Deskripsi gaya belajar para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 dan implikasinya dalam penyusunan topik-topik bimbingan belajar.

(1)

vii

ABSTRAK

DESKRIPSI GAYA BELAJAR PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

BELAJAR

Yohana Elda Krissetyaningrum, 2012

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan gaya belajar para siswakelas VIII SMP STELLA DUCE2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, (2) menyusun topik-topik bimbingan yang relevan untuk mengoptimalkan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik bagi siswa kelas VIII SMP Stella Duce2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuesioner Gaya Belajar dengan jumlah 49 item. Aspek gaya belajar dalam penelitian ini adalah visual, auditorial, dan kinestetik. Adapun indikator-indikator dari setiap aspek adalah pola bicara, pola mengingat, cara belajar, cara bekerja, cara berkomunikasi, dan kegiatan yang disukai. Reliabilitas instrumen diperiksa dengan menggunakan pendekatan teknik KR-20, dengan nilai r=0,898. Subyek penelitian adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 88 siswa yang terdiri dari tiga kelas yaitu, VIII Kunthi 30 siswa, VIII Utari 29 siswa, dan VIII Sukesi 29 siswa.

Hasil penelitian adalah (1) Gaya belajar yang dominan dari para siswakelas VIII SMP Stella Duce2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 adalah gaya belajar auditorial sebesar 36,36%. (2) Setiap kelas memiliki dominan gaya belajar yang berbeda-beda. Siswa laki-laki dan perempuan kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 memiliki dominasi belajar yang sama yakni auditorial.


(2)

viii

ABSTRACT

DESCRIPTION OF STUDENTS’ LEARNING STYLE OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS AT SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA IN

2011/2012 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED TOPICS OF STUDY GUIDANCE

Yohana Elda Krissetyaningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This study aims to (1) describe the students’ learning style of the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year, (2) formulate the relevant topics to optimize the visual, auditory, and kinesthetic learning styles for the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year. This research belongs to a descriptive study.

The instrument of the research used is questionnaire which consists of 49 items of Learning Styles. The aspect of learning styles in this research is visual, auditory, and kinesthetic style. The indicators of each aspect are speech pattern, recalling pattern, way of learning, way of working, way of communicating, and preferred activities. The reliability of the instrument is examined by using a KR-20 technique, with reliability coefficients r=0,898. The subject in this study is the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year. There are 88 students consisting of three paralel classes, namely, 30 students of VIII Kunthi, 29 students of VIII Utari, and 29 students of VIII Sukesi.

The results of the study are (1) the dominant learning style of the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year is auditory learning style (36.36%), (2) each class has different dominant learning style. The male and female students of the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year have the same learning style, which is auditory learning style.


(3)

i

DESKRIPSI GAYA BELAJAR PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 DAN

IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh :

YOHANA ELDA KRISSETYANINGRUM (061114025)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(4)

(5)

(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”

(Matius 21: 22)

“Betapa ringan langkah kita jika diawali doa dan senyuman karena itu menggambarkan ketulusan hati yang kuat dalam menghadapi banyak hal.”

( Mario Teguh )

“Yang paling sulit adalah bukan mendapatkan sesuatu, tetapi yang paling sulit adalah mempertahankannya.”

( Anonim )

Kupersembahkan Karyaku ini untuk :

Eyang Putri tercinta yang senantiasa mendoakanku dari surga

Eyang Kakung tercinta yang selalu mengingatkanku untuk segera menyelesaikan kuliahku.

Keluargaku terkasih yang senantiasa memberikan cinta dan kasih sayangnya, perhatiannya dan selalu memberiku doa, semangat, motivasi dan dukungan untukku.

Antonius Satria yang selalu mendampingiku dalam menyelesaikan skripsi.

Sahabat-sahabatku Stella dan Yanu, terimakasih untuk dukungan dan doa kalian selama mengerjakan skripsi ini.


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Desember 2012 Penulis


(8)

vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Yohana Elda Krissetyaningrum

Nomor Mahasiswa : 061114025

Dengan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :

DESKRIPSI GAYA BELAJAR PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 18 Desember 2012 Yang menyatakan


(9)

vii

ABSTRAK

DESKRIPSI GAYA BELAJAR PARA SISWA KELAS VIII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 DAN IMPLIKASINYA DALAM PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

BELAJAR

Yohana Elda Krissetyaningrum, 2012

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan gaya belajar para siswakelas VIII SMP STELLA DUCE2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, (2) menyusun topik-topik bimbingan yang relevan untuk mengoptimalkan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik bagi siswa kelas VIII SMP Stella Duce2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuesioner Gaya Belajar dengan jumlah 49 item. Aspek gaya belajar dalam penelitian ini adalah visual, auditorial, dan kinestetik. Adapun indikator-indikator dari setiap aspek adalah pola bicara, pola mengingat, cara belajar, cara bekerja, cara berkomunikasi, dan kegiatan yang disukai. Reliabilitas instrumen diperiksa dengan menggunakan pendekatan teknik KR-20, dengan nilai r=0,898. Subyek penelitian adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 88 siswa yang terdiri dari tiga kelas yaitu, VIII Kunthi 30 siswa, VIII Utari 29 siswa, dan VIII Sukesi 29 siswa.

Hasil penelitian adalah (1) Gaya belajar yang dominan dari para siswakelas VIII SMP Stella Duce2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 adalah gaya belajar auditorial sebesar 36,36%. (2) Setiap kelas memiliki dominan gaya belajar yang berbeda-beda. Siswa laki-laki dan perempuan kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 memiliki dominasi belajar yang sama yakni auditorial.


(10)

viii

ABSTRACT

DESCRIPTION OF STUDENTS’ LEARNING STYLE OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS AT SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA IN

2011/2012 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE SUGGESTED TOPICS OF STUDY GUIDANCE

Yohana Elda Krissetyaningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This study aims to (1) describe the students’ learning style of the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year, (2) formulate the relevant topics to optimize the visual, auditory, and kinesthetic learning styles for the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year. This research belongs to a descriptive study.

The instrument of the research used is questionnaire which consists of 49 items of Learning Styles. The aspect of learning styles in this research is visual, auditory, and kinesthetic style. The indicators of each aspect are speech pattern, recalling pattern, way of learning, way of working, way of communicating, and preferred activities. The reliability of the instrument is examined by using a KR-20 technique, with reliability coefficients r=0,898. The subject in this study is the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year. There are 88 students consisting of three paralel classes, namely, 30 students of VIII Kunthi, 29 students of VIII Utari, and 29 students of VIII Sukesi.

The results of the study are (1) the dominant learning style of the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year is auditory learning style (36.36%), (2) each class has different dominant learning style. The male and female students of the eighth grade students at SMP Stella Duce 2 Yogyakarta in 2011/2012 academic year have the same learning style, which is auditory learning style.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya, serta bimbinganNya selama proses penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini berjudul “deskripsi gaya belajar para siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 dan implikasinya dakam penyusunan topik-topik bimbingan belajar”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian skripsi ini. Baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, namun semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang berharga bagi perkembangan diri penulis.

Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing, membantu dan selalu memberikan dorongan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si. Dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini sampai selesai.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan pengetahuan dan dorongan selama ini yang berguna bagi penulis.


(12)

x

3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini sehingga berguna bagi penulis.

4. Kepala Sekolah SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan uji coba dan penelitian kepada para siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta.

5. Guru Bimbingan dan Konseling SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam proses pengambilan data di sekolah terhadap para siswa kelas VIII.

6. Para Siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

7. Keluarga saya yang selalu memberikan dukungan, perhatian dan selalu mendoakan.

8. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2006 yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini. Dengan segala segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis memilki harapan yang besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat.


