PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI (Studi Kasus Kelas VIIIA Sebagai Kelas Unggulan di MTsN Susukan, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008) - Test Repository

  

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI

(Studi Kasus Kelas V IIIA Sebagai Kelas Unggulan

di MTsN Susukan, Kab. Semarang

  

Tahun Pelajaran 2007 / 2008)

  Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Penyusunan Skripsi Untuk Memperoleh

  Gelar Sarjana Dalam Jurusan Tarbiyah Oleh:

  Nama : NUR HANI SALAMAH NIM : 11405007

  Program Studi : Pendidikan Agama Islam JURUSAN TARBIYAH

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2008

  

D E K L A R A S I

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi. .

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 19 Maret 2008 Penulis,

  11405007 n Drs. H. M. Zulfa, M. Ag. DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp. : 3 eksemplar

  Hal : Naskah Skripsi Saudari Nur Hani Salamah

  Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : NUR HANI SALAMAH NIM : 11405007 Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA

  TERHADAP SIKAP PERCAYA DIRI (Studi Kasus Kelas VIII A Sebagai Kelas Unggulan di MTsN Susukan, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008).

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, Maret 2008 Drs. H. M. Zulfa, M.Ag.

  NIP. 150 177 821 iii

  D E P A R T E M E N A G A M A RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JL Stadion IS o. 03 Salatiga (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

  S

P E N G E S A H A N

N U R HANI SA LA M A H

  Skripsi Saudari : dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  

114 05 007 ’ PENG ARUH M O TIV A SI BEL A JA R SISW A

  yang beijudul :

  

TER H A D A P SIK A P PER C A Y A DIRI (Studi K asus Kelas VIII A Sebagai Kelas

Unggulan di M Ts N Susukan, K abupaten Sem arang Tahun Pelajaran 2007 /

  2008)”. Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian. Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari : Rabu tanggal 11 Rabiul

  Awal 1429 H. yang bertepatan dengan tanggal : 19 Maret 2008 M, dan telah diterima

  SA R JA N A Ilmu

  sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar dalam Tarbiyah.

  11 Rabiul Awal 1429 H S a la tig a ,---------------------------------

  19 Maret 2008 M Panitia Ujian l)rs. H. M. Zulfa, M. Ag.

  NIP. 150 177 821 iv

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillaahirobbiralaamiin. Puji syukur kepada Allah SWT, sebab tak ada dan tak pernah ada kata-kata yang pantas kecuali rangkaian kalimat syukur kita kehadirat Allah SWT. Dengan rahmat-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimpah dan inayah-Nya yang sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi ini.

  Sholawat serta dalam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW, Beliaulah penyempurna akhlak yang mulai, dan telah memberi uswah khasanah pada kehidupan kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang.

  “PENGARUH M O TIV A SI BELAJAR

  Tersusunnya skripsi yang berjudul :

  

SISW A TER H A D A P SIKAP PERCAYA DIRI (Studi Kasus VIII A Sebagai

Kelas Unggulan di MTsN Susukan, Kab. Sem arang Tahun Pelajaran 2007 /

2008)”.

  Kegiatan terakhir dari serangkaian kegiatan studi penulis untuk meraih gelar Strata I Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga beserta stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan segala fasilitas di STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. H.M . Zulfa, M. Ag., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya guna membimbing penulis.

  

vii

  3. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Kaprodi Ekstensi PAI.

  4. Bapak, Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah banyak berjuang dalam menegakkan agama dan kebenaran serta telah banyak memberikan dorongan kepada penulis.

  5. Bapak Drs. H. Mundlofir, MM selaku Kepala MTs N Susukan beserta stafnya yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

  6. Ayahanda, Ibunda dan keluarga tercinta yang tiada henti mendoakan penulis.

  7. Teman-temanku senasib, selangkah dan sepeijuangan yang telah membangkitkan semangat sehingga terselesaikannya skripsi ini.

  8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik matriil maupun spiritual dalam melancarkan penulisan skripsi ini.

  Penulis tidak dapat memberikan balasan atas kebaikan atas jasa-jasanya kecuali permohonan do'a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT beridloi dan berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda.

  Penulis menyadari betul bahwa dalam penyusunan naskah skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

  Akhirnya, semoga karya sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca yang budiman umumnya.

  S -et 2007

  

Vl l l

  

D A FTA R ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   L Motivasi ....................................................................................

  12 ix

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   x

  

  

   LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. xi

  

DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   xii

  Metodologi Penelitian G.

  1. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Adalah keseluruhan subyek penelitian.8 Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII A semester pertama MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

  b. Sampel Adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.9 Dalam penelitian ini sampelnya adalah seluruh siswa kelas VIII A MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008. Didiambil seluruhnya karena jumlahnya kurang dari 100. Sehingga sampelnya menggunakan sampel populasi..

