PERAN TAKMIR MASJID AN-NIDA DALAM PEMBINAAN AKHLAK MASYARAKAT DI DUSUN NGAGLIK RW 02 KELURAHAN LEDOK KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA - Test Repository

  

PERAN TAKMIR MASJID AN-NIDA

DALAM PEMBINAAN AKHLAK MASYARAKAT

DI DUSUN NGAGLIK RW 02 KELURAHAN LEDOK

KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan, S. Pd.

  

Oleh

FEBRIANI INDAH PRATIWI

11113077

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

PERAN TAKMIR MASJID AN-NIDA

DALAM PEMBINAAN AKHLAK MASYARAKAT

DI DUSUN NGAGLIK RW 02 KELURAHAN LEDOK

KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan, S. Pd.

  

Oleh

FEBRIANI INDAH PRATIWI

11113077

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

MOTTO

“Mulailah dengan tulus, hasilnya akan

mengakar. Mulailah dengan fokus,

  Maka hasilnya akan menyebar ”.

  

( Mario Teguh )

”Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti

akan berhasil”.

  

( Mahfudzot)

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1.

  Kedua orang tuaku tersayang Bapak Joko Supriyanto & Ibu Siti Muntiah yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kesabaran serta menjadi motivasi motivasi dalam setiap langkah hidupku.

  2. Kepada adikku Muhammad Iqbal Abimanyu yang sangat kusayangi, terimakasih atas dukungan dan motivasinya. Semoga kita bisa membahagiakan Bapak dan Ibu.

  3. Kepada keluarga besar yayasan An-nida dan takmir Masjid An-nida terimakasih atas semangat dan motivasinya dalam membantu saya menyelesaikan skripsi.

  4. Kepada keluarga besar Pondok Pesantren An-nida Kota Salatiga.

  Terimakasih motivasi dan semangatnya.

  5. Kepada Ketua RW 02 Dusun Ngaglik Kelurahan Ledok Bapak Joko Mulyono beserta Istri. Terimakasih atas bantuan dan semangatnya.

  6. Kepada teman-temanku mbk Mita, mbk Hima, mbk Fanni, mbk Wahju, Intan, Dian, dek Heni, dek Lilis, dek Santi terimakasih telah memberikan motivasi serta semangatnya, sukses buat kita semua.

  7. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2013 terimakasih untuk semangat dan motivasi yang telah diberikan. Sukses buat semuanya.

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Wr. Wb

  Alhamdulillairabbil‟alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

  Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada uswah khasanah kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir. Aamiin

  Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERAN TAKMIR MASJID AN-NIDA DALAM PEMBINAAN AKHLAK MASYARAKAT DI DUSUN NGAGLIK RW 02 KELURAHAN LEDOK KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA

  ” Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana progam studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

  Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  

ABSTRAK

  Febriani Indah, Pratiwi 2017. PERAN TAKMIR MASJID AN-NIDA DALAM PEMBINAAN AKHLAK MASYARAKAT DI DUSUN NGAGLIK RW 02 KELURAHAN LEDOK KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA.

  Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Imam Mas Arum, M.Pd.

  Kata Kunci : Peran Takmir Masjid dan Pembinaan Akhlak Masyarakat

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran takmir masjid An-nida dalam pembinaan akhlak masyarakat di Dusun Ngaglik Rw 02. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana peran takmir masjid An-nida dalam pembinaan akhlak masyarakat di Dusun Ngaglik Rw

  02 Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga? (2) Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak masyarakat di Dusun Ngaglik Rw 02 Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga?

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriftif kualitatif yang dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan dengan pola pikir induktif.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa peran takmir masjid An- nida dalam pembinaan akhlak masyarakat di Dusun Ngaglik Rw 02 diantaranya: (1) Takmir masjid An-nida menyelenggarakan kegiatan pengajian rutinan tiap hari, tiap bulan, dan tahunan, menyelengarakan pengajian taklim, pengajian Akbar, tadarus di bulan Ramadhan dan menyelenggarakan santunan anak yatim setiap tahunnya serta beberapa kegiatan lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa peran takmir masjid An- nida bagi masyarakat Di Dusun Ngaglik RW 02 sangat baik dan berjalan dengan lancar. (2) Faktor pendukung: tersedianya masjid sebagai sarana beribadah dan hubungan sosial yang cukup baik dilengkapi dengan tersusunnya program kegiatan yang cukup baik sehingga akan tercapai tujuan yang diinginkan. Faktor penghambat: kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti kegiatan secara rutin dan kejenuhan karena metode pembelajaran yang monoton dan tidak bervariasi.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i HALAMAN BERLOGO ................................................................................... ii HALAMAN JUDUL ......................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi MOTTO ........................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... x ABSTRAK ..................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

  

BAB I : PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Fokus Penelitian........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 5 E. Penegasan Istilah ....................................................................... 6 F. Metode Penelitian...................................................................... 8 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 2. Kehadiran Peneliti 3. Lokasi Penelitian 4. Sumber Data 5.

