PR O B L E M A T IK A M A N A JE M E N M A D R A SA H DINIYAH (Studi Kasus pada Guru Madrasah Diniyah Desa Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Crobogan Tahun 2009)

  

PR O B L E M A T IK A M A N A JE M E N M A D R A SA H DINIYAH

(Studi Kasus pada Guru Madrasah Diniyah Desa Karanglangu

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Crobogan

  

Tahun 2009)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

  O leh:

  

ADI MIARSONO

NIM : 111 04 055

J U R U S A N T A R B IY A H

P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M

  

S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN )

S A L A T IG A

2009

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEK OLAH T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

  Website :

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 4 Agustus 2009 Penulis,

  A D I M IA R S O N O N IM : 111 04 055

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEK OLAH T IN G G I A G A M A IS L A M NEGERI (S T A IN ) S A L A T IG A //. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

  Website :

  Suwardi, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudara ADI MIARSONO Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu''alaikum. Wr Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : ADI MIARSONO

  NIM : 111 04 055 Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

  Judul : PROBLEMATIKA MANAJEMEN MADRASAH DINIYAH (Studi Kasus pada Guru Madrasah Diniyah Desa Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun 2009)

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqo syahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  W assalamu'alaikum, Wr, Wb

  Salatiga, Agustus 2009 Pembimbing

  Suwardi, M.Pd NIP. 19670121 199903 1 002

  D EPAR TEM EN A G A M A RI SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

  Website

PENGESAHAN KELULUSAN

ADI MIARSONO

  

Skripsi Saudara : dengan N o m o r Induk M ah asisw a :

111 04 055 “PROBLEMATIKA MANAJEMEN

yan g b eiju du l :

  

MADRASAH DINIYAH (Studi Kasus Pada Madrasah Diniyah Desa

Karanglangu, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan Tahun 2009”.

  

T elah dim unaqasahkan dalam sidan g panitia ujian Jurusan T arbiyah S ek olah

T in ggi A gam a Islam N eg eri S alatiga pada hari : Kamis tanggal

  20 Agustus 2009 y an g bertepatan dengan tanggal

  29 Sya’ban 1430 H dan telah

diterim a sebagai b agian dari syarat-syarat untuk m em p eroleh gelar Sarjana dalam

Ilmu Tarbiyah.

  2 0 A gu stu s 2 0 0 9 M Salatiga,

  29 S y a ’ban 1430 H

Panitia Ujian

Pem bim bing

  

Suwardi. S.Pd., M.Pd

N IP .19670121 199903 1 002

  

IV

  

MOTTO

s' y

  

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang Telah diusahakannya.

  Mulai dari Nol (0)...!!!

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

  1. Bapak dan Ibu (Bapak L. Nuryanto dan Ibu Pasmi) tercinta yang senantiasa sabar dan iklas dalam membimbing kehidupanku ke jalan yang benar dan lebih bermakna.

  2. Kakak-kakak ku dan adik-adik keponakanku tercinta yang selalu memberiku semangat.

  3. Spesial soulmate ku “Onah” yang telah sabar menemani perjuanganku dalam menuntut ilmu.

  4. Kepada SMC (Stain Music Club) yang telah banyak memberiku ilmu & pengalaman, baik dalam berOrganisasi maupun berMaen music.

  5. Keluarga besar SMC & Teater GETAR yang banyak memotivasiku dalam berproses dan mencari apa yang menjadi tujuan hidupku..

  6. Teman-temanku seperjuangan; Johan dkk, Rofiq dkk khususnya mahasiswa PAI-B angkatan tahun 2004.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Fabb yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya. Penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terealisasikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin.

  Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Dan akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhana ini dengan judul : PROBLEMATIKA MANAJEMEN MADRASAH DINIYAH (Studi Kasus pada

  

Guru Madrasah Diniyah Desa Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan Tahun 2009)

  Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan tulus, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Fatchurrahman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah PAI STAIN Salatiga.

  3. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing yang senantiasa ikhlas dan sabar dalam membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

  4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh selaku Pembimbing Akademik, dan juga Bapak-Ibu Dosen yang banyak memmberikan jasanya, mendidik penulis dalam menuntut ilmu di STAIN Saiatiga.

  5. Ibu Maslikhah, M.Si terima kasih atas bimbingan dan nasihatnya.

  6. Team Perpustakaan STAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

  7. Bapak Tanwir selaku Kepala Madrasah Diniyah desa Karanglangu yang berkenan memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  8. Keluargaku tercinta (Bapak, Ibu, Kakak-kakakku dan adik-adik keponakan- keponakanku).

  9. Terimakasih kepada kru Dot. Comp dan semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Dengan sedikitnya kemampuan yang ada, penulis telah berusaha menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya. Namun dengan demikian, skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman demi kesempurnaan skripsi ini.

  Semoga bermanfaat untuk semua.

