PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMPN KOTA BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTARK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Kerangka Berfikir ... 8

G. Hipotesis Penelitian ... 10

H. Paradigma Penelitian ... 11

BAB. II. KINERJA MENGAJAR GURU, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN IKLIM KERJA SEKOLAH, A. Kinerja Mengajar Guru 1. Pengertian Kinerja ... 12

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 14

3. Kinerja Mengajar Guru ... . 16

4. Indikator Kinerja Mengajar Guru ... 17

B. Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan ... 24

2. Kepemimpinan yang Efektif ... 27

3. Pentingnya Efektifitas Kepemimpinan ... 28

4. Kriteria Efektifitas Kepemimpinan ... 29

5. Kepemimpinan Transformasional ... 31

6. Kiat-Kiat untuk Menjadi Pemimpinan Transformasional yang Efektif ... 34


(2)

7. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional ... 35

C. Iklim Kerja Sekolah ... 39

D. Studi –Studi yang Relevan ... 44

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 48

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

C. Instrumen Penelitian ... 51

D. Teknik Pengumpulan Data ... 69

E. Pengujian Validitas dan reliabilitas Instrumen ... 71

F. Teknik Analisis Data ... 82

G. Gambaran Pelaksanaan Penelitian ... 87

H. Jadwal Penelitian ... 89

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 90

1. Analisis Data deskriptif ... 90

2. Uji Normalitas ... 101

3. Uji Hipotesis ... 103

4. Interprestasi Hasil Analisis Regresi ... 112

B. Pembahasan 1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap kinerja Mengajar Guru SMPN di Kota Bandung ... 113

2. Pengaruh Iklim Kerja Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kota Bandung ... 116

3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Kerja Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kota Bandung ... 117

BAB. V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 120

B. Implikasi ... 121

C. Rekomendasi ... 122 DAFTAR PUSTAKA


(3)

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, meliputi berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya. Tetapi apapun jenis dan jenjangnya, pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk membantu mengembangkan kemampuan individu anak didiknya supaya bisa hidup dengan sukses di masyarakatnya kelak. Dengan kata lain bahwa tujuan pendidikan adalah membantu mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri siswa supaya mereka menjadi manusia yang paripurna. Bawden (1985:P43) dan Engle (1991:P.23) menegaskan bahwa “The main responsibility of education is to help students in their individual development of the capability to gain from, and to be able to embrace postmodernity and to contribute positively to their society in general”. Di Indonesia juga pendidikan mempunyai tujuan yang sama dengan yang diutarakan oleh Bawden, hanya dengan kata kata yang berbeda, seperti yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999 dan Undang Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pada hakekatnya tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Secara rinci dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan :

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap dan kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”


(5)

Untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan berbagai elemen pendidikan. Umumnya elemen pendidikan yang terdapat pada proses pendidikan adalah (1) personal pendidikan yang terdiri atas peserta didik, tenaga inti dan penunjang pendidikan dan (2) Sarana dan prasarana pendidikan yang meliputi kurikulum, buku, media pendidikan dan bangunan serta perlengkapannya. Lebih jelas Engkoswara (2001:3) menyatakan bahwa “sumber daya yang mendukung penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan yaitu sumber daya manusia (guru dan siswa), sumber fasilitas, dan sumber belajar (kurikulum)”.

Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” apabila dilaksanakan oleh guru.

Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin bisa mengganti peran guru.

Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru.

Guru sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan, akan sangat menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk menghasilkan kualitas lulusan yang baik maka diperlukan proses pembelajaran yang baik, dan hal itu akan terjadi apabila kinerja gurunya baik pula. Kualitas lulusan akan ditentukan oleh kualitas kegiatan belajar mengajar dan kualitas kegiatan


(6)

belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kemampuan professional guru (Castetter, 1981 dalam Oteng, S. 1987).

Kualitas kinerja guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan, maka peningkatan kualitas kinerja guru harus menjadi perhatian utama dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karenanya pembinaan yang diberikan kepada guru harus komprehensif yakni yang dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kompetensi professional mereka sehingga proses kegiatan belajar mengajar dalam kelas menjadi lebih baik , berdaya guna dan berhasil guna.

Kepala sekolah adalah orang yang bertanggungjawab dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Seorang kepala sekolah, disamping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan (Surono. 2005). Wayan Koster dalam Surono mengemukakan bahwa kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar , kepala administrasi, menejer perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah. Juga, sebagai kepala administrator, kepala sekolah, bertugas untuk membangun manajemen sekolah serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan keputusan manajemen dan kebijakan sekolah.

Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah juga harus mampu menunjukan kemampuannya mengembangkan potensi-potensi sekolah, guru, dan siswa untuk mencapai prestasi maksimal. Kepala sekolah sebagai pemimpin akan mempengaruhi prestasi kerja para guru karena salah satu tujuan dari pelaksanaan fungsi kepemimpinan adalah untuk meningkatkan


(7)

mutu sumberdaya manusia yang ada dalam suatu organisasi, dalam hal ini adalah para guru. Peranan pemimpin diharapkan dapat membangkitkan kegairahan dalam peningkatan prestasi kerja pegawai yang ada dalam suatu organisasi.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa dalam pencapaian prestasi kerja para guru perlu adanya pengaruh dari seorang kepala sekolah. Pengaruh dari seorang kepala sekolah akan tergantung kepada kualitas kepala sekolah itu sendiri.

Dalam dunia pendidikan, sesuai dengan perubahan dan tuntutan jaman, bentuk kepemimpinan juga perlu diformulasikan. Kepemimpinan transformasional berdasarkan kekayaan konseptual melalui kharisma, konsideran individual ,stimulasi intelektual, dan motivasi inspirasi, diyakini akan mampu melahirkan pemikiran-pemikiran yang mengandung jangkauan ke depan, azas kedemokrasian dan ketransparanan, oleh karena itu dipandang perlu diadopsi ke dalam kepemimpinan dalam persekolahan, khususnya dalam rangka menunjang keberhasilan sekolah dalam mewujudkan visi dan misinya.

Penulis berkeyakinan bahwa faktor iklim kerja juga akan mempengaruhi terhadap kinerja mengajar guru. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja suatu organisasi ditentukan oleh situasi lingkungan kerja organisasi tersebut (Brookover et al, 1978; Purkey sdan Smith, 1985; Hughes, 1991). Demikian halnya kinerja guru ditentukan oleh suasana atau iklim kerja di sekolah tersebut. Lebih jauh Purkey dan Smith (1985) dalam Hoy and Miskel (2001) menyatakan bahwa prestasi akademik siswa, sebagai hasil dari kinerja guru, dipengaruhi sangat kuat oleh suasana kejiwaan atau iklim kerja sekolah. Hyman (1980) mengatakan bahwa:

“iklim kerja yang kondusif antara lain dapat mendukung: 1) aksi yang bermanfaat diantara peserta didik, 2) Memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik, 3) menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas menjadi lebih baik, dan 4) mendukung saling pengertian antara guru dan peserta didi”.


(8)

Kota Bandung dengan luas 167,45 km2 dengan jumlah penduduk berdasarkan sensus penduduk tahun 2001 sebesar 2.136.260 jiwa, dan tahun 2004 jumlahnya meningkat menjadi 2.228.270 jiwa. Dari jumlah itu 4,7%-nya adalah anak usia SMP ( 13 –15 tahun ) yaitu sebesar 105.334 berdomisili tersebar pada 26 kecamatan . Di wilayah ini terdapat, 52 SMP negeri dan 153 SMP swasta. Jumlah guru SMP yang berstatus pegawai daerah sejumlah 2.703 orang atau 1 : 38. Dari jumlah tersebut 2,1 % atau 58 orang berpendidikan S2, 59 % lebih atau 1.596 berpendidikan S1, selebihnya D3/Sarmud dan 3,5 % atau 96 orang berpendidikan SMTA dan sederajat.

Berdasarkan hasil pelaporan pengawasan pengawas sekolah kota Bandung tahun 2006 dan 2007, bahwa kinerja guru-guru SMP di kota Bandung masih belum optimal ini terlihat dari raihan nilai rata-rata Ujian Nasional yang masih rendah ,setiap tahun masih banyak siswa SMP yang tidak lulus Ujian Nasional, seperti pada tahun 2007, sebanyak 1.547 siswa SMP di kota Bandung tidak lulus Ujian Nasional, masih banyak guru-guru di kota bandung yang tidak membuat silabus dan RPP sendiri, mereka masih menggunakan silabus dan RPP yang di buat oleh pusat atau oleh guru lain, masih terdapat guru yang kesiangan dalam mengajar, dan berdasarkan pengalaman penulis sebagai pengawas sekolah di kota Bandung, masih banyak guru ketika melakukan proses belajar mengajar tidak sesuai dengan standar proses. Semua permasalahan tersebut di duga penyebabnya adalah prilaku kepemimpinan yang kurang efektif dan iklim kerja yang kurang kondusif. Untuk membuktikan dugaan tersebut peneliti mencoba melakukan penelitian yang mendalam tentang: “Pengaruh Kepemimpinan Transfomasioanl dan Iklim Kerja Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru SMP Negeri Di Kota Bandung”


(9)

B. Batasan Masalah

Merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli yang berhubungan dengan kinerja mengajar guru, bahwa ternyata banyak sekali variabel variabel yang mempengaruhi kinerja mengajar guru, Kondisi ekonomi, kondisi politik, peralatan, pengawasan, demotivasi, dll. Tetapi, penulis dalam hal ini hanya akan meneliti tentang pengaruh kepemimpinan transformational dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru SMP Negeri di kota Bandung

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja mengajar guru SMP Negeri di kota Bandung?;

2. Berapa besar pengaruh iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru SMP Negeri di kota Bandung?, dan;

3. Berapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru SMP Negeri di kota Bandung

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1). Berapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja mengajar guru SMP Negeri di kota Bandung?

