; Reynoldset al., 2012; Lintonet al., 2014).

Berkaitan dengan penerapan asesmen formatif pada jenjang pendidikan tinggi, dalam penelitian ini ditawarkan hal baru, yaitu pengembangan program perkuliahan Biologi Sel yang dalam pelaksanaannya terintegrasi atribut-atribut asesmen formatif secara komprehensif.Program perkuliahan yang dikembangkan mencakup kegiatan pembelajaran yang dijabarkan dalam bentuk silabus dan desain pembelajaran. Program perkuliahan yang dikembangkan diberi label Program Integrasi Atribut Asesmen Formatif dalam perkuliahan Biologi Sel (IAAF-BS). Program IAAF-BS dirancang untuk memfasilitasi perkembangan kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa calon guru yang dibutuhkan dalam penguasaan materi ajar Biologi Sel.


(27)

8

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penerapan program IAAF-BS memberikan peluang kepada mahasiswa melakukan proses berpikir induktif untuk memahami dan menginterpretasikan secara benar konsep-konsep esensial Biologi Sel. Atribut asesmen formatif yang diintegrasikan dalam desain pembelajaran berperan dalam pencapaian tujuan perkuliahan secara bertahap. Perkembangan penguasaan konten, kemampuan penalaran, dan berpikir analitik mahasiswa terfasilitasi oleh kreativitas pengajar dalam memilih dan menentukan tugas yang relevan agar terjadi proses mental pada mahasiswa, seperti menemukan konsep, menemukan hubungan antarkonsep, memprediksi berdasarkan konsep yang ditemukan, mengidentifikasi sebab-akibat, dan membandingkan beberapa fenomena. Dengan demikian, perkuliahan Biologi Sel dapat lebih bermakna dan bermanfaat bagi mahasiswa dalam memahami kehidupan sel, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar yang cukup kuat untuk mempelajari struktur dan fisiologi kehidupan yang lebih kompleks.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Gagasan integrasi asesmen formatif dalam program perkuliahanmerupakan solusi alternatif guna mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir analitikmahasiswa untuk memahami fenomena yang terjadi dalam konten Biologi Sel. Asesmen formatif merupakan proses yang memberikan ruang pada pengajar untuk memperoleh informasi tentang kemajuan belajar siswa, cara mengajar dosen, dan kultur pembelajaran yang berlangsung pada satuan waktu tertentu selama program perkuliahan berlangsung.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah deskripsi program Integrasi AtributAsesmen Formatif dalam perkuliahanBiologi Sel(IAAF-BS) yang dapatmemfasilitasikemampuan penalaran dan berpikir analitik


(28)

9

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mahasiswa calon guru?”Untuk menjawab permasalahan tersebut diajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hasil pengembangan program Integrasi AtributAsesmen Formatif dalam perkuliahanBiologi Sel(IAAF-BS)?

2. Bagaimanakah kemajuan belajar mahasiswa dalam Biologi Sel selama implementasi program IAAF-BS?

3. Bagaimanakah kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel sebelum dan setelahimplementasi program IAAF-BS? 4. Bagaimanakah kontribusi atribut asesmen formatif yang terintegrasi

dalam perkuliahan Biologi Sel selama implementasi program IAAF-BS? 5. Bagaimanakah kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa

dalam Biologi Sel setelahimplementasi program IAAF-BS berdasarkan perbedaan gender?

6. Bagaimanakah kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel setelahimplementasi program IAAF-BS berdasarkanperbedaan kemampuan awal?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengembangan program perkuliahan Biologi Sel yang dapat mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa calon guru biologi.Program yang dikembangkan berupa silabus dan desain pembelajaran yang diimplementasikan selama perkuliahan satu semester.Dalam pengembangan program tersebut diintegrasikan atribut asesmen formatif, baik dalam penyusunan silabus maupun desain pembelajaran.Atribut asesmen formatif yang diintegrasikan meliputi tujuan pembelajaran, kolaborasi, self-assessment dan peer-assessment, kemajuan belajar, dan balikan.


(29)

10

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Mata kuliah Biologi Sel memiliki bobot 2 (dua) sks, yang berkonsekuensiselama perkuliahan dalam satu semester tidak tersedia waktu khusus untuk melakukan eksplorasi di laboratorium. Untuk menguasai materi ajar Biologi Sel yang hanya dilakukan secara teoretis diperlukan proses berpikir dengan kemampuan tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam penelitian ini dikembangkan program yang memungkinkan mahasiswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir analitik yang dibutuhkan untuk memahami fenomena kehidupan sel.

