Kompetensi Manajerial KEPALA SEKOLAH. pdf

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

LEMBAGA PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN KEPALA SEKOLAH

(LPPKS) Kp Dadapan RT 06/RW 07, Desa Jatikuwung Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah Indonesia Telp. (0271) 8502888, 8502999 / Fac. (0271) 8502000 Website: www.lppks.org: Email: [email protected]

KOMPETENSI MANAJER I AL

( Suplemen Diklat Jilid 1 )

Materi Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah

URI HAND

W AY

Tahun 2015

Apakah Anda ingin memberikan umpan balik/masukan mengenai Bahan Pembelajaran Penguatan Kepala Sekolah/Madrasah?

Kami mengajak para individu dan organisasi untuk memberikan umpan balik/masukan, baik positif atau negatif, tentang bahan pembelajaran Penguatan Kepala Sekolah ini.

Dalam hal ini, Anda diajak untuk memberikan umpan balik (masukan keluhan) ke Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala

Sekolah (LPPKS), melalui:

Situs Web

: www.lppks.org

Email

: [email protected]

: Petugas Penanganan Keluhan Modul Kampung Dadapan RT. 06/ RW. 07, Desa Jatikuwung, Kec. Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah.

Terima kasih atas masukan untuk penyempurnaan materi Bahan Pembelajaran ini.

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah, rahmat, tuntunan Tuhan yang Maha Esa pula sehingga dapat disusunnya Bahan Pembelajaran materi manajerial jilid 1 ini untuk peserta pendidikan dan pelatihan penguatan Kepala Sekolah/Madrasah.

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat urgen untuk menimgkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang secara operasionalnya dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberi arahan terhadap seluruh satuan pendidikan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan dan (8) standar penilaian.

Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan guru merupakan tenaga pendidik dan kependidikan yang mutlak terstandarisasi kompetensinya secara nasional menurut PP No 19 tahun 2005 di atas. Karena pengawas, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur yang berperan aktif dalam persekolahan. Guru sebagai pelaku pembelajaran yang secara langsung berhadapan dengan para siswa di ruang kelas, dan pengawas serta kepala sekolah adalah pelaku pendidikan di dalam pelaksanaan tugas Kepengawasan dan Manajerial pendidikan dalam satuan pendidikan yang meliputi tiga aspek yaitu supervisi, pengendalian dan inspeksi kependidikan.

Bahan Pembelajaran Manajerial ini merupakan materi tambahan yang dapat melengkapi buku-buku maupun modul-modul yang telah banyak beredar tentang tugas manajerial kepala sekolah. Materi Bahan Pembelajaran ini dapat digunakan sebagai materi pengembang modul (MPM) pada pendidikan dan pelatihan Penguatan Kepala Sekolah/Madrasah. Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan bahan pembelajaran ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita semua.

Karanganyar, Pebruari 2015 Kepala LPPKS,

Prof. Dr. Siswandari, M.Stats.

iii

TIM PENGEMBANG BAHAN PEMBELAJARAN LPPKS

Nama Bahan Pembelajaran: Manajerial Kepala Sekolah/Madrasah

(Jilid 1)

Pengarah

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

Kepala BPSDMP-PMP

Moh. Hatta, M.Ed

Kepala Pusbangtendik

Prof. Dr, Siswandari, M.Stats

Kepala LPPKS

Penanggung Jawab

Gentur Sulistyo, MM.

Ka.Sub.Bag. Umum

Yuli Cahyono, M.Pd.

Koordinator Widyaiswara

Farikha, MM

Ka.Sie. Sistem Informasi

Tim Penulis

Setyo Hartanto, S.Pd. M.Kom. Dra. Yusnaini Agustina, M.Pd Drs. Edy Pudiyanto, M.Pd

Diterbitkan Oleh: LPPKS, Indonesia

Dilarang keras menerjemahkan, memfotocopy, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari LPPKS.

iv

PENJELASAN UMUM

A. Pengantar Bahan Pembelajaran Manajerial Kepala Sekolah/Madrasah (Jilid 1)

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, dan puji syukur kita panjatan pada Tuhan Yang Maha Esa, Mata Diklat Manajerial untuk membekali sebagai penyegaran kompetensi kepala sekolah/madrasah, dalam rangka meningkatkan dan menguatkan kompetensi manajerial (permendiknas 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah). Mata diklat ini dialokasikan selama proses pembelajaran di kelas melalui kegiatan teori dan praktik serta diskusi dalam bentuk kegiatan tugas mandiri dan kelompok.

Dalam melaksanakan kegiatan pada Bahan Pembelajaran ini, Bapak/Ibu harus mempertimbangkan inklusi sosial tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, orang dengan HIV/AIDS dan yang berkebutuhan khusus. Inklusi sosial ini juga diberlakukan bagi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.

B. Hasil Pembelajaran yang Diharapkan

Bahan pembelajaran ini diarahkan untuk mencapai target kompetensi yang berkaitan dengan standar kompetensi manajerial bagi kepala sekolah/madrasah (Permendiknas No. 13 tahun 2007) yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas manajerial kepala sekolah dalam rangka meningkatkan prestasi sekolah/madrasah maupun pencapaian visi, misi, tujuan sekolah.