  6. Analisis Data 7.

  Pengecekan Keabsahan Data 8. Tahap-tahap Penelitian G. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 12

  

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 13

A. Pengertian Takmir dan Masjid ................................................ 13 B. Peran dan Fungsi Masjid ......................................................... 16 C. Pembinaan Akhlak Masyarakat Terhadap Lingkungan ......... 19 1. Pengertian Akhlak Masyarakat ......................................... 19 2. Akhlak Masyarakat Terhadap Lingkungan ........................ 24 D. Tujuan Pembinaan Akhlak Pada Masyarakat............................ 28 E. Kajian Penelitian yang Relevan .............................................. 31

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............... 34

A. Paparan Data ........................................................................... 34 1. Gambaran Umum Masjid An-nida ..................................... 34 2. Sejarah Berdirinya Masjid An-nida .................................. 35 3. Letak Geografis .................................................................. 39 4. Struktur Organisasi Yayasan An-nida ................................ 39 5. Sarana dan Prasarana Masjid An-nida................................ 41 6. Kegiatan-kegiatan Masjid An-nida................................... 44 B. Temuan Penelitian .................................................................... 47 1. Peran Takmir Masjid An-nida Bagi Masyarakat Lingkungan RW 02.......... ..................................................................... 47

  2. Faktor Pendukung Berjalannya Kegiatan di Masjid An- nida...................................................................................... 49

  3. Faktor Penghambat Berjalannya Kegiatan di Masjid An- nida..................................................................................... 52

  4. Cara Pemecahan Masalah dalam Menangani Berjalannya Kegiatan Yang Diadakan di Masjid An-nida..................... 55 5. Tujuan dan Manfaat Diadakannya Kegiatan di Masjid An- nida.................................................................................... 57

  

BAB IV : PEMBAHASAN ........................................................................ 60

A. Peran Takmir Masjid An-nida Dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat RW 02 ................................................................... 60 B. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlak Masyarakat RW 02 .................................................................. 72

BAB V : PENUTUP .................................................................................. 78

A. Kesimpulan ............................................................................. 78 B. Saran-saran .............................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbinanya iman seorang muslim merupakan modal dasar bagi

  terbentuknya masyarakat muslim. Karena itu, pembinaaan pribadi muslim harus ditindaklanjuti kearah pembinaan suatu masyarakat Islam.

  Masjid dapat digunakan sebagai sarana pembinaan masyarakat Islam(Yani, 2009: 25). Membangun Masjid termasuk perintah agama, Rasulallah bersabda

  “Barangsiapa membangun masjid di dunia, maka Allah akan membangunkan sebuah istana di surga”(Gatut Susanta, Adi Sulistyo, dan Suyud Basuni,

  2008:8).

  Kata “masjid” berasal dari bahasa arab, masjid yang berarti tempat untuk bersujud. Dalam sejarah awal agama Islam, masjid mempunyai peran ganda, peran pertama sebagai tempat berhubungan dengan Allah, yaitu masjid bermakna vertikal, menyangkut hubungan manusia dengan sang khalik. Maka akan begitu dibangun dalam konteks ini, masjid bukan lagi milik manusia, akan tetapi menjadi milik Allah. Sehingga ungkapan “Rumah Allah” bukan saja benar adanya secara kias namun juga benar secara hukum, sedangkan peran kedua mencakup peran sosial kemsyarakatan, yaitu masjid bermakna horisontal(H. Abu Bakar, 2007: 14).Masjid terlihat hanya digunakan untuk melakukan ibadah shalat semata. Padahal bila masjid difungsikan dengan baik dan benar seperti yang di contohkan oleh Nabi pada masa itu, sungguh bangunan masjid bukan hanya menghiasi suatu pemukiman masyarakat ataupun di pinggiran jalan raya/kota, melainkan akan membawa keberkahan bagi siapapun, sendiri/individu ataumasyarakat dan merupakan tempat ibadah yang tidak ada bandingannya di agama-agama lain, dalam hal kesederhanaanya, keberhasilannya, ketenagaannya dan dalam menggembala syi‟ar tauhid. Dengan demikian, masjid menjadi pusat kehidupan bagi umat Islam.

  Banyak hal yang dapat dipelajari dari sebuah masjid, dari segi bangunan yang sederhana dan berarsitektur khas corak Islamnya hingga kegiatan-kegiatan yang berada disekitar masjid.Masjid An-nida ini salah satu masjid yang berlokasi di lingkungan Pondok Pesantren, RA (Rhodlothul Athfal) dan SD PTQ An-nida yaitu bertempat di wilayah ABC dusun Ngaglik Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga, memiliki bangunan yang cukup sederhana dan banyak memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar masjid.Siapapun orangnya bila berada di dalam masjid tidak terlihat mana yang kaya, mana yang miskin, pendidikan rendah maupun tinggi ataupun orang pengusaha maupun buruh. Semua yang berada di dalam masjid tampak sama sehingga tidak saling pamer ataupun minder bila saling bertemu satu dengan yang lain. Disini mereka saling menghargai, menghormati dan saling mendahulukan kepentingan saudara daripada kepentingan pribadinya.