  2. Variabel Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.1' Pada penelitian ini digunakan dua variabel yaitu:

  a. Variabel bebas Yang merupakan variabel bebas adalah motivasi belajar siswa (X).

  Indikator dari variabel ini adalah: Dorongan dan keinginan membaca bahan pelajaran Keinginan mengerjakan setiap tugas di rumah (PK) Keinginan belajar memahami bahan pelajaran s Suharsim i A rikun to . P rosedur P enelitian. Jakarta. R incka C ipta. 1987. him . 117.

  9 Ibid. him . 119.

  11 M argono. M etodologi P enelitian P endidikan. Jakarta. R incka C ipta. 1997. him . 133.

  7 Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  • Bapak Ibu tercinta yang dengan doa dan seluruh pengorbanannya telah mengukir segala asa.cita dan harapan.
  • Kakak-kakakku (M. Zulfa dan M. Munif) juga adikku (Nailin Nikmah) yang selalu menemani dan memberiku semangat.
  • Keponakan kecilku yang tercinta (Nazil, Ulfi, Najmudin, Ali, Nurul, Uus, Fari,

  Lana, Una, dan Nuri)

  • Keluarga Besar Pospes Raudlatut Thalibin Jetis Susukan Semarang i
  • Keluarga Besar MI Tamrinul Ulum Jetis Susukan Semarang • Sahabat-sahabat sejatiku (Ifah, Ani, Fatim, Nisa, Marfuah, juga lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per s
  • Pembaca yang budiman

  

M

  

M O TTO

C r^J

  <^'jiaajV ^1 j l

  Artinya: Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada identitas (sosial) dan tidak pula kepada hartamu, akan tetapi Allah melihat hatimu (iman) dan amalanmu

  (perilakumu). (H.R. Muslim) Seseorang yang malu untuk bertanya adalah malu terhadap ilmu pengetahuan.

  (Danish Proverb)

  

B A B I

PEND A H U LU A N

A. L atar Belakang

  Pengajaran secara tradisional dan konservatif menitikberatkan pada metode imposisi, yakni pengajaran dengan cara dan penanganan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi siswanya. Cara ini tidak mempertimbangkan kesesuaian bahan pelajaran dengan kesanggupan, kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan serta pemahaman siswa. Guru tidak memperhatikan motivasi siswa untuk mempelajari bahan-bahan yang disampaikan.

  Pandangan baru berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu, artinya proses belajar mengajar akan berhasil bila berdasarkan motivasi pada diri siswa. Siswa mungkin dapat dipaksa untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu, tetapi ia tak mungkin dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya.1 Dari pendapat ini dapat diartikan bahwa guru dapat memaksakan suatu program (jurusan) tertentu kepada siswa, tetapi tidak mungkin memaksanya untuk belajar dalam arti sebenarnya. Dengan demikian tugas guru adalah berupaya agar siswa membangun keinginan-keinginan dan motivasi agar siswa belajar secara terus menerus.

  M otif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk

1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. Bumi Aksara, 1994, him. 105.

  menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam

  • 2 • mencapai tujuan tertentu.

  Untuk meningkatkan motivasi belajar dan rasa percaya diri menuntut penulis (peneliti) dipengaruhi beberapa factor. Adapun factor-faktor itu antara lain; Pertama, iringan musik. Dengan musik, karena sebenarnya musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis. Menurut Georgi Lozanov untuk mengkombinasikan pekerjaan mental yang berat dan menekan dengan fisiologi relaks dapat melahirkan pelajar-pelajar yang istimewa.2

  3 Fisiologi relaks yang telah terbukti adalah musik. Sebab relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mempu berkonsentrasi. Kedua, kalimat-kalimat positif atau slogan-slogan yang tepasang di dinding. Contoh slogan ini4 antara lain: Apapun yang dapat Anda lakukan atau ingin Anda lakukan, mulailah.

  Keberanian, memiliki kecerdasan, kekuatan dan keajaiban di dalamnya. - Slogan-slogan seperti itu dapat merangsang motivasi atau keinginan dan rasa percaya diri. Ketiga, adanya konsolidasi atau waktu untuk berhenti, waktu untuk berhenti sesaat atau jeda yang berulang-ulang merupakan persyaratan untuk setiap jenis sesi belajar. Alasan perulangan jeda adalah:

  2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Edisi kedua, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995, him. 29.

  ' Bobbi De Porter dna Mike Hermalki, Quantum Learning. Bandung, Ra’fa, 2001, him. 72.

