KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL- QUR’AN (QS.AN-NAHL AYAT 90) TERHADAP KURIKULUM AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH TSANAWIYAH SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-

QUR’AN (QS.AN-NAHL AYAT 90) TERHADAP

KURIKULUM AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH

TSANAWIYAH

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

SRI LESTARI

11113089

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  MOTTO

اًقَلاْخَأ ْنُكٌََسْحَأ ْنُكِراَيِخ ْيِه َّىِإ

  

”Sesungguhnya yangterbaik di antara

kalian adalah yang terbaikakhlaknya”

(HR. Bukharidan Muslim)

  PERSEMBAHAN

  Alhamdulillah dengan izin Allah SWT skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendidik, mendoakan dan selalu percaya denganku.

  2. Saudara-saudaraku yang aku cintai dengan adanya mereka telah memberi motivasi tersendiri.

  3. Dosen pembimbing (Bpk. Muh Hafidz ) serta para guru dan dosen yang telah membagikan ilmu.

  4. Seluruh sahabatku yang telah memberikan goresan warna di setiap langkahku serta terimakasih atas motivasi dan kebersamaan kita selama ini karena kalian telah mengajarkanku bagaimana menjadi teman yang sesungguhnya dan menghargai indahnya persahabatan.

  5. Teman-teman PAI angkatan 2013 senasib seperjuangan yang telah memberikan kenangan-kenangan indah dalam kebersamaan kita selama ini.

  6. Teman-teman PPL SMP N 2 Tuntang dan KKN 2017 yang telah mengajarkanku bagaimana menjalin kebersamaan dengan penuh tanggung jawab.

  7. Laki-laki terbaik yang setia memotivasi, mendukung, serta memberikan kebahagian dunia dan akhirat.

  8. Sivitas akademik IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Al- Qur’an (Surat An-Nahl Ayat 90) Terhadap kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

  Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis lalui dengan baik. Tidak ada kata lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT karena hanya atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada:

  1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd.

  3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Dosen pembimbing Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

  5. Ibu Maslihah selaku pebimbing Akademik 6.

  Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

  8. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

  Penulis berharap, Semoga amal dan kebaikan mereka semua diterima oleh Allah SWT sebagai amal sholeh kalian semua dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda di kemudia hari, Amin.

  Penulis menyadari tidak ada yang sempurna didunia ini selain Allah yang maha sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan penulis sambut denagn tangan terbuka. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi orang lain.

  Salatiga, 27 Mei 2017 Penulis Sri Lestari 11113089

  

ABSTRAK

  Lestari, Sri, 2017, konsep pendidikan akhlak dalam al- qur‟an (surat an –nahl ayat 90) terhadap kurikulum akidah akhlak di madrasah tsanawiyah, Skripsi Fakultas, Tarbiyah dan Ilmu keguruan pendidikan agama Islam, Institut agama Islam negri (IAIN) Salatiga. PenbimbingMuh hafidz, M.Ag.

  Kata Kunci: Konsep Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur,an Melihat fenomena saat ini banyak dijumpai orang-orang muslim yang memegang teguh aturan ibadah secara ketat, namun sering kali akhlak tidak dapat mendapat perhatian serius. Seperti kejujuran, keadilan, ketawadhu‟an, dan sikap- sikap perilaku terpuji lainya kurang diamalkan secara baik. Berkenaan dengan itu maka upaya menegakkan akhlak mulia bangsa merupakan suatu keharusan mutlak dengan ini penulis mengambil sebuah penelitian dalam surat dalam An-Nahl ayat

  90. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan akhlak dalam Al- Qur‟an surat An-Nahl ayat 90, pertanyaan yang ingin di jawab dari penelitian ini adalah: 1) Bagaimana konsep pendidikan Akhlak dalam Qs An-Nahlayat 90? 2) Bagaimana Relevansi pendidikan Akhlak (Qs.An- Nahl) terhadap kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah?

  Penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Research) yaitu studi kepustakaan yang mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode tahlili, yaitu metode tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-

  Qur‟an dari seluruh aspeknya dan mengungkapkan maksud-maksudnya secara terinci sesuai urutan ayat dan surat, mengemukakan arti kosa kata yang diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat.

  Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: a) Konsep pendidikan akhlak ialah suatu gambaran pemikiran atau ide yang sudah ada untuk memaksimalkan penerapan pendidikan akhalak dalam kehidupan sehari-hari. Yang bertujuan agar Semua orang dapat memaksimalkan penerapan pendidikan akhlak dalam kehidupanya dan mendapatakan kesempurnaan akhlak. b) Dalam Surat an-nahl ayat 90 terdapat beberapa pendidikan akhlak diantaranya: Berbuat adil, berbuat Ihsan atau kebajikan, Gemar membantu kepada kerabat dan menjauhi perbuatan keji atau munkar. c) Terdapat beberapa macam akhlak yaitu akhlak kepada allah, akhlak kepada Rasulullah, akhlak kepada orang tua, akhlak kepada kerabat dan akhlak kepada diri sendiri d).Relevansi konsep pendidikan Akhlak dalam Al-