  Sebagaimana Allah berfirman dalam Al- Qur‟an Surat At-Taubah ayat 18 yang berbunyi :

  ٍََيآ ٍَْي ِ ّاللّ َذِجبَضَي ُشًُْؼَٚ بًَََِّإ َحبَكَّزنا َٗرآَٔ َحَلاَّصنا َوبَلَأَٔ ِشِخٜا ِوَْْٕٛنأَ ِ ّللّبِث ٍَِٚذَزًُْْٓنا ٍَِي ْإَُُٕكَٚ ٌَأ َكِئَنُْٔأ َٗضَؼَف َ ّاللّ َّلاِإ َشْخَٚ ْىَنَٔ Artinya:

  ”Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah

orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap)

melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada

apapun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka

termasuk orang- orang yang mendapat petunjuk.”(Q.S. At-Taubah :

  18).

  Telah jelas Allah memberikan petunjuknya kepada manusia di muka bumi ini, bahwa hanya orang-orang yang bertaqwa yang bisa memakmurkan masjid. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, bukan sembarangan orang yang dapat memakmurkan masjid, hanya orang-orang yang beriman yang dapat memakmurkan masjid, orang-orang yang bertaqwa dan beriman senantiasa mematuhi peraturan Allah dan dapat menjaga keinginannya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah.

  Masjid An-Nida didirikan pada tanggal 1 Januari 1976 oleh Bapak KH. Ali

  As‟ad, sampai sekarang usianya 41 tahun. Sebelum menjadi masjid dulunya adalah sebuah bangunan mushola sempit yang didirikan untuk beribadah dan kegiatan-kegiatan pengajian untuk masyarakat sekitar, karena makin bertambahnya jama‟ah yang hadir sehingga penuh, maka mushola direnofasi dan dibesarkan sehingga menjadi Masjid An-nida yang berlantai tiga. Maka seyognyalah mendapat perhatian khusus dari para ulama, lebih- lebih di kotaSalatiga yang menurut kata banyak orang adalah basis Kristen, maka masjid An-Nida dapat dijadikan sebagai tempat beribadah umat Islam.Kegiatan-kegiatan yang diadakan di masjid sangat banyak dan berguna bagi jama‟ah dan masyarakat sekitar, banyak cara yang dilakukan masjid An-nida melalui kegiatan rutin seperti pengajian, kegiatan ketika hari raya, silaturahhmi dan anjangsana di masyarakat sekitar RW 02.

  Salah satu pendukung utama dalam pembinaan akhlak masyarakat yaitu takmir masjid yang baik. Karena takmir masjid sebagai mediator yang baik melalui kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosialyang tentunya harus memberikan teladan yang baik. Idealnya takmir masjid adalah seorang Muslim yang memiliki kepribadian islami dengan sejumlah ciri yang melekat pada dirinya seperti memahami ilmu agama dengan baik, menjaga shalat berjamaah di masjid, bersungguh sungguh dan bertanggung jawab serta kreatif (Faruq, 2010: 71)

  Berkaitan dengan keterangan di atas, penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “PERAN TAKMIR MASJID AN-

  NIDA DALAM PEMBINAAN AKHLAK MASYARAKAT DI DUSUN NGAGLIK RW02 KELURAHAN LEDOK KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah peran takmir masjid An-nida dalam pembinaan Akhlak masyarakat di Dusun Ngaglik RW 02 Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga ? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak bagi masyarakat di Dusun Ngaglik RW 02 Kelurahan Ledok Kecamatan

  Argomulyo Salatiga?

  C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui peran takmir masjid An-nida dalam pembinaan Akhlak masyarakat di DusunNgaglik RW 02 Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga.

  2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak bagi masyarakat di Dusun Ngaglik RW 02 Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga.

  D. Kegunaan Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis maupun praktis, antara lain : 1.

  Manfaat Teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya bagi pendidikan luar sekolah.

  b.

  Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian-penelitian lanjutan yang berhubungan dengan peran masjid dan akhlak masyarakat.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi Takmir Masjid: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan khususnya dalam upaya- upaya untuk membina akhlak masyarakat di lingkungan Rw 02 b.

  Bagi Masyarakat: Memberi informasi pada masyarakat tentang peran masjid An-nida dalam upaya meningkatkan nilai-nilai akhlak bagi para masyarakat sesuai ajaran Islam.

  c.

  Bagi Pemerintah: Memberi informasi pada pihak terkait baik pemerintah atau lembaga terkait guna memberikan dukungan dan sebagai fasilitator dalam perkembangannya.

  d.