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Operasional... 9

BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Gaya Belajar ... 11

B. Bimbingan Belajar ... 26

C. Karakteristik Perkembangan Belajar Siswa SMP ... 29

D. Latar Belakang Bimbingan Belajar ... 31

E. Jenis Layanan Bimbingan Belajar dalam Kaitannya dengan PBM... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Subyek Penelitian ... 36

C. Instrumen Penelitian... 37

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Analisis Responden ... 46

B. Hasil Penelitian ... 47

C. Pembahasan. ... 50

D. Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP STELLA DUCE 2

Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 ... 37

Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Gaya Belajar Sebelum Uji Coba ... 38

Tabel 3. Kisi-Kisi Kuesioner Gaya Belajar Sesudah Uji Coba ... 41

Tabel 4. Kisi-Kisi Gaya Belajar ... 43

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Nama Kelas ... 46

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 47

Tabel 8. Gaya Belajar Siswa ... 47

Tabel 9. Distribusi Hasil Tiap Gaya Belajar Berdasarkan Kelas yang Diperoleh dari Hasil Z-Skor ... 48

Tabel 10. Distribusi Hasil Tiap Gaya Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin yang Diperoleh dari Hasil Z-Skor ... 49

Tabel 11. Distribusi Hasil Tiap Gaya Belajar Berdasarkan Usia yang Diperoleh dari Hasil Z-Skor ... 49


(15)

xiii

DAFTAR GRAFIK


(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengantar Penelitian ... 64

Lampiran 2. Kisi-kisi Gaya Belajar ... 65

Lampiran 3. Kuesioner Uji Coba ... 71

Lampiran 4. Tabulasi Hasil Uji Coba ... 76

Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba ... 80

Lampiran 6. Kuesioner Penelitian ... 88

Lampiran 7. Tabulasi Hasil Penelitian ... 92


(17)

BAB I PENDAHULUAN

Untuk memaparkan hasil penelitian dengan judul Deskripsi Gaya Belajar Para Siswa Kelas VIII SMP STELLA DUCE2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dan Implikasinya dalam Penyusunan Topik-Topik Bimbingan Belajar ini disusun urutan pemaparan teori dimulai dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dalam beberapa komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu sistem, penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pula komponen lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan, seperti cara guru mengajar dan cara murid belajar. Guru memang suatu profesi yang unik. Pendekatannya harus dipandang secara individual dan kelembagaan. Secara individual, seorang guru harus mempunyai jiwa pengabdian yang tinggi. Lalu jiwa pengabdian yang tinggi ini ditunjang oleh keinginan yang kuat untuk selalu memberikan dan melayani sebaik mungkin


(18)

kepada anak didik. Maka dari itu, guru juga harus selalu belajar, baik untuk ilmu pengetahuan dan keterampilan pengajaran, maupun belajar memahami aspek psikologis kemanusiaan. Seorang guru juga harus mampu memahami bagaimana cara murid belajar. Jika guru telah mampu menguasai teknik yang dapat meningkatkan semangat dan keaktifan anak didiknya dalam belajar, maka dunia pendidikan akan semakin dewasa dan profesional.

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Belajar merupakan suatu aktivitas alami, yang harus dilakukan oleh semua individu. Melalui proses belajar, individu melihat, mengenali, mengerti, dan memahami suatu objek. Setiap individu belajar melalui mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, kulit untuk mengenali objek.

Bagi kebanyakan siswa belajar berarti menggaris bawahi buku sambil mengingat-ingat yang telah dilihat (Prashing, 2007: 39). Ada juga orang yang membuat catatan panjang mengenai pelajaran yang dijelaskan oleh guru yang tujuannya agar mudah diingat. Bagi kebanyakan orang belajar berarti proses yang terjadi dalam otak manusia. Saraf dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan lain-lain, yang kemudian disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya orang tidak bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu. (DePorter, 2009 : 34).


(19)

Belajar adalah sebuah aktivitas yang terus menerus, mengulang dan mengulang lagi untuk menjadi lebih tahu. Hilgard (dalam Tanlain, 2008: 27) mengemukakan bahwa belajar adalah proses di dalamnya terbentuk tingkah laku melalui praktek atau latihan. Sedangkan menurut Sidjabat (2001: 79) belajar sebenarnya mengandung arti bagaimana kita menerima informasi dari dunia sekitar kita dan bagaimana kita memproses dan menggunakan informasi tersebut.

Sesungguhnya pengertian belajar itu demikian kompleks. Setiap orang membutuhkan cara-cara yang tepat dan efektif agar informasi mudah diserap dan diolah. Cara untuk menyerap dan mengolah informasi tersebut berbeda-beda untuk setiap orang. Cara menyerap inilah yang disebut dengan gaya belajar.

Gaya belajar adalah pola perilaku yang spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan keterampilan baru serta proses menyimpan informasi dan keterampilan baru. Artinya, gaya belajar itu bukan sekedar perilaku untuk menyimpan dan mengolah informasi, tetapi sekaligus cara untuk mengembangkan sebuah keterampilan baru dan menyimpan keterampilan baru itu, sehingga ketrampilan itu menjadi sebuah pola perilaku yang tetap dalam diri seseorang.

Gaya belajar merupakan cara pandang seseorang terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Menurut Rita dan Dunn (dalam Prashing, 2007: 31), gaya belajar adalah cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses dan menampung informasi yang baru dan sulit.


(20)

Menurut Susilo (2006: 94) gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Gaya belajar yang dimiliki seseorang adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, baik di sekolah, di kampus ataupun dalam situasi-situasi antar pribadi (DePorter, 2009: 110).

Hasil riset menunjukkan bahwa murid yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka (Gunawan, 2007: 139).

Ada banyak gaya belajar yang diungkapkan oleh banyak ahli di dunia dengan variasinya masing-masing. Tidak ada yang salah dengan semua gaya belajar yang ada, masing-masing gaya belajar memiliki kelebihan dan keunggulannya masing-masing.

Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya. Banyak anak menurun prestasi belajarnya di sekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing. Menurut DePorter dan Hernacki (2009: 109), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi.

Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality). Gaya belajar visual (Visual Learning) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan.


(21)

Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Gaya belajar auditorial (Audio Learning) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learning) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tidak semua orang bisa melakukannya.

Berbagai pandangan tentang gaya belajar, jelas menunjukkan bahwa semua gaya belajar tadi hendaknya dikenali masing-masing individu dengan tujuan untuk mengatasi klesluitan belajar. Kesulitan belajar ini sendiri juga memiliki ciri-ciri dan tipe tertentu. Sehingga mengenal dengan baik gaya belajar akan membantu mengatasi kesulitan belajar itu sendiri. Oleh karenanya menjadi relevan menyebutkan sekilas pada paparan ini tentang kesulitan belajar. Agar di kemudian hari kesulitan belajar bukan lagi menjadi penghalang untuk mampu menguasai suatu pengetahuan lewat belajar.

Dari berbagai pendekatan yang ada, yang paling populer dan sudah dikenal luas di Indonesia serta yang sering digunakan saat ini, yaitu pendekatan berdasarkan preferensi sensori yang meliputi visual (penglihatan),


(22)

auditor (pendengaran) dan kinestetik (sentuhan dan gerakan) (Gunawan 2007: 142).

Gaya belajar yang salah akan menimbulkan bermacam-macam persoalan, misalnya seorang siswa yang mempunyai kebiasaan belajar pada situasi yang tenang, akan sulit untuk dapat belajar di dalam kelompok. Begitu pula sebaliknya, seorang siswa yang terbiasa belajar di dalam kelompok akan sulit untuk belajar di dalam situasi yang tenang. Oleh sebab itu, hendaknya siswa tersebut mampu memahami pola belajar mereka sendiri, misalnya dengan mencoba trial and error. Maksudnya adalah dengan mencoba-coba gaya belajar yang dianggap sesuai dengan pola belajar siswa tersebut. Dengan demikian siswa tersebut akan lebih mudah berkonsentrasi dalam belajar.

Mengetahui dan memahami gaya belajar bagi seorang siswa sangatlah penting bagi keberhasilan belajar. Jika seorang siswa akrab dengan gaya belajarnya sendiri, ia akan dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan mudah. Mengetahui gaya belajar sendiri tentunya akan membuat seorang siswa menjadi lebih optimal dalam mengembangkan potensi belajarnya. Dan pada akhirnya akan dicapai prestasi belajar yang diinginkan.

Berdasarkan atas hasil pengamatan peneliti sewaktu melaksanakan PPL di SMP STELLA DUCE 2 pada tanggal 9 Juli-14 Agustus 2010, banyak siswa yang belum mengetahui gaya belajar mereka sendiri. Banyak siswa yang mengatakan tentang kebingungan akan gaya belajar yang cocok untuk mereka.


(23)

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa konsistensi penggunaan gaya belajar siswa akan memberikan manfaat pada hasil yang diinginkan, yaitu prestasi belajar. Oleh karenanya menjadi sangat relevan melakukan penelitian ini dengan menetapkan judul “Deskripsi Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dan Implikasinya Dalam Penyusunan Topik-Topik Bimbingan Belajar.”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini secara spesifik masalah-masalah yang ingin dijawab adalah :

1. Bagaimanakah gaya belajar para siswakelas VIII SMP STELLA DUCE2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan pengelompokan menurut jumlah siswa, kelas, jenis kelamin, dan usia?

2. Topik-topik bimbingan apa saja yang relevan untuk mengoptimalkan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik bagi siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara spesifik :

1. Mendeskripsikan gaya belajar para siswakelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan pengelompokan menurut jumlah siswa, kelas, jenis kelamin, dan usia.


