PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL IMPLIKASINYA DALAM SIKAP KEDEWASAAN ANAK DI DUSUN SEMOYO, DESA SUGIHMAS, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

  PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL IMPLIKASINYA DALAM SIKAP KEDEWASAAN ANAK DI DUSUN SEMOYO, DESA SUGIHMAS, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh NUR ASLIKUDIN NIM 111 11 152 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

  MOTTO بسنبلا مّلعتب ملعلا Ilmu itu didapat dengan belajar, tidak dengan nasab (keturunan).

  (Mauidhoh) K.H Ihsanudin Abdan

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini Penulis Persembahkan Untuk: 1.

  Kepada kedua orang tua penulis, bapak Ashuri dan ibu Siyamah, yang selalu memberikan perhatian penuh serta pengorbanan dan doa yang sangat tulus sehingga dengan segala usahanya penulis dapat melanjutkan studi dengan lancar.

  2. Kakak-kakak dan adikku, Nur Faizah, Nur Aslikah, Nur Laylatul Musyarofah beserta kakak ipar. Keponakan-keponakanku, Nur Ulyatun Nafi‟ah, Isna Rosyidah, Arjunnaja al Adib, dan Nada Mustafida, yang selalu memberikan dukungan, hiburan, serta motivasi kepada penulis

  3. Dra. Ulfah Susilawati M. Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing dan memotivasi penulis dengan sabar dari bangku studi sampai terselesaikannya skripsi ini.

  4. Drs. Abdul Syukur M. Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan sabar.

  5. Seluruh dosen di IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

  6. Murobbi ruhi K.H Ikhsanudin Abdan wa ahli baitihi, Al Maghfurlah K.H Abdul Khaliq, Al Ustadz M. Imam Hanif, Al Ustadz Fauzi Al hidayat yang telah banyak memberikan pelajaran tentang makna kehidupan dalam diri pribadi penulis.

  7. Seluruh keluarga besar SD N Sugihmas 2 yang telah mengajarkan kehidupan sosial yanng sesungguhnya bagi penulis

  8. Teman-teman karibku, Sodiq Tjokrodimulyo, Triyono, Ahmad Fatikhin, dan Eri Ristiawan yang selalu menemani suka duka penulis.

  9. Para sedulur Fk WaMa (Forum Komunikasi MahaANAK Magelang), khususnya penghuni camp, yang selalu memberi semangat kepada penulis.

  10. Keluarga besar IKMAAL (Ikatan Alumni Ma‟had Awwal) yang menjadi tempat rujukan dan solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi penulis dan juga menjadi tempat diskusi keagamaan bagi para alumni pondok pesantren Awwal Koripan, Dawung, Tegalrejo, Magelang.

  

11. Teman, rekan, sahabat selama studi di IAIN Salatiga semua angkatan,

  khususnya angkatan 2011 PAI D, dan semua yang rekan yang mendukung dan memberikan kontribusi yang berarti bagi proses studi penulis selama ini.

  12. Chabibah fi qolbi, yang selalu mengisi hati penulis.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb هدعب ا ّما الله لوسر ىلع املاسو ةلاص لله دمحلا الله مسب

  Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa sebagai ungkapan rasa syukur yang telah melimpahkan hidayah dan inayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Shalawat serta salam penulis sanjungkan ke pangkuan Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah melimpahkan syafaatnya min hadzihis sa’ah ila yaumil qiyamah.

  Skripsi ini menyingkap sedikit tentang persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan formal yang dalam masa ini pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat diperhatikan berbagai kalangan, utamanya pemerintah. Adapun fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi objek penelitian ini yaitu kurangnya minat masyarakat terhadap pendidikan formal. Fenomena ini membuktikan bahwa pendidikan yang selama ini digencarkan oleh pemerintah belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat. Hal ini menjadi motivasi bagi pelaku pendidikan, dalam hal ini guru sekolah dasar di tempat tersebut, untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pendidikan formal.

  Dengan melihat berbagai faktor yang ada dalam masyarakat, penulis berusaha mengungkapkan segala yang menghambat perkembangan pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal. Adapun tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui apa saja sebab- sebab “keterbelakangan pemikiran” yang ada dalam masyarakat tersebut, sehingga diharapkan dapat ditemukan solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan formal di lingkungan masyarakat tersebut.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, tetapi dengan rahmat-Nya dan perjuangan penulis serta bantuan berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas segala nasehat, bimbingan, dukungan, dan bantuannya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.