  4 Ibid, him. 75.

  2 Dalam setiap masa belajar, yang paling diingatkan dengan baik adalah - informasi yang pertama dan terakhir. Oleh karena itu sering ada jeda, akan lebih banyak diingat. Ketika pikiran menjadi letih perubahan keadaan mental yang terjadi - selama jeda akan segar kembali sel-sel otak, selang langkah berikutnya berjalan lancar.

  Rasa percaya diri dapat meningkatkan motivasi dan mengurangi rasa malu dan sebaliknya semangat yang tinggi dan rasa malu yang rendah dapat mengakibatkan rasa percaya diri. Semangat dan malu merupakan salah satu aspek emosional manusia yang bersifat naluriah dan alamiah, artinya sudah merupakan aspek perilaku manusia yang bersifat bawaan dan senantiasa melekat dengan kehidupan manusia.0

  Pada saat orang merasa percaya diri dan motivasi tinggi akan timbul berbagai reaksi baik yang bersifat positif atau konstruktif maupun bersifat negatif dan destruktif. Reaksi bersifat positif atau konstruksif akan terjadi bila seseorang berhasil atau sukses dalam meraih sesuatu. Sebaliknya reaksi bersifat negatif dan destruktif akan terjadi bila seseorang gagal dalam meraih sesuatu seperti tidak lulus ujian.

  Rasa percaya diri dapat saja timbul akibat dari penilaian yang keliru terhadap diri sendiri yaitu menilai bahwa dirinya berada dalam posisi yang lebih tinggi dari orang lain. Padahal sesungguhnya itu keliru. Oleh karena itu rasa percaya diri yang berlebihan merupakan suatu masalah psikologis sebab 5

5 Mohamad Suryo, Bina Keluarga, Bandung, Aneka Ilmu, 2001. him. 156.

  • -3 ,

adanya ketidak sesuaian antara penilaian diri sendiri dengan keadaan diri yang sebenarnya.

  Dari uarain di atas penulis akan meneliti adakah pengaruh motivasi belajar terhadap sikap percaya diri siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

B. R um usan M asalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang diteliti adalah:

  1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab.

  Semarang tahun 2007/2008 ?

  2. Bagaimana sikap percaya diri siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008 ?

  3. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap rasa percaya diri siswa siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008 ? C.

  Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui motivasi belajar siswa siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

  2. Mengetahui rasa percaya diri siswa siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008?

  4

  3. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap rasa percaya diri siswa siswa kelas VIII pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

D. M anfaat Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Sekolah atau lembaga pendidikan.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tentang membangun motivasi siswa untuk belajar lebih giat, efektif dan efisien.

  Dan cara-cara melayani siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

  2. Siswa Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan siswa tentang response terhadap motivasi dan rasa percaya diri agar selalu positif dan konstruktif.

  Tinjauan Pustaka E.

  Orang melakukan suatu kegiatan apapun atau siswa melakukan kegiatan belajar, motivasinya berbeda-beda bentuknya dan tingkatannya, seperti pertam a, karena suatu kewajiban yang harus dikerjakan. Motivasi ini dapat memunculkan sikap pantang menolak dan tidak ada keinginan mengingkarinya. Contohnya anak-anak sekolah mengerjakan tugas karena perintah guru; kedua, karena didorong oleh keinginan untuk memperoleh imbalan atau upah; ketiga, karena semata-mata kesadaran yang datannya dari diri sendiri agar memperoleh manfaat yang lebih pada kehidupan yang akan datang. Motivasi yang ketigalah yang kualitas atau mutunya paling baik.

  5 Siswa yang melakukan kegiatan belajar dan taat peraturan atau tata tertib yang motivasinya karena kesadaran diri sendiri tanpa ada pengaruh dari luar tentu akan diperoleh manfaat dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri yang kuat dengan motivasi diri sendiri akan meningkatkan penampilan seorang siswa yang selanjutnya akan meningkatkan prestasi

  (hasil) yang baik.

  Orang yang memiliki rasa percaya diri selalu ingin tahu, suka mencoba, senang bermain, intuitif dan kreatif.6 Sebetulnya orang yang memiliki rasa percaya diri menggunakan pengetahuan yang sama seperti kita, tetapi pada umumnya membuat lompatan yang memungkinkan kita mencoba memandang segala sesuatu dengan cara-cara baru.

  F. Hipotesis peneliti ingin didukung atau ditolak. Pada penelitian ini penulis mengajukan hipotesis berikut:

  "Ada pengaruh positif motivasi belajar siswa terhadap Percaya Diri Kelas Unggulan di M I s N Susukan. Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2007 / 2008".