Adapun hasil pembelajaran yang diharapkan, setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat memahami konsep manajerial di sekolah dan terampil sebagai:

1. Perencana Program-Program Sekolah/Madrasah

2. Pengembang Organisasi Sekolah

3. Pemimpin Sumber Daya Sekolah/Madrasah

4. Pemimpin Pembelajaran Sekolah/Madrasah Yang Efektif

5. Inovator Budaya Dan Iklim Sekolah Yang Kondusif Dan Inovatif

6. Pengelola Sumber Daya Manusia (SDM) Sekolah/Madrasah

7. Pengelola Sarana Dan Prasarana Sekolah/Madrasah

8. Pengelola Hubungan Masyarakat (HuMas)

C. Tagihan

Menjelaskan tentang konsep manajerial sekolah dan mempresentasikan tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai:

1. Perencana Program-Program Sekolah/Madrasah

2. Pengembang Organisasi Sekolah

3. Pemimpin Sumber Daya Sekolah/Madrasah

4. Pemimpin Pembelajaran Sekolah/Madrasah Yang Efektif

5. Inovator Budaya Dan Iklim Sekolah Yang Kondusif Dan Inovatif

6. Pengelola Sumber Daya Manusia (SDM) Sekolah/Madrasah

7. Pengelola Sarana Dan Prasarana Sekolah/Madrasah

8. Pengelola Hubungan Masyarakat (HuMas)

D. Ruang Lingkup Materi

Konsep manajerial sekolah, tugas pokok dan fungsi kepala sekolah (dimensi kompetensi manajerial) meliputi sebagai berikut; (1) Perencana Program-Program Sekolah/Madrasah, (2) Pengembang Organisasi Sekolah, (3) Pemimpin Sumber Daya Sekolah/Madrasah, (4) Pemimpin

Pembelajaran Sekolah/Madrasah Yang Efektif (5) Inovator Budaya Dan Iklim Sekolah Yang Kondusif Dan Inovatif, (6) Pengelola Sumber Daya Manusia (SDM) Sekolah/Madrasah, (7) Pengelola Sarana Dan Prasarana Sekolah/Madrasah, (8) Pengelola Hubungan Masyarakat (HuMas).

E. Refleksi

1. Apa yang sudah dikuasai?

2. Apa yang belum dikuasai?

3. Apa yang harus dilakukan?

4. Apa yang perlu ditambah?

F. Alokasi Waktu Alokasi Waktu

Selanjutnya, alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan belajar materi ini dipisahkan antara waktu belajar individual dan kelompok, Untuk waktu belajar individual sifatnya fleksibel karena dilakukan di luar pertemuan diklat. Sedangkan waktu untuk kegiatan kelompok diperkirakan sekitar14jam pelajaran, dengan rincian sebagai berikut:

1 Mendiskusikan isi bahan belajar untuk memperoleh pemahaman bersama ….

3 jam

2 Mendiskusikan rancangan manajerial yang disusun peserta………………….

4 jam

3 Melakukan diskusi hasil rancangan manajerial yang disusun………………..

1 jam

4 Membuat rangkuman bersama............................................................................

1 jam

5 Melak ukan refleksi……………………………………………………………..

1 jam

Jumlah

10 jam

vi

Pembelajaran Ke. 1

MANAJERIAL SEKOLAH/MADRASAH

I. Pengertian

A. Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 bahwa Kompetensi Kepala Sekolah ada 5 macam, antara lain: (1) Kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepala sekolah dalam menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang bertanggungjawab, kreatif, memiliki motivasi, (2) Kompetensi sosial adalah kemampuan kepala sekolah dalam membina hubungan dengan berbagai pihak serta aktif dalam kegiatan organisasi profesi. (3) Kompetensi Supervisi Akademik adalah kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa. (4) Kompetensi Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengembangkan kepentingan pendidikan di satuan pendidikan yang bersifat sosial (inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, dan memiliki naluri kewirausahaan) bukan untuk kepentingan komersial. (5 ) Kompetensi Manajerial adalah Kemampuan mengendalikan seluruh sumber daya dalam satuan pendidikan untuk mencapai visi, dan misi, serta tujuan satuan pendidikan.

1. Arti Manajemen Sekolah

Dikatakan oleh George R. Terry, Ph.D. dalam bukunya, Principles of Management, sebagai berikut: Manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunkan manusia dan sumber-sumber lainnya.

Dikatakan oleh Setyo Hartanto, S.Pd. M.Kom. dalam buku ditat Mulok SLTP, Manajemen Perkantoran dalam Kesekretarisan, sebagai berikut; Istilah manajemen merupakan

kata serapan dari Management yang berasal dari bahasa Latin " manus “ dan „giare“, kemudian terjadilah kata „managiare“ artinya melakukan, melaksanakan, menangani. Dalam bahasa

Inggris istilah yang identik dengan itu ialah „ to manage“ artinya mengurus, membimbing, mengawasi. Dari istilah „ manage “ timbullah istilah management (manajemen=bahasa Indonesia),

kegiatan untuk mengendalikan/mengelola suatu usaha guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Suatu usaha ini dapat berupa perusahaan atau pabrik atau organisasi atau kantor, dan sebagainya.

Dikatakan dalam PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Bab VIII Standar Pengelolaan, Bagian Kesatu, Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan, Pasal 49, berbunyi; (1) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Manajemen Sekolah dapat disimpulkan sebagai proses mengelola/mengendalikan satuan pendidikan secara mandiri, kemitraan, partisipatif, terbuka dan akuntabel guna mencapai visi, misi, tujuan satuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen Berbasis Sekolah secara utuh dan independen menjadi pilihan setiap satuan pendidikan dalam rangka penjaminan mutu sekolah.

2. Tujuan Manajemen Sekolah

Manajemen Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah yang bermuara tercapainya visi, misi, dan tujuan sekolah melalui pemberian kewenangan dan tanggungjawab yang diberikan kepada sekolah untuk dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik meliputi kemitraan, kemandirian, partisipasi, transparansi, dan Manajemen Sekolah bertujuan untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah yang bermuara tercapainya visi, misi, dan tujuan sekolah melalui pemberian kewenangan dan tanggungjawab yang diberikan kepada sekolah untuk dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik meliputi kemitraan, kemandirian, partisipasi, transparansi, dan

Bukti-bukti empirik lemahnya manajemen pola lama pendidikan nasional (sentralisasi) dan kemudian digulirkannya otonomi daerah telah mendorong dilakukannya penyesuaian dari manajemen pola lama pendidikan menuju manajemen pola baru pendidikan nasional. Perubahan paradigma tersebut dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini.