  Salatiga, 4 Agustus 2009 Penulis,

  ADI MIARSONO

  DAFTAR ISI

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

  1. Informasi tentang Madrasah Diniyah Desa Karanglangu. 42

  

  3. Keadaan Siswa di Madrasah Diniyah Desa

  

  

  1. Problem yang Muncul dalam Manajemen Madrasah

  2. Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Problem

  3. Solusi untuk Mengatasi Problem yang Muncul dalam

   BAB IV ANALISA DATA

  A. Problematika Manajemen Madrasah Diniyah Desa

  1. Problem yang Muncul dalam Manajemen Madrasah

  

  2. Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Problem

  

  3. Solusi untuk Mengatasi Problem yang Muncul dalam

  

  BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

  

   DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Madrasah Diniyah merupakan sebuah wadah pendidikan yang sudah dipercaya oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai sarana untuk belajar ilmu agama Islam dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan proses pendidikan yang di dapat di sekolah diharapkan agar anak mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

  Dalam sekolah-sekolah yang ada di Indonesia dilihat dari sudut pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan tidak terlalu mengecewakan- Hal itu terbukti pendidikan di Indonesia sudah banyak menghasilkan ilmuan, politikus, dan pelaku ekonomi yang handal. Meski jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainya pendidikan di Indonesia berada pada peringkat bawah. Setiap instansi kependidikan sangatlah memerlukan program-program yang teratur dan manajemen yang matang, namun terkadang dalam realitanya program-program yang sudah tertata dengan baik di atas kertas belum tentu sepenuhnya dilaksanakan dengan baik di lapangan.

  Fenomena-fenomena seperti yang digambarkan di atas menunjukkan adanya kekurangan dalam praktek pendidikan di Indonesia. Dalam proses pendidikan hendaknya diberi penekanan pada upaya membimbing dan membiasakan agar ilmu pengetahuan yang diajarkan tidak hanya dipahami,

  2

  dikuasai atau dimiliki, akan tetapi lebih dari itu perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.1 Untuk menyikapi hal tersebut perlu kiranya kita melihat wadah pendidikan yang lebih dispesifikkan mempeiajari ilmu agama Islam yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah. Yang dimaksud adalah Madrasah Diniyah. Ketika kita mengamati perkembangan madrasah diniyah sebagai sebuah institusi pendidikan mungkin sangat sulit bagi kita untuk tidak mengakuinya sebagai sebuah realitas umum dalam konteks dinamika pendidikan keagamaan pada beberapa daerah di republik bernama Indonesia.

  Hal-hal minimalis yang dialami madrasah diniyah antara lain dalam bentuk sumber dana yang minim, alokasi waktu yang minim, kesejahteraan pendidik yang minim, aspek manajerial yang minim, perhatian pemerintah yang minim, penguasaan metodologi pengajaran yang minim, sarana prasarana yang minim dan hal-hal lain yang serba minim. Tetapi yang memunculkan rasa takjub adalah meskipun madrasah diniyah dikelola dalam keadaan serba minimalis namun masih tetap eksis melayani pendidikan keagamaan bagi masyarakat dimana madrasah itu berada. Tidak seperti sekolah-sekolah dasar milik pemerintah yang banyak mengalami fenomena gulung tikar dalam bentuk karena kurang diminati oleh masyarakat, kita justru hampir tidak mendengar adanya Madrasah Diniyah yang bangkrut karena minimnya masyarakat menyekolahkan anaknya. Seperti ada yang membuat Madrasah Diniyah tetap eksis di tengah arus modernisasi yang begitu deras

  ' Samsu! Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat pers, Jakarta, 2002, hlm.90

  3

  hendak menggerus nilai-nilai tradisi dalam berbagai ranah kehidupan sosial budaya.

  Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati bahwa Madrasah Diniyah sebagai 'lembaga pendidikan Islam yang telah menunjukkan kemampuanya dalam mencetak kader-kader uiama’ mulai dari kecil hingga dewasa dan telah berjasa turut mencerdaskan kehidupan bangsa dan keberhasilannya dalam menanamkan sikap mandiri dan disiplin.

  Di era globalisasi ini kehidupan sudah semakin tidak dapat terkontrol. Khususnya dalam permasalahan-permasalahan yang ada di dalam pendidikan. Pendidikan di sini sifatnya luas, artinya bukan hanya pendidikan yang bersifat umum, tetapi juga Pendidikan Agama Islam.

  Membandingkan dua hal yang tidak sebanding adalah merupakan langkah yang kurang adil. Sekolah umum yang pada umumnya berstatus negeri dan dengan statusnya itu seluruh pembiayaan, ketenagaan, semua kebutuhan fasilitas tercukupi oleh pemerintah dibandingkan dengan prestasi madrasah yang pada umumnya berstatus swasta dan tidak memperoleh fasilitas sebagaimana yang diterima oleh sekolah umum pada umumnya.