  Qur‟an suarat an-Nahlayat 90 dengan kurikulum akidah akhlak di madrasah tsanawiyah ini tentulah sangat berkesinambungan karena keduanya sangat keterkaitan.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v MOTTO ......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................viii ABSTRAK .................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN

  ……………………………………………………..xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 E. Metode Penelitian .......................................................................... 7 F. Penegasan Istilah .......................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 12

  BAB II KOMPILASI AYAT A. Redaksi Ayat dan Terjemahan Qs An-Nahl ayat 90 .................. 13 B. Makna Mufrodat ............................................................................... 14 C. Pokok Kandungan Qs An-Nahl Ayat 90 ......................................... 19

  BAB III ASBABUN NUZUL DAN MUNASABAH QS AN-NAHL Ayat 90 A. Pengertian Asbãbun Nūzul ................................................................ 26 B. Asbabun Nuzul Surat An-Nahl Ayat 90 ………………………… C. Pengertian Munasabah……………………………………………… 28 D. Munasabah Ayat 90 dengan Ayat Sebelum dan Sesudahnya ...................................................................................... 29 E. Munasabah Surat An-Nahl Ayat 90 dengan Ayat Sebelum dan Sesudahnya ...................................................................................... 31 BAB IV KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM QS AN-NAHL AYAT

  90 DAN RELEVANSINYA A.

  Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Qs An-Nahl Ayat 90 ……………………………...............................................................33 B. Relevansi Pendidikan Akhlak dalam Qs An-Nahl Ayat 90 terhadap kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah ........................ 55

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 58 B. Saran ................................................................................................ 59 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, tanpa

  akhlak manusia tidak akan memiliki derajat sebagai manusia yang mulia. Karena dengan akhlak manusia dibedakan dengan mahluk lainnya.Manusia memiliki akal pikiran untuk membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Al-

  Qur‟an di yakini oleh umat Islam sebagai kalamullah (firman Allah) yang mutlak benar, berlaku sepanjang zaman, mengandung ajaran dan petunjuk tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia dan diakhirat nanti. Ajaran dan petunjuk Al-Qur

  ‟an tersebut berkaitan dengan berbagai konsep yang amat dibutuhkan oleh manusia dalam mengarungi kehidupannya di dunia dan akhirat kelak.

  Di satu sisi, pendidikan merupakan media dalam menyiapkan generasi muda muslim yang bertaqwa kepada Allah, hidup dengan akidahnya, melakukan syiar agamanya, bergaul dengan sesama manusia. Dengan cara yang lurus mengaplikasikan perintah agama dan menjauhi larangannya dalam seluruh aspek individu, keluarga, sosial dan kemasyarakatan (Hafidz dan Kastolani, 2009:106).

  Kata akhlak merupakan jamak dari kata khuluq, Secara istilah akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara langsung (spontanitas) bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar. Kedudukan akhlak dalam pendidikan Islam sangatt penting, sebagaimana di sebutkan dalam hadis Rasulullah SAW:

  َنِوَتُ ِلِ ُتْثِعُتاَوًَِّا ْقلآْخَ ْلِا َمِراَكَه Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia

  ”(H.R Bukhari). Bahkan dikatakan bahwa definisi agama ialah berakhlak mulia, sebagaimana hadis Rasulullah Saw: Rasulullah ditanya apakah agama itu? Beliau menjawab:“Agama adalah akhlak mulia”. Berakhlak mulia adalah bukti kesempurnaan iman, sebagaimana hadis RasulullahSAW : “ Sesungguhnya orang mukmin yang paling mulia adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan sebaik- baiknya kalian adalah yang paling baik terhadap istri- istrinya” (Assegaf,

  2011:42). Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadikan bagian yang penting pula dalam substansi pendidikan Islam, sehingga Al- Qur‟an dianggapnya sebagai rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga Islam, masyarakat Islam, dan umat manusia seluruhnya. Ahlak adalah buahnya Islam yang diperuntukkan bagi seorang individu dan umat manusia dan akhlak menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok (Hafidz dan Kastolani, 2009:107).

  Akhlak bersangkut paud dengan gejala jiwa sehingga dapat menimbulkan perilaku.Bilamana perilaku yang timbul ini adalah baik, maka dikatakan akhlaknya baik atau sebaliknya. Beda dengan moral, ukuran baik dan buruk dalam akhlak mengikuti ketentuan agama, sedangkan moral berdasarkan budaya masyarakat dan akal pikiran manusia (Assegaf, 2011: 44).