  Bagi Peneliti: Menambah wawasan serta sebagai bekal agar lebih berpengalaman dan berpengetahuan serta dapat mempraktekannya di masyarakat.

E. Penegasan Istilah 1.

  Peran Takmir Masjid An-nida Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun, merawat maupun memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja Muslim di sekitar masjid. Masjid An-nida yang terletak di lingkungan pondok pesantren dan masyarakat sekitar yang mayoritas muslim. Banyak masyarakat yang berjama‟ah serta melakukan kegiatan pengajian di masjid An-nida. Dalam hubungan sosial bermasyarakat lembaga takmir masjid selalu mengadakan agenda rutinan yang bertujuan untuk membina akhlak masyarakat sekitar. Bukan hanya masyarakat tetapi pondok pesantren juga mendapatkan perhatian dan dukungan serta ikut berpartisipasi dalam agenda kegiatan yang di adakan di masjid. Peran masjid An-nida sendiri yaitu menjadi tempat beribadah dalam membina masyarakat sekitar agar menjadi manusia yang berakhlak terutama keberagamaan dan taat sesuai syari‟at Islam.

2. Pembinaan Akhlak Masyarakat

  Pembinaan akhlak “Usaha secara sadar dan terarah guna menanamkan budi pekerti yang luhur dan nilai-nilai yang susila kepada anak sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islami dan tuntunan serta peri kehidupan Rosullullah SAW sebagai uswatun hasanah

  ” (Barnawi Umary :1996). Dalam pembinaan akhlak padamasyarakat yang paling berpengaruh yaitulingkungan sekitar dan pergaulan karena sebagai motivasai dan penyemangat dalam pembinaan akhlak, karena sangat ditentukan oleh adanya pembinaan mental yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membina iman dan akhlak seseorang.

  Lingkungan adalah daerah atau kawasan yang terdapat didalamnya(KBBI,2007:675). Sedangkan masjid adalah suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat beribadah orang Islam(Gatut Susanta, Adi Sulistyo, dan Suyud Basuni, 2008:8). Jadi peran pembinaan akhlakpada masyarakat dilingkungan masjid yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan masjid An-nida dalam mengalami masalah akhlakmasyarakat terutama keberagamaan masyarakat yang tinggal di kawasan masjid dalam mengkaji ilmu agama Islam dan ilmu pengetahuan umum.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati(Moleong, 1989: 3). “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha menemukan makna dari sebuah situasi atau kondisi

  ” (Sugiyono, 2011:8).

  2. Kehadiran Peneliti “Metode penelitian ini menggunakan pendekatan atau metode deskriptif yang merupakan sebuah metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristk, populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”(Wahyu MS, 1987:42).

  Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena meneliti fenomena yang ada di lapangan atau masyarakat dan memusatkan perhatian pada suatu kasus intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan yang ada(Asmani, 2011:66).

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Masjid An-nida yang berlokasi di Dusun Ngaglik Rw 02, Kelurahan Ledok, Kecamatan

  Argomulyo, Kota Salatiga pada tanggal 26 Mei 2017 sampai dengan selesai.

  4. Sumber Data Sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.Responden adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan (Arikunto, 2010: 107).Sedangkan informan adalah orang yang menjadi sumber data dalam penelitian (Alwi, 2007: 794).Subyek penelitian adalah keseluruhan dari informan atau sumber yang hendak diteliti (Arikunto,2010:256) dalam hal ini subyeknya adalah: a. Takmir Masjid An-nida Salatiga.

  b. Imam dan Ustadz di Masjid An-nida Salatiga.

  c. Santri di Ponpes An-nida Salatiga

d. Masyarakat dan Jama‟ah di Masjid An-nida 5.

  Prosedur Pengumpulan Data a.

  Metode Observasi atau Pengamatan Metode observasi yaitu cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

  Metode ini digunakan untuk mendapatkan data keadaan lokasi umum penelitian, keadaan masyarakat sekitar masjid An-nida dusun Ngaglik RW 02 untuk memperoleh data tentang peran masjid dengan akhlak masyarakat.

  b.

  Metode Interview atau Wawancara Metode interview atau wawancara adalah pengumpulan data denagan proses tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebihsaling berhadapan secara fisik(Surakhmad, 1985:132). Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mendalam tentang peran masjid An-nida dalam pembinaan akhlak masyarakat.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data dengan menelusuri berbagai macam dokumen mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya(Arikunto, 1998:236).

  6. Analisis Data Dalam menganalisis data menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari kegiatan yaitu, pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulanatau varikasi(Miler dan Hibermen, 1992:16).

  Pertama setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu penggolongan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih. Kedua data yang telah direduksi akan dibentuk dalam naras.