Silabus Biologi Sel dikembangkan dengan memperhatikan pelaksanaan atribut asesmen formatif dalam satu semester. Adapun desainpembelajaran Biologi Sel yang dikembangkan merujuk pada model pembelajaran Learning Cycle, yang sudah teruji dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sains. Desain pembelajaran yang dikembangkan mancakup 6 tahapan, yaitu identifikasi tujuan, interpretasi fenomena, penemuan konsep, organisasi penalaran, analisis relevansi, dan reviu pembelajaran. Kontribusi atribut asesmen formatif menjadi bagian tak terpisahkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam setiap tahapan pembelajaran diintegrasikan atribut asesmen formatif untuk memfasilitasi pencapaian mencapai tujuan belajar secara bertahap.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memberikan solusi pemecahan masalah pembelajaran Biologi Sel di perguruan tinggi, khususnya bagi mahasiswa calon guru biologi. Solusi yang ditawarkan berupaprogram perkuliahan Biologi Sel yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa, selain penguasaan cakupan materi yang dipelajari. Dalam program perkuliahan tersebut diintegrasikan atribut asesmen formatif dengan maksud agarkemajuan belajar yang terjadi selama


(30)

11

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

proses perkuliahan dapat terdeteksi melalui kolaborasi antara dosen dan mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang (1) hasil pengembangan program IAAF-BS yang diterapkan dalam perkuliahan Biologi Sel;(2) kemajuan belajar mahasiswa selama perkuliahan; (3) kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel sebelum dan setelahimplementasi program IAAF-BS; (4) kontribusi atribut asesmen formatif yang terintegrasi dalam perkuliahan Biologi Sel selama implementasi program IAAF-BS; (5) kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel setelahimplementasi program IAAF-BS berdasarkan perbedaan gender; dan (6) kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel setelahimplementasi program IAAF-BS berdasarkan perbedaan kemampuan awal.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini merujuk pada dua dimensi, yaitu dimensi teoretis dan praktis.

1. Secara teoretis, hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan perkuliahan Biologi Sel. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi yang melengkapi hasil penelitian lain terkait denganupaya peningkatan kualitas proses perkuliahan Biologi Sel. Program IAAF-BS yang dikembangkan dalam penelitian ini memungkinkan proses pembelajaran Biologi Sel yang tidak hanya diarahkan pada penguasaan konten saja, melainkan juga memperhatikan pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Perkuliahan Biologi Sel melalui program IAAF-BS difokuskan pada penguasaan konten serta pengembangan kemampuan berpikir, seperti kemampuan penalaran (reasoning) dan berpikir analitik (analyticalthinking) dalam upaya memahami prinsip dan konsep fenomena kehidupan sel.


(31)

12

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan kontribusi positif kepada para pengajar dalam upaya mengimplementasikan gagasan reformasi perkuliahan Biologi Sel. Paradigmaperkuliahan Biologi Sel akan bergeser menuju proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk memahami prinsip dan konsep yang terjadi pada fenomena kehidupan sel. Dengan demikian, penelitian inidapat:

a. memperkaya hasil penelitian terkait dengan program yang mengintegrasikan atribut asesmen formatif dalam perkuliahan Biologi Sel bagi mahasiswa calon guru

b. membuka wacana pentingnya penerapan asesmen formatif dalam pembelajaran sains pada jenjang pendidikan tinggi dalam upaya meningkatkan kualitas perkuliahan, khususnya pada program studi Pendidikan Biologi.

F. Sistematika Disertasi

Disertasi tentang program IAAF-BS untuk mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir analitik dalam Biologi Sel ini terbagi dalam lima bab. Pada Bab I dideskripsikan tentang latar belakang penelitian yang mencakup isu-isu dan hasil-hasil penelitian yang melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian untuk penyusunan disertasi dan permasalahan yang dihadapi untuk dipecahkan.Tujuan penelitian juga dipaparkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian.Pada akhir Bab I dipaparkan manfaat atau kontribusi hasil penelitian ini dalam memecahkan permasalahan pembelajaran Biologi Sel, dan sistematika penyusunan disertasi untuk memberikan gambaran singkat tentang penelitian yang dilakukan.

Bab II dipaparkan tentang landasan teoretis yang difokuskan pada teori dan hasil penelitian sebagai rujukan untuk memecahkan masalah penelitian.Beberapa teori belajar dan taksonomi kemampuan berpikir dipaparkan untuk memperoleh landasan yang kuat untuk merumuskan


(32)