(24)

2. Menyusun topik-topik bimbingan yang relevan untuk mengoptimalkan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik bagi siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi para pembaca khususnya mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk memperkaya pengetahuan tentang gaya belajar sebagai bekal seorang calon guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru Pembimbing

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling untuk pengembangan program Bimbingan Konseling Belajar khususnya dalam rangka mengetahui dan membantu siswa untuk mengenali gaya belajar yang cocok bagi siswa.

b. Bagi Siswa

Membantu siswa semakin mengerti, memahami dan mengenal gaya belajarnya masing-masing sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Dengan demikian hasil belajar dan prestasi siswa akan meningkat.


(25)

Hasil penelitian ini merupakan tambahan pengetahuan dan merupakan sarana untuk menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah dalam bentuk praktek khusus di bidang bimbingan belajar. d. Bagi peneliti lain

Peneliti lain mendapat masukan yang terkait dengan penelitian ini sehingga mampu mengembangkan penelitian yang terkait dengan gaya belajar.

E. Definisi Operasional

Gaya belajar merupakan kecenderungan belajar dengan penggunaan alat-alat diri (Tanlain, 2009: 25). Alat diri yang dimaksud adalah panca indera manusia yang terdiri atas mata, hidung, telinga, lidah dan kulit. Dikemukakan 3 (tiga) macam gaya belajar yang secara umum ditemukan dalam di para siswa yaitu:

1. Gaya belajar visual yakni gaya belajar yang lebih mengandalkan indera penglihatan (mata) dalam menyimpan informasi.

2. Gaya belajar auditorial yakni gaya belajar yang lebih mengandalkan indera pendengaran (telinga) dalam menyimpan informasi.

3. Gaya belajar kinestetik yakni gaya belajar yang lebih mengandalkan indera peraba yakni tangan dan badannya (kulit) dalam menyimpan informasi.

Gaya belajar yang dominan adalah gaya belajar yang tampak menonjol dalam diri seseorang.


(26)

BK belajar adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan secara face to face maupun melalui media tertentu oleh konselor yang bertujuan agar siswa didik memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.


(27)

BAB II KAJIAN TEORI A. Gaya Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang nampak dari luar.

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus


(28)

dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar. Di bawah ini akan dikemukakan pandangan beberapa ahli.

Walker (1967) mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat yakni belajar merupakan perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman. Sementara itu C.T. Morgan (1961), merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Demikian halnya dengan Winkel (1996) yang menyebut belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan sikap-sikap.

Ahli lain mendefinisikan belajar dengan suatu syarat. Sebagai contoh adalah Nasution (1998) yang mengatakan belajar adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara karena suatu hal. Sementara Snelbecker (2001) mengatakan belajar adalah harus


(29)

mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.

Belajar merupakan suatu proses yang benar-benar bersifat internal, proses yang tidak bisa dilihat dengan nyata yang terjadi dalam diri individu dalam usaha memperoleh hubungan baru yang berupa antar perangsang, antar reaksi maupun antar perangsang dan reaksi.

Crow & Crow (1984) menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap dan dapat memuaskan minat individu untuk mencapai tujuan. Sedangkan Hintzman (1978) menjelaskan belajar ialah perubahan yang terjadi pada organisme disebabkan pengalaman tersebut yang bisa mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Effendi & Praja (1993) mengemukakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, merupakan proses, kegiatan dan bukan tujuan.

Atkinson (1999) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanent pada perilaku yang terjadi akibat latihan. Sementara itu Purwanto (1990), mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu dan perubahan tinbgkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atas


(30)

kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang.

Menurut Hilgard (dalam Tanlain 2008: 27), belajar adalah proses di dalamnya terbentuk tingkah laku melalui praktek atau latihan. Sedangkan menurut Sidjabat (2001: 79) belajar sebenarnya mengandung arti bagaimana kita menerima informasi dari dunia sekitar dan bagaimana kita memproses dan menggunakan informasi tersebut.

Berdasarkan beberapa rumusan definisi menurut para ahli tersebut diatas, dapat diperjelas bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang secara sadar untuk memperoleh perubahan, baik perubahan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (ketrampilan). Adanya perbedaan kognitif, afektif, maupun psikomotor dalam diri setiap individu mempengaruhi pilihan belajar mereka yang kemudian muncul dalam bentuk perbedaan gaya belajar.

2. Jenis Belajar

Menurut Gagne (1989), jenis belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Belajar Informasi Verbal

Belajar informasi verbal yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan yang dimiliki dengan bentuk bahasa lisan atau tulisan. Misalnya, melalui Cap Nama seperti; buku, majalah, tabloid, dll. dan melalui


(31)

data/fakta seperti kenyataan yang tertulis dalam Dasar Negara Indonesia (Pancasila), UUD 45, GBHN, dst.

Kalau dihubungkan dengan teorinya Bloom, maka jenis belajar ini lebih mengarah pada pembentukan ingatan atau intelektual yang turut mempengaruhi cara pandang hidup seseorang. Informasi verbal mudah diterima/didapat melalui interaksi komunikasi dengan saluran-saluran yang tersedia.

b. Belajar Kemahiran Intelektual

Belajar kemahiran intelektual yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan disekitarnya melalui saluran persep, konsep, kaidah dan prinsip. Persep ialah hasil mental dari pengamatan terhadap objek/benda. Konsep ialah satuan arti yang mewakili sejumlah benda/objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Kaidah ialah pengungkapan dari hubungan antara beberapa konsep. Prinsip ialah kombinasi dari beberapa kaidah, yang lebih tinggi dan lebih kompleks.

c. Belajar pengaturan kegiatan kognitif/intelektual

Belajar pengaturan kegiatan kognitif/intelektual yaitu kemampuan untuk mengatur kegiatan aktivitas inteleknya sendiri.

d. Belajar keterampilan motorik

Belajar keterampilan motorik yaitu belajar yang melibatkan keterampilan, serangkaian gerakan tubuh secara terpadu.


(32)

e. Belajar sikap

Belajar sikap yaitu belajar untuk melatih diri berperilaku/bersikap secara baik melalui pemahaman, penghayatan, dan pengamalan.

3. Pengertian Gaya Belajar

Setiap orang pasti memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang baik, untuk berbuat baik. Sedang belajar yaitu pengalaman dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik melalui membaca, mengobservasi dan eksperimen secara sadar dan terencana. Belajar juga diartikan proses perubahan tingkah laku dan kemampuan dari akibat usaha latihan secara terus menerus.

Gaya belajar merupakan kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk memahami, menghayati, mempraktikkan ilmu yang dipelajari. Munculnya gaya belajar pada diri seseorang, karena dorongan potensi atau kemampuan yang dominan pada dirinya yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kebiasaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Gaya belajar menurut Sarasin adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan mengembangkan ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau keterampilan baru (Sugiharto, 2007). Sedangkan menurut Rita dan Dunn (dalam Prashing, 2007: 31) gaya belajar adalah cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses dan menampung informasi yang baru dan sulit. Gaya belajar (learning


(33)

style) juga merupakan kecenderungan belajar dengan penggunaan alat-alat diri (Tanlain, 2009: 25).

Menurut Susilo (2006: 94), gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. DePorter dan Hernacki (2009: 109) mengartikan gaya belajar sebagai kombinasi cara seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan cara seseorang yang ditunjukkan dalam perilaku spesifik dalam menerima, menyimpan, serta mengolah informasi dan suatu keterampilan baru.

Gaya belajar dianggap memiliki peranan penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Tentunya masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada siswa yang kerap dipaksa belajar dengan cara-cara yang kurang cocok dan berkenan bagi mereka tidak menutup kemungkinan akan menghambat proses belajarnya terutama dalam hal berkonsentrasi saat menyerap informasi yang diberikan. Pada akhirnya hal tersebut juga akan berpengaruh pada hasil belajar yang belum maksimal sebagaimana yang diharapkan.


(34)

4. Jenis-jenis Gaya Belajar

Menurut DePorter & Hernacki (2009: 112-122) pada prinsipnya ada tiga gaya belajar yang paling umum dapat diamati oleh pendidik, yakni :

a. Gaya Belajar Visual (Visual Learning)

Gaya belajar visual yakni gaya belajar dimana seseorang lebih suka menggunakan gambar-gambar, bahan bacaan yang dapat dilihat. DePorter & Hernacki (2009: 116-118) mengemukakan individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

1) rapi dan teratur

2) berbicara dengan cepat

3) perencana dan pengatur jangka penjang yang baik 4) teliti terhadap detail

5) mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi

6) pengerja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka

7) mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar 8) mengingat dengan asosiasi visual

9) biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik 10) mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika


(35)

11) pembaca yang cepat dan tekun

12) lebih suka membaca daripada dibacakan

13) membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek.

14) mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat

15) lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain

16) sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak’

17) lebih suka demonstrasi daripada berpidato/berceramah 18) lebih suka seni daripada musik

19) seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih dalam kata-kata

20) kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan

b. Gaya BelajarAuditorial (Audio Learning)

Gaya belajar auditorial yakni gaya belajar dimana seseorang lebih suka mendengarkan, misalnya mendengarkan ceramah atau penjelasan dari gurunya, atau mendengarkan bahan audio seperti radio kaset, dan sebagainya. DePorter & Hernacki (2009: 118) individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:


(36)

1) berbicara kepada diri sendiri saat bekerja

2) mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik

3) menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca

4) senang membaca dengan keras dan mendengarkan

5) dapat mengulangi kembali atau menirukan nada, irama dan warna suara

6) merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita 7) berbicara dalam irama yang terpola

8) biasanya pembicara yang fasih

9) lebih suka seni musik daripada seni gambar

10) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

11) suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

12) mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian bagian hingga sesuai satu sama lain.

13) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya 14) lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

c. Gaya Belajar Kinestetik (Kinesthetic Learning)

Gaya belajar kinestetik yakni gaya belajar dimana seseorang lebih suka menggunakan tangan dan badannya. Peserta didik tipe ini


(37)

akan tidak suka diminta duduk manis untuk mendengarkan ceramah guru seperti yang disukai oleh peserta didik yang memiliki gaya auditorial. Peserta didik gaya taktil akan senang untuk diminta untuk mengerjakan pekerjaan tangan atau mengotak-atik mesin perkakas. DePorter & Hernacki (2009: 118) Individu yang memiliki gaya belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

1) berbicara dengan perlahan 2) menanggapi perhatian fisik

3) menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka 4) berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain 5) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak 6) mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar 7) belajar melalui memanipulasi dan praktik

8) menghafal dengan cara berjalan atau melihat

9) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca 10) banyak menggunakan isyarat tubuh

11) tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama

12) tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu

13) menggunakan kata-kata yang mengandung aksi

14) menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca


(38)

15) kemungkinannya tulisannya jelek 16) ingin melakukan segala sesuatu

17) menyukai permainan yang menyibukkan

5. Tahapan Gaya Belajar

Secara umum, gaya belajar dapat dipetakan sebagai berikut:

a. Gaya Belajar Siswa pada Permulaan belajar (Field Dependence x Field independence), meliputi:

1) Field dependence yaitu gaya belajar siswa yang mau memulai belajar apabila ada pengaruh atau perintah dari orang lain (orangtua/guru). Model gaya seperti ini berdampak pada kepatuhan terhadap perintah, atau akan melahirkan budaya otoriter.

2) Field independence yaitu gaya belajar yang dilakukan secara mandiri, tanpa harus dipaksa orang lain. Gaya otonom ini atas dasar kepuasan, kebutuhan dan kesadaran yang tinggi bahwa belajar merupakan kewajiban yang harus dilakukannya sendiri.

b. Gaya Belajar Siswa dalam Menerima Pelajaran, terdiri dari:

1) Gaya Belajar Preceptive yaitu kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran/informasi atau mengumpulkan informasi dalam belajar dilakukan dengan beraturan sebab akibat.

2) Gaya belajar Receptive yaitu kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran dilakukan dengan menerima informasi


(39)

tanpa berusaha untuk membulatkan/mengorganisir konsep-konsep informasi yang diterimanya.

c. Gaya Belajar Siswa dalam Menyerap Pelajaran, terbagi dalam: 1) Gaya Belajar Impulsif yaitu cara belajar siswa dalam menyerap

pelajaran cenderung dengan cepat-cepat mengambil keputusan tanpa memikirkan secara mendalam untuk memahami konsep-konsep informasi yang telah diterimanya.

2) Gaya Belajar Reflektif yaitu cara belajar siswa dalam menyerap pelajaran melalui pertimbangan, memikirkan semua kosep informasi yang telah diterimanya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan/dipahami.

d. Gaya Belajar Siswa dalam Memecahkan Pelajaran, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Gaya Belajar Intuitif yaitu cara siswa memecahkan masalah/menjawab pertanyaan dilakukan hanya secara intuisi atau menurut perasaan saja.

2) Gaya belajar Sistematis yaitu cara siswa mengerjakan pertanyaan dengan melihat struktur masalahnya, mengumpulkan bahan, dan menetapkan alternatif jawaban yang paling tepat untuk menjawab masalah.


(40)

6. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Setiap individu memiliki cara yang berbeda untuk memperoleh hasil yang optimal dalam meraih prestasi belajar. Aldursanie (2008) mendefinisikan prestasi belajar sebagai tahapan pencapaian dari suatu proses penguasaan pengetahuan ataupun ketrampilan yang dapat dilihat melalaui suatu alat pengukur yang terstandar. Pengukuran prestasi belajar sangat diperlukan untuk melihat atau melakukan evaluasi, baik terhadap subyek didik yang mengalami proses belajar, maupun sumber belajar.

Prestasi sebagai hasil dari proses belajar tidak hanya menunjuk pada salah satu faktor saja, melainkan juga menyangkut semua faktor yang turut berpengaruh dalam sistem belajar tersebut. Salah satu diantaranya ialah gaya belajar. Gaya belajar merupakan cara termudah yang dimiliki oleh seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterima sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Melalui gaya belajar inilah tiap-tiap individu dapat merasa nyaman terhadap apa yang di pelajarinya. Dengan adanya kenyamanan dalam menerima informasi maka secara langsung dapat berdampak pada peningkatan prestasi dalam belajar. Adanya pengoptimalan dalam gaya belajar akan sangat bermanfaat dalam proses belajar itu sendiri. Gaya belajar sendiri tidak hanya tertuju pada salah satu tipe, misal visual. Namun, setiap individu memiliki keragaman gaya belajar yang di praktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya kita menggunakan gaya belajar visual dengan metode mind mapping untuk mengingat informasi secara lebih efektif. Dengan adanya


(41)

gaya belajar visual maka secara langsung akan merangsang penggunaan otak kanan yang lebih mudah mengingat informasi yang berupa gambaran ataupun peta pikiran. Begitu pula dengan gaya belajar auditorial, penerimaan informasi melalui media suara akan langsung menstimulus kerja otak akibat recite yang didengar oleh telinga secara berulang-ulang. Dengan mereview kembali informasi tersebut untuk memasukkannya ke dalam long term memory akan lebih memudahkan otak agar dapat me-recall kembali pada waktu tertentu sesudahnya.

Gaya belajar lainnya ialah dengan gaya kinestetik. Gaya kinestetik akan berperan dalam sebuah proses belajar yang menggunakan anggota tubuh di dalamnya terutama dalam hal yang membutuhkan praktek secara langsung. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dilihat bahwa pada dasarnya setiap gaya belajar yang di kombinasikan secara optimal akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini akan menjadi sebuah dampak negatif apabila individu yang bersangkutan tidak memahami tipe belajar dirinya. Individu yang kurang paham dalam mempraktekkan gaya belajar cenderung kurang berhasil dalam meraih prestasi dalam belajar. Hal tersebut dikarenakan, setiap individu yang tidak dapat mengoptimalkan gaya belajarnya akan cenderung bingung dalam menghadapi setiap proses belajar yang akan menimbulkan rasa kurang percaya diri serta motivasi yang menurun dalam meraih peningkatan prestasi. Sudah semestinya setiap individu dapat memahami gaya belajar


(42)

yang dominan pada diri masing-masing dan mengoptimalkan gaya tersebut disertai dengan penggunaan gaya belajar lainnya yang dapat dilatih sejak dini. Dengan demikian dapat membantu diri dalam meningkatkan prestasi secara maksimal dengan melibatkan seluruh organ yang di miliki.

B. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar atau bimbingan akademik menurut Winkel (1996) adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di sebuah institusi pendidikan.

Lebih lanjut, Winkel dan Hastuti (2004: 116) mengatakan bahwa suatu program bimbingan belajar akademik akan memuat unsur-unsur sebagai berikut :

1. Orientasi kepada siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah, secara individual atau secara kelompok. Memang, bila siswa dan mahasiswa tahu akan cara belajar yang tepat, itu belum menjamin pelaksanaannya. Namun, banyak pelajar dan mahasiswa kelihatan


(43)

mudah hanyut oleh suasana kehidupan yang kurang menguntungkan bagi belajar secara disiplin.

3. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih beraneka ragam kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Semua pilihan ini kerap berkaitan erat dengan perencanaan karier dimasa depan. Bantuan ini mencakup pula penyebaran informasi tentang variasi program studi yang tersedia misalnya di jenjang pendidikan tinggi.