  Ketiga penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah benar-benar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulasi, yakni data atau informasi yang diperoleh dari satu pihak di cek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda -beda. Hal ini bertujuan untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar terhindar dari subyektivitas.

8. Tahap-tahap Penelitian

  Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a.

  Tahap pra lapangan 1.

  Mengajukan judul penelitian 2. Menyusun proposal penelitian 3. Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi: 1.

  Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2. Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

3. Pencatatan data yang telah dikumpulkan c.

  Tahap analisa data, meliputi kegiatan: 1.

  Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2. Pengecekan keabsahan data d. Tahap peneliti laporan penelitian: 1.

  Penulisan hasil penelitian 2. Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3. Perbaikan hasil konsultasi 4. Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5. Ujian munaqosah skripsi

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk mempermudah pemahaman penulisan ini, maka disusun sistematika sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN : Bab ini menjelaskan tentang pokok permasalahan

  yang menjadi landasan awal penelitian awal yaitu membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian,kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA :Pada bab ini pembahasan tentang penelitian

  yang relevan, tinjauan umum pengertian masjid, peran dan fungsi masjid, pembinaan akhlak masyarakatterhadap lingkungan dan tujuan dalam pembinaan akhlak pada masyarakat.

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN : Bab ini berisi tentang

  gambaran umum masjid An-nida meliputi sejarah berdirinya masjid An-nida, letak geografis, struktur organisasi masjid, serta sarana dan prasarana masjid, kegiatan-kegiatan masjid serta faktor pendukung, hambatan dan cara pemecahan masalah di lingkungan masyarakat sekitar Dusun Ngaglik RW 02.

  BAB IV PEMBAHASAN : Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang

  analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data, dan berisi tentang peran masjid An-nida dalam pembinaan akhlak masyarakat di Dusun Ngaglik RW

  02 Kelurahan Ledok Kecamatan Argomulyo Salatiga.

  BAB V PENUTUP : Dalam bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan

  penelitian yang telah dilakukan , saran-saran, daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Takmir dan Masjid Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh

  kegiatan yang ada kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun, merawat maupun memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim di sekitar masjid. Pengurus takmir masjid harus berupaya untukmembentuk remaja masjid sebagai wadah aktivitas bagi remaja muslim. Dengan adanya remaja masjid tugas pembinaan remaja muslim akan menjadi lebih ringan. Pengurus takmir masjid, melalui bidang pembinaan remaja masjid, tinggal memberi kesempatan dan arahan kepad a remaja masjid untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam (Siswanto, 2005: 56-57).

  Masjid adalah kata benda yang menunjukkan tempat (dlaraf

  makan

  ) yang berasal dari kata ”sajada” yang memiliki arti tempat sujud atau tempat untuk menyembah kepada Allah (Roqib, 2005:71). Bumi yang kita tempati ini adalah masjid bagi kaum muslimin. Setiap muslim boleh melakukan shalat di wilayah manapun, kecuali tempat-tempat yang dilarang menurut ukuran Islam karena tidak sesuai untuk dijadikan tempat shalat. Shalat tidak boleh dilakukan diatas kuburan dan ditempat-tempat yang najis. Sebagaimana hadist Nab Muhammad SAW yang artinya :

  ”Setiap bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud artinya :

  “Telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat sujud dan keadaanya bersih. (HR.Muslim)

  Pengertian masjid secara umum adalah rumah atau suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat beribadah orang Islam. Seiring dengan berkembangnya zaman, masjid banyak digunakan sebagai tempat memakmurkan benih pembenaran umat Islam yang menyangkut segi peribadahan maupun segi sosial, pendidikan, dan kebudayaan Islam (Gatut, Adi, dan Suyud, 2008: 8). Masjid adalah rumah Allah yang sering digunakan sebagai tempat pengabdian kepada Allah SWT (Amirudin dan Supardi, 2001:viii)

  . Drs. Muhammad Sa‟id Ramadhan Al-Buthi dalam bukunya Ahmad Yani menyatakan, sebagai berikut : Tidak heran jika masjid merupakan asas utama dan terpenting bagi pembentukan masyarakat Islam. Karena masyarakat muslim tidak akan tersentuh secara kokoh dan rapi kecuali dengan adanya komitmen terhadap sistem, aqidah dan tatanan Islam. Hal ini tidak dapat ditumbuhkan kecuali melalui semangat masjid.

  Menurut Drs. Sidi Gazalba perkataan masjid berasal dari Bahasa Arab, Kata pokoknya sujudan

  , fi‟il madhinya sajada(ia sudah sujud). Fi‟il

  sajada

  diberi awalan ‟ma‟, sehingga terjadilah isim makan. Isim makan yang menyebabkan perubahan bentuk sajada menjadi masjidu. Masjid secara bahasa berarti tempat yang digunakan untuk sujud. Selanjutnya, makna di sini dipakai untuk pengertian sebuah bangunan yang didirikan untuk tempat berkumpul kaum muslim guna mengerjakan shalat. Masjid dalam pengertian syar‟i adalah tempat sujud yang disediakan untuk mengerjakan shalat lima waktu untuk selamanya (Al-Qahthani, 2003:1).