Tabel Dimensi-Dimensi Perubahan Pola Manajemen Pendidikan

Pola Lama

Arah

Pola Baru

Subordinasi

 Otonomi

Pengambilan keputusan terpusat  Pengambilan keputusan partisipatif Ruang gerak kaku

 Ruang gerak luwes Pendekatan birokratik  Pendekatan professional Sentralistik

 Desentralistik

Diatur

 Motivasi diri

Menghindari resiko

 Mengelola resiko

Gunakan uang semuanya  Gunakan uang seefisien mungkin Individual yang cerdas

 Teamwork yang cerdas Informasi terpribadi

 Informasi terbagi

Pendelegasian

 Pemberdayaan

Organisasi herarkis

 Organisasi datar

II. Proses Manajemen

A. Pengendalian

Pengertian kompetensi manajerial bermakna pula kemampuan mengendalikan, sedangkan pengendalian sebagai bagian terpadu dari manajemen, dalam manajemen proses organizing (pengendalian) dapat digambarkan dalam skema di bawah ini!

Kegiatan Manajemen Aspek atau Sasaran Manajemen

(6M)

P Man

O Money

Materials

Method (Technology, Procedur)

C Market (Pelanggan atau Sasaran)

Minutes (Waktu, Jadwal dll)

Pengendalian dalam suatu organisasi pada dasarnya terdiri dari 2 (dua) kegiatan atau tindakan yang saling terkait:

1. Pengukuran

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan kondisi nyata dengan standar atau kondisi ideal atau yang diharapkan. Kemungkinan Hasil Pengukuran Ada 3 (tiga) kemungkinan hasil Pengukuran:

a. Kemungkinan 1: Tepat atau sesuai dengan standar atau yang diharapkan.

b. Kemungkinan 2: Menyimpang dan kurang dari standar atau yang diharapkan.

c. Kemungkinan 3: Menyimpang, tetapi lebih baik dari standar atau yang diharapkan Contoh-contoh penyimpangan;

1) Hasil Pengukuran yang menyimpang dari target yang telah diharapkan, dapat

diilustrasikan sebagai berikut;

Diharapkan

Error atau Penyimpangan atau Delta

Capaian atau kenyataan

2) Hasil Pengukuran yang menyimpang dari waktu yang telah distandarkan, dapat

diilustrasikan sebagai berikut;

Waktu Standar

Waktu Yang Dilaksanakan

Error atau Penyimpangan atau Delta

3) Hasil Pengukuran yang menyimpang dari sumber daya secara optimal dalam

pemanfaatan, dapat diilustrasikan, sebagai berikut;

Sumber daya Termanfaatkan

Sumber daya Tersedia

Error atau Penyimpangan atau Delta

4) Hasil Pengukuran yang menyimpang dari kompetensi yang diinginkan, dapat

diilustrasikan sebagai berikut

Tingkat Kompetensi Yang Diharapkan

Error atau Penyimpangan atau Delta

Tingkat Kompetensi Yang Dicapai

2. Pengaturan

Pengaturan adalah kegiatan inti dari pengendalian. Pengaturan atau pengendalian dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan meluruskan kembali dalam rangka untuk pencapaian standar atau tujuan yang telah ditentukan/diharapkan.

B. Peran Error Dalam Pengendalian

Ditemukannya error atau penyimpangan atau delta mengindikasikan adanya sesuatu yang kurang sesuai dalam pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan sebelumnya. Setelah ditemukannya error maka direkomendasikan sejumlah langkah untuk meluruskan kembali berbagai aspek yang kurang sesuai agar tercapai tujuan yang telah diharapkan. Error tidak hanya mengenai pada sarana dan prasarana serta infrastruktur yang dipakai akan tetapi dapat menimpa pada sumber daya manausianya (SDM). Kepedulian yang responsif secara cepat meluruskan error yang ada sangat berpengaruh terhadap ketepatan dan kecepatan mencapai visi, misi, tujuan sekolah yang diinginkan, sehingga pimpinan yang handal dan tangguh tidak akan mengesampingkan error sampai kedaluarsa hingga masalahnya menjadi berlarut-larut.

Lembar Kerja:

Identifikasilah! Error yang mungkin terjadi dalam aspek 6M penyelenggaraan Satuan Pendidikan Bapak/Ibu, antara perencanaan dengan hasil untuk standar-standar berikut ini:

1. SDM (Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

2. Biaya (Pembiayaan)

3. Materi (Sarana Prasarana)

4. Metoda atau Penyelenggaraan (Pengelolaan)

5. Peserta Didik

6. Waktu Penyelenggaraan (Struktur Program) Kerjakan! dalam komputer dan presentasikan di dalam kelompok dan perwakilan kelompok mempresentasikan di depan kelas.

Pembelajaran Ke. 2 KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PERENCANA PROGRAM-PROGRAM SEKOLAH/MADRASAH

I. Rencana Kerja Sekolah (RKS)

Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah pada Dimensi Manajerial Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan, tingkatan ini dapat dikategorikan dalam waktu yang direncanakan atau dapat dikategorikan urgensi permasalahan yang dihadapi sekolah.

Salah satu bentuk kegiatan perencanaan pendidikan dalam suatu satuan Pendidikan disebut Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) yang perlu mempertimbangkan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan memperhitungkan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP), termasuk visi dan misi sekolah, melihat pula profil dari satuan pendidikan tersebut.

A. Pengertian Rencana Kerja Sekolah/Madrasah

1. Proses menentukan tindakan masa depan sekolah/madrasah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan ketersediaan sumber daya.

2. Dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah/madrasah di masa depan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah/madrasah yang telah ditetapkan.