  Tambahan lagi, bahwa madrasah dan sekolah umum memiliki karakteristik dan orioentasi yang membawa konsekuensi beban berbeda. Madrasah untuk membangun ciri khasnya, mereka menambah beban dengan cara memberi penguatan pada aspek keagamaan (Islam) yang sesungguhnya merupakan kekuatan tersendiri, akan tetapi tidak pernah memperoleh perhargaan lebih tatkala membandingkan di antara keduanya. Ketika pada umum orang gelisah

  4

  dengan fenomena maraknya perkelahian antar-siswa, merebaknya kasus-kasus penggunaan obat terlarang di kalangan siswa, pergaulan bebas dan seterusnya, fenomena Madrasah jauh dari citra buruk seperti itu, misalnya, dalam pengamatan selama ini sedikit sekali ditemukan kasus-kasus negatif seperti itu di Madrasah, lantaran kekuatan spiritual yang dikembangkan. Kenyataan ini belum pernah memperoleh pengakuan semestinya. Sedangkan prestasi membangun akhlak atau budi pekerti dari kedua jenis lembaga pendidikan tersebut tidak pernah dilihat, sehingga seolah-olah aspek itu dipandang kurang penting. Padahal, yang sesungguhnya tatkala bangsa tidak memiliki karakter, akhlak atau kepribadian maka segala-galanya akan tidak bermakna, sekalipun

  ' y

  mereka menyandang intelektual yang tinggi. Kata kuncinya dalam mengelola pendidikan, semestinya harus mengedepankan kebersamaan, kesemestaan, keadilan, dan dijauhkan perlakuan diskriminatif.

  Tujuan Pendidikan Agama Islam juga menginginkan perubahan pada bidang asasi salah satunya adalah tujuan individu yang berkaitan dengan individu-individu, pelajaran (learning) dan dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa yang berkaitan dengan individu-individu tersebut pada perubahan yang diinginkan pada tingkah laku, aktifitas dan pencapaiannya, dan pada pertumbuhan yang diinginkan pada pribadi mereka, dan pada persiapan yang dimestikan pada mereka di kehidupan dunia dan akhirat. Maka dari itu Pendidikan Agama Islam sangat diperlukan, karena dengan Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap perilaku anak didik. Dan pada bab 2

  2

  5 ini khususnya ditujukan pada permasalahan yang ada di Madrasah Diniyah.

  Jadi dalam Madrasah Diniyah ini sudah banyak dibahas di atas yang isinya tentang pendidikan yang khususnya pendidikan Islam. Madrasah Diniyah sangat menarik dan sangat menacu semangat untuk diteliti dan dikupas sampai sedalam-dalamnya. Karena apabila dilihat realitanya sekarang dalam Madrasah Diniyah keadaannya sangat memprihatinkan. Salah satunya yaitu dilihat dari segi SDM sangatlah kurang, dan selain itu sarana dan prasarana juga sangat minim. Dari kondisi yang seperti itu tentu saja ada beberapa permasalahan tentang manajemen (pengelolaan) dalam Madrasah Diniyah tersebut. Dalam konteks tersebut penulis ingin meneliti Problematika Manajemen Madrasah Diniyah di Desa Karanglangu Kec. Kedungjati Kab.

  Grobogan 2009.

B. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan dalam memahami dan menghindari kesalahan dalam penafsiran judul skripsi, maka penulis sampaikan maksu-maksud istilah breikut:

  1. Problematika Manajemen Problematika (problematic) berasal dari bahasa Inggris yang artinya persoalan atau masalah/ Jadi, Problematika Manajemen adalah persoalan atau masalah-masalah yang terjadi dalam Manajemen

  J John M. Echols, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, him. 448

  6

  2. Madrasah Diniyah Madrasah adalah sekolah yang biasanya dimiliki oleh lembaga

  Islam. Sedangkan kata Diniyah 'berasal dari bahasa Arab yang artinya keagamaan.

  C. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apa problematika yang muncul dalam Manajemen Madrasah Diniyah di Desa Karanglangu Kec. Kedungjati Kab. Grobogan tahun 2009?

  2. Apa faktor yang melatar belakangi munculnya problem-problem dalam Manajemen Madrasah Diniyah di Desa Karanglangu Kec. Kedungjati Kab.

  Grobogan tahun 2009?

  3. Apa solusi yang tepat untuk mengatasi problem-problem yang terjadi pada Madrasah Diniyah di Desa Karanglangu Kec. Kedungjati Kab. Grobogan?

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pada pokok masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui problematika yang muncul dalam Manajemen Madrasah Diniyah di Desa Karanglangu.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi munculnya

  p r o b le m - p r o b le m d a la m M a n a j e m e n M a d r a sa h D i n iy a h d i D e s a Karanglangu.

  7

  3. Untuk mengetahui dan menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi problem-problem yang terjadi pada Madrasah Diniyah di Desa Karanglangu.

  E. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat Teoritis.

  Dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang Problematika Manajemen Madrasah Diniyah, sehingga dari informasi tersebut dapat memberikan manfaat apabila ternyata Problematika Manajemen Madrasah Diniyah bisa memberikan pelajaran yang sangat penting bagi kita semua. Selanjutnya kita dapat senantiasa ikut serta mencari solusi yang tepat untuk mengatasi problem-problem tersebut.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi peneliti Dari penelitian ini, peneliti mempunyai harapan agar mendapatkan pengalaman yang luas khususnya dalam bidang manajemen. Jadi selain mndapatkan ilmu manajemen yang diajarkan di kampus juga bisa belajar dari meneliti tentang manajemen dan problem-problem yang ada di Madrasah Diniyah.

  b. Bagi Madrasah Diniyah Manfaat hasil penelitian bagi Madrasah Diniyah yaitu: bisa mengetahui problem-problem manajemen dalam Madrasah tersebut

  8

  dan problem tersebut bisa menjadi pelajaran untuk memperbaiki manajemen atau pengelolaannya.

  c. Bagi Departemen Agama Bisa mendapatkan informasi tentang problem-problem manajemen yang ada dalam Madrasah Diniyah dan bisa memberikan solusi untuk mengatasi problem-problem tersebut.

  d. Bagi STAIN Salatiga Bisa mendapatkan informasi tentang problem-problem manajemen yang ada dalam Madrasah Diniyah dan menjadi referensi keilmuan.

F. Metodologi Penelitian

  Untuk membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil beberapa metode untuk dijadikan landasan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Pendekatan Penelitian

  Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih agar pendeskripsian tentang Problematika Manajemen Madrasah Diniyah dapat dilakukan secara mendalam. Pendekatan kualitatif fenomenologi juga penulis terapkan dengan mengamati fenomena- fenomena dunia konseptual subyek yang diamati melalui tindakan dan pemikirannya guna memahami makna yang disusun oleh subyek di sekitar Problematika Manajemen di Madrasah Diniyah.

  9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Dalam penulisan skripsi dengan judul Problematika Manajemen Madrasah Diniyah ini, penulis mulai melaksanakan penelitian pada hari Sabtu, 4 Juli 2009 Madrasah Diniyah Desa Karanglangu RT 04 / RW 02 Kec. Kedungjati Kab. Grobogan

  3. Subyek Penelitian

  Merupakan sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (”attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. Jadi bisa dikatakan bahwa peneliti sebagai subyek penelitian dan yang menjadi obyek adalah para Guru di Madrasah Diniyah Desa Karanglangu

  4. Teknik Pengumpulan Data

  Penulisan ini selain menggunakan riset kepustakaan yang sering disebut dengan pendekatan kualitatif, untuk memenuhi akurasi data terhadap sumber data primer dan sekunder maka penulis juga menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara Wawancara merupakan teknik utama dalam penelitian ini.

  Teknik wawancara digunakan untuk menangkap makna secara mendasar dalam interaksi yang spesifik. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstandar artinya dalam melakukan i wawancara tanpa menyusun daftar pertanyaan yang ketat. Kelebihan

  10

  wawancara tidak berstruktur dipilih dengan harapan wawancara dapat dilakukan secara lebih personal yang memungkinkan diperoleh informasi sebanyak-banyaknya. Apabila diperkenankan oleh informan dan bila dibutuhkan, peneliti menggunakan alat bantu berupa : buku, catatan, mesin perekam, dan pengambilan foto dengan kamera,

b. Studi Dokumentasi

  Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber non insani. Penggunaan studi dokumentasi ini didasarkan pada lima alasan yaitu : (1) Sumber- sumber ini tersedia dan murah (terutama dari segi waktu); (2) Dokumen dan rekaman merupakan sumber informasi yang stabil, akurat, dan dapat dianalisis kembali; (3) Dokumen dan rekaman merupakan sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan mendasar dalam konteksnya; (4) Sumber ini merupakan pernyataan legal yang dapat memenuhi akuntabilitas; dan (5) Sumber ini bersifat nonreaktif. sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.

5. Teknik Analisis Data

  Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti. Kegiatan analisis dilakukan dengan menelaah data, menata, mencari pola, menemukan apa yang bermakna, dan apa yang akan diteliti dan dilaporkan secara sistematis.

  11 G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan disusun dalam lima bab:

  bab I Pendahuluan Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, penjelasan istilah,

  rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan Teori Pada bab ini berisi telaah teoritik tentang Problematika Pengelolaan Madrasah Diniyah. Bab III Laporan Hasil Penelitian Pada bab ini dilaporkan tentang keadaan yang melihat responden,

  lokasi, keadaan siswa, dan permasalahan-permasalahan yang ada di daalamnya.

Bab IV Analisis Data Di dalamnya dibahas tentang analisis pendahuluan dan analisis lanjutan. Bab V Kesimpulan, Saran dan Penutup Merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup di dalamnya kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

  

B A B II

LAND ASAN TEORI

A. Problematika

1. Pengertian

  Problematika (problematic) berasal dari bahasa Inggris yang artinya persoalan atau masalah. Semua insan yang hidup di dunia pasti tidak akan luput dari yang namanya persoalan atau masalah. Dan masalah tersebut bisa menjadikan pola pikir manusia bertambah dewasa, karena dengan ada masalah seseorang akan lebih menggunakan otak untuk berfikir dan mencari jalan yang benar-benar logis. Persoalan atau masalah tidak hanya terdapat pada diri pribadi. Namun, suatu organisasi dan lembaga pendidikan juga pasti terdapat suatu masalah. Karena di dalamnya ada suatu manajemen yang mengelola proses pembelajaran pada lembaga tersebut. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan anak bangsa. Lebih dispesifikkan lagi yaitu pendidikan yang bersifat keagamaan yaitu Pendidikan Agama Islam.