  Islam telah menjadikan Rasulullah sebagai sumber tauladan yang baik dalam akhlak, sebagaimana seorang mukmin meneladaninya dalam Qs al-Ahzab ayat 21:

  

               

  Artinya:

  “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullullah itu suri tauladan yang baik

  bagimu, bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah

  “ (Qs.Al-Ahzab:21) Untuk menjadi manusia sholeh yang dapat meraih surga dan ampunan

  Allah, kita tidak harus menjadi sosok yang suci seperti malaikat, tidak sama sekali. Bahkan pada ayat-ayat AllahSWT berbicara tentang ketakwaan dan kesolehan dalam dimensi duniawi dan materi yaitu dengan berinfak, menahan amarah, memberi maaf, berbuat baik kepada sesama. Jika pun karena kehilafan dan kelalaian kita melakukan amalan yang tercela atau maksiat , maka kita masih mendapatkan ampunan dari Allah yaitu dengan cara ingat kepada-Nya dan bertaubat dengan hati yang tulus. Ini bukan pekerjaan yang berat jika kita mau dan siap melakukannya (Ahmadi, 2004:5)

  Itulah yang Allah perintahkan kepada kita, dan ayat-ayat dengan arahan seperti ini bertebaran dalam mushaf Al- Qur‟an. Jika kita mencermati lebih dalam dan membaca teks dalil secara komprehensif maka kita akan memahami bahwa ajaran Islam diturunkan oleh Allah SWT ke dunia ini benar-benar untuk membentuk perilaku manusia yang shaleh. Kesalehan sikap adalah tingkahlaku yang tidak hanya membuat Allah SWT ridha, namun juga menyenangkan saudara-saudara kita orang beriman, bahkan menyenangkan semua umat manusia. Banyak dijumpai orang-orang muslim yang memegang teguh aturan ibadah secara ketat, namun sering kali akhlak tidak dapat mendapat perhatian serius. Seperti kejujuran, keadilan, ketawadhu‟an, dan sikap-sikap perilaku terpuji lainya kurang diamalkan secara baik. Dengan ini masyarakat Islam yang ada sering kali tidak mencerminkan masyarakat yang terbimbing dengan nilai- nilai luhur akhlakul karimah (Ahmadi, 2004:6)

  Berkenaan dengan itu maka upaya menegakkan akhlak mulia bangsa merupakan suatu keharusan mutlak. Sebab akhlak yang mulia akan menjadi pilar utama untuk tumbuh dan berkembangnya peradaban suatu bangsa. Kemampuan suatu bangsa untuk bertahan hidup ditentukan oleh sejauh mana rakyat dari bangsa tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak atau moral.Semakin baik akhlak dan moral suatu bangsa, semakin baik pula bangsa yang bersangkutan atau sebaliknya (Munawar, 2005:25).Bagi sebuah bangsa yang beradab, akhlak mulia ini penting untuk menyelamatkan bangsa tersebut dari kerusakan. Al- Syauqi bersyair “Suatu bangsa itu tetap eksis selama akhlaknya tetap baik, bila

  akhlak mereka sudah rusak, maka sirnalah bangsa itu (Assegaf, 2011: 46).

  Dengan demikian akhlak mulia seharusnya ditanamkan sejak dini melalui pendidikan agama dan diawali dalam lingkungan keluarga melalui pembiasaan (Munawar, 2005:26).

  Kebenaran Al- Qur‟an adalah kebenaran yang tidak akan kropos dimakan zaman. Ia adalah kebenaran mutlak, bukan kebenaran relatif. Dengan Al-

  Qur‟an, anak-anak tidak hanya akan cerdas secara spiritual saja, dengan Al- Qur‟an kita akan mendapatkan kebahagiaan hidup diakhirat kelak. Hal tersebut tidak diragukan lagi bila segala sesuatu menyangkut ucapan dan perbuatan didasarkan pada Al-

  Qur‟an (Tafsir, 2008:25) Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dalam Al-Quran Surat An-Nahl ayat 90 terdapat pendidikan akhlak yang harus diterapkan dalam diri manusia sebagai bekal hidupnya. Berdasarkan fenomena diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan mengambil judul

  “Konsep Pendidikan Akhlak dalam Al- Qur’an (Surat An-Nahl ayat 90) terhadap Kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

B. Rumusan Masalah

  Mengacu pada uraian di atas maka selanjutnya penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Hal tersebut antara lain:

1. Bagaimana konsep pendidikan Akhlak yang terdapat dalam Al-Qur‟an Surat

  An-Nahl Ayat 90? 2. Bagaimana relevansi pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an Surat An-Nahl

  Ayat 90 terhadap kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah? C.

   Tujuan Penelitian

  Dari uraian di atas penulis berharap beberapa tujuan di antaranya yaitu : 1.

  Untuk menjelaskan konsep pendidikan Ahlak yang terdapat dalam Al-Quran Surat An-Nahl Ayat 90? 2. Untuk mengetahui relevansi pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an Surat An-

  Nahl Ayat 90 terhadap kurikulum Akidah Akhlakdi Madrasah Tsanawiyah? D.

   Kegunaan/Manfaat Penelitian

  Demikian uraian di atas, diharapakn memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secarateoritis, dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-

  Qur‟an surat An-Nahl ayat 90.

  b.

  Penelitian ini semoga dapat memberikan kontribusi positif (memperbaiki dan mengembangkan) bagi individu agar memiliki akhlak yang positif.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi pembaca Memberikan pengetahuan mengenai betapa pentingnya akhlak yang harus diterapkan dalam kehidupan, Bisa mengetahui penafsiran ayat dari Qs An-Nahl ayat 90.

  b.