  " Bobbi De Poster dan M ik e Ifcm a ch i. <>p«. //. h im . 293.

  James V Black. Dean J. C ham pion. Metode dan Masalah P enelitian Sosial. Bandung. R elika A d i tam a. 2 0 0 !. him . I 10.

  

6 Keinginan mengulangi setiap materi ajar yang telah dijelaskan di - sekolah Keinginan meningkatkan life skill pada setiap materi - Keinginan meningkatkan kedisiplinan (disiplin waktu, administrasi - dan tugas sebagai siswa) b. Variabel terikat

  Yang merupakan variabel terikat adalah sikap atau rasa percaya diri siswa kelas VIII MTsN Susukan (Y). Indikator dari variabel ini adalah: Merasa memiliki kemampuan menguasai bahan ajar - Merasa bisa secara kognitif Merasa mampu secara psikomotorik terhadap materi praktik Merasa mampu secara afektif Selalu merasa optimis akan berhasil terhadap setiap belajarnya

  3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang obyektif dan autentik serta valid peneliti menggunakan teknik angket atau kuesioner. Yang dimaksud angket atau kuesioner Yaitu suatu alat pengumpul informasi (data) dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden yang diteliti.11 Angket diberikan kepada seorang siswa untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar dan untuk mendapatkan data tentang sikap percaya diri (PD) siswa kelas VIII A pada MTsN Susukan Kab. Semarang tahun 2007/2008.

11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta, Rineka Cipta, 1997, him. 200.

  8

  4. Analisis Data Setelah diperoleh data dari penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan tiga langkah yaitu:

  a. Analisis Pertama Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar siswa.

  Teknik analisisnya menggunakan rumus:

  P = —

  • 100%

  N

  Keterangan: P = Proporsi individu dalam golongan F = Frekuensi N = Jumlah subyek dalam golongan

  b. Analisis Kedua Dalan analisis kedua dilakukan untuk mengetahui sikap percaya diri siswa kelas VIII semester gasal MTsN Susukan Kab. Semarang Tahun

  2007/2008. Analisis kedua menggunakan rumus yang sama dengan analisis pertama.

  c. Analisis Ketiga Dalam analisis ketiga dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap sikap percaya diri (PD) siswa kelas VIII pada

  MTsN Susukan Kab. Semarang tahun pelajaran 2007/2008.

  9 Teknik analisisnya digunakan rumus Koefisien Konlingensz'(KK) berikut: Keterangan: KK = Koefisien kontingensi

  ' l l

  = Harga Chi-kuadrat yang diperoleh N = Jumlah responden DimanaTC2 diperoleh dari rumus:

  /J (f.- f k

  Keterangan: f0 = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data fh = frekuensi yang diharapkan H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik dapat dilihat di bawah ini.

  Bab I. Pendahuluan Pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan. 1

  2

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta. Rineka Cipta.

  1991, him. 232

  

10 Bab II. Landasan Teori Pada bab ini berisi telaah teoritik tentang motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar, serta sikap percaya diri. Bab III. Laporan Penelitian Pada bab ini dilaporkan tentang keadaan responden, lokasi, sejarah berdirinya dan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar. Bab IV. Analisis Data Pada bab ini dibahas tentang analisis data. Dalam menganalisis data diperlukan analisis pertama, kedua dan analisis ketiga. Bab V. Kesimpulan dan Penutup Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

  11 BAB II LAND ASAN TEORI A. MOTIVASI BELAJAR

  1. Motivasi

  a. Pengertian Menurut Me. Donald; “Motivation is an energy change within

  the person characterized by affective arousal and anticipatory goal r e a c t i o n yang artinya motivasi adalah suatu perubahan energi dalam

  diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.13 Motivasi berasal dari kata motif. Dimana m otif adalah daya atau keinginan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, maka menurut penulis motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu.

  Berdasarkan rumusan di atas ternyata ada tiga unsur yang saling berkaitan: pertama, motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, kedua, motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (.affective arousal), ketiga, motivasi ditandai oleh reaksi- reaksi untuk mencapai tujuan.

13 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, him. 106.

  12 b. Komponen-komponen Motivasi Motivasi memiliki dua komponen14, yakni:

  Komponen dalam (inner component) Yaitu perubahan dalam diri seseorang seperti keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis dan lain-lain. Dengan kata lain komponen dalam ini ingin memuaskan kebutuhan. Komponen luar (outer component) - Yaitu keinginan dan tujuan yang mengarahkan perbuatan seseorang. Dengan kata lain komponen ini hendak mencapai tujuan.

  c. Jenis-jenis Motivasi Berdasarkan sifat dan asalnya motivasi dibedakan menjadi dua15, yaitu:

  1) Motivasi instrinsik Yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar dan atas kemauan sendiri. Misalnya, rajin belajar karena ingin tahu dan agar berguna bagi orang lain. Motivasi ini dapat juga disebut motivasi murni, sebab jika seorang peserta didik telah memiliki motivasi ini, pujian, hadiah dan lainnya yang sejenis tidak lagi diperlukan.