2). Berapa besar pengaruh iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru SMP Negeri di kota Bandung?


(10)

3). Berapa besar pengaruh kepemimpinan transformasional dan iklin kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru SMP Negeri di kota Bandung?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dipandang dari dua sisi, teoritis dan praktis sebagai barikut :

a. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu administrasi pendidikan utamanya yang berkenaan dengan kinerja mengajar guru, kepemimpinan transformasional dan iklim kerja.

b. Secara Praktis

Penelitian ini secara prkatis hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1) Sekolah atau Kepala Sekolah , bahkan pengawas SMP di Kota Bandung untuk dijadikan umpan balik, dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan kinerja gurunya. 2) Pengambil kebijakan di tingkat kota/pemerintah daerah Kota Bandung sebagai bahan pertimbangan untuk membuat suatu kebijakan pendidikan yang menyangkut peningkatan kinerja guru sekolah tingkat SMP di kota Bandung sehingga peningkatan kualitas pendidikan di kota Bandung cepat tercapai

3) Sumbang saran pada peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan objek penelitian yang sama di masa yang akan datang.

F. Kerangka pikir

Dalam suatu organisasi, untuk menghasilkan output atau produk yang berkualitas tidaklah semudah apa yang dibayangkan sebelumnya, memerlukan suatu upaya yang sungguh-sungguh dari semua personel yang terlibat. Sekolah yang merupakan suatu bentuk


(11)

organisasi, untuk menghasilkan output/lulusan yang berkualitas memerlukan usaha usaha yang sungguh sungguh dari semua sumber manusia yang terlibat, mulai dari pemimpin,guru, staf sampai kepada siswanya itu sendiri. Mereka harus bersatu padu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolah.

Guru adalah orang yang sangat dominan dalam menentukan berkualitas atau tidaknya lulusan sebab pada hakekatnya mutu di sekolah akan tergantung pada proses yang terjadi di dalam kelas yakni interaksi antar guru dengan siswanya. Dengan kata lain kualitas lulusan akan ditentukan oleh kinerja mengajar gurunya. Seperti yang diutarakan oleh Castetter (1981) dalam Oteng, S. (1987) bahwa Kualitas lulusan akan ditentukan oleh kualitas kegiatan belajar mengajar dan kualitas kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru.

Kinerja mengajar guru bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor yang berasal dari dalam dirinya (internal factors) ataupun faktor - faktor yang berasal dari luar (external factors). William B. Castetter (1996:283) mengemukakan bahwa: “sumber utama kinerja yang tidak efektif datang berasal dari individu itu sendiri, organisasi dan lingkungan eksternal”. Faktor dari individu meliputi : kelemahan intelektual, kelemahan psikologis, kelemahan fisik, demotivasi, faktor personalitas, keuangan, preparasi jabatan, dan orientasi nilai. Faktor Organisasi, meliputi: sistem, peralatan, kelompok, prilaku, pengawasan, dan iklim organisasi. Dan faktor ekternal meliputi: keluarga, kondisi ekonomi, kondisi politik, kondisi hukum, nilai sosial, prasarana kerja, perubahan teknologi, dan persaingan”.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat tersebut, Cahyono (Solihin , 2007:11) mengemukakan bahwa:

Kinerja mengajar yang baik dipengaruhi oleh faktor dalam individu itu sendiri, seperti motivasi, kompetensi, kesehatan, masa kerja, bakat, dan strata ekonomi.


(12)

Sedangkan faktor ekternal meliputi, sarana dan prasarana, kurikulum, program pendidikan, kepemimpinan dan manajemen sekolah”.

Dari dua pendapat para ahli tersebut jelaslah bahwa kinerja mengajar guru bisa dipengaruhi oleh kepemimpinan dan iklim kerja sekolah. Jadi logika sederhana semakin baik kepemimpinan dalam suatu organisasi dalam hal ini kepala sekolah maka semakin baik pula kinerja mengajar guru dan juga sebaliknya semakin kurang baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin kurang baik kinerja menghajar gurunya. Begitupun dalam hubungan antara kinerja mengajar guru dengan iklim kerja sekolah, semakin baik atau kondusif iklim kerja suatu sekolah maka semakin baik juga kinerja mengajar gurunya dan semakin kurang baik iklim kerja sekolah semakin kurang baik juga kinerja mengajar gurunya. G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka hipotesis penelitian dapat dikemukakan sebagai beirikut :

Kinerja mengajar guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Bandung dapat meningkat, jika kepemimpinan transformasional berjalan efektif dan iklim kerja kondusif

Yang secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut :

a) H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap kinerja mengajar guru SMPN di kota Bandung

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional terhadap kinerja mengajar guru SMPN di kota Bandung

b) H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajarguru SMPN di kota Bandung.


(13)

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru SMPN di kota Bandung.

c) H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru SMPN di kota Bandung

: Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dan iklim kerja terhadap kinerja mengajar guru SMPN di kota Bandung

H. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah seperangkat keyakinan, asumsi, konsep atau proposisi nilai atau pola pandangan mendasar tentang suatu pokok permasalahan yang akan mengarahkan penelitian S.Nasution (1992 ) dalam Hadi ( 2000:32 ). Jadi Paradigma penelitian merupakan cara berfikir yang diambil peneliti dalam melihat atau memahami realitas obyek yang ditelitinya.

Model alur pemikiran peneliti ini adalah ingin membuktikan adanya pengaruh kepemimpinan transformasional dan iklim kerja terhadap kinerja mengajar guru SMPN di kota Bandung


(14)

Kepemimpinan transformasional

Iklim kerja sekolah

Kinerja Mengajar Guru

epsilon r

R r


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey karena hanya ingin menemukan pengaruh antar variabel Seperti yang diutarakan oleh Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2004:49) bahwa

penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar ataupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis’.

Selanjutnya Riduwan (2004) mengatakan “penelitian survey biasanya digunakan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif”. Rancang bangun penelitian adalah untuk menguji hipotesis, melalui deskrikpsi data, fakta serta mencermati berbagai kecenderungan yang diperhitungkan memiliki hubungan dan berpengaruh antar variabel, serta mengevaluasinya sejauh yang bisa dilakukan untuk memprediksi tentang langkah apa/kebijakan pilihan yang tepat sebagai rekomendasi yang terbaik dilakukan di masa yang akan datang. Berdasarkan tujuan dan masalah yang ada maka metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sugiyono (2007) mengatakan bahwa “metode penelitian kuantitatif lebih cocok digunakan untuk meneliti bila permasalahan sudah jelas, datanya teramati dan terukur, peneliti bermaksud menguji hipotesis dan membuat generalisasi”.


(16)

Dilihat dari karakteristik penelitian , maka metode penelitian ini merupakan metode penelitian asosiatif dengan tehnik pengolahan data secara kuantitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih (sugiyono:2003:36)

Berkenaan dengan pendekatan,metode,jenis, serta bentuk penelitian kuantitatif ini , James H. Mc.Millan dan S. Schumacher (2001), Sudjana dan Ibrahim (2001), Nasution ( 1988 ), Wasliman I. (2002 ), menjelaskan bahwa :

(1) Penelitian kuantitatif merupakan suatu metode yang berpangkal pada

peristiwa yang dapat diukur secara kuantitatif atau yang dapat dinyatakan dengan angka (skala, indeks, rumus dan sebagainya), lebih bersifat “logika-hipotetiko verifikasi”.

(2) Penelitian kuantitatif dapat pula dikategorikan sebagai metode penelitian deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan secara cermat dan sistematis tentang data dan seluruh karakteristiknya dari sebuah populasi secara faktual,mengalisis serta menginterpretasikan data yang ada dengan lebih menekankan pada observasi dan suasana alamiah ( natural setting ), mencari teori dan menguji teori ( hypothesis- generating ), dan bukan ( hypothesis-testing ), heuristic serta bukan verifikatif. Oleh karena itu penelitian deskriptif sangat berguna untuk melahirkan teori-teori tentative. Adapun penelitian deskriptif, terdiri beberapa jenis antara lain ; studi kasus, survey, studi perkembangan, studi tindak lanjut, analisis dokumentasi, analisis kecenderungan, studi korelasional, dan studi waktu dan gerak.

(3) Penelitian kuantitatif pengujian hipotesis yang sifatnya kuantitatif, hasil penelitian ini merupakan generalisasi berdasarkan hasil pengukuran, oleh karena itu pendekatannya bersifat pendekatan positivistik’.


(17)

Sudjana dan Ibrahim (2001:84) mendefinisikan mengenai populasi berkaitan dengan elemen yaitu unit tempat diperolehnya informasi, dimana elemen tersebut bisa individu, tempat kelompok sosial, sekolah organisasi .

Karena variabel yang akan diteliti adalah kepala sekolah, iklim kerja sekolah dan kinerja mengajar guru dan untuk mendapatkan informasi yang objektif maka populasinya adalah pengawas sekolah di kota bandung

. Sugiyono (2008:80) menjelaskan bahwa “sampel adalah sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dar populasi itu”. Menurut Sugiyono (2008:82) berkenaan dengan teknik sampling, mengatakan bahwa:

”…teknik sampling data pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random dan area random. Nonprobabilty sampling meliputi, sampling sistematis, sampling quota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling”.