  Menurut Az-Zarkashi rahimahullah dalam bukunya Al-Qahthani (2003:1) berkata:

  Karena sujud merupakan rangkaian shalat yang paling mulia, mengingat betapa betapa dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya ketika sujud, maka tempat tersebut dinamakan masjid dan tidak dinamakan marka‟ (tempat ruku‟). Arti masjid dikhususkan sebagai tempat yang disediakan untuk mengerjakan shalat lima waktu, sehingga tanah lapang yang biasa digunakan untuk mengerjakan shalat hari raya Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya tidak dinamakan masjid.

  Ketika Rasulallah hijrah ke Madinah tanggal 12 Rabiul awal (30 September 622 M) beliau mendirikan masjid Quba sebagai awal sejarah berdirinya masjid. Betapa pentingnya keberadaan sebuah masjid sehingga Rasulallah dapat mengawali perjuangan dalam risalah Islam, berdakwah, dan membina generasi terbaik. Dari masjid pula basis peradaban baru dikukuhkan hingga menguasai tiga belahan bumi pada waktu itu. Masjid memiliki andil yang sangat besar dalam perjuangan umat Islam.

  Fakta dalam sejarah perkembangan Islam, masjid berperan vital dan signifikan dalam pengembangan dakwah. Rasulallah saw menjadikan masjid sebagai sentra utama seluruh aktifitas keumatan, baik dalam aspek tarbiyah (pembinaan) dan pembentukan karakter para sahabat. Demikian pula aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan menyusun strategi perang. Misal masjid Nabawi yang difungsikan oleh Rasulallah SAW sebagai pusat iabadah, pusat pendidikan dan pengajaran, pusat penyelesaian problematika umat melalui baitul mal, serta pusat informasi Islam, bahkan pernah sebagai pusat pelatihan militer dan urusan-urusan pemerintahan Rasulallah. Intinya pada zaman Rasulallah SAW, masjid menjadi pusat kegiatan umat, seperti kegiatan ibadah, yang bersifat ritual, sampai yang bersifat sosial, dan menjadi pusat-pusat kebangkitan peradaban Islam.

  Inilah suatu kondisi yang berkebalikan dibandingkan dengan fungsi masjid zaman sekarang. Karena bagi masyarakat kita sekarang, masjid bukan menjadi pusat aktivitas umat, melainkan masjid seakan hanya sebagai tempat singgah untuk melaksanakan ibadah atau sebatas ritual, bahkan ada yang memfungsikan sebagai temapat untuk acara pernikahan (Gatut, Adi, dan Suyud, 2008:11).

  Berdasarkan pemaparan tentang pengertian masjid diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa masjid adalah tempat beribadah bagi umat Islam yang tidak mengenal status seseorang. Masjid bertujuan supaya mampu membina keagamaan manusia baik bersifat individual maupun sosial sesuai dengan syari‟at Islam.

B. Peran dan Fungsi Masjid

  Kita semua telah mengenal masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. Masjid dapat kita jumpai dimana-mana, baik di desa maupun di kota. Masjid tidak hanya berperan sebagai tempat mengerjakan ibadah shalat saja, namun masjid juga dapat berperan sebagai “Islamic Center” tempat membina hubungan manusia dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan manusia dengan manusia atau sesamanya (hablumminannas). Masjid berperan besar dalam pembentukan peradaban umat Islam dari dulu sampai sekarang.

  Untuk masa sekarang fungsi dan peran masjid perlu lebih di karena arus komikasi dan informasi semakin canggih, sehingga menimbulkan pengaruh budaya global yang sulit dihindari. Fungsi masjid paling utama adalah sebagai tempat ibadah shalat. Kalau kita perhatikan salat berjama‟ah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan oleh beliau.

  Ajaran Rasulullah SAW tentang shalat berjama‟ah merupakan perintah yang benar- benar ditekankan. Shalat berjama‟ah di masjid yang merupakan ajaran islam, khususnya bagi laki-laki yang tidak memiliki uzur syar‟i, tetapi sekarang perkara ini telah banyak dilupakan oleh umat Islam. Kita lihat di masjid orang-orang yang melaksanakan shalat berjama‟ah sedikit sekali. Terlebih pada waktu salat subuh yang datang mungkin bisa dihitung dengan jari. Oleh karena itu, kita perlu lebih mengaktualkan kembali ajaran shalat berjama‟ah di masjid, yang merupakan perintah Rasullulah SAW. Kita hidupkan kembali sunnah Nabi dengan memulai berusaha dari kita sendiri menurut kemampuan masing- masing.