  4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati M. Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran terbaiknya dalam masa bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. Abdul Syukur M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan sabar.

  6. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

  7. Ayah, Ibu, dan kakak-kakakku serta adikku tercinta yang dengan tulus dan ikhlas berdoa dan memberikan segalanya untuk kelancaran dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan do‟a dan dukungan agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Atas jasa mereka penulis hanya dapat memohon do‟a semoga amal mereka diterima oleh Allah SWT. Dan mendapat pahala yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 10 Februari 2016 Penulis

  

ABSTRAK

  Aslikudin, Nur. 2016. 11111152. Persepsi Masyarakat tentang Pentingnya

  Pendidikan Formal Implikasinya dalam Sikap Kedewasaan Anak di Dusun Semoyo, Desa Sugihmas, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M. Si. Kata kunci: Persepsi, Pendidikan Formal, dan Sikap Kedewasaan

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui persepsi masyarakat Dusun Semoyo, Desa Sugihmas, Kecamatan Grabag, kabupaten Magelang yangmana di dusun tersebut tingkat pendidikan formal anak masih sangat minim.

  Adapun pertanyaan yang ingin dijawab penulis adalah 1. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pendidikan formal implikasinya dengan sikap kedewasaan anak di dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang,

  2. Bagaimana persepsi anak dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang terhadap pentingnya pendidikan formal anak, 3. Apakah pendidikan formal berdampak terhadap sikap kedewasaan anak di dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, mengingat bahwa obyek yang diteliti adalah keadaan alamiah tentang persepsi sebuah masyarakat, model penelitian ini merupakan metode paling baik guna memperoleh dan mengumpulkan data asli (original data) untuk mendeskripsikan keadaan populasi dan untuk mendapatkan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis dengan reduksi data, penyusunan data dan mengambil kesimpulan.

  Berdasarkan temuan lapangan, ditemukan tiga kesimpulan, yaitu: 1. Masyarakat dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten

  Magelang sadar akan pentingnya dunia pendidikan formal. Hanya saja, kepedulian masyarakat akan pendidikan formal masih kurang.

2. Banyak persepsi anak dalam memandang dunia pendidikan. Untuk saat ini, kebanyakan anak masih ingin melanjutkan pendidikan minimal sampai SMP.

  Setelah SMP banyak dari mereka yang ingin ke pondok pesantren, ada juga yang ingin bekerja membantu orang tua mereka. Pemikiran anak-anak dusun Semoyo tentang pentingnya pendidikan formal sedikit banya dipengaruhi oleh pemikiran orang tua yang masih memandang bahwa pendidikan formal tidak begitu penting. Bisa membaca, menulis, dan menghitung bagi masyarakat dusun Semoyo sudah dianggap cukup untuk bekal hidup dalam masyarakat.

  a.

  Dampak kedewasaan yang nyata bagi anak yang meneruskan pendidikan formal pada umumnya berbeda dalam masalah bergaul dengan masyarakat atau pengalaman. Anak yang meneruskan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi di dusun Semoyo biasanya lebih percaya diri dalam mengeluarkan pndapatnya di masyarakat ketika sedang bermusyawarah.

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ... i

LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ....ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................... ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ... v

MOTTO .......................................................................................................... ... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... ... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... ... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................... .. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian................................................................................ 6 E. Definisi Operasional............................................................................. 7 F. Metode Penelitian................................................................................. 9 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 16

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi Masyarakat 1. Pengertian persepsi......................................................................... 18 2. Faktor yang mempengaruhi persepsi ............................................. 19 3. Proses persepi ................................................................................. 19 B. Pendidikan Formal 1. Pengertian pendidikan Formal ....................................................... 21 2. Komponen Pendidikan ................................................................... 23 3. Belajar, salah satu aplikasi dari pendidikan ................................... 27 4. Urgensi Pendidikan ........................................................................ 33 C. Sikap Kedewasaan Anak 1. Sikap ............................................................................................... 44 2. Kedewasaan.................................................................................... 48 D. Implikasi Pendidikan terhadap Sikap Kedewasaan Seseorang ............ 51 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran umum desa Semoyo ............................................................ 53 1. Letak Geografis .............................................................................. 53 2. Kondisi Masyarakat ....................................................................... 55 B. Temuan hasil Penelitian ....................................................................... 57 1. Profil Responden ............................................................................ 57 2. Hasil Wawancara ........................................................................... 65 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Persepsi Masyarakat terhadap Pendidikan Formal ........................ 90

  B.