  '4 Ibid, him. 107.

  Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 200:, him. 29.

  13

  2) Motivasi ekstrinsik Yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu seperti ajakan, suruhan, paksaan atau hadiah dari orang lain. Misalnya, peserta didik mau belajar karena disuruh, diberi tugas, hadiah, ganjaran dan lain-lain.

  Antara motivasi instrinsik dan ekstrinsik sama baiknya, sebab adanya motivasi instrinsik akan timbul bila ada motivasi ekstrinsik.

  Dari adanya motivasi ekstrinsik diharapkan dapat memunculkan motivasi instrinsik. Pada umumnya pengalaman sekarang menunjukkan bahwa peserta didik mau belajar karena perintah, tugas, hadiah dan lainnya dari orang lain, di sini jelas bahwa motivasi ekstrinsiklah yang lebih dominan.

  Berdasarkan kebutuhan seseorang menurut George Boerel. motivasi dibedakan menjadi empat16, yaitu:

  1) Motivasi biologis seperti kebutuhan air, udara, makan, papan, sandang, ilmu dan lain sebagainya.

  2) Motivasi sosial seperti kebutuhan untuk dapat diterima orang lain, perhatian, persetujuan dan harga diri. Motivasi ini oleh Abraham Maslow disebut kebutuhan instinctoid artinya motivasi yang diperoleh melalui belajar.

  3) Motivasi personal seperti kebutuhan yang didasarkan pada pengalaman individual atau kebiasaan kita (baik atau buruk).

  

'6 George Boerel, Personality Theories, Melacak Kepribadian Anda Bersama Prikolog Dunia.

Prisma Sophie, Yogyakarta, 2006, him. 458.

  14

  4) Motivasi kompetensi seperti keinginan untuk belajar, bersaing, menguasai dan untuk kreatifitas. Motivasi ini disebut juga dorongan untuk kesempurnaan,

  d. Cara-cara Membangkitkan Motivasi Untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi:

  1) Kompetisi (persaingan). Guru berusaha menciptakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 2) Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat). Pada awal kegiatan belajar-mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa kompetensi dasar yang akan dicapainya sehingga dengan demikian peserta didik berusaha untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. 3) Tujuan yang jelas. M otif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.

  4) Kesempurnaan untuk sukses. Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak

  15 untuk meraih sukses dengan usaha sendiri, dan dengan bimbingan guru.

  5) Minat yang besar. M otif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar. Oleh karena itu guru harus menimbulkan minat pada peserta didik. 6) Mengadakan penilaian atau evaluasi. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa. Setelah mendapat nilai baik secara otomatis rasa Pdnya tinggi.

  e. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar Kenneth H. Hoover17, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi belajar, antara lain:

  1) Memberikan pujian lebih efektif daripada hukuman. 2) Kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) untuk mendapatkan kepuasan.

  3) Motivasi yang bersumber dari dalam individu lebih efektif daripada dari luar.

17 Oemar Hamalik. op.cit, h!m. 114.

  16

  4) Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan penguatan.

  5) Motivasi mudah mengimbas kepada orang lain. 6) Tugas-tugas yang dibebankan sebaiknya dapat menimbulkan minat dan rasa percaya diri.

  7) Pemberian ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar.

  2. Belajar Dan Hakikatnya

  a. Pengertian Belajar Definisi atau batasan yang menjabarkan tentang pendidikan sangat banyak dan beragam walaupun intinya sama. Beberapa pengertian belajar antara lain dapat dilihat di bawah ini:

  “Learning is defined as the modification or streng leaning o f behavior through experiencing

  Artinya: Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.18 Menurut pengertian di atas, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Di samping itu belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi mengalami dan hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku atau kelakuan, sebagaimana yang d i kemukakan pakar pendidikan William Burton berikut:

18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara, 1995, him. 36.

  “Learning is a change in the individual due to instruction o f that individual and his environment ”, secara singkat maksudnya adalah

  belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.19 2

  Dari pengertian di atas terdapat kata change atau perubahan yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku baik aspek kognitif, psikomotor dan aspek afektif. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dan tidak bisa berbuat menjadi bisa berbuat dan dari tidak sopan menjadi sopan.