  Bagi penulis Dapat menambah wawasan penulis mengenai konsep pendidikan dalam Al-Quran yang terdapat dalam Surat An-Nahl ayat 90, memberikan wawasan penafsirannya dalam ayat tersebut.

E. Metode Penelitian

  Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa tekhnik untuk sampai pada tujuan penelitian. Teknik tersebut meliputi :

1. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan penulis ialah penelitian kepustakaan (Library research) karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka (Hadi, 1981:3). Adapun sumber data yang digunakan penulis adalah: a.

  Sumber Data Primer

  Sumber data primer merupakan sumber data yang berkaitan langsung dengan penelitian yaitu Al- Qur‟an surat An –Nahl ayat 90 beserta tafsirannya.Menurut para mufasir diantaranya Tafsir An-Nur karya Tengku

  Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ringkasan tafsir Ibnu Katsir karya Muhammad Nasib Ar-

  Rifa‟i, tafsir Al-Azhar karya prof Dr Hamka dan Tafsir Al- Maraghi karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi.

  b.

  Sumber Data Sekunder Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah buku-buku atau karya ilmiah lain yang isinya dapat melengkapi data penelitian yang penulis teliti, terutama buku-buku yang berkenaan dengan akhlak.

2. Metode Analisis Data

  Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data dengan menggunakan metode tahlili. Metode tahlili dapat diartikan sebagai cara menjelaskan arti dan maksud ayat-ayat al- Qur‟an, dengan menjelaskan ayat demi ayat sesuai urutan-urutannya di dalam mushhaf, melalui penafsiran kosa kata (

  ma‟an al-mufradat),

  penjelasan asbab al-nuzul (sebab-sebab turunya suatu ayat), munasabat (keterkaitan ayat dengan ayat, surat dengan surat, dan seterusnya), serta kandungan ayat tersebut, sesuai keahlian dan kecenderungan seorang mufassir (Harahap, 2000: 17).

3. Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dengan membaca buku-buku, makalah, dan mencari di website yang berkaitan dengan pembahasan tersebut.hal-hal yang variabel yang berupa catatan, buku dan sebagainnya (Arikunto, 2010: 274).

  Karena obyek dalam penelitian adalah ayat-ayat Al- Qur‟an, maka penulis menelaah dan memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai bahan penelitian. Disamping itu juga, penulis memilih sumber-sumber yang lain yang dianggap representatif terhadap penelitian ini.

F. Penegasan Istilah 1.

  Konsep Pendidikan Akhlak Konsep ialah rancangan, gambaran, ide yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:588).Menurut Henderson, pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir (Sadullah, 2014:5)

  Menurut Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Nata,1997:9)

  Menurut bahasa akhlak (akhlak) ialah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.Menurut istilah ialah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari (Budihardjo, 2012:5).

  Jadi yang dimaksud konsep pendidikan akhlak disini yaitu suatu rancangan, gambaran,ide yang digunakan dalam pendidikan akhlak manusia dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Al-Qur‟an Al-

  Qur‟an secara bahasa berarti himpunan, kumpulan dan bacaan sedangkan menurut istilah adalah kalam Allah, merupakan mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf, dinukilkan secara mutawatir sebagai ibadah bagi orang yang membacannya, diawali dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas (Budiharjo, 2012:3)

  3. Surat An-Nahl Surat An-Nahl terdiri dari 128 ayat, banyak ulama‟ yang menilai surat ini makiyah, yakni turun sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. Ada juga yang mengecualikan beberapa ayat, misalnya ayat- ayat yang berbicara tentang hijrah dan ayat 126 beserta dua ayat berikutnya yang memerintahkan Nabi SAW.Agar jangan membalas kejahatan, kecuali setimpal dengannya.Kata An-Nahl terambil dari kata nahl/lebah yang disebut pada ayat 68 surat ini. Kata tersebut hanya ditemukan sekali dalam Al- Qur‟an yakni pada ayat tersebut. Ada juga ulama‟ yang menamainya dengan surat An-Ni‟am karena sekian banyak nikmat-nikmat Allah SWT yang diuraikan disini, seperti hujan, matahari, aneka buah-buahan, tumbuhan dan sekian banyak kenikmatan yang lainnya.

  Dalam surat ini bertujuan membuktikan kekuasaan Allah SWT, keluasan ilmu- Nya dan bahwa yang berwenang penuh menetapkan agama adalah Allah SWT semata. Dia bebas bertindak sesuai kehendak- Nya.Dengan demikian, manusia seharusnya menerima tuntunan-Nya dan menyadari bahwa itulah jalan kebahagiaan yang harus ditempuh.Disini penulis hanya mengkaji satu ayat dari surat An-Nahl yaitu ayat 90, Karena dalam ayat 90 tersebut ada kaitannya dengan akhlak manusia (Shihab, 2012:143).