  Pendidikan Islam akan menjadikan contoh moral yang baik. Saat ini kehidupan kaum muslimin ui berbagai negeri tengah didera oleh ideologi kapitalisme maupun sosialisme-komunisme. Tidak terkecuali dengan Indonesia yang merupakan salah satu negeri muslim terbesar di dunia kini tengah mengalami berbagai macam keterpurukan akibat mengemban ideologi tersebut. Secara praktis, mafahim, maqayis, dan qanaah yang

  13

  dimiliki oleh masyarakatpun tidak sepenuhnya diberikan kepada Islam, melainkan kepada kapitalisme maupun sosialisme-komunisme. Oleh karena itu merupakan suatu kewajiban pula bagi kaum muslimin untuk mengembalikan unsur yang berbau Islam melalui aktifitas dakwah yang dilakukan secara berjamaah dalam berinteraksi dengan masyarakat hingga dapat menanamkan nilai-nilai baru ditengah-tengah masyarakat secara berkesinambungan.

  Dalam sejarah pendidikan Islam, mempunyai kegunaan sebagai faktor keteladanan.4 5 Dalam dunia pendidikan, masalah klasik masih sering dipersoalkan oleh para pakar pendidikan (Islam) adalah adanya dikotomi daiam sistem pendidikan.3 Dan pastinya ada pula persoalan-persoalan dan yang melatarbelakangi persoalan dalam manajemen.

2. Kaitannya dengan Lembaga Pendidikan Islam non Formal

  Taman pendidikan Alqur’an atau taman pendidikan seni Alqur’an adalah lembaga pendidikan yang ada di masyarakat non formal. Posisinya dirasa sangat perlu keberadaannya dalam mencetak generasi qur’ani. Wajar memang tatkala efek dari globalisasi telah merambah disemua kalangan,penanaman dan pemantapan pondasi aqidah sebagai dasar hidup mutlak harus, apabila generasi muda kita. Tentu mustahil “adat basandi

  4 Mustafa - Abdullah Aly, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Pustaka Setia,

  Bandung,him. i 6

  

5 Muslih Usa, Pendidikan Islam Di Indonesia, PT. Tiara Wacana Yogya, him. 02

  14

  syarak dan syarak basandi kitabullah”akan dapat menuai hasil apabila tidak adanya usaha dari kita untuk menjalankannya.6 Problematika dalam lembaga pendidikan Islam non formal sangatlah berangam, dari masalah SDM, dana, sampai masalah manajemen. Sebagian besar lembaga pendidikan islam non formal berada di daerah pedesaan dan sebagian banyak yang belum mengutamakan dan mengedepankan lembaga pendidikan ini,.

  Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Drs Syaefudin, MPd. alumnus S2 konsentrasi Manajemen Pendidikan Universitas Islam, Istilah pendidikan Islam dipergunakan dalam dua hal, yaitu: satu, segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau lembaga untuk menanamkan nilai- nilai Islam dalam diri sejumlah siswa. Dua, keseluruhan lembaga pendidkan yang mendasarkan segenap program dan kegiatannya atas pandangan dan nilai-nilai Islam.

E. Manajemen (Pengelolaan)

1. Pengertian

  Secara umum semua instansi yang didalamnya terdapat sebuah organisasi atau lembaga pendidikan sadar atau tidak sadar telah melaksanakan manajemen, karena dalam prakteknya, manajemen dibutuhkan di mana saja orang-orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai suatu tujuan bersama. Begitu juga di dalam organisasi sekolah.

  1207058650/Pendidikan+Agama+Non+Forma 1+Juga+ Butuh+Diperhatikan

  15 Akan tetapi manajemen yang diterapkan belum tentu berlangsung secara

  baik sesuai dengan prosedur yang ada. Untuk mengetahui lebih jelas apa yang dimaksud dengan manajemen, berikut akan dilihat "beberapa defenisi, yaitu : Manajemen ialah “kepemimpinan, proses pengaturan, menjamin kelancaran jalannya pekerjaan dalam mencapai tujuan dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.” 7 8

2. Unsur Manajemen

  Dari defenisi tersebut dapat dilihat ada beberapa unsur yang terdapat dalam manajemen, yaitu: a. Unsur kepemimpinan.

  b. Unsur pengaturan.

  c. Unsur menjamin kelancaran.

  d. Unsur pencapaian tujuan. o e. Unsur pengorbanan.