  Persepsi Masyarakat terhadap Pentingnya Pendidikan Formal ..... 91 C. Persepsi anak terhadap Pendidikan Formal.................................... 93 D.

  Dampak Pendidikan terhadap Kedewasaan Anak.......................... 98

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 104 B. Saran ..................................................................................................... 105 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seringkali masyarakat mendengar sebuah kata “pendidikan”. Akan

  tetapi, banyak yang tidak mengetahui secara pasti definisi serta makna dari kata pendidikan tersebut meskipun masyarakat tahu dan sadar akan pentingnya pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui pendidikan, seseorang dapat lebih diakui keberadaannya. Melalui pendidikan juga seseorang dapat meningkatkan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

  Masalah pendidikan sangat diperhatikan Allah melalui Al Qur‟an Q.S Al Mujadalah ayat 11 yang berbunyi :

                                 

  Artinya: “ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

  " (Q. S Al Mujadilah:

  11)

  Ayat diatas mengisyaratkan bahwa salah satu syarat seseorang mendapatkan hidup yang lebih baik diantaranya adalah dengan ilmu.

  Masalah ini juga dapat dikaitkan dengan hadits Nabi SAW yang berbunyi:

  

هيلعف امهدارا نمو ملعلاب هيلعف ةرخلأا دارا نمو ملعلاب هيلعف ايندلا دارا نم

ملعلاب Artinya : “ barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia, maka dapat diperoleh dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan kebahagiaan di akhirat, maka dapat diperoleh dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia dan akhitrat, maka dapat diperoleh d engan ilmu “ HR Turmudzi.

  Oleh karena itu, jika seseorang ingin kehidupan yang layak, baik dari segi kehidupan dunia maupun akhirat, maka pendidikan menjadi hal yang wajib diperhatikan.

  Adapun definisi pendidikan sebagaimana tertera dalam UU Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara” (UU sisdiknas no 20 th 2003:3).

  Pengertian pendidikan menurut Riva ‟i dan Murni, yang dikutip oleh Abdul

  Syukur (2014 : 20), adalah proses secara sistematis untuk mengubah tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik. sehingga untuk menunjang keberhasilan seorang dalam dunia pendidikan maupun dunia kehidupan yang layak, sudah seharusnya pendidikan diajarkan orang tuanya dimulai ketika anak masih kecil.

  Jadi, secara sederhana, pendidikan dapat diartikan sebagai proses pembelajaran peserta didik dari yang tidak diketahui menjadi mengetahui yang nantinya diharapkan agar peserta didik mewujudkan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya serta membentuk kepribadian yang sesuai.

  Telah diketahui bahwa pendidikan dibagi menjadi tiga macam, yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, dan Pendidikan Informal. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa: a.

  Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  b.

  Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

  c.

  Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

  (UU Sisdiknas No 20 Th 2003: 4).

  Melalui beberapa pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa : a.

  Pendidikan Formal adalah pendidikan yang mengacu pada program yeng terencana, terstruktur, dan berjenjang mulai dari tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Di

  Indonesia, pendidikan ini dimulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi.

  b.

  Pendidikan Non formal adalah pendidikan terstruktur dan berjenjang yang ada diluar pendidikan formal. Pendidikan ini berfungsi sebagai penambah, pengganti, dan pelengkap pendidikan formal, misalnya Pondok Pesantren, Les Privat, Bimbingan Belajar, dan sebagainya.

  c.

  Pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi di dalam keluarga dan lingkungan. Ini adalah pendidikan tingkat pertama yang sangat mendasar yang dialami oleh semua orang. Dimana dalam pendidikan informal ini karakter anak akan terbentuk. Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi baik buruknya sikap anak. Oleh karena itu, pendidikan informal seharusnya menjadi pendidikan yang sangat diperhatikan oleh orang tua.