  4. Kurikulum ialah kegiatan terencana, kegiatan yang direncanakan, tentang hal-hal yang akan diajarkanatau dengan kata lain suatu yang disusun dan didesain agar terciptanya keberlangsungan proses pendidikan yang kondusif bagi peserta didik (Nata, 2013:123)

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan penjelasan terhadap pokok-pokok permasalahan yang akan dikaji maka perlu adanya sistematika penulisan sehingga pembahasan akan lebih sistematis dan runtut.

  Pada halaman pembuka mencakup halam judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian tulisan,halaman motto, halaman persembahan, abstrak dan daftar isi.

  BabI Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.

  BabII berisi tentang Kompilasi Ayat tentang surat An-Nahl, Kosa kata (mufrodat) dan pokok-pokok isi kandungannya surat An-Nahl ayat 90 serta Penafsirannya menurut beberapa Mufasir.

  Bab III Asbabun Nuzul dan Munasabah berisi tentang sejarah turunnya suarat An-Nahl, tema dan tujuan utama surat An-Nahl, hubungan surat An-Nahl dengan surat sebelumnya (Surat Al-Hijr) dan surat sesudahnya (Surat Al-

  Isra‟).

  Bab IV Pembahasan pada bab ini membahas tentang pendidikan Akhlak dalam Surat An-Nahl ayat 90 dan Relevansi Surat An-Nahl ayat 90 dengan kurikulum Akidah akhlak yang ada di madrasah tsanawiyah Bab V Pada bab terakhir yaitu penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II KOMPILASI AYAT A. Redaksi Surat An-Nahl Ayat 90 Sesuai dengan judul bab ini, maka penulis menyajikan kompilasi ayat-

  ayat yang menjadi tema pembahasan dalam skripsi ini. Adapun ayat yang dikaji adalah ayat 90 dari surat An-Nahl:

  

          

       Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan dan Dia melarang (Melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan, Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelaj aran” (Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 2010 : 420)

B. Arti Kosa Kata ( Mufrodat)

  Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, perlu bagi penulis untuk menyajikan beberapa kosakata penting terkait dengan ayat tersebut . Kosa kata yang disajikan sesuai dengaan urutan tulisan :

  

  

  dengan keadilan (Dia) menyuruh Allah Sesungguhnya

  

   

  dan memberikan Hubungan kerabat yang punya bantuan dan kebaikan

  

  

  Dan mungkar Perbuatan keji Dari dan (Dia) melarang

  

   

  ingat/kalian agar kalian Diamengajar Dan kedurhakaan mengerti kalian (Departemen Agama RI, 2007: 277)

  لدعي لدع Adala- ya‟dilu yang memiliki arti keadilan(Yunus,1990:258) ngadlun: keadilan (B akry,1953:2) Kata „adl adalah bentuk msdar adala-ya‟dilu- „adlan-wa udulan-wa-adalatan. Kata kerja ini berakar pada huruf-huruf „ain, dal, dan lam.Yang makna pokoknya adalah al- istiwa‟ (Keadaan lurus) dan al-wijaj (keadaan menyimpang) jadi huruf-huruf tersebut mengandung

  • – 1.
makna yang bertolak belakang yakni menyimpang atau lurus, sama dan bengkok atau berbeda. Jadi seorang „adl adalah berjalan lurus. Pada dasarnya pula seorang yang „adl berpihak kepada yang benar karena semuanya harus sama-sama memperoleh haknya(Shihab, 2007:5). Dalam hal ini

  لدعلا / al-adlu secara bahasa berarti persamaan dalam segala perkara, tidak lebih dan tidak kurang. Disinidimaksudkankesetimpalandalam kebaikandankeburukan(Maraghi,1987:233) 2.

  ًاٌْسُح - – ُيُسْحَي َيُسَح

  Khasuna yahsunu-khusnan - yang memiliki arti baik, bagus(Yunus,1990:103) Ihsan yang artinya Perbaikan (Bakry,1953:25) kata al-Ihsan memiliki arti membalas kebaikan dengan yang lebih banyak dari padanya, dan memebalas kejahatan dengan memberi maaf(Maraghi,1987:233) al-ihsan menurut Ar-Raghib Al-Asfahani digunakan untuk dua hal pertama memberi nikmat kepada pihak lain,dan kedua perbuatan baik (Shihab, 2002:699) 3.

  ءاتيا / Ita‟i Kata (

  ءاتيا ) Ita‟i/ yang memiliki arti Pemberian terambil dari kata kerja ataa- y u‟tii yang makna kata ita‟ii merupakan bentuk masdar dari kata kerja tersebut kata ita‟i merupakan sesuatu yang dampak dan ganjarannya tidak tergambarkan atau terlukiskan karena ia dinilai Allah sebagai sesuatu yang agung(Shihab,2002:700).

  • 4.

