DOCRPIJM da6e4d9cf0 BAB IIBAB II PROFIL KOTA TERNATE

I RPIJM I Kota Ternate I

02
PROFIL KOTA TERNATE
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
2.1.1 Gambaran Geografis Dan Administrasi
Kota Ternate merupakan daerah otonomi bagian dari provinsi Maluku Utara,
terdiri dari 5 (lima) pulau, yakni : pulau Ternate, pulau Moti, pulau Hiri, pulau
Tifure, dan pulau Mayau / Batang Dua. Kota Ternate mempunyai potensi strategis
sebagai kota perdagangan yang dikenal sejak zaman penjajahan Belanda.
Secara geografis Kota Ternate terletak pada posisi 0o-2o Lintang Utara dan
126o-128o Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata dari permukaan laut yang
beragam dan disederhanakan/dikelompokan dalam 3 kategori, yaitu ; Rendah (0 499 M), Sedang (500-699 M), Tinggi (lebih dari 700 M). Luas wilayah Kota
Ternate adalah 5.795,4 Km2 dan lebih didominasi oleh wilayah laut 5.633,34 Km2
sedangkan luas daratan 162,069 Km2.





Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Maluku

Sebelah Selatan berba tasan dengan Laut Maluku
Sebelah Timur dengan Selat Halmahera
Sebelah Barat dengan Laut Maluku

Kota Ternate mempunyai ciri daerah kepulauan dimana wilayah terdiri dari
tujuh buah pulau, lima diantaranya berukuran sedang merupakan pulau yang
dihuni penduduk sedangkan tiga lainnya berukuran kecil dan hingga saat ini
belum berpenghuni. Nama dan luas pulau tersebut serta statusnya seperti tampak
pada tabel berikut :

II- 1

I RPIJM I Kota Ternate I
Tabel 2.1. Luas Wilayah Per Kecamatan di Kota Ternate Tahun 2010
No.

Nama Pulau

Luas (Km2)


Persentase (%)

1

Pulau Ternate

65,88

26,26

2

Moti

24,60

9,81

3


Pulau Batang Dua

101,55

40,48

4

Ternate Selatan

19,44

7,75

5

Ternate Tengah

18,52


7,38

6

Ternate Utara

14,16

5,64

7

Pulau Hiri

6,70

2,67

250,85


100

Jumlah

Sumber: RTRW Kota Ternate, 2016

Diagram 2.1
Prosentase Luas Wilayah Kota Ternate

Sumber : Tabel 2.1

II- 2

I RPIJM I Kota Ternate I

2.1.2

Sistem Perwilayahan Kecamatan Dan Kelurahan Kota Ternate
Sistem dan fungsi perwilayahan Kota Ternate dibagi menjadi 7 (Tujuh)
Bagian Wilayah Kota (BWK) didasarkan pada batas administrasi wilayah

kecamatan.
1)

BWK – I sebagai kawasan pendukung kegiatan pusat kota memiliki pusat
BWK di kelurahan Dufa-Dufa. BWK – I Kecamatan Ternate Utara meliputi
wilayah adminsitrasi Kelurahan Tarau, Sango, Tabam, Tafure, Akehuda,
Tubo, Dufa – Dufa, Sangadji Utara, Sangadji, Toboleu, Kasturian, Salero,
Soa-Sio, dan Soa.

2)

BWK – II sebagai pusat kota dengan memiliki pusat BWK di kelurahan
Salahuddin. BWK – II Kecamatan Ternate Tengah meliputi wilayah
adminsitrasi Kelurahan Makassar Timur, Makassar Barat, Salahuddin,
Kalumpang, Santiong, Gamalama, Moya, Kampung Pisang, Marikurubu,
Muhajirin, Tanah raja, Maliaro, Stadion, Takoma, dan Kota Baru.

3)

BWK – III sebagai kawasan pendukung kegiatan pusat kota memiliki Pusat

BWK di Kelurahan Kalumata. BWK – III Kecamatan Ternate Selatan meliputi
wilayah adminsitrasi Kelurahan Sasa, Gambesi, Ngade, Fitu, Kalumata, Kayu
Merah, Tabona, Ubo-Ubo, Bastiong Karance, Bastiong Talangame, Mangga
Dua Utara, Mangga Dua, Jati Perumnas, Jati, Tanah Tinggi Barat, Tanah
Tinggi, dan Toboko.

4)

BWK – IV sebagai kawasan pendukung kegiatan pusat kota memiliki Pusat
BWK di Kelurahan Jambula. BWK – IV Kecamatan Pulau Ternate meliputi
wilayah adminsitrasi Kelurahan Jambula, Kastela, Foramadiahi, Rua, Afe
Taduma, Dorpedu, Togafo, Loto, Takome, Sulamadaha, Tobololo, Bula dan
Kulaba.

5)

BWK – V sebagai kawasan pendukung kegiatan pusat kota memiliki pusat
BWK di Kelurahan Faudu. BWK – IV Kecamatan Pulau Hiri meliputi wilayah
adminsitrasi Kelurahan kelurahan Faudu, Tomajiko, Dorari Isa, Togolobe,
Tafraka, dan Mado.