4. Pengumpulan data tentang siswa mengenai kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, serta cita-cita hidup, dan pengumpulan data tentang program studi di perguruan tinggi yang tersedia dalam bentuk brosur, buku pedoman baru, kliping iklan surat kabar, dan sebagainya. Khusus tenaga bimbingan di SMA harus mengumpulkan data sebanyak mungkin dan sekonkret mungkin tentang perguruan tinggi, terlebih-lebih yang terletak di rayon yang sama dengan SMA yang bersangkutan, seperti jenuhnya jurusan/program studi tertentu, status institusi perguruan tinggi swasta, mendapat akreditasi atau tidak, mahal murahnya tes seleksi masuk, serta data yang laing yang tidak tertulis. Data yang terkumpul ini akan sangat dibutuhkan dalam memberikan bantuan kepada peserta didik.

5. Bantuan dalam hal mengatasi beraneka kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun dan menaati jadwal belajar di rumah,


(44)

kurang siap menghadapi ujian dan ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat pada bidang studi, menghadapi keadaan rumah yang mempersulit belajar secara rutin, dan lain sebagainya. Maka, tenaga bimbingan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang seluk beluk belajar, termasuk pemahaman psikologis.

6. Bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar, dan mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok, supaya berjalan efisien dan efektif.

Bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya. Definisi ini jelas menyebut bahwa bimbingan belajar hanyalah sebuah bantuan dari orang lain agar yang dibantu mampu memahami sesuatu yang belum diketahuinya. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa bantuan itu diberikan oleh orang yang sudah terdidik pada orang lain. Dapat disimak pendapat berikut ini, yaitu bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya (Crow & Crow, 1984).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik suatu pemahaman bahwa, bimbingan belajar adalah suatu bentuk kegiatan dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki


(45)

kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.

C. Karakteristik Perkembangan Belajar Siswa SMP

Para siswa SMP termasuk dalam kategori masa remaja. Masa remaja merupakan proses dimana banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan dan perubahan yang dialami oleh remaja adalah perkembangan fisik dan psikis dalam diri remaja. Menurut Sarwono (2004: 84) dalam masa remaja hampir semua remaja masih menggantungkan diri kepada orang tua dalam hal belajarnya, hampir semua orang tua mengharapkan anaknya pandai di sekolah sehingga menginginkan anaknya untuk menuruti kemauan orang tua.

Mengharapkan anak memperoleh prestasi yang tinggi di sekolah dengan cara mendidik anak supaya mau menuruti kemauan orang tua ternyata kurang tepat, karena anak-anak yang berprestasi tinggi di sekolah justru mendapat latihan untuk mandiri dan mengurus dirinya sendiri dari pada anak yang berprestasi rendah (Sarwono 2004: 85). Kepandaian sering diartikan dengan angka dari nilai rapor yang tinggi, tetapi baik buruknya angka rapor tidak selalu disebabkan oleh kepandaian namun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah.

Menurut Muhibbin Syah (2008: 184) faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa terdiri dari dua macam yaitu:


(46)

1. Faktor Intern Siswa

Faktor intern siswa meliputi gangguan psiko-fisik siswa, yaitu :

a. Gangguan yang bersifat kognitif, antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa.

b. Gangguan yang bersifat afektif, antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.

c. Gangguan yang bersifat psikomotor, antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengar.

2. Faktor Ekstern Siswa

Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, meliputi :

a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b. Lingkungan masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh dan teman bermain yang nakal.

c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang kurang berkualitas.

Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas. Menurut Muhidin Syah (2008: 186) adapula faktor lain yang menimbulkan kesulitan belajar siswa dan faktor lain itu dipandang sebagai faktor khusus yang disebut


(47)

dengan sindrom psikologis berupa learning disability (ketidakmampuan belajar) yang terdiri atas :

a. Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca b. Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis c. Diskalkulia (dyscaculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika.

Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memilki potensi IQ yang normal dan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata bahkan ada pula yang tinggi. Kesulitan-kesulitan pada diri siswa dapat dikurangi dengan memberikan latihan-latihan agar siswa dapat mandiri sedini mungkin, dengan demikian anak dapat memilih jalannya sendiri dan akan berkembang lebih baik.

D. Latar Belakang Bimbingan Belajar

Suatu kegiatan yang dilaksanakan sudah pasti memiliki latar belakang. Demikian pula halnya dengan layanan bimbingan belajar. Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh beberapa hal, sebagai berikut:

1. Adanya criterion referenced evaluation yang mana mengklasifikasikan siswa berdasarkan keberhasilan mereka dalam menguasai pelajaran, yaitu :

a. Siswa yang benar-benar dapat menguasai pelajaran. b. Siswa yang cukup menguasai pelajaran.


(48)

c. Siswa yang belum dapat menguasai pelajaran.

2. Adanya kemampuan/tingkat kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh tiap siswa yang mana berbeda dengan siswa yang lainnya. Klasifikasi siswa tersebut yakni:

a. Siswa yang prestasinya lebih tinggi dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.

b. Siswa yang prestasiya memang sesuai dengan apa yang diperkirakan berdasarkan tes kemampuan belajarnya.

c. Siswa yang prestasinya ternyata lebih rendah dari apa yang diperkirakan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya.

3. Adanya penerapan waktu untuk menyelesaikan suatu program belajar. Klasifikasi siswa dalam hal ini adalah sebagai berikut:

a. Siswa yang ternyata dapat menyelesaikan pelajaran lebih cepat dari waktu yang disesuaikan.

b. Siswa yang dapat menyelesaikan pelajaran sesuai waktu yang telah disesuaikan.

c. Siswa yang ternyata tidak dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Adanya penggunaan norm referenced yang mana membandingkan prestasi siswa yang satu dengan yang lainnya. Klasifikasi siswa berdasarkan prestasinya adalah sebagai berikut:

a. Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya.


(49)

b. Siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di sekitar nilai rata-rata dari kelompoknya.

c. Siswa yang prestasinya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi kelompoknya.

Setelah mengetahui begitu banyak permasalahan yang dihadapi oleh setiap siswa dalam kegiatan belajarnya, maka diperlukanlah suatu bentuk layanan bimbingan belajar. Hal ini dimaksudkan agar para siswa yang memiliki permasalahan dalam belajarnya dapat segera memperoleh bantuan atau bimbingan dalam kegiatan belajar yang diperlukannya. Jadi, layanan bimbingan belajar sangat diperlukan oleh semua orang yang sedang melakukan proses atau kegiatan belajar.

E. Jenis Layanan Bimbingan Belajar dalam Kaitannya dengan PBM

Seorang guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar harus tetap berporos pada terselenggaranya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu jenis layanan bimbingan belajar yang berkaitan dengan Proses Belajar Mengajar. Maka jenis layanan bimbingan belajar dalam konteks Proses Belajar Mengajar yang dapat dijalankan oleh guru, antara lain:

1. Mengumpulkan informasi mengenai diri siswa

2. Memberikan informasi mengenai berbagai kemungkinan jenis program dan kegiatan yang sesuai dengan karakteristik siswa.


(50)

4. Memberikan program belajar yang sesuai

5. Mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar 6. Membuat rekomendasi tentang kemungkinan usaha selanjutnya 7. Melakukan remedial teaching

Topik-topik bimbingan belajar merupakan suatu informasi yang seharusnya diperhatikan oleh guru mata pelajaran. Menurut Gunawan (2007: 346-349), informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan berbagai gaya belajar. Media yang digunakan dalam penyampaian harus bisa mengakomodasi gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Media pengajaran/pemasukan informasi untuk mengakomodasi masing-masing gaya belajar adalah sebagai berikut:

1. Gaya Belajar Visual

a. Gerakan tubuh (body language) b. Buku atau majalah

c. Grafik, diagram

d. Peta pikiran (mind mapping) e. Viewer

f. Poster g. Kolase h. Flowchart

i. Highlighting (memberikan warna pada bagian yang dianggap penting)


(51)

2. Gaya Belajar Auditorial a. Instruksi guru

b. Suara yang jelas dengan intonasi yang terarah dan bertenaga c. Membaca dengan keras

d. Pembicara tamu e. Sesi tanya-jawab

f. Rekaman ceramah atau kuliah g. Diskusi dengan teman

h. Belajar dengan mendengarkan atau menyampaikan informasi i. Permainan peran (role play)

j. Musik

k. Kerja kelompok 3. Gaya Belajar Kinestetik

a. Merancang dan membuat aktivitas b. Keterlibatan fisik

c. Field trip

d. Membuat model

e. Memainkan peran/scenario f. Highlighting

g. Membuat mind mapping

h. Menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu i. Waktu istirahat yang teratur


(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini dibahas Jenis Penelitian, Subjek Penelitian, Instrument Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survai. Penelitian deskriptif dengan metode survei untuk mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang besar jumlahnya. Tujuan dari survei itu sendiri adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan informasi tentang individu.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan suatu keadaan yang sedang terjadi secara aktual. Seperti yang dikatakan Furchan (2007: 447), penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini akan mendeskripsikan/memaparkan mengenai gaya belajar para siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

B. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini adalah penelitian populasi, karena semua subyek dapat dijangkau oleh peneliti, dan dapat diikutsertakan sebagai sumber data. Siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2


(53)

Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 berjumlah 148 siswa yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas tersebut 2 kelas digunakan untuk uji coba yaitu kelas VIII Srikandi dan VIII Arimbi yang berjumlah 59 siswa. Satu siswa tidak hadir sehingga subjek uji coba berjumlah 58 siswa. Untuk penelitian di ambil 3 kelas, yaitu kelas VIII Kunthi, VIII Utari, dan VIII Sukesi yang berjumlah 89 siswa. Satu siswa tidak hadir sehingga subjek penelitian berjumlah 88 siswa. Rinciannya disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 1

Jumlah Siswa Kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012

Kelas Jumlah

VIII Srikandi 29

VIII Arimbi 30

VIII Kunthi 30

VIII Utari 29

VIII Sukesi 30

Total 148

C. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner gaya belajar diambil dari buku Gunawan (2007) yang kemudian disesuaikan dengan keadaan dan situasi. Kuesioner gaya belajar para siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 berbentuk tertutup. Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Furchan, 2005: 260).


(54)

Dalam instrumen penelitian ini digunakan skala Guttman, “ya - tidak”. Pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila yang diinginkan adalah jawaban tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono: 2010).

Dalam instrumen penelitian ini digunakan dua opsi atau alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Kedua opsi tersebut mempunyai skor masing-masing adalah; Ya= 1 dan Tidak= 0. Dalam kuesioner terdapat 3 angket yang mewakili 3 gaya belajar yakni gaya belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Masing-masing angket memiliki 6 indikator yang sama yakni Pola Bicara, Pola Mengingat, Cara Belajar, Cara Bekerja, Cara Berkomunikasi, dan Kegiatan yang Disukai.

Tabel 2

Kisi-Kisi Kuesioner Gaya Belajar Sebelum Uji Coba

No. Aspek Indikator No. Item Jumlah Item

1. Gaya Belajar Visual

1.1 Pola Bicara 1, 2, 3, 4, 5 5

1.2 Pola Mengingat 6, 7, 8, 9, 10 5

1.3 Cara Belajar 11, 12, 13 3

1.4 Cara Bekerja 14, 15, 16, 17,

18 5

1.5 Cara

Berkomunikasi 19, 20, 21 3

1.6 Kegiatan yang Disukai

22, 23, 24, 25,

26, 27, 28 7

Total 28

2. Gaya Belajar Auditorial

2.1 Pola Bicara 29, 30, 31 3

2.2 Pola Mengingat 32, 33, 34 3

2.3 Cara Belajar 35, 36, 37, 38 4

2.4 Cara Bekerja 39, 40, 41, 42 4

2.5 Cara Berkomunikasi

43, 44, 45, 46,

47 5

2.6 Kegiatan yang Disukai

48, 49, 50, 51,

52 5


(55)

No. Aspek Indikator No. Item Jumlah Item

3. Gaya Belajar Kinestetik

3.1 Pola Bicara 53, 54 2

3.2 Pola Mengingat 55, 56 2

3.3 Cara Belajar 57, 58, 59 3

3.4 Cara Bekerja 60, 61, 62, 63,

64, 65 6

3.5 Cara

Berkomunikasi 66, 67, 68 3

3.6 Kegiatan yang

Disukai 69, 70, 71, 72 4

Total 20

Total Item 72

2. Validitas Instrumen

Masidjo (1995: 242) menjelaskan, validitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Tinggi rendahnya validitas suatu alat ukur dihitung dengan korelasi product moment dengan rumus dasar sebagai berikut:

��� =

N∑XY−(∑X)(∑Y)

�((N∑X2)(X)2)((NY2)(Y)2)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi N = Jumlah sampel X = Variabel bebas Y = Variabel terikat

Kriteria keputusan valid tidaknya kuesioner dinyatakan dengan perbandingan nilai r hasil perhitungan (rxy) > dari nilai r tabel product moment dengan tarif signifikan 10%. Pengujian juga dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS for window.


(56)

3. Reliabilitas Instrumen

Furchan (1982: 295) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah derajat keajekan alat dalam mengukur apa saja yang diukurnya. Dalam penelitian ini reliabilitas kuesioner diuji dengan menggunakan metode KR.20 (Kuder-Richardson), karena pendekatan metode KR.20 jauh lebih teliti (melalui taraf kesukaran setiap item) (Masidjo, 1995:233). Hasil skor item diuji dengan menggunakan teknik KR.20 :

=

(�−1)

�−∑2 ����

2

��= reliabilitas internal seluruh instrumen

k= jumlah item dalam instrumen

�� = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item � = 1-�

2 = varians total

4. Pengembangan Instrumen

a. Telaah Ahli (Expert Judgment) Terhadap Kuesioner

Penelaahan butir-butir pada instrumen dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi yaitu, Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Dari hasil penelaahan oleh ahli, serta pengembangan dan perbaikan terhadap instrumen, maka instrumen dinyatakan siap untuk diuji coba kepada subjek yang telah ditentukan karena sudah sesuai dengan kisi-kisi.


(57)

b. Uji Empirik Terhadap Kuesioner 1) Validitas Kuesioner

Setelah dilakukan uji coba kepada siswa kelas VIII Srikandi dan VIII Arimbi Yogyakarta pada hari Senin, 16 Januari 2012 diperoleh 23 butir kuesioner yang dinyatakan gugur dari 72 butir. Item yang dinyatakan gugur apabila nilai corrected item-total correlation bernilai kurang dari 0,3. Rekapitulasi item skala gaya belajar setelah uji coba disajikan dalam tabel 3 berikut ini:

Tabel 3

Kisi-Kisi Kuesioner Gaya Belajar Sesudah Uji Coba

No. Aspek Indikator No. Item Lolos Gugur

1. Gaya Belajar Visual

1.1 Pola Bicara 1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 3, 4, 5 -

1.2 Pola Mengingat 6, 7, 8, 9,

10 6, 7, 8, 10

9

1.3 Cara Belajar 11, 12, 13 12 11, 13

1.4 Cara Bekerja 14, 15, 16,

17, 18 15, 17

14, 16, 18

1.5 Cara

Berkomunikasi 19, 20, 21 21

19, 20

1.6 Kegiatan yang Disukai

22, 23, 24, 25, 26, 27, 28

22, 23, 24, 25, 26, 27,

28

-

Jumlah 28 20 8

2. Gaya Belajar Auditorial

2.1 Pola Bicara 29, 30, 31 29, 31 30

2.2 Pola Mengingat 32, 33, 34 32, 33, 34 -

2.3 Cara Belajar 35, 36, 37,

38 35, 36

37, 38

2.4 Cara Bekerja 39, 40, 41,

42 40, 41, 42

39

2.5 Cara Berkomunikasi

43, 44, 45,

46, 47 43, 45

44, 46, 47

2.6 Kegiatan yang Disukai

48, 49, 50,

51, 52 48, 51

49, 50, 52


(58)

No. Aspek Indikator No. Item Lolos Gugur

3. Gaya Belajar Kinestetik

3.1 Pola Bicara 53, 54 54 53

3.2 Pola Mengingat 55, 56 56 55

3.3 Cara Belajar 57, 58, 59 57, 58 59

3.4 Cara Bekerja 60, 61, 62,

63, 64, 65

61, 62, 63, 64, 65

60

3.5 Cara

Berkomunikasi 66, 67, 68 66, 67, 68

-

3.6 Kegiatan yang Disukai

69, 70, 71,

72 70, 71

69, 72

Jumlah 20 14 6

2) Reliabilitas Kuesioner

Dari data hasil uji coba tersebut diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus KR.20 sebesar 0,89. Hasil perhitungan 0,89 dikonsultasikan ke tabel nilai kritis r dengan N = 55 menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 5%

adalah ≥ 0,266.