Karena jumlah populasi sangat sedikit maka teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh yaitu suatu teknik dimana dalam penentuan sampel semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (sugiono. 2007:85)

C. Instrumen Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial ataupun alam (Sugiono. 2008:102). Oleh karena itu dalam penelitian memerlukan alat ukur yang baik yang dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat


(18)

yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Masih menurut Sugiyono (2006:105) jumlah instrumen yang digunakan dalam penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. Bila jumlah variabel penelitian lima, maka jumlah instrumen yang digunakan juga lima. Karena dalam penelitian ini perlu dihasilkan data kuantitatif yang dapat diukur secara akurat maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2006:105). Senada dengan pendapat tersebut Riduwan dan Akdon (2007:11) mengatakan bahwa “skala pengukuran dimaksudkan untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis dan langkah-langkah penelitian selanjutnya”.

Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu:

1. Skala pengukuran untuk mengukur prilaku susila dan kepribadian. Yang termasuk tipe ini adalah: skala sikap, skala moral, tes karakter, dan skala partisipasi sosial.

2. Skala pengukuran untuk berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Yang termasuk tipe ini adalah: skala mengukur status sosial ekonomi, lembaga-lembaga swadaya masyarakat (sosial), kemasyarakatan, kondisi rumah tangga dan lain sebagainya. (Riduwan dan Sunarto, 2007:20) dan (Sugiyono, 2006:106)

Masih berhubungan dengan skala pengukuran, selanjutnya Riduwan dan Akdon (2007:12-13) serta Sugiyono (2006: 106) mengemukakan bahwa: “…skala pengukuran dalam penelitian sosial meliputi skala nominal,skala ordinal,skala interval dan skala ratio”.


(19)

Skala nominal adalah skala yang digunakan untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Skala ini tidak memiliki bilangan pecahan,angka yang tertera hanya merupakan label, tidak mempunyai urutan (ranking), tidak mempunyai ukuran baku dan mempunyai nol mutlak. Analisis statistik yang digunakan untuk skala nominal adalah analisis stsistik non parametrik. Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari jenjang yang tertinggi sampai yang terendah atau sebaliknya. Analisis untuk skala ordinal adalah analisis statistik non parametrik. Skala ratio adalah skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama, contohnya adalah data tentang umur manusia dan timbangan, kedua-duanya memiliki angka nol mutlak dan tidak memiliki nilai negatif. Sedangkan skala interval adalah skala dalam bentuk perbandingan,misalnya usia orang yang 50 tahun memiliki usia dua kali lipat orang yang berusia 25 tahun atau orang yang berumur 20 tahun memiliki umur setengah dari orang yang berumur 40 tahun. Analisis statistik untuk skala ratio dan skala interval adalah analisis statistik parametrik (Sugiyono, 2006; 106). Apabila penelitian yang akan penulis lakukan dirujuk pada teori-teori sebagaimana telah dikemukakan diatas, maka penelitian tersebut merupakan penelitian yang menggunakan skala interval, karena yang akan penulis ukur adalah sikap atau persepsi orang terhadap suatu gejala sosial, yaitu: kepemimpinan transformasional, iklim kerja sekolah dan kinerja mengajar guru.

Menurut Riduwan dan Akdon (2005: 16) terdapat limabentuk skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian, yaitu:

1. Skala Likert; 2. Skala Guttman;


(20)

4. rating Scale; dan 5. Skala thurstone

Karena dalam penelitian ini peneliti hanya akan mengukur pendapat, presepsi seseorang terhadap gejala sosial yang diteliti maka dalam penelitian ini peneliti hanya akan menggunakan skala likert saja , sesuai dengan pendapat Sugiyono 92006:107) bahwa:“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Menurut Riduwan dan Akdon (2005:16-17):

dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan kedalam sub variabel, sub variabel dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Selanjutnya indikator-indikator yang terukur ini dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan “

Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai pada sangat negatif. Biasanya kata yang digunakan adalah kata-kata sebagai berikut:

Pernyataan positif:

Sangat setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS)= 1. Atau:

Selalu = 4

Sering = 3

Kadang-kadang = 2 Tidak pernah = 1 Pernyataan negative :


(21)

Sangat Setuju (SS) = 1

Setuju (S) = 2

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 4 Sangat Tidak Setuju(STS) = 5

Adapun prosedur penyusunan instrumen secara operasional dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : Pertama-tama mengkaji masalah yang diteliti dari beberapa teori yang peneliti temukan, lalu diambil intisari dari teori tersebut, kemudian diambil variable-variabel, lalu dijabarkan kedalam bentuk dimensi, dan dari dimensi-dimesi tersebut dijabarkan kedalam bentuk indikator, dari indikator dijabarkan kedalam deskriptor-deskriptor yang selanjutnya menelorkan item-item pernyataan.

Sesuai dengan prosedur di atas , sebelum angket digunakan, diadakan uji coba keterbacaan, dan susunan kalimatnya divalidasi oleh ahli bahasa. Selanjutnya dilakukan item analisis dan untuk mengadakan item analisis penulis berpedoman pada metoda pengukuran yang dikembangkan oleh Likert, dimana ada lima butir skala yakni Sangat Setuju Sekali ( SS) dengan skor 5, Setuju ( S)dengan skor 4, Ragu-ragu/tidak sependapat (R) dengan skor 3, Kurang setuju (KS) dengan skor 2, dan Sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1.

Adapun rincian item adalah sebagai berikut: Variabel kepemimpinan transformasional sebanyak 34 item, Variabel iklim kerja sekolah sebanyak 69 item dan variable kinerja mengajar guru sebanyak 42 item.

Instrumen yang sudah dilakukan telaah setelah diadakan perbaikan dilakukan uji coba ke lapangan.


(22)

A.Kinerja Mengajar Guru

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kinerja Mengajar Guru

NO VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

3 Kinerja mengajar guru

Merencanakan Tujuan Pembelajaran

a. MenuliskanStandarKompetensi b. Menuliskan indikator

c. Menuliskan ranah tujuan

d.Tujuan Sesuai dengan kurikulum

1 2 3 4

Bahan Belajar/Materi Pelajaran

a. Bahan belajar mengacu/sesuai dengan tujuan

b. Bahan belajar disusun secara sistematis

c. Menggunakan bahan belajar sesuai dengan kurikulum

5 6 7

Strategi/Metode Pembelajaran a. Pemilihan metode disesuaikan

dengan tujuan

b. Pemilihan metode disesuaikan dengan materi

c. Penentuan langkah-langkah proses pembelajaran berdasarkan metode yang digunakan

d. Penataan alokasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan pro-porsi.

e. Penetapan metode berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa.

8 9 10

11

12

Media Pembelajaran


(23)

tujuan pembelajaran

b. Media disesuaikan dengan materi pembelajaran

c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas

d. Media disesuaikan dengan jenis evaluasi

e. Media disesuaikan dengan kemampuan guru

f. Media disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa 14 15 16 17 18 Evaluasi

a. Evaluasi mengacu pada tujuan b. Mencantumkan bentuk

evaluasi

c. Disesuaikan dengan alokasi e. Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi 19 20 21 Melaksanakan Pembelajaran

Kemampuan Membuka

Pelajaran

a. Menanyakan kesiapan siswa b. Menarik perhatian siswa c. Memberikan motivasi awal d. Memberikan apersepsi (kaitan

materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)

e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan 22 23 24 25 26

Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direnca-nakan dalam RPP b. Kejelasan dalam menjelaskan

bahan belajar (materi)

c. Kejelasan dalam memberikan contoh

d. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan

27 28 29 30


(24)

belajar

Penggunaan metode

pembelajaran

a. Metode pembelajaran yang dipakai sesuai dengan tujuan pembelajaran

b. Metode sesuai dengan karakteristik siswa

c. Metode yang mengacu kepada pembelajaran yang mengaktifkan siswa

31

32 33

Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran:

a. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media

b. Ketepatan/kesusian

penggunaan media dengan materi yang disampai-kan c. Membantu meningkatkan

perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran

34 35 36

Evaluasi Pembelajaran

a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan b. Menggunakan bentuk dan

jenis ragam penilaian

c. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

37 38 39

Menutup pembelajaran

a.Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat

b.Kemampuan memberikan tugas yang sifatnya memberikan pengayaan, dan pendalaman c.Menginformasikan

materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya.