  ًَتْرُق ْةَتاَرَق

  • yang memiliki arti keluarga, kaum kerabat,

  ًَتْرُق ْةَتاَرَق karib(Yunus,1990:335) Kata muqarabiin ييترقه / berarti orang-orang yang didekatkan, jamak dari kata al- muqarrab, bentuk isim maf‟ul dari kata

  • – qarraba. Kata dasarnya adalah qaruba
  • –yaqrobu–qurb-dan qurban/ برق berarti dekat, mendekat, berdekatan dengan. Kedekatan ىاترق - برق –

  برقي yang terkandung pada arti asalnya meliputi kedekatandari segi tempat,waktu,nisbat dan kedudukan, pemeliharaan, penjagaan dan kemampuan(Shihab,2007:644)

  5. ) ( - اهٌي اهً

  Naha adalah bentuk fiil madhi, bentuk mudhari‟nya yanha dan masdarnya adalah nahyan.Kata naha yang memiliki arti melarang supaya tidak melampaui batas.Kata naha digunakan dengan arti menahan diri dari hawa nafsu. Jadi maksud naha dalam kata ini ialah Allah melarang manusia untuk tidak melampaui batas atau menahan hawa nafsunya(Shihab, 2007:692)

  6.

  ءاَشْحى ََ َف شحاىف هشح اَف - – yang memiliki arti zina dosa yang sangat ءاَشْحى ََ َف – شحاىف - هشحاَف keji (Yunus,1990:308) Kata fahisyah adalah bentuk kata sifat yang terambil dari akar kata yang terdiri atas tiga huruf yaitu fa-ha- syin, Ibnu Faris di dalam kitabnya, Mu‟jamu Muqayis lughah menjelaskan bahwa akar tersebut menunjukkan pada arti hal-hal yang buruk. Demikian pula Ibnu manzhur di dalam ki tabnya, Lisanul „Arab mengatakan bahwa segala karakter yang buruk, baik perbuatan maupun perkataan disebut al-fukhsy.

  Kata al-fukhsy, al-fakhisyah dan al-fakhisy banyak digunakan di dalam hadis dengan makna yang menunjukkan pada maksiat dan dosa yang amat keji yang mudharatnya sangat besar. Ibnu katsir mengatakan bahwa kebanyakan kata tersebut digunakan di dalam arti zina. Kata al- fakhsya‟ digunakan untuk dua macam redaksi yaitu ada dalam bentuk positif(ya ng tidak didahului kata “tidak”) dan ada di dalam bentuk negatif

  (y ang didahului oleh kata “tidak”). Di dalam bentuk positif dikatakan Allah melarang perbuatan al- fakhsya‟ dan al-munkar (Shihab dkk, 2007:202) al-f akhsya‟ dalam ayat ini maksudnya ialah perkataan dan perbuatan yang buruk termasuk di dalam perbuatan yang zina, minum khamar, rakus, tamak, mencuri serta perbuatan lain yang tercela(Maraghi,1987:234) 7. )ركٌولا) Al-Munkar

  Dari segi bahasa berarti sesuatu yang tidak dikenal sehingga diingkari atau yang memiliki arti ingkar. Ibnu Taymiyah mendefinisik an munkar dari segi pandangan syariat sebagai “Segala sesuatu yang dilarang oleh agama” (Shihab, 2002:701) dalam ayat ini maksud dari kata al-munkar ialah apa yang diingkari oleh akal berupa dorongan-dorongan kekuatan emosional, seperti memukul dengan keras,membunuh dan menganiaya manusia(Maraghi, 1987:234)

  8.

  ) يغثلا ) Al-Baghyu Baghi yang memiliki arti kedurhakaan/menyombongkan, terambil dari kata bagha yang berarti meminta /menuntut, kemudian maknannya menyempit sehingga pada umumnya ia digunakan dalam arti menuntut hak pihak orang lain tanpa hak dan dengan cara aniaya atau tidak wajar. Kata tersebut mencakup segala pelanggaran hak dalam bidang interaksi sosial, baik pelanggaran itu lahir tanpa sebab seperti perampokan, pencurian dan lain sebagainnya(Shihab, 2002:702) yang dimaksud dalam ayat ini ialah menyombongkan diri kepada manusia yang melakukan kedzaliman dan permusuhan(Maraghi, 1987:234).

9. Al-Wadh‟u

  Al- wadh‟u yang memiliki arti mengajar atau pembelajaran, yang dimaksud al-w adh‟u dalam ayat ini yaitu pengingatan akan kebaikan dengan memberi nasehat dan petunjuk(Maraghi, 1987:234) 10. )ركذ )Dzakara

  Dzikir yang memiliki arti mengingat-ingat apa yang telah diketahui sebelumnya. Kata ad-dzikr merupakan salah satu nama kitab Suci Al- qur‟an yang berarti peringatan/Petunjuk.Dalam ayat ini maksudnya yaitu agar supaya hal atau peristiwa yang terjadi supayamenjadikanpelajaran atau petunjuk bagi kita semua(Shihab, 2007:191) C.

   Pokok Kandungan Surat An-Nahl ayat 90

  Setelah menyajikan teks ayat dan terjemahnya, selanjutnya penulis akan menyajikan beberapa pokok kandungan ayat 90 dari surat An-Nahl.

  

          

       Artinya: “Sesunguhnya Allah menyuruh (Kamu) berlaku adil dan berbuat kebijakan dan dia melarang (Melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran (Q.S An-Nahl ayat, 90) 1.