6)

BWK – VI sebagai kawasan pendukung kegiatan pusat kota memiliki pusat
BWK di Kelurahan Moti Kota. BWK –VI Kecamatan Pulau Moti meliputi
wilayah adminsitrasi Kelurahan Moti Kota, Takofi, Tadenas, Figur, Tafamutu,
dan Tafaga.

7)

BWK – VII sebagai kawasan pendukung kegiatan pusat kota memiliki pusat
BWK di Kelurahan Mayau. BWK –VII Kecamatan Batang Dua meliputi
wilayah adminsitrasi Kelurahan Mayau, Tifure, Bido, Lelewi, Perum Bersatu
dan Pante Sagu.

II- 3

I RPIJM I Kota Ternate I

Gambar 2.1 : Peta Administrasi Kota Ternate

Sumber: RTRW Kota Ternate, 2012
II- 4

I RPIJM I Kota Ternate I

II- 5

I RPIJM I Kota Ternate I
2.3.

GAMBARAN DEMOGRAFI
Penduduk diartikan sebagai jumlah orang dan menjadi salah satu populasi
atau unsur yang mendiami di suatu wilayah tertentu. Penduduk pada hakekatnya
selain sebagai objek juga sebagai subjek yang merupakan instrumen untuk
mencapai pembangunan, selaku makhluk hidup sosial yang selalu berkembang
secara dinamis di dalam melangsungkan kehidupannya yang serba kompleks
membutuhkan suatu ruang tertentu sebagai wadah untuk beraktivitas.
Penduduk merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap
perkembangan suatu wilayah, dalam konteks Kota Ternate, tinjauan terhadap
kondisi sosial dan kependudukan dilakukan secara internal dan eksternal. Aspek

kependudukan yang memerlukan kajian terkait dengan penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ternate, antara lain pertumbuhan, distribusi dan
kepadatan penduduk, struktur kependudukan menurut umur dan jenis kelamin,
agama, tenaga kerja, dan tingkat pendidikan serta budaya masyarakat Kota
Ternate.
Faktor perubahan penduduk perlu mendapat perhatian karena memegang
peranan penting dalam perencanaan pengembangan suatu wilayah. Perubahan
penduduk ini antara lain:




2.3.1

Pertambahan penduduk alamiah dan pengurangan penduduk alamiah
(perubahan penduduk alamiah), yaitu selisih antara jumlah angka kelahiran
dengan jumlah angka kematian.
Migrasi masuk (imigrasi) dan migrasi keluar (emigrasi), yaitu pertambahan
jumlah penduduk dengan menghitung banyaknya migrasi masuk (jumlah
penduduk yang datang dari luar daerah dan menetap di daerah yang

didatangi) dikurangi migrasi keluar (jumlah penduduk yang keluar).

Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Distribusi atau tingkat persebaran penduduk hingga akhir tahun
perencanaan diperkirakan akan masih sama dengan pola perkembangan
penduduk eksisting. Di mana jumlah konsentrasi penduduk akan relatif
terkonsentrasi pada pusat-pusat aktivitas ekonomi dengan kelengkapan sarana
dan infrastruktur yang pada umumnya terletak di kawasan perkotaan (ibukota
kecamatan, kabupaten dan ibukota provinsi). Selain itu analisis distribusi
penduduk akan berpengaruh pula terhadap rencana kebutuhan sarana dan
prasarana pendukung penduduk di kemudian hari.
Angka kepadatan penduduk suatu daerah sangat dipengaruhi oleh jumlah
pertumbuhan penduduk dan luas wilayah daerah tersebut. Angka kepadatan
penduduk ini bermanfaat untuk mengetahui daya tampung dari suatu daerah
dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakatnya serta untuk menentukan
strategi pembangunan yang dapat dikembangkan di masa datang.
Jumlah penduduk Kota Ternate pada akhir tahun 2015 berjumlah 212.997
jiwa yang terditribusi pada 7 kecamatan, dengan tingkat persebaran yang tidak
merata pada setiap kecamatan. Kepadatan jumlah penduduk terbanyak terdapat
di Kecamatan Ternate Tengah dengan jumlah sebesar 5559 jiwa/km2 atau sekitar,
II- 6

I RPIJM I Kota Ternate I
sedangkan kepadatan penduduk terkecil adalah Kecamatan Pulau Batang Dua
dengan jumlah penduduk kurang lebih 95 jiwa/km2, secara rinci pada tabel 2.3.
Tabel 2.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kota Ternate Tahun 2013
No

Kecamatan

Luas

Jumlah

Wilayah

Penduduk

(Km2)

(Jiwa)

Distribusi (%)

Kepadatan
(Jiwa/Km2)