40 41

42


(25)

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Variabel Kepemimpinan Transformasional

NO Variabel Dimensi Indikator Nomer

Item 1 Kepemimpinan

transformasional

Idealized influenced

1-Menimbulkan rasa hormat dari bawahan (staf)

2.Menimbulkan rasa percaya diri bawahan (staf)

3.Berbagi resiko dengan pertimbangan kebutuhan staf di atas kebutuhan pribadi

1

2,3

4, 5

Inspirational motivation

1.Menantang staf untuk bekerja lebih baik

2.Memperhatikan makna pekerjaan bagi staf

3.Melaksanakan komitmen terhadap sasaran organisasi 4.Membangkitkan antusiame

dan oftimisme staf

6

7, 8

,9,10,11

12 s/d 19

Intellectual stimulation

1.Mempraktikan innovasi 2.Sikap dan prilaku

didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkembang

3.Mampu menterjemahkan ilmu pengetahuan kedalam bentuk kinerja yang proiduktif

4. Menggali ide-ide baru staf

20,21 22, 23

24, 25

26,27,28 29


(26)

5.Mendorong staf untuk mempelajari dan mempraktikan pendekatan baru dalam melakukan pekerjaan

30, 31

Individualized consideration

1.Penuh perhatian terhadap staf

2. Mau mendengarkan dan menindak lanjuti keluhan, ide, harapan-harapan, dan segala masukan yang diberikan staf

32, 33

33,34, 35, 36

C.Iklim Kerja sekolah

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Variabel Iklim Kerja Sekolah

No Variabel Sub variabel Dimensi Indikator Nomor

Soal 2 Iklim

Kerja Sekolah

Prilaku Kepala Sekolah

Supportive Kepala sekolah mendengarkan dan terbuka terhadap saran dari guru

1,2,3

Kepala sekolah memberikan penghargaan secara tepat dan sering

4,5

Kepala sekolah menghargai guru dan staf dari sisi professional dan individu secara berimbang

6,7

Directive Kepala sekolah melakukan pengendalian secara terus menerus, ketat dan rinci kepada para guru dan

kegiatan-kegiatan di sekolah

8,9

restrictive Kepala sekolah membebani para guru dan staf dengan pekerjaan dan tugas-tugas rutin yang berkaitan dngan tugas


(27)

mengajar Prilaku

guru/staf

Collegial Adanya interaksi yang saling mendukung dan professional diantara para guru

12,13

Guru bangga dengan lembaganya

14,,15 Guru dan staf senang bekerja

dengan teman sejawatnya

16 Guru dan staf merasa antusias, saling menghargai dan saling menerima dalam hal

kompetensi profesi diantara mereka

17

Intimate Adanya jaringan kerja yang kuat diantara para guru

18,19 Para guru saling mengenal

secara baik

20,21 Para guru mempunyai

pertemanan secara profesional

22,23 Guru dan staf bersosialisasi

secara teratur

24,25 Adanya saling dukung yang

kuat diantara para guru

26,27 Disengaged Tidak ada kerja tim yang

produktif diantara para guru

28,29 Guru hanya melaksanakan

tugas mengajar saja berdasarkan jadwal

30,31

Guru tidak memiliki orientasi terhadap tujuan organisasi sekolah

32,33, 34 Berprilaku negative, selalu

melalukan kritik terhadap teman dan lembaganya

35,36

Dinamika Organisasi

Intergritas Kelembagaan

Sekolah tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan yang sempit

37,38

Sekolah mempunyai ketahanan dalam mengatasi pengaruh destruktif dari luar

39,40

Pengaruh Kepala Sekolah

Kepala sekolah mempengaruhi staf secara persuasif

41

Kepala sekolah memiliki hubungan kerjasama yang baik dengan pengawas

42,43, 44


(28)

Kepala sekolah memiliki kemandirian dalam berfikir dan bertindak

45,46

Perhatian Kepala sekolah berperilaku yang

bersahabat,terbuka,memberikan dorongan dan ramah.

47,48, 49

Membentuk struktur

Adanya perilaku kepala sekola yang berorientasi pada tugas dan pencapaian tujuan.

50,51

Dukungan sumber-sumber

Adanya ketersediaan yang memadai akan sarana kebutuhan mengajar serta kemudahan dalam memperoleh sarana tersebut.

52,53

Moral Adanya saling percaya, kepercayaan diri, antusiasme, dan keramah-tamahan yang ditunjukan oleh para guru.

54,55, 46

Penekanan akademik

Tujuan ketrecapaian

pembelajaran siswa ditetapkan tinggi tapi memungkinkan untuk dicapai.

57

Lingkungan belajar tertib dan sungguh-sungguh

58,59 Guru mempercayai

kemampuan para siswa dalam mencapai tujuan belajarnya

60,61

Para siswa bekerja keras dan menghargai setiap orang yang melakukan pekerjaan dengan baik. 62,63 Orientasi pengendalian siswa Custodial school climate

Adanya kendali yang kuat dari guru terhadap murid dan menganggap bahwa murid adalah objek. 64,65, 66 Humanistic school climate

Sekolah merupakan komunitas belajar dimana para siswa belajar melalui hubungan kerja sama dan pengalaman.

67,68, 69


(29)

A.Kinerja Mengajar Guru

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Variabel Kinerja Guru Setelah Diujicobakan

NO VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

3 Kinerja mengajar guru

Merencanakan Tujuan Pembelajaran

d. MenuliskanStandarKompetensi e. Menuliskan indikator

f. Menuliskan ranah tujuan

d.Tujuan Sesuai dengan kurikulum

1 2 3 4

Bahan Belajar/Materi Pelajaran

d. Bahan belajar mengacu/sesuai dengan tujuan

e. Bahan belajar disusun secara sistematis

f. Menggunakan bahan belajar sesuai dengan kurikulum

5 6 7

Strategi/Metode Pembelajaran f. Pemilihan metode disesuaikan

dengan tujuan

g. Pemilihan metode disesuaikan dengan materi

h. Penentuan langkah-langkah proses pembelajaran berdasarkan metode yang digunakan

i. Penataan alokasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan pro-porsi.

j. Penetapan metode berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa.

8 9 10

11

12

Media Pembelajaran


(30)

tujuan pembelajaran

h. Media disesuaikan dengan materi pembelajaran

i. Media disesuaikan dengan kondisi kelas

j. Media disesuaikan dengan jenis evaluasi

k. Media disesuaikan dengan kemampuan guru

l. Media disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa 14 15 16 17 18 Evaluasi

d. Evaluasi mengacu pada tujuan e. Mencantumkan bentuk

evaluasi

f. Disesuaikan dengan alokasi e. Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi 19 20 21 Melaksanakan Pembelajaran

Kemampuan Membuka

Pelajaran

f. Menanyakan kesiapan siswa g. Menarik perhatian siswa h. Memberikan motivasi awal i. Memberikan apersepsi (kaitan

materi yang sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan)

j. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan 22 23 24 25 26

Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

d. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direnca-nakan dalam RPP e. Kejelasan dalam menjelaskan

bahan belajar (materi)

f. Kejelasan dalam memberikan contoh

d. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan

27 28 29 30


(31)

belajar

Penggunaan metode

pembelajaran

d. Metode pembelajaran yang dipakai sesuai dengan tujuan pembelajaran

e. Metode sesuai dengan karakteristik siswa

f. Metode yang mengacu kepada pembelajaran yang mengaktifkan siswa

31

32 33

Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran:

d. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media

e. Ketepatan/kesusian

penggunaan media dengan materi yang disampai-kan f. Membantu meningkatkan

perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran

34 35 36

Evaluasi Pembelajaran

c. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan d. Menggunakan bentuk dan

jenis ragam penilaian

c. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

37 38 39

Menutup pembelajaran

a.Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat

b.Kemampuan memberikan tugas yang sifatnya memberikan pengayaan, dan pendalaman c.Menginformasikan

materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya.

40 41

42


(32)

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Variabel Kepemimpinan Transformasional Setelah Diujicobakan

NO Variabel Dimensi Indikator Nomer

Item 1 Kepemimpinan

transformasional

Idealized influenced

1-Menimbulkan rasa hormat dari bawahan (staf)

2.Menimbulkan rasa percaya diri bawahan (staf)

3.Berbagi resiko dengan pertimbangan kebutuhan staf di atas kebutuhan pribadi

1

2,3

4, 5

Inpirational motivation

1.Menantang staf untuk bekerja lebih baik

2.Memperhatikan makna pekerjaan bagi staf

3.Melaksanakan komitmen terhadap sasaran organisasi 4.Membangkitkan antusiame

dan oftimisme staf

6

7,

8,9,10

11 s/d 18

Intellectual stimulation

1.Mempraktikan innovasi 2.Sikap dan prilaku didasarkan

pada ilmu pengetahuan yang berkembang

3. Mampu menterjemahkan ilmu pengetahuan kedalam bentuk kinerja yang proiduktif

4. Menggali ide-ide baru staf

5 Mendorong staf untuk

mempelajari dan

19,20, 21,22 23,24 25,26,27 28 29,30


(33)

mempraktikan pendekatan baru dalam melakukan pekerjaan

Individualized consideration

a. Penuh perhatian terhadap staf

2. Mau mendengarkan dan menindak lanjuti keluhan, ide, harapan-harapan, dan segala masukan yang diberikan staf

31

32,33,34

C. Iklim Kerja sekolah

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Variabel Iklim Kerja Sekolah Setelah Diujicobakan

No Variabel Sub variabel Dimensi Indikator Nomor

Soal 2 Iklim

Kerja

Sekolah

Prilaku Kepala Sekolah

Supportive Kepala sekolah mendengarkan dan terbuka terhadap saran dari guru

1,2,3

Kepala sekolah memberikan penghargaan secara tepat dan sering

4,5

Kepala sekolah menghargai guru dan staf dari sisi professional dan individu secara berimbang

6,7

Directive Kepala sekolah melakukan pengendalian secara terus menerus, ketat dan rinci kepada para guru dan

kegiatan-kegiatan di sekolah

8,

restrictive Kepala sekolah membebani para guru dan staf dengan pekerjaan dan tugas-tugas rutin yang berkaitan dngan tugas mengajar

9,10

Prilaku guru/staf

Collegial Adanya interaksi yang saling mendukung dan professional


(34)

diantara para guru Guru bangga dengan lembaganya

13,14 Guru dan staf senang bekerja

dengan teman sejawatnya

15 Guru dan staf merasa antusias, saling menghargai dan saling menerima dalam hal

kompetensi profesi diantara mereka

16

Intimate Adanya jaringan kerja yang kuat diantara para guru

17,18 Para guru saling mengenal

secara baik

19,20 Para guru mempunyai

pertemanan secara profesional

21,22 Guru dan staf bersosialisasi

secara teratur

23,24 Adanya saling dukung yang

kuat diantara para guru

25,26 Disengaged Tidak ada kerja tim yang

produktif diantara para guru

27,28 Guru hanya melaksanakan

tugas mengajar saja berdasarkan jadwal

29

Guru tidak memiliki orientasi terhadap tujuan organisasi sekolah

30,31, 32 Berprilaku negative, selalu

melalukan kritik terhadap teman dan lembaganya

33

Dinamika Organisasi

Intergritas Kelembagaan

Sekolah tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan yang sempit

34

Sekolah mempunyai ketahanan dalam mengatasi pengaruh destruktif dari luar

35,36

Pengaruh Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki hubungan kerjasama yang baik dengan pengawas

37,38, 39 Kepala sekolah memiliki

kemandirian dalam berfikir dan bertindak

40,41

Perhatian Kepala sekolah berperilaku yang

bersahabat,terbuka,memberikan

42,43, 44


(35)

dorongan dan ramah. Membentuk

struktur

Adanya perilaku kepala sekola yang berorientasi pada tugas dan pencapaian tujuan.