B. Tujuan Penyusunan RKS/M:

1. Menjamin agar tujuan dan sasaran sekolah/madrasah dapat dicapai;

2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah/madrasah;

3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik intra pelaku di sekolah/madrasah, antar sekolah/ madrasah, Disdik Kab/Kota/Provinsi, Kemenag Kab/Kota/Provinsi, dan antar waktu;

4. Menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan;

5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah/madrasah dan masyarakat;

6. Menjamin penggunaan sumber daya sekolah/madrasah yang ekonomis, efisien, efektif, berkeadilan, berkelanjutan serta memperhatikan kesetaraan gender.

C. Sistematika Penyusunan RKS/M

1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, sasaran, dasar hukum, sistematika, alur penyusunan).

2. Identifikasi kondisi sekolah/madrasah saat ini.

3. Identifikasi kondisi sekolah/madrasah masa depan yang diharapkan.

4. Perumusan program dan kegiatan.

5. Perumusan rencana anggaran sekolah/madrasah.

6. Perumusan RKT dan RKAS/M. Setelah RKT, RKAS, RKJM telah dirumuskan maka langkah selanjutnya kepala sekolah

mengembangkannya dengan program lainnya berdasarkan data hasil evaluasi dalam pemenuhan

8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) sehingga diharapkan mampu menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan dengan hasil yang diinginkan, antara lain: Dokumen RKJM, RKT/RKAS yang disepakati pemangku kepentingan,tujuan kegiatan terukur, memenuhi skala prioritas, pengalokasian anggaran jelas, meliputi 8 SNP, instrumen evaluasi program dan/atau EDS.

Pencapaian tujuan pendidikan ini harus didukung dengan kemampuan penyusunan dan implementasi program-program yang terarah, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan nyata Pencapaian tujuan pendidikan ini harus didukung dengan kemampuan penyusunan dan implementasi program-program yang terarah, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan nyata

D. Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) Proses Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah merupakan siklus, yang dimulai dengan pembentukan Tim Pengembang Sekolah (TPS), pelatihan penggunaan instrumen, pelaksanaan EDS/M di sekolah/madrasah dan penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan RKS (RKJM, RKT/RKAS). Sekolah/Madrasah melakukan proses EDS/M setiap tahun sekali. EDS/M dilaksanakan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri atas: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, wakil unsur guru, wakil Komite Sekolah/Madrasah, wakil orang tua siswa, dan Pengawas Sekolah.

Proses EDS/M ini secara mendasar menjawab 3 (tiga) pertanyaan kunci di bawah ini.

1. Seberapa baikkah kinerja sekolah/madrasah kita? Hal ini terkait dengan posisi pencapaian kinerja untuk masing-masing indikator SPM dan SNP.

2. Bagaimana kita dapat mengetahui kinerja sekolah/madrasah? Hal ini terkait dengan tahapan pemenuhan yang tergambar dari hasil pengolahan data EDS/M dari responden

3. Bagaimana kita dapat meningkatkan kinerja? Dalam hal ini sekolah/madrasah melaporkan dan menindaklanjuti apa yang telah ditemukan sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

EDS/M sangat diperlukan oleh sekolah/madrasah karena evaluasi ini adalah evaluasi internal yang dilakukan oleh dan untuk sekolah/madrasah sendiri guna mengetahui kekuatan dan kelemahannya sendiri, semacam cermin muka yang dapat dipakai dalam melihat kekuatan dan kelemahannya sendiri untuk selanjutnya dipakai dasar dalam upaya memperbaiki kinerja.

a. Instrumen Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M) Instrumen EDS/M sampai dengan saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan instrument, hal ini dipandang perlu untuk mendapatkan data yang valid, obyektif dan bebas dari subyektifitas. Pada awalnya instrument EDS/M menggunakan bentuk naratif kualitatif dan pengisianya hanya dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah/Madrasah (TPS/M). Kemudian dikembangkan lagi dengan menggunakan kuisioner dengan responden yang melibatkan berbagai unsur yang ada di Sekolah/Madrasah.

b. Bentuk Instrumen Bentuk Instrumen EDS/M terdiri dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Setiap standar dikembangkan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden yang terdiri atas unsur kepala sekolah/madrasah, unsur guru dan unsur siswa. Semua unsur tersebut mencakup 8 (delapan) standar. Delapan standar ini digunakan sebagai dasar bagi Sekolah/Madrasah dalam memperoleh informasi kinerjanya yang bersifat kuantitatif. Perolehan angka dari setiap standar merupakan gambaran lebih menyeluruh dari komponen yang dimaksudkan. Pengolahan hasil jawaban dari responden diproses melalui program, dan data yang muncul berupa data kuantitatif yang mencerminkan tahapan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan.

c. Tahapan Pemenuhan Tahapan pemenuhan merupakan ukuran seberapa besar sebuah sekolah/madrasah telah memenuhi ketercapaian 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. Adapun tahapan pemenuhan ini terbagi dalam 3 (tiga) kategori sebagai berikut; (1) Tahapan pemenuhan 1

(satu), belum memenuhi SNP. Pada tahap ini, kinerja sekolah/madrasah mempunyai banyak kelemahan dan membutuhkan banyak perbaikan. (2) Tahapan pemenuhan 2 (dua), memenuhi SNP. Pada tahap ini, terdapat beberapa kekuatan dan kelemahan tetapi masih sangat perlu perbaikan. (3) Tahapan 3 (tiga), melampaui pemenuhan 8 SNP. Pada tahap ini, kinerja sekolah/madrasah baik, namun masih perlu peningkatan.