1

Pulau Ternate

37,23

16.553

7,76

444,61

2

Ternate Selatan

16,98

73.263

34,40

4.314,66

3

Ternate Utara

22,05

52.134

24,48

3.625,45

4

Moti

24,80

4.909

2,30

197,94

5

Pulau Batang Dua

29,04

2.762

1,30

95,11

6

Ternate Tengah

10,85

60.312

28,32

5.558,71

7

Pulau Hiri

6,70

3.064

1,44

457,31

Jumlah

162,03

212.997

100,00

1.314,55

Sumber: Kota Ternate Dalam Angka, 2016

No
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelurahan Kota Ternate
Tahun 2013
Kecamatan/
Jumlah penduduk (Jiwa)
Prosentase (%)
Kelurahan
Pulau Ternate
15.116
7,91
Jambula
1.895
12,81
Foramadahi
1.028
6,95
Kastela
880
5,95
Rua
1.439
9,73
Afe – Taduma
970
6,56
Togafo
734
4,96
Loto
853
5,77
Takome
1.039
7,03
Sulamadaha
1.695
11,46
Tobololo
1.175
7,95
Bula
864
5,84
Kulaba
1.609
10,88
Dorpedu
608
4,11
Ternate Selatan
65.582
34,33
Sasa
2.322
3,64
Gambesi
1.892
2,97
Fitu
2.648
4,16
Kalumata
8.854
13,90
Kayu Merah
5.799
9,10
Bastiong Talangame
5.474
8,59
Ubo Ubo
3.016
4,73
Mangga Dua
3.962
6,22
Jati
4.348
6,83
Toboko
2.256
3,54
II- 7

I RPIJM I Kota Ternate I
No
11
12
13
14
15
16
17
III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
IV
1
2
3
4
5
6
V
1
2
3
4
5
6
VI
1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan/
Kelurahan
Tanah Tinggi
Tanah Tinggi Barat
Mangga Dua Utara
Jati Perumnas
Tabona
Bastiong Karance
Ngade
Ternate Utara
Soa
Soa Sio
Kasturian
Salero
Toboleu
Sangaji
Dufa Dufa
Tafure
Tabam
Sango
Tarau
Sangaji Utara
Akehuda
Tubo
Moti
Takofi
Kota
Tafamutu
Tafaga
Figur
Tadenas
Pula Batang Dua
Mayau
Tifure
Lelewi
Bido
Pantai Sagu
Perum Bersatu
Ternate Tengah
Kampung Makassar
Barat
Kampung Makassar
Timur
Salahuddin
Kalumpang
Santiong
Gamalama
Moya

Jumlah penduduk (Jiwa)
3.801
2.267
4.954
3.067
2.764
5.212
1.070
46.886
3.508
1.773
2.940
2.829
3.908
5.904
5.031
4.928
1.652
1.543
1.079
3.726
5.031
1.633
4.526
810
1.086
812
696
592
402
2.559
765
558
424
355
225
136
53.571

Prosentase (%)
5,97
3,56
7,78
4,81
4,34
8,18
1,68
24,54
7,71
3,90
6,46
6,22
8,59
12,98
11,06
10,83
3,63
3,39
2,37
8,19
11,06
3,59
2,37
18,41
24,69
18,47
15,82
13,47
9,15
1,34
31,08
22,65
17,21
14,42
9,15
5,51
28,04

4.064
5.573
4.885
3.659
4.116
3.871
1.493

7,80
10,70
9,38
7,03
7,90
7,43
2,87
II- 8

I RPIJM I Kota Ternate I
Kecamatan/
Kelurahan
8
Marikurubu
9
Kampung Pisang
10
Takoma
11
Muhajirin
12
Maliaro
13
Kota Baru
14
Tanah Raja
15
Stadion
VII
Pulau Hiri
1
Togolobe
2
Dorari Isa
3
Faudu
4
Mado
5
Tomajiko
6
Tafraka
Jumlah (Kota Ternate)

No

Jumlah penduduk (Jiwa)
5.092
2.086
2.251
2.307
5.833
3.848
1.151
1.853
2.813
379
702
625
311
410
301
185.655

Prosentase (%)
9,78
4,01
4,32
4,43
11,20
7,39
2,21
3,56
1,47
13,90
25,73
22,90
11,40
15,03
11,03
100

Sumber : BPS Tahun 2010 dan Dinas Catatan Sipil, Tahun 2010

Tabel 6.4. menunjukkan distribusi dan tingkat kepadatan penduduk masingmasing kecamatan tidak merata, akumulasi kepadatan penduduk Kota Ternate
hingga tahun 2012 diperkirakan mencapai 13 jiwa/Ha. Tingkat kepadatan
penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Ternate Tengah yaitu 45 jiwa/Ha,
kemudian disusul oleh Kecamatan Ternate Selatan dengan kepadatan 30
jiwa/Ha, dan Kecamatan Ternate Utara dengan kepadatan 26 jiwa/Ha. Sedangkan
tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Pulau Batang Dua
dengan kepadatan rata-rata 2 jiwa/Ha.
Secara kuantitas tingkat kepadatan penduduk tersebut dipengaruhi oleh
perbandingan jumlah penduduk yang mendiami setiap kecamatan terhadap
luasan (perubahan luas) wilayah kecamatan. Sedangkan secara keruangan, pada
dasarnya distribusi dan kepadatan penduduk di Kota Ternate dipengaruhi oleh
sistem pelayanan dan penyediaan sarana dan prasarana penunjang, serta
kemudahan aksesibilitas terhadap wilayah sekitarnya, sehingga distribusi
penduduk lebih terkonsentrasi pada Kecamatan Ternate Selatan.
2.3.2