45,46

Dukungan sumber-sumber

Adanya ketersediaan yang memadai akan sarana kebutuhan mengajar serta kemudahan dalam memperoleh sarana tersebut.

47,48

Moral Adanya saling percaya, kepercayaan diri, antusiasme, dan keramah-tamahan yang ditunjukan oleh para guru.

49,50, 51

Penekanan akademik

Tujuan ketrecapaian

pembelajaran siswa ditetapkan tinggi tapi memungkinkan untuk dicapai.

52

Lingkungan belajar tertib dan sungguh-sungguh

53,54 Guru mempercayai

kemampuan para siswa dalam mencapai tujuan belajarnya

55,56

Para siswa bekerja keras dan menghargai setiap orang yang melakukan pekerjaan dengan baik. 57,58 Orientasi pengendalian siswa Custodial school climate

Adanya kendali yang kuat dari guru terhadap murid dan menganggap bahwa murid adalah objek. 59.60, 61 Humanistic school climate

Sekolah merupakan komunitas belajar dimana para siswa belajar melalui hubungan kerja sama dan pengalaman.

62,63, 64

Contoh instrumen sebelum dan sesudah ujicoba bisa dilihat pada lampiran D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan tentunya harus sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah teknik yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data: a. Observasi


(36)

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung oleh peneliti ke lokasi penelitian pada jam-jam kerja mengamati perilaku pegawai dalam menjalankan aktivitasnya untuk mendapatkan berbagai informasi

b. Kuesioner

Adalah pengumpulan dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis ( diisi sendiri oleh responden) dimaksudkan untuk mendapat data yang sebenarnya (bersifat rahasia ) sehingga kebenaran lebih memungkinkan diperoleh. Selain itu kuesioner merupakan cara paling cocok dan efektif untuk menghimpun data yang bersumber pada sejumlah besar orang. Pertanyaan dalam kuesioner diarahkan pada pembentukan kesatuan persepsi terhadap variabel penelitian baik pada variabel kepemimpinan transformasional, iklim kerja dan kinerja mengajar guru.

c. Wawancara

Menurut Riduwan (2004:102) Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal tertentu dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara: Pewawancara, responden, pedoman, dan situasi

d. Studi Pustaka

Untuk memperoleh berbagai informasi konsep dan teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yaitu Kepemimpinan Transformasional, Iklim Kerja Sekolah, dan Kinerja mengajar Guru .


(37)

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan teknik kuesioner dan studi pustaka

E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Pengujian Validitas

Untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian menunjukkan tingkat validitas yang optimal maka diperlukan uji validitas instrumen. Sugiyono (1997:98) menjelaskan bahwa

dalam suatu penelitian mempunyai validitas internal bila yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan dan validitas eksternal dimana hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel lain, tetapi masih dalam populasi yang sama atau dapat digeneralisasikan”.

Selanjutnya Sugiyono (2006:137) menjelaskan bahwa:“Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur…”Masih menurut Sugiyono (2007: 141-147) “validitas instrumen dapat diuji dengan menggunakan berbagai pengujian yaitu: pengujian validitas konstruksi, pengujian validitas isi dan pengujian validitas eksternal”.

Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen yang telah disusun berdasarkan teori tertentu kepada para ahli dan kemudian diuji cobakan. Hal ini sependapat dengan Sugiyono (1999:114) yang mengatakan bahwa “setelah pengujian konstruksi selesai dari para ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrumen.

Menurut Arikunto (1995) dalam Riduwan (2008:109-110) menjelaskan bahwa ‘validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara


(38)

bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir,dengan rumus pearson product moment:

(∑ ) (∑ ).(∑ )

{ .∑ (∑ ) .{ ∑ (∑ )

Selanjutnya dihitung dengan uji –t dengan rumus:

= √

Dimana = nilai t, r= nilai koefisien korelasi, dan n= jumlah sampel. Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan dengan kebebasan (dk = n – 2). Kaidah keputusan : jika t hitung lebih besar daripada t tabel berarti valid dan sebaliknya bila t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti tidak valid.

Senada dengan Arikunto, Sugiyono (2006) menjelaskan:

”…pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen yang telah disusun berdasarkan teori tertentu kepada para ahli (minimal 3 ahli), setelah instrumen tersebut dianggap layak oleh para ahli lalu diujicobakan. Hasil uji coba kemudian dianalisis dengan analisis korelasi, yaitu dengan mengkorelasikan skor masing-masing item instrumen dengan skor total. Instrumen dikatakan valid apabila berdasarkan analisis korelasi tersebut menunjukan perbedaan yang nyata, yaitu lebih besar dari r kritis 0,3”.

Validitas Isi (Content Validity) berkaitan dengan kesahihan instrumen dengan materi yang akan ditanyakan baik pertanyaan menurut per item soal atau menurut pertanyaan secara keseluruhan. Pengujian validitas isi dilakukan dengan cara membandingkan isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengujian validitas external dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.


(39)

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk dimana seluruh item pertanyaan pada setiap varibel merujuk pada pendapat para ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

b. Pengujian Reliabilitas

Masri Singarimbun (1990:140) mendefinisikan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jika alat pengukur dapat dipakai berulang-ulang untuk mengukur gejala-gejala yang sama dan hasilnya masih tetap relatif konsisten, maka dikatakan alat pengukur tersebut reliabel. Ruseffendi dan Sanusi (1994:143) mengatakan bahwa “reliabilitas instrumen merupakan alat evaluasi atau ketepatan alat evaluasi dalam mengukur atau ketepatan responden dalam menjawab alat evaluasi itu”. Menurut Sugiyono (2006:147),:

reliabilitas instrumen dapat diuji secara eksternal dan internal. Secara eksternal pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, yaitu: test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan menggunakan teknik tertentu”.

Masih menurut Sugiyono, „....pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan engan teknik belah dua Spearman Brown (split half), KR 20, KR 21 dan Anova Hoyt“.

Penulis dalam uji validitas dan reliabilitas menggunakan program window SPSS 12 dan hasilnya sebagai berikut:

a). Variabel Kinerja Mengajar Guru

Dari 42 soal yang diujicobakan ternyata semuanya dinyatakan valid dan reliabel. Berikut ini adalah hasil pengolahan uji validitas dan reliabiitas:

Tabel. 3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Mengajar Guru Item-Total Statistics


(40)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

No.1 147.20 399.511 .601 .969

No.2 147.20 395.956 .553 .969

No.3 147.50 403.167 .395 .970

No.4 147.50 395.833 .550 .969

No.5 147.10 383.656 .777 .968

No.6 147.50 382.500 .866 .968

No.7 147.30 398.456 .542 .969

N0.8 147.50 394.944 .828 .969

No.9 147.60 393.822 .828 .969

No.10 147.30 392.678 .803 .969

No.11 147.50 412.500 .869 .972

No.12 147.80 387.067 .855 .968

No.13 147.80 387.067 .855 .968

No.14 147.70 396.233 .694 .969

No.15 147.70 396.233 .694 .969

No.16 147.80 393.956 .599 .969

No.17 147.60 396.711 .685 .969

No.18 148.00 383.111 .885 .968

No.19 147.80 381.956 .862 .968

No.20 147.00 409.111 .661 .971

No.21 147.80 381.511 .876 .968

No.22 147.50 394.944 .828 .969

No.23 147.60 388.489 .801 .968

No.24 147.60 393.822 .828 .969

No.25 147.50 394.500 .851 .969

No.26 148.00 387.556 .737 .969

No.27 147.90 384.322 .695 .969

No.28 148.60 408.044 .090 .971

No.29 147.70 379.344 .936 .968

No.30 147.60 385.822 .901 .968

No.31 147.70 384.678 .933 .968

No.32 147.60 388.489 .801 .968

No.33 147.90 401.656 .474 .970

No.34 147.90 390.100 .769 .969

No.35 147.50 377.611 .883 .968

No.36 147.50 386.500 .909 .968

No.37 147.70 390.900 .703 .969

No.38 147.90 392.322 .684 .969

No.39 147.50 398.056 .663 .969

No.40

147.40 383.822 .495 .971

No.41 147.10 409.211 .022 .972


(41)