13

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

program perkuliahan yang lebih bermakna dalam mendukung proses perkuliahan Biologi Sel. Paradigma pembelajaran sains, peran asesmen formatif dan integrasinyadalam perkuliahan dianalisis untuk menemukan format program perkuliahan Biologi Sel yang efektif mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Pada Bab III dideskripsikan tentang metode penelitian yang mencakup paradigma penelitian, desain penelitian, dan prosedur penelitian yang dilaksanakan.Definisi operasional variabel penelitian juga dipaparkan untuk menjelaskan variabel yang diungkap dalam penelitian. Lokasi, waktu pelaksanaan, dan partisipan penelitian dijelaskan juga dalam bab ini untuk memberikan informasi tentang proses pelaksanaan penelitian. Pada bab ini dipaparkan tentang data yang diambil dan pengembangan instrumen untuk pengambilan data. Pada bagian akhir dipaparkan tentang teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Bab IV berisi tentang hasil, temuan penelitian, dan pembahasannya.Hasil dan temuan penelitian dideskripsikan mulai dari studi pendahuluan, uji coba program, sampai implementasi program.Hasil dan temuan penelitian dipaparkan secara kuantitatif dan kualitatif.Pembahasan dilakukan secaratematik, artinya pembahasan dilakukan pada setiap temuan penelitian.Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah memahami permasalahan yang diteliti.Keunggulan dan kelemahan program dipaparkan pada akhir bab untuk memberikan informasi tentang keberadaan programhasil pengembangan jika diimplementasikan.

Pada Bab V dipaparkan tentang simpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Simpulan dirumuskan untuk menjawab pertanyaan penelitian, sedangkan rekomendasi dirumuskan bagi dosen Biologi Sel yang akan mengadopsi atau mengadaptasi program perkuliahan hasil penelitian.


(33)

44

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengkaji tentang pengembanganprogram perkuliahan untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan berpikir analitikmahasiswa calon guru Biologi dalam Biologi Sel. Pengembangan program perkuliahan Biologi Sel didasarkan pada pentingnya memfasilitasi mahasiswa agar memiliki kemampuan penalaran dan berpikir analitik untuk memahami dang menginterpretasi fenomena yang terjadi pada kehidupan sel.

Kerangka pemikiranyang menjadi gagasan penelitian ini dikembangkan didasarkan pada empat hal.Pertama, mata kuliah Biologi Sel merupakan mata kuliah yang mendasari konsep-konsep fisiologis pada mata kuliah lain yang bersifat lebih kompleks. Untuk itu kualitas perkuliahan Biologi Sel seharusnya mendapat perhatian yang lebih proporsional.Kedua, untuk memahami secara benar kompleksitas yang terjadi pada kehidupan sel dibutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan penalaran dan berpikir analitik. Dengan memiliki kemampuan penalaran dan berpikir analitik, mahasiswa mampu mengidentifikasi, menghubungkan, membedakan, dan menginterpretasi struktur, fungsi, serta hubungan struktur dan fungsi yang terdapat pada sel. Ketiga, untuk menstimulasi kemampuan penalaran dan berpikir analitik dibutuhkan kegiatan pembelajaran yang mampu menginisiasi perkembangan kognitif mahasiswa. Diperlukan program perkuliahanyang dapatmemfasilitasi kegiatan teaching for understanding dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.Keempat, Untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif diperlukan proses asesmen yang secara terintegrasi dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kualitas proses pembelajaran. Implementasi asesmen formatif yang memuat atribut tujuan


(34)

45

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

belajar, kolaborasi, self- dan peer-assessment, kemajuan belajar, dan balikan memberikan peluang terciptanya peningkatan kualitas proses pembelajaran.Kerangka pemikiran dalam penelitian dideskripsikan melaluidiagram pada Gambar 3.1.

Mengembangkan kemampuan berpikir

Pencapaian tujuan pendidikan tidak proporsional Penguasaan

konten REFORMASI

PENDIDIKAN SAINS (NRC)

HASIL-HASIL PENELITIAN PEND. SAINS TUJUAN

PENDIDIKAN TINGGI & KKNI

Teaching for understanding

Proses pembelajaran sains cenderung

fokus pada struktur konten Keterampilan

bernalar

Sikap dan perilaku

Perlu peningkatan kualitas pembelajaran

Seharusnya juga mampu mengembangkan

critical thinking,

analytical thinking

dan reasoning

Pembelajaran Biologi Sel

Sebagai dasar untuk memahami konsep-konsep fisiologis yang lebih kompleks

Mengembangkan pemahaman, penalaran, aplikasi konsep, dan berpikir analitik PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN

FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL Asesmen


(35)

46

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Paradigma penelitian

B. DesainPenelitian

Penelitian dilaksanakan dengandesainResearch and Development (R&D) yang dikembangkan oleh Dick & Carey (Gall& Borg,2003). Secara skematis, desain penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Desain penelitian

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu studi pendahuluan, pengembangan program, uji coba dan reviu program, dan implementasi program. Skema pada Gambar 3.3 mendeskripsikan alur penelitian yang dilaksanakan.

Pada tahapan pertama dilakukan reviu terhadap kurikulum dan silabus mata kuliah Biologi Sel yang digunakan.Dalam silabus dikaji tujuan perkuliahan dan kompetensi yang dapat dimiliki mahasiswa pada akhir perkuliahan.Kajian literatur dan hasil-hasil penelitian yang relevan dilakukan Analisis

Kebutuhan

Studi Lapangan

Studi Pustaka

Hasil analisis kebutuhan

Uji coba dan Reviu

program

Pengembang-an program dan instrumen

Imple-mentasi program


(36)

47

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

untuk mengembangkan silabus.Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel terhadap mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan Biologi Sel. Pada akhir tahapan pertama, dihasilkan landasan teoretis dan hasil-hasil penelitian, hasil kajian silabus yang digunakan, dan peta kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel.