  Dalam sebuah masyarakat pedesaan, tepatnya di dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang masih ditemukan banyaknya anak yang tidak melanjutkan pendidikan secara formal. Kebanyakan dari mereka hanya lulusan Sekolah Dasar, dan anak- anak melanjutkan ke Sekolah Menengah masih bisa dihitung dengan jari. Daripada melanjutkan sekolah, orang tua mereka lebih suka menempatkan anak-anaknya ke pondok pesantren dengan berbagai alasan. Bahkan, banyak dari mereka yang setelah lulus Sekolah Dasar dipaksa untuk berada di rumah, mengerjakan pekerjaan sawah layaknya orang tua mereka. Selain itu juga, pernikahan dini masih banyak ditemukan di desa tersebut. Ini menarik untuk diteliti, ada apa dibalik fenomena ini, apakah karena faktor pendidikan orang tua terdahulu yang hanya menanamkan pendidikan agama, atau pandangan masyarakat yang masih memandang bahwa pendidikan formal tidak begitu penting, atau ada faktor lain yang mempengaruhi pola pikir masyarakat yang cenderung “memandang sebelah mata” dari pendidikan formal. Berdasarkan latar belakang diatas itulah penulis melakukan sebuah penelitian dengan judul

  “PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL IMPLIKASINYA DALAM SIKAP KEDEWASAAN ANAK DI DUSUN SEMOYO, DESA SUGIHMAS, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015” B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pendidikan formal implikasinya dengan sikap kedewasaan anak di dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang tahun 2015? 2. Bagaimana persepsi anak dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan

  Grabag, kabupaten Magelang terhadap pentingnya pendidikan formal tahun 2015?

  3. Apakah pendidikan formal berdampak terhadap sikap kedewasaan siswa di dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang?

C. Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui persepsi masyarakat tentang pendidikan formal yang berimplikasi dengan sikap kedewasaan siswa di dusun Semoyo, desa Sugihmas, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang tahun 2015.

2. Mengetahui persepsi anak dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan

  Grabag, kabupaten Magelang terhadap pentingnya pendidikan formal tahun 2015.

  3. Mengetahui dampak pendidikan formal terhadap sikap kedewasaan anak di dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a.

  Bagi Instansi IAIN Salatiga, sebagai salah satu sumber kekayaan ilmiah yang bisa dijadikan rujukan pengembangan ilmu.

  b.

  Bagi masyarakat dusun Semoyo, sebagai bahan pengetahuan agar lebih mengetahui pentingnya pendidikan formal.

  c.

  Bagi penulis, untuk mengetahui sejauh mana persepsi masyarakat dusun Semoyo terhadap dunia pendidikan formal.

2. Secara Praktis a.

  Bagi penulis, meningkatkan kesadaran akan dunia pendidikan, sehingga lebih semangat dalam mengamalkan ilmu di sekolah.

  b.

  Bagi masyarakat dusun Semoyo, agar lebih mengetahui pentingya pendidikan formal yang berimplikasi pada dukungan orang tua terhadap anak agar dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  c.

  Bagi anak dusun Semoyo, untuk meningkatkan kesadaran akan pendidikan formal sehingga kedepan diharapkan akan membawa kemajuan bagi desa.

E. Definisi Opersional

  Dalam penelitian ini, peneliti mengguankan beberapa istilah yang menjadi kunci, yaitu:

1. Persepsi Masyarakat

  Persepsi merupakan tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu., serapan. Persepsi juga merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya (depdiknas, KBBI, 2007:863). Sedangkan persepsi yang dimaksud disini adalah pandangan masyarakat dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang tentang pendidikan formal.

  Masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antarhubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan serta berkesinambungan dalam waktu yang lama. (Elly M. Setyadi, 2006 : 83- 84). Di dalam masyarakat telah terbentuk sebuah komunitas yang saling tergantung antara yang satu dengan yang lain, sehingga apapun permasalahan yang terjadi dalam sebuah masyarakat biasanya akan diselesaikan secara bersama-sama.

  2. Pendidikan Formal Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU sisdiknas no 20 th 2003:3). Pendidikan juga bisa dikatakan sebagai proses belajar untuk mengetahui dari yang tidak tahu menjadi tahu, artinya, dalam pendidikan biasanya bertujuan untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan dari guru kepada muridnya. Oleh sebab itu, maka pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam rangka perkembangan dan kemajuan dari suatu masyarakat tersebut. Dengan kata lain, bila dalam masyarakat tersebut banyak yang mempunyai pendidikan tinggi, bisa dikatakan bahwa pola pemikiran masyarakat sudah maju. Sedangkan pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal inilah yang nantinya bisa dijadikan tolok ukur kemajuan sebuah masyarakat.