  Jadi tolak ukur keberhasilan dalam belajar antara lain ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

  Menurut Skinner dalam bukunya Educational Psyechology;

  The Teaching Learning Process , mengatakan bahwa, belajar adalah

  suatu proses adaptasi yang berlangsung secara progresif atau

  

“Learning is a process o f progressive behavior adaptation ”.“°

  Dari pengertian ini proses adaptasi atau penyusunan diri terhadap lingkungan merupakan penentu berhasil atau indikator adanya proses belajar. Sebagai contoh:

  Seorang anak berusia 10 tahun yang tinggal di pondok pesantren, mula-mula datang tidak bisa berbuat apa-apa, baik mencuci, membuai

  19 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional Bandung, Remaja Rosdakarya. 2001, h!m.8.

  20 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Logos, 2004, him. 60.

  

makanan (masak) dan kegiatan lainnya. Padahal ia butuh hidup dan

melangsungkan hidupnya agar dapat menuntut ilmu agama. Lama-

kelamaan karena proses adaptasi seorang anak tersebut dapat

memasak, mencuci, menyeletika dan lain-lain.

  b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi:

  1) Faktor internal siswa Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang - meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis.

  Aspek fisiologis adalah aspek yang bersifat jasmaniah atau jasadiyah, seperti tingkat kebugaran tubuh, kesehatan indera pendengaran, penglihat dan lain-lain. Aspek psikologis adalah aspek yang bersifat rohaniah, seperti tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat/talenta siswa, minat siswa dan motivasi siswa. 2) Faktor eksternal siswa

  Yaitu faktor yang berasal dari luar siswa seperti kondisi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial di sekitar siswa.

  Lingkungan sosial sekolah seperti, orang tua, guru, staf administrasi, teman-teman, masyarakat sekitar dan tetangga.

  Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

  19 c. Tujuan Pendidikan Menurut Ahmad D. M arim ba,21 2 2 tujuan pendidikan mempunyai empat fungsi. Fungsi itu pertam a, tujuan berfungsi mengakhiri usaha.

  kedua

  , tujuan berfungsi mengarahkan usaha, ketiga, tujuan dapat berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan lain yang baru atau tujuan lanjutan, keempat, fungsi dari tujuan adalah memberi nilai (sifat) pada usaha itu.

  Kadang-kadang istilah tujuan disamakan dengan keinginan tetapi hakikatnya berbeda, dimana tujuan sifatnya lebih luas cakupannya dan lebih kekal adanya sedang keinginan cakupannya kurang luas dan mudah berubah. Masalah-masalah yang tercakup dalam tujuan adalah proses, prediksi, maksud dan keinginan itu sendiri. Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa suatu tujuan dalam praktiknya menghendaki pilihan-pilihan yang dilakukan secara seksama terhadap berbagai alternatif yang ditawarkan.

  Dilihat dari perspektif sifat dan kegunaannya tujuan pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Tujuan umum

  Secara Islam, tujuan umum pendidikan sinkron dengan tujuan agama Islam2' yaitu berusaha mendidik individu beriman agar

  21 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, Al-Ma’arif, 1962, him. 4c

22 Hery Noer Aly dan M. Munzier, Watak Pendidikan Islam, Jakarta, Friska Aguns Insani.

  2000. him. 142. tunduk, bertaqwa dan beribadah dengan baik kepada Allah SWT, sehingga memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat 2) Tujuan khusus

  Dari tujuan umum pendidikan di atas yang berpusat pada ketaqwaan dan kebahagiaan tersebut dapat digali tujuan-tujuan khusus sebagai berikut:

  a) Mendidik individu yang salah dengan memperhatikan segenap dimensi perkembangan, rohaniah, emosional, sosial, intelektual dan jasmaniah.

  b) Mendidik anggota kelompok sosial yang salah, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat miskin.

  c) Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang besar.

  Menurut Mohammad Al-Toumy al-Syaibany2’ menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi: 1) Tujuan yang berkaitan dengan individu yang mencakup perubahan pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani serta kemampuan- kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.

  2) Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat yang mencakup tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat serta memperkaya pengalaman masyarakat. 2

  3 23 H. Abadin Nota, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Logos, 2001, him. 54.

  

22 , pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi, dan kegiatan masyarakat.

  B. RASA PERCAYA DIRI

  1. Pengertian Kepercayaan pada diri sendiri bersumber hanya pada tenaga kodrat kita sendiri sebagai karunia Allah yang telah menjadi milik kita berkat kesetiaan kita.24 Sebagai contoh keberanian kita sama besarnya dengan kerendahan hati kita, kepercayaan pada diri sendiri sama besarnya dengan kecurigaan kita pada diri sendiri, juga sama besarnya dengan kepercayaan kita pada Allah.