TAH AP I STUD I P EN D AH U LUA N Studi Literatur Kajian silabus Studi lapangan TAH AP II P EN GE M BA N GA N Pengembangan instrumen Pengembangan program Hasil-hasil penelitian Hasil analisis silabus Peta kemampuan mahasiswa

Tersusun draft program perkuliahan dan instrumen TAH AP II I UJ I COBA D AN RE VI

U Uji coba skala kecil draft program

Keterlaksanaan silabus

Keterlaksanaan dan kebermaknaan tahapan pembelajaran

Program siap diimplementasikan Reviu program

48 mahasiswa

3 orang dosen: 1. Biologi Sel 2. Fisiologi Tumbuhan

29 mahasiswa Membran Plasma&

Organel Penghasil Energi


(37)

48

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3.Alurpenelitian

Tahapankedua, dikembangkanprogram Integrasi AtributAsesmen Formatifdalam perkuliahanBiologi Sel (IAAF-BS) berdasarkan hasil studi pendahuluan. Program IAAF-BS terdiri dari pengembangan silabus perkuliahan dan programpembelajaran. Silabus dikembangkan dengan memperhatikan kelompok materi ajar yang sangat berkaitan, penyediaan waktu untuk identifikasi kemajuan belajar mahasiswa, dan pemberian balikan terhadap proses pembelajaran.Adapun programpembelajaran dalam kelas dikembangkan dalam enam tahapan belajar dengan memperhatikan pemberian tugas yang relevan secara individu dan kelompok.Tahapan belajar dalam program IAAF-BS meliputiidentifikasi tujuan, interpretasi fenomena, penemuan konsep, organisasi penalaran, analisis relevansi, dan reviu pembelajaran. Pada tahapan pengembangan program juga disusun instrumen untuk mendukung keberhasilan program dalam mengembangkan kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel. Gambar 3.4 memperlihatkan program perkuliahan IAAF-BS.

Tahapan ketiga, dilakukan uji coba programIAAF-BS. Uji coba dilaksanakan pada keterlaksanaan silabus, serta keterlaksanaan dan kebermaknaan tahapan belajar. Uji coba dilaksanakan pada dua materi ajar, yaitu Membran Plasma dan Organel Penghasil Energi (Mitokondria dan

Implementasi program

Analisis data

Kesimpulan

TAH

AP

IV

IMP

LEM

EN

TAS

I Pengukuran perkembangan

kemampuan penalaran dan berpikir analitik 32 mahasiswa


(38)

49

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kloroplas).Uji keterlaksanaan silabus hasil pengembangan ditentukan oleh indikator keterlaksanaan cakupan materi ajar yang disusun pada silabus dan keterlaksanaan proses balikan berdasarkan tugas dan pelaksanaan kuis. Uji keterlaksanaan tahapan belajar ditentukan oleh indikator keterlaksanaan atribut asesmen formatif yang diintegrasikan dalam dalam setiap tahapan proses belajar, keterlaksanaan tugas individu dan kelompok (pembuatan peta konsep dan reviu artikel hasil peneltian). Adapun uji kebermaknaan tahapan belajar ditentukan oleh perkembangan kemampuan penalaran dan berpikir analitik mahasiswa dalam Biologi Sel berdasarkan tugas dan kuis.Berdasarkan hasil uji coba, dilakukan reviu terhadap programperkuliahan yang dikembangkan.

MATERI AJAR

Konsep Penalaran Berpikir Analitik

Konsep esensial pada cakupan materi, Contoh:

Mencakup kemampuan korelasi, proporsional, dan

probabilitas. Contoh:

Mencakup kemampuan identifikasi ide utama,

argumentasi, dan membandingkan. Contoh: 1. Konsep tentang

struktur membran plasma

2. Mitokondria dan kloroplas berperan dalam pembentukan ATP

3. Beberapa organel turut berperan dalam proses sintesis protein

1.Mekanisme sel mengenali benda asing melalui membran

2.Hubungan antara respirasi dan fotosintesis

3.Hubungan fungsi antarorganel dalam sistesis protein

1. Perbedaan komposisi membran pada beberapa sel

2. Penjelasan roti yang dikonsumsi dapat menggerakkan anggota tubuh

3. Relevansi sintesis protein struktural dan fungsional, seperti enzim, hormon. TUJUAN PERKULIAHAN BIOLOGI SEL

Mahasiswa memiliki kemampuan penalaran dan berpikir analitikdalam memahami kompleksitas struktur dan fungsi sel beserta organel-organelnya, keterkaitan struktur

dan fungsi organel-organel sel dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi hidup.