  3. Sikap Kedewasaan Anak Sikap merupakan emosi atau afek yang diarahkan pada seseorang kepada orang lain. (Fattah Hanurawan, 2012: 64). Kedewasaan adalah sebuah kondisi diri dan sikap dapat menyelesaikan masalah dalam pergaulan dan kehidupan sosial. Sedangkan siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (Wiji Suwarno, 2006 : 36). Antara sikap dan kedewasaan biasanya tidak bisa dipisahkan. Seseorang bisa disebut mempunyai sikap yang baik jika dia bisa dewasa dalam bertindak. Seseorang yang bersikap dewasa biasanya dapat menyelesaikan sebuah masalah dengan bijaksana, mempunyai pemikiran yang bisa diterima oleh semua kalangan. Sikap yang menunjukkan dewasa juga bisa dilihat dengan adanya kestabilan seseorang dalam melakukan sebuah tindakan.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yangmana Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian survei, dimana penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting, yaitu: a.

  Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu.

  b.

  Mengidentifikasikan secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan.

  c.

  Penentuan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik (Sukardi, 2009: 193).

  Mengingat bahwa obyek yang diteliti adalah keadaan alamiah tentang persepsi sebuah masyarakat, model penelitian ini merupakan metode paling baik guna memperoleh dan mengumpulkan data asli (original data) untuk mendeskripsikan keadaan populasi, (Sukardi, 2009: 193). Model inilah yang nantinya akan digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.

  2. Kehadiran Peneliti

  Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer, dimana peneliti melakukan survey langsung ke tempat lokasi dan meneliti keadaan masyarakat secara langsung. Sedangkan orang tua dan anak dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang menjadi subjek dalam penelitian ini. Subjek penelitian adalah sumber tempat tempat peneliti memperoleh keterangan atau data penelitian (Abdullah Idi, 2013: 54), dan persepsi serta sikap kedewasaan anak dari masyarakat tersebut menjadi objek dari penelitian ini.

  3. Lokasi

  Lokasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang pada tahun 2015.

  4. Sumber Data

  Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber data dengan cara sebagai berikut : a.

  Buku referensi Buku referensi digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini, sebagai bukti bahwa dalam penelitian, peneliti menggunakan kaidah penelitian, tanpa plagiat dari hasil karya orang lain.

  b.

  Observasi Observasi digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh kejelasan data tentang kondisi lapangan.

  c.

  Wawancara Wawancara digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang valid dari narasumber.

  Adapun jenis data yang didapat merupakan merupakan data deskriptif dimana peneliti melakukan penelitian tentang persepsi masyarakat, sehingga, model penelitian kualitatif dengan deskripsi dirasa lebih tepat untuk menggambarkan keadaan suat masyarakat atau daerah.

  5. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode : a.

  Observasi non partisipan Dalam observasi non partisipan, peneliti tidak terlibat langgsung dengan orang yang sedang diamati, dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis, dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang obyek yang diteliti (Sugiyono, 2011: 145).

  b.

  Wawancara Metode wawancara digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data langsung dari informan. Adapun wawancara ditujukan kepada orang tua beserta anak di dusun Semoyo untuk mengetahui persepsi mereka terhadap pendidikan formal.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi digunakan sebagai metode pendukung dalam penelitian ini. Adapun dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto yang berkaitan dengan penelitian.

6. Analisis Data

  Untuk memperoleh hasil penelitian yang tepat dan benar, maka diperlukan metode yang tepat untuk menganalisis data. Adapun analisis yang digunakan untuk menganalisa data kualitatif diperlukan langkah- langkah : a.

  Memperoleh data dari lapangan dengan melakukan survey lapangan, wawancara, serta dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukur. Kalau alat pengambilan data cukup reliabel dan valid, maka datanya juga cukup reliabel dan valid.

  (Isni Ariyanti, 2010). b.

  Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak.

  Oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2006: 277-278).

  c.

  Penyajian Data (Data Display) Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan sejenisnya. Tetapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami (Sugiyono, 2006: 280).

  d.