Kesimpulan : Apabila > maka item tersebut dianggap valid dan reliabel

Item

Taraf Signifikansi 5% dan n=29

Keputusan

1 .601 0,367 Valid dan reliabel

2 .553 0,367 Valid dan reliabel

3 .395 0,367 Valid dan reliabel

4 .550 0,367 Valid dan reliabel

5 .777 0,367 Valid dan reliabel

6 .866 0,367 Valid dan reliabel

7 .542 0,367 Valid dan reliabel

8 .828 0,367 Valid dan reliabel

9 .828 0,367 Valid dan reliabel

10 .803 0,367 Valid dan reliabel

11 .869 0,367 Valid dan reliabel

12 .855 0,367 Valid dan reliabel

13 .855 0,367 Valid dan reliabel

14 .694 0,367 Valid dan reliabel

15 .694 0,367 Valid dan reliabel

16 .599 0,367 Valid dan reliabel

17 .685 0,367 Valid dan reliabel

18 .885 0,367 Valid dan reliabel

19 .862 0,367 Valid dan reliabel

20 .661 0,367 Valid dan reliabel

21 .876 0,367 Valid dan reliabel

22 .828 0,367 Valid dan reliabel

23 .801 0,367 Valid dan reliabel

24 .828 0,367 Valid dan reliabel

25 .851 0,367 Valid dan reliabel

26 .737 0,367 Valid dan reliabel

27 .695 0,367 Valid dan reliabel

28 .090 0,367 Valid dan reliabel

29 .936 0,367 Valid dan reliabel

30 .901 0,367 Valid dan reliabel

31 .933 0,367 Valid dan reliabel

32 .801 0,367 Valid dan reliabel

33 .474 0,367 Valid dant reliabel

34 .769 0,367 Valid dan reliabel

35 .883 0,367 Valid dan reliabel


(42)

b). Instrumen Variabel Kepemimpinan Transformasional.

Dari jumlah soal sebanyak 36 soal ternyata setelah di uji terdapat 34 soal yang valid dan reliabel yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36 dan yang tidak valid adalah nomor 8 dan 33.

Dan berikut adalah tabel hasil uji validitas dan reliabilitas:

Tabel 3.8.Item-Total Statistics Scale

Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

No.1 132,38 383,815 ,776 ,968

No.2 132,62 382,315 ,808 ,968

No.3 132,59 395,108 ,628 ,969

No.4 132,48 393,044 ,611 ,969

No.5 132,69 388,007 ,727 ,968

No.6 133,00 379,786 ,848 ,968

No.7 132,62 384,387 ,742 ,968

No.8 133,59 400,751 ,148 ,973

No.9 132,24 396,475 ,545 ,969

No.10 132,76 381,190 ,672 ,969

No.11 132,62 378,530 ,774 ,968

No.12 132,52 378,259 ,822 ,968

No.13 132,76 384,761 ,815 ,968

No.14 132,69 388,865 ,752 ,968

No.15 132,66 391,734 ,659 ,969

No.16 132,52 380,616 ,873 ,967

No.17 132,45 385,470 ,813 ,968

No.18 132,69 380,722 ,875 ,967

37 .703 0,367 Valid dan reliabel

38 .684 0,367 Valid dan reliabel

39 .663 0,367 Valid dan reliabel

40 .495 0,367 Valid dan reliabel

41 .022 0,367 Valid dan reliabel


(43)

No.19 132,79 384,456 ,766 ,968

No.20 132,41 396,394 ,532 ,969

No.21 132,66 390,234 ,617 ,969

No.22 132,31 392,436 ,693 ,968

No.23 132,52 396,830 ,540 ,969

No.24 132,93 379,138 ,829 ,968

No.25 132,90 391,953 ,626 ,969

No.26 132,55 387,113 ,731 ,968

No.27 133,48 388,259 ,457 ,970

No.28 132,59 388,680 ,659 ,968

No.29 132,72 387,135 ,744 ,968

No.30 132,93 381,352 ,702 ,968

No.31 132,97 383,392 ,646 ,969

No.32 132,79 377,170 ,831 ,968

No.33 132,48 400,687 ,346 ,970

No.34 132,66 382,234 ,757 ,968

No.35 132,62 388,530 ,692 ,968

No.36 132,72 390,993 ,713 ,968

Kesimpulan : Apabila > maka item tersebut dianggap valid dan reliabel

Item

Taraf Signifikansi 5%

dan n=29

Keputusan

1 ,776 0,376 Valid dan reliabel

2 ,808 0,376 Valid dan reliabel

3 ,628 0,376 Valid dan reliabel

4 ,611 0,376 Valid dan reliabel

5 ,727 0,376 Valid dan reliabel

6 ,848 0,376 Valid dan reliabel

7 ,742 0,376 Valid dan reliabel

8 ,148 0,376 TidakValid dan tidak reliabel

9 ,545 0,376 Valid dan reliabel

10 ,672 0,376 Valid dan reliabel

11 ,774 0,376 Valid dan reliabel

12 ,822 0,376 Valid dan reliabel

13 ,815 0,376 Valid dan reliabel

14 ,752 0,376 Valid dan reliabel

15 ,659 0,376 Valid dan reliabel

16 ,873 0,376 Valid dan reliabel

17 ,813 0,376 Valid dan reliabel

18 ,875 0,376 Valid dan reliabel


(44)

20 ,532 0,376 Valid dan reliabel

21 ,617 0,376 Valid dan reliabel

22 ,693 0,376 Valid dan reliabel

23 ,540 0,376 Valid dan reliabel

24 ,829 0,376 Valid dan reliabel

25 ,626 0,376 Valid dan reliabel

26 ,731 0,376 Valid dan reliabel

27 ,457 0,376 Valid dan reliabel

28 ,659 0,376 Valid dan reliabel

29 ,744 0,376 Valid dan reliabel

30 ,702 0,376 Valid dan reliabel

31 ,646 0,376 Valid dan reliabel

32 ,831 0,376 Valid dan reliabel

33 ,346 0,376 Tidak Valid dantidak reliabel

34 ,757 0,376 Valid dan reliabel

35 ,692 0,376 Valid dan reliabel

36 ,713 0,376 Valid dan reliabel

c). Variabel Iklim Kerja Sekolah

Dari 69 item soal yang diujicobakan ternyata 64 soal dinyatakan valid dan reliabel, yakni item nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69. Dan yang tidak valid dan tidak reliabel adalah item nomor: 9, 31, 36, 38 dan 41. Untuk lebih jelasnya ada dalam tabel berikut ini:

Tabel.3.9 Hasil pengolahan Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Iklim Kerja Sekolah

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlatio

n

Cronbac's Alpha if

Item Deleted

No.1 246,45 1853,970 ,662 ,954

No.2 246,48 1853,901 ,676 ,954

No.3 246,83 1847,933 ,823 ,954


(45)

No.5 246,97 1856,392 ,655 ,954

No.6 246,93 1879,138 ,418 ,955

No.7 246,97 1864,034 ,642 ,955

No.8 247,10 1855,096 ,712 ,954

No.9 247,24 1895,761 ,156 ,956

No.10 247,07 1879,067 ,425 ,955

No.11 247,00 1871,500 ,476 ,955

No.12 246,79 1848,884 ,815 ,954

No.13 246,90 1841,882 ,861 ,954

No.14 246,52 1852,473 ,770 ,954

No.15 246,69 1854,007 ,732 ,954

No.16 246,69 1851,079 ,805 ,954

No.17 246,79 1859,170 ,680 ,954

No.18 246,72 1847,850 ,804 ,954

No.19 246,86 1862,195 ,701 ,954

No.20 246,48 1855,687 ,709 ,954

No.21 246,93 1856,709 ,778 ,954

No.22 247,07 1873,067 ,429 ,955

No.23 246,83 1861,005 ,763 ,954

No.24 246,93 1868,138 ,559 ,955

No.25 246,48 1862,401 ,653 ,955

No.26 246,83 1858,576 ,718 ,954

No.27 246,72 1856,921 ,720 ,954

No.28 247,00 1877,643 ,485 ,955

No.29 246,97 1871,534 ,381 ,955

No.30 247,14 1861,195 ,614 ,955

No.31 247,07 1885,209 ,331 ,955

No.32 247,14 1845,980 ,697 ,954

No.33 247,03 1867,392 ,527 ,955

No.34 246,76 1863,261 ,580 ,955

No.35 246,86 1878,123 ,382 ,955

No.36 247,00 1911,286 ,001 ,956

No.37 247,10 1855,239 ,576 ,955

No.38 247,17 1846,933 ,714 ,954

No.39 247,03 1854,677 ,655 ,954

No.40 246,93 1850,067 ,658 ,954

No.41 245,45 1724,899 ,220 ,981

No.42 246,41 1835,037 ,838 ,954

No.43 246,48 1855,044 ,751 ,954

No.44 246,55 1853,685 ,816 ,954

No.45 246,76 1838,761 ,845 ,954

No.46 246,76 1857,690 ,778 ,954

No.47 246,93 1874,352 ,528 ,955

No.48 246,69 1860,650 ,856 ,954

No.49 246,62 1857,815 ,772 ,954


(46)