PROSES PEMBELAJARAN INTERPRETASI DAN PENEMUAN KONSEP ANALISIS RELEVANSI ORGANISASI PENALARAN


(39)

50

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4. Program IAAF-BS dalam perkuliahan Biologi Sel

Tahapankeempat, mengimplementasikanprogramIAAF-BS dalam proses perkuliahan Biologi Sel. Implementasi program IAAF-BS dilakukan selama satu semester mengacu pada silabus hasil pengembangan. Pada awal sebelum pembelajaran dilakukan pretest.Proses pembelajaran difokuskan pada penguasaan konten, kemampuan penalaran, dan berpikir analitik dalam Biologi Sel selama dan pada akhir perkuliahan. Proses pembelajaran dirancang agar terjadi kolaborasi antara dosen dan mahasiswa,

self-assessment mahasiswa, dan peer-self-assessment antarmahasiswa. Pada setiap

akhir pembelajaran kelompokmateri ajardilaksanakan kuis berbentukconstructed response untuk mengukur kemajuan belajar mahasiswa terhadap penguasaan konten, serta kemampuan penalaran dan berpikir analitik.Hasil tugas dan kuis digunakan sebagai balikan untuk mengetahui kemajuan belajar dan memperbaiki proses pembelajaran pada materi berikutnya.Pada akhir pembelajaran dilakukan posttest.

D. Definisi Operasional PENGUASAAN

KONSEP

PENALARAN BERPIKIR

ANALITIK PROSES PERKEMBANGAN KOGNITIF

TERINTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF

Kemampuan: Interpretasi fenomena

Identifikasi konsep Menemukan konsep

Kemampuan: Menghubungkan

antarkonsep Memprediksi berdasarkan konsep

Kemampuan: Membandingkan Menemukan alasan

Menemukan relevansi

EVALUASI

R

E

V

I


(40)

51

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Selama pelaksanaan penelitian terdapat beberapa variabel yang berkontribusi.Berikut definisi operasional variabel-variabel tersebut.

1. Program Integrasi Atribut Asesmen Formatif dalam Perkuliahan Biologi Sel (IAAF-BS)

Penelitian dikonsentrasikan pada pengembangan program perkuliahan Biologi Sel dengan mengintegrasikanatribut asesmen formatif dalam proses belajar mahasiswa. Program perkuliahan yang dimaksud adalah pengembangan silabus dan program pembelajaran Biologi Sel berdasarkan prinsip asesmen formatif. Atribut asesmen formatif yang diintegrasikan selama perkuliahan meliputi tujuan pembelajaran, kolaborasi, asesmen diri dan asesmen kelompok, kemajuan belajar,dan pemanfaatan balikan. Uji keterlaksanaan program hasil pengembangan dan integrasi atribut asesmen formatif dalam proses perkuliahan diidentifikasi melalui observasi. Adapun uji kebermaknaan program diidentifikasi melalui hasil kuis, tugas perkuliahan, dan tes.

2. Kemampuan penalaran

Kemampuan penalaran (reasoning) merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi.Indikator kemampuan penalaran yang diukur adalah kemampuan penalaran korelasi(correlation reasoning),penalaran

probabilitas(probabilistic reasoning), dan penalaran proporsional(proportional reasoning).

Penalaran korelasi merupakan kemampuan bernalar menghubungkan suatu informasi dengan informasi lain yang relevan.Penalaran probabilitas merupakan kemampuan bernalar menggunakan informasi untuk melakukan prediksi terhadap suatu fenomena.Adapun penalaran proporsional merupakan kemampuan bernalar untuk menginterpretasi proporsi spesifik pada sekelompok informasi.

Identifikasi perkembangan kemampuan penalaran mahasiswa dalam Biologi Sel dilakukansebelum, selama, dan setelah proses perkuliahan.


(41)

52

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Identifikasi kemampuan penalaran sebelum dan setelah proses perkuliahan dilakukan dengan tes pilihan ganda dengan soal yang sama.Adapun kemampuan penalaran selama proses perkuliahan diidentifikasi melalui kuis, tugas individu, dan tugas kelompok. Tugas individu yang diberikan kepada mahasiswa berupa permasalahan terkait Biologi Sel. Pada tugas kelompok, mahasiswa diberi kesempatan untuk membuat peta konsep terkait materi ajar Biologi Sel. Peta konsep hasil diskusi dipresentasikan untuk memperoleh balikan dan diases menggunakan rubrik.

3. Kemampuan berpikir analitik

Kemampuan berpikir analitik(analytical thinking) juga termasuk kemampuan berpikir tingkat tinggi. Untuk mengukur kualitas kemampuan berpikir ini mahasiswa harus mampu memahami komponen dalam suatu informasi, menemukan atau mendeskripsikan komponen-komponen tersebut, dan mampu menggambarkan keterkaitan antarkomponen yang menyusun informasi tersebut. Dalam penelitian ini digunakan tiga indikator untuk mengidentifikasi kemampuan berpikir analitik, yaitu kemampuan mengidentifikasi ide utama, menentukan argumentasi, dan membandingkan (komparasi).