Item pernyataan yang lolos (49 item) selanjutnya diubah penomorannya agar memudahkan untuk penelitian selanjutnya. Distribusi item dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini:


(59)

Tabel 4

Kisi-Kisi Gaya Belajar

No. Aspek Indikator No. Item Jumlah Item

1. Gaya Belajar Visual

1.1 Pola Bicara 1, 2, 3, 4, 5 5

1.2 Pola Mengingat 6, 7, 8, 9 4

1.3 Cara Belajar 10 1

1.4 Cara Bekerja 11, 12 2

1.5 Cara

Berkomunikasi 13 1

1.6 Kegiatan yang Disukai

14, 15, 16, 17,

18, 19, 20 7

Total 20

2. Gaya Belajar Auditorial

2.1 Pola Bicara 21, 22 2

2.2 Pola Mengingat 23, 24, 25 3

2.3 Cara Belajar 26, 27 2

2.4 Cara Bekerja 28, 29, 30 3

2.5 Cara

Berkomunikasi 31, 32 2

2.6 Kegiatan yang

Disukai 33,34 2

Total 14

3. Gaya Belajar Kinestetik

3.1 Pola Bicara 35 1

3.2 Pola Mengingat 36, 37 2

3.3 Cara Belajar 38, 39 2

3.4 Cara Bekerja 40, 41, 42, 43,

44 5

3.5 Cara

Berkomunikasi 45, 46, 47 3

3.6 Kegiatan yang

Disukai 48, 49 2

Total 15

Total Jumlah 49

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Persiapan Pelaksanaan

Berikut ini adalah tahap-tahap pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti:


(60)

b. Menentukan responden, yaitu siswa kelas VIII SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta.

c. Menghubungi Kepala Sekolah SMP SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta untuk meminta ijin melakukan uji coba instrumen dan penelitian.

d. Pengujian validitas ini dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. e. Pengujian reliabilitas kuesioner yang dilakukan kepada siswa

kelas VIII Srikandi dan VIII Arimbi pada hari Senin, 16 Januari 2012

f. Menganalisis data uji empirik reliabilitas kuesioner.

g. Pengambilan data yang dilakukan kepada para siswa kelas VIII SMP SMP STELLA DUCE 2 Yogyakarta pada hari Rabu, 28 Maret 2012 di kelas VIII Kunthi dan Sabtu, 14 April 2012 di kelas VIII Utari dan VIII Sukesi.

h. Melakukan analisis data yang terkumpul. 2. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase dan kategorisasi. Langkah-langkah analisis data yang dilaksanakan sebagai berikut:

a. Memberi skor jawaban subyek sesuai dengan dua alternatif jawaban berdasarkan “Ya = 1 dan Tidak = 0”.

b. Membuat persentase dari setiap jawaban yang diberikan oleh siswa untuk tiap pernyataan.


(61)

c. Untuk mengetahui skor yang paling tinggi, hasil persentase kemudian diubah ke bentuk Z-Skor. Z-Skor digunakan untuk menentukan posisi atau letak skor dalam kurva normal. (Nurgiyantoro, 2003: 94)

d. Penentuan gaya belajar dominan dari setiap siswa dilakukan dengan membandingkan tiap-tiap hasil Z-skor dari setiap gaya belajar (visual, auditorial, dan kinestetik). Jika hasil Z-skor salah satu gaya belajar lebih besar dari yang lain, maka siswa dikatakan didominasi oleh gaya belajar tersebut.


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil dari penelitian dan pembahasan dengan mengikuti sistematika rumusan masalah pada Bab I.

A. Analisis Responden

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Nama Kelas

Nama Kelas Jumlah Persen

Kunthi 30 34.09

Utari 29 32.95

Sukesi 29 32.95

Total 88 100

Sumber: Data diolah, November 2012

Tabel tersebut menunjukkan bahwa responden berasal dari tiga kelas yang berbeda, kelas dengan responden terbanyak yaitu Kunthi sebanyak 30 siswa (34,48 %), kelas Utari sebanyak 29 siswa (32,95 %), dan kelas Sukesi sebanyak 29 siswa (32,95%).

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persen

Laki-laki 46 52.27

Perempuan 42 47.73

Total 88 100

Sumber: Data diolah, November 2012


(63)

Dalam tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin laki-laki (52,27%) lebih banyak daripada responden perempuan (47,73%).

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persen

13 24 27.27

14 46 52.27

15 18 20.45

Total 88 100

Sumber: Data diolah, November 2012

Data tersebut menunjukkan bahwa responden yang berusia 14 tahun merupakan responden terbanyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 52,27%.

B. Hasil Penelitian

Tabel 8 Gaya Belajar Siswa

Gaya Belajar Jumlah Persen

Visual 27 30,68

Auditorial 32 36,36

Kinestetik 29 32,95

Total 88 100

Sumber: Data diolah, November 2012

Tabel diatas menyajikan jumlah siswa dilihat dari gaya belajarnya berdasarkan persentase: 30,68% siswa memiliki gaya belajar visual, 36,36% siswa memiliki gaya belajar auditorial, dan 32,95% siswa memiliki gaya belajar kinestetik. Dari data tabel tersebut dapat diketahui juga bahwa gaya belajar yang dominan adalah gaya belajar auditorial. Berikut ini disajikan grafik column agar memperoleh gambaran lebih lengkap tentang komposisi pencapaian skor setiap gaya belajar.


(64)

Grafik 1

Gaya Belajar Siswa Dilihat dari Jumlah Keseluruhan Siswa

Tabel 9

Distribusi Hasil Tiap Gaya Belajar Berdasarkan Kelas yang Diperoleh dari Hasil Z-Skor

Jenis Gaya Belajar

Nama Kelas Kunthi Utari Sukesi

Visual 7 8 12

Auditorial 13 9 10

Kinestetik 10 12 7

Total 30 29 29

Sumber: Data diolah, November 2012

Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari setiap kelas memiliki gaya belajar dominan yang berbeda-beda. Sebanyak 13 siswa di kelas Kunthi memiliki gaya belajar auditorial yang menjadi dominan bila dibandingkan dengan gaya belajar yang lain, sedangkan di kelas Utari yang dominan adalah

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Gaya Belajar

Visual Auditorial Kinestetik


(65)

gaya belajar kinestetik yang berjumlah 12 siswa. Untuk kelas Sukesi sebanyak 12 siswa dominan gaya belajarnya adalah visual.

Tabel 10

Distribusi Hasil Tiap Gaya Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin yang Diperoleh dari Hasil Z-Skor

Jenis Gaya Belajar

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Visual 14 13

Auditorial 17 15

Kinestetik 15 14

Total 46 42

Sumber: Data diolah, November 2012

Hasil dari pembagian gaya belajar menurut jenis kelamin pada tabel 10 diatas menunjukkan bahwa pada siswa laki-laki dan perempuan gaya belajar yang lebih dominan adalah gaya belajar auditorial. Jumlah siswa laki-laki yang masuk dalam gaya belajar auditorial berjumlah 17 siswa sedangkan untuk siswa perempuan berjumlah 15 siswa.

Tabel 11

Distribusi Hasil Tiap Gaya Belajar Berdasarkan Usia yang Diperoleh dari Hasil Z-Skor Jenis Gaya

Belajar

Usia

13 14 15

Visual 7 14 6

Auditorial 7 18 7

Kinestetik 10 14 5

Total 24 46 18

Sumber: Data diolah, November 2012

Pembagian gaya belajar siswa berdasarkan usia dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada siswa yang berusia 13 tahun gaya belajar yang


(66)

dominan adalah kinestetik, sedangkan untuk siswa yang berusia 14 dan 15 tahun gaya belajar yang dominan adalah auditorial.

C. Pembahasan

Dari data tabel 8 dapat diketahui bahwa gaya belajar yang dominan adalah gaya belajar auditorial. Gaya belajar auditorial merupakan tipe belajar yang cenderung menerima informasi paling baik dan efektif dengan menggunakan indera pendengaran (audio). Dari hasil pencermatan angket dan hasil diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan teman sejawat tampak bahwa gaya belajar auditorial menjadi dominan karena gaya belajar auditorial dirasa lebih praktis. Karena dengan hanya mendengarkan saja seseorang dapat melakukan aktivitas yang lain secara bersamaan. Selain itu kecenderungan orang dengan gaya belajar auditorial yang banyak bicara membuat mereka mudah untuk bersosialisasi.