  Kesimpulan dan Verifikasi Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara sistematis melalui reduksi dan penyajian data yang kemudian disimpulkan sehingga makna data dapat ditemukan. Untuk memperoleh kesimpulan yang lebih mendalam, maka diperlukan data baru sebagai penguji terhadap kesimpulan awal.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Uji keabsahan data dalam penelitian ini ada beberapa bentuk, meliputi: a.

  Credibility Pengujian ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai.

  Adapun teknik yang digunakan yaitu memperpanjang masa observasi, menganalisis kasus yang belum ada, menggunakan bahan referensi, membicarakan dengan orang lain.

  b.

  Transferability

  Transferability merupakan validitas eksternal yang

  menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian kepopulasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini bergantung pada pemakai hingga hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain (Sugiyono, 2006: 310).

  c.

  Dependability Dalam penelitian ini disebut juga reliabilitas , uji

  dependenbility dilakukan dengan melakukan proses penelitian ke

  lapangan/audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Apabila peneliti tidak d apat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan. d.

  Confirmability Pengujian ini disebut juga dengan uji objektivitas penelitian.

  Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan (Sugiyono, 2006: 310-311).

8. Tahap-tahap Penelitian

  Ada beberapa tahap yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu: a.

  Tahap penelitian pra lapangan Ada beberapa kegiatan dalam tahap ini, yaitu:

  1) Mengajukan judul. 2) Konsultasi dan revisi judul. 3) Menyusun proposal penelitian. 4) Konsultasi proposal ke pembimbing.

  b.

  Tahap kegiatan lapangan Dalam kegiatan lapangan ini meliputi:

  1) Persiapan diri dengan data yang diperlukan. 2)

  Pengumpulan data dari responden berupa survey lapangan, wawancara, serta pengumpulan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. c.

  Tahap analisis data Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang sudah diperoleh dalam pengumpulan data yang ada di lapangan.

  d.

  Tahap penulisan Dalam tahap ini ada tiga tahap penulisan, yaitu:

  1) Penulisan hasil penelitian. 2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing. 3) Persiapan mengikuti ujian munaqosah.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

  BAB I : Pendahuluan Pada bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan

  masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka memuat tentang: a. Persepsi masyarakat, dimana didalamnya memuat

  tentang pengertian, faktor yang mempengaruhi, proses persepsi, serta pemngertian dan jenis masyarakat.

  b.

  Pendidikan formal, yang didalamnya memuat tentang pengertian pendidikan formal, komponen pendidikan, sedikit tentang belajar sebagai aplikasi dari pendidikan, serta urgensi pendidikan formal.

  c.

  Sikap kedewasaan, yang mencakup tentang sikap dan kedewasaan.

BAB III : Paparan Data dan Temuan Penelitian Dalam bab ini memuat tentang gambaran umum dusun Semoyo serta penyajian data hasil dari penelitian. BAB IV : Pembahasan Dalam bab ini membahas hasil dari penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap pendidikan formal. BAB V : Penutup Dalam bab ini dibahas tentang kesimpulan dari penelitian

  ini, serta saran dari peneliti untuk masyarakat dusun Semoyo, desa Sugihmas, kecamatan Grabag, kabupaten Magelang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PERSEPSI MASYARAKAT 1. Pengertian persepsi Kata “persepsi” mungkin terasa asing bagi orang awam. Akan

  tetapi, sebenarnya mereka dapat merasakan dalam kehidupan sehari- harinya. Menurut beberapa sumber, pengertian persepsi adalah: a.

  Persepsi adalah tanggapan langsung atas segala sesuatu. (Fajri dan Senja, 2001 : 470).

  b.

  Persepsi merupakan sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. (Fattah Hanurawan, 2012 : 34).

  c.

  Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaluddin Rakhmat, 2003 : 51).

  Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa persepsi merupakan pandangan seseorang yang dipengaruhi oleh objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

  2. Faktor yang mempengaruhi persepsi

  Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi. Menurut Abdurrahman Saleh (2004 : 119), faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain : a.

  Perhatian yang selektif b.

  Ciri-ciri rangsang c. Nilai dan kebutuhan individu d.

  Pengalaman dahulu.