Tahapan pemenuhan bisa berbeda dalam indikator yang berbeda pula. Hal ini penting sebab sekolah/madrasah harus menilai kinerja apa adanya. Dalam pelaksanaan EDS/M yang dilakukan setiap tahun, sekolah/madrasah mempunyai dasar yang nyata untuk menjadi indikator atau komponen atau standar mana yang memerlukan perbaikan secara terus- menerus. Setelah mengetahui tahapan pemenuhan, sekolah/madrasah kemudian menyusun rekomendasi berdasarkan deskripsi tahapan pemenuhan untuk setiap indikator.

d. Rekomendasi Kolom rekomendasi pada instrumen EDS/M diisi uraian singkat yang menjelaskan situasi nyata yang terjadi di sekolah/madrasah sesuai dengan indikator pada setiap komponen yang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Rekomendasi tidak hanya difokuskan pada indikator yang dianggap lemah namun juga disusun untuk setiap indikator yang telah mencapai SNP. Sehingga rekomendasi ini dapat digolongkan dengan rekomendasi perbaikan/peningkatan dan rekomendasi pengembangan.

Berdasarkan pada rekomendasi yang telah tertera, kemudian sekolah/madrasah menganalisis indikator-indikator yang ada di bawahnya untuk melihat posisi tahapan pencapaian. Selanjutnya sekolah/madrasah memilih indikator-indikator mana saja yang belum mencapai tahapan pemenuhan, untuk dijadikan skala prioritas dalam program pemenuhan selanjutnya. Rekomendasi ini kemudian direkap sebagai dasar masukan dalam penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). Instrumen EDS/M yang lebih lengkap lihat pada Softwere EDS/M

e. Mengidentifikasi SNP (Untuk Sekolah Yang Belum Menggunakan EDS/M) Sebelum memulai kegiatan ini lakukan hal-hal sebagai berikut, Persiapkan!

1) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,atau PP. No. 32 tahun 2013 utuk sekolah yangmenggunakan kurikulum 2013

2) Profil sekolah/madrasah Saudara.

Lembar Kerja 1:

Lengkapi! diagram di bawah ini sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah/madrasah Saudara. Setelah Saudara melakukan pemetaan tersebut, lanjutkan dengan mengidentifikasi SNP dan SPM bagi pendidikan dasar, dan membandingkannya dengan profil/keadaan sekolah/madrasah Saudara bertugas. Selanjutnya. Jawablah pertanyaan berikut: Adakah kesenjangan antara kondisi sekolah/madrasah Saudara dengan SNP dan SPM bagi pendidikan dasar dengan profil sekolah/madrasah Saudara? Jika ada, tuliskan kesenjangan tersebut.

Standar Isi:

Standar Proses

Penilaian Standar SKL

Standar Standar Pembiayaan

……………… ……………… Standar PTK

Saudara telah mengidentifikasi bagian penting dari dasar-dasar perencanaan sekolah/madrasah, yaitu SNP dan SPM bagi pendidikan dasar. Selanjutnya, silakan melanjutkan mengidentifikasi kondisi sekolah/madrasah berdasar analisis konteks atau hasil evaluasi diri sekolah/madrasah.

Lembar Kerja 2:

Buatlah peta konsep SNP dengan cara menuliskan kembali standar apa saja yang seharusnya dipenuhi oleh sekolah/madrasah Saudara. Pemetaan konsep ini dilakukan secara berkelompok, dimana setiap anggota kelompok menuliskan standar dan sedikit uraian yang seharusnya dipenuhi oleh sekolah/madrasah Saudara berdasar pada 8 SNP dan SPM bagi Pendidikan Dasar. Pemetaan konsep dilakukan dengan menggunakan diagram di bawah ini (sebagai acuan gunakan Permendiknas nomor : 19 Tahun 2007).

II. Visi, Misi Sekolah/Madrasah

Kepala sekolah diharapkan mampu merumuskan visi, misi, tujuan sebagai arah pengembangan program RKJM, RKT/RKAS dan program lainnya. Sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan, antara lain: Visi-misi sekolah merupakan rumusan hasil keputusan bersama, berfungsi sebagai penentu arah pengembangan program sekolah yang tersosialisasikan.

A. Visi Sekolah

Visi adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah yang digunakan untuk memandu perumusan misi sekolah. Dengan kata lain visi adalah pandangan jauh ke depan ke mana sekolah akan dibawa. Visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh sekolah agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangannya. Gambaran masa depan atau visi tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu Undang-Undang Pendidikan dan sejumlah Peraturan Pemerintahannya, khususnya tujuan pendidikan nasional sesuai jenjang dan jenis sekolahnya dan sesuai dengan profil sekolah yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi sekolah harus tetap berada dalam koridor kebijakan nasional, tetapi sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang dilayani. Tujuan pendidikan nasional sama, tetapi profil sekolah khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani sekolah tidak selalu sama. Oleh karena itu, dimungkinkan sekolah memiliki visi yang tidak sama dengan sekolah lain, asalkan tidak keluar dari koridor nasional yaitu tujuan pendidikan nasional.

1. Penyusunan Visi

Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau rujukan dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa gerak langkah organisasi menuju masa depan yang lebih baik, sehingga eksistensi/keberadaan organisasi dapat diakui oleh masyarakat. Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Ini sejalan dengan yang Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses

manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang” (2006:94).

2. Rumusan Visi

Visi yang tepat bagi suatu instansi pemerintah akan menjadi accelerator (pemercepat) kegiatan instansi pemerintah bersangkutan, meliputi perencanaan strategi, perencanaan kinerja tahunan, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi pengukuran kinerja instansi tersebut. Visi sekolah juga merupakan gambaran tentang kualitas pendidikan di tingkat sekolah yang diinginkan di masa depan. Sebelum merumuskan visi sekolah perlu sekiranya terlebih dahulu mempelajari visi pendidikan nasional, mempelajari visi pendidikan di tingkat propinsi; mempelajari visi pendidikan daerah; kemudian baru dapat merumuskan visi sekolah yang dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu ke depan.

a. Syarat perumusan visi

1) Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan.