  Fungsi utama masjid adalah tempat bersujud Allah SWT, tempat salat, tempat beribadah kepada-Nya. Ada lima kali umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid untuk salat berjama‟ah untuk waktu sehari. Melalui masjid, sering dikumandangkan nama Allah melalui adzan, iqomat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan tilawah al- qur‟an (Gatut, Adi, dan Suyud, 2008:70). Dijelaskan dalam bukunya Ahmad Yani (2009) dan Gazalba

  (1976) yang dominan dalam kehidupan umat Islam, masjid juga

  :

  memiliki peran multifungsi yang lain diantaranya adalah sebagai berikut 1.

   Sebagai tempat kaum muslim beri’tikaf membersihkan diri

  Membina kesadaran dalam mendapatkan pengalaman batin sehingga selalu terjadi keseimbangan jiwa raga serta keutuhan kepribadian.

  2. Sebagai tempat bermusyawarah.

  Salah satu tempat untuk berkumpulnya orang-orang muslim adalah di masjid. Mereka berkumpul tidak hanya secara fisik, namun juga mempertemukan hati dan pikiran mereka, saling bertukar pendapat dan pengalaman sehingga menimbulkan keharmonisan antar umat manusia.

  Hubungan di dalam masjid itulah yang senantiasa mendekatkan hati mereka. Hal ini mempunyai pengaruh positif dalam mengemban amanah di muka bumi sebagai khalifah Allah.

  3. Sebagai tempat perlindungan

  Masjid juga sebagai tempat berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan, pertolongan, dan berlindung dari terik matahari dan hujan bagi orang musafir sehingga mereka dapat istirahat sementara. Di masjid juga disediakan suffahatau tempat khusus untuk para penjaga masjid.

  4. Sebagai tempat pembinaan keutuhan ikatan jama’ah

  Gotong royong dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bersama dan manusia sebagai makhluk sosial dan individu. Sebagai makhluk sosial terlihat ketika kita berada di masjid. Kita saling menghormati, menghargai, dengan orang yang sudah dikenal ataupun belum. Kegiatan sosial yang dapat dilakukan di masjid sangat banyak sekali misalnya : a.

  Taman Pendidikan Qur‟an (TPQ), b.

  Berkumpul untuk berdiskusi (halaqoh) c. Kegiatan pengajian rutinan d. pengumpulan infaq, shadaqoh dan zakat.

5. Sebagai tempat kaum muslim untuk menuntut ilmu

  Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu a gama yang merupakan fardlu „ain bagi umat Islam.

  Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di masjid.

  Berdasarkan pemaparan tentang peran dan fungsi masjid di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masjid memiliki peran yang sangat penting bagi umat Islam dalam memperkuat keimanan. Masjid memiliki multifungsi tidak hanya sebagai tempat beribadah saja, namun juga dapat sebagai tempat sarana dan prasarana meningkatkan ilmu keagamaan dan ilmu pengetahuan umum.

C. Pembinaan Akhlak Masyarakat Terhadap Lingkungan 1.

  Akhlak Mayarakat Masyarakat muslim berdiri tegak di atas akidah Islam yang bersemboyan “ Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah

  utusan Allah”. Makna masyarakat muslim berdiri tegak diatas yaitu

  bahwa masyarakat Islam benar-benar memuliakan, menghormati, menyakralkan akidah itu, bekerja untuk mengukuhkan dalam hati dan akal pikiran, mendidik generasi muda dengannya, melakukan pembelaan terhadap kebatilan yang dilontarkan oleh para pedengki yang sesat, dan berusaha untuk menampakkan secara nyata berbagai keluhuran dan dampaknya pada kehidupan pribadi dan sosial kemasyarakatan ( Yusuf, 2003: 42).

  Tugas masyarakat terhadap akhlak adalah sebagai tegasnya terhadap akidah, pemikiran dan ibadah yakni membimbing, mengukuhkan dan memlihara. Pembimbingan itu bisa dilakukan dengan penyebaran pamflet, propaganda diberagai media masa, pembekalan dan tablig untuk membimbing manusia kejalan yang lurus. Pengukuhan dilakukan dengan pendidikan yang panjang waktunya, juga dengan tarbiyah yang mengakar dan mendalam dalam rumah tangga, sekolah dan kampus. Sedangkan pemeliharaan bisa dilakukan dengan dua hal yaitu pertama, mengendalikan opini umum secara aktif, selalu be ramar ma‟ruf nahi munkar, serta membenci kerusakan dan menolak penyimpangan. Yang kedua, dengan hukuman atau undang-undang yang melarang kerusakan (sebelum terjadinya) dan pemberian (sesudah terjadinya). Hal itu untuk menakut-nakuti orang yang hendak menyeleweng, mendidik orang yang merusak dan membersihkan jama‟ah dari populasi moral.