Pertumbuhan Penduduk
Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks
perbandingan jumlah penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah penduduk
pada tahun sebelumnya. Perkembangan jumlah penduduk dalam suatu wilayah
dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (pertambahan alami), selain itu
juga dipengaruhi adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan
masuk. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan
untuk mengasumsikan prediksi atau meramalkan perkiraan jumlah penduduk
dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan

II- 9

I RPIJM I Kota Ternate I
datang dilakukan dengan pendekatan matematis dengan pertimbangan
pertumbuhan jumlah penduduk 5 tahun terakhir.
Tingkat pertumbuhan pensusuk kota ternate tqhun 2010-2012 mengalami
peningkatan pada tahun 2010 jumlah penduduk mencapai 185.705 jiwa, pada
tahun 2011 jumlah pensusuk190.184 jiwa dan pada tahun 2012 jumlah penduduk
kota Ternate mencapai 191.053 jiwa.
2.3.3

Proyeksi Penduduk
Proyeksi
penduduk
dilakukan
dimaksudkan
untuk
mengetahui
perkembangan jumlah penduduk di masa mendatang dan menjadi bahan acuan
dalam pengambilan keputusan dalam menganalisa tingkat kebutuhan fasilitas
akan sarana dan prasarana perkotaan. Sehingga proses dan fase-fase sebagai
bagian dari tahap perencanaan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dan
rencana yang ada.
Perkembangan penduduk selama 5 (lima) tahun terakhir di wilayah
perencanaan (2006-2010) adalah rata-rata sebesar 1,94 % pertahun.
Pertumbuhan penduduk yang mengalami penurunan disebabkan pemindahan
Ibukota Propinsi Maluku Utara Ke Kota Sofifi, ini diharapkan menjadi acuan dalam
mengesteamasi perkembangan dan laju pertumbuhan penduduk pada masa
mendatang untuk periode waktu antara Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2030.
Untuk menghitung proyeksi penduduk, akan digunakan asumsi-asumsi
sebagai berikut :
 Data penduduk dasar yang digunakan adalah data Tahun 2005.
 Proyeksi dilakukan setiap 5 (lima) tahun kedepan.
 Pendekatan perkiraan yang digunakan adalah metode Regresi Linier.
Berdasarkan hasil analisis proyeksi bunga berganda di atas, maka proyeksi
jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan (Tahun 2030), adalah sebesar
299,458 Jiwa atau terjadi pertambahan 26,307 jiwa (2011-2030), dengan rata-rata
pertumbuhan pertahunnya sebesar 2,51 %. Untuk lebih jelasnya proyeksi
penduduk Kota Ternate sampai akhir tahun perencanaan, dapat dilihat pada tabeltabel berikut
Tabel 2.4 Proyeksi Penduduk di Kota Ternate Tahun 2010 - 2031

No

1
2
3
4
5
6
7

Kecamatan

Pulau Ternate
Moti
Pulau Batang Dua
Ternate selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara
Pulau Hiri
Kota Ternate

Jumlah
Proyeksi
Penduduk
Tahun
2016
2021
2026
2010
(Jiwa)
(Jiwa)
(Jiwa)
(Jiwa)
14.788
17.237
19.278
21.318
4.399
5.127
5.735
6.342
2.463
2.869
3.208
3.547
63.707
69.042
73.488
77.935
52.083
55.245
57.879
60.514
45.487
51.732
56.936
62.140
2.728
3.180
3.556
3.933
185.655
204.432 220.080 235.728
Sumber: RTRW Kota Ternate, 2012

2031
(Jiwa)
23.359
6.949
3.885
82.381
63.149
67.344
4.309
251.376

Pertambahan
Penduduk
Ratarata/Tahun
2,76%
2,76%
2,75%
1,40%
1,01%
2,29%
2,76%
1,69%

II- 10

I RPIJM I Kota Ternate I
Perkembangan Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Ternate Hingga Tahun 2031

Sumber: Tabel 2.5

Tabel. 2.5. Sebaran Kepadatan Penduduk Kota Ternate (2010)
No

Kecamatan

Luas
Wilayah

Luas Lahan
Layak bangun

(Ha)

(Ha)

3515,45
1889,99
5931,15
1705,31
1162,19
1451,35
551,38

1694,83
722,29
1624,76
1045,82
539,53
489,28
43,62

Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
14.788
4.399
2.463
63.707
52.083

Tahun 2010
Kepadatan
Bruto
(Jiwa/Ha)
4
2
0,4
37
45

Kepadatan
Netto
(Jiwa/Ha)
9
6
2
61
97

1.
2.
3.
4.
5.

Pulau Ternate

6.
7.