  Kelima unsur di atas sebagai pengertian dari manajemen adalah bagian-bagian dari tugas yang harus dilaksanakan dengan tanggung jawab.

  Manajemen pendidikan juga dapat diartikan segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang. Asumsi di atas melahirkan suatu teori ekstrim,

  '

  16

  bahwa maju mundur atau baik buruknya suatu bangsa akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu.9 Dari ungkapan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efesien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efktif dan efesien.

  Apabila dilihat secara luas unsur-unsur manajemen seperti yang dirumuskan di atas dapat dikatakan antara satu dengan yang lainnya tidak terlepaskan atau saling berkaitan. Karena sebagai pemimpin tidak akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik apabila tidak ada kemampuan mengatur. Sedangkan dalam tugas memimpin dan mengatur menuntut adanya tanggung jawab, sehingga terjamin kelancaran program kegiatan yang dilaksanakan, demikian juga dalam tugas memimpin harus ada pengorbanan baik dalam bentuk moril demikian juga materil. Apabila semua unsur-unsur telah dilaksanakan dengan sendirinya, apa tujuan yang telah diprogramkan akan mudah tercapai. Tujuan utamanya adalah meningkatkan efesiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.

  Dalam kaitan ini sebagai modal utama bagi kegiatan manajemen ialah kemampuan manusianya, yaitu terbentuknya sumber daya manusia yang baik dan terarah. Dan di dalam manajemen, seseorang dapat

9 Ibid, him. 08

  17

  memiliki falsafah di dalam atau di luar manajemen. Arti dari falsafah manajeman ialah suatu cara berfikir di dalam manajemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep dan keyakinannya.10

  Antara manajemen sumber daya manusia dengan personel manajemen terdapat di dalam ruang lingkup dan tingkatannya. Manajemen sumber daya manusia baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri. Personil manajemen mencakup sumber daya manusia yang berada dalam perusahaan-perusahaan modern-modern yang dikenal dengan sektor formal.

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa manajemen tidak terlepas dari sumber daya manusia, karena manajemen berlangsung di dalam organisasi manusia. Jelaslah apabila orang-orang yang bergabung dalam organisasi tidak dimenej atau dipimpin secara baik, meraka akan kurang berkembang dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu atau mungkin saja mengalami kesulitan dan problema-problema lainnya. Dalam tindakan manajemen seseorang, terdapat beberapa sistem berfikir. Seorang manajer membangun pola berfikir, menerima criteria, hubungan social dan suasana ekonomis yang diinginkan di dalam keputusan yang dicapai dan tindakan- tindakan yang akan diambil.11

3. Prinsip umum Administrasi

  Manajemen mempunyai hubungan erat dengan administrasi. Dalam hal ini diperlukan Administrasi dalam Madrasah Diniyah. Administrasi

  10 George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, PT. Bumi Aksara, Jakarta, him. 22

  11 Ibid, him. 22

  18 Pendidikan Madrasah Diniyah ialah segala usaha bersama untuk

  mendayagunakan sumber-sumber, baik personil bersama maupun material secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di Madrasah Diniyah secara optimal. Sebagai contoh, apabila kepala Madrasah Diniyah telah memanfaatkan guru-guru dan pegawai lain serta menggunakan semua peralatan madrasah sehingga proses belajar mengajar serta kegiatan madrasah lainnya berjalan dengan baik, maka kepala Madrasah diniyah tersebut telah melaksanakan administrasi. Adapun prinsip Umum Administrasi dalam Madrasah Diniyah adalah sebagai berikut:

  a. Administrasi Madrasah bersifat praktis, dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan situasi nyata di Madrasah Diniyah.

  b. Administrasi Madrasah Diniyah berfungsi sebagai sumber informasi bagi peningkatan pengelolaan pendidikan dan proses belajar mengajar.

  c. Administrasi Madrasah Diniyah dilaksanakan dengan system mekanisme kerja yang menunjang realisai pelaksanaan kurikulum.'2 Secara makro administrasi pendidikan di Madrasah Diniyah mencangkup: Pengajaran/kurikulum, Warga belajar, Ketenagaan/ kepegawaian, Keuangan, Sarana/prasarana/gedung, perlengkapan Madrasah Diniyah, dan hubungan kerjasama dengan masyarakat.

  Dalam pelaksanaan administrasi termasuk administrasi pendidikan diperlukan seorang pemimpin/administrator yang berpandangan luas dan 1

  2

  12

  19

  berkemampuan, baik dilihat dari segi pengetahuan,ketrampilan maupun dari sikap. Hal ini diperlukan karena pimpinan harus menciptakan dan melaksanakan hubungan yang baik antar Kepala Madrasah Diniyah dengan guru, Guru dengan Guru, Guru dengan penjaga madrasah, Kepala madrasah diniyah, guru dan masyarakat.