   Kandungan Al-Lubab Quraish Shihab

  Allah secara terus menerus memerintahkan siapapun diantara hamba- hamba untuk berlaku adil dalam sikap, ucapan, tindakkan alau terhadap diri sendiri.Juga menganjurkan berbuat ihsan yakni yang lebih utama dari pada keadilan dan juga pemberian apapun yang dibutuhkan dan sepanjang kemampuan, lagi dengan tulus kepada kaum kerabat.Disisi lainAllahmelarang segala macam dosa, lebih-lebih perbuatan keji yang amat dicela oleh agama dan akal sehat seperti zina.

  Demikian juga kemungkaran yakni hal-hal yang yang bertentangan dengan adat istiadat yang sesuai dengan nilai-nilai agama, dan melarang juga penganiayaan yakni segala sesuatu yang melampaui batas kewajaran.Demikian Allah memberi pengajaran dan bimbingan menyangkut segala aspek kebajikan agar manusia selalu ingat dan mengambil pelajaran yang berharga (Shihab, 2012:187) 2.

   Kandungan dari Tafsir Ibnu Katsir

  Allah Ta‟ala menerangkan bahwa dia menyuruh hamba-hambanya berlaku adil, yaitu bersikap tengah-tengah atau seimbang, serta dianjurkan berbuat ihsan. Firman Allah

  “Dan memberi kepada kaum Kerabat” berarti menyuruh supaya bersilaturrahimkepada kerabat. Dan Allah melarang dari perbuatan keji dan kemungkaran “Fawakhisy” ialah berbagai perbuatan yang diharamkan.

  Munkarat berarti perbuatan haramyang dilakukanseseorang dengan terang- terangan”. Dia memeberi pengajaran kepada kamu yakni dia menyuruhmu kepada kebaikan dan melarangmu dari keburukan, agar kamu dapat mengambil pelajaran(Rifa‟i, 2008:1056)

3. Kandungan Tafsir Al-Maraghi

  Kata adil sebagaimana terdapat pada ayat tersebut menurut Al-Maraghi adalah Al- Musawah fi kull syai‟in bi laa ziyadatah wala nuqsban fih(Memperlakukan segala sesuatusecara sama tanpa menambah dan

  Sedangkan yang dimaksud adil dalam ayat tersebut ialah al- mukafa‟ah fi al- Khair wa al-syarr (memenuhi yang baik dan yang buruk). Sedangkan kata ihsan lebih tinggi dari pada kata Al-Khair adapun kata itai dzilqurba berarti memberikan hak kaum kerabat dengan cara bersilaturrahmi dan berbuat baik. Kata Al- fakhsya‟ berarti sesuatu berupa ucapan dan perbuatan yang dinilai buruk seperti berbuat zina, meminum khamr.Sedangkan kata Al- Munkar adalah sesuatu yang timbul karena desakan amarah dengan kuat seperti memukul dengan bengis. Adapun kata al-baghy berarti merasa lebih tinggi dari orang lain dan memaksa orang lain dengan cara memusuhi dan berbuat dzalim. Dan kata al- wa‟dz berarti mengingatkan orang lain agar berbuat baik dengan memberikan nasehat dan petunjuk(Maraghi, 1992:240)

  Kesimpulan yang dapat diambil dari ayat tersebut ialah bahwa Allah menyuruh manusia agar berbuat adil yaitu menunaikan kadar kewajiban berbuat baik dan terbaik dengan meningkatkan kepatuhan dan menjunjung tinggi perintah Tuhan, berbuat kasih sayang pada ciptaan-Nya dengan bersilaturahmi kepada mereka.

  Selanjutnya kata adil digunakan untuk kegiatan yang lebih khusus.Kata adil dihubungkan dengan tugas seorang hakim yang memutuskan suatu perkara. Allah berfirman:

  

             

             

  Artinya

  :“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimannya, dan (Menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memeberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi maha melihat”(Qs.An-Nisa ayat 58) 4.

   Tafsir al-Azhar Tiga perintah tiga larangan

  Sesungguhya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan dan memberi kepada keluarga yang terdekat”. Tiga hal yang diperintahkan Allah supaya dilakukan sepanjang waktu sebagai alamat dari ta‟at kepada tuhan. Pertama jalan Adil: yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan membenarkan mana yang benar, mengembalikan hak kepada yang yang mempunyai dan jangan berlaku dzalim/ aniaya. Lawan dari adil ialah dzalim, yaitu memungkiri kebenaran karena kehendak mencari keuntungan bagi diri sendiri, mempertahankan perbuatan yang salah.

  Yang selanjutnya yaitu Ihsan yang artinya selalu mempertinggi mutu amalan, berbuat yang lebih baik dari pada yang sudah-sudah. Ihsan yang kedua ialah kepada sesama mahluk yaitu berbuat lebih tinggi lagi dari keadila.Al-Qurtubi menulis dalam tafsirnya,maka sesungguhnyaAllah suka sekali hambanya berbuat Ihsan sesama mahluk, sampaipun kepada burung yang engkau pelihara dalam sangkarnya, dan kucing di dalam rumah.