45.487
31
93
Ternate Utara
2.728
5
63
Pulau Hiri
Kota Ternate
16.206,82
6.160,13
185.655
11
30
Sumber : Kota Ternate Dalam Angka 2010, Data Citra & Hasil Analisis Tim, Tahun 2010

Moti
Pulau Batang Dua
Ternate Selatan
Ternate Tengah

Tabel. 2.6. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan 2010 – 2031
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kecamatan
Pulau Ternate
Moti
Pulau Batang Dua
Ternate Selatan
Ternate Tengah
Ternate Utara

Luas
Wilayah
(Ha)

3515,45
1889,99
5931,15
1705,31
1162,19
1451,35
551,38

Pulau Hiri
Kota Ternate
16.206,82
Sumber: RTRW Kota Ternate, 2012

2010
(Jiwa/Ha)
4
2
0
37
45
31
5
11

Kepadatan Penduduk
2016
2021
2026
(Jiwa/Ha) (Jiwa/Ha) (Jiwa/Ha)
5
5
6
3
3
3
0
1
1
40
43
46
48
50
53
36
6
13

39
6
14

43
7
15

2031
(Jiwa/Ha)
7
4
1
48
56
46
7
16

II- 11

I RPIJM I Kota Ternate I

Gambar 4.2 : Peta Distribusi Kepadatan Penduduk Kota Ternate
Sumber: RTRW Kota Ternate, 2012

II - 12

I RPIJM I Kota Ternate I
2.2.

Potensi Wilayah Kota Ternate

2.3.4

Perekonomian
Kinerja pertumbuhan suatu daerah dapat dinilai dengan berbagai ukuran
melalui suatu umum kinerja tersebut dapat diukur melalui suatu besaran yang
dikenal dengan Produk Domestik Regional Brukto (PDRB). Secara sektoral
besaran ini dapat menerangkan struktur perekonomian daerah bersangkutan,
disamping itu dari angka PDRB dapat pula diperoleh beberapa indikator turunan
seperti pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita.
Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan salah satu indikator utama untuk
mengukur kinerja perekonomian suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi
menunjukan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan
pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Perekonomian dianggap
mengalami pertumbuhan bila seluruh balas jasa riil terhadap penggunaan faktor
produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan
adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai
pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat. Indikator yang di gunakan untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah tingkat pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

A. Aspek Perekonomian Kota Ternate
Struktur Ekonomi Kota Ternate ditunjang oleh sembilan lapangan usaha
kegiatan ekonomi, yaitu : 1) Pertanian, 2) Pertambangan dan penggalian, 3)
Industri pengolahan, 4) Listrik, gas, dan air minum, 5) Bangunan/konstruksi, 6)
Perdagangan, hotel, dan restoran, 7) Angkutan dan komunikasi, 8) Keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan, serta 9) Jasa-jasa.
Indikator makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil
pembangunan di suatu daerah dalam lingkup Kota adalah Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kota menurut lapangan usaha. Produk Domestik Regional
Bruto merupakan jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun.
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga (ADH) berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan
barang pada tahun tersebut, sedangkan atas dasar harga konstan menunjukkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun dasar
(2012). Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku digunakan
untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar
harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke
tahun.
Tabel 2.7. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kota
Ternate
No

Sektor Ekonomi

1

Pertanian

2

Pertambangan dan Penggalian

2010

Data PDRB Kota Ternate
2011

2012

134. 682

151.855

169.142

11. 488

13. 841

15. 718

II - 13

I RPIJM I Kota Ternate I
3

Industri Pengolahan

53. 230

58. 449

62. 879

4

Listrik, Gas dan Air

12. 637

14. 222

15. 827

5

Bangunan

65. 965

81. 347

95. 019

6

Perdagangan, Hotel dan Air Bersih

294. 696

337. 365

394. 761

7

Perangkutan dan Komuniksi

155. 427

186. 029

225. 631

8

Keuangan, Persewaan dan Jasa Persuhaan

85. 925

101. 039

116. 075

9

Jasa-Jasa

177. 744

201. 426

227. 635

517.921,00

585.660,00

694.880,00

PDRB Kota

Sumber: Kota Ternate Dalam Angka, Tahun 2013

Tabel 2.8. Pertumbuhan Struktur Ekonomi Kota Ternate, Tahun 2010 - 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sektor Kegiatan

2010

Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan Air Bersih
Perangkutan dan Komuniksi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Persuhaan
Jasa-Jasa

2011

2012

13,58
1,16
5,37
1,27
6,65
29,71

13,26
1,21
5,10
1,24
7,10
29,45

12,81
1,19
4,75
1,20
7,18
29,84

15,67

16,24

17,05

8,66

8,82

8,77

17,92

17,58

17,21

Sumber: Kota Ternate Dalam Angka, Tahun 2013

B. Kondisi Sektor-Sektor Perekonomian Kota
2.3.4.1.1

Sektor Pertanian Tanaman Pangan

Di kota Ternate tanaman pangan yang memiliki luas lahan cukup besar yaitu jagung
dan ubi kayu. Kedua jenis tanaman ini diminati oleh masyarakat Kota Ternate
sebagai makanan utama selain nasi.
Tahun 2011 luas panen jagung seluas 152 Ha yang berarti naik 19% dari tahun 2010
yang hanya 128 Ha. Sedangkan untuk tanaman ubi kayu tahun 2011 memiliki luas
panen seluas 421 Ha, angka ini naik 1,93% dibandingkan tahun 2010 yang luas
panennya 413 Ha. Karena kedua komoditi ini memiliki luas panen yang lebih besar
dari tahun 2010 maka produksinya pun meningkat dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2011 produksi jagung sebesar 258 ton sedangkan pada tahun 2010 sebesar
208 ton. Untuk ubi kayu produksi tahun 2011 sebesar 1.676 ton sedangkan tahun
2010 sebesar 1.663 ton.
Tabel 2.9. Luas Panen Tanaman Pangan Jenis Padi dan Palawija di
Kota Ternate Tahun 2011-2012
No
1
2

Jenis Tanaman
Padi
Jagung

Luas Panen (Ha)
2011

2012
128

152
II - 14

I RPIJM I Kota Ternate I
3
4
5
6
7

Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kacang Tanah
Sayur-sayuran
Buah-buahan

2.3.4.1.2

413
31,80
38,70
173,70
889,05
Sumber: Kota Ternate Dalam Angka, Tahun 2013

421
30,40
37,31
173,34
888,75

Sektor Peternakan

Populasi ternak di Kota Ternate belum banyak, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan daging pemerintah masih harus memasok pasokan
daging dari luar wilayah Kota Ternate terutama dari Pulau Halmahera dan dari luar
Maluku Utara. Komoditi yang biasanya di pasok dari Pulau Halmahera adalah sapi dan
kambing, sedangkan komoditi yang biasanya di pasok dari luar Maluku Utara adalah
unggas khususnya ayam.
Pada tahun 2012 populasi ternak di Kota Tenate yang paling banyak adalah Sapi
dan Kambing. Meskipun begitu jumlah ini belum mencukupi kebutuhan masyarakat
Ternate akan daging. Populasi sapi pada tahun 2012 sebanyak 1.735 ekor dan
kambing 14.104 ekor.
2.3.4.1.3

Sektor Perikanan

Sebagai wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan, laut merupakan sumber
penghidupan yang menjanjikan. Banyak masyarakat Kota Ternate yang tinggal di
pesisir pantai bermata pencaharian sebagai nelayan. Selain itu tradisi masyarakat
Kota Ternate yang menjadikan ikan sebagai makanan pendamping nasi yang wajib di
konsumsi setiap hari, membuat nelayan menjadi salah satu mata pencaharian yang
cukup menjanjikan.
Di Kota Ternate terdapat dua pelabuhan perikanan yaitu pelabuhan Perikanan
Bastiong, Ternate Selatan dan pelabuhan perikanan Dufa-Dufa, Ternate Utara. Kedua
pelabuhan ini memasok hampir sebagian besar kebutuhan ikan masyarakat Ternate.
Produksi perikanan Kota Ternate tahun 2012 yang terbesar adalah kecamatan
Ternate Utara yaitu sebesar 18.466 ton dan kecamatan Ternate Selatan sebesar 3.700
ton.
2.3.4.1.4

Sektor Industri

Industri yang berkembang di Kota Ternate adalah jenis industri kecil dan
rumah tangga. Jenis industri ini cukup banyak di wilayah ini karena
penggunaan teknologi yang relative sederhana dan keterbatasan aspek
permodalan. Meskipun jenis industri yang ada sebagian besar berskala kecil
tapi cukup mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka
pengangguran di Kota Ternate.
Jenis industri yang berkembang di Kota Ternate adalah industri di bidang
pangan, industri di bidang kimia dan bahan bangunan, industri bidang sandang,
kulit dan kerajinan umum, serta industri bidang logam.
Pada tahun 2012 jumlah perusahaan industri kecil yang bergerak di
bidang pangan sebanyak 247 perusahaan dan menyerap tenaga kerja
II - 15

I RPIJM I Kota Ternate I
sebanyak 747 orang, di bidang kimia dan bahan bangunan terdapat 216
perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 810 orang, di bidang sandang, kulit
dan kerajinan umum terdapat 67 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 204
orang, serta di bidang industri logam terdapat 4 perusahaan yang menyerap 12
orang tenaga kerja.
Tabel 2.10. Perkembangan Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Pada Kegiatan
Industri di Kota Ternate tahun 2012

No

Jenis Usaha Industri

Perusahaan

Tenaga
Kerja

Nilai Investasi
(000 Rp)

1

Industri Kecil Bidang Pangan

247

747

2.311.901

2

Industri Kecil Bidang Kimia dan
Bahan bagunan

216

810

3.356.645

3

Industri Kecil Bidang Sandang,
kulit dan kerajinan

67

204

140.355.307

4

Industri Kecil Bidang Logam

4

12

20.300

534

1773

146.024.056

Jumlah

Sumber : Kota Ternate Dalam Angka, Tahun 2013

Untuk lebih meningkatkan produksi dan pemasaran dari semua hasil
produksi di wilayah Kota Ternate yang akan datang, diperlukan beberapa
motivasi seperti peningkatan kualitas dan keterampilan tenaga kerja, serta
aspek pengelolaannya perlu ditunjang oleh sistem pengolahan dan prasarana
produksi yang memadai. Guna meningkatkan pendapatan masyarakat maka,
kegiatan industri di Kota Ternate seyogyanya memanfaatkan potensi lokal
seperti penyerapan tenaga kerja dan bahan baku dari dalam wilayah Kota
Ternate.
2.3.4.1.5

Sektor Pariwisata

Kota Ternate memiliki posisi yang cukup strategis, oleh karena
merupakan salah satu jalur kepariwisataan di Maluku Utara, serta tersedia
beberapa fasilitas penunjang untuk kegiatan kepariwisataan seperti hotel,
restauran, travel, gedung pertemuan, sarana atraksi dan lain sebagainya.
Sedangkan obyek wisata yang terdapat di Kota Ternate antara lain; wisata
alam, wisata peninggalan sejarah, wisata budaya dan wisata buatan. Kawasan
pariwisata yang terdapat di Kota Ternate diuraikan pada tabel dan gambar
berikut ;

II - 16

I RPIJM I Kota Ternate I
Tabel. 2.11. Jenis Objek Wisata di Kota Ternate
No
1

Jenis Wisata
Wisata Alam
 Danau

 Pantai

2

Wisata Budaya
 Peninggalan Sejarah

 Budaya dan Atraksi
Wisata

3

Flora dan Fauna

Nama Objek Wisata

Lokasi

Danau Laguna
Tolire Kecil
Tolire Besar

Fitu/Ternate Selatan
Takome/Pulau Ternate
Takome/Pulau Ternate

Pantai Sulamadaha
Pantai Bobane Ice
Pantai Kastela
Pantai Taman Eva
Pantai Kalumata
Pantai Tabanga
Pantai Togolobe
Pantai Moti Kota

Sulamadaha/ Pulau Ternate
Aftador/ Pulau Ternate
Aftador/ Pulau Ternate
Kastela/ Pulau Ternate
Fitu/ Ternate Selatan
Kalumata/ Ternate Selatan
Sulamadaha/Pulau Ternate
Hiri/Pulau Ternate
Moti Kota/Moti

Benteng Toluco/Holandia (1512/1610)
Benteng Orange (1607)
Benteng Kalamata (Santalucia) 1940
Benteng Kota Janji (Santa Pedro)
Benteng Kastela (Santa Paolo) 1521
Kedotan Sulatan Ternate (1788 –
1813)
Mesjid Sultan Ternate (1622)
Jembatan Residen
Kuburan Sultan Babullah
Kuburan Sultan Badaruddin II
Gereja Batu
Upacara Adat Kolano Uci Sabea
Penobatan Kapita/Fanyira
Baramasuwen (Bambu Gila)
Badabus
Soya-Soya
Cakalele
Lagu dan Dadansa
Tide dan Ronggeng
Gala
Upacara Adat Perkawinan Malut
Lala
Dana-Dana
Salaijin
Togal
Cengkeh Afo (Induk)
Sumber: RTRW Kota Ternate, 2012

Dufa-Dufa/Ternate Utara
Gamalama/Ternate Utara
Kalumata/Ternate Selatan
Fitu/Ternate Selatan
Kastela/Pulau Ternate
Soa-Sio/Ternate Utara
Soa-Sio/Ternate Utara
Muhajirin/Ternate Selatan
Foramadiahi/Pulau Ternatee
Makassar Barat/Ternate

Utara
SoaSio
SoaSio
SoaSio
SoaSio
Soi-Sio
SoaSio
SoaSio
SoaSio
SoaSio
SoaSio
SoaSio
SoaSio
SoaSio
SoaSio
Marikuburu/Ternate Selatan

II - 17

I RPIJM I Kota Ternate I

2.4.

Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan
RTRW Kota Ternate

Kota Ter nate dalam kebijakan tata r uang w il ayah nasional (RTRWN) yang
menetapkan sebagai salah satu Pusat Kegiat an Nasional (PKN) yang ter letak di
w ilayah Indoensi a Bagian Timur . Hal i ni menujukkan bahw a Kota Ter nate
mengemban fungsi pengembangan regional yang luas, dan di ar ahkan agar
memiliki fungsi-fungsi pengembangan sebagai ber ikut :
a.

Pusat kegiatan jasa dan per dagangan skala nasional, dan r egional.

b.

Sebagai pintu gerbang ekspor t dan import SDA lew at Pelabuhan
Laut Ahmad Yani Ter nate.

c.

Sebegai Si mpul Tr anspor tasi dalam r angka mendukung daer ah
hinterland serta membuka jalur li ntas t ranspor tasi antar r egional,
nasional dan inter nasi onal.