  3. Proses persepsi

  Darwis Hude menuturkan, bahwa persepsi merupakan tindak lanjut dari sensasi. Tahap awal dalam proses penerimaan informasi adalah sensasi. Jika alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf dengan “bahasa” yang dipahami oleh “komputer” otak, maka terjadilah proses sensasi. “Apa saja yang menyentuh alat-alat indera disebut stimulus (stimuli, jika banyak). Stimuli ini oleh alat indera akan diubah menjadi energi syaraf lalu ditransmigrasikan ke otak untuk dianalisis lebih lanjut. Tidak ada persepsi tanpa sensasi, karena persepsi sebenarnya hanyalah pemberian makna pada stimulan yang ditangkap oleh alat-alat indera. Persepsi seperti halnya sensasi, amat tergantung pada faktor personal dan situasional (faktor fungsional dan struktural). (Darwis Hude, 2006:120).

  Persepsi membantu manusia bertindak dan memahami dunia sekelilingnya, karena persepsi adalah mata rantai terakhir dalam suatu rangkaian peristiwa yang saling terkait. Mata rantai itu dimulai dari objek eksternal yang ditangkap oleh organ-organ indera, selanjutnya dikirim dan diproses didalam otak untuk mendapat kopian arsip yang telah tersimpan (Darwis Hude, 2006 : 121).

  Jadi, dari berbagai pendapat para ahli tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan sederhana, bahwa persepsi merupakan pandangan seseorang dalam menafsirkan suatu keadaan atau aktifitas yang dialami di lingkungannya. Faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu perhatian, faktor fungsional, dan faktor struktural. Adapun proses persepsi terjadi jika alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf dengan “bahasa” yang dipahami oleh “komputer” otak yang selanjutnya akan ditransmigrasikan ke otak untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil dari analisis otak manusia inilah yang sering disebut dengan persepsi. Oleh sebab itu, wajar jika persepsi antar individu antara manusia yang satu dengan yang lain sering bahkan selalu berbeda.

4. Pengertian Masyarakat

  Menurut Handerson dan Mapp, yang dikutip oleh Fatchurrohman (2012 : 32), masyarakat merupakan orang-orang yang berada di lingkungamn atau suatu tempat di sekitar sekolah, masyarakat setempat yang tinggal di suatu wilayah, mereka bisa jadi tidak mempunyai anak yang disekolahkan, tetapi mempunyai ketertarikan terhadap sekolah, atau kelompok masyarakat yang tinggal dalam suatu daerah yang masih ada hubungan kekerabatan.

5. Jenis Masyarakat

  Dalam masyarakat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok masyarakat tradisional dan kelompok masyarakat modern. Masyarakat tradisional lebih dikenal dengan masyarakat yang tinggal dipedesaaan, sedangkan masyarakat modern mengacu pada masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.

  Adapun masyarakat tradisional mempunyai ciri-ciri homogenitas sosial, hubungan primer, kontrol sosial yang ketat dan bergotong royong.

  Sedangkan dalam masyarakat modern mempunyai ciri-ciri heterogenitas, individualistis, kontrol sosial yang tidak begitu ketat, serta dinamika sosial yang cepat (Fatchurrohman, 2012 : 33-35).

B. PENDIDIKAN FORMAL 1. Pengertian Pendidikan Formal

  Seringkali masyarakat mendengar istilah pendidikan. Bahkan, masyarakat yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali pun mengetahui kata pendidikan. Bagi masyarakat awam, pendidikan diidentikkan dengan sekolah. Akan tetapi, sebenarnya pendidikan tidak hanya terbatas pada sekolah saja. Mengacu pada UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 (UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 : 3), pendidikan sendiri dapat dikatakan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

  Telah diketahui bahwa pendidikan dibagi menjadi tiga macam, yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal, dan Pendidikan Informal. Tiga macam pendidikan ini mencakup semua sektor bidang pendidikan. Pendidikan formal dalam perspektif masyarakat biasanya sering disebut dengan pendidikan yang ada di sekolah, pendidikan non formal meliputi pendidikan di pondok pesantren, dan pendidikan informal mencakup pendidikan dalam keluarga. Semua persepsi masyarakat tentang pendidikan tidak sepenuhnya salah, karena jika melihat pada UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas No 20 Th 2003 : 4) telah disebutkan bahwa: a. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  b. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

  c. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

  Dilihat dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan tidak terbatas pada pendidikan di lingkungan sekolah saja, yang dalam bahasa akademik disebut dengan pendidikan formal. Lingkungan keluarga pun bisa dikategorikan sebagai tempat berlangsungnya pendidikan. Pondok-pondok pesantren juga bisa dikategorikan sebagai tempat berlangsungya pendidikan. Akan tetapi dalam skripsi ini yang lebih dibahas khususnya adalah pendidikan formal yang berarti jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

2. Komponen Pendidikan

  Dalam pendidikan, baik formal, non formal, maupun informal mempunyai komponen pendidikan. Adapun komponen pendidikan dalam pendidikan formal meliputi: a.