Kemampuan mengidentifikasi ide utama digambarkan sebagai kemampuan menentukan bagian-bagian penting yang menyusun suatu informasi, dan hubungan antara bagian yang satu dengan lainnya.Kemampuan menentukan argumentasi merupakan kemampuan mengidentifikasi asumsi dasar, merepresentasikan struktur argumen, dan menentukan kesamaan dan perbedaan dua atu lebih suatu argumentasi. Adapun kemampuan membandingkandapat diwakili oleh kemampuan menentukan persamaan dan perbedaan komponen, serta pengorganisasian komponen-komponen tersebut.


(1)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Furtak, E.M. & Ruiz-Primo, M.A. (2008). Making students’ thinking explicit in writing and discussion: an analysis of formative assessment prompts. Science Education, February, 799-823.

Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational Research: An Introduction. 7th ed. Boston: Pearson Education, Inc.

Gotwals, A.W. & Songer, N.B. (2009). Reasoning up and down a food chain: using an assessment framework to investigate students’ middle knowledge. Science Education, 94, 259-28.

Gray, R., Gray,A. Fite, J.L., Jordan, R., Stark, S., Naylor, K.(2012). A simple microscopy assay to teach the processesof phagocytosis and exocytosis.Cell Biology Education-Life Sciences Education, Vol. 11, 180–186, Summer 2012.

Hall, K. & Burke, W.M. (2004). Making Formative Assessment Work. London: McGraw Hill-Education.

Hanuscin, D.L. & Lee, M.H. (2007).―Using a learning cycle approach to

teaching the learning cycle to preservice elementary teachers‖.Paper

presented at the 2007 Annual Meeting of the Association for Science Teacher Education, Clearwater, FL.

Hanuscin, D.L., Garderen, D., Lee, E.J., Hill, T., Presley, M. (2013).―Breaking the cycle: Supporting elementary teachers’

understanding and ability to apply the 5E model‖.Paper presented at

the 2013 Annual Meeting of the Association for Science Teacher Education, http://web.missouri.edu/~hanuscind/ASTE2013.pdf

Heritage, M. (2008). ―Learning progressions: Supporting instruction and

formative assessment‖. Paper prepared for the Formative Assessment

for Teachers and Students (FAST) State Collaborative on Assessment and Student Standards (SCASS) of the Council of Chief State School Officers (CCSSO).

Hurney, C.A. (2012). Learner-centered teaching in non-majors introductory biology: The impact of giving students choices. Journal of Microbiology & Biology Education, Vol. 13 (2), p. 133-141, December 2012.

Janssen, F.J.J.M., Tigelaar, D.E.H, & Verloop, N. (2009). Developing biology lessons aimed at teaching for understanding: a domain-specific heuristic for student teachers. Journal of Science Teacher Education, 20, 1-20.


(2)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jenkinson, J. & McGill, G. (2012). Visualizing protein interactions and dynamics: Evolving a visual language for molecular animation. CBE— Life Sciences Education,Vol. 11, 103–110, Spring 2012.

Jimenez-Aleixandre, M.P &Erduran, S. (2008). Argumentation in science education: An overview. Argumentation in Science Education: Perspective from Classroom-Based Research.Springer Science and Business Media B.V.

Joyce, C., Spiller, L. & Twist, J. (2009). Self Assessment: What Teachers Think. Wellington: New Zealand Council for Educational Research. Karp, G. (2010). Cell and Molecular Biology: Concepts and Experiments.

New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Kitchen, E.,Bell, J.D., Reeve, S., Sudweeks, R.R., Bradshaw. W.S.(2003). Teaching cell biology in the large-enrollment classroom: methods to promote analytical thinking and assessment of their effectiveness. Cell Biology Education. Vol. 2, 180194, Fall 2003.

Lauer, S., Momsen, J.,Offerdahl, E.,Kryjevskaia, M., Christensen,W., Montplaisir, L.(2013). Stereotyped: Investigating gender in introductory sciencecourses. CBE—Life Sciences Education. Vol.12, 30–38, Spring 2013.

Lawson, A.E., Banks, D.L. & Logvin, M. (2007). Self-efficacy, reasoning ability, and achievement in college biology. Journal of Research in Science Teaching, 4, (5), 706-724.

Lemons, P.P. & Lemons, J.D. (2013). Questions for assessing higher-order cognitive skills: It’s not just Bloom’s. CBE—Life Sciences Education. Vol. 12, 47–58, Spring 2013.

Libarkin, J. &Ording, G. (2012).The utility of writing assignments in undergraduate bioscience.CBE—Life Sciences Education, Vol. 11, 39– 46, Spring 2012.