2) Visi dapat memberikan arahan, mendorong anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja yang baik.

3) Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan

4) Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.

5) Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.

6) Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.

b. Prosedur Perumusan, Perumusan Visi Satuan Organisasi dilakukan prosedur dan tahapan sebagai berikut:

1) Mengkaji makna visi satuan organisasi diatasnya unuk digunakan sebagai acuan;

2) Menginventarisasi rumusan tugas satuan organisasi yang tercantum dalam struktur dan tata kerja satuan organisasi yang bersangkutan;

3) Rumusan tugas satuan organisasi tersebut dirangkum dan dirumuskan kembali menjadi konsep rumusan visi satuan organisasi;

4) Konsep rumusan visi satuan organisasi didiskusikan dengan seluruh anggota organisasi untuk memperoleh masukan, klarifikasi dan saran-saran;

5) Rumusan Visi Satuan Organisasi dikomunikasikan dengan seluruh stakeholders guna memperoleh penyempurnaan;

6) Rumusan Visi Satuan Organisasi yang telah menjadi kesepakatan ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan Satuan Organisasi, sehingga visi tersebut menjadi milik bersama, mendapat dukungan dan komitmen seluruh anggota organisasi.

c. Kriteria Visi Rumusan Visi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut :

1) Rumusannya singkat, padat dan mudah diingat;

2) Bersifat inspiratif dan menantang untuk mencapainya;

3) Sesuatu yang ideal yang ingin dicapai dimasa yang akan datang yang membawa eksistensi/keberadaan suatu organisasi;

4) Menarik bagi seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak yang terkait (stakeholders);

5) Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;

6) Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam suatu organisasi;

7) Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran organisasi ikut berperan dalam pencapaiannya;

8) Mampu menumbuhkan komitmen seluruh anggota organisasi;

9) Menjamin kesinambungan kepemimpinan dan kebijakan organisasi serta menjembatani keadaan masa sekarang dan masa yang akan datang;

10) Memungkinkan untuk perubahan atau penyesuaian dengan perkembangan/perubahan tugas dan fungsi.

d) Teknik Perumusan Visi Visi Satuan Organisasi dirumuskan dengan cara sebagai berikut: Mereview (meninjau kembali) masalah yang dihadapi, baik internal maupun eksternal dengan pendekatan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT); dengan cara menganalisis konteks tentang kekuatan, kelemahan yang dimiliki oleh sekolah. Serta melihat peluang dan ancaman yang terjadi di sekeliling sekolah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan Visi adalah sebagai berikut:

1) Melibatkan seluruh anggota satuan organisasi dan satuan kerja untuk memberikan partisipasi (sharing) secara maksimal sesuai dengan kemampuannya;

2) Menumbuhkan sikap rasa memiliki (melu handarbeni atau sense of belongingness) mengenai visi yang akan dirumuskan bersam;.

3) Mengakomodasi cita-cita dan keinginan seluruh anggota satuan organisasi atau satuan kerja. Dengan pendekatan seperti ini (bottom up) akan menstimulasi segenap komponen yang ada dalam satuan organisasi untuk memberikan kontribusi terbaiknya bagi pencapaian visi yang akan disepakat;

4) Rumusan Visi yang berasal dari pimpinan (top down) perlu disosialisasikan kepada

seluruh anggota organisasi dengan pendekatan yang demokratis dan terbuka untuk penyempurnaan dan memperoleh masukan atau partisipasi dari bawah.

3. Contoh Visi Sekolah

a) Sekolah yang terletak di kota besar, peserta didiknya berasal dari keluarga mampu, berpendidikan tinggi, yang memiliki harapan anaknya menjadi orang hebat, lulusannya melanjutkan ke sekolah favorit yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya:

“Unggul Berprestasi, Berakhlaqulkarimah, Terampil Dan Mandiri” 10 “Unggul Berprestasi, Berakhlaqulkarimah, Terampil Dan Mandiri” 10

“Cerdas, Terampil, Dan Mandiri Berdasarkan Iman Taqwa”

c) Sekolah yang terletak di pinggiran kota (urban) yang umumnya tingkat kemajuannya menengah dibanding sekolah di perkotaan atau pedesaan, masyarakatnya pekerja, perilaku moral rendah, dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya:

“Berkarakter, Cerdas, Mandiri, Dan Terampil Berdasarkan Imtaq”

Ketiga contoh visi tersebut, sama-sama benar sepanjang dalam koridor tujuan pendidikan nasional, sesuai dengan tujuan dari setiap jenjang sesuai dengan peraturan pemerintah. Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang filosofi seperti contoh di atas seringkali memiliki aneka tafsir, setiap orang dapat menafsirkan secara berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan perselisihan dalam implementasinya. Bahkan jika terjadi penggantian pimpinan sekolah maka kepala sekolah yang baru tidak jarang memberi tafsir yang berbeda kepada kepala sekolah sebelumnya. Oleh karena itu agar tidak memberikan tafsir yang berbeda, visi itu sebaiknya diberikan penjelasan berupa indikator-indikator atau penanda-penanda yang dimaksudkannya. Perhatikan contoh penjelasan indikator-indikator visi Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa dapat dijabarkan indikatornya sebagai berikut:

4. Visi Indikator

Unggul dalam prestasi? Unggul dalam memperoleh UASBN atau UN, Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya, Unggul dalam karya ilmiah remaja Unggul dalam lomba kreativitas ? Unggul dalam lomba kesenian Unggul dalam lomba olah raga Unggul dalam keterampilan (mengoprasikan Komputer dan internet, Public Speaker) Beriman dan bertaqwa ? Unggul dalam disiplin Unggul dalam aktvitas keagamaan Unggul dalam kepedulian sosial

B. Misi Sekolah

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Suatu pernyataan misi setidaknya harus mampu menjawab tiga pertanyaan, berikut ini: Apa yang akan kita lakukan? Untuk siapa kita melakukannya? Bagaimana kita melaksanakannya?