  Kurikulum Kurikulum merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul pengembangan kurikulum.

  b.

  Belajar Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan proses pelaksanaan interaksi ditinjau dari sudut peserta didik.

  Teori yang dikembangan meliputi karakteristik peserta didik, jenis belajar, cara belajar, hirarki, jenis, dan kondisi belajar.

  c.

  Mendidik dan mengajar Mendidik dan mengajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan interaksi ditinjau dari sudut pndang pendidik. Teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi karakteristik pendidik, karakteristik kegiatan pendidikan dan mengajar, metode dan teknik mengajar, sistem pengelolaan kelas.

  d.

  Lingkungan pendidikan Lingkungan pendidikan berkenaan dengan situasi ketika interaksi belajar mengajar berlangsung, teori ini meliputi perencanaan pendidikan, manajemen pendidikan, bimbingan konseling, kebijakan pendidikan, dan ekonomi pendidikan.

  e.

  Evaluasi pendidikan Evaluasi berkenaan dengan prinsip, mental, teknik, dan prosedur dengan cara-cara bagaimana pencapaian tujuan pendidikan.

  Teori yang dikembangkan dalam komponen ini adalah model-model penilaian, metode, teknik, instrumen penilaian (Mulyono, 2010 : 51- 52).

  Umar Tirtarahardja dan La Sula, (2000 : 51-52) menyebutkan bahwa unsur pendidikan mempunyai tujuh bagian, yaitu: Subjek yang dibimbing (peserta didik), Orang yang membimbing (pendidik), Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidik), Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan), Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode), Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan). a.

  Subjek yang dibimbing (Peserta didik) Unsur ini merupakan unsur yang sangat vital dalam dunia pendidikan. Peserta didik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dunia pendidikan. Kualitas dari pribadi peserta didik ini yang akan menjadi tolok ukur pendidikan. Pendidikan dianggap gagal jika apa yang dilakukan peserta didik tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lembaga pendidikan.

Dokumen yang terkait

TINJAUAN TENTANG PENTINGNYA KEDUDUKAN ANAK LAKI-LAKI PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN MARGA WAY NAPAL DI DESA WAY NAPAL KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2 32 70

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENYEBAB KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DESA KESUMADADI DENGAN MASYARAKAT DESA BUYUT UDIK DI DUSUN 1 SIDOREJO LAMPUNG TENGAH

0 28 77

PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN YANG DILAKUKAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014

0 9 90

PERSEPSI KELUARGA PETANI TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL ANAK DI DESA SUNGAI TOMAN KECAMATAN SALATIGA KABUPATEN SAMBAS ARTIKEL PENELITIAN

0 0 12

HUBUNGAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN KELUARGA DENGAN SIKAP QONAAH ANAK DI DUSUN TEMU KIDUL, DESA JOGOYASAN, KECAMATAN NGABLAK, KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2006

0 0 84

PENGARUH WAWASAN KEPENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DALAM BELAJAR DI DESA BANYUROTO, KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2006 SKRIPSI

0 0 94

PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF PADA TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSYABANDIYYAH DI PONDOK PESANTREN SURYABUANA DUSUN BALAK DESA LOSARI KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 SKRIPSI

0 1 181

PERSEPSI MASYARAKAT DUSUN SEMAGU TERHADAP PENDIDIKAN SEKSUAL DALAM KELUARGA SKRIPSI

1 0 134

PENDIDIKAN TOLERANSI PADA MASYARAKAT SUKU SASAK DI DUSUN SADE DESA REMBITAN KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAN NTB SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 88

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL IMPLIKASINYA DALAM SIKAP KEDEWASAAN ANAK DI DUSUN SEMOYO, DESA SUGIHMAS, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

0 1 142