Linton, D.L.,Pangle, W.M., Wyatt, K.H., Powell, K.N., Sherwood, R.E. (2014). Identifying key features of effective active learning: The effects of writing and peer discussion.CBE—Life Sciences Education, Vol. 13, 469–477, Fall 2014.

Luckie, D.,Harrison, S.H. & Ebert-May, D. (2011). Model-based reasoning: Using visual tools to reveal student learning. Advances in Physiology Education, Vol. 35, 59-67, July 26, 2011.


(3)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Lynd-Balta, E. (2006). Using literature and innovative assessments to ignite interest and cultivate critical thinking skills in an undergraduate neuroscience course. CBE—Life Sciences Education. Vol. 5, 167–174, Summer 2006.

Marzano, R.J. & Kendall, J.S. (2008).Designing and Assessing Educational Objectives: Applying The New Taxonomy. California: Corwin Press.

McManus, S. (2008). ―Attributes of effective formative assessment‖. Paper

prepared for the Formative Assessment for Teachers and Students (FAST). State Collaborative on Assessment and Student Standards (SCASS) of the CCSSO (The Council of Chief State School Officers). Department of Public Instruction.

McTighe, J. & Schollenberger, J. (1985). Why teach thinking: a statement of rationale. Dalam Costa, A.L. (1985). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Miller, P.H., Blessing, J.S & Schwartz, S. (2006). Gender differences in

high-school students’ views about science. International Journal of Science

Education, Vol. 28, issue 4, 2006, p.363-381.

Momsen, J., Offerdahl, E., Kryjevskaia, M., Montplaisir, L., Anderson, E., Grosz, N. (2013). Using assessments to investigate and compare the nature of learning in undergraduate science courses. CBE—Life Sciences Education. Vol. 12, 239–249, Summer 2013.

NRC/National Research Council. (1996). National Science Education Standards. Washington DC: National Academy Press.

NRC/National Research Council.(2013). Next generation science standards. Appendix H. Understanding the Scientific Enterprise: The Nature of Science in the Next Generation Science Standards. NGGS Release, April 2013.

National Science Teachers Association. (2003). Standards for Science Teacher Preparation. Washington DC: National Academy Press.

Noblitt, L., Vance, D.E. & Smith, M.L.D. (2010). A comparison of case study and traditional teaching methods for improvement of oral communication and critical-thinking skills. Journal of College Science Teaching, May/June 2010, 26-32.


(4)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Noonan, B. & Duncan, C.R. (2005).Peer and self-assessment in high schools.Practical Assessment, Research & Evaluation.Vol. 10 No. 17, November 2005.

Novak, J. D.&Canas, A.J. (2008). The theory underlying concept maps and how to construct and use them.Technical Report IHMC Cmap Tools 2006-01 Rev 01-2008. Florida Institute for Human and Machine Cognition, 2008, availableonline at: http://cmap.ihmc.us/Publications/ResearchPapers/TheoryUnderlyingCo nceptMaps.pdf

Odom, A.L.&Kelly, P.V. (2001). Integrating concept mapping and the learning cycle to teach diffusion and osmosis concepts to high school biology students.Science Education, 85 (6), 615-635, November 2001. Parker, J.M., Anderson, C.W., Heidemann, M., Merrill, J., Merritt, B.,

Richmond, G., Urban-Lurain, M. (2012).Exploring undergraduates’ understanding of photosynthesis using diagnostic question clusters.CBE-Life Sciences Education.Vol11, 47-57, Spring 2012. Popham, W.J. (2011). Classroom Assessment: What Teachers Need to

Know.Boston: Pearson Education.

Powers, D.E. (2002). Self-Assessment of Reasoning Skills. Research Report, October 2002. New Jersey: Educational Testing Service, Priceton. Putra, R.A., Sudargo, F., Redjeki, S., Adianto. (2014). Theanalysis of concepts

mastery and critical thinking skills on invertebrate zoology course. International Journal of Science and Research (IJSR).Vol. 3(3), March 2014.

Quitadamo, I.J. & Kurtz, M.J. (2007). Learning to improve: Using writing to increase critical thinking performance in general education biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 6, 140154, Summer 2007.

Ramsey, J. (1993). Developing conceptual storylines with the learning cycle.Journal of Elementary Science Education, 5(2), 1-20.

Reynolds, J.A.,Thaiss, C., Katkin, W., Thompson, Jr., R.J. (2012).Writing-to-learn in undergraduate science education: A community-based, conceptuallydriven approach. CBE—Life Sciences Education, Vol. 11, 17–25, Spring 2012.

Reynolds, J.A.& Moskovitz, C. (2008). Calibrated peer review assignments in science courses: Are they designed to promote critical thinking and


(5)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

writing skills? Journal of College Science Teaching, Nov/Dec 2008, 60-66.