Misi sekolah juga merupakan tindakan dalam rangka merealisasikan visi, yang telah dirumuskan. Sebelum merumuskan misi sekolah terlebih dahulu melakukan kegiatan-kegiatan; mempelajari visi sekolah; dan merumuskan tindakan untuk mencapai/merealisasikan visi sekolah.

1. Perumusan Misi

Misi organisasi adalah pangkal dari perencanaan strategi suatu organisasi. Misi organisasi akan menggiring penentuan tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh organisasi, untuk itu perlu dirumuskan secara cermat dan memungkinkan untuk dicapai serta dapat diukur pencapaiannya. Perumusan misi organisasi merupakan hal yang mendasar meskipun sulit, namun harus diupayakan. Perumusan dan penetapan misi organisasi harus secara eksplisit menyatakan apa yang akan dicapai atau fungsi apa yang dilaksanakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Penetapan misi sebagai pernyataan cita-cita organisasi dan seluruh komponen yang terkait yang akan menjadi landasan kerja yang harus diikuti oleh seluruh komponen Penetapan misi sebagai pernyataan cita-cita organisasi dan seluruh komponen yang terkait yang akan menjadi landasan kerja yang harus diikuti oleh seluruh komponen

a. Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh sekolah;

b. Rumusan selalu kalimat “tindakan” bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi; Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi.

c. Antara indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas;

d. Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada masyarakat (siswa);

e. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi organisasi.

2. Kriteria Misi

Rumusan misi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut :

a. Rumusannya sejalan dengan visi satuan organisasi/satuan kerja;

b. Rumusannya jelas dengan bahasa yang lugas;

c. Rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus dilaksanakan;

d. Dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu;

e. Memungkinkan untuk perubahan/penyesuaian dengan perubahan visi.

3. Contoh Misi Sekolah

Misi Indikator (misi)

a. Mengembangkan sumber daya secara optimal dalam rangka mempersiapkan siswa di era global

b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

c. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.

d. Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga apat dapat dikembangkan secara optimal.

e. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

f. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.

III. Tujuan Sekolah/Madrasah

Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang (Akdon, 2006:143). Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator. Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja sebuah organisasi. Sementara itu, tujuan sekolah lebih berfokus pada penjabaran dari visi, misi ke dalam operasional yang dapat dicapai dalam kurun waktu yang pendek misalnya dalam satu tahun ke depan.

Kepala sekolah menentukan strategi pencapaian tujuan sekolah, dilengkapi dengan indikator pencapaian yang terukur. Hasil yang diinginkan, antara lain: Dokumen program yang memuat strategi pencapaian tujuan pada tiap kegiatan pemenuhan stadar yang dijabarkan dalam indikator pencapaian yang spesifik, terukur, realistik, dan berbatas waktu.

1. Kriteria Tujuan

Beberapa kriteria penyusunan tujuan antara lain : a) mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Tujuan harus serasi dan mengklarifikasikan misi, visi dan nilai-nilai organisasi. b) Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi, program dan sub program organisasi. c) esensinya tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran lingkungan, atau dalam hal isu strategik hasil yang diinginkan. d) biasanya secara relatif berjangka panjang e) menggambarkan hasil program f) menggambarkan arahan yang jelas dari organisasi. g) menantang, namun realistik dan dapat dicapai.

2. Perumusan Tujuan Sekolah Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan sekolah:

a. Tujuan sekolah harus memberikan ukuran yang spesifik dan akuntabel

b. Tujuan sekolah merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu harus selaras dengan visi dan misi

c. Tujuan sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan diselesaikan dan kapan

diselesaikannya

3. Contoh Tujuan Sekolah

Rumusan Tujuan Indikator

a. Menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berbudaya? Pada tahun 2016 rata -rata UASBN mencapai nilai minimal 7,00.

b. Pada tahun 2016 proporsi lulusan yang melanjutkan ke sekolah unggul minimal 40%

c. Pada tahun 2016 memiliki tim kesenian yang tampil pada acara setingkat propinsi.

4. Target Sekolah

Sedangkan target sekolah adalah penjabaran tujuan yang ingin dicapai ke dalam target seperti peningkatan mutu akademik (prestasi belajar) dan non akademik (kesenian, pramuka, olahraga, sikap) yang harus dicapai dalam setiap tahun ajaran, semester, dan bulanan. Cara- cara untuk mencapai target sekolah antara lain sebagai berikut:

a. membangkitkan dedikasi guru dengan cara meluruskan niat pengabdian sebagai sumber daya manusia yang melaksanakan tugasnya secara professional;

b. membuat kesepakatan tugas (kewajiban) imbalan (hak) ganjaran jika berprestasi dan sanksi jika mengingkari kewajiban berdasarkan aturan yang disepakati;

c. menanamkan rasa memiliki pada seluruh warga sekolah dan masyarakat terhadap sekolah;

d. melakukan rapat berkala untuk mengetahui kemajuan, mencari solusi bersama dalam menghadapi dan memecahkan masalah; dan

e. menciptakan iklim kerja yang kondusif sehingga tercipta suasana kerja yang menyenangkan dan saling mendukung

IV. Rencana Evaluasi

Evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana ketercapaian pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah mengetahui tingkat keterlaksanaan program, mengetahui keberhasilan program, mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun selanjutnya, memberikan penilaian ( judgement) terhadap sekolah.