Jika siswa mengetahui gaya belajar auditorial yang paling dominan dalam dirinya, maka siswa dapat belajar dengan strategi-strategi untuk mempermudah proses belajar siswa auditorial. Siswa yang termasuk ke dalam gaya belajar auditorial mempunyai kecenderungan untuk mudah mengingat informasi yang mereka dengarkan. Hal ini dikarenakan siswa dengan tipe ini dominan menggunakan indera pendengaran, sehingga sangat sensitif terhadap suara. Siswa dengan tipe ini juga menyukai membaca materi pelajaran dengan bersuara. Hal ini membuat siswa


(1)

31 32 33 34 GBA (%) 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 GBK (%)

1 1 0 1 50 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 67

0 0 1 1 36 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 67

1 0 1 1 50 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 67

0 0 1 0 57 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 60

0 1 1 1 57 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 40

0 0 0 0 29 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 67

1 1 0 0 64 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 47

0 0 0 0 43 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 53

1 1 1 0 64 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 67

1 0 0 0 50 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 73

0 0 1 1 71 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 67

0 1 1 0 64 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 60

0 0 0 0 36 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 73

0 0 0 1 43 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 80

0 1 1 0 43 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 60

0 0 1 0 36 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 40

0 0 0 1 29 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 67

1 0 1 0 64 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 60

0 1 0 1 43 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 60

1 0 1 0 43 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 87

0 0 1 1 50 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 73

0 1 1 1 64 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 60

1 0 1 0 57 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 67

1 0 1 1 57 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 67

1 1 1 0 50 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 67

1 1 1 0 71 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 53

0 0 1 1 50 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 40

1 1 0 1 57 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 47

0 1 1 0 64 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 47

1 0 0 1 57 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 73

Gaya Belajar Kinestetik ditorial


(2)

0 0 0 0 29 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 53

1 0 0 1 50 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 67

0 0 0 0 36 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 47

1 0 1 0 57 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 53

0 1 0 0 43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 80

0 1 1 1 71 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 53

1 1 0 0 43 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 60

0 1 0 0 29 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 60

0 0 0 1 64 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 33

0 0 0 1 43 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 53

0 0 0 1 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 93

0 0 0 1 43 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 73

1 1 1 1 86 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 40

0 0 0 1 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 73

0 1 0 1 57 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 47

0 1 1 1 57 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 60

0 1 0 0 21 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 73

1 1 0 0 43 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 60

0 1 1 1 50 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 60

1 1 1 0 57 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 60

0 1 1 0 50 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 80

0 0 0 0 21 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 67

1 1 1 0 43 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 67

0 0 0 0 36 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 73

0 0 0 1 50 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 60

0 1 1 1 79 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 60

1 1 1 1 57 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 47

1 1 0 1 57 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 87

0 1 0 1 43 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 60

0 0 1 1 43 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 47

0 0 0 1 50 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 67

0 1 0 1 29 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 53


(3)

0 1 1 1 71 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 40

1 1 0 1 71 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 73

0 1 0 1 50 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 40

0 1 0 1 64 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13

0 0 0 1 36 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 53

1 0 0 1 50 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 47

1 0 0 0 43 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 40

0 0 1 0 43 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 60

1 0 1 0 50 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 60

1 1 0 1 57 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 40

0 1 0 0 36 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 67

1 1 1 1 71 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 60

0 0 1 0 43 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 80

0 0 1 1 57 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 47

1 1 1 0 50 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 60

0 0 1 1 64 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 53

0 1 1 1 57 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 60

1 0 1 0 43 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 73

0 0 1 0 43 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 40

0 0 1 0 43 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 40

0 0 1 0 57 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 73

0 1 0 0 64 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 53

0 0 0 0 36 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 67

1 1 1 0 64 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 67

0 1 0 1 29 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 80


(4)

Hasil Perhitungan Z-Skor

Resp. V A K Z.V Z.A Z.K

1 75 50 67 1.27301 0.01795 0.51656

2 70 36 67 0.87004 -1.03507 0.51656

3 55 50 67 -0.33886 0.01795 0.51656

4 60 57 60 0.06411 0.54446 0.00416

5 50 57 40 -0.74183 0.54446 -1.45984

6 75 29 67 1.27301 -1.56159 0.51656

7 60 64 47 0.06411 1.07097 -0.94744

8 100 43 53 3.28784 -0.50856 -0.50824

9 60 64 67 0.06411 1.07097 0.51656

10 75 50 73 1.27301 0.01795 0.95576

11 65 71 67 0.46708 1.59748 0.51656

12 65 64 60 0.46708 1.07097 0.00416

13 60 36 73 0.06411 -1.03507 0.95576

14 75 43 80 1.27301 -0.50856 1.46816

15 75 43 60 1.27301 -0.50856 0.00416

16 50 36 40 -0.74183 -1.03507 -1.45984

17 30 29 67 -2.35369 -1.56159 0.51656

18 60 64 60 0.06411 1.07097 0.00416

19 40 43 60 -1.54776 -0.50856 0.00416

20 65 43 87 0.46708 -0.50856 1.98056

21 65 50 73 0.46708 0.01795 0.95576

22 25 64 60 -2.75666 1.07097 0.00416

23 60 57 67 0.06411 0.54446 0.51656

24 65 57 67 0.46708 0.54446 0.51656

25 70 50 67 0.87004 0.01795 0.51656

26 40 71 53 -1.54776 1.59748 -0.50824

27 80 50 40 1.67598 0.01795 -1.45984

28 50 57 47 -0.74183 0.54446 -0.94744

29 65 64 47 0.46708 1.07097 -0.94744

30 65 57 73 0.46708 0.54446 0.95576

31 60 29 53 0.06411 -1.56159 -0.50824

32 50 50 67 -0.74183 0.01795 0.51656

33 75 36 47 1.27301 -1.03507 -0.94744

34 65 57 53 0.46708 0.54446 -0.50824

35 50 43 80 -0.74183 -0.50856 1.46816

36 60 71 53 0.06411 1.59748 -0.50824

37 65 43 60 0.46708 -0.50856 0.00416


(5)

Resp. V A K Z.V Z.A Z.K

39 40 64 33 -1.54776 1.07097 -1.97224

40 40 43 53 -1.54776 -0.50856 -0.50824

41 45 29 93 -1.14479 -1.56159 2.41976

42 50 43 73 -0.74183 -0.50856 0.95576

43 70 86 40 0.87004 2.72572 -1.45984

44 55 36 73 -0.33886 -1.03507 0.95576

45 45 57 47 -1.14479 0.54446 -0.94744

46 45 57 60 -1.14479 0.54446 0.00416

47 65 21 73 0.46708 -2.16331 0.95576

48 70 43 60 0.87004 -0.50856 0.00416

49 65 50 60 0.46708 0.01795 0.00416

50 40 57 60 -1.54776 0.54446 0.00416

51 60 50 80 0.06411 0.01795 1.46816

52 40 21 67 -1.54776 -2.16331 0.51656

53 55 43 67 -0.33886 -0.50856 0.51656

54 45 36 73 -1.14479 -1.03507 0.95576

55 60 50 60 0.06411 0.01795 0.00416

56 45 79 60 -1.14479 2.19921 0.00416

57 65 57 47 0.46708 0.54446 -0.94744

58 65 57 87 0.46708 0.54446 1.98056

59 70 43 60 0.87004 -0.50856 0.00416

60 60 43 47 0.06411 -0.50856 -0.94744

61 50 50 67 -0.74183 0.01795 0.51656

62 60 29 53 0.06411 -1.56159 -0.50824

63 75 36 67 1.27301 -1.03507 0.51656

64 65 71 40 0.46708 1.59748 -1.45984

65 65 71 73 0.46708 1.59748 0.95576

66 55 50 40 -0.33886 0.01795 -1.45984

67 80 64 13 1.67598 1.07097 -3.43624

68 50 36 53 -0.74183 -1.03507 -0.50824

69 60 50 47 0.06411 0.01795 -0.94744

70 55 43 40 -0.33886 -0.50856 -1.45984

71 70 43 60 0.87004 -0.50856 0.00416

72 55 50 60 -0.33886 0.01795 0.00416

73 55 57 40 -0.33886 0.54446 -1.45984

74 60 36 67 0.06411 -1.03507 0.51656

75 65 71 60 0.46708 1.59748 0.00416

76 50 43 80 -0.74183 -0.50856 1.46816

77 80 57 47 1.67598 0.54446 -0.94744


(6)

Resp. V A K Z.V Z.A Z.K

79 50 64 53 -0.74183 1.07097 -0.50824

80 45 57 60 -1.14479 0.54446 0.00416

81 60 43 73 0.06411 -0.50856 0.95576

82 60 43 40 0.06411 -0.50856 -1.45984

83 75 43 40 1.27301 -0.50856 -1.45984

84 50 57 73 -0.74183 0.54446 0.95576

85 75 64 53 1.27301 1.07097 -0.50824

86 60 36 67 0.06411 -1.03507 0.51656

87 55 64 67 -0.33886 1.07097 0.51656

88 65 29 80 0.46708 -1.56159 1.46816


Dokumen yang terkait

Efektifitas pembelanjaran biologi dengan teknik kasus diluar kelas dalam bentuk media slide terhadap hasil belajar siswa (sub-konsep pencemaran lingkungan kelas x semester 2 di SMAN 1 Kencong tahun ajaran 2004/2005)

0 3 117

Pengaruh bimbingan dan konseling terhadap motivasi belajar siswa SMP Babus Salam Cimone-Tangerang

0 25 79

Peranan bimbingan orang tua dalam memotivasi belajar siswa di SMP Islam Parung Bogor

0 5 114

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta tahun pelajaran 2013/2014

3 16 92

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Efektivitas manajemen pendidikan karakter dalam upaya meningkatkan prestasi akademik siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 9

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185