  Seorang administrator pendidikan diharapkan memiliki pengetahuan tentang administrasi pendidikan yang meliputi kegiatan mengatur proses kegiatan mengajar, warga belajar, ketenagaan, alat pelajaran, gedung dan perlengkapan madrasah diniyah, keuangan madrasah diniyah, dan hubungan dengan masyarakat. Seorang administrator juga diharapkan memiliki sikap memahami dan melaksanakan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pimpinan departemen agama, memahami peraturan- peraturan serta melaksanakannya, menghargai cara berfikir rasional, demokratis, dinamis, kreatif dan terbuka terhadap pembaharuan pendidikan serta mau menerima kritik yang membangun dan saling mempercayai sebagi dasar dalam pembagian tugas-tugas.

  Manajemen sering disejajarkan dengan pengertian kepemimpinan, karena kedua-duanya sama-sama berproses untuk mengemban tugas komando. Kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting, dalam kaitan ini akan dikemukakan pengertian kepemimpinan.

  Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapain tujuan organisasi.

  20 Ha! tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya

  mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi.

  Pendekatan manajemen merupakan suatu keniscayaan, apalagi jika dilakukan dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan. Dengan organisasi yang rapi, akan dicapai hasil yang lebih baik daripada yang dilakukan secara individual. Kelembagaan itu akan berjalan dengan baik jika dikelola dengan baik. Organisasi atau lembaga pendidikan apapun, senantiasa membutuhkan manajemen yang baik.

4. Fungsi Manajemen

  Dalam pembahasan awal telah dikatakan bahwa kegiatan manajemen diantaranya ialah mampu memimpin, menggerakkan, mengatur, menjamin kelancaran, dan memberikan pengorbanan daiam hal pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, perlunya memahami fungsi- fungsi pokok manajemen, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, pengawasan, dan pembinaan. Dalam prakteknya fungsi-fungsi tersebut merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Selanjutnya fungsi- fungsi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Perencanaan merupakan proses yang sistematika dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Perencanaan juga merupakan kumpulan kebijakan yang secara sistematik disusun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat

  21

  dipertanggungjawabkan serta dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja. Dalam perencanaan terkandung pemahaman terhadap apa yang telah dikerjakan, permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahannya serta untuk melaksanakan prioritas kegiatan yang telah ditentukan secara proporsional. Perencanaan program pendidikan sedikitnya memiliki dua fungsi utama, pertama, perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan; kedua, perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  b. Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Rencana yang telah disusun akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efesien. Dalam pelaksanaan, setiap organisasi atau lembaga pendidikan harus memiliki kekuatan yang mantap dan meyakinkan sebab jika tidak kuat, maka proses pendidikan seperti yang diinginkan sulit terealisasi.

  c. Koordinasi merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa personil untuk saling berkomunikasi dan berkoordinasi untuk merencanakan sesuatu.

  2 2

  d. Pengawasan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan berkesinambungan, merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan, merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu, dan tidak terbatas pada hal-hal tertentu.

  e. Pembinaan merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur orgnisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara efektif dan efesien.13

  Agar fungsi-fungsi diatas dapat berperan dengan baik, maka dalam kegiatan manajemen harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Berpandangan jauh ke depan. 2) Bersikap dan bertindak bijaksana. 3) Berpengetahuan yang luas. 4) Bersikap dan bertindak adil. 5) Berpendirian teguh. 6) Mempunyai keyakinan bahwa misinya akan berhasil. 7) Berhati ikhlas. 8) Memiliki kondisi fisik yang baik. 9) Mampu berkomunikasi.14

  lj Ibid, him. 40

14 Ibid, him. 41

  23 Fungsi manajemen sekolah tidak terlepas dari upaya menciptakan

  suasana yang mendukung dari semua unsur atau aspek-aspek yang berkaitan dengan kelangsungan pendidikan di sekolah. Perlu dilihat unsur- unsur apa saja yang ada di sekolah atau Madrasah, yang tergolong unsur pokok:

  1. Anak didik.

  2. Pendidik.

  3. Tujuan pendidikan.

  4. Alat-alat pendukung .

  5. Lingkungan.15 Sedangkan apabila ditinjau secara terperinci maka unsur tersebut menjadi sangat luas. Semakin luas unsur tersebut semakin besar pula fungsi manajemen di sekolah atau Madrasah. Apabila dilihat dari unsur pertama, yaitu anak didik maka fungsi utama dari manajemen ialah memberikan arah dan jalan kepada anak didik agar siap dan mampu mengikuti kegiatan pendidikan di sekolah tersebut. Demikian juga terhadap unsur kedua, yaitu mampu menciptakan suasana akrab, kerja sama dan saling pengertian antara pimpinan sekolah dengan guru-guru.