Oleh karena itu kepala sekolah diharapkan juga melengkapi program dengan rencana evaluasi keterlaksanaan dan pencapaian program-program kegiatan sekolah tersebut, dengan masing-masing kegiatan dibuatkan instrumen tersendiri dengan indikator-indikator yang tepat sesuai sasaran. Dengan demikian hasil yang diinginkan, antara lain: Dokumen rencana evaluasi dilengkapi dengan instrumen yang mengukur keterlaksanaan dan pencapaian program seluruh program-program kegiatan-kegiatan sekolah/madrasah.

Pembelajaran Ke. 3

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENGEMBANG ORGANISASI SEKOLAH

Kepala sekolah dalam mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sekolah memerlukan strategi dalam pencapaian keberhasilan tujuan sekolah dengan target akademik dan target non akademik. Strategi tersebut meliputi 5 macam, antara lain;

ON AKADEMIK

TEKNIK

TIM KERJA

A. Program Baru

Kepala sekolah mampu mengembangkan program baru untuk meningkatkan pencapaian target yang lebih tinggi. Target adalah upaya mendesak yang harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang sesuai dengan visi, maupun misinya. Ide-ide kepala sekolah dalam pelaksanaan proram perencanaan sebelumnya sangat berpotensi mencapai sesuai target. Setiap wacana yang dimunculkan kepala sekolah merupakan hasil pengembangan program-program baru bagi kepala sekolah sehingga hasil yang diinginkan, antara lain: Program pengembangan sekolah mengandung target pencapaian pada indikator keunggulan khas satuan pendidikan, kerja sama tim, dan data realisasi target yang meningkat daripada pencapaian sebelumnya.

B. Tim Kerja Yang Efektif

Kepala sekolah terampil dalam membangun tim kerja yang efektif untuk mendapatkan produk kinerja yang lebih unggul. Memotivasi mitra kepala sekolah untuk hidup rukun bersama menyelesaikan masalah-masalah sekolah dengan koordinasi dan Kepala sekolah terampil dalam membangun tim kerja yang efektif untuk mendapatkan produk kinerja yang lebih unggul. Memotivasi mitra kepala sekolah untuk hidup rukun bersama menyelesaikan masalah-masalah sekolah dengan koordinasi dan

C. Teknik Pengelolaan

Kepala sekolah menerapkan berbagai teknik pembaharuan dalam pengelolaan pembelajaran, dinamika pembelajaran menuntut kreativitas maupun inovasi-inovasi kepala sekolah sebagai kepemimpinan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang bersifat pembaharuan akan menjadi penggerak (motor) warga sekolah dalam membantu kepala sekolah mencapai visi, misi, tujuan sekolah. Dengan selalu mengupdate kebutuhan pengelolaan pembelajaran dan dinamika pembelajaran maka diharapakan hasil yang diinginkan, antara lain: Terdapat penerapan strategi pembaharuan dengan strategi yang terprogram, adanya rekam jejak penerapan strategi yang dilaksanakan secara berkelanjutan yang didukung dengan kerja sama tim untuk memperoleh prestasi sekolah yang meningkat dari hasil sebelumnya.

D. Berpotensi Maju

Kepala sekolah menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi sekolah. Memfasilitasi setiap ide, gagasan maupun inovasi dari warga sekolah tentang kemajuan dan prestasi dari sekolah, dapat yang berhubungan social kemasyarakatan, forum PGRI, forum OSIS, maupun bentuk-bentuk kegiatan seremonial dari Dinas Pendidikan.

Hasil yang diinginkan, antara lain: Dokumen peningkatan KKM, target hasil ulangan, hasil UN dan target keunggulan nonakademik peserta didik yang terprogram, terlaksana, dan meningkat hasilnya.

E. Contoh Berbudaya Mutu

Kepala Sekolah menjadi contoh berbudaya mutu yang kompetitif dalam mendorong peningkatan prestasi akademik dan non akademik peserta didik. Segala upaya kepala sekolah dalam kompetisi-kompetisi berupa; Olimpiade Sain Nasional, Pekan Olah Raga dan Seni Daerah, cerdas cermat, lomba baca tulis kaligrafi Al Qur’an dan tilawatil Al Qur’an, Pekan Bahasa Nasional, dan masih banyak lagi yang dirintis mulai tingkat sekolah, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, tingkat provinsi, tingkat nasional, sampai tingkat internasional. Hasil yang diinginkan, antara lain: Dokumen peningkatan KKM, target hasil ulangan, hasil UN dan target keunggulan nonakademik peserta didik yang terprogram, terlaksana, dan meningkat hasilnya

Pembelajaran Ke. 4 KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN SUMBER DAYA SEKOLAH/MADRASAH

Kepala sekolah berperan aktif dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan lomba di bidang akademik dan non akademik bagi peserta didik hingga memperoleh prestasi semaksimalnya minimal sesuai misi sekolah, harapan dari kompetensi ini akan mendapatkan hasil yang diinginkan, antara lain: Dokumen penyelenggaran kegiatan kompetisi yang dimulai dari tingkat sekolah, peroleh piagam penghargaan, piala, trofi perlombaan bidang akademik dan nonakademik.

I. Manajemen Sumber Daya bukan Manusia

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

KAJIAN YURIDIS PENGAWASAN OLEH PANWASLU TERHADAP PELAKSANAAN PEMILUKADA DI KOTA MOJOKERTO MENURUT PERATURAN BAWASLU NO 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

1 68 95

Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Deviden Pada PT. Indosat

8 108 124

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA KUBULIKU JAYA KECAMATAN BATU TULIS KABUPATEN LAMPUNG BARAT DALAM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DESA

13 91 69

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP KERJA GURU TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN GADINGREJO

1 24 56

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA DESA PEREMPUAN (Studi Kepala Desa Suka Jaya dan Kepala Desa Paya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran)

2 74 71

THE EFFECTIVENESS OF THE LEADERSHIP'S ROLE AND FUNCTION OF MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOL PRINCIPAL OF METRO EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH METRO

3 69 100

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu

18 128 61