  “Dan melarang dari pada yang keji- keji yang dibenci dan aniaya” inilah tiga larangan Allah yang sepantasnya dijauhi oleh orang yang beriman kepada Allah. Allah melarang segala perbuatan yang keji-keji yaitu dosa yang amat merusak pergaulan dan keturunan. Yang di dalam Al-Quran biasa disebut dengan al- fahsya‟ yang dituju ialah segala yang berhubungan dengan zina. Segala pintu yang menuju kepada zina, baik berhubungan dengan pakaian yang memabukkan aurat, atau cara-cara lain yang menimbulkan nafsu syahwat yang menuju ke perbuatan zina.“DiberiNya nasehat kepada kamu, supaya kamu ingat

  ”. Ketiga perintah yang waib kamu kerjakan itu dan larangan yang wajib kamu jauhi itu ialah untuk keselamatan dirimu sendiri supaya kamu selamat dalam pergaulan hidup (Hamka, 1983:280) 5.

   Tafsir Al-Quranul majid An-Nuur

  Allah menyuruh manusia berlaku adil dan ihsan serta teteap berjalan imbang ,tidak melampaui batas, dan tidak menguranginnya. Selain itu Allah menyuruh manusia berebuat ihsan dan berbuat kebajikan kepada mahluk- Nya.Martabat ihsan yang tertinggi adalah berbuat ihsan kepada orang yang berbuat buruk kepada kita.Nabi telah memerintahakan kita untuk berbuat ihsan. Diriwayatkan dari As-

  Sya‟bi bahwasannya Nabi bersabda:

  

يه ًلإ يسحت ىأ ى اسحلاأ سيل كىيلا ءاسأ يه ًلا يسحت ىأ : ى اسحلاآ

كيلإ يسحا “ Ihsan adalah kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk

kepadamu dan bukanlah ihsan itu kamu berbuat baik kepada orang yang

berbuat baik kepadamu”.Waiitaaidzil qurba yang artinya dan memberikan

pertolongan kepada kerabat. Memberi apa yang diperlukan kepada para kerabat.

  Ayat ini menunjukkan tugas menghubungi rahim (Menjalin hubungan persaudaraan) serta kerabat,dan mendorong kita memberi sedekah mereka.

  Masuk kedalam pengertian kerabat disini adalah kerabat yang dekat dan kerabat yang jauh.Karenannya, kita dituntut oleh agama supaya memberikan pertolongan yang mereka butuhkan. Allah menyuruhmu untuk berlaku adil, berbuat ihsan, dan memberi pertolongan kepada kaum kerabat.Selain itu Allah mencegah kamu untuk berbuat keji, munkar, dan zalim. Tujuannya supaya kamu mengambil pelajaran dengan perintah tersebut, lalukamu mengamalkan apa yang mendatangkan keridhaan Allah dan mendatangkan kebaikan didunia dan diakhirat(Ashiddieqy, 2000:581)

  Kesimpulan dari pendapat beberapa mufasir tadi ialah bahwasannya : a.

  Al-Lubab Quraish Shihab Allah selalu memerintahkan hambanya untuk selalu bersikap adil,dalam sikap

  /ucapan,tindakan, anjuran berbuat ihsan, memberi yang dibutuhkan kepada kerabat. Allah melarang berbuat keji, penganiayaan, segala yang melewati kewajaran dan Allah memberikan pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi.

  b.

  Tafsir Ibnu Katsir Allah menyuruh hambanya untuk berlaku adil, sikap tengah-tengah, seimbang, berbuat ihsan, bersilaturrahim kepada kerabat, merlarang perbuatan keji dan mungkar (Fawakhisy) perbuatan yang diharamkan, dan memberi pengajaran yakni amar ma‟ruf nahi mungkar agar kamu bisa mengambil pelajarannya.

  c.

  Tafsir Al-Maraghi Allah menyuruh manusia agar berbuat adil yaitu menunaikan kadar kewajiban berbuat baik dan terbaik dengan meningkatkan kepatuhan dan menjunjung tinggi perintah Tuhan, berbuat kasih sayang kepada ciptaan-Nya dengan bersilaturahmi kepada mereka.

  d.

  Tafsir Al-Azhar Allah menyuruh manusia untuk melaksanakan tiga perintah dan tiga larangan yaitu berlaku adil, ihsan, memberi kepada keluarga terdekat dan melarang dari yang keji, penganiayaan, dan zina e. Tafsir Al- Qur‟annul majid An-Nurr

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMA LUQMAN AL- HAKIM SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

0 0 23

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK IMAM AL GHAZALI (Studi Analisis Kitab Ihya’ Ulumuddin) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 90

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (TELAAH ATAS KITAB TAFSIR AL-MISBAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 93

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-FURQON AYAT 63-67 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)

1 0 80

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT KI HAJAR DEWANTARA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 107

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2 5 115

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT SYAIKH MUSTHAFA AL-GHALAYAINI DALAM KITAB ‘IDHOTU AN-NASYIIN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 105

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 0 117