No.51 246,55 1850,756 ,858 ,954

No.52 246,90 1878,596 ,445 ,955

No.53 246,69 1855,936 ,821 ,954

No.54 246,69 1852,436 ,827 ,954

No.55 246,52 1859,616 ,792 ,954

No.56 246,59 1865,394 ,767 ,954

No.57 246,83 1875,005 ,435 ,955

No.58 246,48 1854,759 ,755 ,954

No.59 246,66 1862,020 ,742 ,954

No.60 246,69 1863,936 ,633 ,955

No.61 246,62 1865,601 ,804 ,954

No.62 246,69 1855,507 ,783 ,954

No.63 246,59 1854,966 ,827 ,954

No.64 246,55 1869,613 ,715 ,955

No.65 246,83 1863,791 ,591 ,955

No.66 247,03 1862,534 ,586 ,955

No.67 246,76 1857,547 ,780 ,954

No.68 246,83 1870,505 ,661 ,955

No.69 246,90 1869,596 ,721 ,955

Kesimpulan : Apabila > maka item tersebut dianggap valid dan reliabel

Item

Taraf Signifikansi 5% dan n=29

Keputusan

1 ,662 0,367 Valid dan reliabel

2 ,676 0,367 Valid dan reliabel

3 ,823 0,367 Valid dan reliabel

4 ,611 0,367 Valid dan reliabel

5 ,655 0,367 Valid dan reliabel

6 ,418 0,367 Valid dan reliabel

7 ,642 0,367 Valid dan reliabel

8 ,712 0,367 Valid dan reliabel

9 ,156 0,367 Tidak Valid dan tidak reliabel

10 ,425 0,367 Valid dan reliabel

11 ,476 0,367 Valid dan reliabel

12 ,815 0,367 Valid dan reliabel

13 ,861 0,367 Valid dan reliabel

14 ,770 0,367 Valid dan reliabel

15 ,732 0,367 Valid dan reliabel


(47)

17 ,680 0,367 Valid dan reliabel

18 ,804 0,367 Valid dan reliabel

19 ,701 0,367 Valid dan reliabel

20 ,709 0,367 Valid dan reliabel

21 ,778 0,367 Valid dan reliabel

22 ,429 0,367 Valid dan reliabel

23 ,763 0,367 Valid dan reliabel

24 ,559 0,367 Valid dan reliabel

25 ,653 0,367 Valid dan reliabel

26 ,718 0,367 Valid dan reliabel

27 ,720 0,367 Valid dan reliabel

28 ,485 0,367 Valid dan reliabel

29 ,381 0,367 Valid dan reliabel

30 ,614 0,367 Valid dan reliabel

31 ,331 0,367 Tidak valid dan tidak reliabel

32 ,697 0,367 Valid dan reliabel

33 ,527 0,367 Valid dant reliabel

34 ,580 0,367 Valid dan reliabel

35 ,382 0,367 Valid dan reliabel

36 ,001 0,367 Tidak valid dan tidak reliabel

37 ,576 0,367 Valid dan reliabel

38 ,714 0,367 valid dan reliabel

39 ,655 0,367 Valid dan reliabel

40 ,658 0,367 Valid dan reliabel

41 ,220 0,367 Tidak valid dan tidak reliabel

42 ,838 0,367 Valid dan reliabel

43 ,751 0,367 Valid dan reliabel

44 ,816 0,367 Valid dan reliabel

45 ,845 0,367 Valid dan reliabel

46 ,778 0,367 Valid dan reliabel

47 ,528 0,367 Valid dan reliabel

48 ,856 0,367 Valid dan reliabel

49 ,772 0,367 Valid dan reliabel

50 ,831 0,367 Valid dan reliabel

51 ,858 0,367 Valid dan reliabel

52 ,445 0,367 Valid dan reliabel

53 ,821 0,367 Valid dan reliabel

54 ,827 0,367 Valid dan reliabel

55 ,792 0,367 Valid dan reliabel

56 ,767 0,367 Valid dan reliabel

57 ,435 0,367 Valid dan reliabel

58 ,755 0,367 Valid dan reliabel

59 ,742 0,367 Valid dan reliabel

60 ,633 0,367 Valid dan reliabel


(48)

62 ,783 0,367 Valid dan reliabel

63 ,827 0,367 Valid dan reliabel

64 ,715 0,367 Valid dan reliabel

65 ,591 0,367 Valid dan reliabel

66 ,586 0,367 Valid dan reliabel

67 ,780 0,367 Valid dan reliabel

68 ,661 0,367 Valid dan reliabel

69 ,721 0,367 Valid dan reliabel

E. Teknis Analisis Data

Karena penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, maka perlu menggunakan analisis data. Analisis ini berkaitan dengan perhitungan menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif asosiatif, data yang dikumpulkan didapat melalui angket dengan skala sikap, maka data yang didapat akan dianalisis secara statistik. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan analisis korelasi dan regresi (SPSS.12)

Karena dalam penelitian ini terdapat lebih dari dua variabel maka korelasi dan regresi yang digunakan adalah korelasi ganda dan regresi ganda. Korelasi ganda untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Kalau secara manual maka langkah-langkah dan rumusnya adalah sebagai berikut:

! = " # − 2(1 − ). ( ). ( )

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda, maka dapat digunakan ' kemudian dibandingkan dengan ' . Jika ' lebih besar atau sama dengan ' maka korelasi dinyatakan signifikan atau sebaliknya, jika ' lebih kecil daripada


(49)

' berarti korelasi tidak signifikan. Adapun rumus untuk mencari ' adalah sebagai berikut :

' = (1 − (

) − ( − 1 Dimana :

R=Nilai Koefisien Korelasi ganda K=jumlah Variabel Bebas

N=Jumlah Sampel

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan,terdapat tiga variabel yaitu: dua variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y), dengan demikian maka analisis korelasi yang akan digunakan adalah analisis korelasi ganda. Menurut Riduwan (2004:140), langkah-langkah untuk melakukan analisis korelasi ganda adalah sebagai berikut ;

Langkah ke 1.Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.

Langkah ke 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik.

Langkah ke 3. Membuat table penolong untuk menghitung korelasi ganda.

Langkah ke 4. Mencari r hitung dengan cara memasukan angka statistik dari table penolong dengan rumus:

r ! = (∑ ) (∑ *).(∑ )

+{ .∑ * (∑ *) .{ ∑ (∑ )

Dari hasil perhitungan korelasi tersebut kemudian dimasukan ke dalam rumus untuk mencari korelasi ganda (R) dengan rumus :


(50)

! = " # − 2(1 − ). ( ). ( ) Langkah ke 5. Menguji signifikansi dengan F hitung seperti rumus diatas. Langkah ke 6. Membuat kesimpulan.

Langkah analisis selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel bebas(X) tersebut bersifat linier terhadap variabel terikat(Y) dan seberapa linier pengaruhnya. Persamaan regresi sederhana ditulis dengan notasi Ý = - + / untuk itu perlu diketahui harga - dan /. Harga - dan / dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut

- =(∑ *)(∑ *) (∑ *)(∑ * )

* (∑ *)

Sedangkan nilai b dapat dihitung dengan rumus:

/ = ( * ) (∑ *)(∑ *)

0∑ *1 (∑ *)

Apabila variabel bebas (X) yang diteliti terdiri dari dua variabel, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut.

Ý = - + / + /

Adapun analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) minimal dua atau lebih (Riduwan, 2004:155). Selanjutnya Riduwan menjelaskan analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada dan tidak adanya hubungan fungsi atau hubungan klausal antara dua variabel bebas atau lebih ( ), ( ), ( 2), …..( ) dengan satu variabel terikat.


(51)

Analisis regresi ganda bisa dihitung dengan mempergunakan alat yang canggih , komputer, dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Langkah-langkah menjawab regresi ganda (Riduwan, 2004:155-157): Langkah ke 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat;

Langkah ke 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik;

Langkah ke 3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik; Langkah ke 4. Menghitung nilai-nilai persamaan b1, b2 dan a.

Cara pertama untuk menentukan nilai persamaan yang mempunyai dua variabel bebas adalah sebagai berikut:

∑ ! = -. ) + / ∑ + /2 ∑

∑ ! = -. ∑ + / ∑ + / ∑

∑ ! = -. + / ∑ + / ∑

Cara ke dua adalah sebagai berikut:

NO Y ! ! !

1 2 3 n

Statisitik 3 3 3 ! 3 3 3 ! 3 ! 3 ! 3

Masukan hasil dari niai-nilai statistic ke dalam rumus :

∑ = ∑ −(∑ *)

∑ = ∑ −(∑ )

∑ 4 = ∑ ! −(∑ )

∑ 4 = ∑ ! −(∑ *).(∑ )


(52)

∑ = ∑ −(∑ *).(∑ )

Kemudian masukan dari jumlah kuadrat ke persamaan berikut ini:

/ = (∑ ).(∑ *5) (∑ * ).(∑ 5)

0∑ *).(∑ 1 (∑ * )

/ =(∑ *).(∑ 5) (∑ * ).(∑ *5)

0∑ *).(∑ 1 (∑ * )

- =∑ − / .6∑ *7 − / . 6∑ 7

Langkah ke 5 mencari korelasi ganda dengan rumus :

0 * 1 = + *.∑ *5# ∑ 5

∑ 5

Langkah ke 6 mencari nilai konstribusi korelasi ganda dengan rumus:

89 = ( * ) . 100%

Langkah ke 7, menguji signifikansi dengan membandingkan ' dengan ' dengan rumus:

' =< ( = )=.( < ) Dimana:

n = jumlah responden m = jumlah variabel bebas Kaidah pengujian signifikansi

Jika ' ≥ ' maka tolak Ho artinya signifikan dan jika ' ≤ ' , terima Ho artinya tidak signifikan. Dengan taraf signifikansi: = 0,01 atau = 0,05. Kemudian carilah nilai ' menggunakan tabel Fdengan rumus :

' = '{( ∝)(?@ A = =),(?@ A 5 = )


(53)

G. Gambaran Pelaksanaan Penelitian

Gambaran pelaksanaan penelitian yang dilakukan sebagai berikut: 1. Persiapan Pelaksanaan Penelitian

a. Pengurusan izin penelitian dari PPS UPI Bandung

b. Pengurusan izin penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Bandung

c. Tahap orientasi yang ditujukan untuk mengetahui suatu gambaran umum dengan melakukan analisis awal terhadap arsip sekolah yang ada di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Selain itu memperbanyak instrumen penelitian yang telah disetujui oleh pembimbing.

d. Tahap eksplorasi dengan cara menyebarkan instrumen penelitian kepada para responden untuk diisi dan dikumpulkan berangsur-angsur.

e. Tahap memberi tanda ceklist (check) yaitu analisis data yang telah diperoleh dan dituangkan dalam bentuk laporan.