Selain it u dalam kebijakan pengembangan Kota Ternate ter masuk salah satu di
Provinsi Maluku Utar a dengan kegiatan utama adalah sektor jasa dan
per dagangan, pariwisata, dan per ikanan laut.
Dengan memper hatikan kondi si dan potensi wilayahnya Kota Ter nate memiliki
beber apa isu penting dalam pengembangan tata r uangnya antara lain :

a.

Pengembangan potensi pesisir dan lautnya belum optimal
dilakukan mengingat w ilayah pesi si r dan laut Kota Ter nate
memiliki potensi yang cukup potensi al untuk dikembangkan lebih
lanjut baik potensi per ikanan maupun potensi wisat anya.

b.

Per kembangan pembangunan kaw asan pesisir kota belum
ber orientasi pada pembangunan yang memper lakukan kaw asan
pantai sebagai bagian muka dar i kot a melai nkan masih
memperlakukan kaw asan pantai sebagai w ilayah belakang kota.

c.

Keter sediaan air ber sih di wilayah kota ter utama saat musi m
kemar au panjang selalu menjadi masalah bagi masyar akat, dimana
penyediaan air ber si h kota sangat ter gantung pada keter sedi aan
ai r t anah dalam (sumur bor dan mata air ) dan sebagi an lain pada
ketersediaan air per mukaan (embung dan dam).

d.

Pembangunan sar ana dan prasar ana tr anspor tasi perkotaan
seper ti prasar ana jalan, ter minal, sistem per par kir an, sar ana
pejalan kaki, angkutan umum kota di rasakan belum optimal.

II - 18

I RPIJM I Kota Ternate I
e.

Pembangunan sar ana dan pr asar ana kota seper ti dr ainase dan
sistem pembuangan air limbah kota belum optimal dan cender ung
meni mbulkan pencemar an terhadap persediaan air tanah dalam
dan mat a air yang selama ini merupakan sumber ai r utama bagi
masyar akat.

f.

Sebar an per mukiman cender ung ti dak mengikuti per encanaan
yang ada melainkan berkembang mengi kuti pusat kegiatan kota
dan str uktur jar ingan utama kota.

g.

Sebar an penduduk tidak merata melainkan cenderung terpusat di
kaw asan pusat kota, dimana kepadatan ter tinggi terjadi di
Kecamatan Ter nate Tengah, Ternat e Utar a dan Ter nate Selatan.

h.

Belum optimalnya pembangunan r uang ter buka hijau kota seper ti
taman kota, jalur hijau, hutan kota dan ruang terbuka hijau lainnya,
dimana beberapa ruang terbuka hijau kota telah mengalami
per geser an fungsi menjadi kaw asan per mukiman dan tutupan
lahannya masih didominasi oleh semak belukar .

Atas dasar pemahaman t er hadap ar ahan kebi jakan Nasional dan Pr ovinsi Maluku
Utara ser t a isu-isu pengembangan tat a r uang Kota Ter nate, maka beber apa
kebijakan penataan r uang yang per lu dilakukan di Kota Ter nate antar a lain.
a.

Untuk pengembangan str uktur tata r uang Kota Ternate per lu :


 Peningkatan akses pelayanan sar ana dan pr asar ana per kotaan
yang lebi h mer ata dan ber hier ar ki pada setiap jenjang pusat-pusat
pelayanan kota, mulai dar i pusat kota, sub pusat kota dan pusat
lingkungan.

 Peningkatan kualit as dan jangkauan pelayanan jaringan pr asar ana
tr anspor tasi, telekomunikasi , listr ik, sumber daya ai r, sistem
penyediaan air ber sih, sistem pengelolaan air li mbah, sistem
per sampahan, sistem dr ainase, penyedi aan dan pemanfaat an
pr asar ana dan sarana pejal an kaki, jalur evakuasi bencana, dan
penyediaan dan pemanfaat an pr asar ana dan sar ana per kotaan
lainnya.
b.

Untuk pengembangan pola pemanfaatan ruang Kota Ter nate per lu :

 Pemelihar aan dan per wujudan kelestari an fungsi lingkungan hidup
pada kaw asan lindung;

 Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
meni mbulkan kerusakan lingkungan hidup;

 Per wujudan dan peningkatan keter paduan dan keter kaitan antar
kegi atan budidaya;
II - 19

I RPIJM I Kota Ternate I
 Pengendalian perkembangan kegiatan

budidaya agar
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

c.

tidak

Untuk pengembangan kaw asan strategis Kota Ter nate per lu :

 Pelestar ian dan peningkatan fungsi dan daya dukung ligkungan
hidup untuk mempert ahankan dan meni ngkatkan kesei mbangan
ekosistem, melestar ikan keanekargaman hayati , memper t ahankan
dan meningkatkan fungsi per lindungan kawasan, melestar ikan
keunikan bentang alam;

 Pengembangan

dan peningkatan fungsi kaw asan dalam
pengembangan perekonomi an kota dan wi layah yang pr oduktif,
efisi en, dan mampu bersaing dalam per ekonomian r egional,
nasional dan inter nasi onal.

II - 20