Richmond, G., Merritt, B., Urban-Lurain, M., Parker, J. (2010). The development of a conceptual framework and tools to assess

undergraduates’ principled use of models in cellular biology. CBE—

Life Sciences Education. Vol. 9, 441–452, Winter 2010.

Roshayanti, F. (2012).Pengembangan Model

AsesmenArgumentatifuntukMengukurKeterampilanArgumentasiMahasi swapadaKonsepFisiologiManusia.DisertasiSekolahPascasarjanaUniver sitasPendidikan Indonesia: Tidakditerbitkan.

Russ, R.S., Coffey, J.E., Hammer, D., Hutchison, P.(2008).Making classroom assessment more accountable to scientific reasoning: A case for attending to mechanistic thinking.Science Education, Vol. 93, 875-891. Salinas, I. (2009). Learning progressions in science education: Two

approaches for development. Paper presented at the Learning Progressions in Science (LeaPS) Conference. June 2009, Iowa City, IA. Saptono, S.&Rustaman, N. (2011).Undergraduate students’ reasoning and analytical thinking skills in cell biology.Proceeding International Seminar of Science Education.SekolahPascasarjana UPI, 12 November 2011.

Shi, J., Wood, W.B., Martin, J.M., Guild, N.A., Vicens, Q., Knight, J.K. (2010). A diagnostic assessment for introductory molecular and cell biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 9, 453–461, Winter 2010. Smith, M.K., Wood, W. B. & Knight, J. K. (2008). The genetics concept assessment: a new concept inventory for gauging student understanding of genetics. CBE—Life Sciences Education.Vol. 7, 422–430, Winter 2008.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: MacMillan College Publishing Company.

Stith, B.J. (2004). Use of animation in teaching cell biology.Cell Biology Education, Vol. 3, 181188, Fall 2004.

Tanner, K. & Allen, D. (2004). Approaches to biology teaching and learning: from assays to assessments—on collecting evidence in science teaching. Cell Biology Education. Vol. 3, 69–74, Summer 2004.


(6)

Sigit Saptono, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIF DALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Thomas, G., Martin, D. &Pleasants, K. (2011). Using self- and

peer-assessment to enhance students’ future-learning in higher education.

Journal of University Teaching & Learning Practice, Vol. 8(1),2011. Tobin, K. G. &Capie, W. (1981). The development and validation of a group

test of logical thinking. Educational and Psychological Measurement, 41.413-423, July 1981.

Torrance, H. & Pryor, J. (2002). Investigating Formative Assessment: Teaching, Learning and Assessment in the Classroom. Philadelphia: Open University Press.

Valanides, N. (1998). Formal operational performance and achievement of lower secondary school students.Studies in Educational Evaluation.Vol. 24 (1), 1-23, 1998.

Vygotsky, L.S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge: Harvard University Press.

Available online at

http://books.google.co.id/books/about/MIND_IN_SOCIETY.html?id=R xjjUefze_oC&hl=en

Warli & Fadiana, M. (2014). Design of mathematic learning based on cognitive style. Proceeding of International Conference On Research, Implementation And EducationOf Mathematics And Sciences 2014. Yogyakarta State University, 18-20 May 2014.

Wilson, C.D.,Anderson, C.W., Heidemann, M., Merrill, J.E., Merritt, B.W., Richmond, G., Sibley, D.F., Parker, J.M. (2006). Assessing students’ ability to trace matter in dynamic systems in cell biology. CBE—Life Sciences Education. Vol. 5, 323–331, Winter 2006.

Yilmaz-Soylu, M. &Akkoyunlu, B.(2009).The effect of learning styles on achievement in differentlearning environments. Turkish Journal of Educational Technology.Vol. 8 (4), 43-50, Oktober 2009.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK PADA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

3 19 133

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN KINERJA OPEN ENDED QUESTION DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS.

2 7 70

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

2 16 65

PENGEMBANGAN MODEL PERKULIAHAN KATABOLISME KARBOHIDRAT BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF CALON GURU BIOLOGI.

0 6 43

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN PENGEMBANGAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEKOLAH BERBASIS ANCORB UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MERANCANG DAN MENGEMBANGKAN DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM.

5 14 64

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ANATOMI TUMBUHAN BERBASIS VISUOSPASIAL MELALUI REPRESENTASI MIKROSKOPIS SISTEM JARINGAN TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN DAN PENGUASAAN KONSEP CALON GURU BIOLOGI.

0 0 61

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGKREASI MAHASISWA TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK.

0 4 70

PENGEMBANGAN PROGRAM INTEGRASI ATRIBUT ASESMEN FORMATIFDALAM PERKULIAHAN BIOLOGI SEL (IAAF-BS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN BERPIKIR ANALITIK - repository UPI D IPA 1007237 Title

0 0 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN ASESMEN MAHASISWA CALON GURU KIMIA MELALUI PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS INKUIRI Nahadi1 , Liliasari2

0 0 9

INTEGRASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM KURIKULUM DAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

0 0 11