  Lembaga sekolah atau Madrasah yang berperan untuk mendidik manusia agar menjadi manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan, serta mempunyai ketrampilan adalah suatu kegiatan yang merupakan bagian dari kebaikan, sehingga termasuklah kerjasama di lembaga 15 Ibid, him. 42

  24

  pendidikan ditekankan dalam ayat diatas. Pimpinan harus berpegang teguh kepada ayat tersebut, yaitu mengadakan kerjasama dan gotong royong untuk mewujudkan sistem pendidikan yang baik.16

  Konsep manajemen berbasis masyarakat atau juga manajemen berbasis sekolah atau kalau di lingkungan madrasah disebut manajemen berbasis madrasah (society based-management), sesungguhnya bagi madrasah hal itu bukan sesuatu yang baru. Jika manajemen berbasis masyarakat itu diartikan sebagai pengelolaan lembaga pendidikan dikembalikan pada masyarakat, maka sesungguhnya madrasah merupakan potret lembaga pendidikan yang mengetrapkan konsep itu. Pada kenyataannya, belajar dari kasus kehidupan madrasah, terdapat korelasi yang amat signifikan antara tingkat ekonomi masyarakat dengan kemajuan lembaga pendidikannya. Bagi masyarakat yang sudah berekonomi cukup maju dan peduli pada madrasah, maka lembaga pendidikan Islam akan berkembang.

  Artinya, lembaga pendidikan itu akan mampu mengembangkan diri dalam arti mampu menyediakan tenaga guru yang memenuhi syarat, sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum, membangun manajemen yang kokoh dan iainnya. M an tetapi, jika masyarakatnya lemah, sekalipun mereka memiliki kepedulian terhadap pendidikan yang tinggi tetapi tidak akan mampu menyangga kebutuhan lembaga pendidikan secara memadai.

  Jika konsep manajemen berbasis masyarakat diterapkan untuk

  16

  25

  pengembangan pendidikan dalam pengertian sepenuhnya, atau dalam arti pemerintah tidak ikut ambil bagian dalam pengelolaan pendidikan maka hasiinya akan seperti yang dialami Madrasah selama ini.

  Pengelolaan pendidikan di negara berkembang seperti Indonesia ini rupanya justru mengharuskan pemerintah menanggung seluruh biaya pendidikan tingkat dasar dan menengah, tanpa memandang status negeri atau swasta, secara cukup. Pembedaan perlakuan hanya dimungkinkan pada tingkat pendidikan tinggi. Alasannya, bahwa seluruh warga negara, secara adil tanpa diskriminatif seharusnya mengenyam pendidikan pada tingkat dasar. Jika sekelompok masyarakat tidak mengenyam pendidikan dasar maka akan menjadi bandul atau kekuatan penghambat terhadap kemajuan secara keseluruhan yang diinginkan bersama.

  C. Madrasah Diniyah

1. Pengertian Madrasah adalah sekolah yang biasanya dimiliki oleh lembaga Islam.

  Sedangkan kata Diniyah berasal dari bahasa Arab yang artinya keagamaan. Sebenarnya Madrasah Diniyah tidak jauh berbeda dengan TPQ (Taman Pendidikan Qur’an). Dalam TPQ sendiri mempunyai target dan tujuan yaitu; Dapat membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai dengan ilmu tajwid, dapat melakukan sholat dengan baik, dan terbiasa hidup

  26

  dalam suasana Islami, dapat menulis huruf-huruf Al-Qur’an, hafal surat- surat pendek, ayat-ayat pilihan dan doa sehari-hari.17 Madrsah Diniyah merupakan lembaga pendidikan islam yang telah dikenal sejak lama bersamaan dengan masa penyiaran islam di nusantara.

Dokumen yang terkait

E N G A R U H M O D E L P E M B E L A JA R A N P R O B L E M B A S E D L E A R N IN G D A N M E D IA A N IM A S I G A M B A R T E R H A D A P A K T IV IT A S D A N H A S IL B E L A JA R S IS WA

0 8 19

KEBERADAAN MODAL SOSIAL DAN STRATEGI P E N G E M B A N G A N T E R H A D A P P E N G E L O L A A N D A N A P U A P K E C A M A T A N U M B U L S A R I K A B U P A T E N J E M B E R

0 3 204

D IR E K T O R A T JE N D E R A L P E M B E L A JA R A N D A N K E M A H A SISW A A N

0 0 372

R E L E V A N S I P E R D A N O M O R 3 T A H U N 1991 D A L A M P E M B A N G U N A N PARIW ISATA BUDAYA B A L I

0 0 9

M ETO D E P E N D ID IK A N ISLA M D A L A M SU R A T L U Q M A N

0 0 79

J U R U S A N T A R B IY A H P R O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A IS L A M S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) S A L A T IG A

0 0 95

Perpustakaan STAIN Salatiga P E N G A R U H P E M A H A M A N P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M T E R H A D A P K E S A L E H A N S O S IA L SIS W A DI S M K N E G E R I 1 S A L A T IG A T A H U N 2007

0 2 127

JU R U SA N T A R B IY A H PR O G R A M STU D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2008

0 2 95

JU R U SA N T A R B I Y A H PR O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G ER I SALATIGA 2006

0 0 102

JU R U S A N T A R B IY A H PR O G R A M S T U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISLA M SE K O L A H T IN G G I A G A M A ISLA M N E G E R I (ST A IN ) SA L A T IG A 2 6

0 1 123