  Bukanlah disebut masyarakat Islam bila menyembunyikan ketakwaan dan rasa takutnya kepada Allah, sehingga kita melihat manusia melakukan sesuatu seakan mereka adalah tuhan atas dirinya sendiri, dan mereka terus berbuat demikian seoalah tiada hisab yang menunggu. Masyarakat Islam didalamnya diatur oleh perilaku utama dan nilai-nilai oralitas yang luhur. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang senantiasa berusaha komitmen dan terikat dengan ketentuan tersebut, meskipin hal itu sulit dan penuh pengorbanan. Oleh karena itulah Allah mengutus Rasulallah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Seperti sabda Nabi SAW:

  ِقلاْخَلأا َوِسبَكَي َىًَِّرُلأ ُذْثِؼُث بًَََِّإ

  Artinya:

  

”Sesungguhnya aku diutus tiada lain kecuali untuk

menyempurnakan akhlak”(H.R.Bukhori, Hakim, Baihaqi).

  Secara garis besar akhlak dapat dibedakan atas dua macam yaitu akhlak baik dan akhlak buruk, yaitu sebagai berikut: a.

  Akhlak Baik Akhlak baik (Akhlakul Mahmudah) adalah tingkah laku terpuji yang merupakantanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah,

  Akhlakul karimah dilahirkanberdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Akhlak yang baik (terpuji) atau akhlak mahmudahyaitu akhlak yang senantiasa berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai- nilai positif dan kondusif bagi kemaslahat umat, seperti sabar, jujur, bersyukur, tawadlu(rendah hati) dan segala yang sifatnya baik.

  Seseorang yang memiliki akhlak yang baik dan menjadikan Nabi MuhammadSAW sebagai figur atau contoh yang sempurna, maka dia akan mempunyai hubungan yang baik juga dengan makhluk yang seperti saling memperhatikan kepentingan bersama. Dengan demikianakan selamatlah manusia dari pikiran dan perbuatan- perbuatan yang keliru dan menyesatkan.

  b.

  Akhlak Tercela Adapun Akhlak tercela atau tidak baik (Akhlakul Mudzmumah) adalah perilaku yang tercermin dari tutur kata, tingkah laku, dan sikap yang tidak baik. Akhlak tidak baikakan menghasilkan pekerjaan buruk dan tingkah laku yang tidak baik.Akhlak yang tidak baik (tercela) atau akhlak madzmumah adalah akhlak yangtidak dalam kontrol ilahiyah, atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaransyaitaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif bagi kepentingan umatmanusia, seperti takabur (sombong), berkhianat, tamak, pesimis, malas dan lain-lain (Aminudin, 2005: 153).

  Dalam masyarakat Islam antara ilmu dan akhlak, seni dan akhlak, ekonomi dan akhlak, politik dan akhlak, bahkan antara perang dan akhlak tidak dapat dipusahkan. Hal ini dikarenakan akhlak merupakan unsur yang mewarnai setiap persoalan hidup dan sikap seseorang, mulai dari yang kecil sampai urusan yang besar, baik yang berdimensi individu maupun sosial (Yusuf, 2003: 158).

  Hidup bermasyarakat bagi manusia adalah sangat penting, manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri secara berkelanjutan dan manusia baru disebut sebagai manusia yang sempurna apabila ia ternyata dapat hidup bersama dengan manusia lain dalam masyarakat. lain jika tidak hidup bersama dalam suatu masyarakat. Itulah Islam memandang sebaik-baik manusia di muka bumi ini adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. sebaik-baik manusia adalah ia yang bermanfaat bagi manusia yang lain. Dalam pergaulan dan kehidupan bersama, masyarakat mempunyai ciri-ciri pokok. Menurut Soerjono Seokanto yaitu : a.

  Manusia yang hidup bersama.

  Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menemukan berapa jumlah yang harus ada.

  Akan tetapi secara teoritis, ada minimumnya ada dua oarang yang hidup bersama.

  b.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI WILAYAH RW 13 DUSUN MOJOSARI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO

0 0 10

PEMBINAAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK REMAJA DI DESA KALIYOSO KELURAHAN KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN 2008 - Test Repository

0 0 106

PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA SKRIPSI

0 8 185

POLA PEMBINAAN KEAGAMAAN ANAK DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI KELURAHAN TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTAMADYA SALATIGA TH. 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 202

PERAN TAKMIR MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN ISLAM (Studi Di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga) - Test Repository

0 1 99

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERBASIS PESANTREN STUDI PADA SMK PANCASILA DUSUN KLUMPIT KELURAHAN BLOTONGAN KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2015 - Test Repository

0 0 155

PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA Tugas Akhir - PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA - Test Repository

0 0 145

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL MUNTAHA KELURAHAN CEBONGAN KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI

0 0 136

PERAN WANITA PEKERJA GARMEN DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS ANAK DI DUSUN NOBOTENGAH KELURAHAN NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 89

PERKEMBANGAN DAN PERAN MUHAMMADIYAH DI SALATIGA TAHUN 2000-2015 - Test Repository

0 0 97