  Dalam konsep Islam percaya diri sangat berkaitan erat dengan tingkat percaya dirinya (PD-nya). Sebagai ilustrasi kita bergerak ke belakang tepatnya sejarah Nabi Muhammad SAW, yaitu saat Ali bin Abi Thalib sangat percaya diri ketika diminta tidur menggantikan Rasulullah SAW, ketika ada ancaman pembunuhan kepada beliau. Tanpa ada rasa takut dan khawatir terhadap keselamatan nyawanya. Ini semua karena Ali bin Abi Thalib memiliki keimanan yang tinggi.

  Dengan demikian rasa percaya diri (PD) ada kaitannya dengan keimanan, untuk itu kita wajib menumbuhkan rasa percaya diri (PD) itu. 3) Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan "4 Alex Lanur OFM, Menemukan Diri. Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1990, him. 34.

  23 Sebaliknya orang yang imannya rendah, maka seolah-olah orang itu tidak memiliki rasa percaya diri.

  Berdasarkan uraian di atas dapat diambil batasan atau pengertian percaya diri, antara lain: a. Menurut Akrim Ridha dalam bukunya Menjadi Pribadi Sukses, percaya diri (al tsiqoh bi al n a f s ) adalah sumber potensi utama seseorang dalam hidupnya.2^

  b. Orang yang PD adalah orang yang tahu kemampuan dirinya bergerak karena keimanan, sehingga ia akan dapat memosisikan dirinya sesuai kemampuannya.2

  5

  26

  2. Dasar Yang mendasari bahwa orang harus memiliki rasa percaya diri yang cukup adalah: a. Al Qur’an surat Fush Shilat ayat 30 (41; 30)

  • *■ '* * Sfl

  1 JLgJLc- J 1^«.' 5:2,1 a il \2>J IjJ li Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah

  25 Izzatul Jannah, Everyday is PE DE Dav. Surakarta, Era Adicitra Intermedia, 2006, him. 10.

  26 Ibid. kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”.

  Dari ayat di atas jelas bahwa Allah akan meneguhkan pendirian hambanya, agar manusia tidak merasa takut dan bersedih, sebab dengan rasa percaya diri yang kuat (iman kuat), maka perasaan nyaman, tenteram dan tanpa rasa takut, b. Hadits Rasulullah yarig berbunyi:

  Sesunggulinya Allah tidak memandang kepada identitas (sosial) dan tidak pula kepada hartamu, akan tetapi Allah melihat hatimu (iman) dan amalanmu (perilakumu).

  Dari hadits tersebut jelas, bahwa setelah kita dipanggil Allah, yang ditonjolkan ada dua hal yaitu hati (keimanan) dan amalan (perilaku), artinya orang yang memiliki iman akan memiliki rasa percaya diri (PD) yang cukup kuat sehingga amalannya (perilakunya) menjadi benar atau sesuai aturan terutama aturan agama Islam.

  3. K arakter dan Prinsip “ PD” Orang yang memiliki tingkat percaya diri (PD) yang tinggi

  performance atau penampilannya jauh berbeda dengan orang yang tidak

  Artinya: memiliki rasa “PD”.27 Dari performance atau penampilan inilah memunculkan karakter atau sifat khas orang yang memiliki rasa percaya diri (PD). Adapun karakter dan prinsip itu adalah:

  a. Berani tampil beda Seseorang yang merasa PD hampir pasti memahami dirinya sendiri dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan dirinya, kelemahannya dan keterbatasannya sehingga jadilah seseorang yang berani tampil beda.

  Pada umumnya seseorang berani tampil beda bila: Cenderung memimpin, bukan mengekor.

  Dapat menciptakan trend bukan mengikuti trend.

  b. Berani menerima tantangan Berani menerima tantangan berarti berani untuk belajar sesuatu yang baru. Seorang yang berani belajar berarti ia berani awet muda sebagaimana ungkapan Henry Ford berikut, “Anyone who stops

  learning is old whether at twenty or eight. Anyone who keeps learning stays young. The greaters thing in life is to keep your m ind young”.

  c. Asertif Asertif artinya tegas, punya idea dan berani berkata tidak, sebab memiliki ilmu pengetahuan baik umum maupun agama. Dengan kata lain memiliki sikap. Sebagai contoh kisah hamba Allah Nabi Yusuf dengan Zulaikha (isteri raja yang bernama Al-Aziz).

  Ibid.

  27 sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Dalam kisah ternyata Nabi Yusuf terlepas dari perbuatan zina sebab Nabi Yusuf memiliki sikap yang tegas dan berani berkata tidak. Sikap ini ieijadi karena Nabi Yusuf adalah orang yang beriman kepada Allah SWT.

  d. Mandiri Artinya seorang yang PD selalu percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya sendiri dalam mengatasi permasalahan. Di samping itu jarang mengeluh, suka bekeija keras, rajin dan tidak suka menggantungkan orang lain. Dalam konteks keimanan, lebih sering bergantung kepada Allah SWT.

  4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rasa “PD” Berdasarkan pengalaman (empiris) hal-hal yang mempengaruhi rasa percaya diri (PD) seseorang ditentukan oleh kedua faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern,

  a. Faktor intern Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri itu sendiri tanpa pengaruh luar. Faktor ini seperti:

  1) Keimanan Agama Islam akan menuntun manusia menjadi individu yang beriman sehingga menjadi manusia tauhid. Sebagai atribut manusia tauhid yang diharapkan lahir dari rahim pendidikan28, adalah

  pertam a

  , memiliki komitmen utuh, tunduk dan patuh pada Allah

  ~8 Muhammad Irfan dan Mastuki, Teologi Pendidikan, Friska Agung Insani, Jakarta, 2000, him. 109.

  SWT, kedua, menolak segala pedoman dan pandangan hidup yang datang bukan dari Allah SWT. Penolakan ini berarti emansipasi dan restorasi kebebasan esensialnya, agar komitmennya pada Allah menjadi kokoh dan utuh, ketiga, bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas hidupnya, keempat, tujuan hidupnya amat jelas, yaitu ibadahnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya selalu ditujukan demi Allah semata. Komitmen ini selalu diucapkan minimal lima kali setiap hari yaitu setiap sholat, komitmen ini yaitu Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati

  li Allahi rabb al-alamin, kelima , memiliki visi dan misi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangun secara bersama-sama.

  2) Ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan yang dibingkai oleh iman dan taqwa akan lebih bermakna, terkendali dan dapat meningkatkan nilai-nilai moral.29

  Dengan ilmu pengetahuan semacam ini orang dapat membuat rencana, analisis dan perhitungan-perhitungan manfaat dan madlorat apa yang akan dilakukan. Dari sinilah rasa percaya diri (PD) akan tumbuh dan berkembang.

  3) Motivasi ketuhanan Motivasi inilah yang mendasari sikap ikhlas dan tanpa pamrih, karena segala perbuatan kita semata-mata merupakan pengamdian

  ~9 Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta, Paramodina dan Logos, 2001. him. 84. kepada Allah. Sehingga motivasi ini juga akan membimbing seseorang kepada perasaan percaya diri yang lebih besar.

  4) Rasa malu dan rendah diri Rasa malu dan rendah diri merupakan aspek emosional dan mempunyai peranan dalam dinamika perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Rasa rendah hati dapat mengakibatkan malu dan sebaliknya rasa malu dapat mengakibatkan rasa rendah diri.

  Malu merupakan salah satu aspek emosional manusia yang bersifat naluriah dan alamiah, artinya sudah merupakan aspek perilaku manusia yang bersifat bawaan dan senantiasa melekat dengan perikehidupan manusia.’0 Dengan rasa malu orang mungkin menjadi lebih terdorong untuk melakukan sesuatu dan sebaliknya

Dokumen yang terkait

MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di Kelas 4 SDN Bale arjosari 1 Kotamadya Malang)

0 5 2

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PERCAYA DIRI

0 23 8

HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA MENGIKUTI KEGIATAN PESANTREN KILAT TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM BELAJAR (Studi Kasus pada Siswa MTs. YAROBI Grobogan Tahun Pelajaran 2005/2006) - Test Repository

1 1 112

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU (Studi Kasus Siswa Di MTs Rohmatullah Cokro Kab. Magelang Tahun 2006/2007) - Test Repository

0 0 92

PENCARUH SIKAP DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAPK REATIVITAS ANAKD I SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa Ml Tholabiyah Tcgaron Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2008) - Test Repository

0 0 91

PENGARUH PERILAKU IHSAN TERHADAP PERILAKU BELAJAR Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Tajuk Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2009 - Test Repository

0 0 83

HUBUNGAN ANTARA KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 01 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 72

PENGARUH PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH (Studi kasus pada siswa Kelas IV dan V MI Reksosari 03 Suruh Tahun 2008) - Test Repository

0 1 104

PENGARUH VARIASI METODE MENGAJAR AL-QUR'AN HADITS TERHADAP MOTIVASI KEAGAMAAN SISWAStudi Kasus Pada Siswa Kelas V dan VI MI Tajuk Kecamatan Getasan Tahun 2008 - Test Repository

0 1 123

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum Gading Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2006-2007) - Test Repository

0 0 106