2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap awal yaitu penyampaian intrumen yang telah disiapkan kepada masing-masing responden. Penyampaian angket ini dilakukan dalam suatu pertemuan dengan pengawas sekolah SMP kota Bandung

b. Tahap kedua mengambil hasil penyebaran kuesioner yang telah diisi oleh pengawas dan memeriksa kembali bila terdapat item pertanyaan yang belum dijawab oleh responden.


(54)

c. Tahap ketiga melakukan analisis data dengan bantuan komputer program SPSS untuk mengetahui korelasi setiap variabel serta pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Tahap verifikasi angket yang telah diterima

b. Pemberian nilai atau skor pada setiap jawaban responden terhadap item pertanyaan c. Seleksi data

d. Tabulasi data

e. Pengolahan data statistik (Program SPSS) 4. Teknik Analisis Data

a. Pengujian korelasi dengan Pearson Product Moment

b. Analisis Regresi H. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1. Studi Penjajakan

2. Penyusunan Usulan Penelitian 3. Seminar Proposal Penelitian 4. Pengumpulan Data

5. Pengolahan dan Analisis Data 6. Penulisan Laporan

7. Konsultasi dan Bimbingan 8. Ujian Sidang tesis


(1)

2. Kalau iklim kerja ingin berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru di SMPN kota Bandung perlu adanya usaha yang maksimal dari semua pihak agar iklim kerja yang sudah dibangun mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja mengajar gurunya. Berdasarkan hasil dari responden di SMPN yang berada di kota Bandung yang berkaitan dengan iklim kerja ini perlu adanya peningkatan dalam pengendalian terhadap kinerja guru, pemberian penghargaan,dan dalam pemberian tugas, saling menghargai dan menerima antar guru, keterbukaan dari seorang kepala sekolah, dan sarana untuk menunjang pembelajaran.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abi Sujak.1990. Kepemimpinan Manager Eksistensinya dalam Prilaku Organisasi. Jakarta. Radar Jaya.

Akdon dan Hadi. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Bass,B.M. & Avilio, B.J (1994). The Implication of transactional and transformational Leadership: 1994 and Beyond. Journal of European Industrial training. 14, 21-27.

Bass, B.M., 1960, Leadership, Psychology and Organizational Behavior, Harper and Brothers, NewYork

Bawden, R. (1985) ‘Problem – based Learning: An Australian Perspective’ in Boud,D. (ed.) Problem-Based learning in Education for the Professional. Australia: HERSDA

Bernardin, E.A.Russell. (1998), Human Resource Management, Singapore: Mc.Graw Hill.

Blake and Mouton, (1985) Leadership Style: a Matter of Balance, Internet: hhtp:/www. Amily-business-expert.com/ leadership-style.html

Blake, R.R. and Mouton, J.S., (1985). The Managerial Grid III, Gulf Publishing Company, Houston

Cavanagh, R, et.al. (2006) . Developement of Model school Principal Bihavior: Rush Model and sructural Educational Model Analysis of Teacher Observation. Annual Meeting of the australia assosiation for Research in Education, Adelaide

Castetter, B, William, ( 1992 ), The Human Resource Function In Educational Administration, New Jersey: Prentice Hall Inc.

CCSE (Central for Social and Emotional Education). (2009). School Climate A Foundation for Teaching and Learning. Dikutip dari CCSE. Com. 23 Januari 2009


(3)

Danim, Sudarwan. (2003) Menjadi Komunitas Belajar Kepemimpinan Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran. Jakarta: bumi Aksara Danim, S. & Suparno, (2009), Manajemen dan Kepemimpinman Transformasional

Kekepalasekolahan, Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat pertama (SLTP): Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Dikmenum. Jakarta.

Departeman Pendidikan Nasional, (2008). Penilaian Kinerja Guru. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Drucker. Peter F, ( 1997), Managing in a time of Great Change, Jakarta : Elex Media Komputindo

Engel, C. (1991). ‘Not Just a Metode But a way of Learning’ in Boud, D. And Feleti, G. (eds) The Challenge of Problem Based Learning. London: kogan Page Engkoswara., (2001), Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi

Daerah. Bandung : Yayasan Amal Keluarga.

Fiedler, F.E.,(1967), A Theory of Leadership Effectiveness, New York: McGraw-Hill Feldmon, C.D, & Arnold, H.J. 1983. Managing Individual and Group Behavioral in

Organization. Auckland: Mc Graw Hill Book Company

Gibson.et.al. (1985), Organisasi: Prilaku, Struktur dan Proses. Jakarta: Erlangga

Gibson, James, L., John, M. Ivancepich, James, H., D. Jr. (1996). Oragization and Process Structure Behavior Management. Terjemahan: Nunuk Andriani, Jakarta: Bina Putra

Gilley, Jerry W., and Eggland, Steven A., (1995), Principles Of Human Resource Development, California New York: Addison-Wesley Publishing Company

Gilley, Ann, Pamela Dixon and Jerry Gilley (2008). Characteristic of Leadership Effectiveness: Implementing Change and driving Innovation in Organization. Human resource Development Quarterly. 19(2). 153-166


(4)

Gordon, J.R., Mondy, R.W., & Sharplin, A., et al. 1990. Management and Organizational Behavior. Boston: Allyn and Bacon

Halpin, A. W., and Croft, D. B. (1963). The Organization Climate of School. Chicago: Midwest administration Center of the University of Chicago

Haslinda, (2008). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Produktivitas sekolah di SMAN Kabupaten Indrahulu Riau. Tesis SPS UPI: Tidak diterbitkan

Hersey dan Blanchard, (1995), Manajemen Prilaku Organisasi, Jakarta: Erlangga

Hoy, W.K, & Miskel (2001). Educational administration Theory, Research, and practice- International edition. Singapore: Mcgraw-HillBook Co. Hoy, W.K, (2009). School Climate and outcome Issues trend and Controvercy.

Univercity of Phoenic. Geogle Januari 2009

Hughes, R.L., Ginnet, R.C., & Curphy, G.J. 1999. Leadership: Enhancing the Lessons of Experience. Boston: McGraw-Hill Companies, Inc.

Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

John Hall, et.al. 2002. Transformational Leadership: The Transformation of Managers

and Associates. on line : www.edis.ifas.ufl.edu

Komariah, A & Triatna C, (2005), Visionary Leadership, Jakarta: PT Bumi Angkasa

Locke, Edwin A. & Associates, (1997). The Essence of Leadership : The Four Keys to Leading Successfully. MacMillan, Inc. New York.

Mangkunegara, Prabu, Anwar, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Rosda Karya

Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA


(5)

Nanang Fattah (2006). Landasan manajemen Pendidikan. Bandung: Rosda Karya

Nawawi Hadari, (2003). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Newell, C.A. 1978. Human Behavior in Educational Administration. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.

Northouse, Peter G. (2001). Leadership Theory and Practice, second edition. Thousand Oaks, CA: Sage Publications, Inc.

Rasto, (2006). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, dan Budaya Organisasi Terhadap kinerja Mengajar Guru. Tesis pada PPs UPI: Tidak diterbitkan

Riduwan. (2008) . Metode dan teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Riduan. (2003) . Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Riduwan, Akdon (2005). Rumus dan Data dalam Analisis statistika. Bandung Alfabeta

Rivai, Vethzal. (2005) Performance Appraisal. Jakarta: PT Raja grafindo Persada Sarros, J.C. and Butchatsky, O., 1996, Leadership, Australia 's Top CEOs: Finding Out

What Makes Them the Best, Harper Business, Sydney

Solihin, Agus M. (2007). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Guru Bantu. Tesis. SPS. UPI. Tidak diterbitkan

Stephen R. Covey (1997). Principle Centered Leadership, Kepemimpinan Yang Berprinsip. Jakarta. PT Dunamis Intermaster.

Sugiyono, (2008) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung Alfabeta

Sudjana, Nana, Ibrahim, (2001 ), Penelitian dan Pnelitian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru.


(6)

Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan: 28 (1) 62 70 Surono, (2005). Pemberdayaan Sumber Daya Pendidikan dan Kaitannya Dengan

Peningkatan Kualitas Kinerja Sekolah ( Pengaruh Sumber Daya Manusia,Sumber Belajar dan Manajemen Dana dan Fasilitas Terhadap Kualitas Kinerja Sekolah pada SMP di Kota Bandung). Disertasi UPI (tidak dipublikasikan)

Sutisna, Oteng (1993). Administrasi Pendidikan DasarTeoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa

Thoha, M. (2004). Prilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Timple, A. Dale (19920. Kinerja. Jakarta: PT. Gramedia Asri Media

Turney CN, Hatton K.Laws, Sinclair D.Smith, (1992 ). The School Manager, Educational Management Roles And Task, Sydney Australia: Allen & Unwin Pty. Ltd.

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional

.Wahab. A.A.( 2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan : Telaah terhadap organisasi dan Pengelolaan organisasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Wahjosumidjo, (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yukl, G.A., (1989). Leadership in Organizations. (2nd ed.). Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall

Yukl, G.A., (1994). Leadership in Organizations. (3rd ed.). Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall