DINAMIKA KEISLAMAN MASYARAKAT DUSUN RANDUARES, KELURAHAN KUMPULREJO, KECAMATAN ARGOMULYO, KOTA SALATIGA TAHUN 1965-1995
DINAMIKA KEISLAMAN MASYARAKAT DUSUN
RANDUARES, KELURAHAN KUMPULREJO, KECAMATAN
ARGOMULYO, KOTA SALATIGA TAHUN 1965-1995
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuludin, Adab dan Humaniora
IAIN Salatiga Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
SYARIFATU ULFAH
NIM: 216 13 010
JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bissmillahirohmaninrrahim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : Syarifatu Ulfah NIM : 216 13 010 Jurusan : Sejarah Peradaban Islam Fakultas : Ushuludin Adab dan Humaniora Judul : Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares, Kelurahan Kumpulrejo. Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga Tahun 1965-1995.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyutujui untuk: 1.
Memberikan hak bebas royalty, kepada perpustakaan IAIN Salatiga atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dalam, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan IAIN
MOTTO
“
genggam akhirat taklukan dunia”
Abah khafid
PERSEMBAHAN
“Kedua orangtuaku, bapak bunyani dan ibu siti umayah yang sangat ku hormati dan ku sayangi”
“Kakak ku dan semua kelurga besar ku yang selalu mendorong ku untuk segera menyelesaikan skripsi ”
“abah khafid dan ibu nyai yang selalu memberikan semangat dan doa restu” “Kepada sahabatku mb vani, yang selalu menemani dan membantu menyelesaikan skripsi, buat nikmatul sama alim yang selalu memotivasi aku ” Temen-temen seperjuangan spi,13 yang selalu saling menyemangati satu sama yang lainnya khususnya judhin, Rifkhan, Fahmi, Ika, Qisti, Bunda, Eli, Ingkan, Tiara, Erni, Vera. Untuk ana fitriana yang membantu proses awal pembuatan skripsi sampai akhir pembuatan skripsi.
Teman-teman pondok yang selalu menyemangatiku untuk segera menyelesaikan skripsi ku.
KATA PENGANTAR
نيملاعلا بر لله دمحلا
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares, Kel. Kumpulrejo, Kec. Argomuyo, Kota Salatiga Tahun 1965-1995
” yang disusun guna melengkapi syarat-syarat penyelesaian strata 1 Pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humainora (FUADAH) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan baik berupa ide, gagasan, kritik, serta pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Dr. Rahmat Haryadi,M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2.
Dr. Benny Ridwan, M. Hum., selaku Dekan FUADAH yang telah memberikan kemudahan perizinan dalam penelitian untuk skripsi ini.
3. Haryo Aji Nugroho, S. Sos. M.A., selaku Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan dukungan selama penulis belajar di Program Studi Sejarah Peradaban Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Miftachur Rif‟ah, M. Ag,. sebagai pembimbing yang tulus membimbing dan mengarahkan penulis, serta saran-saranya yang berharga dan pemberian kemudahan sarana-prasarana untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen SPI yang penulis bisa saya sebut satu persatu penulis ucapkan banyak terima kasih karenadengan sabar mendidik penulis dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak, ibuk, kakak dan saudara-saudara penulis yang selalu memotivasiku untuk terus berusaha lebih baik lagi dalam belajar.
7. Temen-temen pondok al Falah yang selalu menyemangati saya, mb vani, nikmatul, miladil, ama, dek herli…. Pokok e buat kamar c23,22 dan 24 terimakasih atas dukungan dan motivasi dari kalian semua.
8. Adek-adek pondok Darul Abror yang selalu membuat ku tersenyum dan membangkitkan semangat ku menyelesaikan semua tugas ku.
9. Terima kasih buat kamu yang selama ini mendengarkan keluh kesah ku. Kamu yang selalu menyertakan aku dalam doa mu…terimakasih untuk semuanya,,,semoga Allah memberikan jalan yang terbaik buat kita.
10. Terima kasih buat temen-temen SPI yang selalu mendorong dan memotivasi ku untuk semangat menyelesaikan semua ini… bigthanks pokok e buat kalian.
ABSTRAK
Syarifatu ulfah. (2017). Dinamika Keislaman Masyarakat Desa Randuares,
Kelurahan Kumpulrejo, Kec Argomulyo , Kota Salatiga 1965-1995 .Skripsi,
Sarjana Ushuludin Adab dan Humaniora, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pembimbing dan dosen pengampu Miftachur Rif`ah, S. Ag., M.Ag.
Kota Salatiga merupakan salah satu kota yang di identikkan dengan agama Kristen. Hal ini disebabkan berkembangannya Universitas Kristen Setya Wacana dan banyaknya sekolah yang berbasis Kristen di Salatiga. Kota Salatiga menjadi salah satu kota yang menjadi target proses kristenisasi karena keimanan masyarakat kota Salatiga yang agak labil. Desa Randuares merupakan salah satu desa yang menjadi sasaran adanya proses kristenisasi di Salatiga, hal tersebut mengakibatkan agama yang dianut oleh masyarakat Randuares itu ada dua yaitu agama Islam dan agama Kristen. Hal ini menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana dinamika keislaman masyarakat Randuares.
Untuk mengkaji permasalahan tersebut maka peneliti menggunakan sebuah metode sejarah. Penelitian ini dilakukan juga dengan cara terjun langsung kelapangan, karena sumber data diperoleh langsung dari sumbernya yang merupakan salah satu pelaku sejarah. Batasan lingkup spasial dalam penelitian ini adalah dusun Randuares yang terletak di kelurahan Kumpulrejo, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga. Sedang ruang lingkup temporalnya pada tahun 1965-1995, karena pada tahun 1965-1990 masyarakat mulai berani memperlihatkan keislamannya kepada masyarakat umum. Dan pada tahun 1990-1995 masyarakat desa Randuares mulai mendirikan masjid, dan setelah itu ruang gerak masyarakat muslim Randuares menjadi lebih luas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: perkembangan agama Islam di Randuares semakin pesat dan kualitas keagamaan masyarakat yang semakin membaik dengan adanya bantuan tokoh ulama dari desa tetangga. Sikap toleransi yang tinggi yang di miliki oleh masyarakat Randuares. Proses kristenisasi masih tetap berlangsung sampai saat ini. Tidak adanya figur tokoh agama Islam di Randuares tidak menjadikan keingingan masyarakat untuk belajar agama Islam surut. Proses islamisasi dilakukan dengan cara mengadakan pengajian rutin.
Kata Kunci: Dinamika Keislaman, Agama Islam, Kristenisasi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................. v
MOTTO .................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. xABSTRAK ................................................................................................ xiv
DAFTAR ISI ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN A.
1 Latar Belakang Masalah .....................................................
B.
2 Batasan dan Rumusan Masalah ..........................................
C.
3 Tujuan dan kegunaan Penelitian .........................................
D.
4 Tinjauan Pustaka .................................................................
E.
6 Kerangka Konseptual ..........................................................
F.
10 Metode Penelitiam ...............................................................
G.
14 Sistematika Penulisan ..........................................................
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT RANDUARES A.
16 Kondisi Demografis Randuares .......................................
B.
20 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Randuares ................
C.
25 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Randuares ..............
D.
27 Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat Randuares ..........
BAB III ISLAM DI RANDUARES A.
34 Sejarah Islam di Randuares ...............................................
B.
36 Tokoh-Tokoh Islam di Randuares ....................................
C.
42 Kondisi Masyarakat Muslim di Randuares .......................
BAB IV HAMBATAN KEHIDUPAN MASYARAKAT ISLAM DI RANDUARES A. Dinamika Hubungan Masyarakat Islam dan Kristen di Randuares
........................................................................................... .........45 B. Hambatan yang Dialami Masyarakat Muslim di Randuares........49 C. Upaya Masyarakat Muslim di Randuares Bertahan dari Kristenisasi ........................................................................
57 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................
60 B. Saran .................................................................................
62 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota S
alatiga yang dipetakan sebagai “Kota Kristen” telah lama menjadi sebuah cara pandang bagi masyarakat di luar Jawa Tengah khususnya bagi para pendatang. Pengaitan persepsi terjadi karena Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan kampus yang memiliki corak agama Kristen, di lain sisi publikasi yang gencar kemudian masyarakat yang mengenal kota Salatiga melalui UKSW mendoktrin
1 Salatiga adalah kota yang dipenuhi umat Kristen.
Isu tentang kristenisasi sesungguhnya sudah terjadi lama di Indonesia. Salatiga salah satu yang menurut banyak orang mudah untuk melakukan misi tersebut karena kualitas keimananya yang masih agak labil serta kota kecil ini banyak dikuasai oleh yayasan Nasrani. Hal itulah yang akhirnya menimbulkan perselisihan antar agama, terutama agama
2 Islam dan Kristen. Teologi Kristen awal telah menemukan sebuah tempat
dalam sejarahnya sebagai keselamatan historis bagi sistem agama dan filsafat sebelumnya. Agama Yahudi menimbulkan persoalan besar yang mulai mendapat perhatian serius hanya setelah mengalami sejarah yang 1 panjang dan tragis. Gereja enggan untuk mengakui agama Yahudi sebagai
Stefanie Theresia Permata, Royke Siahainenia, Sampoerno,” Umat Islam Dalam Memaknai Isu Kristenisasi di Salatiga 2 ”, (Cakrawala: 2016), vol 4 no 2, 2015 hlm 289.
Walidatul Ikr omah, “Kualitas Keberagamaan Masyarakat Muslim Di Sekitar
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016” Salatiga 2016, hlm 6. (Skripsi tidak diterbitkan). sebuah tradisi agama yang secara sah terpisah dari agama Kristen. Sementara itu, Islam muncul setelah agama Kristen. Maka, meskipun keberadaan keagamaan dan filsafat pra- Kristen dapat dipandang sebagai pendahuluan bagi Injil atau preparatio evangelica, Islam tidak dapat dipandang menurut skema ini. Karena itu, Islam memerlukan suatu teologi baru, yang baru sekarang, setelah selama empat belas abad menjalani perjuangan dan konflik dengan teologi Kristen, mulai dirumuskan secara
3 coba-coba.
Hal yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian dengan tema dinamika keIslamaan masyarakat Randuares tahun 1980-2015, karena melalui kesadaran bapak Suripto (warga Randuares) terhadap kualitas keIslaman masyarakat Randuares yang masih begitu minim pengetahuan dan ada beberapa permasalahan yang membuat masyarakat Randuares tidak begitu memahami tentang agama Islam yang sebenarnya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Peneliti ini bermaksud untuk menjelaskan dan mendiskripsikan mengenai Dinamika keislaman masyarakat Randuares tahun 1980-2015.
Agar proses pendiskripsian ini terarah maka penelitian ini harus dibatasi dan dirumuskan. Pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini menitikberatkan pada dinamika keislaman masyarakat Randuares.
3 Mahmoud Mustafa Ayoub, “Mengurai Konflik Muslim-Kristen”, Fajar Pustaka,
Yogyakarta, 2001, hlm 239-240
Dinamika keislaman yang diteliti oleh peneliti ialah dari tahun 1965 hingga 1995. Pembatasan ini dikarenakan pada sekitar 1980an ke atas itu terjadi beberapa gejolak yang terjadi di masyarakat Randuares. Gejolak tersebut terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara para tokoh-tokoh muslim yang mengakibatkan tidak adanya kekuatan dikalangan para tokoh muslim. Dari uraian diatas maka rumusan penelitian ini antara lain: 1.
Bagaimana sejarah perkembangan Islam di Randuares ? 2. Bagaimana kehidupan beragama umat Islam di Randuares? 3. Hambatan umat Islam di Randuares dalam kehidupan beragama? C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Pada proses pembahasanya, secara peneliti berusaha untuk menyusun secara sistematis, yang didasari dengan tujuan dan kegunaan peneliti ini sendiri. Tujuan dan kegunaan penelitian, berguna sebagai patokan untuk menentukan kearah mana penelitian ini dan untuk apa penelitian ini dilakukan. Arti penting penelitian ini adalah tema penelitian ini belum pernah ada yang meneliti. Hal ini menjadi celah kajian penting bagi peneliti. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Menjelaskan perkembangan Islam di Randuares.
2. Menjelaskan keadaan kehidupan umat Islam di Randuares.
Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara praktis akademis diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai dinamika keIslaman masyarakat Randuares.
2. Dapat memberi koleksi pustaka bagi Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan pustaka-pustaka, antara lain:
1. Skripsi yang berjudul “Kualitas Keberagamaan Masyarkat Muslim Di
Sekitar Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun 2016
” yang ditulis oleh Walidatul Ikromah. Dalam skripsi ini membahas tentang kehidupan sosial keagamaan masyarakat di sekitar Universitas Kristen Setya Wacana dan kualitas pendidikan agama Islam terhadap keberagamaan masyarakat muslin di sekitar Universitas Kristen Setya Wacana. Pada skrispsi ini mempunyai keterkaitan dengan judul skrispi ini adalah kehidupan sosial keberagamaan masyarakat di temukan beberapa bukti bahwa adanya kristenisasi dengan melemahkan keimanan umat muslim melalui beberapa cara atau metode yang tidak banyak disadari oleh masyarakat muslim pada umumnya.
2. Jurnal yang berjudul “Sejarah Islam Nusantara” yang disusun oleh Achmad Syafrizal, pada desember 2015. Yang menjelaskan tentang umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Islam masuk negeri ini dengan jalan damai sesuai dengan misi Islam sebagai agama rahmatan lil „alamiin. Ada lima teori masuknya Islam ke nusantara, terutama jika dilihat dari aspek tempat asal pembawanya, yaitu teori Arab, teori Cina, teori Persi, teori India dan teori Turki. Adapun penyebaran Islam di nusantara dilakukan melalui jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, pendidikan, dan islamisasi kultural. Tokoh yang merupakan sentra penyebaran Islam di nusantara ialah para ulama dan raja/sultan. Di tanah Jawa, ulama penyebar Islam tergabung dalam wadah wali songo. Jurnal ini menjelaskan bagaimana Islam bisa tersebar hingga kepedalamaan dan desa-desa, termasuk kota Salatiga.
3. Jurnal yang berjudul “Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia” yang ditulis oleh Rahayu Permana, yang menjelaskan tentang bagaimana proses islamisasi di Indonesia, teori yang menjelaskan kapan masuknya Islam di Indonesia disertai dengan bukti-bukti yang ada.
Menjelaskan sumber-sumber yang menjadi pendukung masuknya Islam di Indonesia yang diantaranya: berita dari Arab, berita Eropa, berita India, berita Cina, sumber dalam negeri.
4. Buku yang berjudul “Memelihara Umat Kiai-Pesantern Kiai Langgar
di Jawa” yang ditulis oleh Pradjarta Dirdjosanjoto yang menjelaskan
tentang para ulama yang berdakwah menyebarkan agama Islam dan menjelaskan bagaimana proses berkembangannya slam. Dalam buku ini juga menjelaskan tentang budaya pesantren dan juga membahas tentang perpolitikan yang berada disekitar para kiai.
5. Buku yang berjudul Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di
Indonesia yang ditulis oleh pendeta Jan s. Aritonang , yang
menjelaskan tentang bagaimana perjalanan Islam dan kristen bertemu, gejolak apa saja yang terjadi ketika Islam dan kristen bertemu serta menjelaskan tentang bagaimana kedua agama ini tetap berusaha untuk berkembang dan bertahan.
6. Buku yang berjudul Kyai dan Perubahan Sosial yang ditulis oleh Hiroko Horikoshi, buku ini berkaitan dengan judul ini karena menjelaskan bagaimana peran,fungsi, kiprah dan tatanan seorang ulama yang berada di pedesaan.
7. Jurnal yang ditulis oleh Tapin yang berjudul Misi Kristen di Indonesia:
Bahaya dan Pengaruhnya Terhadap Umat Islam . Jurnal ini memilki
kesamaan dengan skrispi ini karena sama-sama menerangkan tentang adanya proses kristenisasi yang terjadi di Indonesia. Jurnal ini juga menjelaskan bagaimana para missionaris Kristen berusaha menipiskan kepercayaan umat Islam.
E. Kerangka Konseptual
Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammmad SAW sekitar abad ke-7 Masehi yang berpusat di Mekah dan Madinah.
Islam sebagai agama rahmatan lil al-alamin, karena Islam mudah diajarkan dan diterima oleh masyarakat. Ajaran yang diajarkan dalam Islam diantaranya tentang aqidah, syariah, dan akhlak. Dalam mengajarkan ajaran tersebut Islam tidak membeda-bedakan antara suku, ras dan negara, semuanya sama. Islam tersebar melalui perdagangan, pendidikan, dan budaya, bukan dengan menjajah. Dengan cara yang seperti ini membedakan agama Islam dengan agama yang lain, sehingga Islam membutuhkan waktu yang cukup lama untuk disampaikan kepada masyarakat. Selain mengajarkan aqidah, syariah, dan akhlak, Islam mulai mengembangkan ilmu pengetahuan seperti kedokteran, matematika, fisika, kimia, sosiologi, astronomi, dan geografi. Semua yang dilakukan itu
4
berlandaskan al qur‟an dan dalil.Datangnya agama Islam di berbagai daerah di Indonesia tidaklah bersamaan. Proses masuknya Islam di Indonesia pun menimbulkan banyak pendapat di antara para tokoh-tokoh. Para tokoh tersebut ada yang mengetahui secara langsung masuknya Islam di Indonesia dan ada pula yang mengetahui melalui berbagai penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Para tokoh yang ikut berpendapat mengenai ini diantaranya, Marcopoli, Muhammad Ghor, Ibnu
5 Bathuthah, Dego Lopez de Sequeura, Sir Richard Wainsted.
4 Achmad Syafrizal,”Sejarah Islam Nusantara”, (Islamuna: Jurnal studi Islam), vol II no.
2, Desember 2015, hlm 236. 5 Rahayu permana, “Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia”, hlm 1.
Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia terjadi sejak abad ke-16 hingga sekarang yang di pengaruhi oleh perkembangan, konstelasi, dan kebijakan politik, baik dalam skala nasional maupun internasional. Tetapi pada perjumpaan agama Kristen dan Islam ini juga menentukan perkembangan, konstelasi, dan kebijakan politik di Indonesia. Dalam sebagian proses perjumpaan tersebut agama Islam terlebih dahulu hadir di Nusantara akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu agama Kristen lebih dulu datang walaupun tidak langsung di terima oleh masyarkat. Akan tetapi, ketika Kristen dibawa oleh para Penginjil barat yang datang bersama dengan penguasa imperialis-kolonialis, wilayah persebaran agama Islam belum meliputi seluruh Nusantara apalagi sampai ke pedalaman dan jumlah penganut agama Islam masih minim. Penyebaran agama Islam
6 berkembang lebih pesat ketika Kristen sudah datang di Nusantara.
Penyebaran Islam pada akhirnya sampai ke pulau Jawa, proses Islamiasi yang terjadi di Jawa telah dibentuk oleh beberapa unsur yang saling menunjang, yaitu: para pedagang yag menumbuhkan kantong- kantong Islam di daerah pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir, dengan begitu kesultanan Islam dengan tradisi maritim yang kuat di sepanjang pantai Jawa secara bertahap mampu melepaskan diri dari kerajaan Hindu di pedalaman. Kelompok ulama Islam baik asing maupun pribumi mengisi 6 beberapa pos birokrasi serta mempimpin upacara keagamaan di kesultanan
Jan S. Aritonang, “Sejarah Perjumpaan Kristen Dan Islam di Indonesia”, pt. Bpk gunung mulis, Jakarta, 2006, hlm 593-594. serta para sufi atau guru mistik melakukan perjalanan berkeliling
7 pedalaman untuk berdakwah atau mendirikan pesantren di pedalaman.
Masuk dan berkembangnya agama Islam di daerah pedalaman mengalami keterlambatan karena sulitnya hubungan antar kota pusat perkembangan Islam dengan daerah pedalaman, dan yang menjadi penyebab keterlambatan ini adalah masih kuatnya pengaruh agama dan kebudayaam lama agama Hindu-Indonesia. Pada 1512 Ki Pandan Aran meninggalkan jabatannya sebagai Bupati Pandanaran dan menyerahkan jabatannya kepada adiknya. Ki Pandan Aran memilih hidupnya dipergunakan untuk menyebarkan agama Islam di Tembayat, Klaten, pedalaman Jawa Tengah. Dari Semarang Ki Pandan Aran melewati lereng Gunung Merbabu dan kemudian sampai ke Salatiga. Kemudian
8
melanjutkan perjalanannya ke Tingkir dan Pengging. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pada tahun tersebut agama Islam menyebar di daerah Salatiga dan sampai ke daerah Randuares. Dengan berjalannya waktu Islam menyebar di Randuares kermudian selang beberapa waktu terjadi sebuah hambatan yang di alami oleh umat Islam di Randuares yaitu adanya proses Kristenisasi yang di bawa oleh para pendatang di Randuares.
Misi yang di bawa oleh Kristen adalah tugas yang diberikan oleh 7 Yesus kepada seluruh umatnya untuk mengabarkan Injil kepada seluruh
Pradjarta Dirdjosantojo,”Memelihara Umat Kiai Pesantren Kiai Langgar di Jawa”, Yogyakarta, 1999, Hlm 31 8 A. Daliman, “Islamisasi Dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia”, Penerbit Ombak, Yogyakarta, 2012, hlm 159-160.
manusia di berbagai penjuru bumi. Pada hakikatnya Kristen memiliki misi yang bertujuan untuk kristenisasi. Proses kristenisasi ini sama halnya dengan proses islamisasi karena sama-sama memiliki tujuan untuk mengajak orang lain agar bisa sepaham atau seagama.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori fenomenologi karena fenomenologi dapat digunakan di berbagai bidang kajian termasuk fenomenologi agama. Menurut Dhavamony, dalam mengkaji fenomena agama, fenomenologi tidak mengkaji hakikat agama secara filosofis dan teologis, tetapi membahas tentang hakikat agama sebagai fenomena empiris dari struktur umum suatu fenomena yang mendasari setiap fakta religious. Dalam bekerja, fenomenologi agama menerapkan metodologi
9 ilmiah dalam meneliti fakta religious yang bersifat subjektif.
F. Metode Penelitian
Metode dalam ilmu sejarah adalah seperangat aturan dan secara sintesis, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis secara tertulis atau suatu prosedur dalam menyusun detail-detail yang telah di simpulkan dari dokumen-dokumen otentik menjadi suatu kisah yang saling berhubungan. Kuntowijoyo mengartikan metode sejarah sebagai petunjuk pelaksanaan dan teknis tentang bahan, kritik, dan interpretasi sejarah serta
10 9 dalam penyajian dalam bentuk tulisan.
Imam Suprayogo dan Tobroni, “Metodologi Penelitian Sosial Agama”,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm 40. 10 Ibid., hlm 42.
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah Heuristik atau pengumpulan sumber. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber yang berupa buku-buku dan didalam upaya Heuristik peneliti juga menggunakan metode sejarah lisan, sejarah lisan adalah bagian dari metode sejarah yang meliputi teknik pengumpulan sumber sejarah yang dilakukan dengan wawancara kemudain ditunjukan kepada pelaku dan saksi sejarah yang hidup pada zaman yang sedang diteliti oleh peneliti
11 sejarah.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi, diantaranya:
1. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan secara langsung ke lapangan untuk meneliti serta mencari data-data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, agar dapat dibahas berdasarkan informasi atau bukti data-data yang ditemukan . Dalam mengumpulkan data-data dan informasi dilapangan, peneliti memiliki 2 teknik yang dilakukan, yaitu: a.
Pengamatan (obsevasi) Pengamatan yang dilakukan peneliti ini merupakan suatu 11 teknik yang dilakukan peneliti untuk mengamati secara
Paul thompson, Suara Dari Masa Silam: Teori dan Metode Sejarah Lisan, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 25 langsung obyek yang berkaitan dengan penelitian dan bukti-bukti tentang dimika keislaman masyarakat dusun Randuares, kelurahan Kumpulrejo, kecamatan Argomulyo, kota Salatiga.
b.
Tradisi lisan atau wawancara Adalah suatu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan memahami penuturan-penuturan informasi yang sifatnya turun temurun dan dapat memberikan keterangan terhadap masalah yang akan diteliti untuk mewujudkan fakta-fakta dalam rangka penyusunan sejarah lokal tersebut, misalnya dengan mengadakan wawancara langsung dengan saksi sejarah yang mengetahui tentang dinamika keislaman masyarakat dusun Randuares, kelurahan Kumpulrejo, kecamatan Argomulyo, kota Salatiga.
c.
Penelitian kepustakaan Melalui penelitian kepustakaan ini sumber-sumber buku yang dapat dijadikan sebagi refrensi dalam penulisan skripsi ini.
Sumber kepustakaan yang akan dikaji adalah perpustakaan sejarah iain salatiga kampus 2, perpustakaan daerah kota salatiga, perpustakaan kampus 2 iain salatiga, kantor badan pusat statistik dan perpustakaan online.
Kritik sumber atau verifikasi, tahap ini dilakukan untuk
menentukan otensititas dan kredibilitas sumber sejarah. Dalam proses verifikasi ini terdapat dua penggolongan sumber, yaitu sumber primer dan sumber skunder. Sumber primer merupakan informasi atau data yang disampaikan oleh saksi sejarah atau orang yang mengetahui peristiwa tersebut secara langsung. Sumber skunder merupakan informasi atau data yang disampaikan oleh orang yang tidak mengetahui peristiwa tersebut secara langsung. Dalam tahap ini merupakan pengujian kebenaran atas informasi atau data-data yang didapatkan dari sumber sejarah. Dalam tahap verifikasi ini ada dua langkah yang harus dilalui, yaitu: kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah penentuan keaslian sumber yang berkaitan dengan bahan yang digunakan dari sumber tersebut. Kritik internal adalah penyeleksian informasi yang terdapat dalam sumber sejarah, dapat atau tidaknya data tersebut dipercaya. Semua sumber diperlakukan sama yaitu dengan cara diseleksi dari segi internal dan eksternal. Dalam melakukan tahap penyeleksian harus dilakukan secara sistematis, yakni diawali kritik eksternal kemudian baru kritik internal. Pada saat melakukan penyelesaian data ada salah satu data yang tidak memenuhi syarat maka tahap untuk penyeleksian data tersebut tidak bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Interpretasi, setelah melewati proses verifikasi maka data akan di
gabung-gabungkan berdasarkan subjek kajian. Dalam proses penggabungan ini, data yang penting dan data yang tidak penting harus dipisahkan agar tidak menunggu peneliti dalam proses rekonstruksi peristiwa sejarah. Pada tahap ini peneliti di tuntut untuk cermat dan bersikap obyektif terutama dalam hal interpretasi subjektif terhadap fakta
12 sejarah.
Historiografi, merupakan puncak dari sebuah penelitian.
Puncak dari sebuah penelitian yaitu penulisan sejarah atau historiografi. Dalam proses historiografi tidak bisa lepas dari proses sebelum-sebelumnya yang mampu menghasilkan sumber informasi yang benar dan dapat menghasilkan tulisan sejarah.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini terdapat lima bab. Bab I pendahuluan yang memiliki sub Bab antara lain: (a) latar belakang masalah. (b)batasan Dan rumusan masalah. (c) tujuanDan kegunaanpenelitian. (d) tinjauan pustaka. (e) kerangka konseptual. (f) metode penelitan. (g) sistematika penulisan.
Bab II gambaran umum masyarakat Randuares, yang memiliki sub bab, antara lain: (a) kondisi demografi Randuares. (b) kondisi sosial budaya masyarakat Randuares. (c) kondisi sosial ekonomi masyarakat Randuares. (d) kondisi sosial keagamaan masyarakat Randuares.
12 Ibid., hlm 49-50.
Bab III Islam di Randuares, yang memili sub bab, antara lain: (a) sejarah Islam di Randuares. (b) tokoh-tokoh Islam di Randuares tahun 1965-1995. (d) kondisi masyarakat muslim di Randuares.
Bab IV hambatan kehidupan masyarakat Islam di Randuares, yang memiliki sub bab, antara lain: (a) dinamika hubungan Islam dan Kristen di Randuares. (b) hambatan yang dialami masyarakat muslim di Randuares. (c) upaya masyarakat di Randuaes muslim bertahan dari kristenisasi.
Bab V penutup, yang memiliki sub bab : (a) kesimpulan, (b) saran.
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT RANDUARES A. Kondisi Demografis Randuares Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas darilingkungannya. Menurut Paul Vidal de la Blache (1845-1918) mengatakan bahwa bumi menyediakan kesempatan-kesempatan bagi umat manusia yang memilikinya, dan bagaimana mengusahakannya dengan mengeksploitasi sumber dayanya. Menurut Maharani, manusia secara aktif merupakan agen dominan yang mampu memanipulasi dan memodifikasi habitatnya, meski manusia dengan alam, sehingga untuk mengetahui kondisi masyarakat disuatu daerah diperlukan pengetahuan tentang kondisi
13
alam dimana masyarakat tersebut tinggal. Aspek spasial yang di kaji dalam karya ini adalah perkembangan Islam di Desa Randuares, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga. Sehingga di perlukan pembahasan mengenai kondisi Islam di Desa Randuares, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga tersebut.
Desa Randuares adalah salah satu desa yang termasuk dalam wilayah kelurahan Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga. Kecamatan Argomulyo merupakan satu wilayah yang berada di bawah pemerintah kota Salatiga. Dalam Katalog Badan Pusat Statistika Kota Salatiga wilayah 13 kecamatan Argomulyo terdiri dari 6 kelurahan yaitu Noborejo, Randuacir,
Lutvia Mahanani “Pengambilalihan Kota Salatiga dari Kuasa Belanda Kepemerintah Republik Indonesia Tahun 1945-1950 ”,(Semarang: Universitas Negeri Semarang), 2009. hlm 36. Tegalrejo, Cebongan, Ledok, dan Kumpulrejo. Luas wilayah kecamatan Argomulyo adalah 1.852,690 Ha. Secara umum kecamatan Argomulyo berada pada ketinggian antara 450-675 dpl dan beriklim tropis, berhawa sejuk dengan curah hujan cukup tinggi. Suhu tertinggi di kecamatan Argomulyo yaitu 31,8
o
Celcius dan suhu terendah ada pada suhu 23,89
o Celcius.
14 Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) Salatiga kecamatan
Argomulyo berada di wilayah Kota Salatiga yang terletak di sebelah Barat dan Utara dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara Kelurahan Kalicacing, Kelurahan Dukuh, dan Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Salatiga.
2. Sebelah Timur Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Tingkir Tengah, dan Kelurahan Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
3. Sebelah Selatan Desa Patemon dan Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
14 Buku Katalog,” Kecamatan Argomulyo Dalam Angka 2016”, Badan Pusat Statistik, Salatiga, 2016, hlm 2.
4. Sebelah Barat
Desa Jetak Kecamatan Getasan, dan Desa Sumogawe
15 kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Dilihat dari Topografinya, Kecamatan Argomulyo dibagi menjadi 3 kategori. Pertama, Daerah Bergelombang meliputi wilayah kelurhan Ledok dan kelurahan Kumpulrejo. Kedua, Daerah Miring meliputi wilayah kelurahan Tegalrejo, Randuacir, Cebongan. Ketiga, Daerah Datar meliputi
16 wilayah kelurahan Noborejo.
Asal mula desa Kumpulrejo adalah gabungan atau kumpulnya dua desa menjadi satu desa, yaitu : a.
Desa Suroyudan, yang terdiri dari Dusun Ngronggo, Krekesan, dan Belon dengan Lurah Mbah Midat.
b.
Desa Singojayan, yang terdiri dari Promasan, Ngemplak, tetep Wates, Randuares, Kenteng dengan Lurah Mbah Sastowidjojo, kemudian diganti oleh Mbah Merto Karijo. Keduanya bertempat tinggal di Promasan. Dua desa tersebut digabung dengan cara pemilihan Lurah yang dimenangkan oleh Mbah Lurah Rono Suhardjo yang bertempat tinggal di
Randuares. Uniknya pemilihan Kepala Desa waktu itu tidak menggunakan 15 sistem coblosan tanda gambar atau dengan cara memasukkan biting/lidi ke 16 Ibid, hlm 2 Ibid, hlm 3 dalam bumbung akan tetapi dengan cara pendukung calon Kepala Desa berdiri di belakang calon. Barang siapa para pendukungnya lebih panjang, maka dialah pemenangnya. Sejak saat itulah desa tersebut diberi nama Desa Kumpulrejo Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang terdiri dari 9 dusun sebagai berikut: 1). Dusun Randuares, 2). Dusun promasan, 3). Dusun Slumut, 4). Dusun Ngronggo, 5). Dusun Bendosari, 6).Dusun Tetep Wates, 7). Dusun Kenteng, 8). Dusun Ngemplak, 9). Dusun Belon.
Pada tanggal 1 Agustus 1993, Desa Kumpulrejo masuk wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dalam proses pemekaran wilayah.
Status wilayahnya masih menggunakan nama Desa dan kepala wilayahnya masih tetap Kepala Desa dan pemilihan kepala desanya masih tetap menggunakan system Pilkades, dimana warga masyarakat dapat memilih kepala desanya secara langsung dengan cara mencoblos tanda gambar.
Pada tanggal 2 Juli 2003, nama Desa Kumpulrejo berubah menjadi Kelurahan Kumpulrejo sesuai dengan perda No. 11 Tahun 2003 tentang perubahan Desa menjadi Kelurahan. Kepala Desa yang selama ini dipilih langsung oleh masyarakat melalui Pilkades, sejak tanggal tersebut diganti dengan Kepala Kelurahan yang statusnya sebagai PNS dan ditetapkan
17 melalui SK Walikota.
Adapun gambaran Peta Kelurahan Kumpulrejo berdasarkan 17 Google Map sebagai berikut:
. 26 September 2017
15:43
Gambar 2.1 Peta Kelurahan Kumpulrejo dikutip dari Google Maps B.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Randuares
Manusia adalah makhluk sosial berpotensi memberi pengaruh terhadap terbentuknya suatu kehidupan Bersama atau yang dikenal dengan kehidupan berkelompok atau bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat manusia saling berinteraksi antara dengan yang lain. Baik sebagai individu terhadap individu lainnya, individu terhadap kelompok atau kelompok
18 terhadap kelompok.
18 Samsinas, “Pola Kehidupan Beragama Masyarakat Islam di Desa
Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi (Studi Analisis Sejarah Sosial )”(istiqra: 2013), vol 1, no 2 , Desember 2013,hlm 218-219.
Budaya adalah sistem (dari pola-pola tingkah laku yang diturunkan secara sosial) yang bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan lingkungan ekologi mereka. Dalam “cara-hidup-komuniti” ini termasuklah teknologi dan bentuk organisasi politik, kepercayaan dan praktek keagamaan, dan seterusnya. Bila budaya di pandang secara luas sebagai sistem tingkah laku yang khas dari suatu penduduk, satu penyambung dan penyelaras kondisi-kondisi badaniah manusia, maka perbedaan pandangan mengenai budaya sebagai pola-pola dari (pattern-of) atau pola-pola untuk
19 (pattern-for) adalah soal kedua.
Konsep budaya turun jadi pola tingkah laku yang terikat pada kelompok- kelompok tertentu, yaitu menjadi “adat istiadat” (customs) atau
“cara kehidupan” (way of life) manusia. Menurut Meggers, Manusia adalah hewan, dan seperti semua hewan-hewan lain, harus menjalankan satu hubungan adaptif dengan lingkungannya dalam rangka untuk tetap dapat hidup. Meskipun manusia dapat melakukan adaptasi ini secara principal melalui alat budaya, namun prosesnya di pandu oleh aturan-
20 aturan seleksi alam seperti yang mengatur adaptasi biologis.
Kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang dimiliki oleh sebuah kelompok secara turun temurun ke setiap generasinya yang merupakan hasil cipta rasa dan karsa manusia dan mempunyai unsur-usur pendukung yaitu adat istiadat, bahasa, teknologi, mata pencaharian, seni,
19 Roger M. Keesing, “ Teori-Teori Tentang Budaya”, (Antropologi
Indonesia ), No 2, 2014 20 Ibid kepercayaan dan lain-lain. Kebudayaan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya membangun suatu bangsa, karena dengan mempelajari kebudayaan dapat mengambil suatu pelajaran yan positif
21 dalam membangun waktu dan perilaku .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kondisi Sosial adalah keadaan masyarakat suatu negara pada suatu negara pada saat tertentu.
Istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-hal yang berhubungan antar
22 manusia dalam masyarakat.
Menurut Soekanto, perubahan sosial dapat dikatakan berubah apabila perubahan pada segi struktural masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat. Perubahan pada segi kultural masyarakat berupa nilai-nilai, sikap-sikap serta norma-norma sosial masyarakat. Perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkatan individual, keluarga, masyarakat hingga ketingkat masyarakat dunia, perubahan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan
23 dalam suatu sistem masyarakat.
21 Jati Hermawan,”Pengaruh Agama Islam Terhadap Kebudayaan Dan Tradisi Jawa Di Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal ”, Vol.2 . No 01. Nopember 2014. 22 Dewi Ernawati,” Kondisi Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Jerman Yang Tercermin Dalam Erzählungals Der Krieg Zu Ende War Karya Heinrich Böll:Sebuah Kajian Sosiologi Sastra”,(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta), (AR AL azmi1982), hlm 19. 23 Ibid, hlm 259.
Gambar 2.2 Presentase Pemeluk Agama Kecamatan Argomulyo Tahun2015 dikutip dari Katalog BPS Salatiga 2016 hal. 56
Berdasarkan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah pemeluk agama Islam pada tahun 2015 berada pada posisi tertinggi di bandingkan dengan pemeluk agama-agama lainnya. Secara umum, jumlah pemeluk agama Islam adalah 79,39 lebih tinggi di bandingkan pemeluk agama Kristen 16,40; pemeluk agama Khatolik 3,67; pemeluk agama Budha 0,36; pemeluk agama Hindu 0,07; pemeluk Kong Hu Cu 0,00.
Pada gambar diatas di tunjukkan bahwa pada tahun 2015, jumlah penduduk Kumpulrejo mayoritas beragama Islam dengan di buktikan presentase jumlah agama Islam berada pada posisi angka tertinggi yaitu 71,71 sedangkan pemeluk agama Kristen 26,98; pemeluk agama Khatolik
1,16; pemeluk agama Budha 0,09; pemeluk agama Hindu 0,05; dan pemeluk agama Kong Hu Cu 0,00. Dari gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah penduduk Argomulyo Salatiga, Khusunya di Desa Randuares, kelurahan Kumpulrejo yang memeluk agama Islam terus meningkat. Pada tahun 1995 pemeluk Islam di daerah tersebut tergolong minoritas, kini terus bertambah dan meningkat. Bahkan kini sebagian besar penduduk daerah tersebut mayoritas beragama Islam.
Gambar 2.3 Banyaknya Tempat Ibadah di Kecamatan ArgomulyoTahun 2015. Hal. 57
Perkembangan Islam di daerah Kumpulrejo tidak hanya di buktikan dengan jumlah pemeluk agama saja. Sarana dan prasarana Ibadah seperti tempat ibadah pun membuktikan bahwa kondisi Islam di daerah tersebut benar-benar meningkat. Secara umum, jumlah tempat ibadah agama Islam di Kecamatan Argomulyo adalalah terdiri dari masjid berjumlah 59 dan surau berjumlah 75 lebih banyak di bandingkan dengan jumlah gereja 24, dan jumlah Pura/Vihara dan lainnya adalah 3.
Secara khususnya, jumlah tempat ibadah orang Islam di Desa Randuares, Kelurahan Kumpulrejo adalah 23 (8 masjid dan 15 surau) lebih banyak di bandingkan jumlah ibadah jumlah gereja yaitu 6. Berdasarkan dari data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam di Randuares, Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga mengalami banyak kemajuan dari tahun ke tahun. Hal itu juga di buktikan dari beberapa kasus yang di ceritakan oleh beberapa tokoh peduduk desa tersebut. Beberapa tokoh masyarakat desa tersebut menjelaskan bahwa kini keadaan sosial antar pemeluk agama mulai terjalin dengan baik. Sebagai contoh, ketika hari raya idul fitri dan idul adha pemeluk agama Kristen, Katholik, dan Budha bergotong royong membantu umat Islam mengatur lalu lintas dan parkiran. Begitu pula sebaliknya umat Islam membantu pengaturan lalu lintas ketika umat Kristen merayakan Natal.
C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Randuares
Menurut Sumardi, Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara social dan menempatkan seseorang pada posisi terbaru dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat
24 24 hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.
Basrowi d an Siti Juariyah” Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur ”, Vol 7.
No 1, April 2010,hlm 961